Buku Jurnalisme Online (Konsep, Teori, Praktik Dan Analisis Komparasi Bias) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



JURNALISME ONLINE Konsep, Teori, Praktik dan Analisis Komparasi Bias Editor: Drs. Kastolani, M. Ag., Ph.D



JURNALISME ONLINE Konsep, Teori, Praktik dan Analisis Komparasi Bias Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Editor: Drs. Kastolani, M.Ag., Ph.D.



Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga



JURNALISME ONLINE Konsep, Teori, Praktik dan Analisis Komparasi Bias Penulis: Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A. Editor: Drs. Kastolani, M.Ag., Ph.D. Cetakan: 2020 15,5 x 23 cm; xiv + 144 hlm. ISBN: 978-623-6862-08-7 Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga Jl. Tentara Pelajar 02, Kode Pos 50721, Salatiga E-mail: [email protected] Anggota IKAPI & APPTI All Right reserved. Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun tanpa ijin tertulis dari penerbit.



Buku ini dipersembahkan bagi sesiapapun yang berkepentingan



KATA PENGANTAR



Dr. Mukti Ali, M. Hum Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah, Washalatu Wassalamu Ala Rasulillah, wa `ala alihi wa shahbihi wa man walahu. Kita telah berada di era kemajuan teknologi komuni­ kasi yang serba cepat dan nir tatap muka. Segala kebutuh­ an informasi kita telah dicukupi oleh internet. Bahkan ke­ butuhan media berbasis internet, dapat dipenuhi oleh in­ ternet itu sendiri. Termasuk kinerja wartawan juga dapat diwakili oleh apa yang disebut sebagai artificial intelegence (AI). Termasuk di dalamnya adalah jurnalisme. Kita sebagai produsen berita maupun user, suka tidak suka, harus siap dan jangan berharap untuk kembali pada tradisi konven­ sional yang mungkin akan segera habis dan ditinggalkan. Berita sebagai wujud nyata dari praktik jurnalisme ideal­nya harus mengikuti garis yang telah ditentukan dan tertuang dalam kode etik jurnalistik. Begitu pula jurnalis­me online –seperti judul buku ini-, mempunyai panduan yang oleh dewan pers sudah ditetapkan sejak 2012 yang disebut dengan panduan media siber. Buku jurnalisme online ini menguak sejarah perkem­ bangan dan salah satu persoalan penting dalam jurnalis­ me yang dapat mengurangi hak pembaca untuk tahu, yaitu bias. Meski jurnalisme online sudah ada sejak akhir tahun



| v



90an, hingga kini semakin berkembang dengan tumbuh­ nya koran online yang kian merebak, meski harus diakui platform ini juga umumnya diisi oleh pemain lama dalam jurnalisme konvensional, di samping pemain baru. Meski saat ini hadir AI atau jurnalisme 4.0, pada prin­ sipnya juga masih sama sama mengacu kepada jurnalisme online dan secara kinerja juga masih mengacu pada nilai berita pada jurnalisme cetak. Oleh karena itu membicara­ kan jurnalisme 4.0, tidak lengkap bila tidak mengenal jurnal­is­me cetak sebagai basis dan jurnalisme online seba­gai dinamika dari praktik jurnalisme sebelumnya. Pada akhirnya, saya atas nama pimpinan fakultas, meng­­apresiasi karya salah satu dosen pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Kepada para pembaca, dosen, mahasiswa, prak­ tisi dan siapapun yang peduli dengan jurnalisme, ada baik­ nya mengulik dan ngepoin buku ini untuk melengkapi pe­ ngetahuan dan almari perpustakaan Anda. Terimakasih dan selamat membaca Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh



Salatiga, Oktober 2020 Mukti Ali



vi | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



PRAKATA



Awwalan wa akhiran, tiada yang pantas diucapkan selain kata syukur kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Tiada yang pantas dilantunkan selain shalawat dan salam kepada utusan­ Nya, keluarga, sahabat yang tiada pernah lelah menemani perjuangannya. Buku ini tidak lain merupakan wujud dari kewajiban dari seorang pembelajar Ilmu Komunikasi, sekaligus kolega teman belajar bagi mahasiswa di IAIN Salatiga, khusus­ nya pada Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah, wal akhash, konsentrasi Jurnalistik. Sekali lagi isi buku ini adalah buah refleksi dan hasil riset perspektif se­ orang pembelajar, bukan seorang praktisi atau bahkan ahli. Oleh karena itu, kemungkinan adanya perbedaan perspek­ tif dari pembaca akan seringkali muncul. Di era paska kebenaran (post-truth), begitu banyak aka­ demisi menyebut penanda berseliwerannya pesan media berbasis internet oleh siapapun, khususnya media sosial atau media interaktif., berlaksa dan juta pesan acapkali meru­pa­ kan kebohongan atau hoax dan bahkan PHP, kata anak mile­ nial. Begitupun dengan berita sebagai produk jurnalisme. Jurnalisme kian beranjak dewasa sejak beberapa abad kelahirannya dalam versi tulis, lalu cetak, dilanjutkan elek­ tronik. Hingga hadirnya internet, keinginan untuk mem­



| vii



perluas jaringan melalui medium komputer melahirkan jurnalisme online. Kreatifitas itu belum cukup, dengan masih berbasis pada internet, tercipta software khusus yang dapat mencari, mengumpulkan dan mengolah berita. Namun dapat diterka bahwa kemampuan robotic yang juga dikenal dengan artificial intelengence (AI) itu akan dapat melam­pui manusia salah satunya soal sense atau rasa. Sehingga lahir­ lah kolabarosi manusia dengan robot dalam jurnalisme dan dikenal dengan jurnalisme 4.0. Buku ini mungkin berada sedikit di belakang dari apa yang barusan dipaparkan. Namun buku ini setidaknya dapat menjadi pengantar dan pertimbangan rujukan bagi pem­baca untuk lebih mengenal karakter media berbasis in­ ternet, khususnya surat kabar online. Darinya, salah satunya, kita dapat mengenal kebenaran suatu fakta melalui berita yang telah disiarkan. Di samping itu melalui tajuk buku ini, kita dapat me­ ngenal sejarah dan praktik jurnalisme online dan mem­beri­ kan penilaian setelah diawali dengan pembahasan kon­ septual, praktik di dalam suratkabar online dan bahkan pe­nerapan dalam suatu kasus, yang kali ini berdasar riset pe­nulis dari kasus Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi. Pembicaraan itu ada di Bab I. Pada Bab II kita akan berkenalan dengan praktik jur­ nalisme online di Indonesia dan Arab Saudi yang diwakili koran online terbaik kedua Negara, detikcom dan sabq.org. agar relevan dengan objek yang dibicarakan, berita tentang TKI di Arab Saudi juga akan dibicarakan pada bab ini. Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online, penulis pilih menjadi judul pada bab III terkait dengan kinerja wartawan dalam jurnalisme on­ line yang umumnya hanya mengedepankan kecepatan dan



viii | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



updating berita. Isyu ini akan penulis bungkus menjadi persoalan bias dari aspek jurnalisme. Isu bias sendiri dapat dikaiteratkan dengan sistem media yang dianut di kedua negara, cara mengidentifikasi dan mengukur bias dalam berita Bab IV penulis lengkapi dengan analisis atas contoh kasus bias dalam berita TKI di Arab Saudi dengan kom­ pa­rasi secara kualitatif. Untuk kepentingan efisiensi, data kuantitatif sengaja tidak penulis sajikan dan untuk itu pe­ nulis mohon maaf. Sebagai penutup penulis akan menyampaikan refleksi atas bias yang terjadi berdasarkan konteks ekonomi, socialpolitik dan tentunya teknologi pada bab V. Tentunya penulis harus mengucapkan banyak terima­ kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam terbitnya buku ini. 1. Para guru penulis di Prodi KPI Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, semoga semua sehat dan bahagia. 2. Para guru Penulis di Pascasarjana Ilmu Komunikasi yang menginspirasi karya kecil ini, Bang Dr. Phil. Abrar, Mas Dr. Widodo, Mas Dodi Ambardi, Ph. D, Mas Prof. Nunung, dan semuanya saja semoga semua sehat dan bahagia. 3. Pak Mukti Ali Dekan untuk pengantarnya 4. Tak lupa Mas Daru untuk untaian kata dan kalimat­ nya yang membuat buku ini lebih layak untuk dibaca. 5. Bung Zayyadi supportnya agar naskah ini segera terbit. 6. Keluarga penulis. Pada akhirnya, harapan penulis, semoga karya kecil ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Tak Prakata | ix



lupa tegur sapa dari para ahli, praktisi dan siapapun yang mendapati kekurangan dan kesalahan pada buku ini, akan penulis anggap sebagai masukan dan teguran. Salatiga, Oktober 2020 Penulis



x | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ................................................................. v Prakata ................................................................. vii Daftar Isi ................................................................. xi Daftar Tabel dan Bagan.................................................. xiii PENDAHULUAN............................................................ 1 BAB I JURNALISME ONLINE: SURAT KABAR ELEKTRONIK DAN KARAKTERISTIKNYA 4 1. Sejarah dan Perkembangan Jurnalisme Online ................................................................. 4 2. Jurnalisme Online di Indonesia dan Arab Saudi ................................................................. 14 BAB II 1. 2.



PRAKTIK JURNALISME ONLINE: INDONESIA VS ARAB SAUDI.................... 26 Dua Surat Kabar Elektronik Terpopuler di Indonesia dan Arab Saudi Versi Alexa.com 2011: detikcom dan sabq.org.............. 26 TKI dalam Berita: Suatu Kasus........................ 32



BAB III BIAS MEDIA: MENYOAL PROFESIONALISME KINERJA DALAM JURNALISME ONLINE.................................. 42 1. Sistem dan Bias Media...................................... 42 2. Identifikasi dan Pengukuran Bias................... 48 | xi



BAB IV ANALISIS KOMPARASI BIAS DALAM JURNALISME ONLINE.................................. 58 1. Bias Berita Online Berdasarkan Dimensi Truth. ................................................................. 58 2. Bias Berita Online Berdasarkan Dimensi Balance.................................................................. 77 BAB V PENUTUP: ANTARA BERITA, BIAS, DAN PERBEDAAN BIAS............................... 121 Daftar Pustaka ................................................................. 127 Glosarium ................................................................. 131 Daftar Singkatan dan Akronim....................................... 137 Lampiran ................................................................. 139 Indeks ................................................................. 143



xii | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Daftar Tabel dan Bagan



Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 3.1 Bagan 1.1



Perceived News Credibility by Medium. 44 Dimension of News Assessement............ 51 Modes of Analysis of News Bias.............. 52 Framework Westershahl (1983).................. 50



| xiii



PENDAHULUAN



Pembaca surat kabar menuju ke pemakaman, Sementara bukan pembaca surat kabar baru keluar dari perguruan tinggi. - Warren Buffet-



Buku yang diawali dengan kutipan dari salah seorang ekonom ini menandakan ada pergeseran spasial yang tinggi dari pembaca suratkabar. Bahkan menurutnya, yang me­ nye­dihkan adalah akan muncul di kemudian hari generasi bukan pembaca. Nubuat itu nampak ada dan terjadi pada generasi sekarang ini. Generasi yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan generasi milenial, atau generasi net. Sebuah generasi yang sejak kecil sudah mengenal internet. Ungkapan Buffet lebih dari sepuluh tahun lalu itu juga menggambarkan apa yang sedang dan akan terjadi di ranah media, khususnya di bidang media pemberitaan akibat ge­ lombang perubahan sebagai kelanjutan dari galaxy Guttenberg, yaitu internet dan media bentukannya. Bidang jurnalisme menjadi salah satu korban kega­ nas­an dari media bentukan internet. Akibatnya cara kerja konvensional wartawan berubah secara drastis. Bila dahu­ lu news room adalah ruang tertutup yang hanya dapat di­ rambah oleh jajaran redaksi beserta awaknya, kini jalan raya, kamar pribadi bahkan ruang ganti dan toilet sekali­ pun dapat beralih fungsi menjadi ruang redaksi dadakan.



| 1



Kondisi itu akibat tuntutan rapid updating yang begitu tinggi. Konon, khalayak menghendaki untuk selalu update dari suatu fakta atau media itu sendiri yang ingin mela­ yani pengiklan yang menghendaki kecepatan atas perkem­ bangan suatu berita. Akibatnya, profesionalisme kinerja kewartawanan yang mayoritas masih mengacu kepada cara kerja konvensional terkorbankan. Sekarang ini, satu kalimat dari seorang selebriti dapat menjadi satu kolom berita online. Dalam pada itu, wartawan akan mengulang berita yang lalu dan menambahkan satu kalimat dan tafsir dari wartawan itu sendiri. Bahkan ter­ kadang format berita juga cenderung kabur karena berita online. Belum lagi dengan kenyataan bahwa kinerja warta­ wan dapat digantikan oleh robot yang acapkali dikenal dengan Artificial Intelegence (AI). Meski tidak sepenuhnya, hasil kolaborasi robot dan manusia itu juga dikenal dengan jurnalisme 4.0 Mengacu kepada apa yang dinyatan Buffet di muka dapat kita potret dari generasi milenial yang bukan gene­ rasi pembaca. Kalaupun harus membaca, mereka akan cen­ derung membaca pesan singkat seperti yang ada pada berita online dan info grafis. Pada satu sisi, mereka akan lebih kreatif dengan media media selain aksara, mulai dari meme, stiker dan kratifitas lainnya. Namun pada sisi yang lain, realitas ini menyedihkan bagi ilmuan. Bagaimanapun meski tidak kita pungkiri bahwa pengetahuan dapat diperoleh bukan hanya dengan tulisan, namun kreatitias mereka juga diperoleh dari guru dan dosen produk era cetak. Pada akhirnya, apa yang terjadi adalah bagian dari siklus kehidupan. Meski kita semua dapat berasyik ria men­ jadi wartawan yang tidak profesional dengan cara menulis ucapan kita dan bukan dengan bahasa tulis apalagi teknik



2 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



penulisan kewartawanan, jurnalisme online tetap men­jadi keniscayaan yang tak terhindarkan. Apalagi kita sudah lebih maju dengan apa yang disebut dengan jurnalisme 4.0 yang lebih mengedapankan kinerja robotik dengan pesan singkat dipadu dengan informasi singkat dalam bentuk grafik dan dikenal dengan infografis (Prakasa & Budiharta, 2019). Seperti telah penulis sampaikan buku ini belum me­ nuju ke arah itu, namun dapat menjadi tangga awal menuju jurnalis­me 4.0. oleh karena itu, pembahasan buku ini di­ mulai dengan sejarah perkembangan jurnalisme online.



Pendahuluan



| 3



BAB I JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



1. Sejarah dan Perkembangan Jurnalisme Online Pada hakikatnya munculnya jurnalisme disebabkan oleh dua hal: pertama, keinginan untuk mengubah masya­ rakat agar sesuai dengan standar kehidupan yang diakui oleh ko­­munikator. Dorongan ini bisa berdalih agama, pem­ bangunan, atau hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu hal yang luhur dalam kehidupan. Jurnalisme ini meng­utama­­­ kan gagasan, doktrin, atau ideologi. Kedua, bertolak dari pe­me­nuh­an kebutuhan masyarakat akan realitas. Jurnalis­ me akan me­refleksikan masyarakat dengan mensyaratkan asumsi bahwa informasi yang bernilai adalah realitas yang ber­lang­sung dalam masyarakat (Siregar, 1998: 80). Jurnalisme online lahir seiring pemanfaatan internet dan perkembangan teknologi komunikasi sebagai saluran ko­munikasi. Perkembangan ini semakin pesat dengan akses gratis sebagai konsekuensi dari penemuan jaringan World Wide Web (www) oleh Tim Banners Lee pada tahun 1990an. Menurut catatan Garrison (dalam Salwen dkk (eds.), 2005: ix) berita online sebagai salah satu produk informasi jurnalis­­ me online sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1980-an. Surat Kabar Elektronik (SKE) sebagai salah satu varian jurnalisme online sebenarnya sudah dikembangkan sejak tahun 1980-an di Amerika Serikat melalui videoteks dan bentuk lainnya melalui layanan berbayar seperti America 4 |



Online, Prodigy, dan CompuServe. (Garrison, dalam Salwen dkk. (eds.) 2005: 3). Selanjutnya, Gunter (2003: 60) men­defi­ nisikan SKE sebagai surat kabar yang dipubli­kasikan melalui www. Situs ini menggunakan HiperTex Markup Language (HTML) dan komputer grafis untuk merepresentasikan teks dan grafis yang mengandung informasi berita melalui layar komputer. Dengan kata lain, SKE merupakan versi baru dari surat kabar cetak, dengan format digital sebagai basis pe­ nyajiannya. Pada mulanya jurnalisme online dikenal dengan beritaberita kontroversial yang tidak dimuat oleh media kon­ vensional (cetak, radio, dan televisi ) Seperti yang terjadi di Amerika Serikat ketika The San Jose Mercury News dalam edisi online menulis seri cerita kontroversial terkait hu­bung­ an The Central Intelligence Agency’s dengan sindikat pen­ jual­an kokain pada tahun 1996 di California Selatan. Cerita ini berlanjut dengan laporan online yang dilakukan Dallas Morning News tentang pengeboman yang terjadi pada tahun 1997 di Oklahoma City. Puncaknya adalah seperti yang dinyatakan Grossman (dalam Abrar, 2005: 47) terjadi pada 1998, ketika Mark Drudge membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat pada waktu itu, Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang dikenal dengan “monicagate”. Berbekal laptop dan modem, Drugde memposting berita itu melalui internet, sehingga setiap pengakses internet dapat dengan mudah mengetahui berita tersebut. Di Amerika Serikat, perkembangan surat kabar elek­ tronik pada tahun 1990-an secara dinamis terjadi dengan konvergensi internet yang dilakukan oleh surat kabar cetak. Di awali dengan The Chicago Tribune yang edisi onlinenya terbit pada tahun 1995. Secara berturut-urut diikuti oleh media besar lainnya seperti Wall Street Journal yang ikut pula JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 5



memiliki versi online yang lahir pada tahun 1995, Washington Post yang melahirkan edisi onlinenya pada Juni 1996. New York Times baru memulai debut online pada 20 Januari 1996. (Garrison, dalam Salwen dkk. (eds.) 2005: 37-39). Langkah itu diikuti oleh Boston Globe dengan Boston. com., Miami Herald dengan Miami.com dan Kansas City Star dengan KansasCity.com (Baran, 2011: 148). Lebih lanjut, Baran (2011) menerangkan bahwa fenomena atas per­kem­ bangan jurnalisme online ini didukung dengan adanya layanan internet publik serta banyaknya sambungan ter­ hadap surat kabar online di berbagai daerah. Sedangkan di Inggris, BBC News Online baru muncul pada 4 November 1997. Fenomena hampir serupa terjadi di Indonesia. Di Indo­ nesia jurnalisme online muncul pada tahun 1998. Tahun di­ mana kisruh politik sedang panas-panasnya. Tempo­inter­aktif. com disebut sebagai pionir jurnalisme online yang berangkat dari tradisi jurnalisme cetak. Nama lainnya adalah Kom­ pascyber yang merupakan edisi online dari Kompas, meski­ pun sempat macet, Kompascyber menjadi embrio dari lahir­ nya Kompas.com. Bahkan pada tahun 2003 hampir seluruh surat kabar sudah memiliki home page di the Web. Sedang web yang dari awalnya mengkhususkan diri dengan portal berita (online-only newspaper) atau surat kabar elektronik (SKE) di luar konvergensi yang dilakukan media mainstream bisa dicontohkan antara lain dengan detik.com, astaga.com, dan satu.net (Abrar, 2003: 45). Sayangnya tidak semua situs berita tersebut dapat ber­ tahan lama. Dari tiga situs berita tersebut, tercatat hanya detikcom yang mampu bertahan dan bahkan menjadi situs berita online nomor satu di Indonesia. Bertahannya detik.com dan terus konsisten di jalur online nampaknya membuat kelompok media besar seperti MNC dan Viva mengekor 6 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



dengan membuat edisi online. Okezone.com dan Vivanews.com menjadi pesaing bagi detik.com. Bahkan sekarang ini hampir semua media konvensional di Indonesia memiliki edisi on­ line. Perkembangan jurnalisme online berkembang pesat terbukti, menurut beritagar i.d (2019) di Indonesia, cakupan dari jumlah pemberitaan media daring sudah menca­ pai 34 ribu artikel setiap harinya, jumlah ini yang kami dapat dari Media Monitoring (Lokadata). Jumlah media daring yang termonitor kurang lebih 2.400 media, hanya saja yang terverifikasi secara administrasi dan faktual oleh Dewan Pers hanya sebanyak 165 media (Prakasa & Budiharta, 2019). Berbeda dengan jurnalisme konvensional yang sudah berkembang lama, jurnalisme online masih terbilang muda. Jurnalisme bukan sekadar persoalan teknik semata, namun juga berkait dengan etika. Menyitir apa yang dikatakan oleh Siregar (2006) bahwa jurnalisme secara epistemologi ter­diri atas aspek metodologi yang berkaitan dengan proses meng­ hadapi fakta, dan etika menyangkut pertanyaan eksistensial mengenai citra diri (self-esteem) dan citra sosial (social image) yang diharapkan diperoleh dari hasil metodologis tersebut. Secara fungsional jurnalisme dapat diartikan sebagai: 1. Pemasok informasi yang diperlukan bagi individu dan kelompok untuk memantau lingkungan sosial mereka. 2. Sumber daya untuk mendukung publik untuk ikut ber­ peran aktif dalam debat politik dalam masyarakat. 3. Media pendidikan, pencerahan, dan hiburan; apa yang mungkin dapat dikelompokkan sebagai fungsi rekreasi dan budaya (McNair, dalam De Burgh (ed.), 2005: 25). Perihal konsep online, (Ward, 2002: 9) mengutara­ kan bahwa konsep online merupakan istilah generik untuk



JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 7



meng­­gambarkan akses, pencarian, dan penyebaran infor­ masi digital melalui internet. Garrison (dalam Salwen dkk. (ed), 2005: 3) memberikan batasan bahwa jurnalisme online merujuk pada jurnalisme yang menyediakan fasi­litas bagi pembaca untuk berinteraksi satu sama lain dan men­dis­ kusikan kredibilitas berita dengan editor yang mem­beri­kan tautan kepada sumber asli berita. Pendapat ini sesuai dengan yang dikatakan Rogers (1986: 21) bahwa beberapa karakteristik yang dimiliki oleh media baru yang lazim disebut dengan media interaktif, antara lain: Pertama, interaktifitas; yang memberikan ke­sem­ patan kepada khalayak untuk melakukan feed back secara langsung. Kedua, demassifikasi khalayak sehingga pesan dapat disampaikan kepada audiens khusus. Ketiga, asin­kro­ nitas, artinya mampu mengirim dan menerima pesan pada waktu tertentu yang tepat kepada individu. Dengan demikian, jurnalisme online meliputi: a. Pengumpulan dan Pemilahan Fakta Pengumpulan fakta dalam jurnalisme online, seperti dijelaskan Quinn dan Lamble (2008: 50), secara funda­mental melalui berbagai proses, dimulai dari ide dari jurnalis, dilanjutkan dengan pengembangan berita melalui wawan­ cara, online research, dan dokumen dari beberapa sumber be­ rita. Selanjutnya data-data tersebut itu ditulis menjadi be­rita. Berita dapat digali dan diperoleh dari sumber berita berupa manusia, tempat dan peristiwa. Sumber berita sendiri merupakan tempat atau orang yang beritanya dapat digali melalui wawancara karena po­ sisinya atau karena apa yang dia katakan (McKane, 2006: 16). Dari jutaan peristiwa yang terjadi setiap hari tidak se­ muanya bernilai dan layak menjadi berita. Ward (2002: 31) menyatakan bahan baku berita dalam jurnalisme online 8 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



adalah sama dengan apa yang tersaji dalam media kon­ vensional, yaitu fakta. Perubahan definisi berita dalam jur­ nalisme online juga tidak mengubah konsep nilai berita tra­ disional yang menjadi ukuran kualitas pemberitaan. Pada masa lalu berita mungkin dapat didefinisikan se­ bagai laporan tentang fakta atau ide terkini, yang dipilih staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena luar biasa, pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena mencakup segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaf, 1983: 24). Hargreaves dalam Journalism: A Very Short Introduction (2005) mengartikan jurnalisme online secara lebih luas, di­ katakan bahwa berita menjadi lebih global dan ada di manamana. Secara definitif, pengertian berita dalam jurnalisme konvensional dan online mengalami sedikit pergeseran, se­­ lain ruangnya juga faktor kecepatannya. Adapun nilai-nilai berita dalam jurnalisme online tidak jauh berbeda jika di­ ban­dingkan dengan bentuk konvensional. Hanya ada be­ be­rapa yang mengalami pergeseran. Nilai berita dalam jurnalisme online: 1. Ketepatan dan kecepatan waktu pemberitaan menjadi nilai yang cukup penting. Kecepatan pemberitaan men­ jadi kekuatan utama dalam jurnalisme online. 2. Aspek geografis tetap menjadi faktor muatan yang penting, meski sifat jurnalisme online yang mengglobal, bisa diakses melalui internet dari manapun, tapi faktor geografis mampu menarik minat pembaca dari sisi-sisi emosional. 3. Dalam jurnalisme online, kekuatan berita kadangkala berada pada siapa yang diberitakan dan dalam rangka apa, maka tak jarang judul-judul dalam berita online kerap mengusung ketenaran seseorang. JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 9



4. Keluarbiasaan, kelangkaan, atau sesuatu yang baru men­­jadi sesuatu yang penting, publik selalu tertarik dengan info-info yang mereka anggap baru. 5. Yang terakhir adalah kesegaran, atau kebaruan berita. Dalam kebaruan biasanya dihadirkan info-info lanjut­ an ataupun verifikasi dari berita sebelumnya. b. Pengolahan Fakta Menyoal praktik jurnalisme, Ward (2002: 103) menya­ ta­ kan bahwa ketrampilan menulis berita tetap menjadi prinsip utama dalam jurnalisme online. Begitu juga dengan prinsip ekonomis dalam penulisan dengan bahasa lugas, karena ruang yang terbatas. Ada beberapa ragam dalam penulisan berita, dan pada umunya penggunaan ragam piramida terbalik men­jadi pilihan yang pas, bentuknya yang padat informasi dengan ditempatkan di awal-awal tentu saja memberikan ke­mu­ dahan pembaca untuk dapat cepat menyerap informasi. Mengingat berita dalam jurnalisme online bukan hanya terdiri dari teks berita, namun gabungan dari beberapa media seperti video (audio visual), dan foto dalam format digital yang telah tersedia di berbagai situs (instan) dan ber­ sifat global dan ada dimana-mana. Sehingga informasi berita dalam jurnalisme online termasuk kategori informasi super­ highway (Pavlik, 1996: 405). Sajian berita dalam jurnalisme online tidak meman­ dang kelengkapan berita sebagai sebuah keharusan. Kate Marymont, executive editor of The News-Press Florida AS (dalam Rich, 2010: 67) di sela-sela waktu istirahat dalam sebuah pelatihan produksi berita online memposting berita tentang suatu isu tanpa harus melengkapinya. Dia menjelaskan pentingnya kecepatan sebagai kelebihan dari jurnalisme



10 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



on­­line. Tenggat waktu itu digunakan untuk memverifikasi berita yang sedang diposting, dengan demikian dapat dike­ tahui kecepatan menjadi faktor utama sajian berita dalam jurnalisme online. c. Penyajian berita Secara garis besar, berita dalam jurnalisme online dapat disajikan dalam format hardnews dan softnews. Sementara feature merupakan bagian dari softnews (Rich, 2010: 17). Pen­ dekatan hardnews pada dasarnya adalah penjelasan tentang apa terjadi, mengapa hal itu terjadi dan bagaimana pem­ baca akan terpengaruh oleh berita itu. Softnews didefinisikan sebagai berita yang menghi­ bur atau informatif dengan penekanan pada kemanusiaan, dengan unsur kebaruan dan kedekatan yang lebih rendah daripada hardnews. Feature merupakan bagian dari softnews yang terfokus pada orang dan tempat tertentu, atau cerita yang mempengaruhi kehidupan pembaca (Rich, 2010: 17). Dalam jurnalisme, model hardnews dan softnews dapat ditulis dengan model piramida terbalik. Dengan struktur yang demikian, maka bagian atas menjadi bagian terpen­ ting. Semakin ke bawah berita menjadi semakin tidak penting. Oleh karena itu lead (paragraf pertama) memiliki pe­ranan penting dalam berita. Lead merupakan awal cerita yang dapat menarik per­ hatian pembaca, dan bagian terpenting dalam berita (Abrar, 2005:7). Sebagai ikhtisar berita, lead biasanya memuat jawaban dari salah satu pertanyaan what, who, when, who, where, why, dan how atau dikenal dengan prinsip 5 W+1 H. Namun karena fungsinya sebagai ringkasan berita, dan karena space yang terbatas kelima unsur tersebut tidak se­ penuhnya terpenuhi dalam lead berita online.



JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 11



Selain lead, judul (headline) memiliki peranan penting, karena dalam berita, mata adalah “penyantap” pertama hidangan informasi, dan santapan yang paling menarik ada­ lah judul. Berita dalam jurnalisme online dapat disiarkan melalui media baru dengan berbagai variannya. Media baru sering dialamatkan kepada internet. Padahal media baru (new media) menurut Terry Flew, mengutip Miles, Rice, dan Barr (2004: 2) adalah media yang merupakan konvergensi dari tiga hal, yaitu, teknologi informasi dan komputer, jaringan komunikasi, media digital, dan konten informasi. Dengan demikian media baru dengan berbagai varian­ nya lebih tepat dikatakan sebagai media yang membutuh­ kan internet dalam publikasinya. Varian jurnalisme online sendiri meliputi blog, yang secara fungsional merupa­kan jurnalisme personal, media sosial seperti facebook dan MySpace, serta koran online atau online newspaper (Rich, 2010: 7). Meski banyak medium untuk melaporkan dan men­­jadi sumber berita di internet, dapat dikatakan bahwa varian jurnalisme online hanya surat kabar online yang secara khusus menyiarkan berita. Secara umum, Pavlik (2001: viii) menyatakan bahwa jurnalisme online membawa beberapa pengaruh pada konten berita. Antara lain: Pertama, teknik storytelling menjadikan audiens lebih terkontekstualisasi dan dinavigasikan oleh laporan berita. Teknik bercerita yang tidak linear atau hypermedia (link) yang menjangkau berbagai moda komunikasi (teks, video, gambar dan grafis), sehingga berita merupakan apa yang di­sebut Pavlik sebagai fluid (cairan). Kedua, media mengubah cara kerja wartawan. Alat di­ gital portable untuk mengumpulkan mengedit dan mem­



12 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



produksi berita layaknya peralatan kabel yang ada di dalam newsroom. Ketiga, implikasi struktural media baru pada organi­ sasi media yang kaku dengan newsroom tradisional di bawah pengawasan ketat dari penerbit, editor dan jajaran direksi. Newsroom online yang lebih terdesentralisasi dengan memanfaatkan banyak kontributor lepas menjadikan lilitan budaya newsroom tradisional yang sarat dengan nilai-nilai menjadi hilang. Struktur industri berita juga berkem­bang, persaingan datang dari berbagai sudut. Bila pada masa yang lalu penyedia berita hanya terdiri dari beberapa media konvensional seperti koran cetak, munculnya media baru memberikan alternatif bagi industri media untuk menyiar­ kan beritanya. Keempat, media baru mengubah hubungan yang ada antara organisasi berita, wartawan, dan publiknya, ter­masuk audiens dan pengiklan. Di masa lalu penyedia berita tra­­ disional melayani publik yang dapat didefinisikan secara geografis dengan lokal dan nasional. Perubahan inilah yang membuat jurnalisme online me­ miliki karakter yang tidak dimiliki oleh jurnalisme konven­ sional. Data-data yang diperoleh melalui sumber berita diolah menjadi berita digital berdasarkan konteks (selection dan presentation) khusus, mengacu kepada teknik jurnalis­­ me beserta etikanya, dan dipublikasikan (posting), serta dapat diakses melalui koneksi internet dengan ciri mem­ beri­kan kebebasan kepada audiens untuk mengendalikan infor­masi. 2. Jurnalisme Online di Indonesia dan Arab Saudi Perkembangan jurnalisme online di Indonesia ditan­ dai dengan maraknya bloger dan pengguna internet. Di JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 13



sisi lain, kredibilitas pemberitaan dalam ruang lingkup on­line masih menyisakan permasalahan yang tak kunjung henti. Sebagai media, tentu saja jurnalisme online dibatasi oleh kode etik jurnalisme yang berlaku di Indonesia. Batasan itu meliputi KUHP, UU No.40 1999, Kode Etik Jurnalistik, hingga code of conduct atau code of practice yang dimiliki media (Abrar, 2011: 25). Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelum­ nya, di Indonesia jurnalisme online muncul pada tahun 1998. Tahun dimana kisruh politik sedang panas-panasnya. Tempointeraktif.com disebut sebagai pionir jurnalisme on­line yang berangkat dari tradisi jurnalisme cetak. Nama lain­ nya adalah Kompascyber yang merupakan edisi online dari Kompas, meskipun sempat macet, Kompascyber menjadi embrio dari lahirnya Kompas.com. Bahkan pada tahun 2003 hampir seluruh surat kabar sudah memiliki home page di the Web. Sedang web yang dari awalnya mengkhususkan diri dengan portal berita (online-only newspaper) atau surat kabar elektronik (SKE) di luar konvergensi yang dilakukan media mainstream bisa dicontohkan antara lain dengan detik.com, astaga.com, dan satu.net (Abrar, 2003: 45). Sayangnya tidak semua situs berita tersebut dapat ber­ tahan lama. Dari tiga situs berita tersebut, tercatat hanya detikcom yang mampu bertahan dan bahkan menjadi situs berita online nomor satu di Indonesia. Bertahannya detik. com dan terus konsisten di jalur online nampaknya mem­buat ke­lompok media besar seperti MNC dan Viva mengekor dengan membuat edisi online. Okezone.com dan Vivanews. com menjadi pesaing bagi detik.com. Bahkan sekarang ini hampir semua media konvensional di Indonesia memiliki edisi online. Perkembangan jurnalisme online berkembang pesat dari waktu ke waktu. Terbukti cakupan dari jumlah pemberita­ 14 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



an media daring sudah mencapai 34 ribu artikel setiap harinya, jumlah ini yang kami dapat dari Media Monitoring (Lokadata). Jumlah media daring yang termonitor kurang lebih 2.400+ media hanya saja yang terverifikasi secara ad­ ministrasi dan faktual hanya sebanyak 165 media (beri­tagar i.d (2019). Banyaknya media daring di Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan pemasok berita atau wartawan. Di Indo­ nesia wartawan adalah profesi yang cukup popular dan menjadi salah satu Lembaga yang mempunyai asosiasi, se­ perti PWI, AJI dan lain sebagainya. Sebagai sebuah lembaga, kinerja kewartawanan di­ batasi oleh aturan dan kode etik. Meskipun setiap lembaga profesi wartawan memiliki kode etik jurnalistik, namun mereka menyepakati satu rumusan kode etik dalam Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI). KEWI yang ditetapkan di Bandung, 6 Agustus 1999 ter­ diri atas 7 pasal, yaitu: 1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar 2. Wartawan Indonesia menempuh cara yang etis untuk memperoleh dan menyediakan informasi serta serta memberikan identitas kepada sumber informasi 3. Wartawan Indonesia menghormati azas praduga tak ber­salah, tidak mencampurkan fakta dan opini, ber­ imbang dan selalu berimbang meneliti kebenaran in­ for­masi, serta tidak melalukan plagiat. 4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak me­ nyebutkan identitas korban kejahatan asusila 5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 15



6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan. 7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat ke­ keliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab (Abrar, 2003: 63). Hak memperoleh informasi yang benar menempati nomer pertama dalam kode etik jurnalis di Indonesia. Sebab, mengetahui informasi yang benar merupakan hak asasi se­ tiap warga. Dengan demikian salah satu tugas utama media online adalah memposting berita yang berimbang dan tidak bias, apalagi berita bohong (hoax). Pada 3 Februari 2012 Dewan Pers telah mengesahkan pedoman pemberitaan media online (siber) yang mengatur tentang pemberitaan oleh media online. Salah satu isi ter­ penting menyangkut berita online adalah verifikasi dan ke­berimbangan berita. Berikut pedoman verifikasi dan ke­ berimbangan berita. a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi. b. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlu­kan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan. c. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:



1) Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat mendesak;







2) Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan identitasnya, kredibel, dan kom­ peten;







3) Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak di­ ketahui keberadaannya dan atau tidak dapat di­



16 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



wawancarai;



4) Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut masih memerlukan verifi­ kasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu se­cepatnya. Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung dan meng­ gunakan huruf miring.



d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya verifikasi, dan setelah verifi­ kasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi (dewanpers.go.id). Sistem kerja jurnalisme konvensional dan online pada dasarnya sama saja. Alur pencarian berita, maupun teknik penulisan tak jauh berbeda, hanya saja perbedaan yang paling kentara adalah pada faktor kecepatan. Faktor kece­ patan penyampaian berita menjadi pembeda. Media online bersifat “real time” yakni suatu peristiwa dapat dilaporkan seketika. Sifat real time ini bukan berarti fungsi editing dan pertimbangan-pertimbangan editorial lainnya dihilang­ kan sama sekali. Seorang wartawan yang bekerja di media online akan memiliki teknik dan ciri jurnalistik yang ber­ beda dengan wartawan yang bekerja di media massa kon­ vensional, hal ini dikarenakan pengaruh dari medium media tersebut dan tuntutan industri. Jika kita cermati lebih jauh, industri media berkaitan erat dengan pasar. Berita menjadi sesuatu yang dikomo­ ditas­kan. Berita dikonstruksi sedemikian rupa agar memi­ liki daya jual yang tinggi, dalam bentuk rating. Rating ini­ lah yang nantinya memiliki daya untuk mendatangkan laba melalui iklan. Pemberitaan yang cenderung sensasional, bombastis, dan cepat saji menjadi menu utama dalam berita JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 17



online. Faktor sensasi dan cepat saji dinilai dapat menarik minat pengunjung lebih banyak. Di Indonesia, pasca runtuhnya orde baru media lebih terbuka dan lebih demokratis. Hal ini ditandai dengan tidak diberlakukannya lagi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dan tentu saja hal ini membawa angin segar bagi keberlangsungan media, tidak ada lagi pembredelan bagi media yang mengkritik pemerintahan. Namun bukan ber­arti media di Indonesia bebas dan terlepas dari ragam kepen­tingan yang lain, setidaknya kepentingan ekonomi men­jadi isu yang terus berkembang dalam industri media. Hadir­nya para pemilik modal telah menciptakan konglome­ rasi media, terlebih lagi dengan sistem yang sudah terlan­jur market based power. Sistem yang demikian tentu saja akan berpengaruh pada kebijakan redaksional media. Berbeda halnya dengan media di Arab Saudi yang se­ cara ekonomi disubsidi pemerintah Kerajaan (Rugh, 2004: 59). Pemerintah Kerajaan masih memberlakukan kontrol ketat terhadap media. Praktik jurnalisme di Arab Saudi juga dibatasi, karena struktur kekuasaan dan budaya yang ada menghendaki pers yang terbatas (Sakr, dalam De Hugo (ed.), 2005: 142). Isi media di Arab Saudi menjadi terbatas, karena ke­ bijakan redaksional yang melayani kepentingan kekuasa­an dan budaya. Baru-baru ini Radio Nederland (30/04/2011) melaporkan bahwa Raja Abdullah mengancam akan me­ nutup media yang membela kepentingan pihak asing. Di Arab Saudi kontrol atas pers dimulai pada tahun 1970-an (Sakr dalam De Hugo (ed.), 2005: 142). Dengan kata lain penguasa tidak memberi kesempatan kepada pers untuk menyampaikan kehendak masyarakat. Adalah wajar kalau pers menjadi milik penguasa (Siebert, 1986: 11). Se­



18 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



cara politis, peran negara menjadi demikian besar. Hal ini di­tunjukkan dengan keberadaan stasiun televisi dan radio yang dimiliki pemerintah di bawah Kementerian Pene­ rangan (KBRI Riyadh Arab Saudi profil), dan media cetak dapat dimiliki secara swasta namun tetap dalam kontrol penuh pemerintah. Sebagai gambaran terdapat sembilan surat kabar ber­ bahasa Arab: Ar-Riyadh, Al-Jazeerah, Al-Bilad, Al-Madina, Okaz, Al-Eqtisadiah, Al-Watan, An-Nadwa, dan Al-Yaum. Dua berbahasa Inggris berpusat di Jeddah: Arab News dan The Saudi Gazette (bagian dari Okaz). Selain itu, ada dua surat kabar berbahasa Arab yang terbit di London: Asharq Al-Awsat (bagian dari Arab News) dan Al-Hayat. Surat kabar di atas dimiliki oleh perusahaan penerbitan besar seperti: Al-Yamama [pemilik Ar-Riyadh], Okaz [pemilik Okaz dan The Saudi Gazette], SRMG/Saudi Reasearch & Marketing Group pimpinan Pangeran Faisal bin Salman bin Abdul Aziz Al-Saud [Al-Eqtisadiah, Arab News, Asharq Al-Awsat]. Sedangkan suratkabar online di Arab Saudi adalah arabnews.com, saudinf.com, dan www.sama.gov.sa (KBRI Riyadh Arab Saudi profil). Sampai saat ini hampir seluruh media cetak memiliki edisi online. Di sisi lain, terjadi tekanan luar biasa dari penguasa kerajaan pada media mainstream dan obsesi atas kebebasan berbicara menjadikan citizen journalism menjadi primadona di negara kaya minyak itu. Kemunculan bloger-bloger pada tahun 2009 diman­faat­ kan oleh media mainstream sebagai sumber berita. Se­men­ tara itu, surat kabar online yang di dikategorikan sebagai media mainstream juga semakin banyak. Faktor kelesuan ekonomi pada media cetak dan macetnya periklanan di­ sinyalir menjadi penyebab utama fenomena ini. Koran on­



JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 19



line Riyadh, Arab.net, Okaz Al-Watan menjadi contoh media cetak online yang berkiprah di dunia online. Bahkan pada tahun 2010 jumlah SKE lebih banyak dari koran cetak. Tercatat lebih dari 30 koran online, sedangkan surat kabar cetak hanya berjumlah 13 surat kabar. Kemung­ kinan ini terjadi karena banyak pengelola surat kabar me­ nilai bahwa membuat surat kabar online lebih murah ke­ timbang mencetak (arabicnews.com). Pemimpin Redaksi koran Al-Hayat, Jamil Al-Diyabi menyebutkan industri media cetak bagaikan “orang sakit” yang menghadapi sejumlah tantangan, termasuk dari “citizen journalism”. Profesor media di Universitas Raja Abdul Aziz, Dr. Saud Khatib sependapat dengan Al-Diyabi bahwa per­ bedaan antara media cetak di Arab Saudi hanya pada ko­ lumnisnya (arabicnews.com). Artinya media cetak dapat bertahan karena kolumnisnya, sementara berita online men­ jadi pilihan karena rapid updating dan kesempatan untuk ber­bicara secara kritis melalui blog dan forum online yang disediakan media tersebut. Perkembangan surat kabar elektronik sebagai salah satu varian jurnalisme online, khususnya di Amerika Serikat, Indonesia, dan Arab Saudi tidak lepas dari faktor audiens. Relasi antara surat kabar online dengan audiens men­jadi pendorong perkembangan jurnalisme online. Sebab jur­nal­ isme online dapat memberdayakan publik dengan infor­masi ke arah yang demokratis, dan bahkan men­jadi pendorong bagi munculnya teknologi baru (Fouhi dan Garrison, dalam Salwen dkk (eds.), 2005: 41). Menurut comScore Media Metrik XPC (Garrison, dalam Salwen dkk (eds.), 2005: 4) pada tahun 2004, di Amerika Serikat, pengunjung situs berita online mencapai 400.000. Pada tahun 2007 kurang dari 35% pembaca surat kabar ber­



20 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



usia di bawah 35 tahun. Kini jutaan pengunjung Web di seluruh dunia membaca berita dalam koran online. Ter­ masuk di Indonesia dan Arab Saudi. Pada 2010 tercatat 50 juta pengguna internet atau sekitar lebih dari 25% penduduk Indonesia. Dan di Arab Saudi, meski koneksi internet sebenarnya telah tersedia sejak 1994, tapi akses awalnya dibatasi untuk menyatakan akademis, lembaga medis, dan penelitian. Namun pada akhir 1998, sekitar 30.000 orang Arab Saudi sudah dapat mengakses Internet (www.internews.org/regions/). Populasi peng­gu­ na internet di Arab Saudi mencapai pertumbuhan signi­fi­ kan, yakni sebanyak 160% pada tahun 1999 mencapai 300.000 pengguna (Abdulla, dalam Salwen dkk. (eds.), 2005: 283). Setidaknya ada sekitar 570.000 pengguna internet pada tahun 2001, dan yang lebih mencengangkan dua pertiga dari mereka adalah wanita. Satu hal tabu bagi masyarakat Arab Saudi, namun realitas menunjukkan dari tahun ke tahun pengguna internet berkembang di Arab Saudi. Selanjut­nya pada 2009 tercatat 9,8 juta pengguna internet atau mening­ kat 7,7 juta pengguna dari sepuluh tahun sebelumnya. Sebesar 38% dari total populasi penduduk yang hanya men­ capai 29,2 juta jiwa adalah pengguna internet pada tahun 2009 (Freedom on the Net, 2011). Isu jurnalisme di Arab Saudi acapkali dialamatkan pada kebebasan pers. Sejarah telah melahirkan struktur ter­ tentu pada media berita di Arab, di mana praktik jurnalis­ me terbatas dan dibatasi (Sakr, dalam De Hugo (ed.), 2005: 142). Sakr (dalam dalam De Hugo (ed.), 2005: 146) meng­ gambarkan kontrol ini diwujudkan dalam bentuk Hukum Dasar di Arab Saudi 1992 yang melestarikan status quo dari keluarga kerajaan dan memberikan peran yang sama pen­ tingnya dalam media dan kekuasaan. Padahal dukung­



JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 21



an atas kepemilikan pers di Arab Saudi berkepanjangan dengan pendapatan dan hasil minyak yang melejit mulai tahun 1970an (Boyd dalam Sakr, 2005: 146). Batasan pada kebebasan pers khususnya jurnalisme on­line di Arab Saudi dapat dilihat dari regulasi yang ada di negara tersebut. Pada tanggal 12 Februari 2001, Dewan Menteri Arab Saudi mengeluarkan kodifikasi resolusi pem­ batasan pada penggunaan Internet. Secara terbuka, pemerintah mengakui adanya sensor pada situs-situs informasi politik. Pada bagian dalam reso­ lusi dinyatakan semua pengguna internet di Kerajaan Arab Saudi tidak boleh mempublikasikan atau mengakses data berisi sebagai berikut: 1. Apapun yang melanggar prinsip dasar undangundang, melanggar kesucian Islam dan syariah, atau melanggar kesusilaan publik. 2. Bertentangan dengan negara atau sistem apa pun yang berlaku. 3. Laporan atau berita yang merugikan angkatan ber­ senjata Arab Saudi, tanpa persetujuan otoritas yang kom­peten. 4. Publikasi hukum negara secara resmi, kesepakatan atau pernyataan sebelum resmi diumumkan, kecuali disetujui oleh otoritas yang berkompeten. 5. Informasi apa pun yang merusak martabat kepala negara, misi diplomatik Kerajaan, atau merusak hu­ bungan dengan negara-negara lain. 6. Setiap informasi palsu dianggap berasal dari pejabat negara atau dari swasta atau publik lembaga dalam negeri dan badan-badan, cenderung menyebabkan me­ reka atau membahayakan institusi mereka, atau me­ rusak integritas mereka. 22 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



7. Penyebaran ide-ide subversif atau terganggunya keter­ tiban umum atau perselisihan antar warga negara. 8. Bertanggung jawab atas tindakan mempromosikan atau menghasut kejahatan, kekerasan atau advokasi yang merugikan orang lain apa-apa dalam bentuk apa­pun. 9. Setiap materi yang memfitnah atau mencemarkan nama baik terhadap individu. Selain mensyaratkan bahwa setiap individu atau ke­ lompok harus memperoleh persetujuan dari otoritas peme­ rintah sebelum menyiapkan situs web atau mempublika­ si­kan file pribadi, berdasarkan resolusi 12 Februari 2001 pro­sedur peraturan dan teknis untuk menjaga saluran dari semua pengguna diatur seperti di bawah ini: 1. Penyedia jasa harus menggunakan program software yang baik dan menentukan secara benar bagi pengguna untuk mengakses internet. 2. Penggunaan software untuk menghindari penyem­bu­ nyian alamat atau pencetakan password dan file. 3. Berusaha untuk menghindari kesalahan dalam apli­ kasi yang dapat memberikan celah yang mungkin di­ man­faatkan untuk kegiatan subversif atau untuk men­ dapatkan data tidak diijinkan untuk digunakan karena alasan apapun. 4. Batasan penyediaan layanan internet untuk pengguna melalui unit pelayanan internet King Abdul Aziz di tiap kota untuk kepentingan ilmu dan teknologi. 5. Membuat daftar manual dan elektronik dengan infor­ masi lengkap pengguna akhir, alamat, nomor telepon, tujuan penggunaan, akses swasta akun internet, dan memberikan otoritas dengan salinannya jika diper­ lukan (www.internews.org/regions/).



JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 23



Pada tahun 2009, citizen jurnalisme (jurnalisme warga) semakin mendapat tempat bagi masyarakat Arab Saudi. Citizen jurnalisme inilah yang kemudian berfungsi sebagai penyedia berita bagi media mainstream. Akibatnya, diskur­ sus jurnalisme online di Arab Saudi lebih mengerucut pada blog dan forum online. Berdasarkan studi kasus tentang jurnalisme online di Kuwait, Bahrain, dan Arab Saudi didapati temuan bahwa keterbatasan berekspresi sebagai latar belakang maraknya jurnalisme online di ketiga negara teluk itu. Blog dan forum online semakin populer karena memungkinkan blogger untuk mengekspresikan pandangan mereka dan rasa frus­ trasi yang terus-menerus mengancam. Hanya forum online yang dapat membahas tuntutan mereka untuk perubahan dan isu-isu lain dari kepentingan negara (Fatani, 2009). Menurut laporan Samar Fatani (2009), seorang jurnalis radio di Arab Saudi yang juga kolumnis pada suratkabar elektronik arabicnews.com, dalam sebuah diskusi panas tentang etika jurnalisme online di Teluk (Timur-tengah) yang melibatkan jurnalis, bloger, dan praktisi media dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat para blogger muda Arab menolak untuk menyesuaikan diri dengan kode etik. Mereka tidak ingin dicap jurnalis profesional, mereka me­­ ne­gas­­kan hak mereka untuk mengekspresikan pen­dapat mereka dalam bentuk apapun tanpa pembatasan, etika politik, sosial, atau sastra. Mereka secara terbuka meng­ kritik media mainstream Arab karena kurangnya profe­ sionalisme dan kegagalan untuk mengungkap korupsi dan memberikan laporan yang lebih akurat tentang isu-isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebaliknya, editor dan wartawan mainstream mengkritik terhadap perilaku tidak etis dari banyak blogger, dan me­



24 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



negaskan bahwa para blogger harus bertanggung jawab atas penyebaran informasi yang tidak akurat, berbau fitnah, dan penuntutan atas pencemaran nama baik jika mereka tidak mendukung informasi negara. Para Profesional la­ pangan menekankan bahwa isi dari blog dan forum online harus dimonitor dan diatur untuk melindungi kepen­ tingan negara. Sebagai sintesis dari perdebatan ini, dalam praktiknya, wartawan media mainstream harus pandai meng­­ atur dirinya sendiri agar terbebas dari sensor dan pe­mecat­ an dari pemerintah. Laporan Reporters Without Borders, “Saudi Arabia: Annual Report 2007” (dalam ONI, 2009) menyatakan bahwa kontrol yang sangat ketat dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi terhadap praktik jurnalisme (baik cetak maupun on­ line).



JURNALISME ONLINE: Surat Kabar Elektronik dan Karakteristiknya



| 25



BAB II PRAKTIK JURNALISME ONLINE: INDONESIA VS ARAB SAUDI



1. Dua Surat Kabar Elektronik Terpopuler di Indonesia dan Arab Saudi Versi Alexa.com 2011: detikcom dan sabq.org A. detikcom detikcom adalah sebuah portal online yang cukup po­ puler di Indonesia. Load lebih cepat dibanding SKE yang lain menjadikan detikcom semakin populer bagi khalayak. Di­tam­bah saat ini detikcom juga telah mempunyai aplikasi yang siap memberitahukan updating berita (notifikasi) bagi pe­milik smartphone yang telah mengunduh aplikasinya. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lain­ nya, detikcom hanya mempunyai edisi online (online-only news­paper) dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun saat ini detikcom juga sudah menyedia­kan layanan berbayar melalui model berlangganan dan tentu melalui aplikasi yang disediakan di Play Store. Sampai saat ini, detikcom dianggap sebagai pionir surat kabar online di Indonesia. Di saat situs seangkatannya se­ perti astaga.com, satu.net, koridor, dan mandiri sudah gulung tikar, detikcom masih eksis, bahkan sampai saat ini detikcom menjadi surat kabar elektronik terbesar dari sisi pengunjung dan pendapatan iklan.



26 |



Tanggal 9 Juli 1998 ditetapkan sebagai hari lahir detikcom. detikcom didirikan oleh Budiono Darsono (eks warta­ wan DeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugraha, meski­pun jauh sebelumnya, pada 30Mei 1998 server detik­ com sebenarnya sudah siap akses. Ide mendirikan detikcom sendiri pada awalnya terce­tus ketika terjadi krisis politik pada tahun 1998 di Indonesia. Kala itu, kantor tabloid Detik diberangus bersama-sama maja­lah Tempo dan Editor. Pada saat kehilangan peker­ja­ an dan dalam kondisi terjepit, ide kreatif Budiono muncul. Dengan bermodalkan semangat, tape recorder, dan HT (handy talky), Budiono meliput peristiwa-peristiwa seputar unjuk rasa mahasiswa dan pergolakan politik yang memang sedang marak saat itu. Liputan pertama detik.com adalah tragedi Semanggi 1998 (ciputraenterpreuner.com). Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah si­ tuasi politik mulai reda dan ekonomi mulai mem­baik, detik­ com memutuskan untuk melampirkan berita hiburan, dan olahraga. Dari situlah kemudian tercetus keinginan mem­ bentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggu­nakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Sebab yang akan dijual oleh detikcom adalah breaking news. Perkembangan detikcom dapat dilihat pada jumlah pe­ ngunjungnya yang semakin hari semakin meningkat. Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per hari_ nya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 27



hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya. Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukur­ an yang mendekati seberapa besar potensi yang di­miliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom pada saat ini mencapai tiga juta per harinya (alexa.com). Pada perkembangan era industralisasi media yang mengglobal, detikcom terkena imbas konglomerasi media di Indonesia. Tepat pada tanggal 3 Agustus 2011 detikcom ber­alih kepemilikan menjadi bagian dari grup PARA atau Transcorp. Milik Chairul Tanjung, dari pemilik sebelum­ nya; PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom (detikcom). detikcom dibeli dengan harga 600 miliar rupiah. Namun sampai saat ini detikcom adalah unit yang terpisah, yang belum terintegrasi dengan Trans 7 (Ambardi, 2011). Slogan digital life mencermikan kebijakan redaksional yang ditentukan konsep pemasaran dengan segmentasi pem­baca koran digital. Politik redaksional detikcom berpijak pada slogan menghendaki perolehan khalayak sebanyakbanyaknya demi iklan digital. Orientasi detikcom adalah pada pasar. Bahkan saat ini detikcom sudah memberikan berita bagi pelanggan khusus. Dengan logika yang demikian se­ lera pasar akan menjadi credo bagi detikcom. Di sisi lain semboyan, visi dan misi “berita cepat, akurat, dan terpercaya” dan “mengapa harus menunggu besok, hari ini sudah ada berita” paling tidak bisa menjadi cermin ke­dua kebijakan redaksional dari detikcom, di samping code of conduct atau code of practice yang ditetapkan oleh organisasi media ini. Semboyan inilah yang belum menjadikan detik­ com lupa atas jati dirinya sebagai lembaga sosial.



28 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Titik temu dari konsep ini kemudian melahirkan ber­ bagai fitur yang memuaskan pembaca dengan kecepatan berita dan forum diskusi detikblog serta berita yang akurat dan dapat dipercaya. Dengan demikian berbagai fungsi yang dimiliki detikcom berdasar posisinya sebagai lembaga sosial, media informasi, dan lembaga ekonomi dapat terpe­nuhi dengan baik. B. sabq.org Selanjutnya kita menilik surat kabar elektronik di Arab Saudi, sabq.org yang merupakan salah satu yang paling populer di negeri kerajaan itu. Pembacanya tidak hanya terdiri dari pengunjung lokal Arab Saudi dan negara timur tengah lainnya, seperti Uni Emirat Arab, Mesir, bahkan tercatat pengunjung dari Amerika Serikat dan Inggris. Meski­pun demikian sabq.org bagi sebagian pihak menjadi pembawa aspirasi bagi warga masyarakat Arab Saudi ansich. Lesunya sektor periklanan yang dihadapi surat kabar cetak menjadikan media online sebagai alternatif pengganti sepadan yang secara ekonomis lebih murah dan sesuai dengan tuntutan teknologi. Pada saat itulah ide untuk mem­ buat versi baru surat kabar elektronik yang peduli dengan khalayak dimulai. Ide pembuatan sabq.org menurut pemimpin umum sabq.org, Muhammad al Hazmi, dalam wawancara yang di­ rekam oleh bz-cast.com, dimulai pada Januari 2007. Kisah perjalanan sabq.org dimulai ketika tim dari sabq.org mencoba menawarkan kepada 15 praktisi media untuk bergabung, namun hanya empat orang yang merespon, itupun di­sertai rasa enggan. Sabq.org lahir bersamaan dengan maraknya jurnalisme warga di seantero timur tengah sebagai dampak dari keterbatasan hak berbicara yang dirasakan oleh warga



Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 29



Arab pada umumnya. Gejala ini pula yang menjadi ide ke­lahiran surat kabar online yang ditangani secara profes­ sional seperti sabq.org. Nama sabq dipilih terkait kecepatan informasi yang diposting melalui internet Seiring berjalannya waktu kesuksesan demi kesukses­ an didapat oleh sabq.org, meski dalam perjalananannya konflik dengan pemerintah Arab Saudi ataupun dengan media yang lebih dulu mapan pernah terjadi. Beruntung konflik itu tidak menyebabkan sensor dari pemerintah atau menyebabkan suratkabar online terkemuka ini gulung tikar di awal perkembangannya. Secara ekonomi sabq.org mengandalkan revenue terbesar­ nya dari pelanggan online yang pada tahun 2008 menurut al Hazmi sudah mencapai 30.000 orang, dan sebagian lagi dari iklan. Sebagai media yang lahir di negara dengan struktur kekuasaan dan budaya yang kuat, dalam pemberitaan­nya hampir tidak didapati berita yang mengritik pemerintah. Terlepas dari hal itu, sabq.org berkembang menjadi surat kabar online dengan pengunjung terbanyak di Arab Saudi. Ber­dasar peringkat yang disusun situs global pemeringkat media, alexa.com. sabq.org naik ke peringkat pertama menga­ lahkan media berbahasa arab lainnya yang lebih mapan, se­ perti situs koran Riyadh yang menduduki posisi runner-up, Arab.net di tempat ketiga, dan di tempat keempat ada surat kabar Okaz Al-Watan (alexa.com). Kenaikan peringkat ini dikarenakan berbagai pengem­ bangan dan inovasi pada tampilan baru sabq.org. Pada tahun 2008 hitsnya sudah mencapai 500.000. Peningkatan ini dapat dilihat dari penilaian dari effective measure, pe­ meringkat situs dari Australia. sabq.org dalam tahun 2011 hitsnya men­ ca­ pai 1,5 juta orang (sabq.org). Saat ini hits (jumlah kunjungan) harian sabq.org mencapai 222,600 pe­ ngunjung. Sementara page viewnya mencapai 845,880 setiap 30 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



harinya dengan penghasilan perharinya mencapai $3,172 USD (alexa.com). Pemilihan domain org. Di belakang nama sabq mem­ buat ada tudingan dari sebagian pembacanya bahwa sabq. org adalah corong dari Haiah Amar Ma’ruf wa al Nahyi an al Munkar, organisasi underbouw dari Kementrian Dalam Ne­ geri Arab Saudi, namun hal ini disanggah oleh al-Hazmi bahwa sabq.org tidak ada hubungan sedikitpun dengan or­ ganisasi dimaksud. Slogan Sabq.org sebagaimana tertera di banner onlinenya adalah:



‫صحيفة الكرتونية سعودية هدفها السبق يف نقل احلدث مبهنية ومصداقية‬ ‫خدمة للوطن واملواطن‬



Surat kabar elektronik Arab Saudi, tercepat dalam berita, profe­sional, akurat, mengabdi pada negara dan warga



Visi dan misi sabq.org adalah:



‫ تلتزم بثوابت الدين والوطن وتعرب‬,‫“سبق”صحيفة إخبارية سعودية شاملة‬ ‫ هلا رؤيتها الواضحة ورسالتها‬,‫عن شرائح ”اجملتمع املختلفة دون متييز‬ ‫ الشفافية موضوعية‬,‫ حترص على املهنية يف األداء‬,‫احملددة ومنهجها احملافظ‬ ‫ وسرعة النشر والتفرد‬,‫يف الطرح يف ظل احلرص على حتقيق السبق اإلخباري‬ ‫ تلتزم «سبق" بنفس القدر بالدقة والصدق واحلياد يف‬,‫باخلرب واملعلومة‬ ‫التناول املوضوعي للقضايا وتعمل على تقدمي إعالم الكرتوين منضبط يراعي‬ ‫مصاحل الوطن واملواطن ومواثيق الشرف اإلعالمي‬



“sabq” merupakan surat kabar online berbahasa arab yang me­­miliki visi dan misi yang komprehensif, berkomitmen untuk parameter agama, bangsa, dan mencerminkan berbagai segmen masyarakat tanpa diskriminasi, memiliki visi dan misi yang Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 31







jelas dan spesifik, dan pendekatan konservatif, yang tertarik pada kinerja profesional, transparansi dan objektivitas dalam penyampaian. Mengingat kepedulian terhadap berita seba­ gai sajian utama, kecepatan publikasi, eksklusivitas berita dan informasi, sabq berkomitmen menjaga akurasi, kejujuran dan ketidakberpihakan dalam penanganan isu-isu substantif dan bekerja untuk memberikan informasi elektronik dengan mem­per­timbangkan kepentingan tanah air dan warga negara dan kode media etika yang berlaku. Keunggulan sabq di­tandai profesionalisme yang diusung oleh jurnalisnya, dan ke­be­ basan berpendapat lebih dari banyak surat kabar cetak. Platform yang demikian ini menempatkan sabq di depan se­ buah komitmen besar untuk pembacanya dengan menyerah­ kan pilihan berita yang mereka cari dan mengikuti lanjutan peristiwa dengan cepat, sesuatu yang tidak didapati pembaca pada media cetak yang terbatas pada tanggal tertentu untuk publikasi.



Visi dan misi sedemikian ini diterjemahkan dalam ke­ bijakan redaksional yang mendahulukan profesionalisme dalam kerja-kerja jurnalisme online. Di sisi lain, penerjemah­ an hak publik diwujudkan dengan pemberian kesempat­an bagi publik untuk berpartisipasi dalam kolom komentar yang disediakan dalam masing-masing berita. 2. TKI dalam Berita: Suatu Kasus Di belahan bumi manapun hak yang menjadi fitrah se­tiap manusia adalah mengetahui atau right to know. Jurnalisme ada untuk memenuhi hak-hak warga negara. Begitu kata Bill Kovack dan Tom Rosentiel (2006: 11). Hak yang saya maksud di sini adalah hak atas informasi. Abrar (2011:20) menjelaskan bahwa media dapat ber­ posisi sebagai media komunikasi yang berfungsi sebagai me­ 32 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



diator, sebagai lembaga sosial yang berfungsi meng­awasi, sebagai produk informasi yang berfungsi menyediakan in­ for­ masi, dan sebagai lembaga ekonomi yang berfungsi meng­­hibur. Ketika muncul permasalahan yang melibatkan pekerja (TKI) dan yang mempekerjakan, dua media di masingmasing negara detikcom dan sabq.org tentu akan mem­beri­­ takan­nya. Mengingat potensi bias berita online cukup tinggi, maka persoalan yang kemudian muncul adalah apa­ kah media di kedua negara tersebut benar-benar menjamin ke­ benaran, keberimbangan, dan netralitasnya atau tidak. Permasalahan TKI di Arab Saudi merupakan persoal­an kompleks yang melibatkan banyak pihak sebagai penang­ gungjawab. Kompleksnya permasalahan ini antara lain me­­ nyangkut ketidakadilan dalam perlakuan pengiriman TKI oleh PJTKI/PPTKIS, penempatan yang tidak sesuai, standar gaji yang rendah tidak sesuai dengan kontrak kerja yang di­ sepakati, kekerasan oleh pengguna TKI, pelecehan seksual, dan TKI ilegal (Sutedi, 2009). Berdasarkan pengalaman yang terjadi, permasalahan lebih sering terjadi di tempat kerja/di luar negeri (Sahayu dalam Sastriani, 2008: 688). Termasuk tindakan melarikan diri dari tempat kerja dan kriminalitas yang dilakukan oleh TKI. Meskipun demikian, 85% permasalahan yang terjadi pada TKI adalah limbah dari persoalan yang terjadi di dalam negeri (Sutedi, 2009). Di Indonesia, ada banyak badan-badan utama yang ter­ libat sebagai penangungjawab dalam pengelolaan migrasi tenaga kerja. Menurut data IOM (2010) terdapat 17 badan utama yang terlibat dalam permasalahan TKI. Terkait pe­ nanggungjawab permasalahan TKI yang terjadi di luar negeri, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bisa



Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 33



disebut sebagai pihak yang paling bertanggung jawab. Lem­ baga tersebut mempunyai peran utama dalam merumus­ kan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, khususnya, BNP2TKI yang merupakan pihak yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam penem­ patan dan perlindungan TKI di luar negeri. Bagi pengguna jasa TKI di Arab Saudi, permasalahan yang mereka hadapi terkait TKI berupa tindakan kriminal dan tindakan melarikan diri oleh TKI. Kerugian ekonomi akibat tindakan melarikan diri TKI diderita oleh pengguna tenaga kerja mencapai 45 juta riyal atau hampir 1,2 miliar rupiah pertahun. (sabq.org, 06-12-2011). Menurut laporan BN2PTKI terdapat 15 permasalahan (kasus) yang menimpa TKI pada periode Januari hingga April 2008. Antara lain: i. Gaji tidak dibayar ii. Penganiayaan iii. Pelecehan seksual iv. Majikan meninggal v. Pekerjaaan tidak sesuai PK vi. PT bermasalah vii. Putus komunikasi viii. PHK ix. Pemutusan sepihak x. Kecelakaan kerja xi. Sakit akibat Kecelakaan kerja xii. Sakit biasa xiii. Meninggal xiv. Kriminal xv. Gagal berangkat (Sumber: bnp2tki go.id) 34 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Dalam hal pemberitaan, tidak semua permasalahan yang terjadi mendapat porsi pemberitaan yang sama. Hal ini bisa dimaklumi mengingat tidak semua fakta memenuhi standar newsworthiness dan layak berita. Peran gate keeper dalam organisasi media sangat menentukan dalam seleksi berita dan penyajian berita. Berita yang sesuai dengan nilai yang dianut oleh suatu organisasi media sepanjang tidak merugi­kan media itu sendiri tentu akan dirilis. Dari sekian banyak persoalan yang terjadi, besar duga­ an kekerasan dan kriminalitas menjadi isu besar yang secara teknis bernilai berita tinggi. Asumsi itu diperkuat dengan adanya data yang menyebutkan bahwa TKI di Arab Saudi menjadi impotir persoalan kekerasan terbesar bagi negara dibanding TKI di negara tujuan TKI lainnya. Migrant Care mencatat kekerasan terhadap TKW di Arab Saudi menempati tempat teratas dibanding kekerasan negara tujuan TKW lainnya, yakni 48 persen (metronews. fajar.co.id. 25/10/2011). Data tersebut diperkuat lagi oleh ber­bagai hasil penelitian yang relevan dengan isu kekerasan ter­hadap TKI. Rahayu (2008) dari Pusat Studi Wanita UGM meng­ ungkapkan kekerasan yang dialami oleh para TKW sektor domestik atau PRT adalah kekerasan fisik, kekerasan psi­ kologis, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi, dan pe­ rampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang (dalam Sastriani) ed.), 2008: 685). Di samping itu, nilai berita bernilai konflik terlihat pada dampak sosial-politik permasalahan TKI. Penelitian IOM pada tahun 2010 terkait buruh migran di beberapa negara, salah satunya di Singapura. Kasuskasus yang berdampak sosio-politis yang signifikan bagi hubungan Indonesia dan Singapura adalah pembunuhan, perlakuan kejam, perkosaan yang diikuti penyiksaan.



Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 35



Nyatanya nilai konflik dan kontroversi acapkali meng­ hiasi berita tentang TKI di Arab Saudi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Ali (2018) tentang Pembe­ ritaan TKI di Arab Saudi oleh detikcom dan sabq.org menyatakan bahwa laporan tentang pengadilan sebanyak 33.6 % dan kriminalitas (24.4 %) mendominasi pembe­rita­ an tentang TKI Sementara upaya perlindungan dan penye­ lamatan TKI hanya 4.6 % dari keseluruhan berita TKI di Arab saudi. format berita tentang TKI di Arab saudi. Temuan menarik lainnya dari Sabq.org adalah berita tentang persoalan trafficking, prostitusi dan TKI ilegal dengan frekuensi 6 berita (4.6%). Temuan menarik lainnya adalah berita TKI bunuh diri dan TKI melarikan diri dengan fre­ kuensi 15 berita (11.5 %). Kedua isu itu sama sekali tidak di­singgung di dalam pemberitaan Detikcom. Konflik sendiri merupakan informasi yang menggam­ barkan pertentangan antar manusia, bangsa dan negara yang perlu dilaporkan kepada khalayak agar mereka dapat meng­ ambil sikap (Abrar, 2005:4). Seperti yang sudah diungkapkan diawal bahwa tidak semua fakta memenuhi standar newsworthiness dan layak berita, McQuail (1994: 162) menjelaskan bahwa seleksi atas berita (isi dan proses penyajian) merupakan subyektifitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor manusia, lokasi, dan waktu. Biasanya faktor-faktor tersebut membentuk kombinasi. Faktor manusia dapat diidentifikasi dari sumber berita, sehingga seringkali berita merupakan apa yang dikatakan oleh tokoh tertentu, bukan peristiwa itu sendiri. Faktor lokasi mempengaruhi seleksi setelah terlebih dahulu di­ la­kukan observasi oleh wartawan atas suatu isu. Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan tempat penyebaran berita se­



36 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



perti pengadilan, kantor polisi, parlemen, bandara, rumah sakit, dan lain sebagainya menjadi pilihan lokasi berita. Faktor waktu terkait determinasi atas nilai terkini berita dalam format hardnews. Faktor lainnya adalah kedekatan dengan sasaran berita (audiens), isi berdasar pada prioritas dan memiliki resiko kecil terhadap organisasi media. Empat tipe dasar sumber berita biasanya dipakai untuk mengidentifikasi sumber berita, meskipun sumber berita yang paling sering diterapkan oleh institusi surat kabar me­ rupakan gabungan atau kombinasi keempat bentuk dasar itu. Keempat bentuk sumber berita itu adalah sumber berita formal (dari unsur pemerintah), laporan tangan per­tama (wartawan dan saksi peristiwa), sumber berita dari pihak non-formal (perusahaan atau pihak bukan unsur peme­rin­ tah dan leak atau bocoran. Terkait dengan tipe koverasi dari sumber berita suatu item berita bisa ditampilkan dengan koverasi satu sisi (onesided coverage) dan dua atau banyak sisi (two-sided or multisided coverage) (McQuail, 1992: 224-234). Prajarto dkk., (2006) menyatakan tipe koverasi ini biasanya dikaitkan dengan masalah keberimbangan berita serta masalah fairness. Onesided coverage biasanya melaporkan peristiwa yang tidak mengandung konflik. Dalam hal ini semua sumber berita berasal dari satu kelompok atau satu pandangan tertentu. Two or multi-sided coverage biasanya diterapkan pada sumber berita yang mewakili dua pandangan yang berbeda. Hanya saja koverasi satu sisi masih dimungkinkan bila pe­ ristiwa yang diliput memang tidak mengandung suatu konflik. Seperti yang dikatakan oleh McQuail (1994) bahwa pe­nyajian isi berita biasanya bercirikan tujuan, arah, atau kecenderungan tertentu. Hal ini biasanya terkait dengan ke­ bijakan redaksional masing-masing organisasi media, Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 37



sehingga pada titik ini berita dipandang memiliki tujuan. Dari performansi atau penggambaran ini penilaian terha­ dap media dan organisasi media dapat dilacak. Secara teoritis keberadaan berita merupakan konstruksi jurnalis atas suatu peristiwa yang tergantung pada ling­ kungan di mana berita dibuat (Fenton dalam Fenton (ed.), 2010: 3). Lingkungan yang dimaksud Fenton adalah ling­ kungan ekonomi, sosial, politik, dan teknologi yang ter­ bentuk dari gabungan komersial, etnik, regulasi, dan berba­ gai komponen budaya. Sehingga rekonstruksi fakta tidak dapat benar-benar mencerdaskan pembaca, atau bahkan me­nyesatkan khalayak. Tidak berlebihan bila Pavlik (2001: 25) menyatakan bahwa mustahil bagi seorang manusia dalam mempertim­ bang­kan fakta terbaik yang bebas dari bias keyakinan dan budayanya sendiri. Secara seksama Hall (2001: 4) menan­ daskan bahwa karakter berita itu ditentukan oleh tuntutan sosial, budaya, teknologi, dan institusi yang dilayani. Di Indonesia, media dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi, sehingga konten media yang menghibur acap­kali menjadi pilihan demi mengeruk keuntungan dari iklan. Po­ sisi yang demikian strategis ini kemudian dimanfaatkan oleh pemilik modal untuk mencari keuntungan secara finansial. Akibatnya para pemilik modal dapat mengatur redaksi agar memuat berita ini dan menolak berita, serta memaksa agar memuat iklan tertentu untuk mengeruk ke­ untungan yang sebanyak-banyaknya (Abrar, 2011: 17). Ada­­ nya ragam kepentingan, salah satunya kepentingan ekonomi inilah yang kemudian melahirkan kecenderungan pem­be­ ritaan yang tidak objektif, faktual, dan bias. Rugh (2004: 7-10) menyimpulkan dalam penelitiannya di berbagai media di Timur-Tengah (dunia Arab) bahwa



38 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



pengaruh ekonomi, politik, dan budaya pada isi media di­ sebabkan beberapa hal: pertama, patronisasi politik. Hal ini karena media di Arab disubsidi oleh pemerintah atau partai politik. Kedua, fragmentasi. Hal ini disebabkan per­ kembangan pers pada periode konflik politik dan kom­ petisi politik melebihi kebutuhan dan jaminan melek media di Dunia Arab. Ketiga, konsentrasi geografis. Hal ini dise­ babkan kecenderungan media di Dunia Arab untuk ber­ kon­sentrasi pada pusat-pusat masyarakat urban yang me­ madati berbagai tempat. Apa yang kemukakan oleh Rugh dari hasil temuannya mengasumsikan terjadinya bias dalam kinerja para jurnalis di Timur-Tengah pada umumnya. Menyitir apa yang dikatakan Mc Quail (1992:191) dalam Media Performance:



Mass Communcations and The Public Interest maka bias dapat dikatakan sebagai “A consistent tendency to depart from the straight path of objective truth by deviating either to left or right”.



Dalam perkembangannya, bias dapat terjadi karena isi berita cenderung dipengaruhi oleh kepentingan organi­ sasi media, sehingga bias media dapat diartikan sebagai isi berita yang meskipun disusun berdasar fakta namun se­cara sengaja atau tidak sengaja terpengaruh oleh nilai-nilai dan kepentingan institusi dan pekerja media (Prajarto, 2010: 51). Dalam bahasa yang hampir sama Rivolta (2011: 8) men­ definisikan bias media sebagai pemilihan atas cerita untuk dilaporkan oleh salah satu media dan bagaimana cerita itu dipublikasikan. Tentu saja, secara mendasar bias media menyiratkan pelanggaran terhadap standar etika jurnalisme, lebih dari



Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 39



sekedar berdasar perspektif seorang jurnalis atau artikel yang ditulisnya (Rivolta 2011: 8). Secara sederhana, bias dari sisi jurnalisme adalah tidak mengandung unsur benar (akurat), relevan (fokus berita terkait dengan dimensi lain), netral (tidak memihak), dan seimbang (Abrar, 2011: 103). Meskipun jurnalisme bersifat universal, namun setiap negara memiliki standar etika jurnalisme yang berbedabeda. Untuk itu diperlukan standar etika jurnalisme yang bersifat universal dan menaungi semua standar etika di berbagai negara. John Vernon Pavlik (2001: 93) dalam bukunya Journalism and New Media menyatakan:



American journalism has held tightly to the notion that three standards are central to a responsible press: (1) objectivity, defined by Columbia University emeritus journalism pro­ fessor Melvin Mencher in his popular text Basic Media Writing as avoiding bias and sensationalism or presenting impartial information, a notion based on the work of Walter Lippmann, noted philosopher of journalism; (2) fairness, that is, providing balanced coverage reflecting all sides of an issue; and (3) accuracy, that is, getting the facts right and representing a story completely. These three standards define how an ethical press, online or off, should operate in its pursuit of the truth.



Standar etika jurnalisme yang disampaikan Pavlik me­ rupakan standar etika jurnalisme di negara maju, khusus­ nya di Amerika Serikat yang secara internasional telah diakui. Mengingat bahwa standar etika jurnalisme di se­ tiap negara berbeda, standar (truth) kebenaran dalam berita juga berbeda. Maka dalam hal pengejaran kebenaran (aku­ rasi), disiplin verifikasi menjadi pedoman penting untuk diikuti.



40 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Terkait dengan kebenaran, salah satu tujuan utama jurnalisme, adalah kekayaan intelektual. Tujuan ini hanya dapat diwujudkan dengan informasi yang mendalam, berita yang terbaca (readable) oleh audiens, dan keragaman topik berita, yang salah satunya tergambar dari sumber berita yang dikutip. Selain itu, keberagaman sumber berita bukan berarti tidak berimbang, artinya tipe dua/tiga liputan tetap menjadi prinsip tersendiri yang harus dinilai.



Praktik Jurnalisme Online: Indonesia vs Arab Saudi | 41



BAB III BIAS MEDIA: MENYOAL PROFESIONALISME KINERJA DALAM JURNALISME ONLINE



1. Sistem dan Bias Media Hallin dan Mancini (2005:73) dalam buku Comparing Media Systems mengutarakan bahwa bila di negara yang demokratis profesionalisme jurnalisme dapat berkembang, maka sebaliknya, profesionalisme jurnalisme tidak berkem­ bang secara pesat di negara dengan paralisme politik dan media yang tinggi. Perbedaan sistem media sebagai konteks jurnalisme biasanya menghasilkan praktik jurnalisme yang berbeda. Media di negara yang memiliki paralelisme politik tinggi dengan pemerintah atau cenderung otoriter, secara eko­ nomi termarginalkan dan membutuhkan subsidi. Pada saat subsidi datang dari pemerintah, maka penguasa mem­per­­alat pers untuk menyampaikan informasi yang meng­untung­ kan penguasa. Sebaliknya dalam sistem pers yang demokratis, or­ ganisasi dan isi media tidak tunduk pada pengendalian politik dan pemerintah. Warga negara secara individu atau berkelompok minoritas memiliki hak untuk memanfaat­kan media dan hak untuk dilayani media sesuai dengan ke­ butuhan mereka (McQuail, 1994:131). Sistem ini menegaskan bahwa tidak ada pihak yang men­dominasi aktifitas, tugas, dan fungsi pers. Semua pihak berhak untuk mendirikan pers sesuai dengan nilai-nilai yang 42 |



mereka anut. Mereka tidak perlu mendapatkan izin dari pemerintah. Sistem inilah yang dianut pers Indonesia sejak Indonesia dipimpin oleh K.H. Abdurrahman Wahid hingga sekarang (Abrar, 2011; 51). Temuan empiris Hallin dan Mancini (2005:73) pada media di Prancis, Yunani, Portugal, dan Spanyol yang cen­ derung otoritarian menyatakan bahwa tradisi jurnalisme ko­mentar atau advokasi menjadi dominan di negara dengan sistem media authoritarian dibanding jurnalisme laporan. Fakta dan sumber berita yang mendukung atau tidak merugikan pemerintah cenderung menjadi pilihan. Demi­ kian halnya media di Timur-Tengah, khususnya Arab Saudi, temuan empiris Rugh (2004: 59) dalam studi klasik­ nya pada tahun 1970 dengan membandingkan dengan media di tahun 1900-1950-an. Rugh memasukkan media di Arab Saudi dalam tipologi loyalis kepada pemerintah. Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi oleh ke­ kua­saan modal dan pemerintah inilah yang pada akhirnya cenderung mengarahkan pada ketidakberimbangan pem­ be­ritaan dan bias. Tidak mengherankan jika isi berita sela­ lu menunjukkan kepentingan dari orang yang membiayai pers (Altschull, dalam Severin dan Tankard, 2009). Asumsi adanya bias yang terjadi dalam pemberitaan oleh berbagai media bukanlah tanpa alasan. Sebuah hasil survei melalui telepon yang dilakukan oleh School of Communication University of Miami Amerika Serikat tentang kredibilitas berita, dengan membandingkan suratkabar, te­ le­visi, dan koran online pada Februari tahun 2002 atas 536 responden berusia 18 tahun ke atas dari 50 negara menye­ butkan bahwa setiap media mengandung bias, meskipun masih dapat menjalankan fungsi utama sebagai media infor­ masi.



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 43



Tabel 1.1 Perceived News Credibility by Medium



Newspapers M SD



Television M SD



Trustworthy



0.51



0.88



0.51



0.94 0.70 0.74



Current



1.03



0.68



1.08



0.57 1.11 0.68



Biased



-0.60



0.95



-0.44



1.02 0.01 0.89



Fair



0.22



0.91



0.34



0.90 0.52 0.76



Report the whole story



-0.15



1.03



-0.19



1.04 0.18 0.98



Objective



0.25



0.95



0.19



0.97 0.43 0.81



Dishonest



0.44



0.88



0.43



0.87 0.57 0.79



Up-to-date



0.97



0.57



1.03



0.57 1.07 0.62



Believable



0.62



0.72



0.67



0.75 0.75 0.66



Balanced



0.17



0.95



0.20



0.98 0.41 0.89



Accurate



0.34



0.89



0.43



0.85 0.65 0.72



Timely



0.86



0.64



1.00



0.56 1.09 0.61



Variables



Online M SD



(Sumber: Abdulla dkk., dalam Salwen dkk. (eds.), 2005: 147-161).



Di antara surat kabar, televisi, dan berita online, berita online dapat dikatakan memiliki potensi bias cukup tinggi. Asumsi ini diperkuat dengan analisis faktor dari hasil penelitian Abdulla dkk., bahwa bias menjadi faktor ter­pen­ ting dalam berita online melebihi dua faktor utama yang lain; trustworthiness dan currency. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa pe­ masukan utama surat kabar online (SKE) adalah melalui iklan. Semakin tinggi jumlah pengunjung maka daya tawar media terhadap iklan semakin tinggi. Dengan kata lain, jumlah pengunjung menjadi komoditas media dalam me­ narik pengiklan. Inilah yang kemudian dikhawatirkan rawan bias. Berbagai cara, salah satunya melalui teknikteknik pemberitaan yang sensasional dilakukan demi target kunjungan yang tinggi. Kekhawatiran atas bias yang ter­ 44 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



jadi dalam SKE semakin besar dengan data dari beberapa studi tentang audiens yang menunjukkan bahwa pem­ baca koran online di berbagai negara semakin meningkat, khusus­­nya di negara maju. Sebagai gambaran, di Amerika Serikat pada tahun 2005 (comScore Media Metrik XPC, dalam Garrison, 2005: 4) pembaca koran online mencapai 400.000. Pada tahun 2010 kurang dari 35% pembaca suratkabar cetak berusia di bawah 35 tahun (Baran, 2011). Di Indonesia terdapat lebih dari 23 portal berita (media.or.id., 12/9/2011). Sedangkan di Arab Saudi pada tahun 2010, lebih dari 30 koran online terbit, lebih banyak dibanding koran cetak yang hanya 13 buah (Antaranews.com. 25 /10/2011). Di Indonesia, detikcom men­ jadi SKE dengan jumlah pengunjung terbanyak, sedang di Arab Saudi sabq.org menempati urutan pertama untuk jumlah kunjungan. Kembali kepada bias, Rivolta (2011: 9) membagi bias media menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Gate keeping bias, atau bias yang terfokus pada per­tim­ bangan atas suatu berita untuk dipublikasikan atau ditiadakan sebelum disiarkan kepada publik. 2. Coverage bias, atau bias yang terjadi setelah proses pe­ milihan berita untuk dipublikasikan. 3. Statement bias, atau bias dengan seruan opini suatu media atas suatu isu dalam laporan berita. Jenis bias lain yang biasanya terjadi dalam media adalah: 1. Advertising bias, atau bias dengan cara melaporkan berita yang hanya ditujukan untuk menyenangkan peng­iklan. 2. Corporate bias, atau bias dengan cara melaporkan berita yang hanya ditujukan untuk menyenangkan perusaha­ an media itu sendiri. Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 45



3. Mainstream bias, atau bias dengan kecenderungan untuk melaporkan apa yang dilaporkan oleh media lain untuk menghindari berita yang dapat menyinggung siapa­ pun. 4. Sensationalism bias, atau bias dengan melebih-lebihkan sebagai dukungan atas suatu peristiwa. Dari semua jenis bias media yang telah disebutkan se­belumnya, hanya coverage bias, statement bias, dan sensa­ tionalism bias yang sesuai dengan standar jurnalisme. Dengan demikian ukuran benar, berimbang, dan tidak sensasional secara jurnalisme dapat dikenali dengan tiga macam bias media tersebut. Sementara bias lainnya lebih pada bias ideologis dan tidak terkait dengan prinsip jurnalisme. Periode tahun 2011 detikcom dan sabq.org gencar mem­ beritakan kasus TKI. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa detikcom dan sabq.org karena berdasar situs pemeringakat web, alexa.com., detikcom dan sabq.org menjadi surat kabar elek­tronik dengan kunjungan massa tertinggi di masingmasing negara. Sehingga popularitas media bisa dikatakan cukup tinggi. Berdasarkan perhitungan dan pengamatan saya pada tahun 2011, dalam rentang waktu tiga bulan antara Maret hingga Juni 2011, ada 64 berita disiarkan detikcom. Padahal dua bulan sebelumnya hanya 13 berita tentang TKI. Demi­ kian juga 3 bulan setelah Juni, yaitu Juli-September, tercatat hanya 18 berita yang disiarkan detikcom. Jumlah liputan tersebut akan dicoba-bandingkan dengan liputan yang diberitakan sabq.org pada edisi yang sama; 1 Maret-30 Juni. Sabq.org menyiarkan 68 berita. Dua bulan sebelumnya sabq.org bahkan sama sekali tidak me­nyiarkan berita yang berhubungan dengan TKI. Juli-September sabq. org hanya memposting 6 berita tentang TKI. 46 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Pada pertengahan Juni 2011 pemberitaan pemancung­ an TKW Ruyati, kasus Darsem, dan proses pengadilan atas kekerasan yang menimpa Sumiati cukup banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Di Arab Saudi berita ini tidak terlalu mengejutkan. Setidaknya dengan banyaknya kasus kriminal yang oleh media setempat selalu mendapat porsi siar lebih. Seperti diketahui, kurang lebih 1,5 juta TKI resmi yang tersebar di berbagai kota di Arab Saudi. Belum lagi TKI ilegal yang selama ini disinyalir banyak pihak lebih banyak menimbulkan masalah. Pemberitaan TKI muncul dan panas hanya pada saatsaat tertentu saja, saat ada permasalahan, tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan lain terkait keberadaan pem­be­ ritaan. Setidaknya secara ideologi, faktor sosial mem­berikan pengaruh terhadap konstruksi berita. Dalam konteks ini (pemberitaan TKI) lingkungan sosial yang saya maksud ada­lah lingkungan ekonomi, sosial-politik, dan sosial-bu­ daya di Indonesia dan Arab Saudi. Lingkungan itu secara sistemik membentuk pola dengan berbagai kepentingan. Lingkungan komunikasi, atau tegasnya sistem media mem­ berikan pengaruh dalam konstruksi realitas. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh kekuasaan di balik sistem media. Dalam sistem media kekuasaan dibayangkan se­bagai entitas yang selalu memiliki kepentingan melalui pem­be­ritaaan. Kekuasaan ini dapat melampui standar etis jurnalisme yang berlaku secara internasional. Asumsi dasar yang demikian ini melahirkan dugaan adanya bias atau pelanggaran etika jurnalisme dalam pem­ beritaan tentang TKI di Arab Saudi. Untuk membuktikan asumsi tersebut, sekaligus menilai kualitas berita, cara per­tama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 47



bias dari berita itu sendiri. Identifikasi atas bias biasanya di­­ lakukan melalui dua aspek, yaitu, aspek selection dan per­ formance berita. Aspek selection dinilai dengan dimensi balance. Balance (keberimbangan) dalam penggunaan sumber berita diiden­ tifikasi dari source bias, yang dapat dikenali dengan tipe koverasi. Sementara aspek performance dapat dinilai dengan di­ mensi truth dan neutrality. Dimensi truth (kebenaran) di­ kenali dengan information depth, readability, chekability. range/diversity on topic coverage. Dimensi netralitas dikenali dengan kemunculan personalisasi, emosionalisme, drama­ ti­sasi, stereotype, juxtaposition, dan linkage. Seperti yang dikatakan oleh Davenport (2010:32) bahwa bias pada umumnya didapati dalam berita yang me­ngan­ dung konflik. Kita bisa menilik pada pemberitaan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Sumiati, kasus Darsem, dan eksekusi terhadap TKW Ruyati. Kasus tersebut sempat menjadi salah satu topik hangat berbagai media pada tahun 2011 di ke­ dua negara. Saya mencoba memilah dan mengamati, periode MaretJuni 2011 sebagai time period. Periode tersebut merupa­ kan rentang waktu detikcom dan sabq.org secara kuantitatif lebih banyak memposting berita tentang TKI di Arab Saudi dibanding waktu-waktu sebelum dan sesudahnya pada tahun 2011. Sebanyak 64 berita diposting oleh detikcom, dan sebanyak 67 berita oleh sabq.org pada rentang waktu yang sama. Pengamatan ini akan di bahas pada bab selanjut­nya. 2. Identifikasi dan Pengukuran Bias Identifikasi bias dalam pemberitaan, seperti dinyatakan Ortiz dkk. (dalam Davenport, 2010: 31) dilakukan melalui 48 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



dua hal. Pertama, selection, yaitu apakah peristiwa-peristiwa yang terjadi berasal dari dalam atau luar sumber berita. Ke­ dua, description, yaitu bagaimana peristiwa itu dilaporkan. Dengan kata lain melalui dilihat dari performansi berita. Dalam sejarah penelitian studi tentang berita, seperti dicatat Gunter (1997: 13) memiliki tiga tradisi, antara lain, pertama, objectivity tradition oleh Westerstahl, 1970, 1972. Ke­ dua, international flow tradition (Galtung dan Ruge, 1995; Gerbner dan Marvanyi, 1977). Ketiga, credibility tradition (Carter dan Greenberg, 1965; Edelstein dan Teft, 1974; Arvidson, 1977). Ketiga tradisi masing-masing memiliki klasifikasi ter­ sendiri untuk mengukur obyektifitas, aliran berita inter­ nasional dan kredibilitas berita. Ketiganya memiliki ke­ ­ sama­an konsekuensi dari ketidakterpenuhan dan ketidak­ berimbangan aliran, obyektifitas dan kredibilitas berita, yaitu, bias. Menurut Gunter (1997) terdapat empat kriteria meng­ ukur dan menganalisis bias: 1. Output criteria relating to programme making and presen­ tation format.



Melalui kriteria ini bias dapat dilihat dan diukur dari format dari sebuah program berita maupun pemberita­ an yang dihadirkan kepada khalayak.



2. Eksternal, real world criteria.



Pada kriteria ini, bias dapat diamati melalui realitas yang ada.



3. Professional journalistic criteria.



Keprofesionalan jurnalis bisa menjadi ukuran bagai­ mana bias dan perbedaan bias muncul dalam setiap pem­­beritaan



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 49



4. Audience criteria which rever to viewers subjective reaction and the objectively assessed impact to television and awareness, comprehension and knowledge.



Pada kriteria ini bias dapat dikenali dengan reaksi subyektif pemirsa atau pembaca sehingga dampak menonton atau membaca media oleh audiens dapat dinilai secara menyeluruh.



Hubungan antara media dan audiens merupakan hal yang penting. Bagaimana reaksi audiens dalam menyikapi pemberitaan bisa memberikan indikasi hadirnya bias. Empat kriteria tersebut merupakan adopsi dari model obyek­tifitas Westerhahl (1983) dan dimensi penilaian berita Rosengren (1977). Model ini merupakan framework penelitian Wester­ shahl ketika meneliti obyektifitas public broadcasting di Swedia pada tahun 1983 dalam meliput perang Vietnam (dalam Gunter, 1997: 14). Menurutnya, obyektifitas terdiri dari aspek faktualitas dan imparsialitas. Aspek faktualitas diukur dari truth dan relevance, sementara aspek impartiality diukur dari balance dan neutral. Framework Westerstahl digambarkan dalam Bagan 1.1 Bagan 1.1 Framework Westershahl (1983)



Sumber: Gunter, 1997: 14 dan Mc Quail, 1992:196) 50 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Tambahan satu kriteria informativeness yang ditandai dengan jenis kotak yang berbeda dalam bagan 1.1 meru­ pa­ kan pengembangan dimensi factuality dari Framework Westershahl oleh Asp (1981) (dalam Mc Quail, 1992:196). Apa yang dilakukan oleh Westerhahl dikembangkan lagi oleh Rosengren, dengan cara menggabungkan model Westerhahl dengan model kredibilitas miliknya yang dapat digunakan untuk menilai performansi berita. Sehingga penilaian terhadap bias media dapat diperoleh melalui gabungan model itu (Gunter, 1997 dan McQuail, 1992). Model Rosengren memiliki dua kriteria penilaian, antara lain, cognitive (kualitas) dan evaluative (imparsialitas) (Gunter, 1997: 15 dan McQuail, 1992: 202). Kriteria kognitif terkait dengan truth (kebenaran) dan relevance, sementara kriteria evaluatif terkait dengan neutrality dan balance. Se­ cara lebih jelas dimensi penilaian berita dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 DIMENSION OF NEWS ASSESSEMENT



Criteria For Assessement Cognitive TO BE ASSESSED



PRESENTATION Truth SELECTION



Evaluative Neutrality



Relevance Balance



(Sumber: Gunter, 1997: 15 dan McQuail, 1992: 202)



Pada tahap selanjutnya dimensi penilaian itu diadopsi oleh Gunter dengan cara mengembangkan model analisis bias berita untuk melihat imparsialitas televisi di Inggris. Model analisis bias berita Gunter termaktub dalam Tabel 3.1



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 51



Tabel 3.1 Modes of Analysis of News Bias



Output Criteria



Presentation Selection Truth Neutrality Relevance Information Presentation depth format Readability Checkability



Semantic / discourse bias



Range/ diversity on topic covered



External Criteria



Eyewitness comparison Event records Source perseptions



Frames of meaning (discourse & format analysis) Institusional agendas Divergent audience realities (influentials’ opinion) Normative approaches Use of experts



Profes­ sional Criteria Audience Audience Criteria perceptions of news media, news programmes and news



52 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Balance Content Analysis Source bias



Need democracy Selection criteria News values



content Memory/ compre­ hension (Sumber: Gunter, 1997: 24)



Tabel 3.1 menggambarkan bahwa masing-masing dari keempat kriteria itu memiliki dimensi tersendiri untuk mengukur bias. Untuk tujuan mendapatkan ukuran impar­ sialitas yang akurat dari bias berita di televisi, akan men­jadi ideal dengan mengadopsi sepenuhnya model analisis bias Gunter. Output Criteria memusatkan perhatian pada isi dan bagaimana berita dipresentasikan (Gunter, 1997: 25). Iden­ tifikasi atas isi dan presentasi biasanya melalui bagaimana berita disajikan dalam format tertentu. Sementara untuk meng­identifikasi ketidakberpihakan, identifikasi dapat di­la­ kukan dengan seleksi atas pilihan berita dan sumber berita. Output Criteria memiliki tiga dimensi; dimensi truth, dimensi balance, dan dimensi neutrality. Gunter (1997:24) mengadopsi konsep dimensi truth milik McQuail menjadi empat kategori, antara lain: 1. Information depth diartikan sebagai kedalaman infor­ masi. Kedalaman informasi dapat diukur berdasar ke­ leng­kapan unsur 5 W+1 H. 2. Readability atau keterbacaan diartikan sebagai mengukur faktualitas berita berdasarkan tingkat keterbacaan informasi. 3. Checkability atau adanya sumber dan bukti pendukung fakta yang checkable 4. Range/diversity on topic covered atau kelengkapan/ke­ ragaman topik liputan atas satu isu.



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 53



Sementara kriteria truth dalam berita merupakan bagi­ an dari factuality. McQuail (1992: 197) menyatakan:



Factualness, in the sense of clearly distighuising fact from opinion, interpretation or comment, backing reports by reference to named source, avoiding vagueness and redundancy. Accuracy, a matter of correspondence of report to reality, or to other reliable versions of reality, espisially on matters of fact and quantity (numbers, names, places, attribution, times, etc.) Completeness, or fullness of account, on the assumption that a minimum amount of relevant information is required for understanding



Selanjutnya Balance diartikan sebagai keberimbang­an dalam pemberitaan atau ketidakberpihakan. Westerhahl (dalam Gunter, 1997: 19) menyatakan:



Balance is concerned mainly with an evaluation of news selection, while neutrality focuses on the form and manner of news presentation.



Kriteria Balance dekat dengan keberimbangan peng­ gunaan sumber berita, atau source bias. Source bias diukur dengan berapa banyak ruang yang diberikan oleh media kepada salah satu sumber berita yang dikutip. Keberim­ bangan sumber menjadi hal yang perlu, juga penting dalam penilaian melalui output criteria. Dan dimensi terakhir dari output criteria adalah Neutrality. Neutrality dalam penyajian berita acapkali di­ sebut sebagai ketidakberpihakan dalam sajian berita. Seperti dikatakan Gunter kriteria netral merujuk pada bentuk berita dan bagaimana itu dipresentasikan. Menurut McQuail (1992: 202) netralitas dalam format penyajian diukur berdasarkan empat hal, yaitu, sensa­sio­ nalism, stereotype, juxtaposition, linkage. 54 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Sensasionalism sendiri berarti membuat sensasi dalam pemberitaan dengan tujuan menarik perhatian pembaca. Sensasionalisme diukur dari personalisasi, emosionalisasi, dan dramatisasi isi berita (McQuail, 1992: 233). Menyitir pendapat Prajarto (2010: 96) personalisasi dapat diartikan kehadiran seorang tokoh atau aktor yang menggantikan sebuah kejadian atau peristiwa. Emosionalisme adalah peng­ gunaan emosi atau perasaan berlebihan di dalam berita. Dramatisasi adalah penilaian atau penyimpulan yang ber­ lebihan atas suatu peristiwa. Selanjutnya, Stereotype dapat diartikan sebagai pem­beri­ an atribut kepada orang atau bangsa tertentu yang dapat ditafsirkan positif atau negatif namun tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam bahasa Arab istilah ini lebih sering di­ sebut dengan “ ) »‫ “لقب‬laqab), yang berarti: gelar atau julukan (Munawwir, 1997:1279). Dan yang ketiga, Juxtaposition berarti menyandingkan dua hal yang berbeda untuk menimbulkan efek kontras dengan tujuan menambah kesan dramatis pada berita yang disajikan. Tujuan utama juxtaposition adalah mengubah atau mengeser pemaknaan dua fakta yang sebenarnya ber­beda, menjadi berhubungan secara kontras. Akibatnya terjadi pe­ nyimpulan yang salah. Yang terakhir, Linkages berarti menyandingkan dua fakta yang berbeda dengan maksud untuk memberikan efek asosiatif, sehingga dapat membentuk hubungan sebabakibat. Akibatnya terjadi pengaitan yang tidak relevan. Pen­cermatan terhadap bias dapat dilakukan dengan tiga langkah, antara lain: Pertama : mencari penyebab terjadinya bias dan penyebab terjadinya perbedaan bias.



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 55



Kedua : mengkaitkan temuan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Ketiga : memberi makna temuan data dengan perspek­ tif kritis sistem media dengan perpektif Koloni Komunikasi (Rietzer, 2004: 539) dan perspek­ tif wacana Universal Pragmatics dari Jurgen Habermas (Littlejohn, 2011: 475). Mengenai perspektif ini, fokus kritik Habermas ada­ lah kekuasan di balik sistem, atau dalam hal ini adalah sistem media. Dalam pandangan Habermas adanya sistem merupakan bentuk penjajahan atas kehidupan komuni­kasi masyarakat (Rietzer, 2004: 539). Sistem media juga tidak memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat dalam kehidupan komunikasinya. Bentuk koloni itu menjelma pada media yang pada level mikro secara tegas dinyatakan oleh Altschull (dalam Severin dan Tankard, 2009) bahwa isi berita selalu menunjukkan kepentingan dari orang yang mem­ biayai pers. Bentuk kepentingan itulah yang cenderung me­ lahirkan berita yang bias atau berat sebelah. Dalam contoh kasus dalam buku ini, yaitu bias, bias salah satunya dapat dikenali melalui wacana. Wacana dalam perspektif Habermas (dalam Littlejohn, 2011: 474-475) adalah sebuah argumen sistematik yang membuat bebe­ rapa pertimbangan untuk menunjukkan validitas sebuah klaim. Wacana dimaksud tergantung pada speech act yang sedang dipertahankan. Dalam suatu kondisi bahwa ko­ mu­nikator harus mengatakan kebenaran suatu klaim, ko­ munikator dapat meningkatkan argumennya dengan theoretic discourse. Wacana ini menekankan bukti bahwa klaim yang di­ beritakan itu sahih. Terhadap adanya sanggahan dari pihak penentang, practical discourse atau norma ketepatan dari 56 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



klaim itu menjadi kelanjutan wacana terdahulu. Pada tahap paling tinggi komunikator (media) mengaplikasikan metaetical discourse yang mendasari bukti dari klaim wacana sebelumnya.



Bias Media: Menyoal Profesionalisme Kinerja dalam Jurnalisme Online | 57



BAB IV ANALISIS KOMPARASI BIAS DALAM JURNALISME ONLINE.



Dari apa yang telah dipaparkan dalam bagian terdahulu, berikut saya sajikan contoh analisis bias berita dalam kaitan­ nya dengan contoh kasus pemberitaan TKI di Arab Saudi. Sebagai contoh analisis, saya ambil dari dua media: detikcom dan sabq.org. Analisis berikut mencoba melihat kehadiran bias berita dari beberapa dimensi yang diadopsi dari Bary Gunter dalam bukunya Measuring News on Television. 1. Bias Berita Online Berdasarkan Dimensi Truth. Ada empat ketegori yang dapat digunakan dalam me­ nilik bias berita melalui dimensi truth, yakni: information depth, readability, checkability, dan range/diversity on topic covered. a. Information Depth Kedalaman informasi adalah indikator pertama dalam dimensi truth untuk mengukur apakah dalam berita yang diposting oleh koran online, apakah terjadi bias secara jurnalisme atau tidak. Kedalaman informasi sendiri dapat diukur dari keterpenuhan berita atas satu tingkat di atas formula 5W+1H. Dalam contoh analisis bias ini, penulis me­ milih berita yang pernah penulis teliti yaitu, berita tentang TKI yang diposting oleh detikcom dan sabq.org medio 2011. 58 |



Merujuk pada contoh yang penulis pilih, suatu berita dianggap “tidak bias” jika berita yang disampaikan oleh detikcom dan sabq.org berada satu tingkat di atas formula jurnalistik 5W+1H. Jika informasi yang disampaikan dalam berita hanya memuat formula 5W+ 1H maka diindikasikan hadirnya “bias” pemberitaan. Batasan pengukuran ini mempertimbangkan berita dalam surat kabar elektronik (SKE) yang umumnya lebih pendek dibanding suratkabar konvensional. Berdasar­­kan pe­riodesasi waktu yang saya amati, yakni 1 Maret 2011 hingga 30 Juni 2011, ada 131 pemberitaan yang muncul dari detikcom dan sabq.org mengenai TKI di Arab Saudi. Dari rentang waktu tersebut, ada 131 berita yang diunggah, dan 74 diantaranya mengandung bias. Dalam praktik jurnalisme online, umumnya berita yang masuk dalam desk berita akan secepatnya diposting. Sambil menunggu perkembangan dari peristiwa itu, biasa­ nya dilakukan verifikasi pada sumber berita. Ketika ada informasi baru dalam peristiwa yang sama, informasi ter­ sebut segera diolah menjadi berita dan diupdate, dan begitu seterusnya. Kecepatan menjadi “tuntutan” yang utama dan pertama dalam industri media online sedang kedalaman berada di belakangnya. Sebagai contoh bias dari kategori kedalaman infor­masi adalah berita yang dilaporkan detikcom pada hari Kamis, 23/06/2011 13:08 WIB. Berjudul:



“Pimpinan DPR: Keadilan Raja Saudi Hanya Pepesan Kosong!”.



Jakarta - Wakil Ketua DPR bidang Polkam Priyo Budi Santoso menilai pemerintah Arab Saudi memandang rendah TKW Indonesia. Karena itu diperlukan MoU yang benar-benar mampu menjamin keselamatan TKI di Arab Saudi. Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 59







“Saudi termasuk negara yang parah dalam perlindungan terhadap TKW. Secara umum, Saudi telah memandang rendah dan remeh perempuan-perempuan TKW kita,” keluh Priyo.







Hal ini disampaikan Priyo dalam pesan singkat kepada detikcom, Kamis (23/6/2011).



Priyo menuturkan, harusnya ada kesepakatan antara pe­ merintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi. Kalau tidak, maka kasus TKI yang dilecehkan akan terus terjadi. “Ini membahayakan dan tidak bisa terus dibiarkan. Ke­ adilan raja-raja Saudi ternyata hanya pepesan kosong. Sebentar lagi demam revolusi juga akan melanda kerajaan ini,” tuturnya.



Dalam hal ini Priyo berharap ada perubahan besar di Arab Saudi. Sehingga negara ini tidak terus dikenal sebagai negara yang tidak bersahabat dengan tenaga kerja negara lainnya.”Perlu didorong solidaritas dunia Islam untuk internasionalisasi pengurusan tanah suci Mekkah dan Madinah,” tandasnya.



Jika kita analisis, dalam berita tersebut didapati unsur (where), namun hanya dengan keterangan berupa pesan singkat, tanpa penjelasan media yang digunakan dalam transmisi pesan singkat itu. Item berita ini dengan demiki­ an belum setingkat di atas formula 5 W+1 H yang menjadi ukuran dalam dimensi ini. Dengan kata lain, pernyataan Priyo dikutip melalui pesan singkat yang tentu saja menggunakan media tertentu, namun tidak ada penjelasan media yang digunakan sebagai pengganti tempat kejadian dalam even tersebut. Sebagai komparasi saya berikan contoh berita yang di­ laporkan sabq.org pada tanggal 03-03-2011, pukul 00:24:03 waktu Arab Saudi berjudul:



‫جناة سبعيين وزوجته من “هيجان” خادمة إندونيسية يف بلجرشي‬ 60 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Seorang Warga Berusia 70 Tahunan dan Istrinya Selamat dari “Provokasi” Pembantu Indonesia Di Beljarshy. dengan sub-judul berita:



‫هددهتما بـ”سكني” وأهانت املصحف الشريف بقدميها‬



Pembantu itu mengancamnya dengan “Pisau” dan Meleceh­ kan Al-Qu’ran dengan Kedua Kakinya



‫ ضبطت شرطة بلجرشي يف منطقة‬:‫ سبق – الباحة‬- ‫عبداهلل الربقاوي‬ ‫الباحة خادمة إندونيسية يف العقد الثالث من عمرها بعد تلقي بالغ من‬ ‫ إضافة إىل إهانتها‬،”‫مواطن سبعيين وزوجته يتهماهنا بتهديدمها بـ”سكني‬ .‫املصحف الشريف ودهسه بقدميها‬ ‫وأشار املواطن السبعيين إىل أن اخلادمة ثارت غضباً بعدما طلب منها تاليف‬ ‫ حيث استلت سكيناً وقامت بتهديده وزوجته إضافة‬،‫القصور يف أعماهلا‬ .‫إىل قيامها بدهس املصحف الشريف بقدميها‬ ‫ أنه مت ضبط اخلادمة‬،‫من جانبها أكدت مصادر يف شرطة بلجرشي‬ ‫ فيما أبلغت هيئة التحقيق واالدعاء العام‬،‫وأودعت يف وحدة السجن‬ ‫للتحقيق يف القضية‬



Abdullah Barqawi – sabq – al-Bahah: Kepolisian Beljarshy di Al Baha berhasil menangkap pembantu Indonesia berusia 30 tahun setelah menerima laporan dari seorang warga berusia 70 tahunan dan istrinya yang menuduh pembantunya telah mengancam mereka berdua dengan “pisau”, selain itu pem­ bantu itu melecehkan Al-Quran dan menginjaknya dengan kedua kakinya



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 61







Warga berusia 70 tahunan itu menjelaskan bahwa pembantu­ nya muncul dalam keadaan marah setelah ia memintanya untuk tidak lalai dalam pekerjaannya, pembantu itu meng­ hunus pisau dan mengancamnya dan istrinya, selain itu pem­bantu itu menginjakkan kakinya pada mushaf al-Qur’an.







Karena perlakuannya, sumber kepolisian di Beljarshy menan­ das­kan telah menangkap pembantu itu dan memasukkan­nya ke penjara, seperti yang dilaporkan ke Biro Penyidikan dan Penuntutan untuk menyelidiki kasus tersebut.



Dalam berita yang diunggah sabq.org tidak didapati unsur when atau waktu dalam lead (paragraf pertama) yang umumnya mencantumkan unsur when terjadinya penang­ kapan. Bahkan dalam seluruh isi berita tidak didapati unsur where. Hal ini mengindikasikan bahwa berita ini sebetulnya belum layak posting. Dari kedua contoh berita tersebut se­ cara kualitatif dapat diketahui bahwa perbedaan bias dari sisi kedalaman berita adalah tidak didapati penjelasan dari unsur where dalam berita yang dilaporkan detikcom. sabq.org acapkali tidak mencantumkan unsur when dalam pemberitaannya. Sehingga secara kuantitatif terjadi perbedaan bias yang signifikan. Perbedaan ini dimung­kin­ kan karena faktor kedekatan wartawan pada institusi yang berbeda dari media di mana dia bekerja. Selain itu juga faktor tuntutan industri media online yang mementing­kan kecepatan. b. Readability Readability (keterbacaan) atau kekayaan informasi men­­jadi indikator‎kedua dari penilaian bias berdasarkan dimensi truth. Kekayaan informasi diukur dari ada tidak­



62 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



nya pengulangan topik dalam satu item berita tentang TKI di Arab Saudi oleh detikcom dan sabq.org. Penyebab terjadinya bias dimungkinkan karena bebe­ rapa hal. Pertama, tuntutan teknologi yang mementingkan kecepatan, sehingga dengan informasi yang terbatas dan tuntutan memenuhi space yang tersedia, secara teknis diper­ lakukan pengulangan demi terpenuhinya space. Kedua, terbatasnya jumlah wartawan dalam meliput peristiwa, sehingga ada beberapa fakta yang tidak tercover dalam laporan berita. Ketiga, tingkat penting peristiwa yang berbeda bagi warga di Indonesia dan Arab Saudi. Sebagai contoh adanya bias dari sisi kedalaman berita yang dilaporkan detikcom pada hari Kamis, 30/06/2011 pukul 10:40 WIB berjudul:



“Migrant Care: Sumartini Masih Proses Banding”



Jakarta - Tenaga kerja asal Indonesia, Sumartini, terancam hukuman pancung karena dituduh menggunakan ilmu sihir untuk membunuh anak majikannya yang berumur 17 tahun di Arab Saudi. Direktur eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menyebut, kasus TKW bernama Sumartini binti Manaungi Galisung masih dalam proses banding. Sedianya Sumartini akan dipancung tanggal 3 Juli 2011.



“Kami sudah melakukan kroscek, kasus Sumartini masih dalam proses banding,” kata Anis kepada detikcom, Kamis (30/6/2011).







Menurutnya, pihak KBRI Riyadh juga sudah dihubungi. KBRI juga sudah menunjuk tim kuasa hukum untuk me­ nangani kasus tersebut.







“Saya sudah menghubungi KBRI, katanya mereka sudah menunjuk pengacara,” imbuhnya.







Sumartini dituduh menggunakan ilmu sihir untuk mem­ bunuh anak majikannya yang bernama Tisam (17). Sumar­ tini sekarang mendekam di Penjara Malaaz Arab Saudi.



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 63



Sumartini adalah seorang TKW yang berasal dari Desa Kukin, Kecamatan Moyo Utara, Nusa Tenggara Barat. Ia berangkat ke Arab Saudi melalui PT Duta Sapta Perkasa.



Pengulangan yang tidak menambah pengetahuan pem­ baca nampak pada contoh:



Menurutnya, pihak KBRI Riyadh juga sudah dihubungi. KBRI juga sudah menunjuk tim kuasa hukum untuk menangani kasus tersebut.



Keterangan itu diulangi dengan isi pernyataan sumber berita yang berbunyi:



“Saya sudah menghubungi KBRI, katanya mereka sudah menunjuk pengacara,” imbuhnya



Sedang contoh dari sabq.org adalah berita yang dilapor­ kan pada tanggal 03-03-2011 pukul 00:24:03 waktu setempat berjudul:



»‫خادمة إندونيسية تسحر خمدومتها للفوز بـ”ودها‬



Pembantu Indonesia Menyihir Majikan Wanitanya Untuk Mendapatkan “Simpatinya” dengan sub-judul berbunyi:



‫ُعثر على طالسم وخيوط وشعر خميطة يف ثوهبا‬



Ditemukan Jimat, Benang dan Rambut Yang Dijahit Di Baju­ nya



‫عثرت إحدى نساء أسرة مبدينة الشملي‬: ‫ متابعة‬- ‫ سبق‬- ‫أمحد الرباهيم‬ ‫على قميص داخلي به طالسم سحرية وخيوط وشعر يف حقيبة خادمة‬ 64 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



‫إندونيسية كانت تعمل لدى أسرة وأهنت إجراءات سفرها إىل بالدها بناء‬ ‫على رغبتها؛ فاتصلت األسرة برجال اهليئة الذين باشروا الواقعة واكتشفوا‬ ً ‫ كما كشفوا عم‬،‫أن ما كانت ختبئه اخلادمة عمل سحري‬ ‫ال سحرياً آخر‬ .‫قصدت به اخلادمة ربة املنزل املسنة لكسب ودها‬ ‫وكانت اخلادمة قد قامت خبياطة الطالسم واخليوط يف ثوهبا ووضعته داخل‬ ‫ إال أن املرأة اليت قامت بتفتيش حقيبة اخلادمة؛ خوفاً من أن‬،‫حقيبتها‬ ‫ قد اكتشفت وجود‬،‫تكون قد أخذت أياً من األغراض اخلاصة باألسرة‬ ‫هذه الطالسم؛ فلجأت لرجال اهليئة الشتباهها يف اخلادمة اليت تعمل لدى‬ .‫األسرة منذ أكثر من سنتني‬ ‫ ومتت إحالة‬،‫وقامت اهليئة بالتحفظ على املضبوطات وحترير حمضر بالواقعة‬ ‫اخلادمة برفقة املضبوطات إىل اجلهات األمنية مبركز شرطة الشملي؛ وذلك‬ .‫الستكمال التحقيقات هبيئة التحقيق واالدعاء العام‬



Ahmed Ibrahim – sabq - lanjutan: salah seorang wanita dalam sebuah keluarga di Madinah Utara menemukan pakaian dalam yang terdapat jimat, benang dan rambut di dalam tas seorang pembantu Indonesia yang bekerja untuk keluarga itu dan telah menyelesaikan prosedur perjalanannya ke negaranya sesuai keinginannya. Keluarga itu lalu menghubungi petugaspetugas dari Hai’ah yang menangani insiden dan meng­ung­ kap apa yang disembunyikan pembantu itu berupa perbuatan sihir, sebagaimana mereka telah menyingkap perbuatan sihir lain yang ditujukan untuk menarik “simpati” nyonya rumah yang sudah berusia lanjut







Pelayan itu menjahit jimat dan benang di bajunya dan me­ letakkannya di dalam tasnya, hanya saja wanita yang bertugas Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 65



me­meriksa tas pembantu itu khawatir bahwa pembantu itu telah mengambil sesuatu milik keluarga (majikan) menemu­ kan adanya jimat-jimat ini, lalu dia melaporkan kepada rijal haiah, karena mirip dengan pembantu yang telah bekerja pada keluarga itu sejak lebih dari 2 tahun



Petugas dari Haiah lalu mengamankan atas bukti-bukti dan laporan insiden itu, dan pelimpahan atas PRT dan bukti pada fihak keamanan di markas kepolisian utara; hal itu dilakukan untuk penyidikan yang akan dilakukan oleh penyidik dan penuntut umum.



Jika dianalisis memang tidak didapati perbedaan yang signifikan dalam teknis penulisan berita dari kedua media, khususnya terkait teknik pemenuhan space yang salah satu­ nya dengan cara mengulangi bagian-bagian tertentu. Sementara masyarakat sebagai pembaca lebih diiden­ tifikasi sebagai pasar oleh institusi. Meski masih minim in­ formasi, format berita online memungkinkan untuk tetap merilis berita, tentu saja pola-pola pengulangan infor­masi digunakan untuk memenuhi space yang ada. Dengan ha­ rapan menarik perhatian publik, dan selanjutnya dengan veri­fikasi sumber berita informasi terbaru bisa ditambahkan. Tuntutan updating berita, demi kunjungan pembaca inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk mendapatkan rating yang tinggi, dan bias acapkali tak terhindarkan akan terjadi. c.



Chekability



Chekability menjadi alat ukur ketiga dalam pemberitaan. Chekability diukur berdasarkan adanya penyebutan sumber fakta yang dapat dicek kebenarannya secara langsung oleh pembaca. Hampir semua media online mengutamakan “kece­pat­ an”. Kecepatan updating berita dan tidak adanya deadline 66 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



seperti halnya media cetak menyebabkan verifikasi pada sumber berita tidak dilakukan. Kedua, pemanfaatan sumber berita dari blog-blog yang anonim dan menggunakan nama samaran. Ketiga, faktor etika jurnalisme yang berbeda di Indonesia dan Arab Saudi. Di samping itu pemanfaatan sumber berita dari jur­ nalisme warga juga ikut mempengaruhi ketiadaan kesem­ patan bagi khalayak untuk mengecek kebenaran dari berita yang diposting oleh sabq.org. Sehingga dalam berita tentang TKI didapati bias meskipun dalam tingkat yang rendah, demikian juga dengan detikcom yang dalam aspek ini juga ber­ada dalam bias yang sangat rendah. Sebagai contoh adalah berita yang diposting oleh detik­ com pada hari Selasa, 28/06/2011 pukul 16:06 WIB berjudul:



“Pemerintah Dinilai Lalai Tangani Kasus TKW Ernawati”



Jakarta - Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ernawati yang tewas Februari 2011 lalu menilai pemerintah lamban dalam menindaklanjuti laporan keluarga. Padahal, sebe­ lum Ernawati tewas keluarga sempat mengadukan ke­ luhan itu.



“Pemerintah kurang sigap. Pemerintah harus bertang­ gungjawab atas kematian adik saya. Padahal keluarga sudah buat laporan sebelum adik saya dinyatakan tewas,” kata Yenni Larasati, dalam jumpa pers di Kantor Migrant Care, Jl Pulo Asem Utara 1, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (28/6).







Yenny menuturkan, terhitung tanggal 24, 25, 26 Januari 2011 Ernawati terus berhubungan via telepon dengan Yenni. Dalam pembicaraannya itu Ernawati sempat me­ nge­luhkan sakit yang dideritanya sampai dengan muntah darah.







“Dia juga cerita kalau sering dianiaya pakai selang air,” kata Yenni.



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 67







Komunikasi terakhir dilakukan Ernawati melalui pesan singkat yang dikirim kepada Yenni. Dia mengaku hendak diperkosa oleh anak majikannya. “Itu komunikasi terakhir SMS dengan Ernawati,” ujar Yenni.







Sejak mendapat kabar terakhir, Yenni berupaya melapor­ kan keluhan yang diderita adiknya ke pihak Kementeri­ an Luar Negeri. Namun tidak pernah ada tanggapan dari pihak kementerian.







“Sampai akhirnya tanggal 13 Februari saya dapat telepon dari teman adik saya, Misye, yang kerja satu rumah bilang adik saya sudah meninggal 3 hari lalu dan jenasahnya di rumah sakit,” tuturnya.







Yenni terkejut bukan kepalang mendengar laporan ter­ sebut. Dia langsung melaporkan hal itu ke Kementerian luar Negeri. Namun pihak kementerian saat itu meminta Yenni dan keluarga untuk tidak mempercayai kabar lisan itu.







“Baru keesokan harinya Kementerian Luar Negeri me­ nyampaikan duka cita dan seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali,” ujarnya.







Ernawati merantau ke Arab Saudi sejak tahun 2008 di Kota Hail yang terletak 700 kilometer dari Riyadh. Saat itu warga Dukuh Ngeseng, Desa Karang Rowo, Kecamatan Udaan, Kabupaten kudus itu baru lulus SMA dan berusia 15 tahun.







“Datanya dipalsukan dan dituakan tahun kelahirannya jadi tahun 1985,” tuturnya.







Keluarga berharap pemerintah sigap dalam menindak­ lanjuti tewasnya kematian anak ke 9 dari 11 bersaudara dari pasangan buruh tani Sujono dan Sukaeri.







Ernawati pernah bercerita kepada Yenni bila dia menyebut majikannya bekerja sebagai PSK. “Majikannya itu janda, selama bekerja di sana laki-lakinya selalu gonta-ganti me­ nginap di rumah







Keluarga berharap pemerintah segera memulangkan jasad Ernawati ke tanah air. “Selain itu, pertangungjawab­



68 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



kan laporan saya yang tidak ditindaklanjuti cepat. Ke­ luarga meminta majikan adik saya dihukum yang setimpal, katanya kalu bunuh orang dipancung, ya hu­kuman­­nya harus seperti itu,” kata Yenni. Di tempat sama, Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah me­nyata­kan pe­ merintah untuk tidak lagi mentolerir kasus kematian TKI di Arab Saudi dan Malaysia. «Banyak kasus tapi tidak ada follow up dari pemerintah. Kasus kematian TKI tidak hanya berhenti di pemulangan jenasah dan pembayaran administrasi, tapi proses hukum terhadap pelaku yang menyebabkan kematian para TKI,” tegas Anis.



Dalam berita di atas, Yeni Larasati yang menjadi sumber utama berita, didapati alamat, nomer telefon atau iden­­ titas lain yang dapat dihubungi langsung oleh pem­baca yang ingin melacak sumber berita secara langsung. Demikian berita tentang TKI yang dilaporkan sabq.org di­dominasi oleh sumber berita anonym dan kombinasi antara petugas dan anonym. Berdasar pengamatan saya, sekitar 24% sumber berita yang digunakan oleh sabq.org adalah anonym, ditambah 34 % lagi adalah sumber berita kombinasi antara sumber formal dan anonym. Salah satu contohnya adalah berita yang diposting oleh sabq.org pada tanggal 03-03-2011 pukul 00:24:03 berjudul:



‫“املسحات الطبية” تثبت تعرض “خادمة الشفا” العتداء جنسي‬



"Kain Penyeka” Membuktikan Bahwa “Pembantu Shifa” Mengalami Kekerasan Seksual dengan sub-judul:



‫رغم إصرارها يف التحقيقات بأن زوجة مكفوهلا قامت بتعذهبا‬ Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 69



‫‪Meskipun Tuntutannya dalam Penyelidikan Bahwa‬‬ ‫‪Istri Majikannya Yang Melakukan Kekerasan atas‬‬ ‫‪Dirinya‬‬



‫ ‬



‫فهد العتييب – سبق – الطائف ‪ :‬كشفت املسحات الطبية اجملراة على‬ ‫اخلادمة اإلندونيسية اليت عثر عليها داخل دورة مياه مسجد أبو فراع يف‬ ‫منطقة الشفا يف الطائف البارحة األوىل‪ ،‬وقد جردت من مالبسها متاما‪،‬‬ ‫إضافة حلرق جسدها كامال باملاء الساخن والكي‪ ،‬تعرضها العتداء جنسي‪.‬‬ ‫وفقا ملا كشفته مصادر أمنية لـ “سبق”‪ .‬وقالت املصادر إن «اخلادمة نفت‬ ‫يف التحقيقات تعرضها ألي اعتداء جنسي‪ُ ،‬مصرة على أقواهلا بأن زوجة‬ ‫مكفوهلا اليت تعمل لديها يف جدة بأهنا من قامت بتعذهبا‪.‬‬ ‫وتوقع املصدر أن تكون اخلادمة قد تعرضت الختطاف من قِبل جناة‬ ‫وتركوها وهربوا‪.‬‬ ‫وخاطبت شرطة الطائف اجلوازات ملُقارنة بصمتها حىت يتم من خالهلا التعرف‬ ‫على هويتهاكامل ًة‪ ،‬وحتديد إذا ماكانت نظامية أو من متخلفات العمرة‪،‬كونه‬ ‫عثر عليها جمردة من كافة اإلثباتات الرمسية‪ ،‬وعن طريق معلومات البصمة‬ ‫اليت طبقتها اجلوازات يتم التوصل ملكفوهلا وإثبات صحة أقواهلا من خالل‬ ‫االستجواب األويل الذي مت معها وبانتظار النتائج ملواصلة التحقيق األمين‪.‬‬ ‫وعلمت «سبق” إن الشرطة خاطبت القنصلية اإلندونيسية يف جدة‪ ،‬وأكدوا‬ ‫بأن ليس هلا اسم لديهم وغري ُمسجلة وفقاً لالسم الذي ذكرته اخلادمة‬ ‫جلهات التحقيق‪ ،‬فيما استعني مبرتجم اندونيسي حضر لديها باملستشفى‬ ‫ودخل معها يف حديث استغرق أكثر من ساعة ذكر بأن اخلادمة تُصر‬ ‫‪70 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.‬‬



‫على أن زوجة مكفوهلا هي من عذبتها وأهنا مل ختتلف أقواهلا عن ما ذكرته‬ ‫ بيد انه أنه كان يُشري إىل احتمالية‬،‫جلهات التحقيق األمنية يف بداية األمر‬ ‫كذهبا وأهنا قد ُتفي جرمية وراء ما تعرضت له وأن نتائج املسحات الطبية‬ ‫واليت أكدت تعرضها العتداء جنسي قد تُثبت ذلك يف ظل نفيها أن يكون‬ .‫قد تعرضت لذلك‬ ‫ بدأت اجلمعية الوطنية حلقوق اإلنسان ممثلة بفرع منطقة مكة‬،‫إىل ذلك‬ ،‫املكرمة متابعاهتا لسري التحقيقات يف القضية من أجل التواصل ملعرفة جمرياته‬ ‫كما تابعت عن طريق ُمثلها يف الطائف عادل الثبييت اخلدمة الطبية املُقدمة‬ ‫للخادمة املعنية ومتابعة كافة ما يهمهم يف قضيتها مع اجلهات املختصة‬



Fahd Al-Otaibi – sabq - Taif: Kain penyeka mengungkap dalam uji klinis terhadap pembantu Indonesia yang ditemu­ kan di dalam toilet masjid Abu Farak Shifa di wilayah di Taif kemarin, dalam keadaan telah sepenuhnya dilucuti pakaian­ nya, selain penuh luka bakar siraman air panas dan setrika pada tubuhnya, dia mengalami kekerasan seksual.







Hal ini sesuai yang diungkap sumber keamanan kepada ”sabq”. Sumber tersebut mengatakan bahwa “pem­bantu itu dalam penyelidikan membantah adanya kekerasan seksual, dia ber­sikeras bahwa istri majikan tempat dia bekerja di Jeddah, melakukan kekerasan terhadap dirinya.







Sumber-sumber itu memperkirakan bahwa pembantu itu telah diculik oleh penjahat dan meninggalkannya dan mereka kabur.







Dan kepolisian Taif meneliti Paspor untuk membandingkan data untuk dapat mengetahui identitasnya secara lengkap, dan menentukan apakah sesuai aturan atau dari residu umrah, ia menemukan pembantu itu tanpa semua bukti resmi, dan



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 71



melalui yang ada dalam paspor dapat diketahui majikannya dan didapati bukti-bukti atas ucapannya melalui interogasi awal, menunggu hasil untuk penyelidikan lebih lanjut pihak keamanan.



“sabq” sudah mengetahui bahwa pihak kepolisian mendatangi Konsulat Indonesia di Jeddah, dan menekankan bahwa tidak terdapat namanya dan tidak terdaftar sesuai dengan nama yang disebutkan pembantu itu didepan penyilidik, dengan bantuan penerjemah Indonesia yang hadir bersamanya di rumah sakit dan larut dalam sebuah wawancara yang meng­ habiskan waktu lebih dari satu jam, pembantu tersebut mene­ gaskan bahwa istri majikannya yang melakukan pe­nyiksaan terhadap dirinya dan pengakuannya tidak berbeda dengan apa yang dia kepada penyidik keamanan di awal kasus, hanya saja penerjemah itu mengisyaratkan kemungkinan pe­ ngakuannya itu palsu dan dia mungkin menyembunyikan kejahatan di balik apa yang telah terjadi dan bahwa hasil Medis Wipes, dan bukti penguat adanya kekerasan seksual dapat membuktikan dari sudut pandang bahwa hal itu benar-benar telah terjadi







Selanjutnya, Majelis Nasional Hak Asasi Kemanusiaan per­ wakilan cabang Mekkah al Mukarramah memulai pene­lu­ suran untuk pelaksanaan penyelidikan kasus ini dengan meng­­hubungkan untuk mengetahui prosesnya, dan diikuti oleh perwakilannya di Taif Adil Al Tsabiti, pelayanan medis yang diberikan kepada pembantu tersebut dan tindak lanjut ter­kait hal penting bagi mereka dari kasus pembantu itu dengan pejabat yang berwenang.



Ketiadaan sumber berita yang dapat dicek oleh kha­ layak itu menjadi bukti keterbatasan struktur yang terjadi di Arab Saudi. Alih-alih ketiadaan sumber berita justru men­­jadi komoditas media, sementara tanpa dapat disadari 72 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



khalayak dibatasi struktur sosial dan budaya mereka sen­ diri. Sementara khalayak di Indonesia yang cenderung lebih bebas dalam kebutuhan akan informasi yang cepat, juga terhegemoni oleh ideologi kapitalisme tanpa dapat mereka rasakan, ideologi itu adalah berita. Dari perspektif ideo­logis mengindikasikan bahwa kepentingan ekonomi menga­lah­ kan kepentingan warga yang peduli dan me­rasa perlu untuk melakukan veriviakasi langsung kepada sumber langsung. Meskipun secara teoritis fitur-fitur canggih semacam hyperlink dan kesempatan untuk berinteraksi disediakan se­ perti halnya forum pembaca, namun kenyataannya tidak semua berita menyediakan hyperlink yang menghubung­kan dengan sumber berita. Fasilitas ini hanya menjadi bagian dari motif ekonomi atau dengan kata lain, promosi. d. Range/diversity on topic coverage Keragaman topik liputan menjadi indikator keempat dari dimensi truth. Keragaman liputan atas suatu topik dapat diidentifikasi dari keragaman sumber berita yang di­ buktikan dengan keragaman sumber berita yang dikutip dalam satu topik berita. Bila subjek berita adalah masalah hukum seorang TKI dengan majikannya, maka informasi yang harus dikumpulkan melalui sumber berita adalah TKI yang bersangkutan, majikan, pengadilan, pengacara dari ke­­dua belah pihak yang berkonflik, serta perwakilan dari peme­rintah yang mengurusi TKI, seperti Kementranskers, khusus­nya BNP2TKI, dan DPR yang membawahi bidang terkait. Berbagai kemungkinan dapat menjadi penyebab ter­ jadinya bias, salah satunya faktor teknologi yang belum ter­manfaatkan secara maksimal dalam pengumpulan dan Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 73



pengolahan berita. Selain itu, kendala lain dapat saja muncul dari faktor intern wartawan yang malas dan tidak disiplin untuk menghindari bias dari aspek keragaman liputan. Pada akhirnya hanya kecepatan saja yang diburu oleh pe­ kerja pada media online untuk mengupdate berita se­cara cepat. Praktiknya, seringkali target kecepatan dan target rating membuat kualitas berita dalam hal keragaman sumber men­ jadi kurang maksimal. Salah satu contoh ketidakragaman sumber berita dalam satu topik liputan adalah berita yang dilansir detikcom pada hari Kamis, pukul 23/06/2011 15:02 WIB. Berjudul:



“Pengiriman TKW Harus Dihentikan Total, Jangan Sementara”



Jakarta - Mantan anggota DPR Effendy Choirie (Gus Choi) menilai, pemerintah seharusnya menghentikan total pengiriman TKI ke Arab Saudi. Pemerintah jangan hanya sekadar menghentikan sementara atau moratorium TKI.



“Bukan sekadar moratorium saja, tapi semua harus di­ hentikan. Jadi pengiriman tenaga yang tidak pake skill juga harus dihentikan secara total,” ujar Gus Choi.







Gus Choi mengatakan itu usai jumpa pers seminar nasional bertajuk ‘Menuju Kerangka Hukum Pemberan­ tasan Terorisme yang Komprehensif’ di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2011).







Menurut Gus Choi, umumnya TKI yang dikirim ke Arab Saudi adalah tenaga kerja wanita yang kurang berkualitas. Berbeda dengan TKI yang dikirim ke rumah sakit, pabrikpabrik atau kilang-kilang minyak di Timur Tengah.







“Tapi ini kan TKW. TKW kan rumah tangga ya harus di­ berhentikan total. Baik ke Malaysia, Arab Saudi dan se­ luruh negara Timteng. Karena tidak ada jaminan kese­ lamatan kalau mereka ke sana,” beber Gus Choi.



74 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Karena menghentikan pengiriman, lanjut Gus Choi, pe­ merintah harus mencarikan kerja para TKW tersebut di dalam negeri.







Gus Choi juga menilai, pemerintah gagal dalam me­nye­la­ matkan TKI yang bekerja di luar negeri. Pemerintah harus bertanggungjawab atas kasus-kasus yang menyeret TKI.







“Sebenarnya yang harus mundur Presidennya. Menteri kan membantu Presiden,” kata Gus Choi.







Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan mora­ torium TKI ke Arab Saudi. Penghentian sementara ini mulai efektif per 1 Agustus 2011. Presiden SBY meminta ke­bijakan ini ditaati semua pihak.



Dalam contoh berita di atas sumber berita hanya ter­diri dari satu orang sumber berita, yaitu mantan anggota DPR Effendy Choirie. Dengan demikian tidak didapati keragam­ an dalam hal sumber berita tentang topik penghentian TKW. Semakin minim sumber berita maka sudut pandang yang di­tawarkan berita juga akan minim. Keragaman sumber sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas pem­ be­ ritaan, selain itu sumber tunggal juga menjadi rawan muncul­nya bias. Sama halnya berita yang dilaporkan oleh sabq.org pada tanggal 03-03-2011 pukul 00:24 waktu Arab Saudi dengan judul:



»‫تأجيل النطق حبكم القصاص على خادمة قتلت رضيعاً بـ “سم فئران‬



Penundaan keputusan Hukum Qisash atas Pembantu Pem­ bunuh Seorang Bayi Dengan “Racun Tikus”. dengan sub-judul:



‫السفارة اإلندونيسية حتاول ترتيب مقابلة مع والد مشاري البوشل‬ Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 75



‫‪Kedutaan Besar Indonesia Mencoba Untuk Mengatur Sebuah‬‬ ‫‪Pertemuan dengan Ayah Mishari Bushel‬‬



‫ ‬



‫سبق ‪ -‬الدمام ‪:‬أجلت حمكمة الدمام احلكم على اخلادمة اإلندونيسية اليت‬ ‫شرعت بقتل الطفل مشاري أمحد البوشل البالغ من العمر “أربعة أشهر”‬ ‫بعدما وضعت جرعات من سم الفئران يف رضاعته‪ ،‬إىل بعد عيد األضحى‪،‬‬ ‫وذلك إلكمال بعض أوراق القضية‬ ‫وقال أمحد البوشل والد الطفل املتويف لـ “سبق”‪ :‬راجعت احملكمة يوم‬ ‫السبت املاضي وطلبوا مين بعض األوراق‪ ،‬ومنها وكالة من زوجيت تفوضين‬ ‫باملطالبة حبكم القصاص من العاملة اإلندونيسية‪ ،‬وإكمال بعض األوراق‬ ‫اخلاصة بالقضية‪ ،‬وقد رأت احملكمة تأجيل النطق باحلكم إىل ما بعد عيد‬ ‫األضحى‬ ‫وكانت اخلادمة اعرتفت بتسببها يف مقتل الطفل عندما تعمدت وضع‬ ‫سم فئران داخل رضاعته‪ ،‬فجرى تصديق اعرتافها من قبل احملكمة ومتثيلها‬ ‫اجلرمية مبكان وقوعها‬ ‫وحاولت السفارة اإلندونيسية ترتيب مقابلة مع والد الطفل املتوىف لثنيه‬ ‫عن املطالبة بتنفيذ القصاص على اخلادمة‪ ،‬وهو كما يقول اجلزاء املناسب‬ ‫واملنتظر لفعلتها‪ ،‬إال أنه رفض أي لقاء جيمعه معها‬ ‫‪Sabq -Dammam: Pengadilan Dammam menunda hukum‬‬ ‫­‪atas pembantu Indonesia, yang melakukan pembunuhan se‬‬ ‫‪orang anak Mishari Ahmed bushel yang berusia “empat‬‬ ‫‪bulan” setelah ia meletakkan beberapa dosis racun tikus dalam‬‬ ‫‪menyusui sampai setelah Idul Adha, dalam rangka untuk‬‬ ‫‪menyelesaikan beberapa dokumen kasus.‬‬



‫ ‬



‫‪76 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.‬‬







Ahmed bushel, ayah dari almarhum mengatakan kepada “sabq”: pengadilan pada hari Sabtu lalu melakukan peme­ riksaan dan meminta saya beberapa dokumen, termasuk per­ wakilan dari istri saya untuk menuntut hukum qisash dari TKI itu, dan menyelesaikan beberapa dokumen kasus ini, pengadilan berpendapat, untuk menunda hukuman sampai setelah Idul Adha.







Pembantu itu mengakui sebagai penyebab terbunuhnya anak itu ketika ia sengaja menaruh racun tikus dalam botol susu bayi itu, sesuai dengan pengakuannya di depan pengadilan dan sesuai dengan kejahatannya.







Kedutaan Besar Indonesia mencoba untuk mengatur sebuah pertemuan dengan ayah dari almarhum untuk mencegahnya dari menuntut pelaksanaan qisas atas pembantu itu, yaitu sebagaimana yang dia katakana bahwa hukuman itu yang sesuai dan menjadi buah atas perbuatannya, hanya saja ayah almarhum menolak setiap pertemuan dengannya.



Dalam topik berita di atas hanya didapati sumber be­ rita ayah kandung bayi saja, tidak ada kutipan dari unsur pengadilan Damam sebagai bentuk verifikasi kepada sumber berita. Padahal topik utama berita itu adalah pe­nun­daan keputusan hukuman atas TKW yang diduga mem­­bunuh anak majikannya. 2. Bias Berita Online Berdasarkan Dimensi Balance. a. Source Bias Keberimbangan penggunaan sumber berita dapat di­ gunakan untuk menilai kualitas berita, sekaligus profe­ sionalisme kinerja wartawan. Bagi detikcom, ada indikasi ke­berpihakan pada pemerintah dengan banyaknya sumber berita formal yang dikutip, meskipun hal ini juga bisa Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 77



dipahami dari sudut pandang positif dengan adanya in­ formasi dari pihak pemangku kebijakan terkait TKI. Selanjutnya, apa yang disebut dengan loyalitas kepada warga diterjemahkan dengan keberpihakan, yang dalam pandangan Kovack dan Rosentiel lebih diutamakan di­ban­ ding profesionalisme dalam jurnalisme. Hasilnya adalah “seiris fakta” yang sudah dikonstruksi. Hal ini dapat ber­ dampak pada penilaian sosial atas bangsa tertentu dengan adanya bias dalam tingkat yang tinggi dalam berita tentang TKI di Arab Saudi. Sebagai contoh, berita yang dilaporkan detikcom pada Selasa, 21/06/2011 10:35 WIB berjudul:



“Soal Pemancungan Ruyati, Fraksi Demokrat Salahkan BNP2TKI”



Jakarta - Fraksi Partai Demokrat DPR menilai hukum pancung Ruyati binti Satubi, TKW di Arab Saudi, tak dapat dicegah karena kelalaian Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Badan yang dikepalai Jumhur Hidayat itu tidak serius menjamin keamanan TKI di luar negeri.



“Memang kejadian itu sejak Januari 2010 hampir setahun setengah. Keluarga sudah berusaha maksimal datang ke BNP2TKI meminta bantuan agar Ibu Ruyati dapat di­ beri bantuan hukum,” tutur Sekretaris FPD DPR, Saan Mustopa.







Hal ini disampaikan Saan kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/6/2011).



Namun, menurut Saan, BNP2TKI tidak membantu maksimal sehingga hukuman pancung Ruyati tanpa se­ penge­tahuan keluarga dan pemerintah.



“Tapi jawabannya standar sampai dihukum pancung di­ eksekusi. Jadi keluarga tidak dapat menerima kemajuan bantuan hukum. Ini murni kelalaian BNP2TKI,” terangnya.



78 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Padahal seharusnya, menurut Saan, BNP2TKI bekerja maksimal sehingga kasus pelecehan dan kasus hukum TKI di luar negeri tidak terulang lagi.







“Badan semacam BNP2TKI sensitivitasnya kepada penga­ duan masyarakat kan kurang. Dia sensitif tapi tidak direspon. Itu selalu responnya terlalu lambat dan tidak serius,” jelasnya.







Oleh karena itu, kata Saan, Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat harus dimintai pertanggungjawabannya.” Harus dievaluasi sebagai pertanggungjawabannya,” tandasnya



Berita di atas hanya mengutip pernyataan salah satu pihak yang berseberangan dengan pemerintah (BNP2TKI). Sementara tidak ada pernyataan dari BNP2TKI dalam me­ nanggapi pernyataan salah satu wakil dari parlemen. Demikian halnya berita yang dilaporkan sabq.org pada 03-03-2011 pukul 12:24 waktu setempat berjudul:



‫ سنوات‬3 “ ‫حبس معنفة “خادمة املدينة‬



Penjara 3 Tahun bagi Penganiaya “Pembantu Madinah” dengan sub-judul:



‫أول حكم يف نظام االجتار بالبشر يف اململكة‬



Untuk Pertama Kalinya Hukum Perdagangan Manusia diberlakukan di Kerajaan Arab Saudi



‫ صدرت احملكمة اجلزئية يف املدينة‬:‫ املدينة املنورة‬-‫ سبق‬-‫عبداهلل الربقاوي‬ ‫ حيث قررت‬،‫املنورة اليوم حكمها يف قضية اخلادمة اإلندونيسية املعنفة‬ ‫احلكم بسجن املواطنة املعنفة ملدة ثالث سنوات وفق نظام االجتار بالبشر‬ ً‫ مطالبا‬،‫ واعرتض املدعي العام على احلكم‬،ً‫الذي وقعت عليه اململكة مؤخرا‬ Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 79



‫بتشديد العقوبة‪ ،‬فيما عارض حمامي املواطنة وطالب بتطبيق احلكم الشرعي‬ ‫لكون موكلته ال ينطبق عليها النظام على حد تعبريه‬ ‫وشهدت جلسة اليوم‪ ،‬وهي اجللسة الرابعة اليت نطق فيها احلكم‪ ،‬حضور‬ ‫حماميي الطرفني‪ ،‬اخلادمة‪ ،‬واملواطنة املعنفة‪ ،‬وثالثة مندوبني من السفارة‬ ‫اإلندونيسية وثالثة مرتمجني‬ ‫احملامي أمحد الراشد ‪ -‬حمامي املواطنة ‪ -‬أكد لـ»سبق »اعرتاضه على‬ ‫احلكم‪ ،‬كون ما صدر يعد حكماً قانونياً وليس شرعياً‪ ،‬إضافة إىل أن نظام‬ ‫االجتار بالبشر ال ينطبق على موكلته ‪ -‬على حد تعبريه – وقال‪“ :‬نظام‬ ‫االجتار بالبشر ينطبق على من يتعرضون للتعذيب داخل السجون وليس يف‬ ‫املنازل ‪ ،‬حيث إن اخلادمة كان بإمكاهنا الفرار‪».‬‬ ‫وبي احملامي بأن القاضي اصدر ادىن عقوبة يف نظام االجتار بالبشر لكون‬ ‫ّ‬ ‫املدعى عليها إمرأه واملراه بطبيعتها ضعيفة وهلا استثناءات يف النظام‬ ‫وأوضح الراشد أنه ينتظر استالم صك احلكم من أجل إعداد الئحة‬ ‫اعرتاضية وتقدميها للمحكمة للمطالبة بإصدار حكم شرعي‪ ،‬مشرياً إىل أن‬ ‫القاضي مل يستند إىل أي دالئل‪ ،‬حيث اكتفى بـ”قسم” اخلادمة وبعض‬ ‫التقارير الطبية‪.‬‬ ‫وحول حكم اليوم قال الراشد إنه أول حكم يطبق فيه نظام االجتار بالبشر‬ ‫يف حماكم اململكة مشرياً اىل انه خمتص بقضايا سوء املعاملة وسوء استخدام‬ ‫السلطة من قبل املوظفني‬



‫‪80 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.‬‬



،ً‫ عاما‬15 ‫يشار إىل أن نظام االجتار بالبشر تصل مدة السجن فيه إىل‬ ‫إضافة إىل غرامات مالية تصل مليون لاير سعودي وقد وقعت اململكة على‬ .ً‫النظام مؤخرا‬ ‫يذكر أن قضية اخلادمة اإلندونيسية املعنفة تناولتها وسائل اإلعالم السعودية‬ .‫واإلندونيسية بشكل واسع خالل األشهر املاضية‬



Abdullah Barqawi - sabq - Madinah: Pengadilan Negeri Bagian Madinah hari ini menjatuhkan vonis dalam kasus peng­ aniayaan pembantu Indonesia, dengan memutuskan pen­­ jara selama tiga tahun terhadap seorang warga negara Saudi pelaku penganiayaan, sesuai dengan aturan hukum per­da­ gangan manusia yang baru diberlakukan akhir-akhir ini di Kerajaan Arab Saudi. Jaksa penuntut umum mengajukan banding atas putusan itu dengan menuntut hukuman yang lebih berat, sementara pengacara tervonis keberatan atas vonis itu dan menuntut untuk diberlakukan hukum syariat atas kliennya karena dakwaan itu tidak sesuai dengan apa yang dilakukan oleh kliennya.







Sesi hari ini, yaitu, sidang keempat yang vonis dikeluar­kan pada hari ini, dapat disaksikan kehadiran pengacara dari ke­ dua belah pihak, si pembantu, pelaku penganiayaan, tiga dele­gasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia dan tiga pe­ ner­jemah.







Pengacara Ahmed Rashed – pengacara warga (terdakwa) - menegaskan keberatannya atas vonis itu kepada “sabq” karena vonis yang keluar hanya merupakan aturan dan bukan hukum syariat (positif) di samping itu aturan perdagangan manusia tidak berlaku atas kliennya -seperti yang telah ia katakan - dan mengatakan: “ hukum perdagangan manusia



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 81



itu berlaku bagi orang-orang yang disiksa di dalam pen­ jara, bukan dianiaya di dalam rumah, di mana pembantu itu mampu melarikan diri. “



Pengacara itu menjelaskan bahwa hakim mengeluarkan vonis minimum dalam hukum perdagangan manusia karena ter­ dakwa adalah seorang wanita dan wanita secara tabiat adalah lemah, dan ada beberapa pengecualian hukum bagi mereka dalam sistem hukum itu.







Rashed menjelaskan bahwa dia berharap penangguhan vonis untuk mempersiapkan pengajuan banding dan mengajukan­ nya ke pengadilan dengan tuntutan diberlakukannya hukum syariat (positif), dengan alasan bahwa hakim tidak bersandar pada beberapa bukti, hanya cukup dengan bukti sumpah dari korban dan sebagian laporan medis.







Tentang vonis yang terjadi hari ini Rashed mengatakan bahwa vonis ini adalah pertama kali diterapkannya sistem hukum perdagangan manusia di pengadilan Kerajaan Arab Saudi, dia mencatat bahwa itu (hukum perdagangan manusia) itu hanya berlaku untuk penyalahgunaan dalam hubungan relasi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh petugas.







Perlu dicatat bahwa sistem hukum perdagangan manusia itu hingga mencapai hukuman penjara 15 tahun, serta denda sampai satu juta riyal. Kerajaan Saudi belum lama ini telah menandatangani aturan ini.







Dia mengingatkan bahwa kasus kekerasan atas pembantu Indonesia itu telah di laporkan secara luas oleh media Arab Saudi dan Indonesia selama beberapa bulan terakhir.



Kita bisa melihat pada berita sabq.org di atas, sebe­ lumnya hanya mengutip pernyataan pihak pengacara dari terdakwa, tanpa ada kutipan dari pengacara korban dan pihak pengadilan selaku pihak yang menjatuhkan vonis.



82 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Hampir seluruh isi berita dipenuhi oleh komentar Ahmed Rashed, pengacara terdakwa. Padahal jelas sekali bahwa peristiwa ini mengandung konflik yang tinggi sehingga tipe liputan dua sisi menjadi syarat mutlak dalam kualitas sebuah berita. 2. Bias Berita Online Berdasarkan Dimensi Neutrality a. Personalisasi Dalam hal netralitas, personalisasi bisa menjadi salah satu indikator‎adanya bias. Personalisasi adalah hadirnya aktor tertentu yang mewakili peristiwa dalam pemberita­ an, baik itu perseorangan maupun organisasi. Munculnya personalisasi bisa melalui tokoh yang mewakili suatu pe­ ristiwa. Penyebab terjadinya bias dari kategori ini dimungkin­ kan karena audiens lebih suka dengan berita yang sensa­ sional, dan kemungkinan terkait pula dengan pilihan sumber berita yang dikutip. detikcom umumnya menggunakan sumber berita formal (pemerintah) yang berwenang mengurusi TKI seperti Me­ na­kertrans dan BNP2TKI, atau sumber berita non formal seperti DPR dan sumber berita enterprise seperti kalangan artis. Sementara sabq.org memilih sumber berita, secara mayo­ritas dari kepolisian atau lembaga yang khusus me­ nangani masalah etika, yaitu Hai’ah al Amr bi al Ma’ruf wa al Nahyi an al Munkar, dan sumber berita anonim yang meng­ atasnamakan sebagai warga negara Arab Saudi. Secara ideologis, semua bentuk sumber berita, baik itu dari sumber berita formal, non formal, enterprise, maupun anonim merupakan struktur yang sama dalam sistem media yang cenderung kapitalis dan sistem media yang terbatas. Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 83



Dalam sistem jurnalisme yang lebih bebas seperti di Indonesia, baik pemerintah, TKI, maupun sumber-sumber yang lain bisa menjadi komoditas yang berdaya jual. Kon­ disi ini tidak jauh berbeda dengan di Arab Saudi, meski sistem jurnalisme cenderung tidak bebas, namun dengan swastanisasi media, pemerintah dan sumber lain, termasuk sumber anonim dapat menjadi komoditas. Praktik seperti ini yang menurut Habermas muncul akibat sistem sosial yang tersistemisasi dalam uang. Semua sumber berita adalah komoditas dalam segala bentuknya. Sehingga peran yang berlebihan memunculkan personali­ sasi yang kemudian melahirkan rawan bias dalam level cukup tinggi. Berikut contoh personalisasi pada pemberitaan detikcom pada 23/06/2011, pukul 10:03 WIB



“Menlu Ungkap Zaenab yang Ditolong Gus Dur, Belum Aman dari Pemancungan”







Jakarta - Menlu Marty Natalegawa mengungkapkan suatu fakta terkait nasib TKW bernama Zaenab. Marty me­ ­ nyebut TKW asal Madura, Jawa Timur yang ramai di­sebut diselamatkan mantan Presiden Gus Dur itu, belum pasti lolos dari hukum pancung di Saudi Arabia.







“Tanpa mengecilkan kurun waktu dua pemerintahan ter­ dahulu, perlu dipahami kasus masih berjalan, semata mengalami penundaan,” kata Marty dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (23/6/2011).







Dalam jumpa pers khusus menyikapi hukuman mati atas Ruyati binti Satubi itu, Marty menyampaikan keterang­ an setelah Presiden SBY. Hadir juga dalam jumpa pers itu Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menkum Patrialis Akbar, Menakertrans Muhaimin Iskandar dan Menko Kesra Agung Laksono.



84 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Marty kembali menjelaskan mengenai kasus Zaenab yang dituduh membunuh majikannya di Madinah pada era pemerintahan Gus Dur. “Bukan karena upaya diplomatik tapi karena korban punya anak 1 tahun,” jelasnya.







Jadi, hukuman pancung bagi Zaenab masih mungkin ter­­jadi. Dan penundaan hukuman bukan karena lobi pe­ merintah saat itu. “Status hukum tunggu anak dewasa, sampai akil baligh. Dan nantinya akan ditanyakan apakah akan memaafkan atau tidak. Setelah ditanyakan baru status akan ditentukan,” urai Marty.







Nah, Marty menjamin pemerintah saat ini sudah mela­ku­ kan upaya-upaya agar hukuman bagi Zaenab tidak di­laku­ kan. “Kita selalu antisipasi. Masih ada ruang per­baikan di bawah arahan presiden untuk memastikan,” tuturnya.



Dalam berita tersebut, tampak sekali personalisasi dengan hadirnya Marty Natalegawa sebagai aktor dalam peris­­ tiwa jumpa pers khusus menyikapi hukuman mati Ruyati binti Satubi. Padahal dalam peristiwa itu masih banyak pejabat lain yang dapat dimintai keterangan dan me­ miliki relevansi dengan persoalan TKI, seperti hal­ nya Menkum HAM Patrialis Akbar dan Menakertrans Muhaimin Iskandar. Pernyataan yang isinya menolak keberhasilan peme­ rintah terdahulu dikonstruksi sebagai konflik dan kontro­ versi. Konstruksi berita mempraktikkan tiga level wacana Habermas untuk memperkuat klaim itu. Tiga level wacana yang dimaksud adalah theoretic discourse, practical discourse dan metaetical discourse Praktik theoretic discourse muncul dalam pernyataan Marty:



Marty kembali menjelaskan mengenai kasus Zaenab yang di­tuduh membunuh majikannya di Madinah pada era pe­ me­rintahan Gus Dur. “Bukan karena upaya diplomatik tapi karena korban punya anak 1 tahun,” jelasnya. Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 85



Practical discourse yang lebih mendekati praktik muncul dengan asumsi bahwa lobi Gus Dur tidak mempengaruhi hukum qisash atas Zaenab.



Jadi, hukuman pancung bagi Zaenab masih mungkin terjadi. Dan penundaan hukuman bukan karena lobi pemerintah saat itu. “Status hukum tunggu anak dewasa, sampai akil baligh. Dan nantinya akan ditanyakan apakah akan memaafkan atau tidak. Setelah ditanyakan baru status akan ditentukan,” urai Marty.



Pada level tertinggi metaetical discourse untuk menun­ jukkan upaya yang dilakukan pemerintah sekarang lebih optimal dibanding apa yang telah berhasil dilakukan Presiden Gus Dur muncul dengan wacana:



Nah, Marty menjamin pemerintah saat ini sudah melakukan upaya-upaya agar hukuman bagi Zaenab tidak dilakukan. “Kita selalu antisipasi. Masih ada ruang perbaikan di bawah arahan presiden untuk memastikan,” tuturnya.



Contoh personalisasi yang dilakukan sabq.org adalah berita yang diposting pada 03-03-2011 pukul 12:24 dengan judul:



‫خادمة “تعزم الشياطني” على أعمال سحرية “زرعتها” ألسرة خمدومها‬



Pembantu “Memuja Setan” Dengan Sihir Yang “Ditanam” Nya Ditujukan atas Keluarga Majikannya dengan sub-judul:



‫وضعتها يف غرفة النوم والزوجة هترب إىل بيت أبيها‬



Dia Meletakkannya di Kamar Tidur, dan Istrinya Kabur Ke Rumah Ayahnya



86 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



‫فهد العتييب ‪ -‬سبق ‪ -‬الطائف ‪:‬أقرت خادمة إندونيسية بزرع أعمال‬ ‫سحرية ملخدومها وزوجته وأبنائهما األربعة‪ ،‬أدت إىل هروب الزوجة إىل‬ ‫منزل أبيها‪ ،‬بعد أن كانت “تعزم الشياطني على تلك األعمال هبدف‬ ‫إحلاق الضرر بالزوجة وأبنائها‪.‬‬ ‫وقالت اخلادمة إهنا زرعت األعمال السحرية بشكل ُمكثف‪ ،‬وكان بعضها‬ ‫ُمصصاً للزوجة والبعض اآلخر كان ُمصصاً لألطفال‪.‬‬ ‫وقد عثر الزوج على هذه األعمال أثناء تنقيبه داخل منزله الواقع يف حي‬ ‫القمرية؛ حيث وجد هذه األعمال بغرفة نومه وأسفل املكان الذي تنام فيه‬ ‫زوجته وكذلك داخل غرفة نوم أطفاله‪.‬‬ ‫توجه الزوج بتلك األعمال إىل مركز هيئة األمر باملعروف والنهي‬ ‫وعلى الفور ّ‬ ‫عن املنكر بشهار بالطائف؛ باعتباره املتخصص يف متابعة قضايا السحر‬ ‫والشعوذة‪ ،‬وسلمهم تلك األعمال‬ ‫وقد تأكد املركز أهنا أعمال سحرية؛ حيث جاءت على شكل خيوط‬ ‫ملونة باألبيض واألسود لسحر الصرف والعطف‪ ،‬وكانت بغرفة نوم الزوجة‪،‬‬ ‫وخيوط هبا لفافات على شكل ورق كانت بغرفة األطفال‪ ،‬إضافة إىل قطع‬ ‫من شعر زوجة الكفيل ومشبك حديدي كان ملفوفاً خبيط‪ ،‬كما مت العثور‬ ‫على منديل به أثر للزوجة وقطع من شعرها‪.‬‬ ‫وتوجه أعضاء اهليئة باملركز إىل املنزل‪ ،‬ونقبوا يف البيت حبثاً عن أعمال‬ ‫سحرية أخرى‪ ،‬كما قرؤوا بعض اآليات هبدف فك السحر وإعادة األوضاع‬ ‫إىل ما كانت عليه مسبقاً‪.‬‬ ‫‪Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 87‬‬



‫ واستُجوبت حبضور مرتجم من أبناء‬،‫ومت أخذ اخلادمة إىل مركز اهليئة‬ .‫ ومتت مواجهتها بأعماهلا السحرية اليت زرعتها للعائلة وأقرت هبا‬،‫جلدهتا‬ ‫ وأحال‬،‫وأعد مركز هيئة شهار بالطائف حمضر القبض مرفقاً به املضبوطات‬ ‫ وبعد‬،ً‫ الذي ختضع فيه للتحقيق حاليا‬،‫اخلادمة إىل مركز شرطة الشرقية‬ .‫استكمال إجراءاته ستتم حماكمتها بعد أن ُتال إىل السجن العام‬



‫ وتوعد‬،‫يُذكر أن مركز هيئة شهار قد جنح يف الكشف عن حاالت ُمشاهبة‬ .‫مبُطاردة من ينتهجون أسلوب الشعوذة والدجل وادعاء السحر‬ ‫وقال املسؤولون يف املركز إهنم قادرون على إبطال خمططاهتم الشريرة اليت‬ ‫يرتّكز هدفها يف اإلضرار بالناس واستنزاف أمواهلم عن طريق الكذب واخلداع‬ .‫والغش واإليهام‬



Fahd Al-Otaibi - sabq - Taif: pembantu Indonesia mengakui penanaman sihir untuk majikannya dan istrinya serta ke­ empat anak mereka, yang menyebabkan kaburnya sang istri ke rumah ayahnya, setelah dia meminta “bantuan setan” pada tindakan tersebut dengan tujuan untuk menimpakan bahaya pada istri dan anak majikan.







Pelayan itu berkata bahwa dia menanam kerja sihirs ecara intensif, beberapa di antaranya ditujukankan untuk istri dan beberapa yang lain ditujukankan untuk anak-anak.







Sang suami menemukan benda-benda sihir itu pada saat meng­gali di dalam rumahnya di daerah Qomariyyah, di mana ia menemukan sihir itu di ruangan tidur yang dipakai tidur istrinya, dan demikian juga di dalam kamar tidur anakanak­nya



88 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Sang suami segera pergi ke pusat Komisi Amar Makruf Nahi Munkar di Bashhar Taif dengan mambawa benda sihir itu; sebagai pihak yang berwenag dalam tindak lanjut masalah sihir dan ilmu sihir, dan menyerahkan benda-benda sihir itu kepada mereka.







Markas (kantor pusat Haiah) telah mengkonfirmasi bahwa benda itu sebagai tindakan sihir; di mana dalam bentuk sihir benang hitam diwarnai dengan warna putih untuk sihir ke­ kuasan dan kasih sayang, benda ini berada di kamar tidur sang istri, dan gulungan benang dalam bentuk kertas berada di kamar anak-anak, serta potongan rambut istri majikan dan logam besi dibungkus dengan benang, seperti ditemukan di dalam handuk bekas dipakai oleh istrinya dan potongan rambut­nya.







Anggota Haiah segera menuju ke rumah, dan menggali di dalam rumah untuk mencari pekerjaan sihir lagi, sambil mereka membaca beberapa ayat (al-Qur’an) untuk mematahkan sihir dan mengembalikan keadaan seperti sebelumnya.







Pembantu itu lalu dibawa ke markas Haiah, dan ditanyai dengan menghadirkan penerjemah dari rekan senegaranya. dan sudah diajukan bukti pekerjaan sihir itu kepadanya yang ditanam untuk keluarga itu dan ia telah mengakuinya.







Haiah Pusat Shahar Taif mempersiapkan penangkapan di­ sertai dengan bukti, dan pembantu rumah tangga itu sudah diserahkan ke kantor polisi di bagian Syarqiyah, yang meru­ pa­kan wilayah kekuasan untuk segera dilakukan penye­ lidikan, dan setelah selesainya prosedur akan dituntut setelah ia dimasukkan ke penjara umum.







Markas Haiah Shihar Thaif telah berhasil mendeteksi kasus serupa yang mirip, dan berjanji untuk mengungkap ilmu sihir, dan klaim adanya sihir.



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 89







Para pejabat pusat Haiah menyatakan mereka mampu membalikkan rencana jahat mereka, yang terkonsentrasi pada kerusakan untuk orang dan menguras uang mereka dengan berbohong dan penipuan, penipuan dan ilusi.



Personalisasi dalam berita tersebut muncul dengan tampilnya organisasi yang secara khusus menangani masa­ lah etika di bawah Kementrian Dalam Negeri Arab Saudi; Hai’ah al Amr bi al Ma’ruf wa al Nahyi an al-Munkar. Dalam persoalan konflik seperti tuduhan sihir yang dialamatkan kepada seorang TKI, sabq.org mempraktikkan tiga level wacana Habermas untuk memperkuat klaim itu. Tiga level wacana dimaksud adalah theoretic discourse, practical discourse dan metaetical discourse. Praktik theoretic discourse dapat dilihat pada judul:



‫خادمة “تعزم الشياطني” على أعمال سحرية “زرعتها” ألسرة خمدومها‬



Seorang Pembantu Wanita “Meminta Bantuan Setan” me­ lalui Aktifitas Sihir yang “ditanam”nya Bagi Keluarga Majikannya.



Untuk membuktikan klaimnya itu practical discourse me­nekankan pada praktik wacana. Kutipan praktik wacana dalam berita itu berbunyi:



‫وقد عثر الزوج على هذه األعمال أثناء تنقيبه داخل منزله الواقع يف حي‬ ‫القمرية؛ حيث وجد هذه األعمال بغرفة نومه وأسفل املكان الذي تنام فيه‬ .‫زوجته وكذلك داخل غرفة نوم أطفاله‬



Sang suami (majikan) menemukan benda-benda sihir itu pada saat menggali di dalam rumahnya di daerah Qomariyyah, di mana ia menemukan sihir itu di ruangan tidur yang dipakai



90 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



tidur istrinya, dan demikian juga di dalam kamar tidur anakanaknya. Wacana praktis yang dibangun oleh sabq.org terlihat pada penemuan benda-benda yang biasanya dikaitkan dengan sihir di dalam ruang tidur istri dan anak-anaknya. Pada level yang paling tinggi atau metaetical discourse dipresentasikan dengan konfirmasi dari Hai’ah al Amr bi al Ma’ruf wa al Nahyi an al Munkar yang datang ke TKP untuk memeriksa bukti dan berhasil mematahkan sihir itu. Wacana itu nampak dalam kutipan keterangan dari Haiah:



‫وقد تأكد املركز أهنا أعمال سحرية؛ حيث جاءت على شكل خيوط‬ ،‫ وكانت بغرفة نوم الزوجة‬،‫ملونة باألبيض واألسود لسحر الصرف والعطف‬ ‫ إضافة إىل قطع‬،‫وخيوط هبا لفافات على شكل ورق كانت بغرفة األطفال‬ ‫ كما مت العثور‬،‫من شعر زوجة الكفيل ومشبك حديدي كان ملفوفاً خبيط‬ .‫على منديل به أثر للزوجة وقطع من شعرها‬



Markas (Kantor Pusat Haiah Al-Amr Bi Al Ma’ruf Wa Al Nahyu An Al-Munkari) mengkonfirmasi bahwa benda benda itu adalah untuk aktifitas sihir; terdiri dari benang hitam bercampur warna putih untuk sihir kekuasan dan kasih sayang, yang ditemukan di kamar tidur sang istri majikan. Gulungan benang dalam kertas berada di kamar anak-anak dari majikan, serta potongan rambut istri majikan dan logam besi dibungkus dengan benang ditemukan di dalam handuk bekas yang sudah dipakai oleh istri majikan.



b. Emosionalisme Instrumen kedua dalam mengukur tingkat bias berita dari aspek netralitas adalah emosionalisme. Emosionalisme Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 91



dapat dikatakan sebagai penggunaan emosi atau perasa­ an berlebihan di dalam berita. Penggunaan emosionalisme dalam sajian berita dapat menjadi indikasi adanya bias. Emosionalisme terlihat pada pilihan kata dalam pem­ beritaan detikcom. Salah satunya adalah berita yang dilapor­ kan detikcom pada 04/04/2011 pukul 16:23 WIB berjudul:



“ Kekerasan di Saudi Tak Surut, Moratorium TKI Harus Direalisasikan.







Jakarta - Kasus kekerasan yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, terutama di Arab Saudi, seakan tiada henti. Tak sedikit bahkan kekerasan atau penganiayaan terhadap TKI yang berujung pada kematian.







Kasus terbaru yang menimpa TKI asal Majalengka, Aan Darwati binti Udin Encup (37) yang ditemukan tewas di toilet majikannya di Makkah. Aan diduga terbunuh di toilet dan bagian tubuhnya terdapat memar akibat pukul­ an benda tumpul. Di samping itu, ada juga luka bekas tusukan benda tajam.







Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka mendesak pemerintah RI untuk bersikap lebih tegas dan teliti. Salah satunya dengan melakukan pengawasan intensif terhadap proses penyelidikan kasus kematian Aan di Arab Saudi.







“Saya mendesak agar pemerintah Indonesia memonitor secara intensif penyelidikan kematian Aan Darwati Odin Encup agar kematian TKI benar diungkap penyebabnya dan pelaku dihukum,” ujar Rieke dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (4/4/2011).







Rieke juga mendesak pemerintah terus membela Sumiati, yang majikannya baru saja bebas dari jeratan denda.







“Memperkuat tim bantuan hukum dengan menggunakan pengacara yang mempunyai jalur ke kerajaan dan ke instansi atau kedutaan internasional agar advokasi pena­ nganan kasus menjadi maksimal,” desak anggota Fraksi PDIP ini.



92 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Dengan keberadaan kasus-kasus tersebut, yang paling mendesak untuk dilakukan pemerintah RI adalah mora­ torium dengan Arab Saudi. Rieke mendesak agar morato­ rium ini segera direalisasikan.







“Pemerintah Indonesia harus benar-benar melaksanakan moratorium ke Arab Saudi dengan melakukan penataan mekanisme migrasi kerja dan pemberian sanksi yang tegas bagi pelanggar baik di dalam maupun di luar negeri,” tegas dia.







Menurutnya, penempatan TKI ke Arab Saudi telah me­ langgar pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, karena hingga kini pemerintah RI belum mem­ buat perjanjian bilateral terkait perlindungan TKI.







“Mendesak pemerintah Indonesia segera membuat per­ janjian bilateral terkait perlindungan TKI, khususnya TKI yang bekerja di sektor domestik, karena mereka rentan terhadap kekerasan, penganiyaan, pemerkosaan dan ke­ matian,” desak Rieke.







Ditambahkan dia, isi perjanjian tersebut haruslah memuat standar kelayakan bagi para TKI. Antara lain, standar gaji yang jelas, hari libur satu hari dalam satu minggu, ke­ pemegangan paspor, verifikasi majikan dan job order yang jelas dan transparan agar meminimalisir masalah, penentuan secara jelas berapa lama gaji dipotong dan berapa jumlah potongannya, mekanisme percepatan pena­ nganan kasus melalui joint task force antar dua negara, pengiriman uang melalui bank,



Kata “Tak Surut” yang termuat dalam judul berita me­ rupakan kata lain dari “pasang”. Dengan demikian kata “tak surut” dapat diartikan dengan “terjadi terus-mene­ rus”. “Tak Surut” adalah pilihan kata emosional yang hanya merujuk pada satu atau beberapa kekerasan yang terjadi belakangan ini. Kasus Sumiyati bisa jadi merupakan kasus Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 93



terbesar dan sempat menjadi isu nasional, bahkan sempat pula dilaporkan oleh berbagai media di luar negeri. Perspektif universal pragmatic menyatakan bahwa isi pesan yang mengandung konflik atau kontroversi adalah suatu kondisi dibutuhkannya wacana tertentu untuk mem­ perkuat sebuah klaim. Praktik tiga level wacana Habermas, yaitu, theoretic discourse, practical discourse dan metaetical discourse muncul di dalam berita ini. Theoretic discourse muncul pada penyimpulan keke­ ras­an. Secara emosional detikcom menyebut “seakan tiada henti”. Berikut kutipan beritanya: Kasus kekerasan yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, terutama di Arab Saudi, seakan tiada henti Untuk memperkuat klaim bahwa kekerasan yang hampir terus-menerus terjadi practical discourse dimuncul­ kan dengan bukti ditemukannya sesosok mayat TKI di toilet majikannya.



Kasus terbaru yang menimpa TKI asal Majalengka, Aan Darwati binti Udin Encup (37) yang ditemukan tewas di toilet majikannya di Makkah.



Untuk menguatkan bahwa yang terjadi bukanlah kece­ lakaan, metaetical discourse dimunculkan dengan dugaan pembunuhan oleh majikan disertai bukti-bukti dugaan ter­ jadinya kekerasan. Aan diduga terbunuh di toilet dan bagian tubuhnya terdapat memar akibat pukulan benda tumpul. Di samping itu, ada juga luka bekas tusukan benda tajam. Bila dianalisis, meskipun praktik wacana yang di­ pera­ga­kan oleh detikcom cukup sistematis, namun belum 94 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



‫­‪mampu untuk menggambarkan klaim pertama yang me‬‬ ‫‪nyata­kan bahwa kekerasan tiada henti. Justru kesan yang‬‬ ‫‪muncul adalah sensasionalisme.‬‬ ‫‪Sementara contoh emosionalisme dari sabq. org adalah‬‬ ‫‪berita yang dilaporkan pada pada 03-03-2011 pukul 00:24:03‬‬ ‫‪waktu Arab Saudi berjudul:‬‬



‫وفاة الطفل مشاري البوشل متأثراً جبرعة سم فئران‬ ‫‪Anak Mishari Bushel Meninggal Karena Pengaruh Dosis‬‬ ‫‪Racun Tikus‬‬



‫ ‬



‫‪dengan sub-judul:‬‬



‫والده يتهم اخلادمة بوضع السم يف رضاعة احلليب‬ ‫‪Ayahnya menuduh PRT menaruh racun dalam botol‬‬ ‫‪susunya.‬‬



‫سبق – الدمام ‪ :‬تويف مساء أمس يف مستشفى القوات املسلحة بالرياض‪،‬‬ ‫الطفل مشاري أمحد البوشل (‪ 4‬أشهر) بعد توقف ُ‬ ‫الكلى والكبد والرئتني‪،‬‬ ‫بعد تلقيه جرعة سم فئران‪ ،‬حيث دست خادمة إندينوسية السم له يف‬ ‫رضاعة احلليب وقدمتها له‪ ،‬بعدما اشتد به اجلوع وعجزت عن إجياد أي‬ ‫وسيلة إليقاف بكائه‪ .‬وأبلغ والده على الفور اجلهات األمنية اليت أوقفت‬ ‫اخلادمة‬ ‫وقال أمحد البوشل يف اتصال هاتفي مع« سبق ‪» :‬إن ابنه تويف أمس‬ ‫متأثراً جبرعة السم اهلائلة اليت تلقاها يف رضاعة احلليب‪ ،‬بعد دسها من قبل‬ ‫اخلادمة‪.‬‬ ‫‪Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 95‬‬



‫ ‬



‫وأضاف البوشل‪“ :‬كنت يوم أمس يف احلرم املكي أؤدي فريضة العمرة‬ ‫أنا وزوجيت‪ ،‬وقد تلقيت اتصاالً هاتفياً ِمن إدارة املستشفى ختربين فيه‬ ‫بوفاة ابين مشاري ‪».‬وتابع‪ :‬احلمد هلل على كل شيء‪ ،‬فوفاة ابين قضاء‬ ‫وقدر واختبار من اهلل سبحانه لنا‪ ،‬وال اعرتاض على قضاء اهلل‪ ،‬مشرياً إىل‬ ‫أنه دخل خالل اليومني املاضيني يف غيبوبة تامة‪ ،‬إىل جانب نزيف حاد‬ ‫ومشاكل يف صمامات القلب‪ ،‬وتوقف الكليتني عن العمل وامتالء الرئتني‬ ‫بالسوائل‪ ،‬وكان يعاين صعوبة التنفس ويعطى عالجات مكثفة جداً‪ ،‬مع‬ ‫وضعه على جهاز التنفس الصناعي‪ .‬وبني البوشل أنه سيتم نقله هذا اليوم‬ ‫إىل مدينة املربز مبحافظة األحساء‪ ،‬وسيُصلى عليه عصر اليوم‪ .‬ورفع البوشل‬ ‫بالغ الشكر واالمتنان لألمري سلطان بن عبد العزيز على صدور توجيهاته‬ ‫الكرمية بنقل ابنه “مشاري” وعالجه على نفقة الدولة يف مستشفى امللك‬ ‫فيصل التخصصي بالرياض‪ ،‬الذي ال يُستغرب من القيادة احلكيمة جتاه‬ ‫أبناء هذا الوطن‪.‬‬ ‫وكان ويل العهد نائب رئيس جملس الوزراء وزير الدفاع والطريان األمري‬ ‫سلطان بن عبد العزيز‪ ،‬أمر بنقل الطفل مشاري‪ ،‬من مستشفى امللك فهد‬ ‫التخصصي يف الدمام‪ ،‬إىل مستشفى القوات املسلحة يف الرياض‪ ،‬بعد‬ ‫تعرضه للتسمم‪ ،‬إثر تناوله حليباً خملوطاً بـ “سم فئران»‪ ،‬إضافة إىل أدوية‬ ‫دستها عاملة منزلية يف رضاعته‬ ‫ونقل الطفل مشاري ووالداه‪ ،‬بسيارة إسعاف من مستشفى امللك فهد‬ ‫التخصصي‪ ،‬يرافقه طاقم طيب ومتريضي‪ ،‬إىل مطار القاعدة اجلوية يف‬ ‫الظهران‪ ،‬وأقلتهم طائرة إخالء طيب إىل مدينة الرياض‪ ،‬وذلك ملتابعة حالة‬ ‫‪96 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.‬‬



‫الطفل‪ .‬وأعرب والد الطفل أمحد البوشل‪ ،‬عن شكره لويل العهد على‪:‬‬ ‫“متابعته لوضع ابين‪ ،‬وهذا ليس غريباً على قادتنا‪ ،‬الذين عرفناهم إىل‬ ‫جانب شعبهم يف السراء والضراء”‪ .‬كما شكر املسؤولني يف املستشفى‬ ‫التخصصي‪ ،‬على‪“ :‬متابعة وضع مشاري‪ ،‬وتوفري الرعاية الكاملة له‬ ‫وعاىن مشاري (أربعة أشهر) من “إنزميات يف الكبد”‪ ،‬و “محوضة وسيالن‬ ‫شديدين يف الدم” إضافة إىل “اضطرابات يف القلب”‪ ،‬إثر تناوله حليباً‬ ‫مسمماً قدمته له عاملة منزلية آسيوية‪ ،‬كانت تعمل لدى أسرته منذ أربع‬ ‫سنوات‪ ،‬يف حماولة‪ ،‬على ما يبدو‪ ،‬لقتله‪ ،‬انتقاماً من والديه‪ ،‬ألسباب ما‬ ‫زالت جمهولة‪ ،‬إذ يؤكد والد الطفل أن العاملة كانت تلقى “معاملة حسنة”‬ ‫منه ومن زوجته وأطفاهلما اخلمسة‪ ،‬مضيفاً‪“ :‬مل نتأخر يف تسليمها رواتبها‬ ‫الشهرية طوال سنوات عملها‪.‬‬ ‫كما كنت أعطيها إجازة سنوية‪ ،‬ملدة شهر‪ ،‬تقضيها يف بلدها‪ .‬كما أفردنا‬ ‫هلا جناحاً خاصاً يف منزلنا‪ ،‬الذي انتقلنا إليه أخرياً”‪ .‬وأملح إىل دور لعبته‬ ‫عامالت أخريات يعملن يف منازل أقاربه‪ ،‬إذ كانت خادمته تلتقيهن أثناء‬ ‫زياراهتم ألقارهبم يف حمافظة األحساء‪.‬‬ ‫وذكر البوشل يف تصرحيات سابقة أن “العاملة صنعت خلطة سرية‪ ،‬عرب‬ ‫طحن أدوية تستخدم لتسكني اآلالم‪ ،‬ومزجتها يف سم الفئران‪ ،‬ووضعتها‬ ‫يف الرضاعة‪ ،‬ممزوجة باحلليب االصطناعي‪ ،‬من دون أن تعلم زوجيت هبذا‬ ‫التصرف اإلجرامي‪ ،‬لتفاجأ أن مشاري يقذف احلليب الذي يرضعه مصحوباً‬ ‫بالدم‪ ،‬وتدهورت حالته‪ ،‬حىت نقلناه إىل مستشفى القوات املسلحة يف‬ ‫الظهران‪ ،‬وبعد الفحوصات املخربية تبني أنه تعرض للتسمم‪ ،‬وأكدت تلك‬ ‫‪Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 97‬‬



‫ الفحوصات اليت أجريت له يف مستشفى امللك فهد التخصصي‬،‫النتيجة‬ »‫يف الدمام‬



Sabq-Dammam: Seorang anak bernama Mishari Ahmed Bushel (4 bulan) meninggal kemarin malam di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Riyadh, setelah hati, ginjal dan paruparu berhenti bekerja, karena menelan satu dosis racun tikus, pada saat pembantu Indonesia memasukkan racun dalam botol susu dan diberikan kepadanya, setelah bayi itu merasa sangat kelaparan dan tidak mampu menemukan cara untuk menghentikan tangisannya. Segera saja ayahnya mem­beri­ tahu petugas keamanan yang menangkapnya.







Ahmed Bushel mengatakan dalam wawancara melalui telepon dengan “sabq”: bahwa anaknya meninggal kemarin karena over-dosis racun yang dia terima dalam botol susu, yang telah ditaruh oleh pembantunya.







Bushel menambahkan:” kemarin saya di Masjidil Haram di Mekkah melakukan kewajiban umrah dengan istri saya, saya menerima telepon dari bagian administrasi rumah sakit yang memberitahu saya kematian Mishary anak saya.Bushel meng­ucapkan :Segala puji bagi Allah untuk semua, kematian anak, nasib dan ujian dari Allah untuk kita, tidak keberatan dengan takdir Allah, dia menunjukkan bahwa Mishari masuk (RS) selama dua hari terakhir dalam keadaan koma, dengan perdarahan berat dan bermasalah dengan katup jantung, dan kerja ginjal terhenti, paru-paru penuh dengan cairan, dan mengalami kesulitan bernafas dan diberikan perawatan yang sangat intensif, dengan dan ventilator terpasang.







Bushel menambahkan bahwa hari ini jenazah anaknya akan dibawa ke kota Mubarraz Provinsi Al-Ahsa dan akan di­ sholat­­kan sore ini



98 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.







Bushel memanjatkan syukur dan rasa terima kasih mendalam kepada Pangeran Sultan bin Abdul Aziz memberikan arah­ an berharga dengan memindahkan putranya “Mishari” dan pengobatannya dengan biaya negara di Rumah Sakit Spesialis Raja Faisal di Riyadh, hal tidak aneh yang datang dari pimpinan yang bijaksana kepada rakyat negeri ini.







Putra Mahkota, Wakil Perdana Menteri, Menteri Perta­ han­an dan Penerbangan Pangeran Sultan bin Abdul-Aziz, me­merintahkan pemindahan Mishary, dari Rumah Sakit Spesialis Raja Fahd di Dammam, ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh, setelah Mishari keracunan karena minum susu dicampur dengan “racun tikus,” yang dicam­ pur­­kan dalam obat oleh pembantu rumah tangganya ke dalam botol susu.







Anak Mishari beserta orangtuanya, dievakuasi mengguna­ kan ambulans dari Rumah Sakit Spesialis King Fahd, di­ dampingi oleh staf medis dan keperawatan, ke bandara, pangkalan udara di Dhahran, dan pesawat evakuasi medis dan diterbangkan ke Riyadh, untuk tindakan autopsi. Ayah Mishari, Ahmed Bushel, mengucapkan terimakasih kepada Putra Mahkota atas “tindak lanjut untuk memberikan tempat pada anak saya, dan ini bukan hal aneh bagi para pemimpin kita, orang-orang yang selalu berada di samping rakyat­nya di masa baik dan buruk.” Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pejabat Rumah Sakit Khusus, atas”Tindakan medis ke­ pada Mishari, dengan memberikan perawatan penuh untuk dia.”







Mishari (empat bulan) mengalami “enzim dalam hati,” “dengan tingkat keasaman yang tinggi dan aliran besar dalam darah” ditambah “gangguan hati”, setelah meminum susu beracun yang diberikan oleh pembantu rumah tangganya berkebangsaan Asia, yang telah bekerja bersama keluarganya



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 99



empat tahun lalu, dia tampaknya mencoba untuk membalas dendam orang tuanya, karena alasan yang masih belum diketahui,karenanya ayah Mishari menegaskan bahwa pem­ bantu itu telah menerima “perlakukan baik” darinya, istri, dan kelima anak mereka.



Dia menambahkan: “Saya tidak pernah menunda bayaran bulanan sepanjang tahun dia bekerja .







Seperti saya berikan cuti tahunannya, selama sebulan di ne­ gara­nya. Kami juga memberikan kamar khusus bagi dirinya di rumah terakhir kami. “Dan disinggung mengenai perangai­ nya dengan perangai pembantu lain di sekitar rumahnyadi rumah-rumah sanak keluarganya, seperti saat pembantunya itu berjumpa dengan mereka selama kunjungan mereka ke ke­ luarga mereka di provinsi Al-Ahsa







Sebuah pernyataan Bushel sebelumnya bahwa “pembantunya membuat campuran, rahasia melalui obat-obatan yang digiling berguna untuk meredakan rasa sakit, dan mencampurnya dengan racun tikus, dan memasukkannya ke dalam botol susu, dicampur dengan susu formula, perilaku kriminal ini, tanpa setahu istri saya, hanya hal yang membuat membuat istri saya kaget bahwa Mishari membuang susu yang di­ minum­nya yang tercampur dengan darah, dan kondisinya mem­buruk, sampai kami bawa dia ke Rumah Sakit Militer di Dhahran, setelah tes laboratorium menunjukkan bahwa ia telah diracuni, dan menegaskan bahwa hasil, ia menjalani tes di Rumah Sakit Spesialis Raja Fahd di Dammam.



Tiga level wacana Habermas, yaitu, theoretic discourse, practical discourse dan metaetical digunakan oleh sabq.org dalam berita itu. Theoretic discourse muncul dengan kutipan:



100 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



‫ »إن ابنه تويف أمس‬: ‫وقال أمحد البوشل يف اتصال هاتفي مع« سبق‬ ‫ بعد دسها من قبل‬،‫متأثراً جبرعة السم اهلائلة اليت تلقاها يف رضاعة احلليب‬ .‫اخلادمة‬



Ahmed Bushel mengatakan dalam wawancara melalui telepon dengan “sabq”: bahwa anaknya meninggal kemarin karena dosis racun yang dia terima dalam botol susu, yang telah di­ taruh oleh pembantunya.



Secara teoritik wacana yang dibangun adalah bahwa Mishari meninggal karena racun tikus yang ditaruh dalam botol susunya oleh pembantunya yang berkebangsaan Indo­ nesia Practical discourse atau norma ketepatan dari klaim itu menjadi kelanjutan wacana terdahulu dipraktikkan oleh sabq.org.



‫ إىل جانب نزيف حاد‬،‫أنه دخل خالل اليومني املاضيني يف غيبوبة تامة‬ ‫ وتوقف الكليتني عن العمل وامتالء الرئتني‬،‫ومشاكل يف صمامات القلب‬ ‫ مع‬،ً‫ وكان يعاين صعوبة التنفس ويعطى عالجات مكثفة جدا‬،‫بالسوائل‬ .‫وضعه على جهاز التنفس الصناعي‬



dia menunjukkan bahwa Mishari masuk (RS) selama dua hari terakhir dalam keadaan koma, dengan perdarahan berat dan bermasalah dengan katup jantung, dan kerja ginjal terhenti, paru-paru penuh dengan cairan, dan mengalami kesulitan ber­ nafas dan diberikan perawatan yang sangat intensif, dengan dan ventilator terpasang



Untuk memantapkan klaim tersebut sabq.org mem­prak­ tikkan metaetical discourse :



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 101



‫ عرب‬،‫وذكر البوشل يف تصرحيات سابقة أن “العاملة صنعت خلطة سرية‬ ‫ ووضعتها‬،‫ ومزجتها يف سم الفئران‬،‫طحن أدوية تستخدم لتسكني اآلالم‬ ‫ من دون أن تعلم زوجيت هبذا‬،‫ ممزوجة باحلليب االصطناعي‬،‫يف الرضاعة‬ ً‫ لتفاجأ أن مشاري يقذف احلليب الذي يرضعه مصحوبا‬،‫التصرف اإلجرامي‬ ‫ حىت نقلناه إىل مستشفى القوات املسلحة يف‬،‫ وتدهورت حالته‬،‫بالدم‬ ‫ وأكدت تلك‬،‫ وبعد الفحوصات املخربية تبني أنه تعرض للتسمم‬،‫الظهران‬ ‫ الفحوصات اليت أجريت له يف مستشفى امللك فهد التخصصي‬،‫النتيجة‬ »‫يف الدمام‬



Sebuah pernyataan Bushel sebelumnya bahwa “pembantunya membuat campuran, rahasia melalui obat-obatan yang di­ giling berguna untuk meredakan rasa sakit, dan mencampur­ nya dengan racun tikus, dan memasukkannya ke dalam botol susu, dicampur dengan susu formula, perilaku kriminal ini, tanpa setahu istri saya, hanya hal yang membuat membuat istri saya kaget bahwa Mishari membuang susu yang di­ minumnya yang tercampur dengan darah, dan kondisinya mem­buruk, sampai kami bawa dia ke Rumah Sakit Militer di Dhahran, setelah tes laboratorium menunjukkan bahwa ia telah diracuni, dan menegaskan bahwa hasil, ia menjalani tes di Rumah Sakit Spesialis Raja Fahd di Dammam



Secara sistematis wacana yang dibangun adalah anak Mishari meninggal karena diracun. Bukan karena sakit. Melalui wacana-wacana yang dibangun, dengan me­nun­ jukkan bukti-bukti penguat atas fakta itu, seolah ingin me­ nunjukkan bahwa pelaku pembunuhan adalah pem­bantu­ nya asal Indonesia.



102 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



c. Dramatisasi Dramatisasi menjadi indikator penilaian ketiga dari dimensi netralitas. Dramatisasi diartikan sebagai penyim­ pulan yang berlebihan atas suatu peristiwa. Seringkali kita membaca berita dengan memuncul­kan kesimpulan secara terburu-buru, ditambah lagi dengan diksi yang “wah”, alhasil dramatisasi dibangun dengan tujuan daya tarik. Dramatisasi juga dapat merangsang emosional pembaca. Di Arab Saudi, penyimpulan berlebihan terjadi dalam kasus tuduhan adanya sihir yang tidak dapat di­ buktikan kebenarannya, atau tindakan melarikan diri oleh TKI tanpa disertai alas an yang jelas. Hal semacam ini tentu saja berpotensi menimbulkan bias pemberitaan. Bias dalam dimensi ini memberikan pengertian bahwa media secara kapital cenderung sensasional dan menge­sam­­ pingkan kepentingan publik atas informasi yang ber­imbang. Contoh dramatisasi dalam penyimpulan adalah berita konflik politik pemerintah dan DPR yang diposting oleh detikcom pada Kamis, 23/06/2011 14:19 WIB, berita terse­ but berisi pernyataan bahwa “Tidak Becus Lindungi TKI, Mena­kertrans dan Menlu Harus Dicopot”. Lamongan - Desakan agar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) serta Menteri Luar Negeri dicopot jabatannya juga disuarakan oleh mahasiswa La­ mongan. Kedua menteri itu dianggap tidak becus melin­ dungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.



Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Aktivis Lamong­an (AAL) memulai aksinya dengan mendatangi kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Lamongan. Mereka menyerukan agar pemerintah se­ gera mengurus pemulangan Ruyati, TKI yang dihukum pancung di Arab Saudi.



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 103







Selain membagi-bagikan selebaranberisi tuntutan mereka, puluhan aktivis ini juga menggelar aksi teatrikal meng­ gambarkan nasib TKI yang tidak mendapatkan perlin­ dungan yang layak dari pemerintah.







Korlap aksi AAL, Yanu Maftukin dalam orasinya menya­ takan diplomasi pemerintah Indonesia sangat lemah dan cenderung mengabaikan nasin TKI. “Bagaimana bisa, pemerintah baru mengetahui Ruyati dihukum pancung sehari setelah pelaksanaan hukuman,” tanya Yanu, dalam aksinya, Kamis (23/6/2011).







Menteri Luar Negeri dan Menteri Tenaga Kerja kata Yanu, menjadi titik kritikan sosial masyarakat mengenai perlindungan tenaga kerja di luar negeri. Dia juga mem­ pertanyakan peran kedua menteri tersebut karena terkesan berlarut-larut dalam menangani kasus tenaga kerja.







“Sejak Maret lalu sudah ada informasi kalau ada TKI yang terancam hukuman pancung tapi kenapa hingga hukum­ an itu dilakukan tidak ada penyelesaian sama sekali,” tandas Yanu dalam orasinya.







Untuk itu, lanjut Yanu, pihaknya menuntut agar Presiden SBY tegas terhadap bawahannya yang tidak bisa menye­ lesaikan permasalahan TKI ini. “Ganti saja Menlu, Me­ nakertrans dan juga ketua BNP2TKI bila tidak mampu menyelesaikan permasalahan TKI ini,” tegas Yanu.







Selain menuntut agar kedua menteri yang dianggap ber­ masalah karena tidak becus mengurus TKI itu mundur, AAL juga menuntut agar pemerintah Indonesia menyetop pengiriman TKI ke luar negeri, serta memberi perlin­ dungan kepada TKI yang masih berada di luar negeri.



Penilaian “tidak becus” merupakan kesimpulan yang didramatisir dan berlebihan. Hanya karena kasus-kasus yang marak dibicarakan media, tidak lantas kesimpulan “tidak mampu” disematkan kepada mereka berdua (Mena­ kertrans dan Menlu). Banyak indikator lain yang sebenar­ nya layak dikemukakan sebelum mengambil kesimpulan 104 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



“ketidakbecusan” tersebut. Yang paling terlihat adalah para TKI yang menjadi korban atau bermasalah berangkat ke Arab Saudi sebelum keduanya menjabat. Padahal dari beberapa data menye­ butkan bahwa 80% persoalan TKI merupakan limbah per­ soalan dalam negeri, atau dengan kata lain persoalan se­ belum pemberangkatan. Ditilik dari perpektif kritis, detikcom mempraktikkan tiga level wacana Habermas, yaitu: theoretic discourse, practical discourse dan metaetical discourse dalam keikutsertaan­nya menyalahkan pemerintah atas ketidakmampuan peme­rin­ tah melindungi TKI di luar negeri. Praktik theoretic discourse dinyatakan dengan simpulan “Tidak Becus Lin­dungi TKI, Menakertrans dan Menlu Harus Dicopot”. Untuk memperkuat klaim tersebut practical discourse di­ lakukan dengan cara meliput peristiwa demonstrasi untuk mendukung kesimpulan itu. Sedangkan praktik metaetical discourse adalah dengan mengutip pernyataan Korlap aksi, yang menyatakan:



“Bagaimana bisa, pemerintah baru mengetahui Ruyati dihukum pancung sehari setelah pelaksanaan hukum­ an,” Sejak Maret lalu sudah ada informasi kalau ada TKI yang terancam hukuman pancung, tapi kenapa hingga hukuman itu dilakukan tidak ada penyelesaian sama se­ kali,”



Padahal hukuman pancung itu tidak terkait sama se­ kali dengan pengetahuan pemerintah atau hal lain selain pemaafan dari ahli waris korban. Sedangkan contoh dramatisasi oleh sabq.org adalah berita yang dilaporkan pada tanggal 3-3-2011 pukul 00:24:03 berjudul:



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 105



‫إندونيسية حتاول اهلرب وتسقط من الطابق الثاين حبفر الباطن‬



Wanita Indonesia Mencoba Melarikan Diri Dan Jatuh dari Lantai Dua di Hafr al Batin Dengan sub-judul:



‫تعرضت إلصابات خفيفة ونقلت لقسم الطوارئ‬



Menderita Luka Ringan dan dibawa ke Unit Gawat Darurat



‫تعرضت خادمة من اجلنسية اإلندونيسية‬: ‫ حفرالباطن‬-‫ سبق‬-‫وليد الرتكي‬ ‫إلصابات خفيفة جراء سقوطها من الطابق الثاين يف سكن إيواء اخلادمات‬ ‫على إثر حماولتها اهلرب‬ ‫وأوضح الناطق اإلعالمي املكلف بشرطة املنطقة الشرقية املقدم زياد الرقيطي‬ ‫ يف العقد الثالث من العمر حاولت‬-‫احلديثة القدوم للمملكة‬- ‫أن اخلادمة‬ ‫ إال أهنا سقطت‬،‫اهلرب من سكن إيواء اخلادمات حبفر الباطن صباح أمس‬ ‫ فتم نقلها إىل قسم الطوارئ مبستشفى حفر الباطن لتلقي العالج‬،ً‫أرضا‬



Walid Turki –sabq– Hafr al Batin: pembantu berkewarga­ negaraan Indonesia menderita luka ringan karena lantai dua rumah penginapannya karena usahanya untuk melarikan diri.







Juru bicara khusus media kepolisian wilayah timur Ziad AlRiqaiti menjelaskan bahwa pembantu–yang baru saja datang di Arab Saudi-berusia tiga puluh tahunan itu mencoba melarikan diri dari rumah penampungan pembantu rumah kemarin pagi, tetapi dia jatuh ke tanah, dan dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit Hafr Al Batin untuk perawatan.



Penyimpulan jatuhnya TKW dari lantai dua penam­ pungan TKI dengan kata “melarikan diri” penulis rasa 106 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



mengarah pada dramatisasi untuk tujuan sensasi dalam berita, sebab tidak ada bukti pendukung atas klaim ter­ sebut. Tindakan melarikan diri ini memang menjadi perma­ salahan yang cukup serius bagi warga negara Arab Saudi, khususnya para pengguna jasa TKI. sabq.org melapor­kan bahwa akibat dari tindakan melarikan diri dari tempat kerja, kerugian yang diderita oleh pengguna tenaga kerja men­capai 45 juta riyal atau hampir 1,2 miliar rupiah per­ tahun (sabq.org, 06-12-2011). Belum lagi kerugian waktu dan tenaga yang diderita para pengguna jasa TKI. Alasan itulah yang tampaknya melatar belakangi dramatisasi untuk menarik pembaca. Dari sisi yang berbeda, hadirnya kesimpulan berlebihan ini diambil bisa jadi karena banyaknya TKW yang melarikan diri karena berbagai sebab, antara lain adanya kekerasan yang mereka alami. Data resmi yang dikeluarkan pihak KBRI Arab Saudi dan KBRI Kuwait, jumlah buruh migran yang melarikan diri ke KBRI untuk mencari perlindungan dari tindak keke­ rasan dan perkosaan majikan mencapai sekitar 3.627 orang pertahun (majalah.hidayatullah.com, 10-11-2010). d. Stereotype Stereotype didefinisikan sebagai pemberian sebutan ke­ pada orang atau bangsa tertentu yang dapat ditafsirkan positif maupun negatif. Unsur-unsur berita, bisa melalui kata maupun frasa, yang mengandung kekuatan emosionalisme, secara tak langsung dapat menimbulkan munculnya stereotype. Dalam pemberitaan yang diposting detikcom dan sabq.org didapati adanya stereotype. Penyebabnya bisa jadi memiliki rele­ vansi dengan kategori lain, seperti emosionalisme.



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 107



Selain emosionalisme, bahasa dalam pemberitaan men­ jadi sebab lain terjadinya bias, meski tingkatannya tidak terlalu tinggi. Sebagai contoh munculnya stereotype dalam berita yang dilaporkan detikcom yang berjudul: “Ruyati Dipancung, Priyo Usul Orang Arab Doyan Kawin Kontrak Ditangkap”, yang diposting pada hari Senin, 20/06/2011 17:15 WIB. Stereotype terlihat pada kata bergaris bawah (Orang Arab Doyan Kawin Kontrak). Pemberian label doyan kawin kontrak tentu merupakan salah satu bentuk stereotype (gelar) yang dapat ditafsirkan negatif oleh pembaca dengan berasumsi bahwa Orang Arab itu doyan kawin kontrak. Padahal kata “Arab” itu luas, tidak terbatas di wilayah teri­ torial Arab Saudi saja, bahkan seluruh wilayah TimurTengah yang meliputi sebagian benua Afrika. Sebaliknya contoh stereotype yang terjadi pada laporan berita lebih kepada sebutan. Dalam bahasa Arab stereotype disebut dengan ‫) لقب‬laqab) atau lebih dekat dengan gelar se­ butan yang bisa ditafsirkan dengan positif atau negatif. Di sana seringkali ditemukan sebutan untuk TKI yang bekerja disektor domestik dengan “‫ ”خادمة املدينة‬atau “ ‫“خادمة‬ ‫ “ خادمة املدينة‬.‫ ”الشفا‬yang berarti “Pembantu Kota Madinah”, yang merujuk pada tempat kerja, di Madinah. e. Juxtaposition Juxtaposition didefinisikan sebagai penarikan kesim­ pulan berdasar dua fakta yang berbeda sama sekali. Juxta­ position dapat menjadi indikator terjadinya bias yang bisa disebabkan karena kurangnya akses, sehingga informasi yang didapat sangat terbatas. Sebagai contoh, berita yang diposting oleh detikcom pada hari Kamis, 30/06/2011 15:43 WIB berjudul “Menaker­



108 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



trans dan Menkum HAM Pastikan Sumartini Tak Akan Dipancung”.



























Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Menkum HAM Patrialis Akbar memastikan TKW Sumartini di Arab Saudi tidak akan dipancung pada 3 Juli mendatang. Berita pemancungan itu tidak dibuktikan dengan data yang konkret. “3 Juli tidak ada pemancungan,” ujar Muhaimin usai menghadiri acara pelantikan Letjen Pramono Edhie men­ jadi KSAD di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Kamis (30/6/2011). Muhaimin mengatakan, saat ini proses banding pada Sumartini masih terus dilakukan. Kementerian Luar Negeri juga telah mengirimkan surat ke Arab Saudi. “Saat ini telah didampingi dan ini akan mendapat per­ hatian yang serius dari Kemenlu,” imbuh Muhaimin. Tidak adanya pemancungan pada Sumartini diamini oleh Menkum HAM Patrialis Akbar. Politisi PAN ini sudah mengecek jika TKW asal NTB itu tidak akan dipancung. “Sepengetahuan saya tidak ada. Saya sudah mengecek,” ujar Menkum HAM dalam kesempatan yang sama. Patrialis mengaku, sudah bertemu dengan Kedubes Arab Saudi di Indonesia. Dia mendapatkan jaminan bahwa tidak akan ada pemancungan TKI dalam waktu dekat. Sumartini, terancam hukuman pancung karena dituduh menggunakan ilmu sihir untuk membunuh anak majikan­ nya yang berumur 17 tahun di Arab Saudi. Direktur ekse­ kutif Migrant Care Anis Hidayah menyebut, kasus TKW bernama Sumartini binti Manaungi Galisung itu masih dalam proses banding. Sedianya Sumartini akan di­pan­ cung tanggal 3 Juli 2011. “Kami sudah melakukan kroscek, kasus Sumartini masih dalam proses banding,” kata Anis kepada detikcom, hari ini.



Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 109



Penyejajaran fakta Menteri Tenaga Kerja dan Trans­ migrasi Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Menkum HAM Patrialis Akbar bahwa TKW Sumartini di Arab Saudi tidak akan dipancung pada 3 Juli mendatang dapat dikatakan sebagai bentuk juxtaposition, atau penarikan kesimpulan ber­ dasarkan dua fakta yang berbeda. Bila dianalisis, fakta berisi pernyataan dua pejabat tinggi negara ini sepintas tidak ada persoalan, namun jika diperhatikan ada penarikan kesimpulan bahwa Sumartini tidak akan dipancung adalah sesuatu yang tidak netral. Dua fakta berbeda itu berasal dari pernyataan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang berbunyi:



“3 Juli tidak ada pemancungan,” ujar Muhaimin usai meng­ hadiri acara pelantikan Letjen Pramono Edhie menjadi KSAD di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Kamis (30/6/2011).



dan pernyataan Menkum HAM berbunyi:



“Sepengetahuan saya tidak ada. Saya sudah mengecek,” ujar Menkum HAM dalam kesempatan yang sama. Patrialis mengaku, sudah bertemu dengan Kedubes Arab Saudi di Indonesia. Dia mendapatkan jaminan bahwa tidak akan ada pemancungan TKI dalam waktu dekat.



Padahal kedua pejabat dalam negeri tersebut tidak me­ miliki otoritas untuk memastikan bahwa TKW Sumartini tidak akan dipancung, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak me­miliki otoritas untuk memastikan. Seperti diketahui, yang dapat memastikan ada tidaknya eksekusi adalah juru bicara resmi pemerintah Arab Saudi yang mewakili ahli waris dari korban pembunuhan yang menjadikan TKW Sumartini men­jadi terdakwa. Karena menurut hukum yang berlaku di Arab Saudi, ahli warislah yang berhak menentukan ada tidaknya qisash 110 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



‫‪(hukuman setimpal; jika korban mati terbunuh, pelaku‬‬ ‫‪dibalas dengan pembunuhan), atau harus diganti dengan‬‬ ‫‪diyat (tebusan) seperti yang terjadi dalam kasus Darsem.‬‬ ‫‪Contoh dari sabq.org adalah berita yang diposting pada‬‬ ‫‪tanggal 03-03-2011 pukul 12:24 berjudul:‬‬



‫إندونيسية تتهم كفيلها اخلمسيين باغتصاهبا وتطالب مبعاقبته شرعاً‬ ‫‪Seorang Wanita Indonesia Menuduh Majikannya Yang‬‬ ‫‪Ber­­usia 50an Memperkosanya dan Menuntut Majikannya‬‬ ‫‪dengan Hukum Yang Berlaku‬‬



‫ ‬



‫‪dengan sub-judul:‬‬



‫خالف مادي يكشف العالقة بني برماوي ومتخلفة ويقودمها إىل السجن‬ ‫‪Perselisihan materi menyingkap hubungan antara Warga‬‬ ‫­‪Negara Birma dan Wanita Ilegal dan menggiring mereka ber‬‬ ‫‪dua ke penjara‬‬



‫فهد املنجومي – سبق – مكة املكرمة ‪:‬حالت دائرة العرض واألخالق هبيئة‬ ‫التحقيق واالدعاء العام يف مكة املكرمة مسناً سعودياً “‪ 58‬عاماً” إىل‬ ‫التوقيف املوحد حبي العزيزية حىت االنتهاء من التحقيق معه وإصدار تقرير‬ ‫الكشف الطيب على خادمته اليت ادعت أنه قام باغتصاهبا‪.‬‬ ‫وتشري املعلومات اليت حصلت عليها« سبق »إىل أن خادمة إندونيسية‬ ‫“‪ 23‬عاماً” مقيمة‪ ،‬وتعمل لدى أسرة كفيلها‪ ،‬حضرت إىل مركز شرطة‬ ‫املعابدة وهي تشكو من قيام رب األسرة باغتصاهبا وفعل فاحشة الزنا هبا‬ ‫أثناء خروج الزوجة واألبناء يف نزهة خارج مكة‪ ،‬وتريد معاقبته شرعاً‪.‬‬ ‫وأنكر رب األسرة ادعاء اخلادمة؛ فجرت إحالة ملف القضية إىل هيئة‬ ‫‪Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 111‬‬



‫ ‬



‫التحقيق واالدعاء العام حبكم االختصاص‪ ،‬اليت طلبت إحالة اخلادمة‬ ‫املغتصبة إىل مستشفى النساء والوالدة واألطفال للكشف عليها وإصدار‬ ‫تقرير طيب يثبت عملية االغتصاب من عدمها‪.‬‬ ‫وال تزال اجملين عليها باملستشفى؛ حيث لوحظ على جسدها آثار عنف‬ ‫وضرب إثر املقاومة قبل االغتصاب‪ ,‬كما أن املتهم ينتظر بالتوقيف حىت‬ ‫إثبات القضية أو تربئته‪.‬‬ ‫من جانب آخر ألقت الدوريات األمنية بالعاصمة املقدسة وفرق البحث‬ ‫والتحري اجلنائي القبض على شاب برماوي اجلنسية “‪27‬عاماً”؛ لتقدم‬ ‫متخلفة إندونيسية “‪ 31‬عاماً” بشكوى ضده تتهمه باغتصاهبا‪.‬‬ ‫وبعد إلقاء القبض عليه والتحقيق معه أكد أنه يعمل يف حمل بيع أجهزة‬ ‫جواالت‪ ،‬وقد حضرت املتخلفة إليه وتعرفا على بعضهما بعضا‪ ،‬واتفقا‬ ‫على املقابلة وممارسة اجلنس مبقابل مادي ‪ 100‬لاير‪ ،‬وعندما مت اللقاء بينهما‬ ‫مل جيد اجلاين سوى مبلغ ‪ 10‬رياالت يف حمفظته‪ ،‬وقد وعدها بدفع املبلغ‬ ‫يف املقابلة الثانية‪ ،‬لكنها غضبت وقدمت الشكوى إىل مركز شرطة جياد‬ ‫مدعية االغتصاب‪ .‬عندها مت إيداعهما السجن وإحالة ملف القضية إىل‬ ‫هيئة التحقيق واالدعاء العام “دائرة العرض واألخالق” حبكم االختصاص‬ ‫يف انتظار عقاهبما الشرعي‪.‬‬ ‫‪Fahd Al-Manjoma -sabq- Mekkah: Komisi Kehormatan dan‬‬ ‫‪Etika pada organisasi Investigasi dan Penuntutan di Makkah‬‬ ‫‪menangkap seorang laki-laki Saudi “58 tahun” untuk ditahan‬‬ ‫­‪di distrik Azizia sampai selesainya investigasi dan menerbit‬‬ ‫­‪kan laporan tentang pemeriksaan medis pembantunya meng‬‬ ‫‪klaim bahwa ia telah memperkosanya.‬‬



‫ ‬



‫‪112 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.‬‬







Menurut informasi yang didapat oleh “ sabq “ seorang pelayan Indonesia “23 tahun” adalah seorang warga resmi (TKI legal), bekerja di keluarga majikannya, dia datang ke Kantor Polisi Al-Maabidah. Dia melaporkan bahwa kepala keluarga (majikan) memperkosanya dan melakukan perzinahan dengan­ nya selama istri keluar dan anak berpiknik di luar Mekkah, dan dia menuntut agar majikannya dihukum secara agama.







Kepala keluarga membantah klaim pembantu; dia membawa kasus ini ke petugas penyidikan dan penuntutan berdasarkan hukum khusus, dia meminta penangguhan untuk membawa pembantu yang diperkosa itu ke rumah sakit wanita dan anak dan menerbitkan laporan medis membuktikan perkosaan atau tidak.







Korban masih di rumah sakit, di mana bisa dilihat bekas kekerasan di tubuhnya dan luka akibat perlawanan sebelum pemerkosaan. sementara terdakwa ditahan sampai tuduhan itu terbukti atau dia dibebaskan.







Di sisi lain patroli keamanan Kota Suci dan tim pencarian dan investigasi kriminal menangkap seorang pria kebangsaan Birma “27 tahun”; karena laporan seorang wanita tanpa dokumen resmi berkebangsaan Indonesia “31 tahun” yang menuduhnya telah memperkosa wanita itu.







Setelah penangkapan dan investigasi atas dirinyanya, ia menegaskan bahwa ia bekerja di toko peralatan handphone, wanita tanpa dokumen perjalanan resmi itu mendatanginya, lalu keduanya berkenalan, dan setuju untuk bertemu dan ber­ main seks dengan dibayar 100.riyal Pada saat pertemuan itu terjadi pelaku tidak mendapati uang di dompetnya selain 10 riyal di dompetnya, padahal dia telah berjanji untuk mem­bayar jumlah tersebut pada saat pertemuan kedua, tapi wanita itu marah dan meloporkannya ke kantor polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Pada saat ini keduanya dimasukkan ke dalam penjara dan membawa kasus ini ke Biro Investigasi dan Pe­ Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 113



nuntutan di bawah Komisi Kehormatan dan Etika dengan hokum khusus sambil menunggu keputusan hokum yang ber­ laku. Dengan menyandingkan fakta; seorang TKW resmi yang mendakwa majikannya dengan tindakan pemerko­ sa­an, dan fakta dakwaan perkosaan TKW tanpa dokumen resmi yang menuduh teman laki-lakinya berkebangsaan Birma (Myanmar). Dua fakta ini dikonstruksi dengan cara menyejajarkan­ nya dengan tindakan prostitusi yang dilakukan seorang wanita berkebangsaan Indonesia yang tidak memiliki do­ kumen resmi untuk tinggal di Arab Saudi. Penyandingan atau penyejajaran ini memiliki efek asosiatif dengan tujuan membuat pembaca memiliki asumsi bahwa TKW suka menuduh dan mengada-ada, bahkan asumsi bahwa TKW melakukan praktek prostitusi di Tanah Suci juga dapat muncul akibat penyejajaran dua fakta itu. Perspektif koloni komunikasi memandang bahwa ke­ kuatan di balik sistem jurnalisme yang ada menghendaki adanya bias. Sesuai dengan kepentingannya. Baik berita se­ bagai komoditas ataupun propaganda politik untuk me­ lang­gengkan kekuasaan. Perspektif kritis ini juga memandang bahwa berita se­ bagai komoditas. Khalayak adalah pasar dalam koloni sistem komunikasi yang ada dalam masyarakat Indonesia dan Arab Saudi. Dengan sistem jurnalisme yang cenderung meng­ ikuti pasar dan praktik dibatasi oleh struktur, bias adalah suatu yang niscaya terjadi. Linkage Indikator terakhir atau keenam dari aspek performansi berita adalah linkages. Linkages didefinisikan sebagai pe­ f.



114 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



narikan kesimpulan berdasar dua fakta yang tidak relevan. Keterbatasan informasi kemungkinan menjadi penyebab pengambilan kesimpulan yang tidak relevan. Di sisi lain ada tuntutan untuk updating berita yang tanpa mengenal dead­ line. Sebagai contoh adalah berita yang dilaporkan detikcom pada hari Selasa, 21/06/2011 06:26 WIB berjudul: “MPR Minta Pemerintah Tinjau Ulang Sistem Rekruitmen TKI ke Arab Saudi”.



Jakarta - Kasus Ruyati, WNI yang dipancung Pemerin­ tah Arab Saudi menambah panjang daftar suram Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Pemerintah diminta meng­ hentikan sementara pengiriman TKI ke Arab Saudi, sampai sistem dan rekruitmen TKI dievaluasi secara benar.







“Hentikan sementara (moratorium) dulu pengiriman TKW ke Saudi, sambil meninjau ulang sekaligus memper­ baiki semua hal terkait sistem, pola, dan teknis pengiriman TKW sejak dari tanah air,” kata Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaefuddin kepada detikcom, Senin (20/6/2011).







Lukman tidak ingin kasus Ruyati menjadi momok bagi TKI Indonesia. Pemerintah tak boleh diam saja terhadap kasus ini.







“Pemerintah RI harus dengan keras menindak setiap pe­ nyimpangan yang terjadi di Indonesia dan bersikap tegas kepada Pemerintah Saudi,” imbuhnya.







Persoalan TKI kembali mencuat setelah Ruyati binti Satubi dihukum qisas pancung atas tuduhan pembunuhan ter­ hadap ibu majikannya yang bernama Khairiyah Hamid yang berusia 64 tahun dengan pisau jagal dan kemudian dilanjutkan dengan menusuk leher korban dengan pisau dapur.







Motif pembunuhan adalah karena rasa kesal akibat sering dimarahi oleh ibu majikannya karena gaji yang tidak di­ bayarkan selama 3 bulan (sebesar total SR 2.400) dan tidak mau memulangkannya meskipun sering diminta. Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 115







Kasus pembunuhan ini telah ditangani oleh kepolisian sektor Al Mansur Makkah Al Mukkarramah dan pena­ nganannya sejak awal kejadian tergolong cepat mengingat beratnya kasus dan bukti-bukti yang kuat yang ditemukan di tempat kejadian perkara.







Persidangan Ruyati binti Satubi telah dilaksanakan se­ banyak dua kali yakni tanggal 3 Mei dan 10 Mei 2010. Selama persidangan, Ruyati didampingi oleh dua orang penerjemah Mahkamah berkebangsaan Indonesia dan Arab Saudi, dan juga dihadiri oleh dua orang staf dari KJRI Jeddah. Demikian halnya juga dalam proses investi­ gasi oleh Badan Investigasi Makkah dan reka ulang (re­ konstruksi) di tempat kejadian perkara, Ruyati selalu didampingi oleh penerjemah dan staf KJRI Jeddah.







Menurut ketentuan hukum di Arab Saudi, eksekusi hukum­an mati bisa dibatalkan jika keluarga korban me­ maafkan pelaku pembunuhan. Akan tetapi, dalam kasus Ruyati, keluarga korban tidak bersedia memaafkan dan eksekusi mati akhirnya tetap dijalankan.



Fakta berisi pernyataan Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaefuddin berbunyi:



“Hentikan sementara (moratorium) dulu pengiriman TKW ke Saudi, sambil meninjau ulang sekaligus memperbaiki semua hal terkait sistem, pola, dan teknis pengiriman TKW sejak dari tanah air,” kata Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaefuddin kepada detikcom, Senin (20/6/2011).



disejajarkan dengan kasus mencuatnya kasus TKI dan peristiwa tuduhan dan teknis pembunuhan seperti kutipan di bawah ini:



Persoalan TKI kembali mencuat setelah Ruyati binti Satubi dihukum qisas pancung atas tuduhan pembunuhan terha­ dap ibu majikannya yang bernama Khairiyah Hamid yang berusia 64 tahun dengan pisau jagal dan kemudian dilanjut­ kan dengan menusuk leher korban dengan pisau dapur.



116 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Adalah tidak relevan sama sekali, bagaimana sistem, pola, dan teknis pengiriman TKW sejak dari tanah air di­ san­dingkan dengan fakta hukum qisash dan tuduhan dan teknis pembunuhan yang terjadi di Arab Saudi. Sementara contoh linkage pada berita tentang TKI di Arab Saudi yang dilaporkan sabq.org pada tanggal 3-3-2011 pukul 00:24:03 waktu setempat adalah berita berjudul:



‫إندونيسيا تعتقل شخصني زورا وثائق سفر “خادمة املدينة” املعنفة‬



Indonesia Tangkap 2 Orang Pembuat Dokumen Perjalanan Palsu “Khadimah Al Madinah” Yang Dianiaya Dengan sub-judul:



‫والدها سيصل إىل السعودية قريباً إلعادهتا إىل بالدها‬



Ayahnya Akan Segera Tiba di Arab Saudi Untuk Membawa­ nya Kembali Ke Negaranya.



‫ اعتقلت الشرطة اإلندونيسية يف جاكرتا‬: ‫ جدة‬- ‫ سبق‬- ‫خالد علي‬ « ‫ الشهرية بـ‬،‫شخصني متهمني بتزوير وثائق سفر اخلادمة سوميايت صوالن‬ « .‫خادمة املدينة‬ ‫وكشف اجلنرال آجونج صابر سانتوسو مدير الشرطة الوطنية للجرائم العامة‬ ‫ وذلك‬،‫أن اخلادمة املعنفة سوميايت مت إضافة مخسة أعوام لعمرها احلقيقي‬ ‫ حيث إن القوانني متنع إرسال اخلادمات‬،‫إلرساهلا إىل السعودية للعمل‬ 23 ‫ مؤكداً أن ما يذكر يف وسائل اإلعالم من أن عمرها‬،‫القاصرات للعمل‬ .‫ غري صحيح على اإلطالق‬،ً‫عاما‬ ،‫ وبدأت التحقيقات معهما‬،‫وذكر سانتوسو أن الشخصني قيد االعتقال‬ Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 117



،1987 ‫ يناير‬2 ‫ وذكروا فيها أهنا من مواليد‬،‫حيث إهنما زورا أوراقها الرمسية‬ ‫ أي أنه حني مت إرساهلا إىل‬،1992 ‫ أغسطس‬12 ‫بينما هي من مواليد‬ .‫ عاماً بعدة أشهر‬18 ‫السعودية للعمل كان عمرها أقل من‬ ‫وحالتها‬،% 90 ‫وأشار إىل أن التقارير الطبية األخرية تؤكد تعايف اخلادمة بنحو‬ ‫ موضحاً أن والدها سيغادر‬،‫الصحية مستقرة وجتد الرعاية واالهتمام الطيب‬ ‫خالل األيام القليلة املقبلة إىل السعودية لالطمئنان على ابنته وإعادهتا إىل‬ ‫بالدها‬



Khaled Ali - sabq- Jeddah: Kepolisian Indonesia di Jakarta telah menangkap dua orang yang diduga memalsukan dokumen perjalanan pembantu Sumiyati Salan, dikenal sebagai “kha­ dimah al madinah,”







Diungkapkan oleh Jendral Agung Sabar Santoso, Direktur Kepolisian Negara Pidana Umum bahwa usia pembantu korban kekerasan, Sumiyati dituakan lima tahun dari usia sebenarnya, pada saat dikirim ke Arab Saudi untuk bekerja, karena hukum melarang mengirim para pembantu di bawah umur untuk bekerja, dia menekankan bahwa apa yang di­ sebutkan di media bahwa usianya 23 tahun adalah tidak benar sama sekali.







Menurut Santoso, bahwa 2 orang itu telah ditahan, dan mulai dilakukan penyelidikan atas mereka. Mereka memalsukan surat-surat resmi, dan menyatakan ia lahir 2 Januari 1987, sementara dia lahir 12 Agustus 1992,yaitu ketika ia dikirim ke Arab Saudi untuk bekerja dia kurang dari 18 tahun bebe­ rapa bulan.







Santoso mengkonfirmasi bahwa laporan terbaru medis me­ nun­jukkan pemulihan dari pembantu itu sebesar %90, kon­ disinya stabil dan mendapatkan perawatan dan perhatian dari



118 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



pihak medis, dia menjelaskan bahwa ayahnya akan pergi ke Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan untuk menjenguk putrinya dan membawanya kembali ke negaranya Penyandingan fakta berupa keterangan dari satu sumber berita itu berbunyi:



،‫ وبدأت التحقيقات معهما‬،‫وذكر سانتوسو أن الشخصني قيد االعتقال‬ ،1987 ‫ يناير‬2 ‫ وذكروا فيها أهنا من مواليد‬،‫حيث إهنما زورا أوراقها الرمسية‬ ‫ أي أنه حني مت إرساهلا إىل‬،1992 ‫ أغسطس‬12 ‫بينما هي من مواليد‬ .‫ عاماً بعدة أشهر‬18 ‫السعودية للعمل كان عمرها أقل من‬



Menurut Santoso, bahwa 2 orang itu telah ditahan, dan mulai dilakukan penyidikan atas mereka. Mereka memalsukan surat-surat resmi, dan menyatakan bahwa ia(Sumiati) lahir 2 Januari 1987, sementara dia lahir 12 Agustus 1992, ketika ia dikirim ke Arab Saudi untuk bekerja dia kurang dari 18 tahun beberapa bulan. dengan fakta:



‫وحالتها‬،% 90 ‫وأشار إىل أن التقارير الطبية األخرية تؤكد تعايف اخلادمة بنحو‬ ‫ موضحاً أن والدها سيغادر‬،‫الصحية مستقرة وجتد الرعاية واالهتمام الطيب‬ ‫خالل األيام القليلة املقبلة إىل السعودية لالطمئنان على ابنته وإعادهتا إىل‬ ‫بالدها‬



Santoso mengkonfirmasi bahwa laporan terbaru medis me­ nun­jukkan pemulihan dari pembantu itu sebesar %90, kon­ disinya stabil dan mendapatkan perawatan dan perhatian dari pihak medis, dia menjelaskan bahwa ayahnya akan pergi ke Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan untuk menjenguk putrinya dan membawanya kembali ke negaranya Analisis Komparasi Bias Dalam Jurnalisme Online. | 119



Dari dua perbandingan fakta di atas terlihat adanya bentuk linkage, atau penyimpulan yang tidak relevan. Keterangan penangkapan, penyidikan, dan keterangan terdakwa disandingkan dengan kondisi terbaru korban dan diakhiri kesimpulan bahwa putrinya akan dibawa kembali ke Indonesia adalah tidak relevan. Sebab topik berita adalah penangkapan dua orang yang diduga membuat dokumen palsu atas TKW korban kekerasan bernama Sumiyati Salan. Pemberitaan menyangkut TKI dikemas menjadi komo­ ditas yang menarik, sehingga menarik pembaca maupun calon pembaca untuk “klik”, entah berita dibaca tuntas atau tidak, yang jelas kunjungan ke portal telah masuk hitungan jumlah pengunjung. Selanjutnya, jumlah kunjungan mampu dikomoditaskan kembali untuk menarik pengiklan.



120 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



BAB V PENUTUP: ANTARA BERITA, BIAS, DAN PERBEDAAN BIAS



Penulis ingin mengawali catatan penutup ini dengan per­ nyataan dari Davenport (2010: 32) bahwa berita tentang konflik seperti kekerasan dan kriminalitas rawan terjadi­ nya bias berita. Menurutnya bias itu terjadi karena tiga hal, antara lain: Pertama, organizational capacity to identify event, seperti jumlah wartawan peliput peristiwa konflik. Jumlah warta­ wan yang sedikit cenderung tidak dapat mengcover semua peristiwa yang terjadi. Kedua, intrinsic news characteristics, seperti jumlah pe­ laku dan tingkat penting peristiwa. Jumlah pelaku yang banyak cenderung menimbulkan terjadinya bias dibanding pelaku yang sedikit. Di samping itu tingkat penting peris­ tiwa juga memberi pengaruh. Terlebih jika peristiwa itu me­­libatkan dua negara. Ketiga, spatial distance, kedekatan (afiliasi) wartawan pada institusi peliput peristiwa konflik. Menjadi hal wajar ter­jadinya kecenderungan pada institusi dan khalayak di mana media itu berada. Dari tiga hal di atas, dapat ditarik simpulan bahwa konteks memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam konstruksi berita, sekaligus rawan bias. Terlebih lagi dengan adanya “tuntutan” rating. Jumlah pengunjung dan pembaca



| 121



inilah yang bisa didaya jualkan, dikomoditaskan sebagai daya tarik bagi pemasang iklan. Seperti yang dikatakan oleh Fenton (2010) bahwa ling­ kungan ekonomi, sosial, politik, dan teknologi memiliki peran dalam pengkonstruksian berita, hal ini juga berhu­ bungan dengan konsep kebenaran, keberimbangan, juga netralitas jurnalis maupun institusi media, maka dalam hubungannya dengan TKI, bias, dan perbedaan bias dapat di­rujuk atas tiga faktor tersebut. Ekonomi Konteks ekonomi dinilai memiliki hubungan dengan berita yang dihasilkan. Bukan sekadar pemberian infor­ masi kepada publik, namun logika industri turut bermain di dalamnya, bagaimana pilihan judul dapat didaya fungsi­ kan sebagai komoditas. Dengan hadirnya jaringan internet, dan munculnya jurnalisme online mengakibatkan adanya beberapa perubahan perubahan, terutama dalam hal polapola pemberitaan. Pasar online menjadi salah satu faktor­ nya. Industri media menuntut sajian berita yang cepat. Dalih tuntutan industri dan persaingan yang ketat cenderung menghasilkan berita yang bias, dan hanya memberikan in­ for­masi sesuai dengan selera khalayak pasar. Dalam hal ini, pasar dapat diidentifikasi sebagai publik maupun pema­ sang iklan. Pada akhirnya, pelayanan pada pasar diwujudkan me­lalui berita yang cenderung pada satu format tertentu (hardnews) saja. Terfokus pada what yang sensasional, tidak dalam, tidak kaya informasi, tidak checkable, dan untuk me­ menuhi space yang masih tersisa tak jarang didapati peng­ ulangan berita. Perbedaan bias akan muncul pada media yang mela­ yani kepentingan pemerintah dan publik secara bersamaan. 122 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Acap­ kali penyimpulan yang berlebihan dan cenderung sen­sa­sional lagi emosional dan bahkan tidak relevan men­ jadi pilihan yang praktis. Sosial-Politik detikcom lahir di tengah kegembiraan politik. Runtuh­ nya rezim orde baru membawa angin segar bagi kebebas­ an bermedia di Indonesia. Masyarakat dapat dengan bebas men­dirikan media cetak tanpa harus mengurus SIUPP. Pada media online hampir tidak ada batasan dari pemerintah. Masyarakat dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam ruang publik maya. Begitupula dengan sabq.com yang lahir dengan situasi tidak jauh berbeda dengan Indonesia pada masa Orde Baru. Arab Saudi sampai saat ini masih di bawah ke­ kuasan monarki dari dinasti Sa’ud yang berkuasa sejak 1932. Kontrol yang ketat atas media akan memberikan per­ bedaan pada sistem jurnalisme yang meliputi praktik pe­ ngumpulan-pengolahan-penyiaran. Lingkungan sosial-po­ litik melahirkan praktik jurnalisme yang berbeda, dan cen­­derung melahirkan tingkat bias yang berbeda pula. Se­­ tidaknya perbedaan ini terlihat dari sisi konten berita. detikcom jelas lebih kompleks dalam informasi, karena ada­ nya kebebasan berpendapat dan bermedia, sedang sabq.org dan media di Arab Saudi pada umumnya dicirikan dengan konten yang terbatas, hal ini disebabkan adanya kontrol yang ketat dari pemerintah. Akibatnya, kedalaman berita dan keragaman sumber berita yang diliput dalam satu topik akan sangat terbatas. Teknologi Salah satu bentuk dari hasil perkembangan dari ke­ma­ juan teknologi komunikasi adalah internet. Di Indonesia Penutup: Antara Berita, Bias, dan Perbedaan Bias | 123



pemanfaatan teknologi komunikasi dengan akses internet lebih bebas dan mudah dibanding di Arab Saudi. Pembuat­ an situs berita dengan demikian bukan perkara yang sulit. Regulasinyapun lebih banyak menguntungkan pemilik di­ banding pembacanya. Demikian halnya di Arab Saudi. Pemanfaatan teknologi pada masyarakat Arab Saudi hampir tidak terjadi perbe­ da­an. Perbedaannya adalah adanya kontrol ketat dari pe­­ me­rintah Arab Saudi terhadap pemegang gadget dan akun elektronik lain dengan berbagai regulasi. Sensor akan dilakukan pada situs yang dianggap membahayakan peme­ rintah dan melanggar etika. Bahkan pemerintah Arab Saudi rela membiayai proteksi ini dengan pembelian softwaresoftware khusus untuk memproteksi data dari hacker-hacker dalam sistem informasinya . Secara regulasi terjadi pembatasan dalam pengguna­an internet di Arab Saudi. Utamanya pada hal-hal yang me­ nyangkut pemerintah dan hukum agama Islam (syariah) yang mereka anut. Situs-situs yang dianggap berbahaya akan disensor. Akibatnya banyak bloger kritis di Arab Saudi merahasiakan identitas di blog mereka karena takut sensor. Blog-blog yang demikian ini acapkali digunakan sebagai sumber berita. Output dari kebijakan seperti itu adalah konten yang terbatas dan sumber berita yang tidak checkabel. Sementara regulasi yang berlaku di Indonesia masih belum sepenuhnya tuntas. Seperti dikutip Siregar (2011) hanya mengena pada pengguna. Kode etik media siber yang ditandatangani 3 Februari 2012 lalu juga memberikan celah dan peluang kepada media untuk berkilah dan memberi­ kan alasan tertentu untuk tetap memposting berita yang belum diverifikasi.



124 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Eksistensi suratkabar elekrtonik (SKE) sebagai pro­ dusen berita online dan alat kontrol sosial adalah nyata. Dengan bantuan teknologi terbaru tugas sebagai media informasi dan alat kontrol sosial setidaknya dapat dilakukan dengan lebih baik. Di sisi lain, terjadinya bias dan tingkat perbedaan bias dalam pemberitaan tentang TKI oleh detik­ com dan sabq.org membuktikan bahwa fungsi-fungsi media belum dilaksanakan dengan maksimal. Khususnya fungsi informasi. Format online yang hanya mengejar rating diduga menjadi salah satu penyebabnya, selain faktor ideologis.



Penutup: Antara Berita, Bias, dan Perbedaan Bias | 125



126 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Daftar Pustaka



Abdulla, A., Rasya. Michel. B. Salwen. Bruce Garrison, Paul D. Driscol. D. Casey. 2005. ”Online News Credibility” dalam Michel B. Salwen, Bruce Garrison and Paul D. Driscol. (eds.). Online News and the Public. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Abrar, Ana Nadhya. 2003. Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Lesfi -------------------------- 2005. Penulisan Berita Edisi Kedua. Yogya­ karta: Universitas Atmajaya -------------------------- 2011. Analisis Pers Teori dan Praktek. Yogya­­karta: Cahaya Atma Pustaka Baran, J., Stanley. 2011. Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan Budaya. Jakarta: Salemba Humanika Davenport, Christian 2010. Media Bias, Perspective, and State Repression. Cambridge: Cambridge University Press Dja’far, H. Assegaf. 1983. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia Fenton, Natalie. 2010. ”Drowning or Waving? New Media, Journalism and Democracy” dalam Natalie Fenton (ed.) New Media, Old News. London: Sage Publication Flew, Terry. 2004. New Media An Introduction 2nd Edition. Victoria: Oxford University Press. Garrison, Bruce. 2005. ”Online Newspaper” dalam Michel B. Salwen, Bruce Garrison and Paul D. Driscol. (eds.). Online News and the Public. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. | 127



Gunter, Barry. 1997. Measuring News on Television. Luton U.K: University Of Luton Press -------------------------- 2003. News and The Net. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers Hallin, C., Daniel and Paolo Mancini. 2004. Comparing Media Systems. Cambridge: Cambridge University Press Hall, Jim. 2001. Online Journalism: A Critical Primer. Virginia: Pluto Press Hargreaves, Ian. 2005. Journalism: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press. Kovach, Bill dan Tom Rosenstiel. 2006. Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: Yayasan Pantau Littlejohn, W., Stephen dan Karen Foss. 2011. Teori Komunikasi Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Humanika McKane, Ana. 2006. News Writing. London: Sage Publiction McNair, Brian. 2005. ”What Is Journalism” dalam Hugo de Burgh (ed.) Making Journalists. London: Rouledge McQuail, Denis 1992. Media Performance: Mass Communcations and The Public Interest. London: Sage Publication -------------------------- 1994. Teori Komunikasi Massa Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Munawwir, W, A. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap Edisi Kedua. Surabaya: Pustaka Progresif. Pavlik, V. John. 1996. New Media Technology Curtural and Commercial Perspektives. U.S.A: Allin and Bacon -------------------------- 2001. Journalism and New Media. New York : Columbia University Press Prajarto, Nunung. 2010. Analisis Isi Metode Penelitian Komu­ nikasi. Yogyakarta: Fisipol UGM -------------------------- 2010. Metode Penelitian Survei. Yogya­ karta: Fisipol UGM Quinn, Stephen and Stephen Lamble. 2008. Online New­ sgathering Research and Reporting for Journalism. Oxford: Focal Press



128 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Rahayu, Devi. 2008. ”Tindakan Perdagangan Perempuan dalam Proses Pengiriman Buruh Migran di Madura” dalam Siti Hariti Sastriani (ed.). Women In Public Sector. Yogyakarta : PSW UGM dan Tiara Wacana Rich, Carole. 2010. Writing and Reporting News: A Coaching Method, 6th Edition. Boston : Wadsworth, Cengage Learning Rietzer, George. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Rogers, Everett. 1986. Communication Tecnology the New Media and Society. London : Collier Macmillan Publishers Rugh, William. A. 2004. The Arab Press: News Media and Political Process in The Arab World, Revised 2nd, Syracuse, NY: Syracuse University Press. Sakr, Naomi. 2005 ”The Changing Dynamics Of Arab Journalism” dalam Making Journalist. Hugo De Burgh (ed.). New York: Routledge Severin, J. Werner. Jr dan James W. Tankard,. 2009. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Lima. Jakarta: Prenada Media. Siebert, Fred S. 1986. Empat Teori Pers. Jakarta: Penerbit Intermasa. Siregar, Ashadi. 1998. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media Massa. Yogyakarta: Kanisius. Ward, Mike. 2002. Journalism Online. Oxford: Focal Press Makalah, Laporan Penelitian, dan Jurnal: International Organization for Migration (IOM). 2010. Migrasi Tenaga Kerja dari Indonesia. Laporan Penelitian. Jakarta: IOM Indonesia. Prajarto, Nunung. Dkk. 2006. Komparasi Liputan Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, Bernas Jogja, Radar Jogja, Kompas dan Merapi Tahun 2006 terhadap Kegiatan di Kabupaten Sleman. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fisipol UGM



Daftar Pustaka | 129 Pendahuluan



Iqbal Prakasa, Muhammad dan Kun Budiharta. The New Age Media. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasiornal Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, 30 Oktober 2019 Rivolta, Mario, Stefano. 2011. Strategic Manuevering and Media Bias in Political News Magazine Opinion Article. Disertasi. Graduate School for Humanities M.A. Philoshopy Discourse and Argumentation Studies. Amsterdam: Universiteit Van Amsterdam Siregar, Ashadi. 2006. Orientasi Profesi Jurnalisme. Makalah disampaikan dalam Seminar 10 Tahun SOLO POS 11 Agustus 2007 -------------------------- 2006. Tanggung Jawab Pers. Bahan Untuk Bengkel Kerja Wartawan Gresik menuju Jurnalistik yang Profesional dan Bertanggungjawab, 4 November 2006 -------------------------- 2011. Media Baru dalam Perspektif Hukum dan Etika. 2011. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Media Baru: Telaah Dari Perspektif Politik dan Sosiokultural, Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM. Yusuf, Muhamad Fahrudin dan Mukti Ali. 2018. Komparasi Berita tentang TKI di Arab Saudi dalam Detikcom dan Sabq. org. Jurnal Communicatus UIN Sunan Gunungdjati Bandung



130 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Glosarium



Asinkronitas: kemampuan mengirim dan menerima pesan pada waktu tertentu yang tepat kepada individu; ban­ding­ kan dengan pengiriman pesan pada media massa. Audiens: khalayak media meliputi penonton, pendengar, ataupun pembaca. Audio visual: media yang dapat ditangkap melalui alat dengar dan ditangkap dengan pandangan mata Authoritarian: bentuk pemerintahan yang otoriter atau menggunakan kekuasaan tanpa memandang kebebasan individu warga negara. Bias: isi berita yang meskipun disusun berdasar fakta namun secara sengaja atau tidak sengaja terpengaruh oleh nilainilai dan kepentingan institusi dan pekerja media, atau isi berita yang tidak mengandung unsur benar (akurat), relevan (fokus berita terkait dengan dimensi lain), netral (tidak me­ mihak), dan seimbang breaking news: laporan berita terkini yang biasanya disisip­ kan di sela-sela program acara tertentu citizen journalism: disebut juga jurnalisme warga kegiata­an yang meliputi pengumpulan, pelaporan dan analisis atas suatu peristiwa oleh masyarakat.



| 131



Citra diri: gambaran diri seseorang berdasarkan pen­dapat­ nya sendiri Citra sosial: gambaran diri berdasarkan pendapat orang lain dan masyarakatnya code of conduct: pedoman etika perusahaan (dalam hal ini media) meliputi sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komit­ men, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan bagi individu dalam menjalankan bisnis dan aktifitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders code of practice: panduan untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan, pelaporan dan lain-lain dalam sebuah pe­ rusahaan media. Demassifikasi: istilah untuk menyebut khalayak khusus yang dapat dikenali; bandingkan dengan khalayak media massa Faktualitas: kebenaran dan relevansi berita dengan kenya­ taan Feature: bagian dari softnews yang terfokus pada orang dan tempat tertentu, atau cerita yang mempengaruhi kehidup­ an pembaca Feed back: disebut juga umpan balik adalah tanggapan dari audiens kepada media; komunikan kepada komunikator Hard news: cerita yang bersifat tepat waktu tentang peristiwa atau konflik yang baru saja terjadi atau akan terjadi, seperti kejahatan, kebakaran, pertemuan, demonstrasi, pidato dan kesaksian dalam kasus-kasus di pengadilan HiperTex Markup Language (HTML): sebuah bahasa markah yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah penjelajah 132 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



web Internet dan pemformatan hiperteks sederhana yang ditulis dalam berkas format ASCII agar dapat menghasilkan tampilan wujud yang terintegerasi Hak jawab: hak bagi seseorang yang diberitakan untuk me­ nyanggah memberitaan yang merugikan dirinya Hits: ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs Home page: halaman muka dari suatu situs web (web site), atau lokasi dari situs web di mana dokumen web dapat di­ akses. Hypermedia: media yang tidak hanya memuat teks saja, namun juga foto, audio dan video dan grafis komputer yang berhubungan dengan topik tertentu. Ideologi: sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa (Machiavelli). Bagi pemikir ekonomi politik media ideologi adalah isi berita. Imparsialitas: persamaan atau ketidakberfihakan dalam peliputan sebuah peristiwa. Interaktifitas: kemampuan yang dapat memberikan kesem­ patan kepada khalayak untuk melakukan feed back secara langsung. Jurnalisme Konvensional: jurnalisme cetak Jurnalisme Online: pengumpulan, pemilahan, dan peng­ olah­ an fakta, untuk diproduksi menjadi berita digital ber­ dasarkan konteks (selection dan presentation) khusus, mengacu kepada teknik jurnalisme beserta etikanya, dan dipublikasikan (posting), dan dapat diakses melalui koneksi internet dengan ciri memberikan kebebasan kepada audiens untuk mengendalikan informasi



Glosarium | 133



Kode etik: segala bentuk aturan tertulis yang secara siste­ matik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada, dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat di­ fungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang darinya. Kontroversial: bersifat menimbulkan perdebatan Koverasi: liputan peristiwa Laqab: istilah dalam bahasa arab untuk menyebut gelar, ju­ lukan atau sebutan Mainstream: arus utama, dapat diartikan biasa atau umum. media mainstream: media massa dengan otoritas dan me­ miliki organisasi yang jelas, terukur, dan dapat diper­ tanggung jawabkan. karena memiliki badan hukum dan lembaga pers yang jelas dan terbuka metaetical discourse: klaim yang mendasari bukti dari wacana sebelumnya (practical discourse) Newsroom: istilah umum bagi perusahaan media massa; ruangan luas untuk mengolah, memproduksi, menyiarkan berita dan hal lain yang terkait, seperti rapat redaksi. Off the record: permintaan dari sumber berita untuk me­ rahasiakan informasi. One-sided coverage: liputan yang hanya menampilkan satu fihak yang diwawancarai page view: tingkat keseringan halaman yang dilihat atau di­ baca oleh pengunjung suatu situs patronisasi politik: suatu dipensasi dari suatu keberhasil­ an politik berasal dari seorang patron (seseorang yang me­



134 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



ngontrol dispensasi) kepada rekannya. Sebagai gantinya, rekanan tersebut akan memberikan suatu penghargaan yang sama atau senilai, seperti contohnya memilih partai patron atau menyumbang sejumlah uang ataupun sejumlah pekerja untuk diperkerjakan dalam kampanye pemilihan umum Piramida terbalik: norma ketepatan dari klaim itu menjadi kelanjutan wacana terdahulu (theoretic discourse) practical discourse: norma ketepatan dari suatu klaim yang menjadi kelanjutan wacana terdahulu (theoretic discourse) qisash: adalah delik pidana; balasan hukum yang setimpal dengan perbuatan rapid updating: kecepatan update. revenue: pendapatan SIUPP: Surat Izin Usaha Penerbitan Pers. Softnews: berita yang menghibur atau informatif dengan penekanan pada kemanusiaan, dengan unsur kebaruan dan kedekatan yang lebih rendah daripada hardnews Storytelling: teknik menyampaikan sebuah cerita dengan cara mendongeng. Storytelling menggunakan kemampu­an penyaji untuk menyampaikan sebuah cerita dengan gaya, intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar. Subversif: bersifat subversi; gerakan, usaha atau rencana untuk menjatuhkan kekuasaan dengan cara di luar undangundang yang berlaku. Superhighway: informasi yang cepat yang tidak hanya dalam bentuk teks, tapi meliputi gabungan beberapa media.



Glosarium | 135



Surat Kabar Elektronik: suratkabar dalam bentuk digital ber­ basis pada teknologi yang menggunakan kekuatan listrik. theoretic discourse: argumen untuk meningkatkan kesahih­an suatu klaim Two or multi-sided coverage: liputan dua sisi; kutipan dari dua sumber berita yang berlawanan. Video teks: pelayanan informasi dalam bentuk tulisan alphanumeric dan grafis melalui layar televisi WWW: kepanjangan dari World Wide Web, adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global yang di­­sebut Pengidentifikasi Sumber Seragam untuk mengenal pasti sumber daya berguna.



136 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Daftar Singkatan dan Akronim



HTML: HiperTex Markup Language KEJ: Kode Etik Jurnalistik SIUPP: Surat Izin Usaha Penerbitan Pers. SKE: Surat Kabar Elektronik TKI: Tenaga Kerja Indonesia TKW: Tenaga Kerja Wanita PK: Perjanjian Kerja PT: Perseroan Terbatas PHK: Putus Hubungan Kerja WWW: World Wide Web



| 137



138 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Lampiran Contoh Berita detikcom sabq.org



Ruyati Dipancung, Priyo Usul Orang Arab Doyan Kawin Kontrak Ditangkap







Senin, 20/06/2011 17:15 WIB







M Rizki Maulana - detikNews



Jakarta - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso simpati atas nasib yang menimpa TKW Ruyati yang dipancung oleh pemerintah Arab Saudi. Priyo mengusulkan agar orang Arab Saudi yang kawin kontrak di Indonesia ditangkap dan dipermalukan.



“Kalau saya pribadi, saya menyarankan gimana kalau orang Arab Saudi yang kawin kontrak di Indonesia dan jelas-jelas menyalahi aturan ditangkap dan diper­ malu­ kan,” kata Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/6/2011).







Menurut dia, hal itu sebagai bentuk balasan Indonesia terhadap Arab Saudi. Kita sekali-kali harus tegas, jangan lemah di mata negara lain,” ujarnya. Apa Dubes RI di Arab Saudi dievaluasi? “Saya belum tahu kasusnya gimana Dubes RI-nya itu dan bagaimana posisi Dubes RI pada kasus ini. Apakah alpa atau tidak kok baru esok harinya akan dieksekusi, kita baru dapat kabar,” jawab Priyo.







Priyo setuju apabila sikap Komisi I DPR sudah bulat untuk memberhentikan Dubes RI di Arab Saudi. “Akan segera saya teken surat pemberhentian itu dan akan mem­ beritahukan secara langsung kepada menteri luar negeri apabila kesepakatan telah dibuat di Komisi I,” kata pria berkacamata ini.



Pendahuluan



| 139







Ia berpendapat Dubes RI di Arab Saudi tidak hanya perlu dipanggil pulang melainkan dievaluasi kinerjanya tentang perlindungan WNI di Arab Saudi. “Ini menyangkut nyawa jadi tidak bisa main-main,” kata politisi Golkar ini.







(aan/nrl)



140 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



‫‪Contoh Berita sabq.org‬‬



‫والدها سيصل إىل السعودية قريباً إلعادهتا إىل بالدها‬ ‫إندونيسيا تعتقل شخصني زورا وثائق سفر “خادمة املدينة” املعنفة‬ ‫نشر يف ‪00:24:03 - 2011-03-03‬‬ ‫خالد علي ‪ -‬سبق ‪ -‬جدة ‪ :‬اعتقلت الشرطة اإلندونيسية يف جاكرتا‬ ‫شخصني متهمني بتزوير وثائق سفر اخلادمة سوميايت صوالن‪ ،‬الشهرية بـ “‬ ‫خادمة املدينة‪« .‬‬ ‫وكشف اجلنرال آجونج صابر سانتوسو مدير الشرطة الوطنية للجرائم العامة‬ ‫أن اخلادمة املعنفة سوميايت مت إضافة مخسة أعوام لعمرها احلقيقي‪ ،‬وذلك‬ ‫إلرساهلا إىل السعودية للعمل‪ ،‬حيث إن القوانني متنع إرسال اخلادمات‬ ‫القاصرات للعمل‪ ،‬مؤكداً أن ما يذكر يف وسائل اإلعالم من أن عمرها ‪23‬‬ ‫عاماً‪ ،‬غري صحيح على اإلطالق‪.‬‬ ‫وذكر سانتوسو أن الشخصني قيد االعتقال‪ ،‬وبدأت التحقيقات معهما‪،‬‬ ‫حيث إهنما زورا أوراقها الرمسية‪ ،‬وذكروا فيها أهنا من مواليد ‪ 2‬يناير ‪،1987‬‬ ‫بينما هي من مواليد ‪ 12‬أغسطس ‪ ،1992‬أي أنه حني مت إرساهلا إىل‬ ‫السعودية للعمل كان عمرها أقل من ‪ 18‬عاماً بعدة أشهر‪ .‬وأشار إىل أن‬ ‫التقارير الطبية األخرية تؤكد تعايف اخلادمة بنحو ‪ ،% 90‬وحالتها الصحية‬ ‫مستقرة وجتد الرعاية واالهتمام الطيب‪ ،‬موضحاً أن والدها سيغادر خالل‬ ‫األيام القليلة املقبلة إىل السعودية لالطمئنان على ابنته وإعادهتا إىل بالدها‬ ‫‪| 141‬‬



‫‪Pendahuluan‬‬



Ayahnya akan tiba segera di Arab Saudi untuknya dibawa kembali ke negaranya Indonesia tangkap dua orang pembuat dokumen perja­ lanan palsu “Pembantu dari Madinah” yang dianiaya Khaled Ali - sabq - Jeddah: Kepolisian Indonesia di Jakarta telah menangkap dua orang yang diduga memalsukan dokumen perjalanan pembantu Sumiyati Salan, yang di­ kenal dengan “ Pembantu dari Madinah.” Diungkapkan oleh Jendral Agung Sabar Santoso, Direktur Pidana Umum Polri bahwa usia pembantu korban peng­ aniayaan bernama Sumiyati, dituakan lima tahun dari usia sebenarnya, pada saat dikirim ke Arab Saudi untuk bekerja, karena hukum melarang mengirim pembantu wanita di bawah umur untuk bekerja, dia menekankan bahwa apa yang disebutkan di media bahwa dia 23 tahun, tidak benar sama sekali.n Menurut Santoso, bahwa 2 orang itu telah ditahan, dan sudah mulai dilakukan atas mereka atas tindakan me­mal­ su­kan surat-surat resmi, dan mereka menyatakan dalam surat-surat itu bahwa korban lahir 2 Januari 1987, sementara korban lahir pada 12 Agustus 1992, dengan demikian ketika ia dikirim ke Arab Saudi untuk bekerja dia kurang dari 18 tahun. Santoso menunjukkan bahwa laporan terbaru medis meng­ konfirmasi pemulihan korban sebesar 90%, kondisi ke­ se­hatannya stabil dan mendapatkan perawatan dan per­ hatian pihak medis, dia melanjutkan bahwa ayahnya dalam beberapa hari ke depan akan menuju ke Arab Saudi untuk memeriksa putrinya dan membawanya kembali ke negara­ nya



142 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



Indeks



A asinkronitas 8 audiens 8, 12, 13, 20, 37, 41, 45, 50, 83, 132, 133 audio visual 10 authoritarian 43 B bias v, ix, 16, 33, 38-40, 43-56, 58, 59, 62, 63, 66, 67, 73-75, 78, 83, 84, 91, 92, 103, 108, 114, 121, 122, 123, 125 breaking news 27, 131 C citizen journalism 19, 20, 131 Citra diri 7, 132 Citra sosial 7, 132 code of conduct 14, 28, 132 code of practice 14, 28, 132 D demassifikasi 8 Demassifikasi 132 F faktualitas 50, 53



Faktualitas 132 Feature 11, 132 feed back 8 Feed back 132 H hak jawab 16 Hak jawab 133 hardnews 11, 37, 122, 135 HiperTex Markup Language (HTML) 5, 132 hits 27, 28, 30 Home page 6, 14 , 133 Hypermedia 12, 133 I Ideologi 46, 73, 83, 125, 133 Imparsialitas 50, 51, 53, 133 Interaktifitas 8, 133 J Jurnalisme Konvensional 7, 9, 13, 17, 133 jurnalisme online 3-14, 20, 22, 24, 32, 122, 133



| 143



K Kode etik 14, 15, 16, 24, 124, 134 Kontroversial 5, 134 Koverasi 37, 48, 134 L Laqab 55, 134 M Mainstream 6, 14, 19, 24, 46, 134 metaetical discourse 57, 85, 86, 90, 91, 94, 101, 105, 134 N Newsroom 13, 134 O Off the record 16, 134 One-sided coverage 37, 134 P page view 28, 134 patronisasi politik 39, 134 Piramida terbalik 10, 11, 135 practical discourse 56, 85, 90, 94, 100, 105, 134, 135



Q Qisash 75, 77, 86, 110, 117, 135 R rapid updating 2, 20, 135 revenue 30, 135 S SIUPP 18, 123, 135, 137 Softnews 11, 135 Storytelling 12, 135 Subversif 23, 135 Superhighway 10, 135 Surat Kabar Elektronik xi, 4, 5, 6, 14, 20, 26, 29, 46, 59, 136, 137 T theoretic discourse 56, 85, 90, 94, 100, 105, 135, 136 Two or multi-sided coverage 37, 136 V videoteks 4 W www 4, 5, 19, 21, 23



144 | Muhamad Fahrudin Yusuf, M.A.



JURNALISME ONLINE Konsep, Teori, Praktik dan Analisis Komparasi Bias



ISBN 978-623-6862-08-7



Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga



9 786236 862087