CBR Dasar Seni Dan Desain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW DASAR SENI DAN DESAIN



Disusun oleh : CINTA PERMATA AZRIN 5223142033



DOSEN PENGAMPU Siti Sutanti, M.Pd Mawadda Azizah Sari Waruru, S.Pd.,M.Kes



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022 i



KATA PENGANTAR Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report saya didalam mata kuliah Dasar Seni dan Desain tepat pada waktunya. Saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang sudah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, terutama kepada : 1. Orang tua dan keluarga saya yang selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk. 2. Dosen Pengampu Mata Kuliah Dasar Seni dan Desain yang memberi arahan dan ilmunya kepada saya. Dengan tugas ini, saya sadar tugas ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya memohon maaf atas segala kekurangan dan kelebihan yang sudah dibuat.



Medan, Agustus 2022



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................iv 1.1 Rasionalisasi Pentingnya Cbr .....................................................................iv 1.2 Tujuan Penulisan Cbr .................................................................................iv 1.3 Manfaat Cbr ................................................................................................iv 1.4 Identitas Buku ............................................................................................iv BAB II RINGKASAN ISI BUKU 2.1 Buku pertama..............................................................................................vi 2.2 Buku kedua .................................................................................................xiii BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan isi buku ..................................................................................xvii 3.2 Kelebihan dan kekurangan buku.................................................................xvii BAB IV PENUTUP 1.1 Kesimpulan .................................................................................................xviii 1.2 Saran............................................................................................................xviii DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................xviii



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR Critical book review sangatlah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku, tetapi menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan sebuah buku atau artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis menangapinya. Dengan kata lain Critical Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.



1.2 Tujuan penulisan CBR Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas, khususnya mata kuliah Dasar Seni dan Desain, serta menambah wawasan yang luas akan pengetahuan khususnya dibagian Dasar Dasar Seni maupun Desain. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi - materi didalam Dasar Seni dan Desain.



1.3 Manfaat CBR 1. Dapat menambah wawasan yang luas tentang isi CBR yang saya buat ini (Dasar Seni dan Desain). 2. Penulis dapat lebih kritis lebih dari yang ia tahu. 3. Pembaca dapat mengetahui jika ada kekurangan dan kelebihan buku yang di kritisi. 4. Untuk memenuhi tugas Critical Book Review Mata Kuliah Dasar Seni dan Desain.



iv



1.4 Identitas Buku A. Buku Pertama 1. Judul



: PENGETAHUAN DASAR SENI RUPA



2. Edisi



: 1



3. Pengarang



: Sofyan salam, Sukarman, Hasnawati, dan Muh. Muhaimin



4. Penerbit



: Badan Penerbit UNM



5. Kota Terbit



: Makassar



6. Tahun Terbit



: 2020



7. ISBN



: 978-602-5554-91-9



B. Buku Kedua ( buku pembanding ) 1. Judul



: DASAR SENI DAN DESAIN



2. Edisi



: 1



3. Pengarang



: Dra. Mukhirah, M.Pd. dan Nurbaiti, S.Pd., M.Pd



4. Penerbit



: Syiah kuala university press



5. Kota Terbit



: Banda Aceh



6. Tahun Terbit



: 2018



7. ISBN



: 978-623-264-006-1



v



BAB II RINGKASAN ISI BUKU 2.1 Buku pertama A. BAB I PENGERTIAN SENI RUPA Dikehidupan kita sehari hari, pasti kita sering takjub dalam keindahan alam kita ini. Ketakjuban itu ada karna rasa puas, haru, atau rasa senang yang dirasakan akibat sentuhan keindahan tersebut, baik itu melalui indera penglihatan atau pendengaran. Fenomena keindahan tersebut mungkin terpancar dari alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa seperti bunga yang sedang mekar, ombak yang berkejaran, kicauan burung, atau terpancar dari ciptaan manusia, makhluk Tuhan yang dikaruniai bakat untuk menciptakan sesuatu yang bisa pula dinikmati keindahannya seperti lukisan, nyanyian, alunan instrumen musik, atau lakon teater , hal itulah secara garis besar dapat disimpulkan sebagai Seni. Keindahan yang terpancar dari sebuah alam itulah yang disebut dengan keindahan alam, sedangkan keindahan yang terpancar dari hasil ciptaan manusia disebut juga dengan keindahan seni. Apakah keindahan alam memiliki kesamaaan dengan keindahan seni ? jawabannya adalah : keindahan alam memiliki kesamaaan dengan keindahan seni yakni keduanya menarik dan menyenangkan karena dirasakannya keteraturan, ketepatan proporsi, dan keeleganan. Persoalan yang kemudian muncul adalah seni tidak selamanya menampilkan hal yang indah dalam pengartian masyarakat umum sebagai sesuatau yang menyenagkan hati saja, tetapi hal yang abstrak atau tidak beraturan juga bisa menjadi seni. Dalam penggunaan sehari – hari , istilah seni rupa dan desain seringkali disejajarkan sebagai dua buah kata yang berbeda. Artinya istilah seni rupa memiliki pengertian sendiri, demikian pula dengan istilah desain. Inilah yang menimbulkan debat karna ada beberapa pihak yang memandang bahwa seni rupa dan desain pada dasarnya sama aja, yakni keduanya merupakan bentuk ekspresi estetis dengan media visual seperti ( titik, garis, bentuk, warna, tekstur, volume, dan ruang ) . Padahal seharusnya seni rupa dimaknai sebagai hasil dari kegiatan yang disebut mendesain yang mempunyai nilai estetika , sedangkan desain adalah kegiatan untuk menghasilkan sebuah karya yang mempuyai nilai estetika serta keindahan didalamnya atau seni.



vi



B. BAB II UNSUR SENI RUPA Unsur fisik yang dimaksud disini adalah unsur unsur yang dapat ditangkap dan diidentifikasi secara kasat mata seperti bentuk, warna, tekstur , dan ruang, yang disusun secara artistic hingga membentuk wujud baru yang disebut seni rupa. 1. Bentuk : Bentuk sebagai salah satu unsur fisik seni rupa dapat berupa titik, garis, bidang, dan gempal. Berikut ini dijelaskan jenis bentuk tersebut. a. Titik Titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum berupa bundaran sederhana. Namun, titik bila dibesarkan memiliki raut dapat berupa bundaran, mampat, tak bersudut, bujur sangkar, segi tiga, lonjong, dll. b. Garis Garis adalah suatu hasil goresan nyata atau batas limit suatu benda, ruang, rangkaian massa, dan warna. Raut garis secara umum dapat dibedakan atau lurus, lengkung, dan bertekuk. Garis juga mempunyai lebar, tubuhnya dibatasi oleh dua sisi, maka berdasarkan ukuran tubuhnya dapat pula dibedakan atas garis tebal dan garis tipis. c. Bidang Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, hanya mempunyai dimensi Panjang dan lebar ( luas ), mempunyai kedudukan dan arah serta dibatasi oleh garis, lazim disebut sebagai bentuk dua dimensi. Raut bidang meliputi bidang geometri, organis, bersudut, gabungan, tak beraturan, dan kebetulan. Pada karya dua dimensi, bidang tidak hanya yang menampilkan bentuk atau gambar tetapi juga berupa bidang kosong atau latar dari bentuk atau gambar. d. Gempal / volume Gempal adalah bentuk yang mempunyai dimensi ketebalan atau kedalaman ( volume ) di samping Panjang dan lebar, yang lazim disebut sebagai tiga dimensi. Gempal bisa padat dan bisa juga berongga. Bentuk gempal juga beraneka ragam, namun secara garis besar dapat dibedakan atas gempal kubistis, silindris, gabungan, dan variative. Pada karya seni rupa dua dimensi, gempal tampak bersifat semu karena hanya terlihat seolah – olah ada volume padahal kenyataannya tidak ada. Namun pada dasarnya unsur ini tetap menjadi pembentuk pada sebuah karya seni rupa.



vii



2. Warna : Menurut ilmu fisika, warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata, Menurut ilmu bahan, warna adalah semacam zat berupa pigmen. Dalam seni rupa, warna merupakan salah satu unsur penting. Paling sedikit, ada dua hal yang penting diketahui tentang warna, yakni peran dan klasifikasi warna. a. Warna peran Warna sebagai salah satu unsur penting dalam seni rupa memiliki tiga peran yang lazim ditemukan dalam penerapannya, yaitu :   



Warna mewakili alam Warna sebagai symbol Warna mewakili dirinya



b. klasifikasi warna warna dalam bidang seni rupa lazim diklasifikasi atas lima golongan atau tingkatan. Kelima golongan tersebut adalah sebagai berikit : 



Warna primer Warna primer biasa disebut dengan warna dasar, warna pertama, atau warna pokok, yaitu warna yang terjadi bukan dari hasil percampuran warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan ini seperti merah, kuning, dan biru. Warna ini disebut warna pokok karena warna inilah yang digunakan sebagai bahan pokok yang dicampurkan untuk menghasilkan warna lain







Warna sekunder Warna sekunder biasa pula disebut warna kedua, yaitu warna yang lahir dari hasil percampuran dua warna primer. Warna yang termasuk golongan ini adalah : - Jingga atau orange , yakni percampuran kuning dengan merah - Hijau , yakni percampuran kuning dengan biru - Ungu , yakni percampuran warna merah dengan biru.







Warna tengah Warna tengah biasa pula disebut warna perantara, yaitu warna yang lahir dari hasil percampuran antara warna sekunder dengan warna primer yang berdekatan pada lingkaran warna



viii



3. Tekstur Tekstur adalah nilai raba suatu permukaan. Nilai raba suatu permukaan terdiri atas kasar dan halus. Namun secara visual tekstur kasar maupun halus ada yang bersifat semu, artinya berbeda kesan yang dirasakan bila dipandang dengan kesan yang dirasakan bila diraba. Berdasarkan sifat itu, tekstur kasar maupun halus ada yang disebut nyata dan ada pula yang disebut semu. Tekstur pada sebuah karya biasanya diadakan untuk memberikan efek tertentu pada permukaan atau penampakan karya tersebut. 4. Ruang Belvin membedakan ruang antara ruang nyata dan ruang gambar atau ruang maya. Ruang nyata adalah ruang yang tampak secara visual serta dapat dirasakan dan diraba. Ruang nyata dapat berwujud dua dimensi atau tiga dimensi. Ruang ini dikatakan semu karena hanya tampak berdasarkan penglihatan. 5. Struktur Struktur adalah susunan atau hasil pengorganisasian unsur unsur dasar yang melahirkan wujud baru yang disebut karya seni. Struktur suatu karya seni adalah aspek yang menyangkut keseluruhan karya seni itu menunjukan adanya hubungan tertentu antara unsur unsur yang tersusun itu. Jadi struktur adalah unsur yang tidak bisa berdiri seperti unsur fisik lainnya karena ia terbentuk dari susunan yang menunjukkan hubungan antara unsur fisik yang satu dengan unsur fisik lainnya melalui pengorganisasian yang menerapkan prinsip prinsip dasar penyusunan.



BAB III PENYUSUNAN DALAM SENI RUPA Penyusunan dalam seni rupa biasa pula disebut komposisi atau tata rupa, yaitu pengaturan unsurunsur rupa (visual) seperti garis, bentuk, warna, dan tekstur pada suatu ruang atau bidang. Penyusunan atau pengomposisian dalam berkarya seni rupa dilakukan untuk mewujudkan karya yang unsur-unsurnya memiliki kesatuan harmonis. Di dalam melakukan penyusunan, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesatuan harmonis, yakni kesatuan, keseimbangan, proporsi, irama, pusat perhatian, dan kontras. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tersebut sesungguhnya tidak bersifat mutlak, namun pada umumnya karya seni rupa tidak menarik bila unsur-unsurnya tersusun tanpa memenuhi prinsip-prinsip penyusunan tersebut. Sebuah karya seni rupa yang unsur-unsurnya tersusun tanpa memenuhi prinsip-prinsip penyusunan bagaikan sampah yang berserakan atau yang bertumpuk di tempat pembuangan. Barang-barang buangan di tempat pembuangan disebut sampah karena dibuang begitu saja tanpa pertimbangan prinsip prinsip penyusunan. Sebaliknya, apabila barang-barang buangan yang memiliki unsur garis, bentuk, warna, dan tekstur tersebut disusun pada suatu ruang atau bidang tertentu dengan mempertimbangkan prinsip - prinsip penyusunan dapat berubah menjadi sebuah karya seni rupa yang menarik. Berikut ini dijelaskan ix



prinsip-prinsip penyusunan yang dimaksud beserta contoh penerapannya agar dapat lebih mudah dipahami. A. KESATUAN (UNITY) Istilah “kesatuan” yang identik dengan unity dalam bahasa Inggris bermakna adanya ciri kesamaan dari unsur yang membentuk suatu wujud atau karya. Dalam tata rupa, kesatuan adalah salah satu prinsip dasar yang sangat penting untuk membentuk harmoni. Sebuah karya yang tidak memiliki kesatuan (unsur-unsurnya tidak saling mendukung) akan tampak kacau sehingga tidak menarik dipandang. Kesatuan menyangkut tata hubungan. Apabila salah satu atau beberapa unsur rupa (misalnya: warna, raut, arah, dll.) mempunyai hubungan, maka kesan kesatuan telah terbentuk. Pendekatan untuk mencapai kesatuan pada karya seni rupa dapat melalui kesamaan atau kemiripan unsur, keselarasan unsur, keterikatan unsur, dan atau kerapatan unsur. Ada beberapa macam kesatuan yang dapat ditampilkan pada sebuah karya seni rupa, yakni kesatuan ide, kesatuan gaya, dan kesatuan bentuk. Kesatuan ide, artinya terwujudnya sebuah karya seni rupa berdasarkan dari sebuah ide atau gagasan bagi penciptanya. Dengan demikian, ide atau gagasan yang diwujudkan dalam sebuah karya pastilah dari sebuah ide yang utuh. Apabila dalam sebuah karya terwujud dari banyak ide atau beragam gagasan, maka karya tersebut akan terkesan tidak memiliki kesatuan. Kesatuan gaya, artinya sebuah karya seni rupa tidak menampilkan bermacam-macam gaya. Meskipun seorang seniman misalnya dalam perjalanan kariernya terjadi perubahan aliran sehingga gaya yang ditampilkan dalam berkarya juga berubah, namun penciptaan sebuah karyanya tetap hanya menerapkan satu gaya. Affandi dari Yogyakarta, merupakan seorang pelukis yang terkenal dengan gaya ekspresionisnya, Raden Saleh terkenal dengan gaya romantisnya. Begitu pula pelukis-pelukis yang lain menuangkan ide atau gagasannya dengan gaya mereka masing-masing. B. KESEIMBANGAN (BALANCE) Istilah “keseimbangan” yang identik dengan kata balance dalam bahasa Inggris diartikan sebagai keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan, atau dengan kata lain pembagian yang sama berat. Pada karya seni rupa, keseimbangan diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa semua bagian atau unsur yang membentuk sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Keseimbangan pada karya seni rupa tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan. Wujud keseimbangan pada karya seni rupa dapat berupa keseimbangan yang stabil dan tenang atau keseimbangan yang dinamis dan bergelora. Keseimbangan stabil dan tenang biasa disebut keseimbangan formal atau simetri, sedangkan keseimbangan dinamik dan bergelora biasa disebut kesimbangan semu atau asimetri.



x



C. PROPORSI (PROPORTION) Proporsi atau proportion dalam bahasa Inggris adalah salah satu prinsip dasar tata rupa yang penting dipenuhi untuk memperoleh keserasian pada sebuah karya seni rupa. Istilah “proporsi” diartikan secara singkat sebagai “perbandingan ukuran.” Bila istilah ini dikenakan pada suatu objek yang proporsinya tampak wajar secara naturalistis maka disebut “proporsional” yang berarti perbandingan ukuran yang serasi. Kesan serasi suatu objek pada dasarnya bersifat relatif. Namun, pada objek tertentu, keserasian yang timbul dari perbandingan ukuran yang sesuai memiliki standar tertentu yang dibangun melalui hasil riset, teori, atau karena kebiasaan yang berlangsung secara alami. Proporsi yang memiliki standar tertentu ada yang bersifat matematis yang dikenal dengan The Golden Mean (Proporsi Agung), yaitu proporsi yang paling populer dan banyak dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. D. IRAMA (RHYTHM) Istilah “irama” identik dengan kata rhythm dalam bahasa Inggris yang bermakna gerakan atau bunyi berturut-turut secara teratur. Irama dalam pengertian umum adalah kondisi yang menunjukkan kehadiran sesuatu yang berulang-ulang secara teratur. Pada bentuk-bentuk alam, irama bisa dilihat pada pengulangan gerak ombak laut, gelombang pasir di gurun, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Irama pada karya seni pada dasarnya merupakan hubungan pengulangan dari unsur-unsur yang membentuk karya seni tersebut. E. PUSAT PERHATIAN (CENTER OF INTEREST) Pusat perhatian biasa juga disebut penonjolan, klimaks, dominasi (dominance), Focal Point, atau Eye Catcher, yaitu bagian yang dominan, unggul, atau istimewa pada suatu karya sehingga lebih menarik perhatian dibandingkan bagian lainnya. Pusat perhatian dapat dilakukan dengan membuat bagian yang diutamakan berbeda dengan bagian lainnya. Pusat perhatian yang dimaksud tidak asal berbeda dengan bagian yang lain, melainkan terarah dan tetap terpadu. F. KONTRAS (CONTRAST) Kontras dalam pengertian sederhana adalah sesuatu yang berlawanan. Namun, kontras dalam konteks seni pada umumnya dimaknai menurut sudut pandang estetika, yaitu sesuatu yang berlawanan tetapi saling mendukung dan merupakan kesatuan yang seimbang. Sebagai contoh, tidak ada pengertian putih bila tidak ada yang diketahui sebagai hitam. Tidak ada pengertian tinggi bila tidak ada pengertian rendah. Kita tidak mengenal perasaan gembira bila belum mengenal rasa sedih. Kontras dalam pengertian seperti itu tidak berarti konflik, melainkan membuat karya seni lebih menarik karena seolah-olah membuat kejutan. Demikianlah uraian tentang penyusunan unsur visual dalam karya seni rupa dengan berbagai prinsip penyusunan yang lazim diterapkan baik dalam bentuk karya seni rupa dua, tiga, atau empat dimensi.



xi



BAB IV JENIS KARYA SENI RUPA Karya seni rupa yang sering dijumpai didalam kehidupan sehari – hari sangat beragam. Bagian ini berupaya menjelaskan karya seni rupa yang beragam tersebut dengan mengklasifikasikannya berdasarkan wujud, fungsi, Teknik, dan sikap batin penciptanya.



A. JENIS KARYA SENI RUPA MENURUT WUJUDNYA 1. Karya Seni Rupa Dua Dimensi Karya seni rupa dua dimensi atau dwimatra yaitu karya seni rupa yang hanya dapat dinikmati dari satu arah, yaitu dari arah depan karena hanya memiliki dimensi panjang dan lebar. Karya seni rupa yang termasuk golongan ini misalnya lukisan, gambar, foto, tenunan, dan batik. 2. Karya Seni Rupa Tiga Dimensi Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra yaitu karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi, atau dengan kata lain memiliki kedalaman (volume/gempal) di samping panjang dan lebar, sehingga wujudnya dapat dinikmati dari berbagai arah. Karya seni rupa yang termasuk golongan ini seperti patung, bangunan, boneka, dan aneka jenis desain produk. 3. Karya Seni Rupa Empat Dimensi Karya seni rupa empat dimensi atau biasa pula disebut “Seni Rupa Berbasis Waktu (time-based art)” merupakan fenomena baru dalam dunia seni rupa yang mencakupi: (1) Seni rupa video (karya seni rupa yang ditampilkan dalam bentuk video yang menghadirkan gerak dan bunyi). Karya tersebut dapat ditampilkan pada layar monitor tetapi juga dapat diproyeksikan dengan menggunakan media cahaya ke tembok/dinding), (2) seni rupa pertunjukan/happening yang melibatkan perupa yang sedang beraksi. Aksi sang perupa direkam dalam foto atau video, tetapi aksi sang perupa tersebut merupakan karya seni rupa itu sendiri; (3) seni rupa media baru yang bersifat interaktif seperti seni rupa digital, animasi komputer, robotika, yang dimanfaatkan oleh perupa untuk mengeksplorasi potensi dari teknologi baru tersebut.



B. JENIS KARYA SENI RUPA MENURUT FUNGSINYA Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat dibedakan atas karya seni rupa murni (fine art) dan karya seni rupa terapan (applied art). 1. Karya Seni Rupa Murni (Fine Art) Karya seni rupa murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata dengan niat untuk memenuhi kebutuhan mengekspresikan rasa indah (rasa estetis), tidak dimaksudkan untuk memenuhi kegunaan atau fungsi yang bersifat praktis. Contoh karya seni rupa yang termasuk golongan ini, adalah lukisan, patung, tapestri, atau karya seni rupa lainnya yang dihasilkan oleh xii



seniman semata mata dimaksudkan sebagai ekspresi estetik. Istilah seni rupa murni ini muncul untuk pertama kalinya di Eropa pada Masa Renaisans yang kemudian identik dengan “seni tinggi” untuk membedakannya dengan “seni rendah” yang diperuntukkan bagi seni terapan. 2. Karya Seni Rupa Terapan ( Applied Art ) Karya seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dibuat dengan maksud untuk memenuhi fungsi atau kegunaan tertentu yang bersifat praktis. Aspek kegunaan sebagai faktor utama mendasari pembuatan karya seni jenis ini. Artinya, karya seni rupa ini lahir karena didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam rangka memudahkan dan memberi kenyamanan bagi manusia dalam kehidupannya. Di dalam upaya memenuhi kebutuhan yang bersifat praktis tersebut, manusia ingin pula terpuaskan citarasa estetiknya sehingga proses mewujudkannya diupayakan agar karya tersebut menarik dipandang. Oleh karena itu, aspek estetik (keindahan) karya tersebut juga menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan dan dipenuhi dalam proses pembuatannya. Karya seni rupa yang termasuk dalam golongan ini pada umumnya berupa karya desain atau karya seni kriya. Dalam bentuk dua dimensi, misalnya poster, spanduk, baliho (billboard), brosur, kulit buku, dan logo. Dalam bentuk tiga dimensi misalnya perabot, peralatan, kendaraan, dan arsitektur.



2.2 Buku Kedua A. SENI DAN SENI RUPA 1. Pengertian seni secara umum adalah kegiatan hasil karya dalam masyarakat yang sering dipengaruhi oleh budaya, kepercayaan, kerajinan, makanan, pakaian, dan sebagainya tidak selalu memenuhi persyaratan estetis yang terdapat pada bidang seni sastra seni musik dan seni arsitektur. 2. Pengertian seni secara khusus adalah sebagian kecil bidang kegiatan dan hasil karya yang hanya memenuhi persyaratan estetis saja seperti yang terdapat pada seni lukis dan seni patung 3. Proses terjadinya seni adalah perasaan, kemauan, pemikiran ,dan usaha yang dapat diwujudkan. Oleh karena itu dikatakan bahwa seni adalah emosi yang telah diwujudkan dalam bentuk yang konkrit 4. Seni dapat dibedakan menurut media menjadi seni sastra, seni suara, seni tari, dan seni rupa seni drama merupakan perpaduan dari ke empat macam seni itu yang tergabung dalam satu kesatuan 5.Seni rupa meliputi bagian-bagian dari kebudayaan material yaitu bagian yang memperlakukan Rupa atau bentuk sebagai seni yang penting.



xiii



B. DESAIN SENI RUPA 1. Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, system, komponen, atau struktur dalam artian yang lebih luas, desain merupakan seni terapan dan rekayasa yang berintegrasi dengan teknologi. 2. Desain struktur merupakan desain yang dibuat berdasarkan ukuran bentuk warna dan tekstur dari suatu benda, baik benda yang mempunyai ruang maupun gambar dari suatu benda. 3. Desain hiasan berfungsi untuk memperindah dan meningkatkan mutu desain struktur. C. UNSUR-UNSUR DESAIN 1. Ada dua macam garis yaitu garis lurus dan garis lengkung, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk segala macam garis yang lain. Garis lurus menggambarkan ketegangan, kepastian, ketegasan dan kekuatan. Ditinjau dari ilmu ukur hubungan terpendek antara dua titik adalah garis lurus yang menghubungkan kedua titik itu. 2. Arah ditimbulkan oleh adanya garis, artinya semua garis mempunyai arah. Empat arah yang utama adalah mendatar/horizontal, tegak lurus/vertikal. Miring kekiri dan miring kekanan. 3. Suatu bentuk terjadi apabila suatu garis menghubungi titik garis permulaan, dan terjadilah suatu bidang dua dimensional. Bidang bidang tersebut tersusun dalam suatu ruang terjadilah suatu bentuk tiga dimensional, disamping bidang dan bentuk geometris seperti bujur sangkar/kubus, segitiga/piramida, lingkaran/bola dan lain-lain. 4. Garis bidang dan ruang diantaranya seringkali berbeda ukuran. Ukuran mempuyai suatu desain, oleh karena itu pengaturan unsur-unsur yang digunakan perlu diperhitungkan dengan baik agar desain memperlihatkan suatu keseimbangan. 5. Benda memiliki tekstur atau sifat permukaan, yang tidak hanya dapat dilihat tetapi juga dapat diraba. Misalnya ada benda yang sifat permukaannya kaku, lembut, kasar, halus, licin, tebal, tipis dan lain-lain. 6. Nilai gelap terang adalah tua mudanya warna. Warna gelap adalah hitam dan warna terang adalah putih, sedangkan warna percampuran antara keduanya adalah abu-abu. 7. Warna memegang peran penting dalam sebuah desain, karena dengan warna akan membuat suatu benda lebih indah. D. PRINSIP-PRINSIP DESAIN 1. Tujuan utama dalam prinsip-prinsip penyusunan unsur desain adalah untuk mendapatkan kesatuan.



xiv



2. Harmoni adalah suatu prinsip dalam seni yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek dan ide-ide. Suatu susunan dikatakan harmoni apabila letak garisgaris yang terpenting mengikuti objeknya, susunan ini pun dibuat berdasarkan prinsip harmoni. 3. Proporsi merupakan hubungan satu bagian dengan bagian lainnya dalam suatu susunan. 4. Keseimbangan adalah suatu perasaan akan adanya kesejahteraan, kestabilan, ketenangan. 5. Irama adalah perasan gerakan dari organisasi unsur-unsur desain. Gerakannya mungkin mengalir, terpotong-potong, berulang-ulang atau beruntun. Irama menekankan arah dan pengaruh ukuran dimana irama itu ditempatkan. 6. Aksen adalah penekanan yang merupakan kreasi suatu titik pusat perhatian dimana prinsipprinsip yang lain tunduk dibawahnya. E. TEORI WARNA 1. Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap pengelihatan. Tiap-tiap warna dihasilkan oleh reaksi cahaya putih yang mengenai suatu permukaan, dan permukaan tersebut memantulkan sebagian dari spektrum. Bagian dari spektrum yang dipantulkan itulah yang disebut sebagai warna dari permukaan yang terkena cahaya. 2. Teori para ahli warna yang berkembang sampai saat ini adalah teori warna dari Brewster, teori warna dari Munsell, teori warna dari Oswald dan teori warna dari Prang. 3. Menurut Brewser setiap warna mempunyai tiga macam ukuran yaitu : • Corak warna (hue) yang menentukan nama dari warna • Nilai warna (value) yaitu terang atau gelapnya corak warna, • Kekuatan warna (interisty) ukuran bercahaya atau suramnya corak warna. 4. Lingkaran Warna terdiri dari 3 golongan warna yaitu: • Warna Pertama (Primer) terdiri dari : a. Kuning, b. Merah, c. Biru • Warna Kedua (Skunder) terdiri dari : a. Jingga, b. Hijau, c. Violet • Warna Ketiga (Tetier) terdiri dari : xv



a. Kuning Jingga, b. Kuning Hijau, c. Merah Jingga, d. Merah Violet, e. Biru Hijau, f. Biru Violet.



F. KOMBINASI WARNA 1. Kombinasi warna monokromatik adalah hubungan yang didapat dari satu corak warna dengan nilai warna yang berbeda. 2. Kombinasi analogus adalah hubungan yang didapat dari dua sampai tiga corak warna berdekatan dalam lingkaran. 3. Warna-warna netral seperti hitam, putih dan abu-abu dapat dikombinasikan dengan warnawarna lainnya. 4. Warna hitam mempunyai kekuatan untuk mempersatukan warna-warna lain dalam suatu susunan, sehingga kelihatan harmoni. Warna hitam memberi kesan menjauh dan mempersempit ukuran, karena hitam menyerap cahaya. 5. Warna putih memberi kesan menambah besar ukuran, karena putih memantulkan cahaya.



Sumber inspirasi desain dapat diambil dari alam, tumbuh tumbuhan, hewan, benda mati, manusia dll. Desain dengan berbagai sumber inspirasi dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan menerapkan unsur-unsur serta prinsip-prinsip desain yang telah dipelajari, agar desain tersebut dapat berguna dan sesuai dengan kebutuhan serta memiliki nilai estetika yang tinggi.



xvi



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan Isi Buku Dari kedua buku yang coba saya review, dapat saya simpulkan bahwa kedua buku ini cukup bagus untuk bahan pengajaran dan pembelajaran, khusunya dibidang Dasar Seni dan Desain. Karna buku ini membahas tentang pedoman pembelajaran didalam Dasar Seni dan Desain. Buku pertama, pada bab pertama membahas tentang Pengertian seni rupa, pada bab selanjutnya membahas mengenai unsur unsur didalam seni rupa, dilanjutkan dengan penyusunan yang ada didalam seni rupa dan jenis jenis didalam karya seni rupa yang dimana dari setiap penjelasan sangat membantu kita untuk memahami materi mengenai dasar seni dan desain Buku kedua, pada bab pertama membahas mengenai seni dan seni rupa, lalu desain seni rupa, lalu unsur unsur desain, prinsip-prinsip didalam desain, teori warna, dan kombinasi warna. Dari buku kedua ini atau buku pembanding ini banyak juga materi yang tidak tersampaikan dibuku pertama tetapi dijelaskan dibuku ini.



3.2 Kelebihan dan Kekurangan buku A. Buku pertama Kelebihan : Menurut saya pada buku pertama atau buku utama yang saya review ini pengajaran atau materi yang disampaikan lewat buku ini cukup lengkap dan materi yang disajikan jugak mudah untuk dipahami, kata kata yang disuguhkan juga mudah dicerna oleh pembaca. Buku ini sangat bagus untuk kalian yang ingin mengetahui tentang dasar seni dan desain. Kekurangan : Kalau kekurangan buku ini adalah ada beberapa gambar didalam buku ini yang menurut saya kurang senonoh atau kurang layak diperlihatkan, yang dimana bisa digantikan dengan gambar yang lain yang mencakup materi yang ingin disampaikan.



B. Buku kedua Kelebihan : Menurut saya kelebihan pada buku ini adalah selalu menyertakan rangkuman pada saat selesai membahas materi, yang dimana itu sangat berguna bagi para pembaca untuk lebih memahami isi buku, dan juga banyak materi yang tidak tersampaikan pada buku pertama tetapi disampaikan didalam buku ini, yang dimana sangat membantu kita para pembaca untuk lebih mudah menguasai materi. Kekurangan : Banyaknya penggunaan kata asing pada buku ini yang sedikit membuat terganggu saat membacanya. xvii



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Pembahasan diatas maka dapat kita Tarik kesimpulan bahwa CBR merupakan kegiatan untuk mengkritisi buku yang dimana bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan Bahasa, isi materi, dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang dikritik dapat direvisi agar menjadi buku yang baik. Buku mengenai dasar dan seni desain ini berisikan analisis berbagai macam unsur seni rupa dan desain, dijelaskan secara rinci sehingga cocok bagi mereka yang baru belajar tentang dasar dasar seni dan desain.



B. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta minimnya sumber yang dimiliki oleh penulis, maka penulis akan selalu menerima kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan CBR ini menjadi lebih baik lagi. Untuk saran bisa berisi krtik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan CBR yang telah dijelaskan.



DAFTAR PUSTAKA https://play.google.com/books/reader? id=9VbRDwAAQBAJ&pg=GBS.PA94&hl=id https://play.google.com/store/books/details?id=pRoMEAAAQBAJ



xviii



xix