CAHAYA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRATIKUM



Judul Percobaan



: Cahaya Merambat Lurus



Hari/Tanggal



: Kamis, 3 November 2011



Pratikan



: Gista Nur Sabillah Eka Angger Paryati Eva Fauziah Emy Nur Naimmah Fitria Puji Lestari



I.



LANDASAN TEORI Cahaya yang berasal dari sumber cahaya dalam perjalanannya dari sumber sampai ke tempat-tempat tertentu selalu menempuh jalan lurus. Arah perambatan cahaya dalam satu medium yang sama kerapatannya akan bergerak lurus. Tetapi apabila cahaya bergerak dalam medium yang samatersebut kita arahkan pada medium yang berbeda kerapatannya, cahaya akan mengalami pembelokan pada bidang batas antara kedua medium yang berbeda tersebut. Jadi peristiwa pembelokan itu hanya terjadi pada saat cahaya mengenai bidang batas kedua medium yang memiliki kerapatan berbeda.



II.



TUJUAN PERCOBAAN Membuktikan bahwa cahaya merambat lurus



III.



ALAT/BAHAN PERCOBAAN  Kubus alumunium  Kubus kayu  Lampu dan dudukannya  Kabel  Baterai  Dudukan baterai  Kertas putih  Saklar



IV.



RANGKAIAN PERCOBAAN



V.



CARA KERJA - Menyiapkan alat dan bahan belajar yang akan dipakai dalam percobaan. - Langkah 1 - Kemudian merakit alat menjadi seperti di gambar - Rakitan yang telah jadi kemudian meletakkan 2 buah kubus di depan lampu. - Dan memperhatikan lebar celah kedua kubus dan jarak antara celah dengan lampu, sehingga garis cahaya dapat keluar melalui celah. - Kemudian mengamati apa yang terjadi dan membuat garis pada kertas putih yang berhimpit dengan berkas cahaya yang keluar dari celah. - Langkah 2 - Meletakkan kedua kubus pada kertas yang sama seperti kegiatan diatas. - Kemudian menggeserkan lampu sehingga terarah pada kubus kayu, kemudian memberi tanda di bawah lamp yang telah digeser. - Dan mengamati apa yang terjadi, kemudian membuat garis sesuai dengan arah berkas yang keluar dari celah selanjutnya. - Langkah 3 - Meletakkan kedua kubus pda tempat yang tersedia seperti pada langkah 2 diatas. - Menggeser lampu kea rah kubus alumunium. - Kemudian apa yang terjadi.



VI.



PEROLEHAN DATA 1. Langkah 1 a. Ketika lampu dinyalakan berkas cahaya yang keluar dari celah antara balok alumunium dan balok kayu berbentu garis lurus b. Garis yang dibuat berimpit dengan garis berkas cahayayang keluar dari celah bila diperpanjang akan lurus menuju ke lampu 2. Langkah 2 a. Ketika lampu menyala berkas cahaya yang keluar dari celah antara balok alumunium dan balok kayubberbentuk garis lurus b. Garis yang dibuat berimpit dengan garis berkas cahaya yang kelur dari celas bila diteruskan ke arah lampu lurus menuju ke lampu(sumber cahaya) No. 1.



Posisi lampu Di tengah



Terbentuk garis Lurus



2.



Digeser ke kiri



Lurus ke kanan



3.



Digeserke kanan



Lurus ke kiri



Jika diteruskan Lurus kearah lampu (sumber cahaya) Lurus kearah lampu (sumber cahaya) Lurus kearah lampu (sumber cahaya)



3. Langkah 3 a. Garis berkas cahaya yang terjadi pada ketiga langkah percobaan semuanya terbentuk Lurus kalau garis-garis itu di teruskan kearah bingkai semua gari itu akan Menuju ke lampu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahw cahaya Merambat lurus. VII.



ANALISIS DATA Berkas cahaya yang terlihat di atas kertas akan berbentuk lurus dan lurus kearah sumber cahaya. Di pindahkan kemana saja posisi lampu, cahaya yang di hasilkan akan berbentuk lurus. Apabila lampu di arahkan di sebelah kanan maka berkas cahaya akan berada disebelah kiri, begitu juga sebaliknya.



VIII.



KESIMPULAN Garis berkas cahaya yang terjadi pada ketiga langkah percobaan semuanya terbentuk Lurus kalau garis-garis itu di teruskan kearah bingkai semua gari itu akan Menuju ke lampu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cahaya Merambat lurus.



IX.



DAFTAR PUSTAKA



Marthen kanginan (2004), Sains Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, hal. 95 Supriyono (1998), Konsep-konsep Dasar IPA, Jakarta, Departemen pendidikan dan kebudayaan, hal. 107. Ari Sulistyorini (2009), IPA Terpadu SMP, Jakarta, Yudhistira.



LAPORAN PRATIKUM



Judul Percobaan



: Cahaya Dapat Menembus Benda Bening



Hari/Tanggal



: Kamis,



Pratikan



: Gista Nur Sabillah Eka Angger Paryati Eva Fauziah Emy Nur Naimmah Fitria Puji Lestari



I.



II.



III.



IV.



LANDASAN TEORI Berdasarkan dapat tidaknya dilalui cahaya benda dapat di kelompokan menjadi dua jenis. a. Benda dapat yang dilalui cahaya yang jatuh padanya disebut benda bening (benda tembus cahaya) contoh : kaca dan plastic bening b. Benda yang tak dapat dilalui cahaya yang jatuh padanya disebut benda gelap (benda tak tembus cahaya). Contohnya : karton tebal, kayu. Benda-benda bening atau tembus pandang dapat dilalui oleh cahaya. Apabila suatu cahaya melalui benda yang bening, tidak semua cahaya tersebut diteruskan, tetapi ada sebagian yang diserap oleh benda bening itu, dan sebagian lagi di pantulkan kembali. TUJUAN PERCOBAAN Membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening ALAT/BAHAN PERCOBAAN - Gelas kimia - Piring neraca - Lensa - Dudukan baterai - Baterai - Lampu dn dudukannya - Kabel - Layar karto - Karton tebal RANGKAIAN PERCOBAAN



-



Uang logam Air Plastic bening Kotak resonansi



V.



CARA KERJA - Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan - Merakit alat seperti gambar yang telah tersedia dan menyalakan lampu tanpa halangan - Mengamati apa yang terjadi - Menghalangi cahaya lampu dengan lensa - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Menghalangi cahaya lampu dengan uang logam - Mengamati apa yang terjadi - Menghalangi lampu dengan plastik bening - Mengamati apa yang terjadi - Menghalangi cahaya lampu dengan karton tebal - Mengamati apa yang terjadi - Menghalangi lampu dengan gelas kimia kosong - Mengamati apa yang terjadi - Menghalangi lampu dengan gelas kimia berisi air - Mengamati apa yang terjadi - Menghalangi lampu dengan piring neraca - Mengamati apa yang terjadi



VI.



PEROLEHAN DATA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



VII.



Benda yang menghalangi sorot lampu Tidak ada Lensa Uang logam Plastic bening Karton tebal Gelas kimia kosong Gelas kimia isi air Mangkok neraca



Cahaya lampu terlihat pada layar √ √ √ √ √ -



Cahaya lampu tidak terlihat pada layar √ √ √



ANALISIS DATA Cahaya mampu menembus hanya ke benda bening atau tembus pandang saja seperti : lensa, plastic bening, gelas kimia kosong, gelas kimia isi air (walaupun berisi air cahaya mampu menembus, karena air merupakan benda bening juga) sehingga cahaya lampu terlihat pada layar. Dan pada karton tebal, uang logam, dan mangkok neraca cahaya tidak dapat menembus pada benda-benda tersebut dikarenakan benda tersebut, termasuk benda-benda yang tidak dapat menembus cahaya.



VIII.



KESIMPULAN Cahaya mampu menembus hanya ke benda bening atau tembus pandang saja seperti : lensa, plastic bening, gelas kimia kosong, gelas kimia isi air (walaupun berisi air cahaya mampu menembus, karena air merupakan benda bening juga) sehingga cahaya lampu terlihat pada layar. Dan pada karton tebal, uang logam, dan mangkok neraca cahaya tidak dapat menembus pada benda-benda tersebut dikarenakan benda tersebut, termasuk benda-benda yang tidak dapat menembus cahaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat menembus benda yang bening.



IX.



DAFTAR PUSTAKA



Budi Prasodjo (2007), IPA Terpadu, Jakarta, Yudhistira, hal.64 Ari Sulistyorini (2009), IPA Terpadu SMP, Jakarta, Yudhistira , hal. 105



LAPORAN PRATIKUM



Judul Percobaan



: Sifat-sifat Cahaya



Hari/ Tanggal



: Kamis, 3 November 2011



Pratikan



: Gista Nur Sabillah Eka Angger Paryati Eva Fauziah Emy Nur Naimmah Fitria Puji Lestari



I.



LANDASAN TEORI Apabila suatu benda disinari, ada bagian dari benda tersebut yang tidak mendapatkan sinar. Selain itu ada daerah di belakang benda itu yang tidak mendapatkan sinar. Daerah tersebut dinamakan bayang-bayang. Jarak dan letak sumber cahaya terhadap benda akan mempengaruhi bentuk dan ukuran bayang-bayang yang terjadi. Bentuk dan ukuran bayang-bayang tergantung pada jarak dan letak sumber cahaya terhadap benda itu. Makin jauh jarak antara sumber cahaya ke benda, bayang-bayang makin kecil dan sebaliknya. Dan bila sumber cahaya digeser ke kiri atau ke kanan atau diangkat atau diturunkan akan mengubah bentuk dan ukuran bayang-bayang.



II.



TUJUAN PERCOBAAN Membuktikan dan menyimpulkan bahwa ukuran dan bentuk bayang-bayang suatu benda ditentukan oleh letak sumber cahaya terhadap benda itu.



III.



ALAT/BAHAN - Baterai, 2 buah - Bola lampu 2,5 V - Batang bayang-bayang - Kabel listrik 3 potong - Saklar



IV.



RANGKAIAN PERCOBAAN



-



Rumah baterai Fiting lampu Layar (karton) Kotak resonansi



V.



CARA KERJA - Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan - Merakit alat dan bahan seperti gambar yang telah di contohkan - Menaruh lampu ke batang bayang-bayang dengan jarak ± 5 cm, dan jarak batang bayang-bayang ke layar 6 cm, kemudian menyalakan lampu. - Dan mengamati apa yang terjadi - Mendekatkan lampu ke batang bayang-bayang , dengan jarak dari lampu ke batang bayang-bayang ± 3 cm. - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Menjauhkan lampu dari batang bayang-bayang, dengan jarak dari lampu ke batang bayang-bayang ± 10 cm - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Mendekatkan batang bayang-bayang pada lampu, dengan jarak dari lampu ke batang bayang-bayang ± 7 cm dan jarak dari batang bayang-bayang ke layar ± 6 cm. - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Meletakkan sumber cahaya di atas batang bayang-bayang - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Meletakkan sumber cahaya dibawah batang bayang-bayang - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Meletakkan sumber cahaya di sebelah kiri benda - Kemudian mengamati apa yang terjadi - Meletakkan sumber cahaya di sebelah kiri benda - Kemudian mengamati apa yang terjadi



VI.



PEROLEHAN DATA 1. Table 1 No. Kegiatan yang dilakukan 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Lampu didekatkan pada batang bayang-bayang Lampu dijauhkan pada batang bayang-bayang Batang bayang-bayang didekatkan pada lampu Batang bayang-bayang dijauhkan pada lampu Layar didekatkan pada lampu Layar dijauhkan pada lampu



Bayang-bayang menjadi lebih besar √



Bayang-bayang menjadi lebih kecil -



-











-



-







-



-



2. Table 2 No. Kegiatan yang dilakukan 1. 2.



Sumber cahaya diletakkan di atas batang bayang-bayang Sumber cahaya di letakkan di bawah batang bayangbayang



3. Table 3 No. Kegiatan yang dilakukan 1. 2.



Sumber cahaya diletakkan di sebelah kiri benda Sumber cahaya diletakkan di sebelah kanan benda



Bayang-bayang menjadi lebih pendek √ -



Bayang-bayang menjadi lebih panjang √



Bayang-bayang terletak di Bayang-bayang terletak sebelah kanan di sebelah kiri √ -







VII.



ANALISIS DATA 1. Suatu benda didekatkan pada sumber cahaya bayangan yang di hasilkan akan lebih besar dari benda aslinya, dan suatu benda di jauhkan dari sumber cahaya bayangan benda yang dihasilkan akan lebih kecil dari benda aslinya. Menurut percobaan yang telah kami lakukan terbuti bahwa benda yang di dekatkan dari sumber cahaya bayangannya akan lebih besar atau sebaliknya. 2. Sumber cahaya diletakkan di atas batang bayang-bayang, bayangan yang dihasilkan menjadi lebih pendek, dan sebaliknya. Dikarenakan apabila sumber cahaya diletakkan di atas benda, pantulan bayangan dengan dasar tau alas yang di pakai dekat dengan benda sehingga benda yang di hasilkan akan pendek (benda sangant dekat dengan alas). Dan sebaliknya sumber cahaya diletakkan di bawah benda, pantulan bayangan akan lebih besar karena tidak ada yang menghalanginya atau jauh dan bebas dari dasar atau atap. 3. Sumber cahaya ada di sebelah timur maka bayangan berada di sebelah barat, dan sebaliknya. Begitu juga sumber cahaya di sebelah kanan dan bayangan di sebelah kiri, dan sebaliknya.



VIII.



KESIMPULAN Jarak antara sumber cahaya dan benda mempengaruhi besar kecilnya bayangan yang terjadi. Tinggi rendahnya sumber cahaya terhadap benda mempengaruhi panjang pendeknya ukuran dan bentuk bayang-bayang yamh terjadi. Bahwa ukuran, bentuk dan letak bayang suatu benda bergantung pada jarak antara sumber cahaya terhadap benda dan tinggi rendahnya sumber cahaya.



IX.



DAFTAR PUSTAKA



Supriyono (1998), Konsep-konsep Dasar IPA, Jakarta, Departemen pendidikan dan kebudayaan, hal. 115. Marthen kanginan (2004), Sains Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, hal. 92 Budi Prasodjo (2007), IPA Terpadu, Jakarta, Yudhistira, hal.63.



LAPORAN PRATIKUM



Judul Percobaan



: Cahaya Dapat Dipantulkan



Hari/ Tanggal



: Rabu,



Pratikan



: Gista Nur Sabillah Eka Angger Paryati Eva Fauziah Emy Nur Naimmah Fitria Puji Lestari



I.



LANDASAN TEORI Cahaya merambat dengan arah lurus Arah rambat cahaya dapat berubah apabila ada sesuatu yang mengubah arah rambat cahaya itu. Benda dapat dilihat karena ada cahaya yang di pantulkan oleh benda itu. Banyak sedikitnya cahaya di pantulkan tergantung pada jenis benda, permukaan benda, dan warna benda.



II.



TUJUAN PERCOBAAN Membuktikan dan memahami bahwa cahaya dapat di pantulkan.



III.



ALAT/BAHAN - Rumah baterai 1 buah - Baterai 2 buah - Kabel 3 buah - Kubus alumunium 1 buah - Kubus kayu 1 buah - Bola lampu 1 buah - Dudukan lampu (fiting) 1 buah - Cermin datar 1 buah - Helai kertas putih 1 buah - Saklar 1 buah



IV.



RANGKAIAN PERCOBAAN



V.



CARA KERJA -



VI.



Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan Menyalakan lampu sambil meletakkan kubus alumunium dan kubus kayu sehingga terbentuk berkas cahaya lampu melalui celas dari kedua kubus. Kemudian mengamati apa yang terjadi Menempatksn cermin datar pada salah satu sisi kubus alumunium, sehingga cahaya yang keluar melalui celah terpantul kea rah kanan membentuk sudut 90 derajat. Mengamati apa yang terjadi Menempatkan cermin datar pada salh satu sisi kubus kayu, sehingga berkas cahaya lampu yang keluar melalui celah terpantul kea rah kiri membentuk sudut 90 derajat. Dan mengamati apa yang terjadi



PEROLEHAN DATA 1. Berkas cahaya yang berasl dari lampu melalui celah antara kubus kayu dan kubus alumunium tampak Lurus Arah rambatan dapat di gambarkan sebagai berikut



2. Setelah dihalangi cermin datar yang di tempatkan dekat kubus alumunium, rambatan berkas cahaya membelok ke arahKanan membentuk sudut 90 derajat Arah rambatan dapat digambarkan sebagai berikut



3. Setelah dihalangi cermin datar yang ditempatkan pada kubus kayu, ranbatan berkas cahaya membelok kea rah Kiri membentuk sudut 90 derajat. Arah rambatan dapat digambarkan sebagai berikut



-



Table No. Berkas cahaya 1. Tanpa dihalangi cermin 2. Dihalangi cermin di tempatkan pada kubus alumunium 3. Dihalangi cermin di tempatkan pada kubus kayu



Arah rambatan berkas cahaya Lurus Dibelokkan kea rah kanan membentuk sudut 90 derajat Dibelokkan kea rah kiri membentuk sudut 90 derajat



VII.



ANALISIS DATA Ketika tidak dihalangi oleh apapun arah rambatan berkas cahaya terbentuk lurus dari sumber cahaya. Ketikan dihalangi cermin di tempatkan pada kubus alumunium maka arah rambatan berkas cahaya dibelokkan kea rah kanan membentuk sudut 90 derajat, dan cermin ditempatkan pada kubus kayu maka arah rambatan berkas cahaya dibelokkan ke arah kiri membentuk sudut 90 derajat. Ini dikarenakan adanya pantulan dari cermin sehingga berkas cahaya terpantul dan membentuk sudut 90 derajat.



VIII.



KESIMPULAN Pada mulanya berkas cahaya lampu merambat lurus kesatu arah, tetapi setelah dihalangi cermin, rambatan itu berubah arah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat di pantulkan



IX.



DAFTAR PUSTAKA



Supriyono (1998), Konsep-konsep Dasar IPA, Jakarta, Departemen pendidikan dan kebudayaan, hal. 117. Marthen kanginan (2004), Sains Fisika SMP, Jakarta, Erlangga, hal. 94 Budi Prasodjo (2007), IPA Terpadu, Jakarta, Yudhistira, hal.63.



LAPORAN PRATIKUM



Judul Percobaan



: Bayangan Oleh Lensa Cembung dan Cermin Datar



Hari/ Tanggal



: Kamis,



Pratikan



: Gista Nur Sabillah Eka Angger Paryati Eva Fauziah Emy Nur Naimmah Fitria Puji Lestari



I.



LANDASAN TEORI Bayangan yang terjadi pada cermin datar terjadi sebagai akibat pemantulatan cahaya. Cahaya yang dating hamper di kembalikan pada mata kita, sehingga bayang n pada cermin datar hamper sama dengan sumber aslinya. Bayangan yang terjadi pada cermin adalah tidak nyata atau tidak dapat di tangkap oleh layar.Bayangan yang terjadi oleh lensa cembung sebagai akibat peristiwa pembiasan cahaya. Bayangan yang terjadi pada cermiun datar adalah bersifat maya tegak dan sama besar, karena di bentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul. Bayangan yang terjadi pada lensa cembung bersifat nyata (dapat ditangkap layar) dan terbalik.



II.



TUJUAN PERCOBAAN Membuktikan dan dapat membedakan bahwa sifat bayangan pada cermin datar dan lensa cembung tidak sama.



III.



ALAT/BAHAN - Lensa cembung - Lilin - Cermin datar ukuran ± 8 × 8 cm - Kertas putih



IV.



RANGKAIAN PERCOBAAN



V.



CARA KERJA - Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan - Menyalakan lilin - Kemudian meletakkan lilin yang menyala kira-kira 5 cm didepan cermin, dan mengamati bayangan lilin pada layar - Menaruh lensa cembung di antara lilin dan layar,sehingga terlihat bayangan api lilin tampak jelas pada layar - Mengamati bayangan yang terpantul pada layar



VI.



PEROLEHAN DATA 1. Ketika menhadap ke cermin tangan kanan, memegang telinga kanan. Pada bayangan terbentuk dicermin bayangan telinga kanan, tampak disebelah Kiri kita dan bayangan telinga kiri tampak disebelah Kanan kita 2. Bayangan api pada cermin terletak Di atas bayangan lilin. Tinggi lilin dan bayanagan lilin Sama tinggi 3. Ketika lilin, lensa cembung, dan kertas putih diletakkan, bayangan api lilin terbentuk di dinding atau kertas putih tampak Terbalik 4. Bayangan benda pada cermin Tegak dan Sama tinggi. Bayangan benda oleh lensa cembung Terbalik



VII.



ANALISIS DATA Bayangan yang dihasilkan pada cermin adalah peristiwa pantulan, maka bayangan yang dihasikan akan sama persis dengan aslinya. Dan bayangan yang yang dipantulkan oleh lensa cembung adalah peristiwa pembiaasan, bayangan mampu di tangkap atau terlihat jelas pada layar, tetapi bayanagan terbalik dari benda aslinya.



VIII.



KESIMPULAN Bayangan pada cermin datar terjadi sebagai akibat dari peristiwa pemantulan cahaya. Dalam percobaan telah di perlihatkan bahwa bayanagn pada cermin datar tegak dan sama besar dengan aslinya. Bayangan oleh lensa cembung dapat terlihat pada layar, bayangan yang terjadi pada layar terbalik dan diperkecil. Bayangan yang tertangkap pada layar disebut bayangan nyata, sedangkan bayangan yang tidak tertangkap oleh layar, seperti di dalam cermin, di sebut bayangan maya.



IX.



DAFTAR PUSTAKA



Wahyu Prihantini (2004), Sains Biologi SMP, Jakarta, Erlangga, hal.101 Yohanes Surya (2002), IPA dibuat Asyik, Jakarta, PT. Armandelta Selaras, hal.92.