Biografi Nelson Mandela [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Biografi Nelson Mandela, Peraih Nobel Perdamaian Nelson mandela, dikenal sebagai salah satu tokoh perdamaian paling terkenal di dunia yang berasal dari Afrika Selatan. Nelson Mandela juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan melalui kegiatan anti apartheidnya yang terkenal. Ia juga merupakan tokoh peraih Nobel Perdamaian. Nama : Nelson Rolihlahla Mandela Lahir : Mvezo, Afrika Selatan, 18 Juli 1918 Wafat : Johannesburg, Afrika Selatan, 5 Desember 2013 Orang Tua : Gadla Henry Mphakanyiswa (ayah), Noqaphi Nosekeni (ibu) Istri : Evelyn Mase (1944–1958), Winnie Mandela (1958–1996), Graça Machel (1998–2013) Anak : Makaziwe Mandela, Zenani Mandela-Dlamini, Zindzi Mandela, Makgatho Mandela, Madiba Thembekile Mandela Masa Kecil Nelson Mandela, diketahui masa kecilnya dihabiskan di Thembu. Ia kemudian pindah ke Qunu sampai berumur 9 tahun. Nelson Mandela Muda Ia merupakan anak yang pertama dari keluarganya yang mengikuti sekolah. Ia juga mendapat nama Nelson dari gurunya yang seorang Metodis. Pada umur 16 tahun, ia masuk Clarkebury Boarding Institute mempelajari kebudayaan barat. Pada 1934, Nelson Mandela memulai program B.A. di Fort Hare University. Disana ia bertemu Oliver Tambo yang menjadi teman dan koleganya yang setia. Setelah menentang kebijakan universitas dan diminta keluar. Nelson Mandela pindah ke Johannesburg dan melanjutkan kuliahnya di University of South Africa setelah mengambil hukum di University of the Witswatersrand. Menjadi Aktifis Dan Dipenjara Sebagai Aktivis, Nelson Mandela mengikuti African National Congress (ANC) dari tahun 1942. Karena kegiatannya yang antiapartheid, ia menjalani berbagai masa hukuman. Pada 5 Agustus 1962, polisi kemudian menangkap Nelson Mandela dengan tuduhan menghasut mogok buruh dan ke luar negeri tanpa izin. Ia kemudian di penjara di Marshall Square, Johannesburg. Kemudian pada 25 Oktober 1962, ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dan pada 12 Juni 1964. Nelson Mandela dan sekelompok aktivis lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Nelson Mandela kemudian dipindahkan dari ke penjara di pulau Robben. Ia dikurung disana selama 18 tahun. kemudian pada bulan April 1982, Ia selanjutnya dipindahkan ke penjara Polsmoors di Cape Town bersama sejumlah pemimpin senior ANC seperti Walter Sisulu, Andrew Mlangeni, Ahmed Kathrada, serta Raymond Mhlaba.



Selama di penjara, Nelson Mandela sering sakit sakitan dan beberapa kali di operasi. Sepulihnya dari penyakit TBC yang ia derita pada Desember 1988, Ia dipindahkan ke penjara Victor Persters di dekat wilayah Paarl. Dalam Biografi Nelson Mandela, Di Paarl, ia diketahui tinggal di rumah sipir yang lebih nyaman dengan koki pribadi. Ia juga memanfaatkannya untuk menyelesaikan studi LLB-nya. Beliau tinggal di penjara sampai dibebaskan pada 11 Februari 1990. Pembebasan itu atas perintah Presiden Frederik Willem de Klerk setelah ditekan oleh seluruh dunia. Mandela dan de Klerk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada 1993. Menjadi Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan dalam masa sekitar 5 tahun (Mei 1994 – Juni 1999) setelah memenangkan Pemilu dan menjadi presiden kulit hitam pertama dengan de Klerk sebagai Deputi presiden. Masalah AIDS menjadi sumber kekecewaan orang-orang dan penyesalan Mandela karena dalam masa pemerintahannya, ia kurang memperhatikan masalah ini. Anaknya yang bernama Makgatho, meninggal karena AIDS pada 6 Januari 2005. Nelson Mandela Wafat Nelson Mandela, pemimpin anti-apartheid dan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan, meninggal dunia hari Kamis tanggal 05 Desember 2013. Ia tutup usia 95 tahun. Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengumumkan kematian Nelson Mandela. Aktivis kemerdekaan Afrika hampir tiga dasawarsa di penjara dalam perjuangan untuk mengakhiri pemerintahan minoritas kulit putih dan diskriminasi terhadap warga kulit hitam di Afrika Selatan.



Kisah Hidup Kim Jong Un: Si Bocah Lucu Hingga Menjadi Diktator Menakutkan Selama 50 tahun terakhir, dunia telah terbiasa mendengar retorika dari Korea Utara. Tapi retorika tersebut meningkat lebih mengerikan di bawah kepemimpinan Kim Jong Un. Di bawah pemerintahannya, Korea Utara (Korut) melakukan sejumlah uji coba nuklir yang mengancam wilayah negara di sekitarnya. Ketegangan pun meningkat di Semenanjung Korea disertai bergolaknya hubungan dengan sejumlah negara, terutama Amerika Serikat (AS). Pekan lalu, ketegangan antara AS dan Korea Utara memasuki babak baru yang lebih mengkhawatirkan setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Korea Utara akan menerima serangan terdahsyat jika terus mengancam AS. Korea Utara kemudian dikabarkan menguraikan rencana untuk menembakkan empat rudal balistik Hwasong-12 ke Guam, wilayah AS di Pasifik, pada pertengahan Agustus. Meski menjadi sorotan dunia, ternyata masih relatif sedikit yang diketahui dunia tentang Kim Jong Un. Bagaimana ia tumbuh menjadi salah satu diktator paling menakutkan di dunia? Dilansir dari laman The Independent, Senin (14/8/2017), Kim Jong Un lahir pada tanggal 8 Januari dari pasangan diktator Korea Utara Kim Jong Il dan istrinya, Ko Young Hee. Kim Jong Un memiliki kakak laki-laki bernama Kim Jong Chul dan adik perempuan bernama Kim Yo Jong. Meski tahun kelahiran resmi Kim Jong Un adalah 1982, banyak laporan menunjukkan bahwa tahun kelahirannya sengaja diubah untuk alasan simbolis, termasuk perhitungan 70 tahun setelah kelahiran Kim Il Sung dan 40 tahun setelah kelahiran Kim Jong Il. Namun, catatan Departemen Keuangan AS baru-baru ini menunjukkan tanggal lahir resminya adalah 8 Januari 1984. Masa kecil Kim Jong Un kerap dihabiskan tinggal di rumah bersama ibunya. Selama periode tersebut, Korea Utara diperintah oleh "Pemimpin Besar" Kim Il Sung, dengan Kim Jong Il sebagai pewaris utama. Kim Jong Un kemudian menjalani pendidikan lanjutannya di sekolah berasrama di Swiss. Di sekolah, ia dipanggil "Pak Un" oleh teman-temannya dan disebutkan sebagai anak seorang pegawai kedutaan Korea Utara. Oleh mantan teman sekelasnya, sosok Kim Jong Un digambarkan sebagai siswa pendiam yang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Meski diam, tapi dia juga disebut memiliki selera humor. Masa kecil Kim Jong Un “Dia lucu. Selalu membuat tertawa,” ungkap mantan teman sekelasnya, Marco Imhof kepada The Mirror. Kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag, mantan teman sekelas lainnya menyebutkan bahwa Kim Jong Un memiliki selera humor, dapat bergaul baik dengan semua orang, bahkan murid-murid yang berasal dari negara-negara yang menjadi musuh Korea Utara. “Politik adalah topik yang dilarang di sekolah. Kami boleh berdebat tentang sepak bola, tapi bukan politik,” ujar Sonntag. Satu hal yang mungkin menjadi rahasia umum adalah kecintaan Kim Jong Un pada basket dan Michael Jordan. Semasa sekolahnya di Swiss, ia dikabarkan memasang poster Jordan di seluruh dinding kamarnya. Meski badannya cenderung gemuk dan hanya memiliki tinggi yang sedang, dia adalah pemain bola basket yang cukup mumpuni. “Dia adalah pemain yang sangat kompetitif, sangat eksplosif. Dia seorang playmaker, mengendalikan segala sesuatu,” kata mantan rekan sekelasnya, Nikola Kovacevic kepada The Mirror. “Dia benci kalah. Baginya, kemenangan itu sangat penting,” tambah Marco Imhof.



Dengan kecintaannya pada olahraga ini, tak heran jika ia dikabarkan memiliki koleksi sepatu Nike yang fantastis. Selepas menjalani pendidikan di Swiss, Kim Jong Un kemudian pulang ke tanah airnya untuk mengikuti sekolah militer. Sekembalinya ke Korea Utara, Kim Jong Un masuk Universitas Militer Kim Il Sung dengan kakaknya. Beberapa laporan mengatakan bahwa mereka mulai menghadiri inspeksi lapangan militer oleh ayah mereka sekitar tahun 2007. Tentara Korea Utara Di saat ayahnya sakit, Kim Jong Un dengan cepat diusung untuk rantai kepemimpinan politik dan militer, meski memiliki sedikit pengalaman dalam kedua bidang tersebut. Menurut laporan BBC, ia diangkat menjadi jenderal bintang empat, wakil ketua Komisi Militer Pusat Partai Buruh, dan anggota Komite Sentral. Ketika Kim Jong Il meninggal karena serangan jantung pada 17 Desember 2011, Kim Jong Un yang saat itu masih berusia muda telah mewarisi angkatan militer terbesar keempat di dunia, persenjataan nuklir, dan kendali mutlak atas Korea Utara. Dia melewati kakaknya, Kim Jong Chol, yang disebutkan oleh ayah mereka sebagai "banci" dan lemah. Di usia sekitar 30 tahun saat mengambil alih kekuasaan, Kim Jong Un menjadi kepala negara termuda di dunia. Di antara penasihat Kim Jong Un yang paling terpercaya adalah bibinya, Kim Kyong Hui, beserta suaminya, Jang Sung Taek. Pasangan tersebut dikabarkan diperintah oleh Kim Jong Il untuk mengendalikan militer Korut serta membantu pemimpin muda tersebut mengkonsolidasikan posisinya saat ia mencoba menambah lebih banyak pengalaman. Menurut The Telegraph, tugas utama mereka adalah mendorong perannya sebagai tokoh yang kuat di antara beberapa jenderal yang tidak mempercayainya. Pada 12 Desember 2013, Kim Jong Un memerintahkan untuk mengeksekusi pamannya, Jang Sung Taek, yang didakwa mencoba mengendalikan Korea Utara melalui sebuah kudeta militer. Setelah eksekusi tersebut dilakukan, ada kabar bahwa Kim Jong Un juga menghabisi sisa keluarga pamannya. Namun duta besar Korea Utara untuk Inggris membantah bahwa keluarga Jang Sung Taek juga dieksekusi. Duta besar tersebut mengklaim bahwa hanya Jang Sung Taek yang dibunuh oleh regu tembak setelah diadili. Para pemimpin Korut diketahui sangat tertutup terkait kehidupan pribadi mereka, namun Kim Jong Un seringkali mengajak istrinya dan mengizinkan pengambilan foto keduanya. Media Korea Utara mengungkapkan bahwa pada bulan Juli dia menikah dengan Ri Sol Ju, seorang mantan cheerleader dan penyanyi. Namun, menurut NBC News, tidak ada yang tahu persis kapan mereka menikah. Intelijen Korea Selatan yakin pasangan tersebut sudah menikah pada tahun 2009 dan telah memiliki satu anak. Ada juga rumor yang menyebutkan Ri Sol Ju melahirkan seorang anak perempuan pada tahun 2012 dan seorang anak lagi pada tahun 2015. Cerita tentang Kim Jong Un kian menarik setelah pada tahun 2013 ia dilaporkan menjadi target percobaan pembunuhan. Intelijen Korea Selatan percaya bahwa pemimpin muda itu ditargetkan oleh pihak internal yang tidak puas setelah dia menurunkan posisi seorang jenderal bintang empat. Mungkin hal ini berkontribusi atas sikapnya yang menjadi sangat agresif. Ia menutup semua hubungan dengan Korea Selatan dan memberi ancaman perang termonuklir terhadap negara tetangganya dan AS, langkah yang juga pernah dilakukan oleh ayah dan kakeknya. Korea Utara terus menguji rudal balistik dan perangkat nuklir di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, meski mendapat ancaman sanksi dari PBB. Pada 2012, negara tersebut meluncurkan satelit pertamanya ke luar angkasa. Dan sejak itu, Korut terus mendorong maju pengembangan senjata balistik dan nuklirnya.



Uji Coba Nuklir Pada September 2016, Kim Jong Un mengawasi uji coba nuklir kelima dan paling kuat yang pernah dilakukan Korea Utara hingga saat ini. Ledakan dari hulu ledak ini diperkirakan lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan di Hiroshima. Uji coba tersebut mengisyaratkan komitmen pihak Kim untuk terus maju dengan persenjataan bangsanya. Para ahli memperkirakan Korea Utara dapat mengembangkan hulu ledak nuklir yang bisa mencapai AS pada tahun 2020. Pada tanggal 13 Februari 2017, dunia internasional diramaikan oleh peracunan terhadap saudara tiri Kim Jong Un, Kim Jong Nam, di sebuah bandara di Kuala Lumpur. Pada Maret, konflik meningkat setelah Malaysia secara langsung menuduh pemerintah Korea Utara mendalangi pembunuhan tersebut. Korea Utara pun mengeluarkan perintah yang mencegah warga Malaysia meninggalkan negara tersebut, sementara Malaysia menanggapinya dengan membatalkan masuk bebas visa untuk warga Korea Utara. Cerita tentang Kim Jong Un mencapai puncaknya setelah Presiden AS Donald Trump menjabat. Tak lama setelah menjabat, Trump dikabarkan menyebut Korea Utara sebagai ancaman terbesar bagi AS. Berlawanan dengan upaya mantan Presiden AS Barack Obama untuk menghadapi Korut dengan mengambil negosiasi diplomatik, pemerintahan Trump mulai menuntut Korea Utara untuk segera melakukan denuklirisasi serta mengisyaratkan kemungkinan serangan militer jika tuntutan ini tidak dipenuhi.