Chapt 20.1 (Komplementer) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Prof. Dr. Nurfina Aznam Nugroho, SU., Apt Rabu, 28 october 2015



TANAMAN OBAT Apakah dokter mau menggunakan tanaman sebagai obat (meresepkan untuk pasien)? Apa saja yang menjadi pertimbangan dokter dalam meresepkan tanaman obat kepada pasien? a. Apakah ada data ilmiahnya? Jadi tanaman obat tersebut apakah memiliki data ilmiah atau evidence base medicine yang dapat dijadikan landasan dalam penerapan kepada pasien b. Khasiatnya? Apakah tanaman obat itu benar dapat menyembuhkan suatu penyakit? c. Zat aktifnya? Dokter terkadang tidak tahu zat aktif yang terkandung didalam obat. d. Formulasinya? e. Farmakokinetik? Dokter terkadang tidak tahu bagaimana cara kerja tanaman obat sehingga ragu-ragu dalam meresepkan f. Dosis? Dosis yang tepat dalam penggunaan tanaman obat terkadang masih tidak jelas tidak seperti obat yang dipasaran yang telah diketahui dosis efektifnya. g. Toksisitas? Apakah ada zat toksis yang terkandung atau efek samping penggunaan. Indonesia memiliki sumber daya alam tanaman obat yang potensial. Tanaman obat dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk penelitian, misalnya dengan melakukan: isolasi, identifikasi, uji aktivitas farmakologi, mikrobiologi, parasitologi, penuntun penemuan obat-obat modern, dan lain-lain. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran, 190-191) INDONESIA merupakan Mega Senter Keanekaragaman Hayati Dunia. Terdapat 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di anta-ranya berkhasiat obat. Indonesia juga kaya akan tanaman obat, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan di Amerika Serikat sendiri devisa untuk biota laut yang digunakan sebagai sumber bahan obat sebesar US$ 40 M/th. Tanaman obat dikonsumsi masyarakat dalam bentuk sediaan tradisional (jamu).Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan jamu sebagai obat, yaitu adanya beberapa bahan alam dalam satu racikan yang belum diketahui kandungan zat aktif dan aktivitasnya maupun interaksi satu dengan lainnya, disamping dosis yang tidak terjamin ketepatannya. • “Maha suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin, ayat 36)



Setiap penyakit ada obatnya, ada pasangan-nya. Pasangan itu berasal dari tanaman yang ditumbuhkan oleh bumi.  Pasangan itu ada dalam dirinya Endorfin, yaitu morfin yang ada dalam tubuh kita yang disebut dengan agonis endogenous. Allah menciptakan mofin dalam tubuh kita untuk mengobati rasa sakit yang kita derita  Pasangan yang tidak kita ketahui Adalah tugas manusia untuk mencari dan mengembangkan apa-apa yang sudah disediakan Allah. OBAT-OBATAN MODERN YANG BERASAL DARI TANAMAN • Asam salisilat dan turunannya Glikosida salicin dapat diisolasi dari tanaman salix alba yang dibuat dalam bentuk minyak wintergreen yang beraktivitas sebagai antipiretin dan antirematik.







Morfin dan turunannya Morfin adalah alkaloid, berupa getah pada biji papaver somniferum. Morfin berkhasiat sebagai analgetik kuat, menekan susunan syaraf pusat dan bersifat adiktif.



Kodein sebagai obat batuk dengan morfin memiliki struktur yang hmpir sama.  Efedrin dan turunannya Tanaman yang disebut Ma Huang species dari Ephendra, digunakan untuk pengobatan Cina. Berkhasiat sebagai obat asma bronchiae, hay fever, dan beberapa keadaan alergi.







Kloroquin Penyakit malaria tertiana dapat disembuhkan dengan batang tanaman yang dikenal sebagai chinchona bark. Alkaloid quinine dapat diisolasi dari chinchona bark yang dalam perkem-bangan berikutnya dapat disintesa senyawa-senyawa turunan dari quinine, antara lain kloroquin dan pamaquin







Kunyit (Curcuma Domestica) Kunyit, sangat banyak manfaatnya. Sebagai bumbu masak, kosmetika, maupun sebagai komponen pada sebagian besar jamu yang diproduksi di Indonesia. Kurkumin, senyawa aktif pada kunyit berhasil diisolasi pada tahun 1870, mempu-nyai aktivitas yang luas sebagai antioksi-dan, antihepatotoksik, antiinflamasi (yang lebih tinggi aktivitasnya daripada fenilbutason), dan sebagai antirematik



Cara Pengolahan Tanaman Obat • • •



Simplisia: adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun. Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Serbuk: merupakan sediaan halus, diproduksi oleh industri rumah tangga, industri kecil obat tradisional, dan pabrik jamu. Sediaan galenik: dibuat dengan menyari zat aktif dengan pelarut cair. Merupakan sediaan cairan yang diolah lebih lanjut menjadi serbuk, pil, atau bentuk yang lain.



USAHA PEMBERDAYAAN Tanaman Obat • Penelitian Terpadu : Dengan menggalakkan penelitian tanaman obat, dan tindak lanjut terhadap hasil penelitian oleh industri farmasi. • Budidaya Tanaman Obat: Kelemahan produk alam adalah kontinuitas ketersediaan bahan baku. Perlu upaya pembudidayaan tanaman tersebut, dengan memanfaatkan lahan tidur, atau kultur jaringan. • Penyuluhan: Penyuluhan pada produsen tradisional tentang cara-cara produksi yang baik. Penyuluhan pada masyarakat luas tentang khasiat, dan kegunaan tanaman obat



CIRI-CIRI TANAMAN OBAT Yuningtyaswari, S.Si., M.Kes Sabtu, 17 Oktober 2015



Bismillahirrohmanirrohim  Jangan lupa berdoa sebelum belajar yaa, soalnya materi ini banyak banget dongeng tentang tanamannya, semoga nggak sedatif…  Pendahuluan Bagian-bagian tumbuhan/tanaman: a. Daun b. Bunga c. Buah mempunyai ciri-ciri tertentu untuk setiap spesies d. Batang e. Akar Contoh : Ciplukan (Physalis angulata)  Tanaman semak setinggi 30-80 cm, batang tegak, bersegi 4, berkayu, lunak, berwarna hijau. Daun tunggal lonjong, berseling, namun bergelombang. Bunga tunggal, bentuk corong, di ketiak daun, berbulu, kuning pucat. Buah bentuk lampion yang terbungkus kelopak. Biji bulat, bentuk pipih, warna coklat.  Manfaat: mengobati Influenza, mengobati sakit tenggorokan, mengobati Batuk Rejan (Pertusis).



Ciri-ciri tersebut harus diketahui dengan teliti dan benar supaya tidak keliru dengan spesies lain terutama pada tanaman/ tumbuhan obat karena berbahaya jika keliru dengan spesies lain. Nah ada perlu diingat nih: - Jangan hanya menentukan suatu tanaman adalah sama hanya berdasarkan nama  nama tanaman berbeda-beda di tiap daerah - Nama ilmiah  lebih aman, karena sama di seluruh belahan dunia



Ciri-ciri suatu tanaman biasanya diberikan berdasar determinasi tanaman/ tumbuhan untuk masing-masing spesies. Bagaimana deskripsi secara umum untuk tanaman tersebut, mulai dari ukuran tanaman, bentuk dan susunan dari masing-masing bagian tanaman (ciri-ciri dari keseluruhan bagian tanaman)  tanaman yang 1 genus biasanya sangat mirip dan mungkin hanya 1 bagian kecil saja dari tumbuhan tersebut yang berbeda sehingga kemungkinan kelirunya besar. Selain itu, Industri herbal, penjual jamu atau pengguna meramu dan mengkonsumsi sendiri ramuannya menjadi tumbuhan obat segar atau simplisia, sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai ciri tersebut. Bahan baku dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu: memetik/memanen sendiri tanaman yang dibudidayakan, mencari/memungut dari tumbuhan liar, atau membelinya dari penjual/pemasok simplisia. Pada tanaman yang dibudidaya, maka keasliannya sudah diketahui dengan baik. Sedangkan pada simplisia yang berasal dari tumbuhan liar/dibeli dari pemasok, kadang tumb obat tersebut tercampur tumbuhan lain yang mirip ciri morfologinya, baik secara sengaja atau tidak, bahkan dapat tertukar atau terjadi kekeliruan dengan tumbuhan lain.  Keliruan pengambilan tumbuhan obat dapat tjd karena : kesamaan morfologi nama yang hampir mirip  Hal ini seringkali menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan Contoh kekeliruan karena kesamaan morfologi : Di Eropa tengah, Bear's Garlic /Ramsons (Allium ursinum L.) digunakan sebagai sayuran, salad, rempah-rempah atau ramuan untuk pesto in lieu of basil. Batang tumbuhan ini berbentuk segitiga dan daunnya mirip Lily of theValley (Convallaria majalis), Meadow Saffron (Colchicum autumnale) atau Autumn crocus (Crocus sativus)  kemiripan morfologi daun dapat menimbulkan kekeliruan. Dilaporkan berapa kasus keracunan kolkisina (alkaloid beracun dalam Autumn crocus maupun Meadow Saffron) akibat kekeliruan mengkonsumsi/mengambil ramsons dengan Autumn crocus atau Meadow Saffron  menyebabkan gastroenterocolitis, diikuti dengan kegagalan fungsi berbagai organ tubuh dan apabila tidak segera mendapatkan pertolongan akan menimbulkan kematian. Seharusnya yang dikonsumsi yang Allinum ursinum.



Tumbuhan yang satu marga biasanya memiliki morfologi yang hampir mirip, misalnya: - Kumis kucing (Ortosiphon aristatus (BI.) Mlq.) dan Ortosiphon spicatus (Thumb) BBS) - Kemangi (Ocinum sanctum L.) dengan Selasih (Ocinum basilicum L.) - Berbagai jenis lempunyang, misalnya lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), lempuyang pahit (Zingiber amaricans BI.), serta lempuyang gajah (Zingiber zerumbet Sm.)



Contoh kekeliruan karena nama yang mirip : Kasus nefrotoksisitas pernah terjadi pada wanita-wanita Belgia yang ingin melangsingkan tubuhnya sehingga mengkonsumsi berbagai obat yang diberikan oleh klinik pelangsingan tubuh, al serotonin + obat herbal tertentu yang mengandung Stephania tetranda (Guang Fang Ji). Ketika kasus tersebut terjadi, obat herbal yang digunakan diperiksa ternyata tidak mengandung Stephania tetranda, namun mengandung tumbuhan lain, Aristolochia sp. (Han Fang Ji). Diduga Stephania tetranda (Guang Fang Ji) dikelirukan/diganti dengan Aristochia sp. (Han Fang Ji) yang mempunyai nama yang mirip. Aristolochia sp. mengandung asam aristolokat yang toksik terhadap ginjal. Di Indonesia, belum pernah dilaporkan adanya kasus fatal akibat kekeliruan penggunaan tumbuhan obat, but mungkin saja terjadi kasus tersebut karena kesamaan ciri morfologi maupun nama tumbuhan.



Tumbuhan yang satu marga biasanya memiliki nama yang hampir mirip, misalnya: - Kecibeling (Hemigraphis colorata Hall. f., Ruella napifera Zoll et Mor. dan Strobilanthus crispus L.) - Kunci pepet (Kaempferia rotunda L. dan Kaempferia angustifolia Rosc.) - Daun dewa (Gynura pseudo-china (L.) DC. dan (Gynura procumbens (Lour.) Merr. ) Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, maka pemastian keaslian tumbuhan sangatlah penting. Beberapa metode untuk memastikan keaslian suatu tumbuhan: 1. Metode organoleptik Metode dengan cara meremas kemudian membau dan/atau merasakan, memiliki resiko kesalahan yang tinggi, dan hanya orang tertentu yang ahli dan berpengalaman saja yang mampu melakukannya dengan hasil yang baik. Tumbuhan yang mengandung minyak atsiri biasanya mempunyai bau yang khas, sedangkan tumbuhan yang mengandung alkaloid umumnya mempunyai rasa pahit. 2. Metode morfologi dan anatomi tumbuhan Pemeriksaan ciri morfologi dapat secara kasat mata atau menggunakan kaca pembesar (loupe). Bagian yang diamati : bentuk daun, batang, akar, rimpang, susunan bunga dan sebagainya. Pemeriksaan ciri anatomi menggunakan mikroskop, dilakukan terhadap irisan melintang atau membujur dari jaringan tumbuhan atau pemeriksaan serbuk/bagian tumbuhan yang telah dikeringkan. Cara pemeriksaan ini untuk mengamati bentuk sel dan jaringan (jaringan meristem, epidermis gabus, parenkim, klorenkim, sklerenkim, phloem dan xylem), sel batu, trikomata, kristal kalsium oksalat, dan sebagainya. Tumbuhan pada umumnya mempunyai ciri morfologi dan anatomi yang spesifik dan dapat digunakan sebagai penciri bagi tumbuhan tersebut. 3. Metode kimia Berdasarkan reaksi kimia antara kandungan tumbuhan dengan pereaksi maupun pengamatan bentuk/profil kromatogram kromatografi, baik secara kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas (KG) atau kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Sidik kromatogram suatu tumbuhan obat umumnya spesifik. Tumbuhan pada umumnya mempunyai kandungan kimia tertentu, sehingga dengan pengamatan profil kromatogram, dibandingkan dengan standar, maka dapat diketahui apakah tumbuhan tersebut asli atau tidak. Contoh: Panax quinquefolium (Ginseng Amerika) mempunyai 29 macam kandungan saponin (Ginsenosida) dengan 24 (R)-pseudoginsenosida F11 sebagai kandungan spesifiknya, sedangkan Panax ginseng (Ginseng China) hanya mempunyai 20 jenis Ginsenosida dengan Ginsenosida Rf sebagai kandungan spesifiknya. 4. Metode genetik Metode ini dilakukan dengan cara mengamati sidik DNA tumbuhan. Teknik-teknik yang digunakan: a. Random amplified polymorphic DNA (RAPADA) b. DNA fingerprinting menggunakan multi-loci probes c. Restriction fragment length polymorphism (RFLP) d. Amplified fragment length polymorphism (AFLP) e. Arbitrarily primed polymerase chain reaction (AP-PCR) f. Microsatellite marker technology



DAUN Daun tanaman dibedakan berdasarkan berbagai hal, diantaranya: - Jumlah tiap tangkai: a. Tunggal : di setiap tangkai tumbuhan hanya ada 1 daun b. Majemuk : setiap tangkai terdiri dari banyak daun (>1 daun) Jenisnya ada daun majemuk menyirip, daun majemuk menjari, dan daun majemuk campuran. Bergantung pada cara penyusunan anak daun pada tungkai daun. Dari segi jumlahnya ada majemuk gasal dan majemuk genap. - Warna: hijau (tua, muda)/ lainnya, perhatikan warna daun saat masih muda dan tua (ada perubahan atau tidak). - Kedudukan pada batang/tangkai: a. Daun memeluk batang -> ada sebagian dari tangkai daun yang melingkupi batang b. Daun langsung menempel pada batang -> daun langsung menempel pada batang tanpa tangkai c. Daun menempel pada tangkai yang menempel pada batang d. Daun berhadapan -> letak daun berhadapan datu sama lain e. Daun bersilang -> letak daun berhadapan namun bersilangan f. Daun mengelilingi batang (roset) - Bentuk: membulat, meruncing, lanset, deltoid, linier, sagita, chordate/seperti jantung, lonjong. - Tepi daun: halus, bergerigi, beringgit, menjari, berlekuk. - Tulang daun (venasi): sejajar, menyirip, bersilang, berhadapan, menjari. - Tangkai (petiola): panjang dan pendek. - Ujung dan pangkal daun



BUNGA Masih pada inget kan ya pelajaran sekolah dulu yang tentang tumbuhan berbiji (Spermatophyta)? Hmm sudah kuduga… pasti banyak yang lupa :p. Jadi tumbuhan berbiji (Spermatophyta) terbagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospremae). Letak perbedaan salah satunya adalah dari bunganya. Kalau Angiospermae bunganya sejati dan bijinya tidak terlihat dari luar, sedangkan Gymnospermae tidak memiliki bunga sejati dan bijinya terdapat di permukaan. Yang dibahas pada materi ini yang Angiospermae aja yaaa



Keterangan gambar: Pistil : putik Stamen : benang sari Petal : mahkota bunga



Sepal Pedicel Receptacle



: kelopak bunga : tangkai : dasar bunga



Beberapa bagian dari bunga yang harus diperhatikan: a. Mahkota dan kelopak: warna dan bentuk b. Letak : ujung, sepanjang batang/cabang, ketiak daun, ranting, bergerombol/tidak, tegak, menggantung c. Tunggal atau majemuk : malai atau berangkai



Keterangan dari gambar sebelah kanan: Recame/recemosa : berhadapan Panicle : bercabang Corymbe : susunan rata Spike : bersilang Umbel : susunan seperti payung Head : menggerombol Compound umbel : seperti payung majemuk/ganda Cyme : menggantung Spadix : seperti pohon kelapa  Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang.  Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-bunga individual tak bertangkai (duduk).  Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung.  Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama.  Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang. Misalnya suku keladi/talastalasan (Araceae), atau jagung (Zea mays).  Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola. Contohnya bunga petai dan kerabatnya (Mimosoideae). Variasi dari bongkol adalah bunga piringan (anthodium) pada Compositae, dengan bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya.  Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal seperti pada lada (Piper nigrum) atau sirih (P. betle).



BATANG Batang tanaman dibedakan berdasarkan berbagai hal, diantaranya: - Berkayu/tidak - Konsistensi batang keras/tidak - Batang tersebut basah/kering - Bercabang/tidak; Cabang banyak/sedikit



-



Permukaan : kasar, halus, atau berduri Warna: coklat, hijau, dll Sifat batangnya tegak atau menjulur Ukuran batangnya tinggi/rendah, diameternya besar/kecil



AKAR -



Tunggang/serabut/umbi Warna: putih, coklat



BUAH -



Bentuk: bulat, lonjong, seperti lonceng, dll Warna Letak



-



Tunggal/majemuk Ukuran Permukaan kulit Biji



Tanaman obat yang digunakan di Indonesia banyak sekali, berasal dari berbagai familia tumbuhan. Bagian yang digunakan dapat berupa umbi, akar, daun, bunga, buah, biji, batang. Contoh tanaman obat yang sudah sering didengar: - Golongan rempah-rempah: temulawak, kunyit, kencur - Goongan sayuran: seledri, wortel - Golongan buah: belimbing, apel - Golongan lain: kayu putih



CONTOH TANAMAN OBAT  Tapak Dara Sinonim : Lochnera rosea, Reich. Vinca rosea, Linn. Ammoallis rosea, Small. Familia : Apocynaceae Uraian : Biasanya menjadi tanaman hias dengan warna bunganya, yaitu putih dan merah (ada juga yang ungu). Semak tegak, ketinggian batang sampai dengan 100 cm, tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. Ciri-ciri tumbuhan: batang berbentuk bulat, berdiameter kecil, berkayu, beruas dan bercabang, serta berambut. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, dan berwarna hijau. Bunganya menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Rumah biji berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji. Nama Lokal: Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (Indonesia), Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda). Penyakit Yang Dapat Diobati: Diabetes, Hipertensi, Leukimia, Asma, Bronkhitis, Demam, Radang Perut, Disentri, Kurang darah, Gondong, Bisul, Borok, Luka Bakar, Luka baru, Bengkak. Komposisi : dari akar, batang, daun hingga bunga Tapak dara mengandung unsur-unsur zat kimiawi yang bermanfaat untuk pengobatan. Antara lain vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinleurosin merupakan kandungan komposisi zat alkaloid dari tapakdara.



 Adas (Foeniculum vulgare Mill.) Sinonim: E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn. Familia: Apiaccae (Umbelliferae) Uraian : Telah dibudidayakan sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Hidup di dataran rendah sampai dengan 1.800 m dpl, optimal pada dataran tinggi. Berasal dari Eropa Selatan dan Asia, dan kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Ciri tumbuhan: tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun (terdiri dari 3 - 5 batang). Batang hijau kebiru-biruan, beralur, beruas, berlubang, bila mekar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Bunga tersusun payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 cm, panjang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Warna buah bisa berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, rasanya seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, hasil sulingan serbuk buah adas yang masak & kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman. Nama Lokal: Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo),; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I). Penyakit Yang Dapat Diobati: Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit, diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, batuk, sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat, susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), kolik, usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu, pembengkakan saluran sperma (epididimis), penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis), keracunan tumbuhan obat atau jamur, meningkatkan penglihatan. Komposisi: - Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. - Daun: berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil). - KANDUNGAN KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. - Akar mengandung bergapten. - Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).



- Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian: 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.  Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) Sinonim: Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ. Familia: Acanthaceae Uraian: Tumbuh liar di tempat terbuka (kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan). Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Tumbuhan semusim dengan ciri-ciri: tinggi 50 - 90 cm, batang banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) nodus membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Bunga: rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. Ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung; kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. Nama Lokal: Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra). Penyakit Yang Dapat Diobati: Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru. Sifat Kimiawi: Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil. Kandungan Kimia: Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4-dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian: 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli.



2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14deoksi-11, 12- didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam. 9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum 10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi.  Secang (Caesalpia sappan L.) Uraian: Suka tempat terbuka sampai dengan ketinggian 1.000 m dpl., seperti di daerah pegunungan yang berbatu but tidak terlalu dingin. Tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Ciri-ciri tumbuhan: perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang, panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan. Panenan kayunya bila digodok memberi warna merah gading muda, dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang. Nama Lokal: Secang (Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa),; K Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis: Sepat tidak berbau. Menghentikan perdarahan, pembersih darah, pengelat, penawar racun dan antiseptik. Kandungan Kimia: Kayu: Asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna. Penyakit Yang Dapat Diobati: Diare, disentri, batu darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor,; Muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah; Malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.



 Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) Familia: Meliaceae Uraian: Tumbuh liar di hutan jati dan tempat lain yang dekat pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Ciri-ciri tumbuhan: - Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya bergetah. - Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau. - Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain, bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. - Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. - Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran - Perbanyakan dengan biji. Nama Lokal: Mahagoni, maoni, moni. Penyakit Yang Dapat Diobati: Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kurang napsu makan, Demam, Kencing manis (Diabetes mellitus), Masuk angin, Ekzema, Rematik Kandungan Kimia: Saponin dan flavonoida  Mengkudu (Morinda citrifolia, Linn.) Familia: Rubiaceae Uraian: termasuk jenis kopi-kopian, dapat tumbuh di dataran rendah sampai dengan 1500 m dpl. Tumbuhan asli dari Indonesia. Ciri-ciri tumbuhan: mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bunga bongkol yang kecilkecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah. Nama Lokal: Mengkudu (Indonesia), Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda Penyakit Yang Dapat Diobati: Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut, Menghilangkan sisik pada kaki. Komposisi: Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.



 Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) Familia: Araliaceac Uraian: sebagai tanaman hias/ pagar, atau tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dpl. Ciri-ciri tumbuhan: - Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. - Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang, dan lurus. - Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. - Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. - Perbanyakan dengan setek batang. Nama Lokal: Mamanukan (Sunda), godong mangkokan (Jawa). lanido,; ndalido, ranido, ndari (Roti).ai lohoi, ai laun niwel, daun koin, ; daun papeda (Ambon). daun koin, d. mangkok, memangkokan, ; daun papeda, memangkokan, pohon mangkok (Sumatera); Daun mangkok (Menado), mangko- mangko (Makasar).; Goma matari, sawoko (Halmahera), rau paroro (Ternate). Penyakit Yang Dapat Diobati: Radang payudara, rambut rontok, sukar kencing, baubadan, luka, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI. Kandungan Kimia: Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, peroksidase, amyangdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C.  Jintan/Ajeran (Coleus amboinicus, Lour.) Familia: Labiatae Uraian: Tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 m dpl . Ciri-ciri tumbuhan: Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untu pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidak terlalu kering). Nama Lokal: Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu (Timor). Penyakit Yang Dapat Diobati : Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam, Luka, Borok. Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis: Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. Kandungan Kimia: Phytosterin-B.  Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.) Familia: Euphorbiaceae



Ciri-ciri tumbuhan: - Batang: Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. - Daun: Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. - Bunga: Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. - Syarat Tumbuh: Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di hutanhutan, ladang-ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Lokal: Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate). Penyakit Yang Dapat Diobati : Sakit kuning (liver), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih, Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat. Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran: - Zat Filantin - Kalium - Mineral Damar - Zat Penyamak.  Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t) Familia: Menispermaceae Uraian: Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Ciri-ciri tumbuhan: Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek. Nama Lokal: Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China). Penyakit Yang Dapat Diobati: Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis: Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. Kandungan Kimia: Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.  Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Familia: Asteraccae (Compositac) Uraian: Tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, seperti di tebing-tebing, tepi saluran air, atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan yang berasal dari Eurasia ini bisa ditemukan pada daerah yang banyak turun hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Ciri-ciri tumbuhan: Tumbuhan tahunan, tegak, tinggi 0,6 2 m, mengandung getah putih, dengan akar tunggang yang kuat.



-



Batang berongga dan berusuk. Batang muda dan daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. - Daun tunggal, bagian bawah tumbuh berkumpul pada pangkal membentuk roset akar. Helai daun berbentuk lanset atau lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda. Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun besar dengan tinggi mencapai 2 m disebut rayana. - Bunga berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota bentuk jarum, kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah kecokelatan. - Buah kotak, berusuk 5, bentuknya memanjang sekitar 4 mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman tumbuhan ini. - Perbanyakan dengan biji. Nama Lokal: Jombang, j. lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda).; Tempuyung (Jawa) Penyakit Yang Dapat Diobati: Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat, radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul, beser mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka bakar, pendengaran kurang (tuli), memar. Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis: Tempuyung rasanya pahit dan dingin. Kandungan Kimia: Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid, dan taraksasterol. Efek Farmakologis Dan Hasil Penelitian: 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. Daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melaruntukan batu ginjal. b. Daya melaruntukan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alcohol 2. Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas karbon tetrakiorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan.  Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Familia: Piperaceae Uraian: Tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl.



-



-



-



Ciri-ciri tumbuhan: Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8



mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. - Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. - Perbanyakan dengan biji atau setek batang. Nama Lokal: Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar) Penyakit Yang Dapat Diobati: Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurasthenia, tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, tidak hamil: rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, stroke, nyeri pinggang, kejang perut. Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis: Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. Kandungan Kimia: Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.  Kencur (Kaempferia galanga, Linn.) Familia: Zingiberaceae Uraian: Digolongkan sebagai tanaman jenis emponempon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan tumbuhan kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Ciri-ciri tumbuhan: - Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. - Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. - Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. - Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan. - Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka. Nama Lokal: Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba). Penyakit Yang Dapat Diobati: Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi, Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan darah kotor, Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah Kandungan Kimia: Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. Alhamdulillah selesai materinya    Semoga ilmunya bermanfaat yaa…



SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN OBAT



Puguh Novi Arsito, M.S.C.,Apt



A. TUMBUHAN ---SENYAWA ---AKTIVITAS Ada sebuah tulisan pada abad 16 : “ The Indian killed another companion of ours. and in truth , the arrow did not penetrate half a finger , but it had poison on it, he gave up his soul to our Lord”. 1. Senyawa Bioaktif Diketahui kemudian : tubokurarin dari Chondodendron tomentosum. Tubokurarin menghambat asetilkolin yang berikatan dengan reseptornya  mencegah neurotransmisi  paralisis otot (lumpuh). Kelumpuhan tersebut akan menjalar diseluruh sel sarafnya sehingga bisa menyebabkan kematian



2. Bahan alam sebagai terapi  Pengalaman berabad abad  Menginspirasi penemuan obat  Aspirin, quinine, morphine, podophyllotoxin, artemisinin, digoxin, taxol, vincristine  Chemical biodiversity  Keanekaragaman hayati  Ketersediaan melimpah  Total tumbuhan 310.000 – 422.000  Profit bagi industri / masyarakat  Penyakit penyakit baru 3. Metode Terapi Obat



4. Obat Alami / Terapi Herbal • Jamu • Herbal terstandar • Fitofarmaka 5. Obat Herbal (Who) Produk obat jadi berlabel yang megandung bahan aktif, bagian di bawah atau di atas permukaan tanah atau bagian tanaman lain atau kombinasinya, baik dalam bentuk gubal atau preparat. Obat herbal (jamu) yang mengandung bagian tumbuhan dikombinasikan dengan senyawa kimia murni aktif termasuk senyawa kandungan tumbuhan yang secara kimiawi sudah murni, termasuk konstituen tanaman terisolasi dan murni, bukanlah obat herbal. 6. Obat herbal di indonesia ASPEK JAMU Simplisia Tidk terstandar



HERBAL TERSTANDAR Terstandar



FITOFARMAKA Terstandar



Khasiat



Empiris



Uji praklinik



Uji klinik



Tujuan Pengobatan



Promotif (jamu habis bersalin, sehat lelaki) Preventif



Promotif Preventif Kuratif



Umumnya kuratif



Bentuk Sediaan



Klasik



Campuran



Modern (acceptable)



Pasar



Upaya perawatan sendiri



Upaya perawatn sendiri,masyarakat (non formal)



Upaya pelayanan kesehatan formal



7. Natural Product As Drugs And Drug Leads WHO: 80% penduduk dunia menggunakan obat traditional / produk turunannya. Antara 1983-1994 , 41% dari obat yang disetujui diturunkan dari senyawa alam. 61% dari semua obat baru diseluruh dunia (1981- 2002) diinspirasi dari senyawa alam. Penemuan senyawa bioaktif  Pengumpulan material ( tumbuhan, sponge, hewan )  Penyiapan ekstrak dan bioassay  Pengumpulan kembali material aktif dan isolasi senyawa aktif dg BIOASSAY – DIRECTED FRACTINATION.  Menentukan stuktur senyawa aktif  Lead optimazation  Uji aktivitas in vivo dan uji toksisitas ( pre klinik)  Pengembangan formulasi



Skema pengembangan bahan alam menjadi isolat



Uji klinik 8. Contoh pengembangan lead compound (Aspirin)  1760’s, Rev Edward Stone  Willow bark ( salix alba) sebagai obat demam turun menurun bangsa Amerika.  1828, kristal aktif diisolasi: salicin.  Salicin dimetabolisme in vivo: asam salisilat (the active principle)  1899Bayer AG memasarkan aspirin ke pasar (prescription drug)  1915 Aspirin dipasarkan dalam bentuk tablet (pelopor tablet)  Dijual tanpa resep  Analgetik yg poten dan menjadi andalan  Belakangan: aspirin dapat mencegah stroke dan serangan jantung.  1987, Dr.Felix Hoffman, 1987  Sintesis asam asetil salisilat  Bayer Aspirin: obat paling terkenal dan banyak digunakan di dunia 9. Anti kanker : Podophyllotoxins  Ada sekitar 90 anobat anti kanker ( 62% diturunkan dari produk alam)  Podophyllumpeltatum : etoposide dan teniposide ( Sandoz, Novartis) sbg penghambat pembentukan mikrotubulus. bahan baku obat modern  Sudah banyak diteliti, tetapi masih berada banyak di para peneliti.  Perlu dikumpulkan hasil hasil penelitian tanaman obat, dan ditindaklanjuti tanaman obat yang potensial menjadi bahan baku obat  Dibuat roadmap kemandirian obat  Dimulai dengan produksi artemisinin (obat malaria) yang dari hulu (pembibitan dan penanaman) sampai hilir (jadi obat malaria) ditangani oleh bangsa sendiri.



Sarana dan investasi pengembangan herbal sebagai bahan baku obat modern



Roadmap pengembangan herbal sebagai bahan baku obat modern



B.



JENIS-JENIS SENYAWA METABOLIT Metabolit Primer :  Merupakan Fundamental Building Block Kehidupan/Makhluk Hidup  Dubutuhkan untuk bertahan hidup  Proses :”Metabolisme primer"  Polisakarida, protein, lemak, dan asam nukleat Metabolit Sekunder :  Tidak begitu dibutuhkan untuk hidup tetapi diperlukan untuk mempertahankan diri.  Hanya pada organisme tertentu  Tidak penting untuk kelangsungan hidup  Proses : Metabolisme sekunder  Contoh : Nikotin biasa dipakai untuk menghilangkan serangga  Biasanya disintesis dari metabolit primer  Dimana metabolit primer berfungsi sebagai starting material metabolit sekunder Contoh : Terpenoid, alkaloid, flavanoid, saponin, fenolik, pigment dan lain-lain



KARBOHIDRAT



Penggolongan senyawa lipid Asam lemak



lipid



trigliserida



fosfolipid



 Alkaloid  “alkaloid” (alkali-like)  Senyawa heterosiklik mengandung N, bersifat basa yang berasal dari tanaman dan mempunyai aktivitas fisiologi tertentu



 Terpenoid  Istilah ‘terpene’ diberikan kepada senyawa-senyawa yang diisolasi dariterpentin (padaawalnya). Kemudianistilahmeluaspadasemuatanaman yang mengandung:



 Flavonoid  Merupakan senyawa fenol terbanyak ditemukan di alam.  Merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning.  Kerangka dasar terdiri atas 15 atom karbon yang membentuk susunan C6-C3-C6.



 Tanin  Tannins are "phenolic natural products that precipitate proteins from their aqueous solutions".



 Green and Black Tea  GREEN TEA:  Dipreparasi dengan pemanasan cepat pada suhu yang ditingkatkan untuk mendeaktivasi enzim.  Mengandung katekin dg efek antioksidan tinggi.  (−)epigallocatechin gallate (egcg) >> (−)epicatechin gallate (ecg), keduanya termasuk polyhydroxyflavan gallates  Tanin yg bersifat mengikat protein & pigmen, sbg antioksidan, dan memiliki sifat khas di lidah (astringent).



 Black tea  Mengalami proses pengeringan lambat (fermentasi)  Aktivitas enzim menyebabkan hidrolisis & oksidasi (theaflavin)  Efek antioksidan menurun drastis.



C.



PEMANFAATAN OBAT ALAM YANG RASIONAL 1. Kebenaran bahan  Gynura procumbens (Sambung nyawa)berbeda dengan Gynura pseudocina (Daun Dewa)



Gynura procumbens (Sambungnyawa)



Gynura pseudocina (Daun Dewa)







Curcuma zedoaria(Kunir putih) berbeda dengan Curcuma mangga(Temu mangga)



Curcuma zedoaria (Kunir putih)



Curcuma mangga (Temu mangga)



2. Ketepatan dosis  Kunyitdosis kecil obat maag, dosis besar memacu maag  Seledri> 2 genggam dibuat jus sekali minum  Ketimun> 2 buah besar, diperas, diminumtensi drop, shock  Gambir> 1 ibujari – anti diarekonstipasi



Kunyit



Seledri



Gambir 3. Ketepatan waktu penggunaan  Jamu cabe puyang Pada awal masa kehamilansesuairesiko keguguran kecil  Kunir asem Abortivum – jangan di awal kehamilan



Jamu Cabe Puyang



Kunir Asem



4. Ketepatan cara penggunaan  Clero dendrontomentosum (Segunggu)  Gurahditeteskan kehidung. Membersihkan lender , obat rhinitis allergy  Saponinhemolisis darah. Oral/sistemik tidak sesuai



Clerodendrontomentosum(Segunggu) 5. Menghindari penyalahgunaan  Jamu terlambat bulan, haid tidak teratur,  Jamu plunturuntuk pengguguran  Bayi cacat, ibu infertil, infeksi, kematian  Pencampuran bahan kimia sintetis  Jamu masuk angin + asetosalperdarahan lambung  Jamu pegel linu +Fenilbutason, Deksametason, Prednison Moonface, Osteoporosis



6. Keamanan bahan  Daun tapak darapenurunan leukosit  Keji belingdiuretika kuatiritasi  Mimbanyeri di persendian  Digitalis, Oleander tonika jantung



Daun Tapak Dara



Keji Beling



Mimba     



Digitalis



Biji jarakdiare dan keracunan Jung rahab, akar kelorabortivum, teratogenic Biji kapas, biji pare anti spermatozoa Biji ceguk, widurimual, muntah, pusing Komfrey hepatotoksik



Biji Jarak



Jungrahab



Biji Kapas



Biji Ceguk



Komfrey



 TIDAK MENGANDUNG BAHAN YANG DILARANG 1. Biji Saga – Abrusprecatorius 2. Biji Kecubung – Datura spesies 3. Herba Patah tulang – Euphorbia tirucalli 4. DaunWati/Kava-kava-Piper methysticum 5. Daun Oleander-Nerium oleander 6. Daun Comfrey-Symphytum officinale 7. Tembaga II sulfat pentahidrat - Chalcanthite 8. Litharge - PbO



Biji Saga



Daun Oleander



Biji Kecubung



Daun Wati



Herba Patah Tulang



Daun Comfrey



D. KOMBINASI EFEK KANDUNGAN KIMIA AKTIF 1. HAMBATAN ABSORPSI  Tanin – Bereaksi dengan protein – Melapisi dinding usus  Polisakarida/Serat larut air – Mempercepat transit makanan/obat di usus



2. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN HAYATI  Piperin – Meningkatkan efek



3. EFEK KOMPLEMENTER  Thymus vulgaris (Herba Timi)  Minyak atsiri (timol, karvakrol, dll) Anti mikrob & Ekspektoran/ pengencer dahak  Flavon polimetoksiSpasmolitik – penekan batuk  Guazu maulmifolia(Daun Jati belanda)  MucilagoMengembang di lambung – Menekan nafsu makan  TaninMenghambat absorpsi lemak. Alkaloid – Menghambat enzim lipase



Thymus vulgaris (HerbaTimi) 4. EFEK SINERGISME  Orthosiphonsp (Kumis kucing)  Garam kalium  Flavonoid Diuretika



Guazu maulmifolia(Daun Jati belanda)



 Zingiberofficinale(Jahe)  Gingerol (Zatpedas) Anti mual (rasa)  MinyakatsiriAnti mual (bau)



Orthosiphon sp(Kumis kucing)



Zingiber officinale(Jahe)



5. EFEK KONTRAINDIKASI  Rheum palmatum (Kelembak)  Antrakinon – Laksansia  Tanin – Anti diare  Curcuma xanthorrhiza (Temulawak)  Kurkuminoid – Menurunkan kolesterol  Minyak atsiri – Menambah nafsu makan



Rheum palmatum (Kelembak)



Curcumaxanthorrhiza (Temulawak)



6. EFEK TIDAK BERKAITAN  Aloe vera (Lidahbuaya)  Antrakinon – Laksansia  Acemanan – Penyembuh luka, anti radang, antidiabetes  Zatwarnahitam – penyubur dan penghitam rambut  Morindacitrifolia (Mengkudu)  Skopoletin – Menurunkan tekanan darah  Morindin – Laksansia  Xeronin – Perbaikan sel yang rusak  Polisakharida – Imuno modulator



Aloe vera (Lidahbuaya)



Morindacitrifolia (Mengkudu)



PENDAHULUAN 1. Indonesia kaya akan sumber daya alam potensial, salah satunya adalah tanaman obat. Yang kemudian diracik untuk pengobatan dan biasanya dikonsumsi dalam bentuk jamu. 2. Obat herbal sebelum digunakan membutuhkan: a. Penelitian khasiat dan keamanan b. Standarisasi bahan baku (cemaran mikroba, kandungan logam dll). Standar untuk tingkat nasional disahkan oleh BP POM, untuk tingkat internasional oleh FDA. 3. Macam-macam sediaan jamu yang ada di masyarakat: siap diminum, racikan basah, simplisia, ekstrak, sachet , serbuk, sediaan galenik. Namun syarat terpenting adalah harus bersih , bebas dari mikroba (jamur, bakteri, spora, virus). 4 masalah keamanan pangan di Indonesia: 1. Produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan (bahan tambahan cemaran kimia, cemaran patogen, masa kadaluwarsa). 2. Kasus keracunan makanan yang sebagian besar belum dilaporkan dan belum diidentifikasi penyebabnya. 3. Masih rendah pengetahuan, keterampilan dan tanggung jawab produsen pangan tentang mutu dan keamanan pangan, pada industri kecil , industri rumah tangga. 4. Rendahnya kepedulian konsumen mengenai mutu dan keamanan pangan karena terbatasnya pengetahuan dan rendahnya kemampuan daya beli untuk produk pangan yang bermutu dan tingkat keamanannya yang tinggi. Oleh karenanya dibutuhkan program pengawasan keamanan pangan, antara lain : 1) Good Agricultural Practices (GAP) 2) Good Farming Practices (GFP) 3) Good Handling Practices (GHP); 4) Good Manufacturing Practices (GMP); 5) Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP); 6) Good Distribution Practices (GDP); Sementara Badan Standardisasi Nasional (BSN) Indonesia menggunakan system HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points). HACCP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya yang nyata bagi keamanan pangan. Hazard /cemaran Adalah suatu agen atau kondisi biologis, kimiawi ataupun fisik dalam makanan yang berpotensi menimbulkan dampak merugikan kesehatan. Beberapa macam hazard, meliputi: a. Hazard Biologis Berupa mikroorganisme patogen dan keberadaannya dalam banyak produk menimbulkan bahaya terbesar bagi konsumen. Perlu tindakan pengendalian dan pencegahan yang tepat.



b. Hazard Kimiawi Kontaminasi zat kimia pada bahan makanan dapat terjadi melalui ingredien, saat produksi, selama distribusi, penyimpanan. Dampak pada konsumen: jangka pendek (alergi), jangka panjang (karsinogenik , teratogenik). 1. Bahan mentah : pestisida/ hebisida, racun (alami , dihsilkan mikroba, alergen, antibiotik, residu hormon dan logam berat. 2. Proses produksi : agens pembersih, pelumas, zat pendingin, zat kimia pengendali hama, toksin dan alergen. 3. Kemasan : bahan plastik dan zat aditif, tinta, zat perekat, peluruhan logam c. Hazard fisik Hazard fisik merupakan zat atau benda asing yang dapat mengkontaminasi bahan makanan saat berlangsungnya produksi, contohnya: 1. Sesuatu yang tajam dan menyebabkan nyeri dan cedera: serpihan kayu, pecahan gelas. 2. Sesuatu yang dapat menyebabkan kerusakan gigi yang parah:logam, batu. 3. Sesuatu yang dapat menyebabkan tersedak: tulang, plastik. Berikut ini adalah tabel contoh dari masing-masing hazard :



Cara pemeriksaan bahan baku: 1. Organoleptik, (dengan panca indera), yaitu pemeriksaan karakteristik mutu suatu bahan pangan : warna, rasa, bau, tekstur dan bentuk . 2. Fisik, yaitu pemeriksaan adanya benda-benda asing di dalam bahan pangan, seperti kerikil, pecahan gelas,plastik, rambut. 3. Kimia, yaitu pemeriksaan bahan kandungan kimia dalam bahan pangan secara laboratoris, seperti zat gizi, BTM,logam-logam berat. 4. Mikrobiologis, yaitu pemeriksaan kandungan mikroba (Eschericia coli, Salmonella sp). CEMARAN MIKROBA Cemaran mikroba dapat diakibatkan karena hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber pencemaran (tanah, udara, debu, air, saluran pencernaan, saluran pernafasan dll). Hanya beberapa yang berperan sebagai sumber mikroba awal. Misal dari tanah, ketika memanen tanaman tidak dibersihkan dengan benar, atau dari udara pada saat pengeringan. Populasi mikroba pada herbal sangat spesifik, yatu berdasarkan jenis bahan, kondisi lingkungan, cara penyimpanan yang memenuhi syarat.



Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, antara lain : A. Intrinsik (sifat fisik, kimia, struktur yang dimiliki bahan) 1. Kandungan nutrisi, meliputi : air, energi, karbon, nitrogen, mineral dll) 2. pH:  pH optimal : 6,5 – 7,5  pH asam :bakteri tahan asam  pH basa : Vibrio (kadar garam tinggi)  pH 4-5 : ragi ( contoh : saccaromises)  pH 5-7 : jamur 3. Aktivitas air (aw) atau kadar air yang terdapat pada sediaan tersebut  optimal aw : 0,9-0,97  ragi aw :0,87-0,91  jamur aw :0,8-0,91 4. Potensial oksidasi reduksi: aerob, anaerob. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, mikroorganisme dibagi atas 4 kelompok yaitu :  Aerob ( mutlak membutuhkan oksigen)  Mikroaerofilik ( membutuhkan 75% oksigen)  Fakultatif anaerob ( dapat hidup tanpa oksigen maupun dengan oksigen)  Obligat anaerob ( sama sekali tidak membutuhkan oksigen). Pada obligat anaerob tidak mempunyai system sitokrom sehingga oksigen tidak dapat diubah menjadi radikal yeng bersifat toksik. 5. Senyawa antimikroba: minyak atsiri, tanin, eugenol dll. Merupakan senyawa antibody bagi tanaman, semakin banyak banyak kandungan zat-zat tersebut pada tumbuhan maka tumbuhan tumbuhan tersebut semakin berkhasiat. Namun kandungan minyak atsiri dalam tanaman sedikit sehingga sulit di isolasi di Indonesia karena untuk mengisolasinya harus menggunakan alat-alat tertentu yang belum terdapat di Indonesia, dan ini merupakan salah satu kendala. B. Ekstrinsik 1. Suhu : thermofil, mesofil, psikrofil - Termofil : 55-75°C ( kebal terhadap bakteri yang membentuk spora, contohnya bakteri bacillus dan clostridia) - Mesofil : 30-37°C ( pertumbuhan kuman pathogen) - Psikrofil : 12-15°C (bahan yang dibekukan) 2. Kelembaban udara: berhubungan dengan nilai aw. a. Faktor pengolahan, meliputi: - Pengeringan dengan sinar matahari (semakin kering, semakin sedikit kuman yang mengkontaminasi), - Air scrubby, - Penggilingan (meningkatkan suhu), - Radiasi dg sinar gama - Fumigasi dng etilen oksida b. Proses Produksi, meliputi : - Penyimpanan - Distribusi - Pengemasan, dll. Mikroba indikator pada metode pengendalian mutu 1. Angka kuman aerob: stafilokokus koagulase positif ( stafilokokus aureus) 2. Angka kuman anaerob: bakteri pembtk spora (clostridium, Bacillus cereus, Enterokokus).



Produk cair harus 100% steril, tetapi produk padat boleh tidak 100% steril karena pada saat dicerna, produk padat lebih lama dicerna di lambung. 3. Bakteri koliform: E.coli, Shigella, Salmonella. E. coli biasanya untuk indicator pencemaran fekal pada air. 4. Jamur: Aspergillus ( kotak spora diujung hifa). 5. Ragi : biasanya sacaromises dan candida yang sering di jadikan indicator. Senyawa beracun pada herbal Ada 3 kelompok: 1. Alamiah. - asam jengkolat (jengkol) sangat berbahaya pada orang dengan pH urine asam karena dapat membentuk batu ginjal. - pakirizida (bengkoang) - myristin (pala) - Solanin (kentang, terong, tomat) - nitrit (bayam) - hemaglutinin (kacang) - HCN (pada kulit singkong) 2. Dihasilkan oleh mikroba - toksin (dihasilkan oleh bakteri) - mikotoksin ( dihasilkan oleh jamur aspergillus, penicillum) 3. Residu dan pencemaran: pestisida, fungisida, logam berat TOKSIN Dihasilkan bakteri gram positif dan negative, Ada 2 jenis, yaitu: eksotoksin dan endotoksin. 1. Eksotoksin: dihasilkan oleh kuman yang hidup Contoh : botulinin, tetanopasmin, shiga toksin (neurotoksin), kolera, stafilokoki (enterotoksin) dapat menyebabkan diare. Cara kerja: sitolitik, hemolitik 2. Endotoksin :dihasilkan ketika bakteri telah lisis atau mati. Diproduksi oleh kuman gram negatif. - Cara kerja: emetik, pirogenik MIKOTOKSIN Dihasilkan oleh jamur: Aspergillus, Penicillium. Contohnya : 1. Aflatoksin (paling sering ditemukan) - Dihasilkan oleh Aspergillus flavus, A.nomius - Sifat toksigenik: beracun, karsinogenik (Ca hepatoseluler), teratogenik, mutagenik. - Gejala: demam, muntah, diare, koma, degenerasi lipid di liver, jantung, ginjal 2. Okratoksin - Dihasilkan oleh jamur Aspergillus ochraceus - Sifat toksigenik: pembengkakan hati, kerusakan struktur mitokondria, perubahan retikulum endoplasma. 3. Sterigmatosistin - Dihasilkan oleh Aspergillus versicolor - Sifat toksigenik, karsinogenik, kanker hati, gangguan ginjal 4. Sitrinin - Dihasilkan oleh Penicillium citrinum - Sifat toksigenik: degenerasi & nekrosis epitel saluran ginjal 5. Rubratoksin - Dihasilkan oleh Penicillium rubrum - Sifat toksigenik: kerusakan hati



RESIDU PESTISIDA DAN LOGAM BERAT Bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) merupakan sisa-sisa hasil pembakaran BBM, limbah industri, pertanian, yg mencemari air, tanah, udara. Efeknya dapat menurunkan pH (asam). Limbah B3 pd kondisi asam akan tersuspensi menjadi mikromolekul di tanah dan bila diserap tanaman akan terakumulasi di jaringan tanaman obat. Bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) 1. Hg (merkuri): menyebabkan gangguan sistem saraf, saluran pencernaan, agen tumor, kematian (kasus Minamata di jepang) 2. Cn (sianida): menyebabkan gangguan fungsi otak, jantung, iritasi, sal.napas 3. Cd (cadmium): menyebabkan flu like symptom, kanker paru, prostat. Biasanya pada limbah-limbah dari produk kulit 4. Pb (timbal): menyebabkan hipertensi, kerusakan otak, hambat perkembangan IQ 5. Pestisida (thiocarbamat, organofosfor, hexachlorocyclohexane, formaldehide): menyebabkan batuk, mual, dermatitis, alergi, kanker. Biasanya pada kemasan atau karung bekas pestisida yang digunakan untuk pembungkus hasil panen oleh para petani.



Sri Tasminatun, S.Si., Apt Sabtu, 17 Oktober 2015



Pada materi ini kita akan membahas tentang cara pembuatan sediaan herbal yang baik dan benar. Selain itu, dari materi ini juga diharapkan kita dapat menjelaskan cara pembuatan sedian herbal dan menjelaskan aspek-aspek dalam cara pembuatan obat tradisional yang baik. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan sediaan herbal : 1. Identifikasi 4. Derajat kehalusan bahan tumbuhan 2. Peralatan dan proses pengolahan obat 3. Penimbangan & pengukuran 5. Penyimpanan dan pengemasan Pentingnya Identifikasi Identifikasi ini sangatlah penting dilakukan sebelum pembuatan sediaan herbal. Hal ini diperlukan agar kita dapat menggunakan bahan baku pembuatan herbal yang tepat. Banyak jenis bahan baku tumbuhan herbal yang hamper mirip baik nama maupun morfologi dari tumbuhan tersebut. Maka dari itu identifikasi sangat perlu dilakukan agar herbal yang kita buat tidak salah bahan baku. Contoh pentingnya identifikasi, yaitu: a. Lempuyang emprit (Zingiber amaricans) memiliki bentuk yang relatif lebih kecil, berwarna kuning dengan rasa yang pahit. b. Jenis yang kedua adalah lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) yang memiliki bentuk lebih besar dan berwarna kuning dan berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. c. Jenis yang ketiga adalah lempuyang wangi (Zingiber aromaticum) yang memiliki warna agak putih dan berbau harum. Berkhasiat sebagai pelangsing



Proses Pembuatan Simplisia  Pengumpulan bahan baku dipengaruhi oleh waktu pengumpulan dan juga teknik pengumpulan.  Sortasi basah memiliki tujuan untuk membersihkan dari benda-benda asing seperti tanah, kerikil, rumput, bagian tanamn lain dan bahan yang rusak.  Pencucian simplisia dengan menggunakan air, sebaiknya memperhatikan sumber air, agar diketahui sumber air tersebut mengalami pencemaran atau tidak.  Pengubahan bentuk simplisa seperti perajangan, pengupasan, pemecahan, penyerutan, pemotongan.



  



Pengeringan dilakukan sedapat mungkin tidak merusak kandungan senyawa aktif dalam simplisia. Tujuan pengeringan yaitu agar simplisia awet, dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Sortasi kering, benda-benda asing yang masih tertinggal, dipisahkan agar simplisia bersih sebelum dilakukan pengepakan. Pengepakan dan penyimpanan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu simplisia.



Ekstrak Sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Metode ekstraksi  Infundasi  Maserasi



 Perkolasi  Alat soxhlet



Standarisasi ekstrak  Mempertahankan konsistensi kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak  Parameter non spesifik dan parameter spesifik Parameter ekstrak 1) Parameter non spesifik  Susut pengeringan dan bobot jenis  Parameter susut pengeringan  Parameter bobot jenis  Kadar air  Residu pestisida  Kadar abu  Cemaran logam berat  Sisa pelarut  Cemaran mikroba 2) Parameter spesifik  Identitas  Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu  Organoleptik  Uji kandungan kimia ekstrak 3) Industri obat tradisional : industri yang memproduksi obat tradisional dengan total aset diatas Rp 600 juta tidak termasuk harga tanah & bangunan 4) Industri kecil obat tradisional : aset < Rp 600 juta. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik /CPOTB Meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan OT yang bertujuan untuk menjamin agar produk yabg dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang berlaku. Dibawah ini merupakan bagan yang memperlihatkan tahap pembuatan sediaan herbal/OT:



Aspek dalam CPOTB 1. Personalia 2. Bangunan  bangunan dan ruangan 3. Peralatan  Persyaratan umum  Jenis peralatan  Persyaratan peralatan  Peralatan laboratorium i. Minimal punya : 1. Timbangan gram dan miligram 5. Bahan kimia sesuai kebutuhan 2. Mikroskop & perlengkapannya 6. Buku-buku referensi yang ditetapkan 3. Alat gelas sesuai keperluan Menkes 4. Lampu spiritus ii. punya peralatan pengujian sesuai bentuk obat yang dibuat 4. Sanitasi dan hygiene 5. Pengolahan dan pengemasan a) Bahan baku dan pengemas e) Penimbangan dan penyerahan b) Validasi proses f) Pengolahan c) Pencemaran g) Pengemasan d) Nomor kode produksi h) Penyimpanan 6. Pengawasan mutu



7. Inspeksi diri  Untuk menilai semua aspek, mulai dari pengadaan bahan sampai dengan pengemasan  lnspeksi diri secara berkala harus dilakukan agar seluruh rangkaian pembuatan selalu memenuhi CPOTB.  Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembuatan harus diperbaiki. 8. Dokumentasi  lnstruksi yang menyangkut pembuatan obat tradisional harus dilakukan secara tertulis dengan jelas  Sistem dokumentasi harus dapat menggambarkan riwayat lengkap setiap tahap kegiatan sehingga dapat ditelusuri kembali produk dari setiap batch yang dikehendak. 9. Penanganan terhadap hasil pengamatan produk diperedaran  Keluhan dan laporan masyarakat yang menyangkut keamanan mutu dan hal-hal lain yg merugikan atau menimbulkan masalah harus diperiksa dan dievaluasi serta ditindaklanjuti.  Obat Tradisional yg terbukti menimbulkan efek samping yg merugikan atau mutu dan keamanannya tidak memadai lagi harus ditarik dari peredaran dan dimusnahkan.  Sampai dengan akhir Desember 2004 tercatat 1036 industri OT berizin yang terdiri dari 907 IKOT dan 129 IOT. Dari jumlah industri OT tersebut sebanyak 45 industri OT menggunakan fasilitas industri farmasi. Dari 907 IKOT sebanyak 35,4 % dapat digolongkan sebagai industri rumah tangga.  Dari 1036 industri OT tersebut baru 12 industri OT yang mendapatkan Sertifikat CPOTB dan 47 industri menggunakan fasilitas CPOB. Jadi baru 59 industri OT (5,7%) yang telah menerapkan GMP.  Industri OT, terutama kelompok jamu masih sangat kurang memperhatikan dan memanfaatkan hasil penelitian ilmiah dalam pengembangan produk dan pasar. Arah kebijakan pengembangan OAI Pengembangan Produk  Telah diterbitkan SK Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004, di mana tersirat di dalamnya arah pengembangan secara berjenjang: Jamu  Obat Herbal Terstandat  Fitofarmaka.



 







Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.



Komposisi dari jenis fitofarmaka dari table diatas, yaitu: A. Nodiar (POM FF 031 500 361) Komposisi: Attapulgite 300 mg Psidii Folium ekstrak 50 mg Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5 mg B. Rheumaneer (POM FF 032 300 351) Komposisi: Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg D. Tensigard Agromed ( POM FF 031 Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg 300 031, POM FF 031 300 041) Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg Komposisi: Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg Apii Herba ekstrak 95 mg Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg E. X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF C. Stimuno (POM FF 041 300 411, POM 031 300 021) FF 041 600 421) Komposisi: Komposisi: Ganoderma lucidum 150 mg Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg Eurycomae Radix 50 mg Panacis ginseng Radix 30 mg Retrofracti Fructus 2,5 mg Royal jelly 5 mg



Prof. Dr. Nurfina Aznam Nugroho, SU., Apt Kamis, 15 Oktober 2015



Mengapa Tanaman Obat? Lebih dari 90 persen bahan baku obat (amilum) berasal dari luar negeri, menjadikan harganya semakin tinggi. Padahal, INDONESIA memiliki sumberdaya alam tanaman obat yang potensial, INDONESIA merupakan Mega Center Keanekaragaman Hayati Dunia dengan 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya berkhasiat obat. Oleh karena itu, Pemerintah mengga-lakkan pemanfaatan tanaman obat. Produk tanaman obat di pasaran berupa: • Simplisia: adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun. Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. • Serbuk: merupakan sediaan halus, diproduksi oleh industri rumah tangga, industri kecil obat tradisional, dan pabrik jamu. • Sediaan galenik: dibuat dengan menyari zat aktif dengan pelarut cair. Merupakan sediaan cairan yang diolah lebih lanjut menjadi serbuk, pil, atau bentuk yang lain. Beberapa tanaman obat yang telah diresepkan, antara lain:



Selain itu, saat ini banyak beredar produk instant, seperti: Jahe, jahe merah, secang, kunyit, kunyit putih, temulawak, pace, dll. Ada pula yang dalam bentuk kapsul, seperti: pace kapsul, kunyit putih kapsul, dsb. Hasil industri tanaman obat asli Indonesia dalam bentuk simplisia dan minyak atsiri telah banyak dimanfaatkan oleh negara maju sebagai bahan baku obat. Di sektor industri obat asli Indonesia saat ini terdapat 810 perusahaan yang mencakup 87 buah Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), dengan omset penjualan (hanya) berkisar Rp. 900 milyar. Sangat kecil dibanding dengan negara lain seperti Cina, Perancis, Jerman, dan negara lain di Eropa.



Berikut ini kendala yang mengakibatkan hal tersebut: • Budidaya tanaman • Proses produksi • Pengembangan produk dan pemasaran • Penyediaan bahan baku tidak seimbang dengan kebutuhan • Ketidakseragaman mutu tanah, berdampak pada ketidakseragaman mutu produk • Belum diterapkan iptek kefarmasian dalam proses produksi • Minimnya dukungan penelitian, dll Pembuatan produk tanaman obat oleh industri rumah maupun industri besar pada prinsipnya sama. Hanya peralatan dan kapasitasnya yang berbeda, Misalnya proses pencucian pada industri rumah lebih sederhana, sementara industri besar dengan alat-alat khusus. Usaha Pemberdayaan Tanaman Obat • Penelitian Terpadu Dengan menggalakkan penelitian tanaman obat, dan tindak lanjut terhadap hasil penelitian oleh industri farmasi. • Budidaya Tanaman Obat: Kelemahan produk alam adalah kontinuitas ketersediaan bahan baku. Perlu upaya pembudidayaan tanaman tersebut, dengan memanfaatkan lahar tidur, atau kultur jaringan. Memiliki kebun sendiri yang digunakan untuk budidaya tanaman obat dapat digunakan pula sebagai salah satu sumber pedapatan. • Penyuluhan: Penyuluhan pada produsen tradisional tentang cara-cara produksi yang baik. Penyuluhan pada masyarakat luas tentang khasiat, dan kegunaan tanaman obat. Pengolahan Tanaman Obat Membuat Jamu: Bahan dikupas – dicuci – diparut – dipipis – diperas – saring – masak dengan gula – saring lagi – masukkan ke dalam botol Sebuk Instant: Dimasak dengan gula pasir – hingga menjadi gula pasir lagi (mengkristal) - packing Pemasaran jamu • Bentuk Produk Jamu: Instant, Capsul, Serbuk, dan Celup • Banyak pengguna  Produsen laris  Pedagang empon-empon laris  Petani berpenghasilan tinggi  Budidaya berkembang  Ekspor dapat ditingkatkan • Untuk itu perlu adanya jalinan kerjasama, seperti berikut:  Petani  Penyedia bahan baku  Perguruan Tinggi  Suntikan dana, Penelitian  Masyarakat luas  Publikasi  Industri Jamu  Memproduksi, Memasarkan  Dokter dan Petugas Kesehatan  meresepkan Contoh Tanaman Obat: • KUNIR PUTIH (Curcuma Zedoaria – Curcuma Mangga) Melancarkan peredaran darah, haemogogum, amenorrhoe (melancarkan, peluruh, menor-malkan haid) meteorismus (menghilangkan kembung), antikanker, menghilangkan gumpalan, contusio, indigestion, memperbaiki pencernaan, analgetika (menghilangkan rasa sakit), anti peradangan (antiinflamasi), antihepatotoksik (lever), keputihan, dll.



• KUNYIT (Curcuma Domestica) Anti radang (antiinflamasi), radang tenggorokan, ambeien (wasir), menurunkan kolesterol, anti hipertensi, keputihan, anti hepatotoksik (lever), gatal-gatal, dll. •



TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza)



menyembuhkan ambeien (wasir), menurunkan kolesterol, gatal-gatal (alergi), antihepatotoksik (lever), asma, anti sariawan, anti jerawat, meningkatkan stamina, memperbaiki pencernaan, memperlancar buang air besar, dll. •



MENGKUDU/PACE (Morinda citrifolia L.)



Sebagai pembersih racun dalam tubuh, memelihara kulit tetap sehat dan halus (juga kulit kepala dan rambut tetap sehat), penghilang rasa nyeri, stimulan, obat encok, gangguan pencernaan, alergi, menurunkan tekanan darah, diabetes, anti virus, dll. Tanaman Obat Lainnya: Sere (Symbopogon nardus) Menurunkan kolesterol.



Jahe Zingiber officinale) Penghangat badan, obat flu, obat kembung.



Jahe Merah Obat rematik



Kencur (Kaempheria galanga) Obat batuk, flu, pelega tenggorokan



Secang (Caesalpinia sappan) Anti inflamasi (anti radang) obat flu, obat lever, menambah stamina



Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers) Brotowali dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah (diabetes), juga untuk anti alergi.



Kepel (Stelechocarpus burahol) Menurunkan kadar asam urat



Laos (Alpinia galanga) Obat rematik, anti radang, obat eksim (obat kulit)



Temu Ireng (Curcuma aeuroginosa) Obat cacing



Temu Giring (Curcuma heyneana) Plus Untuk mengurangi tulang keropos (Osteoporosis), dan anti virus.



Daun Salam (Eugenia polyanta Wight) Untuk menurunkan kolesterol, gula darah, maag, dll.



Daun Sirih (Piper betle Linn) Menghilangkan keputihan, bau badan, gatalgatal, dll



Produk dari salah satu Industri Kecil Obat Tradisional (perusahaannya Prof. Nurfina, Semoga menginspirasi )



TIPINUR Membantu penyembuhan typus DEBENUR Membantu penyembuhan demam berdarah SLIMINGNUR Membantu melangsingkan badan STAMINUR Membantu meningkatkan stamina



Jadikanlah Jamu sebagai Raja di Negeri sendiri dan menjadi Tamu Terhormat di Negeri orang Kemana-mana bawa jamu dengan jamu dapat kemana-mana Note: Pelajari lagi tentang perkembangan herbal di Indonesia ya 



THE USE OF HERBAL MEDICINE IN THE CASE OF PROMOTING, PREVENTING, AND CURATING Prof . Dr. dr. Ngatidjan, M.Sc, Sp.FK(K) Sabtu, 24 Oktober 2015



Bismillahirrohmanirrohim...



Proses Terapeutik Sebagai tenaga medis, seorang dokter dalam menjalankan profesinya harus memegang kaidah ilmiah dan kaidah etik. Hal itu juga berlaku saat seorang dokter memilih terapi untuk pasiennya. Pemilihan terapi tersebut harus memilik bukti ilmiah. Terlepas dari hasil pengobatan yang baik atau buruk, penggunaan obat yang kurang memiliki bukti ilmiah dianggap sebagai pelanggaran kaidah etik.



Sehingga dalam pelaksanaanya, obat yang digunakan dalam proses terapeutik harus berdasarkan bukti, bukti bahwa terapi atau obat yang digunakan : - Aman - Efektif dan memiliki efikasi (manjur) *Bukti tersebut didapatkan dari penelitian ilmiah



Penelitian Obat 



 



Penelitian Preklinik – penelitian farmakologi – penelitian toksikologi – penelitian farmasi (pharmaceutical) Penelitian klinik (Clinical Trial) – Fase 1, 2 dan 3 Postmarketing surveillance (Pengawasan setelah obat beredar di masyarakat) – fase 4 (penelitian klinik)



Lalu Bagaimana dengan Obat Tradisional atau Herbal ? Ada beberapa obat konvensional yang diproduksi dari tanaman herbal, seperti:



1. Atropin Berasal dari tanaman Atropa belladona 2. Digoxin Berasal dari tanaman Digitalis 3. Morfin (produk asetilasi berupa heroin) dan Kodein Berasal dari getah opium buah muda tanaman Papaverin somniferum



Obat Herbal dan Penggunaannya pada Terapi Penyakit dan Gangguan lainnya Alasan Obat Herbal Dapat Dipercaya (untuk menyembuhkan) - Beberapa obat herbal menunjukkan efek yang diinginkan - Beberapa dari obat herbal telah dikembangkan menjadi fitofarmaka - Sebagian besar obat tidak menunjukkan efek sampingnya - Namun, sebagian besar obat kekurangan bukti klinis Penelitian pada obat herbal, menjawab pertanyaan berikut - Adakah efek yang diinginkan? Adakah efek yang tidak diinginkan? (Efek samping dan atau efek toksik)



Penggunaan Obat Herbal -



-



Promotif (biasanya digunakan untuk meningkatkan kebugaran) Beberapa buah-buahan, Curcuma, Aloe vera, dll Preventif (Pencegahan) Curcuma (Curcuma xanthorriza pemacu keluarnya getah, seperti getah pankreas dsb), Sonchus Avensis, Phyllanthus niruri, Momordica charanta, dll Kuratif Curcuma (mencegah rusaknya hepar akibat oksidan), Eurycoma (hipotensi), Sonchus avensis, Morinda citrifolia, dll



Aloe vera



Pegagan (Centella asiatica)



Madu



1. Memicu penyembuhan luka 2. Antifungal 3. Antiinflamasi 4. Anti kanker 5. Immunomodulator



1. Mengurangi nyeri 2.Pada penelitian pra klinik dapat memperbaiki ketahanan sel



Pada madu terkandung propolis yang mengandung zat aktif tumbuhan yang dikumpulkan oleh lebah. Propolis ini biasa digunakan untuk antiseptik, antiinflamasi, dll



Kunyit (Curcuma domestica) Kurma Jahe (Zingiber officinale) Pada penelitian pra klinik kurma Zat aktif Zingeberol pada 1. Antiinflamasi muda digunakan untuk mengatasi Jahe dapat digunakan 2. Hepatoprotektor kekurangsuburan sebagai antiinflamasi 3. Kolagogum



Sonchus avensis



Momordica charantia Getah dari buah ini menjarangkan kehamilan



Orthosiphon itamineus dapat



Uricosuria (pengeluaran asam urat atau asam urat Efek diuresis dimungkinkan dalam urin) karena inhibsi absorbsi Na



Clerodendrum calamitosum L.



Phylanthus niruri Linn



Teh Hijau



1. Melarutkan Batu yang ada (pada binatang uji) 2. Bisa mengakibatkan kerusakan ginjal dan hepar  edema *efek yang mengakibatkan kerusakan hepar ini sebanding dengan konsumsi lebih dari 12 Efek sitostatik dalam buah belimbing wuluh dalam tumbuhan ini membuat sehari  mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat kerusakan lambung dan ginjal pada uji in vitro



Green tea dapat merangsang lambung agar menimbulkan rasa tidak ingin makan



Morinda citrifolia Linn Biji Mengkudu 1. Menurunkan kekuatan kontraksi jantung (kontraksi jantung hewan uji pada gambar sebelah kanan). Semakin tinggi dosis yang diberikan semakin menurun kekuatan kontraksi jantungnya (gambar kanan bawah) 2. Tidak mengurangi frekuensi kontraksi jantung seperti quinidine 3. Menurunkan tekanan darah 4. Bukti Klinis? * buah mengkudu dapat mengakibatkan efek vasodilatasi



Eurycoma longifolia 1. Meningkatkan serum testorsteron 2. Meningkatkan kekuatan otot



Musa balbisia Colla Biji Pisang Unggulan 1. Menurunkan sekresi asam lambung 2. Mencegah perkembangan ulkus peptikum 3. Menyembuhkan ulkus yang ada 4. Bukti klinis?



Herbal tradisional lainnya 1. Green tea Mencegah pembentukan batu? 2. Produk kaya Phytate Diet alami sekam (kulit padi), kacang-kacangan tertentu (biji)  mencegah pembentukan batu? Bukti klinis yang memuat tentang keamanan, efektivitas, dan efikasi obat herbal sangat diperlukan dalam praktik pengobatan dengan obat herbal. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang lebih intensif terhadap obat herbal tersebut. Hal ini juga diperlukan untuk menindaklanjuti penelitian praklinik yang telah banyak dilakukan sebelumnya. Saat ini uji klinik sangat jarang dilakukan, dan kebanyakan hanya pada fase 1 atau 2 dari tahapan uji klinik, jarang yang melakukan hingga fase 3.



Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti: - Kendala biaya yang mahal - Fasilitas yang digunakan (laboratorium, rumah sakit, dan kandang hewan) harus mempunyai kelengkapan yang baik - Ahli yang berkompetensi - Waktu yang digunakan Obat herbal dapat digunakan, jika sudah mempunyai bukti klinis yang menunjukkan, bahwa: 1. Obat tersebut tidak menimbulkan efek toksik (aman saat digunakan) 2. Obat tersebut menunjukkan efek yang diinginkan baik pada hewan percobaan dan percobaan klinis 3. Obat tersebut menunjukkan hasil yang lebih baik (baik dari efikasinya maupun efek toksiknya) dari obat konvensional  dapat digunakan pada beberapa kondisi atau penyakit yang belum mempunyai obat standar. Alhamdulillah



SAFETY STUDIES OF HERBAL MEDICINE Prof . Dr. dr. Ngatidjan, M.Sc, Sp.FK(K) Sabtu, 24 Oktober 2015



Syarat obat yang diperuntukkan sebagai terapi a. Efektif dan efisien b. Aman untuk manusia (pasien) 1. Efek samping minimal 2. Bukti ilmiah (EBM) dari penelitian yang bemacam-macam  screening c. Konsisten (secara Farmakodinamik dan Farmakokinetik) d. Available  tersedia di pasaran (murah serta produksi dan distribusinya konsisten) Macam-macam Uji pada obat herbal a. Uji Ilmu tanaman (botanical)  Tentang Identifikasi dan determinasi tanaman  Cara : menemukan identitas komposisi biologis tanaman, baik secara makroskopis (sediaan), mikroskopis, maupun biokimia (dengan HPLC = high performance liquid chromatography, GC = Gas chromatography, dsb) agar digunakan sebagai marker (penanda) khas dari suatu tanaman.  Tujuan : Sehingga nantinya dalam penyiapan obat herbal dapat dilakukan secara konsisten dengan menggunakan tanaman yang sama. b. Uji keamanan  Tes toksisitas (baik secara spesifik, nonspesifik, maupun efek toksik yang khas) a. Akut b. Subakut/ subkronik c. Kronik d. tes Spesial :  Teratogenik test  Karsinogenik test  Mutagenik test Uji Toksisitas dapat dilakukan dengan cara : a. Tubuh keseluruhan dari organisme (in-vivo) b. Kultur Sel (in-vitro) c. Material subselular (membran sel, sitoplasma, atau nukleus) Melihat tingkat toksisitas sel pada jaringan yang dikultur dengan parameter IC 50. Sebagai contoh ada Tes antikanker, Antiprotozoa, tes sensitivitas dan resistensi antibiotik, antiviral. Macam-macam Uji Toksisitas i. Uji Toksisitas akut, yang dicari :  Mekanisme toksiknya (cara mempengaruhi sistem organ terkait)  Dosis letal / Lethal dose (LD50), kalau aman tidak memiliki dosis lethal







Gejala dan tanda keracunan (organ target dan mekanisme munculnya. Gejala-gejala ringan  atau berakibat kematian) Cara : a. Dengan dosis tunggal dan diobservasi dalam waktu 24 jam (rutin dicek) dan berkelanjutan (berlanjut sampai 7 hari penelitian) b. Dilakukan dengan metode Karber, Reed & Munch, Carroll S Weil, dsb. c. Pada hewan dikelompokkan minimal 4 kelompok untuk 4 dosis yang berbeda. Tiap kelompok terdiri dari 10 ekor hewan yang sama Yang diobservasi : 1. Gejala dan tanda keracunan 2. Jumlah hewan yang mati 3. Jika mati segera autopsi (dalam waktu