Contoh Studi Kasus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Contoh studi kasus : 1. Permasalahan Salah satu produk terkenal dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu indomie mengalami masalah yang cukup serius di Taiwan, Kasus Indomie di Taiwan benar-benar membuat khawatir pemerintah. Indomie bukan hanya membawa nama PT Indofood Sukses Makmur Tbk namun juga membawa nama Indonesia. Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh menyampaikan kekhawatirannya jika kasus Indomie ini tidak ditangani dengan baik bisa berpeluang melebar ke negara lain atau bahkan kepada produk Indonesia lainnya di luar negeri. Seperti diketahui, media-media di Taiwan mengabarkan penarikan Indomie dari sejumlah supermarket. Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan. Tidak hanya di Taiwan, dua jaringan supermarket terbesar di Hong Kong juga menyetop penjualan produk Indofood itu. Pemerintah Hong Kong pun akan melakukan tes uji produk Indomie. Namun, berdasarkan rilis resmi Indofood CBP Sukses Makmur, selaku produsen Indomie menegaskan, produk mie instan yang diekspor ke Taiwan sudah memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan. BPOM juga telah menyatakan Indomie tidak berbahaya. Sehubungan dengan pemberitaan di media massa Taiwan baru-baru ini, mengenai kandungan bahan pengawet E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate) dalam produk mi instan Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjelaskan bahwa produk mi instan yang diekspor oleh Perseroan ke Taiwan telah sepenuhnya memenuhi peraturan dari Departemen Kesehatan Biro Keamanan Makanan Taiwan," jelas Taufik Wiraatmadja, Direktur ICBP dalam siaran persnya. ICBP telah mengekspor produk mi instan ke berbagai negara di seluruh dunia selama lebih dari 20 tahun. Perseroan senantiasa berupaya memastikan bahwa produknya telah memenuhi peraturan dan ketentuan keselamatan makanan yang berlaku di berbagai negara dimana produk mi instannya dipasarkan. Analisis Kasus Dari permasalahan di atas bahwa produk indomie dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami permasalahan yang cukup serius di Taiwan, permasalahan ini tidak hanya membawa citra buruk terhadap PT. Indofood Sukses Makmur Tbk namun juga membawa nama negara Indonesia, karena jelas produk ini adalah termasuk produk yang berasal dari indonesia. Melihat dari kasus tersebut bahwa kasus ini harus segera diselesaikan karena pihak Taiwan sudah memulangkan produk indomie ini kembali ke Indonesia. Karena menurut Taiwan produk indomie asal



Indonesia ini mengandung bahan yang dilarang oleh Departemen Kesehatan Taiwan yaitu Methyl PHydroxybenzoate. Dalam penanganan kasus ini pihak PT. Indofood Sukses Makmur Tbk harus segera bertindak agar kasus ini tidak menyebar luas ke negara lain, karena tidak hanya berdampak pada perusahaan saja namun nama baik Indonesia juga ikut terkena dampaknya. Pihak perusahaan harus segera meneliti apakah benar bahan bahan dasar yang digunakan pada indomie tidak memenuhi standar aman untuk dikonsumsi, karena jika tidak segera di tangani akan menjadi masalah yang lebih serius lagi khususnya bagi perusahaan dan akan membuat nama perusahaan menjadi tercoreng dimata publik dunia maupun dalam negeri. Jika memang setelah diteliti bahan-bahan yang digunakan layak konsumsi pihak perusahaan harus segera membuktikan kepada publik dan pihak terkait bahwa bahan yang digunakan indomie tidak ada masalah apapun, dan untuk mengembalikan kepercayaan konsumen setianya perusahaan dapat melakukan demo produk untuk mengambil hati konsumennya kembali, yaitu mungkin dengan cara mengundang pakar kesehatan dalam maupun luar negeri serta masyarakat untuk makan bersama produk indomie secara gratis agar menaikan citra perusahaan tersebut. Sehingga masyarakat tau bahwa indomie layak untuk dikonsumsi dan tidak menggunakan bahan bahan berbahaya, jika sudah seperti kita akan tau apakah kasus indomie di taiwan benar benar masalah bahan bahan dasar atau memang hanya sekedar persaingan belaka.



2. Beberapa waktu yang lalu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga sempat didera krisis yang disebabkan kecelakaan/insiden dalam pembangunan jalan tol Bekasi-CawangKampung Melayu (Becakayu) yang menimbulkan tujuh korban luka-luka. Apalagi, dalam waktu yang hampir bersamaan terdapat pula kecelakaan kerja di ruas tol yang lain. Sebagai langkah penanganan, selain mencari penyebab terjadinya kecelakaan, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo kemudian melakukan moratorium proyek konstruksi elevated seperti jalan layang tol maupun non-tol dan jembatan pada 20 Februari 2018 (moratorium ini kemudian dicabut pada 3 Maret 2018). Langkah Kementerian PUPR tersebut ternyata tepat dan mendapat dukungan banyak pihak. Misalnya, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo yang mengapresiasi langkah pemerintah yang melakukan moratorium atau menghentikan sementara seluruh proyek tol layang di Indonesia untuk dilakukan evaluasi secara komprehensif. Selain itu, langkah moratorium juga membuat pemberitaan negatif tentang pembangunan infrastruktur tidak lagi sering muncul di media.Hal ini penting mengingat pembangunan infrastruktur merupakan salah satu program prioritas pemerintah di era Presiden Jokowi.



Strategi Komunikasi



Keberadaan strategi tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan (Liliweri, 2011, p.239). Strategi komunikasi memiliki empat tahap, yaitu: 1. Mengembangkan tujuan baik jangka pendek (sebagai pengaruhkomunikasi) maupun jangka panjang (sebagai pengukur hubungan). 2. Merencanakan program komunikasi guna menyempurnakan tujuan. 3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi (dengan cara mengimplementasikan program publik, aksi dan komunikasi yang didesign guna mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai tujuan program) 4. Mengevaluasi program dengan melakukan penilaian atas persiapan implementasi dan hasil dari program (Cutlip, Center dan Broom, 2006, p.320).



Dalam membangun suatu image atau citra, Public Relations memiliki peran yang penting, salah satunya di tuntut untuk mampu mengembangkan citra perusahaan. Hal itu pun bukan perkara mudah diperlukan kesamaan visi dan misi antara semua pihak agar berjalan searah. Menurut (Macnamara, 2010) Strategi Public Relations yang “Smart” bisa menjadi perangkat ampuh bagi perusahaan dalam menghadapi sebuah permasalahan. Tetapi bukan saja penyusunan strategi yang komunikasi yang harus sempurna tetapi eksekusinyapun musti sempurna. Salah satu strategi Public Relations dalam rangka mempertahankan brand image yang meningkatkan jumlah pengunjung yaitu memanfaatkan Media Relations (Benjamin, 2013). Disini adalah tugas dari Media Relations yang berperan sebagai bagian dari aktivitas PR bertugas menjalin hubungan baik dengan media massa (rekan-rekan media/jurnalis) untuk meningkatkan brand image. Berbagai program atau kegiatan Public Relations dalam melaksanakan aktivitas tertentu akan melibatkan media massa, tidak hanya media cetak atau pers dalam arti sempit. Saat organisasi membutuhkan publikasi, maka Media Relations sebagai salah satu unit PR bertugas untuk menghubungi dan mengundang media untuk menghadiri acara organisasi.Hal tersebut dapat membuat pihak media merasa dimanfaatkan hanya untuk mendapatkan keuntungan publisitas bagi organisasi semata. Untuk itu, diperlukan adanya program Media Relations secara rutin, berkesinambungan, dan seimbang. Dengan demikian media dapat mendukung upaya publikasi



perusahaan dan perusahaan dapat menjadi mitra bagi media sebagai narasumber. (Wardhani, 2008) Dalam menjalin hubungan dengan media massa, satu hal yang penting di perhatikan adalah kebutuhan media massa. Karena itu, tugas seorang Media Relations officer untuk memahami kebutuhan media tersebut dan berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan itu. Kebutuhan media massa, khusus media pemberitaan, diantaranya mendapatkan peristiwa yang bernilai berita dan laporan atas peristiwa tersebut mesti dibuat sebelum tenggang waktu (deadline) habis. Oleh sebab itu, seorang media relations officer perlu memahami bagaimana dunia media massa atau bagaimana media massa bekerja. Pengetahuan tentang dunia media massa menjadi bekal penting seorang Media Relations officer untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka ikhtiar untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada awak media massa hanya bisa dilakukan bila memahami dengan baik dunia media massa. (Iriantara Yosal, 2008)



Dapus http://nandaristu.blogspot.com/2017/03/studi-kasus-humas_15.html?m=1 https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ifan92912/5b31a23916835f22d2657d32/ humas-dan-contoh-kasus-manajemen-krisis