Cerpen Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kebaikan Seekor Monyet Seekor monyet duduk termenung di atas pohon, matanya menatap kosong ke depan. Ia sedih dengan kehidupannya yang selalu sendiri, ia ingin punya teman, ingin punya keluarga yang bisa tertawa dan bercanda bersamanya. “kenapa tidak ada yang mau berteman denganku, apa salahku?” lucky bertanya pada dirinya sendiri, seolah berharap ia bisa menemukan jawaban atas pertanyaannya. Rita si kelinci berjalan-jalan di hutan dengan membawa wortel kesukaannya, namun di tengah perjalanan ia bertemu dengan lucky, “hah ada lucky, lariii, jangan sampai lucky mengambil makananku” Rita lari dengan kencang. Melihat Rita yang lari ketakutan, Lucky terheran dan terus memandang Rita yang semakin lama semakin jauh. Lucky bangkit dari duduknya dan berjalan-jalan untuk mencari makanan. Di tengah perjalanan ia melihat sebatang pohon mangga yang buahnya lebat, baunya harum dan buahnya sangat bagus. Lucky menghampiri mangga tersebut dan memakan beberapa buah di atas pohon. Saat itu Lucky mendengar ada yang berbicara di bawah pohon, ia menengok ke bawah, dilihatnya Rita dan Kiky si kura-kura sedang mengamati pohon mangga itu. Lucky bersembunyi dan mendengarkan pembicaraan mereka. “Kiky bagaimana kita bisa mengambil buah mangga tersebut, kita tidak bisa memanjat,” Rita berbicara kepada Kiky. “Iya bagaimana ya, simpanan makanan kita sudah habis, kebun kita sudah dirusak Rocky si monyet nakal itu, kalau kita tidak makan kita bisa mati” Rita dan Kiky duduk di bawah pohon dengan raut wajah sedih. Mendengar percakapan mereka Lucky merasa kasihan. Lucky ingin membantu mereka, tapi ia takut mereka tidak akan menerima bantuannya. Lucky berfikir sejenak, tiba-tiba ia mendapatkan ide. Lucky melempar dua buah mangga dari atas pohon, kemudian ia kembali bersembunyi di balik daun yang rindang. Rita dan Kiky terkejut, mereka melihat ada buah mangga jatuh di dekat mereka. “waahh lihat Kiky, ada buah mangga jatuh, kita memang sangat beruntung,” Rita dan Kiky mengambil buah mangga tersebut dan membawanya pulang. Lucky mengikuti mereka pulang. Sesampainya di sana Lucky melihat banyak sekali hewan yang berkumpul, mereka semua kelaparan karena kebunnya dirusak oleh Rocky. Lucky ingin membantu mereka, ia pulang ke rumahnya dan memikirkan ide untuk membantu mereka. Ia berfikir, “biarlah mereka membenciku, biarlah mereka tidak menyukaiku, tapi aku akan tetap membantu mereka, karena mereka tetap kuanggap sebagai temanku”. Keesokan harinya Lucky pergi ke hutan lain untuk mencari buah dan makanan, ia membawa wadah yang sangat besar. Sebelum berangkat ia menyiapkan bekal dahulu, “aku tidak mau memakan buah yang aku dapatkan nanti, karena buah itu milik teman-temanku,” Setelah selesai menyiapkan bekal, ia berangkat dengan niat yang tulus dan ikhlas. Setelah berkeliling seharian mencari buah, akhirnya Lucky pulang dengan wajah yang gembira. Ia membawa sekantung besar penuh buah-buahan segar. Ia meninggalkan buah tersebut di bawah pohon mangga, kemudian ia membuat peta dari daun, ia susun daun-daun tersebut membentuk



sebuah petunjuk arah, daun itu bertuliskan kata-kata yang menunjukkan arah tujuan ke tempat buah tersebut. Lucky mengendap-endap berjalan ke rumah para hewan, ia meletakkan daun-daun itu di depan rumah-rumah hewan tersebut, kemudian ia mengawasinya dari atas pohon. Para hewan yang keluar dari rumah dan menemukan daun tersebut merasa senang namun juga penasaran. Mereka beramai-ramai menuju tempat yang tertulis di daun tersebut. Sesampainya di bawah pohon mangga, mereka melihat berbagai macam buah segar berserakan di sana, buahnya sangat lezat dan manis. Mereka makan dengan lahap dan bahagia. Lucky yang mngawasinya dari kejauhan pun merasa sangat senang, ia semakin bersemangat membantu teman-temannya. Hari demi hari Lucky terus berkelana mencari buah untuk teman-temannya. Suatu hari setelah hewan-hewan selesai makan dan kembali ke rumahnya masing-masing, Rita mengajak para hewan berkumpul. “ada apa Rita? Kenapa kamu mengajak kami berkumpul? Apakah ada masalah?” tanya Kiky. “begini teman-teman, sudah seminggu ini kita selalu mendapatkan makanan dengan cuma-cuma, apa kalian tidak penasaran makanan itu dari siapa? Kalian lihat kan hutan kita makanannya sudah langka, selain dimbil oleh manusia, kebun kita juga dirusak oleh Rocky. Kalau ada makanan sebanyak itu, tentunya makanan itu dari tempat yang jauh, kalau kita tahu siapa yang membantu kita, kita bisa berterimakasih padanya,” Rita menjelaskan tujuannya. Teman-teman Rita pun menyetujui usul Rita untuk mencari tahu siapa yang membantu mereka. Malam harinya, mereka tidak tidur, mereka mengawasi pohon mangga tempat biasa mereka mendapat makanan. Tidak lama kemudian mereka mendengar suara langkah kaki, mereka melihat seekor monyet menyeret kantung besar berisi buah-buahan segar. Kemudian monyet tersebut membuka kantung itu dan meletakkan buah-buahan di bawah pohon mangga. Monyet tersebut yang tak lain adalah Lucky tersenyum menatap hasil kerja kerasnya hari ini, “ah setidaknya walaupun aku tidak punya siapa-siapa, aku tetap bisa berguna untuk hewan lain, ternyata membantu hewan lain itu menyenangkan,” Lucky tersenyum dan kembali beranjak pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain. Rita, Kiky dan temannya mengikuti ke manapun Lucky pergi, mereka melihat lucky berjalan menuju sebuah kebun yang ada di dekat tempat tinggalnya, di sana terdapat bermacam-macam buah, mulai dari pisang, wortel, jagung dan lain-lain. Lucky merawat kebunnya setiap hari agar nanti ketika panen ia bisa memberikan hasilnya kepada teman-temannya. Tiba-tiba Lucky di kejutkan oleh suara di belakangnya, “oh jadi kamu yang selama ini membantu hewan-hewan bodoh itu,” Rocky datang menghampiri Lucky dan mengejeknya. “kamu memang monyet yang bodoh, walaupun kamu membantu mereka setiap hari, kamu tidak akan pernah punya teman, lihat keadaanmu sekarang, begitu menyedihkan, kamu rela memberi semua yang kamu punya sementara kamu hanya memakan buah sisa yang setengah busuk,” Rocky terus menghina Lucky. Lucky tidak terima teman-temannya disebut sebagai hewan bodoh, “Rocky! teman-temanku bukan hewan yang bodoh, mereka adalah hewan yang baik hati, mereka saling membantu satu sama lain, tidak seperti kamu yang selalu membuat onar dan menyusahkan hewan lain,”



Rocky marah mendengar ucapan Lucky, Rocky menarik Lucky dan hendak memukulnya, namun Rita cepat-cepat lari dan mendorong Rocky. “Rocky kamu tidak boleh menyakiti Lucky”. Hewan lain pun ikut membantu Lucky. “Benar, Rocky kamu jangan berani-berani menyakiti Lucky, kamu salah jika mengatakan Lucky itu sendiri dan kesepian, Lucky tidak sendiri, dia bersama kami, Lucky adalah teman kami, kamulah yang kesepian dan tidak mempunyai teman,” Kiky berkata dengan lantang di hadapan Rocky. Rocky melihat semua hewan bersatu membantu Lucky, ia kemudian lari ketakutan dan tidak pernah kembali lagi. Lucky masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rita dan teman-temannya. Lucky menangis bahagia, “Lucky jangan menangis, kamu sekarang tidak sendiri lagi, kami adalah temanmu, kami akan selalu bersamamu,” Kiky berkata dengan tulus kepada Lucky. Lucky yang mendengar perkataan Kiky semakin terharu. Mereka semua memeluk Lucky, kini harapan Lucky terkabulkan, ia mempunyai teman-teman yang baik hati. Lucky merasa senang dengan apa yang telah ia lakukan, ia semakin yakin bahwa kebaikan dapat membawanya kepada kebahagiaan, dan keburukan akan menuntunnya pada kesunyian.



TUGAS MATAKULIAH



SASTRA ANAK



Syapril, A. Laguliga A 112 16 018



Kisah kesombongan angin, Putting beliung, Topan, dan Tornado Suatu hari angin putting beliung mengajak dua temannya yaitu angin topan dan angin tornado ia ingin memperlihatkan kemampuannya dihadapan kedua angin tersebut, disapanya kedua temannya itu, hai teman (angina topan dan angina tornado) kalian mau kemana tanya angin putting beliung kepada kedua temannya itu, kami tidak kemana-mana jawab mereka berdua, emangnya ada apa teman sahut mereka, aku mau mengajak kalian berdua untuk berlombah sapa kah diantara kita bertiga yang paling kuat, kedua angin itu pun tanpa berpikir panjang bersedia menerima tawaran temannya itu (angin putting beliung) apa yang akan kita perlombakan tanya angin topan kepada angin putting beliung. Angin putting beliung mulai memperlihatkan seekor monyet kecil yang ada di atas pohon, teman-teman lihatlah di atas pohon itu ada seekor monyet kecil siapakah diantara kita yang mampu menjatuhkan monyet kecil itu maka dialah yang terkuat diantara kita bertiga, baiklah sahut mereka berdua. Ketiga angin itu mualai melakukan suit untuk mencari sapakah diantara mereka yang memulai duluan meniup pohon yang ditempati monyet kecil itu, ternyata yang pertama melakukan tugasnya adalah angin putting beliung, lalu disusul angin topan, dan kemudian angin tornado, ketiga angin tersebut diberi waktu 10 menit. Angin putting beliung mulai melakukan tugasnya, ia mulai meniup dari sebelah barat kemudia berpindah ke selatan lalu berpindah lagi keutara dan terakhir kesebelah timur namun sang menyet kecil itu tidak terpengaruh dengan tiupan putting beliung dan akhirnya waktu untuk angin putting beliung selesai monyet kecil itu tidak juga terjatuh. Giliran angin topan beraksi ia memulai menuip pohon yang ditempati sang monyet kecil itu dari bagian bawah lalu naik kebagian tengah kemudian terus sampai pada bagian puncak namun apa yang terjadi sang monyet kecil itu tidak juga terjatuh bahkan semakin kencang pohon itu bergoyang semakin erat pulah pengangan monyet kecil, dan sampai akhirnya waktu yang diberikan untuk angin topan selesai ia pun tidak berhasil menjatuhkan menyet kecil yang jadi pertarungan mereka bertiga. Giliran angin tornado, ia mencari posisi yang tepat untuk menjatuhkan monyet kecil itu, ia mulai meniup seketika dengan kencang bahkan sebagian daun-daun pohon itu berjatuhan, pohon itu bergerak tidak beraturan bahkan puncak pohon itu bergeliuk hampir menyentuh tanah namun apa mau dikata semakin kencang pohon itu bergerak semakin erat pula pelukan sang moyet kecil itu dan pada akhirnya sampailah dipenghujung waktu yang diberikan pada angin tornado sang



monyet kecil itu tidak juga terjatuh sehinggak mereka bertiga sama-sama tidak ada yang bisa menjatuhkan monyet kecil itu, ketika mereka bertiga (angin putting beliung, angin, topan, dan angin tornado) memikirkan kehebatan menyet kecil memeluk pohon itu tiba-tiba datanglah angin sepoi-sepoi menawarkan diri untuk ikut berlombah menjatuhkan monyet kecil itu, namun apa kata angin putting beliung, kami saja yang sekuat ini tidak mampu menjatuhkan monyet kecil itu apa lagi kau yang cuma sepoi-sepoi, namun angin topan memberikan kesempatan kepada angin sepoi-sepoi dengan ketentuan kalau sekiranya sampai waktunya selesai monyet kecil itu tidak terjatuh maka kau harus terima hukuman dari kita bertiga, angin sepoi-sepoi menyanggupi apa yang disampaikan mereka bertiga. Angin sepoi-sepoi mulai mengatur strategi ia meniup secara berlahan-lahan dan sangat lembut terus meniup selembut-lembutnya membuat mata sang monyet kecil tadi mulai meredup kekuatan pelukan yang erat tadi mulai berkurang dan pada akhirnya terlepas dan jatuhlah sang monyet kecil itu ketanah, mereka pun (angin putting beliung, angin topan, dan angin ternado) mengakui kelebihan yang dimiliki angin sepoi-sepoi Demikianlah cerita singkat tentang kesombongan yang dimiliki oleh angin Putting beliung dan kedua temannya tadi. Kita tidak bisa saling memandang remeh sesama teman. TERIMA KASIH.



Puisi Anak Liburan Telah Tiba



Pagi yang cerah nan indah Ku bergegas menuju sokolah Suara gemuruh anak sekolahan Mendengar lonceng sekolah dibunyikan Ku nikmati masa-masa yang indah ini Hangat sapa canda tawa Memupuk tawa bersama kawan Ilmu ku raih masa depan ku cerah Demi kehiduan kelak nanti Kemampuan berfikir kukerahkan penuh Demi mencapai Tujun hidup Rasa lelah tak terpikirkan menanti hari-hari yang indah Dan ku sambut libur sekolah dengan penuh keceriahan



TEKS DRAMA ANAK SD PERSAHABATAN PERSAHABATAN Suasana di dalam kelas V ribut. Ada yang berlari-lari saling berkejaran dan ada pula yang memukul-mukul meja. Ibu Guru pun masuk ke kelas. Ketua kelas mengkomandoi untuk mengucapkan salam. Ketua Kelas Semua Ibu Guru Semua Ibu Guru



: Duduk siap! Memberi salam! : Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh. : Walaikum salam warohmatullahiwabarokatuh. Hari ini semua hadir? : Hadir Bu! : Baiklah kalau begitu coba kalian kumpulkan tugas prakarya kalian!



Semua siswa mengumpulkan prakarya tetapi Krisna kebingungan mencari tugasnya yang disimpan di dalam tas. Krisna mengeluarkan semua isi yang ada di dalam tasnya dan mencarinya berulang-ulang. Ibu guru mendekati Krisna. Ibu Guru Krisna Ibu Guru Krisna Ibu Guru Krisna Rendy Dinda Krisna Ibu Guru Krisna



: Krisna, ada apa? Mana tugasmu? : A…a…a…anu Bu… euuum…. (Wajah Krisna Gugup) : Ada apa Krisna? : I…i…ini Bu tugaas saya hilang. (Krisna menundukkan wajah) : Hilang???? Bagaimana bisa hilang? Hilang atau kamu tidak mengerjakannya?? : Saya mengerjakan Bu. : Ah…!!!! Bohong Bu!!! Dia kan malas, paling juga dia tidak mengerjakan tugas Bu! : Husssttt…!!! Rendy jangan menuduh seperti itu. : (Diam menunduk) awas yah nanti saya balas! (gerutu Krisna) : Ya sudah Krisna besok kumpulkan tugas kamu. : Iya Bu!!



Tak terasa waktu berputar, dan Teng… teng… teng… bel tanda istirahat berbunyi. Semua anak berlari berhamburan keluar kelas. Rendy, Dinda, dan Rozy sedang berjalan sambil mengobrol asyik. Dari arah berlawanan Krisna datang menghampiri mereka bertiga. Krisna sengaja menanbrak Rozy. Rozy Krisna Rendy Krisna Dinda Krisna Rendy Krisna



: Aduh!! (Rozy terjatuh) : (Senyum sinis) : Heh!! Krisna kamu sengaja yah menabrak Rozy??? : Enggak! Ngapain juga saya nabrak pencuri kaya dia.(tangan Krisna menunjuk ke arah Rozy) : Apa maksud kamu Krisna?? Kamu menuduh Rozy mencuri tugas kamu? : Menurut kalian? Kalian pikir dia anak baik?? : (Tangan kiri Rendy memegang kerah baju Krisna dan tangan kanan Rendy mengepal siap untuk memukul Krisna dengan mata melotot (marah)). : Maling dibela!!!



Rendy



: (memukul wajah Krisna dan Krisna terjatuh)



Rendy dan Krisna berkelahi saling membalas pukulan. Rozy dan Dinda berusaha melerai mereka. Ketika itu juga Ibu Guru datang menghampiri mereka. Guru Rendy



: Stop!! Stop!! Stop!!! Ada apa ini??? Apa pantas pelajar berkelahi seperti ini?? : Maaf Bu! Saya hanya merasa tidak terima kalau Krisna menuduh Rozy mencuri tugasnya. Rozy : (Diam menunduk dengan wajah panik) Krisna : Saya tidak menuduh Bu, tetapi saya mengenali tugas prakarya yang saya kerjakan Bu. Dan prakarya itu seperti yang dikumpulkan oleh Rozy. Ibu Guru : Rozy??? Apa benar itu?? Rozy : (Gugup sambil menunduk) Be…be…benar Bu! Maaf Bu saya tidak mengerjakan tugas karena sudah tiga hari Ibu saya sakit jadi saya tidak sempat mengerjakan tugas dan karena saya takut dimarahi karena tidak mengerjakan tugas jadi saya mengambil tugas Krisna saat kelas kosong Bu! Dinda dan Rendy : (Terkejut) Ibu Guru : Ya sudah sekarang Rozy meminta maaf kepada Krisna dan Rozy harus berjanji tidak akan pernah mencuri lagi karena mencuri adalah perbuatan dosa. Rozy : Iya Bu!! Ibu Guru : Dan… untuk krisna dan Rendy kalian sekarang saling memaafkan dan ingat jangan pernah mengulangi lagi perkelahian seperti ini. Kalian mengerti??? Rendy dan Krisna : Iya Bu. Rendy : Krisna maafkan saya yah? Rozy : Maafkan saya juga Kris sudah mencuri tugas kamu. Krisna : Iyah sama-sama (Krisna memeluk Rendy dan Rozy) Dinda : Nah gitu dong! Kita harus saling memaafkan karena kita adalah sahabat untuk sekarang dan selamanya. Dinda, Rozy, Rendy, Krisna : Selamanya kita sahabat!!! Mereka berempat saling bergandengan tangan dan menyanyikan lagu “Dulu kita sahabat. Dengan begitu hangat mengalahkan sinar mentari. Dulu kita sahabat. Berteman bagai ulat. Berharap jadi kupu-kupu. Kini kita berjalan berjauh-jauhan. Kau jauhi diriku karena sesuatu. Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan. Namun itu karena ku sayang Persahabatan bagai kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai kepompong. Hal yang tak mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong. Maklumi teman hadapi perbedaan. Persahabatan bagai kepompong.