Cerita Motivasi Kehidupan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pesan Ibu



26



Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"



"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.



Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.



Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."



Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleholeh pulang, Om."



Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."



Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.



Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"



"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."



Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.



Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."



Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."



============================================== =====



Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.



Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang. Sumber : andriewongso.com



Diposkan oleh Ricky di 11.01 34 komentar:



Usman mengatakan...



wow keren ....



BANDUNG Paris van Java With Love: CETAK BUKU YASIN 5 Februari 2011 08.09 izzal mengatakan...



mantap..ijin share ke sesama gan..sukses slalu.. 5 Februari 2011 22.07 linha mengatakan...



sebuah pljrn yg brhrga 12 Maret 2011 14.58 maulida mengatakan...



sungguh sangat berharga....



26 Hal Tentang Fakta Kehidupan



1. Jangan terpaku masa lalu dan masa depan, tapi tataplah masa kini. Masa lalu sudah lewat, tak akan kembali lagi, masa depan itu belum terjadi jadi kita



tak tahu apa yang terjadi dan akhirnya hanya berangan berharap sesuatu, tapi di masa kinilah, kita harus menentukan dan membuat keputusan terhadap diri kita.



2. Bercerminlah dari kesalahan orang lain, bukan dari kesalahan diri kita, dengan bercermin dari kesalahan orang, maka akan memacu kita agar kesalahan itu tidak menimpa kita.



3. Jujurlah meskipun kejujuran itu membawa kita ke neraka.



4. Tidak akan keadilan bisa ditegakkan selama kita masih acuh terhadap hukum yang ada dan mementingkan kepentingan pribadi.



5. Jika kamu mencintai seseorang, cintailah dia apa adanya, bukan karena kamu ingin dia menjadi seperti yang kamu inginkan, karena sesungguhnya kamu hanya mencintai cerminan diri kamu pada dirinya.



6. Bermimpilah akan sesuatu dan jadikanlah mimpimu itu kenyataan, sesungguhnya tak akan ada dunia ini jika tak ada yang bermimpi



7. Jika kamu gagal mendapatkan sesuatu, hanya satu hal yang harus kamu lakukan, coba lagi!!!!



8. Janganlah kamu mencintai seseorang karena paras/wajahnya, hartanya dan jabatannya, tapi cintai karena kebaikan dan ketulusan hatinya karena diantara itu semua, hanya kebaikan dan ketulusan hatinya yang tetap abadi.



9. Jangan berusaha/mengerjakan sesuatu dengan setengah hati, karena hasil yang kamu dapat juga hanya setengahnya.



10. Hanya ada 2 macam cinta sejati di dunia ini, cinta Tuhan kepada



makhluk-Nya dan cinta Ibu kepada anaknya.



11. Jangan lelah untuk mencari ilmu karena segala sesuatu di dunia ini perlu ilmu, jika tak ada ilmu maka kita sama saja dengan orang mati, tak akan bisa berbuat apa-apa.



12. Datangilah sahabatmu di saat dia susah dan lenyaplah di saat dia bahagia, karena sesungguhnya kamulah yang akan diingat di saat dia sedang susah di saat kamu membantunya



13. Sesungguhnya di saat kesusahan teman, satu senyum yang tulus lebih berharga daripada sejuta kata yang tiada guna.



14. Sesungguhnya masih banyak orang di dunia yang lebih susah dari kita, maka hentikanlah segala keluhan kita dan bersyukur terhadap apa yang kita punya.



15. Hargai dan hormati orang lain jika kita ingin dihormati dan dihargai orang lain, serta hormati dan hargai diri sendiri terlebih dulu baru kita bisa menghargai dan menghormati orang lain.



16. Syukurilah apa yang kamu dapat karena belum tentu kamu bisa mendapat lagi apa yang telah kamu dapat.



17. Satu harta yang sangat berharga yang jarang dimiliki orang masa kini, itulah kejujuran.



18. Semua manusia mempunyai derajat yang sama, mengapa kita masih membedakannya???



19. Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan, berdoalah agar suatu saat kau tak akan mengkhianati dan mengecewakan, karena kamu juga telah merasakan betapa sakitnya dikhianati dan dikecewakan.



20. Tuhan tak pernah melupakan kita namun kitalah yang melupakan-Nya, haruskah kita tetap menjadi makhluk yang tak tahu diri yang sudah mendapat nikmat-Nya namun tetap melupakan-Nya??



21. Sesungguhnya Tuhan Maha Pengasih terhadap kita, di saat kita berbuat dosa, Tuhan tak berbuat apa-apa, tak langsung menghukum kita dengan siksa-Nya, atau menyuruh kita tinggal di tempat yang tidak diciptakan olehNya, tapi agar kita bisa sadar terhadap dosa2 kita, maka masihkah kita menjadi makhluk yang sombong dan tak tahu berterima kasih di hadapanNya???



22. Cinta bukanlah satu-satunya alasan hidup namun tanpa cinta juga hidup akan terasa hambar dan membosankan.



23. Jangan jadikan suatu kegagalan sebagai alasan untuk takut mengalaminya kembali sehingga kamu tak mau mencoba lagi



24. Apabila kamu melihat suatu keindahan, bersyukurlah karena kamu masih bisa menikmati keindahan yang belum tentu akan kamu bisa lihat lagi.



25. Waktu adalah pedang, jika kamu bisa menggunakan dengan baik, maka pasti akan membawa keberuntungan, tapi jika kau menggunakan dengan buruk, pasti dia akan membunuhmu.



26. Kematian itu datang tiba-tiba, maka apakah kamu masih berpikir untuk selalu menikmati dunia??



Sekantong Bibit Kacang Tanah



Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih saja serba kekurangan.



Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.



Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, "Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?"



Tampak dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.



Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, "Tuan, kalau boleh, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi."



Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak



cakap, segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana.



Usahanya berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si hartawan, "Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu." Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau.



Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.



Para pembaca yang luar biasa,



Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita.



Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan



diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan yang lebih besar.



Nilai Kehidupan



Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.



Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.



"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.



Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."



Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."



Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."



Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".



Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".



Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.



============================================== ===



Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.



Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.



Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!



Sumber : andriewongso.com



Kebiasaan yang Diulang



Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.



Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.



Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.



Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"



Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."



Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!



Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."



============================================== ===============,



Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!



Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.



Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.



Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita. Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!



Sumber : andriewongso.com



Filosofi Memanah



Alkisah, di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.



Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya



memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.



Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"



Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.



"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".



"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.



"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."



"Apa itu?" tanya baginda penasaran.



"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".



Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat."



Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik. --------



Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan. Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan maksimal dan memuaskan.



Diposkan oleh Ricky di 16.41 5 komentar:



Mimpi Abadi mengatakan...



Cerita'a Keren2 gan...kepp moving forward



Hidup Untuk Memberi



Disuatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan disebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta .



Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang koran , Penyapu jalan, Tuna wisma sampai Pak polisi.



Pemandangan ini membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan ? “kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??, untuk membunuh rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai disebrang jalan , setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang. De, “boleh kakak bertanya” ? silahkan kak, kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ?, oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk kak, memang kenapa kak!, dengan sedikit heran , sambil ia balik bertanya. Oh.. tidak! , kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan mereka?



Lalu ,Adik kecil ini mulai bercerita, “Dulu ! aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma ”,setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibu ku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.



Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu , jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup , kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.



Yang ibu ku selalu katakan “ hidup harus berarti buat banyak orang “, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan baik kita , kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang , kenapa kita harus tunda.



Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta,” Apa yang kita bawa”?. Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan adik kecil ini. Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Yah.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepada Mu Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak ku.



"Hidup akan berarti jika kita mau membagikan sesuatu untuk orang lain dan tidak hanya fokus untuk menyenangkan diri kita sendiri "



Sumber : resensi.net



Diposkan oleh Ricky di 11.11 3 komentar:



kecebong ErroR mengatakan...



oughtt...... nice story.... hmmh... makasih... buat pelajaran dari blog ini.... 25 Agustus 2010 10.54



huri.adam mengatakan...



Ijin share ya..terimakasih atas ceritanya ...pelajaran yg berharga... 3 Desember 2011 18.04 humor of class mengatakan...



minta di copas ya gan .. sungguh berharga bagi pelajaran hidup .. :)



Kata - Kata Bijak "Success ... seems to be connected with action. Successful men keep moving.They make mistakes, but they don't quit."



(Conrad Hilton)



Si Tukang Kayu dan Rumahnya



Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian



bersama istri dan keluarganya.



Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.



Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.



Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ” katanya, “hadiah dari kami.”



Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.



Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.



Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang



sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaikbaiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan. Sumber : resensi.net



Diposkan oleh Ricky di 11.05 6 komentar:



Anonim mengatakan...



SIP 30 Mei 2010 03.39 Anonim mengatakan...



memang betul bnyak dari kita hanya asal2n mengerjakan sesuatu, ,seharusnya kita selalu sungguh dan mengupayakan hasil terbaik dalam setiap mengerjakn sesuatu, good story.



Pakaian Kebahagiaan



Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaannya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana, dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.



Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia. Hidupnya, dirasa sangatlah menyedihkan.



Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”



“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah sang Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu akan kupenggal !!



Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya.



Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit itu datang dengan tangan hampa.



“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak. Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.



Kemudian, sang Raja kembali bertanya, “Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?



Prajurit itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.” *** Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.



Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istanaistana megah. Dan ya, kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya jalinan sutra yang kita sandang.



Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi. Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan, tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki.



Sumber : resensi.net



Diposkan oleh Ricky di 10.50



Waktu



Seperti biasa Rudi, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.



“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya.



Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.



Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”



“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”



“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”



“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”



Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.



“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.



“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi.



Tetapi Imron tak beranjak.



Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?”



“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”



“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.



“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron.



Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya, Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.



Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000 ,- lebih dari itu pun ayah kasih.”



“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”



“Iya, iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.



“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron polos.



Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat. Sumber : motivation-live.blogspot.com



Diposkan oleh Ricky di 00.17 1 komentar:



serunya belajar seo mengatakan...



aku sering baca ini...cerita emank menarik ini juga pelajaran bagi kita anak" juga membutuh kita, sediain waktu yang cukup untuk mereka :D



Semangkuk Bakmi Panas



Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.



Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.



Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.



Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?” Tanya si pemilik kedai. “tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.



“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah” “Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.



Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”



Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahuntahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.



Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.



Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.



RENUNGAN:



BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.



SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR. PIKIRKANLAH HAL ITU?? APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?



HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH DIDALAM TUHAN.



Sumber : motivation-live.blogspot.com



Diposkan oleh Ricky di 14.31



Hidup Adalah Anugerah



Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.



Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.



Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .



Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.



Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”



*****



Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.



Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.



Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.



Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.



Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan



seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.



Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.



Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.



Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.



Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.



NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!! Sumber : resensi.net



Meja Kayu



Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama



di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.” Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.



Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.



Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.



~Author Unknown ~ Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka ada peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu



menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.



Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan. Sumber : resensi.net



Sayap Yang Kerdil



Ini adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.



Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencaricari makanan untuk kemudian mematuknya.



Dari beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya. Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.



Saat sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun merasa sangat sedih.



Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya bisa berdiam di dahan yang rendah?”



Si induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”



Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan kita hari ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan.Kita memiliki kebebasan memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita buat.



Sumber : resensi.net



Diposkan oleh Ricky di 22.45 1 komentar:



Anonim mengatakan...



hidup adalah proses panjang yang melelahkan, memikirannya saja mampu membuat siapa saja jengah di buatnya.



tapi walupun dengan berjuta masalahnya, kita yang menjalani hidup tidak boleh berputus asa atau punberhenti menapaki setiap langkahnya. hanya pecundag malang yang mundur dan berlari dari medan laga pertempuran hidup, aku percaya kita semua bukan pecundang, engan segala yang kita punya ntah itu suatu kekurangan ataupun kelebihan, yang kita butuhkan hanya spirit tanpa henti, berhentilah nanti saat semua sudah semestinya berhenti, berhentilah jika sudah usai masa katif d dunia mu, berhentilah untuk mengeluh n meracau pada rabb mu,,



EMPATI : An Inspiring Article



Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.



Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.



Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari. Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.



Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisasisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.



Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.



Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.



Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.



Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anakanak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.



Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebaratan-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.



Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit. Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.



Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.



Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.



Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya. Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.



Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus



kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.



Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.



Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.



Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?'' Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.



Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.



Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.



Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka



pintu, menahannya sebentar dan menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.



Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu.



Mulailah sekarang juga !



Written By : Andy F. Noya From Mailing List Google Group



Kepompong Kupu Kupu



Pada suatu hari seseorang menemukan kepompong yang di dalamnya berisi seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika sang kupu-kupu berjuang keluar dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa mencoba lebih jauh lagi.



Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu



tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang dalam waktu singkat. Semuanya tak pernah terjadi.



Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang orang tersebut tidak mengerti dari kebaikan dan ketergesaannya adalah bahwa kepompong yang menghambat kupu-kupu tersebut untuk keluar melewati lubang kecil itu adalah ternyata merupakan jalan Allah untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu mengalir ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.



***



Kadang-kadang perjuangan adalah hal yang kita perlukan dalam hidup kita. Karena itulah yang membuat hidup kita menjadi hidup. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak menjadi sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak akan pernah bisa ‘terbang’.



dan ingatkah tentang kisah seorang pendoa?



Ketika kumohon pada Allah Kekuatan .. Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika kumohon pada Allah Kebijakan … Allah memberiku permasalahan untuk diselesaikan. Ketika kumohon pada Allah Kemakmuran …. Allah memberiku Otak dan Tenaga untuk bekerja. Ketika kumohon pada Allah Keteguhan hati … Allah memberiku kondisi Bahaya untuk diatasi.



Ketika kumohon pada Allah kebahagiaan dan cinta kasih… Allah memberiku kesedihan untuk dilewati. Ketika kumohon pada Allah Cinta …. Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ditolong. Ketika kumohon pada Allah Kemurahan/kebaikan hati…. Allah memberiku kesempatan.



Aku tidak pernah memperoleh apa yang aku inginkan, tapi aku mendapatkan semua yang kubutuhkan. Doaku terjawab sudah…



“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)



Rajawali Makhluk Bermental Baja



Apakah ciri-ciri burung rajawali?



Ciri yang utama dan terutama yaitu tidak takut badai.



Burung rajawali malah menantikan datangnya badai. Dia akan



mengembangkan sayapnya, memperhatikan dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan menghadapinya dan menggunakan badai itu untuk melambung tinggi. Burung rajawali tidak mengepakngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan sayapnya.



Burung rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam. Ayam atau anak ayam penciumannya tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribut berkotek-kotek, menciap-ciap, bingung lari kesana kemari, sambil mengepakngepakkan sayapnya mencari tempat persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai datang mereka bisa menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi victim badai. Lain dengan burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi menjadi victor, pemenang, terbang mengatasi badai.



Ciri apa lagi yang dimiliki burung rajawali?



Ia menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat sadar bahwa kekuatan sayapnya mulai berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari tempat yang tinggi di atas bukit batu.



Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?



Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.



>Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.



Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang



hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakarcakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.



Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.



So, kehidupan Rajawali hampir sama kaya manusia ya. " Sering kali kita mengalami masa - masa yang sukar (badai) dalam hidup, tetapi semua itu baik untuk kehidupan kita supaya kita menjadi manusia yang tidak mudah menyerah dan kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap persoalan hidup yang kita alami "



Sumber : kaskus.us



Dunia olahraga mengenal beberapa nama sebagai legendanya masingmasing. Tinju ada Mohammad Ali. Sepakbola ada Pele dan Maradona. Golf ada nama Tiger Woods. Balap F1 ada Michael Schumacher. Dan, di bola basket, ada satu nama yang dianggap paling berpengaruh hingga sekarang,



Michael Jordan.



Untuk satu nama terakhir, meski sudah pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya, namun dirinya seolah tak tergantikan. Beberapa nama yang dianggap sebagai the next Jordan-di arena basketball Amerika, NBA-tetap tak bisa menggantikan ketenarannya. Nomor kaosnya-23-hingga kini juga digantung di langit-langit hall of fame sebagai bentuk penghargaan atas prestasinya.



Michael Jordan memang sosok yang sangat komplit. Di dalam lapangan, kemampuannya tak diragukan lagi. Berbagai atraksi menarik disuguhkan saat bertanding. Ia bahkan disebut-sebut bukan lagi sebagai seorang atlet, melainkan sudah menjadi aktor film yang mengundang decak kagum penontonnya. Karena itu, tak heran, kala ia pernah memutuskan pensiun dinipada tahun 1993-jumlah penonton basket di dunia menurun.



Dunia basket seakan kehilangan ruhnya. Tak urung, komentar yang meminta Jordan kembali ke lapangan terus bergema. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. "Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru," sebut Jordan dalam sebuah wawancara.



Sosok Jordan memang fenomenal. Jika beberapa orang merasa kurang nyaman saat bertemu dengan halangan dan rintangan, ia justru mencarinya. Misalnya, ketika ia kembali dari pensiunnya, secara tidak langsung, ia menantang pemain basket yang dianggap sebagai penggantinya, Kobe Bryant. Dalam sebuah pertandingan para bintang, ia beraksi mencoba menundukkan juniornya tersebut.



Hal tersebut juga ditunjukkan ketika masa awal kuliah. Karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya sempat disingkirkan. Namun, bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. "Saya dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum mencoba," sebut Jordan mengungkap rahasia suksesnya.



Tantangan dan halangan memang sering justru jadi penguat dirinya untuk mencapai prestasi. Pernah, ketika ia mulai masuk di tim profesional NBA, karena memunyai prestasi cemerlang, ia justru sempat "dikucilkan" oleh pemain senior. "Saat kita ingin mencapai sesuatu, pasti akan ada halangan. Saya juga menjumpainya seperti juga orang lain. Tapi, seharusnya itu tak perlu menghentikan kita. Seperti saat mendapati tembok, jangan berpikir menyerah, tapi coba lompati dan lewati," ungkap Jordan. Dengan keyakinan inilah, Jordan mampu mengubah tantangan itu sebagai batu loncatan mencapai sukses yang lebih maksimal.



Kini, nama Jordan sangat lekat sebagai ikon NBA. Tak urung, legenda basket lain seperti Larry Bird pun hingga sampai mengomentari, "Dewa menyamar sebagai Michael Jordan." Prestasi fenomenalnya membuat ia sering diundang untuk menyemangati banyak orang dalam berbagai bidang. "Saya sudah lebih dari 9000 kali gagal melakukan tembakan. Saya sudah hampir 300 kali kalah dalam pertandingan. Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk menjadi algojo penentu kemenangan dan saya gagal. Saya gagal terus dan terus dalam hidup saya. Dan, justru karena itulah saya sukses," sebut Jordan dalam beberapa kali pidatonya.



Prestasi fenomenal Michael Jordan tak diperoleh dalam sekali dua kali latihan. Ia juga sering gagal dalam kariernya. Namun, justru itulah yang menjadikan dia legenda hingga saat ini. Karena, ia tak pernah menyerah pada keterbatasan. Dan bahkan, ia mampu mengubahnya menjadi sebuah kekuatan. Keyakinan, kerja keras, dan ketekunan adalah contoh nyata dari seorang achiever Michael Jordan yang patut kita contoh untuk mencapai sukses sebenarnya.



Sumber : andriewongso.com



Tiga kata negatif



1. Saya tidak bisa (I Can't) Seringkali saat kita dihadapkan dengan suatu target atau pekerjaan yang kelihatannya agak sulit kita cenderung suka berkata, saya tidak bisa. Anda perlu tahu saat Anda berkata, saya tidak bisa maka dengan segera perkataan Anda hanya akan membuat pintu pikiran Anda tertutup untuk mencari jalan dan mencoba. Sebaliknya jika Anda berkata saya belum bisa ini masih membuat otak kita bekerja mencari jalan. kalau Anda sering mengucapkan kata saya tidak bisa maka ini dapat membatasi kemampuan diri Anda. Sikap merasa tidak bisa juga melumpuhkan potensi dan kreativitas Anda. Anda juga dapat mengucapkan kata saya coba dulu, setidaknya dengan demikian Anda akan tahu seberapa kemampuan Anda untuk meraih suatu hal. Untuk menjadi seorang Achiever yang sejati jangan pernah lagi ucapkan kata saya tidak bisa, khususnya dalam hal yang berhubungan dengan kemampuan Anda.



2. Tidak mungkin (Impossible) Orang-orang yang sering berkata tidak mungkin akan menutup berbagai pintu keajaiban. Dengan sikap seperti ini mereka akan sulit meraih sesuatu yang hebat. Karena hampir segala sesuatu yang kita nikmati hari ini adalah sesuatu yang mustahil di hari kemarin. Semua pencapaian yang luar biasa diawali dengan suatu keyakinan bahwa hal itu mungkin dikerjakan atau diwujudkan. Buktinya kalau Anda perhatikan berbagai peralatan teknologi yang canggih saat ini, mungkin waktu dulu awalnya banyak orang yang menganggap itu sesuatu yang tidak mungkin tapi ternyata sekarang hal itu mungkin untuk diciptakan. Ini berarti apa saja yang Anda ingin raih saat ini dalam hal karir, keuangan, keluarga, ataupun perkembangan diri Anda, hal itu sangat mungkin dicapai. Seorang achiever harus belajar melihat setiap kemungkinan dibalik suatu kemustahilan. Ini akan mendatangkan banyak keajaiban terjadi dalam hidup Anda.



3. Saya sudah tahu (I Know) Setiap kali Anda mengucapkan bahwa saya sudah tahu, sebenarnya Anda sedang menutup pintu pembelajaran. Sehingga kita tidak lagi berusaha untuk mempelajari hal-hal baru. Padahal dalam kehidupan selalu ada hal yang dapat kita pelajari. Kalau Anda membaca buku, menghadiri seminar atau berkomunikasi dengan sikap sok tahu maka Anda tidak akan pernah belajar sesuatu. Karena para achiever adalah orang yang selalu mau belajar dan



ingin mencari tahu. Ketika seseorang menganggap bahwa dia sudah mengetahui semuanya itu suatu kebodohan. Kenyataannya semakin Anda benar-benar tahu, semakin Anda menyadari bahwa Anda tidak tahu. Pengetahuan hanya datang pada orang-orang yang siap menerimanya.



Artikel : Haryanto Kandani



Bahaya Otak Kanan Juni 15, 2009



Apa yang lebih anda takuti?



Mana lebih ber-resiko tinggi: a. Reaktor nuklir atau b. sinar matahari?



Binatang apa yang mengakibatkan kematian manusia terbesar? a. Buaya b. Beruang c. Kijang d. Hiu e. Ular



Penyebab kematian manusia terbesar: a. Perang b. Bunuh diri c. Pembunuhan



Kalau jawaban anda reaktor nuklir, anda salah. Kejadian yang disebabkan oleh reaktor nuklir terdahsyat adalah saat Chernobyl bocor di Ukraina tahun 1986. Jumlah orang yang mati akibat terkontaminasi nuklir hingga 2006 dibawah 100 orang. 8000 orang pertahun meninggal akibat skin cancer atau overexposure sinar matahari.



Jika anda jawab ular atau hiu, sayang masih salah.Kijang mengakibatkan kematian manusia lebih banyak 7x setiap tahunnya.



Jika anda menjawab perang mengakibatkan kematian, sekali lagi anda salah. Bunuh diri dua kali lebih banyak dari pembunuhan.



Apa pelajarannya? Saat kita menerima sebuah informasi negatif, di minta untuk mengambil keputusan atau di tuntut untuk take ACTION, otak kanan anda memberi reaksi. Karena otak kanan tidak bisa menganalisa terstruktur, otak kanan anda hanya memberi reaksi spontan.



Nah, bahayanya reaksi nomor satu saat anda masuk ke area UNKNOWN adalah, otak anda mengaktifasi frontal lobe kanan yang dominasi produksi perasaannya adalah FEAR. Saat FEAR muncul, ia segera mengaktifasi AMYG, dua neuron yang mematikan aliran darah ke otak, kemudian mengaktifasi ginjal untuk mengeluarkan adrenalin dan menyebarkan aliran darah dengan deras keselurh otot, itu sebabnya saat anda dikejar anjing gila, anda bisa lari tanpa berpikir … berita buruknya DISANA ANDA KEHILANGAN AKAL SEHAT.



So,dalam mengambil keputusan, consciousness is very important. Tidak bereaksi spontan (bukan saat dikejar anjing gila) akan memberi anda



alternatif untuk memberi kesempatan agar intuisi anda bekerja lebih clear. Baru otak kanan sangat ampuh mengawal kesuksesan anda.



Tipsnya: Jangan biarkan otak kanan menciptakan FEAR… belajarlah mengaktifasi LOVE dari otak kanan yang memberi anda level energy lebih tinggi dari courage bahkan burning desire…Bertindaklah berdasarkan LOVE bukan FEAR… ambil keputusan berdasarkan LOVE bukan FEAR.



Have FUN dengan otak kanan anda..



Bagaimana menurut anda?



Salam FUNTASTIC!



Tom MC Ifle Chief Operating Officer ActionCOACH Indonesia Penulis buku best seller Profit is King, Rahasia Meledakkan Profit Tanpa Iklan



Dearest Be Positive – Be Possible Professionals Mei 6, 2009



Perhatikan gambar di samping ini.



Gambar ini tidaklah bermaksud menyampaikan pesan pornografi atau hal negatif lainnya. Dari gambar inilah kita akan belajar sesuatu yang dapat merubah hidup kita.



Ketika gambar ini pertama kali anda lihat, apa yang terdapat dalam pikiran anda ? Hampir semua orang dewasa akan mengatakan bahwa itu adalah gambar seorang laki-laki dan perempuan yang sedang berpelukan. Yakin bahwa itu gambar laki-laki dan perempuan ? Akan berbeda apabila kita menanyakan hal ini kepada seorang anak yang masih polos dimana dia akan mengatakan bahwa ini adalah gambar lumba-lumba. Nah semakin bingung kita, koq bisa berbeda pendapatnya ?



Rekan, apa yang anda lihat dan anak kecil itu lihat adalah benar adanya. Gambar sederhana di atas bisa dilihat dari 2 sudut yang berbeda yaitu gambar laki-laki dengan perempuan dan gambar lumba-lumba. Masih ada yang belum bisa melihat lumba-lumbanya ? Coba tenangkan pikiran anda dan perhatikan bagian hitam pada gambar tersebut maka anda akan menemukan ada 10 ekor lumba-lumba di dalamnya. Sudah ketemu lumbalumbanya ?



Ya dalam 1 gambar yang sama bisa dilihat dari 2 sudut pandang yang berbeda, sebenarnya masih banyak gambar-gambar lain yang bisa digunakan tetapi saya sengaja menggunakan gambar ini supaya menjadi lebih gampang pemaknaannya. Dari gambar tersebut intinya bisa dilihat sebagai seorang laki-laki dengan perempuan dan juga bisa dilihat sebagai 10 ekor ikan lumbalumba. Sekali lagi tidak bermaksud menyampaikan pornografi tetapi gambar seorang laki-laki dengan perempuan biasanya muncul terlebih dahulu dalam pikiran kita. Mengapa hal itu bisa terjadi ? Karena otak kita menyimpan memori dalam pikiran bawah sadarnya dan pada orang dewasa umumnya memori seksualnya lebih besar dan dominan dibandingkan dengan gambar ikannya sehingga itulah yang muncul pertama kali. Sehingga apa yang dominan dalam pikiran manusia itulah yang akan keluar melalui perkataan dan tindakannya seperti seorang filsuf pernah berkata bahwa anda akan menjadi seperti apa yang anda pikirkan atau lebih tepatnya anda akan menjadi seperti apa yang terus-menerus anda pikirkan.



Rekan yang terkasih, dalam gambar tersebut juga bisa kita ambil kesimpulan bahwa dalam memandang 1 hal kita dapat memandangnya dari 2 sisi yang



berbeda yaitu sisi positif atau sisi negatif. Dan menurut Stephen R. Covey manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan dalam hal ini kita bisa memilih berpikir secara positif atau berpikir secara negatif. Dan pilihan tersebut sangat ditentukan program apa yang ada atau masuk dalam pikiran bawah sadar seseorang. Apabila program yang masuk lebih dominan positif maka terciptalah program positif dalam pikiran bawah sadar dan akhirnya termanifestasikan dalam perkataan dan tindakan yang positif, demikian juga sebaliknya apabila yang masuk dominan negatif saja maka akan termanifestasikan dalam perkataan dan tindakan negatif. Program positif atau negatif inilah yang akhirnya juga akan menentukan seseorang menjadi sukses atau tidak.



Salam Prestasi,



Andreas Hartono Mindset Motivator



Be Yourself! Mei 9, 2009



George Bernard Shaw, seorang politikus, novelis, kritikus, esaias, penerima Nobel Kesusasteraan pada 1925 dan orator Irlandia yang tinggal di Inggris.



Sebelum meninggal, George Bernard Shaw ditanya oleh seorang reporter pertanyaan bagaimana seandainya. Reporter itu bertanya begini,



“Tuan Shaw, Anda telah bertemu beberapa orang paling kesohor di dunia. Anda telah bersahabat dengan para raja, pengarang kenamaan, seniman, dan guru. Seandainya Anda dapat hidup kembali, dan menjadi sosok salah seorang terkenal yang telah Anda kenal, atau seorang pribadi dalam sejarah, siapa yang Anda pilih?”



Shaw menjawab,



“Saya akan memilih menjadi George Bernard Shaw yang telah saya idamidamkan tetapi tidak pernah tercapai”.



Betapa tidak! Sangat sedikit orang pernah mencapai semua keagungan yang sungguh ada dalam batin mereka.



Jangan menghendaki untuk menjadi seseorang yang lain. Bertekadlah untuk menjadi diri Anda sendiri – tetapi yang lebih baik.



Dicuplik dari 1500 Cerita Bermakna – Frank Mihalic



Ditulis dalam be yourself, beranie gagal, motivasi, motivation |



Tips Bebas Depresi Mei 6, 2009



Pernah merasa depresi menghadapi pekerjaan kantor tidak ada habisnya? Atau, putus asa di tengah deraan masalah yang mengganggu bisnis anda?



Sebenarnya, sangatlah mudah untuk menghindari depresi dan lebih menikmati hidup. Langkah pertama dan yang paling penting adalah berada pada saat ini (In The Moment). Mulai fokus pada hal kecil yang biasa anda lakukan dan nikmati prosesnya. Seperti saat anda membuat kopi di pagi hari kemudian NIKMATI saat anda meminum kopi. Cobalah untuk tidak berpikir tentang hal yang lain.



Kosongkan pikiran dari segala kekhawatiran. Mungkin hal ini berat dilakukan terutama bila anda mempunyai tanggungan atau keluarga. Tapi ini sangat penting paling tidak untuk sementara, dan yakinlah bahwa 80% dari kekhawatiran tidak akan pernah terjadi, dan masalah apapun PASTI akan ada solusinya.



Lakukan apa yang anda senang lakukan pada masa kecil sebagai refreshing, seperti main bola, naik sepeda, berlarian pada saat hujan, dll.



Lihatlah ke ke langit dan nikmati hari yang cerah ataupun hari hujan. Bagaimanapun juga tiap hari adalah karunia Tuhan yang penuh dengan berkah. Tarik nafas panjang dan biarkan pikiran anda lepas



Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain. Tidak ada seorangpun didunia ini yang seperti anda. Anda menarik, hebat dan luar biasa dengan cara anda sendiri.



Jangan pernah menghukum diri sendiri karena ketidak mampuan orang lain untuk menghargai dan mencintai anda. Katakan pada diri anda sendiri bahwa orang tersebut tidak layak mendapatkan waktu anda dan mulailah kehidupan anda yang baru SEKARANG.



Tetap Semangat!!



Rosa S Rustam (Ocha) biz-and-career-only-at http://www.dexton.adexindo.com



Berimajinasi, Bermain dan Belajar Agustus 19, 2009



Sasha, anak saya yang pertama, punya sebuah “buku impian” yang ditulis diam2 di kamarnya. Kemarin, saya memperoleh privilege untuk membaca buku impian nya. Dan saya cukup kaget dengan apa yang ditulis anak saya. Isinya dahsyat. Mulai dari nama SMP favorit (dengan tulisan besar2 dibawahnya: Diterima!), nilai yang ingin dicapai lulus SD nanti, dengan siapa dia ingin menikah (ya, padahal dia baru 11 tahun), keinginan punya pesawat terbang sendiri, rumah di Hollywood dan Itali, bahkan dicantumkan juga punya uang sebesar $ 96 trilyun. Ya, dia menulis dalam dollar dan nol dua belas. Bapak nya saja tidak berani bermimpi se-dahsyat itu. Hampir saja saya nyletuk: “Emang kamu siapa? Paris Hilton?”



Saya jadi teringat cerita ikon internet marketing Indonesia, Anne Ahira, sewaktu mengikuti seminar internet marketingnya beberapa waktu lalu. Ahira kecil juga adalah pengkhayal yang hebat. Saking ingin nya keliling dunia, ia pernah menempelkan foto diri nya di kalender yang berisi gambar2 kota dunia. Jadi waktu kecil Ahira sudah punya “foto” dirinya didepan obyek wisata dunia, seperti misalnya di depan Golden Gate, Menara Eiffel, dsb. Gambargambar tadi di fotocopy dan ditempel di dinding. Ahira kecil ngotot, sekalipun Ibu nya mencoba meyakinkan bahwa keliling dunia hanyalah mimpi bagi anak seorang buruh pabrik dan penjual gado-gado.



Dan belakangan, Ahira dan Ibu nya menangis terharu setelah melihat foto Ahira yang dimuat di Kompas yang menggambarkan dia sedang di depan Golden Gate. Pose nya sama persis dengan foto khayalan Ahira sewaktu kecil. Luar biasa. Thoughts become Things.



Pikiran anak-anak memang sangat jernih. Saya yakin sewaktu kecil kita semua berani bermimpi dengan segala kepolosan kita. Tanpa ada ketakutanketakutan apakah mimpi kita akan menjadi nyata atau tidak. Barangkali konsep-konsep seperti: berpikir positif, law of attractions, dsb. sebenarnya sudah diinstall oleh Tuhan di otak kita semua sejak kita lahir. Hanya lambat laun pikiran jernih tadi hilang. Hingga saat kita dewasa, seringkali sangat sulit untuk diinstall ulang.



Anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita. Ada sebuah cerita, seorang konsultan yang sedang membantu memecahkan masalah disebuah perusahaan yang sudah listed di bursa suatu ketika ikut menghadiri manajemen meeting untuk memecahkan suatu masalah. Sang konsultan membuat sebuah titik di papan tulis. Dan bertanya:”gambar apa ini?”. Seluruh anggota manajemen kompak dengan jawaban:”sebuah titik hitam di papan tulis putih”. Sang konsultan tiga kali mengulang pertanyaan yang sama, dan mendapat jawaban yang sama. Sang konsultan pun geleng-geleng kepala.”Kemarin saya menanyakan pertanyaan yang sama disebuat TK, dan mendapat 50 jawaban yg berbeda…” Ya, bagi anak-anak, titik hitam tadi dapat menjadi mata seekor burung, bola semut, lalat nemplok, dsb. Kreatifitas para pemimpin puncak perusahaan tadi kalah jauh dengan anak TK. Padahal kreatifitas sangat diperlukan dalam memecahkan masalah.



Tidak heran jika Picasso sampai pernah berkata: “Every child is an artist. The challenge is to remain an artist after you grow up”. Ya, pelan-pelan kita berubah menjadi orang dewasa dengan meniadakan kehebatan cara berpikir anak-anak yang super kreatif itu.



Menurut pengamatan saya, anak-anak ternyata selalu menerapkan 3B yang seringkali sudah kita lupakan:



Berimajinasi



Anak-anak adalah gudang nya imajinasi. Hari ini mereka bisa menjadi guru, besok menjadi perawat, besok lagi menjadi pembalap, dsb. Hari ini bisa perang-perangan di tengah hutan, besok bisa di dalam pesawat angkasa. Imajinasi ternyata sangat penting dalam dunia pemasaran. Saya teringat cerita salah seorang teman saya yang pekerjaannya seorang marketer. Sebelum merumuskan strategi marketing. Bahkan jauh pada saat produk baru sedang di rumuskan, tim mereka berimajinasi. Misalnya dengan membayangkan bahwa produk tadi adalah sesosok manusia. Berapa umurnya, apa hobby nya, pekerjaanya, kemana kalau “hang-out”, minumnya apa, makanya apa, dst. Ini yang kemudian menjadi bahan untuk mengembangkan materi-materi iklan. Karena sudah memiliki imajinasi tentang “karakter” produk tadi, maka penyusunan program marketing menjadi lebih mudah.



Buat anak-anak, tidak ada yang tidak mungkin. Imajinasi mereka spontan dan tidak terlalu memikirkan “the how” nya. Karena bagi anak-anak semuanya mungkin terjadi. Justru orang dewasa yang sering “menyabotase” pikiran jernih mereka dengan kata2: “ah, mana mungkin”.Bayangkan kalau cara berimajinasi anak-anak ini kita terapkan dalam menetapkan visi kita kedepan. Kita tidak akan diganggu dengan pikiran-pikiran negatif “ah mana mungkin” tadi.



Bermain



Bagi anak-anak semuanya hanyalah permainan. Dengan demikian tidak ada “masalah” bagi anak-anak. Semua hal bisa dilihat dari sisi yang menyenangkan. Lihat saja, sewaktu bencana banjir di Jakarta yang baru lalu, anak-anak yang justru ceria bermain di tengah banjir. Anak-anak lebih pandai melihat sisi menyenangkan dari setiap “persoalan”. Coba kalau ini kita terapkan dalam keseharian. Betapa “persoalan” akan lebih mudah kita hadapi. Semua menjadi permainan yang menyenangkan.



Saya dulu punya teman yang hampir putus asa karena punya banyak hutang. Saya juga sudah bingung mau ngomong apa. Ketika saya ucapkan kata-kata:”



its just a game man …”, ternyata dia langsung bangkit kembali. Dia mendapat inspirasi bahwa bisnis yg dia jalani toh hanyalah permainan. Bahwa skor nya saat ini minus, hanyalah skor, dan mulai sekarang dia bisa bermain lebih bagus untuk mendapay skor yang lebih besar. Its just a game. And its fun!



Belajar



Siapa bilang anak-anak malas belajar. Justru mereka belajar setiap waktu. Saya pernah baca berita suatu penelitian di MIT yang menyimpulkan bahwa cara belajar anak2 itu seperti para scientist. Mereka sangat tertarik hubungan kausalitas. Bagaimana kalau saya melakukan ini, apa reaksi nya. Ini adalah dasar eksperimen. Dan banyak eksperimen yang mereka lakukan. Bagaimana kalau mobil-mobilan ini ban nya dicopot? Bagaimana kalau rambut boneka Barbie ini dipotong, dsb. Rasa ingin tahu yang besar ini, sebenarnya bisa menjadi pendorong kesuksesan yang luar biasa jika kita pertahankan hingga dewasa.



Anak-anak belajar secara alamiah untuk menjadi lebih baik. Seorang bayi yang belajar berjalan, setiap kali jatuh akan bangkit kembali. Berapa kali seorang anak terjatuh dari sepeda? Apakah dia akan berhenti dan meratap. Tidak, dia akan tertawa, bangkit lagi, dan bersepeda lebih baik. Ini adalah proses belajar yang luar biasa. Berani mencoba, berani jatuh dan berani mengevaluasi diri, ini yang sayangnya sering hilang pada saat kita menjadi manusia dewasa.



Jadi, kalau Anda sekarang adalah anak-anak, Anda mau menjadi siapa? Menjadi Spiderman? Batman? Donald Trump? Atau mau jadi Paris Hilton? Selamat berimajinasi.



Sumber : Fauzi Rachmanto



Bersyukur: Nikmat Ditambah. How Come? Juni 26, 2009



Usai pertunjukan, pianis terkenal itu dihampiri seorang anak yang meminta tanda tangan darinya.



“Tapi tangan saya sudah capek karena main tadi”, kata pianis itu. Si anak menjawab, “Om, tangan saya juga capek bertepuk lamaaaa sekali buat Om. Sambil berdiri malah.”



Pianis itu tercenung. Wajahnya bersemu merah menyadari bahwa dirinya merasa senang atas apresiasi si anak, seperti yang juga diberikan oleh ratusan orang di ruangan tadi. Dan sekarang, dirinya malah berusaha menghindar dari seorang anak kecil yang cuma meminta tanda tangan, hanya karena merasa kecapekan.



Pianis itu mulai menyadari penyusutan rasa syukur dalam dirinya belakangan ini.



Jika kita bersyukur maka nikmat akan ditambah. Bagaimana bisa?



Rasa syukur akan menyingkap tirai dan menghapus kabut yang melingkupi begitu banyak hal yang mestinya kita syukuri. Dengan mulai bersyukur, kita akan menemukan hal lain yang langsung kita sadari juga patut disyukuri. Rasa syukur



ini, kemudian juga akan menemukan hal lain yang juga patut disyukuri.



Maka berjalanlah kita dari satu rasa syukur ke rasa syukur yang lain. Sesungguhnyalah, perjalanan dan petualangan dari satu syukur ke syukur yang lain, adalah perjalanan dari satu nikmat ke nikmat yang lain.



Dalam hal ini, segala kenikmatan itu telah diberikan kepada kita, tanpa kita menyadarinya. Kesadaran akan eksistensi kenikmatan ini, jelas-jelas adalah “penambahan kenikmatan” yang muncul dari makin pekanya sub modalitas alias panca indera dan turunannya.



Dalam waktu yang sama, petualangan rasa syukur ini, yang karena dijejali oleh berbagai penemuan akan kenikmatan, menciptakan state yang sangat kondusif untuk kepentingan learning, creativity, dan akhirnya mengarah pada penemuan solusi-solusi.



Rasa syukur akan menciptakan rapport atau rasa dekat sekaligus rasa senang dan rasa menyukai terkait dengan fenomena yang disyukuri. Dengan ini kita akan lebih peka dan lebih mampu melihat, mendengar, dan merasakan berbagai detil.



Dalam hal ini, segala kenikmatan itu terbuka dan terkuak dengan bentuk kenikmatan pembelajaran dan penemuan, kenikmatan kreatifitas dan berkreasi, dan kenikmatan menemukan solusi.



Sangat mungkin, kenikmatan solusi itu juga muncul dari pintu tak disangkasangka.



Maka, mampukah kita menghitung kenikmatan yang dianugerahkannya-Nya?



Jika suatu saat Anda merasa mentok, merasa kurang kreatif, merasa putus asa, merasa tak menemukan jawaban dan putus harapan dari segala



persoalan di dalam hidup Anda;



Anda tahu harus bagaimana.



Ikhwan Sopa http://www.facebook.com/motivasi



Ditulis dalam beranie gagal, bersyukur, motivasi, motivation, nikmat | Tinggalkan sebuah Komentar » Penuhi Hari-Hari dengan Bersyukur! Juni 25, 2009



Jumat yang baru lalu, saya bertemu dengan seorang bapak, ketika kami sama sama menunggu pesanan ikan bakar / ikan goreng di salah satu supermarket ( yang melayani jasa pembakaran dan penggorengan ikan ) . Bapak ini tiba tiba dengan antusias bercerita , bahwa jauh diwaktu lampau ketika ia masih lajang dan sedang kuliah, ia sangat suka sekali membawakan ikan bandeng bermutu bagus kepada kakeknya ( kalau dengar ceritanya kemungkinan kakeknya adalah salah satu pemilik tanah yang kaya di bilangan Bekasi ) . ” Kakek saya akan membalas pemberian ikan bandeng saya, mungkin yang nilainya bisa lebih dari sepuluh kali nilai pemberian saya ” , lanjutnya.



” Pergi hanya membawa satu atau dua ekor bandeng saja, maka pulangnya saya akan membawa banyak sekali makanan dan juga diberi uang untuk keperluan kuliah saya ” Kemudian ia menambahkan bahwa berbeda sekali dengan kakaknya, yang ketika datang ke rumah sang kakek, jangankan membawa bandeng yang bermutu bagus, melainkan selalu saja bercerita dan berkeluh kesah tentang problemanya. ” Begitu melihat dari jauh saja , kakek saya melihat ia naik beca , wah rasanya sudah kesal dan timbul rasa tidak senang” lanjutnya. ” Kakek saya ini merasa senang kepada saya ,sebenarnya bukan melihat dari nilai bandengnya semata mata, tetapi yang menyenangkan hatinya adalah



bahwa saya sebagai cucu dianggap tahu membalas budi dan tahu berterima kasih “, katanya sambil tersenyum.



Menarik sekali cerita om ini , karena di waktu yang berdekatan saya baru saja menerima artikel tentang “Kekuatan bersyukur” dari salah seorang trainer, di ceritakan didalamnya bahwa ternyata sangat sedikit sekali orang yang mampu bersyukur. Dari penelitiannya terhadap banyak peserta training yang diadakan, ternyata hanya 10 % dari seluruh peserta training yang mampu menuliskan lebih dari 30 tentang hal hal yang sepatutnya disyukuri selama usia hidup mereka, dan sebaliknya justru tak sedikit peserta yang hanya dapat menulis kurang dari 5 hal saja.



Pengalaman saya sendiri tentang seorang teman juga menunjukkan betapa susahnya orang untuk bersyukur.



Beberapa tahun lalu, saya pernah menasehati teman ( yang masih yunior di pekerjaannya dan baru menikah ) , saya berkata bahwa daripada ia tinggal jauh dari kantor dan menghabiskan biaya dan waktu di perjalanannya yang jauh itu, lebih baik duitnya itu dipakai buat nyicil apartemen dibilangan Jakarta Barat yang menurut saya meskipun tidak mewah , masih lumayan baik dan terjangkau harganya. Ternyata setahun lalu, ia entah bagaimana ( saya semula tidak diberitahu karena belakangan ia bercerita bahwa ia malu sebab dulunya ia selalu menolak nasihat saya ) , pada akhirnya ia meminta tolong saya mencarikan apartemen dan sekaligus agen , nah dengan beberapa kali pertemuan akhirnya jadilah teman ini membeli apartemen dimaksud , yang mana saya juga ikut membantu mencari yang harganya paling sesuai.



Entah sudah berapa kali, ia selalu bercerita, tentang kekecewaannya membeli apartemen dimaksud. sehingga saya sendiri menjadi serba salah, karena ada saja yang dia keluhkan , termasuk berbagai hal yang sebenarnya tak terlalu serius. Setelah beberapa saat sesudah berkali kali ia bolak balik pergi untuk membandingkan apartemen yang ditinggalinya dengan beberapa apartemen termasuk yang agak lebih dekat ke kantornya , akhirnya saya merasa lega, karena ia bilang :” Benar yang kamu bilang, meskipun bagaimana apartemen yang saya tinggali ternyata memang lebih baik dibanding banyak apartemen lain yang pernah saya lihat ” ( pikir saya kalau saja ia tetap tidak merasa



nyaman tinggal di apartemen yang saya tunjukkan, maka saya merasa serba salah juga kepadanya ) .



Ya memang survey dari rekan trainer di atas memang benar, karena ternyata lebih banyak manusia itu yang hidup dalam keluh kesahnya daripada rasa syukur . Bayangkan saja bagaimana kisah bapak di atas, ketika ia tahu berterima kasih kepada kakeknya, maka pemberiannya yang hanya bernilai kecil saja terbalaskan dengan hal hal yang jauh lebih besar , dan bayangkan juga bagaimana reaksi kakeknya terhadapa kakak dari si bapak ini, bukankah si kakek merasa kesal , karena ia hanya berkeluh kesah dan tidak menunjukkan rasa terima kasih ?



Saya mencoba merefleksikan kisah ini dalam hubungan antara kita sebagai Mahluk dengan Tuhan sang Khalik, barangkali sudah saatnya kita membuang keluh kesah yang berkepanjangan, karena bisa jadi hal ini membuat Tuhan begitu kesal dengan kita , sebaliknya ungkapan rasa syukur akan membuat Tuhan begitu senang dengan kita dan membuka pintu berkatnya buat kita . Bagi saya pribadi, seandainya Tuhanpun belum membuka pintu berkatnya saat ini, maka nafas kehidupan yang ia berikanpun sudah harus membuat saya mengucapkan berjuta juta syukur, karena saya tak akan sanggup membayar jika untuk nya saya harus membayar.



Saya percaya bahwa apapun agama dan kepercayaan yang kita anut, maka setiap kali kita wajib untuk berysukur kepada Tuhan . Ungkapan “Puji Tuhan ,Terima kasih” atau “Syukur Alhamdulillah” hendaknya mewarnai hidup kita selalu . Ingatlah bahwa rasa bersyukur ini akan membuat kita menerima keadaan kita apa adanya tanpa stress dan putus asa, ingat pula bahwa kebahagiaan itu tidak diukur dari seberapa yang kita miliki, tetapi dari rasa syukur atas apa yang telah kita miliki.



Selamat menjalani hidup ini dengan penuh rasa syukur !



Oleh : Timotius Hendra Haes



Ditulis dalam beranie gagal, bersyukur, motivasi, motivation | Tinggalkan sebuah Komentar »



Benarkah Kita Hidup Dalam Serba Kekurangan? Mei 5, 2009



Hore, Hari Baru! Teman-teman.



Banyak sekali kekurangan dalam diri kita. Kurang mancung. Kurang putih. Kurang kaya. Kurang pintar. Dan beragam macam kurang-kurang lainnya. Oleh karena itu, kita tidak pernah kekurangan alasan untuk bersembunyi dibalik serba kekurangan yang kita miliki. Sampai-sampai, alasan yang kita kemukakan itu tidak lagi bisa diterima akal karena sama sekali tidak bermutu. Herannya, semakin hari kita semakin nyaman dengan beragam alasan itu. Seolah-olah kita sudah menjadi sahabat terbaik bagi para alasan dan enggan beranjak barang sedikit saja dari tempat persembunyian itu. Padahal, kita percaya bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dan kita juga percaya bahwa dibalik ketidaksempurnaan itu; ada orang-orang yang bisa menghasilkan pencapaian tinggi. Tapi, mengapa bersembunyi dibalik kekurangan diri ini kok terasa begitu nikmat?



Akhir tahun lalu, saya mengikuti bowling fun game. Dengan modal keterampilan main bowling yang nol besar ini, saya berhasil memenangkan hadiah berupa 3 lembar voucher masing-masing bernilai seratus ribu rupiah. Jadi, pasti kemenangan itu merupakan ‘keberuntungan seorang pemula’. Beberapa hari yang lalu, voucher itu ‘ditemukan’ kembali terselip dibuku catatan saya. Lalu, saya menggunakannya untuk mampir disebuah cafeshop. Sekedar nongkrong sejenak selepas mengikuti kelas fitness. Sekarang Anda sudah tahu bahwa saya berani masuk kesana gara-gara memiliki voucher itu; sehingga saya cukup mengeluarkan uang 15 ribu rupiah saja untuk makan berdua rada gaya. Kalau tidak ada voucher itu; saya tidak makan disitu, haha.



Ketika tengah menikmati ice blended vanilla dan smoked beef cake itu mata saya tertuju kepada sebuah meja dimana disana tengah bersantap siang sebuah keluarga terdiri dari Ayah, Ibu, dan dua anak yang lucu-lucu. Anakanak sibuk bermain. Sang Ibu sibuk menyuapi mereka. Sedangkan sang Ayah



terlihat asyik melayani pertanyaan-pertanyaan anak-anak sambil terus bekerja dengan lap-topnya. Sungguh, saya terkesan dengan lelaki seumuran saya itu. Entah mengapa, saya merasa ada ‘aura’ kuat yang terpancar dari dalam dirinya. Ketika itu saya merasa seolah tengah memandang seorang bintang dengan segenap profesionalisme dan kompetensi. Padahal, saya tidak mengenalnya.



Saya tidak berhenti mencuri pandang kearahnya. Seperti ketika remaja dulu mencuri pandang kearah gadis pujaan hati. Bedanya, dulu saya melakukan itu karena perasaan suka kepada kecantikan yang memukau. Sekarang, karena sebuah kekaguman. Diam-diam, dalam hati saya berbisik; ingin rasanya meniru orang itu.



Saya mengira bahwa kekaguman itu akan berhenti sampai disitu. Tetapi saya keliru seratus persen. Saya termangu ketika menyaksikan pemandangan lain sesaat setelah itu. Yaitu, ketika orang itu berubah posisi duduk dan serta merta saya menyadari bahwa ternyata orang itu memiliki keistimewaan lain yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Tahukah anda apa keistimewaan itu? Beliau memiliki satu kaki.



Sekarang saya jadi malu kepada diri sendiri. Dengan kesempurnaan fisik ini pun saya masih saja bersembunyi dibalik seribu satu alasan untuk membesar-besarkan kekurangan diri. Sehingga saya bisa dengan mudahnya menyerah. Lalu, memilih untuk bersikap pasif. Lalu menjadi orang yang tidak berbuat apa-apa secara produktif.



Betapa banyak orang yang diberi kesempurnaan penciptaan seperti kita, namun mempunyai mental yang lembek. Betapa banyak orang yang memiliki kelengkapan fisik seperti kita, namun setiap hari berkubang dengan keluh kesah. Padahal, betapa Tuhan telah memberi lebih banyak dari yang kita butuhkan; tapi, kita masih saja memenjarakan diri didalam kotak berlabel ‘kurang’.



Saat ini, rasanya kok saya masih duduk dihadapan orang hebat di cafe itu. Dan saya masih merasakan semangatnya berputar-putar diatas kepala saya. Seolah dia berubah menjadi malaikat bersayap indah, lalu berkata; “Keluarlah dari tempat persembunyianmu. Karena, Tuhan telah memberimu segala yang



engkau butuhkan, untuk menjalani hidupmu…..”



Hore, Hari Baru! Dadang Kadarusman http://www.dadangkadarusman.com/



Catatan Kaki: Menyadari kekurangan diri bisa menghindarkan kita dari sifat sombong. Namun, terlampau membesar-besarkannya bisa melupakan kita akan betapa banyak nikmat yang sudah kita dapat.



Rumus Rahasia Power Rangers Agustus 14, 2009



Lain Transformer, lain lagi Power Ranger, tetapi mereka membawa pesan yang sama…..



Masih ingat film Power Rangers kan? Ya…mungkin beberapa teman belum hidup pada masa jayanya si ”Power Rangers” ini , tapi pasti pernah mendengar cerita kehebatan kelompok jagoan yang terdiri dari 5 remaja ini.



Di kehidupan biasa, mereka sama seperti remaja lainnya, bermain dan berkarya. Namun, dalam kehidupan lain, mereka juga menghadapi banyak musuh yang harus dibasmi. Dan hebatnya, Power Rangers ini selalu memenangkan



pertarungan. Apa rahasianya?



Apakah pada saat mereka melawan musuh dalam kondisi sebagai manusia biasa, mereka dapat memenangkan pertarungan?



”Tidak!”



Lalu apa yang mereka lakukan? BERUBAH!!



Ada yang berubah menjadi Power Ranger Merah, Hitam, Biru, Kuning dan Pink.



Lalu apakah mereka langsung dapat memenangkan pertarungan walaupun sudah berubah?



”Tidak!” jika tidak semua anggota Power Ranger berubah.



Untuk memenangkan pertarungan maka SELURUH ANGGOTA Power Rangers harus berubah dan bertarung bersama melawan musuh mereka.



Lalu, apa yang terjadi setelah pertarungan berakhir, dan akhirnya mereka menang? Pertama tentunya membuka topeng Power Ranger mereka. Maka pada saat itulah terlihat keringat bercucuran karena kelelahan setelah bertarung melawan musuh. Artinya untuk menang kita perlu ENERGI atau USAHA.



Dan satu hal lagi, apakah dalam setiap pertarungan, kelima anggota Power Ranger ini selalu memenangkan pertandingan, walaupun mereka telah bersatu padu melawan musuh?



”Tidak!”



Kadang-kadang, mereka pun kalah. Lalu apa yang mereka lakukan? MEMINTA BANTUAN. Maka datanglah pesawat kontrol mereka, yang akan membantu mereka melawan musuh, dan memenagkan pertarungan.



Jadi, inilah ke-empat rumus rahasia Power Rangers. Untuk menang kita perlu :



- BERUBAH - PERUBAHAN harus dilakukan oleh SELURUH ANGGOTA TEAM - Untuk berubah dan menang kita perlu ENERGI atau USAHA! - Apabila belum berhasil maka MINTALAH BANTUAN;



Jangan berharap sesuatu menjadi lebih baik, apabila Anda tidak melakukan apapun untuk memperbaikinya. …



Oleh: Oktira Kirana



Success Tips April 8, 2009



“What is it that you like doing ? If you don’t like it, get out of it, because you’ll be lousy at it. You don’t have to stay with a job for the rest of your life, because if you don’t like it you’ll never be successful in it”. LEE IACOCCA



Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan, yang bisa saja direalisirkan pada hari ini, esok atau lusa. Itulah inti dasar dari kesuksesan. Untuk merealisir kesuksesan, tidaklah sesulit atau sesukar yang dibayangkan. Kunci dasar dari semuanya itu, terdapat diri sendiri, MAU atau TIDAK merealisirnya.



Jika mau maka senantiasalah menganalisa dan mengevaluasi di setiap tindakan yang akan, sedang dan telah dilaksanakan. Setelah itu, segera ambil tindakan koreksi untuk perbaikan dan DON’T WAIT UNTILL TOMORROW FOR WHAT YOU CAN DO TODAY.



Selanjutnya, adapun tip – tips sukses yang bisa dijadikan sebagai salah satu acuan untuk sukses adalah :



1. NO BLAME.



Apapun yang dialami, sadari dan yakini dengan seyakin – yakinnya bahwa semuanya itu adalah murni hasil / akibat dari apa yang telah diperbuat. Jangan sekali – kali menyalahkan / mengkambinghitamkan orang lain. Setiap kegagalan, pasti ada solusinya. Segera cari tahu pokok permasalahannya dan segera ambil tindakan melalui solusi – solusi yang konstruktif.



2. WISDOM.



Apapun yang terjadi, hadapi dan putuskan dengan jalur kebijaksanaan dan jangan sekali – kali menghalalkan cara – cara ilegal. Yakini dan sadari bahwa apapun yang diputuskan dengan cara – cara yang bijaksana, dampaknya pasti akan konstruktif. Disamping itu, kesabaran juga dibutuhkan agar ketidaktelitian atau kecerobohan bisa dihindari.



3. ADAPTATION.



Untuk mendapatkan kepercayaan dan kerjasama yang baik, pengadaptasian diri adalah salah satu hal tervital yang harus dimiliki. Di kondisi ini, jangan sampai ada pemaksaaan kehendak dan selain memenuhi “need” tetapi juga tidak melakukan hal – hal yang ditabukan dilingkungan tersebut.



4. NEVER GIVE UP.



Yang namanya kedinamisan hidup, pasti ada saatnya berjalan mulus dan ada juga saatnya mengalami stagnasi. Menyikapi dan menghadapi kedua kondisi yang saling kontradiksi ini maka jangan sampai down atau menyerah.



5. FULL SPIRIT.



Semangat yang pantang menyerah, sangatlah dibutuhkan untuk mempercepat realisasi kesuksesan. Tanpa adanya semangat maka segala macam peluang dan kesempatan yang bisa diolah menjadi prospek akan segera sirna.



6. SELF CONFIDENCE.



Dengan dimilikinya keyakinan diri yang mantap dan kokoh maka apapun yang terjadi selain tidak akan menimbulkan kekecewaan / frustasi, tetapi juga akan meningkatkan kewaspadaaan dan kemawasdirian. Orang yang memiliki keyakinan diri yang kokoh dan mantap akan selalu memiliki pandangan hidup yang optimis serta semangat juang yang tanpa hentinya. I think everybody should get rich and famous and do everything they ever dreamed of so they can see that it’s not the answer. JIM CARREY



7. SMILE.



Salah satu senjata terdaysat untuk menghadapi atau menetralisir ketidakpuasan / ketidaksahabatan adalah senyum. Melalui senyum, semua kadar permasalahan akan bisa direduksi dan semua peluang juga akan



semakin mudah diraih. Happy thoughts make your life happy. Miserable thoughts make your life miserable. REMEZ SASSON



8. SATISFY.



Selain selalu berbuat yang terbaik, titik batas atau ambang kepuasan juga harus dimiliki. Jika tidak maka sama ibaratnya dengan orang yang kehausan yang lagi minum air laut. Sampai kapanpun tidak akan terbebaskan dari dahaga.



9. FORGIVENESS.



Nobody Is Perfect. Ini harus benar – benar disadari dengan baik dan benar. Jika merasa dirugikan atau diperlakukan yang tidak sepantasnya maka sudah seyogianya dimaafkan saja karena apa yang telah terjadi, pasti tidak akan bisa kembali seperti sediakala. Selain akan memperburuk keadaan, dendam atau adanya niat – niat jahat untuk membalas sakit hati, bukanlah solusi yang baik.



“Attaining peace of mind, happiness and good relationships also mean success.” REMEZ SASSON



10. AMBITION.



Selain konstruktif ambisinya, tetapi juga harus bisa direalisir. Jangan terlalu mengada – ngada atau mengharapkan sesuatu yang diluar dari kapasitas atau kemampuan yang ada. Inti dasarnya adalah senantiasa berbuat yang terbaik tetapi jika tidak juga sukses, mungkin bukan di hari ini dan bisa saja keesokan harinya atau lusa. Sadari dan yakini juga bahwa jika bukan milik kita maka sampai kapanpun tidak akan menjadi miliki kita.



“Success is the outcome of thinking, visualizing, planning and taking action.” REMEZ SASSON



Selamat berjuang dan semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.



Oleh : Peter Lim, MBA