CJR Profesi Kependidikan-2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JOURNAL REVIEW MK. PROFESI KEPENDIDIKAN PRODI S1 PDPAUD - FIP



Skor Nilai :



Kelompok 11 Nama Mahasiswa



:



1. Angelina Veronica Hotasoit 2. Elvi Meirani Br Surbakti



NIM : 1203313016 NIM : 1203313010



Dosen Pengampu



: Dr. Nurmayani, M.Ag.



Mata Kuliah



: Profesi Kependidikan



PROGRAM STUDI PEND. GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MARET 2021



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT. karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Kami berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan tugas Critical Journal Review (CJR) ini. Kami sadar bahwa Critical Journal Review (CJR) yang kami kerjakan ini memiliki banyak kekurangan yang jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran dalam Critical Journal Review (CJR) ini agar di lain waktu kami dapat membuat Critical Journal Review (CJR) dengan lebih baik lagi. Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.



Medan, Maret 2021



Kelompok 11



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. B. C. D.



Rasionalisasi Pentingnya CJR Tujuan Penulisan CJR Manfaat CJR Identitas Jurnal yang Di Review



BAB II. RINGKASAN ISI JURNAL A. B. C. D.



Ringkasan Jurnal Utama 1 Ringkasan Jurnal Utama 2 Ringkasan Jurnal Pembanding 1 Ringkasan Jurnal Pembanding 2



BAB III. PEMBAHASAN A. Pembahasan Isi Jurnal B. Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi Pentingnya CJR Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan karena rendahnya minat baca mahasiswa/i pada saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat membaca. Critical Journal Review (CJR) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada dasarnya review jurnal menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berpikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain itu, CJR ini juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Mengkritik jurnal tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak membaca keseluruhan jurnal tersebut. Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi, dan substansi jurnal. B. Tujuan Penulisan CJR Critical Journal Review (CJR) bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai identitas jurnal, ringkasan jurnal, kelebihan dan kekurangan jurnal, baik dari segi sistematika penulisan, EBI, maupun kepaduan keseluruhan isi jurnal serta implikasinya dari berbagai aspek. CJR dapat menambah wawasan para pengkritik karena di dalam jurnal tersebut disajikan masalah yang akan menambah ilmu pengetahuan kita. Selain itu, pada dasarnya tugas CJR ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu dari tugas wajib mahasiswa/i yang merupakan point penting dalam penilaian mata kuliah Profesi Kependidikan. C. Manfaat CJR



Sebagai mahasiswa/i CJR ini dirasa perlu untuk dikritik sebab dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam membuat laporan penelitian yang baik dan benar agar terhindar dari kesalahan dalam melakukan penelitian terutama penelitian untuk penulisan skripsi serta sebagai pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa/i dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku. Dalam kesempatan ini, jurnal yang akan di kritik merupakan jurnal yang berkaitan dengan mata kuliah Profesi Kependidikan. D. Identitas Jurnal Yang Direview  Jurnal Utama 1 Judul Jurnal : BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DARI PARADIGMA MENUJU AKSI Nama Jurnal : Jurnal Fokus Konseling Edisi Terbit : 2015 Pengarang Artikel : Caraka Putra Bhakti Penerbit : STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Kota Terbit : Lampung Nomor ISSN :Alamat Situs : 96-208-1-PB[1].pdf  Jurnal Utama 2 Judul Jurnal : PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH Nama Jurnal : Pedagogik Jurnal Pendidikan Edisi Terbit : 2015 Pengarang Artikel : Andi Riswandi Buana Putra Penerbit : FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Kota Terbit : Palangkaraya Nomor ISSN :Alamat Situs : 597-Article_Text-2159-1-1020190222[1].pdf  Jurnal Pembanding 1 Judul Jurnal : OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 13 Nama Jurnal : Jurnal Bikotetik



Edisi Terbit Pengarang Artikel Penerbit Kota Terbit Nomor ISSN Alamat Situs



: 2018 : Nanik Nurhayati dan Siti Nurfarida Pw : SMP Kab. Bondowoso : Bondowoso :: 3771-13038-1-PB[1].pdf



 Jurnal Pembanding 2 Judul Jurnal : PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN LAYANAN BIMBINGAN PENGEMBANGAN DIRI Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Edisi Terbit : 2013 Pengarang Artikel : Siti Haryuni Penerbit : Yayasan Pendidikan Nusantara 1 Kudus Kota Terbit : Jawa Tengah Nomor ISSN :Alamat Situs : 760-2836-1-PB[1].pdf



BAB II RINGKASAN ISI JURNAL A. Ringkasan Jurnal Utama 1 “BIMBINGAN DAN KONSELING PARADIGMA MENUJU AKSI”



KOMPREHENSIF



:



DARI



PENDAHULUAN Peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Perkembangan peserta didik tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat Internet lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life syle) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan diskontinuitas perkembangan perilaku individu, seperti terjadi stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalahmasalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi



gaya



hidup,



dan



diskontinuitas



perkembangan



tersebut



diantaranya : ledakan penduduk, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perkembangan struktur masyarakat dari agraris ke industri. Iklim lingkungan yang kurang sehat ternyata mempengaruhi perkembangan pola perilaku atau gaya peserta didik (remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral, seperti pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, meminum



minuman keras, penyalangunaan obat-obat terlarang, kriminalitas, dan pergaulan bebas. Tujuan utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberikan dukungan pada pencapaian kematangan kepribadian, keterampilan sosial, kemampuan akademik, dan bermuara pada terbentuknya kematangan karir individual yang diharapkan dapat bermanfaat di masa yang akan datang (Fatur Rahman, 2012:10). Namun demikian, implementasi layanan bimbingan dan konseling yang ideal tersebut berhadapan dengan berbagai hambatan dan sejumlah kendala serius. Berbagai hambatan dan kendala tersebut, seperti: tujuan bimbingan dan konseling tidak selaras dengan tujuan pendidikan, bimbingan dan konseling masih berorientasi pada masalah, penyusunan program belum berdasarkan needs assessment, minimnya dukungan dari pejabat sekolah terhadap program bimbingan dan konseling, belum dipahaminya paradigma hubungan kolaborasi antar profesi dalam satuan pendidikan dan kurang adanya respon yang positif dari peserta didik terhadap layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan komprehensif diartikan sebagai sebuah program layanan bantuan yang mengandung prinsip–prinsip : 1) Subjek layanan adalah semua peserta didik; 2) fokus pada kegiatan pembelajaran peserta didik dan mendorong perkembangan peserta didik; 3) konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama; 4) program bimbingan terorganisir danterencana sebagai bagian vital dari bimbingan komprehensif; 5) peduli kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri; 6) memfokuskan pada proses; 7) berorientasi taem work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor profesional yang terlatih; 8) bersifat fleksibel dan sekuensial. PEMBAHASAN A. Bimbingan dan Konseling Perkembangan



Asumsi dasar pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat akan terjadi dalam interaksi yang sehat individu dengan lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan tersebut bagi individu menjadi lingkungan belajar. Bimbingan dan konseling perkembangan dengan demikian dapat dartikan sebagai perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling yang berlandaskan pada Teori-teori perkembangan dan bertujuan mengembangkan individu ke arah perkembangan optimal dalam lingkungan perkembangan yang mendukung. Bimbingan dan konseling perkembangan dirancang dalam pencapaian tujuan. Keberhasilan implementasi bimbingan dan konseling perkembangan



perlu



memperhatikan prinsip-prinsip dibawah ini: 1) Bimbingan perkembangan bagi semua siswa. 2) Bimbingan perkembangan memiliki suatu kurikulum yang terorganisir dan terencana. 3) Bimbingan perkembangan adalah bentuk yang berurutan dan fleksibel 4) Bimbingan perkembangan merupakan bagian terintegrasi dari proses pendidikan secara keseluruhan 5) Bimbingan perkembangan melibatkan semua personil sekolah 6) Bimbingan perkembangan membantu para siswa belajar lebih efektif dan efisen 7) Bimbingan perkembangan melibatkan para konselor yang menyediakan layanan konseling khusus dan intervensi (Myrick,2011:44). B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan konseling komprehensif dirancang untuk merespon berbagai persoalan yang dihadapi olehkonselor di sekolah. Memahami BK Komprehensif dimulai dengan memahami asumsi- asumsi yang mendasarinya. Lima premis dasar



yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling yang harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh tenaga-tenaga ahli di bidang bimbingan dan konseling karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak untuk mengembangkan program dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Gysbers & Henderson (2012:30) lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling adalah: a. Standar siswa. b. Kegiatan dan proses layanan untuk membantu siswa dalam mencapai standar. c. Sertifikat Profesional d. Bahan dan sumber daya e. Program, personil, dan evaluasi hasil



B. Ringkasan Jurnal Utama 2 ”PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH” PENDAHULUAN Secara umum, masa remaja merupakan periode yang sulit untuk ditempuh, sehingga remaja sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens). Siswa pada masa remaja cenderung memandang kehidupan secara tidak realistis. Ia melihat dirinya, orang lain, serta fenomena lainnya, sebagaimana yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya. Adanya anggapan bahwa dirinya bukan lagi anak-anak, menyebabkan mereka berusaha meninggalkan perilaku dan sikap kekanak-kanakannya untuk diganti dengan sikap dan perilaku yang lebih dewasa. Kedewasaan dalam konteks disini adalah kedewasaan menurut ukuran mereka,



yang ternyata masih samar-samar. Mereka merasa mendapatkan kebebasan dalam melakukan suatu hal seperti halnya orang dewasa. Namun apa yang dilakukan oleh anak tersebut merupakan beberapa tingkah laku yang melanggar aturan atau norma yang berlaku, segala macam tindakan siswa yang melanggar aturan seperti tawuran, mabuk-mabukan, berjudi, membolos, balapan liar dan memalak, hal itu semua bisa digolongkan sebagai kenakalan remaja. Kenakalan dikalangan anak remaja, merupakan masalah sosial yang tak dapat dipungkiri, suatu masalah sosial yang sangat memerlukan perhatian karena sangat mengkhawatirkan, dikatakan mengkhawatirkan karena banyak dari kasus kenakalan remaja telah menjurus kearah kejahatan. Para remaja melakukan tindakan di luar batas, menyimpang dari norma dan tata tertib masyarakat. Berbagai kasus kenakalan remaja yang terjadi menimbulkan ketakutan dan kekhawatirandi masyarakat, timbulnya masalah yang lebih rumit dan tampaknya semakin sering terjadi. Adanya iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti: maraknya tayangan pornografi, kekerasan di televisi, minuman-minuman keras, perjudian, obat-obat terlarang atau narkoba, ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga dan lainnya yang sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup terutama pada usia remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), bergaya hidup mewah, serta persoalan fashion yang identik dengan trend pakaian-pakaian mini, ketat, aksesoris-aksesoris yang mahal, make- up berlebihan yang semuanya itu belum tentu ada manfaatnya hal tersebut merupakan gambaran pola hidup sebagian remaja saat ini. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kenakalan Remaja Menurut Syafaat Dkk (2008:74) “Juveline deliquency ialah perilaku jahat (dursila), atau kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak muda. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang



dilakukan oleh remaja”. Santrock (2011:458) mengatakan bahwa “label kenakalan remaja (juveline delinquent) ditetapkan pada remaja yang melanggar hukum atau terlibat dalam perilaku yang dianggap ilegal”. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Kenakalan remaja itu disebabkan kegagalan mereka dalam memperoleh penghargaan dari masyarakat tempat mereka tinggal. Penghargaan yang mereka harapkan ialah tugas dan tanggung jawab seperti orang dewasa. Mereka menuntut suatu peranan sebagaimana dilakukan orang dewasa. Tetapi orang dewasa tidak dapat memberikan tanggung jawab dan peranan itu, karena belum adanya rasa kepercayaan terhadap mereka. Jenis – Jenis Kenakalan Remaja Menurut Wahidin dkk (2012: 2) dari beberapa bentuk kenakalan remaja dapat di golongkan dalam 4 jenis, yaitu : Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti perkelahian, pemerkosaan dan pembunuhan, Kenakalan remaja yang menimbulkan korban materi, seperti pengrusakan, pencurian, pencopetan dan penodongan, Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti pelacuran, penyalahgunaan obat, kumpul kebo dan lain-lain, Kenakalan yang melawan status, mengingkari kasus pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan minggat dari rumah atau melawan orang tua. Menurut Asmani (2012:109) kenakalan remaja yang sering dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut : (1) rambut panjang bagi siswa putra, (2) rambut disemir, (3) mentato kulit, (4) merokok, (5) berkelahi, (6) mencuri, (7) merusak sepeda/motor temannya, (8) pergaulan bebas, (9) pacaran, (10) tidak masuk sekolah, (11) sering bolos, (12) tidak disiplin, (13) ramai di dalam kelas, (14) bermain play station, (15) mengotori kelas dan halaman sekolah. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak sekali perilakuperilaku remaja baik di sekolah, masyarakat, keluarga yang dikategorikan masuk



dalam ranah kenakalan remaja. Kenakalan ini merupakan perbuatan yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain, terlebih pada harapan dari orang tua kepada anaknya yang senantiasa mengharapkan anak-anak menjadi anak yang sukses dalam mencapai masa depan. Peran Guru BK Untuk Mereduksi Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mengatasi kenakalan remaja terkait dengan fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling sebagai berikut: 1. Tindakan Preventif Tindakan preventif ini merupakan suatu tindakan yang akan dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja. Bentuk usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum, adapun dalam usaha pencegahan secara umum ini dibagi menjadi tiga antara lain: (1) Usaha mengenal dan mengetahui secara ciri umum dan khas remaja, (2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami remaja karena setiap remaja tidak selalu sempurna dan salah satu penyebab kenakalannya adalah kekurangan atau kelemahan yang tidak diterima oleh remaja tersebut sebagai individu. Dalam tindakan ini berusaha untuk mengetahui kesulitan serta kelemahan yang menimbulkan kenakalan yang dilakukan remaja tersebut, dan (3) Usaha pembinaan remaja, usaha pembinaan remaja ini bertujuan



untuk



memperkuat sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Upaya Preventif yang dapat dilakukan melalui program BK di sekolah, diantaranya adalah: Pemberian Informasi, Bimbingan Kelompok dan Layanan Mediasi. 2. Tindakan Represif Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dalam menindak terhadap remaja ini ada dua tempat. Di rumah dan dalam



lingkungan keluarga, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Di samping peraturan tentu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Di sekolah dan lingkungan sekolah dalam hal ini maka kepala sekolah lah yang berwenang dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru juga berhak untuk bertindak atau melimpahan ke pihak guru pembimbing. 3. Tindakan Kuratif Tindakan kuratif yaitu membimbing anak yang sudah terlanjur melakukan kesalahan, adapun pencegahan jenis ini lebih menitik beratkan kepada pencegahan kenakalan yang bersifat sudah terjadi. Agar kenakalan itu tidak menyebar dan menjangkit pada remaja lain. Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif, fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Upaya Kuratif yang dapat dilakukan melalui program BK di sekolah, diantaranya adalah: Konferensi Kasus dan Alih Tangan Kasus.



C. Ringkasan Jurnal Pembanding 1 “OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 13” PENDAHULUAN Latar Belakang (gabungan ahli dan pengalaman di lapangan) Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma bimbingan dan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan konseli mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab, memiliki daya adaptasi tinggi



terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya serta berkembangnya potensi konseli agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Maka dari itu diperlukan Layanan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu peserta didik/konseli mencapai tugas perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lainyang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. KAJIAN PUSTAKA Pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menyebutkan bahwa ; 1.



dalam



rangka



pengembangan



kompetensi



hidup,konseli



memerlukan



sistemlayanan pendidikan disatuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling; 2. setiap konseli satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi konseli sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling;



3. Kurikulum 2013 mengharuskan peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta pendalaman peminatan yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling; Menurut ABKIN (2008), ditinjau dari segi fungsinya, layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai berikut: a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dengan harapan konseli mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. b. Fungsi fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. c. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. d. Fungsi penyaluran, konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. e. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. f. Fungsi pencegahan (Preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. g. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).



h. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching. i. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui programprogram yang menarik, reflektif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli. j. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain stroming), home room, dan karyawisata.



D. Ringkasan Jurnal Pembanding 2 “PENERAPAN MEMBENTUK



BIMBINGAN



KONSELING



KEDISIPLINAN



PENDIDIKAN



LAYANAN



DALAM



BIMBINGAN



PENGEMBANGAN DIRI” PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sekaligus mengangkat manusia manusia dari ketertinggalan. Melalui pendidikan, selain diperoleh kepandaian berolah pikir, juga akan diperoleh wawasan baru yang kesemuanya akan membantu upaya manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik sebagai pribadi yang dewasa maupun sebagai anak bangsa.



Dunia pendidikan adalah tempat anak-anak menimba ilmu baik yang kognitif (matematika, fisika, kimia dan lain-lain), afektif (ilmu pengetahuan sosial, sosiologi dan lainlain), psikomotor (agama, budi pekerti, kedisiplinan, ketrampilan, pendidikan moral pancasila dan lain-lain). Ilmu yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor adalah modal yang dimiliki siswa untuk menghadapi tantangan masa depan yang penuh persaingan. Sehingga program pemerintah untuk wajib belajar sembilan tahun merupakan cara untuk mengentaskan kebodohan yang merupakan sumber kemiskinan dan perasaan pesimis. PEMBAHASAN Perkembangan sekarang ini, masyarakat lebih mengenal dengan bimbingan konseling sebagai cara untuk memberi bantuan. Arti dari bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami diri sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuaidengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia dapat menikmati kebahagaiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam kehidupan masyarakat pada umunya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Dan konseling adalah upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: diri sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuantujuan yang hendak dicapai dan kepercayaan. Istilah bimbingan pendidikan tampak seperti istilah yang tumpang tindih, sebab bimbingan itu juga pendidikan. Istilah tersebut sebenarnya sekedar kependekan dari bimbingan di bidang pendidikan. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling pendidikan adalah kegiatan atau proses



bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu dalam kegiatan belajar atau pendidikannya. Sehingga dapat diartikan bahwa bimbingan pendidikan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar kegiatan belajar atau pendidikannya senantiasa selarasdengan tujuan pendidikan. Artinya penekanan bimbingan pendidikan adalah preventif, yaitu mencegah munculnya problem dalam kegiatan pendidikan seseorang dengan senantiasa memelihara kondisi yang baik agar tetap atau lebih baik. Dan konseling pendidikan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu mengatasi segala hambatan dalam kegiatan belajar atau pendidikannya. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: A. Faktor dari dalam 1. Kecerdasan, yaitu kemampuan untuk memahami dan menghadapi situasi dan kondisi sekitar dengan cepat atau biasa di sebut “pintar”. 2. Bakat, yaitu potensi atau kemampuan terpendam yang sangat menonjol di dalam bidang tertentu (misalnya: dalam bidang olah raga, seni, keilmuan dan sebagainya). 3. Minat, yaitu keinginan, kemauan, kehendak atau hasrat yang kuat terhadap sesuatu. 4. Perhatian, yaitu dorongan untuk mencurahkan daya kemampuan pengamatan (observasi) dengan panca indera terhadap sesuatu. 5. Keadaan mental (psikis), yaitu keadaan senang, sedih, gembira, duka, gelisah, frustasi, emosi, dan sebagainya. 6. Keadaan fisik, yaitu dalam keadaan sehat ataukah sakit.



B. Faktor dari luar individu yang belajar



1. Bahan/materi yang dipelajari, yaitu faktor mudah sulitnya bahan/materi tersebut untuk dipelajari seseorang. 2. Situasi dan kondisi lingkungan fisik, yaitu apakah lingkungan fisik tempat melakukan kegiatan belajar/pendidikan itu baik ataukah tidak (mencakup: ruang belajar, fasilitas belajar, suhu/iklim, suara, cahaya dan sebagainya). 3. Situasi dan kondisi lingkungan sosial, yaitu apakah lingkungan masyarakat tempat seseorang melakukan kegiatan belajar/pendidikan itu kondusif, mendukung keberhasilan belajarnya atau tidak (mencakup: hubungan antar pendidik dengan peserta didik, hubungan antar sesama peserta didik, hubungansekolah atau pendidik dengan masyarakat atau orang tua peserta didik dan masyarakat umum). 4. Sistem pengajaran/pendidikan, yaitu: bagaimana kegiatan pendidikan/belajar berlangsung, artinya strategi/metode belajar mengajar yang digunakan tepat atau tidak, intensitas belajar mengajar tinggi atau rendah, dan sebagainya. Ketidakberhasilan seseorang dalam belajar atau tidak berhasil mencapai tujuan pendidikan, misalnya: 1. Individu tidak terampil mengerjakan suatu yang seharusnya bisa dilakukannya setelah mempelajarinya. 2. Individu tidak juga bisa memahami pokok bahasan (materi pelajaran) tertentu kendati telah dicoba mempelajarinya sekuat tenaga. 3. Individu segan atau malas untuk mempelajari bahan pelajaran tertentu. 4. Individu sulit menyelesaikan tugas-tugas sekolah karena di rumah terlampau banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. 5. Individu berkali-kali gagal menguasai bahan pelajaran yang harus dipelajarinya sesuai dengan target yang seharusnya.



Peranan bimbingan konseling pendidikan dalam membentuk kedisiplinan adalah mengikuti dan menaati aturan, kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman. Karena: 1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin. 2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturanperaturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. Tekanan dari luar dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga peraturan-peraturan diikuti dan dipraktikkan. 3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan. 5. Teladan, lingkungan berdisiplin, dan latihan berdisiplin.



BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Isi Jurnal BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF : DARI PARADIGMA MENUJU AKSI Perkembangan peserta didik tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat Internet lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life syle) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan diskontinuitas perkembangan perilaku individu, seperti terjadi stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalahmasalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Bimbingan komprehensif diartikan sebagai sebuah program layanan bantuan yang mengandung prinsip–prinsip : 1) Subjek layanan adalah semua peserta didik; 2) fokus pada kegiatan pembelajaran peserta didik dan mendorong perkembangan peserta didik; 3) konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama; 4) program bimbingan terorganisir danterencana sebagai bagian vital dari bimbingan komprehensif; 5) peduli kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan



diri; 6) memfokuskan pada proses; 7) berorientasi taem work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor profesional yang terlatih; 8) bersifat fleksibel dan sekuensial. A. Bimbingan dan Konseling Perkembangan Asumsi dasar pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan adalah pemikiran bahwa perkembangan individu yang sehat akan terjadi dalam interaksi yang sehat individu dengan lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan tersebut bagi individu menjadi lingkungan belajar. Bimbingan dan konseling perkembangan dengan demikian dapat dartikan sebagai perspektif, pendekatan dalam bimbingan dan konseling yang berlandaskan pada Teori-teori perkembangan dan bertujuan mengembangkan individu ke arah perkembangan optimal dalam lingkungan perkembangan yang mendukung. B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan konseling komprehensif dirancang untuk merespon berbagai persoalan yang dihadapi olehkonselor di sekolah. Memahami BK Komprehensif dimulai dengan memahami asumsi- asumsi yang mendasarinya. Lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling yang harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh tenaga-tenaga ahli di bidang bimbingan dan konseling karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak untuk mengembangkan program dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah.



PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH Berisi tentang peran bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan remaja. Masa remaja merupakan periode yang sulit untuk ditempuh, sehingga remaja sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens).



Siswa pada masa remaja cenderung memandang kehidupan secara tidak realistis. Ia melihat dirinya, orang lain, serta fenomena lainnya, sebagaimana yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya. Adanya anggapan bahwa dirinya bukan lagi anakanak, menyebabkan mereka berusaha meninggalkan perilaku dan sikap kekanakkanakannya untuk diganti dengan sikap dan perilaku yang lebih dewasa. Para remaja melakukan tindakan di luar batas, menyimpang dari norma dan tata tertib masyarakat. Berbagai kasus kenakalan remaja yang terjadi menimbulkan ketakutan dan kekhawatirandi masyarakat, timbulnya masalah yang lebih rumit dan tampaknya semakin sering terjadi. Adanya iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti: maraknya tayangan pornografi, kekerasan di televisi, minuman-minuman ketidakharmonisan



keras, dalam



perjudian, kehidupan



obat-obat keluarga



terlarang dan



lainnya



atau



narkoba,



yang



sangat



mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup terutama pada usia remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), bergaya hidup mewah, serta persoalan fashion yang identik dengan trend pakaian-pakaian mini, ketat, aksesoris-aksesoris yang mahal, make- up berlebihan yang semuanya itu belum tentu ada manfaatnya hal tersebut merupakan gambaran pola hidup sebagian remaja saat ini. Adapun cara bimbingan konseling untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yaitu



(1) Usaha mengenal dan mengetahui secara ciri umum dan khas



remaja, (2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami remaja karena setiap remaja tidak selalu sempurna dan salah satu penyebab kenakalannya adalah kekurangan atau kelemahan yang tidak diterima oleh remaja tersebut sebagai individu. Dalam tindakan ini berusaha untuk mengetahui kesulitan serta kelemahan yang menimbulkan kenakalan yang dilakukan remaja tersebut, dan (3) Usaha pembinaan remaja, usaha pembinaan remaja ini bertujuan



untuk



memperkuat sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Upaya Preventif yang dapat dilakukan melalui program BK di



sekolah, diantaranya adalah: Pemberian Informasi, Bimbingan Kelompok dan Layanan Mediasi.



OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 13 Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma bimbingan dan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan konseli mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab, memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya serta berkembangnya potensi konseli agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, konseli memerlukan sistemlayanan pendidikan disatuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling. Setiap konseli satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi konseli sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling. Kurikulum 2013 mengharuskan peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta pendalaman peminatan yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling.



PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KEDISIPLINAN LAYANAN BIMBINGAN PENGEMBANGAN DIRI Dunia pendidikan adalah tempat anak-anak menimba ilmu baik yang kognitif (matematika, fisika, kimia dan lain-lain), afektif (ilmu pengetahuan sosial, sosiologi dan lainlain), psikomotor (agama, budi pekerti, kedisiplinan, ketrampilan, pendidikan moral pancasila dan lain-lain). Ilmu yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor adalah modal yang dimiliki siswa untuk menghadapi tantangan masa depan yang penuh persaingan. Sehingga program pemerintah untuk wajib belajar sembilan tahun merupakan cara untuk mengentaskan kebodohan yang merupakan sumber kemiskinan dan perasaan pesimis. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Dan konseling adalah upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: diri sendiri, orang lain, pendapat orang lain tentang dirinya, tujuantujuan yang hendak dicapai dan kepercayaan. Dan konseling pendidikan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu mengatasi segala hambatan dalam kegiatan belajar atau pendidikannya.



B. Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal  Dari aspek ruang lingkup isi artikel Ruang lingkup pada jurnal utama 1 dan jurnal pembanding 2 hanya berpatok pada penjelasan mengenai bimbingan dan konseling di sekolah saja. Sedangkan pada jurnal 2 dan jurnal pembanding 1 hanya berpatok pada peran guru bimbingan konseling di sekolah serta penerapan bimbingan konseling dalam pendidikan.  Dari aspek tata bahasa artikel



Ke-empat jurnal menggunakan bahasa yang baik dan sesuai dengan EYD. Ke-empat jurnal menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh para pembaca.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bimbingan dan konseling pendidikan adalah kegiatan atau proses bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu dalam kegiatan belajar atau pendidikannya agar selaras dengan tujuan pendidikan. Penekanan bimbingan pendidikan adalah preventif, yaitu mencegah munculnya problem dalam kegiatan pendidikan seseorang dengan senantiasa memelihara kondisi yang baik agar tetap atau lebih baik. Dan penekanan konseling adalah kuratif, yaitu bantuan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan seseorang. Peranan bimbingan konseling pendidikan dalam membentuk kedisiplinan adalah mengikuti dan menaati aturan, kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang kompeten, profesional, bermartabat sehingga peran dan fungsi profesi BK dapat dilaksanakan secara optimal. B. Rekomendasi Kedua jurnal utama dan kedua jurnal pembanding sebaiknya saling mengisi kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing jurnal tersebut. Baik dari segi fisik maupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari



masing-masing jurnal. Materi yang kurang jelas pemahamannya dalam kedua jurnal utama maupun kedua jurnal pembanding hendaknya bisa diperluas.



DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling. Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik, 2013.Jakarta. Fathur Rahman.2012. Manajemen dan Pengembangan Program Bimbingan Konseling. Yogyakarta : Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 111 Universitas Negeri Yogyakarta. Gysbers, N.C. & Henderson P. (2012). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program Fourth Edition. Alexandria :American Counseling Assosiation. Myrick, Robert D. 2011. Developmental Guidance and Counseling : A Practical Approach Fifth edition. Minneapolis : Educational Media Corporation. Syafaat Dkk. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada