9 0 3 MB
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
BAHAN AJAR Keterampilan Coaching Unit Modul
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
AGENDA PENYAMAAN PERSEPSI Alur Modul (45’) Substansi Materi Ajar (90’) Sistem Penilaian + LMS (30’) Asesmen Pemahaman (15’)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Hari 1 Mulai dari Diri
1 JP
10.30 - 11.15
Asinkron
Eksplorasi Konsep
1 JP
11.15 - 12.00
Asinkron
Refleksi diri terhadap pengalamanan dalam melakukan pendampingan Belajar Mandiri membaca materi dan menonton video definisi coaching, perbedaan dan persamaan peran, Paradigm Berpikir dan Prinsip Coaching, Kompetensi Coaching, Alur TIRTA, Simulasi Percakapan Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Hari 2 Eksplorasi Konsep
3 JP
07.30 - 08.15
Sinkron
08.15 - 09.00 09.00 - 09.45 09.45 - 10.00 Ruang Kolaborasi
Sinkron Sinkron
10.00 - 10.45 10.45 - 11.30 11.30 - 13.00 13.00 - 13.45 Refleksi Terbimbing + Demonstrasi Kontekstual 13.45 - 14.30
Sinkron Sinkron
Definisi coaching + Persamaan dan Perbedaan Coaching dengan Peran lain Prinsip dan Paradigma Berpikir Coaching Kompetensi Coaching dan Latihan Istirahat
3 JP
Sinkron 1.5 JP
Asinkron
Alur Percakapan Coaching dengan TIRTA Latihan Percakapan Coaching TIRTA Istirahat Latihan Percakapan Coaching TIRTA + Debrief
Refleksi Pembelajaran Menonton 4 video Jenis Percakapan Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Hari 3 Elaborasi Pemahaman 08.00 - 08.45
3 JP Sinkron
4 Jenis Percakapan Coaching
08.45 - 09.30
Sinkron
Latihan Percakapan Perencanaan + Debrief
09.30 - 10.15
Sinkron
Latihan Percakapan Salah Satu Jenis Percakapan + Debrief
10.15 - 10.30
Istirahat
Koneksi Antar Materi 1 JP 10.30 - 11.15
Sinkron
Aksi Nyata
0.5 JP
11.15 - 12.00
Sinkron
Peran Pengawas
Refleksi dan Sematkan Video Latihan Percakapan di LMS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Coaching KOMPETENSI COACHING UNTUK PENGAWAS SEKOLAH
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PERKENALAN
Rini Yustiana, SP, CEC PT Avrist Assurance – Insurance Adviser PT Zurich Insurance –Insurance Adviser Certified Excecutive Coach – Coaching Indonesia Academi (ICF) Universitas Gadjah mada – Fakultas Pertanian
Financial Consultant Life & Sales Coach
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
KESEPAKATAN BERSAMA
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PERTANYAAN PANDUAN Di akhir sesi ini, peserta dapat menjawab pertanyaan panduan berikut ini: ● Apa itu coaching? ● Apa bedanya coaching dengan training, mentoring, konseling, dan fasilitasi? ● Pola pikir apa yang perlu yang perlu dimiliki oleh seorang coach? ● Prinsip apa saja yang perlu dipegang oleh seorang coach? ● Kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh seorang coach? ● Bagaimana jalannya alur percakapan coaching?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
AGENDA Definisi Coaching Coaching dan Pendekatan Lain Prinsip dan Paradigma Berpikir Coaching Kompetensi Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Apa itu Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sejarah Coaching
Oxford University Orang yang membimbing siswa untuk lulus
Human Development Digunakan dalam gerakan Human Development
1830
1500 Kereta kuda dari desa Kocs (Hungaria) Menginovasi kereta dengan keahlian pandai besi
1960
1860
1995
Dunia Olah Raga
ICF lahir
Menjadi manager klub olah raga
Definisi coaching sesuai ICF lahir
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Coaching & Pendekatan Lain Kapan dan bagaimana kita menggunakan masing-masing pendekatan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Coaching vs Pendekatan Lain Tujuan
Coaching
Mentoring
Fasilitasi
Training
Konseling
•
Memaksimalkan Potensi Menimbulkan Kesadaran Baru
• Transfer pengetahuan & keterampilan
• Mendapatkan kejelasan
• Mengajari pengetahuan
• Memecahkan masalah emosi/psikologis
• Sifat Komunikasi
•
Dua arah
• Biasanya satu arah
• Dua arah
• Satu arah
• Dua arah
Individu atau Kelompok
• •
Individu Kelompok kecil
• •
Individu Kelompok kecil
• Kelompok besar
• Kelompok
• Individu
Penentu Topik
•
Coachee
•
Mentor
• Peserta
• Trainer
• Konselee
Keahlian terkait topik
•
Tidak perlu
•
Harus
• Tidak Perlu
• Harus
• Harus
Frekuensi
•
Rutin, lebih dari 1
•
Rutin, lebih dari 1
• Satu kali
• Satu kali
• Rutin, lebih dari 1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Fasilitasi • Gunakan untuk memetakan/memahami suatu situasi • Fasilitator memastikan proses sesuai tujuan fasilitasi berjalan dengan benar (misalnya mengambil keputusan, menyelesaikan konflik, membuat rencana tindakan • Dilakukan untuk grup (lebih dari 10 orang)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mentoring ● Gunakan untuk mengajarkan keterampilan tertentu ● Gunakan untuk mengajarkan pemahaman yang benar tentang sesuatu ● Dilakukan secara one on one ● Berlangsung dalam periode tertentu (tidak 1 kali) ● Mentor harus ahli di bidangnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Konseling • Digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait emosi/psikologis • Seringkali perlu mundur ke masa lalu dalam percakapannya • Melibatkan terapi atau tindakan remedial • Biasanya untuk individu
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Coaching Gunakan untuk : • membuat orang mengembangkan potensinya • membuat strategi ke masa depan • mengeksplorasi situasi yang sama sekali baru atau rumit • mendorong perubahan mindset dan/atau perilaku
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kasus 1 “Saya sangat ingin mengembangkan kompetensi diri untuk bisa terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Suatu hari saya membaca adanya kegiatan bimtek untuk Pengawas Sekolah Penggerak . Wah kesempatan ini. Dan hari ini saya duduk di kelas ini sebagai peserta bimtek.”
Kasus 2
“Saya sudah selesai bimtek Pengawas sekolah penggerak. Sekarang waktunya bekerja menjadi pengawas sekolah penggerak. Namun saya masih merasa belum terampil melakukan percakapan coaching. Saya kemudian menghubungi instruktur saya saat bimtek dan memintanya untuk membantu saya agar menjadi lebih terampil dalam melakukan percakapan coaching. Saya bertemu beberapa kali dengan instruktur ini secara daring, dan saya diajari, dibimbing, dan dilatih sehingga saya lebih terampil dalam melakukan percakapan coaching.”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kasus 3 “Sebagai Pengawas Sekolah, saya menerima daftar nama komite pembelajaran yang harus saya dampingi, ada nama yang langsung membuat dada saya sesak dan saya berkeringat dingin. Saya teringat suatu kejadian di masa kecil yang sangat membekas hingga kini. Saya kemudian menemui seseorang untuk membicarakan hal ini. Orang ini bertanya tentang kejadian masa kecil itu, apa yang saya rasakan. Dia juga memberi teknik untuk bisa mengatasi sesak napas dan berkeringat dingin yang saya alami.”
Kasus 4 “Sebagai Pengawas Sekolah, saya melihat bahwa kelima orang kepala sekolah yang saya dampingi memiliki pengalaman-pengalaman yang saya rasa jika dibagikan akan membuat satu sama lain belajar. Saya kemudian menggagas suatu pertemuan untuk berbagi. Saya meminta masing-masing untuk bercerita tentang pengalamannya, dan menanyakan apa pendapat yang lain dan pembelajaran apa yang didapat.”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kasus 5 “Saya sudah selesai mengikuti pelatihan Pengawas Sekolah untuk Sekolah Penggerak. Sekarang saatnya kembali mendampingi Kepala Sekolah dan Komite Pembelajaran. Namun saya masih merasa belum efektif dalam berkomunikasi. Saya kemudian menghubungi salah satu instruktur saya saat bimtek dan memintanya untuk membantu saya agar menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi. Saya bertemu beberapa kali dengan instruktur ini secara daring. Di awal pertemuan, ia menanyakan apa tujuan yang ingin saya capai. Dalam pertemuan-pertemuan kami, ia selalu mengajukan pertanyaan dan saya menjawab.”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Definisi Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Definisi Coaching Kemitraan dengan individu dalam suatu proses kreatif, dengan tujuan memaksimalkan potensi pribadi dan profesionalnya
Definisi International Coaching Federation www.coachingfederation.org
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Proses Coaching Proses menghantarkan seseorang dari tempat dia berada saat ini ke tempat lain yang menjadi tujuannya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Makna Definisi Coaching Bermitra
• Seorang coach harus •
membangun rasa setara Kemitraan ditunjukkan dengan mengedepankan tujuan coachee
Proses Kreatif
• Proses kreatif dilakukan melalui percakapan yang memicu berpikir coachee • Percakapan dilakukan untuk memetakan situasinya, dan nantinya menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru • Percakapan dilakukan dua arah
Memaksimalkan Potensi • Percakapan coaching harus diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh coachee, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mindset Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mindset Coaching
FOKUS PADA "PEMBELAJAR"
MAMPU MELIHAT PELUANG BARU & BERPIKIR KE DEPAN
MEMILIKI KESADARAN DIRI YANG KUAT
BERSIKAP TERBUKA DAN INGIN TAHU
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Fokus Pada Pembelajar • Coach memusatkan perhatian pada orang yang dicoachingnya, bukan pada "topik" yang dibawanya dalam percakapan. • Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa pun yang dibawa oleh coachee, dapat membawa
kemajuan pada coachee, sesuai keinginan coachee.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Bersikap Terbuka • Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap pemikiran-pemikiran coachee
• Ditandai dengan minimnya pelabelan atau analisa tentang baik/buruk atau benar/salahnya pemikiran tersebut
• Ditandai juga dengan kemampuan menerima pemikiran dengan tenang, dan tidak menjadi emosional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Bersikap Ingin Tahu Lebih Banyak • Seorang coach memelihara rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat coacheenya memiliki pemikiran/pendapat/perasaan tertentu
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat • Kesadaran diri yang kuat membantu coach untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan • Juga mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri maupun dari coachee
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mampu Melihat Peluang Baru & Masa Depan • Coach harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa coachee melihat masa depan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kompetensi Coaching
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PRESENCE
● Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee kita. ● Badan - pikiran - hati selaras saat sedang melakukan percakapan dengan coachee ● Ini bagian dari Kesadaran Diri ● Ini membantu munculnya mindset dan kompetensi yang lain ● Bersikap terbuka ● Bersikap sabar ● Bersikap ingin tahu lebih banyak
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MENDENGARKAN AKTIF
adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan memahami
keseluruhan makna yang tidak terucapkan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MENDENGARKAN AKTIF 3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN • Asumsi - sudah mempunyai anggapan tertentu tentang suatu situasi • Judgment/Melabel -memberi label pada seseorang dalam situasi tertentu • Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman pribadi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MENGAJUKAN PERTANYAN BERBOBOT
• Pertanyaan lahir dari mendengarkan • Berbentuk pertanyaan terbuka • Membuat coachee merenung, menggali, mengingat, mengaitkan
• Diajukan pada saat yang tepat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MENGAJUKAN PERTANYAN BERBOBOT • Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata APA - BAGAIMANA - SEBERAPA. • Tidak menggunakan kata KENAPA atau MENGAPA
• Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah, Sudahkah, Apa sudah, pertanyaan yang dijawab dengan Ya atau Tidak
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MENDENGARKAN & BERTANYA DENGAN RASA
R - receive
R
A
A
A - acknowledge
S - summarize A - ask
Model mendengarkan yang dikembangkan oleh Julian Treasure
S
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
RECEIVE Mendengarkan kata kunci - kata-kata yang diucapkan klien
CIRI-CIRI KATA KUNCI: • diucapkan berulang-ulang • diucapkan dengan intonasi tertentu • berupa kata yang aneh/metafora/analogi • tertangkap ada emosi saat diucapkan • menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia saat itu • diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
ACKNOWLEDGE • Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan • Dengan anggukan, dengan kontak mata • Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa dengan mengatakan "O..", "Ya..". • Memberikan perhatian penuh pada coachee. • Tidak sibuk mencatat • Tidak terganggu dengan situasi lain
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
SUMMARIZE • Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama • Gunakan kata kunci • Digunakan juga untuk merangkum potonganpotongan informasi yang telah didapatkan sebelum ini. • Mintakan konfirmasi dari coachee apakah rangkuman kita betul
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
LATIHAN MENDENGARKAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
ASK • Berdasarkan yang kita dengar dan hasil merangkum (summarizing), ajukan pertanyaan yang membuat pemahaman coachee lebih dalam tentang situasinya • Pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan - mengandung penggalian atas kata kunci atau emosi yang sudah dikonfirmasi • Dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di mana. Jangan gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’ atau ‘sudahkah’.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
LATIHAN MENDENGARKAN & BERTANYA dengan RASA