Cara Mengatasi Kesalahan Teknik Dan Non Teknik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CARA MENGATASI KESALAHAN TEKNIK Kesalahan teknis yaitu kesalahan yang timbul pada saat melaksanakan pemeriksaan di labortaorium (tahap analitik). Walaupun kesalahan teknik yang paling kecil jika dibandingkan kesalahan pra analitik dan pasca analitik, tetapi tetap harus mendapat perhatian. Laboratorium dengan instrumen otomatis yang terintegrasi dengan komputer, akan lebih mudah melakukan pelacakan kesalahan yang terjadi selama proses pemeriksaan berlangsung. Melakukan pemeriksaan bahan kontrol sebelum pemeriksaan spesimen pasien juga merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan laboratorium. Pelaksanaan sistem jaminan mutu di laboratorium akan membuat semakin kecil kesalahan tahap analitik, sehingga akan didapatkan hasil laboratorium yang dapat dipercaya oleh pelanggan (Usman, 2015). Tahap analitik meliputi mulai dari spesimen yang siap diperiksa dengan instrumen laboratorium sampai didapatkan hasil pemeriksaannya. Menyiapkan reagen, melakukan perawatan peralatan laboratorium secara teratur, melakukan pemantapan mutu internal secara rutin, menggunakan metode pemeriksaan yang andal dan teknisi laboratorium yang kompeten akan mengurangi kesalahan yang dapat terjadi pada tahap analitik (Kahar, 2005). Di bawah ini adalah cara mengatasi/ meminimalkan kesalahan teknis yang berupa kesalahan acak dan sistematik. Tabel 1.1 Cara meminimalkan kesalahan acak dan sistematik Jenis Kesalahan



Kesalahan Acak



Kesalahan Sistematik



Cara meminimalkan kesalahan Ambil lebih banyak data. Kesalahan acak dapat dievaluasi melalui analisis statistik dan dapat dikurangi dengan rata-rata pada sejumlah besar pengamatan. Perhatikan hal-hal berikut ini: 1. Kestabilan instrumen harus dijaga 2. Temperatur harus konstan, reagen dengan lot yang sama dan lakukan kalibrasi pada alat 3. Prosedur pemeriksaan sesuai SOP ( 4. Teknik pipetasi yang benar, pencampuran, dan waktu inkubasi yang tepat. 5. Teknisi laboratorium (ATLM) harus kompeten Kesalahan sistematik sulit dideteksi dan tidak dapat dianalisis secara statistik, karena semua data menuju ke arah yang sama (baik ke tinggi atau terlalu rendah). Melihat dan mengoreksi kesalahan sistematis membutuhkan banyak perawatan. Perhatikan hal-hal berikut ini: 1. Periksa sistem kontrol kualitas, pastikan bahan kontrol tidak terkontaminasi, atau kadaluarsa. 2. Periksa reagensia yang digunakan



3. Periksa larutan standar 4. lakukan kalibrasi kembali 5. Periksa instrumentasi yang digunakan Untuk mengatasi kesalahan acak yang terjadi di laboratorium, perlu dilakukan suatu upaya agar kesalahan tersebut dapat diminimalisir, sehingga didapatkan hasil laboratorium yang andal dan dipercaya. Di bawah ini adalah alur pemecahan masalah untuk kesalahan acak.



Gambar 1.1 Alur pemecahan masalah untuk kesalahan acak (sumber: PPDS, 2015)



Di bawah ini adalah alur pemecahan masalah untuk kesalahan sistematik, agar didapatkan hasil laboratorium yang andal dan dipercaya.



Gambar 1.2 Alur pemecahan masalah untuk kesalahan sistematik (sumber: PPDS, 2015)



CARA MENGATASI KESALAHAN NON TEKNIK Pada prinsipnya untuk mengatasi kesalahan non teknik dapat dilakukan dengan menguasai standar operasional prosedur (SOP) pada setiap proses kegiatan, baik tahap pra analitik, maupun tahap pasca analitik. Kesalahan non teknik tahap pra analitik penyumbang terbesar pada hasil uji laboratorium, sehingga perlu penatalaksanaan pasien dengan tepat dan benar. Jika mendapatkan spesimen yang tidak sesuai atau rusak, maka harus ditolak dan diganti dengan spesimen yang sesuai dengan jenis pemeriksaannya. Ini penting dilakukan agar mendapatkan hasil uji laboratorium yang andal dan bermutu, yang dapat membantu penanganan dan kesembuhan pasien. Persiapan pasien adalah diluar kendali laboratorium, sehingga pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang persiapan yang harus dilakukan agar mendapatkan spesimen yang benar. Kesalahan pasca analitik dapat dikurangi atau diperkecil dengan instrumen laboratorium yang sudah otomatisasi dan terhubung dengan komputer (sistem informasi laboratorium). Sistem kerja instrumen yang sudah otomatisasi sangat mempermudah proses pemeriksaan di laboratorium, selain itu dapat dilakukan pemeriksaan spesimen sekaligus dalam jumlahbanyak. Dengan adanya sistem informasi laboratorium maka kesalahan dalam menginput data dapat dikurangi, karena penginputan data pasien cukup dilakukan satu kali di ruang pendaftaran pasien dan datanya sudah dapat dilihat di ruang pemeriksaan. Teknisi laboratorium bagian pemeriksaan tidak perlu menginput data pasien lagi, hanya menginput hasil uji laboratoriumnya saja (Riswanto, 2010; Usman, 2015). Namun demikian, otomatisasi tidak menjamin kemungkinan untuk terjadinya kesalahan. Kesalahan dapat terjadi karena faktor kelalaian teknisi laboratorium, seperti kesalahan dalam menginput data pasien atau menginput hasil uji laboratorium (Usman, 2015).



DAFTAR PUSTAKA Charles JP Siregar, Praktik Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian Yang Baik ( Good Testing Laboratory Manajemen System Practice). EGC, Jakarta, 2007 Depkes RI, 2008, Good Laboratory Practice (Pedoman Praktek Laboratorium Yang benar. Dirjen Bina Pelayanan Medik departemen Kesehatan RI. Jakarta. Imankhasani, Soemanti. 200. Praktek Laboratorium yang Baik (II). ManajemenLaboratorium. Warta Kimia Analitik, nomor 15 tahun XI Agustus 2005. Kahar, H. 2005. Peningkatan Mutu Pemeriksaan di Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12 (1): 38-40 Permenkes RI Nomor 43/Menkes/SK/III/ 2013. Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik. Jakarta. PPDS.



2015.



Pemantapan



mutu



kimia



klinik.



diunduh



dari



https://dpcpatelkibukittinggi.files.wordprass.com/2015/03/qc.pptx Santoso, Witono. 2008. Pemantapan Mutu. Pusat Laboratorium Kesehatan. Jakarta. Sukorini, U., Nugroho, DK., Rizki, M., Hendriawan, B. 2010. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Klinik. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Usman, U; Javed Ahmed Siddiqui, Javed Lodhi. 2015. Evaluation and Control of Pra Analytical Errors in Required Quality Variables of Clinical Lab Services. IOSRJNHS: 4 (3) 54-71. WHO. 2011. Manual of basic techniques for a health laboratory. alih bahasa: Chairlan, Estu Lesfari. EGC. Jakarta