Best Practice-Rika Rahmayanti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN BEST PRACTICE PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN PENINGKATAN MOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM MENELAAH TEKS CERPEN DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING (Pengalaman Terbaik Pembelajaran di Kelas IX SMP Daarul Falaah Cisaat) Tahun 2019-2020



NAMA PESERTA



: RIKA RAHMAYANTI, S.Pd.



NUPTK



: 8340764665300023



SEKOLAH /TEMPAT TUGAS



: SMP DAARUL FALAAH CISAAT



KABUPATEN/KOTA



: SUKABUMI



PROVINSI



: JAWA BARAT



MENTOR PEMBEKALAN



: Hj. RATNA MUDANINGRUM, M.Pd.



DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT TAHUN 2019



Lembar pengesahan



Pengembangan dalam bentuk best practice berjudul Peningkatan Motivasi Peserta Didik dalam Menelaah Teks Cerpen dengan Model Discovery Learning (Pengalaman Terbaik Pembelajaran di Kelas IX SMP Daarul Falaah Cisaat)



Nama



: Rika Rahmayanti, S.Pd



Asal Sekolah



: SMP Daarul Falaah Cisaat



Telah disetujui dan disahkan pada / oleh Hari



: Sabtu



Tanggal



: 22 November 2019



Kepala SMP Daarul Falaah Cisaat



H. Iskandar MS., SmHk., S. Pd. I.



i



Biodata Penulis



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Nama NIP NUPTK Jabatan Pangkat / Gol.Ruang Tempat,Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Pendidikan Terakhir Unit Kerja Alamat



Rika Rahmayanti, S. Pd. 8340764665300023 Guru SMP Daarul Falaah Cisaat Sukabumi, 10 Agustus 1986 Perempuan islam S1 SMP Daarul Falaah Cisaat Kp. Talaga Rt. 001/002 Ds. Talaga, Kec. Caringin Kab. Sukabumi



Sukabumi, 22 November 2019 Penulis



Rika Rahmayanti, S. Pd.



ii



Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan best practice ini dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Best practice merupakan laporan uraian hasil pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaat , baik secara langsung untuk guru itu sendiri atau tidak langsung meliputi: peserta didik, masyarakat, dan rekan sejawat lainnya. Best practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah pembelajaran di lingkungan sekolah. Penyusunan best practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas dari adanya bantuan dan dukungan berbagai pihak: 1. Bapak H. Iskandar MS., SmHk., S. Pd. I. selaku Kepala SMP Daarul Falaah Cisaat, yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk melaksanakan penelitian kelas guna terciptanya laporan pengalaman terbaik ini; 2. Ibu H. Ratna Mudaningrum, M. Pd. selaku guru inti, mentor, dan sahabat yang tak hentinya memberikan bimbingan dan motivasi pada penulis agar terus berusaha dan semangat dalam menyelesaikan best practice ini; 3. Teman-teman seperjuangan diklat PKP Zona Cisaat, yang terus saling mendukung dan melengkapi dalam penyelesaian tugas; 4. Pak suami yang tak hentinya memberikan kesempatan, dukungan, dan keikhlasan agar penulis dapat membagi waktu antara tugas dan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu dari kedua buah hati kita (ambu sayang kalian); 5. Sahabat-sahabat guru di SMP Daarul Falaah, khususnya Bu Reni, Bu Erni, Bu Sovi, dan Bu Endah yang selalu siap mendengar keluh kesah penulis selama proses pembuatan best practice ini; 6. Kedua orang tua dan ibu mertua yang tak hentinya memberikan doa dan restu. Terima kasih atas segalanya dan jangan berhenti memberikan dukungan. 7. Siswa SMP Daarul Falaah Cisaat yang telah membantu proses praktik pembelajaran penulis; 8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian best practice ini, namun tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan best practice ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis berharap mendapatkan saran dan masukan agar dapat menjadi lebih baik. Kesempurnaan hanya milik Allah, kita sebagai manusia tak lepas dari ihtiar dan tetap bersyukur.



iii



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i BIODATA PENULIS ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii DAFTAR ISI.................................................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1 B. Jenis Kegiatan ....................................................................................................... 2 C. Manfaat Kegiatan .................................................................................................. 2 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................................... 3 A. Tujuan dan Sasaran ............................................................................................... 3 B. Bahan/Materi Kegiatan ......................................................................................... 3 C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan .................................................................. 3 D. Alat/Instrumen ...................................................................................................... 6 E. Waktu dan Tenpat Kegiatan .................................................................................. 7 BAB III HASIL KEGIATAN ........................................................................................... 8 A. Hasil ...................................................................................................................... 8 B. Masalah yang dihadapi ......................................................................................... 8 C. Cara mengatasi masalah ........................................................................................ 9 BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 10 A. Simpulan ............................................................................................................. 10 B. Rekomendasi ....................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11 LAMPIRAN .................................................................................................................... 12



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Foto-foto kegiatan ..................................................................................... 12 Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 13 Lampiran 3: Bahan Ajar ................................................................................................ 18 Lampiran 4: LKPD ........................................................................................................ 19 Lampiran 5: Lembar observasi kegiatan pembelajaran ................................................. 23



iv



v



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang masalah Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Dalam kurikulum 2013 revisi 2017, ada perubahan signifikan dalam hal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran yang meningkatkan minat belajar siswa. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kadang kurang menyenangkan, monoton, dan anak-anak tampak tidak semangat. Berdasarkan hasil temuan selama proses pembelajaran, penulis dapat menyimpulkan bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah, (b) siswa kurang berminat dengan banyaknya penugasan, dan (c) sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugastugas yang hanya bersifat teoritis dan tinggal menyalin dari buku teks. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) perlu ditumbuhkan pada diri siswa untuk bekal menghadapi era globalisasi. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning). Menurut Ruseffendi (2006:329), metode discovery learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memeroleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Prinsip pembelajaran yang terlihat jelas dalam model discovery learning adalah bahan pelajaran atau materi yang hendak diberikan tidak disampaikan seutuhnya, sebagai gantinya siswa akan didorong untuk menganalisis sendiri apa yang ingin dicari, kemudian siswa mengorganisasi apa yang telah mereka pahami dalam suatu bentuk pemecahan. Dengan kata lain, discovery learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan suatu persoalan. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model discovery learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran berbasis HOTS dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik).



1



B. Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan dalam laporan praktik baik ini adalah pembelajaran menelaah teks cerita pendek di kelas IXA dengan pasangan KD yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilaporkan menggunakan model pembelajaran discovery learning. C. Manfaat Kegiatan Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam laporan praktik baik ini diantaranya: 1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan, proses berpikir kritis, dan kompetensi lainnya dalam proses pembelajaran; 2. Bagi penulis, dapat menjadi tolak ukur dalam proses pembelajaran selanjutnya dan menjadi bahan untuk terus menggali serta mencari pembaruan dalam menciptakan stategi mengajar; 3. Bagi pihak lain yang terkait, dapat menjadi salah satu literatur dalam mengembangkan rencana pembelajaran.



2



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman terbaik penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thinking skills (HOTS) dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Sasaran Sasaran pelaksanaan praktik baik ini adalah siswa kelas IXA SMP Daarul Falaah Cisaat pada semester I tahun ajaran 2019-2020, sebanyak 32 orang.



B. Bahan/Materi Kegiatan Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas IX dengan pokok bahasan teks cerita pendek dengan pasangan KD berikut ini.



No.



Kompetensi Dasar



1



Kompetensi Pengetahuan 3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar



2



Kompetensi Keterampilan 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar



C. Cara Melaksanakan Kegiatan Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran dengan model discovery learning (pembelajaran berbasis penemuan) . Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis. 1. Pemetaan KD Pemetaan dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas IX, penulis memilih materi pokok teks cerita pendek (unsur pembangun teks cerpen). 2. Analisis target kompetensi Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.



3



No.



Kompetensi Dasar



Target Kompetensi Dasar



1



3.5 Mengidentifikasi unsur 3.5.2 Menjelaskan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca pembangun karya sastra 3.5.3 Menentukan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca dalam teks cerita pendek 3.5.4 Mengidentifikasi unsur pembangun karya yang dibaca atau didengar sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca



2



4.5 Menyimpulkan unsur-



4.5.1 Menunjukkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung unsur pembangun karya dari cerita pendek yang dibaca sastra dengan bukti yang 4.5.3 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun mendukung



dari



cerita



pendek yang dibaca atau



karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca



didengar



3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5.2



Menjelaskan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca



3.5.3



Menentukan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca



3.5.4 4.5.1



Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca Menunjukkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca



4.5.3



Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca



4. Pemilihan model pembelajaran Model pembelajaran yang dipilih dalam praktik baik ini adalah discovery learning. 5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak discovery learning. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model discovery learning.



4



No. 1



2



3



4



Sintak model pembelajaran



Kegiatan pembelajaran



(Pemberian  Guru menayangkan video untuk mengenali unsur-unsur teks cerpen Rangsangan)  Siswa melakukan curah pendapat berdasarkan video pembelajaran yang disimak  Siswa merespon pertanyaan membangun yang berkaitan dengan video pembelajaran yang disimak  Siswa membaca cerpen “Kebaikan Membawa Berkah” yang dibagikan guru Problem Statement (Identifikasi  Siswa mengidentifikasi permasalahan yang terkait unsur-unsur pembangun masalah) teks cerpen.  Permasalahan di antaranya diarahkan supaya menanyakan informasi apa saja dalam teks cerpen “Kebaikan Membawa Berkah” dan menyimpulkannya  Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, Siswa merumuskan masalah terkait dengan pengidentifikasian informasi dan penyusunan simpulan yang tepat untuk teks cerpen Data Collection (Pengumpulan  Siswa membaca dari berbagai sumber tentang unsur instrinsik dan Data) ekstrinsik cerpen  Siswa bercurah pendapat mengenai unsur-unsur teks cerpen dan bertanya pada guru mengenai teknik menyimpulkan  Siswa mendata unsur instrinsik dan ekstrinsik yang berhubungan dengan cerpen yang dibaca  Mengidentifikasi hasil yang sudah dikumpulkan atau didata untuk membuktikan kebenaran hipotesis sesuai dengan isi cerpen Data Processing ( pengolahan data)  Siswa mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai unsur ekstrinsik dan instrinsik pada LKPD  Siswa mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai simpulan unsur-unsur Stimulation



5



5



Verification (Pembuktian )







  



6



Generalization



(Menarik 



kesimpulan / Generalisasi)



pembangun cerpen tersaji pada LKPD Siswa mengutus salah satu anggota kelompok dari masing-masing kelompok untuk mengunjungi kelompok lain, misalnya kelompok 1 mengunjungi kel. 2, 3, 4, dan 5. Kel. 2 dst. Masing-masing utusan kelompok kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil kunjungannya. Siswa mendiskusikan hasil kunjungan untuk membuktikan benar tidaknya hasil kerja kelompok. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan mencatat dan merespon berdasarkan hasil kunjungan Siswa mempresentasikan hasil kerjanya



berdasarkan



utusan



kelompoknya masing-masing dan ditanggapi oleh guru. Setelah itu, menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua permasalahan yang sama



6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis dari poin1 hingga 5 di atas, kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.



D. Media dan Instrumen Media Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) teks cerpen berjudul “Kebaikan Membawa Berkah”, (b) video “Unsur Pembentuk Cerpen” diambil dari https://www.youtube.com/watch?v=Z8npg-bNin8, dan (c) lembar kerja peserta didik (LKPD).



6



Instrumen Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat. E. Waktu dan Tempat Kegiatan Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 15 November tahun 2019 bertempat di kelas IXA SMP Daarul Falaah Cisaat.



7



BAB III HASIL KEGIATAN A. Hasil Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut 1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Proses pembelajaran dengan sintak yang ada pada model discovery learning mengharuskan siswa berperan aktif. 2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model discovery learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah melakukan proses menyimak video dan membaca teks, siswa dapat melakukan curah pendapat berkaitan dengan apa yang mereka dapatkan selama proses tersebut. Selain itu, siswa pun dapat merespon setiap pertanyaan yang diajukan guru maupun temannya. 3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat terlihat dari antusias siswa dalam merespon segala pertanyaan, mengajukan pertanyaan, bahkan bercurah pendapat. Dalam proses pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS, suasana kelas cenderung sepi dan siswa kurang aktif dalam berpendapat. Proses pembelajaran lebih dititikberatkan pada tugas yang harus dikerjakan siswa tanpa memikirkan proses yang dilakukan dalam penyelesaiannya. Tak hanya itu, materi pembelajaran selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS dengan menggunakan model discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini dari mulai pemahaman hingga penyelesaian tugas siswa aktif menemukan secara mandiri dengan melakukan pengamatan dan diskusi, sehingga menuntut siswa berpikir kritis. 4. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Dalam proses ini setelah menyimak video dan membaca teks cerpen, siswa mampu merumuskan masalah yang muncul dan berusaha untuk menemukan data-data guna menyelesaikannya dengan cara berdiskusi dan saling bertukar informasi. Data yang didapat kemudian diproses dan ditinjau ulang guna memeroleh kepastian akan kebenarannya. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS siswa tidak hanya belajar secara kontekstual saja tetapi secara prosedural. B. Masalah yang Dihadapi Masalah utama yang dihadapi adalah daya menalar siswa yang berbeda-beda, sehingga proses transfer knowledge belum merata. Rasa percaya diri pun menjadi salah satu kendala yang tidak bisa dihindari. Masalah selanjutnya datang dari guru yang memang belum sempurna dalam menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.



8



C. Cara Mengatasi Masalah Agar siswa yakin bahwa pembelajaran dengan discovery learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS. Kekurangmampuan guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dapat diatasi dengan tidak berhenti untuk belajar meningkatkan kompetensi dan mencari strategi-strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dari berbagai sumber, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.



9



Bab IV Simpulan dan Rekomendasi A. Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1. Pembelajaran berbasis HOTS dengan model pembelajaran discovery learning layak dijadikan praktik baik, karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Dengan demikian siswa lebih berperan aktif selama proses pembelajaran di kelas. 2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran berbasis HOTS dengan model pembelajaran discovery learning yang dilaksanakan dapat mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.



B. Rekomendasi Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran berbasis HOTS dengan model pembelajaran discovery learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan. 1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi serta kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna. 2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa). 3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mendesiminasikan praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.



10



DAFTAR PUSTAKA



Ariyana, Yoki, Ari Pudjiastuti, Reisky Bestary dan Zamroni. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setiawati, Wiwik, Oktavia Asmira, Yoki Ariyana, Reisky Bestary dan Ari Pudjiastuti. 2019. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tesniyadi, Dema dan Eulis Kherun Nisa. 2019. Paket Unit Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Teks Laporan Hasil Percobaan, Pidato, dan Cerita Pendek. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. https://www.youtube.com/watch?v=Z8npg-bNin8 http://idekreatifguru.blogspot.com/2016/02/pengertian-dan-langkah-langkah-modelpembelajaran-discovery-learning.html?m=1 http://saungbelajaraisyah.blogspot.com/2019/01/hots-dalam-pembelajaran.html?m=1 https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-thinkingskill.html?m=1



11



LAMPIRAN Lampiran 1



:



12



Lampiran 2



: Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )



Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu



: SMP Daarul Falaah Cisaat : B. Indonesia : IX/1 : Teks Cerita Pendek : 2 JPx40 Menit



A. Kompetensi Inti (KI) KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.



B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi No 1



2



KOMPETENSI DASAR Kompetensi Pengetahuan 3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar



Kompetensi Keterampilan 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar



INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI IPK Penunjang: 3.5.2 Menjelaskan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca 3.5.3 Menentukan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca IPK Kunci: 3.5.4 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca IPK Penunjang: 4.5.1 Menunjukkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca IPK Kunci: 4.5.3 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca



13



C. Tujuan Pembelajaran  Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca dengan menggunakan model discovery learning.  Peserta didik dapat menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca dengan menggunakan model discovery learning D. Materi Pembelajaran  Unsur teks cerpen  Menyimpulkan unsur teks cerpen dengan bukti yang mendukung E. Metode Pembelajaran Pendekatan Model Pembelajaran Metode



: saintifik : discovery learning : Tanya jawab, diskusi dan unjuk kerja



F. Media Pembelajaran  Video tentang unsur teks cerpen  proyektor  Lembar kerja G. Sumber belajar  Buku Guru Mata Pelajaran B. Indonesia SMP Kelas IX kurikulum 2013 edisi revisi 2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Buku Siswa Mata Pelajaran B. Indonesia SMP Kelas IX kurikulum 2013 edisi revisi 2018, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Kosasih, E dan Endang Kurniawan. 2018. Jenis-jenis Teks (Fungsi, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan). Bandung: Yrama Widya H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke 1 TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN A. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) Pendahuluan (persiapan/orientasi)



ALOKASI WAKTU



 Guru menyampaikan salam pembuka, menyapa, 3 menit memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran (PPK: religiusitas)  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai penanaman sikap disiplin (PPK: integritas)  Mengondisikan peserta didik dan memberikan motivasi



14



Apersepsi



 Mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan 3 menit materi yang akan dipelajari  Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan



 Memberikan gambaran tentang manfaat 4 menit mempelajari teks cerpen dalam kehidupan sehari-hari.  Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung  Peserta didik dibagi dalam kelompok B. Kegiatan Inti (60 menit)



Motivasi



Stimulation (Pemberian Rangsangan)



Problem Statement (Identifikasi masalah)



Data Collection (Pengumpulan Data)



10 menit (Transfer Knowleght)  Guru menayangkan video pembelajaran untuk mengenali unsur-unsur teks cerpen (menyimak)  Peserta didik melakukan curah pendapat berdasarkan video pembelajaran yang disimak (menanya)  Peserta didik merespon pertanyaan membangun yang berkaitan dengan video pembelajaran yang disimak  Peserta didik membaca cerpen “Kebaikan Membawa Berkah” yang dibagikan guru (literasi) 10 menit (Critical Thinking/creative)  Peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang terkait unsur-unsur pembangun teks cerpen. (mencoba)  Permasalahan di antaranya diarahkan supaya menanyakan informasi apa saja dalam teks cerpen “Kebaikan Membawa Berkah” dan menyimpulkannya  Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peserta didik merumuskan masalah terkait dengan pengidentifikasian informasi dan penyusunan simpulan yang tepat untuk teks cerpen (4C: critical)  Peserta didik membaca dari berbagai sumber 15 menit tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen  Peserta didik bercurah pendapat mengenai unsur-unsur teks cerpen dan bertanya pada guru mengenai teknik menyimpulkan  Peserta didik mendata unsur instrinsik dan ekstrinsik yang berhubungan dengan cerpen yang dibaca (menalar)  Mengidentifikasi hasil yang sudah dikumpulkan atau didata untuk membuktikan kebenaran hipotesis sesuai dengan isi cerpen. 15



10 menit (Problem solving)  Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai unsur ekstrinsik dan instrinsik pada LKPD (PPK:gotong royong)  Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai simpulan unsur-unsur pembangun cerpen tersaji pada LKPD (PPK: mandiri) Verification  Peserta didik mengutus salah satu anggota 10 menit (Pembuktian ) kelompok dari masing-masing kelompok untuk mengunjungi kelompok lain, misalnya kelompok 1 mengunjungi kel. 2, 3, 4, dan 5. Kel. 2 dst. (4C: Colaboration)  Masing-masing utusan kelompok kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil kunjungannya.  Peserta didik mendiskusikan hasil kunjungan untuk membuktikan benar tidaknya hasil kerja kelompok.  Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dengan mencatat dan merespon berdasarkan hasil kunjungan Generalization  Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya 5 menit (Menarik kesimpulan berdasarkan utusan kelompoknya masing/ Generalisasi) masing dan ditanggapi oleh guru. Setelah itu, menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua permasalahan yang sama (PPK: integritas, bertanggungjawab) (mengomunikasikan) C. Kegiatan Penutup (10 menit) Data Processing ( pengolahan data



    



Peserta didik melakukan refleksi dan evaluasi untuk melihat pemahaman terhadap materi unsur pembentuk teks cerpen Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai unsur teks cerpen Guru memberikan tindak lanjut dengan meminta peserta didik membaca materi yang berkaitan dengan struktur teks cerpen Guru mengajak peserta didik untuk bersyukur atas lancarnya proses pembelajaran yang telah dilakukan Guru mengucap salam sebagai tanda berakhirnya proses pembelajaran



I. Penilaian a. Teknik Penilaian 1) Sikap : jurnal penilaian sikap selama proses pembelajaran 2) Keterampilan: praktik 3) Pengetahuan : tes tulis 16



b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Remedial Peserta didik mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca Pengayaan Peserta didik membandingkan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca dan menyempurnakan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerpen yang dibaca



Mengetahui, Kepala SMP Daarul Falaah Cisaat



Sukabumi, 04 November 2019 Guru Mata Pelajaran



H. Iskandar M. S., SmHk., S. Pd. I.



Rika Rahmayanti, S. Pd.



17



Lampiran 3 : Bahan Ajar 1. Pengertian cerita pendek Cerita pendek (cerpen) adalah karangan dalam genre prosa tulis yang berbentuk naratif dan bersifat fiktif. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang memaparkan kisah maupun cerita mengenai manusia berserta seluk beluknya, yang dituangkan melalui kisahan singkat. Cerpen bisa juga merupakan bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib tokohnya. Cerpen ditulis pengarang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari yang dialaminya. Pengalaman hidup ini kemudian diekspresikan ke dalam cerpen. Proses penciptaannya bukan semata-mata menggambarkan kehidupan nyata itu, melainkan didasari oleh pandangan pengarang. Pandangan inilah yang menggambarkan nilai dalam suatu cerpen. Seperti halnya sebuah kisah tentunya cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil sebagai contoh, antara lain: a. Nilai agama: Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen. b. Nilai Sosial: Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen. c. Nilai moral: Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik). d. Nilai budaya : Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan, kebiasaan, serta tradisi adat istiadat 2. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen Ada beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik pada cerpen, berikut uraiannya: a. Tema Berisi topik yang mau diangkat misalnya; pendikan, alam, agama, dan sebagainya. b. Latar Berisi tempat terjadinya suatu peristiwa. Meliputi latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. c. Tokoh Berisi tokoh siapa saja yang terlibat dalam cerpen. Misal tokoh ibu, bapak, paman, Lutfi Aminuddin, Agilia Nur Muftiah. d. Penokohan Berisi perwatakan pada tokoh yang terlibat dalam cerpen. Contoh: watak tokoh Lutfi Aminuddin, bisa diberi perwatakan jahat atau baik, tergantung cerita yang diangkat seperti apa. e. Alur Berisi jalannya cerita dari awal sampai akhir. Alur terdiri dari alur maju, alur mundur, dan alur campuran. f. Sudut pandang Sudut pandang berisi posisi pengarang. Sudut pandang ada dua. Sudut pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga. g. Amanat Berisi seputar pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Bisa berupa amanat sosial, keagamaan, moral, maupun budaya. h. Gaya bahasa



18



Lampiran 4



:



LKPD 1.1 Menjelaskan unsur pembangun karya sastra teks cerita pendek. Kebaikan Membawa Berkah Hari ini adalah hari karnival. Hari itu membuat seisi desa penuh sesak, dan saat ini, di tengah teriknya puncak musim panas, Safa harus membantu ibunya untuk berjualan roti di sepanjang jalan karnival. Safa adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang bersekolah di SMAN 1 Bougenville, sebuah kota kecil yang berjarak 20 km dari ibu kota Hunfington. Sehari-harinya, dini hari ketika gadis seusianya masih terlelap dalam selimutnya, Safa harus berjuang melawan gelapnya malam, pergi ke pasar membeli segala kebutuhan untuk membantu usaha roti ibunya. Namun, Safa tidak pernah mengeluh, ia merasa sangat bersyukur masih memiliki orang tua walaupun kini hanya tinggal bersama ibunya. Ayahnya dan ketiga kakaknya meninggal dunia ketika gempa bumi menyerang daerahnya setahun yang lalu. “Bruk..” tiba-tiba Safa menabrak seorang pria yang berlari menuju kearahnya. Sepertinya pria tersebut berusaha untuk kabur dari kejaran penjaga karnival. Seluruh rotinya pun jatuh dan itu berati Safa dan ibunya harus siap untuk tidak makan hari ini. Wajah pria itupun penuh dengan cream roti bagaikan badut yang kelelahan. Sepertinya pria tersebut sudah berlarian cukup lama. Tiba-tiba pandangan Safa tertuju pada benda bersinar yang tergelatak disamping kiri pria tersebut. Ia langsung tahu bahwa benda tersebut adalah benda kuno kerajaan yang telah lama hilang, benda yang selama ini dicari-cari oleh seluruh warga di pelosok kota. Secara spontan, ia mengambil benda tersebut. Namun, saat ia berhasil memegangnya, pria tersebut tiba-tiba hilang. Sebelum kehilangannya, ia tersenyum dan berkata bahwa benda tersebut adalah hadiah untuk kebaikan Safa kepada ibunya. Tidak hanya Safa yang melihat kejadian tersebut. Hampir seluruh warga di karnival melihatnya termasuk raja Majapahit yang mengikuti karnival tersebut. Safa pun langsung diundang ke kerajaan sebagai tamu kehormatan. Ia diberi fasilitas berupa rumah besar ditengah kota untuk ditempati bersama ibunya. Ia pun diberi hadiah berupa toko roti besar untuk dikelolanya bersama ibunya. Selain itu, ia juga diberi hadiah berupa sekolah gratis di pusat kota. Ia dianggap begitu istimewa karena berhasil menemukan benda kuno kerajaan yang dibawa sang penjaga. Ia berhasil membuktikan bahwa legenda kerajaan itu benar. Di sekolah barunya, ia bertemu dengan banyak teman baru. Namun, ia tidak mendapatkan satu teman pun. Seluruh siswa yang bersekolah disana adalah keturunan ningrat dan berstatus sosial tinggi. Walaupun Safa berhasil menemukan benda kuno yang hilang, namun mereka tetap menganggap bahwa Safa adalah gadis kampung yang justru membuat pamor keturunan ningrat menurun. Mereka justru berpikir Safa telah mengubah pola pikir masyarakat agar mencintai gadis yang baik bukan gadis kaya berketurunan ningrat. Namun, Safa akhirnya menemukan seorang teman yaitu Adi. Adi adalah seorang lakilaki keturunan raja Majapahit X dari Ratu Yuni Titanos. Namun, sebagai keturunan ningrat yang mendapat berbagai fasilitas kerajaan, Adi tetap hidup sederhana. Dia justru merasa sangat tidak nyaman dengan berbagai hal yang ia dapatkan sebagai seorang pangeran pewaris tahta. Karena itulah, ia mau berteman dengan Safa dan membelanya setiap kali ia dihina oleh siswa lain di sekolah.



19



Safa dan Adi selalu bersama, tanpa ia sadari Safa jatuh cinta pada Adi. Namun, ia sadar ia tidak akan mungkin bersatu dengan Adi. Berteman dengan seorang pewaris tahta saja merupakan sebuah keajaiban. Safa hanya mampu memendam perasaannya pada seorang malaikat yang telah membantunya tetap tersenyum di kehidupan barunya ini. Di hari Jumat. kerajaan Majapahit diserang oleh Kerajaan Juvennile. Kerajaan Juvennile adalah kerajaan tetangga yang sudah lama berkerja sama secara ekonomi dan politik dengan kerajaan Majapahit. Namun, Juvennile dibawah pimpinan Gadjah Waregi berkhianat dan berniat untuk menguasai seluruh daerah kekuasaannya. Mereka menawan raja dan ratu Titanos. Situasi kerajaan kacau balau. Banyak warga yang menjadi korban kesadisan pasukan Gadjah Waregi. Sebagai seorang pewaris tahta, nyawa pangeran Adi terancam. Ia pun mengungsi ke kerajaan Nuritani, kerajaan di seberang laut yang terletak di pulau Dewa. Safa yang tidak memiliki seorang pengawal pun, kenalan maupun saudara hanya bisa berdoa dan berlindung bersama ibunya di lorong bawah tanah rumahnya. Selama disana, ia terus menjaga dan merawat ibunya yang sudah tua renta. Sambil terus berharap keadaan akan membaik. Safa masih menyimpan perasaannya pada Adi, ia terus bersholawat agar dapat bertemu dengan Adi suatu hari nanti dan berjodoh dengannya walaupun hal tersebut sangat mustahil. Keadaan kota pun akhirnya pulih kembali walaupun kini dipimpin oleh Kerajaan Juvennile. Namun dibawah pimpinan anak Gadjah Waregi yaitu Fahren Waregi, pemerintahan berjalan dengan adil, nyaman, dan tentram. Untuk menunjang pendidikannya yang sempat terputus, Safa pun magang di tempat tabib Lee Yuniarli untuk belajar tentang pengobatan. Ia sangat ingin membantu orang disekelilingnya yang tidak punya biaya untuk berobat. Sebuah kondisi yang sama dengannya dulu. Setelah magang selama 4 tahun, ia akhirnya lulus. Safa tumbuh menjadi tabib yang menguasai berbagai ilmu perngobatan. Sebagi hadiah atas kerja keras dan kemampuannya, tabib Lee Yuniarli memberikan hadiah berupa klinik pengobatan kepada Safa. Klinik pengobatan tersebut sangat ramai karena Safa memberikan pengobatan gratis bagi rakyat yang tidak mampu. Untuk menunjang biaya di kliniknya, ia memberlakukan subsidi silang sehingga kliniknya mampu berjalan. Suatu hari, ia mengobati seorang janda yang harus kehilangan paru-parunya akibat terkena tombak saat perang. Betapa terkejutnya janda tersebut ketika melihat lukisan bergambar Adi di meja Safa. Ia langsung menanyakan siapa pria di lukisan tersebut, safa secara spontan dan tidak sadar menceritakan segalanya tentang ia dan Adi termasuk penantian panjangnya selama ini. Betapa terkejutnya Safa ketika mengetahui bahwa Janda tersebut adalah Susina Titanos, kakak kandung Adi. Susina pun menceritakan bahwa setiap malam, Adi selalu menggigau memanggil nama Safa. Mendengar hal tersebut, Safa langsung menangis dan bersujud mengucap syukur terhadap nikmat tuhan selama ini. Penantiannya selama ini tidak sia-sia. Susina Titanos mengantarkan Safa kerumahnya untuk bertemu Adi. Betapa terkejutnya Adi melihat kedatangan Safa, wanita pujaan yang dirindukannya selama ini. Mereka saling memandang, wajah mereka mungkin berubah namun mereka yakin bahwa sosok didepannya masih sama seperti dulu, sesosok teman yang telah dicintainya selama ini. Pernikahan mereka pun dilangsungkan sebulan kemudian. Sebuah pernikahan sederhana namun khidmat yang akan selalu terkenang di benak meraka berdua. Sebuah pernikahan yang menunjukkan bahwa jodoh akan selalu ditemukan sejauh apapun mereka berpisah. Sebagai seorang manusia, Safa dan Adi hanya mampu pasrah dan terus berdoa serta berbuat kebaikan agar mampu dipertemukan



20



1. Tentukan unsur-unsur yang terdapat pada teks cerpen di atas beserta bukti kutipannya! Bukti kutipan Unsur intrinsik Tema:



Latar:



Penokohan dan perwatakan:



Sudut pandang:



Amanat :



2. Tuliskan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen tersebut!



21



LKPD 1.2 Membandingkan pola penyajian teks cerpen dan membuktikan watak tokoh. 1. Bacalah kedua kutipan teks berikut! Kutipan I “Cepat naik!” “Tidak biarkan aku sendiri...! “Kamu jangan gila, ini tengah malam, kamu mau naik apa? Apakah kamu akan berjalan kaki sampai kos?” Aku terus berjalan. Kurasakan air mataku berderai membasahi pipi. Hatiku sudah terlanjur sakit .....



Kutipan II Sebelum jam 5, Min sudah berkemas. Kira-kira setengah jam kemudian dia nampak seperti astronot siap ke angkasa. Jaket, helm, dan handuk kecil menjadi kostum resminya. Jam setengah enam, pelanggan ojek pertamanya adalah Rusmi, bakul sayuran di Pasar Legi. Hampir semua langganan ojeknya adalah pedagang sayur. Sekitar jam 9, Min baru nongkrong di pangkalan ojek sampai sore.



Perbedaan pola pengembangan kedua kutipan cerita tersebut adalah dimulai dengan .... Kutipan I Kutipan II Latar cerita Aksi tokoh A Aksi tokoh Masalah yang harus diselesaikan B Garis besar cerita Aksi tokoh C Aksi tokoh Garis besar cerita D 2. Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini! Berkali-kali aku memohon Ibu menjemput Ena dan membawanya kembali tinggal bersama. Aku khawatir ia disiksa anak-anak Paman. Lagi pula, pamanku jarang di rumah. Bibi sudah pasti membela anak-anaknya. Ibu malah tertawa keras. Ketika ibu mengulangi lagi permohonanku, Ibu memarahiku “Saya tidak sanggup menanggung makan kalian berdua,” jawabnya, ketus. Seandainya aku sudah bekerja . ibu juga mengaggur, biaya hidup kami ditanggung adik nenekku. Ibuku mempunyai ibu yang kupanggil nenek dan nenek mempunyai adik perempuan yang kupanggil nenek juga. Nenek inilah yang membantu kami. Fatma adalah salah seorang pembantu di rumah nenek. Ibu memperoleh banyak perlakuan istimewa dari nenek, terlebih setelah ia kabur dari rumah. Berikan bukti bahwa tokoh Aku berwatak perhatian!



22



Lampiran 5



: JURNAL PENILAIAN



Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Tahun Pelajaran No. Hari/Tanggal



: B. Indonesia : SMP Daarul Falaah Cisaat : IX / ……….. : 2019 - 2020 Nama Siswa



Kelas



Sikap/Perilaku Positif Negatif



Keterangan



23



Kesan dan Pesan



Melalui program PKP ini banyak sekali hal yang penulis dapatkan, khususnya yang berhubungan dengan penerapan proses pembelajaran di sekolah. Banyak hal baru yang penulis pelajari dari program ini, mulai dari bagaimana seorang guru harus memersiapkan bahan ajar sampai dengan bagaimana peran guru sebagai fasilitator di dalam kelas. Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT., kita manusia hanya bisa berencana dan tak luput dari rencana Allah SWT., tetap bersyukur dan berikhtiar.



24