17 0 531 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR FEMUR PATOLOGIS ec CA PARU DI RUANG RAJAWALI 3B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
DISUSUN OLEH: YOSIANA MUFTIANINGRUM P1337420919061
PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2020
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN FRAKTUR FEMUR PATOLOGIS ec CA PARU DI RUANG RAJAWALI 1B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
A. PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian
: Selasa, 18 Februari 2020
Pukul
: 06.00 WIB
Ruang/RS
: Rajawali 3B / RSUP Dr. Kariadi
I.
BIODATA 1. Biodata Pasien Nama pasien
: Tn. S
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Kudus
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Tanggal Masuk
: 8 Februari 2020
Diagnosa Medis
: Fraktur Femur
Nomor Register
: 10706XXX
2. Biodata Penanggung Jawab Nama
: Tn. M
Umur
: 19 tahun
Alamat
: Kudus
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Hubungan dengan Klien
: Anak
II. KELUHAN UTAMA Pasien mengatakan nyeri pada paha kanannya.
III. RIWAYAT KESEHATAN 1.
Riwayat Kesehatan Sekarang Tn. D masuk ke RSUP Dr Kariadi Semarang sejak tanggal 8 Februari 2020 ± 3 minggu yang lalu pasien mengeluh lemah pada kedua kakinya, saat berjalan dibantu dengan tongkat, pasien tidak ada riwayat trauma sebelumnya. 1 minggu yang lalu saat bangun tidur pasien merasa kaki kanan merasa kesemutan dan memutar kedalam. Saat itu pasien merasakan nyeri. Oleh keluarga pasien dibawa ke rumah sakit Mardi Rahayu kudus untuk mendapatkan pengobatan. Di RS Mardi Rahayu pasien sempat dilakukan traksi. Kemudian pasien dirujuk ke RSUP dr. Kariadi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Di IGD pasien telah mendapatan terapi infus RL 20 tpm dan skin traksi tetap di pertahankan dengan beban 5 kg. Selanjutnya pasien di pindahkan ke rungan rajawali 3b untuk perawatan lebih lanjut. Sampai saat di kaji pasien telah dilakukan operasi pemasangan orif pada paha kanannya diruang IBS selesai operasi pukul 24.00 WIB .
2. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien memiliki riwayat penyakit ca paru sejak 6 bulan yang lalu, selain itu pasien memiliki riwayat hipertensi dan terkontrol dengan obat. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mengalami penyakit dan keluhan yang serupa dengan Tn. S dan tidak ada riwayat dari keluarga Tn. S yang menderita penyakit kronis seperti TBC, DM dan penyakit jantung sebelumnya. IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR 1. Manajemen Kesehatan Tn. S mengatakan jika sakit biasanya membeli obat di warung terlebih dahulu, saat sakitnya tidak kunjung sembuh klien segera pergi ke poliklinik ataupun ke pelayanan kesehatan terdekat diantarkan oleh keluarganya. 2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan a. Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi 3x sehari dengan makanan yang dikonsumsi nasi dan lauk pauk seadanya, terkadang memakan sayur dan buah-buahan. Pasien minum air putih 8 gelas / hari dan biasanya diselingi dengan teh atau kopi pada pagi atau sore hari. b. Pada waktu sakit Pasien mengatakan pada saat ini selalu menghabiskan makan sehari 3x sesuai dengan yang diberikan oleh rumah sakit yaitu nasi dan lauk pauk sesuai dengan progam diit dari gizi serta sayur. Serta minum air putih dalam sehari menghabiskan + 1 botol 1500 ml sehari. Observasi : A : Antropometri :
Berat Badan
: 61 kg
Tinggi Badan
: 165 cm
IMT = 22,4 (normal)
B : Biochemical tanggal 18 Februari 2020 :
Hb
: 10,8 g / dL
Ht
: 32,1 %
Trombosit : 333 10^3/ uL
Leukosit
: 17 10^3 / uL
C : Clinical sign :
Tugor kulit elastis
Rambut tidak kering
Konjungtiva tidak anemis
Mukosa bibir lembab
Capillary refill : < 2 detik
D : Diet : Jumlah menu makanan yang dikonsumsi 3x dalam sehari dengan menu yang diberikan adalah bubur dengan lauk pauk dan sayur. 3. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi a. Sebelum Sakit Pasien BAB 1 kali per hari dan BAK 5-6 kali per hari, tanpa dibantu oleh orang lain.
Fecal : pasien mengatakan warna feses kuning kecoklatan, berbau khas, dengan konsistensi lembek Urine : pasien mengatakan warna urine kekuningan dan berbau khas
b. Pada waktu sakit Selama sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB, pasien belum BAB sejak 4 hari yang lalu. Fecal : pasien mengatakan belum BAB Urine : pasien terpasang DC, warna urine kekuningan. Saat dikaji urine 100 cc. 4. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur a. Sebelum sakit Sebelum sakit pasien mengatakan tidur cukup yaitu sejak pukul 22.00 sampai pukul 05.00 dan klien tidak terbiasa tidur siang b. Pada waktu sakit Selama dirawat di RS klien sulit tidur karena posisi yang terus terlentang dan tidak boleh bergerak. Pasien bisa tidur semalam dari pukul 02.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB 5. Pemenuhan Aktivitas dan Latihan a. Sebelum sakit Sebelum sakit pasien mengatakan bahwa selalu beraktivitas sehari-hari di rumah dan tempat bekerja secara mandiri. b. Pada waktu sakit Pasien mengatakan bahwa pada saat sakit seperti saat ini pasien tidak mampu bekerja. Yang dilakukan pasien pada saat sakit yaitu makan di tempat tidur, semua aktivitas dibantu oleh orang lain. Indeks Barthel No 1
2
Item yang dinilai Makan (feeding)
Mandi (bathing)
Skor 0 = tidak mampu 1 = butuh bantuan memotong, mengoles mentega dan lain-lain 2 = mandiri 0 = tergantung orang lain 1 = mandiri
Nilai
1
0
3
4
5
6
7
8
9
10
Perawatan diri 0 = membutuhkan bantuan orang lain (grooming) 1 = mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan bercukur Berpakaian 0 = tergantung orang lain (dressing) 1 = sebagian dibantu (misal : mengancing baju 2 = mandiri Buang air kecil 0 = inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol (bowel) 1 = kadang inkotinensia (maks 1 x 24 jam) 2 = kotinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari) Buang air besar 0 = inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema) (bladder) 1 = kadan inkontinensia (sekali seminggu) 2 = Kontinensia (teratur) Penggunaan 0 = tergantung butuh bantuan orang lain toilet 1 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa hal sendiri 2 = mandiri Transfer 0 = tidak mampu 1 = butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 2 = bantuan kecil (1 orang) 3 = mandiri Mobilitas 0 = tidak mampu (immobile) 1 = menggunakan kursi roda 2 = berjalan dengan bantuan satu orang 3 = mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti tongkat) Naik turun 0 = tidak mampu tangga 1 = membutuhkan bantuan (alat bantu) 2 = mandiri Jumlah Skor
0
0
0
1
0
0
0
0 2
Interpretasi hasil : 20 = Mandiri 12 - 19 = ketergantungan ringan 9 - 11 = ketergantungan sedang 5 - 8 = ketergantungan berat 0 - 4 = ketergantungan total Berdasarkan hasil pengkajian indeks barthel Tn. S masuk dalam kategori ketergantungan total dengan total skor 2. Morse Fall Scale (MFS) PENILAIAN RESIKO JATUH Riwayat Jatuh : tidak Jatuh satu kali atau lebih dalam kurun termasuk kecelakaan waktu 6 bulan terakhir kerja atau rekreasional Status Mental Agitasi Demensia
Skor
27/01/20
25
0
15 15
0 0
Medikasi
Efek dari obat-obat analgesic/sedative Riwayat operasi dengan GA/RA dalam 24 jam terakhir Langkah kaki Gangguan Lemah Normal Alat Bantu Benda disekitar, kursi, dinding Kruk, tongkat, tripod, walker Pasien dengan bed rest total Pasien dengan diagnosis lebih dari 1 Pasien terpasang infus
Mobilitas
Kondisi Medis SKOR TOTAL Keterangan : Tingkatan Risiko Nilai MFS
10
0
20
20
20 10 0
0 0 0
30
0
15
0
0 15 20 195
0 15 20 55
Tindakan
Tidak berisiko
0 – 24
Perawatan dasar
Risiko rendah
25 – 50
Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi
>50
Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
6. Peran dan Hubungan Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang ayah yang berkewajiban untuk menghidupi anak dan istrinya. Semenjak sakit pasien tidak bisa menjalankan aktivitas dan perannya sebagai seorang ayah. Hubungan pasien dan keluarganya baik dan tidak ada kendala apapun. 7. Pola Presepsi, Kognitif, dan Sensori Pasien mengatakan nyeri pada bagian kaki kanan setelah dilakukan operasi semalam P : saat bergerak Q : seperti ditusuk-tusuk R : paha kanan S : skala 5 T : hilang timbul 8. Pola Persepsi diri / Konsep Diri
a. Body image
: pasien mengatakan tidak terganggu dengan
kondisi fisiknya. Pasien tidak merasa minder. b. Identitas diri
: Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang
laki-laki dan seorang ayah bagi anak-anaknya, serta seorang suami bagi istrinya. c. Harga diri
: pasien mengatakan tidak malu dengan kondisinya
saat ini, karena ini merupakan cobaan dari Tuhan yang harus ia jalani dengan sabar. d. Peran diri
: Pasien sehari – harinya bekerja sebagai buruh di
pabrik. karena sakit dan tidak dapat bekerja. e. Ideal diri
: Pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik,
ingin cepat selesai pengobatannya dan sehat seperti sebelumnya. 9. Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas dan Reproduksi Pasien adalah seorang suami dan ayah dari 3 orang anaknya. Untuk kebutuhan seksualitas dan reproduksi klien tidak terkaji. 10. Pola Mekanisme dan Koping Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarganya bila ada masalah, termasuk dengan penyakit yang dialami ini. Pasien selalu berusaha meminta kepada Tuhan supaya penyakit yang dialaminya segera membaik. Keluarganya sering memberikan support, motivasi, dan selalu menyemangati pasiennya agar pasien tidak terlalu stress dan tidak terlalu memikirkan penyakitnya. Selain itu, keluarga pasien pun selalu menemani pasien secara bergantian ketika sedang dirawat di rumah sakit sehingga pasien tidak merasa sendirian. 11. Pola Nilai dan Kepercayaan Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah salat 5 waktu setiap harinya, selama sakit pasien salat dengan posisi terlentang dan tetap berdoa untuk kesembuhan penyakitnya ini, dan keluarganya juga membantu untuk berdoa. V. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum : Lemas, pasien mampu diajak berkomunikasi b. Tingkat kesadaran: GCS = E4 M6 V5
c. Status Gizi : TB : 165 cm
BB : 61kg
IMT = 22,4 (normal)
d. Tanda – tanda vital : TD
: 120/80 mmHg
N
: 76 x/m
RR
: 18 x/m
S
: 36,8 oC
e. Pemeriksaan Head to toe : 1. Kepala
: tidak terdapat benjolan rambut hitam, tidak ada lesi.
2. Mata
: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks
cahaya +/+ 3. Hidung
: tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung 4. Telinga
: simetris, pendengaran baik, tidak ada lesi
5. Mulut dan gigi : bersih, mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis 6. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, refleks menelan
baik, tidak ada kaku kuduk 7. Dada
:
Paru - paru I
: RR 18x/menit, pola nafas reguler, tidak ada retraksi dada, pengembangan dada simetris, tidak ada lesi
P
: vokal fremitus teraba kanan dan kiri berbeda, sisi kanan teraba redup, tidak ada nyeri tekan.
P
: sonor pada paru – paru kiri, redup pada paru kanan
A
: suara nafas vesikuler
Jantung I
: simetris, tidak ada luka, ictus cordis tidak tampak
P
: ictus cordis teraba di ICS V
P
: redup
A
: bunyi jantung s1 dan s2 reguler normal.
8. Abdomen I
: tidak ada asites, bentuk simetris, tidak ada luka, pergerakan dinding perut normal
A
: bising usus 10x/menit
P
: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
P
: timpani
9. Ekstremitas
: tidak ada edema pada kedua ekstremitas kanan dan ekstremitas kiri, CRT < 2detik, kekuatan otot pada kedua ekstremitas atas 5/5 dan ekstremitas bawah 1/4. Terpasang infus RL % pada tangan kiri.
10. Genitalia
: pasien terpasang DC
11. Integumen
: terdapat luka jahitan pada kaki kanan pasien post
pemasangan orif. f. Pemeriksaan Neurologis Status mental dan emosi: Status mental baik, perhatian baik, sensibilitas dalam batas normal, komunikasi baik, terdapat gangguan berbicara dan artikulasi VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal
: 18 Februari 2020
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI Hematologi Paket Hemoglobin Hematokrit Eritrosit MCH MCV MCHC Leukosit Trombosit RDW
HASIL
10,8 32,1 3.61 29.9 88.9 33.6 17 333 12.3
SATUAN
NILAI RUJUKAN
g/dL % 10^6/dL pg fL g/dL 10^3/dL 10^3/dL %
13.2 - 17.3 32-62 4.4 – 5.9 27 – 32 76 - 96 29 – 36 3.8 – 10.6 150 - 400 11.6 – 14.8
MPV
9
fL
4.00 – 11.00
b. Pemeriksaan X Foto Femur Kanan AP-OBLIK Tanggal : 18 Februari 2020 Klinis
: Post Orif, Riwayat Fraktur Femur Patologis
- Tampak terpasang fiksasi interna berupa 1 buah plate dan 7 buah screw pada 1/3 proksimal os femur kanan, kedudukan baik - Tampak terpasang drain dari arah lateral dengan ujung tip superposisi os femur kanan - Masih tampak celah fraktur disertai avulsi segmen fraktur pada 1/3 proksimal os femur kanan, aposisi dan alignment lebih baik - Tak tampak dislokasi pada coxae joint kanan - Tampak soft tisue swelling disertai lusensi soft tissue (post operasi) VII.TERAPI Nama Obat Infus RL Ranitidin
Dosis 20 tpm/8 jam 50mg/12 jam
Rute IV IV
Ketorolac
30mg/8 jam
IV
Ampicilin sulbactam
1,5 gr /8jam
IV
Paracetamol Amlodipin Candesartan
500 mg/8 jam 10 mg/ 24 jam 16 mg/ 24 jam
P.O PO PO
Concor
2,5 mg/ 24 jam
PO
Keterangan Membantu memenuhi cairan dan elektrolit. Membantu mengurangi produksi asam lambung Mengatasi nyeri sedang hingga nyeri berat untuk sementara Antibiotik yag digunakan untuk mengatasi resistensi bakteri produsen enzim betalaktamase terhadap ampicilin Mengurangi nyeri Berfungsi untuk menurunkan tekanan darah Penghambat resepyor angiotensin II yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah Untuk menurunkan tekanan darah
VIII. ANALISA DATA No 1.
Tgl/Jam
Data Fokus
Etiologi
Selasa, 18 DS : Februari
-
2020,
Agen
cedera
Masalah Keperawatan Nyeri akut
Tn. S mengatakan nyeri dipaha fisik kanannya
pukul
P : saat bergerak
06.15 WIB
Q : seperti ditusuk-tusuk R : paha kanan S : skala 5 T : hilang timbul DO : -
pasien tampak lemah
-
terdapat
luka
jahitan
post
pemasangan orif di paha kanan -
Vas 5
-
TTV :
TD : 120/80 mmHg N : 76 x/menit RR : 18 x/menit : 36,8 oC
S 2
Selasa, 18 DS: Februari
-
2020, pukul
Tn. S mengatakan kesulitan untuk rentang gerak bergerak dan tidak boleh bergerak
DO:
06.15 WIB -
Penurunan
Pasien tampak lemah Skor IB 2 ( ketergantungan total), kekuatan otot kaki kanan 1
-
Pasien bedrest total
-
pasien post operasi pemasangan orif di paha kanan Tampak terpasang fiksasi interna berupa 1 buah plate
Hambatan mobilitas fisik
dan 7 buah screw pada 1/3 proksimal
os
femur
kanan,
kedudukan baik 3
Selasa, 18 DS: Februari
-
Gangguan
Resiko infeksi
Tn. S mengatakan terdapat luka integritas kulit
2020
jahitan di paha kanan terasa
06.15 WIB
nyeri DO: -
Terdapat luka bekas jahitan di paha kanan post pemasangan orif
-
Tidak rembes, luka bersih
-
Hb
: 10,8 g / dL
Leukosit
: 17 10^3 / uL
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik 2. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit 3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak C. RENCANA KEPERAWATAN Tgl/ Jam 18
Dx. Tujuan Keperawatan Nyeri akut Setelah dilakukan
- Kaji penyebab nyeri
Februari
berhubungan
- Gali
2020
dengan
pukul
cedera fisik
tindakan
keperawatan
agen selama 3 x 24 jam, diharapkan
pasien
Intervensi
TTD
pengetahuan klien
bagaimana cara untuk mengatasi nyeri
06.20
mampu mengontrol dan
- Monitor nyeri
WIB
mengetahui
- Ukur tanda – tanda vital
nyeri
tingkatan
dengan
kriteria
sebagai berikut: 1. Pasien melakukan non
klien - Jelaskan pada klien teknik
mampu
nonfarmakologi
teknik
mengatasi nyeri
farmakologis
untuk
untuk
mengatasi
-
Libatkan keluarga dalam
nyeri
pengajaran
2. Nyeri
turun
manajemen
nyeri
menjadi skala 1 3. Tanda – tanda vital pasien baik TD : 100-120/7080 mmHg N : 80-100 x / menit RR : 16-20 x / menit 4. Pasien merasa nyaman
terhadap
kondisi
pasien
setelah
nyeri
berkurang 18
Resiko infeksi Setelah dilakukan
Februari
berhubungan
tindakan keperawatan
2020
dengan
selama 3x24 jam Pasien
06.20
gangguan
tidak mengalami infeksi
WIB
integritas kulit
dengan kriteria hasil: - Jumlah leukosit darah dalam batas normal (3.8 – 10.6 10^3/dL - Pencegahan proses
-
aseptik -
Integritas jaringan
-
Kondisikan lingkungan pasien
-
Ajarkan keluarga 6 langkah mencuci tangan
-
kulit baik dan luka tertutup
Monitor tanda gejala infeksi
infeksi -
Pertahankan teknik
Tingkatkan intake nutrisi
-
Ganti balutan luka setiap hari dengan teknik steril
-
Kolaborasi dokter
dengan dalam
pemberian
antibiotik
jika perlu 18
Hambatan
Setelah
Februari
mobilitas fisik
tindakan selama 3x 24 -
Lakukan pengkajian dan
2020
berhubungan
jam jam diharapkan
Pencegahan jatuh
06.20
dengan
hambatan
Lakukan pengkajian dan
WIB
penurunan
fisik
rentang gerak
dengan keriteria hasil : -
dilakukan -
dapat
mobilitas teratasi
-
Kemampuan berpindah baik
-
Koordinasi pergerakan baik
Lakukan
Pengecekan
kondisi kulit -
Keseimbanga tubuh baik
-
pencegahan dekubitus
Pergerakan sendi minimal
Lakukan imobilisasi
Lakukan ROM aktif pada sisi yang sehat
-
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan klien
D. IMPLEMETASI NO.
TGL/JAM
DP
1.
Selasa, 18
Nyeri akut b/d
Februari
agen cidera fisik
IMPLEMENTASI 1. Mengkaji
RESPON
TTD
penyebab S : pasien mengatakan
nyeri
jyeri pada kaki kanan
2020
bekas operasi
Pukul
O: pasien nampak
06.00 WIB
meringis, Vas 5 2. Menggali
pengetahuan S: pasien mengatakan
klien bagaimana cara jika nyeri dibuat untuk untuk mengatasi nyeri
tidur O: -
3. Memonitor nyeri
S: pasien mengatakan nyeri pada paha kanan P : saat bergerak Q
:
seperti
ditusuk-tusuk R : paha kanan S : skala 5 T : hilang timbul O : pasien nampak meringis 4. Mengukur tanda – tanda S : vital klien
O: - TTV TD : 120/80 mmHg N : 76 x/menit RR : 18 x/menit S
: 36,8 oC
5. Menjelaskan pada klien S : pasien mengatakan teknik nonfarmakologi menyukai musik untuk mengatasi nyeri keroncong
devi
berupa mendengarkan O : Klien terlihat music kesukaanya 6. Kolaborasi
merasa nyaman
dengan S: pasien setuju untuk
dokter
dalam di suntik
pemberian
obat O: tidak ada tanda-
ketorolac 30 mg IV dan tanda alergi obat paracetamol 500 mg PO 2
Selasa, 18
Resiko
infeksi
Februari
berhubungan
2020
dengan gangguan
O: balutan luka nampak
Pukul
integritas kulit
bersih tidak rembes
06.00 WIB
1. Monitor tanda gejala
S: pasien mengatakan
infeksi pada luka
lukanya tidak rembes
2. Menghimbau pasien
S: pasien mengatakan
dan keluarga untuk
setuju untuk tidak
tidak menghindari
menghindari makanan
makanan yang bersifat
yang amis-amis seperti
amis
ikan O: pasien nampak mengerti penjelasan perawat
3. Kolaborasi dengan
S: pasien
dokter dalam
mengonfirmasi
pemberian antibiotik
namanya
ampicilin sulbactam 1,5
O: pasien menunjukkan
gr IV
gelangnya, tidak ada tanda-tanda infeksi atau alergi obat.
3
Selasa, 18
Hambatan
Februari
mobilitas
2020
berhubungan
tempat
Pukul
dengan
meminimalisir
06.00 WIB
1. Menghimbau pasien dan S: pasien mengatakan fisik
keluarga untuk tetap di jika dirinya akan tetap
pergerakan
tidur
dan di tempat tidur
penurunan rentang gerak
O: pasien nampak 2. Melakukan pengkajian mengerti penjelasan resiko
jatuh
dan perawat
memasang rel side serta tanda resiko jatuh 3. Mengedukasi
S: pasien mengatakan
keluarga belum pernah jatuh
untuk
membantu selama 3 bulan terakhir
memenuhi
kebutuhan O: skor resiko jatuh 55
pasien
dan
meninggalkan sendirian
tidak S: keluarga pasien pasien mengatakan jika yang menjaga Tn. S bergantian O: keluarga pasien nampak mengerti penjelasan perawat
1
Rabu, 19
Nyeri akut b/d
Februari
agen cidera fisik
1. Memonitor nyeri
S: pasien mengatakan nyeri pada paha kanan
2020
P : saat bergerak
Pukul
Q
22.00 WIB
ditusuk-tusuk
:
seperti
R : paha kanan S : skala 4 T : hilang timbul O : pasien nampak meringis 2. Mengukur tanda – tanda S : vital klien
O: - TTV TD : 130/90 mmHg N : 82 x/menit RR : 20 x/menit S
: 36,6 oC
3. Menjelaskan pada klien S: pasien mengatakan teknik nonfarmakologi suka menonton acara untuk mengatasi nyeri opera van java berupa menonton film O: pasien nampak rileks atau acara yang disukai daat menonton acara melalui youtube
kesukaan S: pasien setuju untuk
4. Kolaborasi dokter pemberian
dengan di suntik dalam O: tidak ada tandaobat tanda alergi obat
ketorolac 30 mg IV paracetamol 500 mg PO 2
Rabu, 19
Resiko
infeksi
Februari
berhubungan
2020
dengan gangguan
O: balutan luka nampak
Pukul
integritas kulit
bersih tidak rembes
22.00 WIB
1. Monitor tanda gejala S: pasien mengatakan infeksi pada luka
2. Kolaborasi dengan dokter dalam
lukanya tidak rembes
S: pasien mengonfirmasi
pemberian antibiotik namanya ampicilin sulbactam
O: pasien menunjukkan
1,5 gr IV
gelangnya, tidak ada tanda-tanda infeksi atau alergi obat.
3
Rabu, 19
Hambatan
1. Menghimbau pasien S: pasien mengatakan
Februari
mobilitas
2020
berhubungan
Pukul
dengan
22.00 WIB
penurunan
fisik
rentang gerak
untuk tetap bedrest
tidak bisa kemana-mana O: pasien bedrest
2. Mengecek kulit pasien
kondisi S: pasien mengatakan kulitnya tidak ada keluhan
O: kulit lembab, tidak 3. Mengingatkan keluarga selalu
ada tanda-tanda luka untuk tekan
menemani S:-
pasien 4. Membantu
O: keluarga mengerti ADL penjelasan perawat
pasien 1
Kamis. 20
Nyeri akut b/d
Februari
agen cidera fisik
1. Memonitor nyeri
S: pasien mengatakan nyeri pada paha kanan
2020
sudah mendingan
07.30 WIB
P : saat bergerak Q
:
seperti
ditusuk-tusuk R : paha kanan S : skala 2 T : hilang timbul O : pasien nampak meringis 2. Mengukur tanda – tanda S : vital klien
O: - TTV TD : 120/90 mmHg N : 84 x/menit RR : 20 x/menit
14.00 WIB
S 3. Kolaborasi dokter pemberian
: 36,4 oC
dengan S: pasien setuju untuk dalam di suntik obat O: tidak ada tanda-
ketorolac 30 mg IV tanda alergi obat paracetamol 500 mg PO
2
Kamis. 20
Resiko
infeksi
Februari
berhubungan
2020
dengan gangguan
07.30 WIB
integritas kulit
1. Monitor tanda gejala S: pasien mengatakan infeksi pada luka 2. Melakukan ganti
lukanya tidak rembes O: luka bersih, tidak
balut pada luka
rembes, tidak ada
bekas operasi di
tanda-tanda infeksi
paha kanan 14.00 WIB
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
S: pasien setuju untuk di suntik
pemberian antibiotik O: tidak ada tandaampicilin sulbactam
tanda alergi obat
1,5 gr IV 3
Kamis. 20
Hambatan
1. Menghimbau pasien S: pasien mengatakan
Februari
mobilitas
2020
berhubungan
10.00 WIB
dengan
fisik
untuk tetap bedrest
tidak bisa kemana-mana O: pasien bedrest
2. Mengobservasi
S: pasien mengatakan
penurunan
kasur anti dekubitus kasurnya tidak
rentang gerak
yang terpasang pada mengembang pasien
O: kasur nampak tidak mengembang
3. Mengajarkan ROM aktif pada sisi tubuh dan ekstremitas yang sehat
S: pasien mengatakan mampu melakukan sendiri O: pasien mampu mengikuti gerakan yang di arahkan perawat
E. EVALUASI NO. 1
TGL/JAM Kamis, 20
DP Nyeri akut b/d cidera
Februari 2020
fisik
CATATAN PERKEMBANGAN S:
14.00 WIB
-
pasien mengatakan nyeri pada paha kanan sudah mendingan P : saat bergerak Q : seperti ditusuk-tusuk R : paha kanan S : skala 2 T : hilang timbul
O: -
Klien tampak meringis saat nyeri datang
-
Vas 2
-
TTV TD : 120/90 mmHg N : 84 x/menit RR : 20 x/menit S
: 36,4 oC
A: masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi -
Memonitor nyeri
-
Mengukur tanda – tanda vital klien
-
Menjelaskan
pada
klien
teknik
nonfarmakologi yang lain -
Libatkan keluarga dalam pengajaran manajemen nyeri
2
Kamis, 20
Resiko
infeksi S: pasien mengatakan lukanya tidak rembes
Februari 2020
berhubungan dengan O:
14.00 WIB
gangguan integritas
-
luka bersih,
kulit
-
tidak rembes
-
tidak ada tanda-tanda infeksi
TTD devi
-
Leukosit
: 17 10^3 / uL ( 18
Februari 2020) A: Masalah belum teratasi P lanjutkan intervensi
3
-
Pertahankan teknik aseptik
-
Monitor tanda gejala infeksi
-
Kondisikan lingkungan pasien
-
GB/ Hari
-
Kolaborasi pemberian antibiotik
Kamis, 20
Hambatan mobilitas S: pasien mengatakan tidak bisa kemana-
Februari 2020
fisik
14.00 WIB
dengan
berhubungan mana penurunan O:
rentang gerak
-
pasien bedrest
-
pasien terimobilisasi pada kaki kanannya
-
pasien terpasang kasur anti dekubitus
-
pasien belum mampu berpindah
A: masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi - Lakukan imobilisasi - Lakukan pengkajian dan Pencegahan jatuh secara berkala - Lakukan pengkajian dan pencegahan dekubitus - Lakukan Pengecekan kondisi kulit - Lakukan ROM aktif pada sisi yang sehat