Characteristic Curve The Methanol Fuel Cell [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 BAB I



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pada asasnya sebuah sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel inti ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa pada penggabungan hidrogen dan oksigen, terjadi air dan energi. Metanol memiliki keuntungan yaitu berbentuk cair dan memiliki beberapa sifat fisika serta pembakaran yang sama dengan bahan bakar bensin. Karena berbentuk cair, metanol bisa langsung diaplikasikan sebagai pengganti bahan bakar cair yang ada pada saat ini karena ditunjang oleh infrastruktur distribusi yang sudah ada serta kemudahan dalam menyimpan pada kendaraan. Metanol juga memiliki karakteristik yang sangat diperlukan dalam proses pembakaran. Metanol adalah energi yang salah satu proses pengolahannya mengambil biomassa bahan bakunya. Hal ini membuat metanol menjadi sangat menarik untuk diteliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif karena selain bahan bakunya mudah diperoleh di Indonesia, juga metanol tergolong bahan bakar dengan emisi gas buang yang relatif kecil. Hal ini merupakan suatu usaha yang menuju ke arah diverifikasi bahan bakar, selain bahan bakar utama, yaitu gas alam dan minyak bumi, dan perwujudan lingkungan yang rendah. Sel bahan bakar itu sendiri pada prinsipnya bekerja sebagai kebalikan proses elektrolisa. Sel tersebut terdiri atas sebuah tangki. Dalam tangki itu ada dua dinding, berupa elektroda. Satu dinding bekerja sebagai elektroda bahan bakar, dan sebuah dinding lainnya berfungsi sebagai elektroda udara. Bahan bakar berupa hidrogen H2 memasuki sel bahan bakar, dan ditampung dalam ruangan sebelah kiri dinding bahan bakar. Sedangkan oksigen O2 dalam bentuk udara memasuki sel bahan bakar dari sebelah kanan dan ditampung dalam ruang sebelah kanan elektroda udara. Perlu dikemukakan, bahwa elektroda udara adalah katoda, sedangkan bahan bakar adalah anoda. Metanol menduduki peringkar sekitar ke-21 dari semua bahan kima industri. Senyawa ini digunakan dalam sintesis bahan bakar kimkia organik lain dan sebagai pelarut, tetapi sangat berpotensi digunakan sebagai bahan bakar motor.



1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari methanol fuel cell. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya listrik yang akan dihasilkan. 3. Untuk mengetahui kurva karakteristik themethanol fuel cell.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 BAB II



LANDASAN TEORI



Alkohol memiliki gugus fungsi fungsi-OH yang melekat pada rantai alkil. Alkohol yang paling sederhana ialah metanol (CH3OH), yang dibuat dari gas, Alkohol yang lebih tinggi berikutnya, etanol CH3CH2O), dapat dibuat dari fermentasi gula. Meskipun fermentasi merupakan sumber utama etanol untuk minuman beralkohol dan untuk "gasohol" (bahan bakar mobil yang terbuat dari 90% bensin dan 10% etanol), cara ini tidak banyak dimanfaatkan dalam produksi skala industri, yang menggunakan hidrasi langsung pada etilena. Reaksi etilena menggunakan suhu Suhu 300 Sampai 400° C dan tekanan 60 sampai 70 atm, dengan katalis asam fosfat. Baik metanol maupun etanol banyak digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Terdapat dua alkohol berkarbon tiga, bergantung pada gugus –OH melekat pada atom karbon ujung atau atom karbon tengah. Keduanya ialah 1-propanol dan 2- propanol. Dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Masing-masing sering disebut sebagai propil alkohol dan isopropil alkohol. Nama sistematis alkohol diperoleh padat menggantikan akhiran -ana dari alkana bersangkutan dengan



–anol



dan



menggunakan



awalan numerik,



bila perlu, untuk



mengidentifikasi atom karbon yang dilekati oleh gugus-OH. Isopropil alkohol dibuat dari propilena melalui reaksi hidrasi yang menarik dengan katalis asam sulfat ikatan rangkap, menghasilkan spesies bermuatan sementara di mana muatan positifrya terpusat pada atom karbon tengah. Serangan oleh ion H2SO4 negatif terjadi pada tapak positif. Dan menghasilkan zat antara netral yang dapat disolasi. Reaksi lebih lanjur dengan udara kemudian meyebabkan pergantian gugus –OSO2H dengan gugus-OH dan regenerasi asam. Mekanisme ini menjelaskan mengapa hanya 2-propanol, dan bukan I- propanol, yang terbentuk senyawa 1-propanol ialah alkohol primer atom karbon yang dilekat gugus -OH memiliki tepat satu atom karbon lain yang melekat padanya.



(Oxtoby, 2003)



Benzena dan homolognya sama dengan hidrokarbon lain dalam hal sifatnya yang larut dalam udara, tetapi larut dalam pelarut organik. Titik didih hidrokarbon azomatik sedikit tinggi dibandingkan alkana dengan kandungan karbon yang sama. Contohnya heksana, mendidih pada 69 0C, sedangkan benzena mendidih pada 800 C. Hal ini dapat dijelaskan dengan struktur planar dan densitas muatan elektron yang terdelokalisasi pada benzena, yang meningkatkan gaya tarik molekul lebih rapat dalam keadaan kristal dan membentuk titik leleh iebih tinggi dibandingkan heksana.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 Benzena meleleh pada 5,50C dan heksana meleleh pada -950 C Ketika sata dari enam atom H ekuivalen dari molekul benzena, spesi dihasilkan dinamakan gugus fenil (phenyl) Dua gugus fenil dapat berikatan, seperti pada gugus fenil dapat menjadi substituen pada kayu lain , seperti pada fenilhidrazin digunakan untuk mendeteksi gula. Atom lain atau gugus lain dapat mengeluarkan atom H pada molekul benzena, dan untuk menamai ini, kita menggunakan sistem penomoran untuk atom C dalam cincin. Manfaat hidrokarbon akromatik dari 90% jutaan kilogram yang diproduksi setiap tahun di Amerika Serikat berasal dari minyak bumi. Prosesnya melibatkan dehidrogenasi dan siklisasi heksana menjadi hidrokarbon aromatik. Manfaat yang paling efektif dari benzena yang dihasilkan dari minyak bumi saya manufaktur etilbenzena untuk produksi plastik stirena. Aplikasi lain mencakup manufaktur fenol sintetik dodesilbenzena (untuk detergen), dan sebagai peningkat oktana dalam bensin. Produksi senyawa aromatik melalui dehidrogenasi (pengambilan hidrogen) cari alkana menghasilkan ogen, yang merupakan reaktan penting dalam sintesis amonia. Reaksi substitusi akromatik, tidak seperti alkena dan alkuna, molekul aromatik pada ikatan rangkap-dua. Perbedaan reaktivitas ini adalah karen elektron dalam cincin aromatik. Dalam cincin akromatik. elektron tertentu terdelokalisasi dalanm suatu kendali khas dari elektron-elektron. Dalam molekul alkena dan alkuna, daerah dengan densitas elektron tinggi yang berkait dengan ikatan ganda terlokalisasi di antara atom-atom C tertentu. Ikatan yang terlokalisasi ini jauh lebih reaktif dibandingkan ikatan X terdelokalisasi pada cincin aromatik. Substitusi satu atom atau gugus, X, untuk satu atom H pada C H, dapat terjadi pada salah satu dari enam posisi pada cincin benzena. Kita katakan bahwa keenam posisi itu ekuivalen. Jika gugus Y disubstitusikan untuk satu atom H pada CH X, pertanyaan ini muncul: Keempat mana gugus Y akan dimasukkan dari lima posisi yang tersisa. Jika semua tempat pada cincin benzena, distribusi produk akan semata-mata perkara statistik. Artinya, ada kemungkinan posisi yang disubstitusi Y dan kita akan membeli masing-masing 20%. Metanol (alkohol kayu) adalah zat yang sangat toksik yang dapat mengakibatkan kebutaan atau kematian jika tertelan. Sebagian besar metanol dimanufaktur dari karbon monoksida hidrogen. Metanol adalah alkohol yang paling banyak diproduksi. Metaniol menduduki peringkar sekitar ke-21 dari semua bahan kima industri. Senyawa ini digunakan dalam sintesis bahan bakar kimia organik lain dan sebagai pelarut, tetapi sangat berpotensi digunakan sebagai bahan bakar motor. Etanol CH3CH2OH adalah etil alkohol yang dijumpai dalam minuman beralkohol. Senyawa ini mudah diproduksi melalui fermentasi cairan tebu atau dari bahan yang mengandung gula alami. Metode-metode industri hidrasi etilena dengan katalis asam sulfat. Etilena glikol, HOCH2CH2OH larut udara dan memiliki titik didih lebih tingg: (197oC) dibandingkan udara. Sifat ini baik sebagai antibeku nonvolatif dan permanen untak radiator



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 mobil. Senyawa ini juga termasuk dalam manufaktur pelarut, penghapus cat, dan plasticizer (pelunak). Gliserol (gliserin), HOCH2CH(OH)CH2OH, diperoleh secara komersial sebagai produk samping dałam manufaktur sabun. Berhubung dapat menyerap kelembapan dari udara gliserol yang dapat digunakan untuk membuat kulit tetap lembap dan lembut dan terjumpai dalam losion dan kosmetik. Turunan alkohol yang menarik adalah ion alkoksida, yang terbentuk melalui reaksi logam natrium atau kalium.



(Petrucci, 2007)



Alkohol diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, di mana gugus OH dilekatkan pada molekul. Jika gugus OH berada pada atom karbon (primer) terminal, itu adalah alkohol primer. Alkohol primer. Jika gugus OH dilekatkan pada atom karbon yang bergabung dengan dua atom karbon, itu adalah alkohol sekunder, dan atom karbon yang dilekatkan adalah atom karbon sekunder. Jika gugus OH terikat pada atom karbon yang bergabung dengan tiga atom karbon lainnya, itu adalah alkohol tersier, dan atom karbon yang dilekatkan adalah atom karbon terestrial. Alkohol tersier kimiawi primer, sekunder, dan tersier alkohol sangat berbeda misalnya, oksidasi bakteri dari alkohol tersier jauh lebih sulit daripada alkohol primer. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana membedakan di antara mereka. Alkohol umum yang memiliki kepentingan komersial terbesar adalah metil, etil, isopropil, dan nbutil. Metanol (juga disebut metil alkohol) digunakan untuk tingkat yang cukup untuk sintesis senyawa organik. Ini telah digunakan sebagai antibeku untuk mobil. Ini disiapkan terutama oleh sintesis dari gas alam dan uap, tetapi juga dapat dibuat dari karbon monoksida dan hidrogen. etanol (etil alkohol) digunakan untuk sintesis senyawa organik, produksi minuman, dan pembuatan obat-obatan. Baru-baru ini telah ditemukan digunakan sebagai oksigenat bahan bakar untuk pembentukan ulang bensin. Ini sebagian besar disiapkan oleh proses fermentasi. Alkohol yang ditujukan untuk minuman sering diproduksi oleh fermentasi pati yang berasal dari berbagai bahan, seperti umbi, gandum, gandum, beras, dan kentangg. Fermentasi glukosa menghasilkan karbon dioksida dan alkohol. Wine dihasilkan dari fermentasi gula dalam anggur. Alkohol industri diproduksi sebagian besar dari fermentasi larutan yang mengandung gula yang sulit diperoleh kembali, seperti molase dan kadang-kadang bahkan menghabiskan minuman sulfat. Glukosa frusiose atau glukosa residu yang tersisa setelah distilasi produk yang diinginkan, etanol, merupakan beberapa limbah industri yang paling kuat dalam hal kekuatan yang oleh insinyur lingkungan memiliki untuk menangani isopropanol (isopropil alkohol) banyak digunakan dalam sintesis organik, dan sejumlah besar dijual sebagai "gas kering" untuk mencegah pemisahan air di tangki bahan bakar mobil. Propilena berasal dari pemecahan petroleum n-Butanol. Normal butanol (n-butil alkohol) digunakan untuk menyiapkan butil asetat, pelarut yang sangat baik.



(Sawyer, 2003)



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 BAB III



METODOLOGI PERCOBAAN



3.1 Peralatan dan Fungsi 1.



Corong Fungsi : sebagai alat untuk memasukkan cairan ke load measurement box



2.



Stoppers Tangki Fungsi : sebagai penampung metanol



3.



4 buah kabel berkait Fungsi : sebagai penghubung alat yang satu dengan yang lainnya



4.



Sarung tangan Fungsi : sebagai alat penutup tangan agar tidak terkena cairan metanol.



5.



Masker Fungsi : sebagai alat penutup hidung agar tidak terkena metanol.



6.



Stopwatch Fungsi: untuk melihat waktu saat percobaan



7.



Botol berisi larutan methanol 0.25 M Fungsi: sebagai wadah metanol.



8.



Gelas Ukur Fungsi : sebagai pengukur volume metanol



9.



Fuel cell Fungsi : sebagai wadah bahan bakar metanol



10. Larutan metanol 0.25 M Fungsi: sebagai bahan yang akan diuji. 11. Tissue Fungsi : sebagai alat pembersih cairan metanol.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 3.2 Prosedur Percobaan 1. Diatur peralataan seperti gambar diatas. Diatur saklar rotari pada perlengkapan pengukuran beban pada kondisi “OPEN”. 2. Dipasang nozzle ke dalam botol berisi larutan metanol 0.25 M dan isi tangki sel bahan bakar sampai meluap. Pastikan tidak ada gelembung-gelembung udara tertinggal didalam tangki dengan cara mengisi tangki penuh sempurna. Kemudian tutup aliran stoppers. 3. Dikalibrasikan terdahulu dengan menunggu 5-10 menit dengan saklar rotari pada posisi “OPEN”sampai tegangan 0,5 V. Kemudian ditunggu 3 menit lagi dengan saklar rotari pada posisi “OPEN” sebelum kita memulai percobaan. Sel bahan bakar sekarang siap digunakan dengan kondisi optimal.



Load Measurement Box



A +



R



V +



Methanol



Air (H2O)



+



-



Methanol Fuel Cell



4. Dimulai pada posisi saklar rotary “OPEN” (tegangan off-load), kemudian diturunkan hambatan perlahan dengan memutar saklar rotari ke kanan dimulai dari 200 Ω, 100 Ω, 50Ω, 10Ω, 5 Ω, 3Ω, 1Ω, Lamp Lampe, dan Motor. 5. Dicatat tegangan dan arus pada masing-masing posisi saklar setelah 60 detik. 6. Setelah dicatat data untuk kurva karakteristik, reset saklar rotari pada posisi “OPEN”. Jika kita sudah menyelesaikan percobaan, lepas stopper dari tangki dan dibersihkan tangki dari larutan metanol yang tersisa.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 DAFTAR PUSTAKA



Sawyer, N. Clair. 2003. CHEMISTRY FOR ENVIRONMENTAL ENGINEERING AND SCIENCE. New York: McGraw-Hill. Pages : 223-224. Oxtoby, W. David. 2003. KIMIA MODERN. Jakarta: Erlangga. Halaman : 123. Petrucci, H. Ralph. 2007. PRINSIP-PRINSIP DAN APLIKASI MODERN. Jakarta: Erlangga. Halaman : 304, 307-308.



Medan, 13 November 2018 Asisten



(Emita Br Sembiring)



Praktikan



(Yoga Prawira Tanjung)



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 BAB IV ANALISA DATA 4.1. Data Percobaan Hambatan (Ω)



Tegangan (V)



Arus (A)



200



0,27



0,001



100



0,23



0,002



50



0,19



0,003



10



0,09



0,007



5



0,06



0,009



3



0,03



0,011



1



0,03



0,010



Lamp



0,11



0,006



Motor



0,09



0,007



Medan, 23 Oktober 2018 Asisten



(Emita br. Sembiring) `



Praktikan



(Inda Suci Utami)



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 4.2 Analisa Data 1. Gambarlah kurva karakteristik Tegangan (Volt) vs Arus (Ampere) terhadap Hambatan (Ω) sel bahan bakar methanol Hambatan ( )



Tegangan (Volt)



Arus (Ampere)



200



0,27



0,001



100



0,23



0,002



50



0,19



0,003



10



0,09



0,007



5



0,06



0,009



3



0,03



0,011



1



0,03



0,010



Kurva Karakteristik V-vs-I 0.3



Tegangan (Volt)



0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.001



0.002



0.003



0.007



0.009



0.015



0.016



Arus (Ampere)



2. Interprestasikan kurva karakteristik Kurva karakteristik pada percobaan dapat terjadi fluktuasi nilai tegangan dan arus, hal ini normal terjadi. Data yang kita peroleh tergantung pada tindakan yang dilakukan pada sel bahan bakar methanol sebelum percobaan. Pada percobaan terjadi tegangan off-load pada lamp/lampe di mana arus yang sangat kecil atau nol tetapi tegangannya bernilai 0,05 Volt. Terjadinya tegangan off-load karena tidak diberi hambatan, dan arus yang dibutuhkan oleh hambatan yang digunakan lebih besar dari arus yang tersedia di fuelcell. Daya listrik dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu, seberapa lama unit sel sudah beroperasi sebelum eksperimen dilakukan, seberapa kering kondisi membran sebelum eksperimen dilakukan, dan waktu tunggu setelah unit sel terisi penuh dengan metanol.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 3. Masukkan tegangan dan arus motor pada kurva karakteristik V-vs-I Hambatan ( )



Tegangan (V)



Arus (A)



200



0,27



0,001



100



0,23



0,002



50



0,19



0,003



10



0,09



0,007



5



0,06



0,009



3



0,03



0,011



1



0,03



0,010



Motor



0,09



0,007



Kurva Karakteristik V-vs-I 0.3



Tegangan (Volt)



0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.001



0.002



0.003



0.007



0.009



0.011



0.01



0.007



Arus (Ampere)



4. Gambar diagram Daya –vs–Arus dan hitung konsumsi daya motor dan masukkan nilai tersebut ke diagram P-vs-I Hambatan ( )



Tegangan (V)



Arus (A)



Power (W)



200



0,27



0,001



0,00027



100



0,23



0,002



0,00046



50



0,19



0,003



0,00057



10



0,09



0,007



0,00063



5



0,06



0,009



0,00054



3



0,03



0,011



0,00033



1



0,03



0,010



0,0003



Lampu



0,11



0,006



0,00066



Motor



0,09



0,007



0,00063



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155



Kurva Karakteristik P-vs-I 0.0014 0.0012



Daya(W)



0.001 0.0008 0.0006 0.0004 0.0002 0 0.001



0.002



0.004



0.013



0.015



0.015



0.016



0.013



0.009



Arus (Ampere)



Dari diagram PI, titik operasi maksimum motor tidak optimum. Hal ini dikarenakan sel bahan bakar methanol memberikan daya kurang dari kemampuannya dari daya yang sebenarnya.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 4.3 Gambar Percobaan



Load Measurement Box Stopwatch Botol Berisi Larutan Corong Metanol 0,25 M



Stoppers



10 50 100 200 Ω



5 3



MOTOR



LAMP LAMPE



Open CURRENT STROM



Tangki Larutan Metanol



Methanol Fuel Cell



ON / EIN VOLTAGE SPANNUNG



0.01



A



0.30



V



OFF/AUS



Metanol O,25 M



Masker Sarung Tangan



Metanol 0,25 M Housing Fuel Cell



Stoppers Tangki



Kabel penghubung



tissue



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 4.4 Foto Percobaan



Botol Berisi Larutan Methanol 0,25 M



Larutan Methanol 0,25M Corong 4 Buah Kabel Berkait



Stopwatch



Load Measurement Box



Stopper Tangki



Methanol Fuel Cell



Tissue



Masker



Sarung Tangan



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155 BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan 1. Prinsip kerja fuel cell yaitu pada anoda CH3OH akan menghasilkan proton dan elektron dan pada anoda terdapat O2 yang masuk melalui hole. Proton dianoda bergerak menuju katoda melalui membran polimer. Sedangkan elektron tidak dapat melewati membran sehingga elektron bergerak menuju katoda melalui eksternal sirkuit sehingga dipergerakan tersebut akan menghasilkan arus listrik. Pada katoda proton dan katoda akan bereaksi menghasilkan CO2+H2O. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan adalah arus dan tegangan. 3. Dari percobaan kita dapat mengetahui kurva karakteristik methanol fuel cell yaitu :



Kurva Karakteristik V-vs-I 0.3



Tegangan (Volt)



0.25 0.2 0.15



0.1 0.05



0 0.001



0.002



0.003



0.007



0.009



0.015



0.016



Arus (Ampere)



5.2 Saran 1. Sebaiknya praktikan lebih teliti saat melakukan praktikum. 2. Sebaiknya praktikan memahami prosedur percobaan. 3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih berhati-hati dalam menuangkan metanol kedalam fuel cell. 4. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti melihat cairan metanol dalam fuel cell.



LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155