Contoh Cerita Fabel Hani KELOMPOK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. JENIS CERITA FABEL



Monyet Dan Unta Peniru Dongeng Monyet dan Unta Peniru - Pada suatu perayaan besar untuk menghormati sang Singa si Raja Hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir pada perayaan itu. Tarian sang Monyet begitu indahnya sehingga semua hewan yang hadir menjadi senang dan gembira melihatnya. Pujian yang didapatkan oleh sang Monyet membuat seekor unta yang hadir menjadi iri hati. Dia sangat yakin bahwa ia bisa menari seindah tarian sang monyet, bahkan mungkin lebih baik lagi, karena itu dia maju ke depan menerobos kerumunan hewan yang menonton tarian monyet, dan sang Unta mengangkat kaki depannya, mulai menari. Tapi unta yang sangat besar itu membuat dirinya kelihatan konyol saat menendang-nendangkan kakinya ke depan dan memutarmutarkan lehernya yang kaku dan panjang. Selain itu, sang unta sulit untuk menjaga agar tapak kakinya yang besar tetap terangkat ke atas. Akhirnya, salah satu tapak kakinya yang besar hampir mengenai hidung sang Raja Hutan sehingga hewan-hewan yang jengkel melihat tingkah sang Unta, mengusirnya keluar sampai ke padang gurun. Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng monyet dan unta peniru ini adalah Jangan memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dapat kamu lakukan.



1



2. JENIS CERITA LEGENDA Keong Mas Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghamburhamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; “Pucuk dicinta ulam pun tiba”, demikian pikir Galoran. Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan. Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : ” Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?” “Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak” bujuk istrinya itu. “Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !” seru nya lagi sambil melototkan matanya. “Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja” demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. “Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !” demikian Galoran mengancam. Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : ” Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak” serunya lirih. “Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku” jawab Jambean. “Nah selesai sudah” serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. “Mengapa emak bersedih saja” tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : ” Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak”. “Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah 2



janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan” jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.



3



3. JENIS CERITA MITE Sangkuriang Cerita Rakyat Sangkuriang dan Dayang Sumbi – Pada jaman dahulu kala tepatnya di daerah Jawa Barat terdapat seorang putri yang sangat cantik bernama Dayang Sumbi dan satu anak bernama Sangkuriang. Sangkuriang semasa kecil sangat suka berpetualang seperti halnya berburu di dalam hutan. Sangkuriang mempunyai seekor anjing dan kemana sangkuriang pergi selalu ditemani dengan anjing tersebut. Anjing tersebut bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa yang berwujud anjing dan dialah bapak dari sangkuriang, yang tahu tentang hal tersebut adalah sang ibu saja, akan tetapi dayang sumbi tidak menceritakan hal itu kepada anaknya. Dayang sumbi sengaja merahasiakannya pada sangkuriang. Pada suatu hari sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu bersama anjing kesayangannya, di sela-sela perjalanan sangkuriang sangat asyik dengan anjingnya sampai tiba di tengah hutan. Sesampainya di tengah hutan sangkuriang melanjutkan perburuannya. Awalnya sangkuriang melihat seekor burung yang sedang bertengger di ranting pohon, dan menyiapkan alat untuk mendapatkan burung tersebut. Sangkuriang lantas menembak burung itu, keahlian berburu yang sangat mahir burung itu terkena tembakan dan terjatuh ke tanah. Sangkuriang meminta anjing kesayangan nya tadi untuk menghampiri burung tadi dan mengambilnya. Namun Tumang tetap saja tidak bergerak, tumang tidak mengikuti perintah dari sangkuriang. Karna kesal dengan tumang sangkuriang menembak Tumang hingga mati. Sangkuriang pulang seorang diri. Setibanya di rumah sangkuriang menceritakan kejadian itu kepada ibunya. Begitu terkagetnya Dayang Sumbi mendengar cerita anaknya telah mengusir anjing yang merupakan bapaknya sendiri. Dayang sumbi pun marah besar, saking marahnya dayang sumbi memukul sangkuriang dengan sebuah sendok nasi ke arah kepala sangkuriang Karena merasa kesal juga, sangkuriang akhirnya memutuskan untuk pergi mengembara seorang diri. Namun di sisi lain dayang sumbi sangat menyesal telah memperlakukan sangkuriang seperti itu. Lama mengembara dan tak kunjung kembali, dayang sumbi dengan rasa menyesalnya selalu berdoa agar bisa bertemu kembali dengan anaknya. Tak henti-henti dia setiap hari berdoa berharap anaknya bisa pulang menemuinya. Doa yang dipanjatkan dayang sumbi pun dikabulkan oleh dewa. Dewa memberikan sebuah keajaiban kepada dayang sumbi dengan kecantikan yang tak lekang oleh waktu dan menjadi awet muda.



4



4. JENIS CERITA SAGE Asal Usul Girilawungan Pada zaman dulu ada satu kerajaan di Jawa Barat yang di pimpin oleh Raja Giri Layang. Dalam mengelola negeri, ia dibantu oleh adik perempuannya bernama Putri Giri Larang. Mereka berdua memerintah kerajaan dengan bijaksana dan rakyatnya sejahtera. Satu waktu, Putri Giri Larang memohon izin pada kakaknya untuk merantau mencari pengetahuan. Dengan penuh sayang, Raja Giri Layang merangkul adik perempuannya, “Jika itu memanglah hasratmu, Kanda mengizinkannya. Kanda akan berdoa mudah-mudahan kau memperoleh apa yang kau ingin. Tetapi, ingatlah pesan Kanda, pergilah ke arah timur dan jangan sampai melalui perbatasan. “ Putri Girl Larang juga mengawali perjalanannya. la jalan kaki ke arah timur melalui rimba, gunung, lembah, dan beragam jenis halangan. Sesudah berbulanbulan jalan, ia tiba di satu rimba belantara. Saat tengah melepas Ielah, Putri Giri Larang temukan satu telaga bening yang dikelilingi oleh taman yang begitu indah. “Indah sekali tempat ini, siapakah yang menbuatnya? ” guman Putri Giri Larang. Lihat kejernihan air telaga, Putri Giri Larang pada akhirnya mengambil keputusan untuk mandi sembari melepaskah Ielah. la tak mengerti kalau ada seorang yang memperhatikannya dari semak-semak. Orang itu yaitu seseorang patih dari satu kerajaan di Jawa yang bertugas menjaga telaga itu. Telaga itu yaitu tempat permandian raja-raja Jawa sesudah usai berburu. Patih itu teringat kalau rajanya belum memiliki istri. Gadis cantik itu di rasa pas untuk mengikuti Sang Raja. Lantas, patih itu dengan berniat mengambil selendang Putri Giri Larang. Lihat selendangnya di ambil, Putri Giri Larang selekasnya menguber pencuri bajunya. “Hei Siapa kau? Kembalikan bajuku! ” Patih berniat memperlambat larinya supaya sang putri mengikutinya. Sampailah mereka didalam Istana Raja. Lihat seseorang putri yang cantik jelita itu, Raja segera jatuh hati. ” Putri yang cantik. Saya tengah mencari seseorang permaisuri untukku, maukah kau jadi istriku? “Mendadak, Putri Giri Larang rasakan badannya lemah dan kekuatannya hilang. la teringat pesan kakaknya supaya tak melalui perbatasan clan saat ini ia sudah melanggarnya. Dengan sangat terpaksa, ia terima lamaran Sang Raja.”Saya bersedia jadi istrimu dengan satu prasyarat, jangan sampai ingin tahu atau mencampuri masalah perempuan. “ Kumpulan Dongeng Sunda Singkat – Raja sepakat dan mereka juga menikah. Lantas, Putri Giri Larang memiliki kandungan. Satu hari, Putri Girl Larang akan menanak nasi. Sesudah tutup tempat menanak nasi ia juga pergi untuk mandi. Saat ditinggal untuk mandi, suaminya datang ke dapur. Sang raja ingin tahu apa 5



yang tengah dimasak istrinya. Begitu terkejutnya ia, nyatanya isi tempat menanak nasi itu hanya sebatang padi. Saat tahu kalau masakannya sudah diliat oleh suaminya, Putri Giri Larang begitu geram. ” Kakanda sudah tidak mematuhi kesepakatan kita saat menikah, ” tuturnya pada suaminya. Lantas, ia kembali pada istana kakaknya. Raja Giri Layang begitu suka adiknya kembali. ” Maafkan, Kanda! Adinda sudah tidak mematuhi pesan, Kanda, ” kata Putri Giri Larang sembari menangis. ” Sudahlah Dinda, saat ini kau mesti banyak beristirahat, lantaran kau tengah memiliki kandungan. ” Selang beberapa waktu kemudian , Putri Giri Larang melahirkan seseorang bayi lelaki yang dinamakan Adipati Jatiserang. Putri Giri Layang begitu cemas bila satu waktu, bapak Jatiserang akan tiba dan punya niat mengambilnya. Lalu, Raja Giri Layang berunding dengan patihnya, yakni Patih Endang Capang dan beberapa menterinya. Mereka setuju untuk bersembunyi didalam kulah, yakni lubang besar dibawah tanah. Raja Giri Layang memerintahkan untuk membuat empat buah kulah sebagai tempat persembunyian keluarga kerajaan. Raja Giri Layang mengambil keputusan bersembunyi bukanlah lantaran tak mampu hadapi tentara kerajaan lain mendatang menyerang, ia cuma tidak ingin rakyat mereka jadi korban. Selang beberapa saat, datanglah pasukan dari kerajaan seberang yang di pimpin oleh dua orang patih, yakni Patih Mangkunagara dan Patih Surapati. Mereka punya maksud menjemput paksa Putri Giri Larang dan putranya. ” Kami mencari raja kalian, ” kata ke-2 patih itu pada Patih Endang Capang. ” Maaf Tuan, Putri Giri Larang dan Raja Girl Layang sudah meninggal dunia. Disamping itu, putra Giri Larang, yakni Adipati Jatiserang tengah berguru ke negeri seberang. ” ” Kami tak yakin! ” seru mereka. Lalu, Patih Endang Capang membawa pasukan itu ke tempat kulah. Mereka lihat empat gundukan tanah yang mirip makam. Lantaran masihlah tak yakin, ke-2 patih itu memerintahkan pasukannya untuk menggali makam itu. Tetapi, saat akan menggali mendadak semua jatuh lemas. Kemampuan mereka terisap oleh kemampuan Putri Giri Larang dan Raja Giri Layang yang tengah bersembunyi dibawah tanah itu. Patih Mangkunagara dan Patih Surapati memerintahkan untuk hentikan usaha mereka menggali makam. ” Lebih balk kita janganlah pulang, lantaran malu rasa-rasanya bila kita pulang tanpa ada hasil. Lebih balk saat ini kita ngalawung saja disini, lantaran saya meyakini mereka bersembunyi di sekitaran sini, ” kata Patih Mangkunagara. Arti kata ngalawung yaitu duduk berjumpa atau bertemu. Untuk kembali kenang momen itu, daerah itu diberi nama Girilawungan yang saat ini di kenal dengan nama Babakan Jawa.



6



5. JENIS CERITA JENAKA Senjata Makan Tuan Seorang wartawan sedang meliput peristiwa kecelakaan. Karena banyak orang yg mengerumuni lokasi kecelakaan, wartawan tsb tdk dpt menerobos untuk melihat korban dari dekat. Setelah berpikir keras, wartawan tsb dpt ide. "Minggir-minggir semua, saya ayah korban!" ia berseru. "Saya minta jalan. " Benar saja.....kerumunan itu membiarkan dia lewat. Semua mata terarah kepada wartawan tsb. (wartawan GR, dalam hati: "Berhasil juga!!!) Ketika sampai di tengah kerumunan, ia terpana melihat... SEEKOR ANAK MONYET tergeletak tak berdaya!



7



6. JENIS CERITA PELIPUR LARA



Karyo dan Istri Karyo beserta istri baru saja terusir dari gubuk reyotnya. Berbekal buntalan yang isinya tak lebih dari beberapa pasang gombal, mereka berjalan menyusuri kemelaratan. Bertahan hidup dari remah-remah jalanan. Kadang juga dari belas kasih orang-orang. Relokasi hanyalah ilusi. Segala yang pasti di dunia ini hanyalah menunggu mati. Puji syukur. Karyo mendapat kerja, menjadi kuli. Istrinya buruh nyuci. Mereka bisa mengontrak pondokan walau, tak lebih bagus dari rumah ayam. Mereka bisa beli beras. Namun dasar nasib, mereka hanya mengunyah butiran plastik yang dikukus. Karyo meriang. Perutnya nyeri. Si istri merawat alakadarnya. Tetangga menganjurkan Karyo dibawa ke rumah sakit. Karyo menolak, takut disuntik katanya. Tapi jelas bukan itu alasan utama Karyo. Ia tak punya biaya. Karyo mati seminggu kemudian. Si istri berkabung sendirian, menyeka air mata dan peluhnya. Entah sampai kapan berhenti bercucuran.



8



7. JENIS CERITA EPOS



RAMAYANA Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir



bersenjata.



Pada suatu hari, Rsi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Rsi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Rsi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para rakshasa yang mengganggu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke



Ayodhya.



Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah



Kerajaan



Kosala



atas



nama



Sang



Rama.



Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai rakshasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sita, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, 9



Jatayu



berusaha



menolong



namun



tidak



berhasil



sehingga



ia



gugur.



Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara,



mereka



menyeberangi



lautan



dan



menggempur



Alengka.



Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata



panah



Brahmāstra



yang



sakti,



Rawana



gugur



sebagai



ksatria.



Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sita kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sita, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.



10



JENIS CERITA 1. FABEL 2. LEGENDA 3. SAGE 4. MITE 5. JENAKA 6. PELIPUR LARA 7. EPOS



KELOMPOK I : 1. HANIYAH FIRA WARDANI 2. RENIZA 3. WAWAN 4. ANGGA



SD ADHYAKSA JAMBI 11



12