Contoh Bab Iii Unpam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2017:44) yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dengan demikian penelitian asosiatif ini dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas karyawan.



3.2 Tempat dan Waktu Penelitian. 3.2.1 Tempat Penelitian Menurut Sugiyono (2017:13) berpendapat “tempat penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal yang objektif”. Penelitian ini dilaksanakan di PT. abc di alamat. Gedung Segitiga Emas Businnes Park Blok xx No. xx Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. xx Karet Kuningan Jakarta Selatan.



3.2.3 Waktu Penelitian Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yang dimulai dari bulan Oktober-Desember 2019. Adapun penelitian dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penulis, diawali 59



dengan persiapan pendahuluan berupa penulisan proposal judul penelitian, seminar proposal judul tesis, penyempurnaan materi proposal, pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data primer dan skunder, pengolahan data yang telah didapat oleh penulis dan penyusunan pelaporan skripsi. Adapun kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Okt 2019 (minggu)



No 1 2 3 4 5 6 7 8



Jadwal Kegiatan Penyusunan Usulan Proposal Revisi Usulan Proposal Skripsi Penyusunan Insterumen Penelitian Penyebaran Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Tabulasi Data Pengolahan dan Analisis Data Penyusunan Skripsi



1



Nop 2019 (minggu)



2 3 4 1 2



3



Des 2019 (minggu)



4



1



2 3 4



3.3 Operasional Variabel Penelitian. Operasional



variabel



menurut



Sugiyono



(2017:63)



berpendapat



“operasional variabel adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel itu adalah sebagai berikut: 60



3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2) Menuurut Sugiyono (2017:33) berpendapat “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: Sesuaikan dg yg di 1. Motivasi (X1) Indikator dan Kerangka Berpikir (BAB II) Yang dimaksud motivasi dalam penelitian ini pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan dalam bekerja. Maslow dalam Sutrisno (2017:55). Adapun indikator yang digunakan meliputi: 1) Kebutuhan fisiologis, 2) kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan sosial, 4) kebutuhan penghargaan dan 5) kebutuhan aktualisasi diri. Sesuaikan dg yg di Indikator dan Kerangka (BAB II) Yang dimaksud disiplin kerja adalah sikap kesediaan Berpikir dan kerelaan



2. Disiplin Kerja (X2)



seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. (Singodemejo dalam Sutrisno, 2017:86). Adapun indikator yang digunakan meliputi: 1) Taat terhadap aturan waktu, 2) Taat terhadap peraturan perusahaan, 3) Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan, 4) Taat terhadap norma dan aturan hukum 5) Taat terhadap peraturan lainnya



3.3.2



Variabel Dependen atau Terikat (Y)



Sesuaikan dg yg di Indikator dan Kerangka Berpikir (BAB II) 61



Yang dimaksud produktivitas karyawan menurut Simamora (2017:612) berpendapat “Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai seseorang dengan target yang ditetapkan dalam waktu tertentu dengan sumber daya yang digunakan”. Adapun indikator yang digunakan meliputi: 1) Kuantitas kerja, 2) kualitas pekerjaan, 3) waktu menyelesaikan target kerja. Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini dibuat tabel variabel, indikator dan nomor pertanyaan, seperti terlihat bawah ini: Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Indikator



Variabel Motivasi (X1) Sumber: Maslow dalam Sutrisno (2017:55) Disiplin Kerja (X2) Sumber: Singodimejo dalam Sutrisno (2017:86)



1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan rasa aman 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan penghargaan 5. Kebutuhan aktualisasi diri 1. Taat terhadap aturan waktu 2. Taat terhadap peraturan perusahaan 3. Taat terhadap aturan perilaku pekerjaan 4. Taat terhadap norma/aturan hukum 5. Taat terhadap peraturan lainnya 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas Kerja 3. Ketepatan waktu dalam target pekerjaan



Nomor Kuesioner



Skala



1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10 1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10 1, 2, 3, 4 5, 6, 7 8, 9, 10



Interval



Interval



Interval



3.4 Populasi dan Sampel. 3.4.1 Populasi Menurut Sugiyono (2017:215) berpendapat “populasi adalah jumlah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2014:173) menyampaikan bahwa “populasi adalah 62



keseluruhan subjek penelitian”. Dari pengertian di atas, disimpulkan populasi adalah keseluruhan karakteristik atau sifat subjek atau objek yang dapat ditarik sebagai sampel. Dalam penelitian populasinya adalah karyawan PT. abc yang berjumlah 60 karyawan. 3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2017:215) berpendapat “sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. menurut Arikunto (2014:131), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. 3.4.3 Teknik Sampling Jika Sampling Jenuh maka teori yg dipakai yang (Warna Biru) Menurut Sugiyono (2017:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Dalam pengambilan sampel dapat menggunakan sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2017:82) berpendapat “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi di jadikan sampel. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan PT. abc yang berjumlah 60 karyawan.



Jika memakai Slovin, maka teori yg dipakai yang (Warna Hijau) Menurut Sugiyono (2017:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Dalam penelitian ini menggunakan probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:118) “probability



sampling



adalah



teknik



pengambilan



sampling



yang 63



memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Menurut Sugiyono (2017:87) berpendapat “dalam sebuah penelitian jika jumlah populasinya dianggap terlalu besar maka penulis dapat mempersempit populasi dengan cara menghitung ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin agar representatif dan hasilnya dapat digereralisasikan”. Dengan demikian penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan perhitungan sederhana memakai rumus slovin sebagai berikut:



n



N 1  N (e ) 2



Keterangan : n



: Ukuran Sampel



N



: Jumlah Populasi



e



: Kesalahan dalam mengambil sampel yang ditetapkan sebesar 5%



Mengacu pada rumus slovin di atas, maka proporsional sampling dalam penelitian ini diperoleh sebagai berikut:



64



(dibulatkan menjadi 60 responden)



Jika memakai Rao Purba (jumlah populasi tidak diketahui dengan pasti), maka teori yg dipakai yang (Warna merah maron) Tujuan riset seringkali adalah untuk mencari jawaban tentang sesuatu dari aspek yang lebih luas yang dikenal dengan populasi. Untuk mencari jawaban permasalahan yang ada di populasi tersebut periset sering harus sering harus menggunakan sampel daripada memakai populasi secara keseluruhan. (Suhartanto, 2014:229). Sampel penelitian ini adalah konsumen PT. abc yang ...........dst. Karena pada penelitian ini besarnya populasi tidak diketahui dengan pasti berapa jumlahnya, maka akan sulit mencari jumlah populasi yang tepat, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba dalam Kharis (2011:50) yaitu sebagai berikut:



(dibulatkan menjadi 96 responden) Dimana: n



= Jumlah sampel



Z



= Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel yaitu 1,96 atau 95% pada taraf signifikansi. 65



Moe



= Margin of error, tingkat kesalahan maksimum (10%)



3.5 Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut Sugiyono (2017:308) menyampaikan “metode pengumpulan data adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan memecahkan dan mengantisipasi masalah”. 3.5.1 Observasi Menurut Sugiyono (2017:141) berpendapat “observasi adalah proses yang tersusun dari berbagai proses sehingga diperoleh data berdasarkan fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Dalam hal ini penulis melaksanakan pengamatan langsung terhadap PT. abc dimana pengamatan terbatas pada pokok permasalahan sehingga perhatian lebih fokus kepada data (riil) dan relevan. 3.5.2 Kuesioner Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden secara tertulis. Daftar pertanyaan ditujukan terutama yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2017:142) berpendapat “kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan yang diharapkan dari responden”. Dalam penelitian ini kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan dengan jawaban mengacu pada skala likert: Sangat Tidak Setuju 66



(bobot 1), Tidak Setuju (bobot 2), Kurang Setuju (bobot 3), Setuju (bobot 4) dan Sangat Setuju (bobot 5). 3.5.3 Dokumentasi Menurut Sugiyono (2017:138) berpendapat “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah perusahaan, jumlah karyawan dan lain sebagainya. 3.5.3 Studi Kepustakaan Menurut Sugiyono (2017:140) berpendapat “studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang diteliti dan penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur ilmiah”. Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan dengan mencari landasan teoritis yang berhubungan dengan judul penelitian.



3.6 Metode Analisis Data. Menurut



Sugiyono



(2017:147)



berpendapat



“Dalam



penelitian



kuantitatif analisa data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumbersumber



yang



diperoleh”.



Kegiatan



dalam



analisis



data



adalah



mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenisnya, mentabulasi berdasarkan variabel, menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah: 67



3.6.1 Uji Instrumen Data. Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya data sangat menentukan kualitas dari data tersebut. Hal ini tergantung instrumen yang digunakan apakah sudah memenuhi asas validitas dan reliabilitas. Adapun dalam pengujian instrumen ini digunakan 2 (dua) pengujian yaitu: 1. Uji Validitas. Valid adalah menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2017:361) berpendapat ”valid berarti terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya”. Menurut Ghozali (2017:52) berpendapat “suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”. Untuk melakukan uji validitas dilihat dari tabel Item-Total Statistics. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel atau dapat juga dengan nilai chronbath alpa > standar kritis alpa, maka dikatakan valid. Untuk menguji validitas setiap instrumen, rumus yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment sebagai berikut:



68



Sumber: Sugiyono (2017: 356)



Keterangan: rxy



= koefisien korelasi antar X dan Y



n



= jumlah responden



x



= skor item kuesioner



y



= total skor item kuesioner



∑x²



= jumlah kuadrat seluruh skor X



∑y²



= jumlah kuadrat seluruh skor Y Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat validitasnya dilakukan



dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for Social Science (SPSS) for window versi 26, sehingga dapat diketahui nilai dari kuesioner pada setiap variabel bebas. Kriteria atau syarat keputusan suatu instrumen dikatakan valid dan tidaknya menurut Sugiyono (2017:173) yaitu dengan membandingkan antara rhitung dengan rtabel dengan ketentuan: a.



Jika rhitung > rtabel, maka instrument valid,



b.



Jika rhitung < rtabel, maka dikatakan tidak valid.



Dalam pengujian validitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: a. Buka menu SPSS Versi 26 statistik b. Klik type in data, kemudian masukan data mentah c. Pilih menu analyze, pilih correlate dan klik bivariate, masukan data (nilai seluruh item sampai pada total score) d. Pilih rumus correlation coefficients spearmen 69



e. Klik two-tailed pada kolom test of significance f.



Kemudian klik ok



2. Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Menurut Sugiyono (2017:168) berpendapat ”instrumen yang reliabel jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan menurut Ghozali (2017:47) berpendapat ”reliabilitas merupakan alat untuk menguji kekonsistenan jawaban responden atas pertanyaan di kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas diartikan sebagai karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Rumus yang digunakan pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus alpha atau cronbach’s alpha (α) dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5. 70



Menurut Suharsimi Arikunto (2015:223) cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:



Sumber: Suharsimi Arikunto (2015:223)



Keterangan: r11



= Koefisien reliabilitas



k



= Jumlah butir pertanyaan = Jumlah variansi butir pertanyaan = variansi total



Jumlah varians skor setiap item dan varians total, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



Sumber: Suharsimi Arikunto (2015:227)



Sedangkan vartians total, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



Sumber: Suharsimi Arikunto (2015:227)



Keterangan: = variansi tiap item = variansi tiap item 71



X11 = Jawaban responden untuk setiap butir soal ∑Yt = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan n



= Jumlah responden Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas dilakukan



dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for Social Science (SPSS) for window versi 26. Kriteria yang digunakan apabila suatu alat ukur memberikan hasil yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Pengukuran dilakukan sekali dan reliabilitas dengan uji statistik. Dalam



penelitian



ini



pengukuran



yang



dipakai



dengan



membandingkan nilai Cronbach's Alpha dengan 0,60, dimana menurut Ghozali (2017:238) dapat berpedoman sebagai berikut: a. Jika Nilai Cronbach's Alpha > 0,60, maka instrumen reliabel. b. Jika Nilai Cronbach's Alpha < 0,60, maka instrumen tidak reliabel. Dalam pengujian reliabilitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: a.



Burka menu SPSS 26 statistik



b.



Klik type in data kemudian masukan data mentah



c.



Pilih menu analyze →scale → reliability analysis, masukan data (nilai seluruh item tidak dengan total score)



d.



Pilih rumus koefisien alpha cronbach



e.



Pilih menu statistik



f.



Kemudian klik item dan scale if item deleted → continue → ok



72



3.6.2 Uji Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan sebuah data. Menurut Singgih Santoso (2015:342) berpendapat “sebuah model regresi akan digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas. 1. Uji Normalitas. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2017:160) berpendapat ”model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati



normal”. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Dengan demikian uji ini untuk memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Lebih lanjut Ghozali (2017:161) menjelaskan bahwa uji normalitas dapat berpedoman pada uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan: a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.



73



Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada (titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Adapun menurut Ghozali (2017:164) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:



a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas. Dalam pengujian normalitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: a.



Klik analyze-regresion- linier



b.



Pindahkan item utam ake kotak dependen. Item pendukung kek kotan independen klik save, unchecklist mahalanobis distance, checklist residual unsetandardized lalu klik continue.



c.



Klik OK , hasil Res_1 keluar pada unjung paling kakan input data



d.



Klik analyze-non parametic test-legalcy dialogs-1sample K-S



e.



Klik unstandardised residual pindahkan ke kotak test variabel list.



f.



Pastikan test distribution -normal telah di check list lalu klik OK muncul tabel one - sample kolmogorov smirnove-test.



2. Uji Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2017:105), berpendapat bahwa “uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar 74



variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Singgih Santoso (2015:234) berpendapat “jika terbukti ada multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali”. Adapun untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF) dengan rumus sebagai berikut:



Sumber: Singgih Santoso (2015:234)



Atau dapat juga menggunakan rumus dibawah ini :



Sumber: Gozali, 2014:43))



Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X



= Skor item



Y



= Sskor total



N



= Jumlah subjek



∑xy= Jumlah perkalian antara X dan Y ∑x = Jumlah nilai X



75



∑y = Jumlah nilai Y ∑x2 = Jumlah kuadrat dari X ∑y2 = Jumlah kuadrat dari Y Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Model Regresi yang baik adalah yang tidak terjadi multikolinieritas. Dalam pengujian, digunakan sofware SPSS versi 26. Untuk mendeteksi hal tersebut pedomannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation factor (VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. b. Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation factor (VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas. Dalam pengujian multikolinieritas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: a. Klik Analyze, pilih regresion- Linear. b. Pindahkan item utama ke kotak dependen dan item pendukung ke kotak independent, Klik Save, uncheklist residual unstandardized, lalu continue. 76



c. Klik statistic, pilih colinearity diagnostic, lalu continue. d. Klik OK dan akan keluar hasil ooutput nya apada tabel coefficient.



3. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar anggota sampel. Menurut Ghozali (2017:110) berpendapat bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1”. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji DurbinWatson (DW test) dengan rumus:



Sumber: Singgih Santoso (2015:234)



Keterangan: et



: adalah residual tahun t



et-1 : adalah residual satu tahun sebelumnya. Menurut Algifari (2014:88) menyampaikan bahwa “konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat menjelaskan varian populasinya”. Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan: 77



Tabel 3.3 Pedoman Uji Autokorelasi Dengan Darbin-Watson (DW test) Kriteria < 1,000 1,100 – 1,550 1,550 – 2,460 2,460 – 2,900 > 2,900



Keterangan Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi



Sumber: Algifari, (2014:88).



Dalam pengujian autokorelasi ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Buka Program SPSS b. Pada kolom menu klik Analyse, c. Kemudian pilih Regression, d. Pilih Linier, e. Masukan variabel item pernyataan variabel independen ke kotak Independen dan variabel dependen ke kotak dependent, f.



Kemudian Klik Statistik lalu centang covariance matrix, Coliniearty Diagnostics,



g. Klik Continue, dan Ok.



4. Uji Heteroskesdastisitas. Menurut Ghozali (2017:139) berpendapat “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain”. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskesdastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:



78



Ln  ( i )   o  LnX i   i 2



Sumber: Ghozali (2017:125-126)



Keterangan: Ln



= Regresi



έi2



= Kuadrat nilai undstandarized residual dari uji regresi



βo



= Konstanta regresi



βln(X1) = Konstanta regresi variabel independen µi



= Residual test Ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat hasil uji nilai residual absolut



diregresi dengan variabel independen. (Ghozali, 2017:142). Dalam pengujian



ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan terjadi atau tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1. Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas. 2. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki nilai signifikansi



(Sig.)



>



0,05,



maka



tidak



terjadi



gangguan



heteroskesdastisitas. Cara lain dalam menguji heteroskesdastisitas juga dapat dilakukan dengan grafik scater plot dapat melihat grafik scatter plot (Ghozali, 2017:125-126), dengan ketentuan sebagai berikut:



1. Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan tidak terjadi problem Heteroskesdastisitas



79



2. Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan terjadi problem Heteroskesdastisitas. Dalam pengujian heteroskesdastisitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: 1.



Buka Program SPSS Versi 26



2.



Buka menu Transform, Klik Compute variable.



3.



Lalu pada kolom “Target Variabel” ketik: RES2



4.



Pada Kolom: “Numeric Expression” ketik ABS_RES(RES_1), Lalu Klik OK



5.



Kemudian lihat pada Data View maka akan muncul Variabel baru dengan nama RES2.



6.



Kemudian klik Analyse, pilik Regression, Klik Linier



7.



Keluarkan dulu variabel Y diganti dengan variabel RES_2, lalu klik save.



8.



Muncul Linier Regression: Save, lalu hilangkan tanda centang di Understand, kemudian klik Continue, lalu klik OK.



3.6.3 Analisis Deskriptif. Metode



diskriptif



merupakan



data



yang



digunakan



dengan



mengadakan pengumpulan data dan menganalisa sehingga diperoleh deskripsi, gambar yang jelas mengenai fakosmetik Wardah, sifat-sifat serta pengaruh fenomena yang diteliti. 1. Pembuatan Skala Likert 80



Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2017:92), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam ilmu statistik banyak sekali jenis-jenis skala dipelajari dan digunakan baik untuk kepentingan akademisi maupun kepentingan praktisi. Dari sekian banyak jenis skala yang telah dikembangkan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert dalam bentuk data-data yang diperoleh. Menurut Malholta (2009:298) berpendapat “Skala likert adalah pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus”. Pendapat di atas dipertegas oleh Sugiyono (2017:92) bahwa “Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Lebih



lanjut



Sugiyono



(2017:92)



menjelaskan



bahwa



“Dengan



menggunakan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan indikator tersebut dijadikan acuan dalam menyusun pertanyaan maupun pernyataan”. Dalam penelitian fenomena sosial ini, variabel telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.



81



Dalam penelitian ini skala likert dan nilai (scoring) yang digunakan sebagai berikut: Tabel 3.4 Skala Likert



Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Kurang setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju



Bobot 5 4 3 2 1



Sumber: Di adaptasi dari Sugiyono (2017:92)



Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur



dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Selanjutnya menurut pendapat Istijanti (2009:91) menyatakan bahwa “Penggunaan 5 kategori dalam skala likert di atas sangat populer dalam survei konsumen karena dipandang mewakili dengan baik tingkat intensitas penilaian responden”. Penggunaan kategori yang terlalu banyak (misalnya sampai 9 kategori) sering kali justru membingungkan responden karena perbedaan tiap kategori menjadi sedemikian tipis dan responden kesulitan untuk membuat pilihan. Sebaliknya penggunaan skala dengan jumlah kategori yang sedikit (misalnya 2 kategori) membuat responden tidak leluasa mengungkapkan penilaiannya dan menjadi terpaksa memilih karena tidak ada pilihan yang lebih cocok.



2. Skala Interval 82



Setelah dibuat skala likert dan skala nilainya (scoring), selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut, maka digunakan skala interval. Sedangkan skala interval itu sendiri menurut Istijanto (2009:83), adalah ”Skala yang memiliki urutan dan memiliki



interval atau jarak yang sama antara



kategori atau titik-titik terdekatnya”. Hal tersebut dipertegas oleh Malholtra (2009:278) yang menyatakan bahwa “Skala interval adalah skala yang menggunakan angka untuk memeringkat obyek sedemikian rupa sehingga jarak setara secara numerik mewakili jarak setara karakteristik yang sedang diukur. Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut maka digunakan interval, untuk menentukan panjang kelas interval, menurut Sudjana (2005:47) digunakan rumus sebagai berikut:



Sumber: Sudjana (2005:47)



Keterangan: P = Panjang Kelas Interval K = Banyak Kelas R = Rentang (data terbesar – data terkecil) Jadi panjang kelas interval sebagai berikut: P = Error! Reference source not found. = 0,8 Maka panjang kelas interval a dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut:



83



Tabel 3.5 Skala Interval Kriteria atau Interpretasi Kategori Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Baik Tidak Setuju atau Tidak Baik Kurang Setuju atau Kurang Baik Setuju atau Baik Sangat Setuju atau Sangat Baik



Skala Interval 1,00 – 1,79 1,80 – 2,59 2,60 – 3,39 3,40 – 4,19



Sumber: Di adaptasi dari Sujana (2005:47)



3.6.4 Analisis Kuantitatif. Analisis kuatitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai pengaruh, dan ignifikansi pengaruh tersebut. Menurut Sugiyono (2017:55) berpendapat “metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Dengan demikian dari hasil dari analisis ini akan memberikan jawaban awal dari rumusan masalah mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun tahapan analisis yang dilakukan adalah: 1. Analisis Regresi Linier Sederhana dan Linier Berganda Menurut Sugiyono (2017:277) berpendapat “analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikan/diturunkan”. Dalam pengujian ini dilakukan dengan regresi linier sederhana dan linier berganda. Model hubungan ini disusun dalam fungsi atau persamaan regresi ganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + έ Sumber: Sugiyono (2017:277).



84



Keterangan: a



= Bilangan konstanta



Y



= Variabel dependen



b1,2 = Koefisien regresi masing-masing variabel X1,2 = Variabel Independen έ



= Disturbance’s error / variabel pengganggu Dalam pengujian regresi ini, digunakan sofware SPSS versi 26



dengan langkah-langjah sebagai berikut: a. Masuk program SPSS b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data variabel c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada type pilih numeric d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan variabelnya e. Klik analyze-regression-linear f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada kotak dependen isi dengan variabel utama g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan tabel model summary.



2. Analisis Koefisien Korelasi Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen baik 85



secara parsial maupun simultan. Menurut Sugiyono (2017:274) persamaan correlation pearson dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:



Sumber: Sugiyono (2017:183)



Keterangan: r



: Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen



n



: Banyaknya sampel



X



: Nilai variabel independen (bebas)



Y



: Nilai variabel dependen (terikat)



Dengan ketentuan sebagai berikut: a. Apabila nilai r > 0, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat merupakan hubungan yang positif yaitu semakin besar nilai variabel bebas, maka semakin besar pula pengaruh terhadap nilai variabel terikat. b. Apabila nilai r < 0, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat merupakan hubungan negatif, yaitu semakin kecil variabel bebas, maka semakin kecil nilai variabel terikat. c. Apabila nilai r = 0, maka antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungan sama sekali. d. Apabila r = 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat. e. Apabila nilai r = -1, maka telah terjadi hubungan negatif yang sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.



86



Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Lebih lanjut menurut Sugiyono (2017:184) untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0,000 – 0,199 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2017:184)



Dalam pengujian koefisien korelasi ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: a. Masuk program SPSS b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data variabel c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada type pilih numeric d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan variabelnya e. Klik analyze-regression-linear f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada kotak dependen isi dengan variabel utama g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan tabel model summary.



3. Analisis Koefisien Determinasi



87



Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Menurut Andi Supangat (2015:350) berpendapat “koefisien determinasi merupakan besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalalm bentuk persen” Berdasarkan dari pengertian ini maka koefisien determinasi merupakan bagian dari keragaman total dari variabel terikat yang dapat diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung dengan koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain di luar variabel dianggap konstan. Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono (2017:350) untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dihitung suatu koefisien yang disebut koefisien penentuan, yang dirumuskan sebagai berikut: KD = r2 x 100% Sumber: Sugiyono (2017:350)



Keterangan: KD



: Koefisien Determinasi



r



: Koefisien Korelasi antara variabel bebas dan terikat (yang dikuadratkan)



100%



: Pengalian yang diprosentasikan Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun



ketentuan besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) dimana interpretasinya adalah : 88



1.



Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara variabel X1 dan X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).



2.



Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna dari ketepatan perkiraan model. Dalam pengujian koefisien determinasi ini, digunakan sofware



SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: a.



Masuk program SPSS



b.



Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data variabel



c.



Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada type pilih numeric



d.



Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan variabelnya



e.



Klik analyze-regression-linear



f.



Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada kotak dependen isi dengan variabel utama



g.



Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan tabel model summary.



4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono (2017:213) berpendapat “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya 89



disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Maka pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut: 1) Variabel Motivasi (X1) H0 : ρ1 = 0



Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap produktivitas karyawan secara



Ha : ρ1  0



parsial pada PT. abc. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap produktivitas karyawan secara parsial pada PT. abc.



2) Variabel Disiplin Kerja (X2) H 0 : ρ2 = 0



Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap produktivitas karyawan secara



Ha : ρ2  0



parsial pada PT. abc. Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap produktivitas karyawan secara parsial pada PT. abc. 90



Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, menurut Sugiyono (2017:184) dapat menggunakan dengan mencari nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut:



Sumber: Sugiyono (2017:184)



Keterangan: t = Probabilitas r = Koefisien korelasi parsial n = Jumlah sampel. Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05 artinya kemungkinan hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut: 1.



Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.



2.



Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau



probability signifikansi < 0,05. Dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: 1. Masuk program SPSS 2. Klik analyze-regression-linear 91



3. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada kotak dependen isi dengan variabel utama 4. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan tabel model summary



b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji F atau simultan dimaksudkan untuk menguji pengaruh semua variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat, sebagai berikut: H0 : ρ3 = 0



Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap produktivitas karyawan (Y) secara simultan pada PT.



Ha : ρ3  0



abc. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap produktivitas



karyawan (Y) secara simultan pada PT. abc. Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2017:252) “Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel independen terhadap variabel dependen”. Untuk mencari nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut:



Sumber: Sugiyono (2017:252)



Keterangan: r2 = Koefisien korelasi ganda



92



k = Jumlah variabel independen n = Jumlah data (sampel responden). Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau probability signifikansi < 0,05. Dalam pengujian hipotesis (UJi F) ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut: 1. Masuk program SPSS 2. Klik analyze-regression-linear 3. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada kotak dependen isi dengan variabel utama 4. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan tabel model summary



3.7 Pembahasan Hasil Penelitan. Dalam pembahasan ini dilakukan untuk membahas perihal pengaruh dan signifikansinya dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara simultan.



93