Berpikir Kreatif [PDF]

  • Author / Uploaded
  • wan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Keterampilan Bepikir Kreatif Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan. Ada banyak cara untuk mengukur kecakapan berpikir kreatif dan cara-cara tersebut tidak terikat baku, tetapi dapat dimodifikasi dengan kondisi pembelajaran yang dilangsungkan oleh guru. Berpikir kreatif dalam pembelajaran menuntut adanya sesuatu yang baru untuk diciptakan, sehingga proses pembelajaran sangat mengembangkan kemampuan siswa dalam berimajinasi, mengolah dan menalar informasi, serta menciptakan produk. Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan berpikir. Berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya adalah pemikiran kreatif. Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana. Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya : 1.



Sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah,



2.



Mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya,



3.



Mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif,



4.



Cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut,



5.



Biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.



Marzano (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus: 1.



Bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya,



2.



Tinjau ulang ide,



3.



Melakukan sesuatu karena dorongan internela dan bukan karena dorongan eksternal,



4.



Pola pikir divergen/ menyebar,



5.



Pola pikir lateral/imajinatif. Keterampilan berpikir kreatif, yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses



berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, kontruktif, dan baik, berdasarkan konsep-konsep yang rasional, persepsi dan intuisi individu,. Berpikir kreatif melibatkan berpikir rasional dan imajinatif, kita dapat mengembangkan kapasitas untuk mengenal polapola



baru



dan



prinsip-prinsip



baru,



menyatukan



fenomena



yang



berbeda-beda,



dan menyederhanakan situasi yang kompleks. Inilah hakikat berpikir dan produktif, yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah. Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. Pertama, kreatifitas melibatkan respon atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi. Tetapi kebaruan saja tidak cukup tetapi harus mudah dan masuk akal. Kedua, memecahkan masalah persoalan secara realitis. Ketiga, kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan in-sight yang orisinil, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin. Kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu, memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku Berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuain. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan



kemurnian (originality),



mengembangkan sesuatu (generating).



dan



ketajaman



pemahaman (insight) dalam



Berfikir kreatif memuat kemampuan berfikir konvergen dan devergen yang meliputi kemampuan sebagai berikut 1.



Merumuskan hipotesis matematik berdasarkan hubungan sebab akibat terhadap situasi matematik,



2.



Menentukan pola matematik,



3.



Mengajukan solusi baru ketika menghadapi kebuntuan berfikir,



4.



Mengajukan ide yang tidak biasa dan menilai konsekuensinya,



5.



Mengidentifikasi informasi yang hilang,



6.



Merinci masalah umum ke dalam masalah yang lebih rinci. Di



samping itu,



keterampilan



yang terlibat



dalam



berfikir



kreatif



antara



lain keterampilan kognitif : mengidentifikasi masalah dan peluang, menyusun masalah yang baik dan berbeda, mengidentifikasi data yang relevan dan yang tidak relevan, masalah dan peluang yang produktif; menghasilkan banyak ide (fluency), ide yang berbeda (flexybility) dan produk atau ide yang baru (originality), memeriksa dan menilai hubungan antara pilihan dan alternatif, mengubah pola pikir dan kebiasaan lama, menyusun hubungan baru, memperluas dan memperbaharui rencana atau ide. Keterampilan afektif yang termuat dalam berfikir kreatif antara lain: merasakan masalah dan peluang, toleran terhadap ketidakpastian, memahami lingkungan dan kekreatifan orang lain, bersifat terbuka, berani mengambil resiko, membangun rasa percaya diri, mengontrol diri, rasa ingin tahu, menyatakan dan merespon perasaan dan emosi dan mengantisipasi sesuatu yang tidak diketahui. Sedangkan keterampilan metakognitif yang termuat dalam berfikir kreatif antara lain: merancang strategi, menetapkan tujuan dan keputusan, memprediksi dari data yang tidak lengkap, memahami kekereatifan dan sesuatu yang tidak dipahami orang lain, mendiagnosa informasi yang tidak lengkap, membuat pertimbangan multipel, mengatur emosi dan memajukan elaborasi solusi masalah dan rencana. B. Ciri-Ciri Berpikir Kreatif Menurut Mc. Kinnon, orang-orang yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1.



Memandang dirinya berbeda dan lebih sering melukiskan dari mereka sebagai berdaya cipta, tak tergantung, bersifat individualis.



2.



Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan.



3.



Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi lebih tertarik pada arti dan implikasi, memiliki fleksibel kognitif, ketrampilan verbal, berminat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat, mempunyai keingintahuan intelektual yang besar.



4.



Lebih



tertarik



secara



mendalam



menyerap



pengalaman



daripada



mempertimbangkan. 5.



Lebih bersifat intuitif.



Berpikir kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1.



Bebas dalam berpikir dan bertindak.



2.



Tidak menyukai kegiatan yang menuntut konformitas (kesesuaian).



3.



Tidak mudah dipengaruhi pendapat umum bila yakin bahwa pendapatnya benar.



4.



Kecenderungan kurang dokmatis dan lebih realistis.



5.



Mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak berdasar akal (irrasional).



6.



Mengakui hal-hal yang rumit dan baru.



7.



Mengakui humor dan memiliki good sense of humor.



8.



Menekankan pentingnya nilai-nilai teoritik dan estetis. Sedangkan S.C. Utami Munandar mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki



kemampuan berpikir kreatif yang tinggi yaitu : 1.



Memiliki dorongan ingin tahu yang besar,



2.



Sering mengajukan pertanyaan yang baik,



3.



Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah,



4.



Bebas dalam menyatakan pendapat,



5.



Menonjol dalam salah satu bidang seni,



6.



Memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakannya,



7.



Tidak mudah terpengaruh orang lain,



8.



Daya imajinasi kuat,



9.



Memiliki tingkat orisionalitas yang tinggi,



10. Dapat bekerja sendiri, 11. Senang mencoba hal-hal yang baru. Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian tentang inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa ciri: 1.



Adanya kelancaran, kesigapan, dan kemampuan menghasilkan banyak gagasan.



2.



Adanya fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai pendekatan dalam mengatasi masalah.



3.



Adanya keaslian, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan yang asli.



4.



Adanya pengembangan, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail dan terinci.



5.



Adanya perumusan kembali, yaitu kemampuan untuk merumuskan pengertian dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda. Menurut Evans, Guilford dan Torraance, menyebutkan ciri berfikir kreatif antara lain



: Fluency, Flexibility, Elaboration, dan Sensitivity. Adapun penjelasan adalah sebagai berikut. 1.



Fluency (kelancaran) adalah kemampuan membangun banyak ide. Semakin banyak peluang yang didapat, maka semakin banyak peluang untuk mendapatkan ide-ide yang bagus.



2.



Flexibility (keluwesan) adalah kemampuan membangun ide yang beragam yaitu kemampuan untuk mencoba berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah.



3.



Originality (keaslian) adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang luar biasa yang tidak umum.



4.



Problem sensitivity (kepekaan masalah) adalah kemampuan mengenal adanya suatu masalah atau mengabaikan fakta yang kurang sesuai untuk mengenal masalah yang sebenarnya.



5.



Elaboration (elaborasi) adalah kemampuan untuk memotong, mengembangkan atau membubuhi ide atau produk. Williem, menambahkan prilaku terkait dengan berfikir kreatif siswa antara lain:



1.



Risk taking yakni mempunyai keberanian untuk menyatakan sendiri kesalahan atau kritikan, tebakan dan mempertahankan ide sendiri.



2.



Complexity yakni mencari berbagai alternatif, membawa keluar dari kekacauan dan menyelidiki kedalam masalah atau ide yang rumit.



3.



Curiosity yakni keinginan untuk tahu dan kagum, bermain dengan suatu ide, membuka suatu teka-teki dan mempertimbangkan sesuatu yang misteri.



4.



Imagination yakni mempunyai kekuatan untuk visualisasi dan membangun mental image dan meraih di lingkungan nyata.



C. Indikator Berpikir Kreatif Tabel Indikator Berpikir Kreatif NO



ASPEK



PERILAKU SISWA



1



Kemampuan Berpikir Lancar/ Kelancaran (Fluency)



a. b. c. d. e.



Mengajukan banyak pertanyaan Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lainnya f. Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu objek atau situasi



2



Kemampuan Berpikir Luwes/ Keluwesan (Flexibility)



a. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu b. c.



d. e.



f.



3



Kemampuan Berpikir Keaslian (Originality)



gambar, cerita atau masalah Memberikan pertimbangan terhadap situasi Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya Menggolongkan hal-hal menurut kategori yang berbedabeda Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang bebeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok Mampu mengubah arah pemikiran



a. Memikirkan masalah masalah atau hal-hal yang tidak



Asli/ b. c. d. e. f.



pernah terpikirkan oleh orang lain Lebih senang mensintesis daripada menganalisis sesuatu Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara baru Memilih a simetri dalam membuat gambar atau desain. Memilih cara berfikir yang lain dari yang lain Mencari pendekatan yang baru dari stereotip



4



5



Kemampuan Memerinci/ Kerincian (Elaboration)



a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau



Kepekaan (Sensitivity)



a. Menangkap masalah-masalah sebagai tanggapan terhadap



pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain c. Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana. d. Menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarannya sendiri atau gambar orang lain.



suatu situasi



Ada lima indikator berfikir kreatif, sebagai sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas dan elaborasi. Keempat dari karakteristik tersebut didefinisikan sebagai berikut. 1.



Orisinalitas Kategori orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan. Orisinalitas yang ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan jarang terjadi. Berfikir tentang masa depan bisa juga memberikan stimulasi ide-ide orisinil. Jenis pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menguji kemampuan ini adalah tuntutan penggunaan-penggunaan yang menarik dari objek-objek umum. Misalnya: a.



Desainlah sebuah komputer impian masa depan;



b.



Pikirkan berapa banyak kabel yang anda gunakan?



2. Elaborasi Elaborasi merupakan kemampuan untuk menguraikan sebuah objek tertentu. Elaborasi



adalah



jembatan



yang



harus



dilewati



oleh



seseorang



untuk



mengkomunikasikan ide “kreatifnya” kepada masyarakat. Faktor inilah yang menentukan nilai dari ide apapun yang diberikan kepada orang lain di luar dirinya. Elaborasi ditunjukkan oleh sejumlah tambahan dan detail yang bisa dibuat untuk stimulus sederhana untuk membuatnya lebih kompleks, tambahan-tambahan tersebut bisa dalam bentuk dekorasi, warna, bayangan, atau desain.



3. Kelancaran Kelancaran merupakan kemampuan untuk menciptakan banyak ide atau gagasan. Ini merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berfikir kreatif, karena semakin banyak ide, maka semakin besar kemungkinan yang ada untuk memperoleh sebuah ide yang signifikan. 4. Fleksibilitas Fleksibilitas merupakan kemampuan seorang individu untuk mengubah perangkat mentalnya ketika keadaan memerlukan itu, atau kecendrungan untuk memandang sebuah masalah secara instan dari berbagai perspektif. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk mengatasi rintangan-rintangan mental, mengubah pendekatan untuk sebuah masalah, tidak terjebak dengan mengasumsikan aturan-aturan atau kondisi-kondisi yang tidak bisa diterapkan pada sebuah masalah. 5. Sensitivitas peka terhadap sebuah masalah , sehingga menimbulkan rasa empati dalam diri mereka. Cepat dalam memberikan respon maupun tanggapan D. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif Berpikir kreatif tumbuh subur bila didukung oleh faktor personal dan situasional. Diantaranya adalah : 1.



Kemampuan Kognitif Termasuk disini adalah kemampuan diatas rata-rata dan fleksibilitas kognitif. Sedangkan telah kita ketahui potensi otak kita sangat besar. Faktor pertama ini dapat kita penuhi dengan cara mengoptimalkan potensi otak, salah satu caranya adalah dengan Accelerated learning.



2. Sikap yang Terbuka Orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan ekternal. Ini adalah komitmen pribadi yang sangat penting. Saat kita memiliki sikap terbuka maka banyak informasi dan kesempatan yang dapat kita manfaatkan untuk menjadi kreatif.



3. Sifat yang Bebas, Otonom, dan Percaya pada Diri Orang kreatif tidak senang digiring ingin menampilkan diri semampu dan semuanya, ia tidak terlalu terikat dengan konvensi-konvensi sosial. Mungkin inilah sebabnya, orang-orang kreatif sering dianggap gila. E. Tahapan Berpikir Kreatif Didalam penyelesaian kreatif tahapan yang dilalui adalah : 1. Orientasi (Merumuskan masalah) Si pemikir merumuskan masalah dan mengindentifikasi aspek-aspek masalah tersebut. Dalam prosesnya, si pemikir mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang tengah dipikirkan. 2. Persiapan (Mengumpulkan informasi) Preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses secara analogis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si pemikir harus benar-benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek masalah, serta informasi yang dimiliki. 3. Inkubasi (Mencerna fakta dan mengolahnya dalam pikiran) Ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan terus bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan sangat tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses inkubasi. 4. Iluminasi (Mendesak gagasan bermunculan ke permukaan) Proses inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah. Pada tahap ini sebaiknya diupayakan untuk memperjelas pengertian yang muncul. Di sini daya imajinasi si pemikir akan memudahkan upaya itu.



5. Vertifikasi (Memutuskan apakah solusinya benar-benar memecahkan masalah) Si pemikir harus menguji dan menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah, si pemikir sebaiknya kembali menjalani kelima tahap itu, untuk mencari ilham baru yang lebih tepat.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2013. Berpikir Kreatif. http://seulanga23.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikirkritis-dan-berpikir.html. Johnson, S. 2010. Where Good Ideas Come From. New York: Riverhead books. dari https://repository.tamu.edu/handle/1969.1/2228Texas A&M University, Texas) McGregor, D. 2007. Thinking; Developing Learning. A Guide to ThinkingSkills in Education. McGrawHill: Open University Press. Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Of Students With Math Difficulty, dari https://repository.tamu.edu/handle/1969.1/2228Texas A&M University, Texas) Park, H. 2004. The effects of divergent production activities with math inquiry and think aloud Santrock, J.W. 2011. Child development (12thed.). New York: McGraw-Hill Companies. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Desak Ketut Sarining Sekar, Ketut Pudjawan, I Gd Margunayasa. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Nurlaila, Muh. Tawil, Abdul Haris. Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Fisika Pada Peserta Didik Kelas XI IPA1 SMA Negeri 2 Bua Ponrang. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Volume 4 Nomor 1 ISSN: 2302-8939 128 I Ramadhani, S Mariani, S B Waluya. 2015. Keefektifan Model PBL dengan Mind Map Melalui Hands On Activity terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Unnes Journal of Mathematics Education 4 (2) (2015) Hadma Yuliani, Mariati, Resa Yulianti, Cici Herianto. 2017. Keterampilan Berpikir Kreatif pada Siswa Sekolah Menengah di Palangka Raya Menggunakan Pendekatan Saintifik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 48-56 M. B. Panjaitan, M. Nur, B. Jatmiko. Model Pembelajaran Sains Berbasis Proses Kreatif-Inkuiri untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 11 (1) (2015) 8-22 Vida Indriana, Nurdin Arsyad,Usman Mulbar. Penerapan Pendekatan Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa



Kelas XI IPA-1 SMAN 22 Makassar. Jurnal Daya Matematis, Volume 3 Nomor 1 Maret 2015 I Kt Sandi, I Wyn. Suwatra, I Wyn. Widiana. Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar IPA dengan Kovariabel Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IV SD. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Riski



Muliyani1,



Yudi



Kurniawan.



Profil



Kemampuan



Berpikir



Kreatif



dan



Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014 Volume 5 Nomor 1 2014 ISSN : 2302-7827