Bismillah Judul Skripsi Maternitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BISMILLAH JUDUL SKRIPSI MATERNITAS Davita Aprilia Pratiwi



1610711107



1. Judul Pertama : Hubungan Menorrhagia dengan kejadian Anemia pada remaja putri di SMA Sejahtera 1 Depok No. 1.



Judul HUBUNGAN ANTARA SIKLUS MENSTRUASI, LAMA MENSTRUASI, KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN POLA AKTIVITAS SEHARI- HARI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI MA ROUDLOTU T THOLIBIN WILAYAH KERJA PKM PURWOSARI KOTA METRO TAHUN 2019 (April, 2019)



Kesimpulan Berdasarkan



hasil Disarankan



Saran kepada remaja



agar



aktif



tersebut mengikuti kegiatan penyuluhan tentang kespro



penelitian



didapatkan hasil bahwa remaja,



aktif



mencari



informasi



tentang



terdapat hubungan kesehatan dan makanan bergizi untuk remaja,



tidak



antara siklus menstruasi serta dengan



anemia



remaja



putri,



diharapkan



pada mengkosumsi



tablet



remaja tambah



putrid darah



dapat saat



namun menstruasi minimal 1 tablet FE sehari selama



terdapat hubungan antara mestruasi serta selalu meningkatkan kesadaran menstruasi, diri



lama



untuk



kebiasaan sarapan pagi anemia. dan



aktivitas sehari-hari



dengan



anemia



remaja putri.



pada



lebih mengetahui tanda-tanda



2. POLA MESTRUASI DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI KLINIK AULIA HUSADA, JETIS, MOJOKETO (November, 2018)



a. Pola menstruasi pada remaja putri rata-rata mengalami pola menstruasi tidak normal sebanyak 45 responden (61,7%). b. Anemia pada remaja putri ratarata mengalami anemia sebanyak 41 responden (56,2%). c. Ada hubungan pola menstruasi dengan anemia pada remaja putri.Dan remaja putri yang mengalami gangguan pola menstruasi berisiko 3-6 kali mengalami anemia.



a. Bagi Peneliti Lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan wacana untuk ketika melakukan peneitian lanjutan terutama yang berhubungan dengan pentingnya melakukan pencegahan terhadap kejadian anemia. b. Bagi Peneliti selanjutnya Dalam penelitian selanjutnya diadakan penelitian lanjutan dengan observasional sehingga hasil penelitian lebih lengkap. c. Bagi Program Kesehatan Lebih fokuss menangani kasus anemia pada remaja yang berhubungan dengan pola menstruasi dan anemia. Serta upaya pencegahannya



3.



HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI (Januari, 2019)



Dari 147 responden remaja putri di SMA Negeri 4 Palangka Raya terdapat 66 siswi (44,9%) yang menderita anemia. Dari hasil penelitian, terdapat ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Hasil penelitian juga menunjukkan, tedapat hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri dan terdapat hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Sehingga dapat disimpukan, ada hubungan lama menstruasi, siklus menstruasi dan tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 4 Palangka Raya.



Bagi pihak sekolah SMA Negeri 4 Palangka Raya diharapkan dapat bekerjasama dengan instansi kesehatan seperti Puskesmas untuk mengadakan pemeriksaan Hb dan pemberian tablet zat besi secara rutin kepada siswa serta memberikan pendidikan tentang hal-hal yang berkaitan



dengan



anemia



seperti



cara



mencegah dan makanan sumber zat besi. Bagi remaja hendaknya aktif mencari informasi yang



berhubungan



dengan



anemia



yang



menambah pengetahuan khususnya tentang asupan nutrisi yang baik untuk mencegah anemia serta tanda dan gejala terjadinya anemia. Remaja diharapka dapat melakukan memeriksakan diri secara dini apabila ditemui tanda dan gejala terjadinya anemia ke petugas kesehatan agar dapat ditangani dengan tepat.



4.



Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri (November, 2017)



Hasil penelitian menunjukkan kejadian anemia pada remaja putri di MTsN 02 Kota Bengkulu berjumlah 33,0% dari 100 orang. Faktor yang berhubungandengankejadia n anemia pada remaja putri adalah kebiasaan sarapan pagi, status gizi, asupan protein, pola konsumsi makanan inhibitor penyerapan zat besi dan lama haid.



5. LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA Dari 250 siswi yang diteliti di Madrasah Aliyah Negeri REMAJA PUTRI 2 Bogor, 23,2 % nya (April, 2013) mengalami anemia dan sisanya tidak mengalami anemia. Empat puluh persen (40%) mengalami lama haid tidak normal, 60% lainnya mengalami lama haid normal. Enam puluh dua koma delapan persen (62.8% ) memiliki frekuensi makan tidak baik, 37.2% lainnya memiliki frekuensi makan baik. Tujuh belas koma enam persen (17.6%)



Perlu upaya peningkatan pencegahan anemia pada program UKS terhadap anemia pada remaja putri di MTsN 02 Kota Bengkulu berkerja sama dengan intitusi terkait, seperti Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan Hb kepada remaja putri (sisiwi) secara berskala dan memberikan penyuluhan tentang perlunya asupan protein tercukupi. Kepada pihak MTsN 02 Kota Bengkulu pentingnya melakukan rujukan terhadap remaja putri (siswi) yang terlihat tanda dan gejala anemia ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai penyebab menorraghia pada siswi di MAN 2 Bogor dan dilakukan penanggulangan masalah sesuai hasil peneltian.



memiliki kebiasaan makan protein hewani tidak baik, 82.4% lainnya memiliki kebiasaan makan yang baik. Sepuluh persen (10%) memiliki kebiasaan makan protein nabati tidak baik, 90% lainnya memiliki kebiasaan makan yang baik. Tiga puluh delapan koma delapan persen (38.8%) memiliki kebiasaan makan buahbuahan tidak baik, 61.2% lainnya memiliki kebiasaan makan yang baik. Tiga puluh delapan koma delapan persen (38.8%) memiliki kebiasaan minum the tidak baik, 61.2% lainnya memiliki kebiasaan yang baik. Ada hubungan yang bermakna antara lama haid dengan kejadian anemia remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Tidak ada hubungan yang bermakna antara frekuensi makan, dengan kejadian anemia remaja putri di



Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan sumber heme dengan kejadian anemia remaja putrid di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Tidak ada hubungan yang bermakna antara frekwensi makan, kebiasaan makan protein hewani, kebiasaan makan protein nabati, kebiasan makan buah- buahan, dan kebiasaan minum teh dengan kejadian anemia remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.



6.



Hubungan Anemia dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Imogiri, Bantul, Yogyakarta Tahun 2013 (Mei, 2014)



Anemia pada remaja putri di SMA Negeri1 Imogiri Bantul Yogyakarta paling banyak dengan kategori tidak anemia 24 orang (60%) dan kategori anemia sebanyak 16 orang (40%). Siklus menstruasi pada re- maja putri di SMA Negeri 1 Imogiri Bantul Yogyakarta dalam kategori siklus mentruasi



Adapun saran yang dapat diberikan di sini terbagi menjadi dua yakni untuk para responden dan insitutsi formal seperti sekolah. Bagi responden disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobin sehingga dapat terhindar dari anemia. Mengkonsumsi kebutuhan nutrisi untuk membentuk darah seperti vitamin C, buah dan sayuran. Sementarai itu, bagi sekolah sebaiknya dapat memberikan pengetahuan tentang kesehatan pentingnya mengkonsumsi



normal sebanyak 24 orang (60%) dan kategori siklus menstruasi tidak normal sebanyak 16 orang (45%). Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara anemia dengan siklus menstruasi di SMA negeri 1 Imogiri Bantul Yogyakarta p value 0,018. 7. GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA DAN Prevalensi anemia MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS mahasiswi Fakultas KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Kedokteran Universitas ANGKATAN 2017 Udayana angkatan 2017 (Desember, 2019) sebesar 30,53%. Proporsi siklus menstruasi normal merupakan yang paling banyak sebesar 65,3% dan paling sedikit yaitu siklus menstruasi oligomenore 11,6%. Sementara, mahasiswi dengan lama menstruasi normal memiliki proporsi lebih banyak yaitu 85,3% dibandingkan dengan yang menoragia (14,7%). Sedangkan tidak terdapat mahasiswi yang brakimenore. Berdasarkan siklus dan lama



makanan yang banyak mengandung zat besi, agar terhindar dari anemia.



Penelitian ini memiliki beberapa saran yaitu kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain seperti asupan makanan (zat besi, vitamin C, tanin, fosfat), status gizi, tempat tinggal. Juga dapat dijadikan eksperimen intervensi modalitas atau terapi yang paling efektif baik dalam penanganan dan pencegahan terjadinya anemia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi edukasi agar memiliki kesadaran sejak dini dalam mencegah terjadinya anemia. Disarankan bagi responden untuk mencegah terjadinya anemia atau bagi yang sudah menderita anemia agar tidak menjadi lebih parah dengan mengonsumsi tablet zat besi untuk tambah darah dan makan makanan tinggi zat besi serta mempercepat penyerapannya dan mengurangi minuman yang menghambat penyerapan zat besi dengan teratur.



menstruasi, kejadian anemia paling tinggi pada mahasiswi dengan siklus menstruasi normal sebesar 32,3% dan lama menstruasi normal sebesar 30,9%. 2. Judul Kedua : Hubungan penggunaan KB atau Alat Kontrasepsi pada kejadian Menorrhagia di RW 14, Rangkapan Jaya, Depok No 1.



Judul LAMA MENTRUASI BERDASARKAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD (Mei, 2018)



Kesimpulan Responden yang memiliki lama pemakaian IUD 3-6 bulan sebesar 22,2%, 6-12 bulan sebesar 37% dan lebih dari satu tahun sebesar 40,8%. Responden yang mengalami lama menstruasi menoragia (>7 hari) sebesar 33,3%, normal (3-7 hari) sebesar 63% dan brakimenore ( 0,05 maka



dapat



disimpulkan tidak



ada



pengetahuan



bahwa hubungan dengan



sikap



dalam



menghadapi



3.



HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP



menarche. Berdasarkan hasil penelitian yang telah



-



REMAJA PUTRI KELAS VII DALAM MENGHADAPI MENARCHE (Mei, 2018)



4.



5.



HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KESIAPAN SISWI SD DALAM MENGHADAPI MENARCHE (2019) Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Peran Ibu dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas 4-6 di SD 3 Peuniti Kota Banda Aceh (Oktober, 2017)



dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII dalam menghadapi menarche. Adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan kesiapan menghadapi menarche 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kesiapan remaja putrimenghadapi menarche di SD Negeri 3 Peuniti Banda Aceh, dimana diperoleh nilai P =0.008 (P > 0.05). 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan kesiapan remaja putrimenghadapi menarche di SD Negeri 3 Peuniti Banda Aceh, dimana diperoleh nilai P =0.016 (P > 0.05). 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara peran



-



Kepada peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian faktor



selanjutnya



internal



yang



tentang beberapa berkaitan



dengan



kesiapan menghadapi menstruasi pertama (menarche) seperti akses media informasi seperti televisi, radio, koran, jurnal, majalah, rubrik konsultasi kesehatan serta dan atau akses layanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas, bidan dan Rumah Sakit. Selain



itu,



juga



mempertimbangkan



disarankan teknik



untuk



pengambilan



sampel dengan cara random agar hasil penelitian



dapat



Banda Aceh.



digeneralisir



untuk



kota



ibu dengan kesiapan remaja putrimenghadapi menarche di SD Negeri 3 Peuniti Banda Aceh, dimana diperoleh nilai P =0.040 (P > 0.05).