Cibaduyut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Cibaduyut [PDF]

Sejarah Cibaduyut, hal tentang industri sepatu dan sisi lainnya Pernah kah mendengar kalimat-kalimat ini ?, “Sapatu Ciba

14 0 2 MB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Cibaduyut, hal tentang industri sepatu dan sisi lainnya Pernah kah mendengar kalimat-kalimat ini ?, “Sapatu Cibaduyut lain sapatu butut, make sapatu Cibaduyut moal matak goreng patut”, (Sepatu Cibaduyut bukan sepatu jelek, memakai sepatu Cibaduyut tidak akan membuat paras jelek”). Atau, “Sapatu Cibaduyut lain sapatu bomis, nu dibeuli rebo, kemis geus rusak” . (Sepatu Cibaduyut bukan sepatu Bomis, yg dibeli hari Rabu, kamis sudah rusak)” .



Sumber peta : Perpustakaan digital Univ. Leiden Sebuah peta lama berikhtisar tahun 1934, memuat nama Cibaduyut (ditulis Tjibadoejoet).



Cibaduyut menjadi bagian dari pemekaran wilayah kota Bandung sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) No. 16 Tahun 1987. Dengan disahkannya PP tersebut pada 27 Juli 1987, Cibaduyut yg sebelumnya merupakan bagian dari kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, berubah menjadi kelurahan yg berada di kecamatan Bojongloa Kidul, kota Bandung. Tidak banyak keterangan atau pun foto yg memuat data sejarah mengenai Cibaduyut jaman dahulu. Padahal, aktifitas masyarakat di Cibaduyut diyakini sudah lama ada. Tahun 19181920, warga Cibaduyut dikabarkan telah ada yg berangkat untuk belajar dan bekerja di Batavia. Menurut para sepuh, mereka yg berangkat ke Jakarta, kemudian pulang dengan oleholeh keahlian membuat sepatu. Keahlian ini mereka pelajari dari orang Batavia yg bernama Bang Naen dan Bang Gelang.



Kemudian, usaha sepatu di Cibaduyut memunculkan nama-nama yg diyakini sebagai perintisnya, antara lain Abah Omon dan Abah Umri, daerah tempat tinggalnya dikenal hingga sekarang sebagai “Blok Sapatu Cibaduyut”. Cibaduyut pun tumbuh menjadi daerah yg pesat dan padat penduduknya. Orang lebih mengenal sebagai kawasan industri sepatu. Padahal, ada hal lain yg menjadikan Cibaduyut layak menjadi kawasan yg diperhatikan dari sisi sejarah dan budaya. Ada apa saja ?, mari kita telusuri melalui tulisan ini . A. Asal nama Cibaduyut Penamaan daerah ini dengan Cibaduyut berasal dari dua kata, yaitu “Cai/Ci” dan “Baduyut”, diyakini dahulu ada aliran sungai atau danau/situ, yg di dekatnya tumbuh pohon Baduyut. Bagaimana bentuk pohon Baduyut ini ?. Pohon Baduyut, atau nama ilmiahnya Trichosantes villosa blume, merupakan tumbuhan merambat dengan bentuk buah sekilas mirip semangka, tapi ukurannya lebih kecil . Sayangnya keberadaan tumbuhan ini di wilayah Cibaduyut sudah sulit ditemukan. Menurut beberapa warga yg pernah melihatnya, dahulu habitat pohon Baduyut di antaranya berada di sekitar Tarik Luhur, area belakang Stasiun TVRI ke arah timur mendekati komplek perumahan Singgasana.



Pohon Baduyut, tampak daun dan buahnya yg ada di daerah Subang (Sumber foto : Ciburuan.tumblr.com) Sedangkan area perairan, di antaranya Situ Tarate, Sekeonyam, Kali/walungan Anggatjarang, Sungai Ciparay, Curugdogdog dan beberapa genangan air cukup signifikan Antara Leuwipanjang dan Cibaduyut, seperti ditunjukan di peta tahun 1934 . Sayangnya, beberapa tempat tersebut sudah tiada, berganti pemukiman yg padat. Contohnya Situ Tarate dan Curug Dogdog .



B. Eyang Mama Cibaduyut dan Pesantren Ar-Rosyid



sumber foto : Facebook.com



dok pribadi Salah seorang sesepuh Cibaduyut yg sangat dihormati adalah Syeikh Kiai Haji Raden Muhammad Zarkasyi, dikenal sebagai Mama Eyang Cibaduyut. Beliau putra dari KH. Rd. Muhammad Ali atau Mama Antapani. Beliau sempat berguru ke Syekh Kholil Bangkalan Madura, Syekh Kholil adalah Maha Guru, salah satu cikal bakal berdirinya Nahdhotul Ulama. Syekh Muhammad Zarkasyi atau Mama Cibaduyut juga memiliki pesantren di Cigondewah Bandung dengan jumlah murid sekitar 450 orang. Diantara yg pernah berguru kepadanya adalah Mama Rende Syekh Ahmad Zakariya, Mama Gentur, Mama Sukaraja, Mama Jelegong, dll. Mama Eyang Cibaduyut, lahir 16 Syawal 1285 H/1864 H dan wafat bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, yaitu hari Jumat 10 Dzulhijjah 1366 H/24 Oktober 1947 M .



Mama Eyang Cibaduyut, terkenal berilmu tingi dan berakhlak luhur, kerendahan hati dan suka menolong. Banyak kisah yg meyebar tentang beliau. Semoga keberkahan senantiasa melimpahinya di dunia dan akhirat, aamiiin .



(dok pribadi) Pintu masuk komplek Maqom Mama Eyang Cibaduyut



(dok pribadi) Suasana di dalam komplek Maqom



(dok pribadi) Bangunan Pesantren dan Masjid Ar-Rosyid



Lokasi Maqom tidak sulit dicapai, gang masuknya terletak di sisi timur jalan raya Cibaduyut. Lebarnya memungkinkan untuk dilalui kendaraan roda empat. Kawasan ini sekarang dikenal dengan nama Blok Pasantren. Pesantren Ar-Rosyid konon termasuk salah satu pesantren tertua di kota Bandung. Selain Mama Cibaduyut, di pemakaman pesantren ini, terdapat juga makam Eyang Gedong, Menurut keterangan yang kami temui, Eyang Gedong ini adalah mertua dari Mama Eyang Cibaduyut. Mama Eyang Cibaduyut, dikenal pula dengan nama Mama Eyang Cihapit, rupanya beliau sebelum pindah ke Cibaduyut, sempat mendirikan pesantren di kawasan Cihapit.



C. Industri sepatu Cibaduyut Di awal tulisan telah dijelaskan, sepintas sejarah Cibaduyut sebagai kawasan industri sepatu, hingga terbentuk suatu kawasan yg perintis yang dikenal dengan nama “Blok Sepatu”. Setelah 20 tahun, kegiatan usaha sepatu semakin meluas. Bahkan, daerah sekeliling seperti Cangkuang dan Sukamenak mulai ikut menjalankan usaha sejenis.



Para tokoh persepatuan Cibaduyut tahun 1939 (Sumber foto : IDISIONLINE)



Setelah bangsa kita merdeka, usaha sepatu Cibaduyut semakin berkembang. Tokoh-tokoh baru bermunculan. Ada Mang Uce, Mang Ajum, Mang Ondo dan Mang Su’eb, serta yg lainnya. Secara organisasi pun berkembang. Gabungan Pengusaha Sepatu Daerah Bojongloa (GPSDB) pun terbentuk. Organisasi ini nantinya berubah nama menjadi KOPSI (Koperasi Perkulitan dan Sepatu Indonesia), dan sampai sekarang di Cibaduyut terkenal ada satu kawasan yg dikenal dengan nama “Blok KOPSI”. Seiring dengan masuknya sebagian wilayah desa Cibaduyut ke wilayah kota Bandung, tahun 1970-an berdiri Koperasi Persepatuan Bandung Kota (KPBK). Dan tahun 1977 dibangun UPTD (Unit Pelaksan Teknis Daerah) Satpel Cibaduyut. Berturut-turut kemudian, terbentuk organisasi lainnya, seperti : (KSPC) Kesejahteraan Simpan Pinjam Cikamandilan di Blok Cikamandilan, GAPIC (Gabungan Pengusaha industry Kecil), ASPEC (Asosiasi Pengrajin/tukang Sepatu Cibaduyut), dan APSC (Asosiasi Pengusaha Sepatu Cibaduyut).



dok pribadi Papan nama/penanda di depan gedung UPTD Satpel Cibaduyut .



D. TVRI Stasiun Jawa Barat



(dok pribadi)



Papan nama/penanda TVRI Stasiun Jawa Barat di seberang Pom Bensin Cibaduyut 11 Maret 1987, TVRI Stasiun Jawa Barat mengudara pertama kali dengan durasi siaran 60 menit. Kejadian ini menjadi sejarah bagi dunia penyiaran Jawa Barat. Saat itu juga Gubernur Jawa Barat yaitu Bapak Yogie Suardi Memet meresmikan stasiun ini, dan diberi nama TVRI Bandung. Nama TVRI Bandung bertahan sampai tahun 2003, selanjutnya berubah menjadi TVRI Jabar & Banten. Tahun 2007 kembali berubah menjadi TVRI Jabar, sampai sekarang. Berdirinya gedung TVRI Stasiun Jawa Barat di Cibaduyut membawa warna tersendiri bagi warga Cibaduyut dan sekitarnya. Di halamannya yg luas sering diselenggarakan beragam kegiatan yg meriah. Pegelaran wayang golek, festival laying-layang, pameran pembangunan dan pasar malam bergantian di selenggarakan di sini. Masyarakat berduyun-duyun mendatanginya. Banyak cerita yg lahir dari keramaian kegiatan ini. Penulis sendiri beberapa kali merasakan pengalaman bersama keluarga, menonton pertunjukan lumba-lumba, bermain laying-layang di festival laying-layang, sampai duduk lesehan menikmati pagelaran wayang golek, sambil menyantap jajanan yg beragam. Kesannya sangat menyenangkan , meski pun sederhana tapi menyimpan kenangan untuk masa depan.



(dok pribadi)



Festival Layang-layang di halaman TVRI tahun 2019



E. Beberapa penampakan kawasan jalan Cibaduyut saat PPKM Berikut beberapa penampakan wajah jalan Cibaduyut dan kawasan sekitarnya , yg penulis dokumentasikan hari Sabtu, 28 Agustus 2021.



P embangunan jalan layang di perempatan Soekarno-Hatta melintas Patung Sepatu.



Beberapa toko yg sudah buka di pagi hari.



Gerbang masuk sebuah apartment



Pembangunan jembatan kereta cepat BandungJakarta



Penutup



Secara singkat demikianlah sejarah kawasan Cibaduyut, masih jauh dari lengkap. Artinya masih banyak pekerjaan rumah untuk menyingkap kisah-kisah masa lalu kawasan Cibaduyut ini. Seiring dengan laju jaman yg membawa Cibaduyut ke arah kemajuan, semoga diimbangi dengan semakin terbukanya sejarah dan hal yg terjadi di masa lalu, sebagai penyeimbang dan sosialisasi khususnya bagi generasi muda, agar mengenal identitas asli dan kebanggan sebagai warga Cibaduyut. Pembangunan jalan layang melintas perempatan Soekarno-Hatta sampai perempatan Kopo, hadirnya bangunan Apartment, dan pembangunan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta setidaknya mengubah wajah kawasan Cibaduyut. Harapannya semoga perubahan itu membawa kebaikan bagi kita semua. Aamiiiin .



.