Biaya Produksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industry rajut binong jati adalah industry rumahan yang sudah mulai ada sejak tahun 1950-an. Sejak tahun 1988 industri rajut ini mulai berkembang, pemesanan dari luar kota mulai banyak berdatangan, dengan perkembangan ini pula masyarakat sekitar mulai banyak yang beralih profesi sebagai pengusaha rajut. Sampai sekarang sentra rajut ini dapat menyerap sampai 10.000 pekerja, semua pekerja bergantung kepada permintaan pasar. Dari semua pekerja yang ada memiliki atasan masing-masing, karena industry ini merupakan industry rumahan, dimana setiap rumah biasanya memiliki karyawan sekitar 10 sampai dengan 30 karyawan di setiap rumah. Dengan terbentuknya industry kecil menengah atau sering disebut dengan IKM, maka pekerjaan ini sangat rentan dengan selisih biaya produksi, dimana pencatatan , pengawasan, masih dilakukan secara manual dengan mencatat di buku, untuk itu penulis ingin menganalisa biaya biaya produksi yang dikeluarkan setiap tahunnya dengan data yang telah diperoleh hasil dari wawancara kepada salah satu pengrajin sentra rajut binong jati, apakah biaya biaya produksi yang telah dikeluarkan setiap tahunnya tersebut dapat berjalan efektif atau tidak, sudah efisien atau belum. Pengendalian terhadap biaya produksi merupakan salah satu



1



bagian dari langkah-langkah intern yang dilakukan pengusaha dalam usaha meningkatkan efisiensi. Pengendalian biaya terutama harus diselaraskan terhadap tujuan yang ingin dicapai oleh pengusaha, salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal dengan mengeluarkan biaya yang serendah-rendahnya, oleh karena itu dengan mengendalikan biaya produksi perusahaan berharap akan mendapatkan laba yang besar. Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan biaya yang digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Pada perusahaan industri, biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama terdiri dari bahan langsung dan upah langsung, sedangkan biaya konversi terdiri dari upah tidak langsung dan biaya tidak langsung. Biaya produksi ini juga biasanya terdiri dari tiga unsur yaitu bahan baku langsung, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Dimana bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dan produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu, sedangkan overhead pabrik merupakan semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Biaya produksi ini juga merupakan unsure penting dalam perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi



2



yang dihasilkan ini bertujuan untuk menetapkan besarnya laba yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Oleh karena itu bagi perusahaan industri, biaya produksi merupakan faktor penting dalam berhasil atau tidaknya perusahaan ditinjau dari segi financial. Biaya produksi ini merupakan pos biaya yang besar dibanding dengan pos biaya lainnya. Jadi tujuan utama dalam pengendalian biaya produksi adalah untuk dapat mempergunakan sumber-sumber ekonomi untuk berproduksi secara efektif, sehingga tidak terjadi pemborosan biaya dalam berproduksi, dengan demikian laba yang akan diperoleh akan lebih optimal. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Evaluasi Deviasi Biaya Produksi Sesungguhnya Dari Biaya Standar Yang Dianggarkan Pabrik Konveksi Rajutan Binongjati CV.Konta Jaya Tahun2013” 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis membatasi permasalahan dalam skripsi ini meliputi, biaya produksi sesunguhnya, dan biaya produksi standar pada CV.Konta Jaya tahun 2013. Dengan pembatasan masalah ini diharapkan dapat lebih terarah dalam menjawab permasalahan. 1.3 Perumusan Masalah



3



Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengendalian biaya produksi dan pengaruhnya terhadap laba di Cv. Konta Jaya antara lain: 1. Bagaimanakah penerapan biaya produksi sesungguhnya ? 2. Bagaimanakah penerapan biaya produksi standar ? 3. Seberapa besar selisih biaya produksi sesungguhnya dan biaya produksi standar ? 1.4 Tujuan dan manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain adalah untuk : 1. Untuk mengetahui biaya produksi sesungguhnya Cv. Konta Jaya. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan biaya Cv. Konta Jaya 3. Untuk



mengetahui



berapa



besar



selisih



biaya



produksi



sesungguhnya dan biaya produksi standar. 1.4.2 Manfaat Penelitian Sebagai masukkan bagi perusahaan dalam Penerapan biaya produksi yang akan di olah.



4



1.5 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan, bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka, bab ini membahas mengenai landasan teori yang mencakup pengertian laporan keuangan secara umum, analisis laporan keuangan, kinerja keuangan, penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan hipotesis yang berguna sebagai dasar pemikiran dalam pembahasan masalah. Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini menguraikan tentang definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. Bab IV Analisis dan Pembahasan, Pada bab ini akan membahas gambaran umum objek penelitian, perhitungan analisis penilaian kinerja perusahaan,dan perbandingan kinerja keuangan dari kelompok industri sejenis yaitu kelompok industri makanan dan minuman. Bab V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan disertai dengan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1



Pengertian Biaya Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat



penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya antara lain menurut Supriyono (2010:16) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Menurut Masiyah Kholmi (2009:47) biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat member manfaat di saat sekarang atau dimasa yang akan dating bagi perusahaan. 2.1.2 Pengertian biaya produksi Menurut Halim (2009:15) pengertian biaya produksi adalah: biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual Menurut



6



Riwayadi (2008:64), biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Sedangkan menurut Mulyadi (2009:14), biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method) dan produksi masa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method). Biaya produksi memiliki tiga bagian antara lain: a. Biaya bahan baku Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang dipakai dalam proses produksi. Sedangkan bahan baku itu sendiri adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi, serta merupakan unsur dasar yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang akhirnya menjadi produk jadi. Biaya bahan baku itu sendiri masih terbagi lagi menjadi biaya bahan baku langsung atau direct material, yaitu biaya atas semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kualifikasi biaya produksi dan biaya bahan baku tidak langsung atau indirect material, yaitu biaya bahan atas



7



semua bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil atau sedemikian rumit sehingga tidak dianggap sebagai bahan langsung. Bahan baku utama yang digunakan dalam judul skripsi ini adalah benang rajut, dimana bahan ini merupakan bahan utama dalam pembuatan produk. Setiap satu kilogram benang dapat menghasilkan 4 sampai 5 helai baju tergantung dari model pakaian yang akan dibuat. Bahan baku ini mudah didapat dari agen penjual benang yang ada disekitar industry rajutan daerah tersebut. b. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar para pekerja dan pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan. untuk pembayaran yang dinamakan “upah”. Hal ini penting untuk membedakan dengan istilah “gaji”. Gaji merupaka pembayaran kepada tenaga kerja atau karyawan yang didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan melalui rekening biaya tenaga kerja langsung, sedang gaji dibebankan melalui rekening biaya overhead pabrik. c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.



8



2.1.3 Pengertian Biaya Sesungguhnya biaya sesungguhnya adalah semua biaya-biaya yang sesungghnya dikeluarkan unutk menghasilkan sebuah produk. Yang termasuk ke dalam pembahasan biaya sesungguhnya disini yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langusng dan biaya overhead pabrik 1. biaya bahan baku sesungguhnya biaya bahan baku sesungghnya adalah vozanet 1.1.3



Pengertian biaya standar



1. Biaya standar dan macam-macam standar Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan lebih dahulu setelah mempertimbangkan semua faktor yang menentukan dan setelah mengadakan penilaian atas hal-hal yang mungkin menyebabkan perubahan baik dalam jumlah maupun harga dari bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain yang diperlukan. Biaya ini merupakan sasaran dan digunakan untuk mengukurtingkat efisiensi. Biaya standar berbeda dengan biaya yang ditaksir (estimated cost). Biaya standar menunjukan biaya yang seharusnya, sedangkan yang ditaksir biasanya mengandung unsure cara perhitungan biaya yang baik. Biaya standar biasanya digunakan untuk bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Untuk biaya tidak langsung (biaya overhead), standar tidak



9



disiapkan untuk satu satuan hasil produksi, tetapi untuk seluruh jumlah produksi yang meliputi jangka waktu tertentu. Menurut Mulyadi (2009:218), terdapat tiga macam standar yaitu: (1) standar dasar, (2) standar teoritis, (3) standar yang dapat dicapai. 1. Standar dasar Standar



ini



adalah



tetap,



dan



merupakan



dasar



dalam



memperbandingkanantara biaya sesungguhnya selama beberapa tahun. Tujuan memperbandingkan untuk melihat trend. Standar ini jarang dipergunakan. 2. Standar Teoritis Standar teoritis ini adalah standar efisiensi yang maksimum. Dengan menggunakan standar ini, akan diketahui biaya minimum yang bias dicapai, dalam pengertian teknis yang paling ketat 3. Standar yang dapat dicapai Standar ini adalah standar yang dapat dicapai dalam keadaan kerja yang sesungguhnya. Standar ini diadakan berdasarkan kemampuan perusahaan sekarang, atas dasar tingkat prestasi yang mau dicapai oleh pimpinan perusahaan. Tiga penyimpanan negative atas standar ini berarti ketidak efisienan, kecuali ada factor-faktor diluar kekuasaan perusahaan.



10



Menurut nafarin (2003) penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar. 1. Biaya bahan baku standar Biaya bahan baku standar terdiri atas harga bahan baku langsung standard dan kuantitas bahan baku langsung standar. a. Harga bahan baku langsung standar Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok, catalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga dimasa akan datang. b. Kuantitas bahan baku langsung standar Kuantitas bahan baku langsung adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu.kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan



11



baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu. c. Biaya tenaga kerja langsung standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tariff upah tenaga kerja langsung dan jam tenaga kerja langsung standar. 1) Tariff upah tenaga kerja langsung standar Tariff upah tenaga kerja langsung standar adalah taksiran tariff upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata. 2) Jam tenaga kerja langsung standar Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan



taksiran



yang



wajar,



memperhitungkan



kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan factor kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang tidak bias dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya



12



menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode tertentu yang lalu. 3) Biaya overhead pabrik standar Biaya overhead pabrik stadar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variable dan biaya overhead pabrik tetap. Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang



digunakan



untuk



menentukan



standar



tarif



pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin. Anggaran dan biaya standar merupakan dua penentuan biaya yang ditentukan dimuka yang mempunyai perbedaan pada cara penentuannya. Anggaran digunakan untuk menentukan seluruh biaya yang akan terjadi selama periode tertentu. Sedangkan biaya standar digunakan untuk menentukan biaya dalam satu unit atau sejumlah unit tertentu.



13



Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik (Usry,2005): 1. Standar dasar (basic standard) adalah tolak ukur yang digunakan untuk membandingkankinerja yang diperkirakan dengan kinerja actual. 2. Standar sekarang (current standard) terdiri atas tiga jenis: a. Standar actual yang diperkirakan mencerminkan tingkat aktifitas dan efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling dekat dengan hasil actual. b. Standar normal mencerminkan tingkat aktifitas dan efisiensi normal. Standar ini mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai. c. Standar teoritis. Mencerminkan tingkat aktifitas dan efisiensi yang maksimum atau ideal. Standar ini lebih merupakan cita-cita yang dituju dan bukannya kinerja yang dapat dicapai sekarang.



a. Menetapkan standar Ada tiga langkah dalam menetapkan standar, yaitu sebagai berikut: 1. Mempelajari dan menetapkan spesifikasi dan metode produksi. Yang dipergunakan adalah metode yang paling efisien. Dengan mempelajari metode tersebut, akan ditemukan standar yang diperlukan baik tentang bahan, cara pengerjaan dan tenaga yang diperlukan. 2. Penetapan harga bahan dan upah buruh langsung.



14



3. Penetapan biaya standar, yaitu jumlah standar dikalikan dengan harga standar. b.Manfaat dan kelemahan biaya standar. Menurut mulyadi (2005:388-389) manfaat system biaya standar dalam pengendalian biaya adalah: 1. Mengendalikan biaya, biaya standar merupakan alat yang paling penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Merangsang pelaksanaan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif jika biaya standar ditentukan dengan realisaai. 3. Memberikan pedoman pada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara memperbaiki metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan lainnya. Sedangkan kelemahannya antara lain: 1. Tingkat keketatan atau keronggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. 2. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku dan tidak fleksibel, meskipun jangka pendek.



15



3. Keadaan



produksi



selalu



mengalami



perubahan,



sehingga



perbaikan standar jarang sekali dilakukan. 4. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. 5. Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat ukur pelaksanaan. b. Analisis penyimpangan dan tindakan perbaikan. Yang dimaksud dengan penyimpangan adalah perbedaan antara biaya standard an biaya sesungguhnya, bias positif ataupun negatif. Ada tiga macam penyimpangan yang dapat terjadi yaitu: 1. Penyimpangan dalam jumlah dan harga bahan; 2. Penyimpangan dalam jumlah dan tingkat upah; dan 3. Penyimpangan dalam biaya overhead



2.1.4



Efisiensi Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu hal



yang benar,



efisiensi menunjukkan perbandingan antara keluaran dan



masukan, menurut Horngren (2005:86) efisiensi adalah jumlah dari masukkan yang dipakai untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Efisiensi menggambarkan berapa banyak masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran (output) tertentu. Unit suatu



16



organisasi yang paling efisiensi adalah unit yang dapat menghasilkan jumlah keluaran terbanyak dengan menggunakan masukan minimum atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan menggunakan masukan yang tersedia. Terkendalinya biaya produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan. System biaya standar merupakan system akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga mudah mendeteksi penyimpangan yaitu penyimpangan antara biaya standar dengan biaya actual. Pada saat pelaksanaan produksi perusahaan mampu melakukan pengendalian biaya, tiap penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi, perusahaan langsung dapat mengatasinnya. Perusahaan yang mampu mengendalikan biaya dengan baik ini berarti bahwa perusahaan tersebut bias dikatakan efisien. Secara umum tujuan efisiensi biaya produksi antara lain sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan efisiensi dalam produksi, karyawan akan bekerja sesuai dengan rencana, system dan metode yang telah ditetapkan,



dengan



demikian



efisiensi



akan



meningkatkan



kedisiplinan dan keterampilan kerja karyawan. 2. Dengan meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat menggunakan sebagian modalnya untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.



17



3. Keinginan dari pemilik dan karyawan perusahaan agar perusahaan bekerja seefisien mungkin, sehingga dapat dicapai keuntungan yang maksimum yang akan menyebabkan dividen dan upah naik.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Definisi variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan memperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olahsudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau menentukan suatu bilangan. Dalam



18



penelitian sains, variabel adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan. Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting dalam analisis strategi perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya pada perusahaan dapat menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pada dasarnya masalah yang sering timbul dalam suatu perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai produksi yang efisien, maka diperlukan suatu pengendalian terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan. Biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan standar tertentu yang seharusnya terjadi dimaksud dengan biaya standar. Analisis biaya standar menjadi metode yang akan digunakan untuk mempermudah menetapkan harga pokok yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat



mempermudah



dalam



mengendalikan



biaya



dan



dapat



mengoptimalkan laba yang ingin dicapai. Penelitian ini mengkaji tentang varian yang terjadi antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya yang sebenarnya terjadi. Analisis varian dilakukan dengan membandingkan standar biaya produksi dengan realisasinya. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis. Analisis varians dilakukan untuk mengetahui dekripsi persentase varians yang terjadi apakah dapat di toleransi atau tidak dapat ditoleransi dan



19



ataukah varians tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan.. Setelah dilakukan analisis, dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada perusahaan untuk perbaikan. Adapun biaya biaya yang dibahas dalam penelitian ini meliputi: Biaya Bahan Baku 



Benang



Biaya Tenaga Kerja 



Gaji atau Upah



Biaya Overhead Pabrik



3.2







Biaya Bahan Penolong







Biaya Pemeliharaan







Biaya suku cadang







Biaya Jasa (listrik, air, telf, dll)







Biaya administrasi dan umum



Jenis dan Sumber Data 3.2.1. Jenis Data Jenis data penelitian ini adalah laporan biaya produksi tahun 2013 yang diberikan CV.Konta Jaya untuk di evaluasi, data ini merupakan data yang telah dikumpulkan oleh penulis yang diberikan oleh CV.Konta Jaya.



20



3.2.2. Sumber Data Sumber data penelitian ini diperoleh dari IKM yang diteliti yaitu CV.Konta Jaya, Pemilik. 3.3



Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data guna mendapatkan data-data yang objektif dan



lengkap sesuai dengan permasalahan yang diambil. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode dokumentasi metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari dokumen IKM CV.Konta Jaya . Data-data yang bersumber dari catatan harga pokok pesanan mulai dari Januari tahun 2013 sampai dengan Desember tahun 2013 adalah: standar biaya bahan baku , standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik, lalu realisasi biaya bahan baku, realisasi biaya tenaga kerja langsung, dan realisasi biaya overhead pabrik, serta data tentang sejarah perkembangan perusahaan. 3.4



Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah



sebagai berikut : 1. Selisih Biaya Bahan Baku adalah perbedaan antara biaya sesungguhnya dengan biaya bahan baku menurut standar. Ada dua macam selisih biaya bahan baku, menurut Sunarto (2009 : 66) yaitu :



21



a. Selisih harga bahan baku adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan harga, adapun rumus perhitungan dikemukakan oleh Sunarto (2009 : 66 ) :



Selisih Harga = (HS-HSt) x KS Dimana : HS = Harga bahan sesungguhnya dibeli HSt = Harga bahan menurut standar KS = Kuantitas sesungguhnya b. Selisih kuantitas bahan baku adalah perbedaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan menurut standar dan sesungguhnya, dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Sunarto (2009 : 67) yaitu :



Selisih Kuantitas = (KS-KSt) x HSt Dimana : KS = Kuantitas sesungguhnya dipakai KSt = Kuantitas menurut standar HSt = Harga standar 2. Selisih biaya tenaga kerja merupakan perbedaan antara biaya tenaga kerja sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja menurut standar. Ada dua macam selisih biaya tenaga kerja langsung yaitu : a. Selisih tarif adalah selisih biaya tenaga kerja yang disebabkan perbedaan tarif upah standar dengan tarif upah rata-rata sesungguhnya. Rumus



22



perhitungan selisih tarif menurut Sunarto (2009 : 67) adalah sebagai berikut :



Selisih Tarif = (TS - TSt) JS Dimana : TS



= Tarif sesungguhnya



TSt



= Tarif standar



JS



= Jam sesungguhnya



b. Selisih efisiensi yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan jumlah jam tenaga kerja standar dengan jumlah jam sesungguhnya untuk membuat sejumlah produksi. Rumus selisih efisiensi tenaga kerja menurut Sunarto (2009 : 68) adalah sebagai berikut :



Selisih Efisiensi = (JS - JSt) x TSt Dimana : JS



= Jam kerja sesungguhnya



JSt = Jam kerja menurut standar TSt = Tarif standar 3. Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik standar. Sunarto (2009:69) Selisih biaya overhead pabrik dalam pembahasan ini menggunakan metode Empat Selisih. Model analisa empat selisih merupakan perluasan dari model analisa tiga selisih, dimana selisih efisiensi dipisahkan menjadi



23



selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap. Sehingga pada analisa empat selisih, selisih biaya overhead pabrik menjadi : 1) Selisih anggaran 2) Selisih kapasitas 3) Selisih efisiensi variabel 4) Selisih efisien tetap Secara sistematis selisih biaya menurut model empat selisih dapat dirumuskan sebagai berikut : Sunarto (2009:67) 1) Selisih anggaran dengan rumus : SA = BOPss – (KN x TTst) – (KPss x TVst) Dimana : SA



= Selisih anggaran



BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya KPss



= Kapasitas sesungguhnya



TVst



= Tarif variabel



KN



= Kapasitas normal



TTst



= Tarif tetap standar



2) Selisih kapasitas dengan rumus sebagai berikut : SK = (KN - KPss) TTst Dimana : SK



= Selisih kapasitas



KN



= Kapasitas normal



24



KPss = Kapasitas sesungguhnya TTst



= Tarif tetap



3) Selisih efisiensi tetap, dengan rumus sebagai berikut : SET = (KPss - KPst) x TTst Di mana : SET



= Selisih efisiensi tetap



KPss = Kapasitas sesungguhnya TTst



= Tarif tetap



KPst = Kapasitas standar 4) Selisih efisiensi variabel, dengan rumus sebagai berikut : SEV = (KPss - KPst) TVst Dimana : SEV = Selisih efisiensi variabel TVst = Tarif variabel KPst = Kapasitas standar



25



BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Pembahasan CV.Konta Jaya merupakan salah satu industri kecil menengah yang ada di Binongjati Bandung, berdiri sejak tahun 1998 diawali dari usaha kecil yang dimiliki oleh Bpk Didin ini, berkat keuletan dan ketekunannya sampai saat ini sudah memiliki 30 karyawan yang memiliki tugas dan peran di masing masing bagian. Agar dapat berjalan efektif usaha ini pun harus memiliki standar biaya yang ditetapkan .Untuk menetapkan standar biaya yang baik harus dilakukan kajian perbaikan terus menerus dan ini berarti menerapkan anggaran standar secara bersamaan. Dengan demikian akan terdapat perencanaan dan pengendalian yang optimal. Perusahaan memiliki anggaran untuk menunjukan komitmen formal manajemen dalam melakukan tindakan positif agar kejadian sesungguhnya sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan.



4.1.2. Anggaran Biaya Produksi Anggaran



(budget)



sebagai



suatu



rencana



rinci,



yang



memperlihatkan



26



bagaimana sumber daya diharapkan akan diperoleh selama periode tertentu oleh karena itu, anggaran merupakan suatu rencana financial yang dipakai untuk pengelolaan sumber daya organisasi. “ supriono (2009:111) memaparkan beberapa pengertian anggaran antara lain sebagai berikut: 1. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal. 2. Anggaran lazim disebut perencanaan dan pengendalian laba, yaitu proses yang ditunjukkan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian secara efektif. 3. Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu system akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi 4. Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis.



27



5. Anggaran dianggap sebagai system yang otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja system lain yang ada dalam perusahaan, anggaran sekaligus juga disebut sub-sistem. Senada dengan apa yang dikemukakan di atas, Supriyono (2009:343) mendefinisikan: “anggaran sebagai suatu rencana kerja yang sistematis dan rencana tersebut merupakan perkiraan-perkiraan yang mencakup seluruh kegiatan dari setiap bagian yang ada dalam perusahaan dengan menetapkan kuantitas yang akan diperoleh serta dapat dinilai untuk waktu yang akan dating.” Selanjutnya supriyono (2009:344) mengungkapkan beberapa konsep karakteristik anggaran sebagai berikut : a. Dinyatakan dalam bilangan keuangan dengan rincian yang mungkin bukan dalam bilangan keuangan. b. Biasanya untuk jangka waktu 1 tahun c. Dibuat untuk pusat-pusat pertanggung jawaban. d. Anggaran dipelajari dan disetujui oleh atasan pertanggung jawaban anggaran.



28



e. Tersirat suatu komitmen dari manajemen dalam arti mereka menyetujui pencapaian yang dianggarkan. f. Perubahan anggaran hanya dilakukan pada situasi tertentu g. Secara periodic perbandingan realisasi dengan anggaran dilakukan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana terinci untuk menunjukkan bagaimana sumber sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu. 4.1.2.1 Tujuan Anggaran Henry Simamora (2009:190) menjabarkan mengenai tujuan anggaran, yaitu: “tujuan anggaran pokok adalah meramalkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian financial dan non financial dimasa yang akan datang. Penganggaran mengidentifikasikan sasaran-sasaran financial dan operasi tertentu yang menjadi tujuan manajemen dimasa yang akan dating. Sasaran-sasaran ini, yang memberikan arah bagi kegiatan-kegiatan dan transaksi-transaksi perusahaan diharapkan mampu menghasilkan laba yang memuaskan. Menurut supriyono (2009:345) anggaran mempunyai beberapa tujuan dalam pelaksanaannya:



29



1. Mengkoordinasi semua faktor produksi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara umum. 2. Sebagai suatu alat untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas berbagai divisi perusahaan 3. Suatu dasar pengendalian biaya. Anggaran tidak sama dengan biaya standar, dimana anggaran menjelaskan pengeluaran-pengeluaran yang tidak boleh dilampaui. Sedangkan biaya standar menjelaskan Citra efektif tentang berapa besar biaya yang seharusnya dikeluarkan pada kapasitas operasi yang efisien anggaran yang dibuat oleh perusahaan meliputi laporan yang bersifat eksplisit mengenai implementasi tujuan manajemen untuk periode waktu tertentu. Para manajer yang bertugas mengkomunikasikan hal ini kepada semua pihak yang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian biaya produksi, motivasi dan evaluasi kinerja manajemen. Untuk itu, sebelum aktivitas dimulai, masing-masing komponen (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) harus dianalisis harga dan cara produksi yang normal. Dalam melakukan penyusunan anggaran produksi, maka akan didapat gambaran mengenai ukuran atas proses produksi yang direncanakan untuk mendapatkan tingkat hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Anggaran dibuat untuk perencanaan mengenai masa depan perusahaan. Para manajer belajar untuk



mengantisipasi



masalah-masalah



yang



potensial



dan



cara



30



menghindarinya. Manajer puncak menginginkan pertisipasi setiap manajer di departemen masing-masing dalam proses penyusunan anggaran tertutama pada anggaran biaya produksi. Setiap pertisipasi yang diberikan oleh atasan ini dapat menciptakan suatu komitmen dan tanggung jawab yang lebih besar mengenai anggaran kepada karyawan. Manajemen lebih memilih untuk focus pada anggaran biaya produksi yang memberikan gambaran mengenai biaya-biaya yang terkait selama proses produksi yang dijalani oleh IKM. IKM CV.Konta Jaya menetapkan anggaran biaya produksi atas dasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya berdasarkan kapasitas normal dan disesuaikan dengan kondisi yang berlaku pada saat anggaran tersebut di tetapkan.



Gambar 1 Proses Pembuatan Produk



Pembelian Bahan Baku



Perancangan



Pembuatan Pola



Perajutan



31



Pemasangan Aksesoris



Pengobrasan



Penggabungan



Pemeriksaan



Proses Penyetrikaan



Pengepakan



Pemasaran



Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku Bahan Baku



Harga Satuan



Kuantitas



2013



Sesungguhnya



Sesungguhnya



Benang Rajut



59.000



17.339 kg



1.023.000.000



Total



59.000



17.339 kg



1.023.000.000



32



Bahan Baku



Harga standar



Kuantitas standar



2013



Benang Rajut



Rp.61.000



16.770 kg



1.022.970.000



Total



Rp.61.000



16.770 kg



1.022.970.000



Sumber : Data diolah , 2014. Benang Rajut adalah bahan baku dalam proses pembuatan baju rajut dalam hal ini benang tersebut merupakan bahan pokok dalam proses produksi. pada tahun 2013 sejumlah Rp.1.023.000.000 harga per kg Rp. 59.000 kuantitas yang terpakai pada tahun 2013 sebanyak 17.339 kg. harga standar pada tahun 2013 adalah Rp.61.000 dan kuantitas standar 16.770 kg.



2.Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk biaya tenaga kerja langsung, biaya-biaya yang timbul dalam proses biaya produksi rajutan adalah (1)gaji, dan (2) kesejahteraan. Tabel 4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan



Gaji



dan



Tarif Kerja



Jam Kerja



sesungguhnya



sesungguhnya



7.500/ jam



69.120 jam



2013



518.400.000



kesejahteraan



33



Keterangan



Tarif Kerja Standar



Jam Kerja



2013



Standar Gaji dan kesejahteraan



8.000/ jam



70.000 jam



560.000.000



Sumber : Data diolah, 2014 (1). Gaji Biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan setiap bulannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2).Kesejahteraan. Biaya yang dipakai untuk kesejahteraan karyawan, seperti bonus, insentif dan lain lain. (3). Biaya overhead pabrik Untuk biaya overhead pabrik, biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi pupuk urea adalah : a. bahan penolong yang terdiri dari kancing, flanel. b.



pemeliharaan mesin



c. suku cadang mesin d. biaya jasa



34



e. administrasi umum f. penyusutan Tabel 4.3 Biaya Overhead Pabrik Keterangan



2013



Tetap /Variabel



Bahan penolong



17.480.000



V



Pemeliharaan dan suku cadang



2.156.000



V



Suku cadang mesin



1.756.000



V



Jasa



12.604.000



V



Administrasi dan umum



3.750.000



T



Penyusutan



6.000.000



T



Total



43.746.000



Sumber :Data diolah, 2014 Kapasitas standar yang dihasilkan mesin adalah 60.000 jam sedangkan kapasitas sesungguhnya adalah 61.000 jam mesin. (1). Bahan penolong, yang terdiri dari kancing dan flanel. Biaya yang dikeluarkan untuk kancing dan flanel tidak menjadi bagian dari biaya bahan baku hal ini dikarenakan bahan tersebut tidak harus selalu digunakan dalam proses pembuatan produk. (2) Pemeliharaan Pabrik



35



Biaya yang juga dikeluarkan perusahaan untuk kelancaran jalannya proses produksi seperti pembersihan pada alat-alat yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku biasanya dilakukan tiap minggu atau tiap bulan. (3). Suku cadang Biaya yang digunakan untuk memperlancar proses produksi seperti bila ada kerusakan pada suatu alat maka biaya ini dikeluarkan untuk memperbaiki atau mengganti alat yang rusak tersebut. (4). Biaya jasa Biaya penunjang yang dipakai untuk memperlancar proses produksi di pabrik konveksi seperti listrik, air , dan lain-lain. (5). Administrasi dan Umum Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan dan penyusunan kebijaksanaan, pengembangan, mengatur, mengawasi, dan pengarahan secara keseluruhan. (6). Penyusutan Biaya yang disusutkan atas pemakaian aktiva tetap, aktiva penyangga. 4.2 Analisis pengendalian biaya produksi Proses penyusunan anggaran dan penetapan anggaran



36



Proses penyusunan anggaran pada CV.Konta Jaya dilaksanakan atas dasar dari biaya yang sudah terjadi di tahun sebelumnya. Dilihat dari pelaksanaan proses penyusunan anggaran tersebut dapat dikatakan efektif dan terkodinir dengan baik dan masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas mereka. Berdasarkan anggaran yang telah dibuat oleh kepala koperasi, kepala keuangan, kemudian menyusun biaya anggaran biaya produksi yang meliputi anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran biaya ini belaku untuk jangka waktu satu tahun yang diperinci lagi kedalam jangka waktu yang lebih kecil dan tiap enam bulan ditinjau kembali dan dilakukan perubahan-perubahan jika memungkinkan. Rencana anggaran yang telah ditetapkan dan dibuat oleh bagian keuangan yang bersama-sama dengan anggaran lainnya dikirim untuk disetujui oleh pemilik konveksi. Dibawah ini merupakan anggaran biaya produksi pada CV.Konta Jaya



37



Tabel 4.4 perbandingan antara anggaran dan realisasi biaya produksi tahun 2013 Keterangan



Tahun 2013 Anggaran



Realisasi



Selisih



(Rp.000)



(Rp.000)



(Rp.000)



38



%



biaya produksi Biaya bahan baku dan penolong: -



benang rajutan



1.000.000.000



1.023.000.000



23.000.000



2.3



bahan penolong



16.000.000



17.480.000



1.480.000



9.2



jumlah biaya bahan baku dan penolong



1.016.000.000



1.040.480.000



24.480.000



2.4



gaji & kesejahteraan



560.000.000



518.400.000



41.600.000



7.4



pemeliharaan



2.500.000



2.156.000



344.000



13.7



suku cadang mesin



1.890.000



1.756.000



134.000



7



jasa



12.800.000



12.604.000



204.000



1



administrasi dan umum



3.880.000



3.750.000



130.000



3.3



penyusutan



6.600.000



6.000.000



600.000



9



Jumlah biaya tetap



607.670.000



602.386.000



43.012.000



41.4



biaya tetap:



Sumber : Data tahun 2014



Dilihat dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penetapan anggaran pada CV.Konta Jaya berdasarkan periode tahunan dimana anggaran ini mendukung tujuan perusahaan jangka waktu panjang yang mengarah ke anggaran operasional. Walaupun penetapan anggaran berdasarkan jangka waktu satu tahun akan tetapi dirincikan ke dalam periode yang lebih kecil lagi dan setiap semester dapat dilakukan koreksi.



39



Dengan demikian penetapan anggaran tersebut dapat memberikan suatu pengendalian atau pengawasan kegiatan akan lebih baik dan teliti karena didalam pelaksanaan selama periode yang bersangkutan dapat diadakan perubahanperubahan dan dengan segera dapat diketahui penyimpangan yang terjadi. Wewenang dan tanggung jawab tujuan organisasi adalah untuk membina suatu unit usaha mikro menengah dimana dapat memberikan kontribusi pada perindustrian konveksi sekaligus memberikan lapangan pekerjaan kepada para pengrajin. Pada CV.Konta Jaya wewenang dan tanggung jawab terhadap mekanisme penyusunan anggaran yang ditetapkan sudah cukup baik, hal ini terlihat bahwa didalam persiapan, pelaksanaan dan pengawasan anggaran telah melalui prosedur yang baik dan adanya pembagian tugas yang jelas dan dari masing-masing bagian tersebut terkoordinir satu sama lain dan saling mendukung. Untuk mencari selisih biaya bahan baku 1) Selisih BBB 



Kapasitas Standar



= 16.770 kg







Selisih Harga



= (HSt – HS) * KSt = (61.000 – 59.000) * 16.770 = 33.540.000 L







Selisih Kuantitas



= (KSt – KS) * HS = (16.770 – 17.339) * 59.000 = 33.571.000 R



40



2) Selisih BTK 



Selisih TK



= (TSt – TS) * JK sesungguhnya = (8000 – 7500) * 69.120 = 34.560.000 R







Selisih Efiensi = (JK standar – JK sesungguhnya) * TSt = (70.000 - 69.120) * 8000 = 7.040.000 R



3) Selisih BOP Tarif standar



= Tarif tetap + Tarif variable = 9.750.000 + 33.996.000 = 43.746.000







= (BOP sesungguhnya – ( Kapasitas normal * total



Selisih anggaran



biaya tetap) + (kapasitas sesungguhnya * total



biaya variable) = 43.746.000 – {(60.000*9.750.000) +



(65.000*33.996.000)} = 3.500.000 – 3.280.000 = 220.000 L 



Selisih kapasitas



= (KN – KS) * total biaya tetap = (400 – 520) * 3000 = 360.000 R







Selisih efisiensi



= (KS – KSt) *TSt = (61.000 – 60.000) * 8000 = 8.000.000 L



41



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. berdasarkan pada hasil analisis yang penulis lakukan, untuk tahun 2011 harga pokok penjualan sebesar Rp 897,4/kg sedangkan untuk tahun 2012 sebesar Rp 911,99/kg berarti ada kenaikan sebesar Rp 14,85/kg.



42



2. Proses penyusunan anggaran pada PT.Pusri dilaksanakan dari manajemen puncak ke manajemen tingkat bawah, namun data yang diperlukan untuk penyusunan anggaran itu sendiri berasal dari masing-masing unit produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Dilihat dari pelaksanaan proses penyusunan anggaran tersebut dapat dikatakan efektif dan terkoordinir dengan baik dan masing-masing tanggung jawab terhadap tugas mereka. 3. Penetapan anggaran pada PT.Pusri berdasarkan periode tahunan dimana anggaran ini mendukung tujuan perusahaan jangka waktu panjang yang mengarah ke anggaran operasional. Walaupun penetapan anggaran berdasarkan jangka waktu satu tahun akan tetapi dirincikan kedalam periode ysng lebih kecil lagi dan setiap semester dapat dilakukan koreksi. 4. Pada PT.Pusri weewnang dan tanggung jawab terhadap mekanisme penyusunan anggaran yang sudah ditetapkan sudah cukup baik, hal ini terlihat bahwa didalam persiapan, pelaksanaan dan pengawasan anggaran telah melalui prosedur yang baik dan adanya pembagian tugas yang jelas dan terkoordinir satu sama lain serta saling mendukung. 5. Dalam



pelaksanaan



anggaran



biaya



produksi



masih



terdapat



penyimpangan yang cukup besar, disebabkan kurangnya pengendalian biaya produksi pada perusahaan PT.Pusri. Saran



43



1. Penelitian secara continue untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien PT.Pusri hendaknya melakukan standar produksi yang baik, seperti melakukan penilaian dan pengawasan terhadap pemakaian sumber-sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi dengan memperoleh standar produksi yang baik akan memudahkan perusahaan dalam pengendalian biaya produksi. 2. Karyawan yang terlibat dalam penyusunan anggaran hendaknya diberikan peningkatan kemampuan baik melalui seminar maupun job training untuk dapat meningkatkan pengetahuan mereka terhadap anggaran yang disusun mencapai sasarannya sebagai alat pengendalian. 3. Dalam menentukan target produksi hendaknya disesuaikan dengan situasi pasar dan keadaan perekonomian yang terjadi serta kondisi yang ada dalam perusahaan, sehingga diharapkan dapat memberikan suatu hasil yang diinginkan dalam arti terhindar kelebihan produk yang tidak menguntungkan. 4. Perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan pengendalian biaya produksi terhadap laba dengan cara menyusun laporan kegiatan berkala sehingga perusahaan bisa mendapatkan laba yang lebih optimal.



44