Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Terjebak dalam Zona Nyaman



Namaku Andi Tiara Febrianti, aku sering disapa Anti. Anti itu singkatan dari Andi Tiara. Aku pernah bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Sekarang aku melanjutkan pendidikanku di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone dan mengambil program studi Hukum Tata Negara. Pramuka? Banyak orang yang mengatakan bahwa pramuka itu tidak takut panas, hitam, makan tidak higienis dan pramuka itu melelahkan. Orang yang mengatakan hal tersebut adalah orang-orang yang tidak mengetahui pramuka yang sebenarnya. Karena pramuka yang sebenarnya ialah menjadikan orangorangnya menjadi pribadi yang lebih mandiri, mengajarkan untuk mencintai alam, organisasi, kerja sama dan gotong royong. Selain itu pramuka juga melatih kedisiplinan, meningkatkan kepedulian, melatih kepemimpinan dan kreativitas dan yang paling terkenal dalam pramuka ialah kebersamaannya. Jika kita sudah terbiasa berpramuka, maka rasa lelah itu akan terganti dengan rasa gembira. Dan jika jiwa pramuka sudah timbul di dalam hati, maka kita akan senang menjalaninya dan menganggap pramuka itu asik. Sejak duduk di Madrasah Ibtidaiyah, aku sangat menyukai kegiatan pramuka. Sejak kelas 2, aku melihat kakak kelas selalu latihan baris berbaris, membuat tiang bendera dan kerangka tenda. Dan yang paling membuat aku tertarik ialah jika kita ikut pramuka, maka kita akan ikut berkemah. Aku mulai berpramuka saat duduk di kelas 4. Saat itu, akan diadakan kemah 17-an. Dan Alhamdulillah, aku ditunjuk untuk ikut berkemah. Sebelum berkemah, kami selalu latihan setelah pulang dari sekolah. Kami dilatih oleh kakak-kakak yang baik hati yang merupakan Pembina pramuka di Madrasah Tsanawiyah yang satu lokasi dengan madrasahku. Kami dilatih baris-berbaris dan yel-yel untuk lomba parade



barisan. Selain itu, kita juga dilatih membuat tiang bendera dan kerangka tenda. Aku termasuk orang yang bisa diantara teman-teman yang lain. Oh yaa, aku hampir lupa. Dalam kegiatan kemah 17-an itu, aku ditunjuk untuk mengikuti lomba cerdas cermat dan peragaan busana. Aku berpasangan dengan ketua kelasku, dia termasuk laki-laki yang paling ganteng di dalam kelasku. Hihiiii….. Aku senang bisa ikut berkemah, karena kita diberikan perlengkapan pramuka secara gratis dari pihak sekolah. Seperti sepatu, kaos kaki hitam, rok, baju, jilbab, kacu, sangkur, ikat pinggang, tali dan topi. Kegiatan perkemahan itu diadakan di lapangan besar yang ada di kampungku. Dan kebetulan, jaraknya tidak jauh dari rumahku. Jadi aku mandi dan teman-temanku mandi di rumahku. Saat perkemahan, aku merasa sangat akrab dengan kakak kelas, adik kelas dan guruguruku yang ada di tenda. Hal yang paling menyenangkan saat berkemah yaitu, dijenguk keluarga dan dibawakan cemilan. Saat berkemah, aku termasuk orang yang sangat sering berbelanja. Saat melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah, aku tidak bisa mengikuti kegiatan pramuka. Di Madrasah Tsanawiyah, pramuka merupakan salah satu organisasi ekstrakurikuler. Aku ingin sekali bergabung di organisasi Pramuka. Tetapi sebagai anak akselerasi yang tidak diperbolehkan bergabung di organisasi ekstrakurikuler jadi aku dengan sangat berat untuk tidak bergabung. Aku hanya bergabung di organisasi intra yaitu Rohis (Rohani Islam), KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) dan SSB (Sanggar Seni Budaya). Sangat menyedihkan aku tidak bisa bergabung di organisasi pramuka. Tetapi, kesedihan ku itu terbayar saat aku masuk di Madrasah Aliyah untuk bersekolah melanjutkan pendidikanku. Saat MATSAMA (Masa Penerimaan Siswa Madrasah), ada perkenalan organisasi dan sekaligus ada persembahan yang ditampilkan oleh organisasi-organisasi lapangan yang ada di Madrasah itu. Aku melihat perkenalan dan persembahan dari kakak-



kakak pramuka itu sangat keren dan menakjubkan. Bukan hanya saya, tetapi teman-teman yang lain juga banyak yang tertarik. Wow……. Setelah persembahan organisasi selesai, aku langsung mengambil formulir pramuka. Untuk menjadi anggota pramuka di Madrasah Aliyah tidaklah mudah seperti saat di Madrasah Ibtidaiyah. Sebelum resmi menjadi anggota, kita harus melalui beberapa prosese. Oh yaa, di Madrasah Aliyah itu pramuka disebut ambalan. Proses pertama yang harus dilalui ialah mengikuti Perkemahan Tamu Ambalan (PTA). Dalam kegiatan PTA kita dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok dalam ambalan disebut sangga. Dan sanggaku adalah sangga pencoba. Yang dimana, aku tidak tahu menahu tentang makna dari nama sanggaku. Dalam sangga, tentunya ada yang dijadikan sebagai pemimpin sangga (pinsa) dan wakil pemimpin sangga (wapinsa). Ternyata aku ditunjuk sebagai pinsa. Dan wakil pinsaku adalah teman sekelasku. Sebelum perkemahan, kita diperintahkan untuk menyiapkan barang-barang yang akan digunakan saat berkemah nantinya. Kakak pendamping sanggaku membagibagi barang yang akan dibawa masing-masing anggota. Yang paling susah didapatkan ialah terpal. Untungnya, wapinsa ku memiliki terpal. Dan akupun pergi ke rumahnya untuk mengambil terpal tersebut dan membawanya ke sekret pramuka. Perkemahan pun tiba, aku termasuk orang yang pendiam di waktu itu. Temantemanku pada saat itu hanyalah teman sekelas dan teman sanggaku. Aku tidak mau bergabung dengan orang lain. Karena aku merasa malu. Perkemahan diadakan di sebuah desa yang jaraknya agak jauh dari Madrasah. Dan bukan hanya pramuka yang berkemah di tempat itu, tetapi organisasi Paskibra, PMR dan Sispala juga ikut berkemah. Kami naik mobil truk ke lokasi perkemahan. Pramuka berangkat paling terakhir karena mendahulukan organisasi yang lain. Setiba di lokasi perkemahan, kami mendirikan tenda dengan bantuan kakak senior. Di



perkemahan, kami mendapatkan materi-materi penting yang harus diketahui dalam berpramuka. Kami menerima materi dengan baik, walaupun terkadang ada diantara kami yang mengantuk. Aku selalu duduk di depan saat menerima materi. Aku tidak suka duduk di belakang, karena jika kita duduk di belakang maka kita tidak melihat pemateri dengan jelas. Aku termasuk orang yang mudah mengerti jika melihat orang yang berbicara (pemateri). Selama perkemahan, kami mandi di sungai. Sebenarnya bukan mandi, karena tidak ada waktu untuk mandi. Jadi hanya bersih-bersih dan mengambil air. Oh yaa, untuk mengenali sanggaku sangatlah mudah karena kami sama-sama memakai sandal swallow warna kuning. Hal yang paling seru saat berkemah ialah hiking. Banyak tantangan yang kita lalui, dan hal yang paling aku senangi saat itu ialah merayap turun ke sungai. Yah, itu sangat menantang tapi baru pertama kalinya aku merayap jadi itu termasuk tantangan yang menarik yang aku lalui. Setelah hiking, ada lomba yel-yel. Berbagai yel-yel menarik ditampilkan oleh setiap sangga. Hmm, bukannya sombong, aku hanya mau bilang kalau sanggaku pemenang lomba yel-yel itu. Alhamdulillah, hehe. Di malam terakhir perkemahan, kami baru diberi informasi bahwa akan diadakan pentas seni. Aku dan teman-teman sanggaku merasa panik dan segera memikirkan apa yang akan ditampilkan. Kami memutuskan untuk menampilkan vocal grup, puisi dan tilawah. Esok harinya, kami pulang tidak langsung naik mobil. Karena ada kejadian yang tidak terduga, maka kami semua disuruh untuk berbenah karena akan dipulangkan lebih awal, tidak mengikuti jadwal yang telah dibuat sebelumnya. Kami jalan kaki menyeberangi sungai dan singgah beristirahat di pinggir jalan setelah berjalan jauh. Kami beristirahat sambil menunggu mobil yang akan membawa kami kembali ke Madrasah. Proses belum berakhir disitu, masih ada proses yang harus dilalui untuk mendapatkan tali kur. Untuk mendapatkan nya, diadakan debat selama 3 hari.



Kami dibagi menjadi 3 kelompok. Diantaranya kelompok keluarga, sekolah dan masyarakat. Mengapa nama kelompoknya seperti itu? Karena tema dari debat itu adalah tentang kenakalan remaja. Setiap anggota kelompok harus berbicara minimal satu kali dalam debat. Karena aku tidak menyukai debat, jadi aku hanya berbicara satu kali dan selebihnya aku hanya menjadi penyimak. Di hari teakhir debat itu, kakak senior bertengkar hingga membanting kursi yang ada di ruangan itu. Semua peserta merasa kaget dan takut karena melihat senior bertrngkat di depan mereka. Dan ternyata, jreeeeeng. Itu adalah drama. Drama yang sengaja disusun oleh kakak senior untuk mengetahui bagaimana reaksi peserta saat konflik terjadi. Apakah hanya tinggal diam atau tidak. Setelah melalui debat selama tiga hari, pada hari Jum’at diadakan proses pemasangan tali kur oleh kakak Pembina dan sekaligus kami dikukuhkan secara resmi menjadi anggota ambalan. Aku sangat senang karena bisa bergabung di organisasi pramuka yang sejak dulu aku inginkan. Aku tidak pernah absen mengikuti pertemuan rutin pramuka. Karena terlalu cinta, bahkan kegiatankegiatannya pun tidak ada yang kulewatkan. Dari situ, aku mengenal semua teman-teman angkatanku. Seiring berjalannya waktu, perasaan malu untuk berkenalan dengan mereka sudah tidak ada lagi. Aku bahkan mengenal semuanya. Banyak karakter yang berbeda-beda yang ada diantara kami, namun karakter itu tidak membuat kami berpisah. Justru perbedaan karakter itulah yang membuat kami terus bersatu.