Breathing Management [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BREATHING MANAGEMENT ( PENGELOLAAN FUNGSI PERNAFASAN ) Tujuan : Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. Penilaian : Tentukan bernafas atau tidak  Untuk menilai apakah ada nafas spontan atau tidak : Look Listen Feel. a) Dekatkan telinga anda diatas mulut dan hidung korban sambil terus mempertahankan terbukanya jalan nafas b) Perhatikan dada pasien sambil : -



Melihat turun naiknya dada



-



Mendengarkan udara yang keluar saat ekspirasi.



-



Merasakan aliran darah. Jika gerakan turun naiknya dada tidak didapatkan dan aliran udara keluar waktu ekspirasi tidak



ada, maka pasien dipastikan mengalami gagal nafas. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan dalam waktu 3 –  5 detik. Perlu diperhatikan bahwa meskipun pasien tampak berusaha bernafas tetapi saat itu jalan nafas masih tertutup maka pembebasan jalan nafas perlu dilakukan. Cara Memeriksa Tanda –  Tanda Gangguan Pernafasan 1.



Look ( Lihat ) : a) Ada tidak pernafasan, status mental, warna, b) Distensi vena leher, jejas thorak c) Bila ada nafas, hitung frekwensi pernafasan & Keteraturannya besar kecil volume atau Pengembangan d) Dada / Simetris ?Adakah gerak cuping hidung, e) Tegangnya otot-otot bantu nafas serta tarikan / napas dengan cuping hidung f) Cekungan antar iga ?



2.



Listen ( Dengar ) : Keluhan dan suara pernafasan, adakah stridor, wheezing, ronchi, gurgling, choking.



3.



Feel ( Raba ) : a) Adakah hawa ekshalasi dari lubang hidung/mulut/trakheostomi atau pipa endotrakheal b) Adakah empisema subkutis c) Adakah krepitasi / nyeri tekan pada thorak d) Adakah deviasi trakhea Pelaksanaan Pernafasan Buatan Tindakan :



1.



Tanpa alat Teknik mulut ke mulut (mouth to mouth) ini adalah teknik yang cepat dan efektif untuk memberikan oksigen pada seorang korban a.



Mulut ke mulut :



-



Pasien terlentang



-



Bebaskan jalan nafasnya



-



Buka mulut penolong lebar-lebar, tarik nafas dalam-dalam



-



Katupkan mulutke mulut pasien, tutup hidung pasien, tiupkan hawake mulut pasien.



-



Perhatikan dada pasien mengembang.



-



Bila pasien hanya perlu nafas buatan saja, lakukan nafas buatan tersebut dengan frekwensi 10 – 20 x / menit.



b. 2.



Mulut ke hidung : Pada saat meniupkan hawa ke lubang hidung tutup mulut pasien rapat – rapat



Dengan Menggunakan Alat Memberikan pernafasan buatan dengan alat “ambu bag” (self inflating bag). Pada alat tersebut dapat pula ditambahkan oksigen. Pernapasan buatan dapat pula di berikan dengan menggunakan ventilator mekanik ( ventilator/ respirator). a.



Mulut ke sungkup : Hembuskan udara ekshalasi penolong melalui sungkup yang cocok menutup lubang hidung dan mulut pasien memberikan konsentrasi O2, 16%



b.



Menggunakan bag valve mask ( BVM ) Hanya digunakan untuk membantu atau membuatkan pernafasan artinya oksigen berada dalam balonnya harus ditekan akan, masuk ke paru-paru pasien Cek BVM lengkap, ada sungkup yang sesuai : a) Katup pengatur kelebihan tekanan b) Balon tidak bocor c) Katup masuk oksigen atau udara yang umumnya berada dibagian belakang balon d) Pipa atau balon cadangan oksigen yang dihubungkan dibelakang e) balon ambu bag



3.



Menggunakan jackson rees Perlu oksigen flow ≥ 10 L / menit memberikan konsentrasi O2 100%. Bila ada perlengkapan yang mendukung boleh digunakan ventilator Terapi Oksigen Definisi : Pemberian tambahan oksigen pada pasien agar kebutuhan oksigennya. (Untuk kehidupan sel  – sel yang mempertanggungjawabkan sempurnanya fungsi organ) dapat terpenuhi. -



Lakukan pemeriksaan fisik pendukung pada tamponade jantung (bunyi jantung menjauh / redup), pada tension pneumotoraks (hipersonor dan pergeseran trakea). Tindakan :



-



Pemasangan jalur intravena dan pemberian infus kristaloid (hati – hatia dengtan jumlah cairan).



-



Pada aritmia mungkin diperlukan obat – obat inotropik.



-



Perikardiosentesis untuk tamponade jantung dengan monitoring EKG.



-



Pemasangan jarum torakostomi pada ICS II untuk mengurangi udara dalam rongga pleura. Catatan : Pada pembagian jenis shock ada pula yang membagi bahwa shosk kardiogenik hanya karena gangguan pada fungsi myokard (misal : karena kontusio jantung) sedangkan tamponade jantung dan tension pneumothoraks dikelompokkan dalam shock obstruktif (shock karena obstruksi mekanik)



3.



Shock



Septik



Penyebab :



Karena proses infeksi berlanjut. Diagnosa : a.  b.



Fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi. Fase lanjut tanda klinis dingin, vasokontriksi.



Tindakan : Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 – 100 mmHg (Mean Arterial Presssure 60 mmHg). -



Tindakan awal. Infus



cairan



kristaloid,



pemberian



antibiotik,



membuang



sumber



infeksi



(pembedahan). -



Tindakan lanjut. Penggunaan cairan koloidlebih baik dengan diberikan vasopresor (Dopamine atai kombinasi dengan Noradrenalin).



4.



Shock Anafilaktik -



Diagnosa :



Tanda  –  tanda shock (penurunan tekanan darah yang tiba  –  tiba) dengan riwayat adanya alergi (makanan atau hal – hal lain) atau setelah pemberian obat – obatan. Tindakan : Resusitasi cairan dan pemberian epinefrin subcutan. Catatan : Tak semua kasus hipotensi adalah tanda – tanda shock. Tetapi denyut nadi abnormal, irama jantung abnormal dan bradikardia biasanya merupakan tanda hipotensi.



TERAPI CAIRAN Pada saat resusitasi sering diperlukan terapi cairan. Pemilihan jenis cairan dapat dilakukan  bila diketahui isi cairan yang digunakan. Untuk kasus – kasus gawat darurat dapat dipilih : 1.



Cairan kristaloid (Ringer Laktat, NaCl 0,9 %). a.  b.



Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan volume terutama kehilangan cairan intertital. Harganya murah, tak memberikan reaksi anafilaktik tetapi tidak dapat bertahan lama di intravaskuler.



c. 2.



Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru dan edema perifer.



Cairan koloid (darah, albumin, fresh frozen plasma, dextran, HES, Hemacel, dll). a.



Cairan ini baik untuk mengganti volume intravaskuler.



b.



Harganya mahal, dapat menyebabkan reaksi anafilaktik mempunyai molekul besar dan menimbulkan tekanan onkotik.



c.



Pemberian berlebih juga dapat menyebabkan edema paru tetapi tak akan menyebabkan edema perifer. Diposkan oleh intensif care unit HCUdi 22.36