Contoh Soal Teori Belajar Dan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Teori ini memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus) dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar yang dimaksud adalah… A. Behaviorisme B. Humanistik C. Sibernetik D. Kontruktivisme 2. Di dalam proses pembelajaran, para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Hal ini merupakan penerapan teori belajar…. A. Sibernetik B. Humannistik C. Behaviorisme D. Konstruktivisme 3. Menurut teori ini, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, motivator, dan memberikan kesadaran mengenai makna kehidupan pada siswa. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini adalah …. A. Humanistik B. Konstruktivisme C. kognitivisme D. Nativisme 4. Pada masa kini siswa dituntut untuk dapat belajar setiap saat dan bisa terjadi di manapun. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang memungkinkan belajar jarak jauh dalam jaringan atau online. Pernyataan diatas sejalan dengan teori belajar …. A. Sibernetik B. Konstruktivisme C. Behaviorisme D. Kognitivisme 5. Pendapat yang menyatakan bahwa pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang adalah teori belajar… A. Behaviorisme B. Konstruktivisme C. Kognitivisme D. Sibernatik



Home › PPG DALJAB › PPGDALJAB › PPGDJ › Tugas PPG › Tugas PPG DALJAB › Tugas PPGDALJAB



Tugas Modul 3 KB 4 : Teori Belajar Humanistik Thursday, January 24, 2019 Add Comment



Tugas Modul 3 KB 4



: Teori Belajar Humanistik



Instructions Bapak/ibu dihadapkan pada siswa dengan karakteristik yang berbeda beda. Saat bapak/ibu memberikan studi kasus di kelas, siswa memberikan analisis jawaban yang berbeda pula. Apa respon yang bapak ibu berikan terhadap respon yang diberikan oleh siswa?  Studi kasus dapat diartikan sebagai suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari individu secara intensif, integratif dan komprehensif, dengan tujuan membantu siswa/individu untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik. Studi kasus sendiri merupakan metode pengumpulan data yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh berarti data (termasuk respon/analisis jawaban siswa)yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu. dari data yang terkumpul akan diperoleh pemahaman tentang kesulitan atau masalah yang dihadapi individu. Kemudian guru mengadakan interpretasi dan diagnosa tentang tingkah laku individu sesuai dengan kasusnya. hasilnya, bermanfaat bagi sekolah untuk mengadakan evaluasi, mengembangkan penyelidikan perbedaan latar belakang individu, berguna untuk memecahkan masalah yang sulit dan kompleks dan menetapkan jenis kesulitan atau masalah individu sehingga akan dapat ditentukan jenis bantuan dan bimbingan(jalan keluar) yang perlu diberikan, yang akurat sesuai dengan masalahnya. Guru harus mampu mengidentifikasi sejauh mana kemampuan siswa dan sejauh mana dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Setelah itu barulah dapat dicari dan diterapkan solusi bagaimana hambatan tersebut dapat diatasi atau setidaknya diminimalisir agar tidak mengganggu dan membuat pecapaian tujuan belajar menjadi gagal. Kemudian dalam aplikasinya guru mempersiapkan rancangan pembelajaran yang bisa mengakomodir kebutuhan siswa yang berbedabeda. Guru tentu harus membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang berbeda antara pembelajaran pada individu satu dengan pembelajaran pada individu lainnya. Perbedaan-perbedaan yang sudah disebutkan diatas sangat perlu untuk diperhatikan sehingga guru mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran individual maupun kelompok dengan tepat dan sesuai dengan sistem pendidikan yang dipakai dan diterapkan.  Dari respon siswa dalam studi kasus, dalam memahami karakteristik siswa, guru harus dapat mengidentifikasi perbedaan siswa dalam: 1. Perkembangan intelektual, kemampuan belajar terutama memahami dan menggali materi dan informasi masing-masing peserta didik tentu tidak sama, ada siswa yang cepat belajar dan mampu memahami materi ada juga siswa yang lambat dan perlu dibimbing secara bertahap dalam belajar. 2. Kemampuan berbahasa, lebih tepatnya lagi komunikasi. Komunikasi atau berbahasa disini bukan hanya hubungan interaksi antara guru dengan murid saja namun juga komunikasi peserta didik dengan materi dan informasi pelajaran, bahan ajar, media pembelajaran serta komponen-komponen pembelajaran yang terlibat lainnya. 3. Latar belakang pengalaman, siswa atau peserta didik yang pernah mendapatkan informasi yang relevan terhadap suatu materi akan lebih cepat memahaminya, bukan hanya dalam hal materi namun juga gaya belajar, metode pengajaran serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pembelajaran. 4. Gaya belajar, peserta didik satu tentu memiliki gaya dan kebiasaan belajar favorit dan mampu mempercepat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Bukan hanya dalam kebiasaan namun



juga dalam kondisi tertentu misalnya seorang siswa lebih mampu belajar dalam keadaan yang tenang dan hening sehingga mampu mempercepat pemahaman materi. 5. Bakat dan minat, bakat dan minat ini berasal dalam diri masing-masing siswa dan sangat penting untuk digali dan ditemukan sehingga mampu dioptimalkan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan. Misal seorang siswa lebih mampu untuk mempelajari pelajaran matematika ina adalah bakat, atau siswa sangat menyukai pelajaran praktik fisika ini adalah minat. 6. Kepribadian, merupakan reaksi atau tanggapan terhadap sikap dan cara-cara mengajar yang dilakukan guru. Kepribadian ini juga sangat terkait dengan sifat dasar masing-masing peserta didik, siswa yang pemalu misalnya biasanya akan lebih pasif untuk terlibat dalam interaksi dengan komponen-komponen pembelajaran terutama dengan guru.



 Untuk mengantisipasi perbedaan-perbedaan individual tersebut, guru juga harus melakukan hal berikut ini; 1. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya. 2. 3. 4.



Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan non-verbal. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas. Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.



5.



Menangani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari. Guru harus mampu menyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa.



6. 7. 8. 9.



PAEDAGOGIK MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 1 : PPG DALJAB 2019 Mbah kenyung Thursday, January 17, 2019 PAEDAGOGIK, PPG



PENDAHULUAN Secara yuridis dan akademik kedudukan profesi guru sangat strategis.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru untuk melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Ini merupakan



kebutuhan sangat imperatif dalam setiap sistem pendidikan. Pada sisi kebijakan pemerintah telah memberikan dukungan legalitas guru sebagai suatu profesi dengan keahlian khusus. Profesionalisme secara formal dibuktikan dengan sertifikat pendidik dan hal paling krusial adalah kemampuan menjawab kebutuhan pembelajaran abad 21. Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional harus terus di up grade. Harapannya agar guru dapat mensuskseskan sistem dan tujuan pendidikan nasional melalui peran mendidik sekaligus agen transformasi masyarakat. Peran guru mengalami pergeseran seiring perubahan mode-mode pembelajaran akibat pengaruh teknologi informasi dan komunikasi. Peserta didik era new media age atau generasi milenium memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Suatu fakta lingkungan digital melingkupi segala segi kehidupan sehingga aksesibilitas informasi menjadi sangat mudah. Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar untuk mengabarkan pengetahuan. Undangundang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2015 telah mendudukan guru sebagai pekerjaan dengan keahlian khusus. Guru selama bergelut dengan bidang ilmunya bertanggungjawab mengembangkan diri melalui tindak belajar. Belajar adalah kebutuhan guru untuk kemaslahatan peserta didik. Artinya guru yang mencintai peserta didik akan terus mau belajar dan melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Pengembangan diri baik melalui diklat fungsional maupun kegiatan kolektif, publikasi ilmiah, dan karya inovatif harus menjadi aktivitas melekat pada profesi guru. Paradigma bahwa guru adalah professional learning adalah penting, seorang adalah seorang profesional yang selalu mau dan terus belajar. Sertifikat pendidik harus dimaknai sebagai pengakuan masyarakat terhadap guru yang terus mau belajar. Profesi guru abad 21 tetap tidak tergantikan, namun menjadi usang manakala bertahan dengan peran-peran lama sekedar menjadi agen kurikulum dan dominan sebagai sumber belajar. Abad 21 memerlukan guru yang mampu mengkontekstualisasi informasi dan mengajarkan nilai nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial, sikap-sikap, dan keterampilan esensial abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas (4C). Pada tataran praksis pembelajaran guru dituntut mampu mengintegrasikan pengetahuannya tentang teknologi, pengetahuan tentag materi atau content, dan pengetahuan tentang pedagogis. Diperlukan pengembangan profesi yang terarah, koheren, dan mempertimbangkan konteks sebagai strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan. Modul ini akan membahas tentang kompetensi guru dan strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan. Maka ada dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan belajar 1 : Kompetensi guru Kegiatan belajar 2 : trategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan Untuk dapat memahami modul ini secara menyeluruh, bapak/ibu dapat mengikuti langkahlangkah pembelajaran berikut ini: 1. Pahami setiap capaian pembelajaran yang diharapkan 2. Bacalah uraian dengan teliti, bila perlu bapak dan ibu dapat membaca referensi lain yang mendukung 3. Pahami Rangkuman yang diberikan 4. Cobalah bapak/ibu kerjakan tugas yang diberikan dan diskusikan hasilnya dengan teman 5. Kerjakan tes formatif yang diberikan. Setelah mempelajari modul ini bapak/ibu diharapkan memiliki pemahaman



kompetensi



guru dan strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan. Akhirnya, penulis mengucapkan



selamat belajar dan semoga bapak/ibu dapat menjadi guru- guru professional yang mampu mengoptimalkan setiap kemampuan yang dimiliki oleh semua siswa.



KEGIATAN BELAJAR 1 : KOMPETENSI GURU URAIAN MATERI A.



Kompeensi Guru Apakah anda pernah mendengar kata kompetensi? kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dalam hal ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud adalah profesi Guru. Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undangundang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang



diperoleh



melalui



pendidikan



profesi. Artinya



diselengarakannya Pendidikan Profesi Guru (PPG) dimaksudkan agar guru memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Guru yang memiliki kompetensi memadai sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan. Penjelasan



kompetensi



guru



selanjutnya



dituangkan



dalam



peraturan



menteri



Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berbunyi bahwa setiap guru wajib memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi



guru



yang



berlaku



secara



nasional. Kualifikasi



akademik



Guru atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan (DIV/S1)



yang



diperoleh



dari



program



studi



yang



terakreditasi. Adapun



kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Paedagogig Profesional



Kompetensi Guru



Kepribadian



Sosial Kualifikasi akademik Guru yaitu : S-1/D4 yang diperoleh dari program studi terakreditasi dengan memiliki penguasaan empat kompetensi yaitu : paedagogig, kepribadian, sosial dan profesional. 1.



Kompetensi Paedagogig Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan



sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan



pembelajaran yang



mendidik,



(e)



memanfaatkan



teknologi



informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g)



berkomunikasi



secara



efektif,



empatik,



dan



santun



dengan



peserta



didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut



diuraikan



indikator masing-masing kompetensi inti pedagogig. Pertama; menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,



dan



intelektual,



merupakan kompetensi



olehguru. Indikator penguasaan



inti



pertama



yang



harus dimiliki



kompetensi ini ditunjukkan dengan : (a) memahami karakterstik



peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial- emosional, moral, spiritual, dan



latar



belakang



sosial-budaya,



(b)



mengidentifikasi



potensi peserta didik dalam mata pelajaran, (c) mengidentifikasi kemampuan awal



peserta



didik dalam mata pelajaran, (d) mengidentifikasi kesulitan peserta didik. Kedua; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang



mendidik,



pedagogi yang selanjutnya harus



merupakan



kompetensi



dimiliki



inti oleh



seorang guru. Indikator penguasaan terhadap kompetensi ini ditunjukan dengankemampuan guru; (a) memahami berbagai teori belajar dan (b)



menerapkan



berbagai



prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pendekatan,



strategi,



metode,



dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, (c) menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang studi. Ketiga; mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang studi yang diampu



merupakan



kompetensi



yang



sudah



semestinya



dikuasai



oleh



guru.



Indikatornya seperti; (a) memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, (b) menentukan tujuan pelajaran, (c) menentukan pemencapai tujuan pelajaran, (d) memilih mater pelajaran yang



terkait



pembelajaran



dengan secara



pengalaman benar



sesuai



belaja



dan tujuan pembelajaran, (e) menata mater



denga



pendekatan yang dipilih dan karakteristik pesert didik, (f) mengembangkan indikator dan instrume penilaian. Kompetensi ini dilakukan oleh dalam bentuk penyususnan RPP. Keempat kemampuan indikatornya prinsip



perancangan



kompetensi menyelenggarakan



ditunjukan pembelajaran



dengan; yang



mendidik,



komponen rancangan pembelajaran, (c) menyusun



pembelajaran (a) (b)



yang



memahami



mendidik, prinsip-



mengembangkan komponen-



rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan, (d) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium,



dan



di



lapangan,



(e)



menggunakan



media



pembelajaran



sesuai



dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh, (f) mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran



sesuai



dengan situasi yang berkembang. Kelima; memanfaatkan



teknologi



informasi



dan



komunikasi



untuk



kepentingan



pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini sudah menjadi keharusan bagi guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendidik, seperti penggunaan media dan penggalian sumber belajar. Keenam; memfasilitasi



pengembangan



potensi



peserta didik



untuk



mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan guru dengan; (a) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. Ketujuh; berkomunikasi secara efektif, empatik,



dan



santun



dengan



peserta didik



, merupakan kompetensi pedogogi yang penting dimiliki oleh guru, seperti; (a) memahami berbagai



strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan



santun, baik secara lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Ketiga; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan



rasa



percaya



diri,



seperti;



(a)



menunjukkan



etos



kerja



dan



jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja



tanggung mandiri



secara professional. Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (a) memahami kode etik profesi guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru



3.



Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik



sebagai



bagian



dari



masyarakat



untuk



berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan , orang tua



Di sekolah guru menjadi pengajar, pembimbing serta teladan bagi para siswa, di masyarakat guru merupakan figur teladan bagi masyarakat disekitarnya yang memberikan kontribusi positif dalam norma-norma sosial di masyarakat.



siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan



indikator



sebagai



berikut. Pertama, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, (2) tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. Kedua, berkomunikasi



secara



efektif,



empatik,



dan



santun



dengan



pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini



sesama ditunjukan



dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, (3) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Ketiga, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan; (1) beradaptasi dengan lingkungan



tempat



bekerja



dalam



rangka



meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat, (2) melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan



dan



meningkatkan



kualitas



pendidikan



di



daerah



yang



bersangkutan. Keempat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan



komunitas



ilmiah



lainnya



melalui



berbagai



media



rangka meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengkomunikasikan hasil-hasil pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuklain



dalam inovasi



Kompetensi profesional Kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam, dan menambah wawasan keilmuan sebagai guru



4.



Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum serta menambah wawasan keilmuan. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional. Pertama, menguasai materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan ini sangat penting bagi seorang guru, sebab apa yang akan disampaikan guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan ang dikuasai oleh guru. Kedua, Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, seperti; (1) memahami standar kompetensi mata pelajaran, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3)



memahami



tujuan pembelajaran mata pelajaran. Ketiga, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (1) memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Keempat, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, seperti; (1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan, (4)



mengikuti kemajuan zaman dengan belajar



sumber. Kelima, memanfaatkan



teknologi



informasi



dan



komunikasi



untuk



berkomunikasi dan mengembangkan diri, seperti; (1) memanfaatkan teknologi



dari



berbagai



informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi, (2) memanfaatkan teknologi



informasi



dan



komunikasi untuk pengembangan diri B.



KOMPETENSI PEDAGOGI GURU ABAD 21 Abad 21 yang ditadai dengan kehadiran era media (digital age) sangat



berpengaruh



pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karateristik siswa. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan



untuk mengintegrasikan



teknologi



informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam mengembangkan



pembelajaran



abad



21,



guru



dituntut



merubah



pola



pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred) karena sumber belajar melimpah bukan hanya bersumber guru, sehingga peran guru menjadi fasilitator, mediator, motivator sekaligusleader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran yang konvensional bisa dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah (transfer of knowledge) sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Kemampuan pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan era saat ini. Karateristik siswa abad 21sangat berbeda dengan siswa era sebelumnya. Pada abad 21



ini



seseorang harus memiliki keterampilan 4 C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Keteampilan ini sudah semestinya tercermin dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh seorang guru. Keterampilan Abad 21 dapat di integrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media dan pengelolaan kelas



benar-benar



meningkatkan keterampilat tersebut. Karena



itulah



menjadi



keharusan



kemampuan pedogogi guru menyesuaikan dengan karateristikdan keterampialn yang diperlukan di abad 21. Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran seperti memahami karakteristik siswa, kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta



kemampuan



mengembangan ragam potensi siswa. Kompetensi pedagogi guru abad 21 tidak cukup hanya mampu



menyelenggrakan



pembelajaran



seperti



biasanya,



guru



dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi



dan



komunikasi



serta mampu



memanfaatkannya dalam



proses pembelajaran,



artinya kemampuan guru khususnya digital literasi perlu terus untuk ditingkatkan. Kompetensi pedogogi mendasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c)mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu,(d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi



informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara



efektif,



empatik,



dan



santun



dengan



peserta



didik,



(h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasilbelajar, (i) memanfaatkan hasil penila ian dan evaluasi untuk



kepentingan pembelajaran,



(j)melakukan



tindakan



reflektif



untuk



terus



untuk



peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi pedagogi menjadi bagian dari kompetensi profesi guru yang



ditingkatkan dan dikembangkan baik secara mandiri maupun kelompok dengan difasilitasi oleh pemerintah, organisasi profesi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat atau atas dasar inisiasi sendiri. KOMPETENSI PAEDAGOGOIG  Mengenal karakteristik peseta didik dari aspek fisik, moral, sosial, emosianal dan intelektual.  Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.  Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.  Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.  Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisaskan berbagai potensi yang dimiliki.  Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.  Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.  Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.  Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Mendasarkan



pada



tantangan



abad



21



maka



guru



harus



mentrasformsi



diri



dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreativitas dan daya inovatif. Sementara National Educational Technology Standards (NETS)



dalam



buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan lingkungan belajar serta meningkatkan kemampuan siswa. Guru memiliki kemampuan standar seperti (1) memfasilitasi dan menginspirasi siswa belajar secara kreatif, (2) mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, (3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar. Mendasarkan



pada



tantangan



abad



21



maka



guru



harus



mentrasformsi



diri



dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreativitas dan daya inovatif. Sementara National Educational Technology Standards (NETS) dalam buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan lingkungan belajar serta meningkatkan kemampuan siswa.Guru



memiliki kemampuan



standar



seperti



(1)



memfasilitasi dan menginspirasi siswa belajar secara kreatif, (2) mendesain dan mengembangkan



media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, (3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, (4) memiliki jiwa nasionalisme dan rasa tanggungjawab tinggi di era digital, dan (5) mampu menumbuhkan profesionalisme dan kepemimpinan. Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal yang penting diperhatikan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran



abad



21



ini,



yaitu;



(1)



penguatan



tugas



utama



sebagai perancang pembelajaran, (2) menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order



thinking), (3)



menerapkan



metode



pembelajaran yang bervariasi, serta (4) mengintegrasikan teknologi dalam Secara



umum



kemampuan



pedogogi



guru



abad



21



pembelajaran.



dalam



pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran,



mengelola melaksanaan



pembelajaran, penilaian prestasi belajar siswa, dan melaksanaan tindak lanjut hasil penilaian dengan prinsip-prinsip



pembelajaran



kekinian (digital



age) Dalam mengelola pembelajaran guru



mengawali dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang disusun dengan terlebih dahulu guru memahami karateristik siswa, memahami berbagai teori belajar dan prinsipprinsip



pembelajaran, mengintegrasikan aneka sumber belajar berbasis digital dan non-



digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih strategi yang



sesuai



dengan



potensi



dan



karakter



siswa



serta



pembelajaran



pilihan



metode



yang berpusat pada siswa (student centred). Pada tahap perencanaan ini guru mengebangkan rencanan pembelajaran (RPP) atau lesson plan yang memenuhi prinsip-prinsip perencanaan yang mendidik. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered), hal ini tentu berpengaruh pada pilihan metode pembelajaran yang lebih menekakanan siswa aktif seperti pembelajaan berbasis proyek (PBL), pembelajaran kooperatif (CL), pembelajaran kontektual (CTL) dan lain-lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran variable pilihan metode dan media dapat berdampak pada pembjaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Majid (2013:7) meliputi kemampuan- kemampuan yang harus dimiliki mulai dari membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/media, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komonikatif, memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan siswa secara komonikatif, menyimpulkan pembelajaran,



memberikan



umpan balik memberikan penilaian, dan menggunakan waktu secara cermat. Kemampuankemampuan tersebut akan sangat bergantung pada pilihan metode pembelajaran yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaanya. Sehingga mulai dari membuka pelajaran sampai dengan menutup dan memberikan umpan balik mampu membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah satu aktivitas inti di sekolah, sudah semestinya menunjukkan penampilan terbaik di



depan



siswanya. Penjelasannya mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodologi



pengajaran, dan pengelola kelas sebagai pengendalian situasi siswa di kelas. Seorang guru juga harus bisa menjadi teman belajar yang baik bagi siswanya, sehingga siswa merasa senang dan termotivasi



untuk



belajar



dengan



baik



bersama guru. Pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar dan dapat memanfaatkan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, dan sarana lainnya, dalam pembuatan persiapan mengajar harus memperhatikan bebagai



prinsip.



Persiapan mengajar yang dibuat harus menjelaskan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan kompetensi siswa, perkembangan psikologis siswa, dan merupakan pembelajaran yang utuh. Kompetensi



guru



untuk



memfasilitasi



dan



menginpirasi



siswa



dalam



belajar



dan menumbuhkan kreatifitas tentunya harus diawali dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran, menggunakan



teknologi



untuk



memfasilitasi



pengalaman



belajar



yang



menumbuhkan kreativitas siswa melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka maupun lingkungan virtual. Di



era



digital



ini,



guru



diharapkan



mampu



mendesain,



mengembangkan



dan



mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku siswa. Guru juga diharapkan



mampu



menunjukkan



pengetahuan,



keterampilan,



dan



proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untukmentrasfer ngetahuan



dalam



berbagai



situasi.



Selain



dari



itu



pe



tuntutan



berkolaborasi dengan siswa, teman profesi, orang tua dan komunitas dengan



memanfaatkan



tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan siswa dalam belajar. Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap menunjukkan



terhadap



perubahan



tindakan dengan



budaya



menjunjung



tinggi



digital yang etika dalam



berkembang



dan



praktik



profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru era digital, karena pengetahuan dan informasi sangat cepat baik local maupun global yang terkadang belum tentu sesuai dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu informasi dan pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan sebagai bahan kajian dalam pembelajaran. Bagian akhir dari pengelolaan pembelajaran yang menjadi inti dari kompetensi pedagogi yaitu kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian hasil pembelajaran merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang dicapai siswa. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui efektifitas proses belaajr mengajar yang telah dilakukan oleh guru.



Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2014:18) menyebutkan tahapan-tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan evaluasi,



pengembangan



instrunmen evaluasi,



pengumpulan



desain



informasi/



data,



analisis dan interprestasi, dan tindak lanjut. Secara singkat pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, dan



pelaporan



evaluasi. Pengembangan profesi guru



dari aspek



kemampuan



pedagogi perlu



untuk



ditingkatkan dengan berbagai strategi dan bentuk kegiatan. Strategi dan bentuk kegiatan yang dapat



dilakukan



untuk



meningkatkan



kemampuan



pedagogi



ini



seperti



kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan. Pembinaan dan Pengembangan



Promosi Penugasan Kenaikan Pangkat



Karier Profesi



Kompetensi Sosial Kompetensi Kepribadian Kompetensi Paedagogik



Kompetensi Profesional Seminar, Pelatihan, KKG, Workshop dll



maupun



LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi, kerjakan latihan berikut! 1.



Sebutkan 4 kompetensi guru?



2.



mengapa guru perlu memahami kompetensi paedagogik?



3.



mengapa guru perlu memahami kompetensi paedagogik abad 21?



4.



apa saja bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru?



Petunjuk jawaban latihan 1.



Kompetensi paedagogik sosial, kepribadian, dan profesional.



2.



Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi.



3.



Abad 21 yang ditandai dengan kehadira new media, memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan era sebelumnya, baik itu karakteristik siswa, media, metode maupun evaluasi pembelajaran.



4.



Ada banyak bentuk kegiatan yang dapat diikuti leh guru untuk mengembangkan potensi, seperti seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal ini diknas pendidikan.



Rangkuman Guru wajib memenuhi kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan (D-IV/S1) yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi dan kompetensi guru meliputi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang sebagaimana tertuang dalam peraturah menteri pendidikan Nasional No 16 tahun 2007. Kompetensi paedagogig merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terh/adap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, sampai dengan mengevaluasi. Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untiuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambahb wawasan keilmuan. Kompetensi paedagogig guru abad 21 menekankan pada kemampuan adaptasi guru untuk mentransfgormasikan diri dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreatifitas dan daya inovatif.



TUGAS 1. Buatlah resuman kompetensi paedagogig guru abad 21? 2. Analisislah karakteristik siswa abad 21?



Tes Formatif. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari pertanyaan-pertanyaan dibawah ini ! 1.



Penjelasan tentang kompetensi dan kualifikasi guru terdapat pada.... a. PP No 19 tahun 2005 tentanfg standar pendidikan nasional b. keputusan Menteri Pendidikan Nasioanl No 23 c. keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 24 d. UU Sisdiknas tahun 2003 e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl No 16 tahun 2007



2.



memahami karakteristik siswa dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual termasuk dalam mkompetensi.... a. paedagogig



d. Profesional



b. kepribadian



d. Semua benar



c. Sosial 3.



Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru da percaya diri merupakan kompetensi ... a. Paedagogig



d. Profesional



b. kepribadian



e. intelektual



c. Sosial 4.



Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, serta mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengarasi kesulitan belajar peserta didik, merupakan kompetensi .... a. Paedagogig



d. Profesional



b. Kepribadian



e. intelektual



c. Sosial 5.



Memanfaatkan tegnologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri termasuk dalam kompetensi .... a. paedagogig



d. profesional



b. kepribadian



e. intelektual



c. Sosial 6.



menerapkan berbagai pendekatan, stratpegi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dengan mengintegrasikan teknologi merupakan kompetensi inti paedagogig pada aspek .... a. penguasaan terhadap karakteristik peserta didik



b. penguasaan pada teori belajar dan prinsip-pronsip pembelajaran c. Pengembangan kurikulum d. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik e. berkumunikasi pada peserta didik 7.



Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan kompetensi paedagogig pada aspek .... a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik b. penguasaan pada teori belajar da prinsip-prinsip pembelajaran c. pengembangan kurikulum d. melakuka tiondakan refektif e. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik



8.



menyediakan berbagai kehgiata pembelajaran untuk mendorong pesrta didik mencapai prestasi secara optimal dengan kreativitasnya termasuk kemampuan paedagogoig pada aspek .... a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik b. penguasaan pada teori belajar dan prinsi-prinsip pembelajaran, c. pengembangan kurikulum d. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik e. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.



9.



Berikut aspek penting dalam pengelolaan pembelajaran abad 21 kecali ... a. pengaturan tugas utama guru sebagai perancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif b. menghindari penggunaan smartphone yang berlebihan dalam pembelajaran c. menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking) d. menerapkan metode pembelajara yang bervariasi e. mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran



10.



Indikator guru mampu memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran ditandai dengan ... a. memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. b. menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk



menentuka ketuntaan belajar



c. menggunakan informasi hsil penilaian dan evaluasi kepada pemangku



kepentingan



d. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.



Modul 3: Teori Belajar dan Pembelajaran 1. M3 KB 1 Salam Pedagogis!



Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG ini. Aktivitas pelayanan bimbingan konseling di sekolah pada esensinya merupakan aktivitas pendidikan. Artinya, setiap tindakan konselor dalam memberi perlakuan maupun pelayanan kepada siswa selalu merupakan bentuk pengaplikasikan konsep-konsep pendidikan. Oleh karena itu, mari kita diskusikan bentuk terapan atau aplikasi teori behavioral dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sudah atau akan Bapak dan Ibu laksanakan di sekolah. Sangat diharapkan, Bapak dan Ibu untuk saling berkomentar/menanggapi secara konstruktif pendapat Bapak dan Ibu yang lain. Terima kasih.



JAWAB Asalamualaikum wr wb.. Bapak dan teman teman PPGJ Angkatan 1 2019 semua .. Gimana masi semangat kan ? Menurut teori behavioristic belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Adapun bentuk terapan atau aplikasi teori behavioral dalam konteks pelayanan BK di sekolah harus dijalankan secara terprogram. Karena ketika konselor ingin membimbing siswa misalkan dalam hal bagaimana melatih siswa yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya layak atau benar. Ia akan mengamati dulu bagaimana keadaan siswa – siswanya dan merencanakan strategi pelaksanaannya. Salah satu contoh penerapan yang akan lakukan ialah memberikan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik sosiodrama (permainan peran) dengan topic menyatakan diri. Bimbingan kelompok ini bertujuan untuk melatih siswa yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Dalam awal pelaksanaannya guru BK memberikan informasi secara klasikal dengan power point. Setelah itu guru memandu jalannya cerita dan mendorong siswa untuk memperoleh atau memainkan peran secara spontan, berinteraksi dan berkomunikasi dalam cerita sesuai jalannya carita. Selain itu guru juga terus menstimulus siswa dengan mengapresiasi penampilan dari pemeran diakhir penampilan hingga melakukan diskusi. Semua rangkaian dalam permainan peran memberikan stimulus yang mana dapat menghasilkan respon dari siswa dimana respon ini akan membentuk tingkah lakunya sebagai hasil dari pembelajaran. Adapun respon yang bisa dilihat adalah dimana siswa merasa diberi kesempatan untuk mengekspresikan problem yang ada pada dirinya selain itu siswa tampak mulai lebih percaya diri dalam belajar maupun bergaul dengan teman temannya. Jadi sesuai, dimana kegiaatan layanan BK tersebut merupakan aktifitas yang medorong siswa mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Kemudian pembelajaran dan evaluasinya menekankan pada hasil (respon) dari pembelajaran yang diperoleh dari layanan BK tersebut. Jalan jalan ke Kabupatan Langkat Singgah sebentar ke daerah pelawi Teman – teman jangan hilang semangat Karena dosennya cakep – cakep dan baik hati …..😁



2. M3 KB2 Salam Pedagogis! Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG ini.



Aktivitas pelayanan bimbingan konseling di sekolah pada esensinya merupakan aktivitas pendidikan. Artinya, setiap tindakan konselor dalam memberi perlakuan maupun pelayanan kepada siswa selalu merupakan bentuk pengaplikasikan konsep-konsep pendidikan. Oleh karena itu, mari kita diskusikan bentuk terapan atau aplikasi teori kognitif dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sudah atau akan Bapak dan Ibu laksanakan di sekolah. Penting untuk ditegaskan bahwa konteks penerapan teori tidak harus selalu di kegiatan layanan secara klasikal (classroom), tetapi juga dapat di luar kelas seperti kegiatan konseling, bimbingan kelompok dan yang lainnya. Sangat diharapkan, Bapak dan Ibu untuk saling berkomentar/menanggapi secara konstruktif pendapat Bapak dan Ibu yang lain. Terima kasih.



JAWAB Asalammualaikum, Bapak dan teman – teman PPGJ Angkatan1 2019 semuanya.. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku sesorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar. Dalam aplikasi teori belajar kognitif, keterlibatan siswa secara aktif aman penting diperhatikan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Oleh karena itu, bentuk terapan atau aplikasi teori kognitif yang bisa saya lakukan salah satunya adalah dengan memberi pemahaman, penerapan, pengentasan tentang susah konsentrasi saat belajar, sering mengantuk saat pelajaran, dan kurang aktif mengikuti kegiatan disekolah dengan membarikan layanan konseling kelompok. Di sini konselor bisa mendorong semua anggota kelompok untuk terlibat secara aktif saling membantu dan memfasilitasi anggota kelompok untuk saling mengungkapkan masalah dan memberi ide, gagasan dan pendapatnya tentang masalah belajaran tersebut. Dengan cara ini konselor dapat memfasilitasi siswa dalam kelompok untuk memperbaiki diri dan belajar dari pengalaman anggota lain dalam memahami topik secara mendalam dan tuntas. Untuk mengurangi ketenggan konselor bisa menyelingi dengan permainan ringan atau bernyanyi bersama . Nah pada akhir kegiatan konselor bersama anggota kelompok bisa mengevaluasi perubahan/pemahaman yang telah di peroleh dari kegiatan bimbingan dan menetepkan tindakan selanjutnya. Dengan cara ini pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Dengan model diskusi dengan memanfaatkan dinamika dalam konseling kelompok ini siswa jadi belajar dan paham banyak hal positif dari teman - temannya dari topic yang didiskusikan. Itulah paparan singkat dari penerapan aplikasi teori kognitif dalam layanan BK, bila ada yang kurang sesuai mohon masukan dan tambahannya dari Bapak dan teman – teman yang lain terimakasi.



3. M3 KB3 Salam Pedagogis! Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG ini. Bapak dan Ibu telah mempelajari konsep dan aplikasi teori konstruktivistik dalam konteks pembelajaran di sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa teori konstruktivistik memang telah mewarnai arah dan praktik pembelajaran di sekolah pada banyak negara. Salah satu keunggulan teori konstruktivistik dalam pembelajaran adalah pemahamannya akan keaktifan siswa dalam menciptakan pengetahuan sehingga mereka terfasilitasi mendapatkan pengetahuan yang bermakna, bukan hanya pengetahuan yang dihafalkan saja atau ditirukan tanpa dipahami esensinya. Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman Bapak dan Ibu selama memberikan pelayanan bimbingan konseling, mari kita diskusikan kemungkinan relevansi teori konstruktivistik



dalam rangka meningkatkan kualitas/mutu pelayanan bimbingan konseling. Sangat diharapkan, Bapak dan Ibu untuk saling berkomentar/menanggapi secara konstruktif pendapat Bapak dan Ibu yang lain. Terima kasih.



JAWAB Asalammualaikum, Bapak Instruktur/ dosen dan teman teman semuanya.. Salam pedagogis Dalam pembelajaran konstruktivistik guru berperan agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar dalam arti guru membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri. Sedangkan siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal – hal yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan penerapan layanan BK di sekolah adalah dengan cara bimbingan kelompok yang di ikuti dengan tindak lanjut dari hasil bimbingan kelompok sebagai tugas atau bentuk nyata dari komitmen peserta didik yang mengikuti bimbingan kelompok yang telah termotivasi untuk menjalankan apa yang dihasilkan dari bimbingan kelompok. Misalnya guru mengawalinya dengan melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok dengan topic “berani berwirausaha” untuk terlebih dahulu mengajak sekaligus membangkitkan pemahaman dan semangat siswa untuk berani berwirausaha dan mengembangkan langkah – langkah bersama untuk menangani permasalahan dalam memulai suatu usaha. Satelah berhasil merangkum proses dan hasil yang di capai. Nah guru bisa memancing siswa untuk melaksanakan tindak lanjut dari hasil layanan bimbingan kelompok tersebut. Dengan cara mendorong siswa untuk mulai membuat produk berupa makanan ringan, minuman, aksesoris dll (sesuai bidang keahlian masing – masing) untuk dijual di jam istirahat sekolah sebagai tindak lanjut dari kegiatan bimbingan kelompok yang sudah dilaksankan. Dengan cara ini siswa akan aktif melakukan kegiatan, menyiapkan keberanian dan berfikir kreatif untuk menyusun bagaimana mensukseskan suatu usaha mereka. Dan imbalan dari kegiatan ini adalah bukan cuma nilai semata, namun yang lebih penting adalah siswa akan menjadi paham secara langsung bagaimana berwirausaha sehingga bisa sukses nantinya setelah lulus sekolah. Nah guru bimbingan konseling bisa memfasilitasi dan mencatat perkembangan siswa dari bimbingan kelompok hingga tindak lanjut nyata yang sudah diwujudkan oleh siswa



4. M3 KB4 Salam Pedagogis! Semoga Bapak dan Ibu senantiasa semangat dan selalu sehat selama mengikuti proses PPG ini. Bapak dan Ibu telah mempelajari konsep dan aplikasi teori humanistik dalam konteks pembelajaran di sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa teori humanistik memang telah mewarnai arah dan praktik pembelajaran dan pelayanan bimbingan konseling di sekolah pada banyak negara. Salah satu keunggulan teori humanistik adalah pandangannya yang positif dan sangat mempercaya sisi kemanusiaan dari setiap individu bahwa setiap orang pada dasarnya selalu berupaya menjadi lebih kompleks atau baik melalui proses aktualisasi. Sayangnya, banyak pendidik dan bahkan konselor menjadi mengkritik teori humanistik saat menghadapi siswa-siswa yang beresiko, seperti siswa yang rawan DO, pelaku bully, tidak disiplin, memiliki prestasi belajar yang rendah dan seterusnya. Mereka memandang bahwa siswa yang beresiko tidak dapat dipercayai untuk dapat berkembang dan beraktualisasi. Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman Bapak dan Ibu selama memberikan pelayanan bimbingan konseling, mari kita diskusikan: Relevansi teori humanistik untuk diaplikasikan dalam memberi perlakuan kepada siswa yang berresiko Pandangan apa yang ideal tentang hakekat manusia (siswa) dalam memandang perilaku tidak patut siswa yang perlu dimiliki konselor Indonesia



JAWAB



Assalamualaikum… Bapak Ibu dosen dan teman – teman PPGJ 2019 Angkatan I .. Berikut saya paparkan penjelasan saya mengenai topic yang sedang kita bahas ini : 1. Teori humanistic dianggap sukar diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih konkrit dan praktis. Namun sifat idealnya yaitu memanusiakan manusia. Berdasarkan pengalaman saya dalam memberikan perlakuan kepada siswa beresiko, seorang guru harus bisa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered ). Dalam kasus ini guru perlu masuki dunia mereka ( peserta didik), dan bawa mereka ke dunia kita (pendidik). Dalam arti sebagai pendidik, kita perlu memahami pola pikiran dan karakteristik anak didik. Untuk itu kita perlu menyelami dunia mereka, apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka inginkan. Dengan begitu maka pendidik dapat menentukan strategi agar pembelajaran dapat terlaksana dan tujuan dapat tercapai. Dalam layanan bimbingan dan konseling ada layanan yang terencana seperti bimbingan kelompok, konseling individu, konseling kelompok dan lain sebagainya. Namun diluar itu guru BK bisa melaksanakan pendekatan – pendekatan yang tidak terencana ( tidak kaku) untuk bisa mengenal siswa, memahami, dan berusaha akrab dengan siswa yang beresiko tersebut. Setelah guru BK sudah menjadi teman, orang terpercaya, sahabat ( orang yang di anggap orang dalam bagi siswa) sampai guru BK memahami motif kenapa siswa beresiko tersebut bisa seperti itu sekaligus menemukan cara untuk membawanya kembali ke jalan yang benar. Kemudian guru BK dengan cara yang bersahabat dan tepat, perlahan – lahan berusaha untuk membawa siswa kearah yang lebih baik lagi. Bahkan bila guru BK dapat membuat bimbingan yang bermakna dan berkesan bagi siswa, siswa akan terus ingin dibimbing oleh guru BKnya sekaligus merubah perilakunya sendiri. 2. Pada hakekatnya manusia itu bukanlah batu artinya kelakuan manusia dapat berubah. Perubahan perilaku manusia tergantung penerimaannya terhadap pelajaran yang tersedia. Manusia tidak mau berubah karena dia masi memiliki keyakinan kuat akan pemahamannya. Nah untuk menangani masalah perilaku tidak patut siswa. Guru BK perlu menemukan kunci agar siswa mau menerima pelajaran baru yang lebih baik untuk dia dan meninggal pemahaman lama yang tidak baik dan merusaknya. Namun saya memahami bahwa guru bukan lah tenaga yang ajaib. Namun usaha guru dalam mendidik siswa akan membuat siswa luluh dan dari niat tulus guru itu Allah pasti akan memudahkannya. Danging kuweni di bungkus ketupat Ada preman punya adek angkat Kini daring sudah memasuki modul 4 Semoga teman teman tetap kuat dan semangat