Budidaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI TEKNIK BUDIDAYA DAN PRODUKSI BENIH TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI PT BISI INTERNATIONAL PUJON JAWA TIMUR



LAPORAN MAGANG KERJA Oleh: BETI MUTIARA RAMADHANI



UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2019 STUDI TEKNIK BUDIDAYA DAN PRODUKSI BENIH TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI PT BISI INTERNATIONAL PUJON JAWA TIMUR



LAPORAN MAGANG KERJA



Oleh: BETI MUTIARA RAMADHANI 165040201111046 MINAT BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI



UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2019



2



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG KERJA



Studi Teknik Budidaya dan Produksi Benih Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Di PT Bisi International Pujon Jawa Timur



Disetujui Oleh:



Pembimbing Lapang



Pembimbing Magang,



Bintang Raharjo SP.



Ir. Koesriharti, MS. NIP. 195808301983032002



Mengetahui, Ketua Jurusan Budidaya Pertanian



Dr. Noer Rahmi Ardiarini, S.P., M.Si NIP. 197011181997022001



3



RINGKASAN BETI MUTIARA RAMADHANI. 165040201111046. Studi Teknik Budidaya Dan Produksi Benih Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Di Pt Bisi International Pujon Jawa Timur. Di bawah bimbingan Ir. Koesriharti, MS. Sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Bintang Raharjo SP. sebagai Pembimbing Lapang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berasal dari benua Amerika. Di Indonesia cabai banyak diminati oleh kalangan masyarakat dan tidak mengherankan volume cabai di pasaran dalam skala besar. Tanaman cabai merupakan komoditas paling menjanjikan karena besarnya kebutuhan diluar negeri dan diluar negeri. Tanaman cabai tergolong dalam famili terong-terongan dengan nama ilmiah Capsicum sp. Cabai memiliki berbagai jenis yaitu cabai merah, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika. Tanaman cabai memiliki banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buah. Perbaikan Teknik budidaya lebih diutamakan untuk meningkatkan produksi. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui teknik budidaya dan produksi benih tanaman cabai merah melalui kegiatan magang kerja oleh mahasiswa jurusan budidaya pertanian. Kegiatan magang kerja dilakukan di PT BISI Internasional Tbk. Farm Pujon pada tanggal 17 Juni 2019 sampai dengan 10 Agustus 2019. Magang kerja merupakan kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa yang dilakukan secara langsung dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, menambah wawasan dan pengetahuan baru dibidang pertanian. Pelaksanaan magang kerja dilakukan melalui metode studi pustaka yang diperoleh dengan mengumpulkan data primer sesuai dengan kegiatan di PT BISI Internasional Tbk, melakukan diskusi dan wawancara dengan pembimbing lapang dan petani. Data sekunder diperoleh melalui pustaka tentang aturan teknis budidaya dan produksi benih cabai merah. Kegiatan magang kerja diawali dengan persiapan lahan, persemaian, penanaman, perawatan, seleksi, isolasi, polinasi, panen, dan pasca panen. Perawatan tanaman dilakukan dalam Teknik budidaya dan produksi benih cabai merah meliputi penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemasangan ajir dan lanjaran, pewiwilan dan pengikatan batang tanaman, penyiangan, penyiraman. Penguasaan teknik budidaya, ketelitian polinasi, dan kondisi lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi benih cabai merah.



i



SUMMARY BETI MUTIARA RAMADHANI. 165040201111046. Study Of The Techniques Of Cultivation And Seed Production Plant Red Chili Pepper (Capsicum Annuum L.) PT BISI International Pujon East Java. Under the guidance of Ir. Koesriharti, MS. as Main Supervisor and Bintang Raharjo, SP. as Field Supervisor Chili is one of the horticultural commodities originating from the America. In Indonesia the chili much sought after by people and not surprisingly volume chili in the market on a large scale. Chili plant is the most promising commodity due to the magnitude of the needs outside the country and outside the country. The plant belongs to the family chili Eggplant with the scientific name Capsicum sp. Chili has various types, namely red chili, curly chili, cayenne pepper, and paprika. Chili plants have many different types of growth and shape of fruit. Improvement of cultivation techniques is preferred to increase production. Therefore it is necessary to know the techniques of cultivation and production of seeds of red chilli plants through apprenticeship activities by students majoring in agricultural cultivation. Work internships are carried out at PT BISI International Tbk. Pujon Farm on 17 June 2019 until 10 August 2019. Internship is a learning activity for students which is carried out directly in applying the knowledge gained during lectures, adding insight and new knowledge in agriculture. Work internships are carried out through the literature study method obtained by collecting primary data in accordance with activities at PT BISI Internasional Tbk, conducting discussions and interviews with field supervisors and farmers. Secondary data obtained through literature on the technical rules of cultivation and production of red chili seeds. Work internship begins with land preparation, nursery, planting, care, selection, isolation, pollination, harvesting, and post-harvest. Treatment plants made in the technique of cultivation and red chili pepper seed production covering plant replanting, fertilization, pest and disease control, installation of stakes or trays, diversion and binding the stem plants, weeding, watering. Cultivation techniques of mastery, accuracy of pollination, and the condition of the environment is a factor that affects the success of red chili pepper seed production.



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan yang tidak bisa dihitung sehingga mampu menyelesaikan laporan magang kerja dengan judul “Studi Teknik Budidaya dan Produksi Benih Cabai (Capsicum annuum L.) Di PT BISI International Pujon Jawa Timur”. Laporan magang kerja disusun sebagai syarat pelaksanaan magang kerja. Dalam menyelesaikan laporan ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Orang Tua yang selalu memberikan bantuan doa, materi, dan motivasi untuk kesuksesan penyusun. 2. Ir. Koesriharti, MS. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, waktu dan motivasi dalam penyusunan proposal magang kerja. 3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan magang kerja ini. Penyusun menyadari bahwa penulisan laporan magang kerja masih terdapat kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Semoga magang kerja ini dapat memberikan manfaat kepada penulis, keluarga, rekan-rekan, dan semua pihak.



Malang, September 2019



Penyusun



DAFTAR ISI iii



RINGKASAN..........................................................................................................i SUMMARY............................................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................iii DAFTAR ISI..........................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi DAFTAR TABEL.................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii 1. PENDAHULUAN...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Tujuan Magang...............................................................................................2 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cabai.....................................................3 2.2 Macam Varietas Tanaman Cabai....................................................................4 2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai......................................................................4 2.4 Teknik Budidaya Cabai..................................................................................5 2.5 Produksi Benih Cabai.....................................................................................6 3. BAHAN DAN METODE...................................................................................9 3.1 Tempat dan Waktu..........................................................................................9 3.2 Metode Pelaksanaan.......................................................................................9 3.3 Jadwal Kegiatan Magang...............................................................................9 4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................11 4.1 Hasil..............................................................................................................11 4.1.1 Profil dan Gambaran Umum Perusahaan...............................................11 4.1.2 Teknik Budidaya dan Produksi Benih Cabai Besar...............................13 4.2 Pembahasan..................................................................................................25 4.2.1 Persiapan Lahan.....................................................................................25 iv



4.2.2 Persemaian.............................................................................................25 4.2.3 Penanaman.............................................................................................27 4.2.4 Pemeliharaan Tanaman..........................................................................27 4.2.5 Seleksi Tanaman....................................................................................29 4.2.6 Isolasi Tanaman.....................................................................................30 4.2.7 Polinasi..................................................................................................30 4.2.8 Panen dan Pasca Panen..........................................................................30 5. PENUTUP.........................................................................................................32 5.1 Kesimpulan...................................................................................................32 5.2 Saran.............................................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33 LAMPIRAN..........................................................................................................35



v



DAFTAR GAMBAR Nomor



Teks



Halaman



1. Persiapan lahan: (a) Pengolahan lahan dengan cangkul; (b) Bedengan yang telah diberi mulsa..............................................................................................13 2. Persiapan media semai: (a) Media semai yang telah tercampur; (b) Pengemasan media pada plastik semai; (c) Menyusun media pada tray................................14 3. Perendaman benih dengan air hangat................................................................15 4. Pemeraman benih: (a) Meletakkan benih pada kertas merang; (b) Kertas merang diletakkan dan dilipat dengan handuk; (c) Menyimpan dalam germinator.........................................................................................................15 5. Penyemaian: (a) Penyemaian benih; (b) Penyiraman bibit; (c) Penyemprotan pestisida dan pupuk...........................................................................................16 6. Pemindahan bibit dari media semai pada lahan budidaya................................16 7. Pemupukan: (a) Bahan yang digunakan untuk pemupukan; (b) Pupuk yang dilarutkan dalam air...........................................................................................17 8. Pengendalian OPT: (a) Bahan untuk pengendalian OPT; (b) Penyemprotan insektisida dan fungisida...................................................................................18 9. Pemasangan ajir dan lanjaran............................................................................19 10. Pengikatan batang tanaman dengan tali rafia..................................................19 11. Penyiangan gulma...........................................................................................20 12. Penyiraman......................................................................................................20 13. Polinasi: (a) Bunga jantan tanaman cabai besar; (b) Kegiatan polinasi tanaman cabai besar..........................................................................................21 14. Ekstraksi polen: (a) pengambilan kotak sari; (b) Penimbangan kotak sari; (c) Memasukkan serbuk sari dalam tube................................................................22 15. Cabai besar yang telah dipanen.......................................................................22 16. Pasca panen: (a) Perendaman dan pengayakan; (b)Pencucian benih; (c) Benih disaring dan diletakkan dalam kantong strimin; (d) Benih dikeringkan menggunakan centrifuse; (e) Benih dimasukkan dalam dryer selama 24 jam. .… 23 17. Sortasi benih: (a) Sortir benih; (b) Penulisan label benih; (c) Benih siap kirim ...........................................................................................................................24 vi



DAFTAR TABEL Nomor



Teks



Halaman



1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja....................................................9



vii



DAFTAR LAMPIRAN Nomor



Teks



Halaman



1. Biodata Mahasiswa...........................................................................................35 2. Denah Lokasi Magang......................................................................................36 3. Logbook Kegiatan Magang Kerja.....................................................................37



viii



ix



1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara agraris karena mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Lahan kosong yang terdapat di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Indonesia memiliki kondisi tanah kaya akan kandungan unsur hara yang dapat membantu proses pertumbuhan tanaman. Produk unggulan yang berasal dari sektor pertanian yaitu tanaman sayuran. Tanaman sayuran menjadi komoditas unggulan karena banyak diminati oleh masyarakat. Tanaman sayuran banyak mengandung gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman sayuran dapat dikonsumsi dengan diolah dan mentah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tanaman sayuran yang sangat diminati oleh kalangan masyarakat yaitu cabai dan volume cabai di pasaran tidak mengherankan dalam skala besar. Pada tahun 2014, produksi cabai besar di Indonesia sebesar 1.074.602 ton, tahun 2015 menurun menjadi 1.045.182, dan tahun 2016 produksi cabai merah tetap stabil sebesar 1.045. 587. Pada tahun 2014 produksi cabai besar di Jawa Timur sebesar 111.022 ton, tahun 2015 sebesar 91.135 ton, dan tahun 2016 sebesar 95.539 (Statistik pertanian, 2017). Cabai berasal dari benua Amerika, tepatnya di daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika. Eropa, dan Asia termasuk negara Indonesia. Cabai merupakan tanaman perdu famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal cabai merah, cabai rawit, cabai keriting, dan paprika. Tanaman cabai memiliki banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Tanaman cabai merupakan komoditas yang paling menjanjikan karena besarnya kebutuhan didalam negeri maupun diluar negeri. Permintaan tanaman cabai semakin tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, obat-obatan, dan idustri makanan dapat meraup keuntungan. Tanaman cabai merupakan tanaman hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Cabai termasuk tanaman yang disukai petani karena tidak tergantung pada musim. Perbaikan teknik budidaya lebih diutamakan untuk peningkatan produksi, oleh karena itu cabai termasuk tanaman hemat lahan. Air hujan yang turun terusmenerus menyebabkan tanaman tidak tahan. Genangan air pada daerah 1



penanaman dapat menyebabkan daun rontok dan terserang penyakit air. Bunga dan buah menjadi berguguran akibat dari pukulan air hujan. Penyebaran dan perkembangan hama serta penyakit disebabkan oleh kelembaban yang tinggi. Untuk mengetahui teknik budidaya dan produksi benih cabai merah diperlukan suatu studi yang dapat melatih mehasiswa secara langsung di lapang melalui kegiatan magang kerja di PT BISI Internasional Pujon. PT BISI Internasional telah melaksanakan kegiatan produksi benih sejak 1983. PT BISI Internasional mengembangkan 18 crop bersari benih hibrida dan 11 crop benih bersari bebas. Varietas unggulan benih cabai merah hibrida antara lain cabai hibrida F1 imperial -10 dan F1 Elegance. 1.2 Tujuan Magang 1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman cabai merah 2. Untuk mengetahui produksi benih tanaman cabai merah



2



2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cabai Cabai termasuk ke dalam suku terong-terongan (Solanaceae) merupakan tanaman yang tumbuh didataran rendah atau dataran tinggi. Menurut klasifikasi tanaman cabai termasuk kedalam divisi Spermatopyhta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanes, famili Solanaceae, genus Capsicum, dan spesies Capsicum annuum L. Tanaman cabai telah dibudidayakan diseluruh dunia sebagai komoditas pertanian yang penting (Harpenas dan Dermawan, 2010). Akar tanaman cabai agak menyebar, memiliki panjang berkisar 25-35 cm. Akar berfungsi untuk menyerap zat makanan dan air dari dalam tanah, serta sebagai penguat berdirinya batang tanaman. Tanaman cabai merupakan tanaman semusim dengan perakaran akar tunggang (Harpenas dan Dermawan, 2010). Akar cabai yang tumbuh tegak luruk dalam tanah berfungsi untuk penegak pohon dengan kedalaman ± 200 cm dan berwarna cokelat. Akar-akar cabang tumbuh dari akar tunggang, didalam tanah akar cabang tumbuh secara horizontal, akar serabut yang berbentuk kecil-kecil tumbuh dari akar cabang dan membentuk masa yang rapat (Tjahjadi,1991). Batang utama tanaman cabai tegak dan memiliki pangkal berkayu dengan panjang 20-28 cm, berdiameter 1,5-2,5 cm. Percabangan batang berwarna hijau dengan panjang 5-7 cm, percabangan batang berdiameter 0,5-1 cm (Hewindati, et al., 2006). Tanaman cabai dapat tumbuh setinggi 50-150 cm, berbatang tegak yang bentuknya bulat, batang berwarna hijau, dan memiliki batang yang beruasruas (Tjahjadi, 1991). Daun tanaman cabai berbentuk hati, lonjong, atau agak bulat telur dengan posisi selang-seling (Harpenas dan Dermawan, 2010). Lebar daun berkisar 3,5-5 cm dan panjang daun 9-15 cm, daun tanaman cabai termasuk dalam daun tunggal. Tulang daun menyirip, pangkal meruncing, ujung runcing, lebar 1-5 cm (Hewindati et al., 2006). Bunga berwarna putih, tetapi ada yang berwarna ungu, dan bunga berbentuk terompet kecil. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempurna karena terdiri dari tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin



3



jantan, dan alat kelamin betina. Disebut sebagai hermaphrodite karena alat kelamin betina dan jantan terdapat pada satu bunga. Umumnya buah yang sudah tua berwarna kuning hingga merah. Fase pembungaan pada tanaman cabai berumur 60-75 hari setelah persemaian dan proses penuaan buah antara 50-60 hari saat bunga mekar. Bentuk biji yaitu kecil, bulat pipih seperti ginjal dengan warna kuning kecoklatan 2.2 Macam Varietas Tanaman Cabai Capsicum annuum merupakan spesies paling luas yang dibudidayakan dan paling penting secara ekonomis, meliputi buah manis dan pedas dengan berbagai bentuk serta ukuran. Domestikasi bentuk yang diklasifikasikan sebagai C. annuum var. annuum, anggota liarnya adalah Capsicum annuum var. aviculare. Domestikasi spesies ini telah didomestikasi di wilayah sekitar Meksiko dan Guatemala (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Cabai merah varietas longum memiliki buah yang besar. Cabai merah terdapat beberapa jenis antara lain cabai keriting yang berukuran lebih kecil dari cabai merah biasa, dan memiliki aroma lebih tajam. Buah muda cabai kerting berwarna hijau dan ada yang ungu. Jenis cabe merah lainnya yaitu hot beauty yang disebut cabai Taiwan. Ukuran buahnya panjang, besar, dan lurus. Cabai tit super dikenal sebagai cabai lokal, buahnya berwarna merah tua menyala, memiliki ukuran besar, panjang, mulus, memiliki ujung mengecil runcing dan bengkok. Jenis cabai merah yang terdapat di Indonesia di antaranya adalah cabai semarang, cabai paris, cabai jatilaba, dan cabai long chili (Setiadi, 2006). Varietas cabai merah yang tergolong unggul antara lain Prabu F1, Maraton F1, Gada F1, Kresna F1, Adipati F1, Sultan F1, Senopati F1, Provost F1, Astina F1, dan Wibawa F1 (Harpenas dan Dermawan, 2010). 2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Tanaman cabai membutuhkan suhu minimum 24-280 C. Pada suhu 150 C dan lebih dari 320 C menghasilkan buah cabai yang kurang baik. Pertumbuhan dapat terhambat jika suhu terlalu dingin. Tanaman cabai dapat tumbuh pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup dan teratur. Penanaman tanaman cabai untuk ketinggian tempat adalah dibawah 1400 mdpl. Tanaman cabai dapat ditanam didataran rendah sampai dataran tinggi, tetapi didataran tinggi tidak 4



mampu berproduksi secara maksimal. Tanaman cabai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dari tanah berpasir sampai tanah liat, dan cabai mudah beradaptasi dengan baik (Harpenas dan Dermawan, 2010). Cabai akan tumbuh optimum pada tanah dengan ph 6-7. Struktur tanah cabai harus remah atau gembur (Setiadi, 2006). Tanah yang cocok untuk cabai adalah tanah yang mengandung unsur N dan K, dan cabai tidak suka dengan air yang terlalu menggenang (Tjahjadi, 1991). 2.4 Teknik Budidaya Cabai Produksi cabai merah dapat berhasil karena dipengaruhi oleh kualitas benih yang dicerminkan oleh tingginya produksi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta tingkat adaptasi iklim. Lebih baik membeli biji benih dari distributor yang lebih terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kemurnian dan daya kecambahnya (Tjahjadi,1991). Benih sebelum ditanam harus disemai terlebih dahulu, sebelum persemaian benih cabai direndam dengan air panas ± 50 0 C selama ± 1 jam. Beberapa hal yang harus dipersiapkan setelah persemaian yaitu: a.



Pengolahan dan pembersihan lahan Pengolahan dilakukan menggunakan cangkul atau bajak tergantung pada



kondisi lahan dan luas lahan yang akan diolah. Lahan yang akan ditanam cabai di cangkul sedalam 30 cm sampai gembur. Tanah kemudian diratakan dan membersihkan gulma atau sisa-sisa tanaman. b.



Penanaman dan pemupukan Pada penanaman tanah harus lembab agar bibit dapat tumbuh dengan



cepat.dan penanaman dilakukan pada sore hari. Pemilihan waktu tanam cabai sangat penting karena berhubunga dengan ketersediaan air, curah hujan, serta gangguan hama dan penyakit. Waktu tanam cabai yang tepat yaitu pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Menanam bibit yang berumur 1-1,5 bulan setelah persemaian atau daun sudah keluar 4-5 helai. Membuat lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (60x70 cm). Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk kandang (20-30 ton/ha) dan TSP (100-150 kg/ha) yang diberikan sebelum tanam. Pupuk urea (100-150 kg/ha), ZA (300-400 kg/ha), dan KCl (150200 kg/ha) diberikan pada umur 3,6 sampai 9 minggu setelah tanam, dan masingmasing sepertiga dosis (Hilman dan Suwandi,1992; Nurtika dan Hilman, 1991).



5



c.



Pemeliharaan tanaman Penyulaman sebaiknya dilakukan pada minggu pertama atau minggu kedua



setelah tanam, bibit cabai yang telah mati diganti dengan sisa bibit yang ada. Semua gulma dibersihkan dari lahan. Pembubunan dilakukan jika tanah terkikis atau longsor dari bedengan. Pemangkasan atau pemotongan tunas yang tidak diperlukan dilakukan sekitar 17-21 hst, tunas tumbuh diketiak daun. Pengairan atau penyiraman dilakukan pada musim kering, penggenangan dapat dilakukan dua minggu sekali agar air meresap ke perakaran. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman mulai berdaun, ajir bambu dipasang secara tegak atau miring, dan dipasang 4 cm dibatas terluar tajuk tanaman (Hewindati et al., 2006). d.



Panen dan pasca panen Pemanenan tanaman cabai pada saat berumur 60-80 hari stelah tanam.



Pemanenan dilakukan saat buah sudah berwarna merah penuh. Pemanenan dilakukan dengan memetik buah beserta tangkai yang bertujuan agar dapat disimpan lebih lama. Buah cabai yang terkena hama atau penyakit tetap dipanen agar tidak menjadi sumber penyakit tanaman cabai. Memisahkan antara buah cabai yang sehat dan buah cabai yang rusak. Waktu panen dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimum. 2.5 Produksi Benih Cabai Persyaratan umum dalam memproduksi benih tanaman cabai antara lain sumber benih harus benar dan berkualitas, benih merupakan faktor yang menentukan kesuksesan dalam budidaya. Benih ditanam pada lahan yang bersih, bebas dari gulma atau tanaman lain. Hal ini bertujuan agar menghindari adanya kompetisi unsur hara dan air, serta untuk mencegah timbulnya penyakit. Menanam benih pada lahan yang sebelumnya tidak ditanami tanaman famili terungterungan. Isolasi tanaman untuk mencegah terjadinya penyerbukan silang dengan varietas lain. Isolasi untuk pertanaman benih cabai adalah isolasi jarak, waktu tanam, tempat, dan perantara. Isolasi jarak pada lahan tanaman cabai untuk benih penjenis harus memiliki jarak antar varietas ± 500 m (Howthorn dan Pollard, 1954). Pada kelas benih dibawah benih penjenis, jarak tanam antar varietas dapat lebih pendek yaitu ± 200 meter. Isolasi waktu tanam, jika dua atau lebih varietas yang berbeda ditanam dalam petak yang berdampingan, maka waktu tanam diatur 6



sedemikian rupa sehingga saat berbunga tidak bersamaan, minimal dengan selisih 75 hari, dan diharapkan tidak terjadi persilangan bebas di lapang. Isolasi tempat, setiap varietas ditanam tersendiri didalam ruangan-ruangan khusus. Perantara, tanaman seperti jagung, sorgum, rumput tinggi atau tebu juga efektif untuk mengisolasi pertanaman cabai yang ditujukan untuk produksi benih (Poulos, 1993). Seleksi bertujuan untuk memperoleh kemurnian benih, baik pada fase vegetatif maupun fase generatif. Kegiatan seleksi dilakukan minimal 2 atau 3 kali selama pertanaman (Poulos, 1993). Seleksi tanaman dilakukan ketika tanaman masih berada di persemaian atau ketika sudah berada di lapang. Persemaian harus dibersihkan dari rerumputan dan diadakan seleksi dengan membuang semaian yang sakit, tipe simpang dan varietas lain. Seleksi dilakukan dengan mengamati warna hipokotil. Pembersihan dan seleksi untuk membuang tipe simpang harus dilakukan setelah tanaman dipindahkan ke lapang. Pada fase vegetatif (30-40) hari setelah tanam dilakukan pengamatan terhadap sifat tipe percabangan, tinggi tanaman, dan bentuk daun. Pada fase berbunga (45-60) hari setelah tanam dilakukan pengamatan terhadap warna bunga, kedudukan bunga, jumlah bunga per ruas, dan umur bunga. Pada fase berbuah (70-90) hari setelah tanam dilakukan pengamatan terhadap warna buah muda dan warna buah matang, kedudukan buah, sifat pembuahan (tunggal atau majemuk), dan bentuk buah. Seleksi juga dilakukan terhadap tanaman dengan kriteria sumber benih harus sehat, berbuah lebat, bebas hama dan penyakit yang bertujuan untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian dan mutu tinggi (Kusandriani dan Muharam, 2005). Mencegah tercampurnya benih dengan benih varietas lain pada panen dan prosesing benih. Pada prosesing harus memperhatikan kebersihan alat yang digunakan. Benih diberi label yang jelas menurut varietas dengan keterangan seperti kadar air dan daya kecambah benih. Pelabelan dilakukan saat persemaian, tanam, prosesing, hingga penyimpanan benih (Kusandriani dan Muharam, 2005). Prosesing benih pada tanaman cabai dapat dilakukan secara manual untuk buah yang memiliki jumlah sedikit. Buah cabai dalam jumlah banyak dapat menggunakan alat bantu seperti penggiling daging yang dimodifikasi, yaitu ujung pisau ditumpulkan untuk mengesktrak buah cabai. Benih perlu dibersihkan 7



dengan air mengalir. Perendaman buah dengan cara merendam buah cabai yang telah dibelah dalam tong atau ember berisi air bersih, selama satu malam, setelah itu buah dicuci dengan air bersih. Kelebihan prosesing benih cabai secara manual yaitu diperoleh benih dengan kualitas lebih baik dan persentase daya kecambah lebih tinggi. Kelemahan prosesing secara manual yaitu waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan alat. Alat yang digunakan harus bersih dan tidak tercampur dengan benih varietas lain (Kusandriani dan Muharam, 2005). Sortasi benih dilakukan setelah pengeringan dengan memilih benih yang berukuran normal. Benih yang hampa, rusak, berwarna hitam atau cokelat dibuang. Menghindari adanya hama dan penyakit, benih dapat diberi perlakuan pestisida berbahan aktif Metalaxyl dengan konsentrasi 0,2%. Benih disimpan dalam kantung aluminium foil atau dalam wadah yang terbuat dari metal atau kaca, tempat penyimpanan benih harus tertutup sangat rapat agar udara tidak dapat masuk ke dalam wadah (Kusandriani dan Muharam, 2005). Kualitas dan daya tahan benih pada tempat penyimpanan (gudang penyimpanan) menentukan dua faktor yaitu kadar air benih dan suhu gudang penyimpanan “suhu rendah”. Penyimpanan benih jangka menengah (18-24 bulan), suhu yang dibutuhkan yaitu 16-200 C. dan kelembaban 50% (Sutopo, 1993).



8



3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan magang kerja dilakukan di PT BISI Internasional Tbk, Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada 17 Juni 2019 sampai dengan 10 Agustus 2019. 3.2 Metode Pelaksanaan Pelaksanaan magang kerja di PT BISI internasional Pujon menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data primer dan data primer dan data sekunder yang mendukung dalam penyusunan laporan. 3.2.1 Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh setelah mengamati dan melaksanakan praktek kerja secara langsung sesuai dengan aktivitas yang berlangsung di PT BISI Internasional Pujon yang meliputi kegiatan seperti pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, seleksi, isolasi, polinasi, panen dan pasca panen. Selain itu, melakukan diskusi dan wawancara dengan pembimbing lapang, petani, dan mitra kerja secara aktif mengenai proses budidaya tanaman cabai merah yang meliputi pengolahan lahan, penanaman, perawatan, pengendalian hama dan penyakit. 3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan membaca pustaka berupa jurnal, buku, laporan hasil penelitian dan standar operasional PT BISI Internasional Tbk tentang aturan teknis budidaya dan produksi benih cabai merah. 3.3 Jadwal Kegiatan Magang Kegiatan magang kerja dilaksanakan selama 2 bulan, pada bulan Juni sampai Agustus 2019 dengan rincian seperti berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja No



Kegiatan



Minggu ke1



2



3



Pengenalan Perusahaan 1



Lokasi Perusahaan



2



Srtuktur Organisasi



9



4



5



6



7



8



3



Sinkronisasi Jadwal



4



Materi Ruang Praktek Di Lapang



5



Persiapan Lahan



6



Persemaian



7



Penanaman



8



Perawatan



9



Seleksi



10



Isolasi



11



Polinasi



11



Panen



12



Pasca Panen Wawancara dan Diskusi



13



Seleksi, isolasi, dan polinasi



14



Penyusunan Laporan Mingguan



15



Penyusunan Laporan Magang



10



4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Profil dan Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah Singkat PT BISI Internasional Tbk PT BISI Internasional Tbk merupakan perusahaan penghasil benih yang didirikan pada 22 juni 1983. Perusahaan pada awalnya terbentuk melalui kerja sama antara Charoen Pokphand Overseas Investment Co. Ltd dan PT Sri Rejeki Nusantara dengan nama PT. Bright Indonesia Seed Industry. Status perusahaan pada saat itu merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Pada tahun 1994 PT Bright Indonesia Seed Industry diubah menjadi PT BISI Internasional Tbk meliputi rapat umum pemegang saham perusahaan dengan akta notaris No 33 tertanggal 23 desember 1994 dan Surat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) no 1220/a6/1994 tertanggal 29 ovember 1994. Hal ini terjadi karena perubahan dari perusahaan yang berbentuk penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Bisi merupakan singkatan dari benih inti subur intani. PT BISI Internasional Tbk telah mendapatkan akreditasi sistem mutu dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura LSSM-BTPH pada tahun 2000. Pada tahun 2005 PT BISI Internasional Tbk mendapatkan sertifikat untuk sertifikasi sistem manajemen mutu sesuai standar SNI dan LSSM-BTPH dan Komite Akreditasi Nasional (KAN). Di tahun yang sama perusahaan mulai mengembangkan ekspor hingga ke mancanegara antara lain China, Filipina, Jepang, Vietnam, dan Malaysia, kemudian dikembangkan lagi ke India pada tahun 2008. Kegiatan yang dilakukan perusahaan meliputi penelitian dan pengembangan sekaligus menjalankan kegiatan produksi, processing, pemasaran, distribusi, dan penjualan yang mencakup seluruh wilayah di Indonesia. PT BISI Internasional Tbk memiliki kantor pusat sekretariat perseroan yang berda di jalan raya Surabaya-Mojokerto km 19, Desa Bringin Bendo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. PT BISI Internasional Tbk memiliki tiga cabang perusahaan yaitu PT Multi Sarana Indotani (MSI) sebagai perusahaan penghasil pestisida, PT. Tanindo Subur 11



Prima (TSP) yang merupakan importir dan distributor benih hortikultura, dan PT. Tanindo Intertraco (TINCO) yang mendistribusikan produk MSI dan BISI. B. Visi dan Misi PT BISI Internasional Tbk memiliki visi “memberi pangan bagi dunia yang berkembang” dengan misi perusahaan yaitu “seiring dengan peningkatan kebutuhan dunia akan pangan, pakan, energi, dan serat PT BISI Internasional Tbk menyediakan produk-produk teknologi dan pelayanan inovatif untuk membantu petani dalam rangka peningkatan produktifitasnya. PT BISI Internasional Tbk memiliki lima falsafah perusahaan yaitu: a. Berguna bagi nusa dan bangsa b. Berdedikasi untuk membangun dan memajukan pertanian c. Saling menghormati dan membina kerjasama d. Berpegang teguh pada kualitas dan memberikan pelayanan terbaik e. Berjuang terus untuk mencapai yang terbaik C. Struktur Organisasi PT. BISI Internasional Tbk Rapat Umum Pemegang



Dewan Komisaris Komite Direksi Audit Internal



Human Resources



Marketing



Seed Processing



Field Crop Prod & GA



Seed Quality Control



12



Research & Development



New Project Development



Finance & Accounting



4.1.2 Teknik Budidaya dan Produksi Benih Cabai Besar Berdasarkan hasil kegiatan praktek lapang yang telah dilakukan selama magang kerja di PT. BISI Internasional Tbk farm Pujon mengenai Teknik budidaya dan produksi benih cabai besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persiapan Lahan Persiapan lahan diawali dengan tahap pengolahan pada lahan yang akan digunakan untuk penanaman cabai besar. Penanaman dilakukan didalam greenhouse. Pengolahan lahan dimulai dengan pembongakaran tanaman dan pembersihan tanaman, kegiatan tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 1a. Pada tahap ini dilakukan pemberian pupuk kandang sapi, petroganik, dan dolomit sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang sebagai pupuk dasar karena memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang mudah diperoleh. Dolomit (kapur pertanian) sebagai pupuk dasar karena dapat meningkatkan pH dalam tanah. Pemberian petroganik dikarenakan dapat menambah unsur hara tanaman baik unsur hara makro maupun mikro. Setelah melakukan pengolahan, dilakukan pembuatan bedengan dengan ukuran lebar bedengan 80 cm dan jarak bedengan 80 cm. Langkah berikutnya dilakukan pemasangan mulsa diatas bedeng dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP) untuk menjaga kelembaban tanah sehingga air yang diserap oleh akar tanaman menjadi lebih efektif., mengurangi penguapan air dari dalam tanah, menekan pertumbuhan gulma. Bedeng yang telah dimulsa dapat ditunjukkan pada gambar 1b.



(a)



(b)



Gambar 1. Persiapan lahan: (a) Pengolahan lahan dengan cangkul; (b) Bedengan yang telah diberi mulsa



13



2. Persemaian Benih a. Persiapan media semai Persiapan media semai merupakan langkah atau tahap pertama yang dilakukan sebelum kegiatan persemaian. Kegiatan persemaian merupakan kegiatan untuk mempersiapkan bibit tanaman sebelum dipindahkan ke lapang agar tanaman dapat tumbuh optimal dalam keadaan sehat dan seragam. Komponen dari media semai harus diperhatikan agar mampu mendukung pertumbuhan benih. Media yang digunakan untuk persemaian yaitu cocopeat dan pupuk kandang. Mempersiapkan 10 karung cocopeat, 5 karung pupuk kandang, 5 kg NPK, dan mencampurkan semua bahan secara merata, seperti pada gambar 2a. Cocopeat berfungsi sebagai media semai. Pupuk kandang memiliki unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, dan pupuk NPK sebagai penambah unsur hara tanaman. Bahan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam kantong plastik semai dengan ukuran 6 cm x 9 cm x 0.3 mm yang ditunjukkan pada gambar 2b. Plastik semai yang telah terisi media disusun dalam tray yang ditunjukkan seperti gambar 2c.



(a)



(b)



(c)



Gambar 2. Persiapan media semai: (a) Media semai yang telah tercampur; (b) Pengemasan media pada plastik semai; (c) Menyusun media pada tray b. Perendaman benih Awal dari proses persemaian dengan perendaman benih. Manfaat dari perendaman benih yaitu untuk mempercepat waktu perkecambahan, kadar air sangat mempengaruhi kemampuan benih dalam berkecambah. Tahap perendaman benih antara lain mempersiapkan termos (wadah air), air hangat, kantong dan benih yang akan diperam, memasukkan benih dalam kantong dan direndam dengan air hangat yang ditunjukkan pada gambar 3, dan mendiamkan selama 2 jam.



14



Gambar 3. Perendaman benih dengan air hangat c. Pemeraman benih Benih yang telah direndam selama 2 jam kemudian diperam menggunakan kertas merang dan disimpan dalam germinator. Pemeraman bertujuan untuk merangsang perkecambahan dan kelembaban benih. Tahap pemeraman antara lain meletakkan benih diatas sususan 3 lapis kertas merang yang telah diberi kode varietas, tanggal peram, jumlah benih, pihak yang memesan benih, dan dibasahi dengan air agar kelembaban media peram tetap terjaga, ditunjukkan pada gambar 4a. Kertas merang dilipat dan dibungkus menggunakan handuk basah. Tujuan membasahi handuk agar kelembaban kertas merang selama dalam germinator tetap terjaga, ditunjukkan pada gambar 4b. Menyimpan dalam germinator dengan suhu 400C selama 3-5 hari yang ditunjukkan pada gambar 4c.



(a)



(b)



(c)



Gambar 4. Pemeraman benih: (a) Meletakkan benih pada kertas merang; (b) Kertas merang diletakkan dan dilipat dengan handuk; (c) Menyimpan dalam germinator d. Penyemaian Penyemaian dilakukan setelah muncul calon akar, benih yang telah diperam dikeluarkan dari germinator dan disemai pada plastik yang telah diberi media. Penyemaian dilakukan untuk menyiapkan bibit yang sehat dan kuat agar 15



memperoleh tanaman yang seragam. Pemindahan benih dari kertas merang menuju media semai dilakukan menggunakan pinset dan media semai diberi lubang tanam kurang lebih 1 cm. Tahap berikutnya setelah transplanting dengan melakukan perawatan bibit tanaman cabai seperti penyiraman, penyiangan, pemberian pupuk daun dengan disemprot, dan pemberian pestisida. Bibit tanaman yang telah tumbuh daun 3-5 helai siap dipindah tanam pada lahan budidaya



(a)



(b)



(c)



Gambar 5. Penyemaian: (a) Penyemaian benih; (b) Penyiraman bibit; (c) Penyemprotan pestisida dan pupuk 3. Penanaman Penanaman dilakukan pada bibit yang telah memiliki batang dan kotiledon terbuka sempurna. Penanaman dilakukan pada siang hari. Tahap awal yang dilakukan dengan melepas plastikbag agar perkembangan akar dapat optimal. Lubang tanam dibuat sedalam 5-10 cm menggunakan tugal. Bibit dikeluarkan dari plastik dan diletakkan dalam lubang tanam yang telah dibuat dan ditutup dengan tanah hingga dibawah kotiledon tanaman, ditunjukkan pada gambar 6. Pada proses penanaman bibit diusahakan tidak mengenai mulsa plastik. Bibit yang menyentuh mulsa akan mudah layu dan mati karena permukaan mulsa plastik yang panas saat terkena paparan sinar matahari.



Gambar 6. Pemindahan bibit dari media semai pada lahan budidaya



16



4. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman cabai merah di PT BISI Internasional Tbk meliputi penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemasangan ajir/lanjaran, penyiraman, pengikatan tanaman, penyiangan: a. Penyulaman Penyulaman merupakan mengganti bibit yang mati dengan bibit tanaman yang baru. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hst. Tujuan penyulaman dilakukan dalam rentang waktu yang berdekatan agar tanaman tetap seragam. b. Pemupukan Pemupukan di PT BISI Internasional Tbk menggunakan pupuk NPK 16:16:16 dan SP36. Pemupukan dilakukan dengan melarutkan pupuk NPK dan SP36 dengan air dalam drum 250 liter. Pemupukan susulan dilakukan pada 7 hari setelah tanam hingga tanaman berumur lebih dari satu bulan. Bahan yang digunakan untuk pemupukan ditunjukkan pada gambar 7a. Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan cara dikocor, yaitu pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan ke perakaran tanaman cabai merah yang ditunjukkan pada gambar 7b.



(a)



(b)



Gambar 7. Pemupukan: (a) Bahan yang digunakan untuk pemupukan; (b) Pupuk yang dilarutkan dalam air c. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit di PT BISI Internasional Tbk pada lahan budidaya cabai merah dilakukan secara preventif dan kuratif. Tindakan secara preventif dengan sanitasi lahan. Sanitas lahan bertujuan untuk menghilangkan inang OPT dengan membersihkan lahan dari gulma, tumbuhan pengganggu, dan sisa tanaman. Tindakan kuratif dilakukan setelah terdapat serangan hama dan penyakit.



Tindakan



kuratif



dilakukan 17



dengan



penyemprotan



pestisida



menggunakan



sprayer



yang



dibantu



oleh



diesel.



Sebelum



dilakukan



penyemprotan, larutan pestisida dan perekat pestisida dilarutkan dalam drum berukuran 250 liter. Bahan penyemprotan pestisida ditunjukkan pada gambar 8a. Pengaplikasian pestisida dilakukan dua kali dalam satu minggu. Penyemprotan pestisida dapat ditunjukkan pada gambar 8b. Hama utama yang menyerang tanaman cabai merah di PT BISI Internasional Tbk yaitu thrips dan kutu kebul. Hama Thrips memiliki ukuran tubuh yang kecil, gejala yang ditimbulkan terdapat noda perak pada daun muda. Kerugian yang ditimbulkan yaitu pertumbuhan menjadi lambat, pembentukan bunga dan buah menjadi terhambat, daun menguning dan keriting. Pestisida yang digunakan Tumagon dan Bima. Kutu kebul merupakan hama yang bertindak sebagai vector dari penyakit tanaman cabai. Gejala yang ditimbulkan terdapat bercak nekrotik. Penyakit yang menyerang tanaman cabai merah yaitu Gemini virus. Gejala yang ditimbulkan terdapat bercak kuning daun yang mengecil dan mengkerut, dan tanaman menjadi kerdil. Pengendalian yang dilakukan dengan memangkas tanaman cabai merah yang terkena virus. Penyakit layu fusarium disebabkan oleh fungsi. Gejala yang ditimbulkan layu pada ujung tanaman, daun berwarna kuning, dan batang berwarna cokelat. Pestisida yang digunakan yaitu Benstar dan Victory.



(a)



(b)



Gambar 8. Pengendalian OPT: (a) Bahan untuk pengendalian OPT; (b) Penyemprotan insektisida dan fungisida d. Pemasangan Ajir dan Lanjaran Pemasangan ajir dilakukan pada umur satu bulan setelah tanam. Ajir yang digunakan terbuat dari bambu yang telah dibelah. Ajir yang dipasang berjajar dengan jarak 1 meter atau tiap 3 lubang tanam. Pemasangan ajir bertujuan agar 18



tanaman tidak mudah rebah. Pemasangan salaran merupakan pemasangan bambu secara tegak lurus dengan ajir. Pemasangan salaran bertujuan agar memudahkan dalam perawatan tanaman karena cabang tanaman cabai yang kurang teratur mudah tersangkut dan patah. Pemasangan ajir dan lanjaran ditunjukkan pada gambar 9.



Gambar 9. Pemasangan ajir dan lanjaran e. Pewiwilan dan Pengikatan Batang tanaman Pewiwilan atau perempelan di PT BISI Internasional Tbk tidak dilakukan. Pengikatan tanaman di PT BISI Internasional Tbk dilakukan selama masa pertumbuhan tanaman. Kegiatan pengikatan batang tanaman pada lanjaran bertujuan agar tanaman dapat merambat ke atas dan mendapatkan sinar matahari ke seluruh tanaman. Pengikatan tanaman dilakukan dengan mengikat batang dibawah cabang Y tanaman dengan menggunakan tali rafia, dan tali rafia diikatkan pada salaran.. Kegiatan pengikatan ditunjukkan pada gambar 10.



Gambar 10. Pengikatan batang tanaman dengan tali rafia f. Penyiangan Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan gulma di sekitar tanaman. Penyiangan bertujuan untuk mengurangi persaingan penyerapan hara dan 19



mencegah perkembangan hama dan penyakit karena tanaman pengganggu dapat sebagai inang OPT. Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tangan. Kegiatan penyiangan ditunjukkan pada gambar 11.



Gambar 11. Penyiangan gulma g. Penyiraman Penyiraman tanaman cabai besar di PT BISI Internasional Tbk dilakukan dengan menggunakan drip. Drip disalurkan ke tanaman dalam 15 menit. Penyiraman dilakukan setiap hari, terutama pada pagi hari. Penyiraman tanaman cabai besar ditunjukkan pada gambar 12.



Gambar 12. Penyiraman 5. Seleksi Tanaman Seleksi tanaman di PT BISI Internasional Tbk dilakukan untuk menjaga kemurnian benih yang dihasilkan. Kegiatan dilakukan dengan menyeleksi tanaman induk baik jantan dan betina mulai dari fase vegetatif dan fase generatif. Jika terdapat tanaman off type maka tanaman tersebut harus dicabut.



20



6. Isolasi Isolasi tanaman bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan silang dengan varietas lain. Penyerbukan silang diakibatkan oleh serangga sehingga isolasi pada tanaman cabai sangat penting. 7. Polinasi Polinasi merupakan kegiatan menyerbukkan tepung sari dari bunga jantan terhadap putik pada bunga betina. Polinasi di PT BISI Internasional Tbk dilakukan dengan pemetikan tetua jantan dan ekstrasi polen. Bunga jantan pada tanaman cabai besar ditunjukkan pada gambar 13a. Kegiatan budidaya tanaman cabai di PT BISI Internasional Tbk proses polinasi dilakukan oleh tenaga manusia. Proses polinasi ditunjukkan pada gambar 13b. Pemetikan bunga jantan dilakukan setiap hari dengan memetik bunga yang belum pecah kotak sarinya. Polinasi bunga jantan dan bunga betina dari tanaman yang berbeda.



(a)



(b)



Gambar 13. Polinasi: (a) Bunga jantan tanaman cabai besar; (b) Kegiatan polinasi tanaman cabai besar Ekstrasi merupakan kegiatan pengambilan serbuk sari dari kepala sari bunga tanaman cabai. Ekstraksi polen dilakukan dengan mengambil kotak sari yang belum terbuka menggunakan pinset dan telah dikumpulkan, tahap berikutnya dengan memasukkan kedalam amplop kertas dan menempatkan pada kotak plastik yang berisi silica gel. Silica gel berfungsi untuk menyerap kadar air dalam kotak plastik. Silica gel akan membantu kotak sari untuk pecah dan serbuk sari dapat keluar dari kepala sari. Memasukkan kotak sari yang telah pecah kedalam alat penyaring, dengan tujuan untuk memisahkan serbuk sari dan kotak sari. Memasukkan serbuk sari dalam tube dan disimpan dalam lemari pendingin.



21



Polinasi dilakukan dengan menyetuhkan alat polinator yang berisi serbuk sari pada bunga betina.



(a)



(b)



(c)



Gambar 14. Ekstraksi polen: (a) pengambilan kotak sari; (b) Penimbangan kotak sari; (c) Memasukkan serbuk sari dalam tube 8. Panen dan Pasca Panen a. Panen Cabai besar yang siap dipanen adalah cabai besar dengan ciri fisik antara lain kulit buah berubah warna menjadi kemerahan. Contoh cabai besar yang siap untuk dipanen ditunjukkan pada gambar 15. Pemanenan dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-10.00 WIB agar buah dalam kondisi segar ketika dipanen. Alat yang digunakan untuk kegiatan panen secara manual menggunakan tangan. Pemanenan dilakukan dengan memetik buah beserta tangkai agar dapat disimpan lebih lama. Buah yang telah dipanen dimasukkan dalam karung dan diberi label. Buah tersebut kemudian dikirm ke tempat pemrosesan benih untuk pengambilan biji.



Gambar 15. Cabai besar yang telah dipanen



22



b. Pasca Panen Prosesing benih merupakan kegiatan memisahkan daging buah dengan bijinya. Tahapan pasca panen yang dilakukan oleh PT BISI Internasional Tbk yaitu pendataan hasil panen yang telah diberi indentitas tanaman agar tidak tercampur pada varietas lain. Pendataan hasil panen meliputi asal lahan, nomor petak, tanggal panen, nomer kontrak, jenis varietas, jumlah panen (kg), dan nama staf yang bertanggung jawab. Peritis merupakan memisahkan tangkai dari buah cabai. Tujuan peritis untuk memudahkan pada proses penggilingan di mesin giling. Tahap selanjutnya cabai dihaluskan dengan mesin giling. Proses pemisahan antara daging buah dan benih setelah digiling direndam dengan air, dan diayak dapat dilihat seperti pada gambar 16a. Benih yang telah terpisah dengan daging buah dicuci bersih menggunakan air yang ditunjukkan pada gambar 16b. Benih yang telah dicuci disaring dan diletakkan dalam kantong strimin dapat dilihat seperti pada gambar 16c. Pencucian benih dilakukan untuk menghilangkan daging buah yang masih menempel pada benih. Benih dikeringkan menggunakan centrifuse selama 5-10 menit dapat dilihat seperti gambar 16d. Benih yang telah dikeringkan kemudian didryer selama 24 jam dengan suhu 40 0C, dapat dilihat seperti pada gambar 16e.



(a)



(b)



(c)



(d)



(e)



Gambar 16. Pasca panen: (a) Perendaman dan pengayakan; (b)Pencucian benih; (c) Benih disaring dan diletakkan dalam kantong strimin; (d) Benih dikeringkan menggunakan centrifuse; (e) Benih dimasukkan dalam dryer selama 24 jam c. Sortasi Benih Sortasi benih dilakukan untuk memisahkan antara benih yang berkualitas baik dan rusak (benih berwarna hitam). Sortasi dilakukan secara manual. Proses sortasi dapat ditunjukkan pada gambar 17a. Tahap selanjutnya, benih yang telah tersortir dimasukkan dalam plastik klip dan disimpan pada ruang penyimpanan benih. Sebelum benih dikirim dilakukan penimbangan sampel, penulisan label, dan 23



pengemasan yang ditunjukkan pada gambar 17b. Jika semua berkas yang diperlukan dalam proses pengiriman siap, maka benih siap dikirim untuk dicek kualitas mutu benih yang ditunjukkan pada gambar 17c.



(a)



(b)



(c)



Gambar 17. Sortasi benih: (a) Sortir benih; (b) Penulisan label benih; (c) Benih siap kirim



24



4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan magang kerja teknik budidaya dan produksi benih cabai merah di PT BISI Internasional Tbk dapat diketahui terdapat perbedaan antara Teknik budidaya cabai secara umum dan Teknik budidaya cabai di perusahaan. Perbedaan Teknik budidaya tanaman cabai sebagai berikut: 4.2.1 Persiapan Lahan Persiapan lahan di PT. Bisi Internasional Tbk dengan membongkar tanaman dan membersihkan lahan dari sisa tanaman. Tanah diolah menggunakan alat tradisional seperti cangkul ataupun bajak singkal. Tanah yang akan diolah dibuat menjadi gembur agar tanaman tumbuh dengan optimal. Menurut Andri et al. (2015) tanah ideal untuk penanaman cabai yaitu tanah gembur, remah, mengandung cukup bahan organik, unsur hara, air, dan bebas dari gulma. Kegiatan pengolahan untuk membuat keadaan tanah baik secara fisik, biologi, dan kimia agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik. Menurut Swastika et al. (2017) pengolahan lahan bertujuan untuk menghilangkan organisme pengganggu tanaman, membersihkan dari gulma atau sisa tanaman, dan menghilangkan racun. Pengolahan lahan harus dilakukan secara bertahap dan memerlukan waktu sekitar 5-7 hari agar tanah cukup terjemur oleh sinar matahari sehingga racun dalam tanah dapat hilang dan OPT tanah mati. Pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa MPHP dilakukan setelah kegiatan pengolahan tanah. Pemasangan mulsa dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi evaporasi, dan menekan pertumbuhan gulma. Penggunaan mulsa pada tanaman cabai adalah salah satu usaha agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Menurut Swastika et al. (2017) pemasangan mulsa MPHP dapat meningkatkan hasil tanaman cabai, mengurangi dari kerusakan hama trips dan tungau. Pemasangan mulsa dilakukan sebelum penanaman cabai. 4.2.2 Persemaian Persemaian bertujuan untuk mendapatkan bibit tanaman yang sehat dan pertumbuhan tanaman seragam. Hal ini sesuai dengan Soeparno (2013) persemaian bertujuan untuk menumbuhkan benih menjadi bibit tanaman yang siap ditanam ke lapangan, penyesuaian pertumbuhan bibit terhadap kondisi 25



lingkungan, menyeragamkan pertumbuhan bibit kualitas baik dan waktu yang tepat untuk ditanam pada lahan budidaya. Media persemaian harus diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan benih. Media persemaian yang digunakan PT BISI Internasional Tbk dengan 10 karung cocopeat, 5 karung pupuk kandang, 5 kg NPK. Teknik budidaya pada umunya yang dilakukan oleh petani menggunakan campuran pupuk kandang dan tanah. Jika dibandingkan dengan mendia persemaian yang dilakukan oleh PT BISI Internasional Tbk lebih baik karena memiliki komposisi media lebih lengkap sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman cabai. Tujuan menggunakan media tanam cocopeat agar benih dapat berkembang dan mudah tumbuh, serta pupuk kandang mampu menyediakan kebutuhan unsur hara yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Cocopeat memiliki tekstur remah sehingga mudah menyimpan air dan tidak terlalu padat agar akar lebih cepat berkembang. Hal ini sesuai dengan Muliawan (2009) kelebihan media tanam cocopeat yaitu mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, serta mengandung unsur hara esensial seperti kalsium, magnesium, kalium, natrium, dan fosfor. Sedangkan menurut Istomo dan Valentino (2012) media cocopeat memiliki pori mikro yang mampu menyerap gerakan air lebih besar sehingga menyebabkan ketersediaan air lebih tinggi. Pupuk kandang berasal dari kotoran ternak yang telah mengalami proses dekomposisi. Pemberian pupuk kandang pada media persemaian untuk menambahkan kandungan unsur hara pada tanaman dapat terpenuhi. Hal ini sesuai dengan Wiryantana (2003) pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfat, dan kalium, namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti mangan, magnesium, kalsium yang dibutuhkan dalam tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah. Pemeraman yang dilakukan di PT BISI Internasional Tbk dengan merendam benih menggunakan air hangat dan pemeraman menggunakan kertas merang yang dimasukkan ke dalam germinator. Teknik budidaya secara umum tidak dilakukan pemeraman tetapi hanya merendam benih dalam air hangat dan larutan fungsida, dan benih disebar pada media semai. Perendaman benih memiliki manfaat yaitu untuk mempercepat waktu perkecambahan. Menurut Harpenas dan Darmawan 26



(2010) perlakuan pemeraman benih cabai menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan benih tidak diperam. Hal ini membuktikan pemeraman yang dilakukan oleh PT BISI Internasional Tbk laju pertumbuhan bibit lebih baik dibandingkan teknik budidaya tanaman cabai pada umumnya. 4.2.3 Penanaman Jarak tanam yang digunakan pada budidaya cabai merah di PT BISI Internasional Tbk adalah 60 cm dengan pola penanaman model zig zag. Hal ini sesuai dengan Jamil (2012) cabai ditanam dengan pola tanam zig zag dengan jarak tanam 50-60 cm dari lubang satu ke lubang lainnya. Sedangkan menurut Tarigan dan Wiyanta (2004) dalam Jumini (2011) jarak tanam yang diganakan untuk cabai merah tidak boleh terlalu rapat, karena akan menyebabkan sinar matahari tidak optimal menyinari lahan cabai sehingga tanah menjadi lembab dan dapat merangsang perkembangbiakkan cendawan. Penanaman dilakukan pada siang hari. Hal ini tidak sesuai dengan Swastika et al. (2017) bahwa penanaman cabai dilakukan pada sore hari untuk menghindari sinar matahari, jika tanaman ditanam pada pagi atau siang hari bibit akan layu yang dapat mengakibatkan kematian. 4.2.4 Pemeliharaan Tanaman a. Penyulaman tanaman Penyulaman langsung dilakukan jika terdapat tanaman mati atau terkena virus. Kegiatan penyulaman di PT BISI Internasional Tbk dilakukan saat tanaman berumur 7 hst agar pertumbuhan tanaman yang disulam tetap seragam. Hal ini sesuai dengan Hewindati (2006) bibit atau tanaman yang mati harus disulam dengan sisa bibit yang ada. Penyulaman yang baik dilakukan pada waktu pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran dari tanaman. b. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Pemupukan di PT BISI Internasional Tbk menggunakan pupuk NPK dan SP36. Menurut Ariani (2009) pemupukan yang cukup mengandung hara dengan persentase kandungan unsur hara makro yang berimbang antara N,P,K sehingga dapat lebih efisien apabila diaplikasikan. Sedangkan menurut Sudartiningsih (2002) fungsi pupuk majemuk untuk mempercepat perkecambahan bibit tanaman pada awal penanaman dan 27



sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif seperti pengaplikasian saat berbunga atau berbuah. c. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian yang dilakukan di PT BISI Internasional Tbk dengan cara kimiawi yaitu penyemprotan pestisida secara intensif dua kali dalam seminggu. Penyemprotan pestisida terlalu intensif dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasilah et al. (2005) dalam Nurzannah et al. (2014) fungisida sintetik yang mencemari lingkungan telah menyebabkan kematian manusia di dunia hingga mencapai 40%. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai yang tepat menurut Nurzannah et al. (2014) dilakukan dengan penggunaan agens hayati, dalam penelitiannya terhadap agens hayati penyakit layu fusarium tanaman cabai bahwa jamur endofit Rhizopus sp., Penicillium sp., Rhizoctonia sp, Aspergillus sp., Hormiscium sp., Geotrichum sp. dapat berpotensi sebagai agens hayati penyakit layu fusarium. Penicillium sp. memiliki kemampuan terbaik dalam menghambat pertumbuhan F. oxysporum dengan persentase keparahan penyakit 2,78%. d. Pemasangan Ajir/Lanjaran Pemasangan lanjaran di PT BISI Internasional Tbk dilakukan pada umur satu bulan setelah tanam untuk menopang tanaman agar tumbuh keatas dan tanaman dapat memperoleh sinar matahari secara optimal. Hal ini sesuai dengan Swastika et al., (2017) pemasangan ajir atau lanjaran bertujuan untuk menopang tanaman cabai agar dapat tumbuh dengan tegak. Pemasangan lanjaran dilakukan mulai 4 minggu setelah tanam. e. Pewiwilan dan Pengikatan Batang Tanaman Pewiwilan atau perempelan di PT BISI Internasional Tbk tidak dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan Sisca et al., (2010) tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus dihilangkan menggunakan tangan yang bersih. Perempelan dilakukan sampai terbentuk cabang utama ditandai dengan bunga pertama. Perempelan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan. Pengikatan batang tanaman di PT BISI Internasional Tbk dilakukan selama masa pertumbuhan tanaman. Menurut Sisca et al., (2010) pengikatan tanaman pada ajir dilakukan mulai 3 minggu sampai 1 bulan setelah tanam dengan mengikat batang dibawah cabang utama 28



dengan tali plastik. Pada tanaman berumur 30-40 hari setelah tanam mengikat tanaman diatas cabang utama dan saat berumur 50-60 hari setelah tanam dilakukan pengikatan saat pembesaran buah agar tanaman tidak rebah dan buah tidak jatuh. f. Penyiangan Penyiangan merupakan menghilangkan atau membersihkan tanaman selain tanaman budidaya. Penyiangan juga dilakukan untuk membersihkan tanaman yang sakit sehingga mengurangi persaingan penyerapan hara dan mencegah proses penularan penyakit pada tanaman sehat. Gulma sebagai tempat berkembangnya hama dan penyakit maka perlu dilakukan penyiangan untuk membersihkan daerah sekitar tanaman dari gulma. Menurut Harpenas dan Darmawan (2010) gulma yang tumbuh disekitar tanaman budidaya dapat saling berkompetisi dalam hal memperebutkan unsur hara, cahaya, air, dan menjadi inang hama dan penyakit. Gulma juga dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa dan penyemprotan herbisida. g. Penyiraman Penyiraman tanaman cabai besar di PT BISI Internasional Tbk dilakukan setiap hari menggunakan saluran drip untuk menjaga kondisi air tanah tidak dibawah kapasitas lapang sehingga kebutuhan air tanaman tercukupi dengan baik. Menurut Sumarna (1998) pemberian irigasi tetes sangat diperlukan bagi tanaman karena tidak seluruhnya permukaan tanah dibasahi, akan tetapi hanya disekeliling tanaman, secara gravitasi dan kapiler air dari penetes bergerak menembus profil tanah sehingga secara umum pertumbuhan akar tanaman cenderung terpusat di daerah dimana kondisi untuk mengabsorpsi air lebih besar. 4.2.5 Seleksi Tanaman Seleksi tanaman di PT BISI Internasional Tbk dilakukan untuk menjaga kemurnian benih yang dihasilkan. Kegiatan dilakukan dengan menyeleksi tanaman induk baik jantan dan betina mulai dari fase vegetatif dan fase generatif. Jika terdapat tanaman off type maka tanaman tersebut harus dicabut. Menurut Kusandriani dan Muharam (2005) seleksi juga dilakukan terhadap tanaman dengan kriteria sumber benih harus sehat, berbuah lebat, bebas hama dan penyakit



29



yang bertujuan untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian dan mutu tinggi. 4.2.6 Isolasi Tanaman Isolasi tanaman yang dilakukan di PT BISI Internasional Tbk untuk mencegah terjadinya penyerbukan silang dengan varietas lain. Menurut Djuariah (2017) isolasi antar varietas dapat dilakukan dengan jarak 200 meter antar varietas dengan menutup tanaman dengan jaring. Selain isolasi jarak, cara lainnya adalah menanam tanaman cabai di screenhouse atau rumah kasa. 4.2.7 Polinasi Proses polinasi yang dilakukan di PT BISI Internasional merupakan tanaman F1 yang memiliki indukan tanaman jantan dan tanaman betina yang berbeda sehingga diperlukan polinasi. Polinasi budidaya cabai umumnya dapat menyerbuk sendiri karena bunga cabai merah termasuk hermaprodit. Menurut Sujiprihati et al., 2008) bunga hermaprodit merupakan bunga yang memiliki putik dan dan polen yang terdapat dalam satu bunga sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri. Oleh karena itu, tanaman cabai masih memungkinkan terjadi penyerbukan silang. Polinasi di PT BISI Internasional Tbk dilakukan pada tanaman induk cabai betina yang memiliki sifat male steril atau bunga betina yang tidak dapat menghasilkan pollen sehingga tanaman betina perlu disilangkan dengan bunga tanaman jantan secara manual. 4.2.8 Panen dan Pasca Panen a. Panen Panen merupakan kegiatan pemetikan hasil tanaman budidaya. Cabai besar di PT BISI Internasional Tbk yang siap dipanen adalah cabai besar dengan ciri fisik antara lain kulit buah berubah warna menjadi kemerahan. Menurut Sumarni dan Rosliani (2009) buah cabai yang dipanen memiliki ciri berwarna merah minimal 80% dan telah masak fisiologis, atau pada umur 60-75 hst pada dataran rendah dan umur3-4 bulan untuk dataran tinggi. Pemanenan di PT BISI Internasional Tbk dilakukan dengan memetik buah beserta tangkai agar dapat disimpan lebih lama. Hal ini sesuai dengan Syukur et al., (2010) buah cabai yang dipetik dengan tangkai akan lebih tahan lama atau tidak mudah membusuk selama penyimpanan dan bobot panen juga akan lebih berat. 30



b. Pasca Panen Penanganan pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan setelah buah diambil dari tanaman. Prosesing benih cabai di PT BISI Internasional Tbk menggunakan mesin giling untuk mempercepat proses ekstraksi. Menurut Kusandriani dan Muharam (2005) prosesing benih cabai perontokan dapat dilakukan secara manual apabila jumlahnya sedikit dengan membelah buah cabai, sedangkan untuk buah dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling. Benih yang telah terpisah dengan daging buah dicuci bersih menggunakan air. Pemisahan benih berkualitas baik dan benih cabai yang rusak. Memasukkan kedalam kantong strimin dan di dryer selama 24 jam pada suhu 400C untuk mengurangi kadar air benih.



31



5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan magang kerja yang telah dilakukan di PT BISI Internasional Tbk. Farm Pujon dapat disimpulkan bahwa Teknik budidaya cabai merah dimulai dari persiapan lahan, persemaian, penanaman, perawtaan, seleksi, isolasi, polinasi, panen, dan pasca panen. Penguasaan teknik budidaya, ketelitian polinasi, dan kondisi lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi benih cabai merah. Kondisi lingkungan memberikan pengaruh terhadap kegiatan budidaya. Tingkat serangan hama dan penyakit dapat menjadi faktor utama penyebab kegagalan kegiatan budidaya dan produksi benih cabai merah. 5.2 Saran Dalam kegiatan budidaya dan produksi benih cabai merah di PT BISI Internasional Tbk. Farm Pujon dapat mengurangi penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida berlebih dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan pestisida kimia dapat dilakukan apabila hama dan penyakit melebihi ambang batas ekonomi atau tingkat merugikan.



32



DAFTAR PUSTAKA Andri, K. B., F. N. Azis, E. Korlina. 2015. Sistem Usahatani dan Budidaya Cabai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian Ariani, E. 2009. Uji Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dan Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Sagu 8(1):5-9 Djuariah, D. 2017. Tata Cara Produksi Benih Inti Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung Harpenas, A. dan Darmawan R. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta Hilman, Y dan Suwandi. 1992. Pengaruh Pupuk Nitrogen Dan Triple Super Phosphate Pada Tanaman Cabai. Bull Penel. Hort 23 (1): 107-116 Hewindati dan Y. Tri. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta Hewindati, Y.T., I. Winarni, K.T. Puspitasari, Nurmawati, H. Pratomo, E. Novi K, A. Waskito, S. Silistiana, L. Nadia. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta Howtorn, L.R and Pollard, L.H. 1954. Vegetables and flower seed production. The Blakistan Co. Inc New York. Toronto Istomo dan Valentino, N. 2012. Pengaruh Perlakuan Kombinasi Media Terhadap Pertumbuhan Anakan Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq). Danser Jurnal Silvikultur Tropika. 3(2):81-84 Jamil, A. 2012. Budidaya Sayuran Di Pekarangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara. Jumini, A., Marliah, dan R. Fahmi. 2011. Respons Beberapa Varietas Bawang Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam Dalam Sistem Tumpang Sari Pada Lahan Bekas Tsunami. J. Floratek 6:55-61 Kusandriani, Y. dan Muharam. 2005. Produksi Benih Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran: Bandung Muliawan, L. 2009. Pengaruh Media Semai Terhadap Pertumbuhan Pelita (Eucalyptus pellita F.Muell). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 104 hlm. Nurzannah, S.E, lisnawita, dan D. Bakti. 2014. Potensi Jamur Endofit Asal Cabai Sebagai Agens Hayati Untuk Mengendalikan Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum) Pada Cabai Dan Interaksinya. Jurnal online agroekoteknologi 2(3): 1230-1238 Nurtika, N dan Hilman. 1991. Pengaruh Nitrogen Dan Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Yang Ditumpangsarikan Dengan Bawang Merah. Bull Penel Hort Ek. 20 (1): 135-139 Poulos, J.M. 1993. Breeding of solanaceous and cole crop. In Breeding of solanaceous and cole crop. Asian Vegetable Research and Development Centre Shan hua, Tainan, Taiwan (ROC). Rubatzky, V.E., dan M. Yamaguchi. 1999. Dunia Sayuran 3 : Prinsip, Produksi dan Gizi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 320 hal Sisca, S. Ariarti, T. Yuni, E. Rudi P.H. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah (Capsicum annum L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah



33



Sudartiningsih, D. 2002. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk “Organik Diperkaya” Terhadap Ketersediaan Dan Serapan N Serta Produksi Cabai Besar (Capsicum annum L.) Pada Inceptisol Karang Ploso Malang. J. Agrivita. 24. Sumarna, A. 1998. Irigasi Tetes pada Budidaya Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran: Bandung. 31 hlm. Sumarni, N. dan R. Rosliani. 2009. Pemanfaatan Mikoriza Dan Aplikasi Pupuk Anorganik Pada Tumpangsari Cabai Dan Kubis Di Dataran Tinggi. J.Hort. 19 (3) Sujiprihati, S., M. Syukur dan R. Yunianti. 2008. Pemuliaan tanaman cabai, hal. 16. Dalam Tim Peneliti Cabai (Ed). Budidaya Tanaman Cabai Fakultas Pertanian IPB. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sutopo, L. 1983. Teknologi Benih Fakultas Pertanian UNIBRAW. Rajawali Pers. Jakarta Setiadi, 2006. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta Soeparno, W. 2013. Modul Pelatihan Persemaian. Pilot Proyek Restorasi/Rehabilitasi Lahan (PPR/RL): Jawa Barat Statistik Pertanian. 2017. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Republik Indonesia Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yuniati, dan D.A. Kusumah. 2010. Evaluasi Daya Hasil Cabai Hibrida dan Daya Adaptasinya Di Empat Lokasi Dalam Dua Tahun. J. Agron. Indonesia 38(1): 43-51 Swastika, S. Dian, P. Taufik, H. Kuntoro, B.A. 2017. Buku Petunjuk Teknis Teknologi Budidaya Cabai Merah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. Tjahjadi, N. 1991. Bertanama Cabai. Kanisius. Yogyakarta Wiryanta, W. 2003. Bertanam Cabai Hibrida Secara Intensif. Agromedia Pustaka: Jakarta



34



LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Mahasiswa Nama



:



Beti Mutiara Ramadhani



Nim



:



165040201111046



Tempat, Tanggal Lahir



:



Kediri, 06 Januari 1998



Alamat Asal



:



Jalan Penanggungan Gang Guntur 26 Kel. Lirboyo, Kec. Mojoroto, Kota Kediri



Alamat Malang



:



Perum Griya Shanta Inside Blok HH 63 Mojolangu, Kota Malang.



Universitas



:



Universitas Brawijaya Malang



Fakultas



:



Pertanian



Program Studi



:



Agroekoteknologi



Jurusan



:



Budidaya Pertanian



Minat



:



Fisiologi Tanaman



Nomor Telepon



:



081519667621



Email



:



[email protected]



Tempat Magang Kerja



:



PT. BISI International Tbk Pujon



Alamat Tempat Magang



:



Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang



Komoditi



:



Cabai Merah



Lampiran 2. Denah Lokasi Magang 35



Lampiran 3. Logbook Kegiatan Magang Kerja



36



No 1



2



3



4



Hari/Tanggal Senin, 17 Juni



Jam 07.00-



Kegiatan Peninjauan lokasi (green house), persiapan



2019



15.30



penyemaian, penyiraman, persiapan media



Selasa, 18 Juni



07.00-



semai Perendaman benih cabai, Penyiraman dengan



2019



15.30



redoks, Proses semai, Pemeraman benih



Rabu, 19 Juni



07.00-



cabai, Packing tanaman cabai Penyemaian tomat, pelabelan tanaman tomat



2019



15.30



yang telah dipacking, pemeraman tanaman



Kamis, 20 Juni



07.00-



cabai, mempersiapkan media pemeraman Penyemaian tomat, pemeraman cabai,



2019



15.30



mempersiapkan media semai pada green house farm pujon, penyiraman, persiapan



Jumat, 21 Juni



07.00-



media pemeraman Penyemaian tomat, pelabelan pada kertas



2019



15.30



merang tanaman cabai, pemeraman cabai,



6



Sabtu, 22 Juni



07.00-



packing tanaman cabai Penyemaian tomat dan ekstraksi polen cabai



7



2019 Senin, 24 Juni



13.00 07.00-



Polinasi cabai dan diskusi kegiatan



8



2019 Selasa, 25 Juni



15.30 07.00-



Pemupukan dan pengikatan batang tanaman



9



2019 Rabu, 26 Juni



15.30 07.00-



cabai Penyiraman, pemetikan bunga jantan tanaman



10



2019 Kamis, 27 Juni



15.30 07.00-



cabai, panen cabai, polinasi Pemupukan dan penyiangan



11



2019 Jumat, 28 Juni



15.30 07.00-



Pemetikan bungan jantan cabai dan polinasi



12



2019 Sabtu, 29 Juni



15.30 07.00-



Penyemprotan pestisida, penyiangan, polinasi



13



2019 Senin, 1 Juli



13.00 07.00-



Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



14



2019 Selasa, 2 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



15



2019 Rabu, 3 Juli



15.30 07.00-



polinasi, pemasangan lanjaran Penyiraman, penyemprotan pestisida,



2019



15.30



pengikatan batang tanaman, polinasi



5



37



16



Kamis, 4 Juli



07.00-



Pemupukan, pemetikan bunga jantan cabai,



17



2019 Jumat, 5 Juli



15.30 07.00-



polinasi Pemupukan dan polinasi



18



2019 Sabtu, 6 Juli



15.30 07.00-



Penyiraman, panen, polinasi



19



2019 Senin, 8 Juli



13.00 07.00-



Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



20



2019 Selasa, 9 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



21



2019 Rabu, 10 Juli



15.30 07.00-



polinasi Persiapan lahan, pemetikan bunga jantan,



22



2019 Kamis, 11 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman dan polinasi tanaman cabai



23



2019 Jumat, 12 Juli



15.30 07.00-



Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



24



2019 Sabtu, 13 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman, panen, polinasi



25



2019 Senin, 15 Juli



13.00 07.00-



Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



26



2019 Selasa, 16 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



27



2019 Rabu, 17 Juli



15.30 07.00-



polinasi. penanaman tanaman mentimun Pemupukan, pemetikan bunga jantan cabai,



28



2019 Kamis, 18 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



29



2019 Jumat, 19 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penanaman tanaman tomat dan polinasi cabai



30



2019 Sabtu, 20 Juli



15.30 07.00-



Penyiraman, panen, pemetikan bunga jantan



31



2019 Senin, 22 Juli



13.00 07.00-



cabai, polinasi Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



32



2019 Selasa, 23 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyemaian tomat, packing tanaman cabai,



2019



15.30



pemeraman benih cabai, melipat kertas



33



Rabu, 24 Juli



07.00-



merang, supervisi magang Proses pasca panen, sortasi benih cabai, dryer



34



2019 Kamis, 25 Juli



15.30 07.00-



benih cabai Pengambilan benih yang telah didryer, proses 38



2019



15.30



pasca panen, sortasi benih, penimbangan dan



35



Jumat, 26 Juli



07.00-



pelabelan, dryer benih Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



36



2019 Sabtu, 27 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyiraman, panen, pemetikan bunga jantan



37



2019 Senin, 29 Juli



13.00 07.00-



cabai, polinasi Penyiraman, pemasangan saluran drip,



38



2019 Selasa, 30 Juli



15.30 07.00-



pemetikan bunga jantan cabai, polinasi Penyiraman, pemetikan bunga jantan cabai,



39



2019 Rabu, 31 Juli



15.30 07.00-



polinasi Penyemaian tanaman cabai, packing dan



2019



15.30



pelabelan tanaman tomat, melipat kertas



40



Kamis, 1



07.00-



merang, Packing dan pelabelan tanaman tomat,



41



Agustus 2019 Jumat, 2



15.30 07.00-



melipat kertas merang, pemeraman tomat Penyiraman, pemeraman tanaman tomat,



Agustus 2019



15.30



melipat kertas merang, pemupukan dan



Sabtu, 3



07.00-



penyemprotan pestisida Penyemaian tanaman mentimun, pelabelan



Agustus 2019



13.00



pada kertas merang, pemeraman tanaman



42



43



Senin, 5



07.00-



tomat, persiapan media semai Penyusunan laporan magang



44



Agustus 2019 Selasa, 6



15.30 07.00-



Pemetikan bunga jantan cabai, polinasi,



45



Agustus 2019 Rabu, 7



15.30 07.00-



ekstraksi polen cabai, Penyemaian tanaman tomat, pemeraman



46



Agustus 2019 Kamis, 8



15.30 07.00-



tanaman tomat, persiapan media semai, Packing tanaman cabai, pemeraman tomat,



47



Agustus 2019 Jumat, 9



15.30 07.00-



pemupukan Penyusunan laporan magang



48



Agustus 2019 Sabtu, 10



15.30 07.00-



Penyusunan laporan magang



Agustus 2019



13.00



39



40