Biografi Richard Skemp [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Biografi Richard Skemp Richard Skemp adalah pelopor utama dalam Pendidikan Matematika yang pertama kali mengintegrasikan disiplin matematika, pendidikan dan psikologi. Dia lahir di Bristol pada tanggal 10 Maret 1919, anak Profesor AR Skemp dari University of Bristol, terdidik sebagai sarjana Foundation di Wellington College, Berkshire (1932-7), dengan Beasiswa Buka di Matematika di Hertford College, Oxford, (1937-1939, 1945-1947). Perang campur tangan dan dia bergabung di Royal Sinyal di India, mencapai pangkat Kapten. Setelah menyelesaikan gelar di Hertford College, ia menjadi seorang guru matematika, selama dua tahun di Oundle Sekolah dan dua tahun di Rye St Antony, Oxford. Nya pada bagaimana meningkatkan minat anak-anak belajar menyebabkan dia kembali ke Hertford College sekali lagi pada tahun 1952, pada usia 33, untuk belajar untuk mendapatkan gelar sarjana kedua di psikologi. Ia menyelesaikan PhD di Psikologi di Manchester University pada tahun 1959 di mana ia pertama Dosen di Psikologi (1955-1962) dan kemudian Senior Dosen (1962-1973), memimpin Unit Studi Anak. Pada tahun 1973, pada usia 54, ia menjadi Profesor Pendidikan Teori di University of Warwick, di mana ia tetap hingga pensiun pada tahun 1986. Ia terpilih menjadi Presiden Grup Internasional untuk Psikologi Pendidikan Matematika (PME) pada tahun 1980 dan, dalam memori nya, Skemp Memorial Fund diciptakan untuk memberikan dukungan untuk hadir pada konferensi PME. Richard Skemp percaya bahwa anak bisa belajar secara cerdas sejak usia dini, menghasilkan kerangka kurikulum lengkap untuk usia 5-11 yang dikenal sebagai Structured Kegiatan di Cerdas Belajar. B. Teori belajar Richard Skemp Menurut Richard Skemp, belajar terpisah menjadi dua tahap. Tahap pertama dengan memanipulasi benda-benda akan memberikan basis bagi siswa untuk belajar lebih lanjut dan menghayati ide-ide. Richard Skemp mendukung interaksi siswa dengan objek-objek fisik selama tahaptahap awal mempelajari konsep. Pengalaman awal ini akan membentuk dasar bagi belajar berikutnya yaitu pada tingkat yang abstrak atau disebut tahap kedua. Misalkan kita akan mengenalkan salah satu sifat perkalian, yaitu 2 x 3 = 3 x 2. Kita dapat menggunakan benda-benda konkret berupa bola bola sebagai berikut. Di sini terdapat dua baris dan pada setiap baris terdapat 3 bola. Dalam matematika, model seperti ini dapat dinyatakan sebagai 2 x 3. Karena banyaknya bola seluruhnya ada 6, maka



2 x 3 = 6.Sekarang kita dapat meminta siswa untuk menyusun 6 bola yang lain menjadi 3 baris dan pada tiap baris terdapat 2 bola. Siswa diharapkan dapat menunjukkan model yang mereka hasilkan mirip seperti model berikut : Model ini menunjukkan 3 x 2 yang dihasilkan adalah 6. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa 2 x 3 = 3 x 2. Richard Skemp juga meyakini bahwa belajar menjadi berguna bagi seseorang. Sifat-sifat umum dari pengalaman harus dipadukan untuk membentuk suatu struktur konseptual atau suatu skema. Bagi guru, ini berarti bahwa struktur matematika harus disusun agar jelas bagi siswa sebelum mereka dapat menggunakan pengetahuan awal sebagai dasar untuk belajar pada tahap berikutnya. C. Teori pemahaman Skemp Skemp membedakan antara pemahaman relasional dan pemahaman instrumental. Dimisalkan ada seorang siswa yang dapat menyelesaikan sebuah soal matematika. Apakah siswa tersebut sudah memiliki pemahaman relasional ataukah hanya memiliki pemahaman instrumental? Skemp menyatakan bahwa pemahaman instrumental sejatinya belum termasuk pada kategori pemahaman; sedangkan pemahaman relasional memang benar sudah termasuk pada kategori pemahaman; sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Skemp dalam Mathematics in the Primary School : “ ... yang disebut dengan pemahaman relasional dan pemahaman instrumental. Yang pertama (pemahaman relasional) menurut saya dan mungkin juga menurut pembaca dapat diartikan memahami dua hal secara bersama-sama, yaitu apa dan mengapanya. Pemahaman instrumental sampai saat ini belum dimasukkan pada pemahaman secara keseluruhan. Pada masa-masa lalu hal itu dijelaskan sebagai aturan tanpa alasan”. Berdasar pada pendapat Skemp di atas, kemampuan siswa dalam menyelesaikan sebuah soal matematika dapat dikategorikan sebagai pemahaman relasional dan dapat juga dikategorikan sebagai pemahaman instrumental dengan alasan berikut : 1.



Dapat dikategorikan sebagai pemahaman relasional jika si siswa di samping ia sudah dapat menentukan hasil namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa hasilnya adalah seperti itu.



2.



Dapat dikategorikan hanya sebagai pemahaman instrumental jika si siswa hanya dapat menentukan hasil namun ia tidak dapat menjelaskan mengapa hasilnya adalah seperti itu. Karenanya, kemampuan yang seperti ini oleh Skemp belum dikategorikan sebagai pemahaman. Sedangkan pemahaman relasional oleh Skemp sudah dikategorikan sebagai pemahaman.



Siswa yang memiliki pemahaman relasional memiliki fondasi atau dasar yang lebih kokoh dalam pemahamannya tersebut. Jikalau siswa lupa dengan rumus, maka ia masih punya peluang menyelesaikan soal dengan cara coba-coba. Sebagai tambahan, siswa dapat mengecek kebenaran hasil yang ia dapatkan dengan membalikkan rumus. Contoh, untuk soal integral dapat dicek hasilnya benar atau salah dengan mendifferensialkan hasilnya. Bagi siswa yang hanya memiliki pemahaman instrumental, ia hanya bisa menghafalkan rumus dan tidak faham dengan konsep : integral adalah anti differensial. Ketika ia lupa dengan rumus, maka ia tak punya peluang untuk mencoba-coba. Jelaslah bahwa siswa yang memiliki pemahaman relasional akan memiliki keuntungan bagi dirinya. Berdasar pada penjelasan di atas, selama proses pembelajaran di kelas; para guru matematika diharapkan dapat memfasilitasi siswanya sedemikian sehingga para siswa memiliki pemahaman relasional. Ada dua prinsip untuk matematika sekolah (principles for school mathematics) yaitu: Prinsip pengajaran dan prinsip pembelajaran. Prinsip pengajaran menyatakan bahwa pengajaran matematika yang efektif membutuhkan pemahaman terhadap pengetahuan siswa dan membutuhkan proses belajar, dan setelah itu, menantang dan membantunya agar dapat belajar dengan baik. Sedangkan prinsip pembelajaran menyatakan bahwa siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Menurut Skemp (1989:2): “Pemahaman relasional dapat diartikan sebagai pemahaman yang memahami dua hal secara bersama-sama, yaitu apa dan mengapanya. Pemahaman instrumental sampai saat ini belum saya golongkan kepada pemahaman secara keseluruhan. Itulah yang pada masa-masa lalu dinyatakan sebagai ‘aturan tanpa alasan’”. Dengan demikian jelaslah bahwa menurut Skemp, inti belajar matematika adalah agar siswa memiliki pemahaman relasional di mana para siswa harus dapat melakukan sesuatu (apanya) namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa ia harus melakukan sesuatu seperti itu (mengapanya).



Richard Skemp adalah seorang matematikawan dan psikolog yang berasal dari inggris. Dia tidak mendefinisikan tahap-tahap perkembangan mental seperti Piaget. Menurutnya belajar terpisah menjadi dua tahap. Tahap pertama dengan memanipulasi benda-benda akan memberikan dasar bagi siswa untuk belajar lebih lanjut untuk menhayati ide-ide. Skemp mendukung interaksi siswa dengan objek-objek fisik selama tahap-tahap awal mempelajari



konsep. Pengalaman awal ini akan membentuk dasar bagi belajar berikutnya pada tahap kedua, yaitu pada tingkat yang abstrak. Sekarang kita dapat meminta siswa untuk menyusun 6 karton persegi yang lain menjadi 3 bagian tumpuk, dan pada tiap tumpuk terdapat 2 karton persegi. Model pada gambar 2 tersebut menunjukkan 3 x 2 yang hasilnya adalah 6. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa 2 x 3 = 3 x 2. Eksperimen seperti ini dapat diulang oleh para siswa untuk perkalian lainnya, seperti 3 x 4dan 4 x 3 ; 5 x 3 dan 3 x 5. Berdasrkan hasil percobaan itu dapat disimpulkan bahwa salah satu sifat perkalian adalah a x b = b x a. Skemp juga yakin bahwa agar belajar menjadi berguna bagi seseorang, sifat-sifat umum dari pengalaman harus dipadukan untuk membentuk suatu struktur konseptual atau suatu skema. Bagi guru, ini berarti bahwa struktur matematika aharus disusun agar jelas bagi siswa sebelum mereka dapat menggunakan pengetahuan awal sebagai dasar untuk belajar pada tahap berikutnya, atau sebelum mereka menggunakan secara efektif pengetahuan mereka untuk menyelesaikan masalah tentang pentingnya struktur ini http://indrianiblog.wordpress.com/2012/03/10/teori-belajar-mengajar-matematikasekolah-dasar/