Contoh RPP Hots c4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Alokasi Waktu



: SMP Negeri 2 Muaradua : Ilmu Pengetahuan Sosial : Interaksi Sosial : VII/Satu : 1 x pertemuan (2 X 40 menit)



B. Kompetensi Inti



KI.1



Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya



KI.2



Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli ( toleransi, Gotomg-royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori



KI.3 KI.4



C. Kompetensi dasar 3.2 Menganalisis interaksi sosial dalm ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya.



4.1. Menyajikan hasil analisi tentang interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya.



E.



D. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2.1 Menjelaskan pengertian interaksi sosial 3.2.2 Menyebutkan syarat terjadinya interaksi sosial 3.2.3 Membedakan bentuk interaksi sosial yang bersifat assosiatif dan disosiatif 3.2.4 Menyebutkan contoh bentuk interaksi sosial assosiatif dan disosiatif 3.2.5 Menyebutkan contoh bentuk interaksi sosial disosiatif 3.2.6 Memecahkan masalah sosial tentang interaksi sosial disosiatif 4.2.1Mempresentasikan laporan hasil diskusi tentang interaksi sosial di depan kelas



FOKUS PENGUATAN KARAKTER Sikap Spritual : Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, Berprilaku syukur Sikap Sosial : Gotong royong, (kerjasama, kekeluargaan), nasionalis(disiplin)



F. Tujuan Pembelajaran



Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran saintifik peserta didik dapat mengembangkan kompetensi sikap spritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut : 1. Terbiasa mengucapkan salam, sapa dengan santun 2. Terbiasa memanjatkan doa pada setiap kegiatan pembelajaran dengan khusuk (Reigius/PPK) 3. Terbiasa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Nasional dengan benar (Nasionalis/PPK) 4. Menunjukan terampil pada saat membedakan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif 5. Menunjukan perilaku disiplin memberi 2 contoh bentuk interaksi sosial disosiatif 6. Menunjukan perilaku kekeluargaan dalam memecahkan masalah sosial tentang konflik di lingkungan remaja sekolah 7. Terampil menyusun laporan hasil diskusi tentang interaksi sosial (Mencerminkan 4C) 8. Berani mempresentasikan hasil diskusi tentang interaksi sosial didepan kelas (Mencerminkan 4C) G. Materi Pembelajaran 1. Materi pembelajaran Reguler a. Konsep Pengertian interaksi sosial Bentuk interaksi sosial b. Fakta Contoh bentuk interaksi Sosial assosiatif dan disosiatif c. Prosedural Syarat terjadinya interaksi sosial d. Metakognitif Prosedur penanganan permasalahan interaksi sosial di sekolah 2. Materi Remedial Interaksi sosial yang bersifat disosiatif 3. Materi Pengayaan Konflik sosial di lingkungan remaja dan upaya mengatasinya H. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik Learning 2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning 3. Metode : Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas I. Media dan Bahan Media/ : a. Video tentang perilaku remaja yang mengalami penyimpangan sosial, terutama konflik (perkelahian remaja) Alat/ b. Note book. Laktop,komputer Bahan



c. Spidol,karton.kertas d. Gambar yang berhubungan dengan bentuk interaksi sosial e. LKPD (panduan pengamatan tentang penyimpangan sosial berupa konflik antar remaja) :



J. Sumber Belajar



a. Kemendikbud. 2016. Buku SiswaIlmu Pengetahuan Sosial. Kelas VII Jakarta:Kemendikbud (hal 81 - 93).



b. Kemendikbud. 2016. Buku GuruIlmu Pengetahuan Sosial. Buku Guru. Kelas VII Jakarta: Kemendikbud (hal 103 – 106, 120-128). c. Lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal peserta didik d. Sumber dari Internet (jika memungkinkan) e. Sumber lain yang relevan K. Langkah-langkah Pembelajaran



1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) KEGIATAN PENDAHULUAN Guru : Orientasi  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran ( PPK – religious )  Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu nasional (PPK-Nasionalis)  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.  Membicarakan kesepakatan kelas untuk membangun komitmen (kerjasama, kekeluargaan, dan disiplin) selama kegiatan pembelajaran. Apersepsi  Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, Perubahan Akibat Interaksi Antar ruang .  Mengkondisikan suasana belajar menyenangkan berupa meminta peserta didik secara acak menceritakan remaja saat ini(Mencerminkan 4C)



Motivasi  Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mengaitkan nilai kerjasama dan kekeluargaan dalam bermasyarakat.  Membaca artikel Interaksi Sosial ( Literasi ) Pemberian Acuan  Menyampaikan langkah pembelajaran teknik nilai dengan mengaitkan nilai kedisplinan dalam meraih prestasi KEGIATAN INTI Sintak Model Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Fase 1 Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan Orientasi perhatian pada materi pembelajaran dengan cara : peserta didik  Melihat (tanpa atau dengan alat)/ ditunjukan Menayangkan gambar/foto tentang  Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan pada masalah gambar/video yang disajikan oleh guru maupun mengamati



Waktu 10 menit



1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit )



Waktu



gambar yang terdapat pada buku siswa



 Mengamati  Peserta didik diminta mengamati gambar /foto yang yang terdapat pada buku maupun melalui penayangan video yang disajikan oleh guru seperti gambar dibawah ini  Literasi



 Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, peserta didik diminta untuk mengemukakan masalah yang ditemukan pada gambar.



 Membaca (dilakukan di pembelajaran berlangsung),



rumah



sebelum



kegiatan



 Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan  Interaksi Sosial  Bentuk-bentuk interaksi sosial  Kemudian dengan rasa kekeluargaan (PPK) peserta didik diberikan kesempatan untuk mengemukankan masalah yang



1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit ) Fase 2 Mengorganisa sikan peserta didik



Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok (Collaboration ) Fase 4 Mengembangk an dan menyajikan hasil karya (Critical thingking skill)



ditemukan pada video / gambar yang tersebut serta gambar yang diamati. Secara kekeluargaan peserta didik membagi diri beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan antara 4-5 anggota. a. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya dengan berani juga berpikir kritis tentang gambar/video yang dilihat, dan peserta didik dimotivasikan dengan suasana kekeluargaan untuk bertanya tentang : 1. Masalah apa yang muncul yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari remaja sekarang ? 2. Mengapa beberapa remaja melakukan kegiatan seperti pada tayangan di atas ? 3. Apa yang harus dilakukan oleh remaja untuk menghindari perilaku tersebut ? (PEMBELAJARAN HOTS) b. Peserta didik bekerjasama secara berkelompok merumuskan masalah untuk dipilih dan dipecahkan bersama secara kekeluargaan. Berdasarkan permasalahan yang diajukan peserta didik, guru memilih masalah yang akan dibahas.



Dengan bekerjasama secara berkelompok peserta didik dibimbing dalam proses pengumpulan data tentang pengaruh interaksi sosial terhadap perilaku remaja dalam kehidupan sehari-hari melalui pencarian data dan membaca buku sumber lain yang peserta didik miliki atau browsing dari internet a. Peserta didik berdiskusi untuk menilai dan mengkaji (Kritis berpikir keterampilan) penyelesaian masalah yang diajukan oleh setiap anggota kelompok secara kekeluargaan. b. Setiap kelompok membuat laporan hasil diskusi dengan cermat dan disiplin.



Fase 5 a. Secara kekeluargaan setiap kelompok mempresentasikan hasil Menganalisa diskusinya di depan kelas. dan b. Kelompok lain memberikan tanggapan, tambahan, atau mengembalika melengkapi dengan semangat kerjasama dan kekeluargaan. n hasil karya (PPK) (Comunication c. Guru mengarahkan dan mengoreksi konsep dan pemahaman /4C) peserta didik tehadap materi atau hasil kerja yang telah dipresentasikan. (HOTS) d. Kelompok dan peserta didik terbaik (disiplin, kompak) mendapatkan penghargaan dari guru serta ucapan selamat dari temannya.



Waktu



1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit )



KEGIATAN PENUTUP Fase 6 Mencipta (Communicati on 4C) Pembelajaran HOTS (Dimungkinka n guru membuat RPP) sampai dengan langkah ini sesuai KD dan IPK Yang dibahas.



Waktu 10 menit



a. Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran b. Peserta didik dimotivasi untuk berani melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait dengan penguasaan materi, model, metode, dan penilaian pembelajaran yang digunakan. c. Peseta didik mengerjakan tes dengan tertib dan disiplin. d. Peserta didik diberi tugas untuk menyempurnakan laporan (data dapat diakses melalui majalah, koran, internet, dan laporan hasil diskusi kelompok tentang jawaban atau pertanyaan yang telah dirumuskan) untuk dikumpulkan kepada guru. e. Peserta didik mengkonstruksikan nilai karakter dan keteladan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan disekolah dan masyarakat. f. Peserta didik diingatkan untuk membaca materi pada sub bab berikutnya yaitu mengenai pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial dan mengerjakan aktivitas individu pada buku siswa. (Literacy)



I. Penilaian Hasil Belajar 1.



Teknik penilaian.



a. Kompetensi Sikap: Observasi bentuk lembar observasi/jurnal



(tidak langsung) b. Kompetensi Pengetahuan: Tes tertulis bentuk uraian c. Kompetensi Keterampilan: penialain kinerja, menggunkan rubrik 2. Bentuk Penialian a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik (terlampir) b. Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja (terlampir) c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi (terlampir) d. Portopolio : Penilaian laporan. 3. PembelajaranRemedial dan a. Pembelajaran Remedial pengayaan Pembelajaran remedial untuk kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan cara mengulang kembali pembelajaran dari materi indikator yang belum dikuasai, atau dengan penugasan. Remedial juga dapat dilakukan melalui pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM dengan penyederhanaan. Dalam melakukan remdial guru perlu memperhatikan pedoman dibawah ini :  Jika kurang dari 20% dari seluruh peserta didik belum mencapai KKM remedial dulakukan dengan penugasan



individual dan tes individual.  Jika diantara 20% -50% dari seluruh peserta didik yang belum mencapai KKM maka tugas kelompok atau individual  Jika lebih dari 50% dari seluruh peserta didik belum mencapai KKM maka dilakukaan pembelajaaan ulang. Catatan : Untuk Remedial dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Pembelajaran ulang 2) Pemberian tes ulang (penyederhaanaan) 3) Bimbingan perorangan 4) Bimbingan kelompok 5) Pemanfaatm tutor sebaya 6) Penguasan individu/kelompok, dll



b. Pembelajaran Pengayaan (Ditambakan materi yang spesifik) Program pengayaan dapat dilakukan dengan alternative sebagai berikut :  Pemberian penugasan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasasn dengan bahan pembelajaran berupa perluasan dan/atau pendalaman materi atau kompetensi beruapa klipping dampak perkelahian diantara pelajar diberikan kepada peserta didik yang dianggap telah tuntas.Kegiatan yang dimaksud pendalaman materi secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.  Pembelajarn penugasan terhadap peserta didik yang memililki kemampuan belajar lebih tinggi yang berupa pemecaham masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigative (identifikasi masalah, penentuan fokus masalah, menggunakan berbagai sumber, mengumpulkan informasi, menganalisis, dan mengumpulkan hasil investigasi). Catatan : Untuk Pengayaan dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Tugas mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan tinggi (Hot) 2) Meringkas buku-buku referensi 3) Mewawancarai narasumber 4) Membuat kliping 5) Dll  Catatan untuk remedial dan pengayaan dilakukan setelah melakukan analisis hasil ulangan harian (contoh program tindak lanjut remedial/pengayaan terlampir). Penilaian Hasil Belajar 1 Penilaian Pengetahuan ( tes tertulis/uraian )  Intrumen Penilaian/Soal 2 Penilaian Ketrampilan ( mempersenatasikan )  Lembar Kerja  Rubrik Penilaian



( lampiran ) ( lampiran ) ( lampiran )



3



4



Pengamatan Sikap  Jurnal Sikap Spritual  Jurnal Sosial Program Tindak Lanjut



( lampiran ) ( lampiran ) ( lampiran )



Mengetahui : Kepala SMP N 2 MUARADUA



Muaradua, Juli 2019 Guru Mata Pelajaran



EVI LIANA SUSANTI, S.Pd NIP. 197412191999032002



DETY SURYANINGSIH, S.Pd NIP. 198508042011012008



LAMPIRAN : 1.



PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP SPRITUAL DAN SOSIAL 1. Teknik penilaian : Observasi (Pembelajaran tidak langsung) 2. Alat Penilaian : Jurnal 3. Instrumen penilaian dan pedoman penilaian a. Instrumen penilaian Berupa lembar observasi dalam bentuk jurnal Jurnal perkembangan sikap Nama sekolah : Kelas/semester : Mata pelajaran : Tahun pelajaran : No 1 2 3 4



Tanggal



Nama peserta didik



Catatan perilaku



Guru mata pelajaran



NIP



Butir sikap



2. PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN



1. Teknik penilaian 2. Bentuk 3. Kisi-kisi Soal N Kompetensi o Dasar 1. 3.2 Menganalisis interaksi sosial dalm ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya.



: tes tertulis : uraian : Materi Indikator Soal



Bentuk- 1. Membedakan bentuk bentuk interaksi interaksi sosial assosiatif sosial dan disosiatif 2. Memberikan Uraian contoh bentuk interaksi sosial akomodasi dilingkungan mereka tinggal 3. Mampu Uraian memberikan solusi positif terhadap teman yang sedang terlibat konflik



4. BUTIR SOAL No Indikator Soal 1. Membedakan bentuk interaksi sosial assosiatif dan disosiatif



2.



3.



Bentuk Bobot soal Jml. Soal Soal Uraian Sulit/sedang/mudah 1 soal



Soal Tuliskan perbedaan antara bentuk interaksi sosial assosiatif dengan disosiatif Memberikan contoh bentuk interaksi Berikan contoh sosial akomodasi dilingkungan bentuk interkai mereka tinggal sosial akomodasi dilingkungan sekolah Dsajikan masalah tentang konflik Apa yang harus antar siswa, siswa mamupu kamu lakukan memberikan solusi pemecahan apabila kamu masalah yang diajukanakukn guru mengetahua ada teman yang terlibat konflik dengan orang lain di sekolah



1 soal



1 soal



Skor 4



2



6



5.



KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN



No Kunci Jawaban soal 1 Asosiatif adalah : interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan pandagan. Disosiatif adalah : interaksi sosial yang mengarah pada pertentangan / konflik 2 Melerai teman yang bertengkar 3 a. Melerai b. Menasehati teman untuk mengendalikan diri c. Melaporkan kepada guru d. Bersifat netral Pedoman penskoran : a. Menjawab 1 kata kunci benar mendapat skor 2 b. Menjawab 1 kata kunci salah mendapat skor 1 c. Tidak menjawab mendapat skor 0 Nilai = Skor Perolehan x 100 Skor Maksimal Keterangan predikat : Sangat Baik (A) :86 – 100 Baik(B) :71 – 85 Cukup (C) : 56 – 70 Kurang (D) : ≤ 55 Muaradua, Guru IPS



2019



Skor 4 2 6



C. PENILAIAN KETRAMPILAN 1. Teknik Penilaian : Penilaian Kinerja 2. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran 1. Kisi-kisi Penilaian Kinerja Nama sekolah : SMP N.2 Muaradua Kelas / Semester : VII / Satu Mata Pelajaran : IPS Tahun Pelajaran : 2018/2019 No KD 1



Materi



Indikator



4.2 Menyajikan hasil analisis Bentuk-bentuk tentang interaksi sosial dalam interaksi ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya



Teknik Penilaian Siswa mampu Kinerja mempresentasikan hasil kerja kelompol tentang penyimpangan sosial di lingkungan remaja



2. Rubrik Penilaian kinerja No. Indikator Rubrik 1 Presentasi Kriteria Presentasi : 1. Performen/penampilan 2. Isi presentasi 3. Media yang digunakan 4. Penggunaan bahasa yang baik dan benar Pedoman Penskoran : 4 = Memenuhi 4 kriteria 3 = Memenuhi 3 kriteria 2 = Memenuhi 2 kriteria 1 = Memenuhi 1 kriteria



N o



Nama



Performance / Isi Presentasi Penampilan 1



2



3



4



1



2



Nilai = Skor perolehan x 100 Skor maksimal 16



3



4



Media yang Penggunanan Skor digunakan bahasa yang baik dan benar 1 2 3 4 1 2 3 4



Nilai



Keterangan predikat : Sangat Baik (A) :86 – 100 Baik(B) :71 – 85 Cukup (C) : 56 – 70 Kurang (D) : ≤ 55



Muaradua, Guru IPS



2019



------------------------------



LAMPIRAN. A.Gambar – gambar yang berhubungan dengan Materi Pembelajaran .



Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial ini merupakan hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial menyangkut hubungan antarperorangan, antarkelompok, atau antara individu dengan kelompok. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, bersifat timbal balik antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individuindividu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama, tetapi juga bisa berupa persaingan dan pertikaian.



INTERAKSI SOSIAL ADALAH HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA INDIVIDU DENGAN INDIVIDU, INDIVIDU DENGAN KELOMPOK, ATAU KELOMPOK DENGAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT. 3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Agar interaksi sosial dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat. Menurut Gilin dan Gilin seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto, syarat terjadinya interaksi sosial adalah sebagai berikut. a. Kontak Sosial Kata ‘kontak’ berasal dari kata ‘con’ atau ‘cum’ (Bahasa Latin: bersama-sama) dan ‘tango’ (Bahasa Latin: menyentuh). Jadi, secara harfiah kontak artinya adalah ‘sama-sama menyentuh’. Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Akan tetapi, sebagai gejala sosial tidak harus berarti suatu hubungan badaniah. Karena seseorang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa saling menyentuh seperti saat saling menyapa dan berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. KONTAK SOSIAL ADALAH HUBUNGAN ANTARA SATU PIHAK DENGAN PIHAK LAIN YANG MERUPAKAN AWAL TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL DAN MASING-MASING PIHAK SALINGG BEREAKSI MESKI TIDAK HARUS BERSENTUHAN SECARA FISIK. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa melakukan kontak dengan manusia lainnya. Kondisi ini tidak dapat dihindari oleh manusia karena manusia adalah makhluk sosial. Wujud kontak tidak selamanya harus terjadi persentuhan secara fisik, tetapi juga bisa secara verbal atau bahkan hanya berupa reaksi pasif seperti simbol. Penyampaian pesan sebagai tujuan dari adanya kontak sosial dapat juga dilakukan dengan menggunakan media atau alat komunikasi seperti radio, televisi, telepon, dan sebagainya. komunikator adalahorang yang menyampaikan pesan dan komunikan adalah orang yang menerima pesan. Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak sekunder memerlikan suatu perantara. Misalnya A berkata kepada B bahwa mengagumi perannya sebagai peranan utama salah satu sandiwara. A sama sekali tidak bertemu dengan C,



tetapi telah terjadi kontak antara mereka karena masing-masing memberi tanggapan, walaupun dengan perantara B. Suatu kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung. Pada yang pertama, pihak ketiga bersikap pasif, sedangkan yang terakhir pihak ketiga sebagai perantara mempunyai peranan yang aktif dalam kontak tersebut. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio, dan seterusnya. Dalam hal A menelpon B, maka terjadi kontak sekunder langsung, tetapi apabila A meminta tolong kepada B supaya diperkenalkan dengan gadis C, kontak tersebut bersifat kontak sekunder tidak langsung. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut. 



Kontak antar individu



Kontak antar individu adalah terjadi antara individu dengan individu. Contoh: kontak antar teman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan salah satu siswanya, dan lain-lain. 



Kontak antar individu dengan kelompok, dan sebaliknya



Kontak antar individu dengan kelompok adalah kontak yang terjadi antara individu dengan suatu kelompok tertentu. Contoh: kontak yang terjadi saat seseorang mempresentasikan sesuatu dengan beberapa orang lain dan kontak antara guru dengan para siswa di kelas. 



Kontak antar kelompok



Kontak antar kelompok adalah kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Contoh: kontak bisnis antar perusahaan dan kontak antar tim sepakbola saat bertanding. b. Komunikasi ‘Komunikasi’ berasal dari kata ‘communicare’ (Bahasa Latin: berhubungan). Jadi, secara harfiah komunikasi adalah berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Pada kontak sosial pengertiannya lebih ditekankan kepada orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan komunikasi lebih ditekankan kepada bagaimana pesannya itu diproses. Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi). Komunikasi memiliki maksud yang luas dibandingkan dengan kontak, karena komunikasi dapat memiliki dan menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Seperti tersenyum dapat ditafsirkan sebagai penghormatan atau ejekan terhadap seseorang.



2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial. Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif). 1. Proses asosiatif Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut. a. Kerja Sama (Cooperation) Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingankepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna. Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu: 1.



Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih. 1. Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. 2. Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain. 3. Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join venture jika diterjemahkan akan menjadi ‘usaha patungan’. b. Akomodasi (Accomodation) Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.



Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut: 1.



1.



2.



3.



4.



5. 6. 7.



8. 9.



Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant. Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan. Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah. Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat. Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration, keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat. Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan. Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik. Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur. Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan. Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.



C. Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.



. Asimilasi (assimilation) Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah: 1. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Toleransi Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan Perkawinan campuran (amalgamation) Adanya musuh bersama dari luar



Selain beberapa faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi, ada pula faktor-faktor yang menghambat asimilasi. Antara lain sebagai berikut: 1. Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok 1. Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain 2. Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain 2. Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu 3. Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah



4. Adanya perasaan in-group yang kuat 5. Adanya diskriminasi 6. Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok 2. Proses Disosiatif Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut: a. Persaingan (competition) Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat. Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama atau pada saat berlangsungnya suatu pertandingan. b. Kontravensi (contravention) Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu: 1.



Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keenganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan. 1. Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran. 2. Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan mengecewakan pihak lain. 3. Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti menumumkan rahasia pihak lain dan berkhianat. 4. Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan. c. Konflik Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah: 1. 1. 2. 3. 4.



Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan Berprasangka buruk kepada pihak lain Individu kurang bisa mengendalikan emosi Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Pahami bacaan dan Gambar berikut Pada dasarnya pergaulan bebas dan kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Remaja yang nakal disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pegaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Pergaulan bebas adalah kelainan tingkah laku/ tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama , sert ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S(1985) membagi pergaulan bebas ke dalam tiga tingkatan, yaitu : 1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit. 2. Kenakalan yang menjuruk pada pelanggaran dan kejahatan, seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin. 3. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan narkoba, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan, pencurian, dll.



Langkah-langkah: 1. Cermati dan pahami bacaan serta gambar diatas 2. Diskusikan, dan lakukan tanya jawab temuan-temuan dari bacaar serta gambar yang belum kalian pahami 3. Buatlah catatan dibuku kalian tentang temuan-temuan penting 4. Agar lebih paham, jawablah pertanyaan berikut : a. Jelaskan jenis-jenis permasalahan perilaku menyimpang pada remaja b. Penyebab perilaku menyimpang c. Cara mengatasi perilaku menyimpang