Body Alignment [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Body alignment merupakan susunan geometric bagian bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian bagian tubuh yang



lain.



Body



alignment



baik



akan



meningkatkan



keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk maupun tidur. Body alignment yang baik : keseimbangan pada persendian otot, tendo ligament. Body alignment yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik, mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan, mengurangi kelelahan, memperluas ekspansi paru, meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal. Body alignment yang buruk dapat: mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat marupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/ baik: postur tubuh yang baik. a.2 Tujuan a. Tujuan Umum  Agar mahasiswa mengetahui askep body alignment  Agar mahasiswa dapat mengetahui hubungan body 



alignment dengan kesehatan individu Agar mahasiswa mampu membedakan bagaimana postur tubuh yang baik dengan postur tubuh yang



jelek b. Tujuan Khusus  Konsep dasar body alignment meliputi, pengertian, tujuan, prinsip, dan faktor yang mempengaruhi body alignment



1







Asuhan



keperawatan:



pengkajian,



diagnosa,



perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.



2



BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri,



duduk,



maupun



tidur.



Body



aligment



yang



baik:



keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen. 2.2 Prinsip Body Alignment Prinsip body alignment sebagai berikut: a. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of grafity melewati dan base of support. b. The base of support lebih luas dan pusat grafity lebih rendah kesetabilan dan keseimbangan lebih besar c. Jika line grafity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. d. The base of support yang luas dan bagian bagian dari body alignment baik akan manghemat energi dan mencegah kelelahan otot. e. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot otot. f. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur. g. Karena struktur



anatomi



individu



berbeda



maka



intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. h. Memperkuat otot otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek



3



baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati hati.



4



2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi Body Alignment a. Gravity Gravity adalah atraksi timbal balik antara tubuh dan bumi. Pusat gravity: titik pusat seluruh massa dari suatu objek. The line of gravity: imaginary garis vertical melalui pusat gravity suatu objek. The base of sopport: fondasi dimana seseorang sedang istirahat. b. Postural Reflek dan Apposing Muscle Group. aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus menerus menahan seseorang pada posisi tegak melawan grafitasi bumi. Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan kontrol



untuk



postur.



mempertahankan Beberapa



keseimbangan



kelompok



otot



baik



dan pada



ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh. Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu. 1. Otot ekstensor: otot otot anti gravitasi 2. Kontraksi otot otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus. 3. Numoros postural/



righting



reflek



merangsang



dan



mempertahankan. 



Postural tonus adalah: 1. Labryn sense



5



Organ sensor yang terdapat dalam organ telinga bagian dalam 2. Visual /optic reflek Sensasi



visual



membantu



seseorang



dalam



mendapatkan kesadaran mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek dengan lingkungannya. 3. Proprioceptor /kinestetik sense Ini sering disebut sebagai indera keenam . 4. Ekstensor atau anti grafitasi reflex Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya otototot pada ekstremitas bawah,otot-otot abdomal,otototot adductor pada scapula dan otot-otot kaki bawah. 5. Plantar reflex Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan menimbulkan reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot kaki bagian bawah. 6. Plantar reflex perubahan postur 7. Struktur anatomi yang berbeda. 2.4 Postur tubuh Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendo, ligament, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan



baik.



Mengurangi



mempertahankan



jumlah



keseimbangan,



energi



yang



mengurangi



digunakan, kecelakaan,



memperluas ekspansi paru, dan meningkatkan sirkulasi renal dan



6



gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya: a. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis grafitasi (line of grafity- garis imaginer vertikal) melewati pusat grafitasi



(center



of



grafity-



titik



yang



berada



di



pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan ( base of support- posisi menyangga atau menopang tubuh..) b. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat grafitasy lebih rendah, kesetabilan dan keseimbangan akan lebih besar. c. Jika grafitasi berada diluar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. d. Dasar tumpuan yang luas dan bagian bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot. e. Perubahan dalam posisi tubuh memebantu mencegah ketidaknyamanan otot. f. Memeperkuat otot yang



lemah



dapat



membantu



mencegah kekakuan otot dan ligamen. g. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah kelelahan. h. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan. i. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang. j. Postur tubuh yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur. Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat. 1. Status kesehatan 2. Fisikal fitness 3. Daya tarik seseorang Postur tubuh dapat menunjukkan:



7



A. Perasaan hati. B. Harga diri C. Kepribadian 2.5 Faktor yang mempengaruhi postur tubuh Pembentukan



postur



tubuh



dapat



dipengaruhi



oleh



beberapa faktor, diantaranya: a. Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat mempengaruhi pembentukan postur tubuh. b. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam memban tu proses pengaturan keseimbangan



organ,



otot,



tendon,



ligamen



dan



persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga dapat proses keseimbangan. c. Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot. Ligamen, sendi dan tulang. d. Gaya hidup. Perilaku seseorang



jadi



lebih



gaya baik



hidup atau



dapat



bahkan



membuat sebaliknya



menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik. e. Perilaku dan nilai. Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat mempengaruhi pembentukan postur tubuh.



Sebagai



contoh,



perilaku



dalam



membuang



sampah di sembarang tempat dan mempengaruhi proses



8



pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.



9



2.6 Struktur



abnormal



yang



mempengaruhi



postur



tubuh Kelainan postur Kelainan postur yang didapat atau kongenital mempengaruhi efisiensi sistem muskuloskeletal, seperti kesejajaran tubuh, keseimbangan dan penampilan. Macam-macam kelainan postur antara lain: A. Skoliosis adalah suatu keadaan kelainan pada tulang belakang



B. Khiposis Adalah suatu keadaan kelainan pada tulang belakang dimana terjadi fleksi yang berlebihan pada tulang lumbal. Diskripsi: peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal. Penyebeb: kondisi kongenital, penyakit tulang atau ricket tuberkulosis spinal. Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan)



10



C. Lordosis Adalah kelainan



pada



tulang



belakang



dimana



hyperekstensi dari tulang lumbal. Diskripsi: kurva anterior pada signal lumbal yang melengkung berlebihan. Penyebab: kondisi kongenita, kondisi teporal missal, kehamilan. Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.



D. Tortikolis Diskripsi: mencondongkan kepala kesisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi Penyebab: kondisi kongenital.



11



Penatalaksanaan : operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi



berdasarkan



penyebab



dan



tingkat



keparahan. E. Kifolordosis Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis. Penyebab: kondisi kongenital. Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab. F. Skiliosis Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama. Penyebab:



kondisi



kongenital,



poliomelitis,



paralisis



spastic, panjang kaki tidak sama. Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan) G. Dysplasia Pinggung Kongenital Diskripsi: ketidaksetabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan asetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbullum). Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang). Penatalaksanaan: Mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput femur menekan ke bagian tengah asetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan. H. Knock-Knee (Genu farum) Diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan. Penyebab: kondisi kongenital, penyakit tulang atau ricket. Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.



12



2.7 Asuhan keperawatan body alignment A. Pengkajian keperawatan Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain : 1. Posisi berdiri Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien. 2. Posisi duduk Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf) 3. Posisi berbaring Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong



posisi



dipindahkan



dari



tempat



tidur,



kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan. 4. Cara berjalan



13



Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini : a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak. b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki. c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit. B. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas 2. Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur 3. Resiko cedera berhubungan



dengan



gangguan



keseimbangan yang disertai kelemahan otot C. Perencanaan dan pelaksanaan keperawatan 1. Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat 2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring secara optimal. 3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktifitas seharihari 4. Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat. 5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat. D. Evaluasi keperawatan



14



Evaluasi



yang



keperawatanuntuk



diharapkan mengatasi



dari



gangguan



hasil



tindakan



postur



tubuh



adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.



15



BAB III PENUTUP 2.8 Kesimpulan Dari



makalah



diatas



dapat



disimpulkan



bahwa



Body



alignment sangat penting bagi manusia, terlebih lagi pada pasien yang mengalami gangguan gangguan body alignment. Karna dapat melatih kelenturan kelenturan tubuh sehingga menjadi lebih baik. 2.9



Saran



Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua , dan dapat lebih baik lagi nanti dimasa yang akan datang. Maka dari sebab itu kami kami menerima kritikan dan saran apabila mungkin ada permasalahan pada makalah ini



16



DAFTAR PUSTAKA Abercrombrem. Et. Al. 1993 kamus langkap biologi. Jakarta :Erlangga. Alan E Nourse. 1990.tubuh Jakarta : tira pustaka Beckett, BS. 1996. Biologi A Modern Introduction. GSCE Edition. New York: Oxford University Press. Bratowijoyo, Mukayat D. 1989. Biologi Dasar. Jakarta : Erlangga.



17