Cara Menyusun Asumsi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CARA MENYUSUN ASUMSI (ANGGAPAN DASAR)



MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Penelitian Yang dibina oleh Prof. Dra. Herawati Susilo, M. Sc., Ph.D. dan Drs. Sulisetijono M.Si. Disajikan pada Senin, 25 September 2017



Oleh Kelompok 5/Offering B 1.



Adie Lian Amaliyah



NIM : 160341606066



2.



Maisuna Kundariati



NIM : 160341606075



3.



Syifa Nur Azizah S.H



NIM : 160341606048



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI September 2017



KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cara Menyusun Asumsi (Anggapan Dasar)”. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada Prof. Dra. Herawati Susilo, M. Sc., Ph.D. dan Drs. Sulisetijono, M. Si selaku dosen pembina mata kuliah. Kami sangat berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan tentang bagaimana cara menyusun asumsi (anggapan dasar). Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi wawasan. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Malang, 23 September 2017



Penyusun



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyusun penelitian diperlukan suatu tahap yang dinamakan dengan menyusun asumsi. Asumsi berbeda dengan hipotesis, dimana hipotesis merupakan kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan penelitian/riset jelas batasannya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem dimana kita melakukan penelitian/riset. Asumsi didefinisikan sebagai latar belaang intelektual suatu jalur pemikiran. Asumsi merupakan gagasan primitif atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. Dengan penyuratan itu terbentuk suatu konteks untuk mewadahi pemikiran. Semua pemikiran berlangsung dalam konteks tertentu. Tanpa konteks, pemikiran menjadi simpang sir dan tidak jelas. Asumsi menjadi titik beranjak memulai segala kegiatan atau proses. Suatu sistem tanpa asumsi menjadi melingkar. Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman



mengenai



cara



menyusun



asumsi,



sehingga



diharapkan



mahasiswa mampu menyusun asumsi yang baik dan benar.



1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa saja jenis dari asumsi? 2. Seberapa penting penyusunan asumsi? 3. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun asumsi? 4. Apa saja hal yang dilakukan sebelum menentukan asumsi?



3



1.3



Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui apa saja jenis dari asumsi. 2. Mengetahui pentingnya penyusunan asumsi. 3. Mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun asumsi. 4. Mengetahui hal yang dilakukan sebelum menentukan asumsi.



1.4



Manfaat Manfaat pembuatan makalah adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui jenis dari asumsi. 2. Dapat mengetahui pentingnya penyusunan asumsi. 3. Dapat mengetahui dan memahami hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun asumsi. 4. Dapat mengetahui dan memahami hal yang dilakukan sebelum menentukan asumsi.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asumsi Asumsi



adalah



kondisi



yang



ditetapkan



sehingga



jangkauan



penelitian/riset jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan penelitian/riset. Menurut Tejoyuwono Notohadiprawiro, asumsi didefinisikan sebagaii latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran. Asumsi merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. Dengan penyuratan itu terbentuk suatu konteks untuk mewadahi pemikiran. Semua pemikiran berlangsung dalam konteks tertentu. Tanpa konteks, pemikiran menjadii simpangsiur dan rancu. Asumsi adalah titik beranjak memulai segala kegiatan atau proses. Pengertian anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Menurut Winarno Surakhmad, anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik atau peneliti. Seorang peneliti dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda.



5



BAB III PEMBAHASAN 1.1 Jenis Asumsi Jenis dari asumsi dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Aksioma, yaitu suatu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian karena kebenarannya sudah membuktikan sendiri. Misalnya, “Keseluruhan itu lebih besar daripada tiap bagiannya”. 2. Postulat, yaitu suatu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya. Postulat biasa diajukan untuk menyamakan pengertian suatu istilah atau ungkapan dalam suatu argument, sementara dilangsungkan pembahasan mengenai suatu masalah tertentu. Misalnya, “Kurangnya motivasi belajar siswa merupakan faktor penting yang mendorong kemalasan siswa mempelajari bahasa Arab.” 3. Pangkal pendapat (premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene) ordo pertama atau kedua. Entimen ordo pertama adalah suatu silogisme yang pangkal pendapat pertama tersirat. Suatu silogisme yang pangkal pendapat pendamping (perantara) tersirat adalah entimen ordo kedua.



1.2 Pentingnya Penyusunan Asumsi Di dalam penelitian, asumsi/anggapan dasar sangat perlu untuk dirumuskan secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Perlunya peneliti merumuskan asumsi/anggapan dasar antara lain : 1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti. 2. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian. 3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.



1.3 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Asumsi Asumsi ialah pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris. Asumsi jangan diadakan-adakan dalam penelitian jika memang tidak diperlukan. Dalam membuat asumsi harus diperhatikan beberapa hal dibawah ini:



6



a. Asumsi harus operasional dan merupakan dasar bagi pengkajian teoritis. Misal, asumsi bahwa manusia sebagai makhluk administrasi tidak mempunyai makna apa-apa dalam menyusun teori-teori admnistrasi. Administrasi manusia secara operasional antara lain manusia adalah makhluk ekonomi, makhluk sosial, makhluk makhluk yang bersifat aktualisasi diri, makhluk yang kompleks, dan makhluk yang mempunyai banyak keinginan. b. Asumsi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya, bukan keadaan yang seharusnya. c. Peneliti harus mengenal betul asumsi yang dipakainya dalam menyusun kerangka berfikirnya. Sebab menggunakan asumsi yang berbeda, maka berbeda pula teori yang dipakainya. d. Asumsi harus dinyatakan tersurat sebab asumsi yang tersirat sering menyesatkan dan menyebabkan interpretasi yang berbeda.



1.4 Hal yang Dilakukan sebelum Menentukan Asumsi Untuk menentukan asumsi harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peniliti. Sebelum menentukan asumsi peneliti harus lebih mengetahui terhadap sesuatu dengan cara: 1.



Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau terbitan lain Dalam hal ini Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M. A. mengklasifikasikan bahan pustaka menjadi dua kelompok, yaitu: a. Sumber umum: buku teks, ensiklopedi, dan lainnya b. Sumber khusus: bulletin, jurnal, periodikal (majalah yang terbit secara periodik), disertasi, skripsi, dan yang lainnya. Dari sumber acuan umum dapat diperoleh teori-teori dan konsep dasar, sedangkan dari sumber khusus dapat dicari penemuanpenemuan atau hasil penelitian.



2.



Dengan banyak mendengar berita, ceramah, pembicaraan orang lain.



3.



Dengan banyak berkunjung ke tempat (lokasi penelitian).



4.



Dengan



mengadakan



pendugaan



meng-abstraksi



perbendaharaan pengetahuannya. Contohnya adalah:



7



berdasarkan



a. Bahwa perubahan-perubahan kurikulum hanyakah menambah kebingungan bagi guru dan peserta didik. b. Bahwa pendidikan di Indonesia belum memenuhi kriteria pemerataan kualitas pendidikan antara kota dan di desa c. Bahwa krisis global kedua akan berpengaruh terhadap omset para pengusaha di seluruh Indonesia



8



BAB IV PENUTUP 4.1



Simpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Asumsi ialah latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran. Asumsi merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. 2. Jenis dari asumsi dibagi menjadi 3, yaitu: aksioma, postulat, dan pangkal pendapat (premise) tersamar dalam suatu entimen (enthymene) ordo pertama atau kedua. 3. Perlunya peneliti merumuskan asumsi/anggapan dasar antara lain : a. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti. b. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian. c. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis. 4. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun asumsi, antara lain: a. Asumsi harus operasional dan merupakan dasar bagi pengkajian teoritis. b. Asumsi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya, bukan keadaan yang seharusnya. c. Peneliti harus mengenal betul asumsi yang dipakainya dalam menyusun kerangka berfikirnya. d. Asumsi harus dinyatakan tersurat sebab asumsi yang tersirat sering menyesatkan dan menyebabkan interpretasi yang berbeda. 5. Sebelum menentukan asumsi peneliti harus lebih mengetahui terhadap sesuatu dengan cara: a. Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau terbitan lain. b. Dengan banyak mendengar berita, ceramah, pembicaraan orang lain. c. Dengan banyak berkunjung ke tempat (lokasi penelitian).



9



d. Dengan mengadakan pendugaan meng-abstraksi berdasarkan perbendaharaan pengetahuannya.



4.2



Saran 1. Sebaiknya kita lebih mengetahui tentang pengertian asumsi menurut para ahli 2. Sebaiknya kita lebih mengetahui tentang fungsi asumsi dalam pembuatan suatu penelitian 3. Sebaiknya kita lebih mengetahui macam-macam asumsi dan penerapannya dalam pembuatan suatu penelitian 4. Sebaiknya kita lebih mengetahui cara membuat asumsi yang baik dan benar



10



DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Rusdin Pohan, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Lanarka Publisher. Tejoyuwono Notohadiprawiro, 1991. Metodologi Penelitian dan Beberapa Implikasinya dalam Penelitian Geografi. Fakultas Geografi UGM: Yogyakarta.



11