Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Bioflok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL “Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menggunakan Sistem Bioflok (Bioflok System)”



DOSEN PENGAMPUH: Prof. Oslan Jumadi, S.Si., M.Phil., PhD.



DISUSUN OLEH: KELOMPOK VI Siti Nur Yasarah



Nim: 201051301023



Sri Reskyawati



Nim: 201051301024



Desiana



Nim: 201051301027



PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menggunakan Sistem Bioflok (Bioflok System)” dengan tepat waktu. Tak lupa pula kita kirimkan sholawat dan taslim kepada Nabi Muhammad SAW, dialah Sang pelopor pendidikan yang sebenarnya karena telah membawa kita dari lembah kebodohan menuju lembah kemuliaan. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan proposal ini, serta orangtua yang selalu mendukung segala aktivitas akademik kami dan kepada anggota tim kelompok 6 yang selalu berkerja sama dalam penyelesaian proposal ini. Proposal ini merupakan salah satu tugas “Kewirausahaan”. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas segala perhatiannya terhadap proposal ini, dan penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan para pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan proposal dan dari segi terlaksananya usaha ini pada waktu mendatang.



Makassar, 16 Oktober 2020



i



ii



Penulis DAFTAR ISI SAMPUL KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI...........................................................................................



i ii



BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ............................................................................. B. Tujuan .......................................................................................... C. Manfaat Program.......................................................................... D. Target ...........................................................................................



1 4 4 5



BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA A. Analisis Peluang Usaha................................................................ B. Struktur Organisasi....................................................................... C. Analisis SWOT.............................................................................



6 7 7



BAB III METODE PELAKSANAAN A. Preparation Step......................................................................... B. Implementation Step.................................................................... C. Evaluation Step........................................................................... D. Conclution Step........................................................................... E. Make a Report.............................................................................



9 11 12 12 12



BAB IV HASIL SURVEI A. Survei Harga................................................................................ B. Survei Lokasi Usaha....................................................................



13 13



BAB V BIAYA KEGIATAN A. Biaya Peralatan............................................................................ B. Biaya Bahan................................................................................ C. Biaya Perjalanan.......................................................................... D. Total Biaya.................................................................................. E. Analisis Ekonomi .......................................................................



14 14 15 15 15



LAMPIRAN............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA.............................................................................



21 24



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha budidaya ikan dengan sistem bioflok saat ini sedang populer dan menarik perhatian dan minat masyarakat untuk beternak ikan. Berbagai teknik budidaya ikan yang ada, bioflok merupakan hal baru untuk meningkatkan hasil panen. Saat ini ada beberapa cara budidaya ikan yang umum masyarakat kembangkan sesuai jenis kolamnya. Karena itulah kini telah berkembang ternak ikan di kolam tanah, kolam beton, kolam terpal hingga media drum. Berternak ikan termasuk jenis usaha yang menjanjikan. Bagi pemula usaha, usaha ini tidak harus menggunakan kolam ikan yang luas. Manfaatkan halaman rumah yang terbatas pun usaha ini dapat berjalan, termasuk dengan drum atau terpal. Salah satu budidaya ikan yang cocok untuk sistem bioflok yaitu ikan nila. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan dapat menjadi salah satu komoditas air tawar potensial dikembangkan di Indonesia dengan tingkat permintaan pasar yang tinggi dan terus meningkat, sehingga produktivitasnya harus dipacu terus menerus (Ombong & Salindeho, 2016). Secara ekonomis, usaha budidaya ikan nila mempunyai



keunggulan



dibandingkan



dengan



komoditas



ikan



lainnya.



Keunggulannya yaitu dalam pertumbuhan ikan memerlukan waktu yang lebih singkat, harga jual terjangkau oleh masyarakat, mudah ditemukan di pasaran, dan merupakan ikan yang mudah dibudidayakan karena memiliki kemampuan bertahan



1



2



hidup yang sangat tinggi sehingga resiko kegagalannya relatif kecil dibandingkan budidaya komoditas lain (LKJ DJPB TW I 2019). Melalui penerapan beberapa teknologi yan adaptif, aplikatif, efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan perikanan budidaya yang berkelanjutan, kegiatan usaha budidaya ikan nila dengan sistem bioflok merupakan pilihan yang menguntungkan karena jumlah tebar ikan nila dapat dioptimalkan dalam wadah terbatas dimana airnya dikondisikan menjadi kaya mikroorganisme yang bermanfaat dalam menjaga kualitas air pemeliharaan sehingga kualitas nila tetap terjaga. Selain untuk menjaga kualitas air, flok juga dimanfaatkan sebagai sumber pakan ikan nila sehingga pemakaian pakan menjadi berkurang dan keuntungan semakin meningkat (Sukardi dkk, 2018). Penerapan sistem bioflok efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya air dan lahan serta adaptif terhadap perubahan iklim. Sedangkan ikan nila sendiri merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki kelebihan yaitu ikan nila dapat bertahan dari perubahan lingkungan yang artinya nila adaptif terhadap lingkungan, pertumbuhannya cepat, dan lebih resisten terhadap penyakit serta media pemeliharaan yang dapat digunakan juga beragam. Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok mudah diaplikasikan oleh masyarakat untuk meningkatkan penghasilan, pemenuhan kebutuhan gizi dan pelestarian lingkungan yang artinya budidaya dengan sistem bioflok bersifat ramah lingkungan, karena air dari limbah budidaya ikan tidak berbau dan airnya jernih. Sehingga tidak mencemari lingkungan disekitar. Selain itu, limbah tersebut dapat berfungsi sebagai pupuk untuk tanaman. Dari segi kesehatan, ikan nila memiliki berbagai manfaat yang tentunya bersumber dari nutrisi yang dikandungnya. Ikan nila, terkandung 26 gram protein dan 128 kalori. Selain itu, ikan ini juga merupakan



3



sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Sebab, ikan nila rupanya juga kaya akan niacin, vitamin B12, fosfor, selenium dan kalium yang bermanfaat bagi tubuh (Putri, 2019). Melihat kelebihan dan manfaat ikan nila yang dikonsumsi oleh masyarakat, membuka peluang yang besar bagi usaha ini untuk dijalankan. Berdasarkan data KKP, selama kurun waktu 2015-2018, produksi ikan nila nasional mengalami peningkatan sebesar 12,85%, dimana secara berurutan yakni 1,084 juta ton (2015); 1,114 juta ton (2016); 1,265 juta ton (2017); dan 1,185 juta ton (2018). Dari sumber yang lain menunjukkan bahwa produksi ikan nila di tahun 2017 tercatat sebanyak 1.155.374 ton atau naik dari tahun 2016 sebanyak 1.114.156 ton. Kenaikan produksi ini terus bertahan selama 5 tahun terakhir mencapai 11%. Adapun provinsi yang secara tradisional menjadi sentra budidaya ikan nila yaitu Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara. Contoh dilihat dari produksi ikan nila di Sulawesi Utara menunjukkan adanya peningkatan dalam kurun waktu 2015-2019 terjadi peningkatan sebesar 16,98 %. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan permintaan pasar terhadap ikan nila selalu mengalami peningkatan seiring dengan tingkat produksi ikan nila dari tahun ke tahun. Berdasarkan data KKP, jumlah target bantuan benih ikan air tawar pada tahun 2020 adalah 48,96 juta ekor yang bakal disalurkan keseluruh Indonesia. Melihat dari data tersebut, terdapat peluang yang besar untuk melakukan usaha budidaya ikan nila terkhusus di Sulawesi Selatan. Prospek budidaya ikan nila di Sulawesi Selatan terbilang cukup bagus, dilihat dari data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Selatan produksi ikan nila pada tahun 2015 mencapai 4.166 ton. Tingginya tingkat penjualan ikan nila menunjukkan bahwa ikan nila banyak diminati dan



4



dikonsumsi oleh masyarakat. Permintaan tertinggi ikan nila berasal dari pasar tradisional, rumah makan dan restoran dengan jumlah permintaan kisaran 120.000 ekor per tahun. Melalui usaha budidaya ini setidaknya dapat memenuhi jumlah permintaan pasar yang ada dengan harga jual ikan relatif terjangkau dengan harga Rp.40.000/kg. Keunggulan usaha ini adalah sistem bioflok yang digunakan menjadi alternatif pemecah



masalah



limbah



budidaya



intensif,



teknologi



ini



yang



paling



menguntungkan karena selain dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik dari sisa pakan dan kotoran, teknologi ini juga dapat menyediakan pakan tambahan berprotein untuk ikan nila sehingga dapat menaikkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Dari segi manfaat, ikan nila mengandung protein yang tinggi yang berperan penting untuk kesehatan tubuh manusia. B. Tujuan Tujuan dari usaha yang dijalankan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara pengolahan budidaya ikan nila dengan menggunakan sistem bioflok. 2. Menerapkan strategi pemasaran yang akan digunakan untuk meningkatkan penjualan ikan nila. 3. Memenuhi permintaan pasar yang tinggi terhadap kebutuhan ikan nila. 4. Menjalankan usaha budidaya dengan sistem yang ramah lingkungan. 5. Membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan di daerah Gowa sebagai pendapatan tambahan dari masyarakat di Gowa.



5



C. Manfaat Program Manfaat utama yang ingin diperoleh dari usaha ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa a. Memperoleh pengalaman berwirausaha guna menghadapi kurangnya lapangan pekerjaan b. Menjadi seorang pribadi yang mandiri serta cermat melihat peluang usaha yang berpenghasilan menjanjikan. 2. Bagi Masyarakat a. Meningkatkan



motivasi



masyarakat



dalam



berwirausaha



dengan



memanfaatkan lahan-lahannya yang kosong. b. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat D. Target Adapun target yang diharapkan dari usaha/bisnis ini adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya peluang usaha yang prospektif bagi mahasiswa dan masyarakat yang menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. 2.



Ikan nila banyak digemari oleh masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan daya jual yang tinggi.



6



BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA Gambaran pra-produksi terdiri atas kegiatan survei pasar dan kegiatan persiapan produksi. Survei pasar tersebut dilakukan dengan cara mendata tingkatan konsumen yang sekiranya minat pada ikan nila serta melakukan kajian lapangan untuk nantinya menentukan tempat pemasaran yang paling menguntungkan. Kegiatan persiapan produksi adalah kegiatan dalam pengadaan peralatan serta bahan baku dalam budidaya ikan nila menggunakan sistem bioflok. A. Analisis Peluang Usaha 1. Jenis Usaha a. Nama Produk



: Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Bioflok



b. Bentuk Produk



: Usaha Mandiri



2. Profil Usaha Visi Usaha: a. Menjadi usaha ikan nila dengan sistem bioflok sebagai pilihan konsumen dan turut berperan dalam usaha ramah lingkungan. b. Mewujudkan usaha perikanan yang mandiri berdaya saing dan ramah lingkungan Misi Usaha: a. Menghasilkan produk yang berkualitas dan memuaskan bagi para pelanggan. b. Menyediakan dan memenuhi kebutuhan rumah makan dan masyarakat c. Meningkatkan usaha ramah lingkungan



7



8



d. Meningkatkan promosi baik secara langsung maupun tidak langsung 3. Target yang Dituju Target pemasaran produk ikan nila dengan sistem bioflok dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan membuka lapak di tempat produksi, menawarkan rumah makan yang menyediakan menu ikan nila, dan pasar-pasar tradisional. Sedangkan pemasaran secara tidak langsung dilakukan melalui pemesanan produk pada media sosial sehingga target konsumennya menjadi lebih luas. B. Struktur Organisasi 1. Direktur



: Desiana



2. Manager



: Sri Reskyawati



3. Pemasaran



: Siti Nur Yasarah



C. Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisa persaingan usaha. 1. Strength (kekuatan) adalah kekuatan dari usaha tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Kekuatan pada usaha ini yaitu: a. Masih jarang kompetitor usaha budidaya ikan nila b. Lokasi dan cuaca sangat mendukung ikan untuk lebih bertahan hidup c. Sumber air jernih mudah didapat karena langsung diperoleh dari sumur bor d. Lahan usaha milik sendiri e. Pendapatan relatif tinggi



9



f. Hanya butuh lahan sempit untuk memulai budidaya ikan. Ini bisa 10 kali lipat dari kolam biasa. g. Waktu peliharaan singkat, hanya 2-4 bulan h. Tidak perlu repot sering ganti air i. Tidak bau karena kotoran ikan dimakan oleh bakteri baik 2. Weakness (kelemahan) adalah kelemahan atau kekurangan yang dimiliki usaha yang dapat menurunkan keuntungan. Kelemahan usaha ini yaitu: a. Keterbatasan modal usaha b. Kualitas benih rendah c. Pengamatan air harus dilakukan lebih sering dan teliti demi mencegah timbulnya nitrit dan amonia. 3. Opportunities (peluang) adalah kesempatan yang dimiliki usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungaa. Peluang yang dimiliki usaha ini yaitu: a. Harga ikan nila dipasaran lumayan inggi b. Permintaan akan ikan nila di daerah tersebut terus meningkat 4. Threats (ancaman) adalah hal-hal yang dapat merugikan atau mengancam kelangsungan usaha. Ancaman yang dihadapi usaha ini yaitu: a. Naiknya harga pangan b. Sulit didapatkan anakan ikan yang berkualitas namun harganya murah c. Adanya pesaing dari pihak budidya ikan lain yang lebih besar yang ada diwilayah tersebut d. Gangguan hama dan penyakit



BAB III METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan program kewirausahaan ini menggunakan beberapa langkah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan program yaitu sebagai berikut: A. Preparation Step Pada langkah persiapan, hal yang dilakukan adalah menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan untuk budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Kemudian menyiapkan alat dan bahan untuk pemasaran. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan untuk budidaya tanaman sukulen sebagai berikut: 1. Persiapan Tempat Budidaya a. Siapkan lokasi kolam dan buat terlebih dahulu lubang untuk pembuangan. Ambil titik di tengah lingkaran berdiameter 3 m yang akan dibuat. b. Pasang kerangka kolam berbentuk lingkaran dan pasang karet pelindung dinding kolam. c. Masukkan pasir kemudian sekam ke dalam kolam untuk pelapis terpal. Bagian tepi dibuat lebih tebal dan makin ke tengah lebih tipis agar aliran air menjadi lancar ke pusat kolam. d. Sebelum terpal terpasang, buat jalur pipa pembuangan dari bagian tengah kolam ke pinggir kolam lalu pasangkan pipa buangan dengan pipa L (saringan) yang sudah terpasang sebelumnya pada terpal. e. Setelah saluran terpasang, terpal dapat dibentang dan dirapikan ke kerangka kolam. Lalu lakukan pengikatan antara terpal dengan kerangka kolam.



10



11



f. Pada bagian luar kolam sekeliling bawah dapat ditata batu bata melingkar dengan campuran semen, kecuali pada bagian penempatan pipa pembuangan. g. Kolam terpal dibuat dengan berbentuk bulat dengan tinggi 1,2 m. Setelah terpal terpasang, kolam dapat diisi air dengan tinggi 1 m, lalu letakkan aerator. h. Pastikan pada kolam tersebut terdapat saluran/keran pemasukan air dan selang aerator 9 buah. 2. Persiapan Media Air a. Masukkan air (kedalaman 1 m) b. Siapkan 9 batu aerasi (10 liter udara per menit) 3. Bahan Bioflok a. Campur garam kerosok 1 kg/m3 dengan 200 mL air dan masukkan ke dalam bak b. Campur kapur tohor (CaMgCO3) 50 g/m3 dengan 200 mL air dan masukkan ke dalam bak. c. Campur molase tetes tebu 100 ml/m 3 dengan 200 mL air dan masukkan ke dalam bak d. Campur probiotik 10 ml/m3 (komposisi Bacillus subtilis, Bacillus megaterium, Bacillus polimyxa, Bacillus lichenniformis, dan Bacillus cereus) dengan 200 mL air dan masukkan ke dalam bak. e. Diamkan media air selama 10 hari untuk merangsang bakteri baik hidup. 4. Menebar benih a. Masukkan benih ikan nila yang telah dikarantina, sebaiknya yang monoseks saja (jantan semua) b. Beri pakan pelet dengan dosis 2-3% perbobot masa/hari



12



c. Periksa kepadatan flok dengan tabung imhof berbentuk kerucut, ambil 1 liter air dan simpan sampai mengendap. Bila endapan lebih dari 50 ml, maka pakan pelet dihentikan. d. Apabila air sudah sangat keruh, silahkan buka saluran pembuangan, keluarkan sebagian airnya dan tambah air lagi dari atas. e. Panen dilakukan setelah 2-4 bulan sesuai besar ikan yang diinginkan (ukuran panen 4 bulan adalah 200-250 g/ekor) 5. Persiapan untuk pemasaran a. Membuat logo usaha. b. Menyiapkan tempat untuk pemasaran, membuat stand di tempat produksi, dan di tempat-tempat tertentu seperti pasar dan sebagainya. c. Membuat media promosi secara online. B. Implementation Step Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan produksi dan pemasaran ikan nila dengan sistem bioflok. 1. Lokasi budidaya budidaya ikan nila dengan sistem bioflok berada di Bilaya, Desa Pallantikang, Kec. Pattallassang, Kab. Gowa. 2. Ikan nila dengan sistem bioflok akan dipasarkan dengan metode yang telah direncanakan. 3. Proses budidaya dan pemasaran. Gambaran proses produksi dan pemasaran dapat dilihat dalam bagan berikut ini:



13



Persiapan alat dan Bahan



Persiapan tempat budidaya



Persiapan media air



Persiapan flok



Pemasaran



Panen



Pemeliharaan



Menebar Benih



Target penjualan ikan nila kami pasarkan di daerah Gowa-Makassar dan luar kota, dengan harga jual Rp. 40.000/kg. C. Evaluation Step Proses evaluasi dilakukan dengan melihat hasil perkembangan usaha. Tingkat keberhasilan produk dapat diketahui dengan jumlah permintaan konsumen dan kelangsungan usaha. Selain itu usaha juga dapat dievaluasi dari hasil komentar konsumen mengenai budidayan ikan nila dengan sistem bioflok. D. Conclution Step Kesimpulan dapat diambil berdasarkan hasil evaluasi usaha. E. Make a Report 1. Pembuatan Laporan awal dilakukan dengan melihat hasil dan mengevaluasi kesimpulan pada saat pelaksanaan kegiatan. 2. Pembuatan Laporan Menengah dilakukan saat terjadi kesalahan pada pembuatan laporan awal. 3. Pembuatan Laporan Akhir disusun setelah revisi yang dilakukan telah selesai dan mulai menyusun laporan dengan hasil yang telah disempurnakan.



BAB IV HASIL SURVEI A. Survei Harga Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan, kami menemukan bahwa dari beberapa lokasi yang telah kami observasi, ikan nila menjadi salah satu komoditas unggulan perikanan dengan tingkat permintaan pasar yang terus meningkat. Hal tersebut karena ikan nila memiliki daging yang gurih, lezat dan kandungan gizi yang termasuk lengkap dengan harga yang cukup terjangkau. Ikan nila yang ada di daerah Gowa-Makassar biasanya dijual dengan kisaran harga Rp 45.000 sampai Rp50.00 per kilogram. Oleh karena itu, kami ber-insiatif untuk mengembangkan budidaya ikan nila dengan sistem bioflok sebagai komoditas perikanan yang bernilai tinggi, ekonomis dan memiliki nilai gizi yang lengkap. Ikan nila tersebut nantinya kami jual dengan harga Rp 40.000 per kilogram. B. Survei Lokasi Usaha Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan, ikan yang dijual banyak dapat ditemukan di daerah Bili-bili (Kabupaten Gowa) dan pasar tradisional. Melihat lokasi yang ada terkait penjualan ikan nila, maka kami ber-insiatif untuk menjual ikan nila hasil bioflok tersebut ke rumah-rumah makan yang menyediakan menu ikan nila dan pasar tradisional yang berada di daerah Gowa-Makassar dan sekitarnnya. Selain itu, untuk memperluas jaringan dan mengefektifkan pemasaran dilakukan promosi dan penjualan melalui jejaring sosial seperti facebook, whatsapp, instagram dan media sosial lainnya.



14



BAB V BIAYA KEGIATAN A. Biaya Peralatan No 1 2 3 4 5



Peralatan



Kuantitas



Kolam terpal bundar full set 1 set (d= 3 m, t= 1,2 m) Termometer 1 pcs pH meter 1 pcs Aerator 9 pcs Tabung Imhoff 1 pcs Total (Rp)



Harga Satuan



Harga



(Rp)



Total (Rp)



1.350.000



1.350.000



40.000 80.000 202.000 445.000



40.000 80.000 1.818.000 445.000 3.733.000



Harga Satuan



Harga



(Rp) 200 10.500 200.000 10.000/L 4.000/kg 7.000 6.200/kg 43.000 30.000 750 4.000 42.000



Total (Rp) 800.000 787.500 200.000 1.000 1.000 21.000 620 43.000 30.000 19.500 12.000 42.000 1.957.620



B. Biaya Bahan No



Bahan



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Benih ikan nila Pakan Pellet Probiotik Molases Garam Krosok Kapur Tohor Tepung Tapioka Semen Pasir Batu bata Sekam Plastik



Kuantitas 4000 ekor 75 kg 1 set 100 ml 250 gr 50 gr/m3 100 gr 1 sak 1 karung 26 pcs 3 kg 1 bungkus Total (Rp)



C. Biaya Perjalanan No



Jenis Barang



1



Pemasaran dan Promosi



Harga Satuan (Rp) 270.000



15



Kebutuhan Paket data,



Harga Total (Rp) 270.000



16



iklan online, 2 3



Transportasi Uang Listrik



poster. -



200.000 390.000 Total (Rp)



200.000 390.000 860.000



D. Total Biaya No 1 2 3



Jenis Pengeluaran Biaya Peralatan Biaya Bahan Biaya Perjalanan Total (Rp)



Harga Total (Rp) 3.733.000 1.957.620 860.000 6.550.620



E. Analisis Ekonomi 1. Biaya Produksi a. Variable cost Benih ikan nila



Rp. 2.000/10x pakai =



Rp. 200/1x pakai



Probiotik



Rp. 20.000/10x pakai =



Rp. 2000/1x pakai



Pakan pellet



Rp. 1500/10x pakai



=



Rp. 150/1x pakai



Molases



Rp. 100/10x pakai



=



Rp. 10/1x pakai



Garam krosok



Rp. 100/10x pakai



=



Rp. 10/1x pakai



Kapur tohor



Rp. 700/10x pakai



=



Rp. 70/1x pakai



Tepung tapioka



Rp. 620/10x pakai



=



Rp. 62/1x pakai



Semen



Rp. 430/10x pakai



=



Rp. 43/1x pakai



Batu bata



Rp. 195/10x pakai



=



Rp. 20/1x pakai



Sekam



Rp. 120/10x pakai



=



Rp. 12/1x pakai



Pasir



Rp. 300/10x pakai



=



Rp. 30/1x pakai



Plastik



Rp. 420/10x pakai



=



Rp. 42/1x pakai



17



∑Variable cost = Rp. 2.649 b. Fixed cost Kolam terpal



Rp. 135.000/1000x pakai



= Rp. 135/1x pakai



Termometer



Rp. 4.000/500x pakai



= Rp. 8/1x pakai



pH meter



Rp. 8.000/500x pakai



= Rp. 16/1x pakai



Aerator



Rp. 181.000/1000x pakai



= Rp. 181/1x pakai



Tabung Imhoff



Rp. 44.500/1000x pakai



= Rp. 45/1x pakai



∑Fixed cost = Rp. 385 c. Biaya lain-lain Pemasaran dan promosi



Rp. 270.000/1000x pakai = Rp. 270/1x pakai



Transportasi



Rp. 200.000/1000x pakai = Rp. 200/1x pakai



Uang Listrik



Rp. 390.000/1000x pakai = Rp. 390/1x pakai ∑ Biaya lain-lain = Rp. 860



Jadi, total biaya produksi: ∑Variable cost + Fixed cost + Biaya lainlain = Rp. 2.649 + Rp. 385 + Rp. 860 = Rp. 3.894  Biaya Produksi 1 ekor ikan nila = Rp. 3.894  Harga Jual 1 ekor ikan nila = Rp. 10.000  Dalam 1 x produksi selama 4 bulan dihasilkan 3.500 ekor ikan nila



18



Jadi, biaya produksi x 3.500 ekor Rp. 3.894 x 3.500 = Rp. 13.629.000  Harga jual 1x produksi selama 4 bulan adalah Harga jual x 3.500 ekor Rp. 10.000 x 3.500 = Rp. 35.000.000  Harga produksi dalam 1 tahun 10.500 ekor ikan nila (3.500 x 3) Jadi, biaya produksi x 10.500 ekor Rp. 3.894 x 10.500 = Rp. 40.887.000 (Biaya Tetap)  Harga jual dalam 1 tahun adalah Harga jual x 10.500 ekor Rp. 10.000 x 10.500 = Rp. 105.000.000  Perkiraan pasar menunjukkan bahwa kapasitas pasar yang tersedia mencapai kisaran 120.000 ekor per tahun. 2. Break Event Point (BEP) Dengan menggunakan analisis BEP, usaha akan layak bila BEP lebih kecil dari estimasi peluang pasar yang tersedia. Semakin besar kapasitas pasar yang tersedia akan semakin menguntungkan. Untuk kepentingan kemajuan perusahaan, laba dipatok sebesar 20%.



BEP ( pcs ) =( BT +%labaX ) /(1−BV / HJ ) X = 40.887.000 + 0,2X / 1-3.894 / 10.000 X = 40.887.000 + 0,2X / 0,3894 0,3894X = 40.887.000 + 0,2X 0,3894X – 0,2X = 40.887.000 0,1894X = 40.887.000



19



X = 40.887.000 / 0,1894 = Rp. 215.876.451 BEP pcs = Rp. 215.876.451 / Rp. 10.000 = 21.587 pcs/ekor ikan nila Oleh karena kapasitas pasar mencapai kisaran 120.000 ekor ikan nila per tahun dan BEP untuk mencapai laba 20% sebesar 21.587 ekor ikan nila, maka usaha ini layak karena BEP < kapasitas pasar. Keterangan: BT = Biaya Tetap HJ = Harga Jual BV = Biaya Variabel 3. Return On Investment (ROI) ROI adalah tingkat pengembalian seluruh harta yang digunakan untuk melaksanakan usaha dalam menghasilkan laba. Tingkat ROI yang tinggi akan semakin baik (layak). Berguna untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian dari seluruh harta yang diinverstasikan. 



Selama 1 tahun usaha budidaya ikan nila memiliki harta Rp. 105.000.000







Laba usaha yang diperoleh selama 1 tahun yaitu penerimaan total – pengeluaran total = Rp. 105.000.000 – Rp. 40.887.000 = Rp. 64.113.000 ROI = Laba Usaha / Total Harta x 100% = 64.113.000 / 105.000.000 x 100% = 61,06% Data diatas menunjukkan bahwa ROI = 61,06%, sehingga usaha ini layak hanya jika bunga (tabungan) bank < 61,06%, sebaliknya bila > 61,06% usaha menjadi tidak layak. 4. Internal Rate Return (IRR)



20



IRR adalah tingkat pengembalian modal sendiri yang digunakan untuk usaha. IRR berguna untuk mengetahui seberapa manfaat dana yang ditanamkan dalam usaha dalam hal untuk memperoleh laba, serta untuk mengetahui seberapa besar pengembalian modal sendiri jika digunakan untuk melaksanakan usaha. Makin tinggi IRR dari bunga bank artinya makin baik berarti usaha yang dijalankan layak, tetapi bila lebih rendah dari bunga bank berarti tidak layak. Pada bulan September 2020, investor telah menyetor modal usaha sebesar Rp. 5.200.000, dan pada bulan September 2020 dari usaha mendapat keuntungan sebesar Rp. 4.100.000. IRR = Laba / Modal sendiri x 100% = 4.100.000 / 5.200.000 x 100% = 78% Data diatas menunjukkan bahwa IRR = 78%, sehingga usaha ini layak hanya jika bunga (tabungan) bank < 78%, sebaliknya nilai > 78% usaha menjadi tidak layak.



CASH FLOW Periode berakhir 31 Desember 2020 Arus kas masuk: Pelunasan piutang dagang



Rp. 40.000.000



Penjualan tunai



Rp. 65.000.000 Rp. 105.000.000



Arus kas keluar: Pembelian tunai



Rp. 40.387.000



Retur penjualan dan pengurangan



Rp. 500.000



21



harga Rp. 40.887.000 Penambahan kas



Rp. 64.113.000



Kas awal



Rp. 25.000.000



Kas akhir



Rp. 89.113.000



LAMPIRAN-LAMPIRAN DOKUMENTASI Kolam terpal



Logo usaha Inovasi berbagai olahan makanan berbahan dasar ikan nila



Kue tiwul ayu



22



23



Perkedel ikan nila



Onde-onde ikan nila



Pempek ikan nila



Siomay ikan nila



Keripik ikan nila



24



Dendeng ikan nila



Abon ikan nila



Olahan ikan nila di warung makan dan restoran



25



Sumber: Google



DAFTAR PUSTAKA Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2019 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ombong, F., & Salindeho, I.R. 2016. Aplikasi Teknologi Bioflok (BFT) Pada Kultur Ikan Nila (Oreochromis niloticus). E-Journal Budidaya Perairan, 4(2), 1625. https://doi.org/10.33087/mea.v2i1.15 Putri. 2019. https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/mengenalmanfaat-ikan-nila-baik-untuk-diet-maupun-cegah-penuaan-dini/amp. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2020. Sukardi, P., dkk. 2018. Produksi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sistem Bioflok Dengan Sumber Karbohidrat Berbeda. AJIE-Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship. E-ISSN: 2477-0574; p-ISSN: 2477-3824. Volume. 03, Issue. 02. https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/mengenal-manfaat-ikannila-baik-untuk-diet-maupun-cegah-penuaan-dini/amp. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020. https://kkp.go.id/djpb/artikel/10905-pembudidaya-rasakan-manfaat-yang-berlipatdari-budidaya-nila-sistem-bioflok. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020. https://kkp.go.id/djpb/artikel/11665-kkp-apresiasi-penerapan-prinsip-berkelanjutandalam-budidaya-tilapia. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020. http://dkp.sulselprov.go.id/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020. https://www.google.com/search?q=budidaya%2Bikan%2Bnila%2Bsistem %2Bbioflok&tbm= https://www.google.com/search?q=inovasi%2Bmakanan%2Bdari%2Bbahan%2Bikan %2Bnila&tbm=isch&ved=2ahUKEwjH4Jeo38rsAhVlm0sFHa4fCyQQ2-



26