Contoh Laporan Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PEMBERDAYAAN KELUARGA PADA KELUARGA TN. I DENGAN MASALAH DAMPAK ASAP ROKOK PADA BAYI DAN BALITA SERTA KURANGNNYA PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN YANG SEHAT DI PUSKESMAS SEPINGGAN BALIKPAPAN Tanggal 03 Februari - 10 Februari 2023



DISUSUN OLEH: ARKAS MARSIDAH AGUSTINI NIM. P07224322172



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN TAHUN 2022/ 2023



LEMBAR PENGESAHAN



ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA DENGAN PEMBERDAYAAN KELUARGA PADA KELUARGA TN.I DENGAN MASALAH DAMPAK ASAP ROKOK PADA BAYI DAN BALITA SERTA KURANGNYA PENGETAHUAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS SEPINGGAN BARU



Asuhan kebidanan keluarga dengan Pemberdayaan Keluarga pada keluarga Tn.I dengan masalah Dampak Asap Rokok Pada Bayi dan Balita serta Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan Lingkungan di Puskesmas Sepinggan Baru



Balikpapan,



Februari 2023



Mahasiswa,



ARKAS MARSIDAH AGUSTINI NIM. P07224322172



Pembimbing Institusi



Mengetahui



Damai Noviasari, M.Keb NIP.197811022002122002



Pembimbing Lahan



Sugiatun, A.Md. Keb NIP.196508031984112002



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan limpahan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga yang berjudul “Laporan Asuhan Kebidanan Keluarga dengan Pemberdayaan Keluarga pada keluarga Tn. I dengan masalah Kurangnya pengetahuan bahaya merokok, resiko bayi terkena ISPA, dan tentang kesehatan lingkungan rumah di Puskesmas Sepinggan Baru Balikpapan”. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengalami kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Institusi dan Pembimbing Lahan yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penulis



menyadari



bahwa



laporan



ini



masih



jauh



dari



kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca. Balikpapan, Januari 2023



Arkas Marsidah Agustini NIM.P07224322172



iii



…………….



iv



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii KATA PENGANTAR....................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Tujuan..................................................................................................... 2 C. Waktu dan Tempat.................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3 A. Konsep Teori Keluarga........................................................................... 3 B. Konsep Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga............ 11 C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga.................................................... 18 D. Konsep Dasar Teori Bahaya Merokok .................................................... 19 E. Konsep Dasar Teori Resiko/pengaruh lingkungan yang tidak sehat....... 20 BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................... 30 A. Pengkajian Keluarga/ Analisa Masalah.................................................. 30 B. Analisa Data............................................................................................ 39 C. Skoring Prioritas Masalah....................................................................... 40 D. Planning Of Action.................................................................................. 42 E. Pelaksanaan............................................................................................. 44 F. Evaluasi................................................................................................... 46 BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 48 BAB V PENUTUP............................................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 52 LAMPIRAN....................................................................................................... 53



v



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional serta individu memiliki peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 dengan mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016). Kehamilan juga merupakan salah satu episode yang mencemaskan dalam kehidupan seorang wanita. Wanita perlu melakukan penyesuaian terhadap keadaan tersebut, karena dapat berpengaruh besar terhadap kondisi fisik dan terhadap psikologis seorang wanita yang pernah mengalaminya. Kondisi kehamilan yang awalnya merupakan sumber kebahagiaan dapat berubah menjadi suatu kecemasan tertentu, salah satunya disebabkan oleh kondisi kehamilan yang berisiko tinggi (Fourianalistyawati & Caninsti, 2014). Kematian ibu dapat disebabkan oleh komplikasi obstetri atau penyakit yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Dapat pula ditemukan pada kehamilan berisiko atau memiliki masalah (terlalu banyak, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dengan jarak kehamilan) yang sangat membahayakan bagi kesehatan ibu atau yang dikenal dengan “4 Terlalu” (4-T) (H et al., 2015). Asuhan kebidanan pemberdayaan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas yang mana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan. Kegiatan penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan, pelayanan KB, serta dalam menjaga kesehatan reproduksi.



1



2



Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengkajian keluarga Tn. I merupakan



salah



satu keluarga



yang memiliki



masalah



kesehatan.



Permasalahan kesehatan keluarga Tn. I adalah Ny.S merupakan ibu yang mengalami kurangnya pengetahuan mengenai perilaku kesehatan selama hamil. B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Mahasiswa



mampu



melaksanakan



asuhan



kebidanan



di



komunitas dengan pemberdayaan keluarga. 2.



Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktik asuhan kebidanan di komunitas dengan pemberdayaan keluarga mahasiswa dapat: a.



Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn.I



b.



Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. I



c.



Menentukan diagnosis potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan, keluarga Tn. I



d.



Menentukan antisipasi masalah pada keluarga Tn. I



e.



Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi pada keluraga Tn. I



f.



Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat pada keluraga Tn. I



g.



Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada keluraga Tn. I



C. Waktu dan Tempat



Pelaksanaan asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga dilakukan dalam 6 hari sejak tanggal 03 Februari 2023 hingga 13 Februari 2023. Lahan yang digunakan pada asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga



3



adalah Wilayah Kerja Puskesmas Sepinggan Baru .



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Teori Keluarga 1.



Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 2014). Sedangkan menurut WHO (2012) keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan perkawinan dan mempunyai ikatan darah. Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan (Friedman, 2010). Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya (Friedman, 2010). Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :



4



5



a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. c. Memberikan asuhan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda. d. Mempertahankan



suasana



dirumah



yang



menguntungkan



kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 2.



Struktur Keluarga Struktur



sebuah



keluarga



memberikan



gambaran



tentang



bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya adalah (Friedman, 2010) : a. Patrilineal Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.



6



e. Keluarga Kawin Keluarga kawin adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3.



Bentuk Keluarga Gambaran tentang pembagian tipe keluarga sangat beraneka ragam,



tergantung



pada



konteks



keilmuan



dan



orang



yang



mengelompokkan, namun secara umum pembagian tipe keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut (Friedman, 2010) : a. Pengelompokan secara Tradisional Secara Tradisional, tipe keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu : 1) Nuclear Family  (Keluarga Inti) Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 2) Extended Family  (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi. b. Pengelompokan secara Modern Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, maka tipe keluarga modern



dapat



dikelompokkan



menjadi



beberapa



macam,



diantaranya : 1) Tradisional Nuclear Adalah keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. 2) Niddle Age/Aging Couple



7



Adalah suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/ meniti karier. 3) Dyadic Nuclear Adalah suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah. 4) Single Parent Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah. 5) Dual Carrier Adalah keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa memiliki anak. 6) Three Generation Adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah. 7) Comunal Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suami istri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas. 8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation Adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan. 9) Composite/Keluarga Berkomposisi Adalah sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah. 10) Gay and Lesbian Family Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.



8



4.



Peran Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 2010) : a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya. b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. c. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.



5.



Fungsi keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), sebagai berikut: a. Fungsi Afektif Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain. b. Fungsi Sosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.



9



c. Fungsi Reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d. Fungsi Ekonomi Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu



dalam



meningkatkan



penghasilan



dalam



rangka



memenuhi kebutuhan keluarga. e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. 6.



Tugas Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah : a. Tahap 1 : Keluarga pemula, perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu : 1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan. 2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. 3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua). b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak, tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada



10



mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu : 1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga). 2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga. 3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. 4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek. c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah, tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu : 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan. 2) Mensosialisasikan anak. 3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain. 4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas). d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah, tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :



11



1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan. 2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia. 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat. 4) Meningkatkan komunikasi terbuka. e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja, ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu : 1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri. 2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. 3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anakanak. f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda, permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu: 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. 2) Mempertahankan keintiman pasangan. 3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua. 4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.



12



5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga g. Tahap VII : Orang tua pertengahan, tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu : 1) Mempertahankan kesehatan. 2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak. 3) Meningkatkan keakraban pasangan. h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu: 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. 2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll. 3) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat. 4) Mempertahankan



hubungan



dengan



anak



dan



sosial



masyarakat. 5) Melakukan “ Life Review” B. Konsep Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga 1.



Keluarga sebagai Unit Pelayanan Asuhan Kebidanan a. Keluarga sebagai unit pelayanan Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi antara



13



sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga



disekitarnya



atau



masyarakat



secara



keseluruhan (Effendy, 2007). b. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan Dalam Effendy (2007), yang mengutip dari Freeman tahun 1981 menyatakan alasan keluarga sebagai unit pelayanan adalah: 1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,



mengabaikan



atau



memperbaiki



masalah



masalah kesehatan dalam kelompoknya. 3) Masalah-masalah



kesehatan



dalam



keluarga



saling



berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya. 4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. 5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat. c. Keluarga sebagai pasien Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh bidan, diantaranya adalah : 1) Setiap keluarga mempunyai cara unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya. 2) Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi : a) Pola komunikasi. b) Pengambilan keputusan.



14



c) Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga. d) Kebudayaan. e) Gaya hidup. 3) Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan. 4) Kemandirian dari tiap-tiap keluarga. 2.



Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga Dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap keluarga, lebih ditekankan



kepada



keluarga-keluarga



dengan



keadaan



sosial



perekonomian yang rendah. Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan, dan lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas kesemuanya itu akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit (Effendy, 2007). 3.



Pengambilan Keputusan dalam Asuhan Kesehatan Keluarga Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga. Dasar pengambil keputusan tersebut adalah : 1) Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. 2) Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga. 3) Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.



4.



Kesehatan Keluarga Sebagai Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga



15



Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula (Effendy, 2007). 5.



Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga Effendy (2007) tujuan utama dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah : 1) Tujuan umum : Untuk memelihara



meningkatkan kesehatan



kemampuan



keluarga



keluarga



dalam



sehingga



dapat



mereka



meningkatkan status kesehatan keluarganya. 2) Tujuan khusus : a) Meningkatkan



kemampuan



keluarga



dalam



mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga. b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga. c) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya. d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya. e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya. 6.



Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Untuk dapat mencapai tujuan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :



16



1) Mengenal



gangguan



perkembangan



kesehatan



setiap



anggotanya. 2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. 3) Memberikan asuhan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. 4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada (Effendy, 2007). 7.



Peranan



Bidan



dalam



Memberikan



Asuhan



Kebidanan



Keluarga Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh bidan antara lain adalah : 1) Memberikan



asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang



sakit. 2) Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga. 3) Koordinator Pelayanan kesehatan dan kebidanan kesehatan keluarga. 4) Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan bidan dengan mudah menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya. 5) Pendidik kesehatan, bidan dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. 6) Penyuluh



dan konsultan, bidan dan berperan dalam memberikan



petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar terhadap keluarga di



17



samping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga. 8.



Hambatan–Hambatan



yang



Sering



Dihadapi



dalam



Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga Hambatan yang paling besar dihadapi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah : 1) Hambatan dari keluarga a) Pendidikan keluarga yang rendah. b) Keterbatasan sumber daya keluarga. c) Kebiasaan yang melekat. d) Sosial budaya yang tidak menunjang. 2) Hambatan dari bidan a) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi. b) Kondisi alam. c) Kesulitan dalam berkomunikasi. d) Keterbatasan pengetahuan bidan tentang kultur keluarga (Effendy, 2007). 9.



Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan Keluarga Menurut Effendy (2007) ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, adalah : 1) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan. 2) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama. 3) Asuhan kebidanan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. 4) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, bidan melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan



18



masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. 5) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 6) Dalam



memberikan



asuhan



kebidanan



kesehatan



keluarga



memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga. 7) Sasaran asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan. 8) Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses kebidanan. 9) Kegiatan utama dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan kebidanan kesehatan dasar/perawatan di rumah. 10) Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi. 10. Langkah-Langkah dalam Asuhan Kebidanan Keluarga



Dalam melaksanakan asuhan kebidanan kesehatan keluarga ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut : 1) Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara: a) Mengadakan kontak dengan keluarga. b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka. c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhankebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga. d) Membina komunikasi dua arah dengan keluarga. 2) Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.



19



3) Menganalisa data keluaga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga. 4) Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah kesehatan keluarga : a) Ancaman kesehatan. b) Keadaan sakit atau kurang sehat. c) Situasi krisis. 5) Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. 6) Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan kebidanan keluarga dengan mempertimbangkan : a) Sifat masalah. b) Kemungkinan masalah untuk diubah. c) Potensi menghindari masalah. d) Persepsi keluarga terhadap masalah. 7) Menyusun rencana asuhan kebidanan kesehatan dan perawatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas a) Menentukan tujuan yang realistis. b) Merencanakan pendekatan dan tindakan. c) Menyusun standar dan kriteria avaluasi. 8) Melaksanakan asuhan kebidanan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun. 9) Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan. 10) Meninjau kembali masalah kebidanan dan kesehatan yang belum dapat



teratasi



dan



merumuskan



kembali



rencana



asuhan



keperawatan yang baru (Effendy, 2007). C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga



1. Pengkajian Pengkajian data subyektif dan obyektif diperoleh dari data



20



primer maupun data sekunder. Data primer dapat diperoleh melalui hasil wawancara/anamnesis, pengamatan secara langsung dan pemeriksaan kesehatan pada keluarga. Data sekunder dapat dilakukan dengan studi dokumentasi, dengan cara melihat data kesehatan keluarga yang ada di pelayanan kesehatan (misalnya Pustu, Polindes, Puskesmas) maupun di Kelurahan. Data-data yang diperlukan untuk pengkajian asuhan keluarga terlampir pada format pengkajian asuhan keluarga.



2. Analisis a. Analisis Data Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis data adalah bagaimana perkembangan kesehatan keluarga, keadaan lingkungan rumah dan sosial budaya setempat. b. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan masalah keluarga bukan merupakan rumusan permasalahan individu, sehingga rumusan permasalahan kesehatan keluarga merupakan cermin dari kesehatan keluarga. Hal yang harus diperhatikan



untuk



merumuskan



permasalahan



kesehatan



keluarga adalah bagaimanakah ancaman kesehatan (keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit dalam keluarga), kegagalan dalam memantapkan kesehatan (misalnya kegagalan pertumbuhan dan perkembangan), keadaan kegawatdaruratan (misalnya perdarahan), serta 3K (Ketidaktahuan, Ketidakmauan dan Ketidakmampuan) keluarga dalam melaksanakan tugastugas kesehatan. c. Prioritas Masalah Skala



prioritas



permasalahan,



disusun



dengan



kemungkinan



memperhatikan



melakukan



sifat



pencegahan,



21



mengurangi atau menuntaskan permasalahan, berat ringannya masalah untuk dilakukan pencegahan dan dikurangi serta masalah mana yang memerlukan penanganan segera. Perhitungan skala prioritas : No.



Kriteria



1.



Sifat masalah Skala : Tidak/kurang sehat Ancaman Kesehatan Keadaan sejahtera



2.



Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Dengan mudah Hanya Sebagian Tidak dapat



Nilai



Potensi masalah untuk diubah Skala : 3. Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya Masalah Skala : 4. Masalah berat harus ditangani Masalah yang tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan Cara Skoring :



Bobot 1 3 2 1 2 2 1 0 1 3 2 1 1 2 1 0



1) Tentukan skor untuk setiap kriteria 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot 3) Jumlah skor untuk semua kriteria 4) Skor tertinggi adalah 5 3. Perencanaan Perencanaan merupakan sekumpulan tindakan yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah kesehatan pada keluarga, yang disusun secara sistematis, berdasarkan teori dengan menitikberatkan keluarga. Perencanaan disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan (Plan of Action) penyelesaian masalah di keluaraga binaan. 4. Pelaksanaan



22



Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan harus melibatkan keluarga dengan memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber daya yang ada, nilai/norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan prasarana, serta penerimaan keluarga. 5. Evaluasi Penilaian dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi terdiri atas evaluasi struktur, proses dan hasil. D. Konsep Dasar Teori Kehamilan Risiko Tinggi



1. Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Resiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat darurat obstetric yang tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu perkiraan/prediksi akan terjadi komplikasi selama kehamilan maupun dalam persalinan dengan dampak kematian/kesakitan pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan risiko tinggi adalah suatu kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin (Manuaba, 2002). Kehamilan resiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang memiliki risiko lebih tinggi dan lebih besar dari kehamilan normal, baik bagi ibu maupun janin yang di kandungnya, selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan nifas normal. Sehingga dapat terjadi penyakit ataupun kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih faktor risiko., sedangkan ibu hamil risiko rendah bila pada pemeriksaan tidak ditemukan faktor risiko. Namun bukan tidak mungkin dalam perjalanan persalinan dan kehamilan, ibu hamil risiko rendah dapat berubah menjadi risiko tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan rutin selama periode kehamilan dan



23



proses melahirkan (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan resiko tinggi dapat menyebabkan: a. Kematian ibu dan janin b. Keguguran c. Persalinan premature d. Kelahiran dengan berat badan rendah e. Penyakit janin atau bayi neonatus 2. Faktor Risiko Tinggi Kehamilan a. Faktor Langsung: 1) Paritas meliputi primigravida, grandemultipara 2) Riwayat persalinan abortus 2 kali atau lebih, partus prematurus 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca persalinan, pre-eklamsia dan eklamsia, kehamilan mola, pernah ditolong secara obstetric operatif, pernah operasi ginekologik, pernah inersia uteri (Indiarti, 2013). 3) Disproporsi sevalo pelvik Disproporsi sevalo pelvik adalah panggul sempit. Keadaan yang menggambarkan ketidak seimbangan antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak bisa keluar melalui vagina (Notoatmodjo, 2007). 4) Pre-eklampsia dan eklampsia Timbulnya hipertensi disertai proteinunria dan oedema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Notoatmodjo, 2007). 5) Kehamilan molahidatidosa Kehamilan mola adalah berupa gelembung – gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan (Kementrian Kesehatan RI, 2011). 6) Hidramnion Hidramnion adalah meningkatnya air ketuban melebihi



24



2000cc. normalnya 800 – 1000cc (Kementrian Kesehatan RI, 2011). 7) Kelainan letak pada kehamilan tua Kelainan letak janin dapat berupa letak sungsang dan letak lintang. 8) Dismaturitas Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya. Artinya



bayi



mengalami



retardasi



pertumbuhan



intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (Manuaba, 2001). 9) Kehamilan pada infertilitas Infertilitas adalah pasangan yang telah menikah dan hidup harmonis tetapi belum terjadi kehamilan. Apabila terjadi kehamilan komplikasi yang akan terjadi yaitu perdarahan (Manuaba, 2001). 10) Persalinan terakhir 5 tahun yang lalu atau lebih Kehamilan dengan jarak terakhir persalinan 5 tahun atau lebih dapat mengakibatkan abortus. 11) Kehamilan yang disertai dengan anemia Perubahan fisiologi alami yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah normal pada kehamilan peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma. 12) Hipertensi Adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana biasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadang – kadang penyebab ini dihubungkan dengan penyakit ginjal, penyempitan aorta dan keadaan ini lebih sering muncul pada saat kehamilan (Kementrian Kesehatan RI, 2011).



25



13) Kehamilan dengan penyakit jantung Pada saat pertumbuhan janin, yang diperlukan yaitu oksigen dan zat-zat makanan selama kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar dalam tubuh ibu dapat memenuhi kebutuhan janin. (Manuaba, 2001). 14) Kehamilan dengan diabetes militus Diabetes terjadi karena produksi insulin tidak ada atau tidak cukup. Insulin adalah hormone yang diproduksi oleh sel beta yang berfungsi mengangkut glukosa kedalam sel. (Manuaba, 2001). 15) Obesitas Wanita hamil dengan obesitas beresiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan serta persalinan yaitu melahirkan bayi meninggal (still birth) dan menderita diabetes gestasional. (Kementrian Kesehatan RI, 2011). b. Faktor Tidak Langsung 1) Pengetahuan Pentingnya pengetahuan ibu tentang kehamilan risiko tinggi sangat dibutuhkan karena pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi sangat penting untuk terbentuknya sikap ibu dalam memahami akan risiko yang akan timbul dalam kehamilan. 2) Usia Usia seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. 3) Tempat tinggal Ibu (Lingkungan) Dalam analisis ini daerah tempat tinggal dibagi menjadi dua yaitu perkotaan dan pedesaan. Hasil uji statistic menunjukan bahwa ibu yang tinggal dipedesaan lebih besar risiko untuk mengalami kehamilan risiko tinggi



26



karena di pedesaan jumlah jenis dan pelayanan fasilitas kesehatan masih terbatas. 4) Pendidikan ibu Pendidikan ibu memiliki pengaruh terhadap risiko kehamilan. Hal ini dapat diasumsikan karena ibu yang berpendidikan rendah memiliki tingkat pengetahuan yang rendah pula terhadap bahaya dan risiko tinggi kehamilan. 5) Status ekonomi Status ekonomi rumah tangga mempunyai hubungan yang bermakna dengan kehamilan risiko tinggi. Seorang ibu yang kurang beruntung karena dating dari keluarga miskin akan berpotensi lebih besar untuk menderita kehamilan risiko tinggi dibandingkan dengan ibu yang berasal dari keluarga kaya. 6) Pelayanan kesehatan Hasil analisis menunjukan hubungan yang signifikan antara pelayanan kesehatan dengan kejadian kehamilan risiko tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil analisis Pitaley bahwa



pelayanan



kesehatan



seperti



pemanfaatan



perawatan pasca persalinan memiliki hubungan dengan kematian neonatal. 3. Komplikasi Risiko Tinggi Tidak semua ibu hamil memiliki komplikasi kehamilan yang beresiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau resiko selama hamil dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi. Ada beberapa komplikasi tinggi, diantaranya: a. Anemia Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darah merah tetap normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. (Indiarti, 2013).



27



b. Intrauterine Growth Restriction (IUGR) Janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat (IUGR) adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat atau ukuran yang sesuai dengan usia kehamilannya (Indiarti, 2013). c. Plasenta Previa Plasenta previa yaitu kondisi di mana plasenta melekat pada bagian bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi bukaan leher rahim. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bulan - bulan awal kehamilan, jika seorang ibu hamil mengalami placenta previa, ibu dan janin akan memiliki resiko perdarahan (Manuaba, 2001) d. Penyakit rhesus Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Fungsi rhesus yaitu untuk melindungi tubuhnya sekaligus memerangi ‘benda asing' (janin) tersebut. Hal inilah yang



menimbulkan



antirhesus



(penghancuran



sel



darah



merah)/hemolitik. Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian janin di dalam rahim, ataupun jika bayi lahir, maka kemungkinan besar ia akan menderita anemia, hati bengkak, kuning (jaundice), hingga gagal jantung (Manuaba, 2001). e. Kehamilan postterm Persalinan postterm adalah persalinan melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin terdapat tanda postmaturitas. Persalinan postterm menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata - rata 28 hari. (Manuaba, 2001). f. Kehamilan ganda Kehamilan Ganda adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kehamilan yang mengandung dua atau lebih bayi. Meskipun



28



kehamilan ganda merupakan sesuatu yang menarik dan sering kali membahagiakan banyak pasangan, akan tetapi ada banyak resiko untuk terjadinya komplikasi dalam kehamilan, seperti 25 kelahiran prematur, preeclampsia (hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan) dan perdarahan hebat setelah melahirkan (Prawiroharjo, 2008). g. Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat pada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba falopi atau saluran telur di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur. Dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus. Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada saluran telur, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio. (Manuaba, 2001). h. Keguguran Keguguran adalah kematian bayi sebelum usia 20 minggu kehamilan. Istilah medis untuk keguguran adalah aborsi spontan tetapi istilah aborsi dalam hal ini tidak sama dengan definisi aborsi yang umum di masyarakat meskipun sama – sama dicirikan dengan hilangnya janin dari rahim. (Indiarti MT, 2013). i. Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang dialami setelah melahirkan. Perdarahan pasca melahirkan dapat terjadi langsung setelah pasien melahirkan dalam kurung waktu 24 jam, beberapa hari kemudian, bahkan setelah ibu kembali ke rumah. (Indiarti



29



MT, 2013). 4. Tanda Bahaya atau Kelainan pada Kehamilan Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda / gejala yang menunjukan ibu atau bayi yang dikandungannya dalam keadaan bahaya. (Nursalam, 2008) Tanda bahaya pada kehamilan yang perlu dikenali yaitu: a. Perdarahan Perdarahan pada kehamilan 7 - 9 bulan, meskipun hanya sedikit akan tetapi keadaan tersebut merupaka ancaman bagi ibu dan janin. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat disebabkan oleh keguguran. b. Bengkak tangan atau wajah, pusing dan dapat diikuti kejang Sedikit bengkak pada tungkai bawah pada umur kehamilan 6 bulan keatas mungkin masih normal. Sedikit bengkak pada tangan atau wajah, yang disertai tekanan darah tinggi dan pusing atau bahkan sakit kepala merupakan kondisi yang sangat berbahaya pada kehamilan. c. Ibu tidak mau makan dan muntah terus Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual dan kadang – kadang muntah. Akan tetapi mual muntah yang dialami berlanjut hingga berlangsung secara terus – menerus akan berbahaya bagi kehamilan d. Berat badan ibu hamil tidak naik Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan. Akan tetapi jika berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam, hal ini menandakanpertumbuhan janin terganggu atau terancam. Kemungkinan penyebab keadaan tersebut adalah ibu kekurangan gizi. e. Gerakan janin berkurang atau tidak ada



30



Gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada umur kehamilan 4-5 bulan. Gerakan janin yang berkurang melemah atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, dapat mengakibatkan kehidupan bayi terancam. f. Ketuban pecah dini Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami tanda – tanda persalinan, maka janin dan ibu akan mudah terinfeksi. g. Kelainan letak janin didalam rahim Kelainan letak janin antara lain: letak sungsang yaitu kepala janin dibagian atas rahim dan letak lintang yaitu letak janin melintang didalam rahim. 5. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi atau komplikasi yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu dan bayi. (Nursalam, 2008). Perawatan antenatal secara dini merupaka cara untuk mendeteksi kehamilan beresiko, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah - langkah dan persiapan persalinan. (Sukmadinata, 2007). Pengawasan antenatal sebaiknya dilakukan secara teratur selama hamil, oleh WHO dianjurkan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali, dengan 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. (Manuaba, 2001). Adapun tujuan pengawasan antenatal yaitu untuk mengetahui secara dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin sehingga dapat (Kementrian Kesehatan RI, 2011) : a. Melakukan pengawasan yang lebih intensif b. Memberikan pengobatan sehingga resikonya dapat dikendalikan c. Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu



31



BAB III TINJAUAN KASUS DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA I. IDENTITAS KELUARGA 1. Nama KK



: Tn. Isa



2. Jenis Kelamin



: Laki-laki



3. Umur/tgl lahir



: 16 April 1999



4. Agama



: Islam



5. Suku



: Banjar



6. Pendidikan



: SMA



7. Status Pernikahan : Usia menikah suami : 21 tahun



Istri: 16 tahun



Lama pernikahan : 1 tahun 8. Alamat



: Jl. Ahmad Yani RT.11 Kelurahan Melak Ulu Kota Kutai Barat



II. KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA Wanita (10-54) Agama Pendidikan Pekerjaan Hamil/tidak Islam SMA Honorer



No Nama



Hub. ART



Thn lahir



Usia



L/P



Status Perkawinan



1.



Tn.J



Suami



16-4-99



21th



L



K



2.



Ny.N



Istri



30-11-03



17th



P



K



Hamil



Islam



SMA



IRT



3.



Ny.H



Ortu



06-11-72



49th



P



K



Tidak



Islam



SMA



IRT



4.



Tn.A



Kakak



21-12-94



27th



L



BK



Islam



SMA



Swasta



5.



Nn.I



Adik



02-06-01



20th



P



BK



Islam



SMA



Mhs



6.



Tn.M



Adik



02-05-05



16th



L



BK



Islam



SMP



Pelajar



Tidak



2. Gangguan Kesehatan a. Berlaku untuk semua umur



1. Apakah Saudara mempunyai kartu jaminan kesehatan atau JKN / BPJS Ya ( ˅ )



Tidak (



)



33



2. Apakah Saudara merokok? Ya ( ˅ )



Tidak (



)



3. Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai satu atau lebih gejala: dahak bercampur darah/ batuk berdarah, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam > 1 bulan? Ya (



)



Tidak ( ˅ )



4. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tekanan darah tinggi/hipertensi? Ya (



)



Tidak ( ˅ )



5. Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum obat tekanan darah tinggi/hipertensi secara teratur? Ya (



)



Tidak ( ˅ )



6. Apakah saat ini dilakukan pengukuran tekanan darah? Ya ( ˅ )



Tidak (



)



7. Hasil pengukuran tekanan darah : Ny. N 120/80 b. Berlaku untuk anggota keluarga wanita berstatus menikah (usia



10-54 tahun) 1.



Apakah Saudara sedang hamil? Ya ( ˅ )



2.



Tidak (



)



Apakah Kehamilan dalam kategori resiko rendah? Ya ( ˅ )



Tidak (



)



c. Berlaku untuk anggota keluarga wanita berstatus menikah (usia



10-54 tahun) dan tidak hamil atau anggota keluarga laki-laki berstatus menikah (usia ≥ 10 tahun) 1.



Apakah Saudara atau pasangan Saudara menggunakan alat kontrasepsi atau ikut program Keluarga Berencana? Ya (



)



Tidak ( ˅ )



34



d. Berlaku untuk Ibu yang memiliki anggota keluarga berumur < 12



bulan 1.



Apakah saat Ibu melahirkan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan? Ya (



)



Tidak (



)



e. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 7-23 bulan



1.



Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi ASI eksklusif? Ya (



)



Tidak (



)



f. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 12-23 bulan



1.



Apakah selama bayi usia 0-11 bulan diberikan imunisasi lengkap? (HB0, BCG, DPT- HB1, PT-HB2, DPT HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, Campak) Ya (



)



Tidak (



)



g. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 2-59 bulan



1.



Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan pertumbuhan balita? Ya (



)



Tidak (



)



VI. PENGKAJIAN INDIVIDU PADA IBU HAMIL TRIMESTER III Tanggal Pengkajian



: 15 Desember 2021



Waktu Pengkajian



: 11.00 wita



Tempat Pengkajian



: Rumah Tn. J



Nama Pengkaji



: Yustina



S: 1. Identitas Nama Ibu



: Ny. N



Nama Suami : Tn. J



Umur



: 17 th



Umur



: 22 th



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku/Bangsa : Banjar



Suku/Bangsa : Banjar



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Honorer



35



Alamat



: Jl. Ahmad Yani RT.11 Kelurahan Melak Ulu



2. Keluhan utama Ibu mengatakan demam dan pilek 3. Riwayat kesehatan klien Tidak pernah memiliki Riwayat penyakit menurun, menular dan menahun. 4. Riwayat kesehatan keluarga Di dalam keluarga ibu tidak pernah ada yang memiliki Riwayat penyakit menurun, menular dan menahun.



5. Riwayat menstruasi HPHT



: 04 Mei 2021



TP



: 08 Februari 2022



Siklus



: 28 hari



Lama



: 5 hari



6. Riwayat obstetrik No



Kehamilan Suami Ank UK



1



1



H



A



Persalinan Pny



Jns



Pnlg



M



I



L



Tmpt



Anak Pny JK I



N



BB/PB



H



Nifas M Abnr



I



7. Riwayat kontrasepsi Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun. 8. Pola fungsional kesehatan



Lkts Pny



36



Pola Nutrisi



Sebelum Hamil Makan 3x sehari, porsi sedang, minum air 8 gelas sehari Eliminasi BAK 5x sehari BAB 1x sehari, tidak ada keluhan Aktivitas Melakukan pekerjaan rumah sendiri Istirahat Tidur siang 1 jam sehari, tidur malam 7 jam sehari Personal Hygiene Mandi 2x, ganti pakaian dan pakaian dalam 2x sehari Seksualitas 3 kali seminggu



Saat Ini Makan 3-4x sehari, porsi sedang, minum air 8 gelas sehari BAK 6-8x sehari, BAB 1-2x sehari, tidak ada keluhan Melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh keluarga Tidur siang 1 jam sehari, tidur malam 7-8 jam Mandi 2x, ganti pakaian dan pakaian dalam 2-3x sehari 1 kali/ 2 minggu



9. Riwayat psikososiokultural spiritual a. Psikologis



: Riwayat pernikahan pertama, keadaan ibu saat ini baik.



b. Sosial



: lama menikah ±1 tahun, suami dan keluarga menerima kehamilan ini



c. Kultural



: tidak ada budaya/adat istiadat yang dapat membahayakan ibu dan janin selama kehamilan.



d. Spiritual



: Tidak ada tradisi keagamaan yang merugikan dan masih dilakukan oleh ibu dan keluarga yang dapat merugikan kesehatan ibu dan janinnya.



O: 1. Pemeriksaan Umum



Keadaan Umum



: baik



Kesadaran



: composmentis



Tanda-tanda vital



:



a. Tekanan darah : 120/80 mmHg b. Suhu



: 36°C



c. Nadi



: 78x/menit



d. Pernafasan



: 18x/menit



Antropometri



37



a. Tinggi badan



: 151,5 cm



b. Berat badan sebelum hamil : 44kg c. Berat badan sekarang



: 55kg



d. LILA



: 26 cm



2. Pemeriksaan fisik



Kepala



: Bersih, tidak ada lesi, rambut hitam, tidak ada edema



Wajah



: Simetris, bersih, ada chloasma gravidarum



Mata



: Simetris, sclera warna putih, konjungtiva warna merah muda



Telinga



: Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan



Hidung



: Bersih dan tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip



Mulut



: Simetris, tidak pucat, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada karies dan karang gigi, tidak nampak peradangan pada tosil dan ovula, lidah bersih



Leher



: ada chloasma gravidarum, tidak ada pembengkakan



Dada



: Simetris, tidak nampak retraksi dinding dada, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, bunyi nafas vesikuler, BJ I dan II terdengar jelas.



Payudara



: Simetris, ada hyperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, tidak ada dimpling, tidak ada benjolan, tidak terdapat pengeluaran ASI



Abdomen



: Tidak ada Linea Nigra, nampak membesar, tidak ada luka bekas operasi SC Leopold I



: bagian fundus teraba lunak, tidak



terlalu bulat dan tidak melenting Leopold II



: bagian kiri ibu teraba keras, panjang



dan rata sedangkan bagian kanan ibu teraba



38



bagian terkecil janin Leopold III



: teraba bagian terendah janin bulat,



keras dan melenting, bagian tersebut masih bisa digoyang Leopold IV Genetalia



: divergen



: Bersih, tidak ada secret, tidak ada varices, tidak ada oedem, tidak ada pembesaran kelenjar bartholin.



Anus



: Tidak nampak hemoroid



Ekstremitas



: Bawah : simetris, CRT kembali sebelum 2 detik Atas



: simetris, CRT kembali 35 tahun akan membuat wanita rentan terhadap sejumlah komplikasi. Menurut penulis terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yang terlaksana, bahwa klien termasuk kategori usia yang dapat dikategorikan dalam kehamilan resiko tinggi. Ibu dengan kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil yang normal. Ibu hamil yang termasuk kategori kehamilan dengan risiko tinggi adalah ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, bentuk panggul ibu yang tidak normal, badan ibu kurus pucat, umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jumlah anak lebih dari 4 orang,



50



51



jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun, adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu, sering terjadi keguguran sebelumnya, kepala pusing hebat, kaki bengkak, perdarahan pada waktu hamil, keluar air ketuban pada waktu hamil. Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin (Fourianalistyawati & Caninsti, 2014). Kehamilan dengan risiko tinggi dapat mengakibatkan beberapa hal berikut ini, yaitu: bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan berat lahir rendah, keguguran (abortus), persalinan tidak lancar atau macet, perdarahan sebelum dan sesudah persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu hamil atau bersalin meninggal dunia, keracunan kehamilan atau kejang-kejang (Fourianalistyawati & Caninsti, 2014). Solusi untuk mengatasi masalah tersebut maka mahasiswa memberikan pendidikan kesehatan kepada Ny. N mengenai perilaku kesehatan saat kehamilan. Klien atau Ny. N perlu tahu tentang perilaku kesehatan saat kehamilan khususnya pada ibu hamil berisiko tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, masalah dengan teori tidak ada kesenjangan. Menurut hasil penelitian (Khadijah & Arneti, 2018) menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan resiko tinggi maka semakin tinggi pula kemampuan ibu dalam melakukan deteksi dini resiko tinggi kehamilan. Pengetahuan tentang manfaat deteksi dini resiko tinggi pada kehamilan menyebabkan seorang ibu hamil mempunyai sikap yang positif dan akan mempengaruhi ibu untuk melakukan deteksi dini resiko tinggi kehamilan dan pemeriksaan antenatal care sedini mungkin ke petugas kesehatan. Hambatan terhadap pemberian asuhan keluarga pada keluarga Tn. J yang dilakukan oleh mahasiswa, tidak ditemukan hambatan yang berarti. Keluarga Tn. J sangat kooperatif dan kerjasama yang baik terjalin antara mahasiswa dengan keluarga Tn. J selama pemberian asuhan keluarga oleh mahasiswa. Setelah dilakukan asuhan keluarga pada keluarga Tn. J, keluarga bersedia untuk melakukan rutin pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan untuk mengetahui keadaan kehamilan Ny. J apabila terdapat keluhan dan cara menangani atau mengurangi keluhan tersebut.



52



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan



Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga dilaksanakan selama 7 hari, yaitu tanggal 01 Desember 2021 hingga 08 Desember 2021 dengan lingkup pemberdayaan keluarga dan usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga lebih banyak melibatkan peran serta keluarga, adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini, yaitu : 1. Melakukan pengkajian data dasar pada keluarga Tn.J. 2. Melakukan analisis data pada keluarga Tn.J. 3. Menentukan perumusan masalah pada keluarga Tn.J. 4. Menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.J. Adapun prioritas masalah pada keluarga Tn.J telah ditentukan dengan skoring dari dua masalah kesehatan, yaitu kurangnya pengetahuan Ny.N tentang perilaku 1 sehat selama kehamilan dengan skor 3 . 3



5. Menentukan dan melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan pada keluarga Tn.J di rumah keluarga Tn.J yaitu pendidikan kesehatan tentang perilaku sehat selama kehamilan dan bahaya merokok bagi kesehatan. 6. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn.J B. Saran



1. Bagi Klien Diharapkan dengan dilakukannya asuhan kebidanan pemberdayaan pada keluarga secara menyeluruh oleh mahasiswa dapat membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau menemukan masalah kesehatan yang sebelumnya tidak diketahui oleh keluarga.



53



2. Bagi Petugas Kesehatan Dengan adanya kegiatan mahasiswa berupa asuhan kebidanan pembedayaan keluarga, pada salah satu keluarga yang ada disekitar lingkungan Puskesmas Melak diharapkan dapat membantu dalam menemukan masalah kesehatan dan penanganan segera terkait masalah kesehatan yang dialami serta memberikan penyuluhan kesehatan di masyarakat yang lebih kontinu agar masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kegiatan Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga ini selalu diprogramkan dalam akademik, disamping kegiatan ini membantu



masyarakat



untuk



bersama-sama



permasalahan kesehatan yang ada dilingkungan mereka.



mengidentifikasi



DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2016). Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia. In Katalog BPS. file:///C:/Users/Windows 10/Downloads/Documents/3 BPS Potret Awal TPB di Indonesia.pdf Fourianalistyawati, E., & Caninsti, R. (2014). Kualitas Hidup Pada Ibu Hamil Dengan Kehamilan Risiko Tinggi. Conference: Konferensi Nasional II Psikologi Kesehatan Universitas YARSI. H, P. S., Hapsari, D., Dharmayanti, I., & Kusumawardani, N. (2015). FaktorFaktor Yang Berpengaruh Terhadap Risiko Kehamilan “4 Terlalu (4-T)” Pada Wanita Usia 10-59 Tahun (Analisis Riskesdas 2010). Media Penelitian Dan



Pengembangan



Kesehatan,



24(3),



143–152.



https://doi.org/10.22435/mpk.v24i3.3649.143-152 Indiarti, MT. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. Yogjakarta: Glossia Media. Khadijah, S., & Arneti. (2018). Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan Ditentukan Oleh Pengetahuan dan Dukungan Tenaga Kesehatan. Jurnal Sehat Mandiri, 13(1), 27–34. http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm Manuaba,I.B.G. (2001). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam.



2008.



Konsep



dan



Penerapan



Metodologi



Penelitian



Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.



54



Ilmu



LAMPIRAN



SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) 1. Topik



: Kesehatan masa Kehamilan



2. Sub Topik



: Perilaku Sehat masa Kehamilan



3. Sasaran



: Ibu Hamil



4. Hari/Tanggal



: Senin, 27 Desember 2021



5. Waktu



: 11.00 WITA



6. Tempat



: Rumah Ny.N



7. Pelaksana



: Yustina



A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah diberikan Penkes diharapkan Klien dan keluarga dapat memahami tentang Perilaku Sehat masa Kehamilan B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu : a. menyebutkan bagaimana cara menjaga kehamilan b. menyebutkan berapa kali kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan c. menyebutkan apa saja persiapan saat kehamilan d. menyebutkan apa saja zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil e. menyebutkan apa saja yang harus dihindari selama kehamilan f. menyebutkan bagaimana cara menghadapi komplikasi saat hamil berisiko g. menyebutkan aktivitas yang baik dilakukan selama hamil h. menyebutkan bagaimana cara menjalani kehamilan C. Sasaran Klien dan Keluarga Klien D. Materi a. Cara menjaga kehamilan b. Kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan c. Persiapan saat kehamilan



d. Zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil e. Hal yang harus dihindari selama kehamilan f. Cara menghadapi komplikasi saat hamil berisiko g. Aktivitas yang baik dilakukan selama hamil h. Cara menjalani kehamilan E. Metode a. Diskusi b. Tanya jawab F. Media a. Ceramah b. Leaflet c. Lembar balik G. Kegiatan Penyuluhan No 1



2



Tahap Pembukaan



Kegiatan inti



Pengajar 1. Membuka acara dengan mengucapkan salam dan perkenalan 2. Menyampaikan topik dan tujuan Penyuluhan kepada sasaran 3. Kontrak waktu dengan sasaran Menjelaskan :    1. Cara menjaga kehamilan 2. Kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan 3. Persiapan saat kehamilan 4. Zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil 5. Hal yang harus dihindari selama kehamilan 6. Cara menghadapi komplikasi



Sasaran 1.



2.



Menjawab salam dan mendengarkan perkenalan. Mendengarkan



3.



Menyetujui kesepakatan pelaksanaan Penkes



1. 2.



Memperhatikan Memperhatikan



3. 4.



Memperhatikan Memperhatikan



5.



Memperhatikan



6.



Memperhatikan



Waktu 5 Menit



10 menit



saat hamil berisiko 7. Aktivitas yang baik dilakukan selama hamil 8. Cara menjalani kehamilan 3



Penutup



1. Memberi kesimpulan tentang perilaku sehat masa kehamilan 2. Mengajukan pertanyaan (evaluasi) pada sasaran tentang materi yang sedang di lakukan 3. Menutup pertemuan dan memberi salam penutup



7.



Memperhatikan



8.



Memperhatikan



1.



Memperhatikan



2.



Menjawab pertanyaan



3.



Memperhatikan dan menjawab salam



H. Evaluasi a. Evaluasi Struktur 1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan 2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan 3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan b. Evaluasi Proses 1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan 2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan 3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap 4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan c. Evaluasi Hasil 1) Sebutkan kembali cara menjaga kehamilan 2) Sebutkan kembali berapa kali kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan 3) Sebutkan kembali persiapan saat kehamilan 4) Sebutkan kembali zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil 5) Sebutkan kembali hal yang harus dihindari selama kehamilan 6) Sebutkan kembali cara menghadapi komplikasi saat hamil berisiko 7) Sebutkan kembali aktivitas yang baik dilakukan selama hamil 8) Sebutkan kembali cara menjalani kehamilan



5 menit



MATERI PENYULUHAN 1.



Cara Menjaga Kehamilan a. Rutin kontrol kehamilan dengan tenaga kesehatan b. Memahami hal-hal penting untuk mempersiapkan kehamilan c. Menjaga makan dan mengetahui zat penting yang baik dikonsumsi saat hamil d. Memahami hal-hal yang harus dihindari selama kehamilan e. Paham dan sigap menghadapi komplikasi saat hamil berisiko f. Memahami aktivitas yang baik dilakukan selama hamil g. Memahami cara menjalani kehamilan yang baik



2.



Kontrol Kehamilan ke Tenaga Kesehatan Dengan kontrol kehamilan teratur, Ibu dan bayi dapat tetap sehat dan selamat selama proses kehamilan, persalinan, hingga masa nifas. Kontrol kehamilan dapat dilakukan pada tenaga kesehatan (dokter/bidan) di rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan terdekat. Seringkali, ibu tidak memperhatikan pentingnya kunjungan kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan. Hal ini pun dianggap biasa, padahal bisa fatal akibatnya apabila ibu tidak memeriksakan kehamilan secara berkala dengan tenaga kesehatan. Ketika melakukan pemeriksaan, ibu akan mendapatkan vitamin dan sejumlah informasi edukasi terkait kehamilan dan keluhan yang mungkin dirasakan ibu. Maka, kontrol kehamilan pun penting dan ditetapkan minimal 4 kali kontrol kehamilan dengan tenaga kesehatan. Kontrol kehamilan yang baik, paling sedikit empat kali selama kehamilan, yaitu: a. Kunjungan Pertama Dilakukan saat mulai pertama kali tahu hamil hingga usia kehamilan menginjak 14 minggu. b. Kunjungan Kedua Saat usia kehamilan menginjak trimester II kehamilan, yakni 14 hingga 28 minggu kehamilan. c. Kunjungan Ketiga



Kunjungan ini dilakukan saat usia kehamilan masuk trimester III yakni, 28 hingga 36 minggu. d. Kunjungan Keempat Dilakukan saat usia kehamilan masuk trimester III, atau jika usia kehamilan diatas 36 minggu menjelang melahirkan. 3.



Zat Penting yang dikonsumsi Selama Hamil Selama hamil ibu perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsinya. Makanan sangat berpengaruh terhadap ibu dan tumbuh kembang janin, diantaranya asupan nutrisi dengan pola gizi seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil. Zat penting selama kehamilan, diantaranya: a. Zat besi, misalnya daging merah, telur, kacang-kacangan, sayur-sayuran hijau, ikan b. Asam folat, seperti kacang-kacangan, putih telur, gandum, susu, sayur bayam dan brokoli, pisang. c. Kalsium yang berasal dari brokoli, jeruk, susu, gandum, kacang kedelai, apel, pepaya. Selain melalui makanan, asupan nutrisi juga dapat diperoleh dari tambahan makanan/mineral; seperti zat besi dan asam folat. Ibu hamil juga dapat menanyakan mengenai dosis penambahan zat makanan/mineral selama kehamilan pada bidan atau dokter.



4.



Mempersiapkan Kehamilan Sedini Mungkin Hal-hal penting yang perlu disiapkan ketika hamil, antara lain: a. Tempat kontrol dan rujukan b. Tabungan persiapan persalinan c. Surat jaminan kesehatan d. Transportasi e. Keluarga dan kerabat yang menemani f. Donor darah, siapkan orang yang memiliki golongan darah yang sama untuk menjadi pendonor jika diperlukan g. Ketika melakukan kontrol kehamilan setidaknya lakukan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) 1 kali pada trimester kedua (3-6 bulan) di rumah sakit yang memiliki fasilitas USG lengkap.



5.



Hal-hal yang Harus Dihindari Selama Kehamilan Secara umum, tidak ada pantangan makanan bagi ibu hamil. Namun, ada hal-hal yang harus dihindari selama hamil, yakni: a. Mengurangi konsumsi teh dan kopi (5kg c. angkat beban



POST TEST 1. Apa yang termasuk cara menjaga kehamilan . . . a. merokok b. memeriksakan ke tenaga kesehatan 1x selama kehamilan c. mempersiapkan kehamilan sedini mungkin 2. Berapa kali jumlah minimal ibu hamil memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan . .. a.   4 kali b.   2-3 kali c.   1 kali 3. Yang bukan makanan yang penting dikonsumsi selama kehamilan . . . a. Makanan mentah b.



Ikan



c.



Buah dan sayur



4. Yang termasuk mempersiapkan kehamilan, kecuali . . . a. Donor darah b. Tidak ada kerabat dekat yang bisa dihubungi c. BPJS/Jaminan Kesehatan



5. Aktivitas yang dilakukan selama hamil adalah . . a. Berenang b. Membawa barang >5kg c. angkat beban



Perilaku Sehat saat Hamil



2. Asam Folat PERSIAPAN KEHAMILAN Asam folat terdapat pada kacang-



Kontrol Kehamilan ke tenaga kesehatan yang dilakukan minimal 4x selama kehamilan.



kacangan, putih telur, gandum, susu, sayur bayam dan brokoli, pisang.



Kontrol kehamilan dilakukan 1x saat trimester I, 1x saat trimester II dan 2x saat trimester III



Zat gizi Penting yang dikonsumsi selama hamil 3. Kalsium 1. Zat Besi Terdapat pada daging merah, telur, kacang-kacangan, sayursayuran hijau, ikan



berasal dari brokoli, jeruk, susu, gandum, kacang kedelai, apel, pepaya.



a. Tempat kontrol dan rujukan b. Tabungan persiapan persalinan c. Surat jaminan kesehatan d. Transportasi e. Keluarga dan kerabat yang menemani f. Donor darah g. Melakukan pemeriksaan USG



Yang Harus Dihindari Selama Kehamilan



 Mengurangi konsumsi teh dan kopi  Hindari minum jamu dan obat-obatan tanpa resep dokter  Dilarang untuk merokok  Hindari minum minuman keras dan beralkohol  Hindari makan makanan setengah matang atau mentah.



Komplikasi Kehamilan Berisiko



Aktivitas yang Dilakukan Semasa Hamil Misal ibu merasakan:  Keluhan pusing yang hebat dan tak tertahankan  Pucat, letih dan lesu  Mual, muntah dan hilangnya nafsu makan  Perdarahan atau keluarnya cairan dari jalan lahir



Melakukan aktivitas ringan selama 5-30 menit, seperti:  Jalan pagi  Senam ringan  Berenang Dan aktivitas lain, sesuai saran bidan/dokter.



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik



:



Masalah Kesehatan yang Umum di Masyarakat



Subtopik



:



Bahaya Rokok Bagi Kesehatan



Sasaran



:



Keluarga Tn. J



Tempat



:



Rumah Tn. J



Hari/Tgl/Jam :



Senin, 27 Desember 2021 pukul 11.00 WITA



Alamat



:



Jl. Ahmad Yani RT.11 Kelurahan Melak Ulu



Pelaksana



:



Yustina



A. Tujuan Instruktional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama kurang lebih 10 menit klien mengerti mengenai bahaya rokok bagi kesehatan B.



Tujuan Instruktional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, klien dapat : 1. Memahami arti penting bahaya asap rokok dan merokok 2. Menghindari asap rokok yang dapat mengganggu kesehatan



C. Sasaran Klien dan keluarga klien D. Materi 1. Kriteria perokok 2. Bahaya merokok bagi kesehatan 3. Kerugian merokok 4. Langkah-langkah berhenti merokok E. Metode 1. Diskusi 2. Tanya jawab F. Media 1. Ceramah



2. Leaflet G. Kegiatan Penyuluhan No 1



Waktu 1 menit



2



4 menit



3



2 menit



4



2 menit



5



1 menit



Kegiatan penyuluhan Pembukaan: Memberi salam Menjelaskan tujuan penyuluhan Melakukan kontrak waktu Pelaksanaan: Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.



Tanya Jawab : Memberi kesempatan klien untuk bertanya seputar bahaya asap rokok Evaluasi: Meminta kepada peserta untuk mengulang kembali apa yang disampaikan pembicara. Penutup: Mengucapkan terima kasih dan salam



Kegiatan peserta Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Mendengarkan dan menyimak pembicara Mendengarkan dan menyimak pembicara Mendengarkan dan menyimak pembicara Bertanya Bertanya Menjawab pertanyaan



Menjawab salam



H. Evaluasi 1. Evaluasi struktur a. Kelengkapan media : tersedia dan siap digunakan b. Pelaksanaan siap melakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan c. Sasaran siap diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan 2. Evaluasi proses a. Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan b. Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan c. Pelaksana menyajikan materi secara lengkap d. Pelaksana menyajikan materi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 3. Evaluasi hasil a. Klien mengerti dan memahami tentang bahaya rokok bagi kesehatan



TINJAUAN PUSTAKA “Bahaya Rokok Bagi Kesehatan” A. Kriteria Perokok Kriteria perokok ringan sampai berat dapat dilihat dari waktu (menit) yang dibutuhkan seseorang untuk segera merokok setelah bangun pagi dan jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari. 1. Perokok sangat berat. Menghabiskan lebih dari 31 batang sehari. Hanya 5 menit setelah bangun pagi ia harus merokok. 2. Perokok berat. Menghabiskan 21-30 batang per hari. Selang waktu 6-30 menit setelah bangun pagi ia merokok. 3. Perokok sedang. Menghabiskan 11-20 batang sehari. Selang waktu 31-60 menit setelah bangun tidur ia akan merokok. 4. Perokok ringan. Menghabiskan sekitar 10 batang sehari dan baru merokok dalam waktu lebih dari 60 menit setelah bangun pagi. B. Bahaya Merokok 1. Bagi Perokok a. Jangka pendek : Sesak napas, peningkatan denyut jantung, peningkatan asma, impotensi, kekurang suburan dan peningkatan karbonmonoksida dalam darah. b. Jangka panjang : Serangan jantung, stroke, kanker paru, dan kanker lainnya (tenggorokan, rongga mulut, faring, kerongkongan, pancreas, kandung kencing, leher rahim, leukemia), kerusakan ginjal, kebutaan, serta penyakit paru seperti bronchitis kronis dan emfisema. 2. Bagi orang-orang di sekeliling perokok Bukan hanya si perokok, orang sekelilingnya juga akan terkena pengaruh asap tembakau. a. Kematian mendadak pada bayi yang bernapas di tengah-tengah asap rokok. b. Penyakit pernapasan dan penyakit telinga tengah pada anak-anak. c. Kanker paru-paru dan penyaki jantung pada orang dewasa



C. Kerugian Merokok lainnya 1. Dosa. Rokok adalah perbuatan yang dilarang dalam agama. Perihal rokok amat jelas berbahaya dan membahayakan diri sendiri bahkan orang lain adalah sesuatu yang diharamkan. 2. Kerugian Ekonomi, merokok tentunya akan menguras uang yang seharusnya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti : biaya sekolah anak, membeli ikan, dan buah-buahan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan. 3. Masalah Sosial, kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk menggunakan minuman keras dan narkotika yang banyak menjadi penyebab terjadinya tindakan kriminal. D. Berhenti Merokok Penelitian menunjukkan bahwa bila seseorang berhenti merokok dua jam saja, maka nikotin mulai meninggalkan tubuh, berhenti 6 jam akan menurunkan denyut nadi dan tekanan darah dan berhenti 12 jam akan membuat CO meninggalkan tubuh. Bila seseorang terus berhenti merokok 3-9 bulan, maka batuk dan gangguan pernapasan mulai menghilang serta fungsi paru-paru meningkat 10 %. Lima tahun berhenti merokok membuat resiko penyakit jantung koroner turun 50 %, dan bila telah 10 tahun berhenti merokok, maka resiko penyakit jantung koroner sama seperti yang tidak merokok dan resiko mendapat kanker paru turun sekitar 50 %. E. Gimana caranya biar berhenti merokok? 1. Tingkatkan pemahaman agama 2. Pelajari bahayanya bukan hanya enaknya rokok 3. Niatkan berhenti merokok untuk ibadah 4. Jauhi hal-hal yang membuat kita ingin merokok 5. Berolahraga atau melakukan aktivitas yang menyenangkan untuk menghilangkan stress dan meningkatkan kesehatan 6. Cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi dan seimbang 7. Jangan dekati sekumpulan orang yang sedang merokok agar tidak timbul nafsu untuk merokok kembali.



PRE TEST 1. Apa yang dimaksud dengan perokok aktif… a. Orang yang merokok b. Orang yang menghirup asap rokok c. Orang yang terkena penyakit jantung 2. Perokok pasif adalah… a. Orang yang merokok dan menghirup asap b. Orang yang berada di sekitar perokok yang menghirup asap c. Orang yang meninggal karena asap rokok 3. Dampak bagi perokok pasif adalah… a. Muntah b. Sehat wal’afiat c. Kanker paru dan memperburuk asma 4. Dampak negatif merokok adalah, kecuali… a. Menabung b. Menjadi boros c. Kesehatan dan lingkungan terganggu 5. Langkah berhenti merokok, kecuali… a. Bertekad berhenti b. Mencari hobi agar tidak merokok c. Merokok 14 batang sehari



POST TEST 1. Apa yang dimaksud dengan perokok aktif… a. Orang yang merokok b. Orang yang menghirup asap rokok c. Orang yang terkena penyakit jantung 2. Perokok pasif adalah… a. Orang yang merokok dan menghirup asap b. Orang yang berada di sekitar perokok yang menghirup asap c. Orang yang meninggal karena asap rokok 3. Dampak bagi perokok pasif adalah… a. Muntah b. Sehat wal’afiat c. Kanker paru dan memperburuk asma 4. Dampak negatif merokok adalah, kecuali… a. Menabung b. Menjadi boros c. Kesehatan dan lingkungan terganggu 5. Langkah berhenti merokok, kecuali… a. Bertekad berhenti b. Mencari hobi agar tidak merokok c. Merokok 14 batang sehari



termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan



BAHAYA MEROKOK



asma.



Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok dan menghisap asap hasil pembakaran rokok tersebut yang dikeluarkan dari ujung rokok yang dihisap



a.Bahaya bagi kesehatan · Nicotin ~ kecanduan (bersifat adiktif) · Daya ingat menurun



rokok yang disebut asap utama



· 1X isapan = menghisap > 4000 bahan kimia beracun



Perokok Pasif Adalah



DAMPAK NEGATIF MEROKOK



orang



yang



berada



di



sekitar



perokok aktif yang turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri melainkan



· gigi, jari, dan kuku menjadi kuning · bronkhitis · nicotin ~ kanker paru-paru



asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari perokok aktif.



Dampak Bagi Perokok Pasif Risiko mendapatkan penyakit bagi perokok pasif tetap cukup tinggi misalnya : kanker paru,



· tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke · kematian



penyakit jantung koroner, gangguan perkembangan janin bagi ibu hamil yang suaminya perokok serta gangguan



pernapasan



lainnya,



sedangkan



bagi



anak-anak yang terpapar asap rokok dapat timbul bronchitis,



pneumonia,



infeksi



telinga



dan



memperburuk kondisi penyakit asma.



~ Pencemaran udara



Dampak Terhadap Paru-Paru Pada saluran napas terjadi penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Perubahan pada



fungsi



paru-paru



menjadi



b.Lingkungan sekitar terganggu



dasar



utama



terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM)



~ Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif



c.Mendidik hidup boros



Banyak uang yang telah dikeluarkan Misalnya: 1 batang rokok = Rp 500,00 Jika setiap hari menghabiskan satu bungkus rokok. Maka uang yang telah dihabiskan dalam setahun adalah?



Jawab: 1 hari = 365 hari · Jumlah rokok setahun: 365x12 = 4380buah · Biaya dalam setahun: 4380xRp 500,00 = Rp 2.190.000,00



Jadi saya harus bagaimana ?



4. Carilah hobi, kesibukan yang disenangi segera setelah



LANGKAH-LANGKAH



berhenti merokok



KEBIASAAN MEROKOK



BERHENTI MEROKOK 4. Tekadkan dalam hati untuk berhenti merokok 5. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam sehari dan catat kapan serta dalam situasi bagaiman anda merokok



5. Beritahu keluarga dan mintalah dukungan



6. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik a. bosan ~ lakukan tugas yang tertunda 6. Jauhkan diri dari lingkungan perokok



b. sulit konsentrasi ~ gigit - gigitlah tusuk gigi, kayu manis, wortel, timun dll 7. Jangan menyerah untuk kembali merokok tidak juga untuk sebatang rokok saja.



Yustina P07224321136



c. istirahat sejenak ~ minumlah segelas air jeruk



PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES KALTIM d. setelah makan ~ jalan-jalan, membaca majalah dll.



TAHUN 2021