Biofiltrasi Dalam Penyisihan Limbah Gas h2s Dan Nh3 Aplkasi Teknik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIOFILTRASI DALAM PENYISIHAN LIMBAH GAS H2S dan NH3 APLKASI TEKNIK I.



Pendahuluan Pesatnya perkembangan industry pengeolahan karet menyebabkan dampak samping



berupa masalah pencemaran udara yang menimbulkan bau yang tidak enak dan resistensi dari masyarakat sekitarnya. Kandungan bahan baku yang mengandaung air yang tinggi (40-50%),dapat berpotensi menyebabkan aktivitar mikribiologis yang semakin besar .Komponen yang terkandung dalam bahan baku industry pengolahan karet yaitu :R-CO-NH-R,R-NH2-COOH dan R-NH2-SH-R. Komponen tersebut selama proses penyimpanan akan terurai menjadi senyawa berbau,antara lain:ammonia ,trimetil amin, di etil amin,asam-asam organic,senyawa sulfide dan metil merkapta. Salah satu usaha untuk menangulangi masalah pencemaran udara ini adalah dengan mengunakan teknik biofiltrasi yang memanfaatkan kemampuan akvitas mikroba mendegradasi / mengeliminasi senyawa polutan. Penerapan teknik biofiltrasi tidak hanya pada pengurangan intesitas bau,tapi telah berkembang mejadi salah satu teknik mengendalian pencemaran udara. Pada penelitian ini, bahan yang di gunakan sebagai tempat pertumbuhan mikroba adalah serabut sawit dan limbah padat karet. Biodegradasi polutan melibatkan berbagai jenis spesies atau strain mikroorganisme. Di harapakan dengan areasi yang baik dan PH yang netral, membuat biofilter menjadi lingkungan yang baik bagi populasi mikroorganisme. Penelitin ini bertujuan untuk menguji pengunaan media biofilter yang bersumber dari limbah pengolahan pabrik yaitu serabut sawit untuk menfiltrasi kontaminan gas H2S dan NH3 dangan mikroorganisme yang di gunakan berupa konsorsium yang berada secara alami dalam media filter. II.



Pembahasan Dalam penelitian ini mangunakan jenis media alami berupa serabut kelapa sawit,untuk



memfilter gas gas H2S dan NH3, yang merupakan senyawa utama penyebab timbulnya bau dari industry berbasisi pertanian. Analisa yang dilakuakan yaitu ,analisi PH,temperature,kelembapan media,dan kosentrasi H2S dan NH3 pada saat poses berlangsung. Kondisi kelembapan reactor di sesuaikan dengan



kondisi kelembapan filter ,berkisar 70%-90%,dengan temperature 20-40 derajat Celsius serta kondisi ph berkisar 6-8 . Pengukuran kosentrasi gas H2S di lakukan dengan metode metilen biru mengunakan spektofotometer pada panjang 660 nm dan NH3 mengunakan metode indofenol pada panjang gelombang 630 nm. Sebelum memasukki proses biofiltrasi perlu dilakukan alkamasi atau di kenal dengan fase datar,pada tahap ini mokroorganisme yang ada dalam serabut masih sedikit ,tetapi seiring dengan penambahan waktu maka mikroba tersebut akan bertambah banyak ,sampai mikroba menutuppi seluruh permukaan media filter sehingga kapasistas eliminasi meningkat hingga pada keadaan tunak (masimal untuk menfilter ). Pada tahap ini juga kemungkinan enzim akan tereduksi setelah adanya kontaminan. Jadi fese alkamasi biofiltrasi merupak tahap awal sebelum mencapai prosel pelfilterran yang maksimal. Pengunaan media serabut sawit di nilai cocok sebagai media unggun filter. Porositas dan tortusitas yang tinggi dalam mrdia filter dapat miningkatkan luar permukaan. Evaluasi dari berbagai jenis penelitian sebelumnya menunjukan filter dari sabuk sawit menunjukkan superioritas yang tinggi dalam hal unjuk kerja proses biofiltrasi. Dari hasil pengujian terlihat bahwa pengunaan media alami berupa limbah padatkaret remah dan serabut sawit membutukan waktu aklimatisasi yang singkat yaitu 48 jam . Hal itu di sebabkan oleh mikroba yang di gunakan dalam penelitian ini berasal dari media itu sendiri dan bukan dari luar media ,kerena dapat memperlama waktu pertumbuhan mikroba,seperti pada penelitian sebelumnya yang membutukan waktu 10 hingga 17 haru untuk mencapai kondisi tunak.. Pada hasil profil kontaminan dalam biofilm dengan kosentrasi H2S input 120g/m3,masih terdapat kosenrasi yang tinggi (112 ppmv),hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi hambatan yang berarti akibat proses difusi H2S ke dalam biofim, sedangkan hasil profil kontaminan dalam biofilm dengan kosentrasi NH3 input 180g/m3 menunjukan hasil yang sama yaitu sebesar 170 ppmv. Hal juga ini menunjukkan bahwa tidak terjadi hambatan yang berarti akibat proses difusi NH3 ke dalam biofilm. Pengunaan media serbut sawit di katakana cocok untuk media unggun filter kerena memilikki porositas dan tortuisitas yang tinggi dari media filter ,sehingga dapat meningkatkan luas permukaan ,memperbaikki distribusi aliran dan mempu meningkatkan jumblah koloni. Selain itu media filter serabut kelapa sawit juga mengandung kandunga air yang cukup tinggi sehingga



mikroorganisme dapat tumbuh maksimal nantinya. Dalam proses pertumbuhan mikroorganisme akan mengunakan nutrisi yang terdapat dari udara dan limbah gas yang terbawa melewatti filter. Biofilter dapat beroperasi tampa adanya pengayaan nitien hingga waktu 2 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa serabut sawit mengadung nutrisi yang cukup tinggi untuk operasi jangka panjang Pada hasil perkembangan struktur media menunjaukna bahwa media filter sebelum melewatti proses biofilter memilikki pori yang jeterogen (5-25 um). Dari hasil pengamatan morfologi di simpulkan bahwa terdapat morfologi yang sangat beragam ,seperti koloni bakteri,sel tunggal dan rumpun ragi ,struktur micelle,juga beberapa daerah tak berkoloni pada permukaan meda filter.



III.



Kesmipula 1. Pengunaa media alami berupa serabut kelapa sawit di nilai efektiv dalam mengeliminasi gas H2S dan NH3 dan dapat di gunakan dalam jangka waktu selama dua tahun tampa pengayaan nutrient . 2. Kinerja biofilter dalam proses penyisihan gas H2S dan NH3 sangat baik hingga mencapai efisiensi lebih dari 99% dengan nilai laju penyisihan kontaminan maksimum tertinggi yaitu 119 g/m3. 3. Tidak terjadi hambatan berarti akibat proses difusi H2S maupun NH3 dalam biofilm.