Contoh Protokol Hiponatremia, Hipokalemia, Hipofosfatemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I DEFINISI Hipokalemia didefinisikan sebagai [K+] plasma kurang dari 3,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi akibat asupan yang kurang, perpindahan ke dalam sel atau kehilangan kalium renal maupun non renal. Gejala neuro-muskular dan kardiak yang disebabkan hypokalemia berhubungan dengan gangguan terjadinya potensial aksi. Berdasarkan persamaan Nernst, potensial membrane istirahat berhubungan dengan rasio konsentrasi kalium intraselulerekstraseluler. Penurunan konsentrasi kalium serum (ekstraseluler) akan meningkatkan rasio sehingga menyebabkan hiperpolarisasi membrane sel (membuat potensial membrane istirahat leboih elektronegatif). Hal ini meningkatkan permeabilitas natrium, yang akan meningkatkan eksitabilitas membrane. Hipokalemia juga memperlambat repolarisasi ventrikel. Hal ini memperpanjang durasi periode refrakter relative dan memudahkan terjadinya aritmia reentrant. Hipokalemia merupakan salah satu gangguan elektrolit yang sering terjadi dalam praktik klinis, terutama pada pasien dalam perawatan di rumah sakit maupun komunitas lansia dan dapat mengancam nyawa sehingga memerlukan tatalaksana segera. Hipokalemia terjadi apabila kadar kalium serum < 3,5 mEq/L atau < 3,5 mmol/L. Hipokalemia sedang apabila kadar kalium serum antara 2,5 – 3,0 mEq/L dan hipokalemia berat apabila kadar kalium serum < 2,5 mEq/L. Hipokalemia dapat diakibatkan oleh asupan kalium yang tidak adekuat, peningkatan ekskresi kalium atau terjadinya pergeseran kalium ekstrasel menuju ruang intrasel. Peningkatan eksresi kalium merupakan penyebab yang paling sering menjadi penyebab hipokalemia.



BAB II RUANG LINGKUP



Gambaran klinis deplesi kalium sangat bervariasi, dan berat ringannya tergantung dari derajat hipokalemia. Gejala jarang terjadi kecuali kalium kurang dari 3.0 mEq/L. Mialgia, kelemahan otot atau cramp otot ekstremitas bawah merupakan keluhan yang sering. Hipokalemia yang lebih berat dapat menyebabkan kelemahan progresif, hipoventilasi dan paralisis komplit. Deplesi kalium yang berat dapat meningkatkan risiko aritmia dan rabdomiolisis. Fungsi otot polos juga dapat terganggu dengan gambaran klinis ileus paralitik. Perubahan EKG akibat hipokalemitidak sesuai dengan konsentrasi kalium plasma. Perubahan awal berupa mendatarnya atau inversi gelombang T, gelombang U prominen, depresi segmen ST dan pemanjangan interval QT. Deplesi kalium berat dapat menyebabkan pemanjangan interval PR, low voltage dan pelebaran kompleks QRS dan meningkatkan risiko aritmia ventrikel. Hipokalemia dapat meningkatkan toksisitas digitalis. Deplesi kalium meningkatkan reabsorpsi HCO3- di tubulus proksimal, meningkatkan ammoniagenesis renal dan meningkatkan sekresi H+ di tubulus distal. Hal ini menyebabkan terjadinya alkalosis metabolik yang sering terjadi pada pasien hipokalemia. Diabetes insipidus nefrogenik dapat terjadi pada hipokalemia dan bermanifestasi sebagai polidipsi dan poliuria. Konsentrasi kalium serum < 3,5 mEq/L, disertai manifestasi klinis sesuai beratnya deplesi kalium. Dalam penegakan diagnosis hipokalemia, diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik terutama fokus dalam mencari adanya gangguan neurologis dan disritmia kardiak serta pemeriksaan laboratorium disertai pemeriksaan kadar kalium urine, kadar kalium serum dan elektrokardiografi. Pada beberapa kasus, dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat diketahui penyebab dari hipokalemia.



BAB IV TATA LAKSANA



Tatalaksana



hipokalemia



berhubungan



dengan



menurunkan



hilangnya



kalium,



penggantian cadangan kalium, evaluasi kemungkinan toksisitas dan menentukan penyebab hipokalemia sehingga dapat dilakukan pencegahan terjadinya hipokalemia berulang pada masa yang akan datang. Penggantian kalium diupayakan secara oral apabila memungkinkan, namun pada kondisi gawat darurat maupun pasien yang tidak dapat mengonsumsi obat kalium oral dapat diberikan kalium intravena Indikasi koreksi kalium dibagi dalam: -



Indikasi mutlak: pemberian kalium mutlak segera diberikan yaitu pada keadaan pasien sedang dalam pengobatan digitalis, pasien dengan ketoasidosis diabetic, pasien dengan kelemahan otot pernapasan dan pasien dengan hipokalemia berat (K