CBR Sistem Bangunan Air Dan Irigasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT SISTEM BANGUNAN AIR DAN IRIGASI



NAMA



: ARNOLD HAMONANGAN SITUMORANG



NIM



: 5173550013



DOSEN PENGAMPU



: Dr. Ernesto Maringan Silitongan,ST.,DEA Dr. Ir. Rumila, ST., MT



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN



17



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan critical book report ini. Critical book report telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki cjr ini. Akhir kata saya berharap semoga critical book report ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Medan, April 2019



Penulis



i 18



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii BAB I IDENTITAS BUKU ..................................................................................................... 1 A.



Buku Utama................................................................................................................. 1



B.



Buku Pembanding ....................................................................................................... 1



BAB II RINGKASAN BUKU ................................................................................................. 2 A.



Pendahuluan ................................................................................................................ 2



B.



Jaringan Irigasi ............................................................................................................ 5



C.



Analisa Hidrologi ........................................................................................................ 9



D.



Perhitungan Bangunan Bagi ...................................................................................... 11



E.



Perencanaan Bangunan-Bangunan Air...................................................................... 12



BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 13 A.



Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama .................................................................. 13



B.



Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding ........................................................ 13



BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 15 A.



Kesimpulan................................................................................................................ 15



B.



Saran .......................................................................................................................... 15



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16



ii 19



BAB I IDENTITAS BUKU A. Buku Utama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Judul Edisi Pengarang Penerbit Kota terbit Tahun terbit ISBN



: Bahan Ajar Bangunan Air dan Irigasi : --: Dr.Ir.Rumila Harahap dan Suharaini,ST, MT : --: Medan : 2018 : ---



B. Buku Pembanding 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Judul Edisi Pengarang Penerbit Kota terbit Tahun terbit ISBN



: Hidrologi Teknik : Kedua : C.D. Soemarto, B.I.E DIPL.H/Ir.Purnom Wahyu indarto : Erlangga : Solo : 1995 : ---



1



BAB II RINGKASAN BUKU A. Pendahuluan 1.1. Uraian materi. Berdasarkan keputusan mengenai sejarah kehidupan masyarakat dapat ketahui bahwa hubungan antara manusia dengan suber daya air sudah terjadi sejak berabad-abad yang lalu. Kerajaan-kerajaan besar yang sempat mencapai kejayaannya,baik dinegara kita maupun debelahan dunia lainnya,muncul dan berkembang dari embah dan tepi sungai (kerajaan majapahit, sriwijaya, mesir, mesopotania D.L.L.) Hal yang menyebabkan eratnya hubungan manusia dengan suber daya air antara lain.: a. Kebutuhan manusia akan kebutuhan nabati. Manusia juga membutuhkan asupan nabati, jenis makanan ini didapat oleh manusia dari usaha dengan mengelola tanah dengan tumbuhan penghasil makanan.tanaman tersebut membutuhkan panganan khususnya, terutama dalam pengaturan akan kebutuhan airnya,manusia kemudian membuat saluran yang berfungsi sebagai prasarana pengambil, pengatur dan pembagi air sungai untuk membasahi lahan tanamannya. b. Kebutuhan manusia akan kemamanan dan kenyamanan hidupnya: Sungai adalah mitra yang baik bagi kehidupan manusiam, namun dalam keadaan saat-saaat tertentu sungaipun adalah musuh.manusia yang akan merusak kenyamanan dan keamanan hidupnya.jadi manusia kemudian berfikir dan berupaya untuk sebanyak-banyaknya memanfaatkan sifat dan erilaku sungai yang menguntungkan dan memperkecil atau menghilangkan sifat yang merugikan kehidupannya.Misalanya bendungan-bendungan pusat listrik tenaga air ataupun membuat bangunan yang diharapkan akan dapat melindungi manusia terhadap bencana yang ditimbulkan oleh perilaku sungai misalanya : krib,tanggul,penahan leereng,beronjong dan fasilitas lainya. Pengertian irigasi yaituh usaha menyeddiakan dan pengaturaan air untuk menunjang pertanian yang sejenisnya meliputi irigasi permukaan,irigasi raya,irigasi air dibawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktifitas usaha tani guna meningkatkan produktifitas dalam rangka ketahanan pangan nasional. Adapun fungsi irigasi secara umun antara lain: 1. Memasok kebutuhan air tanaman 2. Mengurangi kerusakan akibat frost 3. Menurunkan suhu tanah 4. Melunakana lapisan keras pada saat pengolahan tanah



2



Irigasi berarti mengalirkan air sevcara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. 1.1.1. Beberapa pengertian : a. Daerah pengaliran , adalah daerah pada pengaliran sungai(DPS),dimana terjadi peristiwa-peristiwa alam dan perubahan hidro-klimatologi akan mempengaruhi kondisi pengaliran pada sungai. b. Daerah irigasi, adalah kesatuan wilayah atau daerah yag mendapat air dari satu jaringan irigasi. c. Daerah potensial,daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan. d. Daerah fungsional,adalah bagian daerah potensial yang telah memiliki jaringan irigasi yang telah dikembangkan . e. Jaringan irigasi, untuk pengaturan jaringan irigasi mulai dari penyediaan ,pengambilan, pemabagian ,pembariaan dan penggunaan f. Petak irigasi, lahan yang memperoleh pembarian air. g. Penyediaan irigasi, penentuan banyak air yang dapat dipergunakan untuk menunjang pertanian h. Pembagian air irigasi, dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi. i. Pemberian air irigasi j. Penggunaan air irigasi Pengairan adalah pengguna air pada tanaman utuk keperluaan penyediaan air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan pengairan adalah: a. b. c. d. e. f. g.



Membasahi tanaman Menyuburkan tanah Meninggikan tanah Mengatur suhu tanah Membersikan tanah Menambah air tanah Perikanan.



1.1.2. Sedangkan tujuan lain dari pengaliran adalah: a. Memenuhi kebutuhan industri, misalnya: pabrik semen dan pabrik kertas b. Memenuhi kebutuhan air minum c. Perikanan darat d. Memenuhi kebutuhan listrik. 1.1.3. Macam-macam suber pengaliran. a. Mata air b. Air sungai c. Peresapan d. Penyiraman 3



1.1.4. Macam-macam bangunan pelengkap a. Bangunan penyadap Jaringan irigasi teknik memerlukan penyadap dimana pada bangunan penyadap dilengkapi dengan bangunan penyadap dilengkapi dengan bangunan bergerak atau rumah pompa. b. Bangunan pembawa terdiri dari saluran-saluran • Saluran primer • Saluran sekunder • Saluran tersier • Saluran kuarter • Bangunan pembagi Bak-bak pembagi yang dilengkapi dengan pintu pengaturan air dan debit air biasanya terdapat pada cabang saluran sekunder dan tersier c. Bangunan pembawa Merupakan saluran drainase yang berfungsi untuk membuang air yang berlebih pada peak sawah.biasanya memakai sytem pembuangan pembukaan. Selain itu juga bangunan-bangunan lain yang dibutuhkan antara lain; • Bangunan pemecah energi • Bangunan silang • Bangunan pengaman 1.1.5. Kebutuhan air daalam pengairan diperoleh: a. Iklim b. Stuktur tanah c. Tujuan pengairan d. Cara-cara pengolahan tanah e. Faktor besar petak f. Jenis tanah g. Pengaturan air Dengan demikian daerah dapat berkembang lebih cepat disamping tu areal persawahan tambah luas dalam hal ini pembebanan petak kebutuhan juga dipenuhi oleh saaluran sekunder dan saluran dibatasi salurana drainase untuk daerah yang tidak ditanami padi maka pada musim hujan tanah ini tidak perlu memerlukan pangairan,sehingga bila suatu petak pada daerah yang tidak terluap dari daerah yang tidak membutukan air dengan demikian luas daerah akan semakin luas. Contoh aliran teknis. a. Petak tersier utuh b. Petak tersier terbagi c. Kebutuhan dasar dipakai sebagai eksperimen ditegal ,cara pembeliannya dengan cara galia atau rotasi perhitungan.



4



B. Jaringan Irigasi 2.1. Peta Ikhtisiar Petak ikhtisar adalah cara penggambaran berbagai macam bagian dari suatu jaringan irigasi yang saling berhubungan. Petak ikhtisar tersebut dapat dilihat pada petak tata letak. Petak ikhtisar irigasi tersebut memperlihatkan: a. Bangunan – bangunan utama b. Jaringan dan trase saluran irigasi c. Jaringan dan trase dan saluran pembuang d. Petak – petak primer, skunder, dan tersier e. Lokasi bangunan f. Batas-batas daerah irigasi g. Jaringan dan trase jalan h. Daerah – daerah daerah yang tidak diairi (misal desa –desa) i. Daerah –daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu tinggi dsb. Petak ikhtisar umum dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis – garis kontur dengan skala 1:25.000. petak ikhtisar detail yang biasa disebut peta petak, dipakai untuk perencanaan dibuat dengan skala 1:5000, dan untuk petak tersier 1: 5000, atau 1 : 2000. 1. Petak Tersier Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier. Petak ini menerima air irigasi yang di alirkan dan di ukur pada bangunan sadap (off take) tersier yang menjadi tanggung jawab Dinas Perairan. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya kesaluran tersier. Faktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam satu petak, jenis tanaman dan topografi. Di daerah – didaerah yang ditanami padi luas petak tersier idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat ditolelir sampai 75 ha,disesuaikan dengan kondisi tofografi dan kemudahan eksploitasi dengan tujuan agar pelaksanaan operasi dan pemeliharaan lebih mudah. Petak tersier harus mempunyai batas – batas yang jelas seperti misalnya parit, jalan, batas desa dan batas perubahan bentu medan (terrain fault). Petak tersier di bagi menjadi petak –petak kuarter, masing – masing seluas kurang lebih 8 – 15 ha. 2. Petak Sekunder Petak sekunder terdiri beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari banguan bagi yang terletak disaluran primer atau sekunder. Batas – batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda – tanda topografi yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder biasa berbeda – beda, tergantung pada situasi daerah. Saluran sekunder sering terletak di punggung medan mengairi kedua sisi saluan hingga saluran pembuang yang membatasinya. 3. Pertak Primer 5



Petak perimer terdiri beberapa petak sekunder , yang mengambil air langsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran yang mengambil airnya langsung dari sum,biasnya sungai. Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran primer , ini menghasilkan dua petak primer. 2.2. Bangunan Utama Bangunan utama adalah sebagai kompleks bangunan yang direncanakan disepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat di pakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur banyaknya air yang masuk. Bangunan utama terdiri dari bendung dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan utama pintu bilas kolam olak dan kantong lumpur, tanggul banjir pekerjaan sungai dan bangunan – bangunan pelengkap.Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori. a. Bendung, Bendung GerakBendung (weir) atau bendung gerak dipakai untuk meninggikan muka air disungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat di alirkan ke saluran irigasi dan petak tersier. Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi . bendung gerak gerak adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi banjir besar dan ditutup apabila aliran kecil. b. Bendung karet Bendung karet memiliki dua bagian pokok yaitu tubuh bendung yang terbuat dari karet dan pondasi beton yang berbentuk plat beton sebagai dudukan tebung karet serta dilengkapi satu ruang kontrol beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung karet. c. Pengambilan bebas Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai yang mengalirkan air sungaimkejaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. d. Pengambilan dari waduk Wadung digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi surplus air disungai agar dapat dipakai sewaktu – waktu terjadi kekurangan air.fungsi utama waduk adalah untuk mengatur aliran sungai. e. Stasiun pompa Irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabilapengambilan secara gravitasi ternyata tidak layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis. 2.3. Jaringan Irigasi 1. Jaringan Irigasi Utama



6



a. Saluran perimer membawa air dari bendung kesaluran sekunder dan kepetak – petak tersier. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir. b. Saluaran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak – petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung sauran ini adalah pada bangunan sadap terakhir. c. Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber yang memberi air pada banguna utama proyek ke jaringan irigasi primer. d. Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang terletak di beberapa petak tersier lainnya. 2. Jaringan Saluran Irigasi tersier a. Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier dijaringan utama kedalm petak tersier lalu kesaluran kuarter. b. Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter malalui bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah – sawah. c. Perlu dilemgkapi jalan petani di tingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani setempat pula. d. Pembangunan sanggar tani sebagai sarana untuk diskusi antar petani sehingga partisipasi petani lebih meningkat, dan pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani setempat sertadiharapkan letaknya dapat mewakili wilayah P3A atau GP3A setempat. 2.4. Saluran Pembuang 1. Jaringan saluran pembuang tersier a. Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier b. Saluaran pembuang tersier terletak diantara petak – petak tersier yang termasuk dalam unit irigasi irigasi sekunder. 2. Jaringan saluran pembuang utama a. saluran pembuang sekunder penampang air dari jaringan pembuang tersier b. saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder keluar daerah irigasi. 2.5. Jaringan Irigasi Semiteknis Perbedaan antara jaringan irigasi sederhana dan jaringan semiteknis adalah bahwa jaringan semiteknis ini bendungnya terletak di sungailengkap dengan bangunan pengambilan dan bangunan pengukur dibagian hilirnya.mungkin juga dibangun beberapa bangunan permanen di jaringan saluran. 2.6. BANGUNAN PENGATUR MUKA AIR Bangunan - banguna pengatur muka air mengatur/mengontrol muka air di jaringan irigasi utama sampai batas - batas yang diperlukan untuk dapat memberikan 7



debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier.bangunan pengatru mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat di stel atau tetap. Untuk bagian - bagian pengatur yang dapat distel di anjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya. 2.7. BANGUNAN PEMBAWA Bangunan - bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir saluaran.aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis. 1. Bangunan pembawa dengan aliran superkritis 2. Bangunan terjun 3. Got miring 4. Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (banguanan silang) seperti: a. Gorong - gorong b. Talang c. Sipon d. Jembatan sipon e. Flum f. Saluran tertutup g. Terowongan 2.8. BANGUNAN LINDUNG Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar. 1. Bangunan pembuang silang Gorong - gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum di gunakan sebagai lindung luar, 2. Pelimpah Ada tiga type lindung dalam yang umum di pakai yaitu saluran pelimpah, sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis. 3. Bangunan penggolontor sedimen Untuk mengeluarkan endapan sedimen sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai. 4. Bangunan pengurus 5. Saluran gendong Adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi, berfungsi mencegah aliran permukaan dari luar areal irigasi yang masuk kedalam saluran irigasi. 6. Jalan dan jembatan Diperlukan untuk indpeksi, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan. 8



7. Bangunan pelengkap Tangul - tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. 2.9. STANDAR TATA NAMA Nama - nama yang diberikan untuk saluran - saluran irigasi harus jelas dan logis. Nama yang diberikan harus pendek dan tidak ada tapsiran ganda. 1. Daerah irigasi Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, atau desa penting di daerah itu yang biasanya terletak dekat dengan jaringan bangunan utama atau sungai yang airnya di ambil untuk keperluan irigasi. 2. Jarngan irigasi primer Saluran irigasi primer sebaiknya di beri nama sesuai dengan daerah irigasi yang di layani. 3.



jaringan irigasi tersier petak tersier diberi nama seperti bangunan sadap tersier dari jaringan utama.



4. Jaringan pembuang Setiap pembangunan jaringan irigasi dilengkapi dengan pembangunan jaringan drainase yang merupakan satu kesatuan dengan jaringan irigasi yang bersangkutan. 5. Tata warna peta a. Biru untuk jaringan irigasi b. Merah untuk sungai dan jaringan pembuang c. Coklat untuk jaringan jalan d. Kuning untuk daerah yang tidak diairi e. Hijau untuk perbatasn kabupaten, kecamatan, desa dan kampung f. Merah untuk tata nama bangunan g. Hitam untuk jalan kereta api h. Warna bayangan akan dipakai untuk batas - batas petak sekunder, batas - batas petak tersier akan di arsir dengan warsna yang lebih muda dari warna yang sama (untuk petak sekunder).



C. Analisa Hidrologi Siklus Hidrologi menurut Suripin (2004) adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung terus- menerus, di mana kita tidak tahu kapan dan dari mana berawalnya dan kapan pula akan berakhirnya. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam 9



bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju, hujan gemiris atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontiniu dalam tiga cara yang berbeda : a. Evaporasi/transpirasi : air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air ( awan) itu akan menjadi bintik – bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju dan es. b. Infiltrasi/ perkolasi ke dalam tanah : air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori – pori tanah dan bantuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. c. Air Permukaan : air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungaisungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).



Hujan merupakan komponen yang sangatpenting dalam analisis hidrologi. Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam baik secara manual maupun otomatis, dengan cara ini berarti hujan yang diketahui adalah hujan total yang terjadi selama satu hari. Dalam analisa yang digunakan curah hujan rencana, hujan rencana yang dimaksud adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung intensitas hujan, kemudian intensitas ini dihunakan untuk mengestimasi debit rencana. Untuk berbagai kepentingan perancangan drainase tertentu data hujan yang diperlukan tidak hanya ata hujan harian, tetapi juga distribusi jam jaman atau menitan. Hal ini akan membawa konsekuen dala pemilihan ata, dan dianjurkan untuk menggunakan data hujan hasil pengukuran dengan alat ukur otomatis. Dalam perencanaan saluran drainase periode ulang (retunt period) yang dipergunakan tergantung dari fungsi saluran serta daerah tangkapan hujan yang akan dikeringkan. Menurut pengalaman, penggunaan priode ulang untuk perencanaan : • • • •



Saluran Kwater Saluran tersier Saluran sekunder Saluran primer



: priode ulang 1 tahun : periode ulang 2 tahun : periode ulang 5 tahun : priode ulang 10 tahun



1. Hujan Rerata Daerah Aliran a. Cara Rata- rata Aljabar 10



𝐑=



𝟏 (𝑹 + 𝑹𝟐 + 𝑹𝟑 + ⋯ 𝑹𝒏 ) … … … … … … … … … … … … …. 𝒏 𝟏



b. Metode Thiessen 𝑹=



(𝑨𝟏 𝑹𝟏 + 𝑨𝟐 𝑹𝟐 + ⋯ 𝑨𝒏 𝑹𝒏 𝑨𝟏 + 𝑨𝟐 + ⋯ 𝑨𝒏



Dimana R= curah hujan daerah, R1, R2, Rn= curah hujan tiap pos pengamatan, A1, A2, An= luas daerah tiap pos pengamatan.



c. Metode Isohyet 𝑹=



(𝑨𝟏 𝑹𝟏 + 𝑨𝟐 𝑹𝟐 + ⋯ 𝑨𝒏 𝑹𝒏 𝑨𝟏 + 𝑨𝟐 + ⋯ 𝑨𝒏



Dimana R= curah hujan daerah, R1, R2, Rn = curah hujan rata-rata pada area , A1, A2, An; A1, A2, An = luas area antara garis isohyt (topografi) Dalam hal area lokasi yang ditentukan ini tidak dipakai area DPL (diatas permukaan laut) karena berada dalam luasan daerah yang kecil yang dipakai hanya area lokas saja walaupun daerahnya lebih tinggi maka digunakan elevasi galian dan timbunan.



D. Perhitungan Bangunan Bagi Bangunan bagi adalah suatu bangunan yang dapat membagikan air ke saluran yang lain. Bangunan bagi terdapat pada saluran yang menuju petak sawah dan terletak pada bangunan terjun. Rumus untuk menghitung bangunan bagi untuk tiap-tiap petak sawah adalah: 𝑄 = 1,45 . 𝐵. 𝐻



3 2



Q = Debit (m3/ dtk) B = Lebar bendung (m) H = Tinggi air (m) Untuk mnghitung bangunan bagi pada bangunan terjun digunakan rumus: Dimana:



B=



Q 3 1,7 𝑀𝐸 2



E=h+ Dimana:



V2 2𝑔



B = Lebar bendung (m) Q = Debit (m3/dtk) 11



E = Tinggi garis energi dihulu (m) M = Koefisien horizontal H = Tinggi air dihulu (m/dtk) G = Grafitasi(9,81 m/dtk2)



E. Perencanaan Bangunan-Bangunan Air Bangunan terjun ada jenis yaitu : 1. Bangunan terjun tegak lurus (vertical drop) Bangunan terjun denganbidang tegak lurus sering dipakai pada saluran induk dan sekunder. 2. Bangunan terjun miring (incline drop) Bangunan miring dipakai apabila tinggi terjun 2 > 2,00 m dan Q> 2,5 m3/ detik, biasanya dipakai tipe hanjer. Z = (beda tinggi antara dasar saluran dihulu dengan dasar saluran dihilir) + (h1-h2). Dimana : Z = tinggi terjun h1 = tinggi muka air dihulu (m) h2 = tinggi muka air dihilir (m)



12



BAB III PEMBAHASAN A. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama 1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), Buku yang direview memiliki tampilan yang menarik dengan menggunakan simbol penerbit dalam tampilan dan juga tampilan buku juga menggunakan warna cerah 2. Kekurangan dalam aspek tampilan buku, Buku yang direview memiliki warna yang sedikit mencolok dengan penggunaan warna yang membuat pembaca menarik dalam membaca dan juga terkadang membuat pembaca sedikit norak akan penggunaan warna dalam tampilan warna buku. 3. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, Buku yang direview menggunakan penggunaan yang baik dan pengaturan akan font dan huruf dalam tulisan yang dimuat dalm buku. 4. Kekurangan buku dapat dilihat dari penempatan akan gambar yang sedikit kurang tearatur dalam penggunaan dan perletakannya, dan juga sedikit kurang tertata dalam perletakan rumus dan pembahasan. 5. Dari aspek isi buku , Buku yang direview memuat berbagai isi yang menarik yang dimulai dari penggunaan gambar akan penjelasan dan pemaparan dalam sub bab kajian yang dibahas. Isi buku juga dilengkapi dengan penjelasan yang dimuat dan dikandung dengan menggunakan rumus serta penjelasan dalam bab topik yang dibahas. Isi buku juga menggunakan data-data pendukung yang dimuat dari berbagai sumber, yang dimana dapat menambah wawasan dalam pengertjaan dan penyelesaian soal yang dimuat dalm isi buku. 6. Kekurangan isi buku dapat dilihat dari kajian teori yang dimuat dalam isi pembahasan buku dan juga penataan akan gambar yang dimuat dalam buku, yang imana dapat membuat pembaca kurang tertarik dalam membaca buku. 7. Dari aspek tata bahasa, Buku yang direview menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dengan bahasan Indonesia sehingga pembaca juga tertarik dalam memahami dan membaca buku. 8. Kelemahan tata bahasa buku dimuat dari pemakaian bahasa asing, yang membuat pembaca sedikit kurang tertarik dalam membaca buku.



B. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding 1. Dilihat dari Aspek tampilan buku (face value), Buku yang direview adalah buku yang menarik yang dimana buku tersebut memiliki tampilan latar gambar yang menarik sesuai dengan judul dan isi pemaparan materi. Buku tersebut mempunyai warna yang mencolok yang dimana dapat memikat pembaca dalam membaca dan memahami buku. Kelemahan tampilan buku dapatdilihat dari sisi peletakan gambar yang dimana sedikit kurang dan perlu ditambahkan penambahan akan gambar lain untuk tampilan. 2. Dari aspek Layout dan tata letak, serta tata tulis, Buku yang direview termasuk buku yang menggunakan peletakan gambar dan penggunaan gambar yang menarik 13



3.



4.



5. 6.



7.



pembaca, Jika pembaca memiliki minat dan hobi membaca buku terhadap gambar maka pembaca tersebut mungkin dapat lebih mudah mengerti. Tata tulis dan letak pada buku ini juga menggunakan font yang sesuai dengan isi buku. Kelemahan buku ini, buku menggunakan tata tulis dan bahasa yang dimana menggunakan bahasa asing dalam pembahasan yang akan membuat pembaca terkadang kebingungan dalam mengartikannya. Dari aspek Isi buku, Buku dalam setiap kajian perbab menggunakan isi yang memuat gambar dan penjelasan dilengkapi dengan diagram penjelasan dalam setiap judul topik penjelasan. Isi buku juga menggunakan data pendukungn yang dimuat dari berbagai sumber sebagai pendukung dalam penjelasandan penyelesaian akan contoh soal yang dimuat dalam buku. Buku juga menggunakan isi rumus dalam penjelasan akan materi dan soal perhitungan yang dimuat dalam kajian isi buku. Isi buku juga memuat rangkaian penjelasan penyelesaian dan gambar dalam isi buku. Kelemahan isi buku dilihat dari pemaparan dalam buku, dimulai dari penjelasan dan kurang nya kajian teori dan pengertian yang dimuat dalam penjelasan isi buku. Dari aspek Tata bahasa, buku yang direview memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami sesuai dengan bahasayang digunakan oleh pembaca.Meskipun dalam isi buku menggunakan bahasa asing. Kekurangan dalam Tata bahasa buku menggunakan bahasa asing yang terkadang tidak memuat penjelasan akan bahasa tersebut sehingga dapat membuat bingung para pembaca.



14



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Irigasi adalah Suatu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang sejenisnya meliputi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Irigasi mendukung produktivitas usaha bidang tani dan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat melalui keberlangsungan sistem irigasi. Analisis perencanaan saluran irigasi dilakukan dengan menganalisis data klimatologi dan data fisik lahan (daerah tangkapan) kemudian dibandingkan dengan data teknik sistem saluran lapangan (eksisting). Perencanaan gorong-gorong dilakukan dengan menggunakan tampak saluran berbentuk segi empat. Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier, yang diaman menerima air irigasi yang dialiri dan diukur pada bangunan sadap tersier yang dilakukan Dinas Pengairan. Sumber air yang digunakan pada umumnya bersumber dari sungai, untuk menyelesaikan persoalan irigasi sangat berhubungan dengan aspek hidrologi khusus permasalahan hujan sebagai sumber air yang akan dialiri sungai.



B. Saran Berdasarkan pendalaman dan penyajian akan CriticalBook Report maupun terhadap buku yang dikritik, saran yang dapat diberikan demi kemajuan dan perkembangan kearah yang lebih baik yakni, Dalam kajian setiap buku baiknya lebih dimuat mencakup gambar dan data-data pendukung dari sumber lain guna penyempurnaan data analisis dalam Irigasi. Critical Book Report ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak ditemukan kesalahan di sana sini, oleh sebab itu penyusun berharap kritik dan saran dari kawan sekalian pembaca artikel ini terutama dosen pengampu mata kuliah Bangunan Air dan Irigasi. Sebaiknya gambar pada setiap buku lebih di perbanyak lagi gambar dan keterangan di setiap pembahasan, semoga kajian ini dapat bermanfaat buat kita semua



15



DAFTAR PUSTAKA Harahap, Rumila & Suharaini. 2018. Bahan Ajar Bangunan Air dan Irigasi. Medan. Soemarto. 1995. Hidrologi Teknik Ed. 2. Solo: Erlangga.



16