Budaya Rumah Sakit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan BAB II TINJAUAN TEORI A. Masyarakat B. Rumah Sakit C. Budaya D. Masyarakat Rumah Sakit E. Budaya Rumah Sakit F. Masyarakat Rumah Sakit Dan Budaya BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA



KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Masyarakat Rumah sakit dan budaya” dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberi manfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya.



Cimahi, 07 November 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat mengalami peningkatan pengetahuan tentang kesehatan dan perkembangan informasi semakin cepat. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Rumah sakit, sebagai unit pelayanan kesehatan, bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Demikian juga dengan upaya pemberian pelayanan keperawatan di Rumah Sakit yang merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas hospital care. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan nasional secara menyeluruh yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan primer manusia baik sebagai individu, masyarakat ataupun bangsa yang berguna meningkatkan derajat kesehatan (Imron, 2010). Berbagai proses yang dilakukan oleh profesi medik, paramedik, maupun non-medik sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan warga masyarakat. Profesi dokter dan perawat yang merupakan ujung tombak pemberian pelayanan di rumah sakit hendaknya diperhatikan dan dikelola secara professional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan kemajuan rumah sakit melalui peningkatan kinerja (Muzakir, 2009). Terdapat berbagai komponen yang terlibat dalam suatu Rumah sakit. Komponen Rumah sakit terdiri dari komponen dalam dan luar Rumah sakit. Komponen dalam meliputi staf medic dan no medik. Sedangkan komponen luar meliputi pasien baik rawat jalan maupun rawat inap, serta pengunjung (pengunjung pasien dan pengunjung staff) dan penunggu pasien. Baik komponen dalam maupun luar Rumah sakit bisa disebut dengan masyarakat Rumah Sakit. Suatu organisasi yang professional seperti Rumah Sakit tidak akan mampu mewujudkan suatu kinerja organisasi yang baik tanpa ada dukungan yang kuat dari seluruh komponen sumber daya organisasi. Peningkatan kinerja organisasi berbanding lurus terhadap peningkatan kinerja pegawai yang mencerminkan seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Instrument penting lain dari organisasi kerja adalah budaya kerja. Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan



tercermin dalam sikap, perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan, serta tindakan yang terwujud sebagai kerja (Sumber : Supriyadi dan Guno, http://id.wikimedia.org/wiki/budaya kerja. Diakses tanggal 13 maret 2015). Budaya kerja yang baik menciptakan kualitas lingkungan organisasi baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai. Karena pentingnya mengenal bagaimana masyarakat rumah sakit dan budaya rumah sakit baik itu mengenai budaya organisasi maupun budaya kerja Rumah Sakit, maka kami menyusun makalah bejudul “ Masyarakat Rumah Sakit dan Budaya” untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang masyarakat rumh sakit dan budaya rumah sakit yang berkembang saat ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat? 2. Apa yang dimaksud dengan Rumah sakit? 3. Apa yang dimaksud dengan Budaya? 4. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Rumah Sakit? 5. Apa yang dimaksud dengan Budaya Rumah Sakit? 6. Bagaimana gambaran masyarakat rumah sakit dan budaya saat ini? C. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui mengenai gambaran masyarakat rumah sakit dan budaya rumah sakit yang berkembang saat ini.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Masyarakat Salah satu definisi dari masyarakat pada awalnya adalah " a union of families" atau masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga - keluarga. Awal dari masyarakat pun dapat kita katakan berasal dari hubungan antar individu, kemudian kelompok yang lebih membesar lagi menjadi suatu kelompok besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat (Khairuddin, 2008). Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup karena proses masyarakat. Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan bermasyarakat (Soetomo, 2009). Istilah Masyarakat (Society) artinya tidak diberikan ciri-ciri atau ruang lingkup tertentu yang dapat dijadikan pegangan, untuk mengadakan suatu analisa secara ilmiah.



Istilah masyarakat mencakup



masyarakat sederhana yang buta huruf, sampai pada masyarakat-masyarakat industrial moderen yang merupakan suatu negara. Istilah masyarakat juga digunakan untuk menggambar kelompok manusia yang besar, sampai pada kelompok-kelompok kecil yang terorganisasi (Soekanto, 1983). Definisi Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapamanusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Istilah Masyarakat kadang-kadang digunakan dalam artian "gesellaachafi" atau sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas isinya, sehingga direncanakan pembentukan organisasi- organisasi tertentu (Soekanto, 1983). Masyarakat adalah kelompok manusia yang sengaja dibentuk secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Suatu totalitas dari orang-orang yang saling tergantung dan yang mengembangkan suatu kebudayaan tersendiri juga disebut masyarakat. Walaupun penggunaan istilah-istilah masyarakat masih sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu dapat dianggap indikasi dari hakikat manusia yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orangorang lain. Bagaimanapun juga penggunaan istilah masyarakat tak akan mungkin dilepas dari nila-nilai, norma-norma tradisi, kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu



pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian (Soekanto, 1983). Berdasarkan pengertian menurut pendapat diatas maka dapat disimpulkan masyarakat adalah hubungan satu orang / sekelompok orang-orang yang hidup secara mengelompok maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling pengaruh dan mempengaruhi menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan. B. Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehtan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Permenkes No. 54 tahun 2014 tentang klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit). Rumah sakit adalah institusi kesehtan professional yang pelayanannya diselenggarakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli lainya. Di dalam Rumah Sakit terdapat banyak aktivitas dan kegiatan yang berlangsung secara berkaitan (Haliman & wulandari, 2012). Kegiatan kegiatan tersebut menjadi bagian dari tugas serta fungsi Rumah Sakit, yaitu: 1. Memberi pelayanan medis 2. Memberi pelayanan penunjang medis 3. Memberi pelayanan kedokteran kehakiman 4. Memberi pelayanan medis khusus 5. Memberi pelayanan rujukan kesehatan 6. Memberi pelayanan kedokteran gigi 7. Memberi pelayanan sosial 8. Memberi penyuluhan kesehatan 9. Memberi pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, dan rawat intensif 10. Memberi pendidikan medis secara umum dan khusus 11. Memberi fasilitas untuk penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan dan, 12. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi. Jenis-jenis Rumah Sakit di Indonesia secara umum ada lima, yaitu Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus atau Spesialis, Rumah Sakit Pendidikan dan Penelitian, Rumah Sakit Lembaga atau Perusahaan, dan Klinik (Haliman & Wulandari, 2012). Berikut penjelasan dari lima jenis Rumah Sakit tersebut :



1. Rumah Sakit Umum Biasanya Rumah Sakit Umum melayani segala jenis penyakit umum, memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (Ruang gawat darurat). Untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepat-cepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Di dalamnya juga terdapat layanan rawat inap dan perawatan intensif, fasilitasbedah, ruang bersalin, laboratorium, dan sarana-prasarana lain. 2. Rumah Sakit Khusus atau Spesialis Rumah Sakit Khusus atau Spesialis dari namanya sudah tergambar bahwa Rumah Sakit Khusus atau Rumah Sakit Spesialis hanya melakukan perawatan kesehatan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya Rumah Sakit untuk trauma (trauma center), Rumah Sakit untuk Ibu dan Anak, Rumah Sakit Manula, Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Mata, Rumah Sakit Jiwa. C. Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Dengan demikian kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjaraningrat, 1969: 76). Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi karya. Kebudayaan merupakan keseluruhan total dari apa yang pernah dihasilkan oleh mahluk manusia yang menguasai planet ini sejak jaman ia muncul di muka bumi kira-kira empat juta tahun yang lalu, sampai sekarang (perkiraan waktu munculnya manusia di muka bumi ini, adalah hasil analisa-analisa terbaru metode potassium-argon untuk mengukur umur lapisan lapisan bumi). (Koentjaraningrat. 1974: 19-20) Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan terdiri atas unsur-unsur universal, yaitu: bahasa, teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian, serta mempunyai tiga wujud ialah : ide, aktivitas, dan kebendaan yang masing-masing biasanya disebut sistem budaya atau adat istiadat, sistem sosial dan kebudayaan kebendaan.



Koentjaraningrat juga mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (WoroAryandini, 2000: 8). D. Masyarakat Rumah Sakit Masyarakat Rumah Sakit yaitu komponen-komponen yang terdapat dalam Rumah Sakit. Menurut scribd.id yang diunggal oleh jumrin pada April, 2017, komponen Rumah Sakit terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu komponen dalam dan luar dari Rumah sakit. 1. Komponen Dalam a. Staff Medik, melakukan kegiatan medic yang memiliki aktivitas pelayanan seperti keperawatan, rekam medis dan dokter. Aktivitas yang dilakukan oleh staff medis yang bersangkutan dengan pelayan pasien dalam kesehatan. Selain itu, melakukan rapat dan membuat laporan kesehatan dari setiap pasien yang berkunjung. b. Staff Non Medik, merupakan pegawai tetap dimana mereka mengelolasistem dan manajemen Rumah Sakit dalam jangka waktu yang lama. Para staff tersebut terdiri dari : 1) Bagian manajerial, terdiri dari kepala atau pemimpin Rumah Sakit (Direktur beserta wakil, kepala unit atau istalasi), kepala atau pemimpin Rumah Sakit berfungsi bertugas mengelola rumah sakit, unit atau instalasi, melakukan rapat dengan tujuan untuk pengembangan Rumah Sakit, membuat rencana atau master plan pengembangan Rumah Sakit. 2) Bagian Administrasi, pengolahan bagian keuangan di rumah sakit. 3) Bagian servis, pengolahan bagian pemeliharaan rumah sakit. 2. Komponen Luar a.



Pasien Pasien dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu pasien rawat inap dan rawat jalan (pasien sakit), melakukan medical chek up dapat dikatakan control kesehatan (pasien sehat). Selain itu,pembagianpasien dapat dibagi berdasarkan umur dan jenis penyakitnya. Berdasarkan umur pasien terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pasien anak dan pasien dewasa. Pasien anak adalah dari balita sampai dengan usia 13 (tiga belas) tahun. Pasien dewasa adalah pasien yang berusia 13



(tiga belas) tahun keatas. (Marlina, 2008) Berdasarkan jenis penyakitnya pasien terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : pasien penyakit umum dan pasien ibu. Pasien penyakit umum adalah pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan dari berbagai jenis penyakit. Sedangkan pasien ibu adalah pasien yang sedang mengandung dan melahirkan, serta melakukan perawatan kesehatan (medical check up).(Marlina, 2008) Kesimpulan, secara umum aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini dalam rumah sakit adalah mendapatkan perawatan dan pengobatan, melakukan konsultasi dan melakukan proses administrasi. b. Pengunjung



Pengunjung dapat terbagi menjadi 2 (dua) yaitu pengunjung pasien dan pengunjung dari staf atau dapat dikatakan dengan tamu. Pengunjung pasien adalah keluarga atau kerabat pasien yang sedang melakukan rawat inap di rumah sakit. Sedangkan pengunjung staf adalah keluarga atau kerabat serta orang-orang yang memiliki kepentingan khusus dengan bagian dari staf rumah sakit, baik staf medik maupun non medik.Secara umum, aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini dalam rumah sakit adalah berkunjung dan melakukan interaksi dengan pasien maupun staf. c. Penunggu Pasien



Penunggu pasien adalah keluarga yang menemani pasien ketika menjalani rawat inap di rumah sakit. Secara umum, aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini adalah menunggu pasien, melakukan konsultasi dengan tenaga medis dan proses administrasi. E. Budaya Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena ia merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi-fungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam pelayanan penderita. Di samping melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian (Boekitwetan 1997). Mengingat adanya dinamika internal (perkembangan peran) dan tuntutan eksternal yang



semakin berkembang, Rumah Sakit dihadapkan pada upaya penyesuaian diri untuk merespons dinamika eksternal dan integrasi potensi-potensi internal dalam melaksanakan tugas yang semakin kompleks. Upaya ini harus dilakukan jika organisasi ini hendak mempertahankan kinerjanya (pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus memperoleh dana yang memadai bagi kelangsungan hidup organisasi). Untuk itu, ia tidak dapat mengabaikan sumber daya manusia yang dimiliki termasuk perhatian atas kepuasan kerjanya. Pengabaian atasnya dapat berdampak pada kinerja organisasi juga dapat berdampak serius pada kualitas pelayanan kesehatan. Dalam konteks tersebut, pemahaman atas budaya pada tingkat organisasi ini merupakan sarana terbaik bagi penyesuaian diri anggota-anggotanya, bagi orang luar yang terlibat (misalnya pasien dan keluarganya) dan yang berkepentingan (seperti investor atau instansi pemerintah terkait) maupun bagi pembentukan dan pengembangan budaya organisasi itu sendiri dalam mengatasi berbagai masalah yang sedang dan akan dihadapi. Pelayanan rumah sakit yang baik bergantung dari kompetensi dan kemampuan para pengelola rumah sakit. Untuk meningkatkan kemampuan para pengelola rumah sakit tersebut selain melalui program pendidikan dan pelatihan, juga diperlukan pengaturan dan penegakan disiplin sendiri dari para pengelola rumah sakit serta adanya tanggung jawab secara moral dan hukum dari pimpinan rumah sakit untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang baik. 1. Karakteristik Kebudayaan Rumah Sakit (Organisasi) Pertama, asumsi karyawan tentang keterkaitan lingkungan organisasi yang menunjukkan bahwa organisasi mereka didominasi dan sangat dipengaruhi oleh beberapa pihak eksternal, yaitu pemilik saham, Departemen Kesehatan sebagai pembina teknis, dan masyarakat pengguna jasa kesehatan sebagai konsumen. Peran masyarakat kini begitu dirasakan sejak RS menjadi institusi yang harus mampu menghidupi dirinya sendiri tanpa mengandalkan subsidi lagi dari PTPN XI. Pada situasi seperti ini, karyawan menyadari betul fungsi yang harus dimainkan ketika berhadapan dengan konsumen, yaitu mereka harus memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan keluarganya, serta para pengunjung lainnya. Nilai-nilai yang sudah ditanamkan kepada karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen nyata didapat terungkap dari pandangan mereka bahwa justru konsumenlah orang terpenting dalam pekerjaan mereka. Pasien adalah raja yang mana semua karyawan bergantung padanya bukan pasien yang bergantung pada karyawan. Pasien bukanlah pengganggu pekerjaan karyawan namun merekalah tujuan karyawan bekerja. Karyawan



bekerja bukan untuk menolong pasien, namun keberadaan pasienlah yang menolong karyawan karena pasien tersebut telah memberikan peluang kepada karyawan untuk memberikan pelayanan. Oleh karena itu jika terdapat perselisihan antara karyawan dan pasien maka karyawan haruslah mengalah karena tidak ada yang pernah menang dalam berselisih dengan konsumen. Dengan melihat nilai yang ditanamkan pada setiap karyawan tersebut maka dapat dijelaskan tentang berlakunya asumsi fungsi pelayanan di RS. Kedua, tentang pandangan karyawan mengenai bagaimana sesuatu itu dipandang sebagai fakta atau tidak (kriteria realitas) dan bagaimana sesuatu itu ditentukan sebagai benar atau tidak (kriteria kebenaran). Kriteria realitas yang dominant berlaku di RS X adalah realitas sosial yang berarti bahwa sesuatu itu dapat diterima sebagai fakta bila sesuai dengan kebiasaan yang telah ada atau opiniumum yang berkembang di lingkungan RS X. Sementara itu, karyawan RS X juga berpandangan dominan bahwa kebenaran lebih ditentukan oleh rasionalitas. Dengan kata lain, sesuatu itu dapat dipandang sebagai benar bergantung pada rasioanalitas kolektif di lingkungan RS X dan bila telah ditentukan melalui proses yang dapat diterima dalam saluran organisasi. Ketiga, tentang pandangan karyawan berkenaan dengan hakikat sifat dasar manusia. Sebagian besar karyawan rupanya berasumsi bahwa manusia atau teman sekerja mereka itu memiliki sifat yang pada dasarnya baik, yaitu rajin bekerja, sangat memperhatikan waktu kerja (masuk dan pulang kerja tepat waktu), siap membantu pekerjaan rekan-rekan lainnya. Namun demikian mereka juga berpandangan bahwa sifat ini tidak selamanya berlaku konsisten. Akan ada selalu godaan atau kondisi yang dapat mengubah sifat manusia. Mereka percaya betul bahwa tidak ada sifat yang kekal, sifat baik dapat saja berubah menjadi buruk, begitu pula sifat buruk bisa berubah menjadi baik. Keempat, mengenai asumsi karyawan tentang hakikat aktivitas manusia yang menunjukkan bahwa aktivitas manusia itu harmoni atau selaras dengan aktivitas organisasi. Tidak hanya aktivitas manusia saja yang mampu menentukankeberhasilanorganisasi. Namunmereka juga menolak bahwa aktivitas organisasi semata yang menentukan keberhasilan organisasi karena mereka memandang bahwa aktivitasnya juga memberikan kontribusi atas keberhasilan organisasi. Pada intinya, mereka memandang bahwa aktivitasnya yang meliputi curahan waktu, tenaga, dan pikiran harus selaras dengan aktivitas organisasi secara keseluruhan yang berupa kinerja sumber daya manusia, keuangan, infra



dan supra struktur organisasi. Kelima, berkenaan dengan asumsi hakikat hubungan manusia yang hasilnya menunjukkan bahwa hubungan antar karyawan lebih bersifat kekeluargaan. Kekeluargaan tidak dipahami sebagai nepotisme atau usaha keluarga, namun kekeluargaan dipahami sebagai hubungan antar inidividu dalam suatu kelompok kerja sebagai suatu kerja sama kelompok yang lebih berorientasi pada konsensus dan kesejahteraan kelompok. Dalam suatu kelompok kerja seorang karyawan terkadang tidak hanya menjalankan tugas hanya pada bidang tugas yang tertera secara formal karena ia harus siap membantu bidang tugas yang lain yang dapat ditanganinya. Seorang perawat di unit bedah dengan tugas khusus sterilisasi tidak hanya menangani tugasnya saja. Ia harus siap membantu karyawan lainnya untuk juga menangani instrumen dan pulih sadar. Semua pekerjaan itu dilakukan sebagai suatu kerja sama kolektif dalam mencapai efektivitas organisasi.



Hubungan antar karyawan tidak



sebatas hubungan kerja, kerap kali mereka jauh lebih terikat secara pribadi dan saling mengerti tentang karakteristik pribadi lainnya. Suasana guyub terlihat dalam suasana saling membantu tidak hanya dalam konteks kerja tetapi juga di luar pekerjaan. 2. Budaya Kerja di Rumah Sakit Menurut ilmubudaya.com pada 05/2019, Budaya kerja didefinisikan sebagai sekumpulam pola perilaku yang melekat secara keseluruhan pada diri setiap individu dalam sebuah organisasi. Membangun budaya kerja bisa diartikan melakukan peningkatan dan mempertahankan sisi-sisi positif serta melakukan upaya untuk membiasakan (habitualing prosses) pola perilaku tertentu agar tercipta suatu bentuk baru yang lebih baik. Tujuan budaya kerja adalah untuk melakukan perubahan sosial budaya pada sikap dan perilaku sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi terjadi peningkatan produktivitas kerja guna menghadapi bermacam-macam tantangan dimasa mendatang. Manfaat penerapan budaya kerja yang baitu, diantaranya yaitu: a. Meningkatkan jiwa gotong royong b. Meningkatkan kebersamaan; saling terbuka satu sama lain c. Meningkatkan rasa kekeluargaan d. Membangun komunikas yang lebih baik e. Meningkatkan produktivitas kerja



f. Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dan lain-lain Secara umum, budaya kerja di satu tempat kerja dengan tempat kerja lainnya sama, tidak bterkecuali budaya kerja di Rumah sakit. Menurut ilmubudaya.com pada 05/2019 tentang contoh budaya kerja, ada 10 budaya kerja di masyarakat, yaitu: a. Gotong Royong, merupakan salah satu kebudayaan khas Bangsa Indonesia. Gotong royong dapat membuat pekerjaan cepat selesai. Selai itu juga bisa menimbulkan rasa empati antar rekan kerja yang dapat berdampak positif pada mood tim kerja. Gotong royong di tempat kerja terutama di Rumah Sakit misalnya saling membantu menyelsaikan pekerjaan secara bersama-sama yaitu mengantar pasien dengan bed ke ruang operasi atau saling membantu saat melakukan tindakan yang sulit. b. Musyawarah, secara harfiah dapat diartikan dengan berunding. Untuk mengambil keputusan alangkah baiknya apabila segala sesuatu yang bersifat strategis dirundingkan terlebih dahulu dan ditimbang manfaat resikonya. Misalnya ada perbedaan pendapat atau masalah antara tenaga kesehatan dan pasien maka bisa dilakukan secara bermusyawarah. c. Senioritas tak terlalu menonjol, di Rumah Sakit antara junior dan senior tidak terlalu menonjol terutama perawat pelaksana karena semua mempunyai tugas masingmasing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Tapi menghormati senior adalah hal yang tetap berlaku ditunjukan dengan sik d. Menghindari konflik, terutama menghindari konflik antar sejawat, dengan tenaga kesehatan lainnya maupun dengan pasien dan keluarga pasien e. Rekan kerja menjadi teman, teman satu shift menjadi rekan kerja selama shift berlangsung dan dibutuhkan kerjasama agar semua kebutuhan pasien terpenuhi f. Penyampaian kritik secara pribadi, adanya kotak saran merupakan salah satu wujud penyampaian kritik secara pribadi atau penyampaian kritik yang dilakukan antar 2 orang individu sehingga masalah tidak tersebar luas dan menjadi kegaduhan g. Datang tepat waktu, merupakan kunci budaya kerja yang baik agar setiap pekerjaan dapat dilakukan secara optimal h. Menampilkan sikap baik i. Menghindari kebisingan terlalu keras, pasien di rumah sakit adalah orang sakit yang memerlukan ketenangan dalam proses perawatannya



j. Menunjukan rasa terima kasih, hal ini sangat penting karena dengan mengucapkan terima kasih berarti kita menghargai apa yang telah dilakukan orang lain. Menerima ucapan terima kasih pun merupakan suatu kebahagiaan dan memberikan perasaan lebih dihargai. F. Gambaran Masyarakat Rumah Sakit dan Budaya Masyarakat rumah sakit yang terdiri dari komponen dalam ( staff medis dan non medis) dan komponen luar (pasien dan penunggu pasien) merupakan komponen yang berperan penting dalam berlangsung nya hubungan sosial dalam lingkungan rumah sakit. Hubungan saling ketergantungan yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang berbeda-beda sehingga melahirkan masyarakat budaya rumah sakit yang memiliki karakteristik lebih khusus. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan meningkatnya pengetahuan masyarakat, masyarakat dan budaya rumah sakit pun mengalami perubahan, diantaranya: a. Dalam hal pengambilan keputusan, lebih banyak dilakukan musyawarah antara pasien dan tenaga kesehatan sehingga pasien dan tenaga kesehatan bisa menetukan hal yang terbaik untuk dalam memenuhi kebutuhan pasien di Rumah sakit. Contohnya adanya second opinion, informed consent tentang tindakan baik kedokteran, tindakan medis, tindakan transfusi, tindakan anastesi dan tindakan keperawatan lebih jelas b. Pasien dan keluarga pasien lebih menghargai karyawan rumah sakit karena informasi dapat disampaikan secara jelas baik menggunakan lisan maupun teknologi informasi, misalnya informasi tempat tidur online, jadwal pelayanan dokter online, sistem pendaftaran dan rujukam antar rumah sakit secara online c. Karyawan memiliki hubungan yang baik baik sesama antar karyawan, pasien maupun penunggu pasien dengan memperlakukan sebagai rekan kerja, sehingga lingkungan kekeluargaan dapat dirasakan dengan baik dan menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi semua pihak. d. Dengan adanya informasi tentang tata tertib dan aturan yang diberlakukan secara ketat sehingga tidak terjadi perilaku sewenang wenang baik itu karyawan maupun pasien dan penunggu pasien sehingga lingkungan kerja menjadi lebih aman dan nyaman.



e. Adanya standar operasional prosedur yang dilaksanakan dan ditaati sehingga meningkatkan keselamatan kerja baik untuk karyawan maupun untuk pasien sebagai prioritas utama. Hal tersebut dapat menjadi bukti kuat dalam hukum sehingga menjadi pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan antara rumah sakit terhadap masyarakat rumah sakit.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan materi di atas dapat disimpulkan: 1. masyarakat adalah hubungan satu orang / sekelompok orang-orang yang hidup secara mengelompok maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling pengaruh dan mempengaruhi menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan. 2. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehtan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat 3. kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. 4. Masyarakat Rumah Sakit yaitu komponen-komponen yang terdapat dalam Rumah Sakit terdiri dari komponen dalam (staff medis dan non medis) dan komponen luar (pasien dan penunggu pasien) 5. Budaya kerja didefinisikan sebagai sekumpulam pola perilaku yang melekat



secara



keseluruhan pada diri setiap individu dalam sebuah organisasi. Budaya kerja Rumah sakit berarti sekumpulam pola perilaku yang melekat secara keseluruhan pada diri setiap individu dalam sebuah organisasi rumah sakit. 6. Gambaran masyarakat rumah sakit dan budaya saat ini berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ke arah yang lebih baik B. Saran Dalam bekerja di lingkungan Rumah sakit perlu adanya kerjasama yang baik dalam setiap komponen masyarakat di rumah sakit dan meningkatkan budaya rumah sakit yang baik sehingga tercipta kenyamanan bagi semua komponen masyarakat rumah sakit.



DAFTAR PUSTAKA Anonim.2019.Contoh Budaya Kerja. September 2019. http://ilmubudaya.com diakses tanggal 05 November 2020 Anonim.2017. Komponen Rumah Sakit. April 2017. http://scribd.id yang diunggal oleh jumrin di akses tangga 05 november 2020 Kemenkes.2014.Permenkes RI no 54 tahun 2014.Tentang klasifikasi dan perijinan Rumah Sakit. Kemenkes, Jakarta. Koentjaraningrat. Kebudayaan, mentalitet dan pembangunan. Gramedia. Jakarta, 1974.