Cara Pembuatan Eosin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CARA PEMBUATAN EOSIN Eosin adalah jenis zat warna Xanthene yang paling cocok dikombinasikan dengan pewarna haematoxylin. Eosin mempunyai nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk membedakan antara sitoplasma dari tiap sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda. Jenis eosin : Eosin Y (yellowish), water soluble Eosin B (Bluish) Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut) Eosin Y(yellowish) paling banyak digunakan, karena termasuk zat warna asam sehingga dapat berikatan dengan protein (basa) dan dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat metakromatik. Terdapat dalam 2 bentuk ,yaitu : monomer (merah) dan dimer (orange merah). Hasil pewarnaannya , yaitu : sitoplasma akan berwarna merah, eritrosit akan berwarna orange merah, nukleus piknotik akan berwarna ungu, dan nukleolus akan berwarna merah. Komposisi Eosin Eosin-alkohol Stock 1% • Eosin y ws……………………………………… 1 gr • aquades……………………………………………… 20 ml • Larutkan dan tambahkan alkohol 95% ……….. 80 ml Eosin working solution • Eosin-alkohol stock 1 bagian • Alkohol 80% 3 bagian • Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan Asam Asetat glasial 0,5 ml untuk setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.



Cara kerja : 1. Deparafinisasi preparat yang telah kering ke dalam xylol sebanyak 3x (@ 10 menit) 2. Masukkan ke dalam alkohol sebanyak 2x (@5 menit) 3. cuci dengan air mengalir sampai alkohol hilang 4. masukkan ke dalam larutan hematoxylin selama 7 menit 5. cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur 6. celupkan dalam HCL 2x celup untuk decolorisasi 7. cuci dengan air 8. rendam dalam air sampai warna air menjadi biru 9. masukkan ke dalam larutan eosin 10. cuci dengan air mengalir



11. cuci dengan alkohol I 12. cuci dengan alkohol II



Eosin ialah zat warna merah fluorescent yang dihasilkan dari aksi brom pada fluorescein. Eosin dapat digunakan untuk mewarnai sitoplasma, kolagen dan serat otot untuk pengujian di bawah mikroskop. Struktur yang mudah diwarnai dengan eosin disebut eosinofil. Secara etimologi nama eosin berasal dari Eos, kata Junani kuno untuk ‘fajar’ dan nama Dewi Junani Kuno fajar. Varian Sebenarnya ada dua senyawa yang sangat erat kaitannya secara umum yang mengacu pada eosin. Yang paling sering digunakan ialah Eosin Y (juga dikenal sebagai eosin Y ws, eosin yellowish, eosin kekuningan, Acid Red 87, C.I. 45380, bromoeosine, bromofluoresceic acid, D&C Red No. 22); senyawa ini memiliki warna kekuningan sangat sedikit. Senyawa eosin lain ialah eosin B (eosin kebiruan, Acid Red 91, C.I. 45400, Saffrosine, Eosin Scarlet, atau imperial red); memiliki warna kebiruan sangat samar. Dua pewarna yang dipertukarkan, dan penggunaan yang satu atau yang lainnya adalah masalah preferensi dan tradisi. Eosin Y ialah tetrabromo turunan dari fluorescein. Eosin B ialah suatu dibromo dinitro turunan dari fluorescein. Penggunaan dalam Histologi



Sampel dari trakea yang diwarnai dengan hematoksilin dan eosin. Eosin paling sering digunakan sebagai lawan warna untuk hematoksilin dalam pewarnaan H & E (hematoksilin dan Eosin). Pewarnaan H&E merupakan salah satu teknik yang paling umum digunakan dalam histologi. Jaringan yang diwarnai dengan hematoksilin dan eosin menunjukkan sitiplasma berwarna merah jambu-jingga dan nukleus berwarna gelap, biru atau ungu. Eosin juga mewarnai sel-sel darah merah dengan warna merah yang intens. Eosin ialah zat warna asam dan muncul di bagian dasar sel, yaitu sitoplasma. Hematoksilin bagaimanapun adalah pewarna dasar dan muncul di bagian yang asam dari sel seperti nukleus, di mana asam nukleat (DNA dan RNA) terpekatkan. Untuk mewarnai, eosin Y secara khas digunakan dalam konsentrasi 1 sampai 5 % berat berdasarkan volume, yang dilarutkan dalam air atau etanol. Untuk pencegahan



pertumbuhan jamur dalam larutan encer, terkadang timol ditambahkan. Konsentrasi kecil (0,5 %) asam asetat biasanya memberikan warna merah lebih dalam pada jaringan. Eosin terdaftar sebagai karsinogen IARC kelas-3, jadi hati kalau bekerja dengan zat ini.*** Advertisements