Call Option Dan Put Option [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INSTRUMEN DERIVATIF (OPTION) DENGAN VALUASI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio



Disusun Oleh : Kelompok 5 Novanjani Eka Aisyah



1710111249



Intan Nauvita Dwi Utami



1710111253



Feny Nofiasti



1710111260



Faradilah Meida



1710111261



Kintan Adela Putri



1710111268



Siti Maulita



1710111273



Firlianza Dhifafsari



1710111276



Dosen Pengampu : Drs. Nurmatias, M.M, CFMP. Kelas D



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA TAHUN 2020



i



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Instrumen Derivatif (Option) dengan Valuasi”. Makalah ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio yang telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini dengan tepat waktu. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan meluangkan waktunya dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, penulisan, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Jakarta, 20 Maret 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman COVER ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 2 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Option.............................................................................. 3 B. Jenis-jenis Option .............................................................................. 3 C. Manfaat Option ................................................................................. 4 D. Terminology Option .......................................................................... 5 E. Mekanisme Perdagangan Option ...................................................... 6 F. Opsi Saham di BEI ............................................................................ 6 G. Karakteristik Keuntungan dan Kerugian Option............................... 9 H. Strategi Perdagangan Option ............................................................ 10 I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Option ........................... 12 J. Model Penentuan Harga Opsi ........................................................... 14 BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Kasus ................................................................................................. 21 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................... 32 B. Saran .................................................................................................. 32 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 33



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia keuangan (finance), Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivatif



digunakan



oleh



manajemen



investasi/manajemen



portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing “tanpa” mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying). Opsi, dalam dunia pasar modal, adalah suatu hak yang didasarkan pada suatu perjanjian untuk membeli atau menjual suatu komoditi, surat berharga



keuangan,



atau



suatu mata



uang



asing pada



suatu



tingkat harga yang telah disetujui (ditetapkan di muka) pada setiap waktu dalam



masa



tiga



bulan



kontrak. Opsi



dapat



digunakan



untuk



meminimalisasi risiko dan sekaligus memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang lebih besar. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari option? 2. Apa saja jenis-jenis option? 3. Apa manfaat option? 4. Apa isi dari terminology option? 5. Bagaimana mekanisme perdagangan option? 6. Apa saja option saham di BEI?



1



7. Apa karakteristik keuntungan dan kerugian option? 8. Bagaimana strategi perdagangan option? 9. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi harga option? 10. Bagaimana model penentuan harga opsi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa pengertian dari option. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis option. 3. Untuk mengetahui manfaat option. 4. Untuk mengetahui apa saja isi dari terminoly option. 5. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme perdagangan option. 6. Untuk mengetahui apa saja option saham di BEI. 7. Untuk mengetahui karakteristik keuntungan dan kerugian option. 8. Untuk mengetahui bagaimana strategi perdagangan option. 9. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi harga option. 10. Untuk mengetahui bagaimana model penentuan harga opsi.



2



BAB II LANDASAN TEORI



A. Pengertian Option Derivatif adalah sekuritas yang nilainya ditentukan oleh harga pasar dan suku bunga dari beberapa sekuritas lainnya. Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual asset tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Opsi adalah instrumen keuangan yang: 1. Diciptakan oleh bursa, bukan oleh perusahaan 2. Dibeli dan dijual terutama oleh investor 3. Penting bagi investor maupun manajer keuangan Opsi saham diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada investor lainnya, perusahaan yang merupakan emiten dari saham yang dijadikan patokan tersebut tidak terlibat dalam transaksi opsi tersebut. B. Jenis-Jenis Option Berdasarkan bentuk hak yang terjadi, opsi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Opsi beli (call option). Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegannya untuk membeli saham dalam jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah ditentukan. 2. Opsi jual (put option). Put option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menjual saham tertentu pada jumlah, waktu dan harga yang telah ditentukan.



3



C. Manfaat Option 1. Manajemen resiko; pemodal yang memiliki put option atas suatu underlying asset dapat melakukan hedging melalui penundaan penjualan saham yang dimilikinya bila harga underlying assetnya turun dratis secara tiba-tiba, sehingga dapat menghindari resiko kerugian. 2. Memberikan waktu yang fleksibel; untuk option tipe amerika, maka pemegang call maupun put option dapat menetukan apakah akan melaksanakan haknya atau tidak hingga masa jatuh tempo berakhir. 3. Menyediakan sarana spekulasi; para pemodal dapat memperoleh keuntungan jika dapat memperkirakan harga naik dengan mempertimbangkan membeli call option, dan sebaliknya bila memperkirakan harga cenderung turun dapat mempertimbangkan untuk membeli put option. 4. Leverage; secara potensial, leverage memberikan hasil investasi yang lebih besar dibandingkan dengan bila menanam dananya pada saham misalnya, walaupun resikonya cenderung lebih besar pula dibandingkan bila melakukan investasi secara langsung. 5. Diversifikasi; dengan melakukan perdagangan option dapat memberikan kesempatan kepada pemodal untuk melakukan diversifikasi portofolio untuk tujuan memperkecil resiko investasi portofolio. 6. Penambahan pendapatan; pemodal yang memiliki saham dapat memperoleh tambahanpemasukan selain dari deviden, yaitu dengan menerbitkan call option atas saham mereka. Dengan menerbitkan opsi, mereka akan menerima premi dari option tersebut.



4



D. Terminology Option 1. Exercise (strike) price, yaitu harga per lembar saham yang dijadikan patokan pada saat jatuh tempo 2. Expiration date, yaitu batas waktu dimana opsi tersebut dapat dilaksanakan. • Opsi dengan gaya Amerika dapat dilaksanakan kapan saja sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan. • Opsi gaya Eropa dilaksanakan hanya pada saat expiration date. 3. Premi opsi, adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi. Contoh : Seorang investor (X) membeli call option dengan harga Rp 100 dan saham



yang



dijadikan



patokan



adalah



saham



ABC. Exercise



price ditetapkan Rp 1.200. expiration dateadalah tiga bulan dari sekarang, dan opsi tersebut dapat dilaksanakan kapan saja, sampai dengan expiration date dan juga pada saat expiration date (gaya Amerika). Untuk memperoleh opsi tersebut, X membayar premi opsi sebesar Rp 100 kepada penjual opsi. 4. Setelah membeli call option tersebut, si X dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham ABC dari penjual opsi, kapan saja sampai batas waktu tiga bulan dengan harga Rp 1.200. 5. Kerugian maksimum yang bisa dialami si X adalah sejumlah harga premi opsi, yaitu Rp 100, karena bila kondisinya tidak menguntungkan (harga saham ABC di bawah Rp 1.200), maka si X tidak akan melaksanakan opsi tersebut. 6. Sebaliknya dari sisi penjual opsi, keuntungan maksimum yang bisa didapatkan oleh penjual opsi hanyalah sebesar harga premi opsi, karena kerugian pembeli opsi merupakan keuntungan penjual opsi. 7. Sedangkan potensi keuntungan yang bisa diperoleh pembeli opsi adalah tidak terbatas, dan sebaliknya potensi kerugian penjual opsi juga tidak terbatas.



5



E. Mekanisme perdagangan opsi Seperti



halnya



sekuritas



lainnya,



sekuritas



opsi



bisa



diperdagangkan pada bursa efek ataupun pada bursa parallel (over-thecounter market). Pada berdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembelio dengan pihak yang menjual opsi. Lembaga kliring opsitersebut bertugas untk memastikan bahwa masingmasing pihak memenuhi kewajibannya. Dalam



mekanisme



perdagangan



opsi,



pihak



penjual call



option melalui broker yang ditunjuk menyerahkan sejulah saham yang dijadikan patokan kepada OCC, dan pembeli



opsi yang akan



melaksanakan call option membeli saham tersebut dari OCC sehingga transaksi pelaksanaan opsi dilakukan menggunakan perantara OCC, dimana OCC menjadi pembeli untuk semua penjual dan sekaligus menjadi penjual untuk setiap pembeli. Oelh karena itu OCC dapat menjamin bahwa semua hak dapat terpenuhi sesua dengan yang ditetapkan dalam kontrak opsi. Selanjutnya, investor yang akan melaksanakan opsi akan menghubungi broker mereka, dan broker tersebut akan menghubungi OCC untuk melaksanakan opsi tersebut. Kemudian OCC secara random akan memilih broker yang menjual opsi tersebut dan menunjuk mereka untuk melaksanakan kewajibannya. Dalam proses tersebut, penjual opsi tidak boleh melaksanakan transaksi yang sebaliknya untuk menghindari kewajiban, sehingga penjual call option yang menerima penugasan dari OCC harus menjual saham yang sudah disepakati, dan untuk penjual put option harus membeli saham tersebut.



F. Opsi Saham Di BEI Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan kontrak opsi saham (KOS) pada tanggal 6 Oktober 2004. BEI mendefinisikan opsi saham sebagai hak yang dimiliki oleh pihakuntuk membeli (call option) dan atau menjual (put option) kepada pihak lain atas sejumlah saham (underlying



6



stock) pada harga (strike price) dan dalam waktu tertentu. Pada waktu itu,ada lima saham perusahaan tercatat yang menjadi saham induk untuk perdagangan KOS diBEI : 1. PT Astra International Tbk (ASII) 2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 4. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 5. PT. HM. Sampoerna, Tbk (HMSP) Contoh Soal : Dengan keyakinan harga saham BCA akan naik, Bapak Nanda memerintahkan brokernya untuk membeli satu kontrak call option bulan Oktober pada BCA dengan strike price Rp 2.500 (kode BEI adalah JBBCA2500). •



Anggap premium opsi ini setelah proses tawar menawar di bursa adalah Rp 225. Maka Bapak Nanda wajib menyediakan dana pembelian sebanyak Rp 225 x 10.000 saham per kontrak =Rp 2.250.000, ditambah komisi broker.







Ada tiga aksi lanjutan yang mungkin dilakukan Bapak Nanda, yaitu : 1. Opsi berakir begitu saja tidak bernilai. : Misalkan harga sahan BCA pada expiration date yang jatuh pada hari terakhir bulanOktober adalah Rp 2.200. Call option memberi hak pada Bapak Nanda sebagai pemegannyauntuk membeli saham BCA pada harga Rp 2.500. Karena Bapak Nanda dapat membeli BCAdi pasar saham pada harga Rp 2.200, maka dia tentunya tidak akan melaksanakan hak belinya. 2. Opsi mungkin dilaksanakan : o Jika harga saham BCA naik, Bapak Nanda dapat melakukan



exercise



hak belinya) dengan



Melaksanakan membeyar



tebusan sebanyak Rp 2.500 x 10.000 saham



7



uang =



Rp



25.000.000 dan menerima 10.000 saham BCA (penyelesaian secara fisik/physical delivery). o Anggap harga BCA naik menjadi 2.800 sebelum jatuh tempo. Bapak Nanda melaksanakanhak beli 10.000 saham BCA pada harga Rp 2.500 dan dapat segera menjulanya pada harga Rp2.800. Bapak Nanda akan memperoleh keuntungan sebesar (Rp 2.800 x 10.000 saham) – ((Rp2.500 x 10.000 saham) + Rp 2.250.000 pembeli opsi)) = Rp 750.000 di luar komisi broker. o BEI telah menetapkan untuk tidak menggunakan penyelesaian secara fisik ketika pemegang call option (maupun put option) melaksanakan haknya. Penyelesaian dilakukansecara tunai dan Bapak Nanda



sebagai



pemegang



memperoleh premium



call



exercise



option



call per



akan saham



secara tunai sebesar : Premium exercise call = WMA – Strike price o WMA (weighted moving average) untuk harga saham induk adalah harga rata – rata dibobot volume lembar yang ditransaksikan selama periode 30 menit. Di BEI, WMA ini akan munculsetiap 15 menit setiap hari. o Sebagai contoh, anggap WMA atas saham BCA ini adalah



Rp



melaksanakan



2.750. haknya,



Ketika dia



Bapak akan



Nanda



memperoleh



premium exercise call sebesar Rp 2.750 – Rp2.500 = Rp 250 x 10.000 lembar saham = Rp 2.500.000 3. Opsi dapat dijual di pasar sekunder. : Jika harga saham BCA naik, nilai (harga) call option juga aka naik. Bapak Nanda dapat menjualcall option yang dimilikinya kepada investor lain di pasar sekunder.



8



G. KARAKTERISTIK KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OPSI Terdapat empat contoh didalam posisi dasar, yaitu pada pembeli call option, penjual call option, pembeli put option, dan yang terakhir penjual put option. 1. Pembeli call option Karakterisi keuntungan dan kerugian call option berbeda dengan kareteristik keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh investor jika membeli saham. kerugian investor yang membeli call option bersifat terbatas sebesar harga premi opsi, sedangkan jika pembeli saham, kerugian yang bisa diderita investor bersifat tidak terbatas, sebesar selisih penurunan harga saham bersangkutan dibanding harga saham pada awal pembelian. 2. Penjual call option Keuntungan kerugian penjual call option adalah kebalikan dari profil keuntungan (kerugian) pembeli call option. profil keuntungan penjual call option pada saat expiration date besarnya akan sama dengan kerugian yang diderita oleh pembeli call option Keuntungan (kerugian) yang diperoleh pembeli dan penjual call option dijumlahkan maka hasilnya akan nol, karena kerugian yang dialami penjual call option merupakan keuntungan bagi pembeli, oleh karena itu perdagangan opsi sering pula disebut sebagai zero-sum game. 3. Pembeli put option Untuk dapat lebih melihat profil risiko dan return pembeli put option maka dilakukan perbandigan keuntungan (kerugian) antara pembeli put option dengan investor yang melakukan short selling terhadap saham perusahaan. Secara teoritis, keuntungan maksimum yang biasa diperoleh pembeli put option bila harga saham turun sampai dengan angka nol, sedangkan kerugian maksimalnya adalah sebesar premi put option. 4. Penjual Put Option Keuntungan dan kerugian penjual put option, seperti halnya penjual call option, juga merupakan sisi kebalikan dari keuntungan dan



9



kerugian pembeli put option. Keuntungan maksimumnya adalah harga premi opsi sedangkan kerugian maksimumnya terjadi pada saat harga saham turun mencapai angka nol, kerugian maksimum penjual put option adalah sebesar strike price dikurangi dengan harga premi opsi. 5. Pengaruh Nilai Waktu Uang Dan Dividen Seperti kita ketahui, pembeli opsi harus membayar kepada penjual opsi sebesar harga premi opsi pada saat opsi tersebu dibeli. Dalam situasi seperti ini dikatakan terjadi biaya kesempatan (opportunity cost, karena pembeli opsi kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan lainya, seandainya uang untuk membayar premi opsi tersebut di investasiakan pada jenis investasi lainya. disisi lainnya, pihak penjual opsi juga sebenarnya juga menanggung biaya kesempatan, karena mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang berasal dari penjualan opsi tersebut oleh investor lainya.



H. STRATEGI PERDAGANGAN OPSI Ada banyak strategi perdagangan opsi yang bisa dilakukan investor, tetapi strategi-strategi tersebut pada dasarnya bisa dikelompokan menjadi lima, yaitu: strategi Naked, Hedge, Straddle, kombinasi, dan spread. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut. 1. Naked Strategy Tidak melakukan tindakan yang berlawanan atau mengambil posisi lain yang dapat mengurangi kerugian dengan cara memilki saham yang dijadikan patokan. 2. Hedge Strategy Ada dua jenis hedge strategy yang umum dikenal yaitu: a) Covered call writing strategy: Melindungi portopolio yang dimilki terhadap penurunan harga saham dengan cara menjual call option terhadap saham yag telah dimiliki dalam portopolio.



10



b) Protective put buying strategy: Melindungi portopolio yang dimiliki terhadap risiko penurunan nilai pasar dengan cara membeli put option terhadap saham yang ada dalam portopolio. 3. Straddle Strategy Straddle strategy dilakukan dengan cara membeli atau menjual, baik berupa call option yang mempunyai saham maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang sama. Strategi ini dapat dilakukan dengan 2 cara: a) Long Straddle: strategi yang memberikan keuntungan jika terjadi pergerakan harga saham yang memadai, baik untuk kenaikan harga maupun penurunan harga. b) Short Straddle: strategi dengan estimasi bahwa pergerakan harga saham (bukan arah pergerakannya) tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak berubah. Contoh dari straddle adalah pembelian satu put dan satu call atas saham XYZ dengan harga pelaksanaan Rp 1000 dan tangal kadaluarsa satu bulan. Karena kedua option berada pada posisi beli (long position), maka strategi ini disebut “long straddle”. Jika satu put dan satu call dijual (short position) maka disebut “short straddle”. Tidak seperti posisi option beli terbuka yang menberikan keuntungan jika harga saham bergerak ke arah



yang



telah



diantisipasi



sebelumnya



“long



straddle”



memberikan keuntungan jika terdapat pergerakan harga yang cukup besar kearah manapun sehingga keuntungan atas satu option akan lebih besar daripada biaya penetapan posisi. Investor yang menerapkan strategi “long straddle” harus dapat memperkirakan tingkat perubahan harga di masa depan dan bulan pada arah pergerakan harga. Dalam strategi “short straddle”, investor memperoleh pendapatan komisi jika harga tidak memiliki pergerakan yang cukup untuk menghapus komisi yang diterima untuk kedua option baik call maupun put.



11



4. Strategi Kombinasi Mengkombinasikan call dan put option Dengan patokan saham yang sama, tetapi strike price dan /atau expiration date masing-masing opsi tersebut berbeda. 5. Spread Strategy Merupakan strategi dimana pembeli sebuah kelas opsi dibiayai secara keseluruhan oleh hasil penjualan opsi yang lain.



I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Option Harga sebuah opsi akan dipengaruhi oleh enam faktor berikut ini. 1. Harga saham yang dijadikan patokan 2. Strike Price yang ditetapkan 3. Expiration date dari opsi 4. Volatilitas harga saham yang diharapkan selama umur opsi 5. Tingkat suku bunga jangka pendek selama umur opsi 6. Dividen yang diharapkan diberikan oleh saham yang dijadikan patokan dalam opsi selama umur opsi tersebut. Pengaruh masing-masing faktor tersebut tergantung kepada jenis opsi tersebut, apakah opsi tersebut jenis call atau put option. Bagaimana pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap harga put dan call option dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Jenis Faktor



Dampak adanya peningkatan pada masing-masing faktor terhadap: Harga call option



Harga put option



Meningkat



Menurun



Menurun



Meningkat



3. Expiration Date



Meningkat



Menurun



4. Volatilitas harga yang



Meningkat



Menurun



1. Harga Saham 2. Strike Price



diharapkan



12



5. Tingkat suku bunga



Meningkat



Menurun



Menurun



Meningkat



jangka pendek 6. Dividen yang diharapkan



Harga saham. Harga opsi akan berubah jika harga saham yang dijadikan patoka juga berubah. Untuk call option, jika harga saham naik (faktor lain dianggap tetap/0 maka harga opsi akan meningkat karena nilai intrinsiknya bertambah. Sebaliknya pada put option, jika harga saham naik maka harga opsi akan turun karena nilai instrinsikya menurun. Strike Price. Strike price sebuah opsi besarnya akan tetap selama umur opsi tersebut. Jika semua faktor lain diasumsukan tetap, maka semakin rendah strike price maka akan semakin tinggi harga call option. Misalnya jika harga saham adalah Rp. 1000,- maka nilai instrinsik untuk call option dengan strike option sebesar Rp. 900,- adalah Rp. 100,- dan unutk call option dengan strike price 950, maka nikai instrinsik opsi tersebut hanya Rp. 50,-. Sedangkan unutk put option semakin tinggi strike price maka akan semakin tinggi harga opsi tersebut. Expiration Date. Setelah expiration date maka sebuah opsi tidak mempunyai nilai apa-apa, sehingga jika semua faktor lain tetap, maka semakin lama expiration date sebuah opsi maka akan semakin tinggi harga opsi tersebut. Hal ini dikarenakan jika waktu expiration sebuah opsi relatif pendek, maka akan semakin sedikit waktu yang tersedia bagi investor untuk berspekulasi terhadap kenaikan atau penurunan harga saham. Volatilitas Harga Saham. Jika semua faktor lain dianggap tetap, maka semakin besar volatilitas harga saham (ditunjukkan oleh standar deviasi atau varians) yang diharapkan maka harga opsi juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan semakin besar volatilitas maka akan semakin besar probabilitas bahwa harga saham akan mengalami perubahan yang diinginkan. Tingkat suku bungan bebas risiko jangka pendek. Pembelian opsi ini dapat memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan



13



spekulasi terhadap pergerakan harga saham tanpa harus mempunyai saham yang dijadikan patokan. Di samping itu, investasi pada opsi akan relatif lebih murah jika dibandingkan dengan investasi dengan membeli saham itu sendiri. Umumnya jika tingkat suku bunga bebas risiko meningkat maka harga-harga saham juga akan mengalami kenaikan, sehingga pada tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek yang tinggi, investor akan semakin tertarik untuk membeli call option dibandingkan membeli saham dan hal ini akan menyebabkan harga call option naik. Kemungkinan mendapatkan dividen. Kemungkinan sebuah sajam memberikan dividen akan cenderung menurunkan harga call option dari saham tersebut, karena investor lebih tertarik untuk membeli saham itu sendiri daripada opsinya. Sebaliknya pada put option adanya dividen akan cenderung meningkatkan harga opsi tersebut. Untuk lebih memahami harga call option maka berikut ini akan dijelaskan mengenai salah satu model penilaian opsi yang disebut dengan model Black-Scholes. Model ini juga bisa digunakan untuk menilai put option karena adanua hubungan antara put dan call option.



J. Model Penentuan Harga Opsi 1. Binominal Option Pricing Model (BOPM) Binominal Option Pricing Model adalah suatu model opsi di mana suatu harga saham saat ini, harga saham tersebut diharapkan dapat berubah menjadi dua harga saham pada periode berikutnya dengan peluang yang sama. Untuk menjelaskan pengertian tersebut marilah perhatikan contoh berikut ini: Misalkan ada opsi call yang akan jatuh tempo satu tahun lagi atas saham B. Harga exercise opsi tersebut adalah Rp 11.000. Untuk menyederhanakan persoalan, misalkan untuk tahun depan harga saham diperkirakan bisa berubah menjadi Rp 8.000 atau Rp 13.000. (Karakter inilah yang menyebabkan model ini diberi nama model binomial). Harga saham saat ini Rp 9.000. Anggaplah bahwa risk free rate of return sebesar 15% per tahun.



14



Bila harga saham B menjadi Rp 8.000, maka opsi call tersebut tidak ada harganya. Tapi bila harga saham menjadi Rp 13.000, nilai opsi adalah menjadi Rp 2.000. Kemungkinan pay-off dari persoalan tersebut adalah:



Bandingkan jika Anda meminjam sebesar Rp 6.957 dan membeli selembar saham:



Perhatikan bahwa hasil dari investasi di saham dengan meminjam ini identik dengan 2,5X hasil kali kita membeli opsi. Karena itu kedua investasi tersebut harus memberikan nilai yang sama, yaitu: Nilai 2,5 call = nilai saham – Rp 6,957 pinjaman = Rp 9.000 – Rp 6.957 = Rp 2.043 Nilai 1 call = Rp 817



15



Sayangnya pendekatan ini sangat kompleks dan menentukan bantuan komputer kalau kemungkinan (periode) perubahan harga saham cukup banyak. Jumlah saham yang diperlukan untuk mereplikakan satu call disebut sebagai option adalah delta atau hedge ratio. Dalam contoh kita option delta-nya adalah ½,5 atau 0,40. Rumus sederhana yang digunakan adalah: Option delta: = (2.000 – 0) / (13.000 – 8.000) = 0,40 2. Model Blck-Scholes Model Blck-Scholes merupakan model penilaia call option yang telah banyak diterima oleh masyarakat keuangan. Model ini dikembangkan ileh Fisher Black dan Myron Scholes. Rumus yang digunakan tidak begitu kompleks bahkan sudah tersedia pada kalkulator dan komputer. Model Black-Scholes dalam menilai call option yang tidak membayarakan dividen, menggunakan lima variabel, sebagai berikut. 1. Harga saham 2. Strike price 3. Expiration date 4. Tingkat bunga 5. Volatilitas harga saham Bagaimana pengaruh kelima variabel tersebut terhadap harga opsi telah dijelaskan pada tabel di subbab sebelumnya. Rumus penilai opsi dengan menggunakan model Black-Scholes ini adalah: C = SN(d1) – Xe-rtN(d2)



16



Keterangan: C



= harga call opstion



S



= harga saham



X



= strike price



r



= tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek



t



= sisa waktu sampai dengan expiration date (dalam tahun)



s



= standar deviasi harga saham



N(.) = fungsi densitas kumulatif dari d2 dan d1. Nilai N(.) dihasilkan dari tabel distribusi normal Dari persamaan di atas, terlihat bahwa rumus Black-Scholes hanya memasukkan lima faktor dari enam faktor yang dianggap mempengaruhi harga opsi. Faktor kemungkinan saham memberikan dividen tidak dimasukkan dalam rumus karena model Black-Scholes digunakan unutk opsi yang tidak memberikan dividen. Empat variabel dari model BlackScholes, yaitu strike price, harga saha, expiration date dan tingkat bunga bebas risiko dapat dengan mudah diketahui, sedangkan untuk standar deviasi harga saham harus dilakukan estimasi terlebih dahulu. Harga opsi yang dihasilkan oleh perhitungan model Black-Scholes adalah harga yang fair sehingga jika harga suatu opsi berbeda dengan harga tersebut maka akan ada kemungkinan untuk mendapatkan laba arbritase bebas risiko dengan cara mengambil posisi yang berlawanan terhadap saham yang dijadikan patoka. Misalnya ada sebuah call option yang diperdagangkan dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang dihasilkan oleh model Black-Schole maka seorang arbritrator (investor yang berusaha mencari penyimpangan dalam penetapan harga untuk tujuan memperoleh return yang bebas risiko) akan menjual call option tersebut dan kemudia membeli saham. Sebaliknya, jika harga call option ternyata lebih rendah dari harga yang dihasilkan dari model Black-Scholes



17



maka investor dapat membeli call option dan menjual sejumlah saham yang dijadikan patokan. Proses bedging dengan melakukan perdagangan saham yang dijadikan patokan akan memberikan kesempatan kepada investor untuk mendapatkan profit arbritase bebas risiko. Jumlah lembar saham yang dibutuhkan sangat tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga opsi. Sebagai ilusttrasi model penilaian opsi Black-Scholes ini, maka akan diberikan contoh sebagai berikut. Diketahui: Strike price = X = Rp. 1.000.Expiration date = t = 183 hari = 0,5 tahun Harfa saham sekarang = S = Rp. 1.045,Volatilitas harga yang diharapkan = standar deviasi = s = 0,25 Tingkat bunga bebas risiko = r = 10% Data-data tersebut jika dimasukan dalam rumus maka kita akan mendapatkan nilai d1 dan d2 adalah sebagai berikut: Dari tabel distribusi normal kita mendapatkan nilai: N(0,602) = 0,7257 dan N(0,4433) = 0,6700 Kita dapat menentukan harga yang fair untuk call option tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut. C = SN(d1) – Xe-rtN(d2) C = 1045(0,7257) – 1000(e-(0,1)(0,5))(0,6700) = 121,04 Seandainya volaritas harga saham yang diharapkan adalah 0,40 maka nilai d1 dan d2 akan berubah. Dari tabel distribusi normal kita mendapatkan nilai: N() = 0,6808 dan N() = 0,5753 18



Dengan demikian, kita dapat menentukan harga yang fair untuk call option tersebut adalah: C = 1045(0,6808) – 1000(e-(0,1)(0,5))( 0,5753) = 164,20



Dari kedua contoh tersebut terligat bahwa semakin tinggi asumsi volatilitas harga saham, maka semakin besar harga yang fair untuk opsi tersebut. Hal ini sesuai dengan penjelasan sebelumnya. Untuk faktor lain seperti tingkat suku bunga bebas risiko dan expiration date juga berlaku sama, yaitu semakin rendah (tinggi) tingkat suku bunga bebas risiko maka akan semakin rendah (tinggi) harga opsi dan semakin pendek (lama) waktu expiration date maka akan semakin rendah (tinggi) harga opsi tersebut. Meskipun model Black-Scholes ini ditujukan untuk penilaian call option, tetapi model ini dapat juga digunakan untuk menghitung nilai dan put option dengan menggunakan hubungan keseimbangan antara put-call option. Hubungan antara harga saha, harga call option, dan harga put option dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini: Harga put option



Harga call option



Nilai Nilai sekarang dari sekarang = + strike price dividen



-



Harga saham



Dengan mengetahui harga call option, kita dapat menghitung harga put option pada strike price, expiration date, dan saham patokan yang sama. Disamping itu, kita juga bisa menentukan harga put option dengan menggunakan rumu berikut ini: Cput = X/(en) – S + Ccall Keterangan: Cput



= harga put option



Ccall



= harga call option



X



= strike price



19



S



= harga saham



r



= tingkat suku bunga bebas risiko



t



= expiration date (dalam tahun)



Dengan menggunakan contoh di atas (volatilitas harga saham diasumsikan 0,25) maka harga put ooption dengan strike price, expiration date, dan saham patokan yang sama dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Cput = 100 / e(0,1)(0,5) – 1045 + 121,04 = 27,27 Penggunaan model Black Scholes ini sangat berguna bagi investor untuk menilai apakah harga opsi yang terjadi di pasar sudah merupakan harga yang dianggap fair bagi opsi tersebut. Seandainya harga opsi tidak sama dengan harga yang dihasilkan dari model Black-Scholes maka hal itu akan menciptakan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan.



20



BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN



EVALUASI



ATAS



PENGUNGKAPAN



TRANSAKSI



DERIVATIF



LINDUNGNILAI PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan cukup signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (2018), Pada kuartal II tahun 2018, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5.27 persen, naik dibandingkan kuartal pertama yang hanya sebesar 5.06 persen. Pertumbuhan perekonomian pada suatu negara merupakan salah satu indikator penting untuk menilai kemajuan negara tersebut. Perekonomian yang baik biasanya berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyatnya yang baik pula. Menurut Simon (1973), pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan meningkatnya total produksi/PDB suatu negara, merupakan dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut yang diukur dari meningkatnya ketersediaan penyokong dasar kehidupan manusia.



Untuk



mencapai perekonomian yang baik tersebut diperlukan dukungan dari berbagai sektor dan elemen, salah satunya sektor perbankan. Sektor perbankan di Indonesia memegang peranan penting dalam mengatur peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank memiliki peran strategis sebagai sebuah badan yang menyalurkan dan menghimpun dana masyarakat secara efisien dan efektif guna peningkatan taraf hidup rakyat (Wiwoho, 2014). Peranan penting perbankan dalam perekonomian negara mengakibatkan perlunya kehati-hatian dalam pengelolaan risiko yang dihadapi.



21



Dalam situasi era globalisasi saat ini, aktivitas operasional perusahaan dan sumber pendanaan eksternal tidak lagi mengenal batas-batas (Hapsari, 2014) Perusahaan dapat mencari pendanaan atau berhutang kepada debitur luar negeri dan sebaliknya perusahaan juga dapat berinvestasi dengan membeli obligasi perusahaan luar negeri, keduanya dilakukan menggunakan nilai tukar mata uang asing. Berkat globalisasi dan perkembangan teknologi juga, aktivitas operasional perusahaan semakin tidak terbatas oleh jarak maupun waktu. Banyak bermunculan perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara. Akan tetapi, pada era global ini juga, kerumitan dan ketidakpastian yang sangat tinggi sering kali menghantui lingkungan bisnis pada berbagai sektor. (Aditya & Naomi, 2017). Ketidakpastian itu menyebabkan perusahaan terekspos terhadap berbagai risiko keuangan. Risiko-risiko keuangan tersebut meliput risiko fluktuasi suku bunga, kurs valuta asing dan harga komoditas yang akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan, arus kas, dan bahkan mengancam sustainability perusahaan (Putro 2012 dalam Repie & Sedana 2015). Kontrak derivatif merupakan instrumen keuangan yang mendapatkan nilainya dari turunan harga dari aset atau securities yang transferable yang disebut underlying asset atau underlying saja seperti instrumen ekuitas, instrumen pendapatan tetap, mata uang asing, dan komoditas (Chan et al., 2019). Selain itu, dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 55 (IAI, 2017), derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga karakteristik yaitu nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang mendasari (underlying variabels), antara lain: suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lain. Untuk variabel non keuangan, variabel tersebut tidak spesifik dengan pihak-pihak dalam kontrak. Selain itu, kontrak derivatif tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah lain yang diperkirakan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar dan diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan. Salah satu manfaat dari instrumen derivatif adalah untuk meminimalisasi suatu risiko. Mekanisme minimalisasi risiko melalui instrumen derivatif dikenal dengan istilah lindung nilai (hedging). Derivatif untuk tujuan hedging merupakan kontrak yang khusus ditujukan untuk melindungi suatu risiko dan dirancang 22



sebagai lindung nilai yang efektif (Niansyah et al, 2018). Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 16/21/2014, lindung nilai adalah “cara atau teknik untuk mengurangi risiko yang timbul maupun yang akan timbul akibat fluktuasi harga di pasar keuangan.” Sementara itu, menurut Zeinora (2016), lindung nilai merupakan strategi yang digunakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari investasi tersebut. Terdapat dua elemen penting dalam sebuah hubungan lindung nilai, yaitu instrumen lindung nilai (hedging instrument) dan item yang dilindung nilai (hedged item). Instrumen lindung nilai adalah sebuah elemen yang melindungi item yang dilindung nilai dari eksposur risiko risiko yang ada, sedangkan hedged item adalah sebuah item yang membuat entitas terekspos risiko risiko pasar (Ramirez, 2015). Sementara itu, menurut PSAK No.55 (IAI, 2017) yang dimaksud dari instrumen lindung nilai (hedging instrument) terbagi menjadi dua yaitu derivatif yang telah diciptakan untuk tujuan lindung nilai atau aset keuangan nonderivatif atau liabilitas nonderivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan kurs), yang nilai wajar atau arus kasnya diekspektasikan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai. a. Evaluasi Pengungkapan Akuntansi Lindung Nilai Dari telaah yang dilakukan terhadap 44 laporan keuangan tahun 2018 dan satu laporan keuangan tahun 2017 dari 45 perusahaan subsektor perbankan yang terdaftar per 31 Desember 2018 di Bursa Efek Indonesia, ditemukan bahwa pada mayoritas laporan keuangan perbankan di Bursa Efek Indonesia masih jarang melakukan pengungkapan mengenai akuntansi lindung nilai sebagaimana diatur dalam PSAK 60 (IAI, 2017). Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu bank dalam melakukan bisnisnya tidak melaksanakan transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai dan bank melakukan transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai namun transaksi tersebut tidak memenuhi kualifikasi sebagai akuntansi lindung nilai seperti yang dinyatakan dalam paragraf 88 PSAK 55 (IAI, 2017). Salah satu bank yang tidak mempunyai pengungkapan terkait akuntansi lindung nilai di laporan keuangannya karena hubungan lindung nilai yang dimiliki tidak memenuhi kualifikasi akuntansi



23



lindung nilai PSAK 55 (IAI, 2017) adalah Bank Mega Tbk. Dalam CaLKnya, Bank Mega Tbk menyebutkan secara jelas bahwa dalam melakukan usaha bisnisnya, Bank melakukan transaksi derivatif seperti kontrak tunai dan berjangka mata uang asing, cross currency swaps, dan swap suku bunga. Seluruh instrumen derivatif tersebut digunakan untuk tujuan diperdagangkan dan tujuan lindung nilai tetapi diungkapkan bahwa transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai tersebut tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai. Dalam beberapa kasus, penggunaan instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai diungkapkan dalam management and discussion analysis tetapi terkait penggunaan tersebut tidak diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia Tbk yang mengungkapkan dalam management discussion and analysis bahwa Bank melakukan transaksi lindung nilai untuk melindungi nilai portofolio aset berdenominasi mata uang asing dan juga lindung nilai terhadap suku bunga. Bank tersebut juga mengungkapkan tidak menerbitkan transaksi derivatif untuk tujuan perdagangan. Akan tetapi, ketika dilakukan penelusuran terhadap CaLKnya, tidak ditemukan keterangan mengenai lindung nilai seperti yang dinyatakan dalam PSAK 60 (IAI, 2017). Salah satu laporan keuangan bank yang tidak ditemukan pengungkapan terkait akuntansi lindung nilai di laporan keuangannya karena memang bank yang bersangkutan tidak melakukan transaksi derivatif dengan tujuan lindung nilai adalah Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk (AGRO). Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk mengungkapkan dalam Management discussion and analysis bahwa Bank tidak melakukan transaksi derivatif dan lindung nilai selama tahun 2018. Pengungkapan paling umum dan paling sering ditemukan di semua laporan keuangan bank mengenai lindung nilai adalah pengungkapan kebijakan akuntansi perusahaan yang menggolongkan derivatif sebagai salah satu aset atau liabilitas keuangan yang diperdagangkan dan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pengungkapan ini ditemukan di 28 Bank dan merupakan pengungkapan paling banyak ditemukan yang berkaitan dengan lindung nilai.



24



Pokok pengungkapan satu (PP1) yaitu pengungkapan mengenai deskripsi setap jenis lindung nilai ditemukan di tujuh bank yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Bank of India Indonesia Tbk (BSWD), Bank OCBC NISP Tbk (NISP), Bank Nationalnobu Tbk (NOBU). Pengungkapan PP1 dilakukan cukup bervariasi antar bank. Pada intinya semua bank mengungkapkan sedikit pengertian tentang sebuah jenis lindung nilai dan mekanisme pengakuan keuntungan (kerugian) dari instrumen derivatif tergantung tujuan dari instrumen derivatif tersebut (Lindung nilai atas nilai wajar, arus kas, investasi neto pada usaha luar negeri). Selain itu juga diungkapkan mekanisme pengakuan keuntungan (kerugian) dari instrumen derivatif yang tidak ditujukan/tidak memenuhi akuntansi lindung nilai. Untuk tujuan lindung nilai atas nilai wajar, keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan terjadinya ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi tahun berjalan, sedangkan untuk tujuan lindung nilai atas arus kas, bagian efektif dari keuntungan atau kerugian dilaporkan sebagai penghasilan komprehensif lainnya. Bagian yang tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi tahun berjalan. Untuk tujuan lindung nilai atas investasi neto pada usaha luar negeri, keuntungan dan kerugian dilaporkan sebagai penghasilan komprehensif lainnya, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung nilai. Sementara itu, untuk instrumen perdagangan, keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi pada tahun berjalan. Pokok pengungkapan dua (PP2) mengenai pengungkapan instrumen derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai ditemukan pada empat laporan keuangan bank yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Bank of India Indonesia



Tbk



mengungkapkan



(BSWD).



Pada



menggunakan



pengungkapan paragraf



PP2



kalimat



ini, dan



tiga satu



bank bank



mengungkapkan menggunakan tabel. Bank of India Indonesia Tbk



25



mengungkapkan hal ini melalui tabel tagihan dan liabilitas derivatifnya, sedangkan tiga bank lainnya mengungkapkan menggunakan kalimat. Bank Danamon Indonesia Tbk memiliki entitas anak yang menggunakan cross currency swap untuk melakukan lindung nilai atas risiko tingkat suku bunga dan mata uang asing yang timbul atas pinjaman dengan suku bunga mengambang yang didenominasi dalam mata uang asing. Selanjutnya Bank CIMB Niaga Tbk menetapkan beberapa instrumen lindung nilai seperti kontrak swap tingkat suku bunga untuk beberapa hedged item antara lain Obligasi Pemerintah, Obligasi Korporasi, Obligasi yang diterbitkan, dan Obligasi subordinasi. Selanjutnya, Bank Mandiri (Persero) Tbk memiliki entitas anak yang memiliki kontrak swap nilai tukar dan suku bunga yang memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Pokok Pengungkapan tiga (PP3) mengenai pengungkapan nilai wajar dari instrumen derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai ditemukan pada dua bank yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank of India Indonesia Tbk (BSWD). Kedua bank ini merinci nilai wajar dari tagihan dan liabilitas derivatifnya yang terkait dengan instrumen lindung nilai. Berikut merupakan ringkasan nilai wajar dari tagihan dan liabilitas derivatif terkait lindung nilai dari dua bank tersebut per 31 Desember 2018. Tabel Nilai Wajar Instrumen Derivatif Lindung Nilai



b. Evaluasi Tingkat Penggunaan Fasilitas Lindung Nilai Bank-bank dengan Pengungkapan Keempat adalah Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Mandiri Tbk, dan Bank CIMB Niaga Tbk. Entitas anak



26



dari Bank Danamon Tbk, ADMF, menggunakan cross currency swap untuk melindung nilai atas risiko tingkat suku bunga dan mata uang asing yang timbul atas pinjaman dengan suku bunga mengambang yang didenominasi dalam mata uang asing. Sementara itu, untuk Bank Mandiri Tbk, Entitas Anak Bank Mandiri menggunakan kontrak swap untuk melindung nilai atas risiko nilai tukar dan suku bunga. Bank CIMB Niaga menggunakan Interest Rate Swap untuk melindung nilai atas risiko suku bunga pada hedged item (Obligasi Pemerintah, Obligasi Korporasi, Obligasi yang diterbitkan, dan Obligasi subordinasi). Selain pada tiga bank tersebut, pada beberapa bank lain juga ditemukan pengungkapan terkait penggunaan strategi lindung nilai sebagai salah satu mekanisme mitigasi risiko pada Catatan atas Laporan Keuangan. Pengungkapan tersebut ditemukan pada Bank Bumi Arta Tbk, Bank Maybank Indonesia Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank Mayapada Internasional Tbk, dan Bank Mega Tbk. Bank Bumi Arta Tbk telah melakukan beberapa langkah pengendalian risiko yaitu kepatuhan akan ketentuan/peraturan yang berlaku, kelengkapan prosedur, monitor dan review kegiatan usaha debitur yang telah diberi kredit, kehandalan sumber daya manusia, lindung nilai untuk transaksi valuta asing, penentuan batas limit dan wewenangnya, penerapan Assets and Liability Management serta penambahan modal Bank. Bank Maybank Indonesia Tbk mengungkapkan bahwa bank juga melakukan aktivitas lindung nilai (hedging) yang terkait dengan pengelolaan risiko pada banking book dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan, seperti halnya instrumen keuangan derivatif, yang telah disetujui oleh Asset and Liability Committee dan sesuai dengan peraturan dari regulator yang berlaku dan digunakan hanya untuk mengurangi risiko pada banking book, bukan sebagai sumber untuk menghasilkan suatu keuntungan atau pendapatan. Selain itu, Bank Maybank Indonesia juga menetapkan limit risiko nilai tukar berupa limit posisi devisa netto konsolidasi terhadap modal bank. Posisi tersebut dimonitor secara harian dan strategi lindung nilai akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, terdapat beberapa bank yang mengungkapkan



27



penggunaan instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai pada bagian management discussion and analysis tetapi tidak mengungkapkannya pada Catatan atas Laporan Keuangan. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bank BRI mengungkapkan pada management discussion and analysis bahwa Bank melakukan transaksi lindung nilai untuk melindungi nilai portofolio aset berdenominasi mata uang asing dan juga lindung nilai terhadap suku bunga. Bank BRI juga tidak menerbitkan transaksi derivatif untuk tujuan perdagangan. Bank BRI menggolongkan transaksi lindung nilai menjadi dua yaitu Macro Hedging dan Micro Hedging. Macro Hedging adalah teknik yang digunakan untuk memitigasi dampak risiko terhadap seluruh portofolio BRI, sedangkan Micro Hedging dilakukan BRI pada level transaksi secara individual. Pada tahun 2018, tagihan derivatif untuk tujuan lindung nilai yang dilakukan BRI sebesar Rp485.810.000.000 dan liabilitas derivatif sebesar Rp332.340.000.000. Selain Bank Rakyat Indonesia Tbk, Pengungkapan terkait penggunaan instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai di management discussion analysis juga ditemukan pada Bank Central Asia Tbk. Bank BCA mengungkapkan pada MDA bahwa Bank melakukan transaksi lindung nilai melalui pasar swap sell forward USD untuk melindung nilai atas risiko fluktuasi nilai tukar rupiah. Akan tetapi, sama seperti Bank Rakyat Indonesia Tbk, Dalam Catatan atas Laporan Keuangan Bank BCA tidak ditemukan pengungkapan terkait akuntansi lindung nilai seperti yang dinyatakan dalam PSAK 60 (IAI, 2017). Pengungkapan tentang tidak dilakukannya transaksi derivatif terkait lindung nilai selama tahun 2018 pada management discussion and analysis ditemukan pada beberapa bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank Sinar Mas Tbk. Bank mengungkapkan dalam management discussion and analysis bahwa sekalipun beroperasi sebagai bank devisa, Bank tidak melakukan transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai selama tahun 2018. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi lindung nilai adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk memitigasi risiko keuangan. Minimnya pengungkapan terkait akuntansi lindung nilai di perusahaan



28



subsektor perbankan pada Bursa Efek Indonesia dapat mengindikasikan kurang digunakannnya strategi lindung nilai sebagai salah satu bentuk manajemen risiko perbankan. Walaupun terdapat beberapa bank yang mengungkapkan di luar Catatan atas Laporan Keuangan bahwa Bank menggunakan beberapa instrumen derivatif dengan tujuan lindung nilai tetapi tidak terdapat pengungkapan lebih lanjut mengenai transaksi tersebut pada Catatan atas Laporan Keuangan. Hal tersebut diakibatkan transaksi derivatif dengan tujuan lindung nilai tersebut tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai menurut PSAK 55 (IAI, 2017). Padahal pengungkapan penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisasi timbulnya permasalahan keagenan. Selain strategi lindung nilai, terdapat strategi mitigasi risiko lainnya yang digunakan oleh Bank. Salah satu strategi untuk melindungi risiko nilai tukar adalah dengan mengelola posisi mata uang asing untuk aset dan liabilitas keuangan yang dimiliki oleh Bank dengan memonitor Posisi Devisa Neto (PDN). Sementara itu, untuk memitigasi risiko terkait suku bunga, berikut beberapa strategi yang dilakukan bank selain dengan strategi lindung nilai dengan melakukan perbaikan terhadap struktur komposisi aset produktif dan non



produktif,



mengupayakan



pengelolaan



struktur



liabilitas



dalam



meningkatkan sumber pendanaan jangka panjang, Bank meningkatkan Dana Pihak Ketiga dari government funding dengan jangka waktu panjang, menerapkan floating rate pada pemberian pinjaman jenis tertentu, memonitor perkembangan harga pasar sekaligus memperkokoh kebijakan pricing aset maupun liabilitas melalui rapat forum Asset and Liabilities Committee, melakukan monitoring atas likuiditas, aktivitas dan risk limit divisi Treasury dan Capital Market secara harian. c. Kesimpulan, Keterbatasan, Implikasi Pengungkapan transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai masih sedikit dilakukan oleh perusahaan subsektor perbankan. Beberapa perusahaan subsektor perbankan telah mengungkapkan transaksi untuk tujuan lindung nilai sesuai dengan PSAK 55 (IAI, 2017). Pokok pengungkapan 1 yaitu pengungkapan mengenai deskripsi setiap jenis lindung nilai ditemukan pada Laporan Keuangan BDMN, BJBR, BMRI, BNGA, BSWD, NISP, NOBU.



29



Pokok pengungkapan 2 yaitu mengenai pengungkapan instrumen derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai ditemukan pada Laporan Keuangan BDMN, BMRI, BNGA, BSWD. Pokok pengungkapan 3 yaitu mengenai pengungkapan nilai wajar dari instrumen derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai ditemukan pada Laporan Keuangan BDMN dan BSWD. Pokok pengungkapan 4 yaitu mengenai pengungkapan jenis risiko yang dilindung nilai ditemukan Laporan Keuangan BDMN, BMRI, dan BNGA. Untuk lindung nilai atas arus kas, pengungkapan tambahan seperti jumlah yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan jumlah yang direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi ditemukan pada Laporan Keuangan BDMN dan BMRI. Untuk lindung nilai atas nilai wajar, pengungkapan tambahan mengenai keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai dan keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai ditemukan pada Laporan Keuangan BNGA. Tingkat penggunaan fasilitas lindung nilai pada perbankan di Indonesia, sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko, cukup rendah. Dari 45 bank yang menjadi objek studi dalam penelitian ini, pengungkapan secara detail mengenai penggunaan instrumen lindung nilai untuk melindungi jenis risiko tertentu hanya ditemukan pada tiga bank yaitu, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan Bank CIMB Niaga Tbk. Pengungkapan penggunaan fasilitas lindung nilai sebagai salah bentuk manajemen risiko, namun tidak diidentifikasi risiko apa yang dilindung nilai dan risiko tersebut tidak diatribusikan secara spesifik pada instrumen lindung nilai tertentu ditemukan pada tujuh bank yaitu, Bank Bumi Arta Tbk, Bank Maybank Indonesia Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank Mayapada Internasional Tbk, Bank of India Indonesia Tbk, dan Bank Mega Tbk. Pengungkapan terkait penggunaan fasilitas lindung nilai di luar Catatan atas Laporan Keuangan ditemukan pada dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Bank Central Asia Tbk. Kedua bank tersebut mengungkapkannya pada management discussion and analysis. Dari 45 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya 12 perusahaan perbankan yang menggunakan fasilitas lindung nilai atau hanya



30



sekitar 24% saja. Hal tersebut dapat diketahui dari pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan baik pada Catatan atas Laporan Keuangan maupun di luar Catatan atas Laporan Keuangan yaitu pada management discussion and analysis. Moral hazard yang ditimbulkan oleh penjaminan simpanan nasabah dan penanganan bank gagal oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan diindikasikan menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan fasilitas lindung nilai sebagai bentuk mitigasi risiko perusahaan perbankan.



31



BAB IV PENUTUP



A、Kesimpulan Derivatif adalah sekuritas yang nilainya ditentukan oleh harga pasar dan suku bunga dari beberapa sekuritas lainnya. Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual asset tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Berdasarkan bentuk hak yang terjadi, opsi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu Opsi beli (call option). Opsi jual (put option). Pada berdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembelio dengan pihak yang menjual opsi. Lembaga kliring opsitersebut bertugas untk memastikan bahwa masing-masing pihak memenuhi kewajibannya. Terdapat empat contoh didalam posisi dasar, yaitu pada pembeli call option, penjual call option, pembeli put option, dan yang terakhir penjual put option. Ada banyak strategi perdagangan opsi yang bisa dilakukan investor, tetapi strategistrategi tersebut pada dasarnya bisa dikelompokan menjadi lima, yaitu: strategi Naked, Hedge, Straddle, kombinasi, dan spread. Model Black-Scholes dalam menilai call option yang tidak membayarakan dividen, menggunakan lima variabel, di antaranya Harga saham, strike price, Expiration date, Tingkat bunga, dan Volatilitas harga saham



B. Saran Suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan juga berubah. Maka dari itu diperlukannya prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi.



32



DAFTAR PUSTAKA



Mahendra, T dan Firmasyah, A. (2019). Evaluasi Atas Pengungkapan Transaksi Derivatif Lindung Nilai Pada Perusahaan Sub Sektor Perbankan Di Indonesia. Politeknik Keuangan Negara STAN. Jakarta



33