BTL Vol. 11 No. 2 Desember 2013 P. 75 - 81 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kadar Salinitas di Beberapa Sungai …..... Dompu-Provinsi Nusa Tenggara Barat (Sumarno, D & Aswar R.)



KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Dedi Sumarno dan Aswar Rudi Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan-Jatiluhur Teregistrasi I tanggal: 07 Januari 2013; Diterima setelah perbaikan tanggal: 09 Oktober 2013; Disetujui terbit tanggal: 30 Oktober 2013



PENDAHULUAN Teluk cempi secara geografis terletak di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan salah satu perairan penghasil udang yang cukup potensial di Indonesia. Teluk Cempi memiliki beberapa sungai, yaitu: sungai Soroadu, sungai Jambu, sungai Mbawi, sungai Noa, sungai Woja, dan sungai Lara. Lingkungan sekitar Teluk Cempi berupa daerah kawasan mangrove, perumahan, pelabuhan, tambak, budidaya rumput laut, dan tempat wisata. Daerah kawasan mangrove membentang dari wilayah Soroadu, Jambu, Mbawi, Noa, Woja, dan Lara. Menurut Nastiti, et al (2012), Stasiun Noa dan Mbawi memiliki kawasan mangrove yang lebih luas dibandingkan stasiun lainnya.



dan evaporasi (Nybakken, 2000). Daerah dengan fluktuasi salinitas yang sangat tinggi terdapat di daerah estuari. Kondisi daerah yang seperti ini menyebabkan jumlah dan keragaman organisme yang hidup tidak tinggi (Widodo & Suadi, 2004). Menurut Handayani (2004), pada saat pasang tinggi maka air laut akan masuk ke sungai dengan jarak yang cukup jauh. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kondisi salinitas di sungai Jambu, sungai Mbawi, sungai Noa, sungai Woja, dan sungai Lara di Teluk Cempi. POKOK BAHASAN Lokasi dan Waktu Penelitian



Seiring dengan perkembangannya, daerah sekitar kawasan Teluk Cempi banyak mengalami degradasi lingkungan, seperti pembukaan lahan tambak di sekitar sungai-sungai yang banyak memotong pohonpohon mangrove. Sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi ekosistem dan kualitas perairan sekitar Teluk Cempi.



Kegiatan penelitian dilakukan di 5 sungai di Teluk Cempi, yaitu: sungai Jambu, sungai Mbawi, sungai Noa, sungai Woja, dan sungai Lara pada bulan Juni 2012 (Gambar 1 dan Tabel 1).



Salinitas merupakan salah satu parameter fisika yang dapat mempengaruhi kualitas suatu perairan. Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003). Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (0/00). Salinitas di perairan Indonesia pada umumnya berkisar antara 30-35 0/00, namun lebih rendah dari salinitas laut terbuka yang salinitasnya berkisar antara 33-37 0/00 dengan rerata 35 0/00 (Romimohtarto & Thayib, 1982 dalam Edward, 2000). Menurut Hutabarat dan Evans (2001), salinitas penting artinya bagi kelangsungan hidup organisme, hampir semua organisme laut hanya dapat hidup pada daerah yang mempunyai perubahan salinitas yang kecil. Nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh suplai air tawar ke air laut, curah hujan, musim, topografi, pasang surut,



3 2 1 4



5



Sumber : BP2KSI, 2012 Gambar 1. Peta Lokasi Pengukuran Salinitas di Sungai di Teluk Cempi Bulan Juni 2012.



75



BTL. Vol.11 No. 2 Desember 2013 : 75-81



Tabel 1. Posisi Geografis Stasiun Penelitian pada Bulan Juni Tahun 2012



No



Stasiun



1



Sungai Jambu



2 3 4 5



Sungai Mbawi Sungai Noa Sungai Woja Sungai Lara



Posisi Geografis 1



2



3



08 39.002 S



08 38.854 S



08 38.618 S



o



o



118 25.310 E o



08 37.146 S o



118 24.367 E o



08 37.119 S o



118 23.327 E o



08 37.606 S o



118 22.847 E o



08 39.195 S o



118 23.295 E



o



o



118 25.308 E o



08 36.789 S o



118 24.649 E o



08 36.362 S o



118 24.049 E o



08 37.926 S o



118 22.576 E o



08 39.444 S o



118 23.115 E



Penelitian ini dilakukan dengan metode pengukuran secara insitu yang dimulai dari hilir (mulut muara sungai) hingga hulu. Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan alat hand refractometer pada kedalaman ± 20 cm. Setiap kali pengukuran dilakukan pengecekan antara dengan aquades. Rentang jarak pengukuran salinitas antara titik satu dengan titik yang lainnya berkisar antara 0.5-0.6 km dengan menggunakan bantuan alat GPS



5



o



o



118 25.331 E o



08 36.599 S o



118 25.012 E o



08 35.595 S o



118 23.853 E o



08 38.101 S o



118 22.300 E o



08 39.760 S o



118 22.841 E



o



08 36.078 S o



118 25.163 E o



08 35.120 S o



118 23.784 E o



08 37.04.3 S



o



08 34.489 S o



118 23.591 E o



08 37.577 S



o



118 21.954 E



o



08 39.425 S



118 22.16.3 E 08 39.580 S o



118 22.841 E



o



o



o



118 22.713 E



(global position system) dan depthmeter. Berikut ini dapat dilihat kondisi stasiun penelitian (Gambar 2-6). Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran salinitas di beberapa sungai di teluk Cempi adalah sebagai berikut (Tabel 2 dan Gambar 7-12) :



Gambar 2. Sungai Jambu



Gambar 3. Sungai Mbawi



76



4



Kadar Salinitas di Beberapa Sungai …..... Dompu-Provinsi Nusa Tenggara Barat (Sumarno, D & Aswar R.)



Gambar 4. Sungai Noa



Gambar 5. Sungai Woja



Gambar 6. Sungai Lara Tabel 2. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Saat Pengukuran Salinitas di Sungai di Teluk Cempi No. 1



Alat dan Bahan Hand refractometer



2



GPS (global position system)



3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Depthmeter Perahu nelayan Jangkar Aquades Pipet tetes plastik Botol Sampel Volume 100 mL Blanko pengamatan Pensil Tissue Life jacket



Fungsi / Kegunaan Mengukur salinitas Menandai titik lokasi pengukuran salinitas dan sebagai penunjuk arah Alat untuk mengukur kedalaman sungai Alat transportasi Alat untuk menstabilkan perahu Membersihkan mengkalibrasi hand refractometer Meneteskan sampel air atau aquades Menampung sampel air yang akan diukur salinitasnya Mencatat hasil pengukuran salinitas Alat tulis Membersihkan bagian optik hand refractometer Alat keselamatan diri



77



BTL. Vol.11 No. 2 Desember 2013 : 75-81



Gambar 10. Blanko Pengamatan



Gambar 7. Hand Refractometer



Gambar 11. Perahu Nelayan Prosedur Pengambilan Sampel Air Sebagai Berikut : Gambar 8. GPS (Global Position System)



Gambar 9. Depthmeter



78



1. Dipastikan posisi perahu nelayan berada di tengah-tengah sungai. 2. Mengecek kedalaman sungai dengan menggunakan depthmeter untuk menghindari perahu karam. 3. Melempar jangkar untuk menstabilkan posisi perahu nelayan. 4. Disiapkan botol sampel dan masukkan ke dalam air pada kedalaman 20 cm dari permukaan. 5. Dibilas sebanyak 2 kali dengan sampel air yang akan diuji. 6. Dicatat koordinat/titik pengambilan sampel yang ditunjukkan oleh GPS dalam blanko pengamatan.



Kadar Salinitas di Beberapa Sungai …..... Dompu-Provinsi Nusa Tenggara Barat (Sumarno, D & Aswar R.)



Prosedur Cek Antara Hand Refractometer Sebagai Berikut : 1. Membuka penutup bagian optic. 2. Dipastikan bagian optik bersih dan bebas air garam dibilas dengan aquades sebanyak 2 kali dan dikeringkan dengan tissue. 3. Untuk cek antara, aquades diteteskan dengan menggunakan pipet tetes plastik ke bagian optik (dipastikan tidak terbentuk gelembung udara di bagian optik). 4. Bagian optik ditutup dengan segera. 5. Jika terjadi gelembung udara, lakukan penetesan ulang aquades. 6. Bagian optik diarahkan ke sinar matahari dan diamati dengan salah satu mata di bagian monitor. 7. Diatur warna biru berhimpitan dengan angka nol pada layar monitor dengan cara memutar tuas pengatur. Prosedur Pengukuran Salinitas Dengan Menggunakan Hand Refractometer (Gambar 13) Sebagai Berikut :



2. Bagian optik dibilas dengan menggunakan sampel air sebanyak 2 kali pengulangan untuk memastikan bahwa yang terukur oleh hand refractometer benar-benar sampel air yang akan diuji. 3. Untuk pengukuran salinitas, sampel air diteteskan dengan menggunakan pipet tetes plastik hingga memenuhi semua bagian optik (pastikan tidak terjadi gembung udara). 4. Bagian optik ditutup dengan segera. 5. Jika terjadi gelembung udara, lakukan penetesan ulang sampel air. 6. Bagian optik diarahkan ke sinar matahari dan diamati dengan salah satu mata di bagian monitor. 7. Hasil pengukuran salinitas dicatat ke dalam blanko pengamatan. HASIL DAN BAHASAN Dari hasil pengukuran salinitas di 5 sungai di teluk Cempi pada bulan Juni 2012, diperoleh data sebagai berikut (Tabel 3):



1. Membuka penutup bagian optic.



Gambar 12. Kegiatan Pengukuran Salinitas Di Sungai Di Teluk Cempi Bulan Juni 2012



79



BTL. Vol.11 No. 2 Desember 2013 : 75-81



Tabel 3. Hasil Pengukuran Salinitas di 5 Sungai di Teluk Cempi Bulan Juni 2012 No



Stasiun



Salinitas 0 ( /00)



1



Sungai Jambu 1



33



2



Sungai Jambu 2



33



3



Sungai Jambu 3



33



4



Sungai Mbawi 1



34



5



Sungai Mbawi 2



31



6



Sungai Mbawi 3



30



7



Sungai Mbawi 4



30



8



Sungai Noa 1



35



9



Sungai Noa 2



34



10



Sungai Noa 3



31



11



Sungai Noa 4



29



12



Sungai Noa 5



27



13



Sungai Woja 1



35



14



Sungai Woja 2



35



15



Sungai Woja 3



34



16



Sungai Woja 4



33



17



Sungai Woja 5



33



18



Sungai Lara 1



35



19



Sungai Lara 2



34



20



Sungai Lara 3



34



21



Sungai Lara 4



35



22



Sungai Lara 5



35



Kisaran 0 ( /00) 33



30-34



titik Noa 5 sebesar 29 0/00 dan 27 0/00. Menurut Effendi (2003), nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0.5 0/00, perairan payau antara 0.5-30 0/00, dan perairan laut 30-40 0/00. Salah satu faktor lain yang dapat menentukan salinitas adalah cuaca, pada saat pengukuran salinitas di 5 sungai, cuaca cerah hingga cerah berawan dengan kisaran suhu udara antara 26.5-31.5 0C dan suhu air antara 27-29.10C. Menurut Nontji (1987) dalam Armita (2011), bahwa sebaran salinitas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran sungai.



27-35



Secara teknis hal-hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan keakuratan data salinitas tersebut adalah pengecekan antara hand refractometer. Selain itu juga harus memperhitungkan waktu terjadinya pasang surut di Teluk Cempi, agar tidak mengganggu aktifitas pengukuran salinitas di sungai-sungai. Di Teluk Cempi air surut terjadi pada malam hari pukul 17:00-19:00 WITA dan pagi hari pukul 10:00-12:00 WITA.



33-35



KESIMPULAN



34-35



1. Salinitas di 5 (lima) sungai yang bermuara ke Teluk Cempi pada bulan Juni 2012 berkisar antara 3035 0/00 yang termasuk dalam kategori salinitas air laut. 2. Untuk mendapatkan data salinitas yang akurat di Teluk Cempi perlu memperhatikan teknis pengukuran, diantaranya adalah kalibrasi alat dan kondisi pasang surut air. PERSANTUNAN



Berdasarkan Tabel 3. nilai salinitas di sungai Jambu, sungai Mbawi, sungai di teluk Cempi berkisar antara 27-35 0/00. Secara umum, salinitas di sungaisungai yang bermuara ke Teluk Cempi mengindikasikan bahwa salinitasnya termasuk dalam kategori air laut. Hal ini dapat diduga karena rendahnya asupan air tawar atau relative sedikitnya asupan air tawar ke beberapa sungai. Disamping itu pula, adanya peristiwa pasang air laut yang terjadi setiap hari di teluk Cempi dapat menyebabkan air laut masuk ke dalam sungai. Salinitas di sungai Jambu, sungai Mbawi, sungai Woja, dan sungai Lara dari mulut muara sungai hingga titik akhir pengukuran berkisar antara 30-35 0/00, hal ini mengindikasikan bahwa sungai-sungai tersebut dipengaruhi oleh air laut, sedangkan salinitas di sungai Noa masih dipengaruhi oleh asupan air tawar yang ditunjukkan oleh nilai salinitas pada titik Noa 4 dan



80



Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian “Pengkajian Kesesuaian Perairan Teluk Cempi, Nusa Tenggara Barat Sebagai Kawasan Konservasi Sumberdaya Ikan” dengan penanggung jawab kegiatan Dra. Adriani Sri Nastiti, MS yang didanai oleh APBN tahun 2012. DAFTAR PUSTAKA Armita, D. 2011. Analisis Perbandingan Kualitas Air Di Daerah Budidaya Rumput Laut Dengan Daerah Tidak Ada Budidaya Rumput Laut, Di Dusun Malelaya, Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.



Kadar Salinitas di Beberapa Sungai …..... Dompu-Provinsi Nusa Tenggara Barat (Sumarno, D & Aswar R.)



Edward. 2000. Beberapa Informasi Tambahan Tentang Kualitas Perairan Taberfane Dobo Maluku Tenggara (Studi Kasus Kematian Kerang Mutiara). Kelompok Penelitian Kimia Laut Balitbang Sumberdaya Laut Ambon. Puslitbang Oseanologi LIPI. Effendi, H..2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Handayani, R. 2004. Pemanfaatan Data Landsat TM dan Landat 7/ETM Untuk Melihat Perubahan Garis Pantai Tahun 1995-2000 Di Teluk Cempi, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.



Nastiti, et al. 2012. Laporan Trip II, Juni 2012. Pengkajian Kesesuaian Perairan Teluk Cempi, Nusa Tenggara Barat Sebagai Kawasan Konservasi Sumberdaya Ikan. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Nybakken, J. W.. 2000. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta. Widodo, J. dan Suadi. 2004. Seri Perikanan. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.



Hutabarat dan Evans. 2001. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta.



81



BTL. Vol.11 No. 2 Desember 2013 :



82