Contoh Essay Ekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Contoh Essay Ekonomi Urbanisasi Sebagai Fenomena Pembangunan Ekonomi Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia adalah pertumbuhan penduduk yang pesat namun tidak dibarengi dengan peningkatan fasilitas umum yang memadai. Pertumbuhan penduduk yang paling mencolok terjadi di daerah perkotaan, selain disebabkan oleh pertumbuhan alami, salah satunya penyebabnya adalah pesatnya arus urbanisasi. Begitu banyak faktor pendorong urbanisasi sendiri. Pembangunan dari kota juga menarik minat para pelaku urbanisasi untuk melakukan urbanisasi. Bahkan pembangunan dari desa justru memicu terjadinya peningk atan arus urbanisasi karena hal ini justru mengurangi kesempatan kerja para buruh tani yang kalah dengan modernisasi pertanian. Akibat berkurangnya kesempatan kerja yang ada di desa tentu mereka akan mencari lapangan pekerjaan lain, misalnya di kota. Selain itu alasan mereka mencari lapangan pekerjaan di kota adalah karena mereka menganggap dengan bekerja di kota mereka akan mendapatkan penghasilan lebih banyak daripada penghasilan di desa. Urbanisasi sebagai gejala sosial, ekonomi, dan budaya ternyata menyajikan pengalaman dan cerita yang menarik bagi desa asal migran. Hal ini disebabkan oleh budaya mereka yang masih tetap sebagai orang desa walaupun telah lama hidup di kota, yaitu masih berhubungan dengan orang desa dan mengirimkan penghasilan mereka dari kota ke desa. Hal ini tentu saja dapat menunjang kualitas hidup dan terutama dari sisi ekonomi di desa. Apabila dipandang dari sudut sisi ekonomi, banyaknya para warga desa yang berurbanisasi sebenarnya mereka telah mengambil keputusan berdasarkan prinsip opportunity cost. Mereka melakukan piliha urbanisasi dan mengorbankan hal seperti waktu bersama keluarga dan kehidupan di desa yang nyaman. Para pelaku urbanisasi melakukan pilihan tersebut juga didasarkan pada suatu alasan ekonomi yang nyata. Apabila dilihat dari banyaknya sektor informal yang memiliki peluang yang besar dan dikuasai oleh para warga desa, itu menjadi bukti bahwa mereka juga memiliki keahlian. Sekalipun begitu, pendapatan yang diterima lebih baik daripada pekerjaan di desa. Misalnya seorang penjual bakso bisa memperoleh keuntungan inimal Rp 50.000,- per hari, sedangkan apabila tetap memilih bekerja di desa ia hanya akan mendapatkan Rp 10.000,- sampai Rp 30.000,- per hari. Tentu saja bekerja di kota lebih menguntungkan bekerja di kota. Oleh karena itu begitu banyak pelaku urbanisasi yang melakukan urbanisasi yang dilandasi oleh faktor ekonomi. Jadi urbanisasi tidak hanya sebagai fenomena kependudukan namun juga fenomena pembangunan ekonomi.



My Journal Selasa, 18 Agustus 2015 ESSAY : Permasalahan Ekonomi Di Daerah Indonesia Bagian Timur Dengan Solusi Konkret Untuk Mengatasinya



Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi institusi baru, pembangunan industri - industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah berserta pertisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. Pembangunan ekonomi nasional sejak PELITA I memang telah memberi hasil positif bila dilihat pada tingkat makro. Tingkat pendapatan riil masyarakat rata-rata per kapita mengalami peningkatan dari hanya sekitar US$50 pada pertengahan dekade 1960-an menjadi lebih dari US$1.000 pada pertengahan dekade 1990-an. Namun dilihat pada tingkat meso dan mikro, pembangunan selama masa pemerintahan orde baru telah menciptakan suatu kesenjangan yang besar, baik dalam bentuk personal income, distribution, maupun dalam bentuk kesenjangan ekonomi atau pendapatan antar daerah atau provinsi. Hasil pembangunan ekonomi nasional selama pemerintahan orde baru menunjukkan bahwa walaupun secara nasional laju pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata per tahun tinggi namun pada tingkat regional proses pembangunan selama itu telah menimbulkan suatu ketidakseimbangan pembangunan yang menyolok antara indonesia bagian barat dan indonesia bagian timur. Dalam berbagai aspek pembangunan ekonomi dan sosial, indonesia bagian timur jauh tertinggal dibandingkan indonesia bagian barat. Kawasan timur Indonesia agak menarik untuk di jadikan refleksi atau efaluasi pemabagunan ekonomi di Negara ini, mengingat banyak permasalahan pada perekonomiannya. Kawasan timur Indonesia yang memiliki potensi yang sangat melimpah namun belum sampai juga menyentuh kesejahteraan rakyat kebanyakan, sultra salah satunya yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dari tahun ke tahun bahkan sampai menembus 2 besar di KTI namun belum juga mampu mesejahterakan, keperpihakan pemerintah pusat pada daerah kawaan timur Indonesia masih di



pertanyakan dalam artian penetuan kebijakan pembangunan ekonomi kadang-kadang masih sebatas mengada ada, contoh penetuan kawasan-kawasan pengembangan ekonomi atau sering kita kenal dengan nama MP3EI, ternyata belum didukung dengan tindakan lapangan sampai hari ini, infrakturtur belum memadai untuk mendukung dari pada pusat-pusat kawasan strategis yang ada di kawasan timur adalah salah satu contoh konggrit yang bisa dijadikan kekuatan argument kita, ketiga dana DAK dan DAU masih banyak di tempatkan di pusat atau pulau jawa, ini semua di akibatkan oleh sekenario untuk menentukan jumlah DAK dan DAU yang boleh di dapatkan oleh daerah-daerah di Indonesia ini mengunakan jumlah penduduk untuk di bagikan, pantas saja hal ini sebelumnya terjadi, contoh kecil jumlah penduduk sultra di bandingkan dengan jawa timur ini sudah tidak adil.



Solusi untuk mengatasinya yaitu Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan secara merata di seluruh daerah di kawasan timur Indonesia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus merupakan prioritas utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan timur Indonesia. Untuk maksud ini, kebijakan pendidikan, baik pada tingkat nasional maupun daerah, harus diarahkan pada penciptaan sumber daya manusia berkualitas tinggi sesuai kebutuhan setiap kawasan di Indonesia. Kawasan timur Indonesia harus memiliki ahli-ahli khususnya dibidang kelautan, perhutanan, peternakan, pertambangan, industri, pertanian,dan perdagangan global. Yang kedua, Pembangunan sarana infrastuktur juga harus merupakan prioritas utama, termasuk pembangunan sentra-sentra industri dan pelabuhan-pelabuhan laut dan udara di wilayah-wilayah kawasan timur Indonesia yang berdasarkan nilai ekonomi memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi entreport. Yang ketiga, Kegiatan-kegiatan ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif berdasarkan kekayaan sumber daya alam yang ada harus dikembangkan seoptimal mungkin, di antaranya adalah sektor pertanian dan sektor industri manufaktur. Setiap daerah/provinsi kawasan timur Indonesia harus berspesialisasi dalam suatu kegiatan ekonomi yang sepenuhnya didasarkan pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing daerah atau provinsi. Dan yang terakhir, Pembangunan ekonomi di kawasan timur Indonesia harus dimonitori oleh industrialisasi yang dilandasi oleh keterkaitan produksi yang kuat antara industri manufaktur dan sektor-sektor primer, yakni pertanian dan pertambangan.



contoh essay tentang perkembangan ekonomi di suatu daerah November 19, 2016 Hallo Bloggers.... Jumpa lagi denganku, kali ini aku akan memberikan cotoh essay kepada kalian tentang perkembangan ekonomi pada suatu daerah. Bagi yang kuliahnya jurusan ekonomi kalian bisa mengambil contoh essay dariku lalu kalian kembangkan sendiri dan bagi kalian yang kuliahnya bukan dari jurusan ekonomi, tenang saja aku akan berikan trik untuk membuat essay pada edisi selanjutnya, makanya stay tune terus. Hayuk simak essay dibawah ini.



PERKEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DAERAH SEKITAR WISATA BAHARI LAMONGAN, JAWA TIMUR Wisata Bahari Lamongan berlokasi di jalan Raya Deandles Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Didirikan atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan PT Bunga Wangsa Sejati dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2004 di bawah pengelolaan PT Bumi Lamongan Sejati. Fasilitas yang disediakan antara lain pendidikan, olah raga dan keindahan panorama Pantai Tanjung Kodok. Dengan adanya Wisata Bahari Lamongan perekonomian masyarakat disekitarnya menjadi terangkat. Sebelum adanya Wisata Bahari Lamongan, masyarakat hanya mendapatkan penghasilan dari hasil melaut, tetapi setelah Wisata Bahari Lamongan dibangun penghasilan masyarakat disekitarnya bisa terangkat.Mengapa demikian?. Mari simak pembahasan selanjutnya. Mengapa saya dapat mengatakan bahwa masyarakat disekitar daerah WBL dapat terangkatperekonomiannya, karena dengan adanya pembangunan WBL masyarakat yang dulunya tinggal di kawasan WBL rumahnya di relokasi oleh pemerintah setempat dan mendapatkan ganti berupa uang relokasi (itu masih keuntungan yang pertama). Selain itu masyarakat yang tinggal di kawasan WBL dapat berjualan aneka kerajinan dan makanan di dalam WBL maupun di sepanjang jalan menuju ke WBL (keuntungan kedua yang di dapat oleh masyrakat di sekitar WBL).



Dengan adanya WBL masyarakat yang semula berpenghasilan hanya Rp 500.000 sampai Rp 700.000 per-bulan, kini menjadi Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000 per-bulan (ini hanya perumpamaan saja). Sedikit info saja bahwa pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan mencapai dari 6,31% (persen) dan pada tahun 2010 mencapai 6,5% (persen). Bupati Lamongan menargetkan bahwa pada tahun 2011. pertumbuhan ekonomi bisa menembus angka 7 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menyamai tingkat regional, dimana perekonomian Jawa Timur ini sudah mencapai 15 digit. Jika kita amati, pertumbuhan ekonomi Usaha Kecil Menengah alias UKM di kawasan sekitar WBL lebih besar daripada daerah-daerah lain (Maksud saya disini adalah daerah di Lamongan). Saya bisa mengatakan begitu karena selain WBL disana juga terdapat wisata Maharani Zoo dan goa. Berdasar data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, hingga Juni 2014, pengunjung WBL berjumlah 409.971 orang, sedangkan pada kurun waktu yang sama tahun lalu mencapai 467.649 orang. Dan semoga saja di tahun lalu dan tahun ini bisa meningkat, maaf saya hanya mendapat datanya hingga tahun 2014 saja. Pada paragraf ini saya akan berikan data tentang jumlah UMKM dan UKM yang ada di Kabupaten Lamongan. Jumlah Usaha Mikro dan Kecil (UMK) serta Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lamongan, Jatim pada 2013 meningkat sekitar 97,27, karena adanya kemudahan pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) serta Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Lamongan, mengatakan bahwa jumlah UMK mencapai 48.795 unit dan UMKM sebanyak 50.112 unit, sedangkan tahun 2012 jumlah UMK hanya 47.011 unit dan UMKM sebanyak 48.183 unit. Wow, jumlahnya cukup signifikan sekali ya!, bisa-bisa UMKM dan UKM di kabupaten Lamongan bisa menyaingi Surabaya. Semoga saja di tahun-tahun berikutnya UMKM dan UKM di daerah semakin maju lagi. Selain itu, jumlah koperasi aktif di Lamongan dari tahun 2012 ke tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar 88,51 persen, yakni dari 1.010 unit koperasi yang ada, 894 unit di antaranya adalah koperasi aktif, sementara tahun 2012, dari total 1.061 koperasi yang ada, hanya 866 unit koperasi aktif.



Pada paragraf ini dan paragraf bawahnya, saya akan membahas tentang macammacam produk UMKM dan UKM di daerah sekitar WBL yang membuat perkembangan ekonomi masyarakatnya maju. Stay Tune terus. Warga di sekitar WBL pasti punya produk yang mereka unggulkan di toko masing-masing, entah itu berupa makanan atau kerajinan. Sekedar info saja bahwa UMKM dan UKM di Lamongan bisa menembus pasar dunia lho. Berikut adalah macam-macam UMKM dan UKM masyarakat di sekitar WBL yang membuat perkembangan ekonomi masyarakatnya maju. Dari segi Makanan, banyak sekali para pelaku industri yang membuat produk makanan untuk di kenalkan kepada konsumennya. Berikut adalah contoh UMKM dan UKM dari segi makanan di daerah sekitar WBL: Krupuk udang (biasanya dalam bentuk mentah atau sudah digoreng), Terasi udang (biasanya dikemas dalam bentuk sachet kecil-kecil lalu dikemas dengan sachet besar atau dikemas dalam bentuk sachet besar tanpa harus diolah menjadi bentuk kecil), Oseng Tuna Asap (salah satu industri kreatif warga Lamongan (dikemas dalam toples berukuran sedang)), dan masih banyak lagi lainnya. Tak mau kalah dengan Makanan, produk kerajinan para pelaku industri mampu menyihir konsumen. Berikut adalah contoh UMKM dan UKM dari segi kerajinan di daerah sekitar WBL: kalung dari kerang, Bingkai foto dari kerang, gelang dari tempurung kelapa, dan masih banyak yang lainnya. Cukup sekian penjelasan dari saya tentang pekembangan ekonomi masyarakat di daerah sekitar Wisata Bahari Lamongan alias WBL. Kesimpulan dari materi ini adalah jangan pernah sekali-kali meremehkan perkembangan ekonomi di daerah Kabupaten, karena justru perkembangan ekonomi di daerah Kabupaten itu lebih berkembang daripada perkembangan ekonomi di daerah perkotaan. Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan Anda dalam perkembangan ekonomi pada suatu daerah. Semoga contoh essay kali ini dapat bermanfaat untuk kalian, sampai disini dulu perjumpaan kita. Nantikan karya-karyaku selanjutnya, jika kalian ingin mengetahui aktivitasku sehari-hari silahkan kunjungi sosial mediaku yang tertera dibawah ini:



Rabu, 29 Oktober 2014



Paper Essay Tentang Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Masalah kemiskinan merupakan isu sentral di Tanah Air, terutama setelah Indonesia dilanda krisis multidimensional yang memuncak pada periode 1997- 1999. Setelah dalam kurun waktu 19761996 tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin meningkat kembali dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi. Studi yang dilakukan BPS, UNDP dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada periode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%) menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa (BPS, 1999) menurut INDEF tahun 2009 yang memproyeksikan jumlah penduduk miskin mencapai 40 juta (16,8%) sedangkan data BPS pada Maret 2008 menyatakan bahwa penduduk miskin sebanyak 35 juta jiwa (15,4%) Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru tahun 2006, mencapai 60 juta jiwa dari total penduduk atau sekitar 25 persen. Dengan asumsi pendapatan perbulan hanya RP 150 ribu perbulan. Padahal standar Bank Dunia orang miskin memiliki pendapatan US$2 perkapita per hari. Maka jika standar ini digunakan maka jumlah keluarga miskin di Indonesia lebih fantastik lagi. Kemiskinan sebuah kondisi kekurangan yang dialami seseorang atau suatu keluarga. Kemiskinan telah menjadi masalah yang kronis karena berkaitan dengan kesenjangan dan pengangguran. Walaupun kemiskinan dapat dikategorikan sebagai persoalan klasik, tetapi sampai saat ini belum ditemukan strategi yang tepat untuk menanggulangi masalah kemiskinan, sementara jumlah penduduk miskin tiap tahunnya meningkat.



BAB II RUMUSAN MASALAH



Adapun rumusan masalahnya antara lain : 1. Kemiskinan di indonesia 2. Konsep kemiskinan 3. Penyebab kemiskinan



4. Dampak dari kemiskinan 5. Upaya pengentasan kemiskinan



BAB III PEMBAHASAN



I. Kemiskinan Di Indonesia Kemiskinan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan global. di Indonesia masalah kemiskinan seperti tak kunjung usai. masih banyak kita dapati para pengemis dan gelandangan berkeliaran tidak hanya di pedesaan bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta pun pemandangan seperti ini menjadi tontonan setiap hari. Kini di Indonesia jerat kemiskinan semakin parah. Jumlah kemiskinan di Indonesia pada Maret 2009 saja mencapai 32,53 juta atau 14,15 persen (www.bps.go.id). Kemiskinan bukan semata-mata persoalan ekonomi melainkan kemiskinan kultural dan struktural. Hari Susanto (2006) mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin atau tidak bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan pendapatan atau tingkat konsumsi seseorang atau sekelompok orang. Padahal hakikat kemiskinan dapat dilihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya, ekonomi, politik, maupun hukum. Menurut Koerniatmanto Soetoprawiryo menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah esse (to be) atau (martabat manusia) dan habere (to have) atau (harta atau kepemilikan). Oleh sebagian besar orang persoalan kemiskinan lebih dipahami dalam konteks habere. Orang miskin adalah orang yang tidak menguasai dan memiliki sesuatu. Urusan kemiskinan urusan bersifat ekonomis semata. Bila kita cermati kondisi masyarakat dewasa ini. Banyak dari mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Bahkan, hanya untuk mempertahankan hak-hak dasarnya serta bertahan hidup saja tidak mampu. Apalagi mengembangkan hidup yang terhormat dan bermartabat. Krisis ekonomi yang berkepanjangan menambah panjang deret persoalan yang membuat negeri ini semakin sulit keluar dari jeratan kemiskinan. Hal ini dapat kita buktikan dari tingginya tingkat putus sekolah dan buta huruf. Belum lagi tingkat pengangguran yang meningkat “signifikan.” Jumlah



pengangguran terbuka tahun 2007 di Indonesia sebanyak 12,7 juta orang. Ditambah lagi kasus gizi buruk yang tinggi, kelaparan/busung lapar, dan terakhir, masyarakat yang makan “Nasi Aking.”



II. KONSEP KEMISKINAN Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut Tiga dimensi (aspek atau segi) kemiskinan, yaitu : Pertama, kemiskianan multidimensi artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskiananpun memiliki banyak aspek. Diliahat dari kebijakan umum kemmiskinan meliputi aspek primer yang berupa mikin akan asset-aset, organisaisi politik dan pengetahuan serta keterampilan aspek yang sekunder yang berupa miskin jaringan social dan sumber-sumber keuangan dan memanifestasikan dirinya dalam bentuk kekurangan gizi,air dan perumahan yang tidak sehat dan perawatan kesehatan yang kurang baik serta pendisikan yamg juga kurang baik. Kedua, Aspek kemiskinan tadi saling berkaitan baik secara maupun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salh satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya. Ketiga, bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual maupun kolektif. Kita seering mendengar perkataan kemiskinan pesesaan (rural proferty) dan sebagainya, namun ini bukan desa atau kota, yang mengalami kemiskianan tetapi orang – orang atau penduduk atau juga manusianya yang menderita miskin jadi miskin adalah orang-orangnya penduduk atau manusianya Adapun cirri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah. Pertama pada umumya mereka tidak memiliki faktor produksi seperti tanah modal ataupun keterampilan sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi terbatas. Kedua mereka tidak memmiliki kemungkinan untk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. Ketiga tingkat poendidikan rendah waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan penghasilan. Keempat kebanyakan mereka tinggal di pedesaan. Kelima mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didujung oleh keterampilan yang memadai.



III. PENYEBAB KEMISKINAN Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut: • Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia • Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia



Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini yang diusebut tidak meratanya pendapatan penduduk di Indonesia. • Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja. Dan pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki ketrampilan yang memadai dehingga dapat memp[eroleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi. • Kurangnya perhatian dari pemerintah Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara yang semakin berkembang setiap tahunnya dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah tersebut. Kureangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah satu penyebnya.



IV. Dampak Kemiskinan Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks, diantaranya : 1. Pengangguran. Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata. 2. Kekerasan. Kekerasan-kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu. belakangan banyak oknumoknum yang menggunakan modus penipuan melalui sms. 3. Pendidikan Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Karena untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.



Kondisi seperti ini membuat masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekola berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang 4. Kesehatan Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.



V. Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia Seperti telah disinggung di atas bahwa kemiskinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan multidimensional yang tak terpisahkan dari pembangunan mekanisme ekonomi, sosial dan politik yang berlaku. Oleh karena itu setiap upaya pengentasan kemiskinan secara tuntas menuntut peninjauan sampai keakar masalah. Jadi, memang tak ada jalan pintas untuk mengentaskan masalah kemiskinan ini. Penanggulanganya tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK). Disamping turut menandatangani Tujuan Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun 2015, dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2 persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009.



Dalam pelaksanaan program pengentasan nasib orang miskin, keberhasilannya bergantung pada langkah awal dari formulasi kebijakan, yaitu mengidentifikasikan siapa sebenarnya “si miskin” tersebut dan dimana ia berada. Kedua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melihat profil dari si miskin. Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia di antaranya : a.



banyak rumah tangga yang berada disekitar garis kemiskinan nasional, yang setara dengan PPP AS$1,55per hari, sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan.



b. ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin dari segi pendapatan dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan manusia c. mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia. Tiga cara untuk membantu mengangkat diri dari kemiskinan adalah melalui pertumbuhan ekonomi, layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Masing-masing cara tersebut menangani minimal



satu dari tiga ciri utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: kerentanan, sifat multi-dimensi dan keragaman antar daerah dengan kata lain, strategi pengentasan kemiskinan yang efektif bagi Indonesia terdiri dari tiga komponen: 



Membuat Pertumbuhan Ekonomi Bermanfaat bagi Rakyat Miskin. Pertumbuhan ekonomi telah dan akan tetap menjadi landasan bagi pengentasan kemiskinan. Pertama, langkah membuat pertumbuhan bermanfaat bagi rakyat miskin merupakan kunci bagi upaya untuk mengkaitkan masyarakat miskin dengan proses pertumbuhan baik dalam konteks pedesaan-perkotaan ataupun dalam berbagai pengelompokan berdasarkan daerah dan pulau. Hal ini sangat mendasar dalam menangani aspek perbedaan antar daerah. Kedua, dalam menangani ciri kerentanan kemiskinan yang berkaitan dengan padatnya konsentrasi distribusi pendapatan di Indonesia, apapun yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat akan dapat dengan cepat mengurangi angka kemiskinan serta kerentanan kemiskinan.







Membuat Layanan Sosial Bermanfaat bagi Rakyat Miskin. Penyediaan layanan sosial bagi rakyat miskin baik oleh sektor pemerintah ataupun sektor swasta-adalah mutlak dalam penanganan kemiskinan di Indonesia. Pertama, hal itu merupakan kunci dalam menyikapi dimensi non-pendapatan kemiskinan di Indonesia. Indikator pembangunan manusia yang kurang baik, misalnya Angka Kematian Ibu yang tinggi, harus diatasi dengan memperbaiki kualitas layanan yang tersedia untuk masyarakat miskin. Membuat layanan bermanfaat bagi masyarakat miskin memerlukan perbaikan sistem pertanggungjawaban kelembagaan dan memberikan insentif bagi perbaikan indikator pembangunan manusia. Saat ini, penyediaan layanan yang kurang baik merupakan inti persoalan rendahnya indikator pembangunan manusia, atau kemiskinan dalam dimensi non-pendapatan, seperti buruknya pelayanan kesehatan dan pendidikan. Di bidang pendidikan, salah satu masalah kunci adalah tingginya angka putus sekolah di masyarakat miskin pada saat mereka melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP. Dalam menyikapi aspek multidimensional kemiskinan, upaya-upaya hendaknya diarahkan pada perbaikan penyediaan layanan, khususnya perbaikan kualitas layanan itu sendiri. Upaya-upaya t ersebut dapat di wujudkan dalam bentuk : 1. Meningkatkan tingkat partisipasi sekolah menengah pertama 2. Layanan kesehatan dasar yang lebih baik untuk masyarakat miskin maupun untuk penyedia layanan. 3. Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat miskin dalam mengakses air bersih dan sanitasi. 4. Perjelas tanggungjawab fungsional dalam penyediaan layanan. 5. Perbaiki penempatan dan manajemen PNS. 6. Berikan insentif lebih besar untuk para penyedia layanan.







Membuat Pengeluaran Pemerintah Bermanfaat bagi Rakyat Miskin. pemerintah dapat membantu mereka dalam menghadapi kemiskinan (baik dari segi pendapatan maupun non-pendapatan). Pertama, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk membantu mereka yang rentan terhadap kemiskinan dari segi pendapatan melalui suatu sistem perlindungan sosial modern yang meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kedua, pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk memperbaiki indikator-indikator pembangunan manusia, sehingga dapat mengatasi kemiskinan dari aspek non-pendapatan. Membuat pengeluaran bermanfaat bagi masyarakat miskin sangat menentukan saat ini, terutama mengingat adanya peluang dari sisi fiscal yang ada di Indonesia saat kini.



BAB IV PENUTUP







Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umum begitu banyak dan kompleks, diantaranya pengangguran, kekerasan, masalah pendidikan dan masalah kesehatan.







Tiga cara untuk membantu mengangkat diri dari kemiskinan adalah melalui pertumbuhan ekonomi, layanan masyarakat dan pengeluaran pemerintah.