Bobot 1000 Butir Benih [PDF]

  • Author / Uploaded
  • nadia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR PADA BENIH KEDELAI (Glycine max) (DETERMINATION OF 1000 WEIGHTS ON SOYBEAN SEEDS (Glycine max)) Nadia Angestie Wulandari, Alfia Pertiwi, Desi Kurniasari, Harry Dwirga, Afifah Hasna, Rizky Ramadhan, Teuku Ramzy. 201610200311158,201610200311116, 201610200311118, 201610200311124, 201610200311136, 201610200311142, 201610200311146. Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Unversitas Muhammadiyah Malang (University of Muhammadiyah Malang), Jl.Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia



PENDAHULUAN Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan ( Lesilolo, 2012) Berat 1000 benih adalah kegiatan menelaah benih dengan membandingkan dengan bobot benih dengan deskripsi yang telah ada sehingga dapat diketahui kualitas benih. Benih dengan bobot besar dapat dianggap baik karena dimungkinkan benih tersebut benarbenar masak pada saat pemanenanya. Berbeda dengan bibit yang pemanenannya sebelum masak maka bibit itu akan ringan. Bobot 1.000 benih merupakan berat pengujian benih bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, terbebasnya benih dari penyakit dan hama tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat per seribu benih. Salah satu aplikasi penggunaan bobot 1.000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih dalam satu hektar. Penentuan benih dapat dilakukan dengan menetukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak,



karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan (Imran, 2002 dalam Hasanah, 2014). Penentuan berat untuk 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi varietas. Benih dapat dihitung secara manual dengan menggunakan sebuah spatula dan diletakkan pada sebuah tempat dengan warna permukaan kontras terhadap berwarna benih, kemudian jumlah benih tersebut ditimbang. Pekerjaan menghitung jumlah benih akan lebih mudah dengan alat penghitung automatik. Bila alat tersebut digunakan secara benar maka tingkat ketepannya adalah sekitar + 5 % (Sutopo, 2002 dalam Hasanah, 2014). Komponen penunjang hasil panen dari suatu varietas padi sawah seperti bobot 1000 butir berkisar 25 gram. Bobot 1000 biji merupakan cerminan berat kering yang diakumulasikan ke gabah. Selain itu, berat 1000 biji juga mencerminkan ukuran gabah padi yang tergantung pada ukurankulitnya (lemma dan pallea) (Tiur 2012). Berat 1000 butir dihitung berdasarkan berat 100 butir benih murni dengan 8 ulangan secara terpisah. Berat 1000 butir diperoleh dengan menghitung rata-rata berat



100 butir benih dan kalikan dengan 10. Koefisien variasi dari hasil perhitungan tersebut harus lebih rendah dari 4,0. Jika koefisien variasi lebih dari 4,0, maka penghitungan dilakukan dengan menambah 8 ulangan lainnya dan menghitung koefisien variasi dari 16 ulangan, jika masih lebih besar, maka dua ulangan yang nilainya lebih dari 2 kali standar deviasi dihilangkan (Dede 2007). Standard deviasi menunjukan tingkat keseragaman benih, semakin tinggi standard deviasi berati semakin beragam komponen benih dan sebaliknya. Standard deviasi 0 artinya benih sangat seragam. Keseragaman ini memungkinkan perkecambahan benih yang seragam. (siska 2014) Pemilihan biji untuk bahan tanam (benih,bibit) harus diperhatikan betul agar produksi tanamanya mencapai hasil yang maksimal. Sertifikasi benih bertujuan untuk memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul serta mennyediakan scara kontinyu kepada petani. (Heddy, 2006 ) Daya tumbuh benih adalah kemampuan dari benih/biji tanaman untuk tumbuh/berkecambah dalam hitungan persen (%). Didalam kemasan produk benih dari pabrik, biasanya telah dicantumkan daya kecambah benih tersebut. Tetapi jika kita menggunakan benih dari hasil sendiri, maka kita harus melakukan uji tumbuh benih terhadap benih yang akan kita tanam. (Sangkot, 2009.) Sutu varietas dapat disertifikasi bila telah dianjurkan oleh team penilaian dan pelepas varietas dari Badan Nasional dan disetujui oleh menteri. Benih bina adalah jenis tanaman yang benihnya sudah ditetapkan untuk diatur dan diawasi dalampemasaranya berdasarkan peraturan yang berlaku. ( Zulkarnaen, 2001 ) Dengan menghitung secara langsung 1000 benih, setelah benih dihitung sebanyak 1000 benih lalu benih ditimbang dan diketahui beratnya. Data yang dihasilkan dalam



penghitungan ini sangat akurat, tetapi dalam pelaksanaan penghitungan tentu sangat memakan waktu dengan menghitung 1000 benih apa lagi benih berukuran yang kecil. (Rahardjo, 2001) Berdasarkan Netto (berat benih murni) karena jika dalam hitungan biji tentu akan banyak mengalami kesulitan penghitungan, apa lagi benih-benih yang relatif berukuran kecil. Tetapi dalam kemasan benih dari pabrikan, benih yang berukuran besar selain terdapat jumlah benih dalam jumlah biji, juga terdapat berat biji dalam kemasan tersebut. (Rozi, 2004)



BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2019. Lokasi percobaan ini bertempat di Laboratorium Agronomi Fakultas PertanianPeternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Prosedur Praktikum Praktikum ini terdiri dari metode pelaksanaan, yang dijabarkan sebagai berikut : Pertama menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum. Kemudian mengambil 100 butir benih sebanyak 8 kali ulangan. Setelah itu, menimbang 8 ulangan biji kedelai tersebut perulangan atau per 100 butir, lalu menghitung berat 1000 butir biji kedelai sebenarnya, variasi, standar devisiasi, dan koefisien variasi.



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Bobot 1000 butir benih Benih Padi Sawi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau



Ulangan



∑y



Y bar



∑x



1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2



218,80 207,6 21,26 21,90 1067,80 1055,30 1176,30 1180,93 3084,90 3084,90 930,20 587,00



27,35 25,95 2,66 2,74 133,48 131,91 147,04 147,62 385,61 385,61 116,28 73,38



0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00



∑X pangkat 2 3,640 22,040 0,184 0,379 171,015 19,049 89,579 172,862 5724,829 5807,009 9078,515 102,635



n (n-1) 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000 56,000



Berat 1000 Butir Benih (+) (-) 27,415 27,285 26,344 25,556 2,661 2,654 2,744 2,731 136,529 130,421 132,253 131,572 148,637 145,438 150,703 144,529 487,842 283,383 489,309 281,916 278,391 -45,841 75,208 71,542



Pembahasan Pengujian bobot 1000 benih adalah kegiatan menelaah benih dengan membandingkan bobot benih dengan deskripsi yang telah ada sehingga dapat diketahui kualitas benih. Benih dengan bobot besar dapat dianggap baik karena dimungkinkan benih tersebut benar-benar masak pada saat pemanenanya. Dengan menghitung secara langsung 1000 benih, setelah benih dihitung sebanyak 1000 benih lalu benih ditimbang dan diketahui beratnya. Data yang dihasilkan dalam penghitungan ini sangat akurat, tetapi dalam pelaksanaan penghitungan tentu sangat memakan waktu dengan menghitung 1000 benih apa lagi benih berukuran yang kecil. Pengujian atau penetapan 1000 butir benih dapat menjelaskan jumlah benih dalam 1 kg benih dari suatu contoh benih dan kebutuhan benih di lapang. Namun dalam literatur tidak ditemukan keterkaitan antar hasil penetapan berat 1000 butir benih dengan kebutuhan benih di lapang (Schmidt 2000). Dengan menghitung berapa benih yang dibutuhkan dari suatu areal lahan maka akan dapat diketahui berat benih yang dibutuhkan atau dapat juga dengan menghitung dengan 1 kg benih dapat memenuhi kebutuhan dalam produksi pertanian dalam suatu areal lahan tertentu. penggunaan



bobot 1000 biji adalah untuk bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan. Dari data yang telah diperoleh diketahui bahwa setiap ulangan memiliki berat yang bervariasi, Berat benih bervariasi baik karena ukuran maupun jumlahnya dan banyak faktor yang mungkin mempengaruhinya, terutama jika membandingkan beberapa contoh. Benih yang relatif berat lebih dipilih karena umumnya berhubungan dengan kecepatan perkecambahan dan perkembangan semai yang bagus. Pada padi ulangan 1 memiliki berat 27,415 g ± 27,285 g sedangkan ulangan 2 memiliki berat 26,344 g ± 25,556 g, pada sawi ulangan 1 memiliki berat 2,661 g ± 2,654 g sedangkan ulangan 2 memiliki berat 2,744 g ± 2,731 g, pada jagung ulangan 1 memiliki berat 136,529 g ± 130,421 g sedangkan ulangan 2 memiliki berat 132,253 g ± 131,572 g , pada kedelai ulangan 1 memiliki berat 150,703 g ± 144,529 g sedangkan ulangan 2 memiliki berat 487,842 g ± 283,383 g, pada kacang tanah ulangan 1 memiliki berat 487,842 g ± 283,383 g, ulangan 2 memiliki berat 489,309 g ±



281,916 g, dan pada kacang hijau ulangan 1 memiliki berat 278,391 g ± -45,841 g, ulangan 2 memiliki berat 75,208 g ± 71,542 g. Pada sampel kacang hijau ulangan 1 ditemukan bahwa hasil ulangan negatif 45,841 g hal ini diduga karena ukuran benih yang kecil, belum mencapai kematangan optimum saat dipanen, dan adanya kesalahan dari praktikan karena bijinya yang kecil.



kekuatan pohon, tajuk genetik, iklim, kemasakan buah dan proses penanganan benih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nurhasybi dkk (2002) dalam Hasanah (2014) yang menyatakan bahwa Kemampuan sumber benih untuk menghasilkan benih dalam jumlah dan kualitas yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur dan ukuran pohon, kekuatan pohon, tajuk genetik, iklim, kemasakan buah dan proses penanganan benih.



Faktor yang mempengaruhi berat benih diantaranya adalah umur dan ukuran pohon,



KESIMPULAN Benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penentu keberhasilan usaha tani sehingga harus ditangani secara sungguh-sungguh agar dapat tersedia dengan baik dan terjangkau oleh petani. Benih adalah tanaman atau bagian yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis. Penentuan berat untuk 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi varietas. Dengan menghitung secara langsung 1000



DAFTAR PUSTAKA Heddy, S. 2006. Biologi Pertanian Tinjauan Singkat Tentang Anatomi Fisiologi, Sistematika dan Genetika Dasar Tumbuh-Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta Hasanah, 2014. Penetapan Berat 1000 Benih Pada Benih Tanaman Padi. Universitas Muhammadiyah Malang : Malang



benih, lalu benih ditimbang dan diketahui beratnya. Data yang dihasilkan dalam penghitungan ini sangat akurat, tetapi dalam pelaksanaan penghitungan tentu sangat memakan waktu dengan menghitung 1000 benih apa lagi benih berukuran yang kecil.



SARAN Pengujian Berat 1000 Benih dan Kemurnian Benih adalah agar lebih teliti lagi pada saat penghitungan standar devisiasi. Selain itu, juga lebih teliti dalam menghitung berat baik dari pengujian berat 1000 benih dan kemurnian benih. Dataran Rendah Pada Perbedaan Jarak Tanam. Jurnal Pertanian. 1(2) vol. 113114. Rozi, Fachrul. 2004. Biologi. Penerbit Madju Jaya : Medan. Sangkot, Situmorang. 2009. Ringkasan Kuliah Fisiologi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara: Medan. Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis.



Hermawati, Tiur 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Enam Varietas Padi Sawah Terjemahan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen Kehutanan. Jakarta. 295 - 361.



Sudrajat, Dede J. 2007. Pengembangan Metode Pengujian dan Standar Mutu Benih dan Bibit Tanaman Hutan. BPTA: Ciamis.



Siska, 2014. Teknologi Benih. Universitas Brawijaya. Malang.



Zulkarnaen. 2001. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.