Buku Guru I - Belajar Mengenal Yesus [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Anton
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELAJARAN 1 DIRIKU Kompetensi Dasar 1.1. Bersyukur atas dirinya dan anugerah teman. 2.1. Percaya diri terhadap dirinya dan teman. 3.1. Mengenal dirinya dan temannya sebagai anugerah Allah. 4.1. Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan atau menghias doa/berpuisi/ bemyanyi) yang mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas anugerah dirinya dan temannya. Indikator 1.1.1. Mengungkapkan syukur atas kekhasan yang diberikan Allah. 2.1.1. Bangga bahwa dirinya mempunyai kekhasan. 2.1.2. Menghormati identitas orang lain. 3.1.1. Menuliskan identitas dirinya dengan benar. 3.1.2. Menjelaskan mengapa seseorang diberi nama. 3.1.3. Menceritakan kembali kisah Yesus diberi nama. 4.1.1. Membuat doa syukur kepada Tuhan atas anugerah dirinya yang khas. Bahan Kajian 1. Identitas diri. 2. Kisah Yesus diberi nama (Lukas 2:21-38). 3. Doa dan lagu syukur atas anugerah identitas dirinya yang khas. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang kekhasan yang dimilikinya. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Bermain, tanya jawab, cerita, informasi/ceramah, dan refleksi. Teks Kitab Suci, lagu, gambar, permainan. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Pelajaran ini merupakan pelajaran awal dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Pada saat ini siswa belum terbiasa dengan lingkungan yang baru di sekolahnya. Suasana yang baru mungkin membuat siswa merasa takut, asing, dan tidak betah dengan keadaan di sekolahnya. Dalam situasi seperti ini peranan guru sangat besar dan menentukan agar siswa menjadi senang dan betah di tempat baru. Guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dengan sikap yang penuh kasih sayang, sabar, dan memberikan rasa aman. Dengan sikap inilah guru mengajak siswa untuk menyadari dirinya yang khas, yang mempunyai identitas yang berbeda satu dengan lainnya. Setiap orang memiliki identitas diri yang khas. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat rum ah, dan keterangan lainnya merupakan identitas yang akan memudahkan orang lain mengenalnya. Identitas diri merupakan kekhasan yang membedakan kita dengan orang lain. Kekhasan diri dapat berupa kekhasan fisik, seperti: berbadan gemuk-kurus, tinggi-pendek, berambut keriting-lurus, berkulit putih-hitam, bermata sipit-besar, dan kekhasan secara psikis seperti: periang, pendiam, suka bergaul, pemarah, penakut, penyendiri, dan sifat-sifat lainnya. Kekhasan diri seharusnya membuat orang merasa bangga atas dirinya. Namunkadangkadang karena pandangan yang keliru, orang menjadi minder atau malu. Misalnya anak berkulit hitam merasa malu berada di antara teman- teman yang berkulit putih. Bahkan dapat saja terjadi kekhasan diri seseorang menjadi objek ejekan teman-temannya. Hal seperti ini perlu diarahkan secara benar agar tidak merugikan atau menghambat perkembangan diri seseorang. Kekhasan yang dimiliki setiap orang hendaknya diterima dengan apa adanya seperti Tuhan yang mencintai setiap manusia apa adanya dan bukan seperti seharusnya. Dalam Yesaya 49:16 dituliskan "Tuhan sedemikian men- cintai aku, hingga la telah melukiskan aku di telapak tanganNya". Apa pun yang menjadi kekhasan dalam diri setiap orang merupakan tanda cinta Tuhan kepada kita. Ketika Yesus genap 8 hari dan la harus disunatkan, la diberi nama Yesus, vaitu nama yang disebut malaikat sebelum la dikandung ibu-Nya... (Lihat Lukas 2: 21-33). Nama Yesus menunjukkan kekhasan diri-Nya sebagai Putra Allah. Nama yang disebut malaikat. Kita pun mempunyai nama. Nama yang diberikan orang tua pada saat kita lahir. Nama menunjukkan identitas kita yang membedakan kita satu dengan yang lain. Pelajaran ini bertujuan untuk menyadarkan siswa bahwa memiliki identitas diri yang lengkap adalah penting. Bahwa selain memiliki kesamaan dengan orang lain, dirinya memiliki perbedaan yang khas. Kekhasan dirinya adalah anugerah Tuhan yang berguna untuk memperkaya dan memperindah kehidupan bersama. Tuhan mencintai kekhasan diri setiap orang. Karena itu sudah sepantasnya siswa menerima dan memelihara kekhasan dirinya serta menghormati kekhasan diri orang lain. Rasa bangga atas kekhasan diri perlu ditumbuhkembangkan sedemikian rupa. Untuk itu, siswa perlu mengenal dengan baik kekhasan dirinya. Ia perlu mengalami bahwa kekhasan dirinya memang berguna di dalam kehidupan bersama. Dengan demikian, diharapkan siswa mampu menghargai dirinya yang khas dan menghormati orang lain yang berbeda dengannya.



Kegiatan Pembelajaran Pembuka Kita akan belajar mengenal bahwa setiap orang mempunyai identitas diri yang berbeda satu dengan yang lain. Kita mempunyai kekhasan atau keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain. Kekhasan diri kita merupakan anugerah Tuhan. Karena itu, kita harus bangga dengan kekhasan diri kita. Guru mengajak siswa memulai pelajaran dengan berdoa dan bernyanyi, misalnya: Doa Tuhan, terima kasih atas diri kami. Engkau memanggilku dengan namaku. Tuhan, Engkau mencintai aku. Amin. Lagu : "Aku Tumbuh Berkembang", lihat Buku Siswa halaman 10. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Permainan Guru mengajak siswa untuk mengenal identitas dirinya melalui permainan. Guru menyiapkan nama-nama siswa. Kemudian, guru mempersilakan siswa untuk mengambil satu nama yang terdapat dalam kotak. Setelah itu, siswa mencari teman yang sesuai dengan nama yang tertulis di kertas. Diharapkan mereka saling mengenal. Permainan diulang lagi. Setiap siswa mengambil satu nama lagi yang berbeda di dalam kotak. Permainan diulang sampai 3 kali. Setelah mereka saling mengenal, siswa dipersilakan maju ke depan kelas untuk mengenalkan namanya dan nama teman-teman yang diperoleh dalam permainan. 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi permainan dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Apakah senang berkenalan dengan teman? b. Selain nama, apa lagi keterangan diri seseorang yang perlu dikenal? c. Bagaimana sikap yang baik bila menyebut nama seseorang? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan jawaban siswa, misalnya : Nama diberikan orang tua sejak kita lahir. Setiap orang mempunyai nama yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kalau kebetulan nama panggilannya sama, masih ada pembeda lainnya, misalnya nama ayahnya, ibunya, tempat dan tanggal lahirnya, alamat rumahnya, atau keterangan lain. Nama dan keterangan diri menunjukkan identitas kita. Identitas sangat penting agar orang lain dapat mengenal kita dengan baik. Kita hendaknya bersyukur kepada Tuhan karena identitas diri ini. Karena itu, panggillah nama temanmu dengan benar dan sopan.



Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar seorang anak yang memperkenalkan dirinya (lihat Buku Siswa halaman 11), kemudian menuliskan identitas dirinya seperti pada tempat yang tersedia. Mama Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Nama ayah Nama ibu Alamat Kegemaran



: : : : : : :



Dita Singkawang, 16 Maret 2009 Perempuan Sutanto Susi Jl. Diponegoro No. 11 Singkawang Menyanyi



Tulislah Identitas Dirimu Nama Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Nama ayah Nama ibu Alamat Kegemaran



: : : : : : :



…………………………………….. …………………………………….. …………………………………….. …………………………………….. …………………………………….. …………………………………….. ……………………………………..



Kemudian, guru mempersilakan setiap siswa memperkenalkan dirinya di depan kelas. 4. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak dari berbagai etnis. Ada gambar anak yang berambut hitam, kuning, keriting, dan lurus. Ada gambar anak yang gemuk, kurus, tinggi, dan pendek. Ada anak yang bermata sipit dan besar. Ada anak yang hidungnya mancung dan yang pesek. Lihat Buku Siswa halaman 12. 5. Pendalaman Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan dan komentar untuk gambar yang diamati. Contoh pertanyaan dari siswa : 1. Mengapa ada yang rambutnya kriting? 2. Mengapa ada yang kulitnya putih? 3. Siapa yang memberikan rambut, kulit, mata yang berbeda? 6. Peneguhan Setiap orang mempunyai kekhasan atau keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain selain identitas diri. Ada yang berkulit putih, dan ada yang berkulit hitam. Ada yang berambut keriting dan ada yang berambut lurus. Ada yang berhidung mancung, ada yang pesek dan sebagainya. Kekhasan ini merupakan anugerah Tuhan yang harus disyukuri dan diterima sebagaimana adanya.



Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar yang menceritakan kisah Yesus diberi noma dan setelah itu menyimak dengan baik cerita berikut ini : Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan (bdk. Lukas 2: 21-40) Pada usia delapan hari Yesus disunat dan la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh Malaikat Gabriel pada waktu menyampaikan kabar gembira kepada Maria. Maria dan Yosep membawa Yesus ke Bait Allah. Yesus diserahkan kepada Tuhan. Dalam hukum Tuhan: "semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah". Maria dan Yosep membawa sepasang merpati untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Di Bait Allah Maria dan Yosep bertemu dengan Simeon . Simeon orang yang baik dan suka berdoa. Ia sedang menunggu kedatangan penyelamat. Simeon sangat senang bertemu dengan Yesus. Maria dan Yosep juga bertemu dengan Hana. Hana selalu berpuasa dan berdoa. Hana adalah seorang nabi perempuan. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk menanggapi kisah Yesus disunat dan diserahkan kepada Allah dengan hertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Siapakah nama yang disebut malaikat b. Kapan Yesus diberi nama? c. Apa yang dipersembahkan kepada Allah? d. Siapa itu Simeon? e. Siapa itu Hana? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya : Ayah dan ibu memberi nama kepada anak-anaknya. Mereka memilih nama yang istimewa untuk setiap anaknya. Yesus pun diberi nama seperti yang disebut oleh Malaikat Gabriel sebelum la dikandung ibu-Nya. Yesus juga diserahkan kepada Allah. Sebagai tanda persembahan, diserahkan sepasang tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Di Bait Allah Yesus disambut dengan gembira oleh Simeon dan Hana. kita hendaknya bersyukur kepada Tuhan karena telah membimbing orang tua untuk memberi kita nama yang istimewa, nama yang menunjukkan kekhasan diri kita. Sebagai tambahan pendalaman dan peneguhan, guru mengajak siswa untuk melengkapi cerita Kitab Suci. Pada usia delapan hari ………………………………… disunat. Yesus pun diberi ………………………………… Nama Yesus telah disebut oleh ………………………………… Pada waktu menyampaikan kabar ………………………………… kepada Maria Maria dan ………………………………… membawa Yesus ke Yerusalem Yesus diserahkan kepada …………………………………



Dalam hukum Tuhan semua anak laki-laki sulung harus diserahkan bagi …………………… Maria dan yosep membawa sepasang burung ……………………… untuk dipersembahkan kepada ………………………………… Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk mengingat identitasnya yang benar. Apakah aku mengenal identitas diriku dengan benar? Aksi Guru mengajak siswa untuk mengenal dirinya dengan baik dan menghias doa yang sudah ditempelifoto.  Tulislah ciri-ciri dirimu dengan benar Rambutku ………………………………… Kulitku ………………………………… Hidungku ………………………………… Badanku …………………………………  Tempellah fotomu, tulislah doa di bawah foto tersebut, lalu hiaslah dengan indah. Penutup "Tuhan, Engkau memanggilku dengan nama ......... Terima kasih Tuhan" Rangkuman  Setiap orang unik  Misalnya mempunyai nama, warna rambut, warna kulit, dan kegemaran yang berbeda  Keunikan ini menunjukkan identitas diri  Identitas diri berguna agar orang lain mudah mengenal kita  Aku bangga mempunyai identitas diri yang istimewa  Memanggil nama atau identitas diri orang lain harus dengan sopan  Yesus juga mempunyai identitas diri  Pada usia delapan hari Maria dan Yosep memberi nama kepada anaknya yaitu Yesus  Nama Yesus berasal dari nama yang diberitahukan oleh Malaikat Gabriel  Maria dan Yosep membawa Yesus ke Bait Allah  Maria dan Yosep mempersembahkan sepasang merpati sebagai kurban yang dipersembahkan kepada Allah  Kita bersyukur atas identitas diri yang diberikan Allah Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa. "Ia diberi nama Yesus." Doa Terima kasih Tuhan. namaku sungguh indah. Aku bangga dengan namaku. Amin. Lagu "Aku Tumbuh Berkembang".



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Mengungkapkan syukur atas kekhasan yang diberikan Allah



Butir Instrumen Mengucapkan doa syukur atas dirinya yang khas



Ya



Tidak



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Bangga bahwa dirinya mempunyai kekhasan



Butir Instrumen Menyebutkan identitas dirinya dengan bangga Memanggil nama teman dengan sopan Menyebutkan ciri-ciri khas fisik dengan bangga



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Isian No 1 2 3



Indikator Menuliskan identitas dirinya dengan benar. Menjelaskan mengapa seseorang diberi nama.



Butir Instrumen Tuliskan nama lengkapmu Tuliskan nama panggilanmu Mengapa kamu diberi nama (lisan) Menyebutkan arti nama dirinya (lisan) Menceritakan kembali kisah Untuk apa Yesus dibawa ke Bait Yesus diberi nama (bdk. Lukas Allah 2:21-40). Kapan Yesus diberi nama? Jumlah Skor Nilai =



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur



Skor 20 20 20 20 20 20 100



No 1



Indikator Membuat doa syukur kepada Tuhan atas anugerah dirinya yang khas Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen



Skor



Isi doa



100 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan antara lain dengan membaca Kitab Suci dari Lukas 1: 63. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian keterampilan dengan menuliskan kembali identitas dirinya dengan benar dan menghiasnya.



PELAJARAN 2 DIRIKU DICINTAI TUHAN Kompetensi Dasar 1.1 Bersyukur atas dirinya dan anugerah Tuhan. 2.1 Percaya diri terhadap dirinya dan teman. 3.1 Mengenal dirinya dan teman sebagai anugerah Allah. 4.1 Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan atau menuliskan doa/bepuisi/beryanyi) yang mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas anugerah dirinya dirinya dan temannya. Indikator 1.1.1 Mengungkapkan syukur bahwa dirinya dicintai Tuhan. 2.1.1 Bangga bahwa dirinya dicintai Tuhan. 3.1.1 Menyebutkan siapa yang diterima Yesus. 3.1.2 Mengulang kembali kata-kata Yesus agar anak-anak datang kepada-Nya. 3.1.3 Menyebutkan tindakan Yesus kepada anak-anak. 4.1.1 Membuat doa syukur tentang rinta Tuhan kepada dirinya. Bahan Kajian 1. Yesus memberkati anak-anak (Markus 10:13-16). 2. Lagu "Biarkan anak-anak datang kepada-Ku". 3. Doa syukur karena dirinya dicintai Tuhan. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang cinta Tuhan kepada dirinya. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi. Lagu, gambar, teks cerita, teks Kitab Suci. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Semua orang tahu bahwa anak-anak sangat membutuhkan cinta, baik dari orang tua maupun orang-orang yang ada di lingkungannya. Anak-anak akan merasa bahagia kalau mereka



dicintai di lingkungan tempat mereka berada. Siswa kelas satu juga bahagia apabila dicintai oleh teman-teman dan lingkungan barunya di sekolah. Terlebih lagi dicintai Tuhan Yesus. Yesus cinta terhadap semua orang. Tetapi, bahwa Yesus juga cinta secara pribadi kepada anak-anak, mungkin belum banyak diketahui. Hal inilah yang perlu ditanamkan kepada siswa bahwa mereka dicintai oleh Yesus. Markus 10:13-16 secara jelas mengungkapkan bagaimana Yesus mencintai anak-anak dengan menerima dan memberkati mereka. Teks ini sebenarnya berbicara mengenai syarat untuk masuk Kerajaan Allah. Arti teks ini tentu saja susah untuk dicerna oleh siswa kelas I. Bagi anak, yang penting adalah sikap Yesus terhadap mereka. Yesus, tanpa memedulikan keletihan dirinya sehabis berkeliling untuk mengajar, masih bersedia menerima anak-anak dengan penuh cinta. Bahkan, la menegur para rasul yang mengusir anak-anak yang datang kepada-Nya. Hal ini menunjukkan cinta Yesus kepada anak-anak. Anak-anak boleh datang kepada-Nya, duduk dekatdekat dengan-Nya, boleh memeluk dan menjamah-Nya, dan la memberkati mereka. Cerita di atas akan sangat mengesan bagi anak-anak bila disampaikan dengan menarik. Siswa akan tahu bahwa Yesus mencintai mereka. Mereka tidak akan segan-segan datang kepada Yesus. Dalam masa sekarang, tawaran Yesus untuk datang kepada-Nya berarti mencintai dan berdoa kepada Yesus. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Anak-anak sangat membutuhkan cinta, baik dari orang tua maupun orang-orang yang ada di lingkungannya. Anak-anak akan merasa bahagia kalau mereka dicintai di lingkungan tempat mereka berada. Terlebih lagi dicintai Tuhan Yesus. Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa, misalnya: Doa Tuhan Yesus, Engkau mencintai kami walaupun kami masih kecil. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin. Lagu "Biar Anak-anak Datang kepada-Ku", lihat Buku Siswa halaman 20. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Yesus bersama dengan anak-anak dari berbagai suku di Indonesia. Lihat Buku Siswa halaman 21. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan terhadap gambar, dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya : a. Siapa sajakah yang ada pada gambar? b. Siapa sajakah yang dicintai Yesus? c. Apakah tandanya bahwa Yesus mencintai semua anak?



3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan jawaban siswa, misalnya: Tuhan Yesus mencintai semua anak. Tuhan Yesus tidak membedakan anak yang berambut ken ting atau lurus, anak yang kurus atau gendut, anak berkulit hitam atau putih. Tuhan Yesus mencintai anak-anak dari mana pun, baik dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, Flores, Papua, dan lainnya. Tuhan ingin agar semua anak saling mencintai dan mau berteman dengan siapa saja. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa niengamati garnbar dan mendengarkan kisah Yesus memberkati anakanak Lihat Buku Siswa halaman 21-22. 2. Pendalaman Setelah bercerita, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanya dan memberikan tanggapan dengan cerita Tuhan Yesus memberkati anak-anak, misalnya: a. Anak-anak tadi ingin bertemu dengan siapa? b. Mengapa anak-anak ingin bertemu Yesus? c. Siapa yang tidak senang ketika anak-anak datang kepada Yesus? d. Bagaimana sikap Yesus? e. Apa yang dikatakan Yesus kepada para rasul? f. Apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan berkat Yesus? 3. Peneguhan Tuhan Yesus cinta kepada semua orang. Yesus juga mencintai anak-anak. Anak-anak boleh datang kepada-Nya. Tuhan memberkati dan mencintai setiap anak yang datang kepada Nya. Sekarang pun Yesus tetap mencintai anak- anak. Yesus tetap mengundang anak-anak untuk datang kepada-Nya. Anak- anak datang dengan berdoa dan bemyanyi memuji Tuhan. Di gereja atau di rumah ibadat anak-anak dapat meminta berkat Tuhan. Karena itu rajinlah ke gereja bersama orang tua atau saudaramu. Tuhan dapat juga memberi berkat pada saat kita berdoa bersama keluarga di rumah, atau bersama umat di lingkungan. Karena itu rajinlah berdoa dan bemyanyi untuk memuji Tuhan. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk merenungkan pengalamannya. Apakah aku mencintai Tuhan? Aksi  Guru mengajak siswa menulis doa syukur karena dirinya dicintai Tuhan di buku tugasnya, lalu menghiasinya, misalnya : "Tuhan, terima kasih karena Engkau mencintai diriku. Berkatilah dan jagalah aku. Amin."  Mewarnai



Guru mengajak siswa mewarnai gambar anak yang sedang bersama Tuhan Yesus (ada anak laki dan anak perempuan). Penutup Rangkuman  Tuhan Yesus mencintai semua orang.  Tuhan mencintai anak-anak.  Tuhan memberkati anak-anak.  Anak-anak boleh datang kepada Tuhan Yesus.  Datang kepada Yesus berarti rajin berdoa dan ke Gereja. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa. "Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku." Doa Tuhan Yesus, Engkau mencintai aku dan menjadikan aku sangat berharga. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin. Lagu "Biar Anak-anak Datang kepada-Ku". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Mengungkapkan syukur bahwa dirinya dicintai Tuhan.



Butir Instrumen Berdoa dengan khusyuk sebelum dan sesudah pembelajaran. Bersikap hormat pada saat membaca atau mendengar pembacaan Kitab Suci



Ya



Tidak



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Bangga bahwa dirinya dicintai Tuhan.



Butir Instrumen Menyebutkan nama Tuhan dengan penuh hormat. Rajin ke gereja.



5. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Isian



No 1 2 3



Indikator Menyebutkan siapa yang diterima Yesus. Mengulangi kembali kata-kata Yesus agar anak-anak datang kepada-Nya. Menyebutkan tindakan Yesus kepada anak-anak.



Butir Instrumen Siapakah yang diterima Yesus?



Kata-kata apa yang diucapkan Yesus ketika anak-anak datang kepadaNya? Siapa yang tidak senang anak-anak datang kepada Yesus? Mengapa para rasul mengusir anakanak itu? Bagaimana anak-anak sekarang datang kepada Yesus? Jumlah Skor



Nilai =



Skor 20 20 20 20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



6. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur tentang cinta Tuhan kepada dirinya. No 1



Indikator Membuat doa syukur tentang cinta Tuhan kepada dirinya.



Butir Instrumen



Skor



Isi doa



100



Skor Maksimal Nilai =



100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan membuat tulisan "Biarkanlah anak-anak datang kepada-Ku" dan menghiasnya dengan indah. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan kata-kata yang diucapkan Yesus ketika anak-anak datang kepada-Nya.



PELAJARAN 3 DIRIKU DAN TEMANKU Kompetensi Dasar 1.1 Bersyukur atas dirinya dan anugerah teman. 2.1 Percaya diri terhadap dirinya dan teman. 3.1 Mengenal dirinya dan temannya sebagai anugerah Allah. 4.1 Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan atau menuliskan doa/berpuisi/bemyanyi) yang mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas anu-gerah dirinya dan temannya. Indikator 1.1.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah teman. 2.1.1 Bangga mempunyai teman yang baik. 3.1.1 Menyebutkan 5 nama teman-temannya. 3.1.2 Menyebutkan sikap yang baik terhadap teman. 3.1.3 Menyebutkan nama teman-teman Yesus menurut Markus 1:16-20; 2:13-14. 4.1.1 Menceritakan pengalaman bermain bersama teman di depan kelas. Bahan Kajian 1. Nama teman-teman. 2. Sikap terhadap teman. 3. Kisah Yesus memanggil murid-murid-Nya (Markus 1:16-20; 2:13-14). Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas 1. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Komkat KWI. 2004. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas II. Yogyakarta: Kanisius. 4. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 5. Pengalaman siswa dan guru tentang teman-temannya. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi. Teks Kitab Suci, teks cerita, lagu, gambar, permainan 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaanya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Setiap orang ingin mempunyai teman untuk berbagi suka dan duka. Siswa kelas I juga senang sekali mempunyai teman, terutama teman untuk bermain. Teman yang ada di kelas beraneka ragam: teman yang berbeda jenis kelamin, teman yang berbeda kegemaran, teman yang berbeda agama, dan teman yang berbeda suku. Sejak dini perlu ditanamkan bahwa perbedaan bukan menjadi halangan dalam berteman. Perbedaan itu indah dan meskipun berbeda, kita bisa hidup rukun. Yesus juga mempunyai banyak teman. Teman-teman Yesus berasal dari berbagai penjuru. Ada Simon dan Andreas, penjala ikan dari Galilea. Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus. Lewi si pemungut cukai. Ada Filipus, Tadeus, Simon orang Zelot, Bartolomeus, Thomas, Yakobus anak Alfeus dan Yudas Iskariot. Teman-teman Yesus yang berjumlah 12 ini selalu mengikuti Yesus ke mana pun la pergi. Yesus hidup rukun bersama teman-teman-Nya. Melalui pelajaran ini siswa diajak untuk saling menghormati perbedaan dan hidup rukun. Aku dan temanku memang berbeda. Perbedaan itu indah dan merupakan anugerah Tuhan. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Setiap orang ingin mempunyai teman untuk berbagi suka dan duka. Anak-anak tentu senang sekali mempunyai teman, terutama teman untuk bermain. Teman yang ada di kelas beraneka ragam: teman yang berbeda jenis kelamin, teman yang berbeda kegemaran, teman yang berbeda agama, dan teman yang berbeda suku. Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa, misalnya : Doa Terima kasih, ya Tuhan Engkau telah memberi teman kepadaku ada yang laki laki, ada yang perempuan ada yang putih, ada yang hitam. Ada yang berambut keriting dan ada yang lurus. Ajarilah kami, ya Tuhan, untuk saling menyayangi. Amin. Lagu "Banyak Kawan", lihat Buku Siswa halaman 26. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar tentang anak-anak yang sedang bergembira dan melakukan permainan (ada yang bermain tali, ada yang bermain bola, ada yang bermain bersama, ada yang bermain kelereng). Lihat Buku Siswa halaman 27. 2. Pendalaman



Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas gambar yang diamati, dengan bertanya atau memberikan pendapat, misalnya: a. Permainan apa saja yang ada pada gambar? b. Perbedaan apa saja yang tampak pada gambar? c. Perbedaan apa saja yang ada di antara teman-teman? d. Bagaimana sikap yang baik terhadap teman yang berbeda? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya : Ada macam-macam perbedaan di antara kita. Ada anak laki-laki, ada anak perempuan. Ada anak kurus, ada anak gemuk. Ada anak berambut keriting, ada yang berambut lurus. Ada anak wama kulitnya putih, ada yang hitam atau sawo matang. Ada anak yang bentuk wajahnya bulat, ada yang lonjong. Dan masih banyak perbedaan lain yang dapat kita lihat di antara kita. Tuhan menciptakan setiap anak berbeda agar semua tampak indah dan istimewa. Semua anak yang berbeda itu adalah teman. Kita idak boleh membeda- bedakan teman. Teman itu anugerah Tuhan. 4. Permainan Setelah mengamati gambar dan peneguhan, guru mengajak siswa untuk keluar kelas dan melakukan permainan, misalnya: permainan mencari teman. Permainan Mencari Teman Langkah-Langkah Permainan : a. Guru mengajak siswa membuat lingkaran. b. Setelah itu, guru mengajak siswa berputar sambil bemyanyi c. Kemudian, guru menghentikan lingkaran yang sedang berputar sambil menyebut angka. Apabila guru menyebut angka 3, maka siswa harus mencari teman sampai berjumlah 3 orang. d. Jika siswa tidak mendapat teman, pesera didik berkumpul di tengah lingkaran. Sebagai hukumannya, guru dapat meminta siswa tersebut memperkenalkan dirinya. e. Permainan ini dapat diulang sesuai dengan situasi. 5. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas pemudnm dengan bertanya atau memberikan pendapat, misalnya : a. Apakah senang dengan permainan tadi? b. Mengapa senang kalau bermain? 6. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa, misalnya : Bermain memang sangat menyenangkan. Bermain membuat kita mem- punyai teman yang banyak. Bermain harus jujur. Jujur membuat kita disayangi oleh teman-teman. Meskipun kita berbeda satu dengan yang lain. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci



1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus bersama dua belas teman-Nya dan mendengarkan bacaan Kitab Suci. Bdk. Mrk 1:16-20; 2: 13-14 dan Mat 10: 2-8. Lihat Buku Siswa halaman 29-30. Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, la melihat dua nelayan vaitu Simon dan adiknya Andreas. Mereka menangkap ikan di danau dengan jala. Yesus berkata kepada mereka, "Ikutlah Aku. Aku akan mengajar kalian menjala orang." Mereka langsung meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Yesus berjalan terus, lalu melihat pula dua orang bersaudara yang lain, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Mereka berada di dalam perahu dan sedang memperbaiki jala mereka. Yesus langsung memanggil mereka. Kemudian mereka meninggalkan ayah mereka di dalam perahu bersama-sama dengan orang-orang upahannya. Lalu mereka pergi meninggalkan Yesus. Jumlah murid Yesus ada 12 orang. Mereka disebut rasul. Kedua belas rasil itu adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, Yohanes, Yakobus anak Zebedeus, Filipus dan Bartolomeus, Tomas, Simon orang Zelot, Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, Tadeus dan Yudas Iskariot. Kedua belas rasul itu diutus oleh Yesus dan la berpesan kepada mereka, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma." 2. Pendalaman Guru mengajak siszva untuk memberi tanggapan terhadap bacaan Kitab Suci, dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya : a. b. c. d.



Berapa jumlah teman Yesus? Mengapa teman-teman Yesus mengikuti-Nya? Apa tugas teman-teman Yesus? Bagaimana sikap yang baik terhadap teman?



3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan, jawaban, dan tanggapan siswa, misalnya : Yesus mempunyai teman. Teman-teman Yesus berasal dari berbagai penjuru. Ada Simon dan Andreas, penjala ikan dari Galilea. Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus. Lewi si pemungut cukai. Ada Filipus, Tadeus, Simon orang Zelot, Bartolomeus, Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Yudas Iskariot. Teman-teman Yesus yang berjumlah 12 ini selalu mengikuti Yesus ke mana pun la pergi. Mereka membantu Yesus. Yesus hidup rukun bersama teman- teman-Nya.



Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk merefleksikan pengalaman hidupnya. "Bagaimana sikapku terhadap teman?" Aksi Guru mengajak siswa untuk menceritakan suka duka pengalaman bermain bersama teman. Penutup Rangkuman Guru memberikan rangkuman untuk pelajaran ini, misalnya :  Setiap orang mempunyai teman.  Banyak teman membuat kita bahagia.  Teman itu anugerah Allah.  Kita harus menghormati teman yang berbeda dengan kita.  Yesus mempunyai banyak teman.  Teman Yesus yang berjumlah dua belas disebut rasul. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Berteman itu indah." Doa Guru mengajak siswa menutup pelajaran dengan doa, misalnya: Tuhan Yesus Terima kasih telah memberi teman kepadaku Ajarilah kami untuk saling menghargai dan mengasihi. Amin. Lagu "Banyak Kawan". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Tuhan atas anugerah teman. atas anugerah teman.



2. Sikap Sosial a. Teknik



: Observasi



Ya



Tidak



b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Bangga yang baik.



Indikator mempunyai



Butir Instrumen teman Berteman dengan siapa pun. Tidak mengejek teman. Memberi salam kepada teman. Meminjamkan pensil/buku kepada teman.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Isian No 1



Indikator Menyebutkan 5 nama temannya



Butir Instrumen Sebutkan 5 nama teman-temanmu!



Skor 20



2



Menyebutkan sikap yang baik Sebutkan sikap yang baik terhadap terhadap teman teman!



30



3



Menyebutkan nama teman- Sebutkan nama teman-teman Yesus! teman Yesus menurut Mrk 1: 1620; 2:13-14. Jumlah Skor



50



Nilai =



100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Lisan b. Bentuk Instrumen : Menceritakan pengalaman bermain bersama teman No 1



Indikator Menceritakan pengalaman bermain bersama teman di depan kelas. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen



Skor



Isi pengalaman.



100 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan membuat tulisan "Kamu adalah Temanku"dan dihias dengan indah.



Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan nama 12 teman Yesus.



PELAJARAN 4 ANGGOTA TUBUHU Kompetensi Dasar 1.2 Bersyukur atas anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah. 2.2 Bertanggung jawab terhadap anggota tubuh yang dianugerahkan Allah kepadanya. 3.2 Mengenal anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah. 4.2 Melakukan aktivitas (misalnya merawat anggota tubuh/menggambar/mewamai/menghias gambar anggota tubuh) sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas anugerah anggota tubuh. Indikator 1.2.1 Mengungkapkan syukur karena Tuhan menganugerahkan anggota tubuh. 2.2.1 Menggunakan anggota tubuh yang dimiliki dengan baik. 3.2.1 Menyebutkan semua anggota tubuh yang dimilikinya. 3.2.2 Menjelaskan bahwa seluruh anggota tubuh'adalah ciptaan Tuhan. 3.2.3 Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dapat dilakukan tubuh. 4.2.1 Mewamai gambar anggota tubuh. Bahan Kajian 1. Macam-macam anggota tubuh. 2. Semua anggota tubuh berguna. 3. Tuhan menciptakan anggota tubuh dengan baik. 4. Kitab Suci : I Korintus 12: 14-20. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang anggota tubuh dan kegunaannya. Pendekatan: Kateketis dan Saintifik. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi. Gambar anggota tubuh, teks Kitab Suci, teks cerita 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dm kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Tubuh manusia terdiri atas banyak anggota seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki, dan yang lainnya. Setiap anggota tubuh mempunyai fungsi yang berbeda. Siswa kelas I sudah mengenal anggota tubuhnya sejak mereka TK. Pada usia setingkat ini, anak-anak senang menggunakan anggota tubuhnya untuk bermain. Misalnya bertepuk tangan, melompat-lompat dengan kaki, berlari dan berbagai permainan yang menggunakan anggota tubuh. Anak- anak merasa senang karena memiliki anggota tubuh yang bisa digunakan untuk bermain bersama teman. Anak-anak juga sering menyalahgunakan anggota tubuh. Tangan yang seharusnya digunakan untuk berbuat baik, tetapi digunakan untuk memukul temannya. Kaki yang seharusnya dipakai untuk berjalan, sering digunakan untuk menendang temannya. Mulut dan lidah yang seharusnya digunakan untuk berkata-kata yang baik, tetapi digunakan untuk berbahasa kotor, dan mengejek teman. Anggota tubuh harus digunakan untuk berbagai perbuatan baik sesuai dengan kehendak Tuhan yang melengkapi hidup manusia dengan berbagai anggota tubuh. Dengan anggota-anggota tubuh, kita dapat melakukan apa yang kita inginkan. Anggotaanggota tubuh tidak bekerja sendiri-sendiri. Mereka selalu bekerja sama untuk melakukan setiap perbuatan. Dalam I Korintus 12: 14-20 Rasul Paulus menasihatkan bahwa tubuh itu terdiri dari banyak anggota. Anggota tubuh tidak boleh saling menonjolkan diri atau mengatakan bahwa dia yang paling berjasa. Semua harus bekerja sama dan saling melengkapi. Semua anggota tubuh harus dipergunakan untuk berbuat baik bagi orang lain. Pelajaran ini bertujuan membimbing siswa untuk mengenal dengan baik anggota tubuh yang dianugerahkan Tuhan kepadanya dan mengharapkan siswa memahami bahwa anggota tubuhnya harus dipergunakan hanya untuk kebaikan saja sesuai kehendak Allah. Anggotaanggota tubuh tidak boleh dipergunakan untuk berbuat jahat yang merugikan diri sendiri. Juga tidak untuk menyakiti sesama atau merusak alam sekitar. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Tubuh manusia terdiri atas banyak anggota seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki, dan yang lainnya. Setiap anggota tubuh mempunyai fungsi yang berbeda. Setiap anggota tubuh harus dipergunakan untuk berbuat baik. Setiap anggota tubuh itu dianugerahkan Tuhan sebagai kelengkapan diri kita masing-masing. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menganugerahi kita anggota tubuh untuk d'apat bekerja, berjalan, berbicara, melihat, bermain, dan lainnya. Doa Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa, misalnya : Tuhan Yesus yang baik, terima kasih atas anggota tubuh ini. Bimbinglah aku agar selalu menggunakan anggota tubuhku untuk berbuat baik. Amin. Lagu "Rupa-rupa Anggota Tubuh", lihat Buku Siswa halaman 36.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Memperagakan anggota tubuh Guru mengajak siswa untuk bernyanyi sambil memperagakan anggota tubuh. Guru menyanyikan dahulu lagu tersebut sambil memperaga¬kan anggota tubuh yang disebut dalam lagu tersebut. Selanjutnya, siswa menyanyikan lagu tersebut sambil memperagakan anggota tubuhnya yang disebut dalam lagu. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas lagu dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Apa sajakah anggota tubuh kita? b. Siapa yang memberi kita anggota tubuh? c. Perbuatan baik apa sajakah yang dapat dilakukan anggota tubuh? 3. Peneguhan Tuhan memberi kita anggota tubuh. Setiap anggota tubuh berguna. Ada dua mata untuk melihat, ada dua telinga untuk men den gar, ada dua tangan untuk bekerja, ada dua kaki untuk berjalan. Ada satu hidung untuk bemapas, satu mulut untuk bicara dan berdoa. Anggota tubuh kita pergunakan bukan untuk menyakiti orang lain, melainkan untuk berbuat baik. 4. Bercerita : Mana yang Lebih Berjasa? Guru mengajak siswa mendengarkan cerita sambil mengamati gambar yang ada di Buku Siswa halaman 37-39. Pada suatu hari terjadi pertengkaran di antara anggota-anggota tubuh. Siapa yang paling berjasa di antara mereka. Setiap anggota tubuh berseru bahwa dialah yang paling berjasa. Tangan: "Akulah yang paling berjasa, kalau mau makan tanganku yang memasukkan makanan ke mulut." Mulut menjawab: "Hai tangan jangan sombong ya, akulah yang me- ngunyah makanan dan menelan hingga masuk ke perut. Jadi, aku yang paling berjasa." Kaki meloncat dan berkata: "Ha ha ha, akulah yang paling berjasa. Mau ambil makanan, akulah yang berjalan. Mau meloncat atau menari, pergi ke sekolah atau bermain di taman, akulah yang berjalan." Hidung pun berteriak, katanya: "Akulah yang paling berjasa. Aku yang mencium sedapnya makanan. Aku yang membau wanginya bunga ketika kita berjalan di taman." Telinga tidak mau kalah, katanya: "Akulah yang paling berjasa. Aku yang mendengar nasihat guru dan orang tua. Aku yang mendengar panggilan Mama." Mata pun ikut bicara, katanya: "Akulah yang paling berjasa. Aku yang melihat segala sesuatu. Aku yang melihat makanan di meja. Kalau tak ada aku, semua akan gelap." Tiba-tiba, Kepala berkata: "Stop, stop! Semua anggota tubuh berjasa. Apakah tangan bisa mengambil makanan kalau kaki tidak berjalan? Apakah mulut bisa mengunyah kalau tangan tidak memasukkan makanan ke mulut? Hidung mencium sedapnya makanan tetapi kalau kaki dan



tangan tidak bekerja tentu makanan tidak akan sampai ke mulut. Telinga mendengar nasihat guru, tapi kalau tangan dan kaki tidak bekerja, nasihat guru percuma. Jadi, semua anggota tubuh berjasa. Semua harus bekerja sama." 5. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas cerita dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Siapa yang berjalan ke meja makan? b. Siapa yang melihat makanan di meja? c. Siapa yang mencium sedapnya makanan? d. Siapa yang memasukkan makanan ke mulut? e. Siapa yang mengunyah makanan? f. Siapa yang paling berjasa? 6. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya : Setiap anggota tubuh dianugerahkan Tuhan dan semua penting dan berjasa. Tidak ada yang lebih berjasa. Anggota tubuh saling bekerja sama dan saling membantu. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menganugerahkan anggota tubuh untuk dapat berjalan, bekerja, berbicara, melihat, bernapas, bermain, dan lainnya. Ada bermacammacam cara bersyukur, misalnya dengan merawat anggota tubuh secara teratur. Kita pun bisa bersyukur dengan cara berdoa. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk menyimak nasihat Rasul Paulus tentang anggota tubuh (I Kor 12: 14-20). Tubuh terdiri dari banyak anggota. Andaikata kaki berkata: "karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masingmasing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas nasihat Rasul Paulus dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya. Jika belum ada siswa yang memberi tanggapan, guru dapat memulai dengan pertanyaan misalnya: a. Apa saja anggota tubuh? b. Bolehkah anggota tubuh saling mengejek? c. Siapa yang memberikan anggota tubuh?



3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Tuhan memberikan anggota tubuh yang lengkap kepada kita. Ada mata, ada telinga, ada hidung, ada mulut, ada tangan, ada kaki yang saling melengkapi. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, mulut untuk bicara, tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan, dan yang lainnya. Semua anggota tubuh ini dipergunakan dengan baik. Tuhan senang kita menggunakan anggota tubuh yang diberikan-Nya untuk berbuat baik bagi orang lain. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan nasihat Santo Paulus, misalnya: "Apakah aku sudah menggunakan anggota tubuhku untuk perbuatan baik?” Aksi  Guru mengajak siswa untuk melengkapi dan mewarnai gambar tubuh manusia.  Guru menugaskan siswa untuk melakukan satu perbuatan baik di rumah, misalnya menyapu dan melaporkan pada guru. Penutup Rangkuman  Aku mempunyai anggota tubuh.  Anggota tubuhku anugerah Allah.  Aku memiliki mata, hidung, mulut, telinga, kaki, dan tangan.  Allah senang bila kita menggunakan anggota tubuh untuk berbuat baik. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa: "Anggota tubuhku anugerah Allala." Doa Guru mengajak siswa untuk menutup pelajaran dengan doa. Terima kasih, Tuhan Yesus. Aku memiliki anggota tubuh. Bantulah aku untuk menggunakannya dengan baik. Amin. Lagu "Rupa-rupa Anggota Tubuh".



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur karena Mengucapkan doa syukur Tuhan menganugerahkan atas anugerah anggota anggota tubuh. tubuh.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Menggunakan anggota tubuh Tangan digunakan untuk yang dimiliki dengan baik. menulis, bersalaman. Mulut digunakan untuk berdoa Kaki digunakan untuk berjalan.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Isian No 1 2 3



Indikator Menyebutkan semua anggota tubuhyang dimilikinya. Menjelaskan bahwa seluruh anggota tubuh adalah ciptaan Tuhan. Menyebutkan perbuatanperbuatan baik yang dapat dilakukan tubuh.



Butir Instrumen Sebutkan anggota tubuh yang dimiliki! Siapa yang memberikan anggota tubuh ini?



Skor 20



Perbuatan baik apa yang dilakukan tangan?



20



Perbuatan baik apa yang dilakukan kaki?



20



Perbuatan baik apa yang dilakukan mata?



20



Jumlah Skor



20



100



Nilai =



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Gambar anggota tubuh. No 1



Indikator Mewarnai gambar tubuh.



Butir Instrumen anggota Kerapian Komposisi Warna Skor Maksimal Nilai =



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan penga¬yaan dengan menuliskan perbuatan baik yang sudah dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan kegunaan dari masing-masing anggota tubuh.



PELAJARAN 5 AKU MERAWAT ANGGOTA TUBUH Kompetensi Dasar 1.2 Bersyukur atas anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah. 2.2 Bertanggung jawab terhadap anggota tubuh yang dianugerahkan Allah kepadanya. 3.2 Mengenal anggota tubuh yang dimilikinya sebagai anugerah Allah. 4.2 Melakukan aktivitas (misalnya merawat anggota tubuh/menggambar/ mewamai/menghias gambar anggota tubuh) sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas anugerah anggota tubuh. Indikator 1.2.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anggota tubuh yang dimiliki. 2.2.1 Merawat anggota tubuhnya dengan penuh tanggung jawab. 3.2.1 Menyebutkan alasart pentingnya merawat anggota tubuh. 3.2.2 Menyebutkan cara merawat anggota tubuh. 3.2.3 Membedakan anggota tubuh yang sehat dan yang tidak sehat. 4.2.1 Mewamai gambar seorang ibu yang sedang menggunting kuku anaknya. Bahan Kajian 1. Pentingnya merawat anggota tubuh. 2. Cara merawat anggota tubuh. 3. Membiasakan diri merawat anggota tubuh. 4. Kitab Suci : Matius 9: 27-30. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang merawat anggota tubuh. Pendekatan: Kateketis dan saintifik. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi/ceramah, tanya jawab, cerita dan refleksi. Gambar anggota tubuh, teks Kitab Suci, teks cerita 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaanya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Siswa kelas I sudah mengenal anggota tubuh dan kegunaannya. Mereka juga sudah mengerti bahwa anggota tubuh yang indah ini merupakan anugerah Tuhan. Pada pelajaran ini siswa diajak untuk merawat anggota tubuhnya agar selalu hidup sehat dan bersih. Tubuh yang bersih jauh dari penyakit. Tubuh yang bersih bebas dari kotoran. Bagaimana cara merawat anggota tubuh agar sehat dan bersih? Setiap hari merawat tubuh dengan cara mandi, merawat gigi dengan menggosok gigi, merawat rambut dengan mencuci rambut atau keramas, merawat telinga dengan membersihkan telinga, merawat tangan dengan mencuci tangan, merawat kuku dengan rajin menggunting kuku, merawat kaki dengan men¬cuci kaki, merawat hidung, dan merawat mata. Dengan demikian, kita akan sehat dan bersih. Dalam Matius 9: 27-30 diceritakan Yesus menyembuhkan mata dua orang buta. Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka, "Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab, " Ya, Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, "Jadikanlah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. Cerita dari Matius 9:27-30 menegaskan bahwa Yesus sangat mencirttai kita. Yesus senang kalau manusia sehat. Maka Yesus menyembuhkannya. Karena itu hendaklah kita yang sehat selalu bersyukur kepada Tuhan dengan merawat anggota tubuh yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Kegiatan Pembelajaran Pembukaan Pengantar Kita harus merawat anggota tubuh yang diberikan Tuhan. Kita merawat anggota tubuh agar selalu sehat dan bersih. Tubuh yang bersih jauh dari penyakit. Tubuh yang bersih bebas dari kotoran. Bagaimana cara merawat anggota tubuh agar sehat dan bersih! Setiap hari merawat tubuh dengan mandi, merawat gigi dengan menggosok gigi, merawat rambut dengan mencuci rambut, merawat telinga dengan membersihkan telinga, merawat tangan dengan mencuci tangan, merawat kuku dengan rajin menggunting kuku, merawat kaki dengan mencuci kaki, merawat hidung, dan merawat mata. Dengan demikian kita akan sehat dan bersih. Doa Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa. Tuhan Yesus, aku senang dengan anggota tubuhku. Semua akan kurawat agar sehat dan bersih. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin. Lagu "Perbuatan Anggota Tubuh", lihat Buku Siswa halaman 44.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak yang sedang merawat anggota tubuhnya. Ada yang mandi. Ada yang menggosok gigi. Ada yang sedang keramas. Ada yang mencuci tangan. Ada yang menggunting kuku. Ada yang mencuci kaki. Ada dokter yang sedang memeriksa mata seorang anak. 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi tanggapan atas gambar dengan menanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Apa yang dilakukan anak-anak pada gambar? b. Apakah gunanya merawat anggota tubuh? c. Apakah akibatnya bila tubuh tidak dirawat dengan baik? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Tuhan memberikan anggota tubuh kita dengan baik. Anggota tubuh harus selalu dirawat agar sehat dan bersih. Apabila kita membiarkan anggota tubuh tanpa merawatnya, maka akan menjadi sumber penyakit dan kotor. Kita bersyukur kepada Tuhan diberi anggota tubuh yang sehat. Guru mengajak siswa untuk memasangkan anggota tubuh dengan alat untuk merawat-nya. Contohnya: lihat Buku Siszva halaman 45. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus menyembuhkan dua orang buta berdasarkan cerita dari Matius 9:27-30. Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka, "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab, "Ya, Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, "Jadikanlah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya atas gambar dan cerita Kitab Suci, misalnya: a. Mengapa dua orang buta mencari Yesus? b. Mengapa Yesus mau menyembuhkan orang buta?



3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya: Tuhan Yesus sangat mencintai manusia. Tuhan Yesus ingin manusia sehat dan bahagia. Ketika ada dua orang buta yang datang kepada-Nya dan memohon kesembuhan, Yesus pun menyembuhkannya. Kita yang sehat hendaknya bersyukur dan memuji Tuhan karena diberi tubuh yang sehat dengan rajin merawat anggota tubuh kita. Mari melengkapi cerita lihat buku siswa halaman 47. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi j Refleksi Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya: "Rajinkah aku merawat anggota tubuhku?" Aksi  Kegiatan menggosok gigi bersama di sekolah.  Mintalah siswa membawa sikat gigi dan pasta gigi ke sekolah.  Tunjukkan cara menggosok gigi yang benar kepada anak-anak. Penutup Rangkuman  Anggota tubuh perlu dirawat dengan baik.  Anggota tubuh harus sehat dan bersih.  Bila ada anggota tubuh yang sakit, kita harus berobat sampai sembuh.  Tuhan Yesus senang bila kita sehat.  Jika ada manusia yang sakit, Tuhan Yesus akan menyembuhkannya.  Tuhan Yesus menyembuhkan dua orang buta. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa Kita harus rajin merawat anggota tubuh agar sehat dan bersih. Doa Tuhan yang mahabaik, tubuhku telah tumbuh dengan baik. Sembuhkanlah bila aku sakit. Amin. Lagu "Perbuatan Anggota Tubuh".



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anggota tubuh yang dimiliki.



Butir Instrumen Mengucapkan doa syukur atas anggota tubuh yang dimiliki.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Merawat anggota tubuhnya Rajin menggosok gigi. dengan penuh tanggung jawab. Setiap hari mandi 3 kali. Rajin mencuci rambut. Makan makanan yang sehat.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3



Indikator Menyebutkan alasan pentingnya merawat anggota tubuh. Menyebutkan cara merawat anggota tubuh. Membedakan anggota tubuh yang sehat dan yang tidak sehat.



Butir Instrumen Mengapa kita harus merawat angota tubuh? Bagaimana cara merawat anggota tubuh? Apa ciri-ciri anggota tubuh yang sehat? Apa ciri-ciri anggota tubuh yang tidak sehat? Jumlah Skor



Nilai =



Skor 25 25 25 25 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Gambar seorang ibu yang sedang menggunting kuku anaknya.



No 1



Indikator Butir Instrumen Mewarnai gambar seorang ibu Komposisi Warna yang sedang menggunting kuku Kerapian anaknya. Skor Maksimal Nilai =



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan kembali kisah Yesus menyembuhkan dua orang buta dengan kata-kata sendiri. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 6 RUMAHKU Kompetensi Dasar 1.3 Bersyukur atas lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 2.3 Bertanggung jawab atas lingkungan mmah sebagai tempat yang dianu-gerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 3.3 Mengenal lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 4.3 Melakukan aktivitas memelihara lingkungan rumah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang. Indikator 1.3.1 Mengungkapkan syukur atas lingkungan rumah sebagai tempat untuk bertumbuh dan berkembang. 2.3.1 Merawat lingkungan rumah sebagai tempat untuk bertumbuh dan berkembang. 3.3.1 Menyebutkan kegunaan rumah. 3.3.2 Menyebutkan cara merawat rumah. 3.3.3 Menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakeus. 4.3.1 Mewamai gambar rumah. Bahan Kajian 1. Kegunaan rumah. 2. Merawat rumah sebagai tanda syukur kepada Allah. 3. Kitab Suci: Lukas 19:1-10. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang rumah. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita dan refleksi. Teks Kitab Suci, teks cerita 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Rumah merupakan identitas diri kedua setelah nama diri. Dalam perkenalan antarteman di sekolah, setelah menvebut nama, biasanya juga menyebutkan tempat tinggalnya. Tempat tinggal bagi siswa diidentikkan dengan rumah. Pada umumnya sebuah rumah terdiri atas ruang keluarga, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan toilet, dapur, gudang, dan ruang lain sesuai kebutuhan keluarga. Kemudian, di depan rumah ada ruang terbuka atau taman. Setiap kamar atau ruang sepantasnya digunakan sesuai fungsinya masing-masing. Misalnya: kamar tidur digunakan untuk tidur, ruang tamu sebagai tempat menerima tamu, ruang makan sebagai tempat makan bagi keluarga, ruang keluarga sebagai tempat untuk berkumpulnya keluarga, gudang sebagai tempat menyimpan barang yang tidak terpakai, dan lainnya. Bila setiap anggota keluarga tertib dalam menggunakan kamar atau ruang sesuai fungsinya, semua anggota keluarga akan merasa aman dan nyaman di dalam rumah. Dalam Lukas 19: 1-10 diceritakan Yesus mengunjungi rumah Zakeus. Zakeus yang dianggap berdosa oleh orang-orang sekitarnya justru mendapat kunjungan dari Yesus. Kunjungan Yesus selalu membawa kebaikan dan keselamatan bagi keluarga yang dikunjungi. Zakeus yang semula menjadi pemungut cukai akhirnya bertobat dan menjadi pengikut Yesus. Yesus juga mengunjungi rumah kita. Dengan kunjungan Yesus, rumah kita tentu lebih aman dan nyaman. Melalui pelajaran ini, siswa diharapkan dapat mengenal rumah sebagai tempat tinggal, fungsi setiap kamar atau ruang di dalamnya, membiasakan diri merawat rumah, dan bersyukur karena Tuhan Yesus mengunjungi rumah kita. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Tempat tinggal disebut juga dengan rumah. Pada umumnya sebuah rumah terdiri atas ruang keluarga, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan toilet, dapur, gudang, dan ruang lain sesuai kebutuhan keluarga. Kemudian, di depan rumah ada ruang terbuka atau taman. Setiap kamar atau ruang sepantasnya digunakan sesuai fungsinya masing-masing. Doa Guru mengajak siswa mengawali pertemuan dengan doa, misalnya: Terima kasih, Tuhan Yesus, Engkau memberi kami rumah. Tinggallah bersama kami. Berkatilah rumah kami agar aman dan damai. Amin. Lagu "Betapa Indah RumahMu Tuhan", lihat Buku Siswa halaman 50. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar rumah yang indah dan rumah yang sederhana. Lihat Buku Siswa halaman 51.



2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siszua untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang gambar tersebu, misalnya: a. Bagaimana keadaan rumah dalam gambar? b. Apa guna rumah ? c. Apa sajakah bagian-bagian rumah? d. Apa guna dari setiap bagian rumah? e. Bagaimana cara merawat rumah? Setelah itu, guru mengajak siswa mengenal bagian-bagian rumah dengan memasangkan gambar dan nama ruangan atau kamar sesuai fungsinya (Lihat buku siswa halaman 52). 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya: Rumah sangat penting untuk tempat tinggal sebuah keluarga. Ada rumah yang mewah dan ada yang sederhana. Rumah merupakan tempat keluarga berlindung dari hujan dan terik matahari. Rumah juga tempat berkumpulnya keluarga. Di dalam rumah ada kamar dan ruang sesuai kebutuhan keluarga. Ada ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, dan yang lainnya. Rumah harus dirawat agar bersih dan rapi. Cara merawat rumah, misalnya setiap hari rumah harus disapu dan dipel, debu yang melekat di meja dan kursi dibersihkan, merapikan tempat tidur, dan lainnya. Rumah yang bersih akan membuat keluarga merasa nyaman dan sehat. Bahkan, siapa pun yang berkunjung ke rumah kita akan merasa senang. Tuhan Yesus pun senang mengunjungi rumah kita, seperti la mengunjungi rumah Zakeus. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siszoa untuk mengamati gambar di Buku Siswa halaman 53-54 dan mendengarkan cerita Yesus mengunjungi rumah Zakeus berdasarkan cerita dari Lukas 19:1-9. Pada suatu hari Yesus melakukan perjalanan ke Yerikho. Di kota itu tinggallah seorang kaya yang bernama Zakeus. Ia adalah seorang pemungut cukai. Ia mengumpulkan uang untuk dirinya sendiri dan bangsa Romawi. Orang banyak tidak menyukai perbuatan Zakeus. Banyak orang ingin melihat Yesus. Mereka berjejer dan berdesak-desakan ingin memberi salam kepada Yesus. Zakeus juga ingin melihat Yesus. Karena badannya pendek, Zakeus tidak bisa melihat Yesus. Maka Zakeus memanjat pohon supaya dapat melihat Yesus. Ketika melihat Yesus, Zakeus berkata, "Itukah Yesus? Jadi Dia Yesus dari Nasaret." Zakeus pun berteriak menyambut kedatangan Yesus. Yesus terus berjalan. Akhirnya, ia berada tepat di bawah pohon yang dipanjat Zakeus. Tibatiba Yesus berhenti dan berkata, "Zakeus, turunlah! Hari ini Aku harus mengunjungi rumahmu." Zakeus terkejut. Ia segera turun dari pohon dan mengajak Yesus menuju rumahnya.



"Mulai sekarang aku berjanji memberikan setengah dari yang aku dapatkan untuk orang miskin," janji Zakeus kepada Yesus. Yesus berkata, "Hari ini kamu dan keluargamu telah diselamatkan." 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan atas cerita dari Lukas, misalnya : a. Siapa Zakeus? b. Mengapa Yesus mau mengunjungi rumah Zakeus? c. Apa janji Zakeus? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya : Zakeus senang sekali Yesus mau menumpang di rumahnya. Zakeus me- rasa rumahnya diberkati oleh Tuhan. Zakeus berjanji akan mengembalikan uang pajak yang diambilnya. Yesus pun senang karena setelah dikunjungi, Zakeus bertobat. Tuhan Yesus juga memberkati setiap keluarga dan rumahnya. Kita bersyukur kepada Tuhan karena memiliki sebuah rumah dan Yesus juga mengunjungi rumah kita. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk merenungkan pengalamannya dibandingkan dengan pengalaman Kitab Suci, misalnya : "Rajinkah aku merawat rumah?" Aksi  Mewarnai gambar sebuah rumah.  Sapulah lantai rumahmu dan rapikan peralatanmu setelah bermain! (Tulislah di buku tugasmu hasil pekerjaanmu, mintalah tanda tangan orang tuamu, lalu laporkan kepada gurumu). Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa: "Hari ini Aku mengunjungi rumahmu." Penutup Rangkuman  Rumah adalah tempat tinggal keluarga.  Rumah mempunyai bagian-bagian.  Ada ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, kamar mandi dan yang lainnya.  Rumah harus dirawat agar bersih dan rapi.  Rumah yang bersih akan membuat keluarga merasa nyaman dan sehat.  Yesus mengunjungi rumah Zakeus.



  



Zakeus bertobat setelah dikunjungi Yesus. Tuhan senang mengunjungi rumah kita. Kita bersyukur kepada Tuhan karena kunjungan Yesus ke rumah kita. Penilaian



1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur lingkungan rumah sebagai atas dirinya yang khas. tempat untuk bertumbuh dan berkembang.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Merawat lingkungan rumah Membantu ibu menyapu sebagai tempat untuk Membereskan tempat bertumbuh dan berkembang. tidur sendiri. Membereskan mainan setelah bermain.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3



Indikator Menyebutkan kegunaan rumah. Menyebutkan cara merawat rumah. Menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakeus.



Butir Instrumen Sebutkan guna rumah! Sebutkan cara merawat rumah!



Rumah siapakah yang dikunjungi Yesus? Mengapa Yesus mengunjungi rumah Zakeus? Apa yang dikatakan Yesus kepada Zakeus ketika sampai di rumahnya? Jumlah Skor



Nilai =



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Skor 20 20 20 20 20 100



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Gambar rumah No 1



Indikator Mewarnai gambar rumah



Butir Instrumen Komposisi Warna Kerapian Skor Maksimal



Nilai =



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menggambar rumah tempat tinggalnya. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 7



KELUARGAKU Kompetensi Dasar 1.3 Bersyukur atas lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 2.3 Bertanggung jawab terhadap lingkungan rumah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang. 3.3 Mengenal lingkungan rumah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 4.3 Melakukan aktivitas memelihara lingkungan rumah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang. Indikator 1.3.1 Mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah keluarga. 2.3.1 Melaksanakan tugas dalam keluarga dengan penuh tanggung jawab. 1.1.1 Menyebutkan tugas setiap anggota keluarga. 1.1.2 Menyebutkan perbua tan-perbua tan ba i k yang dilakukan orang tua. 3.3.3 Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya terhadap orang tua. 3.3.4 Menyebutkan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan terhadap saudara- saudaranya. 1.1.1 Mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dalam lagu. Bahan Kajian 1. Tugas ayah, ibu, dan anak di dalam keluarga. 2. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang tua. 3. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya terhadap orang tua. 4. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan terhadap saudara-saudaranya. 5. Ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dalam lagu. 6. Injil Yohanes 15: 12-14,17. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas 1 SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang keluarga. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, cerita, informasi/ceramah dan refleksi. Teks Kitab Suci, teks cerita 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dua kali pertemuan secara terpisah, makapelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar



Dalam pelajaran ini siswa disadarkan akan peranan keluarga dalam kehidupannya. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, adik, atau kakak. Mereka hidup bersama. Setiap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab tertentu. Ayah dan ibu bertanggung jawab melindungi, mendidik, dan memberi nafkah untuk semua anggota keluarga. Anak-anak bertanggung jawab atas tugastugas tertentu sesuai kemampuannya. Tetapi hidup dalam keluarga juga tidak luput dari pertengkaran dan salah paham. Tetapi biasanya hal-hal yang kecil ini membuat kita semakin saling mengasihi. Dalam Injil Yohanes 15:12-14, 17 Yesus memerintahkan agar kita "saling mengasihi satu sama lain sebagai saudara". Tandabahwa orang sungguh saling mengasihi saudaranya adalah rela memberikan hidupnya bagi saudaranya. Jika hidup sebagai satu keluarga dan saling mengasihi, semua tugas dalam keluarga akan menjadi ringan dan keluarga menjadi bahagia. Kasih dalam keluarga adalah wujud kehadiran Tuhan yang mencintai kita. Dengan pelajaran ini diharapkan siswa merasakan bahwa kasih Tuhan dapat dirasakan dalam hidup keluarga. Keluarga adalah anugerah Tuhan untuk dirinya. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Kasih dalam keluarga adalah wujud kehadiran Tuhan yang mencintai kita. Kasih Tuhan dapat dirasakan dalam hidup keluarga. Keluarga adalah anugerah Tuhan untuk dirinya. Doa Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa, misalnya: Tuhan Yesus, Engkau telah memberiku keluarga. Engkau memberkati keluargaku. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin. Lagu "Kasih Sayang Ibu dan Ayah", lihat Buku Siswa halaman 58. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak yang sedang bekerja di rumah. Kemudian guru menceritakan kisah keluarga Maria. Lihat Buku Siswa halaman 59. Keluarga Maria Keluarga Maria terdiri dari empat anggota keluarga. Ada ibu, ayah, Santo, dan Maria. Mereka hidup rukun dan saling menolong. Semua mengerjakan tugasnya masing-masing sebagai anggota keluarga. Ayah mencari nafkah untuk membiayai hidup keluarga. Ibu memasak, membersihkan rumah, dan merawat anak-anak. Abang Santo membantu Ibu menyapu halaman rumah setiap sore, dan Maria membantu Ibu mencuci piring setelah makan malam bersama.



Suatu hari Santo menolak membantu ibunya untuk menyapu halaman rumah. Santo ingin bermain sore itu bersama teman-temannya. Mukanya eemberut ketika hari sudah sore. Santo harus melakukan tugasnya, tetapi teman-teman sudah memanggilnya untuk bermain. Ayah mengetahui keadaan Santo dan ayah mendekatinya, "Kenapa Nak, setiap sore mukamu eemberut. Coba cerita kepada Ayah." Setelah ditanya ayahnya, Santo lalu menceritakan isi hatinya, bahwa ia ingin bermain bersama temannya setiap sore. Ayah menasihati Santo bahwa setiap anggota keluarga mempunyai tugas dan tugas harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sejak itu Santo sadar bahwa dalam keluarga harus saling mengasihi dan saling menolong sehingga keluarga akan bahagia. 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang gambar dan cerita, misalnya: a. Apa tugas ayah? b. Apa tugas ibu? c. Mengapa Santo eemberut? d. Apa sajakah tugas anak dalam keluarga? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan dan tanggapan siswa, misalnya: Setiap anggota keluarga bertanggung jawab terhadap tugasnya. Ayah bekerja mencari nafkah untuk keluarga. Ibu memasak dan membersihkan rumah dan merawat anak-anak. Ibu dapat juga bekerja membantu Ayah mencari nafkah. Namun, di rumah harus ada yang menyiapkan makanan untuk keluarga dan merawat rumah. Anak-anak juga harus ikut membantu pekerjaan di rumah yang dapat dilakukannya. Namun, tugas utama anak- anak adalah belajar dengan rajin dan tekun. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus bersama satu keluarga yang saling mengasihi dan mendengarkan bacaan Kitab Suci Yohanes 15:12-14,17. Lihat Buku Siswa iialaman 61. Inilah perintah-Ku, yaitu kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang vang memberikan nyawanya untuk sahabatsahabat-Nya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: kasihilah seorang akan yang lain." 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang nasihat Kitab Suci, misalnya: a. Apa perintah Yesus? b. Bagaimana saling mengasihi dalam keluarga? c. Bagaimana keadaan keluarga yang saling mengasihi?



3. Peneguhan Perintah Yesus agar saling mengasihi itu seperti Yesus yang mengasihi kita. Dalam keluarga, orang tua mengasihi anak dan anak mengasihi orang tua. Cara mengasihi adalah dengan melaksanakan tugas sebagai anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab dan saling menghormati. Bila ayah, ibu, dan anak saling mengasihi, keluarga akan rukun dan bahagia. Langah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan pesan Kitab Suci. "Sudahkah aku melakukan perbuatan baik bagi keluargaku?" Aksi  Mewarnai gambar satu keluarga yang bahagia dan Yesus di tengah keluarga mereka. Penutup Rangkuman  Tuhan sangat mengasihi kita.  Kita diberi orang tua, yaitu ayah, ibu, dan saudara.  Ayah, ibu, dan saudara mencintai kita.  Bermacam-macam perbuatan baik telah dilakukan ayah, ibu, dan saudara untuk kita.  Setiap anggota keluarga mempunyai tugas.  Tugas harus dilaksanakan dengan tanggung jawab.  Ayah bertugas mencari nafkah dan melindungi keluarga.  Ibu bertugas menyiapkan kebutuhan keluarga dan merawat anak-anak.  Anak bertugas membantu pekerjaan orang tua.  Perintah Yesus agar saling mengasihi dalam keluarga. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Hendaklah kamu saling mengasihi seperti Aku mengasihi karma." Doa Tuhan Yesus yang mahabaik, Berilah aku tanggung jawab dalam melaksanakan tugasku di rumah dan saliang mengasihi dalam keluarga. Amin. Lagu "Kasih Sayang Ibu dan Ayah". Lihat Buku Siswa halaman 58.



Penilaian



1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Tuhan atas anugerah keluarga. atas dirinya yang khas.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Melaksanakan tugas keluarga dengan tanggung jawab.



Butir Instrumen dalam Membantu ibu menyapu penuh Membereskan tempat tidur sendiri. Membereskan mainan setelah bermain. Membereskan meja makan setelah makan.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3 4



Indikator Butir Instrumen Menyebutkan tugas setiap Sebutkan tugas setiap anggota anggota keluarga. keluarga! Menyebutkan perbuatan- Sebutkan perbuatan-perbuatan baik perbuatan baik yang dilakukan yang dilakukan orang tua! orang tua. Menyebutkan perbuatan- Sebutkan perbuatan- perbuatan baik perbuatan baik yang yang yang dilakukan terhadap orang tua! dilakukan terhadap orang tua. Menyebutkan perbuatan- Sebutkan perbuatan- perbuatan baik perbuatan baik yang dilakukan yang dilakukan terhadap saudara! terhadap saudara- saudaranya. Jumlah Skor Nilai =



4. Keterampilan a. Teknik



: Tertulis



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Skor 25 25 25 25 100



b. Bentuk Instrumen : Menyanyikan lagu No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan rasa syukur Isi lagu kepada Tuhan atas anugerah Ekspresi keluarga dalam lagu. Skor Maksimal Nilai =



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan tugas apa yang sudah dilakukan selama seminggu dan ditandatangani orang tua. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 8 SEKOLAHKU



Kompetensi Dasar 1.4 Bersyukur atas lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 2.4. Bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat ber-tumbuh dan berkembang. 3.4. Mengenal lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 4.4. Melakukan aktivitas memelihara lingkungan sekolah sebagai tempat ber-tumbuh dan berkembang. Indikator 1.4.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan sekolah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang. 2.4.1 Melaksanakan tugas sebagai warga sekolah dengan tanggung jawab. 3.4.1 Menyebutkan tujuan orang bersekolah. 3.4.2 Menyebutkan petugas-petugas pelayanan di sekolah. 3.4.3 Menyebutkan tugas-tugas petugas di sekolah. 3.4.4 Menyebutkan kegiatan yang dilakukan di sekolah. 3.4.5 Menjelaskan cara bersyukur kepada Allah atas anugerah sekolah. 4.4.1 Melakukan piket kelas. Bahan Kajian 1. Tujuan orang bersekolah. 2. Petugas-petugas pelayanan di lingkungan sekolah dan tugasnya masing-masing. 3. Cara bersyukur kepada Allah atas anugerah sekolah. 4. Merawat lingkungan sekolah. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas 1. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang sekolah. 5. Lingkungan sekolah. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, cerita, informasi/ceramah dan refleksi. Teks cerita, teks Kitab Suci, 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dua kalipertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Sekolah merupakan salah satu tempat untuk bersosialisasi, selain rumah dan lingkungan. Di sekolah anak-anak akan bertemu dengan guru yang mendidik dan mengajar mereka dalam berbagai bidang ilmu, kebiasaan yang baik, dan keterampilan yang berguna dalam kehidupannya, serta bertemu dengan teman-teman yang baru. Di sekolah guru membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan dan kepribadian mereka. Selain guru, masih ada yang berperan membantu perkembangan siswa, seperti karyawan TU (tata usaha), penjaga sekolah, petugas kebersihan, dan lainnya. Dengan demikian, keterbatasan orang tua dan masyarakat dalam upaya mengembangkan kecerdasan anak dapat terlaksana secara efektif di sekolah. Di sekolah siswa juga bertemu dengan teman-teman yang dapat diajak untuk belajar bersama, bermain bersama, dan mengerjakan tugas bersama. Di sekolah siswa belajar banyak hal untuk bekal hidup mereka kelak. Nasihat bijak di dalam Kitab Amsal mengatakan: "Berpeganglah pada didikan, jangan melepaskannya. Peliharalah dia karena dialah hidupmu. Jangan menempuh jalan orang fasik, dan jangan mengikuti jalan orang jahat" (Amsal 4:13-14). Demikianlah kitab Amsal menasihati setiap orang untuk mencintai pendidikan. Pendidikan akan membawa siswa pada kehidupan yang lebih baik. Melalui pelajaran ini siswa diharapkan dapat memahami tujuan ber- sekolah, mengenal lingkungan sekolah, dan mengenal para petugas pelayanan yang a da, terutama para guru sebagai pendidiknya. Diharapkan pula siswa selalu bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai seorang pelajar demi masa depan mereka dan bersyukur kepada Tuhan dengan belajar yang rajin, menyayangi teman, hormat kepada guru dan juga kepada tenaga kependidikan di sekolah. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Sekolah merupakan salah satu tempat untuk bersosialisasi, selain rumah dan lingkungan. Di sekolah anak-anak akan bertemu dengan guru yang mendidik dan mengajar mereka dalam berbagai bidang ilmu, kebiasaan yang baik, dan keterampilan yang berguna dalam kehidupannya, serta bertemu dengan teman-teman yang baru. Kegiatan Pembelajaran Doa Guru mengajak siswa untuk mengawali pertemuan dengan doa. Tuhan Yesus, kami senang dapat belajar di sekolah ini Berkatilah kami agar dapat belajar dengan baik. Amin. Lagu "Keluarga Besar Sekolahku", lihat Buku Siswa halaman 68.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan



Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar lingkungan sekolah dan puisi di bawah ini. Lihat Buku Siswa halaman 69. Sekolahku Setiap hari aku ke sekolah Sekolahku sangat indah Tempat aku belajar Tempat aku mendapat ilmu Aku berjumpa dengan guruku Guru yang baik Guru yang memberi ilmu Untuk masa depanku Aku berjumpa dengan temanku Belajar bersama Bernyanyi bersama Bermain bersama Terima kasih sekolahku Terima kasih guruku Terima kasih teman-temanku Kau berjasa kepadaku (Apabila siswa kelas satu belum bisa membaca, maka guru membacakan puisi di atas dan siswa menirukannya.) 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas puisi dengan bertanya, menyatakan pikiran atau perasaannya, misalnya : a. Apa yang tertulis dalam puisi? b. Untuk apakah kita ke sekolah? c. Siapa saja yang berjasa di sekolah? d. Bagaimanakah sikap yang baik terhadap guru? e. Siapa sajakah yang bertanggung jawab untuk merawat lingkungan sekolah? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Kita merasa senang karena dapat bersekolah. Di sekolah kita belajar bersama guru dan teman-teman dan bertemu dengan petugas kebersihan, penjaga sekolah, dan yang lainnya. Di sekolah kita dapat belajar membaca, menulis, berhitung, menggambar, bemyanyi, berolahraga, dan belajar yang lainnya. Semua itu agar membuat kita menjadi anak yang pintar dan berbudi luhur. Tetapi lingkungan sekolah juga perlu dirawat. Sekolah yang bersih dan rapi membuat kita dapat belajar dengan nyaman. Sebaliknya, ada juga teman kita yang tidak dapat bersekolah. Kita harus berdoa bagi teman-teman yang tidak dapat belajar dengan baik di sekolah agar mereka dapat bersekolah. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan



Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Yesus yang mengajar anak-anak sambil mendengarkan bacaan Kitab Amsal 4:13-14. Lihat Buku Siswa halaman 70. Berpeganglah pada didikan, jangan melepaskannya. Peliharalah dia karena dialah hidupmu. Jangan menempuh jalan orang fasik, dan jangan mengikuti jalan orang jahat" (Amsal 4:13-14). 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas Amsal 4:13-14 dengan menanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya : a. Mengapa harus sekolah? b. Siapa sajakah yang ada di sekolah? c. Bagaimana sikap yang baik saat di sekolah? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Nasihat bijak di dalam Kitab Amsal mengatakan: "Berpeganglah pada didikan, jangan melepaskannya. Peliharalah dia karena dialah hidupmu. Jangan menempuh jalan orang fasik, dan jangan mengikuti jalan orang jahat" (Amsal 4:13-14). Nasihatnya adalah bahwa setiap orang harus bersekolah. Bersekolah membuat kita menjadi pintar dan menjadi orang baik. Di sekolah kita dididik oleh guru dengan berbagai ilmu pengetahuan, kebiasaan yang baik, dan keterampilan bagi kehidupan kita nantinya. Banyak teman tidak mendapat kesempatan untuk bersekolah, karena itu kita bersyukur kepada Allah karena kita dapat bersekolah. Bagaimana cara kita bersyukur? Kita dapat bersyukur kepada Allah dengan rajin belajar, menyayangi teman. hormat kepada guru dan petugas lainnya seperti petugas keamanan, petugas kebersihan, dan lainnya. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siszva membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya: "Rajinkah aku belajar setiap hari?" Aksi Guru mengajak siswa untuk berkeliling dan mengamati lingkungan sekolah, mengenal para petugas yang melayani kebutuhan mereka di sekolah, dan mencatat di buku tugas masingmasing. Menulis Nama-Nama Petugas Sekolah Tulislah nama-nama petugas sekolah yang kamu kenal!



Tugas Jabatan



Nama



Kepala sekolah



……………………………………………….



Wakil kepala sekolah



……………………………………………….



Guru kelas 1



……………………………………………….



Guru kelas 2



……………………………………………….



Guru kelas 3



……………………………………………….



Guru kelas 4



……………………………………………….



Guru kelas 5



……………………………………………….



Guru kelas 6



……………………………………………….



Petugas tata usaha



……………………………………………….



Petugas perpustakaan



……………………………………………….



Petugas UKS



……………………………………………….



Petugas keamanan



……………………………………………….



Pembantu sekolah



……………………………………………….



Penutup Rangkuman  Sekolah adalah tempat aku belajar.  Di sekolah aku bertemu dengan guru, petugas sekolah, dan teman- teman.  Kita harus patuh pada nasihat guru.  Kita harus bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru.  Kita harus bertanggung jawab dengan kebersihan sekolah. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa: "Berpeganglah pada didikan, jangan melepaskannya."



Doa Ya Tuhan yang mahabaik, berilah aku semangat untuk rajin belajar agar menjadi anak yang baik dan pintar. Amin. Lagu "Keluarga Besar Sekolahku". Lihat Buku Siswa halaman 68.



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Mengungkapkan syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan sekolah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang.



Butir Instrumen Mengucapkan doa syukur kepada Allah atas anugerah sekolah.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Melaksanakan tugas sebagai Mengerjakan tugas yang warga sekolah dengan diberikan guru. tanggung jawab. Menjaga kebersihan sekolah.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Jawaban Singkat No 1



Indikator Mengenal lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang.



Butir Instrumen Mengapa kita harus bersekolah? Siapa saja yang kamu jumpai di sekolah? Apa saja yang dipelajari di sekolah? Sebutkan nama sekolahmu! Sebutkan nama gurumu! Bagaimana caranya agar kita menjadi pintar? Jumlah Skor



Nilai =



Skor 20 20 20 10 10 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Kegiatan b. Bentuk Instrumen : Piket kelas No



Indikator



Butir Instrumen



Skor



1



Melakukan aktivitas memelihara Menyapu kelas. lingkungan sekolah sebagai Membuang sampah kelas tempat bertumbuh dan penampungan sampah sekolah. berkembang. Skor Maksimal Nilai =



ke



50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan cerita tentang sekolahnya. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan dengan menyebutkan mengapa kita harus bersekolah.



PELAJARAN 9 GURUKU Kompetensi Dasar



1.4



Bersyukur atas lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 2.4. Bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang. 3.4. Mengenal lingkungan sekolah sebagai tempat yang dianugerahkan Allah untuk bertumbuh dan berkembang. 4.4. Melakukan aktivitas memelihara lingkungan sekolah sebagai tempat bertumbuh dan berkembang. Indikator 1.4.1. Mengungkapkan syukur kepada Tuhan mendapat guru yang baik. 2.4.1. Melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan penuh tanggung jawab. 3.4.1. Menyebutkan macam-macam pelajaran yang diajarkan guru. 3.4.2. Menyebutkan nama gurunya. 3.4.3. Menyebutkan manfaat pelajaran yang diberikan oleh guru. 3.4.3. Menyebutkan sikap-sikap yang baik terhadap guru di sekolah. 3.4.5. Menyebutkan panggilan yang diberikan murid-Nya kepada Yesus menurut Lukas 5:1-11. 4.4.1. Membuat doa syukur atas karunia guru yang baik. Bahan Kajian 1. Macam-macam pelajaran di sekolah. 2. Manfaat pelajaran di sekolah. 3. Sikap-sikap yang baik terhadap guru di sekolah. 4. Kitab Suci: Lukas 5: 1-11. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dar. Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitat. Jakarta: LAI dan LBI 4. Pengalaman siswa dan guru tentang gurunya. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Bernyanyi, bermain, informasi, dan refleksi Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dua kali pertemuan secara terpisah, makapelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Sekolah merupakan tempat anak-anak bertemu dengan guru yang men- didik dan mengajar mereka dalam berbagai bidang ilmu, kebiasaan yang baik dan keterampilan yang berguna dalam



kehidupannya, serta bertemu dengan teman-teman baru. Di sekolah guru membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan dan kepribadian mereka. Selain guru, masih ada yang berperan membantu perkembangan siswa, seperti karyawan TU (Tata Usaha), penjaga sekolah, petugas kebersihan, dan lainnya. Dalam Lukas 5: 1-11 diceritakan bahwa banyak orang yang mengikuti Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Mereka menyebut Yesus sebagai Guru. Ketika Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, Yesus menyuruh Simon supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu la duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, la berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa- apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak. Para murid patuh kepada gurunya sehingga memberikan hasil yang berlimpah kepada mereka. Melalui pelajaran ini siswa diharapkan untuk selalu mematuhi nasihat gurunya sehingga pendidikan akan berhasil dan kelak mereka mempunyai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Guru merupakan orang yang membantu orang tua untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Doa Guru mengajak siswa mengawali pelajaran dengan doa, misalnya: Terima kasih, ya Tuhan, karena Engkau memberi kami guru yang baik Bimbinglah kami agar dapat belajar dengan baik. Amin Lagu "Guruku Tersayang", lihat Buku Siswa halaman 74. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar guru yang sedang memberikan penjelasan pada siswa yang menanyakan pelajaran. Lihat Buku Siswa halaman 75.



2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas gambar dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya : a. Ceritakan peristiwa pada gambar!



b. c. d. e.



Pelajaran apa sajakah yang ibu/bapak guru ajarkan di sekolah? Pelajaran apakah yang paling disukai anak-anak? Mengapa? Apa yang harus dilakukan supaya pintar? Bagaimanakah sikap yang baik saat ibu/bapak guru mengajar?



3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan tanggapan siswa, misalnya: Di sekolah kitabelajar bersama teman-teman. Ibu/bapak guru mengajarkan bermacammacam pelajaran. Semua pelajaran berguna untuk hidup kita. Anak yang rajin belajar dan tekun berdoa akan cepat pintar. Tugas yang diberikan ibu/bapak guru harus dikerjakan. Nasihat ibu/bapak guru harus ditaati. Dengan demikian, kita mempunyai masa depan yang baik. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar Yes us bersama murid murid-Nya (Lukas 5:1-11). Lihat Buku Siswa halaman 76. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama- sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu, ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersamasama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan cerita di atas dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Siapa saja yang bersama Yesus? b. Simon memanggil Yesus dengan sebutan apa? c. Apa nasihat Yesus kepada murid-Nya? d. Apakah murid-Nya mendengarkan nasihat Yesus?



e. Apa yang terjadi setelah mereka mendengar nasihat Yesus? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, jawaban, dan tanggapan siswa, misalnya: Murid-murid Yesus memanggil-Nya dengan sebutan Guru. Mereka senang mendengarkan pengajaran dan nasihat Gurunya, yaitu Yesus. Ketika Yesus menyuruh murid-Nya bertolak lebih dalam, mereka pun menuruti apa vang dikatakan Yesus. Hasilnya mereka mendapat ikan yang sangat banyak. Nasihat guru kita juga harus kita taati. Dengan belajar kita menjadi pintar, menjadi tahu banyak hal. Maka belajar itu penting sekali. Guru mendidik kita menjadi anak yang pintar dan berbudi luhur. Semua yang dajarkan akan berguna untuk hidup kita kelak. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya: "Sudahkah aku melaksanakan nasihat guru?" Aksi Guru memberi tugas kepada siswa untuk mewarnai gambar ibu/bapak guru yang sedang menjelaskan pelajaran kepada seorang anak di kelas kemudian menuliskan nama ibu/bapak gurunya. Penutup Rangkuman  Pendidik kita di sekolah adalah guru.  Kita harus patuh pada nasihat guru.  Mengeijakan tugas dengan tekun dan teliti.  Yesus disebut Guru oleh murid-murid-Nya.  Murid-murid Yesus taat pada nasihat Yesus. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Hormatilah dan taatilah nasihat guru." Doa Ya Tuhan yang mahabaik, berilah aku semangat untuk rajin belajar di sekolah maupun di rumah. Amin. Lagu "Guruku Tersayang." Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik



: Observasi



b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Tuhan mendapat guru yang karena mendapat guru baik. yang baik.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Melaksanakan tugas yang Selalu mengerjakan PR. diberikan guru dengan penuh tanggung jawab.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3 4 5



Indikator Butir Instrumen Menyebutkan macam-macam Sebutkan pelajaran apa saja yang pelajaran yang diajarkan guru. diajarkan guru! Menyebutkan nama guru- Siapa nama gurumu? gurunya Menyebutkan manfaat pelajaran Apa manfaat pelajaran yang yang diberikan oleh guru. diberikan guru? Menyebutkan sikap-sikap yang Sebutkan sikap-sikap yang baik baik terhadap guru di sekolah. terhadap guru! Menyebutkan panggilan yang Murid-murid memanggil Yesus diberikan murid-Nya kepada dengan sebutan apa? Yesus menurut Lukas 5:1-11. Jumlah Skor Nilai =



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Piket kelas



Skor 20 20 20 20 20 100



No 1



Indikator Membuat doa syukur atas karunia guru yang baik. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen Isi doa



Skor 100 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan slogan "Hormatilah gurumu, taatilah nasihatnya" dan dihias dengan indah. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk memelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 10 ALLAH MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI Kompetensi Dasar



1.5 2.5 3.5 4.5



Percaya akan Allah sebagai pencipta yang mahabaik. Bertanggung jawab terhadap dptaan Allah yang mahabaik. Mengenal Allah sebagai pencipta yang mahabaik. Melakukan aktivitas (misalnya menulis doa, menggambar/mewamai/membuat mozaik) tentang dptaan Allah.



Indikator 1.5.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah atas semua ciptaan-Nya. 2.5.1 Memelihara dptaan Tuhan dengan penuh tanggung jawab. 3.5.1 Menceritakan kembali kisah penciptaan langit dan bumi (Kejadian 1:1-24). 3.5.2 Menyebutkan manfaat ciptaan Tuhan bagi kehidupan manusia. 3.5.3 Menyebutkan cara-cara melestarikan alam dptaan Tuhan. 4.5.1 Menggambar ciptaan Tuhan. Bahan Kajian 1. Alam yang indah dan yang rusak. 2. Manfaat alam ciptaan Tuhan bagi manusia. 3. Melestarikan alam ciptaan Tuhan. 4. Kisah penciptaan langit dan bumi (Kejadian 1:1-28). Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik Kelas I SD. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang penciptaan langit dan bumi. 5. Lingkungan alam ciptaan Tuhan. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, cerita, informasi/ceramah, penugasan, dan bermain peran. Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita, lagu. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Alam yang diciptakan Tuhan memang sungguh indah. Siswa kelas I sudah mampu mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan ini. Ketika melihat alam sekitar, mereka mengagumi



dengan kata-kata yang sederhana, misalnya: gunung yang tinggi, laut yang luas, bunga yang indah, dan sebagainya. Dalam kitab Kejadian 1:1-28 dikisahkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi serta isinya. Ketika Tuhan selesai menciptakan alam, Tuhan melihat bahwa semuanya itu baik. Tujuan utama penciptaan langit dan bumi serta isinya adalah agar manusia sebagai ciptaan Tuhan dapat hidup sejahtera di alam ini. Bumi serta isinya diserahkan kepada manusia untuk dipelihara dan dilestarikan. Melalui pelajaran ini siswa diajak untuk menyadari bahwa semua yang indah itu pemberian Tuhan. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Semua ciptaan Tuhan baik adanya. Dengan demikian diharapkan tumbuh kesadaran siswa untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Bapa yang telah menciptakan alam semesta ini untuk kebahagiaan manusia, tetapi juga keprihatinan terhadap kerusakan alam lingkungan. Rasa syukur ini diwujudkan dengan memelihara dan melestarikan alam sekitarnya. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Allah yang menciptakan alam yang indah untuk manusia. Semua ciptaan Allah baik adanya. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur kepada Allah Bapa yang telah menciptakan alam semesta ini untuk kebahagiaan manusia. Rasa syukur ini diwujudkan dengan memelihara dan melestarikan alam sekitarnya. Doa Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan doa. Tuhan Engkau sungguh baik. Engkau ciptakan bagi kami, langit dan bumi serta segala isinya. Berkatilah kami agar mampu memelihara ciptaan-Mu. Amin. Lagu "Alangkah Megah Karya-Mu", lihat Buku Siswa halaman 82. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak sisiva untuk mengamati gambar alam ciptaan Tuhan. Satu gambar alam yang indah dan satu gambar alam yang rusak. Lihat Buku Siswa halaman 83. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut dengan contoh pertanyaan : a. b. c. d.



Mengapa ada alam yang indah ? Mengapa ada alam yang rusak? Mengapa bisa terjadi demikian? Siapa yang merusak alam ciptaan Tuhan?



3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan gambar, pertanyaan dan tanggapan sisu\: misalnya: Betapa senang kita berada di alam yang indah ini. Ada kebun yang indah sungai yang bersih, laut yang luas, gunung yang tinggi, hutan yang lebat. dan sawah yang menghijau. Hati kita pasti kagum dengan karya Allah ini Sebaliknya, bila kita melihat alam yang diberikan Allah kepada kita tidak dipelihara dan dilestarikan, bahkan dirusak, seperti kebun yang tidak dirawat. penebangan pohon di hutan secara liar, sungai yang airnya penuh sampah dan kotor, laut yang penuh sampah plastik, dan gunung yang gundul, hah kita pasti sedih. Alam ciptaan Allah yang rusak akan menimbulkan penyakit. Kerusakan alam ini disebabkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Semua diciptakan Allah untuk kita manusia. Jadi, sepantasnya kita bersyukur dan melestarikan alam ciptaan ini. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar dan cerita tentang penciptaan langit dan bumi dari Kejadian 1:1-28. Lihat Buku Siswa halaman 84-88. Beginilah Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya. Hari Pertama Allah menciptakan bumi. Gelap gulita meliputi seluruh bumi. Lalu Allah berfirman, "Jadilah terang ..." Dan terang itu jadi seperti yang Tuhan kehendaki. Terang itu disebut siang. Sedangkan gelap disebut malam. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Hari Kedua Allah berfirman lagi, "Jadilah cakrawala ..." Lalu cakrawala jadi. Ada gumpalan awan besar dan awal-awan kecil melayang-layang di angkasa raya. Cakrawala itu diberi nama langit. Di bawah langit ada bumi, yang penuh dengan air. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Hari Ketiga Allah memandang selurahbumi yang penuh dengan air. Lain berfirmanlah Allah, "Jadilah tanah yang kering Lalu terjadilah, dari air muncul tanah vang kering dan disebut darat. Sedangkan kumpulan air yang banyak disebut laut. Allah memandang tanah kering di darat, masih kosong. Lalu Allah berfirman lagi, "Hendaknya di darat tumbuh berbagai jenis pohon yang berbuah dan berbiji Lalu terjadilah demikian. Berbagai jenis pohon yang berbuah dan berbiji tumbuh di darat. Seluruh daratan ditumbuhi pohon-pohon yang hijau dan segar. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Hari Keempat Allah melihat di langit masih kosong. Lalu berfirmanlah Allah, "Hendaknya di langit ada benda-benda bercahaya untuk menerangi bumi siang dan malam ..." Lalu kehendak Allah terjadi lagi. Benda-benda bercahaya muncul di langit. Ada matahari, bulan, dan bintang-bintang.



Matahari bertugas menerangi bumi di siang hari. Sedangkan bulan dan bintang bertugas menerangi bumi di malam hari. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Hari Kelima Allah memandang lautan luas dan di udara. Belum ada makhluk hidup di dalam laut, juga di udara. Lalu berfirmanlah Allah, "Hendaknya di dalam laut hidup berbagai jenis makhluk hidup, dan di udara berbagai jenis hewan yang beterbangan ..." Dan kehendak Allah terjadi lagi. Berbagai jenis hewan muncul dari dalam laut. Ada ikan besar dan ikan kecil, kepiting, udang, dan hewan lainnya. Kemudian, di udara muncul juga berbagai jenis burung yang beterbangan, kupu-kupu, dan serangga lainnnya. Lalu Allah memberkati semua hewan di laut dan di udara, kata-Nya, "Berkembang biak dan bertambah banyaklah kamu ..." Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Hari Keenam Allah memandang lagi ciptaan-Nya yang ada di darat. Sudah banyak pohon dan tumbuhtumbuhan di darat. Tetapi belum ada hewan yang berkeliaran seperti di laut. Lalu Allah berfirman, "Hendaknya di darat hidup berbagai jenis hewan dan binatang liar Lalu terjadilah demikian. Ada sapi, kambing, domba, kucing, ayam, kelinci, dan berbagai hewan piaraan lainnva. Ada juga binatang-binatang liar seperti ular, singa, harimau, dan berbagai binatang liar lainnya. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Kemudian Tuhan berfirman lagi, "Baiklah, sekarang kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita." Lalu Tuhan Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Kemudian, Tuhan Allah menyerahkan semua ciptaan-Nya kepada manusia, kata-Nya, "Semua ciptaan ini Kuberikan kepadamu. Pergunakan dan peliharalah semuanya dengan baik ...” 2. Bermain Peran a. Persiapan dan Pemgaan: tentang Kisah Penciptaan (Para siswa dibagi menjadi 7 kelompok untuk menampilkan visualisasi kisah penciptaan. Kelompok 1 sampai 5 bertugas menampilkan kisah penciptaan hari pertama sampai kelima. Kelompok 6 dan 7 bertugas menampilkan kisah penciptaan hari keenam). Persiapan Penampilan Kelompok (Pembagian Tugas) Kelompok 1 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar bola bumi yang besar. Bola bumi dibagi dua. Bagian yang satu diberi warna terang dan yang lain warna gelap. Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Pertama". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Kelompok 2 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar lautan lepas. Di atas laut buatlah gambar gumpalan-gumpalan awan yang melayang-layang.



Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Kedua". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Kelompok 3 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar pemandangan laut. Ada laut dan daratan. Di darat ada banyak pohon tumbuh. Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Ketiga". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Kelompok 4 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar matahari, bulan, dan bintang-bintang. Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Keempat". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Kelompok 5 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar lautan lepas. Ada ikan-ikan berlompatan di atas permukaan laut. Di udara ada burung-burung beterbangan. Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Kelima". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Kelompok 6 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar hutan. Banyak pohon dan berbagai jenis hewan berkeliaran. Pada bagian bawah gambar tulislah "Hari Keenam". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Kelompok 7 Pada selembar kertas tebal, setiap orang membuat gambar atau tempelkan gambar seorang laki-laki dan seorang perempuan. Di kiri dan kanannya ada gambar pohon-pohon dan beberapa jenis hewan. Di bagian belakang ada gambar ikan-ikan berlompatan di laut dan burung-burung beterbangan di udara. Pada bagian bawah gambar tulislah "Semua ciptaan untuk manusia". Hiasilah gambarmu dan beri tongkat agar mudah dilambaikan. Berlatihlah menampilkan kisah penciptaan sesuai bagian kelompokmu. b. Peragaan Kisah Penciptaan 1. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing dengan gambar-gambar kisah penciptaan yang telah disiapkannya. 2. Sebelum drama dimulai, siswa menyanyikan lagu. 3. Setelah itu7 peragaan kisah penciptaan dimulai dan guru membacakan kisah penciptaan itu. Beginilah Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya : Pada hari pertama



Bumi masih kosong dan gelap. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang ...” Dan kehendak Allah terjadilah. Ada terang dan ada gelap di bumi. (Kelompok 1 maju di depan kelas. Sambil melambaikangambar-gambarnya, mereka menyanyikar. refren dari lagu "Alangkah megah” Kemudian kembali ke tempat duduknya diiring tepuk tangan semua sisiva dan seruan: "Syukur kepada Allah” Pada hari kedua Tuhan Allah memandang ke langit. Langit masih kosong. Lalu berfirmanlah Allah, "Jadilah cakrawala ...." Dan ... kehendak Allah terjadi. Ada gumpalan awan besar dan awan-awan kecil melayang-layang di cakrawala. Cakrawala itu diberi nama langit. (Kelompok 2 maju di depan kelas dengan car a yang sama seperti kelompok 1). Pada hari ketiga Allah memandang seluruh bumi. Bumi penuh dengan air. Lalu ber-firmanlah Allah, "Jadilah tanah yang kering Dan kehendak Allah terjadilah. Dari dalam air muncul tanah kering. Tanah yang kering itu disebut darat. Lalu Allah berfirman lagi, "Hendaknya di darat tumbuh berbagai jenis pohon ...." Dan kehendak Allah terjadi lagi. Pohon-pohon yang besar dan pohon kecil tumbuh di mana-mana. (Kelompok 3 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1). Pada hari keempat Allah melihat lagi di langit. Belum ada benda-benda bercahaya. Lalu berfirmanlah Allah, "Hendaknya di langit ada benda-benda bercahaya untuk menerangi bumi siang dan malam ...." Dan kehendak Allah terjadilah. Di langit muncul matahari, bulan, dan bintang-bintang. (Kelompok 4 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1). Pada hari kelima Allah melihat lagi. Belum ada makhluk hidup di laut. Di angkasa juga belum ada. Lalu berfirmanlah Allah, "Hendaknya di dalam laut hidup berbagai jenis hewan, dan di angkasa berbagai jenis hewan yang beterbangan Dan kehendak Allah terjadilah. Berbagai jenis hewan berenang di laut. Dan berbagai jenis burung beterbangan di angkasa. (Kelompok 5 maju di depart kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1). Pada hari keenam Allah memandang di darat. Banyak pohon, tetapi belum ada hewan yang berkeliaran seperti di laut. Lalu Allah berfirman, "Hendaknya di darat hidup berbagai jenis hewan dan binatang liar ...." Dan kehendak Allah terjadilah. Ada berbagai jenis hewan berkeliaran di darat. (Kelompok 6 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1). Tuhan Allah melihat semua yang diciptakan-Nya itu sungguh baik adanya. Kemudian Tuhan berfirman lagi, "Baiklah, sekarang kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita." Lalu Tuhan Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Tuhan Allah menyerahkan semua ciptaan- Nya kepada manusia, kata-Nya, "Semua ciptaan ini Kuberikan kepadamu. Pergunakan dan peliharalah semuanya dengan baik (Kelompok 7 maju di depan kelas dengan cara yang sama seperti kelompok 1).



3. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk memberi tanggapan atas kisah penciptaan dengan bertanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Apa saja ciptaan Tuhan? b. Berapa hari Tuhan menciptakan dunia dan isinya? c. Siapa ciptaan Tuhan yang paling sempurna? d. Untuk siapakah ciptaan Tuhan itu? e. Bagaimana sikap kita terhadap semua ciptaan Tuhan? f. Bagaimana cara memelihara ciptaan Tuhan? 4. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Tuhan menciptakan dunia dan isinya. Hari pertama Tuhan menciptakan terang dan gelap. Hari kedua Tuhan menciptakan cakrawala. Hari ketiga Tuhan menciptakan tumbuhan. Hari keempat Tuharv menciptakan matahari. bulan, dan bintang. Hari kelima Tuhan menciptakan binatang. Hari keenam Tuhan menciptakan manusia. Hari ketujuh Tuhan istirahat. Ketika Allah selesai menciptakan alam, Allah melihatnya bahwa semuanya itu baik. Semua yang diciptakan Tuhan adalah untuk manusia agar manusia dapat hidup senang, gembira, dan bahagia di bumi ini. Tuhan menginginkan manusia memelihara dan melestarikan semua ciptaan-Nya. Bagaimana cara kita memelihara dan melestarikannya? Kita dapat menanam tanaman, penghijauan, membuang sampah pada tempatnya, dan yang lainnya. Langah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak sisiva untuk merenungkan : "Sudahkah aku memelihara alam lingkunganku?" Aksi  Gambarlah salah satu ciptaan Tuhan yang paling kamu kagumi.  Guru meminta setiap siswa untuk : 1. Membawa satu pot tanaman ke sekolah 2. Menyiam tanaman tersebut setiap hari Penutup Rangkuman  Tuhan menciptakan dunia dan isinya selama enam hari.  Hari pertama Tuhan menciptakan terang dan gelap.  Hari kedua Tuhan menciptakan cakrawala.  Hari ketiga Tuhan menciptakan tumbuhan.  Hari keempat Tuhan menciptakan matahari, bulan, dan bintang.  Hari ke lima Tuhan menciptakan binatang.  Hari keenam Tuhan menciptakan manusia.  Hari ketujuh Tuhan istirahat.  Manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan semua ciptaan Tuhan.



Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Cintailah alam ciptaan Tuhan." Doa Tuhan yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu karena telah menciptakan alam yang indah ini. Berkatilah kami agar mampu memelihara dan melestarikan semua ciptaan-Mu. Amin. Lagu "Alangkah Megah Karya-Mu". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Allah atas semua ciptaan-Nya. atas semua ciptaan-Nya.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Memelihara ciptaan Tuhan Membuang sampah pada dengan penuh tanggung jawab. tempatnya Menyiram tanaman.



Ya



Tidak



Membersihkan halaman rumah. Menyapu lantai yang kotor. 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Isian



No 1



Indikator



Butir Instrumen Siapa yang menciptakan langit dan bumi?



Skor 20



Menceritakan kembali penciptaan langit dan (Kejadian 1:1-24). 2 3



kisah Apa yang diciptakan Tuhan bagi bumi kita? Mengapa Tuhan menciptakan langit dan bumi untuk kita? Menyebutkan manfaat ciptaan Apa kegunaan/manfaat alam ciptaan Tuhan bagi kehidupan manusia. Tuhan bagi kita? Menyebutkan cara-cara Bagaimana cara melestarikan alam melestarikan alam ciptaan Tuhan ciptaanTuhan? Jumlah Skor Nilai =



20 20 20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Gambar ciptaan Tuhan No 1



Indikator Menggambar ciptaan Tuhan. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen Isi gambar



Skor 100 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan cara memelihara alam ciptaan Tuhan, lalu dikumpulkan. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 11 ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA



Kompetensi Dasar 1.5 Percaya akan Allah sebagai pencipta yang mahabaik. 2.5 Bertanggung jawab terhadap ciptaan Allah yang mahabaik. 3.5 Mengenal Allah sebagai pencipta yang mahabaik. 4.5 Melakukan aktivitas (misalnya menggambar/mewamai/membuat mozaik) tentang ciptaan Allah. Indikator 1.5.1 Mengungkapkan syukur bahwa Allah menciptakan manusia. 2.5.1 Menghormati temannya yang laki-laki maupun perempuan. 3.5.1 Menyebutkan temannya yang laki-laki dan yang perempuan. 3.5.2 Menyebutkan contoh perbuatan menghormati temannya yang laki-laki dan perempuan. 3.5.3 Menceritakan kembali kisah penciptaan manusia berdasarkan kitab Kejadian 1:26-31. 4.5.1 Mewamai gambar manusia laki-laki dan perempuan. Bahan Kajian 1. Teman laki-laki dan perempuan. 2. Kitab Kejadian 1: 26-31. 3. Contoh perbuatan menghormati teman laki-laki dan perempuan. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas 1. Yogyakarta: Kanisius. 3. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitat Jakarta: LAI dan LBI. 4. Pengalaman siswa dan guru tentang penciptaan manusia. 5. Lingkungan sekitar. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, informasi/ceramah, cerita Gambar, lagu, teks Kitab Suci, teks cerita 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Ciptaan Tuhan yang paling luhur dan indah. Karena manusia diciptakan menurut citra Allah (gambar dan rupa Allah) sehingga manusia dapat berpikir, dapat bergaul, dan dapat mengasihi sesamanya. Semua ciptaan lainnya diberikan kepada manusia supaya hidup manusia menjadi senang dan bahagia. Dalam kitab Kejadian 1:26-31 dikisahkan bahwa Allah menciptakan ma¬nusia laki-laki dan perempuan. Manusia yang pertama diciptakan Allah bernama Adam. Kemudian, Tuhan



mengambil tulang rusuk Adam, dan dibuatnya manusia perempuan yang disebut Hawa. Tuhan membuat Taman Firdaus yang indah dan subur sebagai tempat tinggal Adam dan Hawa. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling melengkapi, artinya keduanya saling menolong. Laki-laki dan perempuan sederajat. Tidak ada yang lebih berkuasa. Namun, dalam masyarakat, perem-puan kurang dihormati sebagai teman yang perlu dilindungi. Melalui pelajaran ini siswa diajak untuk bersyukur karena telah diciptakan melalui orang tua, juga bersyukur karena diberi teman baik laki-laki maupun perempuan untuk bermain dan belajar bersama serta mewujudkannya dengan saling menghormati, baik laki-laki maupun perempuan. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan saling me- lengkapi, artinya keduanya saling menolong. Laki-laki dan perempuan sederajat. Tidak ada yang lebih berkuasa. Laki-laki dan perempuan saling menghormati. Doa Guru mengajak siswa untuk mengcuvali pelajaran dengan berdoa, misalnya: Tuhan yang Mahabaik, Engkau ciptakan laki-laki dan perempuan. Ajarilah kami untuk selalu rukun dalam berteman. Amin. Lagu "Ciptaan Tuhan", lihat Buku Siswa halaman 96. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak perempuan dan anak laki-laki yang berjalan bersama Yesus. Lihat Buku Siswa halaman 97. 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya terhadap gambar, misalnya: a. Siapa sajakah yang ada pada gambar? b. Sebutkan nama teman-temanmu laki-laki dan perempuan! c. Mengapa kamu mau berteman dengan mereka? d. Siapakah yang menciptakan laki-laki dan perempuan? e. Bagaimana Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan se- karang ini? f. Bagaimana sikap terhadap teman laki-laki dan perempuan? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyan siswa, misalnya: Kita mempunyai banyak ternary, baik laki-laki maupun perempuan. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan. Sekarang Tuhan menciptakan manusia. baik laki-laki maupun



perempuan, melalui orang tua masing-masing. Maka kita harus saling menghormati antara lakilaki dan perempuan. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar dan mendengarkan kisah penciptaan manusia. Lihat Buku Siswa halaman 98-99. Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, Allah berpikir bahwa bumi belum ada manusia. Maka Allah berfirman, "Baiklah Kita menjadikan ma¬nusia menurut gambar dan rupa Kita." Lalu Allah mengambil tanah liat, dibentuklah manusia. Kemudian, diembuskan napas-Nya, lalu manusia pertama itu hidup. Oleh Allah, manusia pertama itu diberi nama Adam. Allah menempatkan Adam di Taman Firdaus yang subur. Di taman itu banyak binatang yang beraneka macam. Namun, Adam tidak gembira, karena meskipun dia hidup dengan binatang-binatang itu, tidak ada satu pun binatang itu yang bisa berbicara dan bermain-main dengan dia. Lalu, Allah berpikir lagi. Tidak baik manusia sendiri saja. Aku akan memberi seorang penolong yang serupa dengan dia. Ketika Adam sedang tidur nyenyak, Allah mengambil salah satu tulang rusuk Adam, kemudian dibuat-Nya manusia perempuan dan diembuskan napas-Nya, lalu hiduplah manusia perempuan yang dinamai Hawa. Oleh Allah, Hawa dibawa kepada Adam. Ketika Adam melihat Hawa, senanglah hati Adam, katanya, "Inilah yang serupa dengan aku." 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan siswa untuk menanya atau menyatakan pendapatnya tentang Kisah Penciptaan Manusia Pertama, misalnya: a. Apa yang diciptakan Allah setelah menciptalan langit dan bumi? b. Siapa nama manusia laki-laki? c. Siapa nama manusia perempuan? d. Apa keistimewaan manusia? e. Di manakah Adam dan Hawa tinggal? f. Bagaimana keadaan tempat itu? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Tuhan Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Mereka di- beri nama Adam dan Hawa. Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya dan diberikan kepada manusia. Manusia laki-laki dan perempuan diciptakan Tuhan supaya saling menolong/membantu dan saling menghormati. Kita dapat melihat orang tua kita yang saling membantu dan menghormati dalam keluarga. Karena itu, kita bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan kita, manusia laki-laki maupun perempuan. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci.



"Sudahkah aku menghormati teman laki-laki maupun perempuan?" Aksi  Tulislah doa syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan manusia.  Ucapkanlah doamu dengan sikap hormat. Penutup Rangkuman  Tuhan Allah menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam dan Hawa.  Adam diciptakan Allah dari segumpal tanah yang dibentuk.  Hawa diciptakan dari sebuah tulang rusuk Adam.  Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden atau Firdaus.  Adam dan Hawa bertugas memelihara semua ciptaan Tuhan Allah.  Kita bersyukur kepada Tuhan Allah yang telah menciptakan kita melalui orang tua. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang hams diingat oleh siswa : "Allah menghendaki agar laki-laki dan perempuan saling menghormati. Doa. Tuhan Allah yang Mahabaik, Engkau telah menciptakan laki-laki dar perempuan. Bantulah agar kami saling menghormati. Amin. Lagu "Ciptaan Tuhan". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur bahwa Mengucapkan doa syukur Allah menciptakan manusia. karena sudah diciptakan Allah.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Menghormati temannya yang Tidak membeda-bedakan laki-laki maupun perempuan teman yang laki-laki maupun perempuan.



Ya



Tidak



Bermain saja.



dengan



siapa



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3



Indikator Menyebutkan temannya yang laki-laki dan yang perempuan. Menyebutkan contoh perbuatan menghormati teman laki-laki dan perempuan. Menceritakan kembali kisah penciptaan manusia berdasarkan kitab Kejadia 1: 26-31.



Butir Instrumen Sebutkan nama temanmu laki-laki dan perempuan! Sebutkan perbuatan saling menghormati teman laki-laki dan perempuan! Siapa yang menciptakan manusia? Dimana Tuhan menempatkan manusia pertama? Siapa nama manusia pertama yang diciptakan Tuhan? Jumlah Skor



Nilai =



Skor 20 20 20 20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur No 1



Indikator Mewarnai gambar manusia lakilaki dan perempuan. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen Kerapian Komposisi warna



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan cara mereka saling menghormati antara laki-laki dan perempuan secara tertulis.



Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.



2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 12 KABAR GEMBIRA



Kompetensi Dasar 1.6 Bersyukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik kepada umat manusia. 2.6. Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah kelahiran Yesus. 3.6. Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Ma-habaik. 4.6. Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran Yesus. Indikator 1.6.1 Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik. 2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih dan diberikan kepada teman-teman yang kekurangan. 3.6.1 Menyebutkan nama malaikat yang menyampaikan kabar gembira kepada Maria. 3.6.2 Menjelaskan isi kabar gembira yang disampaikan malaikat Gabriel. 3.6.3 Menyebutkan jawaban Maria kepada malaikat. 3.6.4 Menyebutkan contoh perbuatan baik yang pemah dilakukan terhadap sesama. 4.6.1 Membuat kartu Natal. Bahan Kajian 1. Kabar gembira dari malaikat Gabriel. 2. Isi kabar gembira yang disampaikan malaikat Gabriel. 3. Contoh perbuatan kasih kepada sesama. 4. Kitab Suci Lukas 2:1-6; Matius 1: 26-33. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KW1. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Bukn Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kkelas 1. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang kabar gembira. 7. Lingkungan alam sekitar Pendekatan : Kateketis dan Saintifik. Metode : Tanya jawab, informasi, cerita, dan dramatisasi. Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita, lagu. Waktu : 4 Jam Pelajaran. Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Siswa kelas I SD mudah sekali menciptakan suasana gembira karena sikapnya yang spontan dan apa adanya. Kegembiraan dapat dimuncul- kan karena mendapat hal-hal yang baru dan sesuatu yang menyenangkan baginya, seperti mendapat hadiah, mempunyai adik, naik kelas, berekreasi, dan sebagainya, termasuk ketika merayakan hari Natal. Dalam Injil Lukas 1: 26-38 dikisahkan tentang Maria menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel. Maria seorang gadis biasa dan miskin me- rasa terkejut dan sekaligus gembira dan cemas ketika mendengar kabar malaikat itu. Ia terkejut karena dikunjungi malaikat Tuhan. Ia gembira karena kerinduannya akan kedatangan Mesias mulai terjawab sebagaimana kata malaikat, "Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, Bapa leluhurnya." Maria menantikan seorang Penyelamat yang membebaskan bangsanya dari jajahan bangsa Romawi. Maria cemas karena ia belum dinikahi oleh tunangannya, Yusuf, tukang kayu dari Nasaret. Malaikat Gabriel meneguhkan hati Maria bahwa anak yang akan di- lahirkan itu berasal dari Roh Kudus. Maria pun menjawab berita malaikat itu dengan penuh iman, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Maria menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah dan menerima tugasnya untuk menjadi ibu penyelamat manusia dengan penuh sukacita, meskipun akan menghadapi tantangan. Peristiwa kelahiran Yesus merupakan kabar gembira karena sudah di- nanti-nantikan oleh bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari kelahiran Yesus disebut hari Natal. Hari Natal dirayakan oleh umat Katolik setiap tanggal 25 Desember. Kelahiran Yesus membawa warta gembira bagi kita semua. Perayaan Natal hendaknya dirayakan dengan hati yang terbuka me- nyambut Yesus yang datang sebagai Juru Selamat manusia, bukan hanya mengutamakan hal-hal yang lahiriah, seperti baju baru, makanan yang enak, dan hadiah Natal. Natal dirayakan dengan kegembiraan, kesederhanaan, dan ketulusan hati karena Natal merupakan perwujudan cinta Tuhan kepada manusia. Siswa kelas I masih dalam tahap pengenalan akan pribadi Yesus Kristus. Maka, dalam pelajaran ini guru diharapkan mampu mengenalkan pribadi Yesus Kristus yang datang untuk menyelamatkan manusia, terutama mereka yang miskin, tertindas, dan yang tidak mendapat perhatian melalui kisah kelahiran Yesus. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Peristiwa kelahiran Yesus merupakan kabar gembira karena sudah di- nanti-nantikan oleh bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari kelahiran Yesus disebut hari Natal. Hari Natal dirayakan oleh umat Katolik setiap tanggal 25 Desember. Kelahiran Yesus membawa warta gembira bagi kita semua. Guru mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan berdoa, misalnya: Doa Tuhan Yesus yang Mahabaik, kami gembira karena Engkau mau datang ke dunia sebagai Juru Selamat kami.



Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin. Lagu "Terpilih Bunda Maria", lihat Buku Siswa halaman 104. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Lihat buku siswa halaman 105. Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar berikut di bawah ini :  Anak-anak yang sedang merayakan ulang tahun  Anak-anak yang mendapat hadiah  Anak-anak berekreasi bersama orang tuanya  Anak-anak makan bersama dengan keluarga  Seorang anak yang mendapat adik baru 2. Pendalaman Untuk mendalami isi gambar yang diamati, guru mengajak siswa untuk menceritakan gambar yang paling disukai. 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Orang merasa gembira apabila mendapat kabar gembira seperti me-rayakan ulang tahun, mendapat hadiah, makan bersama keluarga, rekreasi bersama keluarga, mendapat adik baru, dan yang lainnya. Kegembiraan itu sesungguhnya berasal dari Tuhan. Tuhan sangat sayang kepada manusia. Maka, Tuhan mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan kabar gembira kepada Maria bahwa la akan mengandung dan melahirkan Juru Selamat dunia. Maria terkejut, gembira, dan cemas dengan kabar itu. Namun, Maria menerima kabar gembira ini dengan penuh iman. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar-gambar dan mendengarkan cerita tentang Maria mendapat kabar gembira dari malaikat Gabriel. Lihat Buku Siswa halaman 108. Kabar Gembira untuk Maria Pada suatu hari seorang malaikat turun dari surga atas perintah Tuhan Allah. Nama malaikat itu Gabriel. Ia pergi ke sebuah kota bernama Nasaret, di daerah Galilea. Malaikat itu masuk ke rumah seorang wanita, namanya Maria. Maria berasal dari keturunan Daud. Malaikat Gabriel menyapa Maria, katanya, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan besertamu." Maria terkejut mendengar perkataan itu. Dengan perasaan takut Maria memandang malaikat itu. Lalu Maria bertanya, "Apakah arti salam itu?" Jawab malaikat Gabriel, "Jangan takut, hai Maria, sebab Allah memilih engkau untuk melaksanakan rencana-Nya. Sesungguhnya engkau akan mengandung. Engkau akan melahirkan



seorang anak laki-laki. Berilah Dia nama Yesus. Ia akan menjadi besar. Ia akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Allah akan memberi Dia takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Dia akan menjadi raja sampai selama-lamanya." Maria bingung mendengar perkataan itu. Lalu, Maria bertanya, "Bagaimana hai itu bisa terjadi. Saya ini belum punya suami?" Malaikat itu menjawab, katanya, "Janganlah khawatir, Maria. Roh Kudus akan turun atasmu. Kuasa Allah yang Mahatinggi akan menjagamu sebab anak yang akan kaulahirkan itu adalah Anak Allah." Kemudian, malaikat Gabriel berkata lagi, "Ada kabar gembira lain yang mau kusampaikan padamu. Sesungguhnya Elisabet, saudaramu yang disebut mandul itu, sekarang sedang mengandung seorang anak laki-laki, meskipun ia sudah tua. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil!" Kata Maria kepada malaikat itu, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu!" Malaikat Gabriel gembira mendengar jawaban Maria. Ia segera mening- galkan rumah Maria dan kembali ke surga (Bdk. Luk 1:26-38). 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan siswa untuk menanggapi cerita dengan menanya atau menyatakan pendapatnya, misalnya: a. Siapa nama malaikat yang diutus Tuhan? b. Siapa yang dikunjungi malaikat? c. Mengapa malaikat Gabriel datang ke rumah Maria? d. Apa kata malaikat kepada Maria? e. Apa yang dapat kita teladan dari Bunda Maria? 3. Peneguhan Guru memberi peneguhan berdasarkan pertanyaan siswa, misalnya: Malaikat Gabriel diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan kabar gembira kepada Maria. Maria dipilih Tuhan untuk menjadi ibu Juru Selamat. Sang Juru Selamat itu adalah Yesus. Maria menerima tugas itu dengan sepenuh hath Maria taat pada kehendak Tuhan dan ia menjawab, "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu." Kita hendaknya meneladan Maria yang selalu setia dan taat melaksanakan perintah Allah. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru membandingkan pengalaman siswa dengan pengalaman Kitab Suci. "Sudahkah aku membawa kabar gembira bagi orang lain?"



Aksi  Membuat kartu Natal.  Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, atau alat tulis sebagai perbuatan kasih dan diberikan kepada teman-teman yang kekurangan.



Penutup Rangkuman  Bunda Maria tinggal di Nasaret.  Tuhan Allah mengutus malaikat Gabriel.  Malaikat Gabriel membawa kabar gembira kepada Bunda Maria.  Bunda Maria akan melahirkan Yesus.  Yesus disebut Sang Juru Selamat.  Bunda Maria menjadi teladan kita.  Bunda Maria percaya dan taat pada perintah Allah. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu." Doa Tuhan Yesus, bantulah kami agar selalu percaya dan taat kepada-Mu, seperti Bunda Maria.Amin. Lagu "Terpilih Bunda Maria". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik.



Butir Instrumen Mengucapkan doa syukur atas kelahiran Yesus.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengumpulkan bahan Mengumpulkan makanan. makanan, pakaian, alat tulis Mengumpulkan pensil/buku sebagai perbuatan kasih dan diberikan kepada teman-teman yang kekurangan. 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai



Ya



Tidak



No 1 2 3 4



Indikator Butir Instrumen Menyebutkan nama malaikat Siapa nama malaikat yang yang menyampaikan kabar menyampaikan kabar gembira gembira kepada Maria. kepada Maria? Menjelaskan isi kabar gembira Apa kabar gembira yang yang disampaikan malaikat disampaikan malaikat Gabriel? Gabriel. Menyebutkan jawaban Maria Apa jawaban Maria kepada kepada malaikat. malaikat? Menyebutkan contoh perbuatan Sebutkan perbuatan baik yang baik yang pernah dilakukan pernah kamu lakukan terhadap terhadap sesama. sesama! Jumlah Skor Nilai =



Skor 25 25 25 25 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Membuat kartu Natal No 1



Indikator Membuat kartu Natal.



Butir Instrumen Gambar-gambar Natal. Ucapan selamat Natal. Skor Maksimal Nilai =



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menulis perkataan Bunda Maria "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu." Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 13 KELAHIRAN YESIS Kompetensi Dasar



1.6 Bersyukur atas kelahiraran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang mahabaik kepada umat manusia. 2.6 Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah kelahiran Yesus. 3.6 Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik. 4.6 Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran Yesus. Indikator 1.6.1 Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik kepada umat manusia. 2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih. 3.6.1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita kelahiran Yesus Lukas 2: 1-6; Matius 1:26-33 3.6.2 Menjelaskan makna kelahiran Yesus bagi keselamatan manusia. 3.6.3 Menyebutkan contoh perbuatan baik yang pemah dilakukan terhadap sesama. 4.6.1 Mewamai gambar bayi Yesus bersama anak-anak. Bahan Kajian 1. Makna kelahiran Yesus. 2. Tokoh-tokoh yang hadir dalam kisah Kelahiran Yesus. 3. Perbuatan kasih kepada sesama. 4. Kitab Suci Lukas 2:1-6; Matius 1: 26-33. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitar. Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang kelahiran Yesus. Pendekatan : Kateketis dan Saintifik. Metode : Tanya jawab, informasi, cerita, dan dramatisasi. Sarana : Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita Waktu : 4 Jam Pelajaran. Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar



Peristiwa kelahiran bayi selalu membawa berita gembira bagi siapa saja, termasuk anakanak. Peristiwa kelahiran Yesus juga merupakan kabar gembira karena sudah dinanti-nantikan oleh bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari kelahiran Yesus disebut hari Natal. Hari Natal dirayakan oleh umat Katolik setiap tanggal 25 Desember. Dalam Injil Mateus 1: 26-33 dan Lukas 2: 1-6 diceritakan Yesus lahir di Betlehem di sebuah kandang domba. Yesus lahir dalam kesederhanaan dan hanya ditemani oleh Bapak Yosep dan Ibu Maria serta hewan-hewan. Berbeda dengan kita sekarang. Kita merayakan kelahiran Yesus dengan kegembiraan. Kita menyiapkan kelahiran Yesus dengan pohon natal, lagu natal, gua natal, kue natal, dan juga pakaian baru. Hari Natal hendaknya dirayakan dengan hati yang terbuka menyambut Yesus yang datang sebagai Juru Selamat manusia, bukan hanya mengutamakan hal-hal yang lahiriah, seperti baju baru, makanan yang enak, pohon natal, lagu natal, dan hadiah natal. Natal hendaknya dirayakan dengan kegembiraan, kesederhanaan, dan ketulusan hati karena Natal merupakan perwujudan cinta Tuhan kepada manusia. Siswa kelas I masih dalam tahap pengenalan akan pribadi Yesus Kristus. Maka dalam pelajaran ini guru diharapkan mampu mengenalkan pribadi Yesus Kristus yang datang untuk menyelamatkan manusia, terutama mereka vang miskin, menderita, dan yang tidak mendapat perhatian melalui kisah kelahiran Yesus. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Peristiwa kelahiran Yesus merupakan kabar gembira karena sudah dinanti-nantikan oleh bangsa Israel. Kelahiran Yesus sudah dinubuatkan oleh para nabi sebagai Juru Selamat. Hari kelahiran Yesus hendaknya dirayakan dengan hati yang terbuka menyambut Yesus yang datang sebagai Juru Selamat manusia, bukan hanya mengutamakan. hal-hal yang lahiriah, seperti baju baru, makanan yang enak, pohon natal, lagu natal, dan hadiah Natal. Natal hendaknya dirayakan dengan kegembiraan, kesederhanaan, dan ketulusan hati karena Natal merupakan perwujudan cinta Tuhan kepada manusia. Guru mengajak siswa untuk membuka pelajaran dengan doa dan menyanyikan lagu Natal. Doa Selamat datang Yesus. Selamat datang di hatiku. Amin. Lagu "Yesus Slamat Datang", lihat Buku Siswa halaman 112. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar perayaan Natal Lihat Buku Siswa halaman 113.



2. Pendalaman Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan tentang Natal. Contoh pertanyaan dari siswa: a. Kapan kita merayakan hari Natal? b. Apa yang disiapkan untuk menyambut Natal? c. Apa arti Natal? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan atas pertanyaan-pertanyaan di atas : Hari Natal selalu disambut dengan gembira. Lagu-lagu natal dikuman- dangkan di manamana. Banyak orang menyiapkan baju baru, makanan yang enak-enak, hadiah Natal, dan sebagainya. Sebenarnya yang paling penting dalam menyambut hari Natal adalah menyiapkan hati kita untuk menyambut Sang Juru Selamat, Yesus Kristus yang datang untuk kita semua. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru menceritakan atau mendramatisasikan kisah kelahiran Yesus berdasarkan Injil Matius 1:26-33 dan Lukas 2:1-6. Kisah Kelahiran Yesus Setelah menerima berita dari malaikat Gabriel, Maria yang masih gadis itu pun mengandung. Ia mengandung atas kuasa Roh Kudus. Melihat keadaan Maria yang telah mengandung, Yusuf tunangannya akan meninggalkan Maria dengan diam-diam. Tetapi, Allah tahu maksud Yusuf sehingga ia mengutus malaikat-Nya untuk memberitakan bahwa Maria mengandung atas kuasa Allah sendiri. Maka Yusuf pun akhirnya menerima Maria. Menjelang kelahiran anak Maria, ada perintah dari Kaisar Agustus di Roma agar semua penduduk mendaftarkan diri di tempat asalnya masing-masing. Yusuf dan Maria berasal dari Betlehem, maka mereka harus pergi mendaftarkan diri di Betlehem. Padahal Maria hampir melahirkan. Yusuf dan Maria menaati perintah Kaisar. Mereka pun berangkat ke Betlehem. Ketika hari mulai malam Maria dan Yusuf mencari penginapan, tetapi mereka ditolak karena berasal 1 dari Desa Nasaret dan mereka miskin. Terpaksa Yusuf mengajak Maria ke sebuah gua. Gua itu tempat berteduh para gembala dan kambing serta domba mereka di waktu malam. Gua itu kotor dan baunya tidak sedap. Di situ hanya ada jerami dan sebuah palungan tempat minum kambing dan domba. Di dalam gua itulah anak Maria lahir. Seorang bayi laki-laki yang manis dan elok rupanya. Bayi itu dibaringkan dalam palungan, dibungkus dengan kain lampin dan beralaskan jerami.



2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk mendalami isi atau pesan cerita Kitab Suci tentang kisah Kelahiran Yesus dengan tanya jawab. Contoh pertanyaan-pertanyaan : a. Mengapa Maria dan Yusuf pergi ke Betlehem? b. Apakah Maria dan Yusuf diterima di Betlehem?



c. Di manakah tempat kelahiran Yesus? d. Apakah kamu mengunjungi Bayi Yesus di palungan Natal? Mengapa? e. Apa yang kamu katakan kepada bayi Yesus? 3. Peneguhan Kisah kelahiran Yesus membuat kita gembira. Yesus datang ke dunia karena Dia sangat mencintai manusia. Yesus datang untuk menyelamatkan kita. Yesus lahir di gua kandang hewan dan dibaringkan dalam palungan. Tempat ini menunjukkan bahwa Yesus datang sebagai anak yang miskin dan mau bersahabat dengan anak-anak yang miskin. Yesus bersahabat dengan sernua orang tanpa memandang miskin maupun kaya. Apakah kamu pernah mengunjungi Bayi Yesus pada hari Natal? Apakah kamu pernah melakukan perbuatan yang baik untuk orang tua, guru, dan teman-teman? Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Suci. "Sudahkah aku melakukan perbuatan kasih?" Aksi  Guru menugaskan siswa untuk menulis perbuatan-perbuatan dengan mengumpulkan bahan makanan, alat tulis, dan lainnya.  Guru mengajak siswa untuk mewarnai gambar Bayi Yesus bersama anak-anak. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Allah telah berjanji mengutus seorang Juru Selamat.  Juru Selamat itu adalah Yesus.  Yesus lahir di Kota Betlehem.  Ibu Yesus bernama Maria.  Bapak Yesus bernama Yusuf. Untuk diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Yesus Juru Selamat manusia."



Doa Tuhan Yesus yang baik, Engkau datang untuk semua orang. Bantulah kami untuk menjadi orang yang sederhana. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin.



Lagu "Yesus Selamat Datang". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur atas Mengucapkan doa syukur kelahiran Yesus sebagai wujud atas kelahiran Yesus. kasih Allah yang Mahabaik kepada umat manusia.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, Mengumpulkan makanan. alat tulis sebagai perbuatan kasih. Mengumpulkan pensil/buku 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1



2 3



Indikator Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita kelahiran Yesus Lukas 2:1-6; Matius 1: 26-33.



Butir Instrumen Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita kelahiran Yesus! Mengapa Maria dan Yusuf ke Betlehem? Apakah Maria dan Yusuf diterima di Betlehem? Dimanakah tempat kelahiran Yesus? Menjelaskan makna kelahiran Apa makna kelahiran Yesus? Yesus bagi keselamatan manusia. Menyebutkan contoh perbuatan Sebutkan perbuatan baik yang baik yang pernah dilakukan pernah kamu lakukan! terhadap sesama. Jumlah Skor Skoryangdiperoleh x100 Nilai = Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Gambar Bayi Yesus bersama anak-anak.



Ya



Tidak



Skor 20 10 10 10 25 25 100



No 1



Indikator Mewarnai gambar bayi Yesus bersama anak-anak. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen Kerapian Komposisi warna



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan kepada orang tua, teman, atau guru. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 14 PARA GEMBALA Kompetensi Dasar 1.6 Bersyukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang mahabaik kepada umat manusia.



2.6. Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah kelahiran Yesus. 3.6. Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Maha-baik. 4.6. Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran Yesus. Indikator 1.6.1 Mengungkapkan syukur atas wujud kasih Allah yang Mahabaik dalam kisah para gembala yang mengunjungi bayi Yesus. 2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih. 3.6.1 Menyebutkan tokoh yang pertama kali mendapat kabar gembira kelahiran Yesus dari malaikat. 3.6.2 Menjelaskan alasan para gembala yang pertama mendapat kabar gembira kelahiran Yesus dari malaikat. 3.6.3 Mengungkapkan contoh perbuatan yang dilakukan bagi teman yang kurang mendapat perhatian. 4.6.1 Mewamai gambar para gembala mengelilingi bayi Yesus. Bahan Kajian 1. Kisah para gembala mendapat kabar gembira dari malaikat. 2. Perbuatan yang dilakukan bagi teman yang kurang mendapat perhatian. 3. Kitab Suci Lukas 2: 8-20. 4. Lagu natal. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untar. SD kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untar SD kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitar Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang para gembala yang mengunjungi bayi Yesus.



Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Tanya jawab, informasi, cerita, dan dramatisasi. Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Kisah kelahiran Yesus Kristus merupakan kisah yang sangat menarik bagi siswa kelas I. Mereka gembira ketika Natal tiba. Mereka mempersiapkan segala pernak-pernik untuk menyambut datangnya Sang Juru Selamat. Dalam Injil Lukas 2: 8-20 diceritakan bahwa para gembala gembira men- dengar kabar kelahiran Yesus Sang Juru Selamat dunia. Mereka adalah kelompok pertama yang mendapat kabar gembira kelahiran Yesus. Merekalah yang mendengar nyanyian para malaikat dan yang pertama bergembira karena dapat menyembah Bayi Yesus. Mereka mewartakan kepada orang lain bahwa Yesus Sang Juru Selamat telah lahir di Betlehem. Mereka menyambut kedatangan Yesus di kandang, dengan kesederhanaan, ketulusan hati, dan kepercayaan. Kegembiraan dan kesederhanaan para gembala dapat dijadikan contoh teladan bagi siswa kelas I untuk merayakan hari Natal. Natal adalah perwujudan cinta Tuhan yang pantas dirayakan dengan gembira dan sederhana. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Para gembala gembira mendengar kabar kelahiran Yesus Sang Juru Selamat dunia. Mereka adalah kelompok pertama yang mendapat kabar gembira kelahiran Yesus. Merekalah yang mendengar nyanyian para malaikat dan yang pertama bergembira karena dapat menyembah Bayi Yesus. Mereka mewartakan kepada orang lain bahwa Yesus Sang Juru Selamat telah lahir di Betlehem. Mereka menyambut kedatangan Yesus di kandang dengan kesederhanaan, ketulusan hati, dan kepercayaan. Guru rnengawali pertemuan dengan mengajak siswa berdoa dan menyanyikan lagu "Wartakan dengan Lantang". Doa Bapa yang Mahabaik, hari ini kami akan mendengar cerita para gembala yang mengunjungi-Mu. Kami juga ingin mengunjungi-Mu dan memuji nama-Mu. Terima kasih, Yesus telah datang ke dunia. Amin. Lagu "Wartakan dengan Lantang", lihat Buku Siswa halaman 120. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar tentang gembala yang menjaga ternak dan isi lagu. Lihat Buku Siswa halaman 121.



2. Pendalaman Guru menggali pengalaman siswa tentang kehidupan gembala dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a. Siapakah gembala itu? b. Apa tugas para gembala? c. Di manakah para gembala berkumpul dengan ternaknya? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban dari siswa dan mengembani. Gembala adalah orang yang pekerjaannya menjaga kambing dan dc Mereka sering berada di padang rumput sambil menggembalakan kaml dan dombanya. Tugas gembala adalah menjaga dan memberi makan kep kawanan ternaknya. Jika ada ternaknya yang hilang, mereka akan menc Mereka juga menjaga ternaknya dari binatang buas. Mereka merup2 kelompok orang yang sederhana dan miskin. Lagu yang baru saja dinyanyikan di atas menceritakanbetapa gembiran para gembala yang mendapat kabar dari malaikat. Mereka menuju untuk menghadap Bayi Yesus yang telah lahir. Mereka bersujud dan rre- nyembah. Kelahiran Yesus membawa damai bagi umat manusia. Mandate kita mendengarkan kisah para gembala yang mendapat kabar gembira daa malaikat. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak sisiva untuk mengamati gambar-gambar tentang para gembala yane mendapat kabar gembira dari malaikat dan bercerita dengan menarik berdasarkan hri Lukas 2:8-20. Para Gembala Mendapat Kabar Gembira dari Malaikat Tidak jauh dari gua kandang hewan itu, para gembala sedang menjaga kawanan domba mereka. Tiba-tiba datanglah malaikat berdiri di dekat mereka dan sinar terang meliputi mereka sehingga mereka ketakutan. Lalu malaikat itu berkata, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan." Seketika itu juga tampaklah bala tentara surga memuliakan Tuhan, katanya, "Kemuliaart kepada Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Setelah itu para malaikat meninggalkan mereka dan kembali ke surga. Gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang di- beritahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi yang sedang terbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan kepada semua orang apa yang telah dikatakan mereka tentang Anak itu. Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan para gembala itu kepada mereka, tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah,



karena segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 2. Pendalaman Guru memberikan kesempatan kepada sisioa untuk bertanya sebagai pendalaman atas cerita Kitab Suci di atas. Contoh pertanyaan sebagai berikut : a. Siapa yang mendapat kabar gembira dari malaikat? b. Apa yang dikatakan malaikat itu kepada para gembala? c. Ke manakah para gembala mencari Juru Selamat? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Yang menyambut kelahiran Yesus pertama kali adalah orang-orang sederhana, yaitu para gembala. Merekalah yang mendapat kabar gembira dari malaikat bahwa Juru Selamat telah datang. Mereka pun bergembira dan memuji Tuhan serta mewartakan kelahiran Yesus kepada semua orang. Yesus datang untuk semua orang, tidak membedakan yang miskin ataupun kaya. Semua orang dicintai-Nya. Karena itu kita juga harus mencintai semua teman tanpa melihat teman kita itu kaya atau miskin. Justru, kita harus lebih memperhatikan teman yang kekurangan, miskin, tidak mendapat perhatian, dan tersingkirkan. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak sisioa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalamem Kitab Suci. "Sudahkah aku memberi perhatian kepada teman yang kekurangan?" Aksi Guru mengajak siswa untuk meresapkan pesan kisah para gembala mendapat kabcr gembira dari malaikat dengan menuliskan nama-nama temannya yang kurang mendapa: perhatian dan memberikan perhatian dengan membagikan makanan, meminjamkan pens:, ataupun buku, mengajak bermain, dan yang lainnya. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak sisioa untuk mengingat kalimat/gagasan yam; menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Orang pertama yang mendengar kabar gembira kelahiran Yesus adalah para gembala.  Gembala adalah orang yang menjaga dan mencari makanan untuk ternak.  Para gembala yang sederhana itu sangat istimewa di mata Tuhan.  Tuhan mengutus malaikat untuk memberi kabar tentang kelahiran Yesus kepada para gembala.  Para gembala gembira karena Juru Selamat telah datang.  Kita menolong sesama terlebih yang kekurangan, tidak mendapat perhatian, dan tersingkirkan.



Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Gloria in Excelsis Deo" (Kemuliaan kepada Allah di surga). Doa Tuhan Yesus yang baik, Engkau datang untuk semua orang, yang miskin maupun kaya. Engkau menjadi penyelamat kami. Terima kasih, Tuhan Yesus. Amin. Lagu "Gloria" lihat Buku Siswa halaman 127. Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Mengungkapkan syukur atas wujud kasih Allah yang Mahabaik dalam kisah para gembala yang mengunjungi bayi Yesus.



Butir Instrumen Mengucapkan doa syukur atas kasih Allah yang Mahabaik melalui kisah para gembala yang mengunjungi bayi Yesus



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, Mengumpulkan makanan. alat tulis sebagai perbuatan kasih. Mengumpulkan pensil/buku 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai



No 1 2



Indikator Menyebutkan tokoh yang pertama kali mendapat kabar gembira kelahiran Yesus dari malaikat. Menjelaskan alasan para gembala yang pertama mendapat kabar



Butir Instrumen Siapa yang pertama kali mendapat kabar gembira dari malaikat bahwa Yesus sudah lahir? Mengapa para gembala gembira setelah mendengar kabar dari



Ya



Tidak



Skor 20 20



3



gembira kelahiran Yesus dari malaikat. Menyebutkan contoh perbuatan yang dilakukan bagi teman yang kurang mendapat perhatian.



malaikat?



Apa yang dikatakan malaikat itu kepada para gembala? Apakah kamu senang bila mendapat kabar dari malaikat? Apa yang kamu lakukan bila melihat teman kurang mendapat perhatian? Jumlah Skor



Nilai =



20 20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Mewarnai gambar No 1



Indikator Mewarnai gambar para gembala mengelilingi bayi Yesus. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen Komposisi warna Kerapian



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan doa syukur karena para gembala sudah mengunjungi Bayi Yesus. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 15 TIGA ORANG MAJUS DARI TIMUR Kompetensi Dasar 1.6 Bersyukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang mahabaik kepada umat manusia.



2.6. Peduli terhadap sesama sebagai wujud penghayatan nilai-nilai kasih Allah dalam kisah kelahiran Yesus. 3.6. Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Maha-baik. 4.6. Melakukan perbuatan kasih sebagai wujud pewartaan kabar gembira tentang kelahiran Yesus. Indikator 1.6.1 Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik kepada umat manusia melalui kisah Tiga Orang Majus. 2.6.1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, alat tulis sebagai perbuatan kasih. 3.6.1 Menyebutkan nama tiga orang Majus yang mengunjungi Bayi Yesus. 3.6.2 Menyebutkan petunjuk yang digunakan tiga orang Majus ketika mengun¬jungi Bayi Yesus. 3.6.3 Menjelaskan maksud kedatangan tiga orang Majus ketika Yesus lahir. 3.6.4 Menyebutkan jenis persembahan yang dibawa oleh tiga orang Majus. 4.6.1 Mewamai gambar anak-anak membawa persembahan atau hadiah kepada bayi Yesus yang berada di palungan. Bahan Kajian 1. Kisah tiga orang Majus dari Timur. 2. Maksud kedatangan tiga orang Majus ketika Yesus lahir. 3. Kitab Suci Matius 2:1-12. 4. Lagu Natal. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dar. Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas 1, Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI 6. www.makna-puisi.com/2016/04puisi-anak-kado-istimewa-dan-mak- nanya.html. 7. Pengalaman siswa dan guru tentang kisah tiga orang Majus.



Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi/ceramah, tanya jawab, dan cerita. Gambar, puisi, teks Kitab Suci, teks cerita, doa, dan lagu natal. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Pada pelajaran yang lalu, siswa sudah mengenal bahwa para gembala adalah orang pertama yang mendapat kabar gembira dari malaikat bahwa Sang Juru Selamat sudah lahir. Kegembiraan para gembala juga dirasakan oleh tiga orang Majus dari Timur. Dalam Injil Matius 2: 1-12 diceritakan tiga orang Majus dari timur mencari raja baru yang lahir di tanah Yudea. Orang Majus adalah orang ahli perbintangan. Mereka melihat bintang yang bersinar terang yang menandakan bahwa telah lahir seorang Raja besar. Mereka mencari bayi yang baru lahir dengan petunjuk bintang besar yang menandakan bahwa Raja besar telah lahir di dunia. Ketiga orang Majus itu bernama Baltasar, Melkior, Gaspar. Mereka ke Betlehem dan melihat bintang besar itu berhenti, lalu ud menyembah di atas tempat Yesus dilahirkan. Mereka masuk ke tempat dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Mereka menyembah bayi us dengan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. Dalam pelajaran ini, diharapkan siswa meneladan tiga orang Majus yang ak sombong, menghormati bayi Yesus yang miskin, dan mau mempersem- ikan kekayaannya. Apakah kita mau seperti orang Majus itu? Apa yang ah kita persembahkan untuk Yesus? Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Tiga orang Majus dari timur mencari raja baru yang lahir di tanah Yudea. Orang Majus adalah ahli perbintangan. Mereka melihat bintang yang sinar terang, yang menandakan bahwa telah lahir seorang Raja besar. Mereka mencari bayi yang baru lahir dengan petunjuk bintang besar yang medakan bahwa Raja besar telah lahir di dunia. Guru membuka pertemuan dengan mengajak siswa berdoa dan bemyanyi Doa Bapa yang Mahakasih, berkatilah kami hari ini. Kami mau memuji namaMu dan mempersembahkan hati kami. Bantulah kami agar selalu dekat dengan-Mu. Amin. Lagu "Tiga Raja dari Timur", lihat Buku Siswa halaman 130.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Lihat Buku Siswa halaman 131.



Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar seorang anak yang berulang tahun dengan banyak hadiah dan mendengarkan puisi tentang hadiah ulang tahun. Hatiku bahagia Karena hari ini adalah hari ulang tahunku Semua keluarga berkumpul Teman-temanku pun berkumpul Aku mendapat hadiah istimewa Dari ibuku tercinta Sebuah sepeda, ya ... sepeda yang kuimpikan Kuimpikan dari dulu Semua mengucapkan salam padaku Aku sangat bahagia Ternyata teman-temanku juga membawa hadiah untukku Terma kasih, semuanya Terima kasih, ibuku, hadiah ini begitu istimewa untukku 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk mendalami isi atau pesan puisi di atas dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a. Mengapa hatiku bahagia? b. Hadiah apa yang diberikan ibu? c. Siapa saja yang datang ke ulang tahunku? d. Bagaimana perasaan yang berulang tahun? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan atas jawaban siswa dan mengembangkannya. Hadiah selalu membawa kegembiraan bagi siapa pun yang menerimanya, terlebih anakanak yang selalu menghar apkannya, misalnya ketika ulang tahun, naik kelas, dan lainnya. Saudara, tetangga, dan teman yang mengetahuinya pasti akan datang untuk mengunjungi dan ikut merayakannya. Biasanya mereka akan membawa hadiah. Demikian juga ketika Yesus lahir. Tiga orang Majus dari Timur datang menyembah Yesus dengan membawa hadiah. Mari kita mendengarkan cerita tentang tiga orang Majus dari Timur. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar dalam buku siswa dan menceritakan kisah tiga orang Majus dari Timur berdasarkan Injil Matius 2: 1-12. Lihat Buku Siswa halaman 132-134.



Tiga Orang Majus dari Timur Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya, "Di manakah Dia, Raja



orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika Raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, "Di Betlehem, tanah Yehuda, karena demikianlah ada tertulis dalam Kitab Nabi dan engkau Betlehem tanah Yehuda, engkau sekalikali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku, Israel." Lalu, dengan diam-diam Raja Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti Herodes bertanya kepada mereka, kapan bintang itu tampak. Kemudian, ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, "Pergi dan selidikilah dengan saksama hal-haL mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku, supaya aku pun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata Raja Herodes, berangkatlah mereka. Bintang yang mereka lihat di timur telah mendahului mereka. Bintang itu berhenti tepat di atas Bayi itu berada. Ketika melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. Mereka masuk ke dalam gua itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya, lalu mempersembahkan hadiah kepada-Nya, yaitu emas, dupa, dan mur. Setelah menyembah Yesus, mereka diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes. Maka pulanglah mereka ke negerinya me- lalui jalan lain. 2. Pendalaman Guru mendalami isi atau pesan kisah di atas dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang menjadi petunjuk tiga orang Majus untuk mencari Yesus? b. Siapakah yang tidak senang dengan kelahiran Yesus? c. Apa yang dilakukan tiga orang Majus ketika bertemu bayi Yesus? d. Apa yang dipersembahkan tiga orang Majus kepada bayi Yesus? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Orang Majus adalah ahli perbintangan. Mereka melihat bintang besar sebagai tanda bahwa Raja besar telah lahir di dunia. Mereka mencari Raja besar yang baru lahir itu dengan petunjuk bintang. Tiga orang Majus yang mencari Bayi Yesus bernama Melkior, Baltasar, dan Gaspar. Mereka mem- persembahkan hadiah sebagai lambang cinta mereka kepada Yesus Sang Juru Selamat. Mereka mempersembahkan emas, dupa, dan mur. Mereka tidak sombong. Mereka mau menyembah Yesus yang masih bayi dan miskin. Mereka mau mempersembahkan kekayaannya untuk Yesus. Apakah kamu seperti orang Majus itu? Apa yang dapat kamu persem- bahkan untuk Yesus? Kita dapat belajar dari tiga orang Majus yang datang menyembah Yesus. Kita dapat memberi persembahan kepada Yesus dengan memberi bantuan kepada sesama yang miskin dan menderita. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi 1. Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci. "Apa yang aku berikan kepada teman yang kekurangan dan menderita?"



2. Aksi a. Penugasan Guru mengajak siswa untuk meresapkan isi atau pesan dari kisah tiga orang Majus yang bergembira mengunjungi bayi Yesus dengan mempersembahkan hadiah kepada bayi Yesus. b. Mewarnai Gambar Guru mengajak siswa mewarnai gambar anak-anak Indonesia yang menggunakan pakaian daerah masing-masing membawa persembahan atau hadiah kepada bayi Yesus yang berada di palungan. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimatlgagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Tiga orang Majus dari Timur bergembira dengan kelahiran Yesus.  Orang Majus adalah orang yang ahli dalam perbintangan.  Tiga orang Majus ini mencari tempat kelahiran Yesus dengan petunjuk bintang.  Tiga orang Majus ini bernama Melkior, Baltasar, dan Gaspar.  Mereka datang untuk menyembah Yesus.  Tiga orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada Bayi Yesus.  Kita bersyukur karena Yesus datang untuk menyelamatkan manusia.  Kita bersyukur dengan berdoa dan selalu berbagi dengan orang yang miskin dan menderita. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang hams diingat oleh siswa: "Tiga orang Majus datang menyembah Yesus Sang Juru Selamat dengan membawa emas, kemenyan, dan mur." Doa Tuhan Yesus yang baik, Engkau telah datang untuk menyelamatkan semua orang. Bantulah kami agar dapat meneladan tiga orang Majus yang selalu mencari dan menyembah-Mu. Amin. Lagu "Tiga Raja dari Timur".



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi



No 1



Indikator Mengungkapkan syukur atas kelahiran Yesus sebagai wujud kasih Allah yang Mahabaik kepada umat manusia melalui kisah Tiga Orang Majus.



Butir Instrumen Mengucapkan doa syukur atas kasih Allah yang Mahabaik dalam kisah Tiga Orang Majus.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengumpulkan bahan makanan, pakaian, Mengumpulkan makanan. alat tulis sebagai perbuatan kasih. Mengumpulkan pensil/buku 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3 4



Indikator Butir Instrumen Menyebutkan nama tiga orang Sebutkan nama tiga orang Majus Majus yang mengunjungi bayi yang mengunjungi bayi Yesus! Yesus. Menyebutkan petunjuk yang Sebutkan petunjuk yang digunakan digunakan tiga orang Majus ketika tiga orang Majus ketika mengunjungi Bayi Yesus. mengunjungi bayi Yesus! Menjelaskan maksud kedatangan Mengapa tiga orang Majus tiga orang Majus ketika Yesus mengunjungi Bayi Yesus? lahir. Menyebutkan jenis persembahan Sebutkan jenis persembahan yang yang dibawa oleh tiga orang dibawa tiga orang Majus! Majus. Jumlah Skor Nilai =



Ya



Tidak



Skor 25 25 25 25 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Mewarnai gambar No 1



Mewarnai membawa



Indikator gambar anak-anak persembahan atau



Butir Instrumen Komposisi warna



Skor 50



hadiah kepada Bayi Yesus yang berada di palungan. Skor Maksimal Nilai =



Kerapian



50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan: 1. Menceritakan kembali kisah tiga orang Majus. 2. Membacakan hasil tulisan di depan kelas. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 16 DOA HARIAN UMAT KATOLIK Kompetensi Dasar 1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian. 2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian. 3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.



4.7



Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.



Indikator 1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa. 2.7.1 Mengucapkan doa dengan hormat. 3.7.1 Menjelaskan arti berdoa. 3.7.2 Menyebutkan macam-macam doa harian dalam Gereja Katolik. 3.7.3 Menceritakan kisah Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani (Markus 14: 32-42). 3.7.4 Menyebutkan teladan dari Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dalam berdoa. 4.7.1 Membuat doa syukur sebagai ungkapan iman kepada Allah. Bahan Kajian 1. Arti berdoa. 2. Doa harian dalam Gereja Katolik. 3. Teladan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dalam berdoa. 4. Kitab Suci: Lukas 22: 39-46. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas 1. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia. 2004. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab In-donesia. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang doa harian umat Katolik. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi, tanya jawab, cerita, dan dramatisasi. Gambar, teks cerita, teks Kitab Suci. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Siswa kelas I SD belum memahami arti doa secara mendalam. Mereka memahami doa terbatas pada mengucapkan kata-kata yang telah dihafalkan dan dilakukan dengan sikap tubuh yang sopan, misalnya berlutut, tangan di depan dada, mata tertutup, dan kepala tertunduk, sedangkan sikap batin dalam berdoa belum sepenuhnya dipahami.



Doa merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan Tuhan. Jika kita terbiasa berdoa, kita akan semakin kenal dengan Tuhan. Melatih anak untuk terbiasa berdoa berarti mengajak mereka untuk mengadakan komunikasi dengan Tuhan, mengarahkan hati, pikiran, dan perasaan hanya kepada Tuhan. Doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membersihkan jiwa dan memberikan kekuatan serta semakin mendekatkan hati kita kepada Tuhan. Bagi orang beriman, berdoa adalah salah satu kewajiban untuk menghormati Tuhan Pencipta dan Pemberi Hidup. Berdoa dapat dilakukan sendiri atau bersama pada setiap saat. Yesus sendiri mengajar kita untuk berdoa, "Perlu berdoa dan tidak jemu-jemu." (lihat Lukas 18:1). Dalam Injil Markus 14: 32-42 diceritakan setelah perjamuan malam terakhir, Yesus mengajak murid- murid-Nya pergi ke bukit zaitun. Di situ ada sebuah taman yang bernama Getsemani. Ketika sampai di taman Getsemani, kata Yesus kepada murid- murid-Nya, "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Menurut Yesus, doa merupakan kekuatan kita dalam situasi apa pun, baik suka maupun duka. Dengan berdoa, kita mengarahkan hati kepada Tuhan yang berarti menyatakan iman terhadap-Nya. Hidup iman tidak dapat dipisahkan dari hidup doa. Doa yang didalami melalui pelajaran ini adalah doa harian umat Katolik, yakni Tanda Salib, Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan. Doa harian ini merupakan salah satu bentuk komunikasi anak dengan Tuhan. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Bagi orang beriman, berdoa adalah salah satu kewajiban untuk meng- hormati Tuhan Pencipta dan Pemberi Hidup. Berdoa dapat dilakukan sendiri atau bersama pada setiap saat. Yesus sendiri mengajar kita untuk berdoa, "Perlu berdoa dan tidak jemu-jemu" (lihat Lukas 18:1). Guru mengawali pertemuan dengan doa dan lagu (apabila siswa belum mengenal lagu ini sebaiknya dilatih terlebih dahulu). Doa Tuhan Yesus yang baik, hari ini kami akan belajar tentang doa. Bantulah kami agar dapat berdoa dengan baik. Dengarkanlah doa-doa kami. Amin. Lagu "Engkau Selalu Ada", lihat Buku Siswa halaman 140.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar anak-anak yang sedang berdoa (sebelum makan, pada saat belajar, sebelum tidur, sebelum pelajaran dimulai). Lihat buku siswa halaman 141.



2. Pendalaman Guru mengajak sisiva untuk mendalami pengalaman yang berhubungan dengan kegiatan berdoa. a. Apakah kamu pernah berdoa? Jika pernah berdoa, apa yang kamu doakan? b. Kapankah kamu berdoa? c. Mengapa kita perlu berdoa? d. Apa saja perlengkapan yang diperlukan agar dapat berdoa dengan baik? e. Doa apa saja yang kamu ketahui? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Berdoa dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Umumnya berdoa dilakukan ketika sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah tidur, sebelum dan sesudah belajar di sekolah, pada saat ulang tahun, dan lainnya. Dalam Gereja Katolik ada doa yang didoakan setiap hari, yaitu doa Tanda Salib, doa Salam Maria, doa Bapa Kami, dan doa Kemuliaan. Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan dan mengungkapkan syukur atas semua yang telah diberikan Tuhan kepada kita dalam susah maupun senang. Dalam Gereja, banyak alat bantu untuk berdoa seperti salib, lilin, bunga, rosario, dan patung. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak sisiva untuk mengamatigambar Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani dan mendengarkan cerita dari Injil Markus 14: 32-42. Lihat Buku Sisiva halaman 143- 145. Di Taman Getsemani Setelah perjamuan malam terakhir, Yesus mengajak murid-murid-Nya pergi ke bukit zaitun. Di situ ada sebuah taman yang bernama Getsemani. Ketika sampai di taman Getsemani, kata Yesus kepada murid-murid- Nya, "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Dan la membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka, "Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya, tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya, "Ya, Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambilah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,melainkan apa yang Engkau kehendaki." Setelah itu, la datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan la berkata kepada Petrus, "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah danberdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." Lalu, la pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika la kembali pula, la mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawaban apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. Kemudian, la kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka, "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat,



Anak manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." 2. Pendalaman Untuk mendalami isi cerita dari Markus 14: 32-42, guru mengajak siswa untuk bermain peran (dramatisasi) tentang Yesus berdoa di Taman Getsemani berdasarkan Injil Lukas 22: 39-46. Guru menjadi pembaca cerita dan siswa bermain peran. Sebaiknya siswa dilatih terlebih dahulu. Yesus Petrus Yesus Yesus



Petrus Yesus



Yudas



: "Marilah kita pergi ke Taman Getsemani." : "Baik Guru." (Yesus dan kedua betas muridnya keluar) : "Duduklah di sini sementara aku berdoa." (mengajak Petrus, Yohanes dan Yakobus) "Petrus, Yohanes, dan Yakobus, mari ikut Aku." : "Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjagajagalah." (Yesus berjalan terns beberapa langkah, lalu berhenti dan berlutut) "Ya Bapa, ambillah derita-Ku ini, tetapi jangan yang apa Aku mau, melainkan apa yang Engkau mau, jadilah." (Yesus bangun dan pergi membangunkan ketiga murid) "Petrus, engkau tidur? Mengapa engkau tidak berjaga selama satu jam bersama Aku?" : "Ya, Guru," (sambil menggeliat dan menggosok-gosok mata). : "Roh memang kuat, tetapi dagingmu lemah." (Yesus maju beberapa langkah dan berdoa lagi) "Ya Bapa, ambillah derita-Ku ini, tetapi jangan apa yang Aku mau, tetapi apa yang Engkau mau, jadilah." (Yesus bangun dan pergi membangunkan ketiga murid, tetapi mereka tidur nyenyak) "Lihat! Orang itu sudah datang. Mereka mau me- nangkap Aku. Bangunlah! Marilah kita pergi." (Yudas bersama beberapa serdadu datang) : (mencium Yesus) "Rabuni." (serdadu-serdadu menangkap Yesus dan Yudas lari)



Setelah siswa mendramatisasikan Yesus berdoa di Taman Getsemani, maka guru mengajak mereka untuk mendalami isi atau pesan dari kisah di atas dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : a. Bagaimana perasaanmu ketika memainkan drama tadi? b. Siapa saja yang ikut berdoa bersama Yesus? c. Apa yang terjadi ketika Yesus sedang berdoa? d. Apakah kamu juga mau berdoa bersama Yesus? Mengapa?



3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Yesus rajin berdoa. Yesus sendiri mengajar kita untuk berdoa. Ketika mengalami peristiwa sedih, Yesus berdoa kepada Bapa di surga dan mengajak murid-murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk berdoa. Ke- biasaan Yesus berdoa inilah yang membuat Dia selalu



bersemangat untuk berbuat baik kepada orang-orang yang miskin dan menderita. Di mana saja dan kapan saja Yesus selalu berdoa seperti di Bait Allah, di Padang Gurun, di Taman Getsemani, dan tempat lainnya. Kita pun diajak Yesus untuk selalu berdoa. kebiasaan doa juga dilakukan oleh Santa Theresia. Mari kita melihat bagaimana pengalaman doanya. Guru menceritakan pengalaman doa Santa Theresia dari Kanak-kanak Theresia sejak kecil akrab dengan Tuhan. Ketika melihat bunga yang indah, burung, kupukupu yang berwama-wami, ia berdoa, "Betapa indahnya riptaan- Mu, ya Tuhan." Ketika mendengar bunyi guntur, ia berdoa, "Tuhan jangan marah sama Theresia. Lindungilah aku." Ketika melihat pelangi yang beraneka wama di langit, ia berdoa, "Oh, Tuhan, bagus sekali kalung dilehermu/Macam-macam kata yang diucapkan oleh Theresia kecil yang begitu dekat dengan Tuhan. Ketika berumur tujuh tahun, Theresia selalu berdoa kepada Yesus, katanya, "Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan- Mu! Anggap saja saya ini bola-Mu. Bila akan kau angkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kau sepak kiart kemari, silakan! Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak kau tusuk bola-Mu, o Yesus, tentu sakit sekali, tetapi terserah pada-Mu." Guru mengajak siszua mendalami doa Santa Theresia dengan pertanyaan berikut dan memberikan peneguhan : a. Kapan Santa Theresia mulai akrab dengan Yesus? b. Apa doa Santa Theresia kepada Yesus? c. Sikap apa yang dapat diteladan dari Santa Theresia? Santa Theresia selalu berdoa kepada Tuhan. Ia sudah akrab dengan Yesus sejak kecil. Apa saja yang dialami, baik suka maupun duka, diungkapkan kepada Tuhan. Dia mempunyai sikap rendah hati, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, sederhana, dan penuh cinta kasih. Hendaknva kita meneladan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus yang rajin berdoa dan selalu dekat dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajaksiswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci. "Sudahkah aku berdoa setiap hari?"



Aksi  Guru mengajak siswa untuk membuat doa terima kasih/syukur kepada Tuhan atas semua anugerah-Nya dan mendoakannya di depan kelas.  Setiap hari akan berdoa.



Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan.  Berdoa dapat dilakukan kapan dan di mana saja.  Dalam berdoa kita berterima kasih, memohon, dan memuliakan Tuhan.  Berdoa dapat dilakukan sendiri maupun bersama.  Dalam Gereja Katolik ada doa yang didoakan setiap hari seperti doa Tanda Salib, doa Salam Maria, doa Bapa Kami, dan doa Kemuliaan.  Yesus berdoa di taman Getsemani.  Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk berdoa. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan." Doa Tuhan Yesus, kami berterima kasih kepada-Mu. Engkau mau mengajar kami berdoa. Kami akan rajin berdoa seperti Engkau. Amin. Lagu "Engkau Selalu Ada". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Allah melalui Doa. kepada Allah melalui Doa.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi



No Indikator 1 Mengucapkan doa dengan hormat.



Butir Instrumen Berdoa dengan khusyuk sebelum dan sesudah pembelajaran



Ya



Tidak



Bersikap hormat pada saat membaca atau mendengar pembacaan Kitab Suci Menyebut nama Tuhan dengan hormat 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3



4



Indikator Menjelaskan arti berdoa. Menyebutkan macam-macam doa harian dalam Gereja Katolik. Menceritakan kisah Yesus sedang berdoa di Taman Getsemani (Markus 14: 32- 42).



Butir Instrumen Apa arti berdoa? Sebutkan macam-macam doa harian yang ada dalam Gereja Katolik! Siapa saja yang ikut berdoa bersama Yesus? Dimana tempat Yesus berdoa bersama tiga murid-Nya? Apa yang dilakukan Yesus di Taman Getsemani? Apa yang terjadi ketika Yesus sedang berdoa? Menyebutkan teladan Santa Sikap apa yang dapat diteladan dari Theresia dari Kanak-kanak Yesus Santa Theresia? dalam berdoa. Jumlah Skor Nilai =



Skor 20 20 10 10 10 10 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Membuat doa syukur No 1



Indikator Membuat doa syukur sebagai ungkapan iman kepada Allah. Skor Maksimal Nilai =



Butir Instrumen



Skor



Isi doa



100 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan pengalamannya ketika berdoa. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami.



2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaiaan ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 17 TANDA SALIB Kompetensi Dasar 1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian. 2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian. 3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah.



4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. Indikator 1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Tanda Salib. 2.7.1 Mengucapkan doa Tanda Salib dengan hormat. 3.7.1 Menyebutkan isi doa Tanda Salib. 3.7.2 Menjelaskan arti Tanda Salib. 3.7.3 Menceritakan tentang Yesus yang disalibkan demi menyelamatkan umat manusia. (Lukas 23:26-49). 4.7.1 Memperagakan doa Tanda Salib. Bahan Kajian 1. Arti tanda salib 2. Isi doa tanda salib 3. Kitab Suci : Lukas 23: 33-49. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Cebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. LaluPr. Yosef. 2005. Komisi Kateketik KWI. Percikan Kisah-kisah Anak Manusia. Jakarta: Komisi Kateketik KWI. 6. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitac. Jakarta: LAI dan LBI. 7. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Tanda Salib. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi/ceramah, tanya jawab, cerita dan refleksi. Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita. 8 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Siswa kelas I SD sudah dapat membuat Tanda Salib untuk membuka dan menutup suatu doa. Arti membuat Tanda Salib itu sendiri belum begitu jelas bagi mereka. Tanda Salib bagi mereka mungkin hanya berarti suatu gerakan tangan tanpa memahami arti dari gerakan itu. Pelajaran ini merupakan langkah awal untuk mengenalkan makna Tanda Salib. Membuat Tanda



Salib merupakan ungkapan iman, pemyataan rasa percaya kepada Allah Tritunggal yang Mahakudus. Dalam membuat Tanda Salib, kita menyebut Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ucapan ini berarti memuliakan Allah Tritunggal. Membuat Tanda Salib juga mengenangkan cinta Yesus. Demi cinta-Nya kepada Allah dan manusia, Yesus rela wafat di salib. Tuhan mencintai manusia, Dia wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Dengan kematian-Nya kita memperoleh keselamatan secara cuma-cuma karena kemurahan Allah. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sungguh dalam arti yang terkandung dalam Tanda Salib. Siswa kelas I SD cukup diperkenalkan arti membuat Tanda Salib secara sederhana, yakni dengan membuat Tanda Salib berarti memuliakan Allah Tritunggal dan mengenangkan cinta Yesus yang wafat di salib untuk menebus dosa manusia. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Doa Tanda Salib selalu digunakan untuk membuka dan menutup suatu doa. Arti membuat Tanda Salib itu sendiri belum begitu jelas bagi mereka. Membuat doa Tanda Salib merupakan ungkapan iman, pernyataan rasa percaya kepada Allah Tritunggal yang Mahakudus. Dalam membuat Tanda Salib kita menyebut Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ucapan ini berarti memuliakan Allah Tritunggal. Membuat Tanda Salib juga mengenangkan cinta Yesus. Guru mengajak sisiva untuk berdoa dan membuat Tanda Salib yang baik dan benar (dapat dilakukan dengan nyanyian). Doa Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. Tuhan Yesus, Engkau rela menderita dan wafat di kayu salib untuk menebus dosa semua orang. Terima kasih, Tuhan Yesus. Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. Lagu "Kisah Sengsara Tuhan", lihat Buku Siswa halaman 151. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru membawakan cerita dengan menarik tentang sebatang bambu yang mengorbankan batang bambunya untuk mengalirkan air bagi manusia dan sisiva dapat mengamati gambar yang ada di buku siswa. Lihat Buku Siswa halaman 152-154. Cerita tentang Bambu Seorang tukang kebun memiliki serumpun bambu di sudut kebunnya. Setiap tahun bambubambu itu bertambah tinggi dan kuat. Kemudian suatu hari tukang kebun itu berkata, "Sobat, saya membutuhkan engkau."



Kata bambu itu, "Tuan, pakailah saya seperti yang Tuan inginkan, sava siap." Kemudian suara tukang kebun itu menjadi agak serius dan berkata, "Agar saya bisa memakaimu, engkau harus ditebang." Tentu saja bambu itu kaget. "Menebang saya? Mengapa? Saya adalah bambu yang paling baik di kebun ini. Jangan lakukan itu. Pakailah saya sekehendak Tuan, tapi janganlah menebang saya." " Begini, jika saya tidak menebang kamu, saya tidak bisa memakaimu." Seluruh isi kebun itu terdiam. Bambu yang anggun itu perlahan-lahan menundukkan kepalanya dan berbisik, "Tuan, jika itu adalah satu-satunya jalan untuk menggunakan saya, maka tebanglah saya!" "Tapi bukan itu saja," kata tukang kebun itu. "Saya masih akan memangkas semua cabang dan daunmu." "Ya Tuhan, semoga itu tidak terjadi pada diri saya!" kata bambu itu. "Hal itu akan merusak keindahanku. Tuan, kalau bisa, janganlah pangkas cabang dan daun saya." "Jika saya tidak memangkas cabang dan daunmu, saya tidak bisa me-makaimu." Bambu itu merasa sangat terpukul, kemudia menyerah. "Tuan, pangkaslah semua cabang dan daundaunku!" "Bambu tersayang, saya masih harus lebih menyakitimu lagi. Saya harus membelah dan mengambil hati bagian dalammu. Jika tidak, maka saya tidak bisa memakaimu". Bambu itu semakin menundukkan kepalanya dan berkata, "Tuan, pangkas-lah, potonglah, belahlah, dan lakukanlah apa saja pada diriku sesuka Tuan." Maka tukang kebun itu memotong bambu itu, memangkas cabang-cabang dan daundaunnya, membelahnya dan mengosongkan semua bagian dalamnya. Lalu dia membawa bambu itu melalui sebidang tanah kering menuju sumber air. Dia menghubungkan bambu itu dengan sumber air itu dan air pun mengalir ke tanah kering itu, membuatnya menjadi subur. Demikianlah, hanya bila bambu itu dipotong, dipangkas, dan dibelah, dia bisa menjadi sumber dan penyalur berkat yang melimpah bagi tanah gersang, dan tentu saja akhimya bagi manusia. (Cerita disadur dari buku Percikan Kisah-kisah Anak Manusia hlmn. 70)



2. Pendalaman Guru mengajak siswa mendalami isi atau pesan cerita di atas dengan memberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Contoh pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut: a. Mengapa bambu itu dipotong? b. Apa guna bambu? c. Untuk siapakah bambu itu berkorban? d. Mengapa bambu itu mau berkorban?



3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Bambu rela mengorbankan diri demi kebahagiaan manusia. Batang bambu dapat mengalirkan air ke tanah yang gersang. Karena pengorbanan bambu ini. tanah yang gersang menjadi subur dan manusia pun menjadi sejahtera.



Sikap bambu ini hendaknya kita teladan. Apakah kita mau berkorban untuk orang lain? Mari kita lihat bagaimana pengorbanan Yesus yang rela disalibkan demi keselamatan manusia. Langkah Kedua : Menggali PengalamanKitab Suci 1. Pengamatan Siswa mengamati gambar yang ada di buku siswa dan guru menceritakan tentang Yesus yang disalibkari demi menyelamatkan umat manusia. (Lukas 23: 26-49). Lihat Buku Siswa halaman 155-156. Yesus Disalibkan Pilatus menyerahkan Yesus kepada prajurit, dan mereka membawa Dia untuk dihukum mati. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang laki- laki yang bemama Simon yang berasal dari Kirene. Ia datang dari desa dan mau pergi ke kota. Mereka menarik dia dan memaksanya untuk mengambil kayu salib yang sedang dipikul Yesus. Lalu, mereka menyuruh dia memanggul kayu salib itu dan berjalan di belakang Yesus. Banyak orang berjalan mengikuti Yesus. Di antaranya ada wanita-wanita. Mereka menangis melihat apa yang terjadi dengan Dia. Tetapi, Yesus menoleh kepada mereka dan berkata, "Wanita-wanita Yerusalem. Janganlah menangisi Saya! Menangislah untuk dirimu sendiri dan untuk anak-anakmu." Dua orang lain, kedua-duanya penjahat, juga dibawa untuk dihukum mat bersama Yesus. Ketika mereka sampai di tempat yang disebut "Tengkorak' prajurit-prajurit itu memaku Yesus pada kayu salib. Kedua orang penjahat itu juga dipaku pada kayu salib, yang seorang di sebelah kiri dan yang lainnva di sebelah kanan Yesus. Yesus berdoa untuk prajurit-prajurit itu. Yesus berkata, "Bapa, ampunilah mereka! Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Prajurit-prajurit itu membagi-bagi pakaian Yesus di antara mereka sendiri dengan membuani: undi. Orang-orang berdiri di situ sambil menonton, sementara pemimpin-pemimpin Yahudi mengejek Yesus. Mereka berkata, "la sudah menyelamatkar orang lain, cobalah sekarang la menyelamatkan diri-Nya, kalau la betul-betul Raja penyelamat yang dipilih Allah!" Prajurit-prajurit itu juga mengejek Dia. Mereka mendekati Dia dan memberikan anggur asam kepadanya. Mereka berkata, "Kalau Engkau Raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" Di atas kayu salib Yesus tertulis kata-kata ini: "Inilah Raja Orang Yahudi . Salah seorang dari kedua penjahat vang disalibkan juga mengejek Yesus. Ia berkata, "Engkau Raja penyelamat yang dipilih Allah, bukan? Nah. selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi penjahat yang satu lagi menegur penjahat yang mengejek Yesus. Ia berkata, "Apakah kau tidak takut kepada Allah? Sebentar lagi kau juga akan mati. Hukuman kita setimpal dengan perbuatan kita. Tapi, dia sama sekali tidak bersalah!" Lalu, ia berkata kepada Yesus," Yesus, ingatlah saya, kalau Engkau datang sebagai Raja!" Yesus berkata kepadanya, "Saya berjanji bahwa hari ini engkau akan bersama Saya di Surga." Kira-kira pukul dua belas tengah hari, matahari berhenti bersinar. Seluruh negeri itu menjadi gelap sekali sampai tirai di dalam rumah Tuhan robek menjadi dua. Yesus berteriak dengan suara keras, "Bapa, aku menyerahkan diri-Ku kepada- Mu. Terimalah Aku!" Sesudah berkata begitu, Ia meninggal.



Ketika perwira pasukan yang bertugas di situ melihat apa yang terjadi, ia menyembah Allah. Katanya, "Pasti Orang ini tidak bersalah." Orang-orang yang menonton di situ melihat apa yang terjadi. Mereka semua pulang dengan hati yang sangat menyesal. Semua kenalan Yesus, termasuk para wanita yang datang bersama Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh dan melihat semuanya. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa mendalami isi atau pesan Kitab Suci berdasarkan kisah di atas dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : a. Dimanakah Yesus disalibkan? b. Siapa yang membantu Yesus memanggul salib? c. Apa tulisan yang ada di salib Yesus? d. Apa doa Yesus kepada para prajurit? e. Mengapa Yesus mau disalibkan? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban sisiva dan mengembangkannya. Yesus disalibkan bukan karena kesalahan-Nya. Yesus disalib untuk kita karena la begitu mencintai kita. Ketika disalib, Yesus masih mau mengampuni para prajurit yang menyalibkanNya dengan berkata, "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Bahkan, kepada penjahat yang juga disalibkan di sebelah kanan-Nya, Yesus berjanji bahwa hari ini juga ia akan bersama Yesus di Firdaus. Yesus mengampuni setiap manusia yang mau bertobat. Semua kejadian pada saat Yesus disalib membuat banyak orang menyesal. Yesus menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa manusia dan menyelamat- kan manusia. Maka, salib penting sekali artinya bagi semua orang Katolik. Karena dengan salib, umat manusia diselamatkan. Membuat Tanda Salib dimulai dengan meletakkan tangan kanan di dahi sambil mengucapkan dalam nama Bapa, kemudian tangan kanan ke dada sambil mengucapkan dan Putra, lalu tangan kanan pindah ke pundak kiri dengan mengucapkan dan Roh Kudus, terakhir tangan kanan pindah ke pundak kanan sambil mengucapkan amin. Membuat Tanda Salib berarti kita mengakui dan memuliakan Allah Tritunggal yang Mahakudus: Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tanda Salib juga berarti kita mengenangkan cinta Yesus yang wafat di salib untuk menebus dosa manusia. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci. "Pemahkah aku membantu teman yang menderita?"



Aksi a. Penugasan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mewarnai gambar Yesus yang di salib. b. Peragaan



Guru mengajak setiap siswa untuk memperagakan membuat Tanda Salib di depan kelas secara benar dan sungguh-sungguh. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi inti peivartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Orang Katolik membuka dan menutup doa dengan Tanda Salib.  Membuat Tanda Salib berarti memuliakan Allah Tritunggal yang Mahakudus, yaitu Bapa, dan Putra dan Roh kudus.  Membuat Tanda Salib juga berarti mengenangkan Yesus yang wafat disalib.  Membuat Tanda Salib harus keluar dari hati yang paling dalam karena merupakan ungkapan iman, cinta, dan harapan kepada Tuhan.  Membuat Tanda Salib harus dengan hormat dan sopan. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa "Yesus rela wafat disalib karena mencintai kita." Doa Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. Tuhan Yesus, Engkau wafat di kayu salib untuk menyelamatkan kami. Bantulah kami untuk selalu berdoa dan menghormati salib-Mu. Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. Lagu penutup "Kisah Sengsara Tuhan". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa Tanda Allah melalui doa Tanda Salib. Salib sebagai tanda syukur kepada Allah.



Ya



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengucapkan doa Tanda Salib dengan Berdoa Tanda Salib dengan hormat. khusyuk sebelum dan sesudah pembelajaran.



Tidak



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3



Indikator Menyebutkan isi doa Tanda Salib. Menjelaskan arti Tanda Salib. Menceritakan tentang Yesus yang disalibkan demi menyelamatkan umat manusia. (Lukas 23:26-49).



Butir Instrumen Sebutkan isi doa Tanda Salib! Apa arti Tanda Salib? Dimanakah Yesus disalibkan? Siapa yang membantu Yesus memanggul salib? Apa tulisan yang ada di salib Yesus? Apa doa Yesus kepada para prajurit? Mengapa Yesus mau disalibkan? Jumlah Skor



Nilai =



Skor 25 25 10 10 10 10 10 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Memperagakan doa Tanda Salib No 1



Indikator Memperagakan doa Tanda Salib.



Butir Instrumen Hafal doa Tanda salib. Gerakan tangan yang benar. Skor Maksimal



Nilai =



Skor 50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan kisah Yesus disalib dengan kata-kata sendiri. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan. PELAJARAN 18 DOA BAPA KAMI Kompetensi Dasar 1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.



2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian. 3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. 4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. Indikator 1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Bapa Kami. 2.7.1 Mengucapkan doa Bapa Kami dengan hormat. 3.7.1 Menyebutkan doa yang diajarkan Yesus kepada kita. 3.7.2 Menceritakn kisah Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada kita menurut Lukas 11:1-4. 3.7.3 Menjelaskan isi doa yang diajarkan Yesus. 4.7.1 Menulis dan menghias doa Bapa Kami. Bahan Kajian 1. Doa dan Lagu Bapa Kami. 2. Isi pokok doa Bapa kami. 3. Kitab Suci: Lukas 11:1-4. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia.1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pusat Musik Liturgi. 2014. Madah Bakti. Buku Doa dan Nyanyian. Yogyakarta: PD Selamat. 7. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Bapa Kami. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi, tanya jawab, dan cerita. Gambar, lagu, teks Kitab Suci, teks cerita. 8 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dm kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Doa Bapa Kami merupakan salah satu doa harian umat Katolik. Doa Bapa Kami merupakan doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Doa Bapa Kami merupakan doa yang sempurna. Kesempurnaannya diakui oleh tradisi Gereja Katolik sepanjang masa. Dalam Injil



Lukas 11: 1-4 diceritakan ketika Yesus selesai berdoa di suatu tempat, datanglah seorang dari murid-murid- Nya dan meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa. Yesus menjawab, apabila kamu berdoa, katakanlah, "Bapa dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Dalam doa Bapa Kami, manusia menyapa Tuhan sebagai Bapa. Sapaan dalam doa Bapa Kami mengungkapkan kedekatan dan keakraban hubungan Yesus dan Bapa-Nya. Ungkapan Bapa Kami juga menunjukkan kedekatan dan keakraban Tuhan dengan kita. Tuhan terasa begitu dekat dan selalu memperhatikan kita. Bapa itu adalah Bapa yang di Surga dan kita adalah anakanak-Nya, maka jika kita berdoa harus mengingat kepentingan Bapa, selain kepentingan kita sendiri. Setiap kalimat dalam doa Bapa Kami mengandung arti yang begitu mendalam dan dalam doa Bapa Kami kita memohon supaya:  Nama Bapa dimuliakan.  Kerajaan-Nya tercipta di bumi ini.  Kehendaknya terlaksana dalam diri kita.  Allah memberi kita rezeki yang cukup setiap hari.  Pengampunan atas dosa-dosa kita.  Kita dibebaskan dari pencobaan dan kejahatan. Itulah salah satu alasan mengapa siswa kelas I SD sudah diperkenalkan dengan doa Bapa Kami. Mereka diberi pengertian doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus sendiri dan merupakan doa yang penting dalam perayaan Ekaristi. Sekaligus mulai ditanamkan rasa hormat, kedekatan kepada Tuhan yang disapa sebagai Bapa sehingga mereka akan semakin dekat dengan Tuhan yang mencintai anak-anak-Nya. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Doa Bapa Kami merupakan salah satu doa harian umat Katolik. Doa Bapa Kami merupakan doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Doa Bapa Kami merupakan doa yang sempurna. Kesempurnaannya diakui oleh tradisi Gereja Katolik sepanjang masa. Guru mengajak sisiva berdoa untuk mengawali pelajaran, misalnya: Doa Tuhan Yesus yang Mahabaik. Engkau selalu berdoa kepada Bapa di surga. Ajarilah kami berdoa. Amin. Lagu "Hal Berdoa", lihat Buku Siswa halaman 163. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan



Guru mengajak siswa mengamati gambar Yes us bersama anak-anak yang sedang berdoa. Lihat Buku Siswa halaman 164. 2. Pendalaman Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendalami gambar yang diamati dengan mempersilhkan siswa menceritakan apa yang mereka amati. 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan cerita siswa serta mengembangkannya. Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Jika kita berdoa, kita haras berdoa dengan penuh hormat dan penuh perhatian. Pada saat berdoa kita tidak boleh bermain-main dan memikirkan hal-hal lain. Kita haras sungguh- sungguh mengucapkan doa itu kepada Tuhan. Tuhan tidak senang kita hanya berpura-pura saja. Tuhan senang kepada orang yang berdoa dengan sikap penuh percaya, sabar, dan tulus hati tanpa mencari pujian. Percaya berarti sungguh-sungguh yakin bahwa Tuhan mendengarkan doa kita. Sabar berarti tidak tergesa-gesa, tenang, dan sopan. Tulus hati berarti sungguh-sungguh melakukannya. Doa Bapa Kami merupakan salah satu doa harian umat katolik. Doa Bapa kami merupakan doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Doa Bapa Kami merupakan doa yang sempurna dan diucapkan dalam perayaan Ekaristi. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar di buku siswa dan guru menceritakan kisah Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa (Lukas 11:1-4). Lihat Buku Siswa halaman 165-166. Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika la berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarilah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka, "Apabila kamu berdoa, katakanlah Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk mendalami ajaran Yesus tentang doa Bapa Kami dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : a. Doa apakah yang diajarkan Yesus kepada kita? b. Siapakah yang minta diajari berdoa? c. Kepada siapa Yesus berdoa? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan tentang isi atau pesan dari doa Bapa Kami berdasarkan pertanyaan dan jawaban siswa. Yesus mengajarkan doa yang sangat indah kepada kita, yakni doa Bapa Kami. Dalam doa Bapa Kami, kita berbicara kepada Tuhan sebagai Bapa kita, seperti Yesus sendiri menyapa Bapa-



Nya. Sapaan-sapaan dalam doa Bapa Kami mengungkapkan kedekatan dan keakraban hubungan Yesus dan Bapa-Nya. Ungkapan Bapa Kami juga menunjukkan kedekatan dan keakraban Tuhan dengan kita. Tuhan terasa begitu dekat dan selalu memperhatikan kita. Bapa itu adalah Bapa yang di surga dan kita adalah anak-anak-Nya, maka jika kita berdoa harus mengingat kepentingan Bapa, selain kepentingan kita sendiri. Doa Bapa Kami yang ada dalam Kitab Suci memang berbeda dengan yang kita doakan setiap hari. Doa Bapa Kami dalam gereja katolik didoakan sebagai berikut : Bapa Kami yang ada di Surga. Dimuliakalah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu. Di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini. Dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Jadi dalam doa Bapa Kami, kita memohon :  Nama Bapa dimuliakan.  Kerajaan-Nya tercipta di bumi ini.  Kehendak-Nya terlaksana dalam diri kita.  Allah memberi kita rezeki yang cukup setiap hari.  Pengampunan atas dosa-dosa kita.  Kita dibebaskan dari percobaan dan kejahatan. Setelah peneguhan, guru menceritakan kisah seorang anak yang sedang berdoa Bapa Kami, tetapi tidak sungguh-sungguh. Cerita ini sebagai tambahan peneguhan bagi siswa. Rita Berdoa Bapa Kami Pada suatu hari ibu Rita menyuruh anaknya untuk berdoa Bapa Kami. Ibunya berjanji jika Rita dapat berdoa dengan baik akan diberi hadiah cokelat. Maka mulailah Rita berdoa demikian : Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu Datanglah kerajaan-Mu Jadilah kehendak-Mu. Di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini (tiba-tiba Rita berhenti berdoa dan bertanya kepada ibunya) "Ibu cokelatnya enak ngak? dan Rita lupa melanjutkan doanya. Temyata pada waktu berdoa "Bapa Kami" Rita hanya memikirkan cokelat yang dijanjikan oleh ibunya. (Disadur dari buku Percikan Kisah-kisah Anak manusia, hlmn. 323)



Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci. "Apakah aku berdoa Bapa Kami dengan sopan dan hormat?"



Aksi a. Penugasan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mewamai gambar Yesus yang sedang mengajar anak-anak berdoa. b. Sikap Mendaraskan doa Bapa Kami setiap hari dengan hormat dan sopan. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita adalah doa Bapa Kami.  Dalam doa Bapa Kami kita menyebut Allah sebagai Bapa.  Tuhan adalah Bapa kita yang Mahabaik dan Mahatahu.  Dalam doa Bapa Kami kita memohon supaya : 1. Nama Bapa dimuliakan. 2. Kerajaan-Nya tercipta di bumi ini. 3. Kehendak-Nya terlaksana dalam diri kita. 4. Tuhan memberi kita rezeki yang cukup setiap hari. 5. Pengampunan atas dosa-dosa kita. 6. Kita dibebaskan dari percobaan dan kejahatan.  Pada saat berdoa, kita harus mengucapkan doa kita dengan sikap penuh percaya, sabar, dan tulus hati. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa. "Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami." Lagu Guru bersama-sama dengan siswa menutup pelajaran dengan menyanyikan lagu doa "Bapa Kami”



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi



No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Allah melalui doa Bapa Kami. kepada Allah melalui doa Bapa Kami



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengucapkan doa Bapa Kami dengan Berdoa Bapa Kami dengan hormat. khusyuk sebelum pembelajaran. 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2



3



Indikator Menyebutkan doa yang diajarkan Yesus kepada kita. Menceritakan kisah Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada kita menurut Lukas 11:1-4. Menjelaskan isi diajarkan Yesus.



doa



Butir Instrumen Doa apa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita? Siapakah yang minta diajarkan berdoa? Kepada siapa Yesus berdoa? Sebutkan 3 permohonan dalam doa Bapa kami! yang Apa isi doa Bapa Kami?



Jumlah Skor Nilai =



Ya



Tidak



Skor 20 20 20 20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Menulis dan menghias doa



No 1



Indikator Butir Instrumen Menulis dan menghias doa Bapa Isi doa Kami. Kerapian Skor Maksimal



Skor 50 50 100



Nilai =



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri Lukas 11:1-4. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaianulangdalamaspekpengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 19 DOA SALAM MARIA Kompetensi Dasar 1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.



2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian. 3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. 4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. Indikator 1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Salam Maria. 2.7.1 Mengucapkan doa Salam maria dengan hormat. 3.7.1 Menyebutkan alasan menghormati Bunda Maria. 3.7.2 Menceritakan kisah Bunda Maria mendapat kabar dari malaikat (Lukas 1: 26-45). 3.7.3 Mewamai gambar rosario. Bahan Kajian 1. Doa dan lagu Salam Maria. 2. Menghormati Bunda Maria. 3. Kitab Suci Lukas 1: 26-45. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas 1. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Salam Maria. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi, tanya jawab, cerita, dan dramatisasi. Gambar, lagu, teks Kitab Suci, teks cerita. 8 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.



Pemikiran Dasar Umat Katolik dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari doa dan tens- menerus beriman kepada Allah. Dalam hal ini, Bunda Maria merupaka teladan bagi kita. Kitab Suci Perjanjian Barn banyak menceritakan pokok-pokak kehidupan Bunda Maria melalui kata dan perbuatannya



yang menunjukkae dirinya sebagai orang beriman. Tidak ada orang yang lebih mendengarkan saixa Tuhan daripada Bunda Maria. "Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurx perkataanMu itu" (Lukas 1:38). Jawaban Maria atas kabar gembira merupakae penyerahan diri secara spontan dan menyeluruh untuk hidup beriman. Maras percaya bahwa Tuhan memanggil dia, maka ia menyerahkan diri kepada panggilannya itu dan mengikuti Dia. Maria bersedia menyerahkan selurjflt hidupnya kepada Allah. Bahkan ketika Yesus menderita sengsara dan wafat ia salib, Maria dengan setia mendampingi Yesus. Maria juga selalu berdoa bersama para rasul setelah kebangkitan Yesus. Inilah teladan semua orang beriman. Dalam injil Lukas 1:26-45 diceritakan Bunda Maria mendapat kabar gembiri dari malaikat Gabriel dan setelah itu Bunda maria mengunjungi saudaranya Elisabet, yang juga mengandung. Kata-kata yang diucapkan malaikat dan kata- kata yang diucapkan Elisabet menjadi dasar dari doa Salam Maria. Peranan Bunda Maria dalam sejarah keselamatan dan hubungannya dengan hidup beriman tidak dapat dilepaskan. Karena itu, Bunda Maria begitu dihormati oleh Gereja Katolik dan perlu diperkenalkan kepada siswa sejak kelas I SD. Bunda Maria diperkenalkan sebagai ibu Yesus yang melahirkan dan memelihara Yesus dengan penuh cinta, sekaligus sebagai teladan ketaatan dalam iman. Hal ini berarti mengajak siswa untuk menghormati dan mendekatkan diri kepada Bunda Maria, berdoa kepadanya terutama melalui doa Salam Maria. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Bunda Maria percaya bahwa Tuhan memanggil dia, maka ia menyerahkan diri kepada panggilannya itu dan mengikuti Dia. Maria bersedia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah. Bahkan, ketika Yesus menderita sengsara dan wafat di salib, Maria dengan setia mendampingi Yesus. Maria juga selalu berdoa bersama para rasul setelah kebangkitan Yesus. Inilah teladan semua orang beriman. Doa Guru mengajak siswa mengawali pelajaran hari ini dengan berdoa. Bapa yang Mahabaik, Engkau telah memberi kami seorang ibu yang bernama Maria. Ia telah melahirkan Yesus untuk menyelamatkan kami. Terima kasih, Tuhan Yesus. Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekararang waktu kami mati. Amin. Lagu "Salam Maria", lihat Buku Siswa halaman 174. Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan



Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar Bunda Maria dan ada anak-anak yang sedang berdoa. Lihat Buku Siswa halaman 175. 2. Pendalaman Siswa mengungkapkan sejauh mana mereka mengenal Bunda Maria dengan pertanyaanpertanyaan berikut : a. Siapakah Bunda Maria? b. Mengapa kita berdoa kepada Bunda Maria? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban sisiva dan mengembangkannya. Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Bunda Maria juga menjadi bunda kita semua. Kita boleh berdoa kepadanya. Bunda Maria selalu menerima kita semua. Bunda Maria sangat peduli dengan penderitaan manusia. Mengapa dikatakan demikian? Mari kita mendengarkan cerita berikut ini. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengarnati ganbar-gambar yang menceritakan latar belakang doa Salam Maria berdasarkan teks Kitab Suci (Lukas 1:26-45). Setelah mengarnati, guru menceritakan gambar-gambar tersebut. Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bemama Nasaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bemama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau memperoleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaknya engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, Bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan- Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hai itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Beberapa waktu kemudian, berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah



engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku me- lonjak kegirangan, dan berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana." Dalam pelajaran ini guru juga dapat mengganti cerita dengan bermain peran atau dramatisasi. Guru memilih tiga orang siswa untuk berperan sebagai Bunda Maria, Elisabet, dan malaikat Gabriel. Guru sendiri berperan sebagai narator atau pencerita. Setelah itu, ketiga siswa diberi petunjuk dan dilatih bagaimana mereka harus berperan. Maria Menerima Kabar Gembira (Pada awal drama diputar musik yang sesuai) Pembaca : Ada seorang wanita, Maria namanya. Ia wanita yang sederhana, rendah hati, dan raj in berdoa. Maria : (Masuk dan berlutut sambil berdoa) Pembaca : Ia tinggal di sebuah kampung yang bemama Nasaret. Pada suatu hari, datanglah malaikat Gabriel ke rumahnya. Malaikat : (Masuk dan berdiri di depan Maria) Pembaca : Malaikat Gabriel memberi salam kepada Maria, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu." Mendengar itu Maria terkejut. Malaikat : (Mengulurkan tangannya ke depan dan berjalan mengelingi Maria) Maria : (Terkejut dan memandang malaikat Gabriel) Pembaca : lalu bertanyalah Maria, "Siapakah engkau?" Maria : (Terus melihat malaikat Gabriel dan mengulurkan tangannya) Pembaca : Jawab malaikat itu, "Aku ini Gabriel, malaikat Tuhan. Aku membawa kabar gembira bagimu." Malaikat : (Tangan kiri menunjuk diri dan tangan kanan terulur ke depan) Maria : (Terkejut, berlutut, dan menundukan kepala) Pembaca : "Jangan takut, hai Maria, karena Tuhan berkenan dan mencintai engkau. Engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamai-Nya Yesus. Dia akan menjadi besar dan orang akan menyebut-Nya Putra Allah Yang Mahatinggi." Malaikat : (Tangan kanan dan terus terulur kedepan dan mengelilingi Maria) Maria : (Menengadah dan memandang malaikat Gabriel) Pembaca : Jawab Maria, "Bagaimana hal ini bisa terjadi, sedangkan aku belum bersuami?" Maria : (Menunjukkan tangannya ke atas) Pembaca : Kata malaikat Gabriel, "Roh Kudus akan turun ke atasmu dan kuasa Tuhan akan melindungimu." Maria : (Tangan mengatup di dada) Pembaca : Jawab Maria, "Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataanmu." Beberapa bulan setelah peristiwa itu, berangkatlah Maria mengunjungi Elisabet, saudaranya. Elisabet : (duduk sambil menyulam) Maria : (masuk dan memeluk Elisabet)



Pembaca



: Ketika Elisabet melihat Maria, melonjaklah anak dalam rahimnya. Katanya, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku."



2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk mendalami isi/pesan cerita atau drama dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a. Siapakah yang membawa kabar gembira kepada Maria? b. Apa yang dikatakan malaikat itu kepada Maria? c. Dari siapakah datangnya kabar gembira itu? d. Bagaimana sikap Maria ketika mendengar kabar dari malaikat itu? e. Apa jawaban Bunda Maria? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Bunda Maria berasal dari Nasaret. Bunda Maria adalah wanita pilihan Allah. Tuhan menyuruh malaikat Gabriel memberitakan kabar gembira kepada Maria bahwa ia dipilih menjadi bunda Juru Selamat yang dijanjikan. Juru Selamat yang dijanjikan itu terpenuhi dalam diri Yesus Kristus.Bunda Maria menerima dan menyerahkan dirinya secara total kepada Allah dengan menjawab, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu." Bunda Maria sama seperti ibu-ibu yang lain. Bunda Maria melahirkan, merawat, dan membesarkan Yesus dengan penuh cinta. Bunda Maria mengajar Yesus berdoa dan mengajak Yesus beribadat di Bait Allah. Bunda Maria menjadi teladan orang beriman. Karena itu, Gereja Katolik sangat menghormati Bunda Maria. Penghormatan terhadap Bunda Maria tampak dalam lagu dan doadoa yang ditujukan kepada Bunda Maria. Kita juga harus menghormati Bunda Maria dengan berdoa kepadanya. Salah satu doa untuk menghormati Bunda Maria adalah doa Salam Maria. Guru mengajak siswa untuk menghormati Bunda Maria dengan menyanyikan lagu Salam Maria dari Madah Bakti 542 atau lihat Buku Siswa halaman 174. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci. "Apakah aku berdoa Salam Maria dengan sopan dan hormat?" Aksi a. Penugasan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mewamai rosario yang merupakan salah satu cara menghormati Bunda Maria. b. Sikap Mendaraskan doa Salam Maria setiap hari dengan sopan dan hormat. Penutup



Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Bunda Maria berasal dari Nasaret.  Bunda Maria taat kepada Allah.  Bunda Maria dipilih Allah menjadi Bunda Yesus.  Bunda Maria menjadi teladan orang beriman.  Menghormati Bunda Maria dapat melalui doa dan lagu.  Doa Salam Maria dan doa Rosario adalah doa untuk menghormati Bunda Maria.  Doa Salam Maria merupakan salam yang diberikan oleh malaikat Gabriel dan ucapan Elisabet. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa. "Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami." Doa Guru menutup pertemuan dengan mengajak siswa berdoa, yang dipandu oleh seorang siswa yang dapat mengucapkan doa dengan baik, lalu dijawab oleh siswa lain dengan doa Salam Maria.  Bunda Maria yang tersuci, doakanlah kami agar menjadi anak-anak yang baik. Salam Maria....  Bunda Maria yang baik, doakanlah ayah dan ibu, kakak dan adik, teman-teman dan gum kami agar selalu diberkati Tuhan. Salam Maria ....  Bunda Maria yang terkasih, doakanlah semua orang yang telah berbuat baik kepada kami. Salam Maria ....  Bunda Maria yang pemurah, doakanlah semua orang yang menderita sakit. Salam Maria .... Lagu "Ave-Ave Maria" dari Madah Bakti no. 546 atau lihat Buku Siswa halaman 182.



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik



: Observasi



b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Allah melalui doa Salam Maria. melalui doa Salam Maria.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengucapkan doa Salam Maria dengan Berdoa Salam Maria dengan hormat. khusyuk sesudah pembelajaran. 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2



Indikator Menyebutkan alasan menghormati Bunda Maria Menceritakan kisah Bunda Maria mendapat kabar dari malaikat (Lukas 1 : 26 – 45)



Butir Instrumen Sebutkan alasan menghormati Bunda Maria! Siapakah yang membawa kabar gembira kepada Maria? Apa yang dilakukan malaikat itu kepada Maria? Bagaimana sikap Bunda Maria kepada malaikat? Apa jawaban Bunda Maria kepada malaikat? Dari mana asal Bunda Maria? Siapa yang menjadi teladan orang beriman? Bagaimana cara kita menghormati Bunda Maria? Siapa nama Bunda Yesus? Jumlah Skor



Nilai =



Ya



Tidak



Skor 20 10 10 10 10 10 10 10 10 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Mewarnai gambar No



Indikator



Butir Instrumen



Skor



1



Mewarnai gambar Rosario.



Komposisi posisi warna Kerapian Skor Maksimal



Nilai =



50 50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan isi doa Salam Maria dan dihias dengan indah. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 20 DOA KEMULIAAN Kompetensi Dasar 1.7 Bersyukur kepada Allah melalui doa-doa harian.



2.7 Santun dalam mengucapkan doa-doa harian. 3.7 Mengenal doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. 4.7 Mempraktikkan doa-doa harian sebagai ungkapan iman kepada Allah. Indikator 1.7.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui doa Kemuliaan. 2.7.1 Mengucapkan doa Kemuliaan dengan hormat. 3.7.1 Menyebutkan nama murid Yesus yang ikut ke gunung berdasarkan Injil Matius 17:1-13. 3.7.2 Menyebutkan nama tempat Yesus berubah rupa berdasarkan Injil Matius 17:1-13. 3.7.3 Menyebutkan nama orang yang berbicara dengan Yesus ketika la berubah rupa. berdasarkan Injil Matius 17:1-13. 3.7.4. Menjelaskan pesan Yesus kepada murid-Nya setelah peristiwa Yesus berubah rupa berdasarkan Injil Matius 17:1-13. 3.7.5 Menjelaskan arti doa Kemuliaan. 3.7.6 Menyebutkan cara memuliakan Allah. 4.7.1 Menuliskan dan menghias doa Kemuliaan. Bahan Kajian 1. Doa kemuliaan. 2. Arti doa Kemuliaan. 3. Kitab Suci: Matius 17: 1-13. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. Iman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang doa Kemuliaan. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi, tanya jawab, cerita, dan refleksi. gambar, lagu, teks cerita, teks Kitab Suci. 4 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibaiuakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar



Allah itu Mahabaik, Mahakuasa, dan Maha Pengampun. Maka hendaknya kita selalu memuliakan Allah. Kemuliaan Allah Bapa yang Mahakuasa, Mahabaik, dan Maha Pengampun tampak melalui kedatangan Yesus Putra Allah yang lahir ke dunia dengan kuasa Roh Kudus dan bangkit pada hari ketiga. Setelah kebangkitan-Nya, la mengutus Roh Kudus untuk menyertai umat-Nya sampai akhir zaman. Dalam Injil Matius 17:1-13 diceritakan Yesus dimuliakan oleh Allah di atas gunung. Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi. Para murid merasa heran karena wajah Yesus berubah rupa. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar terang sekali. Mereka juga melihat Musa dan Elia berbicara dengan Yesus. Musa dan Elia tampak dalam kemuliaan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Putra Allah. Karena itu, kita harus memuliakan Yesus. Selain itu. juga memuliakan Allah Bapa dan Roh Kudus. Kemuliaan Allah tampak sejak dahulu hingga sekarang dan sampai akhir zaman. Maka dalam doa Kemuliaan kita menyatakan kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Melalui pelajaran ini siswa kelas I diharapkan selalu memuliakan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, baik melalui doa Kemuliaan maupun perbuatan baik kepada sesama. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Allah itu Mahabaik, Mahakuasa, dan Maha pengampun. Maka hendaknya kita selalu memuliakan Allah. Kemuliaan Allah Bapa yang Mahakuasa, Mahabaik, dan Maha Pengampun tampak melalui kedatangan Yesus Putra Allah yang lahir ke dunia dengan kuasa Roh Kudus dan bangkit pada hari ketiga. Setelah kebangkitan-Nya, la mengutus Roh Kudus untuk menyertai umat-Nya sampai akhir zaman. Doa Guru mengawali pelajaran dengan doa, misalnya : Tuhan yang Mahakasih Berkatilah kami agar selalu dapat memuji dan memuliakan nama-Mu. Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus Seperti pada permulaan sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin. Lagu "Kami Memuji", lihat Buku Siswa halaman 184.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajaksiswa untukmengamatigambar-gambar yangmelukiskan kekaguman anak terhadap ciptaan Tuhan dan siswa memberi komentar di bawah gambar itu. Lihat Buku Siswa



halaman 185. Selanjutnya, guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar yang menceritakan kisah seorang raja yang ingin melihat Allah. Lihat Buku Siswa halaman 184. Dahulu kala ada seorang raja yang terkenal kaya dan berkuasa. Namun, ia tidak bahagia. Pada suatu hari sang raja duduk di atas takhtanya dan berpikir, "Sayalah raja yang paling berkuasa. Semua orang tunduk di bawah perintahku. Hanya Tuhan Allah saja yang lebih dihormati oleh rakyatku. Oh, andaikan aku bisa melihat Allah." Raja lalu memanggil para menterinya dan menyuruh mereka memperlihatkan Tuhan Allah kepadanya. Sekalipun semua menteri dan ahli itu mengatakan bahwa itu tidak mungkin, Raja tetap ngotot dan berkata, "Justru karena saya ingin melihat-Nya. Kalau kalian tidak sanggup membawa Tuhan Allah ke is tana, kalian semua akan saya hukum." Para menteri dan ahli agama takut bukan main. Pagi berikutnya datanglah seorang gembala tua menghadap Raja, kata-nya, "Ikutlah saya keluar istana dan saya akan memenuhi keinginan hati Baginda untuk memandang Allah." Sang raja mengikuti gembala tua itu keluar. Sesampai di luar, gembala itu menunjuk matahari yangbersinar terang dan mengajak sang raja memandang matahari itu. "Mustahil! Mustahil!" kata Raja. "Nanti saya buta." Dengan tersenyum gembala tua itu menyahut, "Kalau matahari saja yang dibuat oleh Sang Pencipta sudah membutakan mata Baginda, bagaimana Baginda tahan memandang Allah sendiri." Dengan malu-malu Raja masuk kembali ke istana. (diambil dari percetakan kisah-kisah Anak Manusia hlmn. 22-23)



2. Pendalaman Guru mengajak siswa mendalami isi atau pesan cerita dengan bertanya atau memberi tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang diinginkan Raja? b. Mengapa Raja ingin melihat Allah? c. Apa yang dilakukan gembala tua ketika menghadap Raja? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban siswa dan mengembangkannya. Keinginan Raja untuk melihat Allah tidak tercapai. Allah itu mulia dan tidak mungkin bagi seorang manusia untuk melihat-Nya. Melihat matahari saja, manusia tidak sanggup. Apalagi melihat pencipta-Nya. Allah itu mulia karena la Mahakuasa. Ia menciptakan dunia dan isinya. Allah itu mulia karena Ia Mahabaik. Ia seperti Bapa yang sungguh memperhatikan kita, memberikan segala sesuatu untuk manusia. Allah itu mulia karena Ia Mahakasih. Ia tidak membeda-bedakan manusia. Ia mengasihi semua orang. Allah itu mulia karena Ia Maha Pengampun. Allah akan mengampuni dosa kita bila kita bertobat. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci



1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar yang menceritakan Yesus dimuliakan di atas gunung berdasarkan Injil Matius 17: 1-13. Lihat Buku Siswa halaman 188-189. Yesus Dimuliakan di Atas Gunung Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Tiba-tiba Yesus berubah rupa di depan mereka. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar terang sekali. Mereka juga melihat Musa dan Elia berbicara dengan Yesus. Musa dan Elia tampak dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan Yesus pergi ke Yerusalem. Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Ketika Petrus sedang berbicara, turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan terdengar suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah Petrus, Yakobus, dan Yohanes dan mereka sangat ketakutan. Lalu, Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu. Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." 2. Pendalaman Guru mengajaksiswa mendalami isi atau pesan Kitab Suci dengan bertanya atau memberi tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Di manakah Yesus berubah rupa? b. Siapa saja yang bersama Yesus di atas gunung? c. Siapa saja yang berbicara dengan Yesus ketika berubah rupa? d. Kata-kata apa yang terdengar dari langit? e. Apa pesan Yesus ketika mereka turun gunung? 3. Peneguhan Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke gunung yang tinggi. Para murid merasa heran karena wajah Yesus berubah rupa. Wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaiannya menjadi putih bersinar terang sekali. Mereka juga melihat Musa dan Elia berbicara dengan Yesus. Musa dan Elia tampak dalam kemuliaan. Kemuliaan Allah yang Mahabaik, Mahakuasa, Mahakasih, dan Maha Pengampun tampak melalui kedatangan Yesus Kristus. Yesus mau lahir di tempat yang sangat sederhana, yakni di kandang. Yesus menyembuhkan orang-orang sakit. Yesus mengampuni orang berdosa dan bersahabat dengan semua orang. Yesus menderita sengsara, wafat disalib demi umat manusia dan setelah bangkit mengutus Roh Kudus untuk menyertai umat-Nya hingga akhir zaman. Kemuliaan Allah tampak sejak dahulu hingga sekarang dan sampai akhir zaman.



Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman iman. "Rajinkah aku memuliakan Tuhan?" Aksi  Guru mengajak siswa ke Gereja pada hari Minggu untuk memuliakan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus dan meminta tanda tangan kepada pastor atau imam.  Menuliskan doa Kemuliaan dan mewarnainya.  Guru mengajak siswa untuk mengucapkan doa Kemuliaan dengan sikap santun satu per satu di depan kelas. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siszva untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa/nyanyian. Rangkuman  Doa Kemuliaan adalah doa untuk memuliakan Allah.  Allah itu mulia karena la Mahabaik.  Allah itu mulia karena la Mahakuasa.  Allah itu mulia karena la Mahakasih.  Allah itu mulia karena la Maha Pengampun.  Yesus dimuliakan oleh Allah di atas gunung.  Kemuliaan Allah tampak sejak dahulu hingga sekarang dan sampai akhir zaman.  Memuliakan Allah dapat melalui doa dan perbuatan baik. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa. "Betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi." Doa Guru mengakhiri pelajaran dengan doa Kemuliaan bersama-sama dengan siswa. Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala masa. Amin. Lagu "Mari Memuji".



Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi



No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Allah melalui doa Kemuliaan. melalui doa kemuliaan.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator Butir Instrumen 1 Mengucapkan doa Kemuliaan dengan Mengucapkan doa hormat. Kemuliaan dengan khusyuk sebelum dan sesudah pelajaran. 3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3



4



5 6



Indikator Butir Instrumen Menyebutkan nama murid Yesus Sebutkan nama murid Yesus yang yang ikut ke gunung berdasarkan ikut ke gunung! Injil Matius 17: 1-13. Menyebutkan nama tempat Yesus Apa nama tempat Yesus berubah berubah rupa berdasarkan Injil rupa? Matius 17:1-13. Menyebutkan nama orang yang Siapa yang berbicara dengan Yesus berbicara dengan Yesus ketika la ketika la berubah rupa? berubah rupa. berdasarkan Injil Matius 17:1-13. Menjelaskan pesan Yesus kepada Apa pesan Yesus kepada murid- Nya murid-Nya setelah peristiwa Yesus setelah peristiwa Yesus berubah berubah rupa. berdasarkan Injil rupa? Matius 17: 1-13. Menjelaskan arti doa Kemuliaan. Apa arti doa Kemuliaan? Menyebutkan cara memuliakan Bagaimana cara memuliakan Allah? Allah. Jumlah Skor Nilai =



Ya



Tidak



Skor 20 10 10



20



20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Menulis dan menghias doa No 1



Indikator



Butir Instrumen Isi doa



Skor 50



Menuliskan dan menghias doa Kerapian Kemuliaan Skor Maksimal Nilai =



50 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri Injil Matius 17:1-13. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 21 BERDOA DENGAN BAIK DAN BENAR Kompetensi Dasar 1.8 Bersyukur kepada Allah melalui sikap-sikap doa yang baik dan benar.



2.8 Santun dalam sikap-sikap berdoa. 3.8 Mengenal sikap-sikap berdoa sebagai ungkapan syukur kepada Allah. 4.8 Mempraktikkan doa dengan sikap-sikap yang baik dan benar. Indikator 1.8.1 Mengungkapkan syukur kepada Allah melalui sikap-sikap doa yang baik dan benar. 2.8.1 Berdoa dengan sikap yang baik dan benar. 3.8.1 Menyebutkan sikap doa yang diajarkan Yesus. 3.8.2 Menjelaskan arti sikap doa yang diajarkan Yesus. 3.8.3 Menyebutkan macam-macam sikap doa. 3.8.4 Menjelaskan arti sikap berlutut dalam berdoa. 3.8.5 Menjelaskan arti sikap duduk dalam berdoa. 3.8.6 Menjelaskan arti sikap berdiri dalam berdoa. 4.8.1 Memperagakan macam-macam sikap doa. Bahan Kajian 1. Sikap berdoa yang baik dan benar. 2. Membiasakan diri berdoa dengan baik dan benar. 3. Kitab Suci: Injil Lukas 11:1-8. Sumber Belajar 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas I. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Komkat KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Yogyakarta: Kanisius. 3. Konferensi Waligereja Indonesia. 1996. lman Katolik - Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. 4. Komkat KWI. 2008. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas I. Buku Guru. Yogyakarta: Kanisius. 5. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. 6. Pengalaman siswa dan guru tentang sikap berdoa yang baik dan benar. Pendekatan: Kateketis dan saintifik. Pendekatan Metode Sarana Waktu



: : : :



Kateketis dan Saintifik. Informasi/ceramah, tanya jawab, cerita, refleksi, dan selebrasi. Gambar, teks Kitab Suci, teks cerita, lagu. 8 Jam Pelajaran.



Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Berbicara dengan Tuhan sama seperti kita berbicara dengan orang tua kita. Kita berbicara dengan sopan dan hormat. Maka dalam berdoa juga harus dengan sikap yang baik, sopan, dan hormat. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita



cara berdoa yang baik (Lukas 11: 1-8). Apabila akan berdoa sebaiknya tidak pamer, tetapi masuklah ke kamar, lalu berdoa dengan sopan. Gunakanlah kata-kata yang sederhana, tidak perlu bertele-tele, sebab Tuhan sudah tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan. Dalam berdoa kita hanya memikirkan Tuhan, maka tutuplah mata, tundukkan kepala, dan lipatlah tangan di depan dada. Sikap berdoa juga dapat dilakukan dengan duduk bersila, berdiri, dan berlutut. Sikap duduk bersila dengan tangan terkatup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri, sopan, merenung, dan siap mendengarkan Tuhan. Sikap berdiri dengan tangan terbuka, kepala menengadah atau tunduk menunjukkan sikap homat, keterbukaan, berharap, dan siap mendengarkan. Sikap berlutut dengan tangan terkatup di depan dada dan mata tertutup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan menyembah Tuhan. Pelajaran agama Katolik kali ini diisi dengan ibadat sabda. Ibadat sabda ini sebagai ungkapan syukur, pujian, dan penyerahan diri kepada Tuhan. Siswa sudah mengenal dirinya dan lingkungannya, Yesus Kristus, masyarakat, serta Gerejanya. Karena itu, mereka diajak untuk lebih mengenal dan mulai menyadari bahwa Tuhan mencintai manusia melalui berbagai cara, melalui kemampuan yang dimiliki, orang-orang di sekitarnya, pengalaman yang dialami, dilihat, didengar dan dirasakan. Ibadat sabda ini dipersiapkan sungguh-sungguh agar siswa mengalami kehadiran Tuhan dan berkesan bagi mereka dengan melibatkan mereka dalam persiapan seperti: menata ruang ibadat, menyiapkan lilin, bunga, salib, dan perlengkapan yang dibutuhkan. Selama proses berlangsungnya ibadat sabda, siswa dilibatkan dalam nyanyian, doa-doa, dan bacaan Kitab Suci. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Pengantar Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Berbicara dengan Tuhan sama seperti kita berbicara dengan orang tua, guru, dan teman kita. Kita berbicara dengan dan benar, sopan, dan hormat. Doa Guru mengawali pertemuan dengan doa dan mengajak siswa untuk berdiri dengan sikap yang baik dan benar, misalnya: Bapa yang Mahakasih, hari ini kami mau belajar berdoa dengan sikap yang baik dan benar. Berkatilah kami agar selalu dapat berdoa dengan baik dan benar. Amin. Lagu "Sikap Doa yang Baik", lihat Buku Siswa halaman 194.



Langkah Pertama : Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak siswa untuk mengamati sikap-sikap anak yang sedang berbicara dengan orang tuanya. Lihat Buku Siswa halaman 195.



2. Pendalaman Guru menggali pengalaman hidup siswa tentang sikap ketika berbicara dengan orang tua, guru, dan teman. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang dibicarakan dengan orang tua? b. Apa yang dibicarakan dengan guru? c. Apa yang dibicarakan dengan teman? d. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berbicara dengan orang tua? e. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berbicara dengan guru? f. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berbicara dengan teman? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jawaban dari pengalaman faktual siswa. Kita sangat senang apabila berbicara dengan orang lain. Kita dapat mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang dialami, baik peristiwa menyedih- kan maupun peristiwa yang menyenangkan. Tetapi, saat berbicara jangan mengucapkan kata-kata yang dapat menimbulkan pertengkaran. Kita harus bersikap sopan dan hormat. Demikian juga kalau berdoa. Berdoa berarti berbicara dengan Tuhan. Berbicara dengan Tuhan harus dengan sikap yang baik daia benar, sopan, dan hormat. Dalam berdoa, kita hanya memikirkan Tuhan. Kita bersyukur atas semua anugerah Tuhan kepada kita. Langkah Kedua : Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak siswa mengamati gambar Yesus yang sedang mengajar tentang sikap berdoa yang baik dan benar, kemudian guru menceritakan ajaran Yesus tentang sikap berdoa yang baik berdasarkan Injil Lukas 11:1-8. Lihat buku siswa halaman 196-197. Pada suatu hari murid-murid Yesus berkata, "Tuhan ajarilah kami berdoa." Lalu, Yesus mengajar mereka, kata-Nya, "Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang-orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang ada di tempat tersembunyi itu akan membalasnya kepadamu. Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doanya akan dikabulkan. Janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya." 2. Pendalaman Guru mengajak siswa untuk mendalami isi atau pesan dari cerita Kitab Suci di atas dengan bertanya atau memberikan tanggapan. Contoh pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana sikap berdoa yang diajarkan Yesus? b. Mengapa Yesus menasihati kita supaya saat berdoa jangan panjang- panjang?



c. Bagaimana sikap yang baik dan benar ketika berdoa? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan jaioaban siswa dan mengembangkannya. Lihat Buku Siswa halaman 196-197. Yesus mengajarkan cara berdoa yang baik kepada Bapa di surga. Yesus mengajarkan agar kita tidak seperti orang munafik, yang suka pamer kepada orang lain ketika berdoa. Yesus menghendaki apabila berdoa, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu karena Allah Bapa akan membalas doa kita. Yesus juga tidak suka kalau kita berdoa dengan bertele-tele. Allah adalah Bapa kita yang Mahabaik dan Mahatahu. Bapa mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita meminta. Selain itu, ada juga sikap-sikap doa yang dilakukan ketika kita berdoa. Bagaimana sikap-sikap doa itu, mari mengamati gambar sambil menyimak cerita. Ada seorang anak laki-laki katolik yang berasal dari Sumatra. Andreas namanya. Ia masuk ke Gereja, berdiri sejenak di hadapan tabernakel, me- nundukkan kepala, lalu memberi hormat kepada Tuhan Yesus. Setelah itu, ia mencari tempat untuk berdoa. Ia berdiri dengan tangan terbuka dan kepala menengadah ke atas, lalu berdoa, "Bapa yang Mahabaik. Engkau menciptakan segala sesuatu untukku. Aku bersyukur karena Engkau selalu memelihara dan melindungiku. Berkatilah orang tuaku, kakak dan adikku, teman-teman dan guru-guru yang kucintai. Amin." Fransiska berasal dari Jawa. Ia juga ingin berdoa. Di hadapan tabernakel dia membungkukkan badan dengan tangan terkatup di dahi, bersujud memberi hormat kepada Tuhan Yesus. Fransiska lalu mencari tempat duduk di lantai dengan kedua kakinya bersila dan tangan terkatup di dahi lalu berdoa, "Bapa yang Mahakasih, aku datang kepada-Mu untuk bersyukur dan memuji nama-Mu. Engkau sangat sayang kepadaku dan keluargaku. Berkatilah semua orang. Amin. Benedicta juga pergi ke Gereja untuk berdoa. Ia berasal dari Kalimantan. Ia berlutut di hadapan tabernakel, lalu mencari tempat untuk berlutut. Tangannya terkatup dan matanya tertutup. Maria berdoa, "Bapa yang Mahakuasa, aku bersujud dihadapan-Mu dan memberi hormat, karena Engkau begitu baik kepadaku meskipun aku sering berbuat salah. Tuhan, ampuni dosaku. Amin." Setelah siswa mengamati gambar-gambar dalam bukunya masing-masing, guru kemudian memberikan penjelasan. Sikap berdoa juga dapat dilakukan dengan duduk bersila, berdiri, dan berlutut. Sikap duduk bersila dengan tangan terkatup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri, sopan, merenung, dan siap mendengarkan Tuhan. Sikap berdiri dengan tangan terbuka, kepala menengadah atau tunduk menunjukkan sikap homat, keterbukaan, berharap, dan siap mendengarkan. Sikap berlutut dengan tangan terkatup di depan dada dan mata tertutup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan menyembah Tuhan. Langkah Ketiga : Refleksi dan Aksi Refleksi



Guru mengajak siswa untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci. "Bagaimana sikapku saat berdoa?" Aksi a. Peragaan Guru mempersilakan setiap siswa untuk menunjukan sikap-sikap berdoa yang baik dan benar dan mereka boleh memilih sikap yang paling disukainya. Baik sekali apabila mereka dapat berdoa spontan sebagai rasa syukur kepada Tuhan. b. Mewarnai gambar anak-anak yang sedang berdoa. Penutup Guru memberikan rangkuman, mengajak siswa untuk mengingat kalimat/gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan ibadat sabda. Rangkuman  Berdoa harus dengan sikap yang baik dan benar, sopan dan hormat.  Yesus mengajarkan cara berdoa yang baik dan benar kepada Bapa di Surga.  Yesus mengajarkan agar kita tidak seperti orang yang suka pamer kepada orang lain ketika berdoa.  Yesus menghendaki apabila berdoa, masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu karena Allah Bapa akan membalas doa kita.  Yesus juga tidak suka kalau kita berdoa panjang-panjang (bertele-tele).  Allah adalah Bapa kita yang Mahabaik dan Mahatahu.  Sikap berdoa juga dapat dilakukan dengan duduk bersila, berdiri, atau berlutut.  Sikap duduk bersila dengan tangan terkatup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri, sopan, merenung, dan siap mendengarkan Tuhan.  Sikap berdiri dengan tangan terbuka, kepala menengadah atau tunduk menunjukkan sikap homat, keterbukaan, berharap, dan siap mendengarkan.  Sikap berlutut dengan tangan terkatup di depan dada dan mata tertutup menunjukkan sikap hormat, merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan menyembah Tuhan. Untuk Diingat Guru memberikan kata-kata kunci yang harus diingat oleh siswa. "Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang-orang munafik." Doa Tuhan yang Mahabaik, kami gembira karena telah mengetahui cara berdoa yang baik dan benar. Bantulah kami agar selalu dapat berdoa dengan baik dan benar. Amin. Lagu "Sikap Doa yang Baik". Penilaian 1. Sikap Spiritual a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi



No 1



Indikator Butir Instrumen Mengungkapkan syukur kepada Mengucapkan doa syukur Allah melalui sikap-sikap doa melalui sikap-sikap doa. yang baik dan benar.



Ya



Tidak



2. Sikap Sosial a. Teknik : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi No Indikator 1 Berdoa dengan sikap yang baik dan benar.



Butir Instrumen Tidak berbicara dengan teman saat berdoa atau beribadah. Tidak bermain-main dengan teman saat berdoa atau beribadah.



Ya



Tidak



3. Pengetahuan a. Teknik : Lisan/Tertulis (Ulangan Harian) b. Bentuk Instrumen : Esai No 1 2 3 4 5 6



Indikator Butir Instrumen Menyebutkan sikap doa yang Sebutkan sikap doa yang diajarkan diajarkan Yesus. Yesus! Menjelaskan arti sikap doa yang Mengapa Yesus menasihati kita diajarkan Yesus. supaya saat berdoa tidak perlu panjang- panjang? Menyebutkan macam-macam Sebutkan macam-macam sikap doa! sikap doa. Menjelaskan arti sikap berlutut Apa arti sikap berlutut dalam dalam berdoa. berdoa? Menjelaskan arti sikap duduk Apa arti sikap duduk dalam berdoa? dalam berdoa. Menjelaskan arti sikap berdiri Apa arti sikap berdiri dalam berdoa? dalam berdoa. Jumlah Skor Nilai =



Skor 10 20 10 20 20 20 100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



4. Keterampilan a. Teknik : Tertulis b. Bentuk Instrumen : Menulis dan menghias doa No 1



Indikator Butir Instrumen Memperagakan macam-macam Memilih sikap berlutut/berdiri/ duduk. sikap doa. Isi doa (syukur, permohonan, tobat).



Skor 50 50



Skor Maksimal Nilai =



100



Skoryangdiperoleh x100 Skormaksimal



Pengayaan Bagi siswa yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan memilih salah satu sikap berdoa yang paling disenangi dan mengapa memilih sikap itu. Remedial Bagi siswa yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan : 1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa akan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak siswa untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan- peneguhan yang lebih praktis dan memberikan penilaian ulang dalam aspek pengetahuan secara lisan.



PELAJARAN 22 IBADAT SABDA Tema Waktu



Susunan Ibadat : Bersyukur atas Kebaikan Tuhan : 60 menit



Lagu Pembuka Lagu "Ciptaan Tuhan" dari buku Ayo Puji Tuhan no. 04, atau lihat Buku Siswa halaman 203-204. Salam Guru : Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Anak: Amin. Guru : Semoga Tuhan memberkati kita semua. Anak : Amin. Kata Pengantar Guru : Anak-anak yang terkasih dalam Yesus Kristus, hari ini kita mengadakan ibadat untuk bersyukur kepada Tuhan yang sudah begitu baik kepada kita. Tuhan memberikan orang tua yang baik, guru, teman-teman, dan semua orang yang mencintai kita. Sekarang kita berkumpul untuk menghadap Tuhan, bersyukur kepada-Nya, dan mohon perlindungan-Nya. Marilah kita mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan yang sangat mencintai dan baik kepada kita. Doa Pembuka Guru memimpin doa dan diikuti oleh anak-anak. Tuhan Yesus yang penuh cinta, kami datang menghadap-Mu. Dengarkanlah doa- doa kami anakanak-Mu yang kecil dan lemah ini. Berkatilah kami agar dapat berdoa dengan baik. Amin. Bacaan diambil Injil Lukas 17:11-19. Sepuluh Orang Kusta Pada waktu itu Yesus berada dalam perjalanan menuju sebuah desa. Setibanya di desa itu datanglah sepuluh orang kusta. Mereka berteriak dari jauh, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Yesus memandang mereka lalu berkata, "Pergilah, tunjukkanlah dirimu kepada imam." Maka pergilah mereka. Sementara di dalam perjalanan, penyakit kusta mereka hilang. Melihat bahwa dirinya sudah sembuh, salah seorang dari mereka kembali ke desa itu untuk mengucapkan terima kasih kepada Yesus. Orang itu berasal dari Samaria. Yesus berkata kepadanya, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?" Lalu la berkata kepada orang asing itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." Pembaca Anak-anak



: Demikianlah Sabda Tuhan : Terpujilah Kristus



Nyanyian Tanggapan Sabda Lagu "Yang Sakit Disembuhkan" dari Ayo Puji Tuhan no. 35, atau lihatBuku Siswa halaman 207. Kotbah/Homili yang dibawakan oleh guru, misalnya:



Kita harus selalu bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan untuk apa yang kita alami setiap hari, baik peristiwa yang menyedihkan maupun peristiwa yang menyenangkan. Kita harus seperti orang Samaria yang berterima kasih kepada Yesus setelah disembuhkan penyakitnya. Doa Umat Pembaca Anak Pembaca Anak Pembaca Anak Pembaca Anak



: Tuhan Yesus yang baik, berkatilah ayah, ibu, dan semua saudara agar kami dapat hidup rukun dan bahagia di dalam kasih-Mu. Kami mohon .... : Tuhan, dengarkanlah doa kami. : Tuhan Yesus yang penuh kasih, berkatilah, hiburlah, dan bantulah teman-teman yang menderita, kelaparan, dan mengalami bencana agar mereka tabah. Kami mohon .... : Tuhan, dengarkanlah doa kami. : Tuhan Yesus, berkatilah kami semua yang ada di sini agar kami saling mengasihi dan selalu rajin belajar. Kami mohon .... : Tuhan, dengarkanlah doa kami. : Tuhan Yesus, masih banyak doa yang ingin kami sampaikan kepada- Mu. Tetapi kami percaya Engkau sudah mengetahui apa yang ada di dalam hati kami. Engkaulah Mahatahu dan Mahabaik. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. : Amin.



Doa umat ditutup dengan doa Bapa Kami sambil bergandengan tangan. Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu Datanglah kerajaan-Mu Jadilah kehendak-Mu Di atas bumi seperti di dalam surga Berilah kami rezeki pada hari ini Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Penutup Lagu "Utuslah Aku", dari Ayo Puji Tuhan no. 58, atau lihat Buku Siswa halaman 210.



GLOSARIUM A Allah Tritunggal Anugerah B Bait Allah



: Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus : Pemberian, karunia : Kenisah, pusat peribadahan bangsa Israel dan orang Yahudi di Yerusalem pada zaman kuno



Berdoa Berfirman Bersyukur



: Berbicara dengan Tuhan : Bersabda : Berterima kasih



C Cakrawala



: Kaki langit, batas pemandangan, horizon



D Dilestarikan



: Dijaga seperti keadaan semula, dipertahankan



G Gloria in Excelcis Deo



: Kemuliaan kepada Allah di surga



H Hari Natal



: Hari kelahiran Yesus



M Memuliakan Mesias



: Meninggikan, meluhurkan : Juru Selamat



N Nyawa



: Jiwa, roh, semangat



O Orang Majus



: Orang yang ahli perbintangan



P Palungan



: Tempat makanan dan minuman ternak



R Rasul Rezeki Rosario Rupa



: : : :



S Sahabat Sederhana



: Teman : Wajah



T Tahir Tekun Tersungkur



: Sembuh : Rajin, Sungguh-sungguh : Terjatuh



Murid Yesus pertama yang berjumlah 12 orang Makanan, nafkah, pendapatan Tasbih Wajah



U Unik



: Unik



DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV, Cetakan kedelapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hardy Sastra Atmaja. 2004. Murid Yesus Bernyanyi 1. Yogyakarta Penerbit Kanisius. Hardy Sastra Atmaja. 2004. Murid Yesus Bernyanyi 2. Yogyakarta Penerbit Kanisius.



Hardy Sastra Atmaja. 2004. Murid Yesus Bernyanyi 3. Yogyakarta Penerbit Kanisius. Hardy Sastra Atmaja. 2016. Panduan Penggunaan Musik Kateketis bagi Pendidikan Iman Anak dalam Keluarga, Sekolah, dan Gereja. Yogyakarta: PT Kanisius. Komisi Kateketik KWI. 2004. Menjadi Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas II. Yogyakarta: Kanisius. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas I. Buku Guru. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Komisi Kateketik KWI. 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas I. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. 2007. Ayo Fuji Tuhan — Nyanyian Liturgi dan Rohani Anak. Yogyakarta Penerbit Kanisius. Komisi Liturgi KWI. 1992. Puji Syukur — Buku Doa dan Nyanyian Gerejawi. Jakarta: Penerbit Obor. Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. 2009. Alkitab. Jakarta: LAI dan LBI. Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. 2000. Madah Bakti — Buku dan Nyanyian Edisi 2000 sesuai TPE Baru. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.