Contoh Deskripsi Karya Inovasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rudi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Purwakarta, 18 Juni 2015



PENDAHULUAN Konsep belajar berbasis kompetensi mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pembelajaran,dengan tolak ukur pencapaian kompetensi, maka dalam kegiatan pembelajaran siswa akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak menunjang ketercapaian penguasaan kompetensi. Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan system pembelajaran yang salah satunya adalah pembuatan, pemilihan alat



peraga



pembelajaran.



Pencapaian



Standar



Kompetensi



dan



kompetensi dasar yang diimplementasikan dalam indikator-indikator untuk mencapai kompetensi dalam pelaksanaan di tatanan proses belajar mengajar peranan alat peraga akan menjadi penting karena alat peraga akan sangat membantu dalam pencapaian kompetensi yang sebelumnya direncanakan guru hal ini selaras dengan yang diungkapkan (Sudjana dan Rivai 2002) bahwa: Penelitian yang dilakukan penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar peserta didik menunjukan perbedaan yang berarti antara pembelajaran tanpa alat peraga dengan pembelajaran menggunakan alat peraga. Oleh sebab itu penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran sangat



perlu



diperhatikan



hal



ini



untuk



mempertinggi



kualitas



pembelajaran dan mempercepat pencapaian kompetensi yang efektif. Hal ini selaras seperti apa yang dinyatakan oleh Nasution (1985;100) bahwa alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Dalam arti



bahwa taraf ketercapaian kompetensi peserta didik mudah, cepat, menguasai konsep-konsep pembelajaran. Dilain fihak Sudjana (2002) mendefinisikan bahwa : Alat Peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Pada essensinya dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi alat peraga dalam proses pembelajaran dapat ditempatkan sebagai alat untuk memperjelas bahan ajar pada saat guru menyampaikan pelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan atau kompetensi yang akan dicapai. Dalam pencapaian kompetensi tersebut peranan alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan alat peraga bahan ajar akan dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik karena hal ini berkaitan dengan tahap berfikir siswa , dimana tahap berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir konkrit menuju ke berfikir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana menuju ke berfikir komplek. Penggunaan alat peraga pembelajaran erat kaitanya dengan tahap berfikir tersebut sebab melalui alat peraga hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan hal-hal yang komplek dapat disederhanakan, halhal yang besar dapat diminiaturkan, sehingga dapat dilihat, didengar, diraba dan dicium. Hal ini menjadi tantangan buat guru SLB harus lebih kreatif, inovatif untuk membuat alat peraga yang disesuaikan dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus. Sungguhpun demikian alat peraga sebagai alat pembelajaran tidak bisa menggantikan guru sepenuhnya artinya seberapa canggih alat peraga yang dibuat guru mustahil dapat mencapai kompetensi kalau ternyata gurunya tak memiliki



kompetensi pedagogik, social, kepribadian dan professional. Syarat mutlak bagi guru untuk menguasai kompetensi itu karena alat peraga yang dibuat dapat diimplementasikan dan dijelaskan kepada peserta didik hal ini terkait dengan professional dan pedagogik karena tidak munkin kita mengajarkan konsep permukaan bumi pada anak tunanetra sementara alat peraga yang digunakan adalah peta datar untuk anak normal yang sudah barang tentu anak tunanetra akan sulit untuk memahami konsep peta yang dilihat dan selayaknya untuk anak tunanetra dibuat peta timbul yang dapat diraba, sehingga anak akan lebih memahami bahwa permukaan bumi itu tidak rata artinya ada relief-relief berupa gunung, lembah. Jurang dan lain-lain, itu adalah sebagian kecil contoh bagaimana secara professional guru SLB untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Alat peraga untuk anak berkebutuhan khusus berbeda dengan alat peraga pada umumnya, untuk itu guru SLB perlu membuat alat peraga yang dapat membantu kelancaran proses pembelajarannya, membantu dan melihat kebutuhannya sesuai dengan kebutuhan anak.



B. Tujuan Pembuatan Alat Peraga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Bahan Ajar, Kegiatan Belajar Mengajar, Evaluasi dan yang tak kalah penting adalah alat



peraga



sebagai



sebagai



komponen



Rencana



Pelaksanaan



Pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran.



Tujuan penggunaan alat peraga yang dipersiapkan guru dalam sebuah RPP sangat penting karena alat peraga dapat memotivasi belajar peserta didik sehingga siswa akan lebih memahami dan mendalami konsep-konsep, fakta-fakta abstrak kedalam konsep konkrit, karena hal itu dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan pesan mendalam , tidak hanya ungkapan verbal tetapi ada contoh gambar atau benda-benda konkrit yang dapat dirasakan anak baik lewat eksplorasi pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan dan gerak motorik. Menurut Edgar Dale dalam Aqib (2002;59) bahwa pengalaman belajar memiliki 12 tingkatan belajar, tingkatan pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang paling konkrit (direct purposeful experience), pengalaman yang diperoleh hasil kontak langsung dengan lingkungan,obyek, binatang, manusia dan sebagainya, dari pembelajaran kontak langsung dengan alat peraga sehingga peserta didik dapat mengingat hasil belajar sampai 90% melalui kegiatan “mengatakan dan melakukan” sehingga tujuan kompetensi yang direncanakan guru akan mudah tercapai.



C. Fungsi Alat Peraga Dalam Pembelajaran 1. Alat peraga dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Alat peraga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.



3. Alat peraga dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu dan obyek yang terlalu besar untuk ditampilkan di kelas sehingga dapat diganti dengan berupa gambar atau miniatur. 4. Alat peraga dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang konsep yang diajarkan. 5. Alat peraga dapat mempertinggi proses dan hasil belajar peserta didik dari berfikir sederhana menuju berfikir komplek. 6. Alat peraga dapat memperjelas bahan pelajaran saat guru menjelaskan Pelajaran.



D. Prinsip Pembuatan Alat Peraga. 1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena alat peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan. 2. Alat peraga dapat mempokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan alat peraga dengan melihat benda sesungguhnya diluar kelas atau di dalam kelas.



3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran. 4. Alat peraga dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar dan menjadi pasilitator. 5. Membuat momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu pembelajaran dapat membangun pertanyaan-pertanyaan dengan dukungan alat peraga. 6. Alat peraga dapat membuat siswa lebih aktif berfikir dan mengembangkan Kemampuan berfikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan namun mengembangkan fikiran dengan fakta. 7. Meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis. 8. Alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati.



E. Karakteristik Pembuatan Alat Peraga



Russefendy (Darhim, 1998 :14) bahwa karakteristik alat peraga meliputi : 1. Tahan lama terbuat dari bahan yang cukup kuat. 2. Bentuk dan warnanya menarik. 3. Sederhana dan mudah dibuat. 4. Ukurannya disesuaikan dengan fisik anak. 5. Dapat menyajikan konsep atau fakta. 6. Sesuai dengan konsep pembelajaran. 7. Dapat memperjelas konsep. 8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir yang abstrak bagi siswa. 9. Alat peraga dapat dimanipulasikan anak dengan cara diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot. 10. Alat peraga itu berpaedah banyak (multiguna).



F. Bahan-bahan Pembuatan Alat Peraga 1. Triplek 2. Cat Kayu 3. Cat Tembok 4. Kuas 5. Minyak Cat 6. Cater 7. Mistar 8. Amplas 9. Kuas Kecil



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya- upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil- hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat- alat yang dapat disediakan oleh sekolah. Guru sekurang- kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi suatu keharusan dalam upaya mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Disamping itu guru mampu menggunakan alat- alat yang tersedia dan dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994:6): Sudut-sudut istimewa merupakan salah satu jenis transformasi trigonometri yang dibahas pada Sekolah Menengah Pertama pada kelas VIII. Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat menggunakaan aturan dan menghafal dengan mudah nilai-nilai sin,cos,tan dikuadran I. Akan tetapi, siswa masih kesulitan dalam menghafal nilai-nilai sudut istimewa, khususnya pada kuadran I. Berdasarkan pengalaman kami saat menduduki tingkat menengah pertama, “Dalam materi sudut-sudut istimewa dikuadran I, menghafal nilai-nilai sudut sin,cos,tan dikuadran I, merupakan materi yang cukup sulit dalam hal memahami dan menghafalnya” (Rabu, 22 Desember 2010). Dan menurut Abdurrohman salah satu siswa SMP N 1 PETANAHAN kelas VIII pada tanggal 25 Desember 2010 menyatakan bahwa menghafal nilai-nilai sudut sangatlah sulit dihafalkan. Untuk itu, pembahasan mengenai menghafal sudut-sudut istimewa dikuandran I akan lebih dipermudah menggunakan media pembelajaran matematika. Serta memudahkan pengajar dalam menjelaskan materi sudut-sudut istimewa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana cara menghafal sudut- sudut istimewa pada kuandran I dengan media yang berjudul ”Menghafal Sudut-Sudut Istimewa Dikuadran I Dengan Mengguakan Kaidah Tangan Kiri”? C. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan media pembelajaran matematika ini adalah untuk menjelaskan bagaimana cara manghafal sudut-sudut istimewa di kuandran I dengan media yang berjudul ”Menghafal Sudut-Sudut Istimewa Dikuadran I Dengan Mengguakan Kaidah Tangan Kiri”. D. MANFAAT Manfaat dari media pembelajaran matematika yang berjudul ”Menghafal Sudut-Sudut Istimewa “Dikuadran I Dengan Mengguakan Kaidah Tangan Kiri” adalah sebagai berikut: 1. Khusus a. Agar siswa dapat mempermudah menghafalkan sudut-sudut istimewa pada kuadran I b. Agar siswa dapat mengetahui sudut-sudut istimewa pada kuadran I dengan menggunakan konsep kaidah tangan kiri. 2. Umum a. Agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang sudut-sudut istimewa.



b. Agar lebih mempermudah pembaca dalam hal mempelajari bagaimana menghafalkan sudutsudut istimewa pada kuadran I dengan menggunakan konsep kaidah tangan kiri.



BAB II ISI PEMBAHASAN A. GAMBAR ALAT PERAGA



B. 1. 2. -



ALAT DAN BAHAN Alat Gergaji Amplas Bolpoint Komputer Kompor minyak Bahan Kayu Lem Kertas



C. LANGKAH PEMBUATAN 1. Membuat bentuk tangan kiri, angka-angka, huruf-huruf, dan anak panah yang dibutuhkan dengan menggunakan komputer. 2. Siapkan gergaji, bolpoint, kayu yang telah di haluskan. 3. Tempelkan kertas yang sudah berbentuk tangan kiri, angka-angka, huruf-huruf, dan anak panah yang dibutuhkan ke kayu tersebut. 4. Gergaji kayu tersebut menuruti alur gambar tangan kiri, bentuk angka-angka, bentuk hurufhuruf, bentuk anak panah yang telah dibuat. 5. Haluskan pinggiran-pinggiran kayu menggunakan amplas. 6. Bakar bagian permukaan kayu supaya hitam dengan menggunakan kompor minyak. 7. Tempelkan angka-angka, huruf-huruf, dan anak panah di tangan tersebut ketempat yang telah ditentukan. 8. Letakkan hasil tangan kiri yang sudah ditempeli oleh angka-angka, huruf-huruf, dan anak panah tersebut ke dalam sebuah kaca.



D. CARA PENGGUNAAN Berikut ini, akan dipelajari bagaimana menghafalkan sudut-sudut istimewa pada kuadran I (0, 30, 45, 60 dan 90) dengan menggunakan konsep kaidah TANGAN KIRI, perhatikan gambar berikut : tangan kiri untuk membantu menghafal sudut istimewa Cara menggunakannya, Nilai pada pergelangan tangan tersebut patokannya adalah dan nilai sudut-sudut istimewa pada kuadran I = 0, 30, 45, 60 dan 90 yang ditulis pada kuku, dimulai dari kuku jari kelingking adalah (0) diibaratkan nol nilai yg kecil makanya ditulis di kelingking dan seterusnya hingga mencapai (90) ditulis pada kuku ibujari yg diibaratkan nilai paling besar. Nilai n= 0, 1, 2, 3, dan 4. Yang dipakai untuk sin dimulai n = 4 pada ibujari terus hingga n = 0 pada kelingking, jadi penggunaanya sebagai berikut: n= 4 => sin 90 = = n= 3 => sin 60 = n= 2 => sin 45 = n= 1=> sin 30 = n= 0 => sin 0 = Nilai n= 0, 1, 2, 3, dan 4. Yang dipakai untuk cos dimulai n = 0 pada ibujari hingga n = 4 pada kelingking, jadi penggunaanya sebagai berikut: n= 4 => cos 0 = n= 3 => cos 30 = n= 2 => cos 45 = n= 1 => cos 60 = n= 0 => cos 90 = Untuk mendapatkan nilai tangen (tan) cukup kita bagi nilai sin dengan cos karena di ketahui bahwa



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari laporan yang berjudul ”Menghafal Sudut-Sudut Istimewa Dikuadran I Dengan Mengguakan Kaidah Tangan Kiri”dapat disimpulkan sebagi berikut: B. SARAN Untuk para pelaku dalam dunia pendidikan agar memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk membuat media pembelajaran yang berguna membantu proses pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang maksimum (dalam hal ini peserta didik dapat menerapkan materi yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari)



LAPORAN AKHIR PEMBUATAN ALAT PERAGA ROKET AIR Sebagai tugas Mata Kuliah Produksi Media dan Alat Peraga IPA Dosen Pengampu : Arif Widiyatmoko, M.Pd



Disusun oleh ; Parmin (4001409098) Abdul Muhib (4001409097)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN 3 A. LATAR BELAKANG 3 B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL 3 C. TUJUAN 3 D. MANFAAT 3 BAB II TEKNIK PEMBUATAN 4 A. ALAT DAN BAHAN 4 B. CARA PEMBUATAN 5 C. CARA KERJA ALAT 7 D. KONSEP IPA 8 E. FUNGSI ALAT 9 BAB III PENUTUP 10 A. SIMPULAN 10 B. SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 11 LAMPIRAN 12



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh banyak hal baik siswa, guru, masyarakat, pemerintah, maupun yang lainnya. Salah satunya adalah bagaimana keberhasilan siswa dalam pelajaran IPA terutama dalam pemahaman konsep melalui kinerja IPA. Di Sekolah sudah diperkenalkan beberapa konsep IPA walaupun masih sederhana dan terbatas sesuai dengan tingkatan perkembangan siswa. Untuk menumbuhkan kreativitas, siswa diberi tugas membuat atau merancang alat percobaan yang sederhana. B. Alasan Pemilihan Judul Alasan pemilihan judul adalah sebagai berikut : a. Rancangan dan proses pembuatannya tidak begitu rumit. b. Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan roket air sederhana banyak tersedia, sehingga mudah dalam proses pembuatannya. C. Tujuan Dalam pembuatan Roket Air Sederhana ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa konsep IPA dengan roket air sederhana. 2. Untuk membuktikan kebenaran beberapa konsep IPA dalam roket air sederhana. D. Manfaat Manfaat pembuatan Roket Air Sederhana ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperkaya khasanah pengetahuan tentang kinerja IPA khususnya dan ilmu yang lain pada umumnya. 2. Sebagai alat kinerja atau alat peraga dalam pembelajaran IPA.



BAB II TEKNIK PEMBUATAN A.



Alat Dan Bahan Dalam desain Roket Air Sederhana, ada tiga bagian penting yang perlu diketahui sehingga alat dan bahan pun dipisahkan menurut bagiannya. 1. Roket Botol Alat: Isolasi besar, gunting, cutter, pensil/balpoint, penggaris Bahan : a. Botol minuman bekas berukuran besar dari plastik.



b. Sebuah pemberat (baut dan potongan kertas) c. Kertas atau plastik penutup 1 lembar. d. Kertas emas 1 lembar e. Air 2. Sistem peluncur Alat : Pisau atau bor, lem paralon, gergaji besi, obeng Bahan : a. Pipa pralon ½ inch, panjang 50 cm. b. Kabel tis ukuran 15 cm, 10 buah sebagai pengunci c. Sok 1¼ inch, 1 buah sebagai penjepit/pematik kabel tis d. Klem besi 1 buah e. T pralon ½ inchi, 1 buah f. Stop kran ½ inchi, 1 buah g. Sok drat luar ½ inchi h. Dop/penutup pralon drat dalam, 1 buah dilubangi i. Dop sepeda motor dimasukkan ke dalam dop pralon dan dibaut j. Lakban hitam secukupnya 3. Dudukan Roket Alat : Gergaji besi Bahan : a. Pipa paralon ½ inch, panjang 70 cm. b. L penyambung pipa, 4 buah. c. T ½ inchi, 3 buah d. lem pipa 4. Rincian harga dan biaya alat dan bahan yang dibeli : No Alat/bahan Jumlah Harga satuan(Rp) Total (Rp) 1 Pipa 2 m - 4000 2 T 4 1500 6000 3 L 4 1000 4000 4 Sok drat 1 1000 1000 5 Dop pipa 1 1000 1000 6 Sok besar 1 1500 1500 7 Lem pipa 1 7000 7000 8 Stop kran 1 6000 6000 9 Kabel tis 10 500 5000 10 Klem besi 1 500 500 11 Kertas asturo 1 lembar 1500 1500 12 Kertas emas 1 500 500 13 Solasi besar 1 6000 6000 Jumlah Rp 44.000,Ket. Untuk bahan dan alat lain tidak dimasukkan karena telah tersedia B. Cara Pembuatan Untuk lebih lengkapnya akan disertai gambar-gambar yang berkaitan dengan masing-masing sistem di atas. 1. Roket Botol



a. Lapisi badan botol dengan kertas asturo. b. Buatlah tiga buah sirip dari karton dengan ukuran yang proposional dan sama besarnya. c. Di bagian ujung botol yang lain pasanglah pemberat misalnya baut dan potongan kertas d. Tutuplah bagian tersebut dengan menggunakan penutup dari kertas kardus atau plastik yang dibuat runcing atau berbentuk karucut dan dilapisi kertas emas. 2. Peluncur a. Mengambil kira-kira 60 cm pipa ½ inchi dipotong 5 cm 2 buah, 10 cm 2 buah, 30 cm 1 buah. b. Susun dan sambungkan T, stop kran, sok drat luar beserta dop dengan menggunakan lem pipa seperti pada gambar c. Pipa peluncur dengan panjang 30 cm salah satu ujung dibesarkan seperti sambungan pipa. d. Pasang kabel tis yang telah dilekatkan lakban pada pipa peluncur dengan menggunakan klem dekat pangkal pipa secara melingkar. e. Masukan pipa pemantik yang telah diberi tali penarik pada bagian bawah ke dalam pipa peluncur. 3. Dudukan Roket a. Buat potongan pipa 10 cm 6 buah b. Empat pipa masing masing dipasang L pada salah satu ujungnya, ujung yang satu disambungkan ke T. berarti ada 2 sambungan T. c. 2 pipa lagi dihubungkan dengan T, kemudian dipasang pada kedua T yang terdahulu. d. Hadapkan T yang tengah ke atas sebagai dudukan roket. C. Cara Kerja Alat Cara kerja Roket Air Sederhana ini adalah sebagai berikut : a. Isi roket botol dengan air kurang lebih seperempatnya b. Pasang botol pada peluncur c. Kunci dengan pengunci kabel tis dan pasang pipa pemantiknya d. Pompalah roket melalui dop dengan tekanan yang maksimal e. Setelah udara dalam roket penuh tekanan, tariklah tali pipa pemantik dengan cepat, maka air dan udara akan keluar melalui roket, akibatnya roket terdorong dan meluncur ke angkasa D. Konsep IPA Beberapa konsep IPA yang ada dalam roket air sederhana adalah sebagai berikut : 1. Sangat berhubungan dengan konsep materi fluida 2. Udara memiliki tekanan Udara yang dipompakan ke dalam botol mengakibatkan botol semakin keras. Hal ini berarti udara memiliki tekanan. Semakin banyak udara yang kita pompakan ke dalam botol semakin besar pula tekanan yang diterima botol tersebut, sebaliknya semakin sedikit udara semakin kecil pula tekanan yang



diterimanya. Hukum Boyle :”tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya, asalkan suhu gas tetap besarnya an tekanan gas tidak terlalu besar.” Persamannya : p = C/V 3. Udara menempati ruang Udara yang dipompakan ke dalam botol membuat botol sedikit mengembang dan menjadi keras. Hal ini berarti udara mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. 4. Perubahan Energi Energi potensial → energi gerak → energi potensial gravitasi → energi gerak. Udara yang dipompakan ke dalam botol disimpan menjadi energi potensial. Ketika udara dilepaskan melalui mulut botol, energi potensial ini diubah menjadi energi gerak, sehingga roket meluncur ke atas. Energi gerak ini akan diubah lagi menjadi energi potensial grafitasi sehingga roket mencapai tempat paling tinggi. Ketika roket turun, energi potensial grafitasi diubah lagi menjadi energi gerak. 5. Gaya Gesek Ujung roket dibuat runcing atau kerucut adalah untuk memperkecil gaya gesek dengan udara ketika meluncur. Karena dengan gaya gesek yang besar akan menghambat laju roket, sebaliknya dengan gaya gesek yang lebih kecil menjadikan roket meluncur dengan mudah. 6. Gaya Gravitasi Bumi Gaya gravitasi dapat kita lihat ketika roket meluncur ke bawah karena adanya gaya grafitasi bumi. 7. Mempelajari GLBB (gerak vertikal ke atas, gerak jatuh bebas, gerak parabola) Dengan mengukur waktu selama di udara kita dapat mengetahui berapa kecepatan roket saat diluncurkan dan sesaat sebelum menyentuh tanah. Ketika roket diluncurkan vertikal ke atas terjadi gerak vertikal ke atas sekaligus gerak jatuh bebas. Dari perhitungan waktu saat di udara dapat diketahui kecepatan roket saat diluncurkan ke atas dan juga kecepatan roket saat akan menyentuh tanah kembali. v saat diluncurkan ke atas = v saat akan menyentuh tanah = ½gt. Ketinggian maksimal roket juga dapat dihitung. y = ¼gt2. Pada gerak parabola pun kita dapat mengetahui beberapa konsep dan persamaan yang ada di dalamnya. 8. Gaya aksi reaksi. Adanya gaya dorong ke bawah oleh air, menyebabkan roket terdorong ke atas (Hukum III Newton) Faksi = Freaksi E. Fungsi Alat 1. Sebagai media pembelajaran siswa 2. Sebagai sarana olah kekreatifan siswa 3. Media hiburan dengan nuansa edukasi



BAB III



PENUTUP



A.



Simpulan



Dari penjelasan tersebut di atas dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Roket Air Sederhana dapat meluncur dengan baik di udara. 2. Roket Air Sederhana dapat menambah pengetahuan dan sebagai pembuktian kebenaran beberapa konsep IPA. 3. Roket Air Sederhana dapat digunakan sebagai salah satu alat kinerja atau alat peraga dalam pembelajaran IPA di sekolah. Selain mudah cara membuatnya, alat dan bahan-bahannya banyak terdapat di sekitar lingkungan kita, sehingga menumbuhkan kreativitas dan pelajaran IPA pun mudah dimengerti dan dipahami. 4. Roket Air Sederhana dapat menjadi inspirasi masa depan untuk kemajuan teknologi di Indonesia tentang peluncuran roket ke luar angkasa, sehingga negara Indonesia tidak ketinggalan dengan negara-negara maju. B. Saran Bahan yang digunakan dalam pembuatan roket air sederhana sebaiknya dari bahan yang bervariasi, agar tidak membosankan. Untuk menumbuhkan kreativitas siswa, sebaiknya diadakan sejenis perlombaan alat peraga karya siswa, salah satunya adalah pembuatan roket air. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2010/01/Panduan-Roket-Air.pdf http:/kuasajaib.wordpress.com/2010/02/15/membuat-mainan-roket-air http:/diagmatronics.wordpress.com/2010/.../persiapan-pembuatan-roket-air http:/hakteknas.ristek.go.id/.../Panduan%20Pembuatan%20Roket%20Air.pdf Nyoman Kertiasa.2000. Fisika 1 Untuk SMA, Depdiknas, Jakarta



D. Format Laporan Penemuan Teknologi Tepat Guna 1. Halaman judul, memuat judul, nama penemu, NIP dan Nama Sekolah/Lokasi (bila memungkinkan diberi ilustrasi gambar/foto produk). 2. Halaman pengesahan, memuat identitas penemu dan pejabat yang mengesahkan (nama lengkap, NIP, tempat/tanggal lahir, pangkat/golongan, jabatan struktural/fungsional, unit kerja dan alamat unit kerja serta alamat rumah). 3. Halaman pernyataan dari penemu bahwa produk teknologi ini benar-benar asli hasil karyanya. 4. Kata pengantar penemu. 5. Daftar isi laporan 6. Daftar gambar 7. Daftar tabel (bila ada) 8. Bab I : Pendahuluan, memuat rasional, dasar, tujuan, manfaat dan ruang lingkup penemuan tenologi tepat guna. 9. Bab II : Rancangan/desain produk teknologi tepat guna (dilengkapi dengan gambar rancangan atau diagram alir). 10. Bab III : Prosedur pembuatan produk teknologi tepat guna (dilengkapi dengan gambar atau foto pembuatan. 11. Bab IV : Penggunaan produk teknologi tepat guna dan bukti bahwa pembelajaran menjadi menarik (dilengkapi dengan foto penggunaan). 12. Bab V : Kesimpulan dan Saran 13. Lampiran (berisi gambar rancangan, foto saat pembuatan, foto saat penggunaan, pengakuan masyarakat/pejabat, biodata penemu dan hal lain yang mendukung). Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef