Bola Tangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BOLA TANGAN



Bola tangan adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan sepakbola, tapi cara memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20m dengan garis pemisah di tengah dan gawang di tengah kedua sisi pendek. Di sekeliling gawang dibuat garis untuk menandai daerah yang hanya boleh dimasuki penjaga gawang. Bola yang digunakan lebih kecil dari bola sepak. Handball dimainkan selama 2 x 30 menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter. Handball juga dipertandingkan di Olimpiade. Sejarah Perkembangan Olahraga Bola Tangan A. Sejarah Bolatangan Masa Yunani Kuno Olahraga bolatangan merupakan salah satu olahraga yang sampai saat ini dapat ditelusuri kebenaran sejarahnya dan telah berusia sangat tua. Sebuah fakta yang meyakinkan telah menunjukkan bahwa seorang laki-laki akan senantiasa lebih mahir menggunakan tangan daripada kakinya, sebagaimana telah diklaim oleh sejarawan olahraga terkenal, bahwa ia memainkan bolatangan jauh lebih awal daripada sepakbola. (IHF info, 2005). Permainan bolatangan yang dimainkan pada masa Yunani kuno merupakan sebuah isyarat terciptanya olahraga bolatangan modern. Dimana bentuk permainan dan peraturannya masih sangat berbeda. Permainan “Urania” yang dimainkan oleh orang-orang Yunani kuno (yang digambarkan oleh Homer dalam Odyssey) dan “Harpaston” yang dimainkan oleh orang-orang Romawi (yang digambarkan oleh



seorang dokter Romawi yang bernama Claudius Galenus tahun 130 sampai 200 masehi), sebagaimana dalam “Fangballspiel” atau permainan “tangkap bola” yang diperkenalkan dalam sebuah lagu oleh seorang penulis puisi Jerman bernama Walther von der Vogelweide (1170-1230), dimana semua keterangan tersebut merupakan tanda-tanda pasti yang bisa digambarkan sebagai bentuk kuno dari permainan bolatangan. . Di Perancis, seorang yang bernama Rabelais (1494-1533) menggambarkan bentuk permainan bolatangan dengan: “mereka bermain bola menggunakan telapak tangan mereka”. Lebih jauh lagi, tahun 1793 masyarakat Inuit yang hidup di dataran hijau menggambarkan dan membuat ilustrasi permainan bola dengan menggunakan tangan. Meanwhile, pada tahun 1848 seorang administrasi olahraga Denmark memberikan izin untuk “permainan bolatangan” agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Denmark dan mendorong untuk segera menyertakan aturan dalam permainan bolatangan. B. Perintis Bola tangan Lapangan Bolatangan yang lebih modern pertama kali dimainkan pada akhir abad 19. Sebagai contoh, sebuah permainan bolatangan pernah dimainkan di kota Danish di bagian Nyborg, Denmark pada tahun 1897. Kebangkitan permainan bolatangan lapangan sesungguhnya muncul dari tiga negara Denmark, Jerman, dan Swedia. Namun



pendiri



bolatangan



8



Diktat



Pembelajaran



Dasar



Gerak



Bolatangan lapangan justru berasal dari pakar pendidikan jasmani Jerman yang memisahkan bolatangan lapangan pada pergantian abad yang berdasar pada dua bentuk permainan, “Raffball” (bola tangkap) dan “Königsbergerball” (Konrad Kroch, 1846-1911). Di Swedia, G. Wallström juga memperkenalkan permainan bolatangan di negaranya pada tahun 1910. Tahun 1912 Seorang berkebangsaan Jerman, Hirschmann yang merupakan sekretaris umum dari Persatuan Sepakbola Internasional mencoba menyebarkan permainan bolatangan lapangan. Pada tahun 1917, Max Heiser mengembangkan peraturan bolatangan untuk pertama kalinya. Tahun 1919 seorang guru olahraga di Berlin, Karl Scelenz memperkenalkan bentuk permainan bolatangan di lapangan besar ( outdoor ) di beberapa negara Eropa.



C. Pelopor Federasi Bolatangan Internasional Pada tahun 1928 International Amateur Handball Federation (IAHF) telah dideklarasikan bertepatan dengan Olimpiade Amsterdam dengan ketua Avery Brundage dari USA. Setelah tahun 1936 negara anggota IAHF menjadi 23 negara dan dilanjutkan dengan sebuah kompetisi yang disebut dengan “Berlin Olympic Games” di kota Berlin, Jerman. Tahun 1938 untuk pertama kali diselenggarakan Kejuaraan Dunia Bolatangan juga di Jerman. Akhirnya pada tahun 1946 atas usulan dan undangan Denmark dan Swedia, delapan negara memprakarsai Federasi Bolatangan Internasional (IHF). Delapan negara tersebut adalah; Denmark, Finlandia, Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Swedia, dan Swiss. Sampai dengan tahun 2003, IHF memiliki jumlah peserta 150 negara dengan 80.000 klub dan 19 juta atlit putra maupun putri. Sejarah Bolatangan dalam Olimpiade Pada bab ini juga dijelaskan tentang penyelenggaraan bolatangan dalam Olimpiade. Dimulai di Berlin Jerman tahun 1938 sampai terakhir di Athena Yunani tahun 2004. Berikut catatan penting tentang pelaksanaan olimpiade dari periode ke periode: 9 Diktat Pembelajaran Dasar Gerak Bolatangan 1. Olimpiade Berlin tahun 1938. Dalam olimpiade ini diikuti oleh enam tim putra dari enam negara Sebanyak 100.000 suporter menyaksikan pertandingan final antara Austria melawan Jerman di Olympic Stadium 2.



Olimpiade Helsinki tahun 1952 Diikuti oleh tim putra Swedia menjuarai olimpiade ini setelah di final mengalahkan Denmark dengan skor 19:11



3. Olimpiade Munich tahun 1972 Permainan bolatangan indoor mulai dimainkan di olimpiade ini di Jerman selatan Juara 1 – 2, Yugoslavia : Chekoslovakia 21 : 16 Juara 3 –4, Rumania : Jerman 19 : 16 4. Olimpiade Montreal tahun 1976 Turnamen bolatangan indoor yang kedua Untuk pertama kali diikuti oleh enam tim putri Pada olimpiade ini terjadi boikot oleh negara Tunisia, peserta menjadi 11 negara Hasil final 1.Rusia, 2. Jerman, 3. Hungaria, 4. Rumania 5.



Olimpiade Moscow tahun 1980 Terjadi boikot lagi oleh negara-negara barat karena ketikadilan penentuan nominasi peserta oleh IHF Kelompok putri diikuti oleh enam tim



6. Olimpiade Los Angeles tahun 1984 Setelah kejadian boikot di Moskow empat tahun lalu, bayang-bayang terjadi boikot menyelimuti panitia olimpiade Pada olimpiade ini giliran tim dari Eropa Timur yang memboikot Putri: terjadi boikot oleh negara-negara sosialis Rusia, Hungaria, dan Jerman 7. Olimpiade Seoul tahun 1988 Diselenggarakan di Seoul Korea Selatan dengan maksud agar bebas dari perseteruan politik 10 Diktat Pembelajaran Dasar Gerak Bolatangan



Konsekuensi untuk pertama kali setelah 12 tahun atlit kelas atas



mendapat perlawanan sengit dari lawan-lawannya Putri: untuk pertama kali dalam sejarah bolatangan, jumlah peserta putri menjadi delapan tim yang dibagi dalam 2 kelompok 8. Olimpiade Barcelona tahun 1992 Di Barcelona jumlah peserta Putra : 12 tim dan Putri : 8 tim Hasil final putra: Swedia : EUN 20 : 22 Hasil final putri : Norwegia : Korea 21 : 28 9. Olimpiade Atlanta tahun 1996 Terjadi pertandingan final antara antara negara unggulan yang dimenangkan oleh Kroasia (putra) dan Denmark (putri) Seluruh pertandingan dilaksanakan di Georgia



World Congress Center tempat



dilangsungkannya pertandingan penuh sesak oleh 35.000 suporter 10. Olimpiade Sydney tahun 2000 Pada olimpiade ini Presiden IOC Juan Antonio Samaranch mengatakan bahwa partisipan dan atlit menunjukkan permainan terbaik Bolatangan termasuk salah satu olahraga yang dipertandingkan secara atraktif Tiket untuk pertandingan putra maupun putri terjual hampir 99,9% dan di koran-koran “bolatangan” menjadi olahraga favorit yang ditulis dalam headlines 11. Olimpiade Athena tahun 2004 Sebuah “pesta kecil” menyambut 28 tahun berlangsungnya olimpiade dan keikutsertaan ke-10 bagi olahraga bolatangan 12. Bolatangan dipertandingkan di dua tempat berbeda Di Olympic Sport Center disaksikan lebih 8.000 suporter dan di Hellinikon Olympic Complex disaksikan 14.000 suporter Permainan bola tangan yang kita kenal pada saat ini, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1890 oleh seorang tokoh gymnastic dari Jerman yaitu Konrad Koch. Akan tetapi permainan bola tangan ini tidak dapat langsung menjadi populer pada saat tersebut. Sejak diperkenalkan oleh Koch dan berkembang di Eropa,



sampai tahun 1904 hanya sedikit sekali terdengar tentang permainan ini. Setelah perang dunia pertama berakhir, dua orang Jerman yaitu Hirschman dan Dr. Schelenz memajukan dan mempopulerkan kembali permainan bola tangan ini. Pada permulaannya, bola tangan tidak diakui sebagai cabang olahraga yang berdiri sendiri, karena belum mempunyai badan atau organisasi sendiri. Peraturan permainan bola tangan ini pada saat itu disusun berdasarkan peraturan dari association football yang disesuaikan dengan bentuk dan pola permainan bola tangan. Salah satu peraturan yang diambil dari sepak bola adalah peraturanoffside, tetapi peraturan ini dirasakan sebagai penghambat dan bukannya melancarkan jalannya permainan. Kemudian peraturan ini dihapuskan, setelah beberapa tahun berjalan. Permainan bola tangan ini mulai berkembang di Eropa, kemudian menjadi salah satu cabang olahraga yang tetap dan teratur dimainkan di sekolah, klub, sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Permainan bola tangan, pertama kali diakui dan disejajarkan seperti cabang olahrga yang lain dalam lingkup internasional oleh International Amateur Athletic Federation (I.A.A.F), suatu badan yang bertanggung jawab dan sebagai pelindung dari organisasi cabang olahraga yang baru tumbuh di Eropa pada saat itu. Sejak tahun 1904, permainan bola tangan mulai berkembang dengan mantap di bawah pengawasan I.A.A.F. makin banyak bangsa-bangsa yang mulai mencantumkan permainan bola tangan dalam kegiatan olahraga mereka dan pertandingan internasional menjadi bertambah populer. Pada tahun 1926, seiring dengan kemajuan perkembangan permainan bola tangan dan juga cabang olahraga yang baru berkembang lainnya, I.A.A.F membentuk panitia khusus yang mewakili negara-negara dimana permainan bola tangan dimainkan; untuk melihat kemungkinan membentuk suatu peraturan permainan bola tangan yang standar dan seragam, hasil kerja panitia khusus adalah : diakuinya permainan bola tangan sebagai cabang olahraga tersendiri dan adanya kemungkinan dibentuk organisasi federasi bola tangan yang berdiri sendiri. Tahun 1928 yang bertepatan dengan diadakannya Olympic Games, wakil dari 11 negara mengadakan pertemuan di Amsterdam. Dari hasil pertemuan itu, terbentuklah



suatu



organisasi



federasi



bola



tangan



yang



resmi



yang



disebut International Amateur Handball Federation (I.A.H.F) yang beranggotakan 11



negara. Presiden I.A.H.F pertama adalah Avery Brundage seorang anggota yang kemudian hari menjadi presiden dari International Olympic Committee (I.O.C). Salah satu tugas pertama I.A.H.F di Amsterdam pada tahun 1928 itu adalah menyelenggarakan demonstrasi pertandingan di Olympic Games tersebut. Tahun 1931, hanya tiga tahun setelah I.A.H.F terbentuk, permainan bola tangan dicantumkan dalam acara Olympic Games oleh I.O.C. Pada tahun 1934 anggota dari I.A.H.F bertambah menjadi 25 negara anggota. Permainan bola tangan menjadi suatu cabang olahraga yang populer dan dimainkan di seluruh dunia dan pada tahun 1936, pada waktu dilangsungkannyaOlympic Games di Berlin, permainan bola tangan memperkokoh posisinya dan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi, Pada Olypmpic Games tersebut, negara tuan rumah berhasil memenangkan medali emas. Dan dua tahun kemudian, Jerman kembali mengulangi keberhasilannya, pada saat kejuaraan dunia I yang diselenggarakan untuk merayakan 10 tahun berdirinya I.A.H.F. Jumlah peserta pada saat itu adalah 10 negara. Perang dunia ke II menimbulkan banyak persoalan karena banyak negara yang ikut terlibat dalam perang. Banyak bangsa di dunia tidak mempunyai kesempatan untuk berolahraga karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Dengan sendirinya permainan bola tangan dan juga cabang olahraga lainnya mengalami kemunduran. Akan tetapi setelah perang dunia berakhir, para wakil dari negara anggota I.A.H.F mengadakan pertemuan kembali. Kemudian dilangsungkanlah Kongres Internasional di Kopenhagen. Tujuan dari kongres itu sendiri yaitu untuk mencoba menumbuhkan kembali permainan bola tangan, Hasil dari kongres ini adalah pembubaran I.A.H.F dan lahirnya International Handball Federation (I.H.F) badan/organisasi yang resmi untuk bola tangan di seluruh dunia. Sekretariat, dewan pimpinan dan komisi teknik dari I.H.F berpusat di Basel, Swiss, dan kemudian I.H.F menjadi anggota dari Federation of International Sports Assoaciation. I.H.F sebagai organisasi yang resmi dari cabang olahraga bola tangan diwajibkan menghimpun semua perkumpulan nasional yang beranggotakan klub, sekolah, akademi, universitas dan lain-lain.



D. Teknik Dasar Permainan Bola Tangan 



Teknik Menangkap Bola







Posisi Badan:







Posisi Tangan:







Gerakan Keseluruhan:



Teknik Permainan Bola Tangan Permainan ini dimainkan oleh pemain yang berjumlah 6 orang dan satu penjaga gawang. Objek dari permainan ini adalah melempar bola sampai masuk menjadi gol di gawang lawan. Bolatangan (Hand Ball) dimainkan di lapangan sepanjang 40 meter dan lebar 20 meter. Saat berlangsung permainan, pemain setiap tim adalah 6 orang dan satu penjaga gawang dengan waktu main 2x30 menit, teknik dasar yang digunakan seperti dribbling, passing dan shooting.



E. Peraturan Permainan Bola Tangan 1. Jumlah pemain 10 orang tiap tim, 6 pemain inti dan 4 pemain cadangan. 2. Dimainkan dalam waktu 2x10 menit dan waktu istirahat 5 menit, waktu kotor. 3. Tiap tim wajib memakai kostum yang sama dan nomor punggung yang jelas. 4. Untuk memulai permainan, dilakukakan suit terlebih dahulu untuk menentukan pilihan bola atau tempat. Saat sentuhan pertama, jarak pemain lawan kurang lebih 5 meter. 5. Maksimal dribble hanya 3 langkah untuk sekali dribble, jika melebihi 3 langkah maka langsung dilakukan lemparan ke dalam. 6. Baik pemain bertahan atau menyerang tidak boleh masuk dalam circle. 7. Jika pemain bertahan masuk kedalam circle, maka secara otomatis akan mendapat hadiah penalty. 8. Jika penyerang, masuk daerah circle, maka terjadi pelanggaran dan dilakukan lemparan bebas. 9.



Tidak diperbolehkan melakukan body contact secara berlebihan, misal mendorong, menendang, menyikut, dan sebagainya. Jika hal itu terjadi, maka akan diberi hukuman kartu dan lemparan bebas.



10. Setiap kali bola mengenai kaki, baik disengaja ataupun tidak, maka terjadi pelanggaran.



11. Kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan seluruh anggota badan, dalam catatan hanya di dalam wilayahnya (circle), namun jika penjaga gawang keluar dari circle maka terjadi pelanggaran. 12. Jatah kartu kuning dan merah masing-masing tim tiap babak sebanyak 3 kali, jika sudah 3 kali tercatat membukukan kartu kuning ataupun merah, maka akan mendapat hukuman penalty secara otomatis untuk pelanggaran keempat dan seterusnya. 13. Jika pemain sudah mendapat 2 kali kartu kuning maka pemain tersebut mendapat kartu merah. 14. Hukuman untuk pemain yang mendapat kartu merah, tidak boleh melanjutkan permainan sampai pertandingan selesai. 15. Jika pergantian babak, maka jumlah pelanggaran kembali nol. 16. Jika melakukan lemparan kedalam, kaki tidak boleh menginjak garis, harus diluar lapangan. 17. Jika melakukan tembakan, diperbolehkan sambil melompat dan berlari namun harus tetap memperhatikan langkah maksimal. 18. Jika melakukan tembakan bebas, tidak boleh melompat, harus diam dititik pelanggaran. 19. Jika melakukan tembakan penalty, kaki harus sejajar, boleh menggunakan satu atau dua tangan. Pemain bertahan dan penyerang, harus diluar circle dan sejajar dengan pelempar penalty. 20. Saat menembak tidak boleh masuk dalam circle, harus diluar circle, jika masuk maka tidak sah. Perhitungan masuk atau tidak, saat bola lepas harus dluar circle dan sah meskipun anggota badannya masuk circle ( karena gerak lanjutan ). 21. Untuk pergantian pemain tidak boleh langsung 1 tim, melainkan harus bergantian ( satu - persatu maksimal 2 orang ). 22. Tim dikatakan WO, jika tim tidak hadir dilapangan dalam tenggang waktu 10 menit dan skor 3-0. 23. Jika dalam masa tenggang waktu memasuki 5 menit, tim hadir dilapangan dan anggotanya lengkap, maka skor dinyatakan 1-0 untuk tim lawan. 24. Jika masuk masa tenggang 5-10 menit, tim hadir dilapangan namun tidak lengkap, maka tim tersebut belum dianggap hadir.



25. Dikatakan lengkap jika tim yang hadir minimal 6 pemain. 26. Keputusan wasit mutlak, tidak boleh diganggu gugat. 27. Protes hanya boleh dilakukan oleh kapten dan official, dan dilakukan saat akhir pertandingan. 28. Jika melakukan protes, dikenakan biaya protes sebesar Rp 20.000,00. 29. Tim yang memicu, menyebabkan, atau membuat kerusuhan atau perkelahian, maka tim yang bersangkutan didenda Rp 1.000.000,00. 30. Supporter yang melakukan kerusuhan dan mengganggu jalannya pertandingan, sehingga memicu perkelahian, maka tim akan didenda sebesar Rp 1.000.000,00. F. Lapangan, Waktu dan Jumlah Pemain Bola Tangan Setiap tim terdiri dari 12 pemain, namun hanya 7 pemain yang ada di lapangan termasuk seorang penjaga gawang, lebih rincinya adalah 6 orang bermain dan 1 orang penjaga gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan dari daerah pergantian pemain. Permainan bolatangan ini berlangsung selama 2 x 30 menit atau berkisar satu jam, bola tangan dimainkan di lapangan sepanjang 40 meter dan lebar 20 meter. G. Pelanggaran dalam Permainan Bola Tangan 



Bergerak dengan membawa bola lebih dari 3 langkah







Memegang bola lebih 3 detik







Melempar bola ke atas kemudian di tangkap lagi







Menyentuh bola dengan kaki







Merebut bola saat dipegang







Sengaja melempar bola ke tubuh lawan







Memegang bola dalam sikap jongkok atau duduk terlentang







Masuk daerah kiper







Gerakan yang merugikan lawan (memukul, mrndorong, menarik)



H. Sejarah Perkembangan Bola Tangan di Indonesia 



Permainan Bola tangan di Benua Asia Federasi bola tangan asia (Asian Handball Federation) terbentuk pada tahun 1974, pada waktu Asian Games berlangsung di kota taheran. Kemudian pada tahun 1976 federasi ini dikukuhkan secara resmi di Kuwait. Syekikh Fahid Al-Ahmad Al



Sabah yang ditunjuk sebagai presiden, menyadari pentingannya permainan bola tangan pada acara Asian Games yang diselengagarakan di Taheran. Federasi bola tangan Asia dibentuk pada saat itu juga dan Syeikh Fahid terpilih dengan suara bulat sebagai presiden dari federasi tersebut. Tokoh dari Kuwait itu seseorang yang mempunyai peranan yang besar dalam menggalang solidaritas dan persahabatan diantara negara-negara Asia melalui Olahraga. Pemerintah Kuwait dengan murah hati memberikan dukungan keuangan dan moral untuk membantu kelangsungan hidup A.H.F. Markas besar A.H.F ditetapkan atau berada di Kuwait. Presiden dan A.H.F selalu siap melayani negara-negara yang bersekutu dan juga siap membantu segala sesuatu yang mungkin untuk mempromosikan permainan bola tangan di negara-negara Asia, anggota dari federasi mulai bertambah dan negara-negara baru mulai memainkan permainan bola tangan ini.



I.H.F



(International



Handball



Federation). Pada



Asian



Games



yang



diselengarakan pada tahun 1986 di Seoul, Korea Selatan, Indoor handball termasuk olahraga yang dipertandingkan dan pada Asian Games tersebut,beberapa negara yang berhasil menempatkan diri dalam urutan juara Indoor Handball untuk putra seperti asal Korea selatan, China dan Jepang. 



Permainan Bola Tangan di Indonesia Pada masa lalu, permainan bola tangan mempunyai banyak penggemarnya di Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa. Bentuk permainan bola tangan yang dimainkan ialah bola tangan dengan 11 pemain (Outdoor handball) dan dilakukan dalam kegiatan intra kulikuler maupun ekstra kulikuler. Pada masa itu juga cukup banyak pertandingan diselenggarakan, baik oleh perguruan tinggi maupun oleh organisasi mahasiswa. Permainan bola tangan pernah mengisi acara pertandingan dalam Pekan Olahraga Nasional, tetapi hanya pada PON ke II yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1951. Peserta pertandingan pada waktu PON II tersebut, hanya terdiri dari emat daerah yaitu: Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain dalam PON, permainan bola tangan juga pernah mengisi acara dalam Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) yang sekarang berubah namanya menjadi Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS). Bola tangan pernah dipertandingkan pada POM ke-V yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1960, akan tetapi permainan bola tangan ini hanya bertahan sampai akhir orde lama (1965-1966) dan



kemudian secara perlahan permainan bola tangan mengalami kemunduran dan akhirnya menjadi tidak populer lagi, meskipun demikian sampai saat ini permainan bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga yang harus diajarkan kepada siswa SMP maupun SMA. Bola tangan juga merupakan mata kuliah wajib di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan dibeberapa Perguruan Tinggi.