20 0 627 KB
BUKU DASAR KOMUNIKASI PENERAPAN KOMUNIKASI PADA KOMODITI RAMI
Oleh: Nama
: M Hafiz Hamdani Sinaga
NIM
: 175040107111062
Kelas
: L.4-7 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT karena berkat dan rahmat yang telah diberikan
dan shalawat serta
salam selalu dicurahkan kepada Rasulullah SAW karenanya penulis mampu menyelesaikan tugas membuat buku ini guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Komunikasi Dalam penyusunan buku ini dalam memenuhi tugas, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi baik datangnya dari diri sendiri ataupun yang dating dari luar. Namun dengan kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT maka buku ini dapat terselesaikan. Perlu disadari bahwa penyusunan materi ini tidak lain juga berkat bantuan dan bimbingan orang tua, sehingga hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dapat teratasi. Buku ini disusun agar pembaca dapat menambah
ilmu
pengetahuan
serta
wawasan
mengenai tanaman industri yaitu tepatnya tanaman terung. Pembaca dapat memahami dan
1
mengerti secara lebih luas mengenai tanaman terung. Semoga buku ini dapat memberikan wawasan serta manfaat baik kepada pembaca tepatnya para mahasiswa Universitas Brawijaya. Penyusun sadar bahwa buku ini sedikitnya masih kurang dan jauh dari kesempurnaan.
Malang,
2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI Kata Pengantar………………………………….......1 Daftar Isi………………………………………...........3 Daftar Gambar……………………………........…….5 BAB I DASAR KOMUNIKASI 1.1. Definisi Komunikasi…………….......................6 1.2. Unsur Komunikasi………………......................8 1.3 Teori Komunikasi…………………....................13 BAB II MENGENAL KOMODITI 2.1. Sejarah Komoditi Rami...................................17 2.2. Taksonomi dan Morfologi Rami......................20 2.3. Syarat Tumbuh Rami......................................24 BAB III KHASIAT DAN MANFAAT RAMI................29 BAB IV NILAI BUDAYA…………………….............34 BAB V CARA PENGOLAHAN RAMI......................35 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan……………………...……...............38 3
DAFTAR PUSTAKA……………………….............40 BIODATA PENULIS……………………….............43
4
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Komunikasi……….……….……….......6 Gambar 2. Model Komunikasi Lasswell (2009) ………………………………………………….........8 Gambar 3. Tanaman Rami...................................17 Gambar 4. Budidaya tanaman rami......................20 Gambar 5. Serat Rami..........................................29
5
BAB I DASAR KOMUNIKASI
Gambar 1. Komunikasi 2.1 Definisi Komunikasi Komunikasi
sangat
diperlukakan
bagi
manusia. Manusia sendiri merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan bantuuan satu sama lain. Selain itu juga manusia pada dasarnya merupakan mahluk yang saling berkomunikasi satu sama lain. Menurut Pratminingsih (2006) kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti memberi, mengambil bagian atau meneruskan sehingga terjadi sesuatu yang umum (common), sama atau saling memahami. 6
Komunikasi dilakukan tidak hanya oleh satu ataupun dua pihak saja melainkan oleh banyak pihak. Komunikasi merupakan proses pengiriman atau pertukaran stimulus, signal, simbol, informasi baik dalam bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima pesan dengan tujuan adanya perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (Mundakir, 2006). Hal ini dimaksudkan manusia saling bertukar mengenai yang dimiliki dengan cara verbal maupun non verbal yang memiliki tujuan. Selain itu menurut Effendy (1993), komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia dan yang dinyatakan
itu
adalah
pikiran
atau
perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan komunikasi sebagai alat penyalurnya. Sebagai mahluk sosial juga bahwa manusia tidak dapat untuk memendam apa yang dirasa dan dipikirkan dengan sendirian sehingga manusia membutuhkan orang lain.
Melalui
komunikasi
tersebut
manusia
memanfaatkan apa yang dimaksudkan agar orang lain paham. Adapun manusia menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasa tersebut memiliki tujuan. 7
Dalam Mangkunegara (2011) komunikasi adalah aktivitas yang menyebabkan orang lain menginterpetasikan dimaksudkan
oleh
suatu
ide,
pembicara
terutama atau
yang
penulis.
Komunikasi disini yaitu penyampaian berupa ide yang akan disampaikan kepada penerima. Ide tersebut muncul dikarenakan adanya maksud serta tujuan dari komunikator. 2.2 Unsur Komunikasi Dalam penyampaian suatu informasi dalam komunikasi tentunya terdapat beberapa unsur terkait agar komunikasi tersebut dapat menjadi efektif dan komunikan dapat memahami apa yang disampaikan oleh komunikator.Komunikasi dapat tersampaikan didasarkan oleh beberapa unsur penting. Bila satu unsur tidak ada dalam penyampaian komunikasi, maka apa yang ingin disampaikan tersebut tidak dapat
berjalan
dengan
baik.
Adapun
model
komunikasi Lasswell:
8
Gambar 2. Model Komunikasi Lasswell (2009) Lasswell
menggunakan
lima
pertanyaan
dalam melihat proses komunikasi yaitu : 1. Who adalah menunjuk kepada siapa siaapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. 2. Says what adalah berhubungan dengan isi komunikasi
atau
apa
pesan
yang
disampaikan dalam komunikasi tersebut. 3. Through what adalah melalui media apa. 4. To whom adalah menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari dari komunikasi. 5.What effect adalah efeknya dari komunikasi tersebut. Selain itu Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2011) dipaparkan bahwa terdapat beberapa unsur komunikasi, termasuk lima unsur di atas, ditambah dengan umpan balik dan lingkungan. 9
1. Sumber Semua
peristiwa
komunikasi
akan
melibatkan
sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa Inggris disebut source, sender atau encoder.
2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris disebut message, content, atau information. 3. Media Media
ialah
alat
yang
digunakan
untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Contoh media dalam komunikasi antarpribadi ialah pancaindera, telepon, surat, telegram. Sementara untuk media massa dibedakan atas media cetak dan 10
media elektronik. Namun karena makin canggihnya teknologi
komunikasi
saat
ini,
yang
bisa
mengkombinasikan (multimedia) antara satu dan lainnya,
makin
kaburlah
batas-batas
untuk
membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Selain itu, terdapat pula media komunikasi sosial, seperti rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima biasa disebut dengan khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.
5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakuka oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. 11
Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Sehingga, pengaruh bisa
juga
diartikan
sebagai
perubahan
atau
penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan Balik Menurut Porter dan Samovar, umapan balik adalah informasi
yang
tersedia
bagi
sumber
yang
memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukannya (Mulyana, 2006). Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain, seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. 12
2.3 Teori Komunikasi Dalam
komunikasi,
tentunya
dalam
penyampaiannya perlu cara penyampaian masingmasing.
Cara
menentukan
penyampaian
bagaimana
tersebut
komunikasi
itu
yang dapat
berlangsung. Salah satu cara penyampaiannya menggunakan teori komunikasi. Teori komunikasi menurut Cragan & Shields (1998) merupakan hubungan di antara konsep teortikal yang membantu memberi, secara keseluruhan ataupun sebagiannya, keterangan, penjelasan, penerangan, penilaian, ataupun ramalan tindakan manusia berdasarkan komunikator
(orang)
berkomunikasi
(bercakap,
menulis, membaca, mendengar, menonton, dan sebagainya) untuk jangka masa tertentu melalui media. Teori komunikasi disini tentunya memiliki fungsi dan tujuan diantaranya yaitu 1. Sebagai pedoman dan penuntun dalam melakukan penelitian dibidang komunikasi dan informasi
13
2. Menjadi lebih adaktif dalam memperoleh suatu pemahaman yang lebih luas 3. Menginteprestasikan suatu peristiwa menjadi lebih fleksibel Teori komunikasi banyak macamnya, beberapa contoh teori komunikasi yaitu A. Teori Komunikasi Humanism Teori humanism menurut Mcnell bertujuan agar
manusia
dapat
mengaktualisasikan
dirinya. Hal tersebut dapat berarti seseorang dapat mengembangkan dirinya yang berada ditengah masyarakat. Mengembangkan diri tersebut
dapat
berupa
mengembangkan
potensi yang ada dalam diri agar dapat diakui oleh orang yang berada di sekitarnya.
B. Teori Komunikasi Kelompok Teori komunikasi kelompok menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner yaitu dimana seseorang dapat berinteraksi tatap muka dengan tiga atau lebih individu agar dapat mencapai tujuan yang dihendaki. Teori 14
komunikasi kelompok dimaksudkan agar seseorang dapat mencapai tujuannya secara bersama-sama ataupun mengubah suatu kondisi menjadi lebih baik lagi dengan adanya interaksi satu sama lain. C. Teori Komunikasi Informasi atau Matematis Teori matematis
komunikasi yang
informasi
dimaksud
atau yaitu
menggunakan saluran media apapun sebagai sarana interaksi satu sama lain. Dengan tidak terbatasnya
penyebaran
informasi
yang
dilakukan melalui berbagai macam media, maka informasi yang akan didapatkan dapat diakses dengan mudah dimanapun maupun kapanpun. D. Teori Komunikasi Hubungan Manusia Teori komunikasi hubungan manusia yaitu mengkaji hubungan kerjasama antar sesame manusia. Kerjasama yang dimaksud adalah antara sesame manusia melakukan timbal balik agar suatu kondisi yang ada dapat menjadi lebih baik. Bila kerjasama telah 15
dilakukan dengan baik maka suatu tujuan akan tercapai. E. Teori Komunikasi Behaviorisme Teori Komunikasi Behaviorisme bahwa merujuk kepada kebiasaan manusia yang selalu memiliki rasa keinginintahuan akan sesuatu.
Rasa
keingintahuan
tersebut
merupakan suatu respon manusia akan sesuatu yang ingin diketahui. Maka setiap manusia tidak memiliki batas pengetahuan selagi
manusia
tersebut
mampu
untuk
mencari tahu dan mencapainya.
16
BAB II MENGENAL KOMODITI RAMI
Gambar 3. Tanaman Rami 2.1. Sejarah Komoditi Rami Tanaman Rami pertama kali ditemukan oleh George E. Rumphius pada tahun1660, seorang peneliti botani dari Belanda di daerah India Timur dan diberi nama Ramium majus. Sebenarnya tanaman ini sudah dikenal manusia kira-kira 200 tahun sebelum masehi.
17
Tanaman ini diduga juga berasal dari Cina bagian tengah dan Barat dan sampai sekarang tanaman ini berkembang baik di Negara tersebut. Tahun 1737 tanaman tersebut dideskripsi dalam Hortus Cliffortianus oleh Carl Yon Linne (Linnaeus) menjadi
Boehmeria
Nivea.
Nama
Boehmeria
diberikan pertama kali oleh Nicolaus Josephus Jacquin seorang professor kimia dan botani di Vienna, dengan mengambil nama seorang ahli botani Jerman yang berjasa dalam mengembangkan tanaman rami di Eropa untuk bahan pakaian yaitu George Rudolph Boehmer (Bally dalam Dempsey, 1975). Tanaman rami adalah tanaman tahunan yang berbentuk
rumpun
mudah
tumbuh
dan
dikembangkan di daerah tropis, tahan terhadap penyakit
dan
hama,
serta
dapat mendukung
pelestarian alam dan lingkungan. Tanaman Rami yang dikenal dengan nama latinnya Boehmeria nivea (L) Goud merupakan tanaman tahunan berbentuk rumpun yang dapat menghasilkan serat alam nabati dari pita (ribbons) pada kulit kayunya yang sangat keras dan mengkilap. 18
Rami atau haramay (Sunda) termasuk dalam stingless netlle (sejenis daun gatal) dalam keluarga Urticaceae dan ordo Urticales, yang di daerah tropika ada sekitar 40 generasi dan 500 spesies. Rami merupakan spesies yang paling penting secara ekonomi, karena memiliki serat yang baik untuk diperdagangkan. Ada dua golongan rami yang secara komersial diusahakan, yaitu rami hijau (Boehmeria nivea var. tenaccisima) dan rami putih (Boehmeria nivea var. proper). Ciri khas tanaman rami putih adalah pada daun bagian bawah berwarna putih keperakan yang sangat kontras, sedangkan rami hijau warna putih keperakannya agak kurang jelas. Serat rami mempunyai sifat dan karakteristik serat kapas (cotton) yaitu sama-sama dipintal ataupun dicampur dengan serat yang lainnya untuk dijadikan
bahan
baku
tekstil.
Prospek
pengembangan pasar untuk serat rami sangat baik karena harga jual yang relatif tinggi. Indonesia memiliki
potensi
yang
cukup
besar
untuk
mengembangkan rami karena memiliki lahan yang relatif luas dan iklim yang cocok untuk tanaman rami. 19
Rami sangat cocok dikembangkan di Indonesia bagian barat yang beriklim basah karena tanaman ini memerlukan
curah
hujan
sepanjang
tahun.
Berdasarkan persyaratan tumbuhnya banyak daerah yang sesuai antara lain: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Dari hasil penelitian, serat rami di Indonesia kualitasnya mampu bersaing dengan serat rami dari Cina, Brazil, Filipina, Taiwan, Korea, Komboja, Thailand
dan
Vietnam.
Dengan
demikian
pengembangan tanaman ini memiliki prospek yang sangat cerah, karena sampai saat ini Indonesia merupakan potensi yang besar untuk menggerakkan ekonomi rakyat melalui perekonomian pedesaan, pendapatan petani dan komoditi ekspor non migas. 2.2. Taksonomi dan Morfologi Rami
20
Gambar 4. Taksonomi dan morfologi Rami Tanaman Rami dikenal sebagai tanaman serat nabati yang menghasilkan serat dari kulit kayu merupakan rumpun dari kelompok tanaman daun gatal ( netpe ), dengan klasifikasi klon rami dalam sistematika botaninya sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Sub Divisi :Spermatophytina Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Urticaceae Genus : Boehmeria Jacq. Spesies : Boehmeria Nivea (L.) Gaudich Tanaman rami merupakan tanaman yang berbentuk
semak,
berumpun
banyak,
batang
berwarna hijau muda sampai tua. Bentuk batang yang
tinggi
serta
ramping
sampai
mencapai
ketinggian 2 sampai 3 meter, diameter batang berkisar antara 8-20 mm. Akan tetapi kualitas pertumbuhan masih tetap tergantung pada kondisi 21
pertanaman. Batang biasanya akan bercabang apabila sebagian batang terpotong / terpangkas karena gangguan hama /penyakit atau gangguan mekanis. Pertumbuhan cabang pada batang ini tidak dikehendaki, karena serat rami diambil dari kulit batangnya, oleh karena itu pertumbuhan cabang pada batang akan menurunkan produksinya dan kualitas. Produktivitas serat rami tergantung dari tinggi dan diameter batang, tebal tipisnya kulit serta rendemen serat (kandungan serat per batang). Batang rami dipanen setiap dua bulan sekali sehingga
dalam
setahun
dapat
dilakukan
pemanenan 5-6 kali Daun tanaman rami memiliki karateristik tersendiri, berikutnya
menyerupai jantung dan
bagian sisinya bergerigi halus, panjang daun berkisar 7,5-20 cm dan lebar 5-15 cm dan kelihatan bekerut. Dari hasil evolus klon, pada umumnya rami bertipe daun lebar banyak ditanam di dataran tinggi, sedang yang berdaun sempit banyak ditanam di dataran rendah, walaupun demikian, besar kecilnya daun juga masih dipengaruhi oleh tempat tumbuh terutama kesuburan tanah. 22
Batang rami berbulu halus hingga kasar, berwarna hijau muda sampai hijau tua yang berubah menjadi coklat dari bagian bawah kebagian atas sesuai umur tanaman, yang pada akhirnya berubah menjadi hitam pada saat tanaman menjadi tua atau mati. Batang muda berongga dan bergabus apabila sudah berubah menjadi tua. Ciri –ciri tanaman yang berbatang tebal dan tidak berongga bila dipijit batangnya, maka akan terasa sulit pecah dan perlu tenaga banyak. Sebaliknya yang berbatang tipis serta berongga besar akan mudah pecah sehingga sering di pertanaman rami mudah rebah bila ada angin kencang. Umur panen serat yang tepat adalah dengan
cirri-ciri
sebagian batang
apabila bawah
seperempat berwarna
hingga
coklat.
Bila
dipenen terlalu muda (batang masih sangat hijau) maka secara fisiologis seratnya belum matang, serat mudah putus dan volume panen belum optimal. Demikian pula apabila dipanen terlambat (lewat matang) produksi serat akan menurun, karena batangnya banyak yang mati/kering dan sulit
23
didekortikasi, serta kualitas seratnya sangat jelek, hitam dan mudah patah/putus karena terlalu tua. 2.3. Syarat Pertumbuhan Rami Tanaman rami termasuk jenis perdu yang dapat tumbuh pada semua jenis tanah yang berada pada ketinggian 250-1.500 meter dpl. Pertumbuhan tanaman rami yang terbaik akan dicapai pada tanahtanah lempung berpasir dengan pH tanah 4,5-6,5; gembur, kaya bahan organik; dan curah hujan 100150 mm/bulan dengan bulan basah selama 9 bulan. POLA TANAM Budidaya
rami
bisa
dilakukan
secara
monokultur dan tumpangsari dengan tanaman kelapa di perkebunan.Selain penanaman pada lahan datar,juga bisa pada lahan miring atau lahan perbukitan.
Sedangkan
tanah
diolah
1-2
kali
menggunakan cangkul, bajak atau traktor. Kemudian
dibuatkan
bedengan-bedengan
dengan lebar 3 meter, panjang disesuaikan dengan keadaan tempat dan jarak antara bedengan 50-75 cm. Jika penanaman dilakukan pada lahan miring, 24
maka bedengan harus dibuat mengikuti garis counter untuk mencegah terjadinta erosi. Dalam budidaya nya, rami bisa ditanam dengan bibit yang berasal dari biji, stek batang dan potongan akar rimpangnya (rhizoma). Tapi bahan tanaman yang dinilai cukup baik dan praktis adalah potongan rhizoma-nya.
Bahan
ini
harus
diambil
dari
indukvarietas unggul dan sudah berumur lebih dari 2 tahun. Proses
selanjutnya,
rhizome
tersebut
dipotong-potong dijadikan stek dengan ukuran panjang tiap stek 15-20 cm. Kemudian stek-stek itu disemaikan pada tempat yang lembab hingga muncul tunas baru dan biasanya tunas baru akan muncul dalam waktu seminggu. Untuk tiap hektar lahan dibutuhkan sebanyak 21-22 ribu stel rhizoma. Sementara
penanaman
dilakukan
pada
lubang tanam yang sebelumnya sudah diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/lubang, jarak tanam 50-75 cm, dan tiap lubang bisa diisi 2-3 stek. Sedangkan waktu penanaman yang baik adalah pada awal musim hujan, atau pada bulan lain yang cura 25
hujannya
masih
memungkinkan
untuk
pertumbuhannya. PEMELIHARAAN Pemeliharaan tanaman rami yang pokok adalah penyiangan, pengairan, perbaikan drainase dan
pemupukan.
Dalam
penyiangan
harus
disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan gulma dan lahan. Kalau pengairan meliputi penyiraman pada musim kering dan perbaikan drainase pada musim penghujan. Tanaman rami termasuk jenis tanaman yang sensitive terhadap tanah yang tergenang air, oleh sebab itu, bila terjadi genangan air lebih dari 24 jam, maka akan berakibat tanaman rami menjadi layu dan bahkan kemungkinan akan mati. Dalam upaya mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas, maka tanaman rami perlu diberi pupuk buatan, selain pupuk kandang yang diberikan sebelum tanaman. Pupuk buatan diberikan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu berupa campuran Urea, TSP dan KCL. Pada umumnya, dosis pupuk tergantung pada kesuburan 26
tanahnya, tetapi bisa menggunakan patokan jumlah TSP25-50 kg/ha, Urea 100-150 kg/ha dam KCl sebanyak 50-100 kg/ha. Kemudian campuran pupuk buatan ini dimasukkan pada lubang pupuk yang ditugal pada jarak 10 cm daripangkal batang tanaman rami. PANEN Pada perkebunan yang berdrainase baik, tanaman rami sudah bisa dipanen ketika umur 3-4 bulan. Namun, untuk varietas Florida umumnya panen sekitar 60 hari, dan varietas Formosa sekitar 45 hari. Hal yang pasti bahwa tanda-tanda tanaman yang siap panen, yakni pertumbuhannya berhenti, batang bagian bawah berwarna cokelat, batang mudah pecah, seratnya telah sampai ke pucuk dan tunas-tunas baru bermunculan pada pangkal batang. Apabila
tanaman
telah
memperlihatkan
tanda-tanda panen tersebut, sebaiknya pemanenan segera dilakukan. Bila dibiarkan lebih dari 2 minggu, maka kualitas serat rami yang dihasilkannya kurang begitu baik, dan tunas baru tidak segera diberi kesempatan untuk tumbuh lebih baik. Adapun 27
pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang dekat permukaan tanah. Sebaiknya, hasil pemanenan pertama kali tidak diambil seratnya, melainkan dibenamkan untuk dijadikan pupuk. Karena mutu seratnya dinilai masih kurang
baik.
Sedangkan
untuk
pemanenan
berikutnya dapat dilakukan setiap 60-80 hari sekali. Sehingga untuk tahun pertama bisa panen rami dan tahun-tahun berikutnya sebanyak 6 kali panen setiap tahun. Produksi batang segar rami setiap kali panen bisa mencapai sekitar 10 ton per hektar. Umur produksi tanaman rami berkisar antara 5-10 tahun, tergantung varietasnya, kondisi lingkungan dan juga dalam pemeliharaannya. Jika produksinya sudah menurun,
maka
perlu
dilakukan
peremajaan
tanaman, yakni tanaman yang sudah tua dibongkar rhizome dan akar-akarnya. Kemudian dilakukan pengolahan tanah dan penanaman baru seperti pada penanaman pertama.
28
BAB III KHASIAT DAN MANFAAT KOMODITI RAMI
Gambar 5. Serat Rami Tanaman rami (Boehmeria nivea) kandungan sesulosanya pada kulit batangnya berisi 80-85 persen, kandungan ligninnya yaitu 1 : 5. Hasil ratarata 1 hektar adalah sekitar 36 ton batang basah dengan rendemen antara 3,5% dan 4,0% sehingga hasil akhirnya diperkirakan sekitar 1,3 ton per hektar serat kering Karena keunggulannya itu, sejak zaman pendudukan Jepang, tahun 1943, rami sudah dikenal bukan hanya untuk tali tambang, tetapi juga bahan pembuatan karung goni. Karung goni kemudian dijadikan pakaian oleh penduduk Indonesia pada masa sulit itu. Tanaman 29
ini memang lebih banyak ditanam masyarakat Indonesia dibandingkan dengan abaka sejak dulu karena keunggulan dalam pemanfaatannya itu. Rami sangat cocok dibudidayakan di wilayah barat Indonesia yang beriklim basah karena tanaman ini memerlukan banyak curah hujan sepanjang tahun. Daunnya merupakan bahan kompos dan pakan temak bergizi tinggi. Pohonnya baik untuk bahan bakar, tetapi yang paling bernilai ekonomi tinggi adalah serat dari kulit kayunya. Hampir semua bagiannya dapat digunakan. Oleh karena itu beberapa pengusaha, terutama swasta, tertarik dan berusaha mengembangkan rami di Indonesia untuk diambil seratnya itu, antara lain karena pasar terjamin meskipun dalam jumlah terbatas, dan produknya
diminati
Jepang,
Korea
Selatan,
Hongkong, dan Amerika Serikat. Serat rami digunakan oleh industri tekstil sebagai subsitusi kapas dan bahan baku pulp kertas. Karena memiliki serat yang panjang, rami sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pulp putih serat panjang yang selama ini masih diimpor. Pulp 30
berserat panjang ini digunakan untuk kertas tulis, kertas fotokopi, kertas khusus seperti kertas saring teh celup, kertas dasar stensil, kertas rokok, hingga kertas berharga yang memerlukan ketahanan dan berdaya simpan lama, seperti kertas uang, kertas surat berharga, kertas dokumen, dan kertas peta. Selain itu, serat rami dengan kandungan selulosa yang tinggi dapat digunakan sebagai bahan baku rayon dan/atau nitroselulosa/NC. Sifat-sifat serat rami: 1. Berwarna putih, mudah diberi warna 2. Kuat, memiliki kekuatan 4X lebih besar daripada linen, 6X dari sutera dan 7X dari kapas. 3. Kilapnya lebih tinggi dari beberapa linen, daya serap terhadap kelembaban 12%, (daya serap kapas 8%) 4. Elastisitas rendah, licin dan kaku. Untuk
memadukan
sifat
kelebihan
dan
kekurangan serat rami dengan serat kapas atau bahan baku lain (misal rayon atau poliester), diperlukan perbandingan tertentu sehingga mudah 31
dalam proses pemintalan untuk membuat benang (Tirtosuprobo et al., 2007). Kain rami nyaman dipakai terutama pada musim panas karena memiliki daya serap yang tinggi. Keistimewaan lain adalah tahan terhadap penodaan dan tahan untuk dicuci dengan air panas. Kain rami juga tidak mudah berjamur dan tahan terhadap ngengat sehingga lebih awet disimpan dalam waktu lama. Proses dekortikasi menghasilkan limbah rami yang sangat baik untuk pupuk organik ( kompos). Setelah mengalami bio proses, pupuk organik dari batang rami tersebut dapat digunakan untuk pemupukan tanaman. Di samping tanaman rami itu sendiri
kelebihannya
dapat
digunakan
untuk
tanaman hortikutura atau tanaman perkebunan lainnya. Kegunaan batang rami yang lain adalah sebagai bahan baku pulp (kertas), bahan baku particle board serta mempunyai kandungan cellulosa yang cukup baik untuk dijadikan bahan baku propelant double base (bahan baku isian dorong peluru).
32
Akar rami tumbuh vertikal dengan kedalaman dapat mencapai 25 cm bahkan lebih. Cabangcabang
akar
berkembang
dan
akar
mendatar
rambut
tumbuh
(horizontal)
dan
dengan
kedalaman 10-20 cm, berfungsi untuk mencari dan mengambil nutrisi dalam tanah Rimpang (rizoma) bercabang, beruas-ruas, dan berakar rambut juga, tumbuh mendatar dengan ujung mencuat ke permukaan tanah dan akan tumbuh menjadi tunas anakan baru. Diameter rizoma bisa mencapai 2 cm bahkan lebih tergantung dari umur tanaman dan umur rizoma, dengan panjang bisa mencapai 50 cm, bahkan lebih sehingga jangkauan penyebaran anakan dalam satu rumpunnya bisa lebih luas. Jumlah rizoma per rumpun bisa mencapai 10 buah bahkan lebih tergantung dari umur tanaman. Rizoma yang beruas-ruas memiliki banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan baru sebagai sistem
perbanyakan
tanaman.
Kelebihan
ini
dimanfaatkan oleh petani sebagai cara yang paling mudah untuk perbanyakan tanaman.
33
BAB IV SOSIAL BUDAYA KOMIDITI RAMI Sejak zaman pendudukan Jepang, tahun 1943, rami sudah dikenal bukan hanya untuk tali tambang, tetapi juga bahan pembuatan karung goni. Karung goni kemudian dijadikan pakaian oleh penduduk Indonesia pada masa sulit itu. Tanaman ini memang lebih banyak ditanam masyarakat Indonesia dibandingkan dengan abaka sejak
dulu
pemanfaatannya
karena itu.
keunggulan Rami
sangat
dalam cocok
dibudidayakan di wilayah barat Indonesia yang beriklim basah karena tanaman ini memerlukan banyak curah hujan sepanjang tahun.
34
BAB V CARA PENGOLAHAN SERAT RAMI Pada umumnya Tahapan Pengolahan mejadi serat sebagai berikut : 1.Dekortikasi yaitu memisahkan kulit rami dari batangnya 2.Degumming yaitu menghilangkan sisa-sisa gum dan pektin yang masih menempel pada serat, dapat dilakukan dengan cara kimia 3.Pemutihan
serat
dapat
dengan
bahan
pemutih:biasanya menggunakan senyawa klorin (cahipoklorit atau na-hipoklorit) atau hidrogenperoksida (H202) 4.Pelurusan serat dengan bantuan alat brushing machine, 5. Pemotongan serat memotong serat rami menjadi sepanjang serat kapas atau polyester lainnya. 6. Penguraian bundel serat diuraikan menjadi serat seperti serat kapas, pada tahap ini serat rami baru dapat dipintal atau dicampur dengan serat lainnya. 35
Pada umumnya cara pemisahan rami yaitu batang rami yang dipanen, segera dibersihkan dari daun dan pucuknya dibuang. Setelah dibersihkan daunnya, batang rami dikupas kulitnya. Caranya, batang rami digaris memanjang menggunakan ujung pisau, lalu kulit dibuka dan ditarik. Proses ini disebut dekortikasi, dan bisa dilakukan secara manual, maupun masinal (dengan mesin). Kayu rami kemudian dijemur sebagai kayu bakar, untuk pulp (bubur kertas), bahkan bisa diolah menjadi Nitro Selulosa, sebagai bahan amunisi (mesiu). Kulit rami hasil dekortikasi, harus segera diolah lebih lanjut, dijemur, atau diberi threatment, agar tidak tercemar bakteri atau kapang. Sebab kulit rami sangat peka busuk, yang berakibat rusaknya serat. Serat rami mentah hasil dekortikasi ini disebut China Grass. Tujuan proses degumming ialah proses degumming
pada
serat
rami
kasar
untuk
menghilangkan sebanyak mungkin senyawa gum yang masih ada di antara helaian serat rami. Pada serat rami kasar kandungan gum nya berkisar Proses degumming biasanya dilakukan dengan cara memasak antara 25-30% china grass dengan larutan 36
alkali selama beberapa jam. Cara degumming ada beberapa macam, antara lain menggunakan NaOH 0,5%, Na2C03, Na-tripolifosfat 3% serta bahan pembasah (teepol) sebanyak 3%
37
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Komunikasi sangat dibutuhkan bagi manusia dalam bersosialisasi satu sama lain. Selain itu melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi kepada orang yang dituju. Komunikasi tentunya diperlukan dalam komoditi pada sektor pertanian
khususnya
terung.
Terung
sendiri
merupakan tanaman yang berasal dari kawasan asia dan
mulai
dibudidayakan
setelah
dilakukan
penelitian bahwa rami kaya akan khasiat dan manfaat. Melalui pembibtan hingga pengolahan lahan dapat mempengerahi bagaimana terung dapat dibudidayakan. Dalam pemasaran komoditi terung, tentunya diperlukannya komunikasi antara pihakpihak terkait. Dalam komunikasi tersebut sangat berhubungan komoditi
antara
terung.
teori
Teori
komunikasi
komunikasi
dengan
humanism,
kelompok, informasi atau matematis, hubungan manusia
dan
behaviorism
merupakan
teori
komunikasi yang berhubungan dengan komoditi 38
terung. Oleh karena itu Pentingnya komunikasi dalam pemasaran komoditi terung.
39
DAFTAR PUSTAKA A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber
Daya
Manusia
Perusahaan.
Bandung: Rosda Akhmad, Mulyana. 2006. Sosiologi Komunikasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB. Cangara,
Hafied.
Komunikasi.
(2011).
Pengantar
Jakarta: PT
Ilmu
Raja Grafindo
Persada. Cragan, J. F., & Shields, D.C. 1998. Understanding Communication Theory: The Communicative Forces for Human Action. Boston, MA: Allyn & Bacon. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Eriyandi,
Budiman.
2013.
Budidaya
Terung.
Bandung: CV Wahana Iptek Bandung.
40
Harold D. Lasswell 2009 Structure an Function of Communication
in
Societ
dalam Wilbur
Schramm. (Ed) Haryoto.2009.
Bertanam
Terung
dalam
Pot.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 9 11. Hastuti,
L.
2007.
Makalah
:
Terung-Tinjauan
Langsung Beberapa Pasar di Kota Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan. Jumini dan A. Marliah. 2009. Pertumbuhan dan hasil tanaman terung akibat pemberian pupuk daun gandasil
D
dan
zat
pengatur
tumbuh
harmonik. Jurnal Floratek,4:73-80 Mashudi. 2007. Budidaya Terung. Jakarta: Azka Press Mundakir.2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi Dalam
Pelayanan,
Edisi
Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu Pratminingsih, Sri Astuti. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu. 41
Rukmana, R. (1994). Bertanam Terung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 11 - 13. Soetasad, S dan S. Muryanti dan Sunarjono, H. 2003. Budidaya Terung Lokal dan Terung Jepeng Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal. Simatupang, A. 2010. Pengaruh beberapa jenis pupuk organiak terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum Melongena L.). Skripsi. Fakultas pertanian Universitas Andalas. Padang. 230 hlm.
42
BIODATA PENULIS
Nama: M Hafiz Hamdani Sinaga Nim : 175040107111062 Kelas : L Agribisnis Alamat: Jl. Perjuangan Kompleks Anthurium No. 5 Kota Medan Email: [email protected]
43
LAMPIRAN Strategi Pengembangan Rami (Boehmeria nivea Gaud.) RULLY DYAH PURWATI Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute Jalan Raya Karangploso. Kotak Pos 199. Malang 65152 Diterima: 9 Februari 2010; Disetujui: 11Oktober 2010 Hasil Ringkasan jurnal Pengembangan rami (Boehmeria nivea Gaud.) telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu sejak zaman pemerintah Kolonial Belanda (Heyne, 1987). Pada saat itu serat rami digunakan sebagai suplemen kapas untuk industri tekstil. Serat rami didiskripsikan mirip dengan serat kapas dengan beberapa kelebihan, yaitu serat lebih panjang, kekuatan serat lebih besar, daya serap air juga lebih besar. Namun demikian, serat rami lebih kasar dan daya mulurnya lebih rendah dibandingkan karakter yang dimiliki serat kapas (Sastrosupadi, 2005). Teknologi yang semakin maju saat ini, membuka peluang untuk memanfaatkan serat rami tidak hanya 44
untuk bahan baku tekstil. Serat rami dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan komposit yang ramah lingkungan dan berpotensi menggantikan logam dan plastik. Komposit serat rami dapat digunakan untuk pembuatan aksesories interior dan eksterior kendaraan bermotor, seperti modifikasi bemper dengan variasi geometri dan pewarnaan (BBPT, 2009).
Potensi Pemanfaatan Rami
Bahan Baku Tekstil Pada tahun 1733, rami dikenal sebagai tanaman hias di Kebun Raya di Belanda, setelah satu abad kemudian baru diketahui potensinya sebagai penghasil serat tekstil (Sastrosupadi, 2005). Di Indonesia, tanaman rami sudah lama dibudidayakan, yaitu sejak zaman penjajahan Belanda. Pada saat itu serat rami digunakan sebagai suplemen kapas untuk industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Serat rami didiskripsikan mirip dengan serat kapas dengan beberapa kelebihan yaitu serat lebih panjang, kekuatan serat lebih besar, daya serap air juga lebih besar. Namun demikian, serat rami lebih kasar dan daya mulurnya lebih rendah dibandingkan karakter yang dimiliki serat kapas. Kain rami nyaman dipakai terutama pada musim panas
karena
memiliki
daya
serap
yang
tinggi. 45
Keistimewaan lain adalah tahan terhadap penodaan dan tahan untuk dicuci dengan air panas (Balai Besar Tekstil, 2007). Kain rami juga tidak mudah berjamur dan tahan terhadap ngengat sehingga lebih awet disimpan dalam waktu lama (Scruggs and Smith, 2010). Pemanfaatan kain yang berasal dari serat rami umumnya untuk pakaian (jaket, celana, rok,blus), keperluan rumah tangga (korden, sprei, taplak meja, serbet, handuk), benang jahit, kain parasit, kanvas, kain saringan dan masih banyak lagi (Swicofil, 2010). Di Indonesia, salah satu pengusaha di kabupaten Garut telah berhasil memproduksi tekstil dan pakaian eksklusif berbahan baku serat rami. Pakan Ternak Seorang pengusaha di Garut, Jawa Barat telah berhasil membuat pakan ternak berupa pellet dengan ukuran diameter 12,5 cm dengan ketebalan 5 cm. Berat masing-masing pellet sekitar 200 g yang dicobakan pada sapi, kambing dan itik. Cara pembuatan pellet dengan mencampurkan
tepung
daun
rami
dan
sumber
karbohidrat lain seperti tongkol jagung, kemudian difermentasi hingga menjadi silase. Hasil silase ini kemudian dicetak menjadi pellet. Komposisi antara daun kering dengan sumber karbohidrat lain tidak persis sama karena yang berperan adalah hasil analisis proksimat 46
(proximate analysis) yang terdiri atas kadar protein, lipida, karbohidrat, serat kasar, dan abu yang telah ditetapkan lebih dulu. Bahan Baku Pulp Kertas Limbah hasil dekortikasi yang berupa potonganpotongan kayu dan kulit rami dapat digunakan sebagai bahan baku pulp. Pembuatan pulp dengan bahan baku limbah dekortikasi rami telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) bekerjasama dengan Balai Besar Selulosa, Bandung. Dari analisis mutu lembaran pulp putih diketahui bahwa mutu pulp dari limbah dekortikasi rami cukup baik. Hal ini disebabkan oleh kandungan kimia limbah dekortikasi rami masih cukup tinggi.
Kendala Dalam Pengembangan Rami
Kendala utama dalam pengembangan rami adalah rendahnya produktivitas sebagai akibat bahan tanaman yang belum murni. Berdasarkan pengamatan di beberapa lokasi pengembangan, dijumpai 3 - 8 jenis rami yang beragam (Sudjindro et al., 2007). Selain itu, persyaratan tumbuh untuk rami di lahan pengembangan kadang kala belum terpenuhi. Selain kendala teknis, beberapa kendala
non-teknis
yang
dapat
mempengaruhi
pengembangan rami di Indonesia antara lain: 1). Lokasi 47
pengembangan umumnya jauh dari sarana transportasi, sehingga menambah biaya produksi, 2). Pada proses penyeratan untuk mendapatkan serat kasar (china grass) diperlukan alat untuk memisahkan kulit rami dari batangnya yang disebut dekortikator (Winarto, 2005). Pada saat ini, di daerah pengembangan rami belum tersedia alat dekortikator yang memadai, sehingga bila digunakan
untuk
memproses
batang
rami
cepat
mengalami kerusakan, 3). Kelembagaan yang ada belum sesuai untukpengembangan rami, 4). Kejelasan pasar dan kepastian harga serat rami belum banyak diketahui, dengan demikian akan menyulitkan produsen rami untuk menyalurkan hasil seratnya (Tirtosuprobo et al., 2007b) 5). Pengembangan rami baru menguntungkan setelah tahun ke tiga, dan 6). Pabrik-pabrik tekstil yang ada di tanah air belum banyak memanfaatkan serat rami sebagai benang untuk tekstil, karena mesin yang digunakan adalah mesin pengolah kapas (serat pendek).
Teknik Budidaya Rami
Penggunaan varietas unggul dan bibit bermutu tinggi dalam pengembangan rami perlu didukung dengan aplikasi teknik budidaya yang sesuai. Teknik budidaya rami meliputi beberapa hal antara lain: 1. Pembersihan lahan dan pengolahan tanah. 48
2. Jarak tanam: yang umum digunakan adalah 80 cm x 50 cm. Pada daerah yang kurang subur, jarak tanam lebih rapat dibandingkan pada daerah yang tanahnya subur. 3. Pemupukan: Tanaman rami membutuhkan pupuk dengan dosis tinggi, hal ini disebabkan setiap dua bulan sekali tanaman dipanen dengan cara memotong pangkal batang dekat permukaan tanah. Pupuk organik (pupuk kandang) dengan dosis 10 ton/ha/tahun atau pupuk kompos limbah dekortikasi 5 ton/ha/tahun dapat diberikan dengan cara disebar merata pada permukaan tanah, kemudian diaduk agar bercampur dengan tanah. Selain pupuk organik, pupuk N, P, dan K diberikan pada saat awal tanam dan setiap selesai panen dengan dosis 60 kg N + 30 kg P2O5 + 30 kg K2O/ha/panen (Sastrosupadi et al., 1991). Penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) dan pupuk pelengkap cair (PPC) dengan dosis tertentu meningkatkan produksi serat kasar rami hingga 60% (Sastrosupadi et al., 1999). 4. Panen: Panen pertama dilakukan saat tanaman rami umur 90 hari. Pada panen pertama ini, batang rami belum dapat diambil seratnya karena masih terlalu muda. Panen kedua, ketiga dan seterusnya dilakukan pada setiap 60 hari sekali. Ciri-ciri tanaman rami sudah waktunya dipanen adalah tanaman mulai berbunga dan kulit batang bagian bawah berubah 49
warna dari hijau menjadi kecoklatan. Cara panen rami cukup dengan memotong batangnya, rata dengan permukaan tanah. Batang rami yang telah dihilangkan daunnya
kemudian
dimasukkan
ke
dalam
mesin
dekortikator untuk menghasilkan serat kasar (china grass). Untuk mendukung keberhasilan pengembangan rami perlu ketersediaan dekortikator dalam jumlah cukup di wilayah pengembangan tersebut. 5. Pengolahan serat: untuk menjadikan serat kasar menjadi serat siap pintal, beberapa tahap yang harus dilalui adalah: a). degumming yaitu menghilangkan sisasisa gum dan pektin yang masih menempel pada serat, dapat dilakukan dengan cara kimia, b). pemutihan serat dengan menggunakan senyawa klorin dan hidrogen peroksida, c). pelurusan serat, d). pemotongan serat menjadi seukuran panjang serat kapas atau poliester, dan e). penguraian bundel: serat diurai hingga menyerupai serat kapas (Winarto, 2005) sehingga dapat dipintal dengan menggunakan mesin pengolah serat kapas yang tersedia di pabrik-pabrik tekstil di Indonesia.
Kelembagaan
Dalam
Membantu
Pengembangan Tanaman Rami
50
Kelembagaan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan rami adalah lembaga pengelola, lembaga permodalan
dan
lembaga
pemasaran.
Lembaga
pengelola yang diharapkan dapat berfungsi yaitu BUMN milik pemerintah kabupaten pengembang rami dengan share holder pusat dan propinsi. Selain itu, perlu diusahakan
koordinasi
yang
memungkinkan
pihak
investor masuk sebagai share holder. Dalam hal ini pihak pemerintah
harus
terlibat
dalam
kepemilikan
kelembagaan untuk memudahkan kebijakan. Permodalan yang digunakan untuk membiayai kebutuhan biaya operasional dan overhead diharapkan dapat didukung oleh bank pemerintah. Pemasaran
serat
rami
perlu
mendapat
kandukungan kebijakan dari Kementerian Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan Propinsi dan Kabupaten, serta penyerapan hasil serat rami oleh konsumen (pabrik tekstil). Dukungan tersebut diperlukan karena produksi rami dalam bentuk siap diterima industri tekstil dan pemintalan belum tersedia. Dengan adanya dukungan kebijakan, diharapkan serat rami dapat dipasarkan secara optimal. Konsep pengembangan rami yang komprehensif yaitu harus ada pabrik pemintalan benang rami (serat 51
panjang) dengan kapasitas produksi yang memadai (misal: 1 ton benang pada tahun pertama). Pasokan bahan baku disediakan oleh kebun inti (manajemen pabrik)
dan
plasma
(petani/rakyat).
Pembagian
keuntungan di tiap rantai tata niaga diupayakan berdasarkan keadilan dengan memperhatikan kondisi upah dan jaminan hidup. Peran pemerintah setempat sangat penting untuk memberikan dukungan terhadap pendirian dan
Strategi Pengembangan Rami (RULLY
DYAH PURWATI) 117 operasional pabrik dan kegiatan lain melalui APBD.
52