CJR KEWIRAUSAHAAN JOSEF GUNAWAN PURBA-dikonversi - Merged [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JOURNAL REVIEW



Kewirausahaan DOSEN PENGAMPU : Putry Sari M.J Silaban, SE.,M.Si



DISUSUN OLEH : Josef Gunawan Purba (7183240016)



PRODI ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Critical jurnal review ini dengan tepat waktu. Adapun tugas critikal jurnal ini diambil dari dua jurnal yang terakreditasi. Critical Journal Review ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Kewirausahaan yang bertujuan untuk penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan kami semoga setelah penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini kami semakin memahami bagaimana penulisan Critical Journal Review yang baik dan benar. Di lain sisi saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan penulisan Critical Journal Review ini. kami sangat berterimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi semuanya.



Medan, Oktober 2020



Josef Gunawan Purba



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan Critical Jurnal Review pada suatu jurnal dengan mengkritik jurnal sangat penting untuk dilakukan,dari kegiatan inilah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari jurnal yang lain. Hal ini adalah salah satu upaya KKNI untuk benar- benar menjadikan mahasiswa yang unggul dalam segala hal,salah satunya yaitu mengkritik jurnal, khususnya mata kuliah kewirausahaan



B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil dari penelitian jurnal tersebut? 2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?



C. Tujuan Penulisan CJR Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji mengetahui penulis jurnal bagaimana menganalisis dan mengidentifikasi Faktor yang Berpengaruh terhadap niat kewirausahaan



IDENTITAS JURNAL A. Jurnal Utama Judul



Jurnal



Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) Bisnis dan Kewirausahaan



Download



Sinta.ristekbrin.go.id



Volume dan Halaman vol.13 dan hal.11 Tahun



2011



Penulis



Lieli Suharti dan Hani Sirine



Tanggal Reviewer



17 oktober 2020



B. Jurnal Kedua Judul Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Download



Sinta.ristekbrin.go.id



Volume dan Halaman Vol.1 dan hal.8 Tahun



2012



Penulis Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya



Tanggal reviewer



17 oktober 2020



ANALISIS JURNAL A. JUDUL Pada jurnal utama yang ditulis oleh Lieli Suharti dan Hani Sirine yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan(Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga)” sudah cukup ringkas, jelas, dan menjelaskan isi tulisan dari isi jurnal tersebut. Pada jurnal pembanding karangan Retno Budi Lestari dan Trisna yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI “ sudah cukup ringkas, jelas, dan menjelaskan isi tulisan dari isi jurnal tersebut. B. ABSTRAK Pada bagian abstrak ini dalam sebuah karya ilmiah berisikan ringkasan dari alasan dilakukannya penelitian/penulisan; variabel yang diteliti; sumber data dan tahun; alat uji dan analisis yang digunakan; hasil penelitian/kesimpulan; serta kata kunci. Dimulai dari alasan dilakukannya penelitian. Jurnal utama Dalam abstrak jurnal utama bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa menekuni dunia wirausaha. Model yang dianalisa mencakup faktor-faktor internal, faktor-faktor sikap terhadap terhadap kewirausahaan dan faktor-faktor kontekstual. Penelitian ini melibatkan sampel 225 orang mahasiswa dari 6 fakultas di Universitas Kristen Satyawacana yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil-hasil penelitian menunjukkan signifikansi dari faktor-faktor sikap, yaitu faktor otonomi dan otoritas, faktor realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan keamanan, dalam mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Lebih lanjut, penelitian ini juga membuktikan peran penting dari faktor-faktor kontekstual, seperti dukungan akademik, dukungan sosial, terhadap niat berwirausaha dikalangan mahasiswa. Jurnal pembanding Pada jurnal pembanding alasan dilakukannya penelitian dalam bagian abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha. Data Teknik pengumpulan menggunakan angket yang diberikan kepada 205 mahasiswa dari tiga PTS yaitu STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE Musi. Hasil uji hipotesis



menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan pengaruh terhadap niat berwirausaha ditunjukkan dengan F hitung lebih besar dari F tabel, sehingga hipotesis penelitian diterima. Niat berwirausaha juga diperkuat oleh variabel demografi jenis kelamin, pengalaman kerja, dan pekerjaan orang tua. Niat berwirausaha pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Siswa yang memiliki pekerjaan pengalaman juga memiliki niat wirausaha yang lebih tinggi. Siswa yang orang tuanya bekerja sebagai petani paling banyak niat kewirausahaan



A. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini yang perlu dinilai dan direview yaitu fenomena yang diteliti dari adanya perbedaan antara fenomena yang nyata dengan fenomena yang diharapkan, munculah masalah.Fenomena ini dinyatakan dalam bentuk peta atau data; hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti lain yang memberikan informasi bahwa penelitian yang kita lakukan ini perlu dilakukan; tujuan penelitian serta hipotesis. Jurnal utama Dalam bagian pendahuluan penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh berbagai faktor, baik yang menyangkut faktor internal seperti karakteristik individual (sosio demografi), sifat indi-vidu (personality traits) dan faktor kontekstual terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Hasil pene-litian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kerangka pembelajaran pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi yang lebih kong-krit dalam rangka mendorong munculnya sarjana yang memilih karir sebagai entrepreneur. Secara lebih detail beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pengaruh faktor sosiodemografi (jenis kelamin, pekerjaan orangtua, pengalaman berwirausaha, bidang studi) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, (2) menganalisis peng-aruh faktorfaktor sikap (autonomy and authority, economic opportunity and challenge, security and workload, avoid responsibility, self realization and participation, social environment, perceived confi-dence) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, (3) menganalisis



pengaruh



faktor-faktor kontekstual (pendidikan kewirausahaan,



dukungan akademik, dukungan sosial, dan dukungan lingkungan usaha) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Jurnal Pembanding mencoba untuk mengetahui apakah pendidikan kewirausahaan yang sudah dilaksanakan di STIE MDP, STMIK MDP dan STIE Musi secara signifikan dapat menimbulkan minat



berwirausaha bagi para mahasiswa. Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah pendidikan kewirausahaan dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Sugiyono (2009) Data primer pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner. C. METODE ANALISIS Jurnal Utama Penelitian ini merupakan penelitian jenis eks-planatif karena bertujuan untuk meneliti karakteristik variabel dan hubungan antar variabel yang telah ada. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan penyebab dan dampak hubungan. Dari penyelidikan-nya (type of investigation), penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yang menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel faktor penentu terbentuk-nya niat kewirausahaan mahasiswa. Jurnal Kedua Penelitian ini merupakan penelitian jenis eks-planatif karena bertujuan untuk meneliti karakteristik variabel dan hubungan antar variabel yang telah ada. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan penyebab dan dampak hubungan. Dari penyelidikan-nya (type of investigation), penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yang menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel faktor penentu terbentuk-nya niat kewirausahaan mahasiswa. Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya) Sugiyono (2009). D. HASIL DAN PEMBAHASAN Jurnal Utama Studi mengenai niat kewirausahaan mahasiswa masih terbuka luas untuk dielaborasi dalam berbagai konteks. Untuk kelompok faktor sosio demografi, isu jenis kelamin, pekerjaan orangtua, bidang studi dan pengalaman kongkrit dalam berwirausaha merupakan faktorfaktor yang diteliti dalam studi ini karena studi-studi yang sudah dilakukan terdahulu belum mem-perlihatkan arah yang jelas. Faktor jenis kelamin dalam beberapa penelitian memperlihatkan berpenga-ruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, yaitu mahasiswa memiliki niat berwirausaha yang lebih tinggi daripada mahasiswi (Rasheed, 2000; Nishanta, 2008). Namun hal yang sama tidak ditemukan dalam studi Johnston et al. (2010). Dalam



penelitian ini, tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara niat kewirausahaan mahasiswa dengan maha-siswi di UKSW. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa calon wirausaha muda terdidik tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Data pelengkap yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mahasiswi telah menjalankan praktek berwirausaha sambil berkuliah dalam bentuk usaha MLM, menjual pulsa elektronik maupun berjualan pernak-pernik secara online dan terdapat kesan mahasiswi lebih luwes dalam berwirausaha sambil kuliah ketimbang para mahasiswa. Faktor pekerjaan orangtua merupakan faktor yang menarik untuk diteliti di Indonesia. Beberapa sumber menggugat bahwa rendahnya minat dan pertumbuhan wirausahawan muda di Indonesia disi-nyalir antara lain disebabkan oleh minimnya contoh dan dorongan lingkungan keluarga kepada sang anak. Masih banyak orangtua yang bekerja sebagai pegawai juga mengharapkan anaknya bekerja sebagai pegawai yang dinilai memiliki risiko lebih kecil dibandingkan menjadi pengusaha. Menurut Herdiman (2008), keluarga menjadi lingkungan pertama yang dapat menumbuhkan mental kewirausahaan anak. Penting-nya peranan keluarga dalam mendorong minat anak dalam berwirausaha diakui sebagian besar responden dalam penelitian yang dilakukan terhadap para mahasiswa peminat berwirausaha di Bandung (Isdianto dkk., 2005). Orangtua yang berprofesi sebagai wirausaha diyakini dapat menjadi panutan (entrepreneurial role model) yang akan membentuk minat anak untuk berwirausaha di masa depan (Dunn & Holtz-Eakin, 2000; Galloway et al., 2006). Penelitian ini mendukung berbagai temuan studi di atas dengan diterimanya hipotesis bahwa mahasiswa yang memiliki orangtua dengan latar belakang pekerjaan wirausaha memiliki memiliki niat kewira-usahaan yang lebih tinggi. Pengalaman kerja selalu dipercayai sebagai guru yang baik yang dapat membekali seseorang dengan hal-hal kongkrit sesuai dengan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. Dengan cara berpikir yang sama, diduga bahwa mahasiswa yang memiliki pengalaman kongkrit berwirausaha (usaha sendiri atau ikut orangtua) cenderung akan memiliki motivasi yang lebih kuat untuk berwirausaha setelah lulus sarjana nanti. Penelitian ini menemukan adanya perbedaan yang signifikan niat kewirausahaan dari mahasiswa yang memiliki orangtua wirausaha dengan mahasiswa yang orangtuanya bukan wira-usahawan, yang mana mahasiswa yang memiliki orangtua wirausaha memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nishanta (2008) pada mahasiswa di Srilanka yang menunjukkan adanya hubungan walaupun lemah, antara pekerjaan orangtua dengan niat kewirausahaan mahasiswa.



Sejumlah penelitian empiris menunjukkan ada-nya keterkaitan antara jenis usaha rintisan para sarjana dengan bidang studi mereka (Lee & Wong, 2002; Alwan & Yenny, 2003). Namun studi empiris yang meneliti keterkaitan antara bidang studi dengan niat berwirausaha masih sangat terbatas. Penelitian Wu & Wu (2008) terhadap mahasiswa di Shanghai, Cina, memperlihatkan adanya indikasi hubungan antara latar belakang bidang studi dengan niat kewira-usahaan mahasiswa. Demikian juga penelitian Galloway et al. (2006) memperlihatkan bahwa mahasiswa dari Fakultas Bisnis memiliki niat kewira-usahaan yang lebih tinggi dibanding mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknik. Namun dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan bidang studi terhadap niat kewirausahaan mahasiswa dengan tidak ditemukannya perbedaan yang signifi-kan antara niat kewirausahaan mahasiswa dari fakultas eksakta dengan mahasiswa fakultas non- eksakta. Data statistik deskriptif memperlihatkan nilai rata-rata niat kewirausahaan yang relatif tinggi baik pada mahasiswa fakultas eksakta maupun non eksakta yang memberi indikasi adanya keinginan berwirausaha yang tinggi setelah lulus sarjana nanti. Gencarnya dorongan pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menghidupkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan perguruan tinggi melalui berbagai program hibah bersaing, program Coop dan program kreativitas mahasiswa-kewirausahaan yang terbuka bagi mahasiswa dari seluruh fakultas/program studi, diduga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan niat kewirausahaan mahasiswa secara umum. Pengaruh sikap (attitudes) individual terhadap niat kewirausahaan telah diteliti sejumlah peneliti dengan menggunakan unsur-unsur sikap yang ter-dapat dalam Theory of Planned Behavior (TPB) dari Ajzen dan Fishbein (1985) dalam Gurbuz & Aykol (2008) yang mencakup autonomy/authority, economic challenge, self realization, dan perceived confidence, security dan workload, avoid responsibility, dan social career. Dalam penelitian ini sejumlah unsur dari variabel sikap yaitu memiliki otoritas dan otonomi (authority and autonomy), menginginkan pekerjaan yang menantang dan bernilai ekonomi tinggi (economic opportunity), menyukai pekerjaan yang berdaya cipta dan kreatif (self-realization) dan memiliki keyakinan tentang kemampuan berwira-usaha (perceived confidence) sesuai dengan hipotesis, terdukung dalam penelitian ini.



Jurnal Pembanding responden pria memiliki minat berwirausaha lebih tinggi daripada responden wanita terlihat dari rerata skor pria sebesar 26,23 melebihi rerata skor wanita sebesar 26,09. Temuan ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Mazzarol dkk



(1999), Kolvereid (1996), serta Matthews dan Moser (1996). Mereka menemukan bahwa kaum laki-laki memiliki intensi yang lebih tinggi daripada kaum wanita untuk membuka usaha baru. Rendahnya minat berwirausaha pada wanita disebabkan karena masyarakat Indonesia, juga terlihat responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani memiliki intensi yang lebih tinggi untuk berwirausaha bila dibandingkan dengan responden yang lain. Hal ini terlihat dari rerata skor responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani sebesar 30,50 lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor responden lainnya. Tingginya minat berwirausaha pada responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani disebabkan karena kehidupan masyarakat



BAB II Pembahasan



Kelebihan dan kelemahan jurnal A. KELEBIHAN UTAMA 1. Bahasa yang digunakan dalam pembahasan pada jurnal ini sudah tepat, tidak rancu, dan dapat dengan mudah untuk dipahami khusunya Mahasiswa. Selain itu, sesuai dengan EYD. 2. Di dalam pokok pembahasan pada jurnal tersebut, disertai Definisi Operasional Variabel Penelitian, sehingga dapat lebih menambah wawasan tentang topic yang menjadi pembahasan pada jurnal tersebut. 3. Dalam pembahasannya, disertai Hasil analisis yang berupa data (angkaangka). 4. Disertai pula tabel hasil uji penelitian, sebagai pemahaman lebih lanjut. 5. Apa yang menjadi pokok pembahasan, yaitu dijelaskan dengan singkat,



1. 2. 3. 4.



KELEMAHAN JURNAL I Walaupun memiliki banyak kelebihan, namun pada jurnal ini juga disajikan kelemahan-kelemahan. Tidak banyak membuat sampel tentang hal yang berpengaruh terhadap peningkatan minat kewirausahaan. Tidak banyak disajikan contoh-contoh tentang apa yang menjadi pokok pembahasan dalam jurnal tersebut. Tidak disajikan rumus-rumus yang mendukung tentang penghitungan tabel di dalam pembahasan jurnal tersebut.



B. Kelebihan jurnal pembanding 1. Bahasa yang digunakan dalam pembahasan pada jurnal ini sudah tepat, tidak rancu, dan dapat dengan mudah untuk dipahami khusunya Mahasiswa. Selain itu, sesuai dengan EYD. . 2. Disajikan pula tabel tentang jumlah responden Kelemahan jurnal pembanding 1. Walaupun memiliki kelebihan, jurnal ini juga memiliki kelemahan-kelemahan. 2. Tidak banyak menyajikan contoh-contoh untuk menunjang pembahasan yang lebih dalam jurnal tersebut.



KESIMPULAN



Dari kedua jurnal ini dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor dapat mempengaruhi minat seorang mahasiswa menjadi seorang wirausahawan yaitu, Faktor-faktor sosio demografi dalam hal ini pe-kerjaan orangtua sebagai wirausahawan dan pengalaman berwirausaha mahasiswa terbukti berpengaruh signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa; Faktor-faktor sosio demografi yaitu jenis kelamin dan bidang studi mahasiswa tidak terbukti ber-pengaruh signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu autonomy/ authority, economic challenge, self realization, security & workload, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, Terdapat 2 faktor sikap (attitudes) yaitu avoid responsibility dan social career tidak terbukti ber-pengaruh secara signifikan terhadap niat kewira-usahaan mahasiswa, Faktor-faktor kontekstual yaitu, academic support dan social support, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, Faktorfaktor kontekstual yaitu tingkat keikut sertaan mahasiswa dalam pelatihan/pendidikan kewirausahaan, dan kondisi lingkungan usaha (environmental support) tidak terbukti berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Dan juga Variabel personal attitude secara dominan mempengaruhi minat berwirausaha. Personal attitude merepresentasikan keyakinan individu mengenai nilai (value) yang menurut mereka berharga dan ingin diraih pada masa yang akan datang. Nilai (value) tersebut menjadi motif seseorang untuk menekuni profesi entrepreneur. Beberapa motif yang diyakini peneliti dapat menjadi faktor pendorong



seseorang menekuni profesi wirausaha seperti kebebasan dalam bertindak dan mengambil keputusan, penghasilan yang lebih tinggi, aktualisasi diri, dan kemandirian. Motif-motif tersebut menjadi pendorong mahasiswa untuk menekuni profesi sebagai wirausahawan di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA Alwan, A.P. & Yenny. L. 2003. Motivasi Alumnus Universitas Kristen Petra untuk menjadi Entrepreneur. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Dunn, T.A. & Holtz-Eakin, D.J. 2000. Financial Capital, Human Capital and the Transition to Self-Employment: Evidence from Intergenera-tional Links. Journal of Labor Economics, 18(2): 282-305. Rhenald Kasali dkk. 2010, “Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1”, Bank Mandiri dan Yayasan Rumah Perubahan: Jakarta.



Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) Lieli Suharti dan Hani Sirine Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga 50711 E-mail: [email protected]



ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa menekuni dunia wirausaha. Model yang dianalisa mencakup faktor-faktor internal, faktor-faktor sikap terhadap terhadap kewirausahaan dan faktor-faktor kontekstual. Penelitian ini melibatkan sampel 225 orang mahasiswa dari 6 fakultas di Universitas Kristen Satyawacana yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil-hasil penelitian menunjukkan signifikansi dari faktor-faktor sikap, yaitu faktor otonomi dan otoritas, faktor realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan keamanan, dalam mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Lebih lanjut, penelitian ini juga membuktikan peran penting dari faktor-faktor kontekstual, seperti dukungan akademik, dukungan sosial, terhadap niat berwirausaha dikalangan mahasiswa. Kata Kunci: niat kewirausahaan, faktor internal, faktor sikap, faktor kontekstual



ABSTRACT This study aims to investigate factors that influence entrepreneurial intentions of college students. The analysis model includes internal factors, attitudes factors and contextual factors. The research involves a sample of 255 students from 6 faculties at Satya Wacana Christian University by using an accidental sampling technique. The results show a significant effect of the attitude factors, such as autonomy, authority, self realization, perceived confidence, and security, on the entrepreneurial intention of students. Likewise, this research also indicates the role of the contextual factors, such as academic support and social support in determining the entrepreneurial intentions of students. Keywords: entrepreneurial intention, internal factor, attitude factor, contextual factor



yang akan memperhadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator) juga. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Jumlah wirausahawan muda di Indonesia yang hanya sekitar 0,18% dari total penduduk masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara maju seperti Amerika yang mencapai 11,5% maupun Singapura yang memiliki 7,2% wirausahawan muda dari total penduduknya. Padahal



PENDAHULUAN Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini. Laporan International Labor Organization (ILO) mencatat jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 di Indonesia berjumlah 9.6 juta jiwa (7.6%), dan 10% diantaranya adalah sarjana (Nasrun, 2010). Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia mendukung pernyataan ILO tersebut yang menunjukkan sebagian dari jumlah pengangguran di Indonesia adalah mereka yang berpendidikan Diploma/ Akademi/dan lulusan Perguruan Tinggi (Setiadi, 2008). Kondisi yang dihadapi akan semakin diperburuk dengan situasi persaingan global (misal pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA) 124



Suharti: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan



secara konsensus, sebuah negara agar bisa maju, idealnya memiliki wirausahawan sebanyak 5% dari total penduduknya yang dapat menjadi keunggulan daya saing bangsa. Lebih lanjut, menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan pada knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada kelompok orang muda terdidik (intelektual). Mahasiswa yang adalah calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha (Interpreneurial intention). Zimmerer (2002:12), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu, 2008). Persoalannya bagaimana menumbuhkan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa dan faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap motivasi atau niat mahasiswa untuk memilih karir berwirausaha setelah mereka lulus sarjana, masih menjadi pertanyaan dan memerlukan penelaahan lebih jauh. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan terhadap motivasi seseorang untuk berwirausaha, dapat disimpulkan bahwa niat kewirausahaan seseorang dipengaruhi sejumlah faktor yang dapat dilihat dalam suatu kerangka integral yang melibatkan berbagai faktor internal, faktor eksternal dan faktor kontekstual (Johnson, 1990; Stewart et al., 1998). Faktor internal berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa karakter sifat, maupun faktor sosio demografi seperti umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar belakang keluarga dan lain-lain yang dapat mempengaruhi perilaku kewirausahaan seseorang (misal: Johnson, 1990; Nishanta, 2008). Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar dan kondisi kontekstual. Temuan dari berbagai studi tentang berbagai faktor yang dapat membentuk perilaku kewirausahaan seseorang semakin jelas memperlihatkan bahwa kewirausahaan seseorang dapat dipelajari dan dibentuk seperti yang disampaikan Johnson (1990). Untuk itu sejumlah atribut personality seperti adanya kebutuhan berprestasi, internal locus of control yang



125



kuat, tingginya kreativitas dan inovasi, ikut berperan dalam membentuk niat orang untuk berwirausaha (Gorman et al., 1997; Nishanta, 2008). Demikian juga faktor sikap seseorang dalam memandang kegiatan berwirausaha juga dipercayai akan membentuk niat kewirausahaan (Azjen & Fishbein, 1985 dalam Gurbuz & Aykol, 2008). Sedangkan faktor kontekstual yang cukup mendapat perhatian peneliti adalah dukungan akademik, dukungan sosial dan kondisi lingkungan usaha (Gurbuz & Aykol, 2008). Penelitian tentang niat mahasiswa maupun alumni perguruan tinggi memilih karir berwirausaha masih relatif terbatas di Indonesia. Beberapa studi yang pernah dilakukan seperti motivasi kewirausahaan mahasiswa (Isdianto et al., 2005), motivasi alumnus perguruan tinggi untuk menjadi entrepreneur (Alwan & Yenny, 2003), profil student entrepreneur (Lisa, 2008), niat mahasiswa Manajemen menjadi wirausaha (Tjahjono & Ardi, 2008), profil wirausahawan muda terdidik di Jogjakarta (Giovany, 2010), studi perbandingan intensi kewirausahaan mahasiswa Jawa dan Non- Jawa (Indira, 2010), pada umumnya masih bersifat studi penjajagan, deskriptif dan parsial. Selain itu, sebagian besar dari penelitian yang terkait dengan niat kewirausahaan mahasiswa, berasal dari luar negeri (misal: Galloway et al., 2006; Rasheed, 2000; Gerry et al., 2008; Gurbuz & Aykol, 2008), yang mana hasil penelitian yang ditemui belum tentu berlaku untuk konteks Indonesia. Berdasarkan latar belakang dan urgensi penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh berbagai faktor, baik yang menyangkut faktor internal seperti karakteristik individual (sosio demografi), sifat individu (personality traits) dan faktor kontekstual terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kerangka pembelajaran pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi yang lebih kongkrit dalam rangka mendorong munculnya sarjana yang memilih karir sebagai entrepreneur. Secara lebih detail beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pengaruh faktor sosio-demografi (jenis kelamin, pekerjaan orangtua, pengalaman berwirausaha, bidang studi) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, (2) menganalisis pengaruh faktor-faktor sikap (autonomy and authority, economic opportunity and challenge, security and workload, avoid responsibility, self realization and participation, social environment, perceived confidence) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, (3) menganalisis pengaruh faktor-faktor kontekstual (pendidikan kewirausahaan, dukungan akademik, dukungan sosial, dan dukungan lingkungan usaha) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.



126 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 2, SEPTEMBER 2011: 124-134



KAJIAN TEORITIS Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Entrepreneurial intention atau niat kewirausahaan dapat diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah usaha yang umumnya bersifat jangka panjang (Lee & Wong, 2004). Menurut Krueger (1993), niat kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru. Niat kewirausahaan akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian untuk diteliti karena diyakini bahwa suatu niat yang berkaitan dengan perilaku terbukti dapat menjadi cerminan dari perilaku yang sesungguhnya. Dalam teori planned behavior (Fishbein & Ajzen, 1985 dalam Tjahjono & Ardi, 2008) diyakini bahwa faktor-faktor seperti sikap, norma subyektif akan membentuk niat seseorang dan selanjutnya secara langsung akan berpengaruh pada perilaku. Oleh karena itu pemahaman tentang niat seseorang untuk berwirausaha (entrepreneurial intention) dapat mencerminkan kecendrungan orang untuk mendirikan usaha secara riil (Jenkins & Johnson, 1997). Pada dasarnya pembentukan jiwa kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Priyanto, 2008). Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain. Beberapa karakteristik psikologis ditemukan dalam sejumlah studi sebagai determinan dari perilaku kewirausahaan seperti: (i) kebutuhan untuk berprestasi/need of achievement (Gorman et al., 1997; Littunen, 2000; Nishanta, 2008), (ii) inisiatif dan kreativitas (Gorman et al., 1997; Gerry et al., 2008), (iii) kecendrungan mengambil resiko/the propensity to take risk (Hisrich & Peters, 1995; Gerry et al., 2008), (iv) kepercayaan diri dan locus of control (Gorman et al., 1997; Nishanta, 2008), (v) self-esteem and perilaku inovatif (Robinson et al., 1991), (vi) nilai–nilai yang dianut dan tujuan personal (Gorman et al., 1997) dan (vii) leadership (Gerry et al., 2008). Selain faktor personality traits, beberapa studi lain menyoroti pengaruh sikap (attitudes) individual terhadap niat kewirausahaan. Gurbuz & Aykol (2008) dan Tjahjono & Ardi (2010), menemukan beberapa unsur sikap yang terdapat dalam model Theory of Planned Behavior dari Fishbein dan Ajzen (TPB) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.



Unsur-unsur sikap yang terdapat dalam TPB mencakup autonomy/authority, economic challenge, self realization, dan perceived confidence, security & workload, avoid responsibility, dan social career. Beberapa studi juga menemukan faktor sosio demografi dapat mendorong munculnya niat seseorang untuk berwirausaha. Faktor-faktor sosio demografi yang diteliti antara lain meliputi jenis kelamin, umur (Johnson et al., 2010) dan pekerjaan orangtua (Gerry et al., 2008; Nishanta, 2008). Model penelitian niat kewirausahaan seseorang kurang lengkap kalau tidak melibatkan faktor kontekstual disamping faktor sosio demografi dan faktor sikap seseorang, karena ketiga kelompok faktor tersebut membentuk satu kesatuan yang integral didalam model penelitian niat kewirausahaan seseorang. Beberapa faktor kontekstual yang cukup mendapat perhatian peneliti adalah peranan pendidikan kewirausahaan dan pengalaman kewirausahaan (Vesper & McMullan, 1988; Kourilsky & Carlson, 1997; Gorman et al., 1997; Rasheed, 2000). Secara teori diyakini bahwa pembekalan pendidikan dan pengalaman kewirausahaan pada seseorang sejak usia dini dapat meningkatkan potensi seseorang untuk menjadi wirausahawan. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang mendukung pernyataan tersebut (Kourilsky & Walstad, 1998; Gerry et al., 2008). Selain pendidikan dan pengalaman kewirausahaan, dukungan pihak akademik (academic support), social support dan dukungan lingkungan usaha (Gurbuz & Aykol, 2008) juga diduga merupakan faktor kontekstual yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan. Pengembangan Model dan Perumusan hipotesis Berdasarkan tinjauan literatur di atas, maka dikembangkan model penelitian yang digambarkan dalam bagan berikut: Faktor Sosio Demografi    



Gender Bidang Studi Pekerjaan Orang tua Pengalaman berwirausaha



Faktor Sikap (Attitude)       



Autonomy & authority Economic opportunity & challenge Security & workload Avoid responsibility Self realization & participation Social environment Perceived confidence



Faktor kontekstual    



Pendidikan kewirausahaan Academic support Social support Environmental support



Gamber 1. Model Penelitian



Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention)



Suharti: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan



127



Hipotesis Penelitian



Pengukuran Variabel



Berdasarkan kerangka berpikir dalam tinjauan literatur di atas, maka dirumuskan beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini: 1. Hipotesis 1: Faktor-faktor sosio demografi yaitu jenis kelamin (H1.1), pekerjaan orangtua (H1.2.), bidang studi (H1.3) dan pengalaman berwirausaha (H1.4) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 2. Hipotesis 2: Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu autonomy/authority (H2.1), economic challenge (H2.2), self-realization (H2.3), security dan workload (H2.4), avoid responsibility (H2.5), social career (H2.6) dan perceived confidence (H2.7) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 3. Hipotesis 3: Faktor-faktor kontekstual yaitu tingkat keikut sertaan mahasiswa dalam pelatihan/ pendidikan kewirausahaan (H3.1), academic support (H3.2), social support (H3.3), environmental support (H3.4.) berpengaruh positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.



Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara langsung di lapangan dengan menggunakan kuesioner penelitian terstruktur, yang terbagi dalam 4 bagian: faktor sosio demografi, faktor sikap, faktor kontekstual dan niat kewirausahaan. Untuk variabel sosio demografi seperti jenis kelamin, pekerjaan orangtua, bidang studi, pengalaman berwirausaha diukur dengan pertanyaan dikotomi, dengan menggunakan skala pengukuran nominal. Misal untuk jenis kelamin (laki-laki/wanita), pekerjaan orangtua (berwirausaha/tidak berwirausaha), bidang studi (eksakta/non eksakta), pengalaman berwirausaha (punya pengalaman/tidak punya pengalaman). Pengukuran sikap individual menggunakan indeks TPB (theory planned behavior) bagian I: occupational status choice index yang bertujuan mengukur sikap seseorang untuk berwirausaha. Instrumen ini berisi pernyataan mengenai autonomy/ authority, economic challenge, self realization, security dan workload, avoid responsibility, social career dan perceived confidence (Gurbuz & Aykol, 2008). Secara keseluruhan instrumen ini berjumlah 33 pernyataan. Untuk faktor kontekstual, variabel academic support diukur menggunakan skala dari Autio et al., 2001 dalam Gurbuz & Aykol (2008) yang terdiri dari 4 pernyataan, variabel social support menggunakan 3 item pernyatan dari skala Gurbuz & Aykol (2008) dan environmental support menggunakan skala dari Verheul et al. (2005) dalam Gurbuz & Aykol (2008) yang terdiri dari 4 pernyataan. Akhirnya, untuk mengukur variabel niat kewirausahaan (enterpreneurial intention), responden diminta menentukan tingkat ketertarikan mereka untuk mendirikan usaha sendiri setelah mereka lulus sarjana dengan 3 pertanyaan yang diadopsi dari Gerry et al. (2008), yang menunjukkan tingkat intensi mereka untuk berwirausaha. Secara keseluruhan, untuk faktor sikap, kontekstual dan niat kewirausahaan, pernyataan diukur dengan menggunakan 5-point Likert scale, dimana responden diminta untuk menjawab dengan pilihan angka antara 1-5 (1= sangat tidak setuju, dan 5= sangat setuju).



METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksplanatif karena bertujuan untuk meneliti karakteristik variabel dan hubungan antar variabel yang telah ada. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan penyebab dan dampak hubungan. Dari penyelidikannya (type of investigation), penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yang menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel faktor penentu terbentuknya niat kewirausahaan mahasiswa. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang berasal dari enam fakultas di Universitas Kristen Satya Wacana yang menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan secara reguler maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Keenam fakultas tersebut terdiri dari 3 fakultas non-eksakta yaitu Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB), Fakultas Teknik Informatika (FTI), dan Fakultas Psikologi (FPsi). Sedangkan fakultas eksakta terdiri dari Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Biologi (FB) dan Fakultas Sains Matematika (FSM). Responden dalam penelitian dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling. Dalam hal ini kriteria sampel adalah pernah mengikuti seminar/ pelatihan kewirausahaan. Jumlah responden yang ditargetkan adalah sejumlah 300 orang mahasiswa. Kegiatan pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur dan dilakukan langsung oleh tim peneliti dengan dibantu 5 orang enumerator yang direkrut dari mahasiswa dan sebelumnya para enumerator telah ditraining terlebih dahulu untuk penyamaan persepsi.



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini disebarkan sejumlah 300 kuesioner, namun jumlah kuesioner yang diperoleh sampai pada akhir penelitian lapangan hanya berjumlah 255 kuesioner. Terdapat 5 kuesioner yang tidak lengkap datanya dari 255 kuesioner yang kembali, sehingga hanya 250 kuesioner yang selanjutnya digunakan dalam analisis data. Adapun gambaran umum dari 250 responden yang diteliti



128 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 2, SEPTEMBER 2011: 124-134



adalah sebagai berikut: sejumlah 131 mahasiswa (52,4%) adalah laki-laki dan sisanya sejumlah 119 orang (47,6%) merupakan mahasiswa perempuan, sebagian besar responden berusia antara 18-21 tahun (69.6%) dan 28,4% sisanya berumur antara 22-24 tahun. Lebih banyak responden yang merupakan mahasiswa dari fakultas non-eksakta (Fakultas Teknik Informatika, Fakultas Psikologi dan Fakultas Ekonomi) yaitu sebesar 75.6% dan sisanya 66 orang mahasiswa (26.4%) berasal dari fakultas eksakta (Fakultas Sains Matematika, Fakultas Pertanian dan Fakultas Biologi). Lebih banyaknya responden yang berasal dari fakultas non-eksakta, karena pada kenyataannya jumlah mahasiswa dari fakultas non eksakta memang jauh lebih banyak daripada jumlah mahasiswa di fakultas eksakta di Universitas Kristen Satya Wacana.



Selanjutnya, dilihat dari pekerjaan orangtua, sejumlah 108 mahasiswa (43,2%) memiliki orangtua yang berwirausaha, lebih sedikit dari jumlah responden yang memiliki orangtua yang tidak memiliki latar belakang pekerjaan sebagai wirausaha, yaitu sebesar 56,8%. Untuk pendidikan kewirausahaan, jenis kegiatan pelatihan/pendidikan kewirausahaan yang pernah diikuti responden adalah sebagai berikut: mengikuti matakuliah kewirausahaan dalam program reguler (23.2%), mengikuti kuliah ekstra kurikuler kewirausahaan (pilihan) sebanyak 14% dan sisanya mengikuti kegitan seminar atau pelatihan singkat kewirausahaan secara sporadis (42.8%). Hal ini menunjukkan lebih banyak responden yang hanya mengikuti kegiatan pendidikan kewirausahaan yang bersifat jangka pendek dan tidak terstruktur.



Analisis Data Awal Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Sikap Variabel Autonomy and Authority Memiliki kuasa untuk membuat keputusan Memiliki kekuasaan/ otoritas Memiliki kemampuan memilih pekerjaan saya sendiri Menginginkan menjadi Boss bagi diri saya sendiri Menginginkan pekerjaan yang Mandiri (Independence) Menginginkan pekerjaan yang memiliki kebebasan (Freedom) Economic opportunity and challenge Menginginkan pekerjaan yang menantang Menginginkan pekerjaan yang menarik Menginginkan pekerjaan yang memotivasi Mengharapkan kompensasi berdasarkan pada prestasi Mengharapkan penghasilan yang besar Memilih pekerjaan yang memiliki peluang ekonomis Memilih pekerjaan yang dapat merealisasikan kemampuan diri Security and Work load Menginginkan pekerjaan yang stabil Menginginkan pekerjaan yang aman Memilih pekerjaan yang jam kerjanya pasti Menginginkan pekerjaan yang tidak kerja lembur Menginginkan pekerjaan yang tidak menyebabkan stress Avoid Responsibility Menginginkan pekerjaan dengan tanggungjawab yang tidak terlalu besar Menginginkan pekerjaan yang tidak kompleks Menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut komitmen Self realization and participation Berkeinginan menciptakan sesuatu Menginginkan pekerjaan yang dapat memanfaatkan daya kreativitas Menyukai pekerjaan yang terstuktur dan teratur Menyukai pekerjaan dengan keterlibatan dalam keseluruhan proses kegiatan Social Environment and Career Suka terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan Menjadi anggota / fungsionaris organisasi kemahasiswaan Memiliki keyakinan mencapai kemajuan dalam karir kelak Memiliki keyakinan akan memperoleh promosi dalam karir kelak Perceived confidence Percaya akan sukses jika berwirausaha (memulai bisnis sendiri) Memiliki kemampuan (kapabilitas) yang dipersyaratkan untuk sukses sebagai wirausaha Memiliki ketrampilan (skill) untuk sukses sebagai wirausaha Valid N (listwise)



Validity (r) Rata-rata



Standard deviasi



Cronbach Alpha



0,57 0,55 0,66 0,61 0,54 0,52



3,88 3,64 4,14 3,84 4,08 3,92



0,917 0,899 0,862 1,088 0,908 1,004



0,38 0,58 0,56 0,46 0,49 0,60 0,62



3,75 4,21 4,33 4,17 4,35 4,24 4,38



0,881 0,676 0,742 0,819 0,843 0,792 0,725



0,791



0,46 0,56 0,44 0,41 0,32



3,81 3,97 3,80 3,31 3,79



0,911 0,878 0,997 0,976 1,036



0,681



0,53 0,62 0,54



2,94 3,05 2,78



0,968 0,978 1,100



0,736



0,51 0,60 0,35 0,46



4,04 4,21 4,00 3,80



0,880 0,801 0,853 0,905



0,35 0,30 0,54 0,53



3,86 3,43 4,26 4,15



0,933 0,988 0,793 0,802



0,70 0,81 0,75 250



3,81 3,68 3,67



0,986 0,856 0,862



0,812



0,690



0,632



0,868



Suharti: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan



129



Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Kontekstual dan Niat Kewirausahaan Validity Rata- Standard Cronbach (r) rata deviasi Alpha



Variabel Dukungan Akademik Saya tahu beberapa orang di kampus saya yang sukses berwirausaha (memulai usaha mereka sendiri ) Di kampus saya, orang secara aktif didorong untuk mengeluarkan ide-ide mereka sendiri Di kampus saya, saya bertemu dengan banyak orang yang memiliki ide bagus untuk memulai usaha baru (berwirausaha) Di Kampus saya, tersedia dukungan infrastruktur yang baik untuk praktek pendirian usaha baru di tempat Social Support Jika saya memutuskan berwirausaha setelah lulus sarjana, keluarga terdekat saya akan menganggap keputusan saya tepat Jika saya memutuskan berwirausaha setelah lulus sarjana, teman-teman terdekat saya akan menganggap keputusan saya tepat Jika saya memutuskan berwirausaha setelah lulus sarjana, orang-orang yang penting bagi saya, akan menganggap keputusan saya tepat Environment Factor Support Sulit untuk saya memulai usaha sendiri karena kurangnya dukungan finansial Sulit bagi saya untuk memulai usaha sendiri karena prosedur administrasi yang rumit Sulit bagi saya untuk mendapatkan informasi yang cukup tentang bagaimana memulai suatu usaha Kondisi/ iklim ekonomi saat ini tidak menguntungkan bagi orang yang ingin berwirausaha Entrepreneurial Intention Saya akan memilih karir sebagai wirausahawan setelah lulus nanti Saya lebih suka menjadi wirausahawan dalam usaha saya sendiri daripada menjadi karyawan suatu perusahaan/ organisasi Saya memperkirakan dapat memulai usaha saya sendiri (berwirausaha) dalam 1-3 tahun kedepan Valid N (listwise)



Hasil uji validitas dengan menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected itemtotal correlation) menunjukkan semua item yang digunakan dalam penelitian ini valid, yang ditunjukkan dengan nilai r hitung tiap item ternyata sama dan lebih besar dari r kritis sebesar 0,30. Dengan demikian, maka semua item dari indikator empirik dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Hasil uji reliabilitas didasarkan pada nilai Alpha Cronbach (α), menunjukkan semua variabel yang diteliti memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Alpha Cronbach (α) lebih besar dari 0,60 (Sekaran 2000: 206). Uji Hipotesis Faktor Sosio Demografi dan Niat Kewirausahaan Mahasiswa Untuk menganalisis pengaruh faktor sosio demografi terhadap niat kewirausahaan mahasiswa digunakan uji statistik beda mean dan hasilnya dipaparkan dalam Tabel 3. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda mean memperlihatkan bahwa faktor jenis kelamin dan bidang studi mahasiswa tidak berhubungan signifikan dengan niat kewirausahaan mahasiswa baik pada tingkat signifikansi 5% maupun 10%.



0,50



3,54



0,883



0,54 0,57



3,81 3,83



0,823 0,752



0,37



3,32



0,933



0,64



3,62



0,930



0,71



3,49



0,832



0,73



3,62



0,885



0,42 0,65 0,61 0,49



3,25 3,05 2,85 2,77



0,999 0,892 1,022 1,057



0,744



0,71 0,75



3,39 3,57



0,956 1,082



0,845



0,69 250



3,51



0,966



0,704



0,831



Tabel 3. Uji Beda Mean Faktor Sosio Demografi Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa



Variabel Jenis Kelamin - Laki laki - Perempuan Pekerjaan Orangtua - Berwirausaha - Tidak berwirausaha Pengalaman Berwirausaha - Pernah - Tidak pernah Bidang Studi - Eksakta - Non Eksakta



Rata-rata HipoNiat SignifiKesimpulan tesis Kewira- kansi usahaan H1.1.



3,60 3,40



0,107



Tidak signifikan



H1.2.



3,67 3,38



0,017 Signifikan 5%



H1.3.



3,68 3,34



0,004 Signifikan 1%



H1.4.



3,55 3,49



0,677



Tidak signifikan



Hal yang berbeda diperlihatkan oleh variabel latar belakang pekerjaan orangtua dan pengalaman berwirausaha yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 5% dan 1%. Mahasiswa yang memiliki orangtua yang berwirausaha memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang orangtuanya tidak berwirausaha. Demikian juga, mahasiswa yang memiliki pengalaman berwirausaha memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi dari mahasiswa yang tidak memiliki pengalaman berwirausaha sebelumnya.



130 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 2, SEPTEMBER 2011: 124-134



Dengan demikian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa faktor jenis kelamin (H1.1) dan faktor bidang studi (H1.2) berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa tidak terdukung dalam penelitian ini. Sebaliknya hipotesis tentang adanya pengaruh latar belakang pekerjaan orangtua (H1.3) dan pengalaman berwirausaha mahasiswa (H1.4) terhadap niat kewirausahaan terbukti dalam penelitian ini. Faktor Sikap dan Pengaruhnya Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa Untuk menguji hipotesis tentang adanya pengaruh faktor-faktor sikap terhadap niat kewirausahaan mahasiswa digunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan mengggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00. Hasil uji regresi disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor-Faktor Sikap Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa Variabel Independen Autonomy and Authority Economic Opport and Challenge Security and Work Load Avoid Responsibility Self Realization and Participation Social Environment and Career Perceived Confidence R Adj.R square F hitung Sig. F



Hipotesis Beta t hitung Sig. H2.1 0,458 6,279 0,000* H2.2 0,357 3,478 0,001* H2.3 H2.4 H2.5



0,147 0,088 0,290



1,794 1,267 3,374



0,074 0,206 0,001*



H2.6



0,137



1,620



0,106



H2.7 0,567 0,301 16,347 0,000



0,605



10,140



0,000*



Hasil analisis regresi memperlihatkan sejumlah unsur dari variabel sikap, yaitu authority dan autonomy, economic opportunity, self realization dan perceived confidence sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan, terdukung dalam penelitian ini. Keempat elemen sikap tersebut terbukti berpengaruh secara positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa dengan tingkat signifikansi 1%. Dari keempat elemen sikap tersebut, perceived confidence dan authority dan autonomy merupakan dua elemen yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap niat kewirausahaan. penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari unsur security and work load, avoid responsibility dan social environment dan carrier terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, yang mana kedua unsur tersebut diduga berpengaruh secara negatif terhadap niat kewirausahaan. Walaupun hanya 4 dari 7 elemen sikap yang diteliti menunjukkan pengaruh yang signifikan,



namun hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai R2 = 0.301 yang berarti hanya sekitar 30% dari model penelitian ini dijelaskan oleh variabel variabel yang diteliti. Rendahnya niali R2 diduga disebabkan ditolaknya tiga buah hipotesis penelitian dalam model ini. Faktor Kontekstual dan Pengaruhnya Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa Tabel 5. Analisis Regresi Pengaruh Faktor-Faktor Kontekstual terhadap Niat Kewirausahaan Variabel Independen Hipotesis Beta Pendidikan/pelatihan H3.1 0,003 kewirausahaan Academic Support H3.2 0,216 Social Support H3.3 0,532 Environmental Support H3.4 0,048 R 0,587 Adj.R square 0,381 F hitung 15,271 Sig. F 0,000



t hitung 0,058



Sig. 0,954



2,371 7,731 0,629



0,019* 0,000* 0,530



Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi memperlihatkan tidak semua hipotesis berkaitan dengan pengaruh faktor kontekstual terhadap niat kewirausahaan mahasiswa terdukung dalam penelitian ini. Hasil uji statistik menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel academic support dan social support dengan niat kewirausahaan mahasiswa, namun tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan pendidikan kewirausahaan dan dukungan lingkungan dunia usaha dengan niat kewirausahaan mahasiswa. Hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai R2 = 0.381 yang berarti hanya sekitar 38% dari model penelitian ini dijelaskan oleh variabel variabel yang diteliti. Pembahasan Studi mengenai niat kewirausahaan mahasiswa masih terbuka luas untuk dielaborasi dalam berbagai konteks. Untuk kelompok faktor sosio demografi, isu jenis kelamin, pekerjaan orangtua, bidang studi dan pengalaman kongkrit dalam berwirausaha merupakan faktor-faktor yang diteliti dalam studi ini karena studistudi yang sudah dilakukan terdahulu belum memperlihatkan arah yang jelas. Faktor jenis kelamin dalam beberapa penelitian memperlihatkan berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, yaitu mahasiswa memiliki niat berwirausaha yang lebih tinggi daripada mahasiswi (Rasheed, 2000; Nishanta, 2008). Namun hal yang sama tidak ditemukan dalam studi Johnston et al. (2010). Dalam penelitian ini,



Suharti: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan



tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara niat kewirausahaan mahasiswa dengan mahasiswi di UKSW. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa calon wirausaha muda terdidik tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Data pelengkap yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mahasiswi telah menjalankan praktek berwirausaha sambil berkuliah dalam bentuk usaha MLM, menjual pulsa elektronik maupun berjualan pernak-pernik secara online dan terdapat kesan mahasiswi lebih luwes dalam berwirausaha sambil kuliah ketimbang para mahasiswa. Faktor pekerjaan orangtua merupakan faktor yang menarik untuk diteliti di Indonesia. Beberapa sumber menggugat bahwa rendahnya minat dan pertumbuhan wirausahawan muda di Indonesia disinyalir antara lain disebabkan oleh minimnya contoh dan dorongan lingkungan keluarga kepada sang anak. Masih banyak orangtua yang bekerja sebagai pegawai juga mengharapkan anaknya bekerja sebagai pegawai yang dinilai memiliki risiko lebih kecil dibandingkan menjadi pengusaha. Menurut Herdiman (2008), keluarga menjadi lingkungan pertama yang dapat menumbuhkan mental kewirausahaan anak. Pentingnya peranan keluarga dalam mendorong minat anak dalam berwirausaha diakui sebagian besar responden dalam penelitian yang dilakukan terhadap para mahasiswa peminat berwirausaha di Bandung (Isdianto dkk., 2005). Orangtua yang berprofesi sebagai wirausaha diyakini dapat menjadi panutan (entrepreneurial role model) yang akan membentuk minat anak untuk berwirausaha di masa depan (Dunn & Holtz-Eakin, 2000; Galloway et al., 2006). Penelitian ini mendukung berbagai temuan studi di atas dengan diterimanya hipotesis bahwa mahasiswa yang memiliki orangtua dengan latar belakang pekerjaan wirausaha memiliki memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi. Pengalaman kerja selalu dipercayai sebagai guru yang baik yang dapat membekali seseorang dengan hal-hal kongkrit sesuai dengan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. Dengan cara berpikir yang sama, diduga bahwa mahasiswa yang memiliki pengalaman kongkrit berwirausaha (usaha sendiri atau ikut orangtua) cenderung akan memiliki motivasi yang lebih kuat untuk berwirausaha setelah lulus sarjana nanti. Penelitian ini menemukan adanya perbedaan yang signifikan niat kewirausahaan dari mahasiswa yang memiliki orangtua wirausaha dengan mahasiswa yang orangtuanya bukan wirausahawan, yang mana mahasiswa yang memiliki orangtua wirausaha memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Nishanta (2008) pada



131



mahasiswa di Srilanka yang menunjukkan adanya hubungan walaupun lemah, antara pekerjaan orangtua dengan niat kewirausahaan mahasiswa. Sejumlah penelitian empiris menunjukkan adanya keterkaitan antara jenis usaha rintisan para sarjana dengan bidang studi mereka (Lee & Wong, 2002; Alwan & Yenny, 2003). Namun studi empiris yang meneliti keterkaitan antara bidang studi dengan niat berwirausaha masih sangat terbatas. Penelitian Wu & Wu (2008) terhadap mahasiswa di Shanghai, Cina, memperlihatkan adanya indikasi hubungan antara latar belakang bidang studi dengan niat kewirausahaan mahasiswa. Demikian juga penelitian Galloway et al. (2006) memperlihatkan bahwa mahasiswa dari Fakultas Bisnis memiliki niat kewirausahaan yang lebih tinggi dibanding mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknik. Namun dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan bidang studi terhadap niat kewirausahaan mahasiswa dengan tidak ditemukannya perbedaan yang signifikan antara niat kewirausahaan mahasiswa dari fakultas eksakta dengan mahasiswa fakultas noneksakta. Data statistik deskriptif memperlihatkan nilai rata-rata niat kewirausahaan yang relatif tinggi baik pada mahasiswa fakultas eksakta maupun non eksakta yang memberi indikasi adanya keinginan berwirausaha yang tinggi setelah lulus sarjana nanti. Gencarnya dorongan pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menghidupkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan perguruan tinggi melalui berbagai program hibah bersaing, program Coop dan program kreativitas mahasiswakewirausahaan yang terbuka bagi mahasiswa dari seluruh fakultas/program studi, diduga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan niat kewirausahaan mahasiswa secara umum. Pengaruh sikap (attitudes) individual terhadap niat kewirausahaan telah diteliti sejumlah peneliti dengan menggunakan unsur-unsur sikap yang terdapat dalam Theory of Planned Behavior (TPB) dari Ajzen dan Fishbein (1985) dalam Gurbuz & Aykol (2008) yang mencakup autonomy/authority, economic challenge, self realization, dan perceived confidence, security dan workload, avoid responsibility, dan social career. Dalam penelitian ini sejumlah unsur dari variabel sikap yaitu memiliki otoritas dan otonomi (authority and autonomy), menginginkan pekerjaan yang menantang dan bernilai ekonomi tinggi (economic opportunity), menyukai pekerjaan yang berdaya cipta dan kreatif (self-realization) dan memiliki keyakinan tentang kemampuan berwirausaha (perceived confidence) sesuai dengan hipotesis, terdukung dalam penelitian ini. Temuan ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh



132 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 2, SEPTEMBER 2011: 124-134



Gurbuz & Aykol (2008) dan Tjahjono & Ardi (2010). Perceived confidence dan authority dan autonomy merupakan dua elemen yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap niat kewirausahaan. Ini berarti peningkatan niat kewirausahaan mahasiswa dapat dilakukan dengan meningkatkan keyakinan diri mereka melalui penguasaan ketrampilan berwirausaha dan juga memberikan kebebasan penuh pada mahasiswa untuk menentukan pilihan karir mereka sendiri di masa depan sesuai keinginan mereka. Disisi lain, berkaitan dengan faktor sikap, penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari unsur avoid responsibility dan social environment dan carrier terhadap niat kewirausahaan mahasiswa, yang mana kedua unsur tersebut dihipotesiskan berpengaruh secara negatif terhadap niat kewirausahaan. Faktor kontekstual dalam model penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan, dukungan akademik, dukungan sosial dan kondisi lingkungan usaha. Beberapa studi empiris memperlihatkan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat memengaruhi perilaku kewirausahaan dan semangat berwirausaha pada kaum muda (Kourilsky & Walstad, 1998; Galloway, Kelly & Keogh, 2006). Penelitian yang dilakukan Rasheed (2000) terhadap 226 siswa SMU yang mendapatkan pelatihan dan praktek kewirausahaan di Amerika dibandingkan kontrol grup sejumlah 176 siswa memperlihatkan bahwa mereka yang menerima pelatihan kewirausahaan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk berwirausaha. Penelitian lain yang dilakukan Gerry et al. (2008) terhadap 640 mahasiswa di Portugis menemukan bahwa pelatihan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat mahasiswa untuk mendirikan usaha setelah mereka lulus dari perguruan tinggi. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan pendidikan kewirausahaan dengan niat kewirausahaan mahasiswa. Kegiatan pendidikan kewirausahaan yang diikuti para mahasiswa sangat variatif, yang mana sebagian besar mengakui hanya mengikuti kegiatan seminar kewirausahaan jangka pendek dan tidak terstruktur (62.8%) serta kegiatan ekstrakurikuler pilihan kewirausahaan (14.0%), dan hanya 23,2% yang mengikuti kegiatan kuliah kewirausahaan reguler. Hal ini yang diduga menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis tentang pengaruh pendidikan kewirausahaan dengan niat kewirausahaan mahasiswa. Hipotesis berkaitan dengan dukungan akademik (academic support) dan dukungan sosial (social support) terhadap niat kewirausahaan mahasiswa terdukung dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini



menunjukkan bahwa sistem PBM yang dapat memotivasi munculnya ide-ide kreatif, penyediaan infrastruktur untuk berlatih kewirausahaan di kampus serta adanya contoh kesuksesan berwirausaha di lingkungan kampus dapat meningkatkan niat kewirausahaan mahasiswa. Demikian juga, dorongan dari unsurunsur lingkungan sosial seperti motivasi dari teman dekat, orang-orang yang dianggap penting serta keluarga ternyata terbukti berpengaruh secara positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Oleh karena itu, untuk mendorong timbulnya niat mahasiswa untuk berwirausaha setelah lulus sarjana nanti, perlu mendapat dukungan dari pihak keluarga dan temanteman terdekat. Lingkungan dunia usaha dalam penelitian ini tidak terbukti berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. Hal ini dapat menjadi indikasi adanya keraguan para mahasiswa terhadap dukungan kondisi lingkungan usaha di Indonesia terhadap kegiatan dunia usaha. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Faktor-faktor sosio demografi dalam hal ini pekerjaan orangtua sebagai wirausahawan dan pengalaman berwirausaha mahasiswa terbukti berpengaruh signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 2. Faktor-faktor sosio demografi yaitu jenis kelamin dan bidang studi mahasiswa tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 3. Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu autonomy/ authority, economic challenge, self realization, security & workload, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 4. Terdapat 2 faktor sikap (attitudes) yaitu avoid responsibility dan social career tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 5. Faktor-faktor kontekstual yaitu, academic support dan social support, terbukti berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap niat kewirausahaan mahasiswa. 6. Faktor-faktor kontekstual yaitu tingkat keikut sertaan mahasiswa dalam pelatihan/pendidikan kewirausahaan, dan kondisi lingkungan usaha (environmental support) tidak terbukti berpengaruh terhadap niat kewirausahaan mahasiswa.



Suharti: Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan



Saran Keterbatasan dan masukan untuk penelitian mendatang: 1. Penelitian lapangan dilakukan menjelang akhir perkuliahan semester dan banyak mahasiswa yang mengikuti kegiatan magang/PKL, sehingga kesempatan untuk mendapatkan responden mahasiswa yang variatif dengan teknik penarikan sampel random tidak dimungkinkan. Akibatnya ada keterbatasan untuk menggeneralisasi hasil penelitian ini. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat memilih waktu penelitian yang tepat dengan memperhatikan jadwal kegiatan perkuliahan. 2. Penelitian ini tidak melakukan pengendalian variabel (control variabel), khususnya untuk mengukur pengaruh keikutsertaan dalam pelatihan atau pendidikan kewirausahaan. Sebaiknya untuk penelitian yang mendatang perlu diperoleh data juga dari kelompok kontrol yaitu mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan pelatihan kewirausahaan sama sekali sebagai pembanding. 3. Dalam penelitian ini, semua variabel dari kelompok sosio demografi, sikap dan kontekstual diletakkan sebagai kelompok variabel bebas (predictors) terhadap niat kewirausahaan, tanpa memperhatikan hubungan kausal yang mungkin terjadi antar ketiga kelompok variabel tersebut. Selanjutnya, ada baiknya ditelusuri secara ilmiah kemungkinan membangun sebuah model yang lebih komprehensif dengan memperhatikan logika ilmiah urutan antar variabel. Terdapat kemungkinan pendidikan kewirausahaan akan mempengaruhi variabel sikap dan selanjutnya baru mempengaruhi niat kewirausahaan. 4. Penelitian ini hanya meneliti niat kewirausahaan mahasiswa. Untuk melengkapi Theory of Planned Behavior, disarankan penelitian mendatang diarahkan meneliti sampai perilaku riil mahasiswa dalam berwirausaha, sehingga diperoleh kerangka model yang lengkap. DAFTAR PUSTAKA Alwan, A.P. & Yenny. L. 2003. Motivasi Alumnus Universitas Kristen Petra untuk menjadi Entrepreneur. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Dunn, T.A. & Holtz-Eakin, D.J. 2000. Financial Capital, Human Capital and the Transition to Self-Employment: Evidence from Intergenerational Links. Journal of Labor Economics, 18(2): 282-305.



133



Galloway. L, Kelly.S. & Keogh. W. 2006. Identifying Entrepreneurial Potential in Students. Working Paper No. 006, National Council for Graduate Entrepreneurship. Gerry. C, Susana. C. & Nogueira. F. 2008. Tracking Student Entrepreneurial Potential: Personal Attributes and the Propensity for Business Start-Ups after Graduation in a Portuguese University. International Research Journal Problems and Perspectives in Management, 6(4): 45-53. Giovany, M.N. 2010. Profil Wirausaha Muda Terdidik pada Bisnis Butik On-line: Studi Tentang Motivasi Berwirausaha, Jiwa Kewirausahaan dan Aspek-Aspek Manajemen Saat Memulai Usaha dan Memasuki Pasar Ekspor. Skripsi tidak dipublikasikan. Salatiga: Universitas Kristen Satyawacana. Gorman, G., Hanlon, D. & King, W. 1997. Some Research Perspectives on Entrepreneurship Education, Enterprise Education and Education for Small Business Management: A TenYear Literature Review. International Small Business Journal, 15(3): 56-77. Gurbuz, G. & Aykol, S. 2008, Entrepreneurial Intentions of Young Educated Public in Turkey. Journal of Global Strategic Management, 4(1): 47-56. Herdiman, F.S. 2008. Wirausahawan Muda Mulai Dari Lingkungan Keluarga, (http://jurnal nasional.com/media, diakses 12 Maret 2011). Hisrich, R.D. & Peters, M.P. 1995. Entrepreneurship: Starting, Developing and Managing A New Enterprises. Third Edition. New York: McGrawHill. Indira, C.K. 2010. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Jawa dan Non-Jawa. Universitas Gunadarma. (Skripsi, tidak dipublikasi). Isdianto, B., Willy, D. & Mashudi, M.R. 2005. Orientasi Sistem Pendidikan Desain Interior terhadap Motivasi Kewirausahaan Mahasiswa (Mencari Hambatan dan Stimulus). Laporan Penelitian. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Jenkins, M. & Johnson, G. 1997. Entrepreneurial Intentions and Outcomes: A Comparative Causal Mapping Study. Journal Management Studies, 34, 895–920.



134 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 2, SEPTEMBER 2011: 124-134



Johnson, B. 1990. Toward A Multidimensional Model of Entrepreneurship: The Case of Achievement Motivation and The Entrepreneur. Entrepreneurial Theory Practice, 14(3): 39–54. Johnston, K.A, Andersen, B.K., Davidge-Pitts, J. & Ostensen-Saunders, M. 2010. Identifying ICT Entrepreneurship Potential in Students. Paper was presented at the Proceedings of Informing Science & IT Education Conference (InSITE), Italy, 21-24 Juni. Kourilsky, M.L. & Carlson, S.R. 1997. Entrepreneurship Education for Youth: A Curricular Perspective, in Sexton, D.L. & Sanlow, R.W. (Eds.), Entrepreneurship 2000 (page 193-213). Chicago: Upstart Publishing.



Priyanto S.H. 2008. Di dalam Jiwa ada Jiwa: The Backbone and the Social Construction of Entrepreneurships. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana. Rasheed, H.S. 2000. Developing Entrepreneurial Potential in Youth: The Effects of Entrepreneurial Education and Venture Creation, (http://USASEB2001proceedings063, diakses 25 April 2011). Robinson, P.B., Stimpson, D.V., Huefner, J.C. & Hunt, H.K. 1991. An Attitude Approach to the Prediction of Entrepreneurship. Entrepreneurship Theory and Practice, 15(4): 13-31. Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Third Edition. Singapore: John Wiley and Sons.



Kourilsky, M.L. & Walstad, W.B. 1998. Entrepreneurship and Female Youth: Knowledge, Attitudes, Gender Differences and Educational Practices. Journal of Business Venturing, 13(1): 77-88.



Setiadi, U. 2008. Suatu Pemikiran Mengenai Pendekatan Kembali Antara Dunia Pendidikan S1 Manajemen Dengan Dunia Kerja. Prosiding Konferensi Merefleksi Domain Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Salatiga.



Krueger, N. 1993. The Impact of Prior Entrepreneurial Exposure on Perceptions of New Venture Feasibility and Desirability. Entrepreneurial Theory Practice, 18(1): 5–21.



Stewart, W.H., Watson, W.E., Carland, J.C. & Carland, J.W. 1998. A Proclivity for Entrepreneurship: A Comparison of Entrepreneurs, Small Business Owners, and Corporate Managers”. Journal of Business Venturing, 14(2): 189-214.



Lee, S.H. & Wong, P.K. 2004. An Exploratory Study of Technopreneurial Intentions: A Career Anchor Perspective. Journal of Business Venturing, 19(1): 7-28. Lisa, O.E. 2008. Profil Student Entrepreneur di Universitas Kristen Satya Wacana. Skripsi tidak dipublikasikan. Salatiga: Universitas Kristen Satyawacana. Littunen, H. 2000. Entrepreneurship and the Characteristics of the Entrepreneurial Personality. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research, 6(6): 295-309. Nasrun, M. A. 25 September, 2010. Mengapa Banyak Sarjana yang Menganggur?, Suara Merdeka. Nishanta, B. 2008. Influence of Personality Traits and Socio-demographic Background of Undergraduate Students on Motivation for Entrepreneurial Career: The Case of Srilanka. Paper was presented at the Euro-Asia Management Studies Association (EAMSA) Conference, Japan.



Tjahjono, H.K. & Ardi, H. 2008. Kajian Niat Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk Menjadi Wirausaha. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, 16(1): 46-63. Vesper, K.H. & McMullan, W.E. 1988. Entrepreneurship: Today Courses, Tomorrow degrees?. Entrepreneurship Theory and Practice, 13(1): 7-13. Wu, S. & Wu, L. 2008. The Impact of Higher Education on Entrepreneurial Intentions of University Students in China. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(4): 752–774. Yohnson. 2003. Peranan Universitas dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2): 97-111. Zimmerer, W.T. 2002. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Third Edition. New York: Prentice-Hall.



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya STIE MDP [email protected], [email protected] Abstract: This study aims to determine the effect of entrepreneurship education on entrepreneurial intention. Data collection techniques use a questionnaire given to 205 students from three private universities namely STIE MDP, STMIK MDP, and STIE Musi. The results of hypothesis test shows that entrepreneurship education has a significant influence on entrepreneurial intention shown by the calculated F greater than F table, so the hypothesis of the study is accepted. Entrepreneurial intention is also reinforced by the demographic variables of gender, work experience, and parent’s occupation. Entrepreneurial intention of men is higher than women. Students who have work experience also have a higher entrepreneurial intention. Students whose parents work as farmers have the most entrepreneurial intention. Keywords: entrepreneurship education, entreprenuerial intention, Theory of Planned Behavior (TPB)



1 PENDAHULUAN Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap negara. Selama beberapa dekade angka pengangguran telah mengalami kenaikan. Krisis ekonomi 1998 juga telah ikut menyumbangkan angka pengangguran. Di Indonesia angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Data terakhir



menunjukkan bahwa jumlah penganggur terdidik yang telah menamatkan pendidikan diploma dan sarjana sampai dengan Agustus 2010 telah mencapai 1,1 juta orang. Secara persentase, jumlah penganggur terdidik juga meningkat drastis. Penganggur terdidik tercatat mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari persentase pada 2004 yang hanya mencapai 5,71% (BPS, 2011).



Tabel 1: Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2006-2010



No



Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan



2006



2007



2008



2009



2010



1



Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD



781.920



532.820



547.038



637.901



757.807



2



Sekolah Dasar



2.589.699



2.179.792



2.099.968



1.531.671



1.402.858



3



SLTP



2.730.045



2.264.198



1.973.986



1.770.823



1.661.449



4



SMTA (Umum dan Kejuruan)



4.156.708



4.070.553



3.812.522



3.879.471



3.344.315



5



Diploma I/II/III/Akademi



278.074



397.191



362.683



441.100



443.222



Hal - 112



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



Tabel 1: Lanjutan No 6



Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Universitas Total



2006



2007



2008



2009



2010



395.554



566.588



598.318



701.651



710.128



10.932.000



10.011.142



9.394.515



8.962.617



8.319.779



Sumber: www.bps.go.id 2011 Fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia untuk berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah mindset para pemuda yang selama ini hanya berminat sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan sekolah atau kuliah mereka. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak sekolah dan perguruan tinggi sebagai lembaga penghasil lulusan. Semua perguruan tinggi di Indonesia telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah pokok yang wajib ditempuh oleh semua mahasiswa. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan (entrepreneur). Hal ini merupakan investasi modal manusia untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis. Pendidikan kewirausahaan juga dapat meningkatkan minat para mahasiswa untuk memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan karir selain pilihan karir menjadi pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN di mana secara signifikan dapat mengarahkan sikap, perilaku, dan minat ke arah kewirausahaan. Sikap, perilaku, dan minat ke arah kewirausahaan seorang mahasiswa dipengaruhi oleh pertimbangan atas berbagai aspek mengenai pilihan karir sebagai wirausahawan. Pertimbangan



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



atas pilihan karir tersebut dapat berbeda-beda tergantung preferensi terhadap risiko yang akan mereka tanggung kemudian. Mahasiswa yang takut untuk mengambil risiko (risk averter) cenderung untuk memilih menjadi seorang pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN sebagai pilihan karir sedangkan bagi mahasiswa yang berani mengambil risiko (risk taker) untuk meninggalkan comfort zone cenderung akan memilih menjadi seorang wirausahawan sebagai pilihan karirnya. Faktor demografis (gender, latar belakang pendidikan orang tua, dan pengalaman bekerja) dapat mempengaruhi pilihan karir menjadiwirausahawan. Kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, seperti memilih kewirausahaan sebagai pilihan karir, dapat diprediksi oleh Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior-TPB) yang dikemukakan oleh Hannes Leroy et all (2009). TPB menggunakan tiga pilar sebagai anteseden dari intensi, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan persepsi mengenai kemampuan mengendalikan segala sesuatu yang mempengaruhi apabila hendak melakukan perilaku tersebut. Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Namun, pengaruh tersebut perlu dikaji lebih lanjut apakah dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dapat melahirkan minat berwirausaha bagi mahasiswa. Oleh karena, itu perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang mendorong minat berwirausaha mahasiswa mengingat pentingnya kewirausahaan bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial. Penelitian ini



Hal - 113



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



mencoba untuk mengetahui apakah pendidikan kewirausahaan yang sudah dilaksanakan di STIE MDP, STMIK MDP dan STIE Musi secara signifikan dapat menimbulkan minat berwirausaha bagi para mahasiswa. Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah pendidikan kewirausahaan dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha ?”



2 METODE PENELITIAN 2.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini, yaitu m a h a s i s w a y a n g m e n e m p u h m a t a ku l i a h Kewirausahaan pada semester genap tahun akademik 2010/2011, sebanyak 500 orang terdiri dari 253 mahasiswa dari STMIK MDP, 132 mahasiswa dari STIE MDP dan 115 mahasiswa dari STIE Musi. Penentuan jumlah sampel menggunakan model yang dikembangkan dari Issac dan Michael (Sugiyono, 2009: 124) sebagai b erikut:



Di mana: λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan = 5% P = Q = 0,5 D = 0,05 S = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 205 mahasiswa.



untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Sugiyono (2009) Data primer pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Instrumen penelitian terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen antara lain sebagai berikut: 1. Instrumen untuk mengukur personal attitude 2. Instrumen untuk mengukur subjective norms 3. Instrumen untuk mengukur perceived behavioral control 4. Instrumen untuk mengukur entrepreneurial intention. Instrumen personal attitude terdiri atas 8 butir pertanyaan, subjective norms 3 butir pertanyaan, perceived behavioral control 6 butir pertanyaan, dan entrepreneurial intention 7 butir pertanyaan. Keempat instrumen tersebut berbentuk checklist dengan menggunakan skala Likert 5-poin. 2.4 Teknik Analisis Data Instrumen penelitian terlebih dahulu akan dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbanch. Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya) Sugiyono (2009). Persamaan regresi untuk tiga prediktor pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:



2.2 Lokasi Penelitian Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Penelitian dilaksanakan di kota Palembang dengan sumber data diambil dari beberapa PTS, yaitu STMIK MDP, STIE MDP, dan STIE Musi. 2.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan



Hal - 114



Di mana: Y’ = Variabel dependen (minat berwirausaha) a = Konstanta b1, b2, b3 = Kemiringan (Slope) X1,X2,X3 = Variabel independen (personal attitude, subjective norms, perceived behavioral control) e = Error term.



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian a. Karakteristik Demografis Responden Pengambilan data primer pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang disebar pada tiga PTS, yaitu STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE Musi dengan jumlah sampel sebanyak 205 responden. Tabel 2 di bawah ini menyajikan latar belakang responden berdasarkan gender, pengalaman bekerja, dan pekerjaan orang tua (ayah) responden. Tabel 2: Karakteristik Demografis Responden Karakteristik Gender: Pria Wanita



n



%



83 122



40,49% 59,51%



mahasiswa yang belum memiliki pengalaman kerja membuktikan bahwa mereka mencurahkan perhatian dan waktunya untuk kuliah. Sebanyak 40,49% responden memiliki pengalaman bekerja karena mereka harus membiayai sendiri uang kuliahnya dengan berprofesi sebagai pegawai swasta, wiraswasta, atau guru bimbel. Sebanyak 135 responden atau 65,85% memiliki orang tua (ayah) yang berwiraswasta, 20% bekerja sebagai pegawai swasta, 5,85% bekerja sebagai PNS, 6,83% bekerja sebagai pegawai BUMN, 0,98% bekerja sebagai petani, dan 0,49% sebagai pekerja lepas (freelance). Tingginya orang tua (ayah) yang berprofesi wiraswasta membuktikan bahwa penghasilan yang diperoleh dari membuka bisnis lebih dapat menjamin kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga dibandingkan dengan bekerja sebagai pegawai swasta, PNS, atau pun profesi yang lain mengingat peranannya sebagai tulang punggung keluarga sehingga memilih untuk berwiraswasta. b. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen



Pengalaman Kerja: Belum pernah bekerja Pernah bekerja Pekerjaan Orang Tua (Ayah): Wiraswasta Pegawai swasta PNS Pegawai BUMN Petani Pekerja lepas (freelance)



122 83



59,51% 40,49%



135 41 12 14 2 1



65,85% 20% 5,85% 6,83% 0,98% 0,49%



Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat jumlah responden wanita lebih banyak daripada responden pria dengan persentase sebesar 40,49% untuk responden pria sedangkan untuk responden wanita sebesar 59,51%. Sebanyak 59,51% responden adalah wanita menunjukkan bahwa emansipasi wanita telah berjalan dengan baik di Indonesia dengan diperbolehkannya kaum perempuan untuk menempuh pendidikan strata-1 (S1). Responden yang telah memiliki pengalaman kerja sebanyak 83 responden (40,49%) dan sisanya 122 responden atau 59,51% belum pernah bekerja. Banyaknya



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



Pengujian validitas konstruksi instrumen menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan memanfaatkan bantuan program aplikasi SPSS. Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2009). Dengan menggunakan df = n-2 dan α = 0,05 maka diperoleh r tabel sebesar 0,137. Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3: Hasil Uji Validitas Instrumen



Faktor



Jumlah Item



Item



Ket



Personal Attitude



8



1a – 6



Semua Valid



Subjective Norms



3



7a –7c



Semua Valid



Hal - 115



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



Tabel 3: Lanjutan



Tabel 5: Hasil Uji Hipotesis



Faktor



Jumlah Item



Item



Ket



Perceived Behavioral Control



6



8 –13



Semua Valid



Entrepreneurial Intention



7



14 – 20



Semua Valid



Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Faktor Personal Attitude Subjective Norms Perceived Behavioral Control Entrepreneurial Intention



Koefisien Alpha



Ket



0,746



Reliabel



0,786



Reliabel



0,803



Reliabel



0,831



Reliabel



Tabel Model Summary: R R Square (R2) Adjusted R Square ANOVA: F Sig. Coefficients: X1 X2 X3



Nilai



0,575 0,331 0,321



33,168 0,000 B Beta t 0,376 0,356 5,189 0,206 0,099 1,503 0,322 0,278 4,471



Sig. 0,000 0,134 0,000



Sumber: Data primer yang diolah



Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha dari semua variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan kuesioner untuk setiap variabel adalah reliabel.



Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat nilai R sebesar 0,575, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang atau cukup kuat antara pendidikan kewirausahaan (X1, X2, X3) terhadap minat berwirausaha (Y). Nilai R2 sebesar 0,331 dapat diartikan bahwa variabel independen (pendidikan kewirausahaan) dapat menjelaskan variabel dependen (minat berwirausaha) sebesar 33,1% sedangkan sisanya 66,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil analisis juga memperlihatkan pada tabel ANOVA nilai F hitung = 33,168 > nilai F tabel = 2,650 dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih di bawah α = 0,05 sehingga menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.



c. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk menguji apakah terdapat pengaruh pendidikan kewirausahaan dengan minat berwirausaha, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi terhadap variabel-variabel independen: personal attitude, subjective norms, perceived behavioral control. Pengujian hipotesis pada penelitian ini memanfaatkan bantuan program aplikasi SPSS. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.



Hal - 116



Secara parsial tidak semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. variabel X2 (subjective norms) > α = 0,05. Variabel X1 (personal attitude) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirusaha (t hitung = 5,189 > t tabel = 1,972) dan nilai Sig. = 0,000 < 0,005 dengan koefisien regresi sebesar 0,376. Demikian juga dengan variabel X3 (perceived behavioral control) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirusaha (t



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



hitung = 4,471 > t tabel = 1,972) dan nilai Sig. = 0,000 < 0,005 dengan koefisien regresi sebesar 0,322. Dari ketiga variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (personal attitude) mempunyai pengaruh yang dominan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai B, beta, dan t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan variabel X2 (subjective norms) dan X3 (perceived behavioral control). 3.2 Pembahasan a. Karakteristik Demografis Responden Tabel 9: Rerata Skor Berdasarkan Karakteristik Demografis Responden Karakteristik Gender: Pria Wanita Pengalaman kerja responden: Belum pernah bekerja Pernah bekerja Pekerjaan Ayah: Wiraswasta Pegawai swasta PNS Pegawai BUMN Petani Pekerja lepas (freelance)



Total Skor



Rerata Skor



2.177 3.183



26,23 26,09



3.112 2.248



25,51 27,08



3.579 1.045 298 350 61 27



26,51 25,49 24,83 25,00 30,50 27



Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan Tabel 9 di atas responden pria memiliki minat berwirausaha lebih tinggi daripada responden wanita terlihat dari rerata skor pria sebesar 26,23 melebihi rerata skor wanita sebesar 26,09. Temuan ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Mazzarol dkk (1999), Kolvereid (1996), serta Matthews dan Moser (1996). Mereka menemukan bahwa kaum laki-laki memiliki intensi yang lebih tinggi daripada kaum wanita untuk membuka usaha baru. Rendahnya minat berwirausaha pada wanita disebabkan karena masyarakat Indonesia



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



beranggapan wanita lebih cocok bekerja di kantor atau menjadi ibu rumah tangga. Dengan adanya perbedaan minat berwirausaha antara laki-laki dan perempuan tersebut maka diperlukan stimulus yang berbeda untuk meningkatkan minat berwirausaha. Untuk mendorong minat berwirausaha pada kaum perempuan seharusnya diberikan alasan-alasan pemilihan karier yang berbeda dan pelatihan kompetensi yang berbeda dengan kaum laki-laki. Ketika alasan pemilihan karier dan kompetensi yang dibutuhkan antara laki-laki dan perempuan distimulasi, maka karakteristik entrepreneurship dapat dikembangkan dengan baik pada gender lakilaki maupun gender perempuan. Jika dilihat berdasarkan pengalaman kerja, responden yang memiliki pengalaman bekerja menunjukkan intensi yang lebih tinggi untuk berwirausaha bila dibandingkan dengan responden yang belum pernah bekerja. Hal ini dapat dilihat dari rerata skor responden yang pernah bekerja sebesar 27,08 lebih besar dibandingkan dengan rerata skor responden yang belum pernah bekerja, yaitu 25,51. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurul Indarti dan Rokhima Rostiana (2008), Kolvereid (1996), Scott dan Twomey (1988) bahwa mahasiwa yang memiliki pengalaman kerja akan memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum pernah bekerja. Tingginya minat berwirausaha pada responden yang memiliki pengalaman kerja disebabkan karena responden telah mengetahui seluk-beluk bagaimana memulai dan mengoperasikan suatu bisnis berdasarkan pada pengalaman kerja. Berbekal pengetahuan bisnis dan modal yang cukup mereka berencana untuk membuka bisnis baru di masa yang akan datang. Pada Tabel 9 di atas juga terlihat responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani memiliki intensi yang lebih tinggi untuk berwirausaha bila dibandingkan dengan responden yang lain. Hal ini terlihat dari rerata skor responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani sebesar 30,50 lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor responden lainnya. Tingginya minat berwirausaha pada responden yang memiliki orang tua (ayah) berlatar belakang sebagai petani disebabkan karena kehidupan masyarakat



Hal - 117



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



petani di Indonesia tidak memiliki prospek cerah di masa depan diakibatkan seringnya mengalami gagal panen dan masa panen yang lama. Responden lebih memilih untuk berwirausaha daripada mengikuti jejak orang tua mereka. b. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pilihan karier berwirausaha. Dengan demikian mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki nilai-nilai hakiki dan karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan. Tingginya minat berwirausaha akan melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda yang memiliki visi yang jelas di masa depan, kreativitas serta inovasi yang tinggi dalam segala bidang. Mereka akan menjadi lebih mandiri, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan peluang bisnis baru dan penemuan-penemuan baru. Masalah pengangguran terdidik akan dapat teratasi karena keluaran (output) dari hasil pendidikan kewirausahaan adalah calon-calon entrepreneur muda berbakat yang tidak lagi menjadi pencari kerja (job seeker) tetapi telah menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job maker). Secara parsial, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel subjective norms tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Norma subjektif (subjective norms) merepresentasikan dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat ketika responden akan memilih berwirausaha sebagai salah satu pilihan karir. Norma subjektif tidak memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha, dengan demikian tekanan sosial dari pihak kelurga tidak menjadikan hambatan bagi seseorang untuk memulai karier sebagai wirausaha. Tekanan sosial kemungkinan menurun disebabkan karena sudah maraknya program-program kompetisi kewirausahaan yang dimotori oleh beberapa bank swasta nasional dan perusahaan BUMN sehingga perlahan-lahan mulai mengubah mindset masyarakat



Hal - 118



bahwa menjadi seorang entrepreneur juga merupakan pilihan karier yang menguntungkan dari segi ekonomi dan sosial. Beberapa faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat terhadap profesi wirausaha selama ini antara lain sifat agresif, exspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian orang sehingga mereka tidak tertarik menekuni profesi sebagai wirausahawan. (Siswoyo, 2009) Variabel personal attitude secara dominan mempengaruhi minat berwirausaha. Personal attitude merepresentasikan keyakinan individu mengenai nilai (value) yang menurut mereka berharga dan ingin diraih pada masa yang akan datang. Nilai (value) tersebut menjadi motif seseorang untuk menekuni profesi entrepreneur. Beberapa motif yang diyakini peneliti dapat menjadi faktor pendorong seseorang menekuni profesi wirausaha seperti kebebasan dalam bertindak dan mengambil keputusan, penghasilan yang lebih tinggi, aktualisasi diri, dan kemandirian. Motif-motif tersebut menjadi pendorong mahasiswa untuk menekuni profesi sebagai wirausahawan di masa yang akan datang.



4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha terlihat dari nilai F hitung = 33,168 > nilai F tabel = 2,650 dan nilai Sig. sebesar 0,000 yang masih di bawah α = 0,05. Minat berwirausaha mahasiswa juga diperkuat oleh faktor demografis seperti gender, pengalaman kerja, dan pekerjaan orang tua. 4.2 Saran Dari simpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Peneliti menyarankan agar pelaksanaan pendidikan kewirausahaan perlu mendapat



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP



perhatian serius dari pemerintah dan lembaga pendidikan mengenai bagaimana metode pengajaran, kurikulum, kompetensi dosen, dan lamanya waktu belajar sehingga dapat menstimulasi minat berwirausaha pada mahasiswa. 2. Peneliti juga menyarankan agar pandanganpandangan negatif yang ada pada masyarakat terhadap wirausaha perempuan dapat dihilangkan sehingga minat berwirausaha pada kaum perempuan dapat menjadi tinggi dan memunculkan young entrepreneur perempuan. 3. Untuk penelitian berikutnya, peneliti menyarankan agar perlu dilakukan kajian mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor eksternal. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim, “Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan”, www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daft ar=1&id_subyek=06¬ab=4, diakses pada 15/03/2011. [2] Ahmed, Ishfaq et al. 2010, “Determinants of Students’ Entrepreneurial Career Intentions : Evidence from Business Graduates”, European Journal of Social Sciences – Volume 15 Number 2, http://www.eurojournals.com/ejss_15_2_02.pdf, diakses pada14/03/2011.



http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/ indarti-rostiani-jebi-2008.pdf, diakses pada 12/03/2011. [5] Leroy,Hannes et al. 2009, “Gender Effects on Entrepreneurial Intentions: A TPB Multigroup Analysis at Factor and Indicator Level”, https://lirias.kuleuven.be/bitstream/123456789/2 45186/2/2009-09-16+-+12064.pdf, diakses pada 20/06/2011. [6] Otman, Ibrahim, Habshah Bakar, dan Ooi Yeng Keat 2009, “Impact of Entrepreneurship Education on The Intention Toward Entrepreneurship: A Comparison Study Among Libyan Students in Malaysia and Libya”, http://cob.uum.edu.my/amgbe/files/028%20F%20Ooi%20Yee%20Keat%20Full%20Paper.pd f, diakses pada 20/06/2011. [7] Rhenald Kasali dkk. 2010, “Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1”, Bank Mandiri dan Yayasan Rumah Perubahan: Jakarta. [8] Siswoyo, Bambang Banu 2009, “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Tahun 14, http://fe.um.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/bambang_banu4.pdf, diakses pada 25/08/2011. [9] Sugiyono 2009, Metode Peneliitan Bisnis, Alfabeta: Bandung.



[3] Citra Sondari, Mery 2008, “Hubungan antara pelaksanaan Mata Kuliah Kewirausahaan dengan Pilihan Karier Berwirausaha pada Mahasiswa dengan Mempertimbangkan Gender dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua”, http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/20 10/06/hubungan_antara_pelaksanaan_mata_kuli ah_kewirausahaan.pdf, diakses pada14/03/2011. [4] Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani 2008, “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia,Jepang dan Norwegia”, Jurnal Ekonomika dan Bisnis Vol. 23 No. 4 Oktober 2008,



Vol. 1 No. 2 Maret 2012



Hal - 119