Case Report TB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Case Report TB Paru Pada Anak Oleh : Hans Pangestu Simarmata Amalia Fajar Nursahfitri Al Annisa Fadhila Ainy Elza Fahliza Ismar



203307020012 203307020013 203307020014 203307020055 203307020079



Pembimbing : dr. Khainir Akbar, Sp.A



Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSU Royal Prima Medan 2021



Lapkas TB Paru Pada Anak Anak laki-laki usia 2 tahun mengalami batuk sejak 3 minggu



yang lalu. Batuk tidak kunjung sembuh walaupun sudah diberi obat. Keluhan disertai demam naik turun, dan anak sulit makan. Diketahui kakek pasien yang tinggal serumah juga menderita batuk dan diberikan obat untuk 6 bulan oleh dokternya. Sens CM, pulse 115 x/menit, kualitas nadi kuat, RR 35 x/menit regular, suara nafas bronkovesikuler dengan suara tambahan ronchi, T 38 C, KGB servikal (+). BB



9 kg, TB 82 cm.



Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin No. RM Tanggal Masuk Dokter DPJP



:X : 2 tahun : Laki-Laki ::: dr. Khainir Akbar, Sp. A



Anamnesis (alloanamnesis) Keluhan utama : Batuk sejak 3 minggu yang lalu • •







Sudah berapa lama batuk? 3 minggu yang lalu Apakah sudah diberi obat ? Sudah tapi tidak kunjung sembuh Apakah ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini ? Ada, kakek menderita batuk dan menjalani terapi obat 6 bulan yang diberi dokternya



Keluhan tambahan : • Demam naik turun • Anak sulit makan • • • • • • • • • • •



Riwayat Penyakit Terhadulu :Riwayat Penyakit Dalam Keluarga : Kakek menderita batuk dan menjalani terapi obat 6 bulan yang diberikan dokternya Riwayat Kehamilan dan Prenatal :Riwayat Persalinan :Riwayat Imunisasi :Riwayat Makan :Riwayat Pengunaan Obat : ada tetapi tidak di ketahui Riwayat Alergi Obat :Riwayat Kelahiran :Riwayat Perkembangan :Riwayat Nutrisi :-



Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Kesan Sakit



: Sakit Ringan



Kesadaran



: Compos Mentis



Tanda Vital • Nadi 115 x/menit



: Takikardi, Kualitas nadi kuat



• RR 35 x/menit regular



: Dipsnea



• T : 38 °C



: Demam



Data Antropometri Berat Badan



: 9 kg



Tinggi Badan



: 82 cm



Lingkar Lengan Atas



: cm (tidak ada data)



Lingkar Kepala



: cm (tidak ada data)



Status Gizi



Kesan : TB/U = diatas -2 SD(TB normal)



BB TB



: 9 kg : 82 cm



Kesan : BB/U = dibawah -3 SD (BB sangat kurang)



Status Gizi



BB TB



: 9 kg : 82 cm



Kesan : BB/TB = diantara -2 SD sampai -3 SD (gizi kurang)



Status Generalis Kulit : a. Sianosis: b. Ikterus : c. Pucat : d. Turgor : e. Edema : f. Lainnya : Rambut : a. Kepala : b. Lainnya______ Wajah a. Dismorfik : b. Lainnya____________ Mata a. Palpebra b. Edema : c. Lainnya : d. Konjungtiva e. Pucat : f. Hiperemis : g. Sekret : h. Lainnya___________________________ Sklera a. Ikterus : b. Lainnya Pupil a. Isokor : b. Refleks Cahaya : ______________



Mulut a. Bibir : b. Gusi : c. Palatum : d. Lidah : e. Tonsil : f. Faring : g. Lainnya _______________________ Leher a. Kelenjar Getah Bening • Pembesaran : Ya ( KGB servikal) • Jumlah : Tunggal Multipel • Ukuran : • Konsistensi : b. Kaku Kuduk : c. Lainnya Thoraks a. Paru • Inspeksi : • Palpasi : • Perkusi : • Auskultasi : suara tambahan Ronchi



Jantung a. Auskultasi : b. Gallop Murmur : Abdomen a. Inspeksi : b. Palpasi: c. Nyeri Tekan : d. Lokasi______________ e. Tugor : f. Ascites : g. Hepar : h. Lien : i. Massa : j. Perkusi : k. Auskultasi : Ekstremitas : a. Hangat/Dingin : b. Oedema : Genitalia : a. Anus/Rectum : P. Neurologis a. R. Fisiologis : b. R. Patologis : c. R. Meningeal



Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Bakteriologis • Pemeriksaan mikroskopis BTA sputum atau specimen lain • Tes cepat molecular (TCM) TB • Pemeriksaan biakan 2. Pemeriksaan penunjang • Uji Tuberkulin • Foto Thoraks • Pemeriksaan Histopatologi (PA/Patologi anatomi) Kesan : Tidak ada dilakukan pemeriksaan penunjang



Diagnosa Banding 1. Gizi kurang et causa TB Kelenjar 2. Gizi kurang et causa Pneomonia 3. Gizi kurang et causa Pertusis



Diagnosa Sementara Gizi kurang et causa TB Kelenjar



Penatalaksaan 2 0



1 1 1 1 0 0 6



Scoring TB pada anak didapatkan 6 → anak terdiagnosis TB



Penatalaksaan



Dosis OAT untuk anak, BB 9 kg Fase intensif ( 2 bulan) a. Isoniazid (H) → 10mg x 9 kg = 90mg = 1 cth b. Rimfapisin (R) → 15 mg x 9 kg = 135 mg = 1 ½ cth c. Pirazinamid (Z) → 35 mg x 9 kg = 315 mg = 1 cth



Fase Lanjutan ( 4 bulan ) a. Isoniazid (H) → 10mg x 9 kg = 90mg = 1 cth b. Rimfapisin (R) → 15 mg x 9 kg = 135 mg = 1 ½



Penatalaksaan 1.



OAT KDT (Kombinasi Dosis Tetap)



2. Cairan Kebutuhan cairan perhari (holiday segar) → 9 kg x 100 ml = 900 ml / hari Peningkatan suhu 1 C : 10 – 15 % X 900 ml = 135 ml Total pemberiancairan kebutuhan normalnya 900 ml + 135 ml = 1035 ml ( 4 gelas/ hari) 3. Nutrisi Kebutan kalori/hari (RDA) = Kebutuhan energi kkal x BB = 100 x 9 kg = 900 kkal/hari Pada scenario anak bb 9 kg dan Tb 82 cm ( Gizi Kurang) balita diberi makanan tambahan (PMT) kudapan (biskuit) melalui puskesmas, Ibu/pengasuh menerima: a. konseling tentang pemberian makanan balita berdasarkan umur; b. pelayanan kesehatan balita, termasuk imunisasi dasar lengkap; c. pemberian vitamin A dan obat cacing; d. edukasi tentang higiene sanitasi; termasuk pemanfaatan air bersih dan jamban keluarga; e. pemantauan pertumbuhan secara rutin dan stimulasi perkembangan/SDIDTK.



Pemantauan Pengobatan TB 1. 2. 3. 4.



Pastikan anak meminum obat setiap hari secara teratur OAT harus diberi secara utuh ( jngan di belah / di gerus) OAT dapat diberikan dengan cara di telan utuh dan di kunyah Pasien TB anak sebaiknya di pantau setiap 2 minggu selama fase intensif dan 1 kali sebulan pada fase lanjutan Yang di evaluasi yaitu : a. Respon pengobatan → baik apa bila gejala klinis membaik ( demam menghilang dan batuk berkurang ), nafsu makan meningkat , BB meningkat b. Kepatuhan pasien c. Toleransi dan kemungkinan adanya efeksamping obat 5. Dosis OAT disesuaikan dengan penambahan berat badan 6. OAT di hentikan setelah pengobatan dengan evaluasi klinis membaik



Jadwal Imunisasi