Budaya Organisasi GARUDA FLIGHT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Budaya Perusahaan



Budaya perusahaan Garuda Indonesia Fly Hi yang terdiri dari nilai-nilai efficient & effective, loyalty, costumer centricity, honesty & openness dan integrity yang dirancang sejak tahun 2005 dan kemudian disosialisasikan pada tahun 2007 hingga saat ini, telah menjadi panduan/pedoman perilaku insan Garuda Indonesia melalui program internalisasi yang terstruktur dan tersistem. Penetapan nilai-nilai badaya ini dilakukan karena manajemen meyakini bahwa transformasi bisnis yang dijalankan perusahaan harus diikuti dengan transformasi budaya, mengingat pada akhirnya hanya insan Garuda Indonesia yang mampu membawa perusahaan ini maju dan berkembang sesuai Visi dan Misi perusahaan. Garuda Indonesia meyakini bahwa perusahaan yang berhasil dan berkinerja tinggi dan terjaga sustainability-nya adalah perusahaan yang memiliki badaya perusahaan yang kuat. Oleh karenanya program implementasi badaya perusahaan di Garuda Indonesia dilaksanakan seoptimal mungkin dan konsisten melalui pendekatan secara sistem, optimalisasi peran Change Agents/Change Leaders, didukung oleh program komunikasi dan penyelarasan dengan Human Capital Management System. Ke-5 nilai Fly Hi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 10 Perilaku Utama yang meliputi antara lain: Gagasan



Artinya -> 1. Cepat, tepat dan akurat efficient & effective -> 2. Hemat -> 3. Disiplin Loyality -> 4. Bekerja kras, cerdas & tuntas -> 5. Ramah, hangat dan bersahabat Costumer Centricity -> 6. Tanggap & Produktif -> 7. Kreatif & Inovatif -> 8. Jujur, tulus & terbuka Honesty & openness -> 9. Menjaga kerahasiaan perusahaan Integrity -> 10. Konsisten & patuh pada aturan Garuda Tujuan dari program implementasi nilai-nilai budaya di lingkungan perusahaan adalah: untuk terus mendorong perilaku kerja positif yang sesuai nilai-nilai perusahaan sehingga tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan konstruktif dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan, dan pada akhirnya akan mendorong kinerja yang terbaik dan berkelanjutan.



Sejarah



Tepat pada tanggal 26 Januari 1949 – pesawat RI-001 Seulawah diterbangkan dari Calcutta, India menuju Rangon, ibukota Burma sebagai penerbangan niaga. Untuk mengabadikan dan mengenang misi komersial yang dilaksanakan oleh Seulawah tersebut, kemudian peristiwa itu diperingati sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia, yang ketika itu bernama Indonesian Airways, maskapai penerbangan komersial pertama yang mengudara membawa bendera Republik Indonesia.



Adapun nama „Garuda“ diberikan oleh Presiden Soekarno sendiri yang mengutip sajak Bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal saat itu, Noto Soeroto; „Ik ben Garuda, Vishnoe`s vogel, di zijn vleugels uitslaat hoog boven uw einladen“, yang artinya „Aku adalah Garuda, burung milik Wishnu yang membentang sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu“.



Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo „Garuda Indonesian Airways“ terbang dari Jakarta ke Jogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini merupakan penerbangan pertama kali dengan nama „Garuda Indonesian Airways“.



[DC-3 Garuda Indonesian Airways]



Garuda Indonesia kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun 1950, dimana pada saat itu Garuda Indonesia memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina dan 8 pesawat jenis Convair 240 yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya untuk melayani penerbangannya. Jaringan penerbangan Garuda Indonesia diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota – kota seperti Singapura, Bangkok dan Manila. Armada perusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah. Pada tahun 1961, pesawat jenis turboprop Lockheed Electras bergabung dengan jajaran armada Garuda Indonesia memulai perjalanan terbangnya ke Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.



[Lockheed von Garuda Indonesia mit altem Logo (1961-1969)] [Convair-990 von Garuda Indonesia mit altem Logo (1961-1969)] [Fokker F-28 von Garuda Indonesia mit altem Logo (1969-1985)] [DC-10 von Garuda Indonesia mit altem Logo (1969-1985)] [MD-11 von Garuda Indonesia mit altem Logo (1986-2009)] [Airbus von Garuda Indonesia mit altem Logo (1986-2009)]



Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe pesawat seperti DC-10, MD-11, Boeing 747, 737, Airbus 300 dan Airbus 330.



Sepanjang tahun 80an, armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasional mengalami restrukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, „Garuda Training Centre“ (sekarang dikenal dengan nama „Garuda Indonesia Training Center - GITC“) yang terletak di Jakarta Barat. Selain itu Pusat Pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat, „Garuda Maintenance Facility (GMF)“ di bandara internasional Soekarna-Hatta di masa itu.



Di masa awal 90an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun 2000. Armada juga terus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam 30 besar di dunia.



Sejak awal tahun 2005 tim manajemen yang baru mulai membuat perencanaan bagi masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali manajemen baru, Garuda Indonesia melaksanakan evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan, memahami pelanggan, dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat Garuda Indonesia.



Dari sisi operasional Garuda Indonesia melakukan modernisasi pesawat dan telah memesan 50 pesawat Boeing B737-800NG dan 10 pesawat Boeing B777-300 ER yang mulai tiba secara bertahap pada bulan Juli 2009.



Pada tahun 2009 perusahaan juga telah menerima pesawat-pesawat baru yang didatangkan langsung dari prabiknya yaitu empat pesawat Airbus A330-200 dari pabrik Airbus di Toulouse-Perancis dan lima pesawat Boeing B737-800NG dari Boeing di Seattle, USA. Peremajaan dan penambahan armada sebanyak 19 buah di tahun 2009 - yang terdiri dari 15 buah pesawat Boeing B737-800NG dan 4 buah pesawat Airbus A330-200, ditujukan untuk memenuhi meningkatnya pemintaan dan tujuan ekspansi Perusahaan.



Sejalan dengan program peremajaan pesawat yang Garuda laksanakan, mereka juga memperkenalan konsep layanan baru „Garuda Indonesia Experience“ yang merupakan layanan yang didasarkan pada keramahtamahan dan keunikan khas Indonesia atau „Indonesian Hospitality“.



Ini sejalan dengan visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia dengan menggunakan keramahan Indonesia. Garuda Indonesia mengemban misi khusus sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia. Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda telah



menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan ke luar negeri meliputi kota – kota di benua Asia, Australi dan Eropa. Konsep keramahtamahan Indonesia ini kemudian diterjemahkan ke dalam ikonikon yang mengentalkan panca indera manusia, yang antara lain tercermin dari penggunaan bahan dan ornamen khas Indonesia untuk interior pesawat, aroma wewangian dari bunga khas Indonesia, musik khas Indonesia dan cita rasa makanan dan minuman khas Indonesia.



Oleh sebab itu Garuda juga mendapatkan peringkat bintang 4 tahun 2010 yang lalu, dengan skor 8,48 dari Skytrax, yang membandingkan semua perusahaan penerbangan di dunia dan memberikan standard layanan penerbangan internasional. Garuda berdasarkan survei oleh CAPA, mengungguli Bangkok Airways di skor 8,40, Singapore Airlines 7,68, Thai Airways 7,32 dan Cathay Pacific 7,12, serta Malaysia Airlines di skor 7. Tetapi itu tidak cukup bagi Garuda, targetnya jadi maskapai Bintang 5 pada 2013. Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar katanya dalam pubic expose di Jakarta tgl. 12 January 2011: „Di dunia hanya ada 6 airline yang berpredikat bintang 5 dan 27 yang bintang 4. Pada 2013 kita ingin capai Skytrax bintang 5 dan ada 28 touch point di mana interaksi dengan penumpang akan benarbenar kita perbaiki.“



Sedang ini statistik penumpang Garuda sudah cukup bagus. Jumah total penumpang internasional pada tahun 2011 adalah hampir 8,1 juta, yang domestik itu kira-kira 51,8 juta penumpang yang percaya dengan PT. Garuda Indonesia (Persero) untuk mendapat penerbangan yang aman. Kegiatan Garuda lainya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi kepala negara ke berbagai negara.



Sebagai bagian dari program tersebut Garuda Indonesia memulai tahun 2011 dengan program privatisasi. Dulu Perusahaan Garuda adalah hanya perusahaan BUMN, tapi pada tanggal 20. Januari 2011 Garuda Indonesia menjadi perusahaan publik karena Garuda melaksanakan IPO (IPO = Penawaran saham perdana). PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengharapkan memperoleh suntikan modal hingga 350 juta dolar AS dari penawaran umum saham perdana tersebut. Saham perdana yang akan dilepas sebanyak 28,93 persen dan 7,54 persen saham divestasi yang dimiliki Bank Mandiri.



PEMBAHASAN



1. Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar Pembahasan dalam penelitian ini adalah membahas pengaruh budaya perusahaan terhadap kinerja karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar, di dalam melihat besarnya pengaruh variabel bebas nilai juang, etos kerja, ciri khas dan norma terhadap kinerja karyawan. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:



a. Pengaruh Nilai Juang terhadap Kinerja Karyawan Dalam suatu perusahaan kerja yang maju dan berkembang, budaya perusahaan sangat penting. Budaya perusahaan yang ditanamkan oleh PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar dalam menghadapi dinamika perusahaannya, berupaya untuk menjunjung tinggi nilai juang yang telah ditanamkan oleh para pendiri atau pengembang perusahaan. nilai juang yang cenderung diimplementasikan berupa dasar-dasar pengetahuan, pemahaman, kekuatan dan peluang yang dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar dalam meningkatkan kinerja karyawan Fly-HI. Terlihat bahwa budaya perusahaan sangat kental diajarkan oleh para pendiri atau pemimpin perusahaan untuk senantiasa memiliki pengetahuan tentang nilai juang di dalam meraih suatu hasil kerja berupa peningkatan kinerja yang menggambarkan eksistensi karyawan dalam menghadapi dinamika perusahaannya. Pengetahuan tentang nilai juang mempunyai pengaruh bagi karyawan dalam mengembangkan berbagai kinerjanya sesuai dengan kuantitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas kerja yang sesuai dengan nilai juang yang dimiliki karyawan. Untuk lebih meningkatkan kinerjanya, setiap karyawan dituntut mampu mengembangkan pemahaman konkrit tentang nilai juang yang dianut oleh perusahaan PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar dalam menjalankan berbagai aktivitas kerjanya. Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang nilai juang yang berkaitan dengan analisis kerja dan uraian kerja sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karyawan yang mengandung nilai juang di dalamnya sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan kerjanya untuk menghasilkan kinerja yang optimal. b. Pengaruh Etos Kerja terhadap Kinerja Karyawan Dalam budaya perusahaan, ditemukan pentingnya etos kerja dalam membangun suatu perusahaan mencapai tujuannya. Etos kerja pada prinsipnya adalah perpaduan antara budaya perusahaan dan kemampuan kerja yang dimiliki oleh unsur-unsur perusahaan dalam memajukan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan perilaku ketaatan yang dimiliki karyawan, loyalitas kerja, komitmen dan disiplin kerja yang berpengaruh terhadap kinerja yang dimiliki karyawan. Keberhasilan suatu etos kerja diterapkan dengan baik apabila pengembang etos kerja mempunyai perilaku taat terhadap segala aturan atau ketentuan yang berlaku dalam suatu perusahaan. Ketaatan ini yang menjadikan setiap karyawan mampu mengembangkan segala potensinya untuk mengikuti suatu prosedur dan mekanisme yang berlaku yang berdampak terhadap terjadinya suatu kemampuan kerja yang lebih beretika sesuai dengan eksistensi terhadap ketentuan kerja yang telah digariskan. Adanya ketaatan terhadap aturan kerja menjadi cermin bahwa karyawan tersebut mengembangkan etos kerja yang berorientasi kepada peningkatan hasil kerja. Berarti semakin mampu seseorang mengembangkan perilaku ketaatan dalam menjalankan aktivitas kerjanya memacu orang tersebut memiliki etos kerja yang berpengaruh terhadap kinerja.



PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar di dalam mengembangkan budaya perusahaannya menjadikan etos kerja sebagai unsur perekat dalam menghadapi dinamika kerja. Salah satu unsur etos kerja yang sering menjadi penilaian adalah aspek loyalitas kerja. Pada orang-orang yang memiliki etos kerja tinggi dibarengi dengan adanya aspek loyalitas. Aspek loyalitas pada karyawan yang memiliki etos kerja merupakan prinsip yang menjadikan kemampuan etos kerja menjadi suatu yang mendorong dan memacu untuk berkreativitas dalam menghasilkan hasil kerja dan hal ini memberikan pengaruh terhadap kinerja yang dihasilkannya. c. Pengaruh Ciri Khas terhadap Kinerja Karyawan Setiap perusahaan mempunyai ciri khas yang merupakan identitas dari perusahaan tersebut. Memajukan suatu perusahaan diperlukan adanya suatu ciri yang dimiliki perusahaan tersebut untuk berkembang dan membangun unsur-unsur principle, mengembangkan interaksi sosial dan menanamkan filosofi tentang perusahaan yang maju dalam meningkatkan kinerjanya. Tidak sulit untuk memberikan ciri khas bagi suatu perusahaan, namun yang sulit adalah bagaimana ciri khas tersebut dapat dipertahankan menjadi suatu perusahaan yang maju dan berkembang. Atas dasar tersebut, maka prinsip-prinsip kerja menjadi ciri khas bagi perusahaan maju. Prinsip perusahaan maju yaitu kemajuan adalah keberhasilan, dinamika adalah perubahan dalam memajukan perusahaan. dan setiap kendala yang dihadapi merupakan awal dari suatu keberhasilan yang ingin dibangun. Prinsip inilah yang menjadi ciri khas dari PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar untuk mengembangkan dan memajukan perusahaannya. d. Pengaruh Norma terhadap Kinerja Karyawan Suatu perusahaan di dalam menjalankan segala aturan yang diterapkan harus mengacu kepada norma-norma yang dianut. Norma-norma tersebut pada prinsipnya mengandung nilai identitas penataan, keteraturan dan apresiasi tentang perusahaan di dalam berkembang dan maju sesuai dengan kinerja yang dihasilkannya untuk mencapai tujuan. Memahami pentingnya budaya perusahaan diterapkan dalam suatu perusahaan berdasarkan norma-norma yang dianut oleh perusahaan tersebut, maka penting adanya identitas penataan dalam mengelola suatu perusahaan menjadi perusahaan yang memiliki prinsip-prinsip identitas kerja yang menata semua sistem kerja yang teratur dalam suatu perusahaan. PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar telah menerapkan adanya identitas penataan yang diatur berdasarkan unit-unit kerja dalam mengembangkan berbagai prosedur dan prospektif tentang aktivitas kerja yang teratur sesuai dengan tupoksi yang berlaku, sehingga identitas penataan menjadi budaya perusahaan yang harus dikembangkan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa budaya perusahaan yang diterapkan oleh karyawan harus sesuai dengan nilai yang dianut dalam perusahaan yaitu FLY HI yaitu eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness, Integrity. Dalam aplikasinya karyawan PT. Garuda Indonesia harus menunjukkan perilaku yang cepat, tepat, akurat, hemat, disiplin, bekerja keras, cerdas dan tuntas, ramah, hangat, bersahabat, tanggap, proaktif, kreatif, inovatif, jujur, tulus dan terbuka, serta menjaga kerahasiaan perusahaan dan konsisten/patuh pada aturan perusahaan.



2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan Fly-HI PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar



Pembahasan dalam penelitian ini adalah membahas tentang pengaruh motivasi kerja berdasarkan kenyataan konkrit yang dihadapi oleh karyawan PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar dalam meningkatkan kinerjanya.



a. Pengaruh Kebutuhan Fisiologis terhadap Kinerja Karyawan Pemenuhan kebutuhan fisiologis yang biasa diterapkan dalam suatu perusahaan berupa pemulihan rasa capek dan lelah dari aktivitas kerja, dan pemenuhan kebutuhan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Biasanya diwujudkan dalam bentuk pemberian makanan, minuman, pemberian insentif dan jaminan kesehatan selama melakukan aktivitas kerja. Kebutuhan makanan dan minuman biasanya disediakan setiap hari, pemberian insentif disesuaikan dengan tingkat keterlibatan kerja. Demikian pula pemberian jaminan kesehatan disesuaikan dengan tingkat kondisi kesehatan yang dimiliki oleh karyawan PT. Garuda Indonesia. Wujud dari pemenuhan kebutuhan fisiologis kerja yang diinginkan oleh karyawan PT. Garuda Indonesia dalam menjalankan aktivitas kerja adalah terpenuhinya kebutuhan untuk memperoleh tunjangan, insentif, biaya transportasi atau mendapatkan pakaian seragam tahunan. Pemberian kebutuhan fisiologis ini secara khusus dirasakan oleh karyawan PT. Garuda Indonesia sebagai motivasi untuk bekerja dan meningkatkan pendapatan/ kesejahteraan. b. Pengaruh Rasa Aman terhadap Kinerja Karyawan Dalam menghadapi dinamika kerja yang semakin menuntut adanya peningkatan proses kegiatan aktivitas kerja pada PT. Garuda Indonesia berupaya untuk memenuhi tuntutan tersebut dengan terus meningkatkan aktivitas kerja untuk mencapai realisasi kerja yang optimal. Karena itu, tanpa mengabaikan adanya risiko kerja, maka setiap karyawan PT. Garuda Indonesia ingin dipenuhi tuntutan kebutuhan rasa aman dalam bekerja, khususnya terhindar dari adanya risiko penggunaan alat kerja, risiko dari ketersediaan perlengkapan kerja yang terjamin, tersedianya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan cidera, memberikan kepastian jaminan automasi kerja tidak terganggu, dan jauh dari kebisingan dalam menjalankan aktivitas kerja. Upayaupaya untuk meminimal risiko kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh karyawan PT. Garuda Indonesia agar tetap aman memberikan proses aktivitas kerja, untuk itu diperlukan adanya kebutuhan rasa aman dalam meningkatkan motivasi kerjanya yang berpengaruh terhadap kualitas kerja, kecepatan/ketepatan kerja, inisiatif kerja, kemampuan kerja dan komunikasi. c. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kinerja Karyawan Karyawan PT. Garuda Indonesia sebagai makhluk sosial dan karyawan PT. Garuda Indonesia sebagai bagian dari perusahaan, maka karyawan PT. Garuda Indonesia memerlukan adanya pemenuhan interaksi sosial dalam meningkatkan motivasi kerjanya. Bentuk motivasi pemenuhan interaksi sosial yang dikehendaki oleh karyawan PT. Garuda Indonesia dalam meningkatkan kinerja untuk memberikan proses aktivitas kerja yang terbaik, yaitu menginginkan pemenuhan kebutuhan dengan terciptanya keharmonisan kerja antar karyawan PT. Garuda Indonesia sesuai tingkat interaksi sosial, terwujudnya kerjasama antar tim kerja yang solid dalam mengembangkan pelaksanaan kerja, mengembangkan komunikasi yang efektif di dalam berbagai interaksi sosial dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dan senantiasa menumbuhkan tingkat solidaritas kerja yang tinggi. d. Pengaruh Penghargaan terhadap Kinerja Karyawan Setiap karyawan PT. Garuda Indonesia di dalam menjalankan aktivitas kerja sesuai membutuhkan adanya suatu motivasi dari luar diri karyawan PT. Garuda Indonesia, termasuk dalam hal ini setiap karyawan PT. Garuda Indonesia membutuhkan adanya wujud pemberian motivasi berupa



penghargaan, baik dalam bentuk pujian dan pengakuan yang merupakan apresiasi mengenai adanya penghargaan atas aktivitas, kreativitas, hasil kerja dan semangat kerja, berdasarkan klasifikasi prestasi kerja dan mendapatkan predikat karyawan teladan.



e. Pengaruh Aktualisasi Diri terhadap Kinerja Karyawan Pemberian kebutuhan aktualisasi diri dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu upaya yang diterapkan oleh suatu instansi dalam mendorong, mendukung dan merangsang karyawan PT. Garuda Indonesia untuk senantiasa meraih keberhasilan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi dengan baik. Bentuk kebutuhan aktualisasi diri dalam meningkatkan kinerja karyawan PT. Garuda Indonesia, khususnya pada PT. Garuda Indonesia biasanya diterapkan dalam bentuk peluang untuk meningkatkan pendidikan, mengikuti pelatihan, kursus-kursus dan pemberian promosi jabatan. Bentuk-bentuk aktualisasi diri yang dikembangkan untuk karyawan PT. Garuda Indonesia pada prinsipnya untuk memberikan motivasi kerja kepada karyawan PT. Garuda Indonesia dalam menghadapi dinamika kerja yang senantiasa menuntut karyawan PT. Garuda Indonesia mampu mengaktualisasikan diri dalam proses aktivitas kerja. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan motivasi yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau dengan kata lain hipotesis 2 dalam penelitian ini terbukti. Ini berarti bahwa karyawan PT. Garuda Indonesia sangat membutuhkan motivasi untuk bekerja, karena dengan pemberian motivasi karyawan lebih bersemangat untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Motivasi tersebut berupa terpenuhinya kebutuhan fisiologis dari karyawan sebagai kebutuhan paling dasar karena berkaitan dengan kebutuhan primer. Selain itu terpenuhinya rasa aman dalam bekerja, misalnya kebutuhan keselamatan kerja perlindungan dari bahaya dan ancaman pemecatan dari pekerjaan. Karyawan juga membutuhkan motivasi interaksi sosial yaitu terciptanya keharmonisan kerja antar karyawan. Selanjutnya karyawan membutuhkan penghargaan atas pencapaian prestasi kerja dan kebutuhan aktualisasi diri untuk pengembangan diri misalnya diikutkan dalam pelatihan atau kursus. Dengan terpenuhinya motivasi karyawan memberikan pengaruh terhadap kinerja sebagai hasil kerja yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas kerja. KESIMPULAN



Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan temuan dan aplikasinya, maka disimpulkan: 1. Budaya perusaahaan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Ini berarti kinerja karyawan berdasarkan kuantitas, kualitas, efisiensi, dan efektivitas kerja ditentukan oleh penerapan nilai juang, etos kerja, ciri khas dan norma yang berlaku dalam budaya perusahaan Fly HI Garuda serta adanya dorongan motivasi bagi karyawan berupa terpenuhinya kebutuhan fisiologis, rasa aman, interaksi sosial, pemberian penghargaan dan aktualisasi diri. 2. Secara parsial variabel motivasi dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Setiap karyawan yang telah memahami pentingnya nilai perusahaan Fly-HI, harus terus dimotivasi agar lebih giat bekerja dengan memberikan semangat atau dorongan baik dari dalam maupun dari luar diri karyawan.