Cover, BAB 1, 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA TEORI KEPERAWATAN GLADYS L. HUSTED DAN JAMES H. HUSTED Disusun untuk Memenuhi Tugas Makalah Analisa Teori Keperawatan Mata Kuliah Sains Keperawatan



Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Desi Susilawati Fredi Erwanto Moh. Ubadillah Faqih Puguh Santoso Kusno Ferianto Karyo Sova Evie Sasnita Salam



146070300111037 146070300111038 146070300111042 146070300111043 146070300111046 146070300111047 146070300111049 146070300111050



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Teori merupakan landasan bagi setiap ilmu pengetahuan untuk bekembang. Setiap ilmu pengetahuan mempunyai teori masing – masing serta mempunyai cara pandang berbeda dalam memandang teori yang digunakan. Teori digunakan untuk menjelaskan asumsi dasar dan nilai – nilai yang digunakan, menjelaskan tujuan keilmuan, dan menjelaskan kegunaannya untuk kepentingan orang banyak (McEwen, 2011). Teori dalam bidang keperawatan mempunyai arti spesifik yang dapat menjadi pembeda antara ilmu keperawatan dengan keilmuan lain. Teori keperawatan adalah kumpulan dalil dan definisi secara sistematis yang menggambarkan manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan secara spesifik. Menurut Alligood (2014) menyatakan bahwa tingkat struktur ilmu keperawatan dibagi menjadi empat kerangka kerja meliputi filosofi keperawatan, model konseptual keperawatan, teori keperawatan, dan middle range nursing theory. Filosofi keperawatan merupakan tingkat yang paling abstrak dan banyak menjelaskan tentang fenomena keperawatan. Model konseptual keperawatan bersifat komprehensif dan telah mendefinisikan paradigma keperawatan secara jelas. Teori keperawatan merupakan turunan dari model konseptual yang mempunyai batasan lebih jelas dalam membahas paradigma keperawatan. middle range nursing theory merupakan tingkatan yang paling spesifik dan paling konkret dari tingkat struktur ilmu keperawatan. Teori Gladys L. Husted dan James H. Husted tergolong kedalam tingkat teori keperawatan. Gladis L. Husted mengawalai praktek keperawatan di bagian kesehatan masyarakat dan ruang rawat inap bedah. Beliau melanjutkan pendidikan jenjang magister dengan mengambil jurusan pendidikan keperawatan dan menempuh pendidikan doktoral dengan mengambil minat di department of curriculum and supervision. Gladis L. Husted tertarik kepada masalah etik setelah melakukan observasi terhadap insteraksi antara perawat dan pasien. Masalah etik dan



1



pendidikan menjadi minat Gladis L. Husted dibuktikan dengan pengabdiannya sebagai konsultan di komite etik dan sebagai konsultan pengembangan kurikulum di sekolah – sekolah keperawatan (Scotto, 2014). James Husted mempunyai minat pada bidang filosofi dan etik. Gladis L. Husted dan James Husted bersama banyak menghasilkan penelitian dan buku yang bertema tentang etika keperawatan. Gladis L. Husted dan James Husted kemudian merumuskan sebuah teori yang bernama the theory of symphonology. theory of symphonology dapat diartikan sebagai suatu sistem etik yang berdasar kepada istilah dan prasyarat dari kesepakatan. Kesepakatan disini adalah antara penyedia pelayanan kesehatan profesional dan pasien yang masuk kedalam dimensi etik (Scotto, 2014). Husted dan Husted membuat ide dan konsep tentang petunjuk tingkah laku etik



dengan



menggunakan



model



tradisional



untuk



megatasi



masalah



ketidakmampuan pelayanan kesehatan dalam menanggulangi masalah etik. Ide tersebut menggunakan pendekatan deontologi, utilitarianism, emotivism, dan social relativism. Model tradisional ini tidak dapat mengatasi masalah bioetik yang dialami oleh sistem pelayanan kesehatan. Kegagalan model tradisional membuat Husted dan Husted mengembagkan teori baru yang dikenal dengan symphonological methode (Scotto, 2014).



1.2. Rumusan Masalah Bagaimana analisis teori keperawatan menurut Gladys L. Husted dan James H. Husted?



1.3. Tujuan Penulisan Mengetahui analisis teori keperawatan menurut Gladys L. Husted dan James H. Husted.



1.4. Manfaat 1.



Mengetahui kedudukan teori Gladis L. Husted dan James Husted dalam teori keperawatan.



2



2.



Mengetahui aspek – aspek yang menjadi karakteristik teori Gladis L. Husted dan James Husted



3.



Mengetahui aplikasi penerapan teori Gladis L. Husted dan James Husted dalam praktik keperawatan.



3



BAB 2 TEORI GLADYS L. HUSTED & JAMES L. HUSTED



2.1 Pengenalan Gladys Husted lahir, praktek, mengenyam pendidikan, serta mengajar di Pittsburgh. Husted menerima gelar Bachelor of Science dalam gelar Keperawatan dari University of Pittsburgh pada tahun 1962 dan memulai praktek pada kesehatan masyarakat dan perawatan medis-bedah rawat inap akut. Pengamatan terhadap interaksi antara perawat dan pasien memicu minatnya dalam masalah etika. Pada tahun 1968, ia meraih gelar master dalam pendidikan keperawatan saat mengajar di Louise Suyden School of Nursing di Rumah Sakit Memorial St. Margaret di Pittsburgh (Alligood, 2014). G. Husted menjadi profesor emeritus di Duquesne University School of Nursing dan mendapat anugerah gelar School of Nursing Distinguished Professor pada tahun 1998. G. Husted menjabat sebagai konsultan untuk Rumah Sakit Pennsylvania Barat Divisi Keperawatan mengenai pengembangan komite etik, termasuk mendidik staf dan manajemen, dan memberikan bimbingan untuk komite yang baru dibentuk (Alligood, 2014). James Husted lahir di Kingston, Pennsylvania. J. Husted bergabung dengan masyarakat dengan IQ yang tinggi, Mensa dan Intertel dan menjadi ahli filsafat untuk Mensa dan direktur regional untuk Intertel (Alligood, 2014). Kedua ahli teori ini bertemu dan menikah pada tahun 1974, mendirikan dan mengembangkan dialog yang mengusung teori Symphonology. Mereka bekerja sama sebagai penulis beberapa edisi Pengambilan Keputusan Etis Keperawatan. Buku mereka terpilih sebagai salah satu dari Buku Keperawatan dan Kesehatan Terkemuka tahun 1991, 1995, dan 2001. Buku ini juga memenangkan Perawatan Masyarakat Award pada tahun 2001. Para penulis mendefinisikan Symphonology sebagai”studi kesepakatan dan unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk kesepakatan” (Husted & Husted, 2008). Teori



yang dikembangkan dari pengamatan perawat dan praktik



keperawatan, tetapi kemudian diperluas untuk mencakup semua profesional perawatan kesehatan. Perkembangan Teori ini telah menyebabkan pembangunan



4



berbasis praktik -pengambilan keputusan model yang membantu dalam menentukan kapan dan tindakan apa yang sesuai untuk profesional kesehatan dan pasien. Nama teori ini berasal dari kata Yunani, Symphonia, yang berarti” Kesepakatan. Etika adalah sistem standar untuk memotivasi, menentukan, dan membenarkan tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang penting dan mendasar" (Husted & Husted, 2008).



2.2 Konsep Utama/Mayor dan Definisi 2.2.1 Agency Agency adalah kapasitas agen untuk melakukan tindakan mencapai tujuan yang dipilih. Tujuan bersama dari perawat dan pasien adalah untuk memulihkan agency pasien (Husted & Husted, 2008). 2.2.2 Konteks "Konteks adalah jalinan fakta yang relevan dari suatu situasi" (Husted & Husted, 2008). Terdapat tiga unsur yang saling terkait dengan konteks: 1) konteks situasi, 2) konteks pengetahuan, dan 3) konteks kesadaran seorang agen. Konteks situasi mencakup semua aspek situasi yang memberikan pemahaman tentang situasi dan meningkatkan kemampuan untuk bertindak secara efektif di dalamnya. Konteks pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dari seorang agen, yang meliputi faktor biasanya ditemukan di dalam situasi. Dalam konteks kesadaran agen, dua konteks pertama adalah sudah terjalin. Ini adalah kehadiran agen kesadaran dari seluruh aspek yang relevan (pengetahuan dan keadaan) dari situasi yang diperlukan untuk memahami dan bertindak secara efektif di dalamnya (Husted & Husted, 2008). 2.2.3 Lingkungan – Perjanjian/ kesepakatan Lingkungan yang ditetapkan oleh Symphonology dibentuk oleh perjanjian dalam sebuah konteks. Kesepakatan adalah pernyataan bersama tentang kesadaran atas dasar interaksi yang terjadi (Husted & Husted, 2008). Kesepakatan menciptakan alam dimana keperawatan dan semua interaksi manusia lainnya terjadi. Setiap kesepakatan ditujukan untuk nilai akhir yang akan dicapai melalui interaksi yang dimungkinkan oleh pemahaman (Alligood, 2014).



5



Kesepakatan profesional perawatan kesehatan – pasien dibentuk oleh pertemuan professional ini dan kebutuhan pasien. Kesepakatan mereka adalah di mana kebutuhan dan keinginan pasien sangat penting. Komitmen profesional didefinisikan dalam hal kebutuhan pasien. Tanpa kesepakatan ini, tidak akan terjadi konteks interaksi antara keduanya; Hubungan tersebut tidak akan dimengerti bagi keduanya (Husted & Husted, 1999). 2.2.4 Kesehatan Kesehatan adalah sebuah konsep yang berlaku untuk setiap potensi kehidupan seseorang. Kesehatan melibatkan tidak hanya yang berkembang dari tubuh fisik, tetapi juga kebahagiaan. Kebahagiaan direalisasikan sebagai individu menggapai dan mengembangkan ke arah hasil rencana hidup yang mereka pilih (Husted & Husted, 2001). Kesehatan adalah bukti ketika individu mengalami, mengungkapkan dan bersepakat dalam standar bioetika dasar (Alligood, 2014). 2.2.5 Keperawatatan Perawat bertindak sebagai agen dari pasien, melakukan apa yang dia bisa lalukan untuk pasien dan dirinya jika mampu. (Husted & Husted, 2008). Tanggung jawab etik seorang perawat adalah mendorong dan memperkuat kualitas pelayanan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan melalui interaksi perawat dan pasien (Fedorka & Husted, 2004). 2.2.6 Manusia-Pasien Manusia adalah seorang individu dengan struktur karakter yang unik, memiliki hak untuk mengejar kebutuhan vital yang dia pilih (Husted & Husted, 2001). Karakteristik ini unik antara satu individu dan individu yang lain (Husted & Husted, 2008). 2.2.7 Hak Produk dari kesepakatan implisit antara rasional dan kebijakan, tidak berisi sebuah tindakan atau produk dari tindakan dari yang lain yang diharapkan melalui persetujuan sukarela yang secara obyektif diperoleh (Husted & Husted, 2001).



2.3 Penggunaan Evidence empiris Studi dan dialog antara dua theoris ini dan disandingkan dengan pengalaman evolusi perawatan kesehatan, dan observasi secara individual



6



hubungan perawat-pasien, memberikan impetus untuk pengembangan teori simphonologi. Disertasi G. Husted berfokus pada efek prinsip etik pembelajaran pada kemampuan mahasiswa untuk menggunakan cara praktek ini dalam studi kasus. J. Husted sangat instrumental dalam memilih topic disertasi dan digunakan sebagai konsultan selama proses tersebut. Perkembangan kerja doctoral G. Husted untuk beberapa publikasi dan presentasi sebelum edisi pertama dari buku ethical decicion making in nursing diterbikan pada tahun 1991. Edisi pertama ini menampilkan kerja mereka sebagai model konseptual saja. Sebagaimana mereka meneruskan mengembangkan ide mereka, digabungkan dengan umpan balik dari mahasiswa pascasarjana, Teori Symphonological muncul. Sebelum publikasi edisi kedua, pasangan Husteds (1995) melanjutkan memperjelas konsep-konsep teoritis dan mengembangkan model untuk praktek. Awal tahun 1990, Duquesne University menawarkan kursus yang dikhususkan untuk teori bioetika ini. Keduanya terus mencari kritik dan contoh tentang kerja dari mahasiswa mereka, praktisi, dan para ahli lainnya. Edisi ketiga dari buku, Pengambilan Keputusan Etis Keperawatan dan Kesehatan: pendekatan Symphonological (Husted & Husted, 2001), menawarkan deskripsi klarifikasi teori, dengan konsep lanjutan yang dipisahkan dari konsep-konsep dasar. Selain itu, Model ini digambar ulang untuk lebih mewakili sifat nonlinier teori dalam praktek. Edisi keempat menawarkan klarifikasi lebih lanjut dari konsep dan integrasi konsep dalam teori secara keseluruhan. Selain itu, teks disusun ulang untuk menyajikan konsep dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks (Alligood, 2014).



2.4 Pernyataan teoritis Symphonology diklasifikasikan sebagai teori besar karena ruang lingkup yang luas. Grand teori menstruktur tujuan yang terkait dengan pandangan tertentu dari disiplin (Walker & Avant, 2011). Grand teori lebih luas dari konseptual model dan dapat digunakan sebagai model untuk memandu praktek dan penelitian (Fawcett & Garity, 2009). Penulis mengembangkan Teori Symphonology tidak dari perkembangan alami dari pekerjaan lain, tetapi dari pengakuan sebuah kebutuhan untuk pedoman teoritis yang berhubungan dengan penyampaian perawatan kesehatan. Pemahaman dan penggunaan teori ini didasarkan pada unsur



7



etika yang mendasar, yang menggambarkan hubungan rasional antara manusia : hak asasi manusia (Alligood, 2014).



2.5 Standar Bioetika 2.5.1 Otonomi Otonomi adalah keunikan individu, Struktur karakter tunggal individu. setiap orang memiliki hak untuk bertindak atas tujuan independen dan unik masing-masing. 2.5.2 Kemurahan Hati Kebaikan adalah kemampuan untuk bertindak untuk memperoleh yang diinginkan manfaat dan persyaratan hidup yang diperlukan. setiap orang dapat bertindak untuk mendapatkan hal-hal yang dia butuhkan dan yang lebih disukai. 2.5.3 Fidelity Fidelity adalah kesetiaan individu pada keunikannya sendiri. Setiap orang mengelola, memelihara, dan menopang kehidupan uniknya. Untuk profesional perawatan kesehatan, kesetiaan dalam perjanjian berarti komitmen terhadap kewajiban yang diterima dalam peran profesional. 2.5.4 Kebebasan Kebebasan adalah kemampuan dan hak untuk mengambil tindakan berdasarkan evaluasi agen sendiri terhadap situasi. Setiap orang dapat memilih atau course mereka dari tindakan. 2.5.5 Keobyektifan Objektivitas adalah hak untuk mencapai dan mempertahankan latihan kesadaran obyektif. Setiap orang memiliki kesadaran dan pemahaman tentang alam semesta diluar dirinya sendiri. Setiap orang memiliki hak untuk mengelola, memelihara, dan mempertahankan pemahaman ini sebagaimana yang telah ia pilih. 2.5.6 Self-assertion Self-assertion adalah hak dan kemampuan untuk mengendalikan adalah waktu dan usaha seseorang. Setiap orang memiliki hak untuk mencapai program pilihan dari tindakan tanpa gangguan.



8



Hanya sebagai standar bioetik, tidak untuk dipertimbangkan sebagai arahan yang konkret, jadi mereka tidak membedakan entities. Masing-masing standar menyatu dengan yang lain sebagai representative dari struktur karakter unik individu (J. Husted, personal communication, 5 Maret 2004). Seperti yang dinyatakan sebelumnya, pengakuan terhadap standar ini adalah preconditional pada kesepakatan implisit pasien-professional perawatan kesehatan. Ketika mengakui dan menghormati setiap individu, kualitas dan kemampuan manusia ini membentuk dasar untuk interaksi etik. Ketika mereka diabaikan, konteks dari situasi ini hilang. Interaksi ini kemudian didasarkan pada apa pun yang dilayani oleh arahan konkret atau pada kehendak dari participant (Alligood, 2014).



2.6 Model Pengambilan Keputusan



9



Gambar di atas menunjukkan cara konsep teori berinteraksi dengan pengambilan keputusan langsung. unsur pengambilan keputusan etis berinteraksi dalam cara sebagai berikut (Alligood, 2014): 



Seseorang adalah makhluk rasional dengan struktur karakter yang unik. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan mengejar, tanpa campur tangan, program tindakan sesuai dengan kebutuhannya dan keinginan.







Perjanjian antara individu yang ditunjukkan oleh pernyataan bersama dari kesadaran yang diarahkan pada tujuan.







Kesepakatan



profesional



perawatan



kesehatan







pasien



diarahkan



mempertahankan dan meningkatkan kehidupan pasien. 



Konteks adalah dasar untuk menentukan tindakan apa yang etis dalam kesepakatan profesional perawatan kesehatan –pasien.”Konteks adalah jalinan dari fakta-fakta yang relevan dari situasi -fakta-fakta yang diperlukan untuk bertindak atas untuk membawa hasil yang diinginkan, kesadaran agen dari fakta-fakta ini, dan pengetahuan agen tentang bagaimana kesepakatan yang paling efektif dengan fakta-fakta ini” (Husted & Husted, 2008). dalam hal ini cara, tidak ada prinsip-prinsip etis yang universal.







Keputusan etis adalah hasil penalaran dari konteks pada keputusan daripada menerapkan keputusan atau prinsip untuk sebuah situasi tanpa untuk konteks.



Husted menggambarkan aplikasi dan praktek utama dari asumsi ini oleh para profesional perawatan kesehatan dengan cara sebagai berikut: Profesional akan memahami dan bekerja berdasarkan filosofi bahwa: Kebajikan pasien saya (otonomi) yang sedemikian rupa sehingga ia bergerak (self-assertion) ke arah tujuannya (kebebasan) dalam keadaan ini (objektivitas) untuk Alasan ini (kebaikan). Kebajikan Saya (otonomi) adalah sehingga saya harus bertindak dengan dia (self-assertion interaktif) untuk membantu dia (kebebasan) dalam kemungkinan (dari kebaikan) dalam keadaannya untuk mencapai setiap manfaat yang mungkin dapat ditemukan (oleh kesadaran obyektif) (Husted & Husted, 2001).



10



2.7 Format logis Penalaran abduktif, seperti induksi dan deduksi, berupa pola berikut (Alligood, 2014): 



A adalah kumpulan data (proses cerdas tindakan etis).







B (jika benar) menjelaskan A (Symphonology).







Tidak ada hipotesis lain menjelaskan A sebagus B bekerja (metode tradisional).







Oleh karena itu B mungkin benar. Kekuatan kesimpulan abduktif tergantung pada bagaimana kokoh B dapat



berdiri sendiri, bagaimana secara jelas B melebihi alternatif, bagaimana komprehensif adalah pencarian alternatif, biaya B menjadi suatu yang salah dan manfaat B menjadi suatu yang benar, dan seberapa kuat kebutuhan akan menghasilkan kesimpulan untuk semuanya (Josephson & Josephson, 1994). Metode abduktif terbukti dalam permulaan dan evolusi Symphonology. Kekuatan Teori ini telah terbukti. Konsep Symphonology secara jelas dapat diamati tidak hanya dalam perawatan kesehatan tetapi juga dalam kehidupan lainnya. Jelas bahwa tindakan etik berdasarkan konteks keadaan individu tertentu jauh lebih unggul untuk pengenaan arahan konkret yang sering bertentangan satu sama lain atau memiliki sedikit hubungan dengan situasi yang dihadapi. Studi ekstensif penulis dari filsafat pengetahuan, ilmu, dan kondisi manusia membuktikan pada pencarian yang komprehensif untuk jawaban alternatif. Manfaat bagi pasien dan petugas kesehatan dari tindakan yang menerima perawatan etika berbasis praktik akan beragam.. Akhirnya, kebutuhan untuk mengatasi masalah tentang bagaimana mencapai tindakan etis dalam perawatan kesehatan bisa saja tidak lebih penting (Alligood, 2014). Sejak perkembangan awal Symphonology, penalaran induktif berdasarkan pengamatan dan umpan balik dari praktisi telah disediakan untuk perbaikan konsep dan klarifikasi hubungan antara konsep-konsep (Alligood, 2014).



11



2.8 Penerimaan oleh Keperawatan Komunitas 2.8.1 Praktek Model Symphonological Husted untuk keputusan etis pembuatan (Husted & Husted, 2001) telah dikembangkan sebagai model praktek untuk menerapkan konsep-konsep dari Symphonology. Model ini, menekankan sentralitas individu dan perlunya alasan pengarahan oleh konteks, sangat penting dalam keberadaan dan kemunculan sistem perawatan kesehatan. Model ini memberikan filosofis kerangka kerja untuk memastikan penawaran perawatan etis oleh perawat dan semua disiplin lain dari perawatan kesehatan. Tidak seperti model tradisiona, model



Symphonological



menyediakan



untuk



secara



logis



pembenaran



pengambilan keputusan etis. The North Memorial Medical Center di Robbinsdale, Minnesota, telah mengadopsi model ini untuk digunakan dalam komite etik keperawatan mereka (Alligood, 2014). Panggilan untuk peduli dalam keperawatan merupakan sentral dari profesi. Hartman (1998) menegaskan bahwa caring ditunjukkan ketika perawat mengakui bahwa standar bioetika begitu terkait dengan caring yang secara bersama-sama mereka menyediakan sebuah lingkaran sempurna dari pembenaran etis. Enns dan Gregory (2006) menyatakan bahwa keperawatan yang kehilangan esensi dan praktek caring karena adanya perubahan lingkungan perawatan kesehatan. Symphonology menawarkan pendekatan berbasis praktik untuk care, sebagai berikut: Pendekatan berbasis praktik berasal dari, dan Oleh karena itu dimaksudkan untuk menjadi sesuai dengan situasi seorang pasien, tujuan dari perawatan kesehatan pengaturan, dan peran perawat. Semakin banyak sistem etika membatasi praktik berdasarkan abstrak Prinsip-prinsip yang berlebihan perawat dan pasien menjadi terasing dari satu sama lain (Husted & Husted, 1997). Banyak perawat praktek dalam sistem terikat oleh protocol dan critical pathway. Menggunakan pendekatan Symphonological dapat memastikan bahwa praktik keperawatan menampilkan etis dan tidak menjadi preskriptif. Hal ini terutamanya penting ketika mempertimbangkan membuat keputusan bagi mereka yang tidak bisa lagi membuat keputusan untuk diri sendiri (Gropelli, 2005). Sering pasien gawat darurat tidak dapat berpartisipasi dalam pengambilan



12



keputusan. Symphonology menawarkan metode untuk memastikan bahwa kesimpulan dan tindakan etik didasarkan pada kepentingan terbaik individu (Fedorka & Husted, 2004). Menawarkan perawatan yang peka terhadap budaya semakin penting, dimana sistem perawatan kesehatan kita berubah dalam menanggapi masyarakat global (Wehbe-Alamah, 2008; Zoucha & Broome, 2008; Chenowethm, Jeon, Goff, et al., 2006). Meskipun faktor budaya dapat membantu dalam mengarahkan merawat pasien, perawat juga harus memperhatikan individu komitmen pribadi untuk tradisi dan keyakinan kebudayaannya. Dengan cara ini, perawat memberikan perawatan pada pasien daripada budaya (Zoucha & Husted, 2000). Penggunaan model Husted, perawatan diarahkan dalam konteks situasi individu. Pengenaan konteks palsu, budaya atau sebaliknya akan dihindari (Alligood, 2014). Brown (2001) menganjurkan penggunaan Teori Symphonology untuk berdiskusi langsung dan memberikan pendidikan pada pasien mengenai arahan lebih lanjut. Standar bioetika digunakan untuk memandu diskusi tentang apa jenis pengobatan seorang individu yang akan diinginkan atau tidak ingin, memberikan keadaan tertentu. Hardt (2004) telah mengusulkan intervensi untuk perawat di dilema etika. Munculnya tim perawatan kesehatan sebagai metode memberikan perawatan yang komprehensif membawa banyak disiplin ilmu bersama-sama untuk melayani kebutuhan pasien. Tumpang tindih peran dan tujuan yang berbeda dapat menyebabkan kebingungan di antara anggota tim. Teori Symphonological, dengan focus pada pasien center, bisa menjadi landasan bersama untuk memulai dan mempromosikan kolaborasi antara profesional perawatan kesehatan dari semua disiplin ilmu. Symphonology dapat diterapkan untuk semua disiplin ilmu yang peduli. Khechane (2008) mengembangkan model untuk pastoral perawatan praktek berdasarkan Symphonology. Penggunan model pengambilan keputusan, praktisi perawatan pastoral menyediakan untuk menghilangkan penderitaan menggunakan standar bioetika.



13



2.8.2 Pendidikan Semakin banyak etika ditujukan pada seluruh kurikulum keperawatan daripada sebagai topik yang terpisah, terutama untuk mahasiswa keperawatan lanjutan. Penerapan luas untuk Symphonology membuat kerangka kerja yang sangat baik untuk kurikulum keperawatan. Mahasiswa baru dapat dengan mudah memahami dan menerapkan konsep teoritis. Penggunaan teori ini sebagai dasar untuk interaksi keperawatan mengarahkan siswa dalam praktek etika dari awal belajar praktik keperawatan. Konsep dari konteks dapat digunakan sebagai dasar untuk penilaian. Standar bioetika mengarahkan mahasiswa dalam memilih pendekatan, waktu, dan jenis intervensi yang tepat untuk setiap pasien. karena pendekatan holistik dan perhatian utama untuk pasien, Symphonology dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kurikulum keperawatan yang ada (Alligood, 2014). Brown (2001) membahas pentingnya etika interaksi antara perawat pendidik dan mahasiswa. Perjanjian dalam hal ini adalah lebih eksplisit, karena kedua belah pihak lebih sadar akan komitmen dan tanggung jawab. Menyadari standar bioetika baik dari pihak pendidik dan siswa, berfungsi untuk mengarahkan tindakan etis di antara mereka. Steckler (1998) setuju dengan aplikasi Brown dari Symphonology dalam proses pendidikan dan merekomendasikan penggabungan teori dalam kelanjutkan pendidikan. Model Husted tidak hanya mengidentifikasi dan mengatur nilai-nilai profesional dan prinsip-prinsip etika untuk peserta didik, tetapi membantu pendidik untuk mengembangkan orientasi etika professional yang konsisten. Cutilli (2009) menggunakan aplikasi studi kasus digunakan dengan Pendekatan teori Symphonological untuk pendidikan pasien dan keluarga. 2.8.3 Administrasi Administrator perawatan kesehatan membuat keputusan di beberapa tingkat. Mereka memiliki tanggung jawab kepada masyarakat pada kelayakan finansial yang besar dari lembaga dalam masyarakat, karyawan, dan mereka yang menerima perawatan (Alligood, 2014). Hardt (2004) menggambarkan bagaimana administrator menggunakan prinsip-prinsip Symphonology untuk memandu pembuatan keputusan mereka untuk menghasilkan outcome etis yang dibenarkan.



14



Berkenaan dengan isu-isu di masyarakat dan tingkat kelembagaan, orang menganggap layanan yang diperlukan disediakan oleh lembaga. Dalam kasus di mana layanan dibutuhkan tidak akan layak untuk institusi, sumber daya dalam masyarakat dapat dibagi dan didukung oleh lembaga sehingga diperlukan layanan tersedia dengan sedikitnya jumlah kerugian lembaga. Pada tingkat karyawan, administrator memberikan perhatian pada pemberian perawatan sebaik hubungan antar pribadi. Symphonology memandu pengambilan keputusan menjadi solusi yang adil. Sebagai contoh, pimpinan dapat memilih tidak memberikan sanksi keras atas ketidakhadiran saat karyawan mampu menunjukkan keadaan khusus yang mencegah kehadirannya. Hal ini juga berlaku untuk pengembangan kebijakan mengenai perilaku karyawan. Politik etis memberikan pedoman untuk meneliti situasi daripada peraturan yang telah ditetapkan dengan arahan konkret untuk bertindak. Berkenaan dengan pasien individu, administrator bertindak sebagai model peran dan konsultan saat menyikapi masalah etika (Alligood, 2014). Hardt dan Hopey (2001) menggambarkan bermasalah situasi yang terjadi dalam sistem managed care. Kesulitan yang telah diidentifikasi termasuk penolakan organisasi untuk memberikan perawatan dianggap tepat oleh para profesional perawatan kesehatan dan tuntutan yang tidak tepat dari pasien dan keluarga. Penggunaan prinsip-prinsip Symphonology, profesional perawatan kesehatan dapat meneliti konteks dan menentukan tindakan etis yang tepat dalam perjanjian implisit dan eksplisit. Administrator



dan



manajer



perawat



juga



dapat



menggunakan



Symphonology untuk menengahi situasi yang tidak pantas antara pasien dan perawat (Bavier, 2007). Sebagai contoh, kasus di mana pasien ingin memberikan hadiah yang tidak pantas sebagai tanda penghargaan kepada seorang perawat tertentu., 2.8.4 Penelitian Symphonology dalam penelitian ini berguna dalam kaitannya dengan perjanjian antara peneliti – subjek. Hubungan profesional perawatan kesehatan pasien dalam batas tertentu adalah implisit, tetapi hubungan antara peneliti dan subjek harus benar-benar eksplisit (Alligood, 2014). Brown (2001) menyarankan



15



penggunaan standar bioetika untuk mengembangkan protokol informed consent etik. Terutama ketika Penelitian melibatkan masyarakat yang rentan, persetujuan dari pengganti dibuat lebih diterima dan diperoleh lebih mudah jika kebaikan individu dibuat berpusat dengan menggunakan standar bioetika.



2.9 Pengembangan lebih lanjut Pengujian awal dari Teori Symphonological terdiri atas dua tahap. Pertama, penelitian kualitatif meneliti persepsi dan kepuasan perawat dan pasien dan lainlain yang signifikan seperti mereka terlibat dalam etika pengambilan keputusan untuk masalah perawatan kesehatan (Husted, 2001). Tema yang muncul dari penelitian ini digunakan untuk mengembangkan alat visual analog untuk mengukur perasaan ini pada perawat dan pasien. Pada tahap kedua, pilot study untuk menguji apakah alat itu lengkap. Cronbach alpha melaporkan 0.74 untuk alat perawat dan 0.82 untuk alat pasien (Husted, 2004). Irwin (2004) menggunakan sampel dari 30 peserta yang terlibat dalam berbagai keputusan mengenai perawatan kesehatan dan pengobatan selama dirawat di rumah sakit dalam setting perawatan akut. Penelitian ini melibatkan intervensi yang mendukung keputusan bagi pasien untuk menentukan sesuatu, sebagai berikut: (1) apakah konsep-konsep kunci dari Teori Symphonological menggambarkan pengalaman individu membuat keputusan perawatan kesehatan, dan (2) apakah penerapan kerangka kerja pengambilan keputusan akan memungkinkan perawat dan pasien untuk membuat keputusan secara etis dapat dibenarkan. Hasil menegaskan bahwa pasien mengungkapkan semua konsep Symphonology ketika mendiskusikan pengalaman mereka dengan pengambilan keputusan pelayanan kesehatan. Skor analisis statistik pretest dan posttest pada Skala Preferensi Pengambilan Keputusan Bioethical untuk Pasien menunjukkan bahwa subjek memiliki pengalaman yang lebih positif terlibat dalam pengambilan keputusan (p=0,02) dan merasa lebih memiliki cukup pengetahuan (p=0,013), frustrasi yang relative rendah (p=0.014), dan rasa kekuasaan yang lebih (p=0,009) setelah intervensi. Temuan ini mendukung validitas Teori Symphonology. Teori ini dapat digunakan untuk menggambarkan pengalaman pada keterlibatan dalam pengambilan keputusan, dan Symphonology memiliki utilitas sebagai model



16



untuk membantu pasien melalui proses pengambilan keputusan. Seorang mahasiswa pascasarjana menggunakan alat analog visual keperawatan untuk menemukan



bagaimana



perasaan



perawat



ketika



berhadapan



dengan



pengungkapan masalah dengan pasien. Cronbach alpha untuk penelitian ini adalah 0.82 (Bavier, 2003). pengujian lebih lanjut teori sedang berlangsung sebagai mahasiswa doktoral adalah menganalisis data dari studi yang dirancang untuk menentukan pengaruh intervensi pendidikan berbasis Symphonology pada performance pengambilan keputusan etika pada mahasiswa tingkat lanjut, dan membandingkan bagaimana mahasiswa memahami penerapan Symphonology dan teori-teori lain (Mraz, 2012). 2.10 Kritik 2.10.1 Kejelasan Dalam Pengambilan Keputusan Etis Keperawatan (Husted & Husted, 1995a), penulis mempresentasikan konsep yang muncul dari Symphonology dan hubungan di antara konsep. Buku ini mungkin sulit untuk perawat pemula untuk membacanya, karena konsep yang lebih dalam dimaksudkan untuk memajukan praktisi disertakan bersama dengan ide-ide dasar. edisi ketiga, Pengambilan Keputusan Etis Keperawatan dan Kesehatan : Pendekatan Symphonological, dimulai dengan konsep dasar untuk memahami dan menggunakan teori dan kemudian pindah ke konsep yang lebih lanjut dalam bagian berikutnya (Husted & Husted, 2001). Seiring dengan peningkatan organisasi ini, edisi ketiga menunjukkan munculnya meningkatkan kejelasan untuk semua konsep, standar bioetika pada khususnya. Edisi keempat memberikan kejelasan lebih lanjut, dengan menggunakan tabel dan gambar dan termasuk petunjuk guru yang userfriendly (Alligood, 2014). Karya ini menantang metode tradisional memikirkan dan membutuhkan pembaca untuk mengembangkan pemahaman baru dari konsep yang familiar. Mendongeng dan contoh memberikan kesempatan untuk mengenali dan memahami pentingnya arti alternatif dan lebih luas untuk istilah yang akrab. Nada percakapan dalam penulisan adalah menarik dan menciptakan suasana yang nyaman untuk subjek yang kompleks (Alligood, 2014).



17



2.10.2 Kesederhanaan Penulis pertama-tama menantang kebenaran dan keefektifan ide-ide tradisional tentang perilaku etis dan pembuatan keputusan. Ini adalah masalah sederhana jika pembaca memiliki pemikiran terbuka untuk pandangan yang berbeda dari peristiwa keperawatan. Seperti pembaca yang menerima tantangan, kesederhanaan teori ini terbukti. Ada beberapa konsep, dan pernyataan relasional yang mengalir secara logis dari definisi. Model jelas menunjukkan unsur-unsur dari proses penalaran etika dan aturan di mana elemen-elemen ini berinteraksi (Alligood, 2014). 2.10.3 Keumuman Symphonology berlaku di semua tingkatan praktek keperawatan dan dalam semua bidang perawatan kesehatan. prinsip-prinsip dapat diterapkan antara perawat dan pasien, peneliti dan subjek, manajer dan karyawan, dan pendidik dan siswa. Semua jenis Profesional perawatan kesehatan dapat menggunakan metode ini untuk menentukan perilaku etis yang tepat dalam praktek. Teori ini juga dapat diterapkan pada proses pembentukan kebijakan kesehatan yang etis. Memang, prinsip-prinsip ini dapat diterapkan di semua lapisan masyarakat, tergantung pada sifat kesepakatan antara para pihak terlibat (Alligood, 2014). 2.10.4 Aksesibilitas Symphonology adalah teori didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan berbasis di kenyataan. Bukti telah menunjukkan dukungan teori dalam penelitian keputusan praktek keperawatan, dan realitas kegunaan teori dalam praktek sudah terbukti. Perawat dan profesional kesehatan lainnya dapat dengan mudah memahami konsep-konsep dan menerapkannya dalam segala situasi. Hasil dari menggunakan model Symphonological adalah patient centred, dan keputusan etis dibenarkan (Alligood, 2014). 2.10.5 Importance Mampu mengidentifikasi tindakan etis dalam perawatan kesehatan adalah sangat penting untuk pasien, profesional perawatan kesehatan, dan industri perawatan kesehatan itu sendiri. Memahami dilema etika praktik keperawatan adalah issu penting bagi pendidikan keperawatan, penelitian, dan praktek. Sebelum seorang perawat atau ahli kesehatan mengambil tindakan (terlepas dari



18



seberapa efektif tindakan memiliki di masa lalu), tindakan harus dibenarkan sebagai etika berkaitan dengan pasien tertentu di tangan. kepercayaan tentang Petunjuk konkret untuk membimbing tindakan melayani arahan, tetapi hanya secara kebetulan melayani pasien. Oleh karena itu, mencapai sebuah teori etika berbasis praktek sangat penting untuk praktek keperawatan dan perawatan kesehatan (Alligood, 2014).



19



BAB 4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan The Husteds mengakui bahwa metode tradisional pengambilan keputusan tidak cukup untuk mengatasi masalah bioetika yang muncul dalam sistem perawatan kesehatan yang berkembang. Mereka mengembangkan teori etika dan model pengambilan keputusan yang didasarkan pada pemikiran rasional dikombinasikan dengan prinsip-prinsip etika, wawasan, dan pemahaman. Teori mereka didasarkan pada konsep tunggal dari hak asasi manusia, perjanjian penting non-agresi antara orang-orang rasional yang membentuk dasar dari semua interaksi manusia. Atas dasar ini, profesional perawatan kesehatan dan pasien memasuki



perjanjian



untuk



bertindak



dalam



mencapai



tujuan



pasien.



Preconditional perjanjian ini adalah pengakuan dan menghormati struktur karakter yang unik setiap orang dan sifat property yang membentuk : kebebasan, objektivitas, kebaikan, menyatakan diri, dan kesetiaan. Keputusan etis ditetapkan dalam konteks situasi tertentu, dengan menggunakan pengetahuan berkaitan dengan situasi. Teori dan model Symphonological untuk praktek memastikan, keputusan yang dapat dibenarkan secara etis, keputusan individual.



20



DAFTAR PUSTAKA



Alligood, M.R. (2014). The structure of specialized nursing knowledge. In M. R. Alligood (Eds), Nursing theorists and their work eigthth edition (pp. 3840). Missouri: Elsevier Mosby. Bavier, A. (2003). Types of disclosure discussion between oncology nurses and their patients/families: An exploratory study. Unpublished manuscript, Duquesne University, Pittsburgh. Bavier, A. (2007). Practice matters. Beyond a box of chocolates. American Nurse Today, 11 (2), 14–15. Brown, B. (2001). Th educator student/patient agreement. In G. L. Husted & J. H. Husted, Ethical decision makin in nursing and healthcare: Th symphonological approach (3rd ed., pp. 215–217). New York: Springer. Brown, B. (2001). Th professional/patient agreement Ana advanced directives. In G. L. Husted & J. H. Husted (Eds.), Ethical decision making in nursing and healthcare: The symphonological approach (3rd ed., pp. 233–237). New York: Springer. Brown, B. (2001). Th researcher/subject agreement. In G. L. Husted & J. H. Husted (Eds.), Ethical decision making in nursing and healthcare: The symphonological approach (3rd ed., pp. 229–231). New York: Springer. Chemowethm, L., Jeon, Y., Goff M., & Burke, C. (2006). Cultural competency and nursing care: An Australian perspective. International Nursing Reviews, 53, 34–40. Cutilli, C.C. (2009). Ethical considerations in patient Ana family education: Using the Symphonological approach. Orthopaedic Nursing, 28(4), 187–192. Enns, C., & Gregory, D. (2007). Lamentation and loss: Expressions of caring by contemporary surgical nurses. Journal of Advanced Nursing, 58(4), 339– 347. Fawcett, J., & Garity, J. (2009). Evaluating research for evidencebased nursing practice.Philadelphia: F. A. Davis. Fedorka, P., & Husted, G. L. (2004). Ethical decision makin in clinical emergencies. Topics in Emergency Medicine, 26, 52–60. Gropelli, T. (2005). A decision for Sam. Journal of Gerontological Nursing, 31(1), 45–48. Hardt, M. (2004). Efficy of a symphonological intervention in promoting a positive experience for nurses Ana patients experiencing bioethical dilemmas. Unpublished manuscript, Duquesne University, Pittsburgh.



21



Hardt, M. (2001). Core then care: Th nursing leader’s role in caring. Nursing Administration Quarterly, 25(3), 37–45. Hartman, R. (1998). Revisiting the call to care: An ethical perspective. Advanced Practice Nursing Quarterly, 4(2), 14–18. Husted & Husted’s Symphonological Bioethical Thory. (n.d.). Retrieved July 3, 2008, from http://www.nursing.duq.edu/faculty/husted/details.html. Husted, G. L. (2001). Th feelings nurses and patients/familia experience when faced with the need to make bioethical decisions. Nursing Administration Quarterly, 25(3), 1–9. Husted, G. L. (2004). Th feelings of nurses and patients/familia involved in the bioethical decision making process: Th psychometric testing of two instruments. Unpublished manuscript, Duquesne University, Pittsburgh. Husted, G. L., & Husted, J. H. (1991). Ethical decision makin in nursing. St. Louis: Mosby. Husted, G. L., & Husted, J. H. (1995). Ethical decision making in nursing (2nd ed.). St. Louis: Mosby. Husted, G. L., & Husted, J. H. (1995). The bioethical standards: The analysis of dilemmas through the analysis of persons. Advanced Practice Nursing Quarterly, 1(2), 69–76. Husted, G. L., & Husted, J. H. (1997). An ethical defense against the plague of cloning. Advanced Practice Nursing Quarterly, 3(2), 82–84. Husted, G. L., & Husted, J. H. (1997). Is a return to a caring perspective desirable? Advanced Practice Nursing Quarterly, 3(1), 14–17. Husted, G. L., & Husted, J. H. (2001). Ethical decision makin in nursing and healthcare: The symphonological approach (3rd ed.). New York: Springer. Husted, G. L., & Husted, J. H. (2008). Ethical decision makin in nursing and healthcare: The symphonological approach (4th ed.). New York: Springer. Husted, J. H., & Husted, G. L. (1998). Th role of The nurse in ethical decision making. In G. DeLoughery (Ed.), Issues and trends in nursing (pp. 216– 242). St. Louis: Mosby. Husted, J. H., & Husted, G. L. (1999). Agreement: The origin of ethical action. Critical Care Nursing, 22(3), 12–18. Irwin, M. (2004). Effct of Symphonology on patients’ experience of involvement in health care decision making: A qualitative and quantitative study. Unpublished dissertation, Duquesne University, Pittsburgh. Josephson, J., & Josephson, S. (1994). Abductive inference: Computation, philosophy, technology. New York: Cambridge University Press.



22



Khechane, M. (2008). Application and adaptation of The Symphonology Bioethical Theory (SBT) in pastoralcare practice. Hervormde Teologiese Studies, 64(2), 959–976. McEwen, M. (2011). Overview of theory in nursing. In M. McEwen & E.M. Wills (Eds), Theoritical basis for nursing third edition (pp. 21-45). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Mraz, M. (2012). Unpublished dissertation. Duquesne University, Pittsburgh. Scotto, C. (2014). Symphonological bioethical theory. In M. R. Alligood (Eds), Nursing theorists and their work eigthth edition (pp. 520-536). Missouri: Elsevier Mosby. Steckler, J. (1998). Examination of ethical practice in nursing continuing education using the Husted model. Advanced Practice Nursing Quarterly, 4(2), 59–64. Walker, L., & Avant, K. (2011). Strategies of theory construction in nursing (5th ed.). Boston: Prentice Hall. Wehbe-Alamah, H. (2008). Bridging generic and professional care practices for Muslim patients through use of Leininger’s culture care modes. Contemporary Nurse, 28(1), 83–97. Zoucha, R., & Broome, B. (2008). Th signifiance of culture in nursing: Examples from the Mexican-American culture and knowing the unknown. Urologic Nursing, 28(2), 140–142. Zoucha, R., & Husted, G. (2000). Th ethical dimensional of delivering cultural congruent nursing and Health care. Issues in Mental Health Nursing, 21, 325–340



23