Burung Muraai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRODUKSI SATWA HARAPAN A PETERNAKAN BURUNG MURAI (MURAI BATU)



Disusun oleh : Kelompok 4



Alif marcotera zein



200110180097



Nadhira Fitria Ananda



200110180214



Fakultas Peternakan Universitas padjadjaran 2021



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Burung Murai Batu adalah salah satu burung ocehan yang bersuara sangat merdu, alunan lagu dan variasi cengkoknya sangatlah banyak. Tak ayal saat ini sangat banyak hobis kicauan yang berbondong-bondong mencari dan merawat calon-calon Burung murai batu yang akan diperlombakan. Murai batu saat ini di dalam even-even lomba sangat diminati dan menjadi no 1 kelas tertinggi dan terbanyak, terutama Murai batu yang yang berasal dari daerah Sumatra, contoh murai batu medan, lampung jambi, pasaman, mentawai, aceh dan banyak lagi. Kelebihan dari Murai batu Sumatra memiliki postur dan tubuh yang sedang dengan bulu-bulu yang berwarna tegas dan memiliki panjang ekor yang berfariasi untuk murai batu jantan Sumatra berkisar 17 -23 cm dengan suara kicauan yang lantang dan tajam. Mengingat banyaknya minat penghobby burung kicau untuk memiliki burung Murai batu Asal Sumatra maka tejadilah penangkapan besar besaran di hutan, hingga saat ini jumlah burung murai batu yang masih tertinggal di hutan Sumatra hampir punah dan sangat langka, Dari situlah timbul kesempatan peluang untuk mencoba beternak burung Murai batu sekaligus untuk melestarikanya. Karena harganya pun memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat di jadikan usaha yang bias terus dikembangkan. Besarnya keuntungan yang didapat untuk perekor bisa mencapai 4 kali lipat dari biaya pembelian induk untuk minimal 5 kali burung murai batu tersebut berproduksi. Disamping itu pula permintaan burung murai bakalan/anakan saat ini masih sangat besar, dikarenakan hanya sebagian daerah pulau jawa saja yang sudah banyak berhasil dengan baik mengembangkan Murai batu ini. Sedangkan permintaan dari pulau sumatra dan pulau pulau lainya sangat besar, hanya saja di pulau Sumatra sendiri sangat sedikit yang sudah mencoba beternak murai batu kebanyakan masih mengharapkan murai batu tangkapan liar yang mana semakin hari semakin habis dan langka, maka beternak burung murai batu sangat prospek dijadikan suatu bisnis yang menjanjikan di masa sekarang maupun yang akan datang



1.2 Perumusan Masalah



Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas serta kenyataan yang terjadi di masyarakat serta lingkungan sekitar saat ini, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pokok yang terjadi pada usaha yang akan diteliti antara lain sebagai berikut: a) Apa saja yang menjadi prioritas utama dalam usaha pengembangan ternak burung murai batu dan deskripsi hingga sejarahnya ? b) Apakah ternak burung murai batu layak untuk dikembangkan serta dijadikan usaha? c) Seberapa besar keuntungan yang didapat dalam usaha ternak burung murai batu ? 1.3 Tujuan makalah Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui kelayakan usaha ternak burung murai batu untuk dijadikan usaha yang dapat bertahan serta berkelanjutan. b. Menjelaskan besarnya keuntungan dalam usaha ternak burung murai batu.



1.4 Manfaat makalah Adapun manfaat penelitian ini untuk masa depan adalah sebagai berikut: a.



b.



c.



Sebagai bahan informasi dan tinjauan usaha untuk pihak yang ingin membuka atau mencoba usaha ternak burung murai batu agar berhasil dan menguntungkan untuk dijalankan. Untuk memberikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan dan kelayakan usaha ternak burung murai batu serta prioritas mana yang lebih dikedepankan supaya ternak burung murai batu menghasilkan keuntungan yang maksimal. Sebagai referensi atau tinjauan pustaka untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah yang timbul dari penelitian ini, kemudian untuk refrensi peneliti selanjutnya jika ingin mengembangkan penelitian ini.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Deskripsi serta Sejarah Burung Murai Batu Kucica Hutan (Copsychus malabaricus) juga dikenal sebagai Murai Batu termasuk kedalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Murai alis putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri. Di habitat aslinya Kucica Hutan cenderung memilih hutan alam yang rapat atau hutan sekunder. Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses). Burung Kucica Hutan memiliki suara kicauan yang bagus sehingga mendapat penghargaan terbaik atas nyanyiannya yang sangat indah pada tahun 1947 (The Best Song Birds – Delacour, 1947). Burung Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang digemari di kalangan para pencinta kicauan karena memiliki suara atau spesifikasi kicauan yang sangat baik. Untuk daerah Sumatra khususnya, banyak sekali ditemukan burung jenis Kucica Hutan, seperti burung Kucica Hutan  aceh, burung Kucica Hutan medan, burung murai nias dan Kucica Hutan  lampung. Penyebaran burung Kucica Hutan di Pulau Jawa saat ini sangat terbatas dan hanya ditemukan di beberapa tempat yang berhutan, seperti di tempat-tempat konservasi atau tempat wisata alam contohnya seperti Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Meru Betiri dan Hutan Wisata Pananjung Pangandaran. 1.      Ciri morfologis Ciri morfologis burung murai batu, Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau. Badan berukuran 14-17 cm. Untuk perbedaan jenis kelamin pada burung jantan dan betina memiliki perbedaan yang sangat signifikan dan perbedaan yang sangat jelas antara betina dan pejantan bisa di lihat secara fisik, untuk jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih besar di banding dengan betina dan untuk suara yang di hasilkan burung pejantan jauh lebih keras dan bervariasi di banding dengan betina. 2.



Ciri-ciri burung murai batu



Burung Murai Batu terdiri dari berbagai jenis, diantaranya sebagai berikut:







Murai Batu Medan



Jenis ini merupakan yang paling menarik dan terbaik diantara semua jenis burung Murai Batu. Sehingga jenis ini sangat digemari oleh pecinta burung. Murai Batu jenis ini berhabitat di Bukit Lawang Bohorok, kaki Gunung Leuser wilayah Sumatra Utara.



Ciri-ciri burung Murai Batu Medan adalah sebagai berikut: 1. Bentuk kepalanya bagus. 2. Memiliki suara kicauan yang bervariasi dan nyaring. 3. Memiliki ekor yang panjang dan melengkung dengan panjang 27-30 cm. 4. Memiliki postur tubuh yang tegap dan relatif besar. 5. Warna tubuh hitam legam mengkilat namun ketika terkena sinar matahari akan terlihat kebiru-biruan. 6. Warna ekor biasanya hitam atau gelap dengan pangkal ekor berwarna putih. 7. Mengalamiperubahan warna kaki ketika muda dan tua. Pada Murai Batu Medan muda memiliki warna kaki merah kehitam-hitaman. Ketika Murai tersebut tua maka akan berubah menjadi warna hitam. 



Murai Batu Aceh



Murai jenis ini memiliki habitat di Gunung Leuser, Aceh. Gunung tersebut terletak diperbatasan antara Aceh dan Sumatra Utara.



Ciri-ciri Burung Murai Batu Aceh adalah sebagai berikut: 1. Postur tubuh tidak terlalu besar. 2. Memiliki ekor yang panjang dengan ukuran 19-29 cm. 3. Memiliki variasi suara kicauan dan panjang. 4. Warna tubuh sebagian sama dengan jenis Medan, hanya saja Aceh juga memiliki Murai Batu Aceh dengan warna tubuh hitam tidak mengkilat dan bagian dada hingga dubur berwarna putih atau kekuningan. 



Murai Batu Nias



Murai jenis ini berhabitat di Pulau Nias.Murai jenis ini dikenal dengan sebutan Murai Ekor Hitam. Ciri-ciri Burung Murai Batu Nias adalah sebagai berikut ini: 1. Memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dibandingkan dengan Murai Batu Lampung. 2. Dadanya berwarna oranye/merah dan terlihat sedikit gelap. 3. Warna bulu utama pada jenis ini hitam (blacktail) atau kelir ekor hitam polos. Burung ini memiliki cara yang unik dalam bertarung yaitu ketika berkicau dengan menggerakgerakkan kepalanya. Selain itu, Murai ini memiliki kecerdasan yang lebih baik dan mudah beradaptasi sehingga burung ini dikenal tidak mudah stres. 



Murai Batu Lampung



Murai jenis ini banyak ditemukan di daerah Lampung dan Krakatau. Ciri-ciri Burung Murai Batu Lampung diantaranya sebagai berikut:



1.



Memiliki badan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan Murai Batu Medan.



2.



Memiliki ekor yang panjangnya 15-20 cm.



3.



Dadanya berwarna oranye/merah dan terlihat sedikit gelap.



4.



Memiliki ciri khas yaitu pada gaya mematuknya dengan menaikturunkan kepalanya.



5.



Memiliki variasi suara kicauan dan mampu melagu dengan waktu yang lama.



Selain ciri di atas, burung jenis memiliki keunggulan yang lain yaitu memiliki stamina yang baik atau tidak mudah kelelahan. 



Murai Batu Jawa



Murai jenis ini memiliki habitat tersebar di Pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Burung jenis ini dikenal dengan sebutan Larwo. Larwo ini dinyatakan sudah hampir punah karena keberadaannya yang jarang ditemukan. Larwo memiliki panjang ekor antara 8-10 cm. Seperti jenis burung kicauan yang lain, burung Murai Batu memiliki karakter tersendiri. Berikut ini adalah karakter Burung Murai Batu: 1. Mudah menyesuaikan diri Burung Murai batu dikenal sangat mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Burung ini akan tetap mudah berkicau meskipun berada di lingkungan baru. 2. Mudah dijinakkan Burung Murai Batu memiliki karakter yang mudah dijinakkan. Mengapa demikian? Seperti yang telah disampaikan, bahwa burung Murai batu mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Burung Murai Batu juga sangat mudah jinak kepada manusia, apalagi jika burung tersebut bertemu dengan pemilik yang selalu merawatnya. Ketika burung tersebut bertemu dengan peternaknya, maka burung Murai Batu dapat mengenali peternaknya tersebut dengan mengeluarkan kicaunya yang merdu. 3. Memiliki kecerdasan yang tinggi Burung Murai Batu memiliki kemampuan mengenali dengan mudah suara kicauan burung yang lain. Hal ini yang menjadi faktor utama burung tersebut memenagkan perlombaan burung berkicau. Selain itu, burung tersebut memiliki keunikan dalam bertingkah. 4. Birahi yang mudah naik Burung ini memiliki birahi (kesiapan melakukan hubungan seksualitas) yang mudah naik. Ketika sepasang burung Murai berada dalam satu sangkar, hanya memerlukan adaptasi yang tidak cukup lama sepasang burung Murai tersebut akan melakukan hubungan seksualitas. Hal ini sangat menguntungkan bagi peternak untuk mengembangbiakan burung Murai. Namun dalam melakukan perkawinan burung Murai, Anda perlu memperhatikan faktor genetikanya supaya dapat menghasilkan anakan yang berkualitas tinggi.



5. Kemampuan bertarung yang handal Murai ini memiliki kemampuan bertarung yang handal. Burung ini ketika baru tiba di tempat perlombaan akan menunjukkan aksinya semaksimal mungkin.  Reproduksi Jalil dan Turut (2012) menyatakan burung Murai Batu dapat bertelur 2-3 butir dalam sekali pengeraman. Selanjutnya diketahui bahwa induk Murai Batu yang masih muda, biasanya bertelur hingga 3 butir, sedangkan Murai Batu yang sudah tua hanya bertelur 2 butir. Ada beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap jumlah telur dalam satu kali peristiwa bertelur diantaranya umur burung, berat badan, makanan, kondisi kesehatan dan lingkungan kandang (luas, suhu dan kelembaban serta gangguan lingkungan) (Etches, 1996; Parker, 1969). Umumnya indukan betina akan mengerami telur setelah telur kedua dikeluarkan atau bahkan setelah semua telur dikeluarkan baru indukan akan mengerami (Hamiyanti et al., 2011). Suminarsih (2006) yang menyatakan bahwa umumnya burung berkicau yang ditangkarkan mengerami telurnya selama 14-15 hari. Begitu pula pendapat Akdiatmojo (2017) yang menyatakan bahwa indukan burung Murai Batu mengerami telur selama 14 hari. Masa mengeram bisa dikatakan masa kritis karena telur yang dierami bisa pecah atau dibuang dari sarang jika ada yang membuatnya ketakutan. Oleh karena itu, lingkungan harus dijaga dari gangguan dan tetap terkendali. Dalam kondisi ini lingkungan dan pemberian pakan untuk indukan harus teratur. Kondisi lingkungan berpengaruh pada kenyamanan indukan betina, suhu pengeraman dan agresifitas indukan (Akdiatmojo, 2017). Selanjutnya diketahui bahwa pada saat mengeram, indukan sebaiknya jangan terlalu sering dilihat karena dapat mengganggu proses mengeram yang dilakukan oleh indukan. Apabila indukan terlalu sering mendapat gangguan pada waktu mengeram akan menyebabkan stress sehingga indukan akan enggan mengerami dan bahkan bisa membuang telur tersebut sehingga menyebabkan telur gagal menetas. Menurut Hikmat (2016) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi daya tetas telur yaitu kualitas telur yang akan dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan pada induk dan tingkat kematangan telur. Selanjutnya faktor lingkungan yaitu kualitas air yang terdiri dari suhu, oksigen, karbondioksida, amonia dan lain-lain, Faktor terakhir yaitu getaran yang terlalu kuat yang menyebabkan terjadinya benturan yang keras di antara telur atau benda lainnya sehingga mengakibatkan telur pecah. 2.2 Cara Ternak Burung Murai Batu a. Siapkan Kandang untuk Ternak Burung Murai nah ini adalah hal yang paling penting dalam berternak burung murai, ukuran kandang yang digunakan itu relative tidak dianjurkan membuat kandang yang terlalu kecil maupun terlalu besar usahakan uat kandang yang medium yang tidak terlalu besar maupun kecil, misal ukuran lebar 1,5 M dan tinggi 2 M, dan ada beberapa hal yang perlu anda persiapkan untuk di taruh di dalam kandang diantaranya :







  



Wadah Pakan dan minum untuk burung Murai : Sudah tidak perlu di tanyakan lagi ini merupakan hal yang wajib ada seperti jangkrik, kroto dan ulat hongkong, Sarang Untuk Burung Murai : ini juga harus ada dalam kandang ternak Tangkringan : untuk tangkringan bisanya banyak orang menggunakan potongan pohon yang sudah di gunduli Selain itu sediakan 2 pintu untuk anda masuk ke kandang dan pintu yang kedua digunakan untuk mengambil anakan murai di dalam sarang



Kandang Ternak buat beberapa rancangan pintu di bagian atas kandang pitu tersebut bisa digunakan untuk mengambil / melihat anakan burung murai yang berada di kendang.



Source : https://news.detik.com



Kandang Ternak Minimalis hampir sama dengan kandang yang di atas buat juga pintu di bagian atas kandang dan juga di bawah yang bisa anda gunakan untuk membersihkan / masuk kedalam kendang. b. Memilih indukan Untuk menghasilkan anakan yang berkualitas Anda perlu melakukan pemilihan indukan. Usia indukan Murai jantan yang siap kawin kurang lebih 1,5- 2  tahun sedangkan untuk indukan Murai betina kurang lebih 12  bulan. dan usahakan anda memilih indukan betina dari hasil penangkaran saja di karenakan burungng murai tangkapan hutan biasanya agak lebih susah dalam mengawinkanya, baca : kelebihan dan kekurangan murai hutan c. Menjodohkan Pada langkah ini, Anda harus memposisikan sangkar indukan jantan dan indukan betina saling berdekatan. Kemudian biarkan indukan tersebut saling berkicau selama 2-3 hari. Setelah itu, pertemukan mereka ketika terjadi keseimbangan suara. Ketika dipertemukan, indukan betina memberikan respon diam, berarti indukan betina tersebut belum siap untuk kawin. Jika indukan betina melebarkan sayapnya dan membungkuk berarti indukan betina siap untuk dikawinkan. d. Mengawinkan Untuk menghasilkan anakan yang berkualitas, Murai memiliki cara yang unik yaitu dengan sistem poligami. Sehingga indukan jantan akan satu sangkar dengan beberapa indukan betina.



e. Pengeraman telur Burung Murai batu akan melakukan pengeraman telur selama 12 hari hingga 14 hari tergantung dengan suhu atau cuaca. Biasanya untuk meperlancar proses pengeraman, Anda perlu menyediakan lampu 5 watt dalam sangkar tersebut. 2.3. Jenis Penyakit Murai Batu dan Cara Mengatasinya 1. Berak kapur Penyebab terjadinya murai batu mengalami berak kapur di sebabkan oleh bakteri dan kuman yang mneyrang sistem pencernaan murai batu, sehingga membuat berak burung menjadi berak kapur. 



Ciri-ciri Murai Batu Berak Kapur o Berak murai batu bewarna putih seperti kapur o Murai batu terlihat merinding, kusam dan terlihat lesu o Sayap murai batu turun atau tidak rapat o Burung sering tidur dan nafsu makan menjadi menurun







Cara Mengatasi Murai Batu Berak Kapur Berikan obat yang bisa di beli di kios burung khusus untuk mengatasi berak kapur, yang di berikan yang dicampur pada air minum atau obat-obatan lainnya.



2. Tetelo Tetelo merupakan jenis penyakit yang biasa di temukan menyerang unggas, termasuk burung, dan paling banyak di temukan sering mengalami tetelo adalah burung lovebird, dan untuk burung murai juga memiliki peluang untuk terjangkit penyakit tetelo tersebut. Penyakit tetelo merupakan jenis jenis penyakit yang bisa disebabkan oleh virus bakteri new castle disease , yang menyerang saraf, seperti mengganggu saluran pernafasan dan pencernaan burung. 



Ciri-ciri Burung Tetelo o Nafsu Makan Menurun o Batuk, sulit bernafas atau sesak nafas o Tubuhnya terlihat bergetarSayap burung murai sering terlihat turun, alias tidak rapat o Kepala burung murai sering berputar-putar atau bergeleng-geleng







Pencegahan : o Pastikan kandang, tempat pakan dan ornamen lainnya yang terdapat pada sangkar burung selalu bersih



o Pastikan air minumnya selalu bersih, bisa menggantinya 2 kali dalam sehari yang di ganti pada pagi dan sore hari o Berikan pakan yang berkualitas dan juga memiliki kandungan protein, mineral dan nutrisi lengkap untuk melengkapi kebutuhan gizi burung 



Cara Mengatasi Burung Murai Tetelo o Untuk pertama-tama, murai batu yang ternak sakit tetelo dijauhkan dari burung murai lainnya agar tidak menular penyakitnya dan burung bisa fokus untuk pemulihan dan tidak terganggu dengan adanya burung murai lain disekitar burung murai yang sedang sakit. o Untuk mengatasi murai batu yang terkena tetelo sebenarnya tinggal membeli obat di kios burung, karena sudah banyak obat burung tetelo yang bisa di plih sesuai merk dengan dosis yang sudah tertera pada kemasan obat tetelo burung murai.



3. Murai Batu Serak Suara merupakan hal yang sangat penting pada burung kicauan, termasuk pada burung murai batu. Terjadi burung murai menjadi serak tentunya menjadi suatu hal yang kemungkinan terjadi ketika burung sering mengeluarkan kicauannya yang keras, dan lain sebagainya, maka untuk agar burung memiliki stamina dan kesehatan yang baik , terutama bagian tenggorokannya, maka burung akan terhindar dari serak. Namun, terjadinya serak juga pada burung murai tentunya bisa di sebabkan oleh perawatan yang tidak tepat, untuk itu yuk ketahui penyebab burung murai serak, pencegahan dan cara mengatasinya. 



Penyebab Burung Murai Serak



Hal yang menjadi murai batu serak di sebabkan oleh penjemuran yang terlalu lama, tenggorokan burung terluka ketika mengkonsumsi pakan dari ekstrafooding seperti kena kaki atau kepala jangkrik yang melukai tenggorokan burung. 







Ciri-ciri Burung Serak o Nafsu makan murai batu menurun o Suara kicauannya menjadi kecil dan suaranya seperti ngeriwik o Volume suara burung murai tidak nyaring atau tidak keluar full Cara Mengatasi Burung Murai Serak o Berikan air rebusan jahe hingga volume suara kicauannya menjadi pulih kembali o Berikan campuran madu yang di olehkan pada kroto atau pakan ekstrafooding lainnya setiap 2 hari sekali o Jika burung sudah biasa di berikan voer, maka stop terlebih dahulu untuk pemberian voer hingga pulih dan ganti dengan kroto yang diberikan pada pagi dan sore o Simpan burung di tempat yang sunyi, nyaman, tenang dan jauh dari suara burung lainnya o Berikan juga murai batu obat-obatan seperti Enroforte, Trimezyn, Neo Meditril yang bisa di beli di kios burung



4. Kaki Muri Batu Luka Permasalah pada kaki murai batu kerap kali terjadi pada murai batu tua, dimana kakinya nyisik tebal atau ngedeker dan juga di sebabkan oleh sisik kaki yang lepas. 



Gejala : o Murai batu menjadi jarak untuk berkicau, karena kakinya mengalami permasalahan yang serius o Ciri kaki murai batu luka, bisa di lihat dimana kakinya bewarna merah dan bengkak, sehingga ketika bertengker burung dengan satu kaki, burung tidak mau bertengker, murai batu menjadi tidak gesit, atau burung sering diam di bawah sangkarnya







Cara Mengatasi Murai Batu Sakit Kaki o Untuk pengobatan luar, burung cukup di berikan memandikan kaki murai batu yang sakit tersebut dengan menggunakan air hangat yang sudah di campur garam atau bisa menggunakan betadine o Untuk pengobatan dari dalam untuk mengobati kaki murai batu yang sakit, bisa memberikan antibiotik yang bisa di beli di kios burung



5. Osteoporosis Osteoporosis, biasanya terjadi pada murai batu yang sudah tua, dimana tulang burung mengalami pengapuran atau osteoporosis. Selain faktor umur, ada beberpa penyebab osteoporosis pada murai batu, seperti burung kurang di jemur pada pagi hari dan kurangnya asupan pakan yang berkualitas yang memiliki kandungan gizi yang lengkap. Ciri-ciri murai batu terkena penyakit osteoporosis bisa bisa dilihat dari ciri fisiknya, dimana murai batu terlihat kusam dan lumpuh 



Cara Mengatasi Murai Batu Osteoporosis



Jika murai batu rekan-rekan sudah terlanjur terkena penyakit osteoporosis maka untuk pemulihannya, bisa melakukan tips ini, seperti : o Jemur ketika pagi hari sekali, sekitar 1 – 2 jam lamanya, dan di usahakan jangan terlalu siang karena sinar mataharinya terlalu panas o Ketika malam hari, berikan lampu 15 wat, untuk menghangatkan tubuh burung o Berikan obat untuk mengatasi murai batu osteoporosis yang di olehkan pada jangkrik yang akan di berikan pada burung murai tersebut o Berikan juga Super-n atau Vitacart Plus yang di sampurkan pada air minum, dengan memperhatikan dosis yang tertera pada kemasan produk 6. Murai Batu Cabut Bulu



Ada beberapa penyebab burung murai memiliki perilaku yang suka mencabuti bulunya sendiri, dan satu munculnya penyakit ini di antaranya, burung terkena jamur, kutu, kuman, bakteri yang menempel pada kulitnya, sehingga burung sering menggaruk dan mematuki bagian tubuh tertentu untuk menggaruknya. 



Gejala :



Burung terlihat tidak nyaman dan terlihat gelisah, burung sering menjabuti bulu halusnya, terutama bulu bagian dadanya. Jangan biarkan hal tersebut berlarut-larut, karena efeknya sangat tidak bagus untuk burung. o Cara Mengatasi Murai Batu yang Sering Cabut Bulu o Mandikan burung dengan menggunakan rebusan air daun sirih o Sterilkan kadang yang biasa di pakai dengan mencucinya hingga bersih, dan bila perlu ganti terlebih dahulu sangkarnya dengan sangkar yang baru o Semprot sangkar burung yang banyak kuman dengan menggunakan rebusan air sirih o Jemur sangkar dengan lama hingga kering selama 3 hari berturut-turut 2.4. Biaya – Biaya Usaha Budidaya Burung Murai Batu Usaha Budidaya burung Murai batu merupakan usaha yang bersifat Tahunan. Burung Murai Batu memiliki masa produktifitas selama 5 tahun dengan masa penen sebulan sekali. Walaupun usaha ini cukup menjanjikan tetapi Biaya yang di keluarkan dalam kegiatan usaha ini cukup besar, baik itu biaya investasi maupun biaya oprasionalnya. 1. Biaya investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal seseorang untuk melakukan sebuah usaha. Dalam budidaya burung Murai batu biaya investasi yang dikeluarkan adalah sebagai berikut. 



Biaya indukan Burung Murai Batu Indukan burung Murai Batu merupakan faktor utama dalam usaha budidaya Murai Batu. Burung Murai Batu yang di jadikan indukan adalah burung yang sudah memasuki masa reproduksi yaitu usia kisaran 1 tahun ke atas. Jumlah Biaya indukan yang dikeluarkan didapat dari hasil perkalian antara rata - rata kepemilikan indukan dan rata rata harga yang dikeluarkan oleh peternak setiap pembelian satu pasang indukan. Dalam tabel di bawah ini akan di jelaskan secara rinci perhitungan rata rata biaya indukan yang di keluarkan oleh peternak burung Murai Batu di Desa Wukirsari Tabel 1. Biaya investasi pembelian indukan burung Murai Batu di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. No



Indukan



Responden ∑ indukan



Hrg / ekor (Rp)



Total biaya indukan (Rp)



Jumlah



32



Rata rata



1.6



342.000.000 10,800,000



17.280.000



Dari data pada tabel di atas,diperoleh angka untuk harga rata - rata biaya indukan per pasang yaitu sebesar Rp.10,800,000. Jumlah rata rata indukan yang dimiliki oleh 20 responden sebanyak 1.6 ekor. Jadi biaya yang dikeluarkan oleh peternak sebesar Rp.10.800.000 x 1.6 = Rp. 17.280.000. Angka ini merupakan rata rata biaya pembelian indukanyang dikeluarkan oleh peternak burung Murai Batu di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul per setiap usaha tani. a. Biaya Kandang Dan Peralatan Kandang yang digunakan dalam usaha budidaya burung Murai batu ada dua macam yaitu kandang indukan dan kandang anakan. Kandang indukan merupakan tempat dimana sepasang indukan Murai Batu ber reproduksi. Perhitungan tentang pembiayaan kandang bagi peternak Murai Batu adalah seluruh biaya mulai dari matrial yang di gunakan, peralatan yang di butuhkan dan upah tenaga kerja dalam proses pembuatan kandang. Peralatan penunjang yaitu alat alat pendukung produksi Murai batu yang meliputi inkubator, wadah pakan dan tempat bertelur atau glodok. adapun rincian rata rata biaya Kandang dan peralatan adalah sebagai berikut. Tabel 2. Rata rata biaya kandang dan peralatan pada usaha budidaya burung Murai Batu di desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani Jenis biaya



Biaya (Rp)



Kandang Indukan



1.610.000



Kandang Anakan



800.500



Inkubator



312.500



Tempat Makan



8.000



Glodok



47.250



Jumlah



2.778.250



Keseluruhan rata rata total biaya yang di keluarkan untuk keperluan kandang dan peralatan penunjang sebesar Rp. 2.778.250. Angka ini menunjukan Rata – Rata per usaha tani dikarenakan setiap pengeluaran biaya masing masing peternak berbeda beda. b. Total Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya awal yang harus di keluarkan oleh peternak Murai Batu di Desa Wukirsari. Biaya investasi dalam usaha budidaya burung Murai batu yang dilakukan di Desa Wukirsari meliputi biaya pembelian indukan, pembuatan kandang indukan, pembelian kandang anakan serta pembelian alat penunjang produksi lainya. Rincian total biaya investasi yang harus di keluarkan oleh peternak dalam memulai usaha budidaya burung Murai Batu di desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut.



Table 3. Rata rata biaya total investasi pada usaha budidaya Burung Murai Batu di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. Jenis Biaya



Biaya (Rp)



Indukan



17.280.000



Kandang Dan Peralatan



2.778.250



Total Biaya Investasi



20.058.250



Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biya investasi yang di keluarkan peternak burung Murai Batu ada dua macam dan jumlah total biaya investasi yang harus di keluarkan sebesar Rp. 20.058.250. untuk nominal biaya investasi yang paling besar di keluarkan pada pembelian indukan yaitu rata rata sebesar Rp. 17.280.000. Hal tersebut di sebabkan karena indukan Murai batu yang memiliki kualitas yang baik lumayan sulit untuk di dapatkan. Dan bagi peternak indukan merupakan hal utama dalam proses usaha budidaya burung Murai Batu untuk menghasilkan anakan burung yang berkualitas dan memiliki hrga jual yang tinggi. 2. Biaya Oprasional Biaya operasional adalah biaya yang di keluarkan oleh peternak burung Murai Batu untuk melaksanakan kegiatan dalam proses budidaya dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu tertentu. Biaya biaya tersebut di keluarkan untuk tenaga kerja, pembelian pakan, multivitamin dan biaya lain lain. Biaya operasional yang di keluarkan petrnak burung Murai Batu di DesaWukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut : a. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja yang di keluarkan dalam usaha budidaya Murai Batu yaitu seluruh waktu yangdigunakan oleh peternak dalam aktifitas budidaya antara lain : pemberian pakan indukan, perawatan anakan dan perawatan kandang. Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha budidaya burung Murai batu merupakan tenaga kerja dalam keluarga. Adapun jumlah rata rata biaya tenaga kerja dari usaha budidaya burung Murai Batu selama 5 periode adalah sebagai berikut. Tabel 4. Rata rata Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha Budidaya Burung Murai Batu Di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. Tahun periode



Rata Rata Biaya Tenaga Kerja (Rp)



1



6.676.875



2



7.216.875



3



7.891.875



4



8.094.375



5



8.229.375



Total



38.109.375



Perhitungan biaya tenaga kerja dilakukan dengan cara yaitu jumlah HKO dikalikan dengan jam kerja selama satu hari ( 8 jam ). Selanjutnya dikalikan dengan rata rata upah tenaga kerja yang berlaku dilokasi penelitian dan dikali selama satu tahun atau 360 hari. Dan jumlah jam kerja yang dikeluarkan oleh peternak juga mengalami peningkatan. Dengan demikian total biaya tenaga kerja selama lima tahun sebesar Rp.38.109.375. tenaga kerja pada umumnya dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga. b. Biaya Pakan Dan Multivitamin Biaya pakan dalam usaha budidaya burung Murai Batu dibagi menjadi 2 jenis pakan yaitu pakan buatan dan pakan alami.Pakan buatan yaitu pakankemasan yang dibuat secara pakbikan dan banyak tersedia dikios burung atau pasar burung.Pakan alami adalah pakan yang berasal dari alam. Adapun rincian biaya kebutuhan pakan burung dan Multivitamin burung Murai Batu selama 5 tahun adalah sebagai berikut Tabel 6: Rata rata biaya pakan dan vitamin pada usaha Budidaya Burung Murai Batu Di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. (Pcs)



∑(Rp)



(kg)



∑(Rp)



(Kg)



∑(Rp)



(pcs)



∑(Rp)



1



38.4



434.400



19.0



1.152.000



19.2



768.000



12



576.000



2.930.400



2



42.6



527.750



19.1



1.206.000



19.8



804.000



12



576.000



3.113.750



3



38.8



446.400



21.2



1.430.000



20.5



864.000



12



576.000



3.316.400



4



38.6



457.200



19.8



1.248.000



22.0



990.000



12



576.000



3.271.200



5



46.5



554.750



18.8



1.248.000



22.4



1.100.000



12



576.000



3.478.750



205



2.420.500



97.90 6.284.000



103.9



4.526.000



60



2.880.000



16.110.500



Jumlah



Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata rata pembelian biaya pakan yang paling tinggi adalah pembelian pakan Jangkrik yaitu dengan jumlah sebesar Rp.6.284.000. Dari kesemua jenis pakan dan Multivitamin hampir tiap tahunya memiliki nilai yang setabil walaupun ada kenaikan harga tetapi jumlahnya masih bisa di golongkan kecil. Jadi rata – rata total biaya yang di keluarkan oleh peternak selama 5 tahun sebesar Rp. 16.110.500. c. Biaya Sewa Lahan Sendiri Lahan yang digunakan oleh peternak Burung Murai Batu di Desa Wukirsari merupakan lahan pekaran milik sendiri. Lahan yang digunakan sebagai tempat usaha di asumsikan jika lahan tersebut disewakan dengan orang lain. Biaya sewa lahan di ketahui dan di hitung berdasarkan harga sewa lahan yang berlaku di lingkungan sekitar wilayah peternak dan dibagi dengan luas lahan yang digunakan oleh peternak. Biaya sewa lahan milik sendiri yang dikrluarkan oleh peternak per tahun adalah sebagai berikut. Tabel 7. Rata rata biaya Sewa Lahan Sendiri Di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. Tahun Periode



Biaya Sewa Lahan Sendiri (Rp)



1



324.250



2



355.200



3



376.500



4



410.210



5



443.700



Jumlah



1.909.860



Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat dan di ketahui bahwa biaya sewa lahan sendiri selama lima tahun bisa dikatakan setabil dengan jumlah total Rp. 1.909.860. biaya sewa lahan ini di asumsikan satuan hitung yang digunakan yaitu per meter persegi. d. Biaya Lain – Lain Biaya lain lain yaitu biaya yang digunakan untuk pembelian sarana produksi yang sifatnya habis pakai seperti pembelian ring atau gelang, sarang dan listrik. Tabel 8. Rata ratabiaya Lain – Lain Pada usaha Budidaya Burung Murai Batu Di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. Tahun ke



Ring (Rp)



Sarang (Rp)



Listrik (Rp)



Total (Rp)



1



107.675



117.000



360.000



584.675



2



113.050



126.600



360.000



599.650



3



114.025



123.600



600.000



837.625



4



117.025



125.400



720.000



962.425



5



111.900



128.400



720.000



960300



Jumlah



563.675



621.000



2.760.000



3.944.675



Dari data pada tabel di atas dapat terlihat bahwa untuk Biaya ring atau gelang dikeluarkan sesuai dengan jumlah anakan yang dihasilkan dengan nominal sebesar Rp 563.675 selama 5 tahun. Dan total biaya lain lain yang dikeluarkan oleh peternak selama 5 tahun sebesar Rp.3,944,675.3. Total Biaya Biaya total dalam usaha budidaya burung Murai Batu adalah jumlah keseluruhan dari pengeluaran biaya investasi dan biaya oprasional selama 5 tahun. Adapun biaya total yang di keluarkan oleh peternak burung Murai Batu di desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut.



Tabel 9. Biaya Total Usaha Budidaya Burung Murai Batu Di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani.



Biaya Biaya Perode Biaya Tenaga Pakan& Th Investasi Kerja Vitamin 0 20.058.250 0 0 6.676.875 2.354.400 1 _ 7.216.875 2.537.750 2 _ 7.891.875 2.740.400 3 _ 8.094.375 2.695.200 4 _ 8.229.375 2.902.750 5 _ Jumlah 20,058,250 38.109.375 16.110.500



Biaya Sewa Biaya Lahan lain Total Sendiri Lain 0 0 20.085.250 324.250 9.940.000 584.675 355.200 10.709.200 599.650 376.500 11.846.400 837.625 410.210 12.162.210 962.425 443.700 12.536.660 960.300 1.909.860 3.944.67577.252.660



Dari data pada tabel 18 di atas dapat di ketahui bahwa total biaya tiap tahun yang di keluarkan berbeda beda. Total biaya yang di keluarkan paling besar terdapat pada tahun ke 0 yaitu sebesar Rp. 20.058.250 hal tersebut di sebabkan karena pada tahun ke 0 merupakan tahun dimana biaya investasi awal di keluarkan oleh peternak Burung Murai Batu di Desa Wukirsari.Dan untuk biaya tahun selanjutnya adalah biaya oprasional dan pada tahun terakhir merupakan biaya yang paling besar di keluarkan yaitu sebesar Rp. 12.252.660 ini disebabkan karena pada tahun terakhir penggunaan biaya oprasional dan juga harga biaya oprasional terus meningkat. B. Penerimaan Usaha Budidaya Burung Murai Batu Penerimaan usaha Budidaya burung Murai Batu dapat dihitung dengan Mengalikan rata rata jumlah produksi anakan yang di hasilkan dengan rata rata harga per ekor. Tabel 10. Penerimaan dari Penjualan Anakan Burung Murai Batu Desa Wukirsari kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. Tahun Ke 1 2 3 4 5 Jumlah



Rata rata Produksi anakan 20.15 21.20 21.40 22.10 20.10



Rata rata Harga / Ekor (Rp) 1.500.000 1.797.500 1.827.500 1.812.500 1.880.000



Penerimaan Penjualan Anakan (Rp) 30.225.000 38.107.000 39.108.500 40.056.250 37.788.000 185.284.750



Pada tabel diatas produksi anakan yang dihasilkan mulai dari tahun ke 1 sampai dengan tahun ke lima adalah jumlah anakan dari rata rata kepemilkan indukan yaitu sebanyak 1,6 ekor. Setelah 5 tahun burung Murai Batu berproduksi atau menghasilkan anakan. Biasanya peternak akan menjual indukan tersebut dikarnakan lebih dari 5 tahun indukan Murai Batu produksinya tidak maksimal dan kualitas anakan yang dihasilkan menurun. Penjualan indukan tentusaja menjadi penerimaan peternak. Berikut ini tabel penerimaan dari penjualan indukan Murai Batu di Desa Wukirsari. Tabel 11. Penerimaan dari Penjualan Indukan Afkir Burung Murai Batu Desa Wukirsari kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Tahun ke



Harga jual



∑rata rata ∑ penerimaan afkiran indukan



5



7.250.000



1.6



11.600.000



Selain hasil dari penjualan anakan peternak juga mendapat penerimaan dari hasil indukan afkir yaitu sebesar Rp 11.600.000 di tahun yang ke 5.Walaupun sudah afkir tapi indukan Murai Batu bekas ternakan masih memiliki nilai jual yang cukup tinggi terutama indukan jantanya yang memiliki mental dan kualitas kicauan yang bagus terutama untuk burung lomba. Jadi total biaya penerimaan yang di dapat oleh peternak burung Murai Batu di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul terdiri dari 2 jenis penerimaan yaitu hasil penjualan anakan sebesar Rp.185,284,750dan di tambah jumlah penerimaan penjualan indukan afkir sebesar Rp. 11.600.000. sehingga TR ytotal yang diperoleh sebesar Rp. 196.884.750 ,C. Keuntungan Usaha Budidaya Burung Murai Batu Keuntungan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan seluruh biaya Total = TR (Total revenue) – TC (total cost). Jadi keuntungan yang didapat oleh peternak burung Murai Batu di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani adalah Rp. 196.884.750 – Rp. 77.252.660 = Rp. 119.632.090/ 5 tahun Atau Rp. 1.993.868 / bulan. D. Kelayakan Usaha Budidaya Burung Murai Batu Usaha budidaya burung Murai Batu merupakan jenis usaha yang sifatnya tahunan, usaha ini memiliki jangka waktu yang panjang dan umur ekonomis yang cukup lamayaitu sampai 5 tahun bahkan lebih.Dengan mengetahui pendapatan yang diterima oleh peternak tentu saja belum cukup untuk mengukur kelayakan suatu usaha. Adapun parameter yang digunakan dalam analisi kelayakan usaha budidaya burung Murai Batu di Desa wukirsari yaitu NPV, IRR , Net B/C dan Pbp (payback periode). 1. Net Present Value (NPV) NPV mrupakan analisis pengukiran krlayakan yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang dapat diterima oleh peternak pada masa yang akan dating dinilai



berdasarkan pada waktu yang terjadi saat ini. Npv didapat dari selisih antara biaya total yang dikalikan dengan discount factor nya. Untuk mengetahui nilai NPV dari usaha budidaya burung Murai Batu di Desa Wukirsari terdapat dalam table Berikut. Tabel 12. Nilai NPV Usaha Budidaya Burung Murai Batu Desa Wukirsari kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani . Tahun Benefit Cost Net Benefit DF (14%) Present Value 0 0 20.058.250 -20.058.250 1 (20.058.250) 1 30.225.000 9.940.000 20.284.800 0.88 17.793.684 2 38.107.000 10.709,475 27.397.525 0.77 21.081.506 3 39.108.500 11.846.400 27.262.100 0.67 18.401.141 4 40.056.250 12.162.210 27.894.040 0.59 16.515.511 5 49.388.000 12.536.125 36.851.875 0.52 19.139.709 Total 196.884750 77.252.660 11.632.090 NPV 73.053.301 Dalam analisis mencari nilai NPV sebelumnya harus di ketahui terlebih dahulu nilai Net Benefit dari ushaha budidaya dengan cara nilai benefit dikurangi dengan biaya (cost). Setelah nilai Net benefit didapat maka nilai NPV sudah bisa dicari dengan cara mengalikan antara nilai Net benefit dengan discount factor. Adanya tingkat suku bunga sebesar 14% dalam 1 tahun diketahui dari suku bunga bank BRI Unit Wukirsari.Perhitungan nilai Net Present Value dengan suku bunga sebesar 14% pertahun di peroleh angka sebesar Rp.73.053.301,- NPV lebih besar dari 0 (nol). Maka usaha budidaya burung Murai Batu layak untuk di kembangkan. 2. Internal Rate Of Return (IRR) IRR merupakan discount rate yang membuat nilai NPV dari suatu usahatani sama dengan nol dan tabel dibawah ini merupakan perhitungan IRR mulai dari nilai bersih sekarang bernilai positif yang mendekati nol dan nilai negative sekarang yang mendekati nol. Tabel 13. Perhitungan NPV positif pada DF 115%



Tahun Benefit Cost Net Benefit 115% Present Value 0 0 20.058.250 -20.058.250 1 (20.058.250) 1 30.225.000 9.940.200 20.284.800 0.47 9.434.791 2 38.107.000 10.709.475 27.397.525 0.22 5.926.993 3 39.108.500 11.846.400 27.262.100 0.10 2.743.114 4 40.056.250 12.162.210 27.894.040 0.05 1.305.442 5 49.388.000 12.536.125 36.851.875 0.02 802.172 Total 19.884.750 77.252.660 119.632.090 NPV 154.262 Dari table di atas dapat diketahui NPV1 sebesar Rp. 154,262,- dan ἰ1 sebesar 106%. Selanjutnya setelah nilai mencari nilai NPV negatif. Yaitu nilai negatif mendekati nol. Tabel 14. Perhitungan NPV negatif pada DF 116% Tahun Benefit Cost Net Benefit 0 20.058.250 0 -20.058.250 30.225.000 9.940.200 1 20.284.800 38.107.000 10.709.475 2 27.397.525 38.108.500 11.846.400 3 27.262.100 40.056.250 12.162.210 4 27.894.040



116% 1 0.46 0.21 0.10 0.05



Present Value (20.058.250) 9.391.111 5.872.240 2.705.192 1.281.435



49.388.000 12.536.125 36.851.875 0.02 783.774 Total 196.884.750 77.252.660 119.632.090 NPV (24.498) Dari tabel di atas dapat diketahui NPV1 sebesar Rp. - 24.498,- dan ἰ2 sebesar 116%. Dan dapat dihitung dan jika hasilnya lebih besar dari discount factor yang berlaku maka usaha tersebut layak untuk di jalankan. Sementara jika nilai IRR lebih kecil dari discount factor yang berlaku maka usaha peternakan Burung Murai Batu di tidak atau tidak baik untuk diusahakan. 5



Hasil analisi IRR menunjukan bahwa nilai yang di hasilkan lebih besar daripada discount factor yang berlaku yaitu di peroleh angka sebesar 115.86 % per tahun di banding discountn factor yang ada sebesar 14% pertahun. Sehingga usaha layak untuk di kembangkan. 3. Payback Period (PbP) PbP adalah suatu periode yang diperlukan untuk bisa menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto. Yang secara komulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Tabel 15. Perhitungan PbP Usaha Budidaya Burung Murai Batu Desa Wukirsari kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul / usaha tani. Tahun 0 1 2 3 4



Benefit 0 30.225.000 38.107.000 39.108.500 40.056.250



Cost 20.058.250 9.940.200 10.709.475 11.846.400 12.162.210



Net Benefit -20.058.250 20.284.800 27.397.525 27.262.100 27.894.040



PBP 226.550



5 49.388.000 12.536.125 36.851.875 Jadi usaha budidaya burung Murai Batu di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul layak untuk di kembangkan karena memiliki nilai PBP selama 0.89 tahun atau biaya investasi dapat di kembalikan selam 11 bulan 21 hari.kurang dari jumlah waktu yang di tetapkan yaitu selama 5 tahun. 4. Gross benefit cost ratio ( Gross B/C) Gross B/C adalah metode pengukuran yang dipakai untuk mengukur tiap satuan yang di keluarkan pada usaha budidaya burung Murai Batu. Mencari nilai Gross B/C bisa menggunakan perbandingan antara nilai penerimaan dan biaya total produksi. Tabel 16. Perhitungan Gross B/C pada Usaha Budidaya Burung Murai Batu Desa Wukirsari kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Uraian



Nilai



Present Value ( + )



92.931. 551



Present Value ( - )



20.058. 250



Gross B/C



4.63



Gross B/C dikatakan layak apabila nilai yang di dapat lebih besar dari 1. Hasil analisis yang di peroleh, nilai gross B/C pada usaha budidaya burung Murai Batu yaitu 4.63. Artinya jika usaha ini di kembangkan dari setiap Rp. 1 yang di keluarkan olehpeternak menghasilkan Rp. 4.63. Maka usaha layak untuk di kembangkan.



BAB III PENUTUP



3.1.   Kesimpulan. Beternak burung murai batu bukan saja untuk sekedar melestarikan dan mempertahankan dari kepunahan tetapi  juga dapat menjadi satu usaha yang menguntungkan dan prospek di masa sekarang maupun akan datang. 3.2.      Saran.          Kita sebagai  makhluk hidup hendaknya memelihara lingkungan dengan baik karena lingkungan sangat penting peranannya dalam keterikatan dengan makhluk hidup. Oleh karena itu, kita dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dengan keterkaitan pada lingkungan, dan sumber dayanya.          Menjaga dan melestarikan Burung murai batu  dengan cara menakarkan dan Menjaga kelangsungan hidup burung murai batu di alam bebas.          Membantu menghentikan penangkapan liar burung murai batu, salah satunya dengan cara stop membeli burung tangkapan liar.



Daftar pustaka



Delacour, J. 1947. Birds of Malaysia. The Mac-Millan Company. New York.