Biografi Ustaz Adi Hidayat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIOGRAFI USTAZ ADI HIDAYAT, LC., M.A. USTAZ ADI HIDAYAT, LC., M.A. (lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984; umur 36 tahun) adalah seorang ulama asal Indonesia yang dapat menguasai isi kitab suci Alquran beserta letak barisnya. Selain itu, ia juga menguasai ilmu hadis dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya. Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute [1] dan tiga tahun berikutnya ia mendirikan Akhyar TV] sebagai media dakwah utama. Saat ini Ustaz Adi aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Ia juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.



Perjalanan karier, dakwah, dan popularitas Ustaz Adi Hidayat memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI. Di dua sekolah dasar ini dia juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, dia juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama. Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, dia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri. Tahun 1997, dia melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di Ponpes inilah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama dia, Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan dia terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan. Selama masa pendidikan ini dia telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta. Dia juga sering kali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten. Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun 2003, dia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas alAzhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek. Tahun 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98. Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan alQur’an, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan



Hadits menjadikan dia mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, dia juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya. Dia belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya). Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Dia mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr. Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya.Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar alLiibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya. Di akhir 2009 dia diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib Jami' Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawâshul TV Libya. Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. yayasan ini juga memiliki program-program yang luarbiasa antara lain: Sekolah Terbuka UAH, Kaderisasi Ulama, At-Taisir Learning Center (program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi dan Program Hati), Umrah dan Tour serta beasiswa. Pada November 2016, dia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama. Kini, Ustaz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. dia juga giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya. Untuk Kegiatan sehariannya Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA banyak mengisi ceramah-ceramah agama di berbagai tempat. Jamaah yang mengikuti kajiannya sangat banyak dikarenakan ceramahnya mengenai keislaman sangat mudah dipahami oleh banyak orang. Selain itu video ceramahnya juga banyak ditonton oleh jutaan netizen di Youtube maupun di sosial media seperti Facebook. Bahkan akun Instagram Ustaz Adi Hidayat kini telah memiliki jutaan pengikut. Ustadz Adi Hidayat kerap terlihat memberikan kajian di beberapa tempat. Penyampaian yang mudah dipahami, membuat para jemaah betah mengikuti kajiannya. Meski kerap disorot publik, tetapi kehidupan pribadi Ustaz Adi Hidayat cukup jarang tersorot. Ustadz adi Hidayat anak dari Warso Supena (Ayah) dan Hj.Rafiah Akhyar (Ibu) memiliki 4 orang saudara yaitu Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati, Ita Haryati. Ustadz Adi Hidayat menikah dengan Shufairok atau dikenal dengan panggilan Mbak Iir, Asli Lasem Rembang dan memiliki 3 orang anak.



Pendidikan Ustadz Adi Hidayat memulai pendidikan awal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989. Kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Karaton 3 Pandeglang sampai kelas 3, selanjutnya pindah ke SDN III Pandeglang hingga ia tamat SD. Sebenarnya Ustadz Adi Hidayat akan masuk ke sekolah unggulan SMP 1 Pandeglang, Banten, tetapi mendapatkan mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW kepada orang tuanya, maka kemudian orang tuanya memasukkan anaknya ke sekolah agama. Akhirnya Ustadz Adi Hidayat melanjutkan pendidikannya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Ustadz Adi Hidayat merupakan siswa yang cerdas, selalu mendapat prestasi yang luarbiasa waktu sekolah dulu, ia juga menjadi penceramah cilik ketika wisuda



santri.Setelah tamat Madrasah, Ustadz Adi Hidayat melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren di tahun 1997. [8] Berikut beberapa pendidikan formal Ustadz Adi Hidayat yang pernah ditempuhnya:     



Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut (1997 - 2003) UIN Syarif HIdayatullah, Jakarta (2003 - 2005) Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009) UIN Sunan Gunung Djati, Bandung



Karya Tulis Beberapa karya tulis Ustadz Adi Hidayat antara lain:             



Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010) Quantum Arabic Metode Akhyar (2011) Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (2012) Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (tahun 2012) Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (2012) Persoalan Hadist-hadist Populer (2013) Ilmu Hadist Praktis (2013) Tuntunan Praktis Idul Adha (2014) Pengantin As-Sunnah (2014) Buku Catatan Penuntut Ilmu (2015) Pedoman Praktis Ilmu Hadist (2016) Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (2017) Muslim Zaman Now (2018)



Selain tulisan dari ustadz Adi Hidayat, ternyata beliau juga dijadikan tokoh dalam 2 buah buku yang sudah diakui oleh Perpustakaan Nasional, buku tersebut antara lain: 1. "Ustadz Adi Hidayat" oleh Rusydie Anwar dan editor Nurr diterbitkan oleh CV. Laksana dengan nomor ISBN: 978-623-327-104-2. 2. "Umat bertanya, Ustadz Adi Hidayat menjawab" oleh penyunting Abu Firly Bassam Taqiy, Arif Priambudi, edito Abu Ahsan diterbitkan CV. Hikam Media Utama dengan nomor ISBN: 978-623-91588-5-9.



TRANSLATE KE BAHASA INGGRIS



BIOGRAPHY USTAZ ADI HIDAYAT, LC., M.A.



USTAZ ADI HIDAYAT, LC., M.A. (born in Pandeglang, Banten, September 11, 1984; age 36 years) is a scholar from Indonesia who can master the contents of the holy book of the Koran and the location of the lines. In addition, he also mastered the science of hadith and various religious books along with their



meanings and positions. In 2013, Ustaz Adi founded the Quantum Akhyar Institute [1] and in the following three years he founded Akhyar TV] as the main preaching medium. Currently Ustaz Adi is active as a religious resource for both ta'lim, seminars, and others. He is also active in writing and has several works in Arabic and Indonesian.



Career journey, preaching, and popularity Ustaz Adi Hidayat started his formal education at TK Pertiwi Pandeglang in 1989 and graduated with honors as the best student. Then continued basic education at SDN Karaton 3 Pandeglang until grade III and moved to SDN III Pandeglang at grades IV to VI. In these two elementary schools, he also received the title of the best student, until he was included in the superior class which brought together all the best elementary students in Pandeglang Regency. In this program, he also became the model student with the first rank. In this basic education process, little Adi Hidayat was also sent to school by his parents to Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Public school morning, afternoon until evening religious school. In this madrasa, he also became an outstanding student and was asked to be a little lecturer in every student graduation session. In 1997, he continued his education from Tsanawiyyah to Aliyah (SMP-SMA) at the Darul Arqam Muhammadiyyah Islamic Boarding School in Garut. Ponpes which combines religious and general education proportionally and has produced many alumni who are active at the national and international levels. In this Ponpes, he got the main basic provisions in various knowledge disciplines, both general and religious. His main teacher, Buya KH. Miskun as-Syatibi was the most influential person in presenting his love for the Qur'an and the deepening of knowledge. During this period of education he has won many awards both at the Pondok, Garut Regency, and even West Java Province, especially in terms of the syarah al-Qur'an. At level II Aliyah was even the youngest envoy in the Daurah Tadribiyyah program from the Islamic University of Madinah at the Taruna alQur'an Islamic Boarding School, Jogjakarta. He is also often involved by his uncle, KH. Rafiuddin Akhyar, founder of the Indonesian Islamic Da'wah Council in Banten to be involved in da'wah missions in the Banten area. Ustaz Adi Hidayat graduated with honors as an exemplary santri in 2 fields at once (religion and general) and was asked to deliver a scientific paper "the concept of ESQ in al-Qur'an" in front of the educational figure M. Yunan Yusuf. In 2003, he received an invitation from PMDK from the Faculty of Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in collaboration with al-Azhar University in Cairo, until he was accepted and received the best student title in the ospek program. In 2005, he received a special invitation to continue his studies at the Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya which was later accepted, even though he had to leave the FDI program with a GPA of 3.98. In Libya, Adi Hidayat studied intensively various disciplines related to the Qur'an, hadith, jurisprudence, fiqh proposals, dates, Lughah, and others. His love for the Qur'an and Hadith made him take a special program Lughah Arabiyyah wa Adabuha to understand the depth of meaning of these two sources of



shari'a. In addition to formal education, he also talaqqi with the Shaykhsanad both in Libya and the countries he has visited. He studied the Koran from Shaykh Dukkali Muhammad al-'Alim (international muqri), Shaykh Ali al-Liibiy (Libyan Imam for Europe), Nigerian Shaykh Ali Ahmar (history of warsy), Sheikh Ali Tanzania (narrated by ad-Duri) . Adi Hidayat also studied tajwid from Sheikh Usamah (Libya). Among the tafsir teachers he was Shaykh Tanthawi Jauhari (Grand Shaykh al-Azhar) and Dr. Bajiqni (Libya) Science of Hadith he learned from Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya). In terms of Fiqh Science and ushul Fiqh, among them he learned from Shaykh ar-Rabithi (Libyan mufti) and Shaykh Wahbah az-Zuhaili (Syrian Ulama). He studied lughah science through Shaykh Abdul Lathif as-Syuwairif (world language expert, member of majma 'al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (language and literature expert), Dr. Abdullâh Ustha (expert on nahwu and sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (an expert in arudh science), as well as other Muslim Shaykhs. As for the science of dating, he learned among them from Ustaz Ammar al-Liibiy (Libyan historian). Apart from these masyaikhs, he also actively participates in seminars and dialogues with experts in the world ulama forum which is taking place in Libya. At the end of 2009 he was appointed amînul khutabâ, Chairperson of Tripoli's Islamic Da'wah Council, which has the right to determine the preachers and fillers at the Islamic Da'wah Mosque. He also actively participates in international dialogues with interfaith experts, holding various seminars, including the tsaqafah islâmiyyah program on Libya's At-Tawâshul TV channel. In early 2011 he returned to Indonesia and took care of the al-Qur'an al-Hikmah Islamic Boarding School in Lebak Bulus. Two years later he moved to Bekasi and founded the Quantum Akhyar Institute, a foundation engaged in Islamic studies and the development of da'wah. This foundation also has extraordinary programs including: UAH Open School, Ulama Cadre, At-Taisir Learning Center (TFT program, Berbaq Program, Professional Class Program and Heart Program), Umrah and Tour and scholarships. In November 2016, he founded Akhyar TV as the main preaching medium. Now, Ustaz Adi Hidayat is active as a religious resource for both ta'lim, seminars, and others. he is also active in writing and has produced 12 works in Arabic and Indonesian. For his day's activities, Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA has filled many religious lectures in various places. The congregation who took part in his studies was very much because his lectures on Islam were very easily understood by many people. In addition, the video of his lecture has also been watched by millions of netizens on Youtube and on social media such as Facebook. Even Ustaz Adi Hidayat's Instagram account now has millions of followers. Ustadz Adi Hidayat is often seen giving studies in several places. The delivery is easy to understand, making the congregation feel at home following the study. Even though it is often highlighted by the public, Ustaz Adi Hidayat's personal life is rarely highlighted. Ustadz Adi Hidayat, the son of Warso Supena (father) and Hj. Rafiah Akhyar (Mother) has 4 siblings, namely Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati, Ita Haryati. Ustadz Adi Hidayat is married to Shufairok or known as Mbak Iir, Asli Lasem Rembang and has 3 children.



Education



Ustadz Adi Hidayat started his early education at TK Pertiwi Pandeglang in 1989. Then he continued his education at SDN Karaton 3 Pandeglang until grade 3, then moved to SDN III Pandeglang until he graduated from SD. Actually, Ustadz Adi Hidayat was going to enter the flagship school of SMP 1 Pandeglang, Banten, but had a dream of meeting the Prophet Muhammad SAW with his parents, so the parents then sent their child to a religious school. Finally, Ustadz Adi Hidayat continued his education at Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Ustadz Adi Hidayat is a smart student, always got extraordinary achievements when he was in school, he also became a young lecturer when graduating students. After graduating from Madrasah, Ustadz Adi Hidayat continued his education at Pondok Pesantren in 1997. [8] Here are some of Ustadz Adi Hidayat's formal education that he has taken: • Darul Arqam Muhammadiyah Islamic Boarding School, Garut (1997 - 2003) • UIN Syarif HIdayatullah, Jakarta (2003 - 2005) • Kuliyya Da'wah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009) • UIN Sunan Gunung Djati, Bandung



Papers



Some of Ustadz Adi Hidayat's writings include: • Minhatul Jalil Bita'rifi Arudil Khalil (year 2010) • Quantum Arabic Akhyar Method (2011) • Ma'rifatul Insan: Guidelines for Al-Qur'an Towards a Plenary Insan (2012) • The Meaning of the Verse of Fasting, Knowing the Depth of the Language of the Koran (2012) • Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami'iyyah (2012) • Issues of Popular Hadiths (2013) • Practical Hadith Science (2013) • Practical Guidelines for Eid Al Adha (2014) • The Bride of As-Sunnah (2014) • Note Book of Science Prosecutors (2015)



• Practical Guidelines for Hadith Science (2016) • Manhaj Tahdzir Executive Class (2017) Muslim Today (2018) In addition to the writings of ustadz Adi Hidayat, it turns out that he was also a character in 2 books that have been recognized by the National Library, these books include: 1. "Ustadz Adi Hidayat" by Rusydie Anwar and editor Nurr published by CV. As with the ISBN number: 978-623-327-104-2. 2. "The people asked, Ustadz Adi Hidayat answered" by the editor Abu Firly Bassam Taqiy, Arif Priambudi, Abu Ahsan's editorial was published by CV. Hikam Main Media with the ISBN number: 978623-91588-5-9.