Buku PMI - Panduan Fasilitator Pelatihan Dasar KSR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELATIHAN DASAR KSR PANDUAN PELATIH / FASILITATOR



2007



Buku ini disusun atas kerjasama antara : PALANG MERAH INDONESIA FEDERASI PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL PALANG MERAH JERMAN PALANG MERAH DENMARK



Judul Buku :



PELATIHAN DASAR KSR PANDUAN PELATIH/FASILITATOR Disain sampul & Layout : Fajar Bakri Teks Editing : Tim Editing PMI Cabang Kab. Bogor Penerbit : Palang Merah Indonesia ( PMI ) Copyright © 2007 All right reserved Cetakan 1, Desember 2007 ISBN : 978 – 979 – 3575 – 22 - 3



KATA PENGANTAR



Panduan Pelatih / Fasilitator



i



KURIKULUM PELATIHAN DASAR KSR



BINA SUASANA



2 x 45’



GERAKAN PM DAN BSM 1. 2. 3. 4. 5.



Sejarah gerakan Lambang Prinip Dasar HPI Code Of conduct & Safer Access



13 x 45’



PALANG MERAH INDONESIA 1. 2. 3. 4.



8 x 45’



PERTOLONGAN PERTAMA



30 x 45’



PERAWATAN KELUARGA



10 x 45’



KESEHATAN REMAJA



5 x 45’



PENANGANAN BENCANA



22 x 45’



1. 2. 3. 4. 5.



ii



Organisasi Palang Merah Indonesia Sistem dan Struktur Organisasi PMI Visi dan Misi PMI Kedudukan & Peran Relawan Dalam Organisasi



Pengantar Manajemen Bencana Assessment Penampungan Sementara/Pengungsian Dapur Umum Logistik



5x 4x 3x 5x 5x



45’ 45’ 45’ 45’ 45’



RESTORING & FAMILY LINKS



5 x 45’



PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT/COMMUNITY BASED PROGRAMME



4 x 45’



KEPEMIMPINAN



10 x 45’



AIR DAN SANITASI (WATSAN)



3 x 45’



SIMULASI LAPANGAN



8 x 45’



Pelatihan Dasar KSR



DAFTAR ISI Kata Pengantar



i ii iii



Kurikulum Pelatihan Dasar KSR Daftar Isi BAB I



: BINA SUASANA



BAB II



: GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH 1. Kompetensi



1



2. Kurikulum 3. Modul a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional



BAB III



b. c.



Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional



d.



Hukum Perikemanusiaan Internasional



e.



Code of Conduct & Safer Access



: PALANG MERAH INDONESIA 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul a. Landasan Hukum b. Sistem dan Struktur , misi dan Visi Renstra c. Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi d. Peran KSR dalam Pengembangan sumber daya e. Peran KSR dalam Pengembangan Citra Organisasi f. Peran KSR Dalam Organisasi



BAB IV



: PERTOLONGAN PERTAMA 1. Kompetensi



5 6 7 10 10 13 16 19 22 25 26 27 28 28 31 35 38 41 43 47 48 54 68 68 72 76 84 90 95 101 106 110 114 119 123



2. Kurikulum 3. Modul a. Dasar Pertolongan Pertama b. Anatomi dan Faal Dasar c. Penilaian Penderita d. BHD e. Pendarahan dan Syok f. Jaringan Lunak g. Patah Tulang/ cidera sistem otot dan rangka h. Luka Bakar i. Pemindahan Penderita j. Kedaruratan Medis k. Keracunan l. Incident Command System dan Triage



Panduan Pelatih / Fasilitator



iii



BAB V



: PERAWATAN KELUARGA 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul a. Dasar / Prinsip Kerja Pelaku PK b. Kesehatan Dasar/Kebersihan c. Persiapan merawat orang sakit d. Gejala Penyakit e. Perawatan pada lansia



BAB VI



: KESEHATAN REMAJA 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul a. HIV/AIDS b. Kesehatan dan Reproduksi c. Kebijakan dan peran PMI dalam Pendekatan PRS



BAB VII



: PENGANTAR MANAJEMEN BENCANA 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul a. Pengertian Risiko Bencana dan Kerentanan b. Siklus Bencana dan Fase Manajemen Bencana c. Pengantar Tanggap Darurat



BAB VIII



: ASSESSMENT 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul



BAB IX



: PENAMPSEMENTARA 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul



BAB X



: DAPUR UMUM 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul



BAB XI



: LOGISTIK DAN DISTRIBUSI 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul



BAB XII



: RESTORING FAMILY LINKS ( RFL ) 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul



iv



Pelatihan Dasar KSR



127 128 129 131 131 134 138 153 159 163 164 165 166 166 170 174 179 180 181 182 182 189 192 195 196 197 198 203 204 205 206 209 210 211 212 215 216 217 218 227 228 229 230



BAB XIII



: PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul a. Pengantar Program Berbasis masyarakat b. Strategi dalam melaksanakan Program berbasis masyarakat



BAB XIV



: KEPEMIMPINAN



247 248 249 250



1.Kompetensi 2.Kurikulum 3.Modul BAB XV



233 234 234 236 236 242



: AIR DAN SANITASi ( WATSAN ) 1. Kompetensi 2. Kurikulum 3. Modul a. Pengantar AIR dan Sanitasi b. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST)



Tim Penyusun Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulam Sabit Merah Internasional



Panduan Pelatih / Fasilitator



251 252 253 254 254 262 269 271



v



BAB I BINA SUASANA



BAB I BINA SUASANA A. Proses Identifikasi Harapan Pelatihan 1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing – masing 2 potongan. 2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, apa yang mereka harapkan dalam mengikuti pelatihan ini. a. Potongan origami - 1 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan penyelenggaraan b. Potongan origami - 2 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan materi dan fasilitator pelatihan. Penulisan harapan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas. c. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia. d. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai harapan umum pembelajar. B. Proses Penyusunan Norma Pelatihan 1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masingmasing 2 potongan. 2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, hal-hal apa yang sebaiknya mereka lakukan dan hal-hal yang sebaiknya tidak dikerjakan. a. Potongan origami - 1 : Hal-hal yang boleh dilakukan. b. Potongan origami - 2 : Hal-hal yang tidak boleh dilakukan. 3. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia. 4. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai kesepakatan umum pembelajar. Kemudian tetapkan sebagai Norma pelatihan yang harus diikuti oleh seluruh pembelajar, fasilitator dan penyelenggara pelatihan. C. Proses identifikasi PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) Pembelajar 1. Bagilah 1 lembar kertas tempel (post-it) berukuran kecil (5 cm x 2 cm) kepada seluruh pembelajar. 2. Jelaskan kepada pembelajar bahwa selama pembelajaran ini kita akan mempelajari banyak hal yang terkait dengan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI. 3. Mintalah pembelajar untuk mengintrospeksi diri sejauh mana kedalaman pemahaman dan posisi PSK mereka terhadap Kegiatan Pelatihan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI. 4. Berdasarkan hasil introspeksi tersebut, mintalah pembelajar untuk menempatkan kertas post-it pada gambar pohon PSK.



2



Pelatihan Dasar KSR



I



5. Fasilitator merangkum harapan-harapan pembelajar serta menuliskan pada flipchart pokok-pokok bahasan yang diperlukan untuk memenuhi harapan dan proses pembelajaran tersebut. D. Rangkuman • • •



Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi diri dalam proses pembelajaran. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.



Contoh tampilan Norma Pelatihan :



BINA SUASANA



Contoh tampilan Identifikasi Pohon PSK :



Contoh tampilan Identifikasi Harapan Pelatihan :



Panduan Pelatih / Fasilitator



3



4



Pelatihan Dasar KSR



BAB II GERAKAN DAN HPI



BAB II GERAKAN DAN HPI 1. Kompetensi KSR Dasar (Gerakan & HPI) Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang Gerakan dan HPI Kompetensi Inti Gerakan : Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional



6



Kompetensi Umum



Kompetensi Khusus



Kompetensi Tambahan



ƒ Memiliki pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip prinsip Dasar Gerakan dan niai nilai kemanusiaan ƒ Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah ƒ Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.



ƒ Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sejarah Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional. ƒ Mempunyai pengetahuan tentang Lambang Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional beserta aspek - aspek yang terkandung didalamnya ƒ Mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional. ƒ Mempunyai pengetahuan dasar yang memadai tentang Hukum Perikemanusiaan Internasional ƒ Mempunyai pengetahuan dasar tentang kode etik pemberian bantuan kemanusiaan ƒ Mempunyai pengetahuan dasar tentang aspek - aspek yang diperlukan untuk mendapatkan akses yang lebih aman dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan



ƒ Mampu menjadi nara sumber tentang Gerakan dan HPI ƒ Mampu menjelaskan tentang Lambang, aturan penggunaan/penyalahgunaanya ƒ Mampu menerapkan Prinsip prinsip Dasar Gerakan dalam kehidupan sehari - hari dan saat bekerja dalam bidang kemanusiaan ƒ Mampu menerapkan kode etik pemberian bantuan kemanusiaan dalam operasi PMI ƒ Mampu melakukan tindakan tindakan yang diperlukan untuk dapat bekerja dengan lebih aman pada kondisi bencana/konflik.



Pelatihan Dasar KSR



II



2. Kurikulum KSR Dasar (Gerakan & HPI)



Pokok Bahasan



Sub Pokok



Tujuan



Metodo-



Alokasi



Bahasan



Pembelajaran



logi



Waktu



Gerakan Palang



• Sejarah Gerakan



Merah & Bulan



Palang Merah &



dapat



Sabit Merah



Bulan Sabit



menjelaskan



Internasional



Merah Internasional



• Mengetahui dan



Ceramah



2 x 45’



Sumber Media



Belajar / Referensi



LCD/OHP



Buku Pan-



Curah



Flipchart



duan Dis-



pendapat



Board



eminasi



sejarah berdirinya



Diskusi



Bahan



1&2



Gerakan dan



kelompok



presentasi



mengetahui para • Komponen Gerakan



tokoh pendiri Gerakan • Mengetahui tentang komponen Gerakan, peran dan mandat komponen Gerakan



Lambang



• Sejarah lambang



• Mengetahui dan



Studi



3 x 45’



LCD/OHP



Buku Pan-



Palang Merah &



memahami seja-



kasus



Flipchart



duan Dis-



Bulan Sabit



rah dan asal usul



Ceramah



Board



eminasi



Merah



lambang serta ar-



Curah



Bahan



1&2



ti lambang



pendapat



presentasi



• Fungsi penggunaan lambing



• Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lam-



• Penyalahgunaan lambang



bang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan • Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat mengindentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang



Prinsip Dasar Gerakan



• Definisi dan



• Mengetahui dan



Studi



2 x 45’



LCD/OHP



Buku Pan-



batasan norma -



memahami



kasus



Flipchart



duan Dis-



norma Prinsip



definisi dan



Ceramah



Board



eminasi 1 &



Panduan Pelatih / Fasilitator



7



GERAKAN DAN HPI



masing - masing



Dasar Gerakan • Hubungan antar



batasan norma -



Curah



norma Prinsip



pendapat



Poster



2



LCD/OHP



Buku Pan-



Dasar Gerakan



ketujuh Prinsip



serta makna dan



Dasar Gerakan



kategori Prinsip prinsip Dasar



• Penerapan Prinsip Dasar



Gerakan • Memahami dan



Gerakan dalam



dapat



aktifitas



menyebutkan



kepalang-



prinsip substantif,



merahan



turunan dan organis dalam Prinsip Dasar Gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan • Dapat menerapkan Prinsip Dasar Gerakan dalam setiap aktifitas kepalangmerahan , baik dalam situasi damai maupun konflik



Hukum Perike-



• Sejarah HPI



manusiaan Internasional



• Mengetahui dan



4 x 45’



memahami



kasus



Flipchart



duan Dis-



• Definisi dan atu-



kedudukan HPI



Ceramah



Board



eminasi 1 &



ran dasar serta



sebagai bagian



Curah



Video



2



prinsip HPI



dari sejarah



pendapat



Player



Konvensi



Gerakan dan



Pemutaran



Genewa



mampu



Film



1949



• Konvensi Genewa dan Protokol



menjelaskan cikal



Tambahan



bakal tercetusnya aturan dalam HPI



8



Studi



• Hubungan antara



• Mengetahui



HAM dan HPI ser-



definisi HPI,



ta penerapan dan



memahami aturan



pelanggaran HPI



dasar dan prinsip



Pelatihan Dasar KSR



II



HPI • Mengetahui dan memahami Konvensi Genewa dna Protokol Tambahan serta penerapan HPI dalam konflik bersenjata • Mengetahui dan memahami hubungan HAM dengan HPI,dapat mengidentifikasi berbagai pelanggaran HPI serta mengetahui peranan Palang menjamin penghormatan terhadap HPI Code of Conduct



• Mengetahui dan



dan Safer Access



Studi



LCD/OHP



Buku Pan-



Flipchart



duan Dis-



Ceramah



Board



eminasi



penyelenggaraan



Curah



Video



1&2



bantuan



pendapat



Player



kemanusiaan



Pemutaran



memahami etika -



kasus



etika dalam



• Mengetahui dan



2 x 45’



Film



memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi konflik / bencana TOTAL



13 x 45’



1 jam = 45''



Panduan Pelatih / Fasilitator



9



GERAKAN DAN HPI



Merah dalam



3. Modul KSR Dasar (Gerakan & HPI) a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional i.



Subpokok Bahasan: • Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional • Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional



ii.



Tujuan Pembelajaran:



Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat mengetahui dan memahami sejarah lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. ☻ Mengetahui para tokoh pendiri gerakan. ☻ Mengetahui dan memahami tentang komponen dan badan gerakan. ☻ Mengetahui peran dan mandat dari komponen gerakan, ICRC, IFRC dan Perhimpunan Nasional. ☻ Memahami persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional di suatu Negara. ☻ Dapat memahami sekilas tentang sejarah berdirinya PMI.



iii.



Waktu: 2 x 45 menit



iv.



Media: Poster, ohp, lcd/digital projector, materi power point/slide, flipcard board, film dan leaflet



v.



Metode: Ceramah, diskusi, tanya jawab, pemutaran film



vi.



Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a) Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b) Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c) Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan salah satu aktivitas yang kreatif untuk membuat pancingan dari pemahaman peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Pola ini untuk merespon keseriusan peserta terhadap materi. Selain itu, pola ini juga bisa dikemas dalam bentuk tanya jawab ringan untuk menguji kemampuan awal peserta. Pada sesi ini, Fasilitator dapat memutar film ’Where the Street Have No Name’ untuk menjadi bahan tanya jawab. 2. Kegiatan Pembelajaran:



10



Pelatihan Dasar KSR



II



a) Pada sesi ini fasilitator secara langsung memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang: Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, antara lain meliputi: ƒ Perang Solferino ƒ Jean Henry Dunant dan buku ”Kenangan dari Solferino” yang memuat dua gagasan penting ƒ Komite Lima ƒ Sejarah Konvensi Jenewa ƒ Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ƒ Konferensi International 1863 b) Selanjutnya Fasilitator memberikan penjelasan tentang subpokok bahasan yang kedua, yaitu mengenai Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, diantaranya yang mencakup: ƒ Komponen-komponen Gerakan ƒ Statuta Gerakan ƒ Persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional ƒ Sekilas sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)



1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. 2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.



---- Latihan dan Evaluasi ---1) Sebutkan pengertian HPI 2) Jelaskan secara singkat sejarah HPI 3) Sebutkan Aturan Dasar HPI



Panduan Pelatih / Fasilitator



11



GERAKAN DAN HPI



3. Penutup:



1. Dua gagasan penting yang ditulis oleh Henri Dunant dalam bukunya ‘Kenangan dari Solferino’ (A Memory of Solferino) mengemukakan ide untuk: a. Mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang. b. Mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka. 2. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas tiga Komponen yaitu: a) Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committee of the Red Cross) b) Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies) c) Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau biasa disebut Perhimpunan Nasional (National Society) saja 3. Setiap empat tahun sekali, Gerakan membahas berbagai permasalahan kemanusiaan dalam sebuah Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Jenewa dan dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan. vii.



Referensi: 1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar , terbitan MP PMI 2007 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva 3. International Committee of the Red Cross, 1998, Mengenal Lebih Jauh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, ICRC, Geneva. 4. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 5. IFRC, Film “Where the Street Have no Name’, IFRC, Geneva.



12



Pelatihan Dasar KSR



II



b Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional i.



Subpokok Bahasan: 1. Sejarah Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Fungsi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 3. Penyalahgunaan lambang.



ii.



Tujuan Pembelajaran:



Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat menerangkan tentang makna dan arti lambang serta dapat memahami sejarah atau asal usul lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional ☻ Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan ☻ Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat mengidentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang



Waktu: 2 x 45 menit



iv.



Media: Poster, OHP/LCD/ Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Diskusi dan Leaflet



v. vi.



Metode: Ceramah, Studi Kasus dan Tanya Jawab Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a) Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b) Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c) Fasilitator melakukan tanya jawab awal (Pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta ajar. 2. Kegiatan Pembelajaran: a) Setelah fasilitator membuka sesi pengantar, selanjutnya fasilitator mempresentasikan materi dengan bantuan beberapa media pembelajaran. b) Fasilitator memberikan penjelasan materi Sejarah lambang diantaranya mencakup: • Sejarah Lambang • Alasan pemilihan Lambang Palang Merah • Asal usul Lambang Bulan Sabit Merah • Protokol III tentang Lambang Kristal Merah



Panduan Pelatih / Fasilitator



13



GERAKAN DAN HPI



iii.



c) Fasilitator memberikan contoh beberapa Lambang Perhimpunan Nasional yang pernah ada serta memberikan penjelasan singkat beberapa lambang perhimpunan nasional yang mempunyai keistimewaan dalam sejarahnya (Turki, Iran, Israel, dan lainlain). d) Fasilitator meminta kepada peserta (1 atau 2 orang) untuk memberikan pendapat mengenai ”pandangan keliru dari masyarakat bahwa lambang palang merah merupakan simbol keagamaan”. e) Fasilitator memberikan penjelasan mengenai Fungsi Lambang melalui media poster/ OHP, diantaranya: • Pengaturan lambang • Tanda Perlindungan • Tanda Pengenal f) Fasilitator menjelaskan mengenai Penyalahgunaan Lambang, diantaranya: • Kewajiban negara mengesahkan peraturan untuk melindungi lambang • Peniruan (imitation) • Penggunaan yang tidak tepat (usurpation) • Penggunaan yang melanggar ketentuan/pelanggaran berat (perfidy/grave misuse) • Pelatih memberikan beberapa contoh mengenai penyalahgunaan lambang dengan menggunakan media poster, foto, OHP, produk komersial, dan lain-lain. g) Fasilitator memberikan penjelasan mengapa Lambang menjadi hal yang sangat berarti bagi gerakan dalam menjalankan aktifitas kemanusiaannya pada saat perang maupun damai. 3. Penutup: a. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi ---- Latihan dan Evaluasi ----



• Sebutkan empat lambang Gerakan • Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang disertai contoh



14



Pelatihan Dasar KSR



II



1. Lambang Palang Merah berbentuk palang sejajar yang saling menyilang dan berada diatas dasar putih; memiliki status netral, bukan merupakan simbol keagamaan atau politik, dan diadopsi sebagai kebalikan dari bendera Swiss (palang putih berlatar belakang merah). 2. Lambang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tanda pengenal yang dikenakan pada masa damai dan sebagai tanda perlindungan yang dikenakan pada masa konflik. 3. Peserta Konvensi Jenewa memiliki suatu kewajiban untuk membuat aturan hukum sebagai upaya perlindungan terhadap penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan. Pelanggaran atas Lambang dikenakan sanksi hukum yang berlaku. vii.



Referensi:



Panduan Pelatih / Fasilitator



15



GERAKAN DAN HPI



1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar 2007 2. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta. 3. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva. 4. International Committee of the Red Cross, 2005, Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949 and Relating to the Adoption of an Additional Distinctive Emblem (Protocol III). ICRC, Geneva. 5. International Committee of the Red Cross,1991, Regulation on the Use of the Emblem of the Red Cross or the Red Crescent by the National Societies, ICRC, Geneva, 1991. 6. Palang Merah Indonesia, 2006, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah Indonesia tahun 2004 – 2009, Markas Pusat PMI, Jakarta. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.



c. Prinsip Dasar Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional i. Subpokok Bahasan: 1. Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip 2. Makna dan Kategori Prinsip 3. Hubungan Antarketujuh Prinsip 4. Penerapan Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan ii. Tujuan Pembelajaran: Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ☻ Dapat memahami sejarah, definisi dan batasan norma-norma Prinsip Dasar, serta makna dan kategori Prinsip. ☻ Memahami dan dapat menyebutkan prinsip substansif, turunan dan organis dalam prinsip dasar gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah. ☻ Dapat menerapkan prinsip dasar dalam setiap aktivitas kepalangmerahan, baik dalam situasi damai maupun konflik



iii. Waktu: 2 x 45 menit iv. Media: Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/Slide, Flipcard Board, Film dan Leaflet v. Metode: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, simulasi/permainan dan Pemutaran Film vi. Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a) Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b) Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c) Fasilitator mengajak peserta untuk memainkan simulasi atau permainan Tujuh Prinsip. Setelah melakukan permainan, fasilitator meminta pendapat peserta yang sekaligus dapat menjadi alat ukur pengetahuan awal peserta tentang Tujuh Prinsip. Selanjutnya fasilitator menjelaskan makna dari Tujuh Prinsip secara rinci dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata (contoh pelaksanaan dalam kegiatan atau tugas KSR). 2. Kegiatan Pembelajaran: Setelah fasilitator mengukur pengetahuan dasar peserta tentang Tujuh Prinsip lewat simulasi/pemainan, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang: • Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip • Makna dan kategori serta Hubungan antarprinsip • Implementasi Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan 16



Pelatihan Dasar KSR



II







Penutup: a) Sebelum menutup sesi, Fasilitator dapat memutar Film kartun Helpman atau the Principles to Action. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang pokok bahasan yang disajikan dengan mengacu pada tujuan Pembelajaran. b) Untuk menyimpulkan materi diharapkan peserta berperan aktif. Salah satu caranya adalah menunjuk satu hingga 3 peserta untuk menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan pemahaman mereka. c) Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. Contoh :



Permainan Tujuh Prinsip



Cara 2: Pada permainan ini, setiap peserta masing-masing akan mendapatkan satu potongan kertas yang masing-masing berisi satu Prinsip Dasar atau implementasi kegiatan. Mintalah seluruh peserta untuk berbaur dan pada hitungan tertentu peserta harus memilih pasangannya yang sesuai antara Prinsip Dasar dan implementasinya.



Permainan diatas adalah contoh dari permainan Tujuh Prinisp. Fasilitator dapat membuat model permainan lain sesuai kreatifitas masing-masing. ---- Latihan dan Evaluasi ----



• Sebutkan secara lengkap dan benar, yang termasuk dalam Tujuh Prinsip Dasar Gerakan PM/BSM



• Sebutkan kategori Prinsip Dasar dan Jelaskan secara singkat hubungan antarprinsip • Sebutkan contoh kegiatan kepalangmerahan yang merupakan implementasi dari Tujuh Prinsip Dasar



Panduan Pelatih / Fasilitator



17



GERAKAN DAN HPI



Cara 1: Pada permainan ini, peserta membentuk 3-5 kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan potongan kertas yang masing-masing berisi salah satu dari ketujuh Prinsip Dasar. Potongan kertas lainnya berisi implementasi dari setiap Prinsip Dasar yang ada. Mintalah setiap kelompok untuk mencocokan mana implementasi kegiatan yang sesuai dengan masing-masing Prinsip yang ada.



1. Kata ‘Prinsip’ berasal dari bahasa Latin ‘principium’ yang berarti penyebab utama, asal atau dasar yang dapat berarti suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah dalam keadaan apapun. 2. Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan yaitu: • Kemanusiaan • Kesamaan • Kenetralan • Kemandirian • Kesukarelaan • Kesatuan • Kesemestaan 3. Prinisp dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: a) Prinsip substantif/utama (Kemanusiaan dan Kesamaan), b) Prinsip derivatif/turunan (Kenetralan dan Kemandirian), dan c) Prinsip organis (Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan). 4. Setiap Prinsip memiliki makna yang masing-masing diimplementasikan dalam setiap kegiatan kepalangmerahan. vii. Referensi: 1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva. 3. IFRC, Film “Helpman”, IFRC, Geneva. 4. IFRC, Film “Principles to action”, IFRC, Geneva. 5. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 6. PMI Statutes 7. Pictet, Jean S, 1956, Red Cross Principles, ICRC, Geneva. Pictet, Jean S. 1979, The Fundamental Principles of the Red Cross: Commentary, Henry Dunant Institute, Geneva.



18



Pelatihan Dasar KSR



II



d. Hukum Perikemanusiaan Internasional i. Subpokok Bahasan: 1. Sejarah terciptanya HPI 2. Definisi dan Aturan Dasar, serta Prinsip HPI 3. Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 4. Hubungan antara HAM dan HPI ii. Tujuan Pembelajaran:



Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:



iii. Waktu: 3 x 45 menit iv. Media: Poster, OHP, LCD Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Simulasi, Film dan Leaflet v.



Metode: Ceramah, Studi Kasus, Diskusi Kelompok dan Pemutaran Film



vi. Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: 1. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. 2. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. 3. Fasilitator menunjukkan gambar/poster/berita tentang konflik dan meminta pendapat peserta. Dapat dilakukan tanya jawab ringan sebagai alat ukur pengetahuan umum peserta tentang topik yang akan dibahas. 2. Kegiatan Pembelajaran: a) Setelah Fasilitator memberikan pengantar pelatihan dan mengukur pengetahuan dasar peserta ajar, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi diantaranya: • Definsi • Intisari HPI • Istilah • Hukum Jenewa dan Hukum Den Haag Panduan Pelatih / Fasilitator



19



GERAKAN DAN HPI



☻ Dapat menjelaskan kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah gerakan dan mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI. ☻ Dapat memahami tentang definisi HPI, dari aspek istilah maupun definisi dan menjelaskan tentang aturan dasar serta prinsip HPI. ☻ Memahami dan menjelaskan tentang Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan serta memahami pemberlakuan HPI dalam situasi sengketa bersenjata Internasional dan non Internasional. ☻ Dapat mengidentifikasi perbedaan antara HPI dan HAM



b) Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta ajar tentang Aturan Dasar prinsip HPI diantaranya: 1. Prinsip (prinsip pembedaan, prinsip pencegahan penderitaan yang tidak perlu, prinsip proporsionalitas). 2. Aturan Dasar. c) Fasilitator menjelaskan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1977. d) Sebelum melanjutkan pada sesi diskusi kelompok, fasilitator menjelaskan hubungan antara HPI dan HAM e) Fasilitator kemudian memutar film ”Bertempur Secara Benar” untuk memberikan penjelasan lebih menarik. (15 menit) f) Fasilitator meminta satu sampai tiga orang peserta untuk memberikan pendapat mengenai isi dari film tersebut. ( 5 menit). g) Setelah seluruh materi disampaikan, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan fasilitator adalah: ƒ Bentuklah forum diskusi kelompok. ƒ Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan jumlah peserta. ƒ Berilah nama pada setiap kelompok sesuai dengan nama para tokoh pendiri gerakan palang merah atau nama dari prinsip dasar gerakan. Contoh: Kelompok Henry Dunant atau kelompok Kenetralan,dst. ƒ Berikanlah soal studi kasus dalam bentuk tulisan pada lembaran kertas untuk dikerjakan oleh kelompok masing-masing. ƒ Berikanlah waktu ±15-20 menit untuk mengerjakan studi kasus. ƒ Arahkanlah kepada setiap kelompok agar mencari tempat yang representatif untuk menyelesaikan tugas (tidak harus berada di kelas). ƒ Setelah selesai, setiap kelompok tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada sesi presentasi ini, kelompok lain diharapkan dapat berperan aktif untuk bertanya, menyanggah pendapat, atau bahkan memberikan masukan yang berarti. ƒ Kemaslah diskusi kelompok ini menjadi lebih menarik dengan menggunakan berbagai media penunjang diskusi. Misalkan, karton manila dan perangkat alat tulis warna, gambar atau poster HPI, serta berbagai alat lainnya yang dapat digunakan oleh peserta. 3. Penutup: a) Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. b) Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi ---- Latihan dan Evaluasi ----



• Sebutkan pengertian HPI • Jelaskan secara singkat sejarah HPI • Sebutkan Aturan Dasar HPI



20



Pelatihan Dasar KSR



II



1.



2.



3.



vii. Referensi: 1. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta. 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva. 3. International Committee of the Red Cross,1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta. 4. International Committee of the Red Cross, 2002, International Humanitarian Law, Answer to Your Question, ICRC, Geneva. 5. ICRC, Film ‘Fighting by the Rules’ , ICRC, Geneva



Panduan Pelatih / Fasilitator



21



GERAKAN DAN HPI



4.



Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah cabang dari Hukum Internasional yang berisi ketentuan mengenai perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat (sarana) dan metode (cara) bertempur dalam sengketa bersenjata internasional atau pun internasional. Konvensi-konvensi Jenewa 1949 terdiri atas: a) Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang terluka dan sakit di medan pertempuran darat. b) Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut yang terluka, sakit dan korban kapal karam. c) Konvensi Jenewa III : tentang perlakuan terhadap tawanan perang. d) Konvensi Jenewa IV : tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu perang. Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri atas: a) Protokol Tambahan I : perlindungan korban sengketa bersenjata internasional, b) Protokol Tambahan II : perlindungan korban sengketa bersenjata noninternasional. Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga meliputi: 1) Konvensi Den Haag 1907; tentang penggunaan alat dan cara bertempur, 2) Konvensi Den Haag 1954; tentang perlindungan terhadap benda budaya pada masa sengketa bersenjata, 3) Konvensi Senjata Kimia 1993; tentang pelarangan senjata kimia, 4) Konvensi Ottawa 1997; tentang pelarangan ranjau darat antipersonel, 5) Statuta Roma 1998; tentang pembentukan mahkamah pidana internasional.



e. Code of Conduct dan Safer Access i. Subpokok Bahasan: 1. Kode Etik/kode perilaku 2. Merumuskan mandat 3. 7 Pilar 4. Meningkatkan keamanan personel Palang Merah (resiko = ancaman x kerentanan) 5. Manajemen keamanan (mencegah/mengurangi resiko, membatasi kerusakan) ii. Tujuan Pembelajaran:



Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan: ☻ Mengetahui dan memahami etika - etika dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan ☻ Mengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi konflik/bencana



iii. Waktu: 2 x 45 menit iv. Media: OHP, LCD Projector, Flipcard Board dan Film



22



v.



Metode: Ceramah, Studi Kasus, Tanya jawab, Simulasi/ permainan dan Pemutaran film



vi.



Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: ƒ Fasilitator memperkenalkan diri. ƒ Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. ƒ Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Pembelajaran: ƒ Fasilitator membagi peserta dalam kelompok (2 – 3 kelompok) untuk melakukan diskusi kelompok. ƒ Minta kepada masing – masing kelompok untuk berdiskusi dan mengindentifikasi kode etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan (sesuai dengan pemahaman peserta). ƒ Fasilitator menyampaikan materi tentang Code of Conduct dan memberikan contoh – contoh penerapan Code of Conduct dalam operasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia. ƒ Selanjutnya fasilitator menyajikan materi tentang Safer Access (sebelum sampai pada 7 Pilars, berhenti). ƒ Kemudian minta kepada peserta untuk kembali dalam kelompok semula untuk melakukan diskusi.



Pelatihan Dasar KSR



II



ƒ



ƒ



Minta kepada peserta untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi hal – hal apa saja yang perlu disiapkan dan dilakukan agar dapat melakukan kegiatan pelayanan kemanusiaan yang lebih aman baik dalam situasi bencana maupun konflik. Selanjutnya Fasilitator meminta peserta membuat kelompok dan melakukan simulasi atau permainan peran.



3. Penutup: 1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. 2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi



---- Latihan dan Evaluasi ----



vii.



Apa yang kamu ketahui tentang code of conduct Sebutkan isi dari code of conduct Sebutkan 7 pilar safer access



GERAKAN DAN HPI



• • •



Referensi: 1. 2. 3. 4. 5.



Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 ICRC database (3.2.5.1 Conflict environment) ICRC, Film “Mobile 121 Calling”, ICRC, Geneva PMI Statutes Roberts, David Lloyd, 1999, Staying Alive, ICRC, Geneva



Panduan Pelatih / Fasilitator



23



1. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan 7 badan kemanusiaan internasional besar: ICRC, IFRC, Caritas International, International Save the Children, Lutheran World Federation, Oxfam, dan World Council of Churches dalam pemberian bantuan kemanusiaan. 2. Terdiri dari 10 Prinsip Dasar tentang operasi kemanusiaan dan 3 annex yang mengatur hubungan badan kemanusiaan dengan pemerintah lokal, negara donor dan organisasi antarnegara. 3. Isi Code of Conduct : a) Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama. b) Bantuan diberikan tanpa pertimbangan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan dari penerima bantuan ataupun pembedaan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan berdasarkan oleh kebutuhan semata. c) Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik dan agama d) Kita hendaknya tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah e) Kita harus menghormati budaya dan kebiasaan/adat istiadat f) Kita harus berusaha membangun respons bencana sesuai kemampuan setempat g) Kita harus berusaha melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen bencana h) Bantuan yang diberikan hendaknya ditujukan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana di kemudian hari, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan pokok i) Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita bantuan j) Dalam kegiatan informasi, publikasi dan promosi, kita harus memandang korban bencana sebagai manusia bermartabat, bukan sebagai obyek tak berdaya. 4. Safer access (akses yang lebih aman) adalah suatu konsep / kerangka kerja yang disusun agar PMI dapat: ƒ memiliki akses yang lebih baik terhadap masyarakat yang terkena dampak konflik melakukan operasinya dengan lebih aman dalam situasi konflik. Kerangka kerja ini berisi pedoman operasional bagi PMI sebagai organisasi maupun individu-individu di dalamnya agar dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih aman dalam situasi konflik. ƒ Tujuh Pilar Safer Access terdiri atas : - Penerimaan terhadap Organisasi - Penerimaan terhadap individu dan tingkah laku pribadi - Identifikasi - Komunikasi Internal - Komunikasi Eksternal - Peraturan Keamanan - Tindakan Perlindungan - Tindakan Perlindungan 24



Pelatihan Dasar KSR



-



BAB III ORGANISASI PMI



BAB III ORGANISASI PMI 1. Kompetensi KSR Dasar (Organisasi PMI) Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam organisasi Palang Merah Indonesia Kompetensi Umum • Memiliki pengetahuan tentang organisasi Palang Merah Indonesia beserta tugas dan fungsinya. • Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama organisasi Palang Merah Indonesia. • Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.



26



Pelatihan Dasar KSR



Kompetensi Khusus •



Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sejarah berdirinya organisasi Palang Merah Indonesia.







Mempunyai pengetahuan dan pemahaman landasan hukum dan mandat organisasi Palang Merah Indonesia.







Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang kekedudukan KSR dalam organisasi PMI serta memahami fungsi dan tugas KSR.



Kompetensi Tambahan • Mampu menjadi nara sumber tentang organisasi PMI. • Memiliki jiwa dan semangat kemanusiaan serta menjaga perilaku sesuai dengan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan.



II



2. Kurikulum KSR Dasar (Organisasi PMI) No 1



Pokok Sub Pokok Bahasan Bahasan Organisasi 1. Landasan PMI Hukum 2. Struktur, Visi & Misi Dan Renstra



Peran KSR 1. Hak dan dalam Kewajiban Organisasi KSR 2. Peran dalam Pengembangan organisasi



Waktu



Metode



Media



Mengetahui dan memehami landasan hukum organisasi PMI



1 × 45’



a. Mengetahui dan memahami hubungan antar struktur organisasi PMI dengan KSR b. Mengtahui dan memahami visi dan misi PMI c. Mengetahui dan memahami pokok – pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 -2009



1 × 45’



Ceramah Curah Pendapat Diskusi



LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi



Ceramah Curah Pendapat Diskusi



LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi



Mengetahui dan memahami pengertian, peran dan posisi KSR dalam organisasi PMi



1 × 45’



Ceramah Curah Pendapat Diskusi



LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi



a. Mengetahui dan memahami pengertian, peran dan posisi KSR Dalam pengembangan sumber daya organisasi



3 × 45’



Ceramah Curah Pendapat Diskusi



LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi



1 × 45’



Ceramah Curah Pendapat Diskusi



LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi



1 × 45’



Ceramah Curah Pendapat Diskusi



LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi



b. Peran Relawn dalam Pengembangan Citra Organisasi 3. Peran dalam Pelayanan Organisasi



a. Mengetahui dan memahami lingkup kegiatan pelayanan PMI, baik dimasa damai maupun bencana/ konflik. b. Mengetahui dan memahami peranan KSR dalam pelayanan PMI, Baik dimasa damai maupun dimasa bencana/konflik



Panduan Pelatih / Fasilitator



27



GERAKAN DAN HPI



2



Tujuan Pembelajaran



3. Modul KSR Dasar (Organisasi PMI) a. Landasan Hukum i.



Tujuan Pembelajaran :



Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami Landasan Hukum yang mengakui keberadaan organisasi PMI dan Tugas Pokoknya 2. Mengetahui landasaran hukum organisasi PMI dalam menjalankan visi dan misinya 3. Mengetahui landasan hukum penugasan PMI oleh Pemerintah untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) 4. Mengetahui landasan hukum Penyelenggaraan, pendidikan dan pendirian pos Pertolongan Pertama oleh PMI



ii. iii.



Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi



iv.



Metode : Ceramah Informatif.



v.



28



Waktu : 1 x 45 Menit



Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator menjelaskan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 serta mengulas sedikit mengenai latar belakang sejarahnya • Fasilitator menjelaskan AD/ART dan proses penyusunannya • Fasilitator menjelaskan PP No. 18 Tahun 1980 • Fasilitator menjelaskan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972 • Setiap penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab dari fasilitator dan pembelajar lainnya. • Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat berdiskusi secara aktif, berkaitan dengan semua materi dalam modul ini. 3. Rangkuman : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.



Pelatihan Dasar KSR



II



---- Latihan dan Evaluasi ----



• Sebutkan dasar hukum penegasan pengakuan pemerintah terhadap PMI • Sebutkan perbedaan mandat dan penugasan • Menurut saudara apakah PMI adalah satu – satunya organisasi Kepalangmerahan di Indonesia



vi.



Referensi : • • • • • •



Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 Keppres No. 25 Tahun 1950 Keppres No. 246 Tahun 1963 AD/ART PP No. 18 Tahun 1980 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972



Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak sebelum Perang Dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan, dimana sebelumnya telah ada organisasi palang merah di Indonesia yang bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang didirikan oleh Belanda. Tetapi upaya – upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial Belanda dan Jepang. Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas instruksi Presiden Soekarno maka dibentuklah badan Palang Merah Indonesia oleh Panitia 5 (lima). Keppres No. 25 Tahun 1950 Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai satu satunya organisasi untuk menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut Conventie Geneve (1864,1906,1929,1949) ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI ) Keppres No. 246 Tahun 1963 Tugas Pokok dan Kegiatan – Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda – bedakan bangsa, golongan dan faham politik ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )



Panduan Pelatih / Fasilitator



29



GERAKAN DAN HPI



Sejarah Singkat PMI



Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan konstitusi organisasi di dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi segenap komponen organisasi untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan fungsi dan kedudukan masing – masing komponen dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI mengatur hal – hal sebagai berikut: 1. Nama, waktu, status dan kedudukan 2. Asas dan tujuan 3. Prinsip dasar 4. Lambang dan Lagu 5. Pelindung 6. Keanggotaan 7. Susunan Organisasi 8. Musyawarah dan Rapat 9. Kepengurusan 10. Markas 11. Upaya Kesehatan Transfusi Darah 12. Hubungan dan Kerjasama 13. Perbendaharaan 14. Pembinaan 15. Pembekuan Pengurus 16. Penghargaan 17. Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Sebagai lampiran juga terdapat : 1. Lambang ( gambar & penjelasan ) 2. Lagu Hymne PMI dan Mars PMI (syair dan notasi nada ) 3. Salinan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 4. Susunan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia Masa Bakti yang berlaku Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 PP No. 18 Tahun 1980 adalah keputusan pemerintah yang memberikan tugas khusus kepada Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD). Kegiatan ini mencakup seleksi donor darah, penyadapan, pengamanan, penyimpanan dan pendistribusian darah. PP No. 18 Tahun 1980 ini adalah penugasan dari pemerintah dan bukan mandat asli Palang Merah. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972, PMI dapat menyelenggarakan Pertolongan Pertama maupun menyelenggarakan pendidikan Pertolongan Pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama.



30



Pelatihan Dasar KSR



II



b. Sistem Struktur, Visi, Misi dan Renstra 2004 – 2009 i. Tujuan Pembelajaran :



Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, Pembelajar diharapkan mampu : 1. Mampu memahami hubungan antara struktur organisasi PMI dengan KSR 2. Memahami Visi & Misi PMI 3. Memahami Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 - 2009



ii. Waktu : 1 x 45 Menit iii. Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi



v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator menjelaskan Sistem Organisasi • Fasilitator menjelaskan Struktur Organisasi • Fasilitator menjelaskan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI • Fasilitator menjelaskan Visi & Misi PMI • Fasilitator menjelaskan Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 terutama yang berkaitan dengan relawan dan khususnya KSR. 3. Rangkuman dan Evaluasi : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait. • Kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait. ---- Latihan dan Evaluasi ----



• Sebutkan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI • Sebutkan Visi dan Misi PMI • Sebutkan dan jelaskan alur komunikasi antara KSR dengan PMI vi. Referensi : • Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 • Buku Memperkenalkan PMI



Panduan Pelatih / Fasilitator



31



GERAKAN DAN HPI



iv. Metode : Ceramah Informatif.



Sistem dan Struktur Organisasi PMI Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong. Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah. Suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip – Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, maka PMI jelas merupakan lembaga yang independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat, namun dibentuk oleh Pemerintah serta mendapat tugas dari Pemerintah. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan Organisasi Palang Merah Indonesia adalah sebagai berikut : 1. PMI Pusat yang dibentuk di Tingkat Pusat. 2. PMI Daerah, yang dibentuk di Tingkat Propinsi. 3. PMI Cabang, yang dibentuk di Tingkat Kota/Kabupaten PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di tingkat kecamatan. KSR PMI bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara periodik kepada Pengurus PMI Cabang setempat melalui staf yang bertanggung jawab di bidang pengembangan relawan. Struktur organisasi KSR dalam organisasi PMI adalah sebagai berikut : 1. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG PENGURUS PMI PUSAT



PIMPINAN INSTANSI PUSAT



PENGURUS PMI DAERAH



PIMPINAN INSTANSI PROPINSI Garis Komando Garis Koordinasi



PENGURUS PMI CABANG



UNIT Markas Cabang



32



Pelatihan Dasar KSR



UNIT Perguruan Tinggi



PIMPINAN INSTANSI KABUPATEN/KOTA



UNIT Masyarakat umum



UNIT Instansi



II



2. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI UNIT



Pembina KSR Pembina Teknis KSR KOMANDAN KSR WK.KOMANDAN KSR SEKERTARIS



Seksi



BENDAHARA



Seksi



Seksi



A N G G O T A



Seksi



KSR



Garis Komando Garis Kordinasi



Visi dan Misi PMI Visi PMI : Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Misi PMI : 1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat. 2. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat. 3. Pengelolaan transfusi darah secara profesional. 4. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA. 5. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan. 6. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. 7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.



Panduan Pelatih / Fasilitator



33



GERAKAN DAN HPI



Catatan : • Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit sesuai dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang telah ada.



Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 Pokok- Pokok Kebijakan PMI mencakup lima bidang pelayanan, yang terdiri dari : 1. Penanggulangan Bencana 2. Kesehatan 3. Kesejahteraan Sosial 4. Komunikasi dan Informasi 5. Pengembangan Organisasi Rencana 1. 2. 3. 4. 5. 6.



34



Strategis PMI mencakup 6 bidang pelayanan, yang terdiri dari : Bidang Pelayanan Penanganan Bencana Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Sosial Bidang Komunikasi dan Informasi Bidang PMR dan Relawan Bidang Pengembangan Organisasi



Pelatihan Dasar KSR



II



c. Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi i.



Tujuan Pembelajaran :



Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami pengertian, Peran dan Posisii KSR dalam Organisasi. 2. Mengetahui dan memahami Hak dan kewajiban KSR dalam Organisasi..



Waktu : 1 x 45 Menit



iii.



Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi



iv.



Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.



v.



vi.



Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran. 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang KSR PMI dan peran serta fungsinya dalam mendukung pengembangan Organisasi. • Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi. • Fasilitator menjelaskan pengertian KSR, peran dan posisi KSR serta Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. • Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. 4. Rangkuman : • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa menyadari akan peran dan fungsinya sebagai bagian tak terpisahkan dari Organisasi PMI. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. Referensi : 1. Kumpulan Materi – Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. AD / ART PMI, Renstra. 3. Pedoman KSR PMI tahun 2007. Panduan Pelatih / Fasilitator



35



GERAKAN DAN HPI



ii.



1. Pengertian, Peran dan Fungsi KSR PMI. 1.1. Pengertian : KSR ( Korps Sukarela ) PMI adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa perhimpunan PMI. Regu, Kelompok dan Unit KSR dapat terbentuk pada : a. Lingkungan Markas Cabang b. Lingkungan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan c. Lingkungan Satuan Kerja d. Lingkungan Masyarakat Umum. 1.2.



Peran dan Fungsi : Peran KSR PMI adalah sebagai ujung tombak kegiatan dan pelayanan PMI di masyarakat, serta mendukung pengembangan Organisasi dengan menjalankan fungsi, sbb : a. Sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas kemanusiaan baik di masa damai maupun di dalam keadaan darurat / bencana. b. Dalam menjalankan fungsinya KSR PMI berstatus sebagai relawan c. Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi relawan KSR PMI wajib mengikuti tata aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi.



2. Hak dan Kewajiban KSR Dalam Organisasi. 2.1. Hak : a. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan b. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhimpunan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan operasional. c. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan d. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi kemajuan perhimpunan PMI. e. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI f. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan tugas Kepalangmerahan g. Memperoleh pengakuan, tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan. h. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku i. Mendapat KTA PMI j. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan atau unit yang bersangkutan.



36



Pelatihan Dasar KSR



II



2.2. Kewajiban : 1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya. 2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti: a. Kegiatan Pembinaan b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan c. Kegiatan Gladi d. Kegiatan Operacional 3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan – peraturan kesatuan KSR PMI serta peraturan – peraturan yang berlaku di jajaran PMI. 3. KSR sebagai bagian dari Relawan hendaknya juga : a. b.



f.



Panduan Pelatih / Fasilitator



37



GERAKAN DAN HPI



c. d. e.



Bertingkah laku sesuai Tujuh Prinsip PM/BSM. Menghormati dan memahami aturan penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan lambing Melaksanakan kegiatan sesuai standar kualitas yang paling tinggi Siap sedia dalam situasi darurat Merespon kebutuhan orang-orang yang perlu bantuan dan meningkatkan kapasitas mereka sehingga mampu menolong diri sendiri Menyetujui dan memahami petunjuk pelaksanaan



d. Peran KSR dalam Pengembangan Sumber Daya i.



Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mampu memahami peran KSR dalam Pengembangan Organisasi dengan mengacu pada Pedoman Relawan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah 2. Mampu mengetahui, memahami serta mendukung kegiatan Pengembangan Sumber Daya organisasi 3. Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan peran KSR dalam kegiatan pelayanan organisasi



ii.



Waktu : 3 x 45 Menit



iii.



Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi



iv.



Metode : Ceramah Informatif. Curah Pendapat, Diskusi



v.



Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator menjelaskan pengertian KSR • Fasilitator menjelaskan Hak dan Kewajiban KSR dan Hak dan Kewajiban Anggota Biasa • Fasilitator menanyakan tanggapan peserta mengenai hak dan kewajiban dilanjutkan dengan diskusi singkat mengenai tanggapan peserta • Fasilitator menjelaskan pengertian Pengembangan Sumber Daya dan Jenis Sumber Daya • Fasilitator menjelaskan Aspek Akuntabilitas • Fasilitator menjelaskan mengenai kontribusi KSR dalam Pengembangan Sumber Daya • Fasilitator menjelaskan mengenai kode etik Penggalangan Dana • Fasiltator menanyakan tanggapan dari peserta mengenai kode etik Penggalangan dana • Fasilitator menjelaskan mengenai Penggalangan Dana dan Piramida Donor • Fasilitator menjelaskan mengenai Metode Penggalangan Dana dari donor Individu • Fasilitator menjelaskan mengenai Hak – Hak Donor ( Donors Bill of Rights ) • Fasilitator berdiskusi singkat dengan peserta mengenai hak – hak donor



38



Pelatihan Dasar KSR



II



• Fasilitator menjelaskan mengenai Kemitraan dan contoh – contoh kemitraan • Fasilitator menjelaskan mengenai unit usaha dalam Palang Merah Indonesia • Fasilitator menjelaskan mengenai contoh – contoh unit usaha dalam Palang Merah Indonesia 3. Rangkuman dan Evaluasi : • Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait. ---- Latihan dan Evaluasi ----



vi.



• •



Sebutkan hak & kewajiban KSR sebagai anggota biasa







Sebutkan hak – hak donor



Sebutkan jenis kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan dengan target donor individu



Referensi :



Panduan Pelatih / Fasilitator



39



GERAKAN DAN HPI



• Pokok – Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009 • Buku Memperkenalkan PMI



Pengembangan Sumber Daya Proses untuk memperoleh semua sumber daya yang diperlukan oleh Organisasi dalam rangka membangun kapasitasnya melalui landasan keuangan yang kuat dan mandiri. Sumber Daya itu terdiri dari : • Sumber Dana (Subsidi, sumbangan masyarakat, hibah, sponsor, usaha lain, dll) • Sumber Daya Manusia (Karyawan, relawan dan Pengurus) • Sarana (Barang, peralatan, bangunan, kendaraan dan lain sebagainya) Di dalam penyusunan program Pengembangan Sumber Daya ada beberapa langkah menuju kemandirian sumber daya, yaitu : • Rencana program jangka panjang dan jangka pendek • Rencana anggaran dan sumber penggalangannya • Membangun citra (dan mempertahankan melalui akuntabilitas) • Komitmen pengurus dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan sumber daya • Pelatihan staf dan relawan • Evaluasi CITRA Di dalam Pengembangan Sumber Daya, adalah sangat penting bagi Perhimpunan Nasional untuk memiliki citra yang positif. Tidak satupun dari persiapan, strategi atau pemakaian SDM yang dapat membuahkan hasil jika persepsi masyarakat terhadap Perhimpunan Nasional ternyata negatif atau sama sekali tidak ada. Dana yang diberikan secara cuma-cuma oleh perorangan atau organisasi hanya disumbangkan dalam atmosfir pemahaman dan niat baik. Di dalam Pengembangan Sumber Daya, Akuntabilitas dapat dilihat dari 3(tiga) aspek : Performa / Kinerja, Donasi dan Organisasi Relawan adalah komponen berharga dari organisasi Palang Merah Indonesia. Relawan adalah kekuatan inti organisasi yang merupakan potensi sumberdaya dan dana organisasi. Banyak hal yang dapat dikontribusikan KSR sebagai relawan terhadap pengembangan sumber daya, antara lain : • Gagasan (pemikiran) untuk mendukung penggalangan dana seperti menjadi konsultan, melakukan riset pasar, dan lain lain ) • Menjadi pengelola atau pelaksana event / kegiatan penggalangan dana • Di bidang sales marketing, promosi atau publikasi • Menjadi contact person / LO dengan mitra • Menjadi pelaksana program penggalangan dana, dlsb Relawan (dalam hal ini KSR) juga dapat memberikan kontribusi pembentukan citra yang positif dengan memegang teguh kode etik dalam penggalangan dana. Kode etik Penggalangan dana dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Penggalangan Dana Penggalangan dana adalah kegiatan yang penting bagi organisasi dalam upaya mendukung jalannya program dan menjalankan roda operasional agar organisasi dapat mencapai maksud dan tujuannya. Dalam penggalangan dana adalah sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari target donor seperti yang di gambarkan oleh piramida donor dibawah ini. 40



Pelatihan Dasar KSR



II



ePeran KSR dalam Pengembangan Citra Organisasi i. Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, diharapkan mampu :



pembelajar



1. Mengetahui dan memahami pentingnya pengembangan Citra Organisasi.. 2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam mendukung kegiatan Pengembangan Citra Organisasi.



ii. Waktu : 1 x 45 Menit



iv. Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab. v. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator mengajak Peserta curah pendapat tentang kegiatan pembentukan Citra yang dipahami Selama ini. • Fasiliator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi. • Fasilitator menjelaskan materi yang sesuai diharapkan dalam tujuan pembelajaran. • Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. 4. Rangkuman : • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa berperan dalam kegiatan pelayanan PMI. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. vi. Referensi : 1. Panduan Komunikasi /Humas (akan diproduksi tahun 2006) Sementara presentasi power point. 2. Booklet Pengembangan organisasi Panduan Pelatih / Fasilitator



41



GERAKAN DAN HPI



iii. Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi



1. Peran Pengembangan Citra bagi Organisasi. a. Mengana organisasi perlu citra ? b. Siapa saja yang berperan dalam kegiatan Pengembangan Citra. 2. kegitatan komunikasi PMI dalam pengembangan Citra organisasi. 3. Peran KSR dalam kegiatan Pengembangan Citra a. Peran Fungsional b. Peranan Teknis Operasional c. Keterampilan Khusus untuk mendukung Pengembangan Citra organisasi



42



Pelatihan Dasar KSR



II



f. Peran KSR Dalam Organisasi i.



Tujuan Pembelajaran :



Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, diharapkan mampu :



pembelajar



1. Mengetahui dan memahami lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI baik di masa damai/normal maupun di masa emergency / bencana. 2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam Pelayanan PMI baik di masa damai/normal maupun di masa emergency / bencana.



Waktu : 1 x 45 Menit



iii.



Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi



iv.



Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.



v.



Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : • Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. • Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran. 2. Kegiatan Pembelajaran : • Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang Kegiatan dan Pelayanan PMI yang dilaksanakan selama ini. • Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi. • Fasilitator menjelaskan ruang lingkup kegiatan dan pelayanan PMI, baik di masa damai maupun masa bencana serta Peran KSR dalam Pelayanan PMI. • Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali menyebutkan berbagai jenis pelayanan PMI dan bagaimana sebagai anggota KSR berperan dalam pelayanan tersebut. 4. Rangkuman : • Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa berperan dalam kegiatan pelayanan PMI. • Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.



Panduan Pelatih / Fasilitator



43



GERAKAN DAN HPI



ii.



1.



Lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI PMI adalah organisasi social kemanusiaan yang melaksanakan bermacam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Ruang lingkup kegiatan pelayanan PMI meliputi pelayanan PMI di masa Damai maupun pada saat situasi darurat / bencana.



2.



44



1.1. Pelayanan PMI Pada Masa Damai : a. Pelayanan Kesehatan Tujuan Pelayanan Kesehatan PMI Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan secara merata, terjangkau dan bermutu dengan Prioritas: 1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang efektif serta pemanfaatannya secara optimal untuk masyarakat khususnya kelompok masyarakat rentan. 2. Peningkatan kapasitas sumber daya PMI agar dpt memberikan pelayanan kesehatan secara optimal b. Pelayanan Sosial, meliputi : Tujuan Pelayanan Di Bidang Sosial : PMI memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan sosial yang berkualitas kepada masyarakat rentan di seluruh Indonesia, dengan Prioritas: 1. Mengembangkan program pelayanan sosial yang efektif, memadai & terjangkau 2. Mobilisasi sumber daya utk program pelayanan sosial PMI 3. Pengembangan jejaring dan kerjasama dalam sektor pelayanan sosial C. Pembinaan dan Pengembangan PMR Anggota KSR sebagai bagian dari Relawan PMI mempunyai peran penting membantu PMI Cabang dalam kegiatan Pembinaan dan Pengembangan PMR sebagai calon Relawan Masa Depan.. Sesuai kompetensi yang dimilikinya dengan menggunkan konsep pendekatan pendidikan Remaja Sebaya atau melalui konsep Youth Centre. Oleh karena itu agar dapat berperan dalam pembinaan dan pengembangan PMR, anggota KSR dapat mengikuti Orientasi Pembina PMR yang dilaksanakan oleh PMI Cabang. 1.2. Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana : Tugas Pokok PMI sesuai Psl. 2 Keppres RI No. 246 Th. 1963 : Melaksanakan tugas-tugas bantuan pertama pada tiap-tiap bentjana alam atau perang. Salah satu kebijakan PMI dalam Penanggulangan Bencana adalah bagaimana memberikan pelayanan mencakup pertolongan dan bantuan, khususnya masyarakat yang paling rentan dalam keadaan darurat. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara cepat, tepat dan terkoordinir. Peran KSR Dalam Pelayanan PMI 2.1. Peran KSR dalam Pelayanan PMI Pada Masa Damai : Pada dasarnya peran KSR sangat diharapkan sebagai ujung tombak kegiatan pelayanan PMI di masyarakat, sehingga setiap anggota KSR dengan keterampilan yang dimiliki mempunyai peluang yang sama dalam



Pelatihan Dasar KSR



II



2.2. Peran KSR dalam Kegiatan dan Pelayanan PMI Bencana :



Pada Masa Darurat /



Anggota KSR yang telah memiliki keterampilan Spesialisasi dapat berperan dan tergabung dalam wadah SATGANA PMI jika terjadi bencana dengan melaksanakan tugas – tugas di lapangan sesuai kompetensi masing – masing. Tugas dan Kegiatan tersebut, meliputi : 1. PP dan evakuasi korban 2. Memberi perawatan di tempat penampungan sementara termasuk merawat luka, mengganti pembalut 3. Mendukung TSR ( tenaga professional ) di Klinik lapangan – mobile clinic / pelayanan ambulans 4. Mendukung ERU watsan dalam program bantuan Watsan 5. Memberi dukungan PSP terhadap korban bencana 6. Dapur Umum dan Penampungan Sementara 7. Logistik dan Distribusi Relief 8. Tracing and Mailing Service 9. Assessment 10. Transfusi Darah 11. Komunikasi 12. Dll. untuk memahami prosedur penanggulangan bencana, maka anggota Korps Suka Rela dapat membaca Protap Tanggap Darurat Bencana PMI. Panduan Pelatih / Fasilitator



45



GERAKAN DAN HPI



memberikan perannya pada kegiatan Pelayanan PMI, khususnya pada masa damai. Tugas pelayanan PMI di masa Damai tersebut, sbb : a. Dengan keterampilan PP, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan PP misalnya di pos permanent, stand by pada event – event tertentu, asisten untuk Kru ambulans b. Dengan keterampilan PK, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan Perawatan Lansia / pendamping Lansia di rumah (bagian dari program Lansia), merawat orang sakit di rumah, Perawat bayi (mis : tempat penitipan bayi di Markas Cabang), Pendamping Odha, dll. c. Dengan keterampilan PSP, maka KSR dapat berperan dalam Dukungan PSP kepada kelompok Lansia, anak jalanan, korban bencana ( khususnya pasca bencana ). d. Dengan keterampilan bekerja dengan masyarakat, maka KSR dapat berperan dalam Pemberdayaan Masyarakat / membantu menyiapkan masyarakat kelompok rentan agar mampu menolong dirinya sendiri, membantu melatih kader / relawan di masyarakat melalui program desa mitra, dan memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat melalui PHAST proses, pendekatan KBBM, PRBM, dll. e. Dengan keterampilan Menyuluh, maka KSR dapat berperan sebagai Fasilitator dalam peningkatan awareness HIV/AIDS & Napza untuk kelompok high risk atau agent of behaviour change, mendukung program Imunisasi campak, imunisasi polio, penanggulangan Pandemi Flu, program penanggulangan malaria, dll. f. KSR juga dapat menjadi Donor Darah Sukarela yang aktif sekaligus sebagai motivator kegiatan Donor Darah Sukarela (bagaimana menjadi Donor Darah Sukarela dan hal-hal yang harus diperhatikan dapat dibaca pada brosur-brosur donor darah sukarela atau dapat menghubungi UTDC setempat)



46



Pelatihan Dasar KSR



BAB IV PERTOLONGAN PERTAMA



BAB IV PERTOLONGAN PERTAMA 1. Kompetensi Pertolongan Pertama Kompetensi Mampu melakukan tindakan Pertolongan Pertama



Kompetensi



Kompetensi



48



Tujuan Belajar Memahami Dasardasar Pertolongan Pertama



Tujuan Belajar Menguasai Anatomi dan Faal Dasar



Tujuan Belajar Mampu melakukan Penilaian Penderita



Pelatihan Dasar KSR



Indikator Menjelaskan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan Pertama. Menjelaskan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu & komponennya Menyebutkan dasar Hukum Pertolongan Pertama Mengenali 6 Alat Perlindungan Dasar. Menyebutkan 3 Alat Perlindungan Dasar Mengerti kedua macam persetujuan tindakan pertolongan. Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan pertolongan. Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama. Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama. Mengetahui & Mengenali fungsi alat dan bahan PP. Mengetahui fungsi alat dan bahan PP. Indikator Menyebutkan arti anatomi dan faal. Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia. Menyebutkan 5 bagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya. Menyebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya. Menyebutkan & Menjelaskan 3 sistem yang ada dalam tubuh manusia. Indikator Menyebutkan langkah-langkah penilaian pada penderita. Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian keadaan. Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki. Menyebutkan 6 tindakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi kejadian. Menyebutkan sekurangkurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi.



Materi Pengertian dasar dan tujuan Pertolongan Pertama. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Dasar Hukum Pertolongan Pertama Alat Perlindungan Dasar.



Persetujuan tindakan pertolongan.



Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama. Fungsi alat dan bahan PP. Materi Pengertian anatomi dan faal. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya. Sistem yang ada dalam tubuh manusia. Materi Penilaian pada penderita. Penilaian keadaan. Keamanan lokasi Tiba di lokasi kejadian. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi.



IV



Menyebutkan tujuanpenilaian dini. Menyebutkan ke 6 langkahlangkah penilaian dini . Mengenali trauma signifikan dan non signifikan pada kesan umum Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderita secara umum. Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik. Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu . Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita pada berdasarkan akronim KOMPAK. Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala. Bagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita.



Tujuan Belajar Mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar



Menjelaskan secara ringkas sistem pernapasan dan sirkulasi. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis & mati biologis. Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival.



Pemeriksaan Fisik



Riwayat Penderita . Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala. Pelaporan dan serah terima penderita. Praktek : Pengamanan lokasi kejadian.



Penilaian Dini



Pemeriksaan Fisik



Riwayat Penderita



Pelaporan Materi Teori : Sistem pernapasan dan sirkulasi. Mati



Rantai Survival



Panduan Pelatih / Fasilitator



49



PERTOLONGAN PERTAMA



Kompetensi



Mendemonstrasikan langkahlangkah pengamanan lokasi kejadian. Mendemonstrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum. Mendemonstrasikan masingmasing penilaian ASNT Mendemonstrasikan Lihat Dengar dan Rasakan untuk menilai Pernapasan Mendemonstrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan atau tanpa respon Mendemonstrasikan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap. Mendemonstrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda vital : pernapasan, nadi, suhu Mendemonstrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari Kompak. Mendemonstrasikan bagaimana melakukan wawancara berpedoman pada KOMPAK. Mendemonstrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis. Indikator



Penilaian dini.



Kompetensi



Tujuan Belajar



Indikator Menjelaskan ke tiga komponen Bantuan Hidup Dasar. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas. Menyebutkan cara membuka jalan napas. Menyebutkan cara memeriksa napas. Menyebutkan teknik untuk membersihkan jalan napas. Mengenali gangguan jalan napas



Materi Komponen BHD Airway (Penguasaan Jalan Napas)



Menjelaskan parasat Heimlich pada Jalan Nafas sumbatan total



Kompetensi



Tujuan Belajar Mampu menangani perdarahan dan syok



Menyebutkan prinsip dasar bantuan pernapasan. Menyebutkan 4 cara memberikan Bantuan Pernapasan. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi. Menyebutkan kedalaman penekanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai kelompok umur. Menjelaskan prinsip Resusitasi Jantung Paru. Menyebutkan rasio pada Resusitasi Jantung Paru. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar Indikator Menyebutkan 6 tanda RJP dilakukan dengan baik. Menyebutkan sekurangnya3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP dihentikan. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya. Mendemonstrasikan cara memeriksa ada tidaknya pernapasan pada penderita tidak respon. Mendemonstrasikan cara : angkat dagu tekan dahi Mendemonstrasikan cara melakukan posisi pemulihan. Mendemontrasikan bantuan napas tekhnik dari mulut ke mulut atau alat pelindung dan masker bila ada Mendemonstrasikan cara menentukan dan memeriksa ada tidaknya nadi karotis. Mendemonstrasikan teknik kompresi dada pada penderita dewasa.



50



Pelatihan Dasar KSR



Breathing (Bantuan napas)



Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)



Resusitasi Jantung Paru.



Materi



Praktek : Airway (Penguasaan Jalan Napas)



Breathing (Bantuan napas)



Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)



IV



Mendemonstrasikan RJP oleh satu orang penolong pada manekin dewasa Kompetensi



Tujuan Belajar



Indikator Menjelaskan pengertian perdarahan Menyebutkan ketiga macam sumber perdarahan. Menjelaskan 2 jenis perdarahan Menyebutkan kapan penolong harus mencurigai terjadinya perdarahan dalam. Menjelaskan bagaimana melindungi diri terhadap infeksi. Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalikan perdarahan luar. Menjelaskan perawatan perdarahan . Menyebutkan pengertian syok. Menyebutkan masing-masing kelima gejala dan tanda syok.



Resusitasi Jantung Paru. Teori : Teori : Materi Pengertian perdarahan Sumber perdarahan Jenis perdarahan Perdarahan dalam



Perdarahan luar



Syok



Praktek : Mendemonstrasikan cara menghentikan perdarahan luar. Menunjukkan titik-titik tekan untuk membantu menghentikan perdarahan Mendemonstrasikan cara perawatan perdarahan Mendemonstrasikan langkahlangkah penanganan syok. Kompetensi



Tujuan Belajar Mampu menangani cedera jaringan lunak



Indikator Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak. Menyebutkan 2 klasifikasi luka. Menyebutkan 6 macam luka terbuka. Menyebutkan 3 macam luka tertutup. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka Menyebutkan 4 fungsi penutup luka. Menyebutkan ketiga fungsi pembalut Menguasai pedoman penutupan dan pembalutan luka. Menjelaskan pemakaian pemabalutan penekanan. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka terbuka. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka tertutup. Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap.



Praktek : Penanganan perdarahan luar



Penanganan syok Materi Teori : Pengertian cedera jaringan lunak Klasifikasi luka Luka terbuka Luka tertutup Penutup dan pembalut luka



Perawatan luka terbuka Perawatan luka tertutup Perawatan luka dengan benda asing menancap



Panduan Pelatih / Fasilitator



51



PERTOLONGAN PERTAMA



Menyebutkan langkah-langkah penanganan syok.



Praktek :



Kompetensi



Tujuan Belajar Mampu menangani cedera sistem otot rangka



Kompetensi



Tujuan Belajar



Mampu menangani kasus luka bakar



Mendemonstrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan. Mendemonstrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh. Indikator Mendemonstrasikan pembalutan penekanan. Mendemonstrasikan Perwatan luka terbuka. Mendemonstrasikan perawatan luka tertutup Menjelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka Menyebutkan pengertian patah tulang Menyebutkan mekanisme penyebabnya. Menyebutkan 4 macam gejala dan tanda patah tulang. Menjelaskan 2 macam jenis patah tulang dan mengapa diadakan perbedaan tersebut. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembidaian. Menyebutkan 5 macam tujuan pembidaian. Menyebutkanberbagai macam bidai termasuk keuntungan dan kerugian masing-masing. Indikator Menyebutkan 4 pedoman umum pembidaian. Menyebutkan mengenai pertolongan cedera otot rangka Menjelaskan mengenai penanganan terkilir.



Pedoman umum penutup luka dan pembalutan. Penggunaan pembalut Materi Pembalutan penekanan. Perawatan berbagai luka Teori : Cedera otot rangka.



Gejala dan tanda patah tulang Pembagian patah tulang



Pembidaian



Materi



Pertolongan cedera otot rangka Praktek :



Kompetensi



52



Tujuan Belajar Mampu melakukan pemindahan pen-



Pelatihan Dasar KSR



Mendemonstrasikan pemeriksaan patah tulang. Mendemonstrasikan pertolongan umum patah tulang pada tulang tangan & tungkai Teori : Menyebutkan 4 penyebab luka bakar. Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar. Menghitung luas permukaan tubuh yg mengalami luka bakar. Menyebutkan 3 macam derajat berat luka bakar. Menyebutkan beberapa faktor penyulit pada kasus luka bakar. Menyebutkan langkah-langkah penanganan luka bakar. Indikator Menyebutkan prinsip-prinsip mekanika tubuh. Menjelaskan hal-hal yang harus



Pemeriksaan patah tulang Pertolongan umum patah tulang Teori : Penyebab luka bakar Penggolongan luka bakar Luas luka bakar Derajat berat luka bakar Penyulit luka bakar Penanganan luka bakar Materi Teori : Mekanika tubuh.



IV



derita



Kompetensi



Tujuan Belajar Mampu menangan kasus Kedaruratan Medis



diperhatikan pada saat memindahkan penderita. Mengerti kapan penderita harus dipindahkan. Menjelaskan kapan dilakukan tindakan pemindahan darurat. Menjelaskan kapan dilakukan pemindahan biasa. Menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang dihadapi Menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita.



Pemindahan darurat Pemindahan biasa Posisi penderita Peralatan pemindahan penderita Praktek :



Mendemonstrasikan berbagai pemindahan darurat.



Pemindahan darurat



Mendemonstrasikan berbagai pemindahan biasa.



Pemindahan biasa Materi



Indikator



Teori: Gejala & Tanda Kedaruratan Medis



Menyebutkan gejala & tanda kedaruratan medis umum



Menjelaskan pengertian tentang racun.



Ayan



PERTOLONGAN PERTAMA



Menyebutkan gejala/tanda ayan Menyebutkan penatalaksanaan ayan Menyebutkan gejala/tanda pingsan Menyebutkan penatalaksanaan pingsan Menyebutkan gejala & tanda kejang panas Menyebutkan penatalaksanaan kejang panas Menyebutkan gejala & tanda kelelahan panas Menyebutkan penatalaksanaan kelelahan panas Menyebutkan gejala dan tanda sengatan panas Menyebutkan penatalaksanaan Sengatan panas Menyebutkan gejala/tanda serta penatalaksanaan kasus paparan dingin.



Mampu menangani kasus keracunan



Saat pemindahan penderita



Pingsan Paparan panas



Papatan dingin



Pengertian racun



Menjelaskan cara terjadinya keracunan pada manusia.



Kompetensi



Tujuan Belajar



Indikator Menjelaskan cara masuknya racun ke dalam tubuh manusia. Menyebutkan gejala dan tanda keracunan secara umum. Menyebutkan penatalaksanaan keracunan secara umum. Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular



Mampu melakukan Triage dan memahami Incident Command System



Materi Cara masuk racun dalam tubuh manusia Gejala dan tanda keracunan secara umum. Penatalaksanaan keracunan secara umum. Gigitan ular Teori :



Mengetahui dasar-dasar Incident Command System Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS Menjelaskan dasar-dasar triage Menyebutkan metode START Mendemonstrasikan dalam satu simulasi suatu triage metode START



Incident Command System Sektor ICS Triage Metode START Praktek : Simulasi start



Panduan Pelatih / Fasilitator



53



2. Kurikulum KSR Dasar (Pertolongan Pertama) No 1.



Topik



Subtopik



Dasar-dasar Pertolongan Pertama



Teori 1.1.



1.2.



1.3.



1.4.



1.5.



Pengertian dasar dan tujuan Pertolongan Pertama. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Dasar Hukum Pertolongan Pertama Alat Perlindungan Dasar.



Persetujuan tindakan pertolongan.



Tujuan pembelajaran



1.1.1.



Menjelaskan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan Pertama.



1.2.1.



Men jelaskan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu dan komponennya Menyebutkan dasar Hukum Pertolongan Pertama



1.3.1.



1.7.



1.8.



54



Pelatihan Dasar KSR



Kewajiban Pelaku Pertolo-ngan Pertama. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama. Fungsi alat dan bahan PP.



Waktu



Interactive Lecture



1x 45'



Media Buku peserta Whiteboard



Flipchart



Mengenali 6 Alat Perlindungan Dasar.



Marker



1.4.2.



Menyebutkan 3 Alat Perlindungan Dasar. Mengerti kedua macam persetujuan tindakan pertolongan. Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan pertolongan. Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama. Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama. Mengetahui dan mengenali fungsi alat dan bahan PP dasar



Paper



1.5.1.



1.6.1.



1.7.1.



1.8.1.



Referensi Buku PP PMI Buku lain yang relevan



Faal



1.4.1.



1.5.2.



1.6.



Metodologi



OHP



Alat peraga



Anatomi



IV



2.



Anatomi dan Faal Dasar



Teori 2.1.



2.2.



2.3.



2.5.



3.



Penilaian Penderita



Teori 3.1.



Penilaian pada penderita.



3.2.



Penilaian keadaan.



3.3.



Keamanan lokasi



3.4.



Tiba di lokasi kejadian.



2.2.1.



Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia.



2.3.1.



Menyebutkan kelima bagian tubuh manusia dan bagianbagiannya.



2.4.1.



Menyebutkan kelima rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya. Menyebutkan dan menjelaskan 3 sistem tubuh manusia



2.5.1.



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 3.1.1. Menyebutkan langkahlangkah penilaian pada penderita. 3.2.1. Menyebutkan langkahlangkah dalam melakukan penilaian keadaan. 3.3.1. Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki. 3.4.1. Menyebutkan ke enam tin-



Interactive Lecture



1 x 45'



idem



Buku PP PMI Bahan lain yang relevan



PERTOLONGAN PERTAMA



2.4.



Pengertian anatomi dan faal. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia. Pembagian tubuh manusia dan bagianbagiannya. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya. Sistem yang ada dalam tubuh manusia.



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 2.1.1. Menyebutkan arti anatomi dan faal.



Interactive Lecture



2 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



2 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart



Marker



Paper



Panduan Pelatih / Fasilitator



55



3.5.



Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi.



3.5.1.



3.6.



Penilaian dini.



3.6.1. 3.6.2.



3.6.3.



3.7.



Pemeriksaan Fisik



3.7.1.



3.7.2.



3.7.3



56



Pelatihan Dasar KSR



3.8



Riwayat Pende-rita .



3.8.1



3.9



Pemeriksaan Berkelanjutan



3.9.1



3.10



Pelaporan dan serah terima penderita.



3.10.1



dakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi kejadian. Menyebutkan sekurangkurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi. Menyebutkan tujuan penilaian dini Menyebutkan ke 6 langkahlangkah penilaian dini . Mengenali trauma signifikan dan nonsignifikan pada kesan umum Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderita secara umum Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik. Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita pada berdasarkan akronim KOMPAK. Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala. Bagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita.



OHP



Alat peraga



IV



3.11



3.12



Praktek Pengamanan lokasi kejadian. Penilaian Dini



3.11.1



3.12.1



3.12.2



3.12.3



3.13



Pemeriksaan Fisik



3.13.1



3.13.2



3.14



Riwayat Penderita



3.14.1



3.15



Pelaporan



3.15.1



-



PERTOLONGAN PERTAMA



3.12.4



Mendemonstra sikan langkahlangkah pengamanan lokasi kejadian. Mendemonstrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum. Mendemonstrasikan masing-masing penilaian ASNT Mendemonstrasikan Lihat, Dengar dan Rasakan untuk menilai Pernapasan Mendemonstrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan atau tanpa respon. Mendemonstrasikan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap. Mendemonstra sikan secara benar masingmasing komponen pemeriksaan tanda vital : pernapasan, nadi, suhu Mendemonstrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari KOMPAK Mendemonstra sikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis.



Panduan Pelatih / Fasilitator



57



4.



58



Bantuan Hidup Dasar 4.1



Sistem pernapasan dan sirkulasi.



4.2



Mati



4.3



Rantai Survival



4.4



Komponen BHD



4.5



Airway (Penguasaan Jalan Napas)



4.6



Breathing (Bantuan napas)



Pelatihan Dasar KSR



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 4.1.1. Menjelaskan secara ringkas sistem pernapasan dan sirkulasi. 4.2.1. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis. 4.2.2. Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati. 4.3.1. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival. 4.4.1. Menjelaskan ke tiga komponen Bantuan Hidup Dasar. 4.5.1. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas. 4.5.2. Menyebutkan cara membuka jalan napas. 4.5.3. Menyebutkan cara memeriksa napas. 4.5.4. Menyebutkan teknik untuk membersihkan jalan napas. 4.5.5. Mengenali gangguan jalan napas. 4.5.6. Menjelaskan perasat Heimlich pada sumbatan total 4.6.1. Menyebutkan prinsip dasar bantuan pernapasan. 4.6.2. Menyebutkan 4 cara memberikan Bantuan Pernapasan. 4.6.4. Menyebutkan tanda pernapasan ade-



Interactive Lecture



2 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



3 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart



Marker Paper



OHP



Alat peraga



IV



4.7



4.8



Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)



Resusitasi Jantung Paru.



4.7.1.



4.7.2.



4.8.1.



4.8.2.



4.8.6.



4.8.7.



4.8.8.



4.8.9.



4.9.



Praktek Airway (Penguasaan Jalan Napas)



4.9.1.



4.9.2.



4.9.3.



PERTOLONGAN PERTAMA



4.8.3.



kuat, kurang adekuat dann tidak bernapas. Menyebutkan prinsip dasar bantuan Sirkulasi. Menyebutkan kedalaman penekanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai kelompok umur. Menjelaskan prinsip Resusitasi Jantung Paru. Menyebutkan rasio pada Resusitasi Jantung Paru. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar. Menyebutkan ke enam tanda RJP dilakukan dengan baik. Menyebutkan sekurangnya 3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP dihentikan. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya. Mendemonstrasikan cara memeriksa ada tidaknya pernapasan pada penderita tidak respon. Mendemonstrasikan cara angkat dagu tekan dahi Mendemonstra sikan cara Panduan Pelatih / Fasilitator



59



4.10



Breathing (Bantuan napas)



4.10.1



4.11



Circulatory Support (Bantuan Sirkulasi)



4.11.1



4.11.2



4.12



5.



Perdarahan dan Syok



Teori 5.1. 5.2.



60



Resusitasi Jantung Paru.



Pengertian perdara-han Sumber perdarahan



5.3.



Jenis perdara-han



5.4.



Perdarahan dalam



5.5.



Perdarahan luar



Pelatihan Dasar KSR



4.12.1



melakukan posisi pemulihan. Mendemonstra sikan bantuan napas teknik dari mulut ke mulut atau alat pelindung dan masker bila ada Mendemonstrasikan cara menentukan dan memeriksa ada tidaknya nadi karotis. Mendemonstrasikan teknik kompresi dada pada penderita dewasa. Mendemonstrasikan RJP oleh satu orang penolong pada manekin dewasa.



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 5.1.1. Menjelaskan pengertian perdarahan 5.2.1. Menyebutkan ketiga macam sumber perdarahan. 5.3.1. Menjelaskan 2 jenis perdarahan 5.4.1. Menyebutkan kapan penolong mencurigai terjadinya perdarahan dalam. 5.5.1. Menjelaskan bagaimana melindungi diri terhadap infeksi. 5.5.2. Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalika n perdarahan luar. 5.5.3. Menjelaskan perawatan



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



1 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart



Marker Paper



OHP



Alat peraga



IV



5.6.



Syok



5.6.1. 5.6.2.



5.6.3.



Praktek 5.7. Penanganan perdarahan luar



5.7.1.



5.7.2.



5.8.



Penanganan syok



5.8.1.



Praktek : Mendemonstrasikan cara menghentikan perdarahan luar. Menunjukkan titik-titik tekan untuk membantu menghentikan perdarahan Mendemonstrasikan cara perawatan perdarahan Mendemonstra sikan langkahlangkah penanganan syok.



PERTOLONGAN PERTAMA



5.7.3.



perdarahan . Menyebutkan pengertian syok Menyebutkan masing-masing kelima gejala dan tanda syok. Menyebutkan langkahlangkah penanganan syok.



Panduan Pelatih / Fasilitator



61



6.



Teori



Cedera Jaringan Lunak 6.1.



Pengertian cedera jaringan lunak Klasifikasi luka Luka terbuka



6.1.1



6.4.



Luka tertutup



6.4.1



6.5.



Penutup dan pembalut luka



6.5.1



6.2. 6.3.



6.2.1 6.3.1



6.5.2



6.5.3 6.5.5 6.5.7 6.5.8 6.6. 6.7.



6.8.



Perawa-tan luka terbuka Perawa-tan luka tertutup



6.6.1



Perawa-tan luka dengan benda asing menan-cap



6.8.1



Praktek 6.9.



6.10



6.11 6.12.



Pedoman umum penutup luka & pembalutan. Penggunaan pembalut



Pembalutan peneka-nan. Perawa-tan berbagai luka



6.7.1



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 6.9.1. Mendemonstrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan. 6.10.1 .



6.11.1 . 6.12.1 . 6.12.2 .



62



Pelatihan Dasar KSR



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak. Menyebutkan 2 klasifikasi luka. Menyebutkan 6 macam luka terbuka. Menyebutkan 3 macam luka tertutup. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka Menyebutkan 4 fungsi penutup luka. Menyebutkan ketiga fungsi pembalut Menguasai pedoman penutupan dan pembalutan luka. Menjelaskan pemakaian pembalutan penekanan. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka terbuka. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka tertutup. Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap.



Mendemonstrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh. Mendemonstrasikan pembalutan penekanan. Mendemonstrasikan Perawatan luka terbuka. Mendemonstrasikan perawatan luka tertutup.



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



3 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart Marker Paper OHP



Alat peraga



IV



7.



Cedera Sistem Otot Rangka



Teori 7.1.



Cedera otot rangka.



Gejala dan tanda patah tulang



7.3.



Pembagian patah tulang



7.4.



Pembidaian



7.5.



Pertolongan cedera otot rangka



Praktek 7.6. Pemeriksaan patah tulang 7.7. Pertolongan umum patah tulang



7.6.1.



7.7.1.



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



2 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart Marker Paper



OHP



PERTOLONGAN PERTAMA



7.2.



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 7.1.1. Menjelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka 7.1.2. Menyebutkan pengertian patah tulang 7.1.3. Menyebutkan mekanisme penyebabnya. 7.2.1. Menyebutkan sekurangnya 4 macam gejala dan tanda patah tulang. 7.3.1. Menjelaskan 2 macam jenis patah tulang dan mengapa diadakan perbedaan tersebut. 7.4.1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembidaian. 7.4.2. Menyebutkan 5 macam tujuan pembidaian. 7.4.3. Menyebutkan berbagai macam bidai termasuk keuntungan dan kerugian masingmasing. 7.4.4. Menyebutkan 4 pedoman umum pembidaian. 7.5.1. Menyebutkan cara pertolongan cedera otot rangka Mendemonstrasikan pemeriksaan patah tulang. Mendemonstrasikan pertolongan umum patah tulang pada tulang lengan dan tungkai



Panduan Pelatih / Fasilitator



63



8.



Luka bakar



Teori



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI Bahan lain yang relevan



8.1.



Penyebab luka bakar



8.1.1.



Menjelaskan 4 penyebab luka bakar.



Whiteboard



8.2.



Penggolongan luka bakar



8.2.1.



Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar.



Flipchart



8.3.



Luas luka bakar



8.3.1.



Marker



8.4.



Derajat berat luka bakar Penyulit luka bakar



8.4.1.



Menghitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar. Menyebutkan 3 macam derajat berat luka bakar. Menyebutkan beberapa faktor penyulit pada kasus luka bakar.



Penanganan luka bakar



8.6.1.



8.5.



8.6.



64



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu :



Pelatihan Dasar KSR



8.5.1.



Menyebutkan langkahlangkah penanganan luka bakar.



Paper



OHP



IV



9.



Pemindahan Penderita



Teori 9.1.



9.2.



9.3.



Mekanika tubuh.



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



2 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart



Mengerti kapan penderita harus dipindahkan.



Marker



9.3.1.



Menjelaskan kapan perlu dilakukan tindakan pemindahan darurat. Menjelaskan kapan dilakukan peminda han biasa. Menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang dihadapi Menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita.



Paper



Pemindahan biasa



9.4.1.



9.5.



Posisi penderita



9.5.1.



Peralatan pemindahan penderita Praktek 9.7. Pemindahan darurat



9.61.



9.8.



9.8.1.



Pemindahan biasa



1 x 45'



9.2.1.



9.4.



9.6.



Interactive Lecture



9.7.1.



PERTOLONGAN PERTAMA



Saat pemindahan penderita Pemindahan darurat



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 9.1.1. Menyebutkan prinsip-prinsip mekanika tubuh 9.1.2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memindahkan penderita.



OHP



Alat peraga



Mendemonstrasikan berbagai pemindahan darurat. Mendemonstrasikan berbagai pemindahan biasa.



Panduan Pelatih / Fasilitator



65



10.



Kedaruratan Medis



Teori 10.1



10.2



Gejala dan tanda kedaruratan medis. Ayan



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 10.1.1 Menyebutkan gejala dan tanda kedaruratan medis umum 10.2.1 10.2.2



10.3



Pingsan



10.3.1 10.3.2



10.4



Paparan panas



10.4.1



10.4.2



10.4.3



10.4.4



10.4.5



10.4.6



10.5



Paparan dingin



10.5.1



10.5.2



66



Pelatihan Dasar KSR



Menyebutkan gejala dan tanda ayan. Menyebutkan penatalaksanaan ayan Menyebutkan gejala dan tanda pingsan Menyebutkan penatalaksanaan pingsan Menyebutkan gejala dan tanda kejang panas Menyebutkan penatalaksanaan kejang panas Menyebutkan gejala dan tanda kelelahan panas Menyebutkan penatalaksanaan kelelahan panas Menyebutkan gejala dan tanda sengatan panas Menyebutkan penatalaksanaan sengatan panas Menyebutkan gejala dan tanda serta penatalaksana an kasus paparan dingin. Menyebutkan gejala dan tanda serta penatalaksana an kasus paparan dingin.



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



IV



11.



Keracunan



Teori 11.1



11.2



11.3



11.5



12.



Triage dan Incident Command System



Cara masuk racun dalam tubuh manusia Gejala dan tanda keracnan secara umum. Penatalaksanaan keracunan secara umum. Gigitan ular



Teori 13.1



Incident Command System



13.2



Sektor ICS



13.3



Triage



13.4



Metode START Praktek 13.5 Simulasi start



13.



Evaluasi



14.1 14.2



Ujian Teori Praktek akhir



11.3.1



Menyebutkan gejala dan tanda keracunan secara umum.



11.4.1



Menyebutkan penatalaksana an keracunan secara umum.



Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular. Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 13.1.1 Mengetahui dasar-dasar Incident Command System 13.2.1 Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS 13.3.1 Menjelaskan dasar-dasar triage 13.4.1 Menyebutkan metode START



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Whiteboard



11.



Flipchart



Marker



Paper



11.5.1



13.5.1



Interactive Lecture



1 x 45'



Buku peserta



Buku PP PMI



Demonstration Practice



1 x 45'



Whiteboard



Bahan lain yang relevan



Flipchart Marker Paper OHP Alat peraga



Mendemonstrasikan dalam satu simulasi suatu triage metode START Mandatory



1 x 45'



Demonstration



1 x 45'



Panduan Pelatih / Fasilitator



Buku PP PMI Bahan lain yang relevan



67



PERTOLONGAN PERTAMA



11.4



Pengertian racun



Setelah mempelajari topik ini peserta diharapkan mampu : 11.1.1 Menjelaskan pengertian tentang racun. 11.1.2 Menjelaskan cara terjadinya keracunan pada manusia. 11.2.1 Menjelaskan cara masuknya racun ke dalam tubuh manusia.



3. Modul KSR Dasar (Pertolongan Pertama) a. Dasar – dasar Pertolongan Pertama i.



Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama 2. Sistem pelayanan Gawat Darurat terpadu 3. Dasar Hukum Pertolongan Pertama 4. Persetujuan tindakan pertolongan 5. Alat Perlindungan Diri 6. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama 7. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama 8. Fungsi Alat & Bahan PP



ii.



Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari topik – topik, diharapkan peserta dapat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Menyebutkan pengertian dasar & tujuan Pertolongan Pertama Menjelaskan Sistem Pelayanan gawat Darurat Terpadu dan komponennya Menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama Mengerti kedua macam persetujuan tindakan pertolongan Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan pertolongan Mengenali 6 alat Perlindungan Diri Menjelaskan 3 Alat Perlindungan Diri Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama Mengetahui & mengenali fungsi alat & bahan dasar untuk PP



iii.



Media, Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP dan Alat Peraga



iv.



Waktu 1 x 45 menit



v.



Metode Ceramah, Curah Pendapat, Tanya jawab dan Diskusi



vi.



Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan 2. Kegiatan a. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama • Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan pertama • Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menjelaskan pengertian dasar dan tujuan pertolongan pertama • Fasilitator memberikan umpan balik tentang tujuan pertolongan Pertama



68



Pelatihan Dasar KSR



IV



3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di berikan b. Fasilitator menutup sesi



Panduan Pelatih / Fasilitator



69



PERTOLONGAN PERTAMA



b. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu • Fasilitator menjelaskan sistem pelayanan gawat darurat terpadu yang merupakan jejaring sumber daya yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit mendadak. • Fasilitator menjelaskan komponen yang di perlukan untuk suatu system pelayanan gawat darurat terpadu b. Alat Perlindungan Dasar • Fasilitator meminta peserta menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama dan pasal – pasal yang berhubungan dengan pertolongan pertama • Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan dasar hukum Pertolongan pertama yang belum di sebutkan peserta c. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu • Fasilitator meminta peserta menyebutkan 6 alat Perlindungan Dasar yang di ketahui oleh peserta dan menyebutkan fungsi masing-masing alat perlindungan dasar • Fasilitator menulis & merangkum pendapat peserta, serta menambahkan alat dan fungsi dari perlindungan dasar yang belum di sebutkan oleh peserta • Fasilitator menjelaskan 3 alat perlindungan dasar yang terdiri dari APD dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya d. Persetujuan tindakan pertolongan • Fasilitator menyebutkan 2 bentuk persetujuan tindakan pertolongan • Fasilitator memberikan contoh masing-masing bentuk persetujuan tindakan pertolongan • Fasilitator memberikan umpan balik tentang persetujuan tindakan pertolongan e. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama • Fasilitator menyebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama • Fasilitator memberikan contoh dari kewajiban pelaku pertolongan pertama • Fasilitator memberikan umpan balik tentang kewajiban pelaku pertolongan pertama f. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama • Fasilitator meminta peserta menyebutkan kualifikasi yang harus di penuhi sebagai pelaku pertolongan pertama • Fasilitator merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan kualifikasi yang belum di sebutkan oleh peserta g. Fungsi Alat & Bahan PP • Fasilitator meminta peserta menyebutkan alat yang di tunjukkan oleh Fasilitator beserta fungsinya masing-masing • Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menjelaskan lebih detail



---- Latihan dan Evaluasi ----



a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. vii.



Sebutkan pengertian dasar Pertolongan Pertama Jelaskan tujuan pemberian Pertolongan Pertama Jelaskan tentang system Pelayanan gawat darurat terpadu Sebutkan komponen dari system pelayanan gawat darurat terpadu Terangkan mengenai dasar Hukum Pertolongan pertama Sebutkan 6 alat perlindungan dasar Jelaskan 2 macam persetujuan tindakan pertolongan Sebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama Jelaskan kualifikasi Pelaku Pertolongan pertama beserta contohnya Sebutkan fungsi alat dan bahan PP dasar Referensi: 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 1 – 8. 2. Referensi lain yang mendukung



1. Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut. Tujuan Pertolongan Pertama c. Menyelamatkan jiwa penderita d. Mencegah cacat e. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan 2. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di bidang kesehatan. 3. Dasar Hukum Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain : Pasal 531 K U H Pidana “Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566” 70



Pelatihan Dasar KSR



IV



4. Persetujuan Pertolongan Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama : a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent) Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan b. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent) Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita. 5. Alat Perlindungan Diri Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri . Semua cairan tubuh dianggap menular



6. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama Agar dapat menjalankan tugas seorang petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. Jujur dan bertanggungjawab. b. Memiliki sikap profesional. c. Kematangan emosi. d. Kemampuan bersosialisasi. e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan mengikuti kursus penyegaran. f. Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik g. Mempunyai rasa bangga.



Panduan Pelatih / Fasilitator



71



PERTOLONGAN PERTAMA



Untuk mencegah penularan penyakit melalui cairan tubuh: 1. Mencuci Tangan 2. Membersihkan peralatan • Mencuci Membersihkan perlatan dengan sabun dan air • Desinfeksi Menggunakan bahan kimia seperti alkohol untuk membunuh bakteri patogen • Sterilisasi Proses menggunakan bahan kimia atau pemanasan untuk membunuh semua mikroorganisme. 3. Menggunakan APD



b. Anatomi dan Faal dasar i.



ii.



Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian – pengertian dalam anatomi 2. Posisi anatomi dan referensi anatomis berdasarkan ketiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia 3. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya 4. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya 5. Sistem yang ada dalam tubuh manusia Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari topik – topik ini, diharapkan peserta dapat : 1. Menyebutkan pengertian – pengertian dalam anatomi 2. Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia 3. Menyebutkan kelima bagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya 4. Menyebutkan kelima rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya 5. Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia



iii. iv. v. vi.



72



Media Buku peserta, White board, Flipchard, marker, Paper, OHP dan Alat Peraga Waktu 1 x 45 menit Metode Ceramah, Tanya jawab dan Diskusi grup Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan 2. Kegiatan a. Pengertian anatomi dan faal • Fasilitator menerangkan pengertian anatomi (susunan tubuh) dan fisiologi (faal) tubuh manusia • Fasilitator menyakan apakah peserta sudah mengerti arti anatomi dan faal tubuh manusia b. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan 3 bidang khayal yang membagi tubuh manusia • Fasilitator menjelaskan 3 bidang khayal yang di pakai untuk membagi tubuh menjadi 2 bagian • Fasilitator menerangkan dengan menggunakan gambar masing-masing 3 bidang khayal tersebut • Fasilitator memberikan umpan balik ke peserta mengenai 3 bidang khayal tersebut



Pelatihan Dasar KSR



IV



vii.



REFERENSI 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 9 – 24. 2. Referensi lain yang mendukung



Panduan Pelatih / Fasilitator



73



PERTOLONGAN PERTAMA



c. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya • Fasilitator menjelaskan ke-5 bagian tuubuh manusia dan masingmasing bagiannya dengan menunjukan gambar atau contoh boneka • Fasilitator meminta salah satu peserta untuk mengulang kembali apa yang sudah di jelaskan d. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya • Fasilitator menjelaskan 5 rongga tubuh manusia, beserta isinya dengan menunjukan gambar dan contoh boneka • Fasilitator membagi group peserta, masing-masing terdiri dari 3-4 orang menyebutkan rongga tubuh manusia beserta isinya yang di tunjuk oleh Fasilitator • Fasilitator mengulang penjelasan yang sudah di berikan e. Sistem yang ada dalam tubuh manusia • Fasilitator menyebutkan 3 sistem dalam tubuh manusia • Fasilitator membagi group. Masing-masing menyebutkan 3 sistem dalam tubuh manusia beserta contoh • Peserta mempresentasikan hasil kerja group 3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di berikan b. Fasilitator menutup sesi 4. Evaluasi Fasilitator menanyakan : a. Apakah arti Anatomi dan faal tubuh manusia b. Sebutkan 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh manusia c. Sebutkan ke 5 bagian tubuh manusia beserta masing-masing bagiannya d. Sebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia e. Sebutkan 3 sistem tubuh manusia



1. Pengertian – pengertian dalam Anatomi Anatomi (susunan Tubuh) Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh Fisiologi (faal tubuh) Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh. 2. Posisi Anatomis Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita. BIDANG ANATOMIS Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang khayal: 1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan 2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior) 3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior) Istilah lain yang juga dipergunakan adalah untuk menentukan suatu titik lebih dekat ke titik referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik referensi (distal). 3. Pembagian tubuh manusia Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi : a. Kepala Tengkorak, wajah, dan rahang bawah b. Leher c. Batang tubuh Dada, perut, punggung, dan panggul d. Anggota gerak atas Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan. e. Anggota gerak bawah Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki. 4. Rongga dalam tubuh manusia Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam tubuh yaitu : a. Rongga tengkorak Berisi otak dan bagian-bagiannya b. Rongga tulang belakang Berisi bumbung saraf atau “spinal cord” c. Rongga dada Berisi jantung dan paru d. Rongga perut (abdomen) Berisi berbagai berbagai organ pencernaan 74



Pelatihan Dasar KSR



IV



Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut: • Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus) • Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus) • Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu) • Kwadran kiri bawah (terutama usus). e. Rongga panggul Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi dalam



Panduan Pelatih / Fasilitator



75



PERTOLONGAN PERTAMA



5. Sistem dalam tubuh manusia Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem: 1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton) a. Menopang bagian tubuh b. Melindungi organ tubuh c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh d. Memberi bentuk bangunan tubuh 2. Sistem Otot (muskularis) Memungkinkan tubuh dapat bergerak 3. Sistem pernapasan (respirasi) Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. 4. Sistem peredaran darah (sirkulasi) Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. 5. Sistem saraf (nervus) Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang tidak disadari 6. Sistem pencernaan (digestif) Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh



c. Penilaian Penderita i. Sub Pokok Bahasan 1. Penilaian pada penderita 2. Penilaian keadaan 3. Keamanan lokasi 4. Tiba di lokasi kejadian 5. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi 6. Penilaian dini



7. 8. 9. 10. 11. 12.



Pemerisaan fisik Riwayat Penderita Pemeriksaan Berkelanjutan Pelaporan dan serah terima penderita Pengamanan lokasi kejadian Pelaporan



ii. Tujuan Pembelajaran Diharapkan setelah mempelajari topik – topik ini peserta dapat : o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o



Menyebutkan langkah-langkah penilaian pada penderita Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian keadaan Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki Menyebutkan ke enam tindakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi kejadian Menyebutkan sekurang-kurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi Menyebutkan tujuan penilaian dini Menyebutkan 6 langkah - langkah penilaian dini Mengenali trauma signifikan dan non signifikan pada kesan umum Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderita secara umum Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita pada berdasarkan akronim KOMPAK Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala Bagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita Mendemontrasikan langkah-langkah pengamanan lokasi kejadian Mendemontrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum Mendemontrasikan masing-masing penilaian akronim ASNT Mendemontrasikan Lihat, Dengar, dan Rasakan untuk menilai pernapasan Mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon Mendemontrasikan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap Mendemontrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda vital pernapasan dan suhu Mendemontrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari akronim KOMPAK Mendemontrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia



iii. Media : Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP dan Alat peraga iv. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, demonstrasi dan tanya jawab v. Waktu : 2 x 45 Menit (Teori) dan 2 x 45 Menit (Praktek) vi. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan



76



Pelatihan Dasar KSR



IV



Panduan Pelatih / Fasilitator



77



PERTOLONGAN PERTAMA



2. Kegiatan a. Penilaian penolong pada penderita • Fasilitator menyebutkan 6 langkah penilaian penolong • Fasilitator meminta peserta mengulang menyebutkan 6 langkah penilaian b. Penilaian keadaan • Fasilitator meminta peserta menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilainan keadaan, beserta pertanyaan yang dapat membantu penolong dalam melakukan analisa • Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta • Fasilitator menambahkan langkah-langkah yang belum di sebutkan peserta c. Keamanan lokasi • Fasilitator menerangkan pentingnya mengetahui lokasi yang aman untuk penolong • Fasilitator menjelaskan keadaan lokasi yang aman dan tidak aman untuk dimasuki, dan mendemontrasikan langkah pengamanan lokasi kejadian • Fasilitator membagi group, masing-masing group di beri 1 kasus dan peserta mempraktekan kasus yang menjadi bagiannya • Fasilitator merangkum tentang Keamanan Lokasi penolong d. Tiba di lokasi kejadian • Fasilitator menjelaskan 6 langkah yang harus dilakukan seorang penolong tiba dilokasi kejadian • Fasilitator membagi group masing masing group menjelaskan 6 langkah tersebut e. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi • Fasilitator menerangkan 2 sumber informasi yang harus di ketahui oleh penolong untuk menunjang penilaian f. Penilaian dini • Fasilitator menerangkan tujuan penilaian dini, pentingnya mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana • Fasilitator menerangkan 6 langkah penilaian dini yang harus di ketahui • Fasilitator mendemontrasikan langkah-langkah untuk mendapatkan kesan umum • Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan Respon (ASNT) • Fasilitator mendemontrasikan cara menilai pernapasan (Lihat, Dengar, Rasakan) • Fasilitator mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon yang baik dan penderita yang tidak respon • Fasilitator membagi goup peserta, masing-masing group mendemontrasikan satu tugas dari 6 langkah penilaian dini • Masing-masing group mendemontrasikan tugas yang menjadi bagiannya g. Pemeriksaan fisik • Fasilitator menjelaskan pemeriksaan fisik secara sistematis pada penderita secara umum • Fasilitator menjelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik • Fasilitator menjelaskan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi dan suhu • Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki • Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu







Fasilitator membagi peserta menjadi 2 group, masing-masing group mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu h Riwayat penderita • Fasilitator menjelaskan bagaimana melakukan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK • Fasilitator mendemontrasikan cara melakukan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK • Fasilitator membagi peserta menjadi group kecil ( 2-3 orang ), masingmasing mempraktekan cara melakukan wawancara berdasarkan KOMPAK dan membuat catatan yang penting i. Pemeriksaan Berkelanjutan ( berkala) • Fasilitator menjelaskan pentingnya pemeriksaan berkala , walaupun penilaian dan penatalaksanaan sudah selesai sampai menunggu pertolongan medis • Fasilitator menjelaskan yang harus dinilai kembali pada pemeriksaan berkala j. Pelaporan dan serah terima penderita • Fasilitator menerangkan cara pelaporan penderita secara singkat, dan jelas kepada penolong selanjutnya • Fasilitator memberi contoh laporan yang harus di buat, secara lisan atau tertulis kepada penolong selanjutnya, mengenai keadaan penderita sewaktu ditemukan, pemeriksaan yang sudah di lakukan dan penatalaksanaannya serta perkembangan lain yang dianggap penting. 3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan dari materi yang diberikan b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi 4. Evaluasi Fasilitator menanyakan : a. Sebutkan langkah-langkah penilaian yang harus dilakukan dalam penatalaksanaan penderita b. Sebutkan langkah-langkah dalam penilaian keadaan untuk membantu penolong melakukan analisa c. Jelaskan lokasi yang aman untuk dimasuki d. Sebutkan 6 tindakan yang harus di ketahui seorang penolong saat tiba di lokasi e. Apakah tujuan dari penilaian dini f. Sebutkan 6 langkah penilaian dini g. Sebutkan pemeriksaan fisik secara sistematis h. Jelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik i. Jelaskan tahap tahap pemeriksaan tanda vital j. Jelaskan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK k. Buat contoh laporan setelah selesai menangani penderita dan harus dilaporkan pada penolong selanjutnya vii.Referensi • Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 25 – 40.



78



Pelatihan Dasar KSR



IV



Panduan Pelatih / Fasilitator



79



PERTOLONGAN PERTAMA



Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. 1. Langkah – langkah penilaian pada penderita a. Penilaian Keadaan b. Penilaian Dini c. Pemeriksaan Fisik d. Riwayat Penderita e. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut f. Serah terima dan pelaporan 2. Penilaian keadaan Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu. 3. Keamanan lokasi Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan seperti dibawah. a. Bagaimana kondisi saat itu b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi c. Bagaimana mengatasinya Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan. 4. Tindakan saat tiba di lokasi Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah : a. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian. b. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan: • Nama Penolong • Nama Organisasi • Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang c. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita. d. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa. e. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan. f. Minta bantuan. 5. Sumber Informasi Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari : • Kejadian itu sendiri. • Penderita (bila sadar). • Keluarga atau saksi. • Mekanisme kejadian. • Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas. • Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.



6. Penilaian Dini Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban. Langkah-langkah penilaian dini a. Kesan umum Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis. Kasus Trauma – Mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba. Kasus Medis – Tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba b. Periksa Respon Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita Terdapat 4 tingkat Respons penderita A = Awas Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya. S = Suara Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara. N = Nyeri Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada. T = Tidak respon Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi pada rangsang nyeri. c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway). Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal. i. Pasien dengan respon Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara. ii. Pasien yang tidak respon Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas d. Menilai pernapasan (Breathing) Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3 – 5 detik. Pernapasan yang cukup baik i. Dada naik dan turun secara penuh ii. Bernapas mudah dan lancar iii. Kualitas pernapasan normal (